Indonesia's emission cap and trade in power sector - Bayu Nugroho, MEMROECD Environment
This document discusses Indonesia's plans to implement an emission cap and trade system in the power sector. Key points include:
- Indonesia has committed to reducing emissions by 29-41% by 2030 under the Paris Agreement and plans to use carbon pricing mechanisms like carbon taxes and trading to help meet this goal.
- The Directorate General of Electricity is conducting an emission trading system trial in 2021-2024 before implementing a mandatory program in 2025. The trial focuses on power plants and uses a cap-and-trade approach.
- Simulation results from the 2021 trial showed over 42,000 tons of CO2 transferred between power plants and 4,500 tons offset through international carbon credits.
- Indonesia also plans to
Perdagangan Bursa Karbon memfasilitasi Pembangkit Tenaga Listrik.pdfAswarSani1
Indonesia is developing a carbon exchange to facilitate carbon trading as part of its efforts to achieve its Nationally Determined Contribution targets under the Paris Agreement. The exchange will allow trading of two types of units - carbon allowances allocated to compliance entities and carbon offsets generated by emission reduction projects. It is expected to increase price transparency, market liquidity and trading efficiency. The power generation sector will likely begin trading on the exchange in the second half of 2023 after regulatory approvals are obtained and participant accounts and an initial price are established.
Carbon Pricing dan kesiapan penerapannya di IndonesiaAndi Samyanugraha
Dokumen tersebut membahas tentang carbon pricing dan kesiapan penerapannya di Indonesia. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan pengertian carbon pricing, contoh penerapannya di berbagai negara, peluang dan tantangan penerapannya di Indonesia, serta peran perdagangan karbon dalam kerangka Paris Agreement.
PT SMI’s Blended Finance for Clean Energy - ¨Pradana MurtiOECD Environment
PT SMI is implementing a blended finance approach to overcome challenges in mobilizing private capital for clean energy projects in Indonesia. This involves using various sources of public and philanthropic funds to de-risk projects and make them more attractive to private investors. PT SMI provides various financial products including loans, equity investments, and credit enhancements. It works with development partners such as ClimateWorks Foundation, development banks, and the Joint Crediting Mechanism to structure blended finance deals that promote collaboration and leverage multiple sources of funding. Examples provided include a grant for feasibility studies, a credit enhancement facility, and a financing facility with concessional loans, technical assistance, and investment premiums.
Towards carbon market in Indonesia: Progress and lessonsCIFOR-ICRAF
Presented by Sandy Nofyanza (CIFOR-ICRAF), at "Advancing forestry research and education to address global challenges - Current status and future trends", on 19 Dec 2022
Indonesia's emission cap and trade in power sector - Bayu Nugroho, MEMROECD Environment
This document discusses Indonesia's plans to implement an emission cap and trade system in the power sector. Key points include:
- Indonesia has committed to reducing emissions by 29-41% by 2030 under the Paris Agreement and plans to use carbon pricing mechanisms like carbon taxes and trading to help meet this goal.
- The Directorate General of Electricity is conducting an emission trading system trial in 2021-2024 before implementing a mandatory program in 2025. The trial focuses on power plants and uses a cap-and-trade approach.
- Simulation results from the 2021 trial showed over 42,000 tons of CO2 transferred between power plants and 4,500 tons offset through international carbon credits.
- Indonesia also plans to
Perdagangan Bursa Karbon memfasilitasi Pembangkit Tenaga Listrik.pdfAswarSani1
Indonesia is developing a carbon exchange to facilitate carbon trading as part of its efforts to achieve its Nationally Determined Contribution targets under the Paris Agreement. The exchange will allow trading of two types of units - carbon allowances allocated to compliance entities and carbon offsets generated by emission reduction projects. It is expected to increase price transparency, market liquidity and trading efficiency. The power generation sector will likely begin trading on the exchange in the second half of 2023 after regulatory approvals are obtained and participant accounts and an initial price are established.
Carbon Pricing dan kesiapan penerapannya di IndonesiaAndi Samyanugraha
Dokumen tersebut membahas tentang carbon pricing dan kesiapan penerapannya di Indonesia. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan pengertian carbon pricing, contoh penerapannya di berbagai negara, peluang dan tantangan penerapannya di Indonesia, serta peran perdagangan karbon dalam kerangka Paris Agreement.
PT SMI’s Blended Finance for Clean Energy - ¨Pradana MurtiOECD Environment
PT SMI is implementing a blended finance approach to overcome challenges in mobilizing private capital for clean energy projects in Indonesia. This involves using various sources of public and philanthropic funds to de-risk projects and make them more attractive to private investors. PT SMI provides various financial products including loans, equity investments, and credit enhancements. It works with development partners such as ClimateWorks Foundation, development banks, and the Joint Crediting Mechanism to structure blended finance deals that promote collaboration and leverage multiple sources of funding. Examples provided include a grant for feasibility studies, a credit enhancement facility, and a financing facility with concessional loans, technical assistance, and investment premiums.
Towards carbon market in Indonesia: Progress and lessonsCIFOR-ICRAF
Presented by Sandy Nofyanza (CIFOR-ICRAF), at "Advancing forestry research and education to address global challenges - Current status and future trends", on 19 Dec 2022
Energy roadmap to net-zero transmissions: MEMR, IndonesiaOECD Environment
Dokumen tersebut membahas upaya Indonesia dalam transisi energi bersih untuk mencapai net zero emissions pada tahun 2060, meliputi peningkatan potensi energi terbarukan, efisiensi energi, penggunaan bahan bakar rendah karbon, dan penurunan emisi melalui pembangkit listrik bersih. Indonesia juga mendapat dukungan dana dari negara-negara maju untuk mempercepat transisi energi melalui kemitraan dekarbonisasi.
The document summarizes the Just Energy Transition Partnership (JETP) in Indonesia. JETP aims to develop a comprehensive investment and policy plan to achieve joint targets by 2030 and 2050, including peaking power sector CO2 emissions by 2030, 34% renewable energy by 2030, and net zero emissions by 2050. The investment plan identifies five focus areas and will require $20 billion mobilized over 3-5 years. A Just Transition framework has also been developed to manage the social, economic, and environmental impacts, building on existing safeguards. Key implementation steps include risk assessment, mitigation planning, and enhancing opportunities.
Buku ini menjelaskan tentang bagaimana metode pengurangan emisi GRK dengan menggunakan model pembiayaan mekanisme berbasis pasar.
Seperti diketahui, perubahan iklim mengharuskan kita untuk menurunkan emisi GRK agar pemanasan global tidak semakin berlanjut. Mitigasi perubahan iklim akan membutuhkan aneka model pembiayaan sehingga kelayakan investasi untuk implementasi bisa terjangkau. Hal-hal inilah yang akan dijelaskan di dalam buku ini, tentang bagaimana mekanisme berbasis pasar itu bisa diimplementasikan untuk mitigasi perubahan iklim.
Di dalam buku ini yang akan menjadi contoh bukan hanya negara-negara maju, tetapi juga inisiatif mekanisme berbasis pasar yang dilakukan di negara berkembag termasuk Indonesia. Beberapa contoh kegiatan mekanisme berbasis pasar kemudian juga ditampilkan dan dijelaskan di dalam buku ini.
Development of Renewable Energy and Energy Conservations towards Net Zero Emi...Sampe Purba
Dokumen tersebut membahas strategi Indonesia dalam mengembangkan energi baru terbarukan untuk mencapai komitmen penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29-41% pada 2030 dan net zero emission pada 2060, meliputi peningkatan porsi energi baru terbarukan di sektor ketenagalistrikan, transportasi, industri, dan bangunan serta penggunaan teknologi hijau seperti penangkapan karbon.
Disampaikan pada FGD Direktorat Perumusan Kebijakan Riset, Teknologi, dan Inovasi - BRIN
Jakarta, 15 Maret 2022
Dr. Tri Widodo W. Utomo, MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA (KPBU)Abdul Rahim
Laporan ini membahas aspek ekonomi dan finansial pembangunan Tempat Pengolahan dan Pembuangan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Lulut Nambo di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. TPPAS ini dibangun untuk menangani masalah persampahan di Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Kota Depok. Laporan ini menganalisis kelayakan proyek, potensi pendapatan, dan biaya pembangunan serta operasional TPPAS. Proyek ini dianggap layak dan ber
Dokumen tersebut membahas tentang safeguards dan sistem informasi safeguards (SIS) untuk REDD+ di Indonesia. Ia menjelaskan tujuan, prinsip, kriteria, dan indikator safeguards REDD+ serta alat penilai pelaksanaan safeguards. Dokumen tersebut juga meninjau perkembangan regulasi dan implementasi safeguards beserta SIS REDD+ di Indonesia.
OECD Bappenas Framework for industry’s net-zero transition: “Developing financing solutions in emerging and developing economies” Indonesia country stakeholder meeting, 6 December 2022, Jakarta, Indonesia
Dokumen tersebut membahas mengenai aspek biaya mitigasi dalam penerapan pasar karbon berdasarkan pengalaman dari skema CDM dan JCM. Dibahas pula target penurunan emisi Indonesia dalam NDC serta berbagai jenis mekanisme berbasis pasar yang telah diimplementasikan di Indonesia."
PPT. PERPRES NEK No 98_2021 (samarinda 1 Desember 2021) .pptxefrianmuharrom
Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 mengatur tentang penyelenggaraan nilai ekonomi karbon untuk mencapai target pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 29-41% pada 2030 sesuai kontribusi nasional yang ditetapkan (NDC) dan pengendalian emisi dalam pembangunan nasional. Dokumen ini mengatur kerangka kerja mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, penyelenggaraan instrumen nilai ekonomi karbon seperti perdagangan karbon, dan mekan
Mekanisme Sinkronisasi Program Pembangunan Infrastruktur berbasis Penataan Ru...infosanitasi
Mekanisme Sinkronisasi Program Pembangunan Infrastruktur berbasis Penataan Ruang. Presentasi Direktur Bina Program dan Kemitraan, Direktorat Jenderal Penataan Ruang dalam rangka Konsultasi Regional Kementrian Pekerjaan Umum 2013.
Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...Dr. Zar Rdj
TUJUAN
1. Mengurangi tumpang tindih kegiatan (efektivitas dan efisiensi)
2. Meningkatkan konvergensi kegiatan pembangunan antar K/L (Lintas K/L)
3. Mengurangi cost of bureaucracy karena satu program bisa digunakan oleh beberapa UKE I
Implementasi Persetujuan Lingkungan dalam Penyelenggaraan Jalan.pptxMikiNainggolan
PP 22 Tahun 2021 mengatur pelaksanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Dokumen menjelaskan pengaturan persetujuan lingkungan, kriteria usaha yang wajib AMDAL/UKL-UPL, dan kewenangan penerbitan persetujuan lingkungan berdasarkan jenis usaha dan pelaku (instansi pemerintah atau pelaku usaha).
Ringkasan dokumen ini adalah:
1. Dokumen ini membahas ancaman perubahan iklim dan komitmen Indonesia dalam penanganan perubahan iklim.
2. Indonesia rentan terhadap dampak perubahan iklim seperti kenaikan suhu dan permukaan air laut. Pemerintah berkomitmen menurunkan emisi sesuai NDC.
3. Kebijakan fiskal Indonesia mendukung penanganan perubahan iklim melalui penandaan anggaran, pajak karbon, dan skema pembiaya
Dokumen tersebut membahas rencana penerapan mekanisme penyelenggaraan nilai ekonomi karbon pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Indonesia, termasuk penetapan batas atas emisi gas rumah kaca, mekanisme perdagangan karbon, dan skema pelaporan emisi.
Paparan Pendamping Ka OREM 2023 (Bofuel Web binar).pptxArie Rahmadi
This is a Key note speech delivered by the Head of OREM BRIN in the Web Binar within BRIN OREM Indonesia. The topic is regarding research strategy in Biofuel and overall energy resilience for the country of Indonesia. The speech also include the current situationof energy consumption as well as the energy supply of Indonesia. It was mentioned that the country is experiencing oil and gas deficit since 2004 and such problem persits til this day. It is therefore necessary for substituting the defisiti in oil and gas using biofuel. Gasoline will be replaced by ethanol and diesel fuel is substituted by biodiesel. In addtion, agressive exploration of oil and gas should also be promoted.
Energy roadmap to net-zero transmissions: MEMR, IndonesiaOECD Environment
Dokumen tersebut membahas upaya Indonesia dalam transisi energi bersih untuk mencapai net zero emissions pada tahun 2060, meliputi peningkatan potensi energi terbarukan, efisiensi energi, penggunaan bahan bakar rendah karbon, dan penurunan emisi melalui pembangkit listrik bersih. Indonesia juga mendapat dukungan dana dari negara-negara maju untuk mempercepat transisi energi melalui kemitraan dekarbonisasi.
The document summarizes the Just Energy Transition Partnership (JETP) in Indonesia. JETP aims to develop a comprehensive investment and policy plan to achieve joint targets by 2030 and 2050, including peaking power sector CO2 emissions by 2030, 34% renewable energy by 2030, and net zero emissions by 2050. The investment plan identifies five focus areas and will require $20 billion mobilized over 3-5 years. A Just Transition framework has also been developed to manage the social, economic, and environmental impacts, building on existing safeguards. Key implementation steps include risk assessment, mitigation planning, and enhancing opportunities.
Buku ini menjelaskan tentang bagaimana metode pengurangan emisi GRK dengan menggunakan model pembiayaan mekanisme berbasis pasar.
Seperti diketahui, perubahan iklim mengharuskan kita untuk menurunkan emisi GRK agar pemanasan global tidak semakin berlanjut. Mitigasi perubahan iklim akan membutuhkan aneka model pembiayaan sehingga kelayakan investasi untuk implementasi bisa terjangkau. Hal-hal inilah yang akan dijelaskan di dalam buku ini, tentang bagaimana mekanisme berbasis pasar itu bisa diimplementasikan untuk mitigasi perubahan iklim.
Di dalam buku ini yang akan menjadi contoh bukan hanya negara-negara maju, tetapi juga inisiatif mekanisme berbasis pasar yang dilakukan di negara berkembag termasuk Indonesia. Beberapa contoh kegiatan mekanisme berbasis pasar kemudian juga ditampilkan dan dijelaskan di dalam buku ini.
Development of Renewable Energy and Energy Conservations towards Net Zero Emi...Sampe Purba
Dokumen tersebut membahas strategi Indonesia dalam mengembangkan energi baru terbarukan untuk mencapai komitmen penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29-41% pada 2030 dan net zero emission pada 2060, meliputi peningkatan porsi energi baru terbarukan di sektor ketenagalistrikan, transportasi, industri, dan bangunan serta penggunaan teknologi hijau seperti penangkapan karbon.
Disampaikan pada FGD Direktorat Perumusan Kebijakan Riset, Teknologi, dan Inovasi - BRIN
Jakarta, 15 Maret 2022
Dr. Tri Widodo W. Utomo, MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA (KPBU)Abdul Rahim
Laporan ini membahas aspek ekonomi dan finansial pembangunan Tempat Pengolahan dan Pembuangan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Lulut Nambo di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. TPPAS ini dibangun untuk menangani masalah persampahan di Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Kota Depok. Laporan ini menganalisis kelayakan proyek, potensi pendapatan, dan biaya pembangunan serta operasional TPPAS. Proyek ini dianggap layak dan ber
Dokumen tersebut membahas tentang safeguards dan sistem informasi safeguards (SIS) untuk REDD+ di Indonesia. Ia menjelaskan tujuan, prinsip, kriteria, dan indikator safeguards REDD+ serta alat penilai pelaksanaan safeguards. Dokumen tersebut juga meninjau perkembangan regulasi dan implementasi safeguards beserta SIS REDD+ di Indonesia.
OECD Bappenas Framework for industry’s net-zero transition: “Developing financing solutions in emerging and developing economies” Indonesia country stakeholder meeting, 6 December 2022, Jakarta, Indonesia
Dokumen tersebut membahas mengenai aspek biaya mitigasi dalam penerapan pasar karbon berdasarkan pengalaman dari skema CDM dan JCM. Dibahas pula target penurunan emisi Indonesia dalam NDC serta berbagai jenis mekanisme berbasis pasar yang telah diimplementasikan di Indonesia."
PPT. PERPRES NEK No 98_2021 (samarinda 1 Desember 2021) .pptxefrianmuharrom
Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 mengatur tentang penyelenggaraan nilai ekonomi karbon untuk mencapai target pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 29-41% pada 2030 sesuai kontribusi nasional yang ditetapkan (NDC) dan pengendalian emisi dalam pembangunan nasional. Dokumen ini mengatur kerangka kerja mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, penyelenggaraan instrumen nilai ekonomi karbon seperti perdagangan karbon, dan mekan
Mekanisme Sinkronisasi Program Pembangunan Infrastruktur berbasis Penataan Ru...infosanitasi
Mekanisme Sinkronisasi Program Pembangunan Infrastruktur berbasis Penataan Ruang. Presentasi Direktur Bina Program dan Kemitraan, Direktorat Jenderal Penataan Ruang dalam rangka Konsultasi Regional Kementrian Pekerjaan Umum 2013.
Perencanaan dan penganggaran yang lebih efisien, efektif dan bermanfaat bagi ...Dr. Zar Rdj
TUJUAN
1. Mengurangi tumpang tindih kegiatan (efektivitas dan efisiensi)
2. Meningkatkan konvergensi kegiatan pembangunan antar K/L (Lintas K/L)
3. Mengurangi cost of bureaucracy karena satu program bisa digunakan oleh beberapa UKE I
Implementasi Persetujuan Lingkungan dalam Penyelenggaraan Jalan.pptxMikiNainggolan
PP 22 Tahun 2021 mengatur pelaksanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Dokumen menjelaskan pengaturan persetujuan lingkungan, kriteria usaha yang wajib AMDAL/UKL-UPL, dan kewenangan penerbitan persetujuan lingkungan berdasarkan jenis usaha dan pelaku (instansi pemerintah atau pelaku usaha).
Ringkasan dokumen ini adalah:
1. Dokumen ini membahas ancaman perubahan iklim dan komitmen Indonesia dalam penanganan perubahan iklim.
2. Indonesia rentan terhadap dampak perubahan iklim seperti kenaikan suhu dan permukaan air laut. Pemerintah berkomitmen menurunkan emisi sesuai NDC.
3. Kebijakan fiskal Indonesia mendukung penanganan perubahan iklim melalui penandaan anggaran, pajak karbon, dan skema pembiaya
Dokumen tersebut membahas rencana penerapan mekanisme penyelenggaraan nilai ekonomi karbon pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Indonesia, termasuk penetapan batas atas emisi gas rumah kaca, mekanisme perdagangan karbon, dan skema pelaporan emisi.
Paparan Pendamping Ka OREM 2023 (Bofuel Web binar).pptxArie Rahmadi
This is a Key note speech delivered by the Head of OREM BRIN in the Web Binar within BRIN OREM Indonesia. The topic is regarding research strategy in Biofuel and overall energy resilience for the country of Indonesia. The speech also include the current situationof energy consumption as well as the energy supply of Indonesia. It was mentioned that the country is experiencing oil and gas deficit since 2004 and such problem persits til this day. It is therefore necessary for substituting the defisiti in oil and gas using biofuel. Gasoline will be replaced by ethanol and diesel fuel is substituted by biodiesel. In addtion, agressive exploration of oil and gas should also be promoted.
Dokumen tersebut membahas tentang cukai sebagai pungutan negara untuk barang-barang tertentu seperti yang perlu dikendalikan konsumsinya, peredarannya diawasi, atau berdampak negatif bagi masyarakat. Dokumen ini juga membahas pro dan kontra pengenaan cukai pada BBM serta target dan program pemerintah dalam mengembangkan energi baru dan terbarukan hingga tahun 2050.
Presentasi energi baru, terbarukan dan konservasi energiWijayanto Soehadi
Dokumen tersebut membahas tentang regulasi kebijakan dan program konservasi energi di Indonesia. Dokumen menjelaskan bahwa kebutuhan energi akan terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi dan penduduk, namun sumber daya energi fosil bersifat terbatas. Oleh karena itu diperlukan upaya konservasi energi dan peningkatan porsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional. Dokumen juga menjelaskan kerangka regulasi yang
The contents : National Energy Grand Strategy, National General Energy Plan, Oil and Gas Reserves and Projects, Gas Infrastructures, The role of gas in National Economy, LNG Projection, Conversion of Crude to Gas as fuel in electricity powerplant
Green Jobs: The Future Renewable Energy Wants You!- Bapak Laode Sulaeman, S....zonaebt.com
Webinar membahas peluang pekerjaan hijau (green jobs) di sektor energi terbarukan seiring transisi energi menuju netral karbon pada 2060. Pemerintah merencanakan pembangunan kapasitas pembangkit listrik terbarukan besar-besaran untuk menggantikan pembangkit berbahan bakar fosil. Hal ini diharapkan dapat menciptakan ribuan pekerjaan baru di sektor energi terbarukan seperti surya, angin, hidro, dan bioener
y = 190520-Program-Surya-Nusantara-EBTKE.pdfekosudarmanto4
Dokumen tersebut membahas strategi percepatan pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia, termasuk target capaian 23% porsi EBT dalam bauran energi nasional pada 2025, serta berbagai program dan inisiatif seperti Program Surya Nusantara untuk pengembangan PLTS skala besar dan rooftop."
Bunaken Island | Nov-15 | Various new and renewable energies, (Kebijakan dan ...Smart Villages
Dokumen tersebut membahas upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan pemanfaatan energi baru terbarukan, termasuk melalui regulasi, insentif, pembangunan infrastruktur, dan kerja sama. Pemerintah akan terus mempromosikan energi baru terbarukan untuk meningkatkan kemandirian energi dan mengurangi emisi karbon.
Dokumen tersebut membahas upaya peningkatan kapasitas inventarisasi gas rumah kaca (GRK) pembangkit tenaga listrik di Indonesia, mencakup pengenalan perubahan iklim, upaya pengendalian perubahan iklim secara internasional dan nasional, serta prinsip dasar inventarisasi GRK.
Biodiesel, Kebijakan dan Prospek - Peluang & Tantangan Pengembangan Bioenergi...CIFOR-ICRAF
Dokumen tersebut membahas prospek dan tantangan pengembangan bioenergi khususnya biodiesel di Indonesia. Beberapa poin utama meliputi proyeksi peningkatan permintaan energi global dan potensi bioenergi, kebijakan pemerintah terkait target penggunaan biodiesel, kontribusi industri biodiesel dalam mengurangi impor BBM dan emisi karbon, serta langkah untuk mengatasi harga yang lebih mahal dari bahan bakar fosil dan keterbatasan bahan b
Dokumen tersebut membahas upaya pemerintah Indonesia dalam menjamin akses energi yang berkelanjutan bagi masyarakat dengan meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan, memperluas jaringan listrik, dan mereformasi kebijakan energi."
ALLIN - Rencana Implementasi Life Cycle Assessment (LCA) pada Kegiatan Pemban...ALLIN
Rencana Implementasi Life Cycle Assessment (LCA) pada Kegiatan Pembangkit Listrik dalam Penilaian PROPER 2019
Dipresentasikan oleh ALLIN - Asosiasi Lingkungan Ketenagalistrikan Indonesia.
Dipresentasikan pada Acara Sosialisasi LCA dan PermenLHK Tentang Emisi Pembangkit Listrik tanggal 18-19 Juli 2019
Dokumen tersebut merupakan laporan dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia yang membahas tentang kerangka regulasi, tugas, fungsi, kebijakan, sistem penyediaan dan pemanfaatan energi baru terbarukan dan konservasi energi, informasi layanan publik, serta aplikasi yang digunakan di lingkungan Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi.
2023 Revisi KEN Coffee Morning MKI 21 Maret.pdfssusera1ef24
1. Dokumen tersebut membahas proyeksi konsumsi energi dan bauran energi Indonesia hingga tahun 2060 berdasarkan dua skenario pertumbuhan ekonomi, yakni skenario rendah dan tinggi.
2. Pada tahun 2060, konsumsi energi final diproyeksikan mencapai 445-497 MTOE sedangkan konsumsi listrik mencapai 1,8-2,1 TWh.
3. Bauran energi diproyeksikan semakin didominasi energi terbarukan dan
OECD Green Talks LIVE | Diving deeper: the evolving landscape for assessing w...OECD Environment
Water is critical for meeting commitments of the Paris Agreement and achieving the Sustainable Development Goals. Our economies rely on water, with recent estimates putting the economic value of water and freshwater ecosystems at USD 58 trillion - equivalent to 60% of global GDP. At the same time, water related risks are increasing in frequency and scale in the context of climate change.
How are investments shaping our economies and societies exposure to water risk? What role can the financial system play in supporting water security? And how can increased understanding of how finance both impacts and depends on water resources spur action towards greater water security?
This OECD Green Talks LIVE on Tuesday 14 May 2024 from 15:00 to 16:00 CEST discussed the evolving landscape for assessing water risks to the financial system.
OECD Policy Analyst Lylah Davies presented key findings and recommendations from recent OECD work on assessing the financial materiality of water-related risks, including the recently published paper “Watered down? Investigating the financial materiality of water-related risks” and was joined by experts to discuss relevant initiatives underway.
Detlef Van Vuuren- Integrated modelling for interrelated crises.pdfOECD Environment
This OECD technical workshop will bring together leading experts on economic, biophysical, and integrated assessment modelling of the interactions between climate change, biodiversity loss, and pollution. The workshop will take stock of ongoing modelling efforts to develop quantitative pathways to study the drivers and impacts of the triple planetary crisis, and the policies to address it. The aim is to identify robust modelling approaches to inform the work for the upcoming OECD Environmental Outlook.
Thomas Hertel- Integrated Policies for the Triple Planetary Crisis.pdfOECD Environment
This OECD technical workshop will bring together leading experts on economic, biophysical, and integrated assessment modelling of the interactions between climate change, biodiversity loss, and pollution. The workshop will take stock of ongoing modelling efforts to develop quantitative pathways to study the drivers and impacts of the triple planetary crisis, and the policies to address it. The aim is to identify robust modelling approaches to inform the work for the upcoming OECD Environmental Outlook.
Jon Sampedro - Assessing synergies and trade offs for health and sustainable ...OECD Environment
This OECD technical workshop will bring together leading experts on economic, biophysical, and integrated assessment modelling of the interactions between climate change, biodiversity loss, and pollution. The workshop will take stock of ongoing modelling efforts to develop quantitative pathways to study the drivers and impacts of the triple planetary crisis, and the policies to address it. The aim is to identify robust modelling approaches to inform the work for the upcoming OECD Environmental Outlook.
Astrid Bos - Identifying trade offs & searching for synergies.pdfOECD Environment
This OECD technical workshop will bring together leading experts on economic, biophysical, and integrated assessment modelling of the interactions between climate change, biodiversity loss, and pollution. The workshop will take stock of ongoing modelling efforts to develop quantitative pathways to study the drivers and impacts of the triple planetary crisis, and the policies to address it. The aim is to identify robust modelling approaches to inform the work for the upcoming OECD Environmental Outlook.
Ruth Delzeit - Modelling environmental and socio-economic impacts of cropland...OECD Environment
This OECD technical workshop will bring together leading experts on economic, biophysical, and integrated assessment modelling of the interactions between climate change, biodiversity loss, and pollution. The workshop will take stock of ongoing modelling efforts to develop quantitative pathways to study the drivers and impacts of the triple planetary crisis, and the policies to address it. The aim is to identify robust modelling approaches to inform the work for the upcoming OECD Environmental Outlook.
Wilfried Winiwarter - Implementing nitrogen pollution control pathways in the...OECD Environment
This OECD technical workshop will bring together leading experts on economic, biophysical, and integrated assessment modelling of the interactions between climate change, biodiversity loss, and pollution. The workshop will take stock of ongoing modelling efforts to develop quantitative pathways to study the drivers and impacts of the triple planetary crisis, and the policies to address it. The aim is to identify robust modelling approaches to inform the work for the upcoming OECD Environmental Outlook.
Laurent Drouet - Physical and Economic Risks of Climate Change.pdfOECD Environment
This OECD technical workshop will bring together leading experts on economic, biophysical, and integrated assessment modelling of the interactions between climate change, biodiversity loss, and pollution. The workshop will take stock of ongoing modelling efforts to develop quantitative pathways to study the drivers and impacts of the triple planetary crisis, and the policies to address it. The aim is to identify robust modelling approaches to inform the work for the upcoming OECD Environmental Outlook.
This OECD technical workshop will bring together leading experts on economic, biophysical, and integrated assessment modelling of the interactions between climate change, biodiversity loss, and pollution. The workshop will take stock of ongoing modelling efforts to develop quantitative pathways to study the drivers and impacts of the triple planetary crisis, and the policies to address it. The aim is to identify robust modelling approaches to inform the work for the upcoming OECD Environmental Outlook.
HyeJin Kim and Simon Smart - The biodiversity nexus across multiple drivers: ...OECD Environment
This OECD technical workshop will bring together leading experts on economic, biophysical, and integrated assessment modelling of the interactions between climate change, biodiversity loss, and pollution. The workshop will take stock of ongoing modelling efforts to develop quantitative pathways to study the drivers and impacts of the triple planetary crisis, and the policies to address it. The aim is to identify robust modelling approaches to inform the work for the upcoming OECD Environmental Outlook.
Case Study: Peptides-based Plant Protection Product (harpin proteins*) by Ros...OECD Environment
The seminar on Problem Formulation for the Risk Assessment of Biopesticides stemmed from a previous CRP-sponsored event on Innovating Microbial Pesticide Testing that identified the need for an overarching guidance document to determine when in vivo tests are necessary. Problem Formulation, a common practice in pesticide risk assessment, was highlighted as a useful approach for addressing uncertainties in data requirements for biopesticides.
The seminar featured presentations from various perspectives, including industry, regulatory bodies, and academia. Topics included the history and principles of Problem Formulation, industry perspectives on Problem Formulation and how it is applied internally for microbial pesticides, regulatory approaches, and specific case studies. The seminar provided an overview of the challenges, considerations, and potential solutions in harmonising Problem Formulation for biopesticide risk assessment. It emphasised the need for collaboration and discussion to develop Problem Formulation guidance for biopesticides.
CLE Contribution on the Assessment of Innovative Biochemicals in the EU Statu...OECD Environment
The seminar on Problem Formulation for the Risk Assessment of Biopesticides stemmed from a previous CRP-sponsored event on Innovating Microbial Pesticide Testing that identified the need for an overarching guidance document to determine when in vivo tests are necessary. Problem Formulation, a common practice in pesticide risk assessment, was highlighted as a useful approach for addressing uncertainties in data requirements for biopesticides.
The seminar featured presentations from various perspectives, including industry, regulatory bodies, and academia. Topics included the history and principles of Problem Formulation, industry perspectives on Problem Formulation and how it is applied internally for microbial pesticides, regulatory approaches, and specific case studies. The seminar provided an overview of the challenges, considerations, and potential solutions in harmonising Problem Formulation for biopesticide risk assessment. It emphasised the need for collaboration and discussion to develop Problem Formulation guidance for biopesticides.
Additional Considerations for Pesticide Formulations Containing Microbial Pes...OECD Environment
The seminar on Problem Formulation for the Risk Assessment of Biopesticides stemmed from a previous CRP-sponsored event on Innovating Microbial Pesticide Testing that identified the need for an overarching guidance document to determine when in vivo tests are necessary. Problem Formulation, a common practice in pesticide risk assessment, was highlighted as a useful approach for addressing uncertainties in data requirements for biopesticides.
The seminar featured presentations from various perspectives, including industry, regulatory bodies, and academia. Topics included the history and principles of Problem Formulation, industry perspectives on Problem Formulation and how it is applied internally for microbial pesticides, regulatory approaches, and specific case studies. The seminar provided an overview of the challenges, considerations, and potential solutions in harmonising Problem Formulation for biopesticide risk assessment. It emphasised the need for collaboration and discussion to develop Problem Formulation guidance for biopesticides.
Role of genome sequencing (WGS) in microbial biopesticides safety assessment ...OECD Environment
The seminar on Problem Formulation for the Risk Assessment of Biopesticides stemmed from a previous CRP-sponsored event on Innovating Microbial Pesticide Testing that identified the need for an overarching guidance document to determine when in vivo tests are necessary. Problem Formulation, a common practice in pesticide risk assessment, was highlighted as a useful approach for addressing uncertainties in data requirements for biopesticides.
The seminar featured presentations from various perspectives, including industry, regulatory bodies, and academia. Topics included the history and principles of Problem Formulation, industry perspectives on Problem Formulation and how it is applied internally for microbial pesticides, regulatory approaches, and specific case studies. The seminar provided an overview of the challenges, considerations, and potential solutions in harmonising Problem Formulation for biopesticide risk assessment. It emphasised the need for collaboration and discussion to develop Problem Formulation guidance for biopesticides.
Considerations for Problem Formulation for Human Health Safety Assessments of...OECD Environment
The seminar on Problem Formulation for the Risk Assessment of Biopesticides stemmed from a previous CRP-sponsored event on Innovating Microbial Pesticide Testing that identified the need for an overarching guidance document to determine when in vivo tests are necessary. Problem Formulation, a common practice in pesticide risk assessment, was highlighted as a useful approach for addressing uncertainties in data requirements for biopesticides.
The seminar featured presentations from various perspectives, including industry, regulatory bodies, and academia. Topics included the history and principles of Problem Formulation, industry perspectives on Problem Formulation and how it is applied internally for microbial pesticides, regulatory approaches, and specific case studies. The seminar provided an overview of the challenges, considerations, and potential solutions in harmonising Problem Formulation for biopesticide risk assessment. It emphasised the need for collaboration and discussion to develop Problem Formulation guidance for biopesticides.
How to Identify and Quantify Mixtures What is Essential to Know for Risk Asse...OECD Environment
The seminar on Problem Formulation for the Risk Assessment of Biopesticides stemmed from a previous CRP-sponsored event on Innovating Microbial Pesticide Testing that identified the need for an overarching guidance document to determine when in vivo tests are necessary. Problem Formulation, a common practice in pesticide risk assessment, was highlighted as a useful approach for addressing uncertainties in data requirements for biopesticides.
The seminar featured presentations from various perspectives, including industry, regulatory bodies, and academia. Topics included the history and principles of Problem Formulation, industry perspectives on Problem Formulation and how it is applied internally for microbial pesticides, regulatory approaches, and specific case studies. The seminar provided an overview of the challenges, considerations, and potential solutions in harmonising Problem Formulation for biopesticide risk assessment. It emphasised the need for collaboration and discussion to develop Problem Formulation guidance for biopesticides.
APVMA outcome-focussed approach to data requirements to support registration ...OECD Environment
The seminar on Problem Formulation for the Risk Assessment of Biopesticides stemmed from a previous CRP-sponsored event on Innovating Microbial Pesticide Testing that identified the need for an overarching guidance document to determine when in vivo tests are necessary. Problem Formulation, a common practice in pesticide risk assessment, was highlighted as a useful approach for addressing uncertainties in data requirements for biopesticides.
The seminar featured presentations from various perspectives, including industry, regulatory bodies, and academia. Topics included the history and principles of Problem Formulation, industry perspectives on Problem Formulation and how it is applied internally for microbial pesticides, regulatory approaches, and specific case studies. The seminar provided an overview of the challenges, considerations, and potential solutions in harmonising Problem Formulation for biopesticide risk assessment. It emphasised the need for collaboration and discussion to develop Problem Formulation guidance for biopesticides.
The U.S. Perspective on Problem Formulation for Biopesticides: Shannon BORGESOECD Environment
The seminar on Problem Formulation for the Risk Assessment of Biopesticides stemmed from a previous CRP-sponsored event on Innovating Microbial Pesticide Testing that identified the need for an overarching guidance document to determine when in vivo tests are necessary. Problem Formulation, a common practice in pesticide risk assessment, was highlighted as a useful approach for addressing uncertainties in data requirements for biopesticides.
The seminar featured presentations from various perspectives, including industry, regulatory bodies, and academia. Topics included the history and principles of Problem Formulation, industry perspectives on Problem Formulation and how it is applied internally for microbial pesticides, regulatory approaches, and specific case studies. The seminar provided an overview of the challenges, considerations, and potential solutions in harmonising Problem Formulation for biopesticide risk assessment. It emphasised the need for collaboration and discussion to develop Problem Formulation guidance for biopesticides.
Problem formulation for environmental risk assessment – Finnish case study: ...OECD Environment
The seminar on Problem Formulation for the Risk Assessment of Biopesticides stemmed from a previous CRP-sponsored event on Innovating Microbial Pesticide Testing that identified the need for an overarching guidance document to determine when in vivo tests are necessary. Problem Formulation, a common practice in pesticide risk assessment, was highlighted as a useful approach for addressing uncertainties in data requirements for biopesticides.
The seminar featured presentations from various perspectives, including industry, regulatory bodies, and academia. Topics included the history and principles of Problem Formulation, industry perspectives on Problem Formulation and how it is applied internally for microbial pesticides, regulatory approaches, and specific case studies. The seminar provided an overview of the challenges, considerations, and potential solutions in harmonising Problem Formulation for biopesticide risk assessment. It emphasised the need for collaboration and discussion to develop Problem Formulation guidance for biopesticides.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdf
Incentivising participation in voluntary phase of ETS scheme and impact of carbon tax on ETS
1. gatrik.esdm.go.id
@infogatrik
DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
REPUBLIK INDONESIA
Skema Perdagangan Karbon
dan Pelaksanaan Pajak Karbon
di Sub Sektor Ketenagalistrikan
Jakarta, 4 Maret 2022
Disampaikan pada FGD III “Incentivising Participation in Voluntary Phase of ETS Scheme and
Impact of Carbon Tax on ETS”
2. PENURUNAN EMISI GRK DAN NZE SEKTOR ENERGI
2
No Sektor
Emisi GRK 2010
(Juta Ton CO2e)
Emisi GRK pada 2030 Penurunan
BaU CM1 CM2 CM1 CM2
1. Energi 453,2 1.669 1.355 1.223 314 446
2. Limbah 88 296 285 256 11 40
3. IPPU 36 70 66,85 66 3 3,25
4. Pertanian 111 120 110 116 9 4
5. Kehutanan 647 714 217 22 497 692
TOTAL 1.334 2.869 2.034 1.683 834 1.185
Komitmen Indonesia dalam mewujudkan target pengurangan emisi melalui percepatan pengembangan EBT
TARGET NDC 2030 NET ZERO EMISSION (NZE)
COP26: Target Indonesia mencapai Net Zero Emission di tahun 2060
atau lebih cepat
Strategi Pencapaian:
1. Retirement PLTU secara bertahap
2. Percepatan pembangunan EBT terutama pembangkit tenaga surya dan angin
3. Pemanfaatan teknologi yang lebih efisien
4. Mendorong penggunaan kendaraan bermotor listrik dan kompor listrik
5. Penerapan Smart Grid untuk mengatasi VRE (Variable Renewable Energy)
3. Alasan penentuan porsi sebesar 70% untuk trading dan 30% untuk offset diantaranya:
a. Memastikan agar emisi unit pembangkit yang surplus tidak melebihi nilai Batas Atas
Emisi;
b. Memicu dan mempercepat realisasi pembangkit EBT; dan
c. Merealisasikan target pencapaian NDC.
Pelaksanaan offset dengan menyampaikan Sertifikat Pembukuan Penurunan Emisi (SPPE)
diterbitkan oleh Kementerian ESDM dan sertifikat internasional skema sukarela seperti
Voluntary Carbon Standard (VCS) atau VERRA, gold standard, CDM dll
Periode perdagangan dilakukan pada bulan Maret sampai dengan Agustus 2021;
Evaluasi dalam rangka penilaian penghargaan dilakukan oleh Tim yang beranggotakan
para pemangku kepentingan. 3
Jenis Pembangkit
Kapasitas Terpasang
(MW)
Nilai BAE GRK
(ton CO2/MWh)
PLTU X > 400 0,918
PLTU 100 ≤ X ≤ 400 1,013
PLTU Mulut Tambang 100 ≤ X ≤ 400 1,094
Nilai Batas Atas Emisi (BAE) GRK di PLTU Batubara
Mekanisme Uji Coba Perdagangan Karbon
PELAKSANAAN UJI COBA PERDAGANGAN KARBON PLTU BATUBARA TAHUN 2021
(diikutsertakan melalui Program PSBE Kategori C)
Uji Coba Pasar Karbon pada pembangkit listrik yang akan diterapkan adalah dengan
konsep Cap and Trade dan Offset
Cap Batas atas emisi GRK yang ditetapkan oleh Pemerintah
Trade Perdagangan selisih tingkat emisi GRK terhadap nilai cap (Maksimal 70%)
Offset Penggunaan kredit karbon dari kegiatan-kegiatan aksi mitigasi dari luar
lingkup ETS untuk mengurangi emisi GRK (Maksimal 30%).
Klasifikasi dan Penetapan Nilai BAE GRK :
Pembagian kapasitas berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 9 Tahun 2020 tentang
tentang Efisiensi Penyediaan Tenaga Listrik PT PLN (Persero).
Berdasarkan nilai intensitas emisi GRK rata-rata tertimbang pada tahun 2019 pada 3 (tiga)
kelompok PLTU peserta uji coba perdagangan karbon, dengan mempertimbangkan kelebihan
alokasi kuota emisi.
Ketentuan Lainnya
4. 4
CALON PESERTA UJI COBA PERDAGANGAN KARBON
PESERTA PSBE KATEGORI C TAHUN 2021
HASIL PENERAPAN BAE TAHUN 2020
Kapasitas : 9,8 GW
Kapasitas : 27,5 GW
HASIL PENERAPAN BAE DAN PESERTA PADA UJI COBA PERDAGANGAN KARBON
5. 5
HASIL PELAKSANAAN UJI COBA PERDAGANGAN KARBON PLTU BATUBARA TAHUN 2021
42.455,42 ton CO2
Transfer Karbon
Rata-Rata Harga Unit Karbon 2 USD/ton CO2
Dalam uji coba pasar karbon melalui PSBE kategori C,
terdapat 28 transaksi karbon antar peserta unit
pembangkit listrik yang mengikuti PSBE kategori C
TRADING DAN
OFFSET
4.500 ton CO2
Rata-Rata Harga Unit Karbon VCS 3 EUR/ton CO2
Pembangkit listrik yang termasuk pada mekanisme
Voluntary Carbon Standard (VCS)
22.248,1 ton CO2
Pembangkit listrik yang termasuk pada mekanisme
Sertifikat Pembukuan Penurunan Emisi (PPE)
Rata-Rata Harga Unit Karbon PPE Rp 4.000/tonCO2
Kredit Karbon SPPE
Rp 1,54 Milyar
Potensi Total Biaya Uji Coba Pasar Karbon
Kredit Karbon dari Sertifikat Internasional
Dalam uji coba pasar karbon melalui PSBE Kategori C terdapat
insentif sebesar Rp 1.227.091.442 untuk perusahaan yang
berada di bawah Cap dan Rp 236.102.835 untuk pembangkit EBT.
Diikuti oleh 32 Unit PLTU batubara:
- 14 unit sebagai Buyer (44%)
- 18 unit sebagai Seller (56%)
6. 6
DASAR
HUKUM
I
II
III
IV
V
Pengesahan Paris Agreement To The United Nations Framework
Convention On Climate Change (Persetujuan Paris Atas Konvensi
Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai Perubahan Iklim)
Undang Undang Nomor 16 Tahun 2016
Harmonisasi Peraturan Perpajakan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021
Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2017
Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon Untuk Pencapaian Target
Kontribusi Yang Ditetapkan Secara Nasional dan Pengendalian
Emisi Gas Rumah Kaca Dalam Pembangunan Nasional
Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021
Pedoman Penyelenggaraan Inventarisasi dan Mitigasi GRK
Bidang Energi
Peraturan Menteri ESDM Nomor 22 Tahun 2019
DASAR HUKUM PELAKSANAAN NILAI EKONOMI KARBON
7. 7
Penetapan batas atas emisi GRK (cap)
ditetapkan melalui persetujuan teknis oleh
menteri terkait, dalam hal terkait dengan
subsektor ketenagalistrikan (pembangkit listrik)
maka ditetapkan oleh Menteri ESDM atas
usulan Ditjen Ketenagalistrikan.
Mekanisme perdagangan karbon akan diatur
oleh Peraturan Menteri LHK, yang dalam
prosesnya akan berkoordinasi dengan sektor
dalamhal ini termasukMenteri ESDM
Perdagangan Karbon dapat dilakukan di dalam
negeri dan luar negeri melalui mekanisme
perdaganganemisi dan offset emisi GRK
Mekanisme offset emisi GRK diterapkan dalam
hal suatu usaha dan/atau kegiatan yang tidak
memiliki batas atas emisi GRK memberikan
pernyataan pengurangan emisi dengan
menggunakan hasil aksi mitigasi dari usaha
dan/ataukegiatanlain.
Perdagangan
Karbon
Mekanisme Pelaksanaan PenyelenggaraanNilaiEkonomi Karbon (NEK)
a. PerdaganganEmisi
3. Pungutan atas Karbon
2. PembayaranBerbasis Kinerja
4. Mekanisme lainnya sesuai
perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi yang
ditetapkanolehMenteri
1. PerdaganganKarbon
b. Offset Emisi
Cap and Trade
Cap and Tax
Bursa Karbon
Perdagangan
Langsung
Lingkup : Internasional,Nasional,Provinsi
Note:
Terdapat potensi insentif yang diterima unit pembangkit yang di bawah cap dari perdagangan
emisi dan pembangkit EBT yang dilakukan offset.
PENGATURAN PERDAGANGAN KARBON DI PERPRES NOMOR 98 TAHUN 2021
8. PENYELENGGARAAN NILAI EKONOMI KARBON PADA PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK
8
a. Saat ini sedang disusun Rancangan Peraturan Menteri ESDM tentang Penyelenggaran NEK pada Pembangkitan Tenaga Listrik
b. Setiap pelaku usaha di pembangkitan tenaga listrik wajib menyampaikan pelaporan emisi GRK kepada Ditjen Gatrik melalui APPLE-Gatrik.
Pelaku usaha yang tidak menyampaikan laporan emisi GRK maka tidak diperbolehkan untuk melakukan perdagangan karbon
c. Laporan emisi GRK akan dilakukan validasi dan verifikasi oleh validator dan verifikator independen, apabila belum tersedia maka
dilakukan oleh Ditjen Ketenagalistrikan
d. Nilai Batas Atas Emisi (BAE) GRK pembangkitan tenaga listrik ditetapkan dengan mengacu kepada nilai benchmark intensitas emisi GRK
PLTU.
e. Nilai BAE ditetapkan kepada 4 (empat) kategori PLTU, yaitu 25 ≤ PLTU Non-MT dan MT (MW) < 100, PLTU Non MT > 400 MW, 100 ≤
PLTU Non-MT (MW) ≤ 400, dan PLTU MT ≥ 100 MW. BAE untuk PLTU batubara dengan kapasitas 25 ≤ MW <100 diterapkan paling lama
pada tahun 2024.
f. Persetujuan Teknis Emisi (PTE) diterbitkan oleh Menteri ESDM melalui Dirjen Ketenagalistrikan kepada unit instalasi PLTU Batubara,
berdasarkan dari nilai BAE, intensitas emisi rata-rata, dan emisi GRK rata-rata tahun sebelumnya.
g. pelaksanaan perdagangan karbon diperhitungkan pada akhir periode sesuai dengan kinerja PTE dan Sertifikat Penurunan Emisi (SPE)
pada masing-masing pembangkit. Pelaksanaan Offset Emisi GRK dapat dilakukan pada kegiatan yang telah mendapatkan SPE yang
diterbitkan oleh Menteri LHK.
Rencana Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon (NEK) Pembangkitan Tenaga Listrik
a. Mewajibkan pelaporan emisi GRK bagi pelaku usaha pemegang izin wilayah usaha sebagai persiapan pelaksanaan cap and trade and tax
b. Berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengenai status pelaporan pembangkit listrik untuk kepentingan sendiri
dan juga sebagai persiapan pengenaan cap and trade and tax sesuai dengan roadmap penerapan pajak karbon Kementerian Keuangan
c. Penguatan kerangka transparasi dengan melakukan integrasi APPLE-Gatrik dengan aplikasi KLHK (SRN PPI dan SIGN-SMART) dan
Kemenperin (SIINAS) dan SIMPLE dan SISPEK KLHK untuk data emisi CO2 tier 3.
Tindak Lanjut
9. 9
PENYELENGGARAAN NILAI EKONOMI KARBON PADA PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK
Mekanisme Pelaporan Emisi GRK Pembangkitan Tenaga Listrik
Jenis PLTU Kapasitas Terpasang
Nilai Benchmark
Intensitas
(tonCO2e/MWh)
Non – Mulut Tambang &
Mulut Tambang
25≤MW<100 1,30
Non – Mulut Tambang > 400 MW 0,913
Non – Mulut Tambang 100 ≤ MW ≤ 400 1,013
Mulut Tambang ≥ 100 MW 1,091
Nilai Benchmark Intensitas Emisi PLTU Batubara pada 4 Kategori:
1
Penetapan Batas Atas Emisi (BAE) GRK pada Pembangkitan Tenaga Listrik
2
Mekanisme Penerbitan Persetujuan Teknis Emisi (PTE) pada
Pembangkitan Tenaga Listrik
3
Mekanisme Perdagangan Karbon
4
Mekanisme Pelelangan Persetujuan Teknis Emisi (PTE) pada
Pembangkitan Tenaga Listrik
5
• Penyerahan Rencana
Monitoring
• Pelaporan emisi GRK
pembangkitan tenaga
listrik melalui Aplikasi
Penghitungan dan
Pelaporan Emisi
(APPLE-Gatrik)
• Penerbitan
Persetujuan
Teknis Emisi
• Batas akhir
validasi dan
verifikasi
laporan emisi
GRK
(31 Maret 2022)
Periode
Perdagangan
Karbon
(Trading dan
Offset)
• Validasi dan verifikasi
hasil pelaksanaan
perdagangan karbon
yang disampaikan oleh
pelaku usaha
(Januari-Maret 2023)
• Penyerahan Persetujuan
Teknis Emisi dan SPE
dan/atau pembayaran
pajak karbon
(30 April 2023)
Februari Maret April-Desember Januari-April
• Pelaporan emisi GRK
pembangkitan
tenaga listrik melalui
APPLE Gatrik
(31 Januari 2023)
• Penerbitan
Persetujuan Teknis
Emisi
(31 Januari 2023)
Penyerahan
Rencana
Monitoring
(31 Desember
2022)
• Batas akhir
validasi dan
verifikasi
laporan emisi
GRK
(31 Maret 2023)
Periode
Perdagangan
Karbon
(Trading dan
Offset)
Desember Januari
Februari-
Maret
April-Desember Januari-April
Periode
Setelah
2022
Periode
Tahun
2022
Jenis PLTU
Kapasitas
Terpasang
Tahun
2022
Tahun
2023-
2024
Non – Mulut Tambang &
Mulut Tambang
25≤MW<100 - 99,8%*)
Non – Mulut Tambang > 400 MW 99,8%
Non – Mulut Tambang 100 ≤ MW ≤ 400 99,8%
Mulut Tambang ≥ 100 MW 99,8%
Tahapan Pengetatan Nilai Batas Emisi GRK PLTU Batubara
Substansi Pengaturan pada Rancangan Permen ESDM:
Rencana Siklus Cap And Trade And Tax di Pembangkitan Tenaga Listrik
*)Berlaku paling lama tahun 2024
• Validasi dan verifikasi
hasil pelaksanaan
perdagangan karbon
yang disampaikan oleh
pelaku usaha
(Januari-Maret 2024)
• Penyerahan Persetujuan
Teknis Emisi dan SPE
dan/atau pembayaran
pajak karbon
(30 April 2024)
10. 10
a. Emitter yang menghasilkan emisi
melebihi PTE, diharuskan membeli
emisi dari emitter yang menghasilkan
emisi di bawah PTE dan/atau melakukan
offset yang dibuktikan dengan SPE.
b. Sedangkan emitter yang menghasilkan
emisi melebihi PTE, namun tidak
melakukan transaksi pembelian
dan/atau offset dari seluruh kelebihan
emisi atau tidak melakukan
perdagangan karbon sama sekali, maka
sisa emisi dikenakan pajak karbon
SKEMA IMPLEMENTASI PAJAK KARBON DALAM PERDAGANGAN KARBON
Beli/Offset
PTE
Pajak
Di atas PTE & beli/Offset & bayar pajak
Di bawah PTE & jual
Jual
PTE
Beli/
Offset
Di atas PTE: beli/Offset
11. 11
ROADMAP IMPLEMENTASI CARBON TAX (CAP AND TAX )
•Terbitnya Undang Undang Nomor 7 Tahun
2021 tentang Harmonisasi Peraturan
Perpajakan dengan salah satu klausul nya
adalah pajak karbon.
•Terbitnya Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun
2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi
Karbon untuk Pencapaian Target Kontribusi
yang Ditetapkan Secara Nasional dan
Penggendalian Emisi Gas Rumah Kaca dalam
Pembangunan Nasional.
•Pengembangan mekanisme teknis Pajak
Karbon dan Bursa Karbon.
•Piloting perdagangan karbon di sektor
pembangkit oleh Kementerian ESDM dengan
harga rata-rata Rp 30 /kg CO2e.
2021
•Penetapan cap untuk sektor pembangkit
listrik batubara oleh Kementerian ESDM.
•Penetapan PMK tata laksana pajak karbon
(cap & tax) untuk sektor pembangkit listrik.
•Penerapan pajak karbon (cap & tax) secara
terbatas pada PLTU Batubara dengan tariff
Rp 30 /kg CO2e .
•Cap (batas atas emisi) yang digunakan
adalah batas atas yang berlaku pada piloting
perdagangan karbon pembangkit listrik.
2022
•Implementasi perdagangan
karbon secara penuh melalui
bursa karbon.
•Perluasan sektor pemajakan
pajak karbon dengan
pentahapan sesuai dengan
kesiapan sektor.
•Penetapan aturan pelaksana
tata laksana pajak karbon
(cap & tax) untuk sektor
lainnya.
2025
Sumber: UU HPP 7/2021, Kementerian Keuangan
12. Jl. H.R. Rasuna Said Blok X2 Kav.07-08 Kuningan, Jakarta Selatan, DKI
Jakarta. 12950
Terima kasih
www.gatrik.esdm.go.id
Direktorat Jenderal
Ketenagalistrikan
@infogatrik
@infogatrik
Info gatrik
Ikuti kami di akun media sosial: