Perdagangan Bursa Karbon memfasilitasi Pembangkit Tenaga Listrik.pdfAswarSani1
Indonesia is developing a carbon exchange to facilitate carbon trading as part of its efforts to achieve its Nationally Determined Contribution targets under the Paris Agreement. The exchange will allow trading of two types of units - carbon allowances allocated to compliance entities and carbon offsets generated by emission reduction projects. It is expected to increase price transparency, market liquidity and trading efficiency. The power generation sector will likely begin trading on the exchange in the second half of 2023 after regulatory approvals are obtained and participant accounts and an initial price are established.
Energy roadmap to net-zero transmissions: MEMR, IndonesiaOECD Environment
Dokumen tersebut membahas upaya Indonesia dalam transisi energi bersih untuk mencapai net zero emissions pada tahun 2060, meliputi peningkatan potensi energi terbarukan, efisiensi energi, penggunaan bahan bakar rendah karbon, dan penurunan emisi melalui pembangkit listrik bersih. Indonesia juga mendapat dukungan dana dari negara-negara maju untuk mempercepat transisi energi melalui kemitraan dekarbonisasi.
kebijakan nasional mitigasi perubahan iklimInstansi
Dokumen tersebut membahas kebijakan nasional Indonesia dalam mitigasi perubahan iklim, termasuk target penurunan emisi, pelaksanaan kebijakan di tingkat nasional dan peran non-party stakeholders."
This document provides an executive summary of Indonesia's energy transition progress and challenges. Some key points:
1) Indonesia's energy security is threatened by the global energy crisis as fossil fuel prices rise, though subsidies have helped. Renewable energy growth has slowed despite targets.
2) Demand for energy is declining through efficiency gains but renewable supply remains low due to investment barriers. Green hydrogen development has also begun.
3) The government aims to ensure domestic coal supply for power but schemes could prolong coal use against climate goals. Some fossil fuel firms are expanding into renewables but focus remains on core businesses.
4) Power sector transformation is progressing slowly with new policies enabling earlier coal plant retirement if renewable energy
Development of Renewable Energy and Energy Conservations towards Net Zero Emi...Sampe Purba
Dokumen tersebut membahas strategi Indonesia dalam mengembangkan energi baru terbarukan untuk mencapai komitmen penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29-41% pada 2030 dan net zero emission pada 2060, meliputi peningkatan porsi energi baru terbarukan di sektor ketenagalistrikan, transportasi, industri, dan bangunan serta penggunaan teknologi hijau seperti penangkapan karbon.
Perdagangan Bursa Karbon memfasilitasi Pembangkit Tenaga Listrik.pdfAswarSani1
Indonesia is developing a carbon exchange to facilitate carbon trading as part of its efforts to achieve its Nationally Determined Contribution targets under the Paris Agreement. The exchange will allow trading of two types of units - carbon allowances allocated to compliance entities and carbon offsets generated by emission reduction projects. It is expected to increase price transparency, market liquidity and trading efficiency. The power generation sector will likely begin trading on the exchange in the second half of 2023 after regulatory approvals are obtained and participant accounts and an initial price are established.
Energy roadmap to net-zero transmissions: MEMR, IndonesiaOECD Environment
Dokumen tersebut membahas upaya Indonesia dalam transisi energi bersih untuk mencapai net zero emissions pada tahun 2060, meliputi peningkatan potensi energi terbarukan, efisiensi energi, penggunaan bahan bakar rendah karbon, dan penurunan emisi melalui pembangkit listrik bersih. Indonesia juga mendapat dukungan dana dari negara-negara maju untuk mempercepat transisi energi melalui kemitraan dekarbonisasi.
kebijakan nasional mitigasi perubahan iklimInstansi
Dokumen tersebut membahas kebijakan nasional Indonesia dalam mitigasi perubahan iklim, termasuk target penurunan emisi, pelaksanaan kebijakan di tingkat nasional dan peran non-party stakeholders."
This document provides an executive summary of Indonesia's energy transition progress and challenges. Some key points:
1) Indonesia's energy security is threatened by the global energy crisis as fossil fuel prices rise, though subsidies have helped. Renewable energy growth has slowed despite targets.
2) Demand for energy is declining through efficiency gains but renewable supply remains low due to investment barriers. Green hydrogen development has also begun.
3) The government aims to ensure domestic coal supply for power but schemes could prolong coal use against climate goals. Some fossil fuel firms are expanding into renewables but focus remains on core businesses.
4) Power sector transformation is progressing slowly with new policies enabling earlier coal plant retirement if renewable energy
Development of Renewable Energy and Energy Conservations towards Net Zero Emi...Sampe Purba
Dokumen tersebut membahas strategi Indonesia dalam mengembangkan energi baru terbarukan untuk mencapai komitmen penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 29-41% pada 2030 dan net zero emission pada 2060, meliputi peningkatan porsi energi baru terbarukan di sektor ketenagalistrikan, transportasi, industri, dan bangunan serta penggunaan teknologi hijau seperti penangkapan karbon.
The contents : National Energy Grand Strategy, National General Energy Plan, Oil and Gas Reserves and Projects, Gas Infrastructures, The role of gas in National Economy, LNG Projection, Conversion of Crude to Gas as fuel in electricity powerplant
Towards carbon market in Indonesia: Progress and lessonsCIFOR-ICRAF
Presented by Sandy Nofyanza (CIFOR-ICRAF), at "Advancing forestry research and education to address global challenges - Current status and future trends", on 19 Dec 2022
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2022, dengan tema pemulihan ekonomi dan reformasi struktural. Dibahas pula dampak Covid-19, prioritas pembangunan, sasaran pembangunan, serta proyek-proyek utama.
Indonesia's emission cap and trade in power sector - Bayu Nugroho, MEMROECD Environment
This document discusses Indonesia's plans to implement an emission cap and trade system in the power sector. Key points include:
- Indonesia has committed to reducing emissions by 29-41% by 2030 under the Paris Agreement and plans to use carbon pricing mechanisms like carbon taxes and trading to help meet this goal.
- The Directorate General of Electricity is conducting an emission trading system trial in 2021-2024 before implementing a mandatory program in 2025. The trial focuses on power plants and uses a cap-and-trade approach.
- Simulation results from the 2021 trial showed over 42,000 tons of CO2 transferred between power plants and 4,500 tons offset through international carbon credits.
- Indonesia also plans to
Carbon Pricing dan kesiapan penerapannya di IndonesiaAndi Samyanugraha
Dokumen tersebut membahas tentang carbon pricing dan kesiapan penerapannya di Indonesia. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan pengertian carbon pricing, contoh penerapannya di berbagai negara, peluang dan tantangan penerapannya di Indonesia, serta peran perdagangan karbon dalam kerangka Paris Agreement.
KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA (KPBU)Abdul Rahim
Laporan ini membahas aspek ekonomi dan finansial pembangunan Tempat Pengolahan dan Pembuangan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Lulut Nambo di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. TPPAS ini dibangun untuk menangani masalah persampahan di Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Kota Depok. Laporan ini menganalisis kelayakan proyek, potensi pendapatan, dan biaya pembangunan serta operasional TPPAS. Proyek ini dianggap layak dan ber
The development of Indonesia's 2nd Forest Reference Emission Level (FREL)CIFOR-ICRAF
Presented by Arief Darmawan, Lecturer at Department of Foresrty, Lampung University in national workshop on the Role of Science in the Development of Forest Reference Emission Level on 13 June 2022
Global Blended Finance Alliance (BFA) in Indonesia Presidency G20OECD Environment
This document discusses Indonesia's proposal to establish the Global Blended Finance Alliance (BFA) during its presidency of the G20 in 2022.
The BFA would mobilize international financing and funds to support Indonesia's energy transition from coal to renewable energy. This includes an early retirement plan for 5.9 GW of coal-fired power plants and their replacement with 3.7 GW of renewable energy projects.
The document invites G20 member countries to join the BFA, outlines its proposed structure and funding sources, and explains how the BFA will be presented and recognized in G20 agreements and declarations during Indonesia's presidency.
Mekanisme Berbasis Pasar dalam Pencapaian Target Net-Zro Emission Dicky Edwin Hindarto
Dokumen tersebut membahas mekanisme pasar berbasis dalam pencapaian target net-zero emission. Dokumen menjelaskan perkembangan skema perdagangan karbon global dan nasional, serta tantangan implementasinya di Indonesia seperti integrasi perdagangan karbon dalam pendanaan, target pengurangan emisi, dan kesiapan SDM. Dokumen juga menyebutkan bahwa 102 negara telah menyatakan akan menggunakan mekanisme pasar dalam target pengurangam emisi mereka.
Dokumen tersebut membahas tentang safeguards dan sistem informasi safeguards (SIS) untuk REDD+ di Indonesia. Ia menjelaskan tujuan, prinsip, kriteria, dan indikator safeguards REDD+ serta alat penilai pelaksanaan safeguards. Dokumen tersebut juga meninjau perkembangan regulasi dan implementasi safeguards beserta SIS REDD+ di Indonesia.
Introduction: REDD+ credits and carbon markets CIFOR-ICRAF
Presented by Arild Angelsen (Professor, School of Economics and Business, Norwegian University of Life Sciences (UMB) - CIFOR Senior Associate) at "GFOI 2023 Plenary: Myths, realities, and solutions towards high-integrity forest carbon credits" on 9-11 May 2023
Isu isu strategis dan agenda pembangunan rt rpjmn 2020-2024Dr. Zar Rdj
ARAHAN PRESIDEN TERPILIH
1. PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR, Menyambungkan infrastruktur besar dengan kawasan-kawasan produksi rakyat: kawasan industri kecil, Kawasan Ekonomi Khusus, kawasan pariwisata, kawasan persawahan, kawasan perkebunan, dan tambak-tambak perikanan;
2. PEMBANGUNAN SDM, Pembangunan SDM dengan menjamin kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi, kesehatan balita, kesehatan anak usia sekolah, penurunan stunting-kematian ibu-kematian bayi, peningkatan kualitas pendidikan, vokasi, membangun lembaga manajemen talenta Indonesia, dan dukungan bagi diaspora bertalenta tinggi;
3. MENDORONG INVESTASI, Mengundang investasi seluas-luasnya untuk membuka lapangan pekerjaan, memangkas perizinan, pungli dan hambatan investasi lainnya;
4. REFORMASI BIROKRASI, Reformasi struktural agar lembaga semakin sederhana, semakin simple, semakin lincah, mindset berubah, kecepatan melayani, kecepatan memberikan izin, efisiensi Lembaga;
5. PENGGUNAAN APBN, Menjamin penggunaan APBN yang fokus dan tepat sasaran, memastikan setiap rupiah dari APBN memiliki manfaat ekonomi, memberikan manfaat untuk rakyat, meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Adaptasi Perubahan Iklim di Kawasan Pesisir dan NDCCIFOR-ICRAF
Presented by Dra. Sri Tantri Arundhati, M.Sc, Direktur Adaptasi Perubahan Iklim, KLHK at Webinar - Coastal Zone Rehabilitation for Low Carbon Development on 31 March 2022.
PPT. PERPRES NEK No 98_2021 (samarinda 1 Desember 2021) .pptxefrianmuharrom
Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 mengatur tentang penyelenggaraan nilai ekonomi karbon untuk mencapai target pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 29-41% pada 2030 sesuai kontribusi nasional yang ditetapkan (NDC) dan pengendalian emisi dalam pembangunan nasional. Dokumen ini mengatur kerangka kerja mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, penyelenggaraan instrumen nilai ekonomi karbon seperti perdagangan karbon, dan mekan
The Verified Carbon Standard (VCS) is a leading program for certifying greenhouse gas emission reductions and removals from projects. It provides a framework for projects to measure, report and verify their GHG impacts in a transparent way. The VCS establishes baselines to determine the emissions that would occur without the project, and assesses additionality to confirm the project results in additional reductions beyond business as usual. Projects must also demonstrate that reductions are permanent and avoid leakage to other sectors. The VCS utilizes various tools and methodologies to evaluate key aspects of projects like additionality, permanence, and biodiversity and social impacts.
Dokumen tersebut membahas tentang cukai sebagai pungutan negara untuk barang-barang tertentu seperti yang perlu dikendalikan konsumsinya, peredarannya diawasi, atau berdampak negatif bagi masyarakat. Dokumen ini juga membahas pro dan kontra pengenaan cukai pada BBM serta target dan program pemerintah dalam mengembangkan energi baru dan terbarukan hingga tahun 2050.
The contents : National Energy Grand Strategy, National General Energy Plan, Oil and Gas Reserves and Projects, Gas Infrastructures, The role of gas in National Economy, LNG Projection, Conversion of Crude to Gas as fuel in electricity powerplant
Towards carbon market in Indonesia: Progress and lessonsCIFOR-ICRAF
Presented by Sandy Nofyanza (CIFOR-ICRAF), at "Advancing forestry research and education to address global challenges - Current status and future trends", on 19 Dec 2022
Dokumen tersebut membahas tentang penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2022, dengan tema pemulihan ekonomi dan reformasi struktural. Dibahas pula dampak Covid-19, prioritas pembangunan, sasaran pembangunan, serta proyek-proyek utama.
Indonesia's emission cap and trade in power sector - Bayu Nugroho, MEMROECD Environment
This document discusses Indonesia's plans to implement an emission cap and trade system in the power sector. Key points include:
- Indonesia has committed to reducing emissions by 29-41% by 2030 under the Paris Agreement and plans to use carbon pricing mechanisms like carbon taxes and trading to help meet this goal.
- The Directorate General of Electricity is conducting an emission trading system trial in 2021-2024 before implementing a mandatory program in 2025. The trial focuses on power plants and uses a cap-and-trade approach.
- Simulation results from the 2021 trial showed over 42,000 tons of CO2 transferred between power plants and 4,500 tons offset through international carbon credits.
- Indonesia also plans to
Carbon Pricing dan kesiapan penerapannya di IndonesiaAndi Samyanugraha
Dokumen tersebut membahas tentang carbon pricing dan kesiapan penerapannya di Indonesia. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan pengertian carbon pricing, contoh penerapannya di berbagai negara, peluang dan tantangan penerapannya di Indonesia, serta peran perdagangan karbon dalam kerangka Paris Agreement.
KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA (KPBU)Abdul Rahim
Laporan ini membahas aspek ekonomi dan finansial pembangunan Tempat Pengolahan dan Pembuangan Akhir Sampah (TPPAS) Regional Lulut Nambo di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. TPPAS ini dibangun untuk menangani masalah persampahan di Kabupaten Bogor, Kota Bogor, dan Kota Depok. Laporan ini menganalisis kelayakan proyek, potensi pendapatan, dan biaya pembangunan serta operasional TPPAS. Proyek ini dianggap layak dan ber
The development of Indonesia's 2nd Forest Reference Emission Level (FREL)CIFOR-ICRAF
Presented by Arief Darmawan, Lecturer at Department of Foresrty, Lampung University in national workshop on the Role of Science in the Development of Forest Reference Emission Level on 13 June 2022
Global Blended Finance Alliance (BFA) in Indonesia Presidency G20OECD Environment
This document discusses Indonesia's proposal to establish the Global Blended Finance Alliance (BFA) during its presidency of the G20 in 2022.
The BFA would mobilize international financing and funds to support Indonesia's energy transition from coal to renewable energy. This includes an early retirement plan for 5.9 GW of coal-fired power plants and their replacement with 3.7 GW of renewable energy projects.
The document invites G20 member countries to join the BFA, outlines its proposed structure and funding sources, and explains how the BFA will be presented and recognized in G20 agreements and declarations during Indonesia's presidency.
Mekanisme Berbasis Pasar dalam Pencapaian Target Net-Zro Emission Dicky Edwin Hindarto
Dokumen tersebut membahas mekanisme pasar berbasis dalam pencapaian target net-zero emission. Dokumen menjelaskan perkembangan skema perdagangan karbon global dan nasional, serta tantangan implementasinya di Indonesia seperti integrasi perdagangan karbon dalam pendanaan, target pengurangan emisi, dan kesiapan SDM. Dokumen juga menyebutkan bahwa 102 negara telah menyatakan akan menggunakan mekanisme pasar dalam target pengurangam emisi mereka.
Dokumen tersebut membahas tentang safeguards dan sistem informasi safeguards (SIS) untuk REDD+ di Indonesia. Ia menjelaskan tujuan, prinsip, kriteria, dan indikator safeguards REDD+ serta alat penilai pelaksanaan safeguards. Dokumen tersebut juga meninjau perkembangan regulasi dan implementasi safeguards beserta SIS REDD+ di Indonesia.
Introduction: REDD+ credits and carbon markets CIFOR-ICRAF
Presented by Arild Angelsen (Professor, School of Economics and Business, Norwegian University of Life Sciences (UMB) - CIFOR Senior Associate) at "GFOI 2023 Plenary: Myths, realities, and solutions towards high-integrity forest carbon credits" on 9-11 May 2023
Isu isu strategis dan agenda pembangunan rt rpjmn 2020-2024Dr. Zar Rdj
ARAHAN PRESIDEN TERPILIH
1. PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR, Menyambungkan infrastruktur besar dengan kawasan-kawasan produksi rakyat: kawasan industri kecil, Kawasan Ekonomi Khusus, kawasan pariwisata, kawasan persawahan, kawasan perkebunan, dan tambak-tambak perikanan;
2. PEMBANGUNAN SDM, Pembangunan SDM dengan menjamin kesehatan ibu hamil, kesehatan bayi, kesehatan balita, kesehatan anak usia sekolah, penurunan stunting-kematian ibu-kematian bayi, peningkatan kualitas pendidikan, vokasi, membangun lembaga manajemen talenta Indonesia, dan dukungan bagi diaspora bertalenta tinggi;
3. MENDORONG INVESTASI, Mengundang investasi seluas-luasnya untuk membuka lapangan pekerjaan, memangkas perizinan, pungli dan hambatan investasi lainnya;
4. REFORMASI BIROKRASI, Reformasi struktural agar lembaga semakin sederhana, semakin simple, semakin lincah, mindset berubah, kecepatan melayani, kecepatan memberikan izin, efisiensi Lembaga;
5. PENGGUNAAN APBN, Menjamin penggunaan APBN yang fokus dan tepat sasaran, memastikan setiap rupiah dari APBN memiliki manfaat ekonomi, memberikan manfaat untuk rakyat, meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Adaptasi Perubahan Iklim di Kawasan Pesisir dan NDCCIFOR-ICRAF
Presented by Dra. Sri Tantri Arundhati, M.Sc, Direktur Adaptasi Perubahan Iklim, KLHK at Webinar - Coastal Zone Rehabilitation for Low Carbon Development on 31 March 2022.
PPT. PERPRES NEK No 98_2021 (samarinda 1 Desember 2021) .pptxefrianmuharrom
Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 mengatur tentang penyelenggaraan nilai ekonomi karbon untuk mencapai target pengurangan emisi gas rumah kaca sebesar 29-41% pada 2030 sesuai kontribusi nasional yang ditetapkan (NDC) dan pengendalian emisi dalam pembangunan nasional. Dokumen ini mengatur kerangka kerja mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, penyelenggaraan instrumen nilai ekonomi karbon seperti perdagangan karbon, dan mekan
The Verified Carbon Standard (VCS) is a leading program for certifying greenhouse gas emission reductions and removals from projects. It provides a framework for projects to measure, report and verify their GHG impacts in a transparent way. The VCS establishes baselines to determine the emissions that would occur without the project, and assesses additionality to confirm the project results in additional reductions beyond business as usual. Projects must also demonstrate that reductions are permanent and avoid leakage to other sectors. The VCS utilizes various tools and methodologies to evaluate key aspects of projects like additionality, permanence, and biodiversity and social impacts.
Dokumen tersebut membahas tentang cukai sebagai pungutan negara untuk barang-barang tertentu seperti yang perlu dikendalikan konsumsinya, peredarannya diawasi, atau berdampak negatif bagi masyarakat. Dokumen ini juga membahas pro dan kontra pengenaan cukai pada BBM serta target dan program pemerintah dalam mengembangkan energi baru dan terbarukan hingga tahun 2050.
Dokumen tersebut membahas mengenai aspek biaya mitigasi dalam penerapan pasar karbon berdasarkan pengalaman dari skema CDM dan JCM. Dibahas pula target penurunan emisi Indonesia dalam NDC serta berbagai jenis mekanisme berbasis pasar yang telah diimplementasikan di Indonesia."
Ringkasan dokumen ini adalah:
1. Dokumen ini membahas ancaman perubahan iklim dan komitmen Indonesia dalam penanganan perubahan iklim.
2. Indonesia rentan terhadap dampak perubahan iklim seperti kenaikan suhu dan permukaan air laut. Pemerintah berkomitmen menurunkan emisi sesuai NDC.
3. Kebijakan fiskal Indonesia mendukung penanganan perubahan iklim melalui penandaan anggaran, pajak karbon, dan skema pembiaya
y = 190520-Program-Surya-Nusantara-EBTKE.pdfekosudarmanto4
Dokumen tersebut membahas strategi percepatan pengembangan energi baru terbarukan di Indonesia, termasuk target capaian 23% porsi EBT dalam bauran energi nasional pada 2025, serta berbagai program dan inisiatif seperti Program Surya Nusantara untuk pengembangan PLTS skala besar dan rooftop."
Kebijakan pengawasan penyelenggaraan Pemda tahun 2022 berfokus pada pemulihan ekonomi dan reformasi struktural. Fokus pengawasan umum meliputi pembagian urusan, pelayanan publik, kepegawaian, keuangan daerah, kelembagaan daerah, pembangunan daerah, kebijakan daerah, dan kerja sama daerah. Fokus pengawasan teknis di bidang kesehatan, sosial, dan ketentraman m
Presentasi energi baru, terbarukan dan konservasi energiWijayanto Soehadi
Dokumen tersebut membahas tentang regulasi kebijakan dan program konservasi energi di Indonesia. Dokumen menjelaskan bahwa kebutuhan energi akan terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi dan penduduk, namun sumber daya energi fosil bersifat terbatas. Oleh karena itu diperlukan upaya konservasi energi dan peningkatan porsi energi terbarukan dalam bauran energi nasional. Dokumen juga menjelaskan kerangka regulasi yang
Paparan Pendamping Ka OREM 2023 (Bofuel Web binar).pptxArie Rahmadi
This is a Key note speech delivered by the Head of OREM BRIN in the Web Binar within BRIN OREM Indonesia. The topic is regarding research strategy in Biofuel and overall energy resilience for the country of Indonesia. The speech also include the current situationof energy consumption as well as the energy supply of Indonesia. It was mentioned that the country is experiencing oil and gas deficit since 2004 and such problem persits til this day. It is therefore necessary for substituting the defisiti in oil and gas using biofuel. Gasoline will be replaced by ethanol and diesel fuel is substituted by biodiesel. In addtion, agressive exploration of oil and gas should also be promoted.
Biodiesel, Kebijakan dan Prospek - Peluang & Tantangan Pengembangan Bioenergi...CIFOR-ICRAF
Dokumen tersebut membahas prospek dan tantangan pengembangan bioenergi khususnya biodiesel di Indonesia. Beberapa poin utama meliputi proyeksi peningkatan permintaan energi global dan potensi bioenergi, kebijakan pemerintah terkait target penggunaan biodiesel, kontribusi industri biodiesel dalam mengurangi impor BBM dan emisi karbon, serta langkah untuk mengatasi harga yang lebih mahal dari bahan bakar fosil dan keterbatasan bahan b
Dokumen tersebut membahas rencana penerapan mekanisme penyelenggaraan nilai ekonomi karbon pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Indonesia, termasuk penetapan batas atas emisi gas rumah kaca, mekanisme perdagangan karbon, dan skema pelaporan emisi.
Paparan Sosialisasi SBK TA 2021_2_4Juni_2020 (1).pptxBPKADASET
Dokumen tersebut membahas kebijakan penyusunan Standar Biaya Keluaran (SBK) Tahun Anggaran 2021. SBK digunakan sebagai alat untuk menghitung biaya kegiatan, mendukung efisiensi alokasi anggaran, dan evaluasi pencapaian output. Kementerian/Lembaga diharapkan menyampaikan usulan SBK baru dan penyesuaian SBK existing dengan mempertimbangkan indeksasi dan hasil monitoring & evaluasi. Jadwal penyusunan Ranc
Farhan helmy seberapa penting uu perubahan iklim revised26062013Farhan Helmy
UU Perubahan Iklim di Indonesia diperlukan untuk memberikan komitmen jangka panjang dalam menangani persoalan perubahan iklim yang memiliki dimensi jangka panjang. UU tersebut perlu mengatur target jangka panjang, implementasi aksi mitigasi dan adaptasi, serta mekanisme tata kelola dan pelaporan untuk mendorong transformasi menuju ekonomi hijau.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
“ANALISIS DINAMIKA DAN KONDISI ATMOSFER AKIBAT PENINGKATAN POLUTAN DAN EMISI...aisyrahadatul14
Pencemaran udara adalah pelepasan zat-zat berbahaya ke atmosfer, seperti polusi industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran sampah. Dampaknya terhadap lingkungan sangat serius. Udara yang tercemar dapat merusak lapisan ozon, memicu perubahan iklim, dan mengurangi kualitas udara yang kita hirup setiap hari. Bagi makhluk hidup, pencemaran udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti penyakit pernapasan, iritasi mata, dan bahkan kematian. Lingkungan juga terdampak dengan terganggunya ekosistem dan berkurangnya keanekaragaman hayati.
DAMPAK KEBAKARAN LAHAN GAMBUT TERHADAP KUALITAS AIR DAN KESEHATAN MASYARAKAT.pdfd1051231031
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan seperti pepohonan maupun semak-semak, kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan (Ground fire), membakar bahan organicmelalui pori-pori gambut dan melalui akar semak belukar ataupun pohon yang bagian atasnya terbakar. Selanjutnya api menjalar secara vertical dan horizontal berbentuk seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga hanya asap yang berwarna putih saja yang Nampak di atas permukaan, yang sering dikenal dengan kabut asap yang terjadi akibat kebakaran hutan yang bersifat masiv. Oleh karena peristiwa kebakaran tersebut terjadi di bawah tanah dan tidak nampak di permukaanselain itu tanahnya merupakan tanah basah/gambut yang mengandung air maka proses kegiatan pemadamannya tentu akan menimbulkan kesulitan.
DAMPAK PIRIT ANTARA MANFAAT DAN BAHAYA BAGI LINGKUNGAN DAN KESEHATAN.pdfd1051231033
Tanah merupakan bagian terpenting dalam bidang pertanian, peranan tanah juga sangat kompleks bagi media perakaran tanaman. Tanah mampu menopang dan menyediakan unsur hara yang sangat dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif dan generatif. Tanah tersusun dari bahan mineral, bahan organik, udara dan air. Bahan mineral tersusun dari hasil aktivitas pelapukan bebatuan, sedangkan bahan organik berasal dari pelapukan serasah tumbuhan akibat adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Salah satu jenis tanah adalah tanah sulfat masam. Tanah sulfat masam ini keberadaannya di daerah rawa pasang surut. Sering kali tanah sulfat masam dijumpai pada lahan gambut terdegradasi yang mengakibatkan tanah mengandung pirit (FeS2) naik kepermukaan. Tanah sulfat masam yang mengandung pirit ini juga mengganggu pertumbuhan tanaman. Terganggunya pertumbuhan tanaman menyebabkan lahan ini nantinya akan ditinggalkan petani bila tidak dilakukan usaha perbaikan atau menjadi lahan bongkor.
ANALISIS DAMPAK DAN SOLUSI HUJAN ASAM: PENGARUH PEMBAKARAN BAHAN BAKAR FOSIL ...d1051231079
Hujan asam merupakan kombinasi ringan dari asam sulfat dan asam nitrat. Hujan asam biasanya terjadi di daerah-daerah yang padat penduduk dan banyaknya aktivitas manusia dalam kegiatan transportasi. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari kegiatan industri dan transportasi merupakan penyebab terjadinya peristiwa hujan asam apabila emisi gas tersebut bereaksi dengan air hujan, dimana senyawa yang bersifat asam terbentuk. Emisi gas SO2 dan NO2 yang berasal dari aktivitas manusia dapat berubah menjadi nitrat (NO3 - ) dan sulfat (SO4 2-) melalui proses fisika dan kimia yang kompleks. Sulfat dan nitrat lebih banyak berbentuk asam yang terlarut dalam air hujan. Keasaman air hujan berhubungan erat dengan konsentrasi SO2 dan NO2 yang terlarut di dalam air hujan. Semakin tinggi konsentrasi SO2 dan NO2 , maka dapat mengakibatkan nilai keasaman air hujan semakin asam .Deposisi asam yang berasal dari emisi antropogenik SO2 dan NOx , memiliki pengaruh besar pada biogeokimia, dan menyebabkan pengasaman tanah dan air permukaan, eutrofikasi ekosistem darat dan air dan penurunan keanekaragaman hayati di banyak wilayah.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAN STRATEGI ...d1051231039
Lahan gambut merupakan salah satu ekosistem yang unik dan penting secara global. Terbentuk dari endapan bahan organik yang terdekomposisi selama ribuan tahun, lahan gambut memiliki peran yang sangat signifikan dalam menjaga keanekaragaman hayati, menyimpan karbon, serta mengatur siklus air. Kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya habitat, degradasi lingkungan, dan penurunan kesuburan tanah. Kerusakan lahan gambut di Indonesia telah meningkat seiring waktu, dengan laju deforestasi dan degradasi lahan gambut yang signifikan. Menurut data, sekitar 70% dari lahan gambut di Indonesia telah rusak, dan angka tersebut terus meningkat. Kerusakan lahan gambut memiliki dampak yang luas dan serius, tidak hanya secara lokal tetapi juga global. Selain menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies tumbuhan dan hewan yang khas bagi ekosistem gambut, kerusakan lahan gambut juga melepaskan jumlah karbon yang signifikan ke atmosfer, berkontribusi pada perubahan iklim global.Kerusakan lahan gambut memiliki dampak negatif yang luas pada masyarakat, lingkungan, dan ekonomi. Dalam jangka panjang, kerusakan lahan gambut dapat menyebabkan hilangnya sumber daya alam, penurunan kesuburan tanah, dan peningkatan risiko bencana alam.
Pengelolaan Lahan Gambut Sebagai Media Tanam Dan Implikasinya Terhadap Konser...d1051231053
Gambut merupakan tanah yang memiliki karakteristik unik. Lahan gambut yang begitu luas di beberapa pulau besar di Indonesia, menjadikan pengelolaan lahan gambut sering dilakukan, terutama dalam peralihan fungsi menjadi perkebunan, pertanian, hingga pemukiman. Pada studi kasus ini lebih berfokus pada degradasi lahan gambut menjadi media tanam, proses, dampak, serta upaya pemulihan dampak yang dihasilkan dari degradasi lahan gambut tersebut
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
POWER POINT PEMBESARAN LELE 2023 DI LINGKUNGAN DESA.ppt
Bahan KLHK.PDF
1. Wahyu Marjaka
Mobilisasi Sumberdaya Sektoral dan Regional-DJPPI KLHK
Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca untuk pencapaian NDC:
Melalui Mekanisme Nilai Ekonomi Karbon
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
2. • Kenaikan suhu
global> 2 oC
• IPCC AR6
Komitmen global
mencapai NZE sekitar
2050
GDP Growth Q3 2022 (OECD):
China tertinggi (3,9%), Arab Saudi
(2,6%), USA (0,7%), Indonesia (0,6%),
OECD total (0,4%), Jepang (-0,2%)
GDP 2021-2027 (Statista):
AS tertinggi (USD 70.000), China
(USD 10.000), India (USD 5.000)
Krisis energi (2021-2022):
• 20% kebutuhan gas Eropa diimpor dari Rusia,
• Harga BBM dan gas meningkat → peningkatan
inflasi, kemiskinan, pengangguran
• Beberapa negara terindikasi menuju resesi
• Keamanan energi Indonesia: mekanisme
Krisdaren (Krisis Darurat Energi)
• Isu transisi energi di G7, G20 dan menjadi kewajiban di
COP 26 dan COP 27
• NZE by or around 2050 → climate justice
• Desakan definisi major economies/major emitters →
burden shifting
• Aksi iklim yang adil, inklusif dan menghormati hak asasi
• Pendekatan sektor seperti green shipping, heavy industries
→ bertentangan dengan kedaulatan negara dan nationally
determined nature dari NDC
Fakta global Respon global
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
3. • Komitmenpenurunan emisi
GRK global
• Adaptasi perubahan iklim
dan loss and damage
• Kerangka Transparansi
• Means of implementation
(Pendanaan, teknologi,
peningkatan kapasitas)
PARIS AGREEMENT
(Desember 2015)
Paris:Penyampaian
komitmenpenurunanemisi
GRKtahun2030 sebesar
29%hingga41%
dibandingkan
BaU
PIDATO PRESIDEN
(Desember 2015)
New York:Penandatanganan
Paris Agreementpadaacara
High-levelSignature
Ceremony for theParis
Agreementyangdigelardi
MarkasBesar PBB
PENANDATANGANAN
(April 2016)
Penyampaianperangkat
ratifikasiPA(UU16/2016)
dilengkapidokumenFirst
NDC Indonesia ke
UNFCCC
RATIFIKASIPA
danNDC
(November 2016)
SubmisiUpdatedNDC <S-
LCCR 2050keUNFCCC
UPDATED NDC & LTS
(Juli 2021)
“Indonesia akan dapat berkontribusi lebih
cepat bagi Net-Zero Emission dunia. Selain
itu, carbon market dan carbon price harus
menjadi bagian dari upaya penanganan isu
perubahan iklim. Ekosistem ekonomi karbon
yang transparan,berintegritas inklusif dan
adil harus diciptakan.”
(Presiden RI dalam KTT Perubahan Iklim World
Leaders’ Summit, Glasgow, 1st November 2021)
Regulasi N E K
sangat penting bagi
Indonesia karena
memberikan
kontribusi dalam
penanggulangan
perubahan iklim
berbasis pasar
(market) di tingkat
global untuk menuju
pemulihan ekonomi
yang berkelanjutan,
diperlukan adanya
percepatan dalam
implementasinya
Telah disahkanPeraturan
Presiden Nomor 98 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Nilai
Ekonomi Karbon (NEK) Untuk
Pencapaian Target Kontribusi
yang DitetapkanSecara
Nasional dan Pengendalian
Emisi Gas Rumah Kaca Dalam
PembangunanNasional
PERPRES 98 Tahun 2021
(29 Oktober 2021)
ENHANCED
NDC
September 2022
PERMENLHK
NEK 21 Tahun 2022
(20 Oktober 2022)
Telah disahkan
Peraturan
Menteri LHK
Nomor 21 Tahun
2022 tentang
Tata Laksana
PenerapanNilai
Ekonomi Karbon
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
4. Indonesia
merupakan salah
satu negara yang
mengeluarkan
peraturan Carbon
Pricing yang
meliputi Artikel (5)
dan Artikel (6)
Persetujuan Paris
Respon Indonesia …… Leading by Examples
Indonesia
merupakan salah
satu dari 48 negara
yang menyampaikan
kebijakan tentang
LTS-LEDS melalui
Long-term Low
Carbon and Climate
Resilience 2050,
sebelum COP 26
Indonesia
merupakan salah
satu dari 39
negara yang
meningkatkan
ambisi NDC per
23 September
2022
Indonesia
merupakan salah
satu negara
berkembang
anggota G20 yang
mempunyai
kebijakan FOLU
net-sink 2030
Saat ini Indonesia
adalah satu-satunya
negara penerima
RBP REDD+ : GCF
(USD 103), Norwegia
(USD 56 juta) dan
FCPF (USD 20,9).
Komitmen total
BioCF (USD 70 juta)
dan FCPF (USD 120
juta)
Reference: C.N.439.2022.TREATIES-XXVII.2.f (Depositary Notification)
AMENDMENT TO THE MONTREAL PROTOCOL ON SUBSTANCES THAT
DEPLETE THE OZONE LAYER
KIGALI, 15 OCTOBER 2016
INDONESIA: RATIFICATION
The Secretary-General of the United Nations, acting in his capacity as depositary,
communicates the following:
The above action was effected on 14 December 2022.
The Amendment, except for the changes to article 4 of the Protocol set out in article I of the
Amendment, shall enter into force for Indonesia on 14 March 2023 in accordance with article IV (4) of
the Amendment which reads as follows:
“After the entry into force of this Amendment, as provided under paragraphs 1 and 2, it shall
enter into force for any other Party to the Protocol on the ninetieth day following the date of deposit of
its instrument of ratification, acceptance or approval.”
14 December 2022
Ratifikasi
Amandemen
Kigali
menjadikan HFC
sebagai
komitmen gas
baru dalam NDC
Indonesia
Indonesia
merupakan salah
satu negara yang
mengajukan dan
memperbarui
komunikasi
adaptasi secara
berkala
LTS-LCCR 2050 Rencana Operasional
FOLU Net Sink 2030
Enhanced NDC (2022)
Indonesia REDD+ National
Strategy 2021-2030
Peraturan Presiden
Nomor 129 Tahun 2022
Peraturan Presiden
Nomor 98 Tahun 2021
Indonesia’s Adaptation
Communication (2022)
Indonesia
merupakan salah
satu negara yang
mengeluarkan
peraturan Carbon
Pricing yang
meliputi Artikel (5)
dan Artikel (6)
Persetujuan Paris
Peraturan Menteri LHK
Nomor 21 Tahun 2022
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
5. PERATURANTURUNAN PERPRES 98TAHUN 2021
PeraturanTurunan sedang dalam penyiapan:
1. Draft Permen LHK tentang Penyelenggaraan Kontribusi yang
Ditetapkan Secara Nasional (Nationally Determined
Contribution); SEDANG BERPROSES.
2. Permen LHK tentang Tata Laksana Penerapan Nilai Ekonomi
Karbon No. 21Tahun 2022;
3. Draft Permen LHK tentang Tata Laksana Penerapanan Nilai
Ekonomi Karbon sektor Folu SEDANG BERPROSES
4. Draft Permen LHK tentang Tata Laksana Penerapanan Nilai
Ekonomi Karbon sektor Limbah,SEDANG BERPROSES
5. Draft Permen ESDM tentang Tata Cara Penyelenggaraan Nilai Ekonomi
Karbon pada Pembangkit Tenaga Listrik; Permen ESDM No. 16 Tahun
2022.
6. Permenkomarves berkenaan organisasi kerja Dewan Pengarah
(Nomer 5 tahun 2022)
7. Draft Permen Keuangan tentang Tata Cara Penghitungan, Pemungutan,
Pembayaran Atau Penyetoran, Pelaporan, Dan Mekanisme Pengenaan
Pajak Karbon Serta Pengurangan Pajak Karbon;
8. Draft Permen Keuangan tentang Tarif Dan Dasar Pengenaan Pajak
Karbon;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri atau Surat Keputusan Bersama dari
Menteri Dalam Negeri dan Menteri LHK terkait Peran Pemerintah
Daerah Dalam Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon dalam Rangka
mencapaiTarget NDC;
RPermenLhk
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
6. BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Definisi dan pengertian
BAB II
MAKSUD, TUJUAN DAN RUANG
LINGKUP
Pasal 2 – 3 Maksud dan Tujuan
Pasal 4 Ruang Lingkup
BAB III UPAYA PENCAPAIAN TARGET KONTRIBUSI
YANG DITETAPKAN SECARA NASIONAL
Pasal 5 Upaya pencapaian target NDC
Pasal 6 – 8 Mitigasi Perubahan Iklim
Pasal 9 – 27 Perencanaan Aksi Mitigasi PI
Pasal 28 Pelaksanaan Aksi Mitigasi PI
Pasal 29 – 30 Pemantauan dan Evaluasi Aksi Mitigasi PI
Pasal 31 – 33 Adaptasi Perubahan Iklim
Pasal 34 – 41 Perencanaan Aksi Adaptasi PI
Pasal 42 Pelaksanaan Aksi Adaptasi PI
Pasal 43 – 44 Pemantauan dan Evaluasi Aksi Adaptasi PI
BAB IV TATA LAKSANA
PENYELENGGARAAN NILAI EKONOMI
KARBON
Pasal 45 – 47 Nilai Ekonomi Karbon
Pasal 48 – 54 Perdagangan Karbon
Pasal 55 – 57 Pembayaran Berbasis Kinerja
Pasal 58 – 59 Pungutan Atas Karbon
BAB V KERANGKA TRANSPARANSI
Pasal 60 Tatacara melakukan kerangka transparansi
Pasal 61 MRV
Pasal 62 – 65 Pengukuran
Pasal 66 – 67 Pelaporan
Pasal 68 Validasi dan Verifikasi
Pasal 69 – 70 Sistem Registri Nasional Pengendalian PI
Pasal 71 – 77 Sertifikasi Pengurangan Emisi
1 2 3 4 5
BAB VI PEMANTAUAN
DAN EVALUASI
Pasal 78 – 80
Pemantauan dan Evaluasi
BAB VII PEMBINAAN DAN
PENDANAAN
Pasal 81 – 82 Pembinaan
Pasal 83 Pendanaan
BAB VIII
KOMITE PENGARAH
Pasal 84 Komite
Pengarah
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 87 – 90 Penutup
6
7
8
10
ALUR SUBSTANSI PERPRES 98TAHUN 2021
BAB IX
KETENTUAN
PERALIHAN
Pasal 85 – 86 Peralihan
9
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
7. NEK • Sektor; dan
• Subsektor
Diselenggarakan
oleh :
• Kementerian
/Lembaga
• Pemerintah
daerah
• Pelaku
Usaha
• Masyarakat
Dilaksanakan
oleh :
Pengaturan Instrumen NEK
a. Perdagangan Emisi
2. Pungutan atas
Karbon
b. Offset Emisi
3. Pembayaran
Berbasis Kinerja
1. Perdagangan
Karbon
4. Mekanisme lainnya
sesuai perkembangan
peta jalan
NDC;
strategi
pencapaian
target NDC
Sektor;
Batas Atas
Emisi GRK;
keefektifan
waktu dan
efisiensi biaya;
dan
perkembangan ilmu
pengetahuan,
teknologi, dan
kapasitas Sektor.
Pelenggaraannya berdasarkan
TATA LAKSANA PENYELENGGARAAN NEK
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Perpres 98 Tahun 2021
8. Mekanisme nilai ekonomi karbon
Perdagangan :
1. Perdagangan ijin emisi (Emission trading System/ETS) :
Entitas yang mengemisi lebih banyak membeli ijin emisi dari yang
mengemisi lebih sedikit.
2. Offset Emisi (Crediting Mechanism) : Entitas yang melakukan
aktivitas penurunan emisi dapat mengkompensasi emisi yang dibuat
di tempat lain.
Non Perdagangan
1. CarbonTax : dikenakan atas kandungan karbon atau aktivitas
mengemisi karbon
2. Result based payment : pembayaran atas hasil penurunan emisi
Substansi Peraturan Pelaksanaan Nilai Ekonomi Karbon
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
9. Ketentuan
Umum
I II III
X XI XII
VI
VII
VIII
IX
Tata Cara Pelaksanaan
Perdagangan Karbon
Sertifikasi
Pengurangan Emisi
Gas Rumah Kaca
Pengukuran, Pelaporan,
danVerivikasi
Penyelenggaraan NEK
Penyelenggaraan
SRN PPI
Pemantauan dan
Evaluasi
Pembayaran
Berbasis Kinerja
IV
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 21Tahun 2022
TentangTata Laksana Penerapan Nilai Ekonomi Karbon (85 Pasal)
Pungutan Atas
Karbon
V
Partisipasi
Para Pihak
Ketentuan
Penutup
Mekanisme
Penyelenggaraan
NEK Lainnya
Pengelolaan Dana Atas
Perdagangan Karbon
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
10. Mekanisme Pelaksanaan Penyelenggaraan
a. Perdagangan Emisi
3. Pungutan atas Karbon oleh
Menkeu
b. Offset Emisi
2. Pembayaran Berbasis Kinerja
Skema Mekanisme dan Prosedur Penyelenggaraan NEK
4. Mekanisme lainnya sesuai perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi yang
ditetapkan oleh Menteri
1. Perdagangan Karbon dalam dan/atau
luar negeri
mekanisme pasar karbon
melalui bursa karbon
perdagangan langsung
bertempat diINDONESIA
Sertifikasi
Pengurangan
Emisi (SPE)
Menteri dapat melakukan
penyesuaian pengelolaan dana dan
pembagian manfaat
Mekanisme dan
prosedur Offset
emisi GRK
Pedoman
Umum PBK
Pengelolaan
Dana
dilakukan
melalui
lembaga yang
mengelola
dana
lingkungan
hidup atau
lembaga yang
ditunjuk
mekanisme
pembagian
manfaat
Penyelenggaraan
NEK dilaksanakan
oleh:
a. kementerian/
lembaga;
b. pemerintah
daerah;
c. pelaku usaha;
dan
d. masyarakat.
baseline
Target pengurangan
Emisi GRK
hasil capaian
pengurangan
emisi
Dapat
dilakukan
lintas
sektor
Mekanisme dan Prosedur
Perdagangan Emisi
Penetapan PT BAE
Penerbitn PT BAE-PU
Emisi aktual
di bawah atau
di atas PT
BAE-PU
1. Internasional ke Pemerintah
2. Internasional ke Provinsi
3. Nasional ke Sub nasional
4. Provinsi ke Kab/Kota, Swasta dan Masy
PNBP dr
Nasional
or Prov
ke swasta
Pengelolaan
Dana
dilakukan
melalui
lembaga yang
mengelola
dana
lingkungan
hidup atau
lembaga yang
ditunjuk
P
N
B
P
a
t
a
u
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
11. UMUM:
1. Mekanisme dan Prosedur Perdagangan
Karbon dalam negeri dan/atau Luar
negeri.
2. Ketentuan dalam Perdagangan Karbon:
a. sesuai dengan peta jalan
Perdagangan Karbon tahun
2021 sampai dengan tahun
2030;
b. menyediakan cadangan
pengurangan emisi (buffer); dan
c. berbentuk SPE-GRK untuk
Perdagangan Karbon lintas Sektor.
BAGAN: PERDAGANGAN KARBON dalam PermenLHK No. 21Tahun 2022
dilakukan berdasarkan Peta Jalan
Perdagangan Karbon Sektor
atau sub sektor
disusun dan ditetapkan oleh
menteri terkait setelah
berkoordinasi dengan Menteri.
untuk uji kepatutan atas Perdagangan
Emisi dan sebagai acuan dalam Offset
Emisi GRK oleh Direktorat Jenderal
Kriteria Umum Kriteria Khusus
• disagregasi Baseline Emisi
GRK Sektor atau Sub
Sektor tahunan;
• disagregasi target
pengurangan emisi nasional
Sektor atau Sub Sektor
tahunan; dan
• hasil Inventarisasi Emisi
GRK berupa emisi aktual
pada Sub Sektor atau bidang
kegiatan Aksi Mitigasi
Perubahan Iklim
Kriteria khusus Perdagangan Emisi paling sedikit memuat:
• rencana dan strategi pencapaian target NDC pada Sektor atau Sub Sektor;
• sasaran Perdagangan Emisi;
• strategi Perdagangan Emisi dalam negeri dan Perdagangan Emisi luar negeri;
• periode waktu Perdagangan Emisi;
• Periode Penaatan pengukuran kinerja; dan
• harmonisasi dengan mekanisme pelaksanaan penyelenggaraan NEK lainnya agar tidak
terjadi penghitungan ganda dan pembayaran ganda.
Kriteria khusus Offset Emisi paling sedikit memuat:
• rencana dan strategi pencapaian target NDC pada Sektor atau Sub Sektor;
• sasaran Offset emisi GRK:
• penyusunan Baseline Emisi GRK dan target pengurangan emisi Pelaku Usaha;
• penetapan Baseline Emisi GRK dan target pengurangan emisi Pelaku Usaha;
• periode Offset Emisi GRK;
• Periode Penaatan pengukuran kinerja pengurangan Emisi GRK;
• strategi perdagangan Offset Emisi GRK dalam dan luar negeri paling sedikit mencakup
potensi dan tata waktu perdagangan Offset Emisi GRK; dan
• harmonisasi dengan mekanisme pelaksanaan penyelenggaraan NEK lainnya agar tidak
terjadi penghitungan ganda dan pembayaran ganda
Ketentuan tambahan Perdagangan Karbon
luar negeri :
a. dilakukan setelah Menteri Terkait
menetapkan dan menyampaikan
rencana dan strategi pencapaian terkait
NDC pada Sektor dan Sub Sektor
kepada Menteri;
b. telah mencapai target NDC pada Sub
Sektor atau bidang kegiatan Mitigasi
Perubahan Iklim untuk Perdagangan
Karbon luar negeri; dan
c. mendapat otorisasi dari Menteri.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
12. PERDAGANGAN
KARBON
TATA LAKSANA PENYELENGGARAAN NILAI EKONOMI KARBON
Diselenggarakan oleh :
1. NDC Sektor; dan
2. NDC Sub-Sektor.
Dilaksanakan oleh :
• Kementerian/Lembaga
• Pemerintah daerah
• Pelaku Usaha
• Masyarakat
Dilakukan melalui :
1. Dalam negeri; dan atau
2. Luar Negeri
Ketentuan yang harus
dipenuhi:
a. sesuai dengan peta jalan
Perdagangan Karbon;
b. menyediakan cadangan
pengurangan emisi
(buffer); dan
c. berbentuk SPE-GRK
untuk Perdagangan
Karbon lintas Sektor.
• Perdagangan
Emisi
• Ofset Emisi GRK;
Dalam bentuk:
• PTBAE
• PTBAE-PU
• SPE GRK
Ditetapkan
oleh Menteri
Terkait
pengukuran emisi
aktual pada akhir
Periode Penaatan
hasil pengukuran
emisi aktual
Laporan
pelaksanaan
menyampaikan
laporan hasil kepada
Pelaku Usaha
Di
perdagangkan
Di lakukan
Penyimpanan
dilakukanVerifikasi olehVerifikator
Menyusun DRAM
HasilValidasi
dituangkan dalam
Laporan
menyampaikan
laporan kepada
Pelaku Usaha
Dicatatkan pada
SRN PPI
pelaksanaan Aksi
Mitigasi Perubahan
Iklim setiap
Periode Penaatan
dilakukanValidasi
olehValidator
laporan hasil
pelaksanaan
Aksi Mitigasi,
laporan hasil
Verifikasi,
DRAM, dan
laporan hasil
Validasi
dilakukan melalui:
• bursa karbon;
dan/atau
• Perdagangan
Langsung.
Hasil Penelaahan
tim MRV
Penerbitkan SPE-
GRK
Di perdagangkan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
13. Pembayaran Berbasis Kinerja
Pembayaran
Berbasis
Kinerja
Internasional
Pemanfaatan PBK:
• Kegiatan pengurangan Emisi GRK sesuai Sektor dan/atau
Sub Sektor
• Kegiatan pendukung:
1. Peningkatan kapasitas institusi
2. Peningkatan Sumber Daya Manusia
3. Penguatan Kebijakan
4. Penelitian dan pengembangan
5. Penciptaan kondisi pemungkin (enabling condition)
Nasional
Provinsi
dilakukan terhadap
kinerja/manfaat
pengurangan Emisi GRK
yang dihasilkan oleh
kementerian/lembaga,
pemerintah daerah,
Pelaku Usaha dan
masyarakat
Pedoman Umum PBK paling sedikit memuat:
pelaksanaan Pembayaran Berbasis Kinerja;
tata cara penerimaan Pembayaran Berbasis Kinerja
kepada pemerintah, pemerintah daerah, Pelaku Usaha,
dan masyarakat; dan
pemantauan, evaluasi, dan pembinaan
Ketentuan Pelaksanaan Pembagian Manfaat
berdasarkan capaian kinerja pengurangan Emisi GRK yang telah
terverifikasi dan telah dilakukan telaahan tim MRV
penyaluran pendanaan dilakukan oleh BPDLH kepada penerima
manfaat; dan
capaian kinerja pengurangan Emisi GRK tercatat di dalam SRN
PPI untuk mengakses penyaluran pendanaan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
14. Pungutan
atas
Karbon
dilakukan dalam bentuk pungutan di bidang perpajakan baik
pusat dan daerah, kepabeanan dan cukai, serta pungutan
negara lainnya
Dasar Pungutan:
a. kandungan karbon;
b. potensi emisi karbon;
c. jumlah emisi karbon; dan/atau
d. kinerja Aksi Mitigasi Perubahan Iklim
dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Menteri yang
menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang
keuangan negara menyusun
formulasi kebijakan dan
strategi pelaksanaan
Pungutan atas Karbon
Pungutan Atas Karbon
setelah berkoordinasi dengan
Menteri dan MenteriTerkait
sesuai dengan tujuan
pencapaian target NDC dan
pengendalian emisi untuk
pembangunan nasional
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
15. Persyaratan:
1. Sesuai Peta jalan
perdagangan karbon
2. Menyediakan
cadangan (buffer)
sebagai manajemen
resiko
3. SPE-GRK
(perdagangan LN/DN
dan lintas sektor)
4. Tercapai target
pengurangan emisi
pada Sub Sektor atau
Sub Sub Sektor NDC
5. Mendapat Otorisasi
dari Menteri
Ketentuan :
1. Untuk Pencapaian NDC
2. ITMO
3. Transisi CDM atau Investasi Baru
4. Persetujuan Kerjasama
5. Otorisasai untuk Transfer LN
6. Dicatat SRN PPI dan International Registry
7. Dikomunikasikan melalui DNA Indonesia
8. Dalam Ton CO2 e
9. Telah mengkomunikasikan NDC
10. Berikan Laporan IGRK terkini
11. Membayar pembiayaan dan pungutan Internasional dan Nasional
1. Kerjasama G to G dilaksanakan oleh G atau dilaksanakan oleh B
2. Kerjasama B to B
1. Otorisasi untuk NDC dan/atau Selain NDC setelah NDC sub sector
atau sub sub sector tercapai;
2. Diikuti Coresponding adjustment di Interational Registry atau di A6.4
Registry dan di National Public Registry
3. Integritas Lingkungan tinggi
Perdagangan Karbon Luar Negeri Melalui Kerjasama
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
16. MANDAT SRN DALAM PERPES 98/2021
a. dasar pengakuan pemerintah
atas kontribusi penerapan NEK
dalam pencapaian target NDC.
b. data dan informasi aksi dan
sumber daya mitigasi penerapan
NEK
c. upaya menghindari penghitungan
ganda Aksi Mitigasi
d. bahan penelusuran pengalihan
e. bahan pertimbangan kebijakan
operasional lebih lanjut sesuai
kebutuhan
Fungsi SRN
setiap pelaksana dan/atau
penanggung jawab wajib
mencatatkan pelaksanaan Aksi
Mitigasi Perubahan Iklim,
Aksi Adaptasi Perubahan Iklim,
NEK, dan sumberdaya
perubahan iklim pada SRN PPI
• Pengurangan Emisi GRK dan
persetujuan teknis
• Transaksi atas persetujuan
teknis maupun kinerja atas
persetujuan teknis
Perdagangan Emisi
Pencatatan Pelaksanaan NEK :
SPE
Carbon
Registry
Data nasional, Sektor, dan Sub
Sektor sbg rujukan nasional dan
internasional
SATU DATA
Emisi GRK & Ketahanan Iklim
srn.menlhk.go.id
SERTIFIKAT
APRESIASI
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
17. ALUR PROSES SRN dan proses Improvement
1 2 3 4 5
Pendaftaran dan
Penyusunan DRAM LaporanValidasi DRAM oleh
Validator Internal/Eksternal. LaporanVerifikasi LCAM oleh
Verifikator Internal/ Independen.
Validasi DRAM olehValidator
Internal/Ekternal.
Penyusunan Laporan Capaian Aksi
Mitigasi.(LCAM)
6
Permintaan Penerbitan Sertifikat
Pengurangan Emisi (SPE) atau
Sertifikat Apresiaasi
Carbon
Registry
SPE
ERPD*)
ERMR*)
Emission Reduction
Monitoring Reporting
Emission Reduction
Project Document
*) : istilah yang dipergunakan dalan BioCF dan FCPF
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
18. Skema integrasi data terkait unit karbon ataupun instrumen Nilai Ekonomi Karbon yang diterbitkan oleh Kementerian LHK dengan bursa
karbon (1)
Accurate
Consistent
Transparent
Sustainable
Measurement, Reporting andVerification
MRV
• Pengukuran : memperoleh Batas Atas Emisi, besaran emisi, serta besaran pengurangan Emisi GRK
• Reporting : Pelaporan terdiri dari data umum dan teknis
• Verification : pengendalian dan penjaminan mutu hasil pengukuran dilakukan melalui validasi dan
verifikasi
System Registry Nasional
SRN-PPI
• Setiap pelaku usaha wajib melaporkan pelaksanaan aksi dan sumber daya pada SRN PPI
• Dasar pengakuan Pemerintah atas kontribusi penerapan NEK dalam pencapaian target NDC
• Upaya menghindari perhitungan ganda
Sertifikat Pengurangan Emisi
SPE GRK
• Bukti kinerja pengurangan emisi GRK Pembayaran atas hasil aksi mitigasi
• Alat perdagangan karbon Kompensasi emisi GRK
• Bukti kinerja berwawasan lingkungan untuk mendapat skema pendanaan bond dan sukuk
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
20. Percepatan Implementasi
Nilai Ekonomi Karbon (NEK)
Perpres 98/2021 :
Penyelenggaraan Nilai
Ekonomi Karbon
Untuk Pencapaian
Target Kontribusi
Yang Ditetapkan
Secara Nasional Dan
Pengendalian Emisi
Gas Rumah Kaca
Dalam Pembangunan
Nasional
Gugatan Keberatan Hak
Uji Materiil terhadap
Perpres Nomor 98/202
oleh Masyarakat Adat
Status:
Gugatan Ditolak MA
Permen LHK No.21/2022:
Tata Laksana Penerapan Nilai Ekonomi
Karbon
Permen ESDM No.16/2022:
Tata Cara Penyelenggaraan NEK Subsektor
Pembangkit Tenaga Listrik
RPermen LHK:
Tata Cara Perdagangan Karbon Sektor Kehutanan
Permen LHK
tentang Penyelenggaraan Kontribusi yang Ditetapkan Secara
Nasional (Nationally Determined Contribution)
Peraturan yang telah terbit
Peraturan masih dalam Proses Penerbitan
Hal-hal yang dilakukan:
• Percepatan pembahasan pengharmonisasian, pembulatan, dan pemantapan konsepsi rancangan Peraturan Menteri LHK dengan
Kumham dan K/L terkait.
• Memastikan peraturan turunan dari Kementerian Terkait sektor berjalan inline dan terintegrasi dengan P21/22 dan p.98/21 Bisa
diaplikasikan di masyarakat.
Hal-hal yang dilakukan:
1. Menyiapkan/ mengembangkan perangkat pendukung SRN dan Sign Smart;
2. Melakukan sosialisasi berjenjang baik untuk party maupun non party stakeholder di tingkat nasional
dan sub nasional;
3. Menyediakan dokumen Perpres dan Permen NEK ke dalam 2 bahasa (Indonesia-Inggris);
4. Menyiapkan kelembagaan sebagai clearing house dan pusat layanan implementasi Nilai Ekonomi
Karbon (Rumah Karbon);
5. meningkatkan peran Pemerintah Daerah dalam implementasi NEK.
Rancangan Permendagri
Peran Pemerintah Daerah Dalam Penyelenggaraan Nilai Ekonomi
Karbon dalam Rangka mencapai Target NDC.
Rancangan Permenkomarves
berkenaan organisasi kerja Dewan Pengarah
Penyiapan Substansi Fiskal dan Pembiayaan
Rancangan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tentang Tarif dan DPP Pajak Karbon
Rancangan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tentang Tata Cara dan Mekanisme Pengenaan Pajak Karbon
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
21. • Melakukan optimalisasi partisipasi dan kerja sama antar-
pemangku kepentingan dalam pengendalian perubahan
iklim
• Mendukung dalam mengimplementasikan kebijakan Aksi
Mitigasi dan Aksi Adaptasi perubahan iklim sesuai dengan
target NDC
• Harus menjadi bagian dari solusi mengatasi
persoalan iklim yang efektif dan inovatif
• Berkontribusi sesuai kapasitas masing-masing
dengan semangat burden-sharing dalam pencapaian target
NDC (Pemerintah dan Swasta) bukan burden-shifting
Percepatan Implementasi Nilai Ekonomi Karbon (NEK)
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
22. Tantangan Pengembangan dan Penerapan NEK
1. Mengembangkan perjanjian pembelian hasil mitigasi yang adil dan saling
menguntungkan
2. Memastikan integritas lingkungan dan perlindungan sosial
3. Menghindari penghitungan ganda: metodologi yang kuat, penyesuaian yang
sesuai, pendaftaran internasional diajukan oleh negara tuan rumah dan
pendaftaran nasional
4. Memperkuat skema crediting, validator dan verifikator nasional menjadi
Designated Operational Entities regional (validator dan verifikator internasional)
5. Membangun kapasitas pemangku kepentingan nasional terkait
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan