1. Dokumen tersebut membahas tentang imunologi, terdiri dari sistem imunitas alami dan adaptif, serta perbedaan keduanya. Sistem imunitas alami meliputi pertahanan fisik, biokimia, humoral, dan seluler, sedangkan sistem adaptif melibatkan sel B dan T.
2. Dokumen juga membahas tentang antigen kanker yang dapat berupa antigen khusus tumor atau terkait tumor, serta respons imun terhadap kanker melalui imunitas humoral dan sel
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
Immunology
1. Immunology
Soal No. 1.
Karakteristik :
a. Humoral Mediated Immunity : yang berperan dalam sistim imun ini adalah
adalah sistim imun humoral yakni limfosit B atau sel B . Humor berarti cairan tubuh
. Sel B berasal dari sel asal multipoten disumsum tulang. Bila sel B diransang oleh
benda asing, sel tersebut akan berproliferasi, berdifensiasi dan berkembang menjadi
sel plasma yang memproduksi antibodi yang dilepas dapat ditemukan dalam serum.
Fungsi utama antibodi ini ialah petahanan terhadap infeksi ekstraseluler, virus dan
bakteri serta menetralisasi toksinnya.
b. Cell Mediated Immunity : melibatkan sel T yang secara langsung melawan
infeksi atau sel kanker sebagai host. Sel T berasal dari sel asal yang dibentuk dalam
sumsum tulang tetapi proliferasi dan diferensiasi tejadi dalam kelenjar timus.
Sebagian besar sel T akan mati dan hanya 5-10 % menjadi matang dan
meninggalkan timus untuk masuk ke dalam sirkulasi. Berbeda dengan sel B, sel T
terdiri dari beberapa sel subset dengan fungsi yang berlainan yaitu sel Th1,Th2 dan
Tdth , CTL atau Tc, Ts atau sel Tr atau Th3. Fungsi utama sistim imun spesifik
seluler ialah untuk pertahanan terhadap bakteri yang hidup intraseluler, virus ,
jamur, parasit dan keganasan. Yang berperan adalah sel CD4+ yang mengaktifkan
sel Th1 yang selanjutnya mengaktifkan makrofag untuk menghancurkan mikroba
dan sel CD 8+ yang memusnahkan sel terinfeksi.
Soal No. 2.
Perbedaan antar innate dan adaptive immunity :
Innate immunity (native/natural immunity; imunitas alamiah / nonspesifik)
adalah mekanisme fisiologik immunitas non spesifik berupa komponen normal
tubuh yang selalu ditemukan pada individu sehat dan siap mencegah mikroba
masuk tubuh dan dengan cepat menyingkirkan mikroba tersebut. Jumlahnya
dapat ditingkatkan oleh infeksi, misalnya jumlah sel darah putih meningkat
selama fase akut pada penyakit. Disebut non spesifik karena tidak ditujukan
terhadap mikroba tertentu, telah ada dan siap berfungsi sejak lahir.
2. Mekanismenya tidak menunjukkan spesifisitas terhadap bahan asing dan mampu
melindungi tubuh terhadap banyak pathogen potensial. Sistem tersebut
merupakan pertahanan terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroba
dan dapat memberikan respon langsung. Terdiri dari :
- Pertahanan fisik/mekanik (kulit, selaput lendir, silia saluran nafas, batuk dan
bersin)
- Pertahanan biokimia (lizosim/keringat, sekresi sebaseus, asam lambung,
laktoferin, asam neuraminik)
- Humoral (komplemen, interferon, C-Reaktive Protein)
- Seluler (fagosit mononuklear, polimorfonuklear), sel NK, sel mast, basofil)
Adaptive Immunity
Sistem imun spesifik (adaptive/acquired immunity; imunitas didapat) mempunyai
kemampuan untuk mengenal benda yang dianggap asing bagi dirinya. Benda
asing yang pertama kali muncul dalam tubuh segera dikenal oleh sistem imun
spesifik sehingga terjadi sensitasi sel sel sistem imun tersebut. Benda asing yang
sama jika terpajan ulang akan dikenali lebih cepat, kemudian dihancurkan. Oleh
karena sistem tersebut hanya dapat menyingkirkan benda asing yang sudah
dikenal sebelumnya maka sistem tersebut disebut spesifik.
Sistem imun spesifik terdiri dari dua sistem:
- Sistem imun spesifik humoral, diperankan terutama oleh sel B. Bila sel
B dirangsang oleh benda asing, maka sel B akan berproliferasi,
berdiferensiasi dan berkembang menjadi sel plasma yang
memproduksi antibodi terlarut yang dapat ditemukan di dalam serum.
Antibodi itu adalah Ig G, Ig A, Ig M, Ig D, Ig E. Fungsi utama antibodi
ini ialah pertahanan terhadap infeksi ekstraseluler, virus dan bakteri
serta menetraliser toksinnya. Mekanisme pertahanannya berupa
netralisasi secara langsung mikroba ekstrasel, atau dengan
mengaktivasi komplemen dan sel efektor tertentu (neutrofil dan
makrofag) untuk membunuh mikroorganisme.
- Sistem imun spesifik selular, terutama diperankan oleh limfosit T (Sel
T). Sel T terdiri atas beberapa subset yakni sel Th1, Th2, Ts/Tr/Th3,
Tdth, CTL/Tc dengan fungsi yang berbeda-beda. Fungsi utama sistem
imun spesifik seluler adalah untuk pertahanan terhadap bakteri yang
3. hidup intraseluler, virus, jamur, parasit dan keganasan. Sel CD4+
mengaktifkan sel Th1 yang selanjutnya mengaktifkan makrofag untuk
menghancurkan mikroba, sedangkan sel CD8+ memusnahkan sel yang
terinfeksi.
Perbedaan sifat-sifat sistem imun nonspesifik dan spesifik
Nonspesifik (Innate) Spesifik (Addaptive}
Resistensi Tidak berubah Membaik oleh infeksi
oleh infeksi berulang (ada memori)
Spesifisitas Umumnya efektif Spesifik untuk mikroba
terhadap semua yang sudah mensentisasi
sebelumnya
Sel yang penting Fagosit Th, Tdth, Tc, Ts, Sel B
Sel NK
Sel mast
Eosinofil
Molekul yang penting Lisozim Antibodi
Komplemen Sitokin
APP Mediator
Interferon Molekul adhesi
CRP
Kolektin
Molekul adhesi
Perbedaan ini hanya untuk memudahkan pengertian saja, oleh karena antara kedua
sistem tersebut ada kerja sama yang erat yang tidak dapat dipisahkan satu dengan
yang lainnya. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, sehingga
saling menutupi antara keduanya.
Soal No.3
Immunology sel kanker :
Pada kondisinormal, pertumbuhan sel dipertahankan oleh berbagi
regulator yang mengatur kecepatan proliferasi, diferensiasi dan kematian sel,
sehingga sel berada dalam keseimbangan (homeostasis) pada hampir semua sel.
Regulator ini, sebagian sudah ada dalam tubuh (intrinsik), sedangkan yang lainnya
diperoleh sel dari lingkungannya (ekstrinsik). Kanker terjadi melalui proses
transformasi, pada saat sel mengalami perubahan genetik dan mendapat
kemampuan melepaskan diri dari mekanisme regulator.
4. Antigen kanker
Imunitas kanker ialah proteksi sistem imun terhadap kejadian kanker.
Imunitas kanker ditentukan oleh kemampuan sel kanker mengekspresikan antigen
imunogenik. Identifikasi molekuler antigen kanker dapat memberikan berbagai
informasi respons imun terhadap kanker. Antigen yang unik dapat digunakan
sebagai molekul sasaran dan dikenal oleh sistem imun untuk dihancurkan secara
spesifik. Antigen tersebut dapat dibedakan sesuai gambaran ekspresinya pada sel
kanker dan sel normal.
a. Tumor Specific Antigen (TSA)
TSA merupakan antigen sasaran ideal untuk imunoterapi kanker. Contoh TSA
adalah protein yang dihasilkan oleh mutasi satu atau lebih gen. TSA yang lain
adalah protein dalam kanker yang diinduksi virus.
b. Tumor Associated Antigen (TAA)
Tidak semua kanker dapat menunjukkan antigen unik yang dapat dikenal
limfosit untuk diproses sebagai antigen. Dalam keadaan ini, kanker dapat dikenal
oleh sistem imun dengan adanya perubahan kuantitatif dalam ekspresi profil
proteinnya. Antigen ini tidak spesifik, dikenal sebagai Tumor Associated Antigen
(TAA), yang dikenal antara lain:
1. Antigen onkofetal. Antigen ini disandi oleh gen yang diekspresikan selama
embriogenesis dan perkembangan janin, namun proses transkripsi menjadi tenang
pada masa dewasa.
2. Jenis TAA yang lain adalah tissue-specific differentiation antigen,
menunjukkan asal jaringan kanker, antara lain: melanoma differentiating antigen gp
100, prostate specific antigen (PSA), carcinoembryonic antigen, dan alfa feto protein
(AFP).
Respons Imun terhadap Kanker
A. Imunitas humoral
5. Meskipun peran imunitas humoral dalam respons imun terhadap kanker lebih
sedikit dibanding peran imunitas seluler, namun tubuh tetap membentuk antibodi
terhadap antigen kanker. Antibodi ini dapat langsung menhancurkan sel kanker atau
dengan bantuan komplemen atau melalui sel efektor ADCC.
B. Imunitas seluler
Sistem imun seluler dapat langsung menghancurkan sel kanker tanpa
sensitasi sebelumnya. Limfosit matang akan mengenal TA dalam pejamu, meskipun
TAA merupakan self-protein yang disandi gen normal. Tampaknya limfosit self-
reaktif berlawanan dengan limfosit sel-tolerans.
Bila sel B dan T telah matang dalam sumsum tulang dan timus, limfosit yang
terpajan dan berikatan dengan self-antigen akan mengalami apoptosis.
1. CTL
Kanker yang mengekspresikan antigen unik dapat memacu CTL/Tc spesifik
yang dapat menghancurkan kanker, tetapi respons CTL tidak selalu terjadi pada
kanker. Kalau memberi respons yang tidak selalu efisien, biasanya terhadap peptida
yang berasal dari TSA yang diikat MHC-I.
2. Sel NK
Sel NK adalah limfosit sitotoksik yang mengenal sel sasaran yang tidak
antigen spesifik dan juga tidak MHC dependen. Sel NK mengekspresikan IgG-R
yang dapat membunuh sel sasaran melalui ADCC dan melalui penglepasan
protease, perforin dan granzim.
3. Makrofag
Makrofag juga memiliki enzim yang berfungsi sitotoksik dan melepas mediator
oksidatif (misalnya superoksid dan nitrit oksida). Selain itu, makrofag melepas TNF-a
yang memulai apoptosis. Diduga makrofag mengenal sel kanker melalui IgG-R yang
berkatan dengan anigen kanker. Makrofag juga dapat memakan dan mencerna sel
kanker dan mempresentasikannya ke sel CD4+. Jadi makrofag dapat berfungsi
sebagai inisiator dan efektor imun terhadap kanker.