SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada TUHAN Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmatnya kepada kita semua, serta telah memberikan kita kesehatan
sehingga bisa menyelesaikan makalah ini dengan cukup baik.
Didalam makalah ini saya telah menyusun beberapa pengetahuan tentang
aplikasi imunologi pada bidang kebidanan. Dengan kemampuan yang di miliki,
saya telah mengambil dari beberapa sumber untuk menyelesaikan makalah ini.
Saya sadar jika makalah ini belum cukup sempurna tetapi kami berharap
supaya makalah ini bisa menambah wawasan bagi yang membacanya.Untuk
ketidak sempurnaan itu kami juga membutuhkan kritik dan saran dari pembaca.

Raha, 18 November 2013

PENYUSUN

Aplikasiimunologipadabidangkebidanan

1
DAFTAR ISI
Kata pengantar ..............................................................................................1
Daftar Isi………………………………………………………….………….2
BAB I :PENDAHULUAN
Latar Belakang

..........................................................................................3

Rumusan masalah
Tujuan Makalah

....................................................................................3
...........................................................................................3

BAB II : PEMBAHASAN
Pengertianimunologi……………………………………..…………………4
AplikasiImunologiPadaBidangkebidanan………………….…………….6
BAB III :PENUTUP
Kesimpulan
Saran

.

.........................................................................................14
..........................................................................................15

Daftar pustaka ...........................................................................................16

Aplikasiimunologipadabidangkebidanan

2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Imunologi adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang
mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada semua
organisme. Imunologi antara lain mempelajari peranan fisiologis sistem imum
baik dalam keadaan sehat maupun sakit, malfungsi sistem imun pada gangguan
imunologi (penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun, penolakan
allograft), karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen
sistem imun in vitro, in situ, dan in vivo. Imunologi memiliki berbagai
penerapan pada berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi
beberapa

subdisiplin.Sehingga

imunologi

penerapannya

dalam

kebidanansangat diperlukan karna dalam sistem imunologi berkaitan pada
kehamilan, bayi dan anak maupun janin .Oleh karena itu dalam makalah ini
akan membahas mengenai aplikasi imunologi dalam bidang kebidanan

1.2 Rumusan Masalah
1. PengertianImunologi ?
2. Bagaimanakah penerapan imunologi dalam bidang kebidanan ?

1.3 Tujuan Umum
Memahami penerapan imunologi dalam bidang kebidanan.

Aplikasiimunologipadabidangkebidanan

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Imunologi
Imunologi adalah ilmu yang mempelajari sistem imunitas tubuh
manusia

maupun

hewan,

merupakan

disiplin

ilmu

yang

dalam

perkembangannya berakar dari pencegahan dan pengobatan penyakit infeksi.
Disfungsi sistem imun yang berperanan dalam patogenesis berbagai penyakit
semakin banyak diketahui, misalnya AIDS atau Sindrom defisiensi imun
didapat.
Dalam 20 terakhir ini terlihat perkembangan yang sangat pesat
dalam bidang imunologi seluler dan molekuler. Penemuan-penemuan
berbagai molekul yang berperanan dalam inflamasi dan respons imun
seperti mediator, sitokin dan lain sebagainya telah dapat menjelaskan
berbagai mekanisme respon imun/inflamasi. Pengetahuan imunologi yang
maju telah dapat dikembangkan untuk menerangkan patogenesis serta
menegakkan diagnosis berbagai penyakit yang sebelumnya masih kabur.
Kemajuan dicapai dalam pengembangan berbagai vaksin dan obat-obat yang
digunakan dalam memperbaiki fungsi sistem imun dalam memerangi infeksi
dan keganasan, atau sebaliknya digunakan untuk menekan inflamasi dan
fungsi sistem imun yang berlebihan pada penyakit hipersensitivitas.
Pemikiran lain yang timbul dari kemajuan dalam bidang imunologi
yaitu terapi gen. Dengan menyisipkan gen yang defisien atau tidak ditemukan
dalam tubuh, diharapkan akan dapat memberikan responnya terutama dalam
menanggulangi penyakit defisiensi imun.
Yang dimaksudkan dengan ” sistem imun ialah semua mekanisme
yang digunakan tubuh untuk mempertahankan keutuhan tubuh sebagai
perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam
lingkungan hidup”. Berbagai bahan organik dan anorganik, baik yang hidup
maupun yang mati asal hewan, tumbuhan, jamur, bakteri, virus, parasit,
Aplikasiimunologipadabidangkebidanan

4
berbagai debu dalam polusi, uap, asap dan lain-lain iritan, ditemukan dalam
lingkungan hidup sehingga setiap saat bahan-bahan tersebut dapat masuk ke
dalam tubuh dan menimbulkan berbagai penyakit bahkan kerusakan jaringan.
Selain itu, sel tubuh yang menjadi tua dan sel yang bermutasi menjadi ganas,
merupakan bahan yang tidak diingini dan perlu disingkirkan. Kemampuan
tubuh untuk menyingkirkan bahan asing yang masuk ke dalam tubuh
tergantung dari kemampuan sistem imun untuk mengenal molekul-molekul
asing atau antigen yang terdapat pada permukaan bahan asing tersebut dan
kemampuan untuk melakukan reaksi yang tepat untuk menyingkirkan
antigen. Kemampuan ini dimiliki oleh komponen-komponen sistem imun
yang terdapat dalam jaringan limforetikuler yang letaknya tersebar di seluruh
tubuh, misalnya di dalam sumsum tulang, kelenjar limfe, limpa, timus, sistem
saluran nafas, saluran cerna dan organ-organ lain. Sel-sel yang terdapat dalam
jaringan ini berasal dari sel induk dalam sumsum tulang yang berdiferensiasi
menjadi berbagai jenis sel, kemudian beredar dalam tubuh melalui darah,
sistem limfatik, serta organ limfoid yang terdiri dari timus dan sumsum tulang
(organ limfoid primer ), dan limpa, kelenjar limfe dan mukosa ( organ limfoid
sekunder ), dan dapat menunjukkan respons terhadap suatu rangsangan sesuai
dengan sifat dan fungsi masing-masing.
Pembagian Sistem Imun
Terdapat 2 sistem imun yaitu sistem imun nonspesifik dan spesifik
yang mempunyai kerja sama yang erat dan yang satu tidak dapat dipisahkan
dari yang lain, sistem imun ini semuanya terdiri dari bermacam-macam sel
leukosit ( sel darah putih ).
 Sistem imun nonspesifik, disebut demikian karena telah ada dan
berfungsi sejak lahir dan merupakan pertahanan tubuh terdepan
dalam menghadapi serangan berbagai mikroorganisme, serta dapat
memberikan respon langsung terhadap antigen. Sel-selnya terdiri
dari sel makrofag, sel NK ( Natural Killer ) dan sel mediator.
 Sistem imun spesifik, membutuhkan waktu untuk mengenal antigen
terlebih dahulu sebelum dapat memberikan responnya atau dengan
Aplikasiimunologipadabidangkebidanan

5
kata lain sistem ini dapat menghancurkan benda asing yang berbahaya
bagi tubuh yang sudah dikenal sebelumnya ( spesifik ). Sel-selnya
terdiri dari sel-sel limfosit T dan B.
Sistem imun spesifik terdiri dari sel limfosit , merupakan kunci
pengontrol sistem imun. Sebetulnya sistem ini dapat bekerja sendiri
tanpa bantuan sistem imun nonspesifik. Terdapat 2 macam yaitu:
sistem imun spesifik humoral ( sel B ), menghasilkan antibodi yang
berfungsi sebagai pertahanan terhadap infeksi ekstraseluler virus dan
bakteri, sedangkan sistem imun spesifik seluler ( sel T ) untuk
pertahanan terhadap bakteri yang hidup intraseluler, virus, jamur,
parasit dan keganasan.

2.2. imonologi dalam kebidanan
Kebidanan adalah bagian integral dari sistem kesehatan dan
berkaitan dengan segala sesuatu yang menyangkut pendidikan, praktek dan
kode etik bidan dimana dalam memberikan pelayanannya meyakini bahwa
kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologi normal dan bukan
merupakan penyakit, walaupun pada beberapa kasus mungkin berkomplikasi
sejak awal karena kondisi tertentu atau komplikasi bisa timbul kemudian.
Fungsi kebidanan adalah untuk memastikan kesejahteraan ibu dan
janin/bayinya, bermitra dengan perempuan, menghormati martabat dan
memberdayakan segala potensi yang ada padanya.
Dalam memberikan pelayanan dan asuhan kebidanan memiliki
tujuan untuk menjamin keselamatan ibu dan bayinya sepanjang siklus
reproduksi, mewujudkan keluarga bahagia dan kesehatan ibu masa hamil,
persalinan, nifas, bayi setelah lahir, serta program keluarga berencana.
Disinalah kaitannya dengan pengaplikasian imunologi dalam bidang
kebidanan, dimana dalam menjaga kondisi kesehatan tentunya semua
manusia membutuhkan sistem imun yang baik untuk memberikan kekebalan
yang baik pula dari berbagai mikroorganisme yang dapat menyebabkan
penyakit.
Aplikasiimunologipadabidangkebidanan

6
Beberapaaplikasiimunologidalamhal

yang

berkaitandalambidangkebidananyaitu :
a. Imunologi Pada Janin
Perkembangan Imunologi janin
Pada kehamilan dimana antibodi yang dihasilkan janin jauh
sangat kurang untuk merespon invasi antigen ibu/invasi bakteri. Dari minggu
ke 20 kehamilan, respon imun janin terhadap antigen mulai meningkat.
Respon janin dibantu oleh pemindahan molekul antibodi dari ibu (asalkan
ukurannya tidak terlalu besar) ke janin sehingga memberikan perlindungan
pasif yang menetap sampai beberapa minggu. Proses kelahiran sendiri, mulai
dari pecahnya kantong amnion yang tersegel dan seterusnya akan membuat
janin terpajan dengan mikroorganisme baru. Candida alicans, gonococcus dan
herpes virus dapat dijumpai pada vagina. Pada kasus infeksi herpes yang
diketahui, pelahiran pervaginaan tidak diperbolehkan. Begitu lahir, bayi
cenderung

akan

bertemu

dengan

Staphylococcus

aureus,

suatu

mikroorganisme dimana resisten bayi tehadapnya sangat kecil.
Untuk mengimbangi status imunologi yang belum berkembang
dengan baik pada bayi baru lahir, maka pengawasan antenatal yang cermat,
pemeriksaan untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi atau terapi untuk
mengatasi infeksi, teknik-teknik melahirkan yang aseptik tanpa memasukkan
mikroorganisme dan perawatan yang cermat dengan memperhatikan segala
aspek dalam penanganan bayi baru lahir, semuanya ini merupakan tindakan
yang sangat penting.
Sistem Imun Pasif pada Janin
Dalam perkembangannya, Janin dapat terlindung dari lingkungan
yang berbahaya selama dalam kandungan. Umumnya kuman patogen atau
bibit penyakit tidak dapat menembus barier plasenta. Bayi yang baru lahir,
tanpa adanya antibodi, akan sangat mudah terinfeksi. Bayi yang mature telah
memperoleh antigen dan imunitas pasif dari ibu terhadap jenis-jenis tertentu
dalam waktu 6 minggu atau lebih sebelum dilahirkan. Namun demikian, bayi
yang meninggalkan lingkungan yang steril untuk kemudian secara tiba-tiba
Aplikasiimunologipadabidangkebidanan

7
bertemu dengan banyak mikroorganisme dan antigen lainnya. Diperlukan
waktu beberapa minggu sebelum imunitas aktif terbentuk.
Proses penyaluran imun pasif dari maternal: Sistem imun janin
diperkuat oleh penyaluran imunoglobulin menembus plasenta dari ibu kepada
janinnya melalui aliran darah yang membawa antibodi serta penyaluran
melalui air susu. Profil imunoglobulin yang disalurkan melalui plasenta dan
disekresikan melalui air susu bergantung pada mekanisme transportasi spesif
ik untuk berbagai kelas imunoglobulin. IgG ibu menembus plasenta ke dalam
sirkulasi janin melalui mekanisme aktif spesifik, yang efektif dari sekitar usia
gestasi 20 minggu, tetapi aktivitasnya meningkat pesat sejak usia gestasi 34
minggu. Ibu akan menghasilkan respons imun terhadap antigen yang ia temui
dengan

menghasilkan IgG, yang

dapat

melewati

plasenta.

Bahkan

kadar IgG ibu rendah, IgG akan tetap di salurkan melalui plasenta. Hal ini
berarti janin akan mendapat imunisasi pasif terhadap patogen yang besar
ditemukan di lingkungan setelah lahir. Imunitas pasif ini memberikan
perlindungan temporer penting pascanatal sampai sistem bayi sendiri matang
dan menghasilkan sendiri antibodi.
b. Sel-Sel Imun Di Uterus
Uterus sebagai organ tempat kehamilan akan berlangsung tentu
memiliki peranan penting dalam proses penerimaan embrio. Lapisan
endometrium dapat dianggap sebagai jaringan limfoid tersier setelah jaringan
limfoid primer pada sumsum tulang dan timus serta jaringan limfoid sekunder
pada kelenjar getah bening, limpa, dan Gut Associated Lymphoid Tissue
(GALT). Hal ini disebabkan leukosit ditemukan jumlahnya cukup banyak
baik pada daerah stroma maupun epitel Dari lapisan endometrium. sejumlah
sel leukosit didapatkan baik secara tersebar maupun berkelompok
bersebelahan dengan kelenjar endometrium pada stratum fungsional akan
sangat berbeda pada setiap fase dari siklus haid. Yang paling menonjol adalah
perubahan pada jumlah sel NK. Jumlah sel NK akan meningkat secara
bermakna pascaovulasi dan jumlahnya akan tetap banyak pada lapisan
desidua saat usia kehamilan dini.
Aplikasiimunologipadabidangkebidanan

8
c. Hipotesis Mengenai Keberhasilan Kehamilan Terkait Dengan
Respons Imun
Dalam kehamilan jaringan plasentalah yang akan langsung
mengadakan kontak dengan sistem sistem imun maternal. Hal ini disebabkan
ole karena sel-sel trofoblas akan menginvasi hingga ke pembuluh darah
maternal. Respons imun yang terjadi ternyata tidak sesuai dengan hukum
transplantasi dimana seharusnya terjadi reaksi penolakan, karena sel-sel
trofoblas yang berasal dari janin seharusnya juga memiliki HLA paternal.
Namun, ada hal-hal yang harus dipertimbangkan bahwa sel-sel trofoblas itu
berbeda dengan sel-sel somatik lainnya. Oleh karena itu, respons imun yang
ditimbulkannya tentu akan sangat berbeda.
1. Hipotesis Mengenai Ekspresi HLA-G Di Sel-Sel Trofoblas
Sel-sel sinsisiotrofoblas yang merupakan lapisan terluar dari
jaringan janin dan akan berkontak dengan sistem imun maternal ternyata
tidak mengekspresikan HLA-LA dan HLA-B dan hanya sedikit
mengekspresikan HLA-C. Sebaliknya, sel-sel sinsisiotrofoblas tersebut
mengekspresikan salah satu HLA nonklasik, yaitu HLA-G.
HLA-G tampaknya berinteraksi dengan KIR seperti layaknya jenisjenis HLA yang lain dan akan menekan aktivitas sitotoksitas dari sel NK.
Diperkirakan inhibisi terhadap aktivit6as sel NK tersebut akan memicu
toleransi sistem imun maternal pada embrio. HLA-G yang bersifat
monomorfik tampaknya menunjukkan bahwa inhibisi terhadap sel NK
berlaku secara umum tidak terkait dengan genom paternalnya. HLA-G dapat
ditemukan dalam 2 bentuk, yaitu yang ada pada permukaan sel dan yang
bersifat solubel (sHLA-G).
2. Hipotesis Mengenai Leukimia Inhibitor Factor (LIF) Dan Reseptor
Lapisan endometrium uterus tampaknya menghasilkan suatu
molekul yang bersifat hidrosoluber, yang disebut sebagai Leukimia Inhibitor
Factor (LIF) salama siklus haid terkait dengan kadar progesteron. Sementara
di sisi lain blastokista juga akan menghasilkan LIF-reseptor. Selama periode
Aplikasiimunologipadabidangkebidanan

9
implantasi lapisan desidua bersama dengan limfosit-limfosit Th2 akan
menghasilkan LIF, dan sel-sel sinsiotrofoblas akan menghasilkan reseptor
LIF. Diperkirakan ekspresi LIF pada desidua san reseptor LIF pada
blastokista akan memfasilitasi proses implantasi. Selain itu, interaksi antara
LIF dan reseptornya juga terbukti dapat memicu pertumbuhan dan
diferensiasi sel-sel trofoblas.
3. Hipotesisi Mengenai Indoleamine 2,3-Dioksigenase (IDO)
IDO adalah suatu protein enzimatik yang berfungsi untuk
katabolisme tripofan. Enzim tersebut telah dibuktikan dapat dihasilkan oleh
sel-sel sinsiotrofoblas. Diperkirakan IDO yang dihasilkan oleh sel-sel
sinsiotrofoblas akan merusak triptofan pada lapisan desidua yang dibutuhkan
oleh proliferasi sel-sel imun di lapisan desidua sehingga dapat memicu
toleransi dari sel-sel imun maternal terhadap embrio.
4. Hipoteis mengenai keseimbangan Th1-Th2
Sel helper (CD4+) naïve (Th0) saat mengenali antigen yang
dipresentasikan oleh APC dapat berdiferensiasi menjadi Th1 apabila
mendapat sinyal serupa IL-12 dan IFN, atau menjadi Th2 apabila mendapat
sinyal serupa IL-4. Pada penelitian-penelitian sebelumnya ditunjukkan bahwa
dominasi sitokin-sitokin proinflamasi yang dihasilkan oleh Th1 akan
berkolerasi dengan peningkatan kejadian keguguran. Oleh karena itu, yang
dianggap sebagai sitokin yang akan mempertahankan kehamilan adalah
sitokin-sitokin yang dihasilkan ole sel-sel imun saja, tetapi juga oleh sel-sel
trofoblas.
5. Hipotesis Mengenai Makrofag Supresor
Tampaknya ada jenis makrofag lain selain makrofag yang telah
dikenal secara klasik akan teraktivasi setelah terstimulasi oleh IFN atau
lipoposakarida (LPS), dan kemudian akan menghasilkan sitokin-sitokin
proinflamasi. Makrofag supresor ini diperkirakan akan menjaga rahim tetap
sebagai tempat yang bersifat immuno-privileged, dengan cara menghasilkan
sitokin-sitokin yang bersifat non-imflamasi seperti IL-10 atau antagonis

Aplikasiimunologipadabidangkebidanan

10
reseptor IL-1 dan juga menghasilkan turunan oksigen bebas yang minimal
atau tidak sama sekali.
6. Hipotesis Mengenai Hormon
Beberapa jenis sitokin dan hormone telah terbukti dapat dihasilkan
oleh plasenta. Hormon yang cukup penting yang dihasilkan oleh plasenta
adalah progesteron, di mana pada beberapa penelitian menunjukkan
progesteron terbukti akan memicu produksi LIF pada emdometrium, dan juga
akan memodulasi sistem imun maternal sehingga keseimbangan Th1 dan Th2
akan bergerak ke arah dominasi th2. selain progesteron tampaknya hormone
pertumbuhan juga akan memegang peranan dalam mmemodulasi sistem
imun, meski saat ini baru terbukti pada spesies Roden. Dalam masa
kehamilan plasenta akan menghasilkan placental Growth Hormone (pGH)
yang memiliki perbedaan 13 asam amino dibandingkan dengan Growth
Hormone (GH) yang dihasilakn oleh hipofisis. pGH akan menggantikan GH
dalam sirkulasi maternal pada trimester kedua dan diperkirakan dapat pula
memodulasi sistem imun maternal.
7. Hipotesis Mengenai Cd95 Dan Ligannya (Cd95l)
Interaksi antara CD95L dan ligannya yaitu CD95 telah lama
dikenal dalam bidang imunologi yang berperan untuk memicu reaksi
apoptosis.Mekanisme interaksi CD95-CD95L umumnya digunakan untuk
menjelaskan pengaturan pergantian sel, pemusnahan sel sel tumor, respons
antiviral, dan yang terpenting adalah untuk melindungi organ organ tertentu
dari aktifitas sel sel imun , contohnya pada organ organ yang harus dilindungi
seperti

mata

dan

testis(organ

organ

yang

bersifat

immune

privileged).Mekanismenya adalah sel sel imun memiliki ekspresi CD95,
sehungga apabila sel sel imun mengadakan kontak akan terjadi interaksi
CD95-CD95L yang akan memicu apoptosis sel sel imun tersebut sehingga
organ organ tersebut akan dilindungi.
Dalam penelitian-penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa
sel sel trofoblas Mampu menghasilkan CD95 dan dalam medium kultur
mampu memicu apoptosis pada sel sel limfosit T yang mengekspresikan
Aplikasiimunologipadabidangkebidanan

11
CD95L.Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa sel sel trofoblas
mampu memicu apoptosis sel sel imun maternal apabila sel sel imun
mencoba untuk melakukan kontak dengan sel sel trofoblas.
8. Hipotesis Mengenai Aneksin II
Aneksin II adalah anggota keluarga dari glikoprotein yang dapat
berikatan dengan fosfolipid bermuatan negatif.Aneksin adalah membrane
associated protein yang umunya dihasilkan baik oleh sel sel normal maupun
sel sel tumor.Namun, telah dibuktikan plasenta juga mampu untuk
menhasilkan aneksin.Dalam suatu penelitian telah dibuktikan bahwa
aneksinII dapat menghambat poliferasi sel sel limfosit dan juga menghambat
produksi antibody IgG ataupun IgM oleh sel sel imun maternal.Oleh karena
itu, molekul ini ditengarai juga memiliki peran dalam hal memicu toleransi
sistem imun maternal pada embrio.
9. Hipotesis Mengenai Rendahnya Aktifitas Komplemen
Dalam system imun innate, komplemen memegang peranan yang cukup
penting dalam menghasilkan sel sel tumor atau asing dengan cara bekerjasama
dengan antibodi.Antibodi akan mengenali antigen asing pada permukaan sel
tersebut dan selanjutnya antibodi akan bergabung dengan komplemen untuk
menghasilkan Membrane Attack Complex (MAC) yang mampu melubangi
permukaan sel yang memiliki antigen asing tersebut sehingga sel tersebut akan
mengalami kehancuran.Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat
mekanisme penghancuran tersebut, diantaranya adalah Membrane Complement
Protein (MCP) yang akan menduduki tempat berikatannya antibodi dengan
komplemen sehingga tidak dapat terjadi interaksi antara antibodi dan komplemen
atau terdapatnya peningkatan Decary Accelerating Factor(DAF), Dimana factor
tersebut dapat meningkatkan tingkat penghancuran complement.
10. Hipotesis Mengenai Penyembunyian Antigen Trofoblas
Hipotesis ini masih bersifat spekulatif.Diperkirakan antigen antigen
paternal pada permukaan sel trofoblas dikamuflase oleh suatu blocking antibodi
dan materi materi fibrin atau lapisan sialomusin.Selain itu ada pula teori mengenai
antigen paternal pada sel sel trofoblas, sehingga antibodi tersebut tidak dapat
Aplikasiimunologipadabidangkebidanan

12
mengaktivasi sistem imun lainnya.Hal-hal tersebut

akan menyembunyikan

ekspresi antigen paternal pada janin sehingga dapat memicu reaksi toleransi dari
sistem imun maternal.

Aplikasiimunologipadabidangkebidanan

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sistem imun adalah suatu organisasi yang terdiri atas sel sel dan
molekul molekul yang memiliki peranan khusus dalam menciptakan
suatu system pertahanan tubuh terhadap infeksi atau benda asing.
2. Penerapan sel imun diuterus adalah Uterus sebagai organ tempat
kehamilan akan berlangsung tentu memiliki peranan penting dalam
proses penerimaan embrio. Lapisan endometrium dapat dianggap
sebagai jaringan limfoid tersier setelah jaringan limfoid primer pada
sumsum tulang dan timus serta jaringan limfoid sekunder pada
kelenjar getah bening, limpa, dan Gut Associated Lymphoid Tissue
(GALT). Hal ini disebabkan leukosit ditemukan jumlahnya cukup
banyak baik pada daerah stroma maupun epitel.
3. Beberapa Hipotesis Mengenai Keberhasilan Kehamilan Terkait
Dengan Respons Imun yaitu :
1. Hipotesis mengenai ekspresi HLA-G di sel-sel trofoblas
2. Hipotesis mengenai Leukimia Inhibitor Factor (LIF) dan reseptor
3. Hipotesis mengenai Indoleamine 2,3-dioksigenase (IDO)
4. Hipotesis mengenai keseimbangan Th1-Th2
5. Hipotesis Mengenai Makrofag Supresor
6. Hipotesis Mengenai Hormon
7. Hipotesis mengenai cd95 dan ligannya (cd95l)
8. Hipotesis mengenai aneksin ii
9. Hipotesis mengenai rendahnya aktifitas komplemen
10. Hipotesis mengenai penyembunyian antigen trofoblas

Aplikasiimunologipadabidangkebidanan

14
B. Saran

Mempelajariimunologi

di

kebidanandalammemberikanpelayanankebidanansangatpentingdalampemberi
aninformasi-informasidanpengetahuanpadakliententangsistemimun(
sistemkekebalantubuh ), agar ibuhamil menjaga kehamilannya agar tetap
sehat hingga neonatus maka sistem imunologi dalam tubuh harus disertai
dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan sehat untuk janin dan ibu.

Aplikasiimunologipadabidangkebidanan

15
DAFTAR PUSTAKA

Klein J, Sato A.The HLA system.N Engl J Med. 2000;343:702-9

Prawirohardjo, Sarwono(2008).ilmu kebidanan.Jakarta:Penerbit PT Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Chaouat G.Fetal-Maternal immunological relationship.Encyclopedia of Life
Sciences.2001:1-7

Aplikasiimunologipadabidangkebidanan

16
TugasMikrobiologi
Dosen : La Haino, s,pd.,M.pd

“AplikasiImunologiPadaBidangK
ebidanan “

DisusunOleh :
Nama :MudmainnaAksan
NIS : PSW.B.2013.IB.0075
Kelas : IB

AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA
RAHA
TAHUN
2013/2014
Aplikasiimunologipadabidangkebidanan

17

More Related Content

What's hot

PPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBLPPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBLChiyapuri
 
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptxEVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptxDiandr
 
Asuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsiAsuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsiRetnoWulan32
 
perubahan fisiologi masa nifas
perubahan fisiologi masa nifasperubahan fisiologi masa nifas
perubahan fisiologi masa nifasLudse Intan
 
Konsep kebidanan komunitas
Konsep kebidanan komunitasKonsep kebidanan komunitas
Konsep kebidanan komunitasyessipriskila
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...Warnet Raha
 
Gizi pada bumil & busui
Gizi pada bumil & busuiGizi pada bumil & busui
Gizi pada bumil & busuiAgnescia Sera
 
SALIN PENYULIT KALA III DAN IV
SALIN PENYULIT KALA III DAN IVSALIN PENYULIT KALA III DAN IV
SALIN PENYULIT KALA III DAN IVLilis c'Ben
 
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1MJM Networks
 
Pra konsepsi konsepsi kehamilan
Pra konsepsi konsepsi kehamilanPra konsepsi konsepsi kehamilan
Pra konsepsi konsepsi kehamilanHetty Astri
 
Perubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasPerubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasowik15
 
PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN
PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN
PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN FAIQO DIYANA
 

What's hot (20)

ppt pws
ppt pwsppt pws
ppt pws
 
PPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBLPPT Perubahan Fisiologi BBL
PPT Perubahan Fisiologi BBL
 
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptxEVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE PADA PELAYANAN KEHAMILAN.pptx
 
Asuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsiAsuhan kebidanan pada pra konsepsi
Asuhan kebidanan pada pra konsepsi
 
perubahan fisiologi masa nifas
perubahan fisiologi masa nifasperubahan fisiologi masa nifas
perubahan fisiologi masa nifas
 
Konsep kebidanan komunitas
Konsep kebidanan komunitasKonsep kebidanan komunitas
Konsep kebidanan komunitas
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “M” DENGAN INFE...
 
Gizi pada bumil & busui
Gizi pada bumil & busuiGizi pada bumil & busui
Gizi pada bumil & busui
 
ASKEB NIFAS DAN MENYUSUI
ASKEB NIFAS DAN MENYUSUIASKEB NIFAS DAN MENYUSUI
ASKEB NIFAS DAN MENYUSUI
 
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGANASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
ASKEB BERSALIN DENGAN PREEKLAMSI RINGAN
 
SALIN PENYULIT KALA III DAN IV
SALIN PENYULIT KALA III DAN IVSALIN PENYULIT KALA III DAN IV
SALIN PENYULIT KALA III DAN IV
 
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
 
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulanaskeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
 
Pra konsepsi konsepsi kehamilan
Pra konsepsi konsepsi kehamilanPra konsepsi konsepsi kehamilan
Pra konsepsi konsepsi kehamilan
 
Perubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifasPerubahan fisiologis masa nifas
Perubahan fisiologis masa nifas
 
Peran bidan sebagai pelaksana
Peran bidan sebagai pelaksanaPeran bidan sebagai pelaksana
Peran bidan sebagai pelaksana
 
PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN
PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN
PERUBAHAN FISIOLOGI SISTEM KARDIOVASKULER PADA MASA KEHAMILAN
 
ASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSI
ASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSIASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSI
ASKEB PATOLOGIS NIFAS DENGAN HIPERTENSI
 
Surveilans Praktik Pelayanan Kebidanan
Surveilans Praktik Pelayanan KebidananSurveilans Praktik Pelayanan Kebidanan
Surveilans Praktik Pelayanan Kebidanan
 
PPT COC.pptx
PPT COC.pptxPPT COC.pptx
PPT COC.pptx
 

Viewers also liked

Makalah sistem imunologi
Makalah sistem imunologiMakalah sistem imunologi
Makalah sistem imunologiWarnet Raha
 
Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1tristyanto
 
Makalah sistem imunologi jadi
Makalah sistem imunologi jadiMakalah sistem imunologi jadi
Makalah sistem imunologi jadiWarnet Raha
 
anatomi fisiologi sistem imunologi
anatomi fisiologi sistem imunologianatomi fisiologi sistem imunologi
anatomi fisiologi sistem imunologiRumandani Choirunisa
 
Makalah imunologi
Makalah imunologiMakalah imunologi
Makalah imunologiAzmi Yunita
 
Immunopathogenesis Leukocytoclastic Vasculitis in Henoch Schonlein Purpura
Immunopathogenesis Leukocytoclastic Vasculitis in Henoch Schonlein PurpuraImmunopathogenesis Leukocytoclastic Vasculitis in Henoch Schonlein Purpura
Immunopathogenesis Leukocytoclastic Vasculitis in Henoch Schonlein PurpuraRenata Prameswari
 
MAKALAH IMUNOLOGI "LUPUS"
MAKALAH IMUNOLOGI "LUPUS"MAKALAH IMUNOLOGI "LUPUS"
MAKALAH IMUNOLOGI "LUPUS"DION RANGGA
 
Makalah sistem imun
Makalah  sistem imunMakalah  sistem imun
Makalah sistem imunWarnet Raha
 
6. fakultas ilmu keperawatan (fik)
6. fakultas ilmu keperawatan (fik)6. fakultas ilmu keperawatan (fik)
6. fakultas ilmu keperawatan (fik)ShiAddung
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiYabniel Lit Jingga
 
Anatomi Sistem imun
Anatomi Sistem imunAnatomi Sistem imun
Anatomi Sistem imunYesi Tika
 
sistem imunitas (kekebalan tubuh)
sistem imunitas (kekebalan tubuh)sistem imunitas (kekebalan tubuh)
sistem imunitas (kekebalan tubuh)Shelfi Steiv
 
PPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan Tubuh
PPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan TubuhPPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan Tubuh
PPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan TubuhNida Chofiya
 

Viewers also liked (15)

Makalah sistem imunologi
Makalah sistem imunologiMakalah sistem imunologi
Makalah sistem imunologi
 
Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1Imunologi dasar bag.1
Imunologi dasar bag.1
 
Makalah sistem imunologi jadi
Makalah sistem imunologi jadiMakalah sistem imunologi jadi
Makalah sistem imunologi jadi
 
anatomi fisiologi sistem imunologi
anatomi fisiologi sistem imunologianatomi fisiologi sistem imunologi
anatomi fisiologi sistem imunologi
 
Makalah imunologi
Makalah imunologiMakalah imunologi
Makalah imunologi
 
Imunologi das11
Imunologi das11Imunologi das11
Imunologi das11
 
Immunopathogenesis Leukocytoclastic Vasculitis in Henoch Schonlein Purpura
Immunopathogenesis Leukocytoclastic Vasculitis in Henoch Schonlein PurpuraImmunopathogenesis Leukocytoclastic Vasculitis in Henoch Schonlein Purpura
Immunopathogenesis Leukocytoclastic Vasculitis in Henoch Schonlein Purpura
 
MAKALAH IMUNOLOGI "LUPUS"
MAKALAH IMUNOLOGI "LUPUS"MAKALAH IMUNOLOGI "LUPUS"
MAKALAH IMUNOLOGI "LUPUS"
 
Makalah sistem imun
Makalah  sistem imunMakalah  sistem imun
Makalah sistem imun
 
6. fakultas ilmu keperawatan (fik)
6. fakultas ilmu keperawatan (fik)6. fakultas ilmu keperawatan (fik)
6. fakultas ilmu keperawatan (fik)
 
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologiAnatomi & fisiologi sistem imunologi
Anatomi & fisiologi sistem imunologi
 
Anatomi Sistem imun
Anatomi Sistem imunAnatomi Sistem imun
Anatomi Sistem imun
 
sistem imunitas (kekebalan tubuh)
sistem imunitas (kekebalan tubuh)sistem imunitas (kekebalan tubuh)
sistem imunitas (kekebalan tubuh)
 
Ppt sistem imun
Ppt sistem imunPpt sistem imun
Ppt sistem imun
 
PPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan Tubuh
PPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan TubuhPPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan Tubuh
PPT SIstem Imunitas / Sistem Kekebalan Tubuh
 

Similar to Aplikasi imunologi

Similar to Aplikasi imunologi (20)

Sistem Imun Non-Spesifik
Sistem Imun Non-SpesifikSistem Imun Non-Spesifik
Sistem Imun Non-Spesifik
 
Imunologi
 Imunologi Imunologi
Imunologi
 
Imunologi
 Imunologi Imunologi
Imunologi
 
Makalah konsep dasar pertahanan tubuh
Makalah konsep dasar pertahanan tubuhMakalah konsep dasar pertahanan tubuh
Makalah konsep dasar pertahanan tubuh
 
Makalah sistem imunitas 1
Makalah sistem imunitas 1Makalah sistem imunitas 1
Makalah sistem imunitas 1
 
MAKALAH Kel 2 Biore (3).docx
MAKALAH Kel 2 Biore (3).docxMAKALAH Kel 2 Biore (3).docx
MAKALAH Kel 2 Biore (3).docx
 
Makalah aplikasi imunologi
Makalah aplikasi imunologiMakalah aplikasi imunologi
Makalah aplikasi imunologi
 
Makalah sistem kekebalan
Makalah sistem kekebalanMakalah sistem kekebalan
Makalah sistem kekebalan
 
presentation1-senin-besok1.pptx
presentation1-senin-besok1.pptxpresentation1-senin-besok1.pptx
presentation1-senin-besok1.pptx
 
Makalah imunoglobin lengkap
Makalah imunoglobin lengkapMakalah imunoglobin lengkap
Makalah imunoglobin lengkap
 
Makalah imunologi2
Makalah imunologi2Makalah imunologi2
Makalah imunologi2
 
Makalah imunologi2
Makalah imunologi2Makalah imunologi2
Makalah imunologi2
 
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetikaMakalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
 
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetikaMakalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
 
Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2
 
Imunologi terhadap infeksi
Imunologi terhadap infeksiImunologi terhadap infeksi
Imunologi terhadap infeksi
 
Makalah imunoglobin fitri andriani
Makalah imunoglobin fitri andrianiMakalah imunoglobin fitri andriani
Makalah imunoglobin fitri andriani
 
Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2
 
Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2
 
Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiOperator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Aplikasi imunologi

  • 1. KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada TUHAN Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmatnya kepada kita semua, serta telah memberikan kita kesehatan sehingga bisa menyelesaikan makalah ini dengan cukup baik. Didalam makalah ini saya telah menyusun beberapa pengetahuan tentang aplikasi imunologi pada bidang kebidanan. Dengan kemampuan yang di miliki, saya telah mengambil dari beberapa sumber untuk menyelesaikan makalah ini. Saya sadar jika makalah ini belum cukup sempurna tetapi kami berharap supaya makalah ini bisa menambah wawasan bagi yang membacanya.Untuk ketidak sempurnaan itu kami juga membutuhkan kritik dan saran dari pembaca. Raha, 18 November 2013 PENYUSUN Aplikasiimunologipadabidangkebidanan 1
  • 2. DAFTAR ISI Kata pengantar ..............................................................................................1 Daftar Isi………………………………………………………….………….2 BAB I :PENDAHULUAN Latar Belakang ..........................................................................................3 Rumusan masalah Tujuan Makalah ....................................................................................3 ...........................................................................................3 BAB II : PEMBAHASAN Pengertianimunologi……………………………………..…………………4 AplikasiImunologiPadaBidangkebidanan………………….…………….6 BAB III :PENUTUP Kesimpulan Saran . .........................................................................................14 ..........................................................................................15 Daftar pustaka ...........................................................................................16 Aplikasiimunologipadabidangkebidanan 2
  • 3. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Imunologi adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada semua organisme. Imunologi antara lain mempelajari peranan fisiologis sistem imum baik dalam keadaan sehat maupun sakit, malfungsi sistem imun pada gangguan imunologi (penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun, penolakan allograft), karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem imun in vitro, in situ, dan in vivo. Imunologi memiliki berbagai penerapan pada berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin.Sehingga imunologi penerapannya dalam kebidanansangat diperlukan karna dalam sistem imunologi berkaitan pada kehamilan, bayi dan anak maupun janin .Oleh karena itu dalam makalah ini akan membahas mengenai aplikasi imunologi dalam bidang kebidanan 1.2 Rumusan Masalah 1. PengertianImunologi ? 2. Bagaimanakah penerapan imunologi dalam bidang kebidanan ? 1.3 Tujuan Umum Memahami penerapan imunologi dalam bidang kebidanan. Aplikasiimunologipadabidangkebidanan 3
  • 4. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Imunologi Imunologi adalah ilmu yang mempelajari sistem imunitas tubuh manusia maupun hewan, merupakan disiplin ilmu yang dalam perkembangannya berakar dari pencegahan dan pengobatan penyakit infeksi. Disfungsi sistem imun yang berperanan dalam patogenesis berbagai penyakit semakin banyak diketahui, misalnya AIDS atau Sindrom defisiensi imun didapat. Dalam 20 terakhir ini terlihat perkembangan yang sangat pesat dalam bidang imunologi seluler dan molekuler. Penemuan-penemuan berbagai molekul yang berperanan dalam inflamasi dan respons imun seperti mediator, sitokin dan lain sebagainya telah dapat menjelaskan berbagai mekanisme respon imun/inflamasi. Pengetahuan imunologi yang maju telah dapat dikembangkan untuk menerangkan patogenesis serta menegakkan diagnosis berbagai penyakit yang sebelumnya masih kabur. Kemajuan dicapai dalam pengembangan berbagai vaksin dan obat-obat yang digunakan dalam memperbaiki fungsi sistem imun dalam memerangi infeksi dan keganasan, atau sebaliknya digunakan untuk menekan inflamasi dan fungsi sistem imun yang berlebihan pada penyakit hipersensitivitas. Pemikiran lain yang timbul dari kemajuan dalam bidang imunologi yaitu terapi gen. Dengan menyisipkan gen yang defisien atau tidak ditemukan dalam tubuh, diharapkan akan dapat memberikan responnya terutama dalam menanggulangi penyakit defisiensi imun. Yang dimaksudkan dengan ” sistem imun ialah semua mekanisme yang digunakan tubuh untuk mempertahankan keutuhan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup”. Berbagai bahan organik dan anorganik, baik yang hidup maupun yang mati asal hewan, tumbuhan, jamur, bakteri, virus, parasit, Aplikasiimunologipadabidangkebidanan 4
  • 5. berbagai debu dalam polusi, uap, asap dan lain-lain iritan, ditemukan dalam lingkungan hidup sehingga setiap saat bahan-bahan tersebut dapat masuk ke dalam tubuh dan menimbulkan berbagai penyakit bahkan kerusakan jaringan. Selain itu, sel tubuh yang menjadi tua dan sel yang bermutasi menjadi ganas, merupakan bahan yang tidak diingini dan perlu disingkirkan. Kemampuan tubuh untuk menyingkirkan bahan asing yang masuk ke dalam tubuh tergantung dari kemampuan sistem imun untuk mengenal molekul-molekul asing atau antigen yang terdapat pada permukaan bahan asing tersebut dan kemampuan untuk melakukan reaksi yang tepat untuk menyingkirkan antigen. Kemampuan ini dimiliki oleh komponen-komponen sistem imun yang terdapat dalam jaringan limforetikuler yang letaknya tersebar di seluruh tubuh, misalnya di dalam sumsum tulang, kelenjar limfe, limpa, timus, sistem saluran nafas, saluran cerna dan organ-organ lain. Sel-sel yang terdapat dalam jaringan ini berasal dari sel induk dalam sumsum tulang yang berdiferensiasi menjadi berbagai jenis sel, kemudian beredar dalam tubuh melalui darah, sistem limfatik, serta organ limfoid yang terdiri dari timus dan sumsum tulang (organ limfoid primer ), dan limpa, kelenjar limfe dan mukosa ( organ limfoid sekunder ), dan dapat menunjukkan respons terhadap suatu rangsangan sesuai dengan sifat dan fungsi masing-masing. Pembagian Sistem Imun Terdapat 2 sistem imun yaitu sistem imun nonspesifik dan spesifik yang mempunyai kerja sama yang erat dan yang satu tidak dapat dipisahkan dari yang lain, sistem imun ini semuanya terdiri dari bermacam-macam sel leukosit ( sel darah putih ).  Sistem imun nonspesifik, disebut demikian karena telah ada dan berfungsi sejak lahir dan merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam menghadapi serangan berbagai mikroorganisme, serta dapat memberikan respon langsung terhadap antigen. Sel-selnya terdiri dari sel makrofag, sel NK ( Natural Killer ) dan sel mediator.  Sistem imun spesifik, membutuhkan waktu untuk mengenal antigen terlebih dahulu sebelum dapat memberikan responnya atau dengan Aplikasiimunologipadabidangkebidanan 5
  • 6. kata lain sistem ini dapat menghancurkan benda asing yang berbahaya bagi tubuh yang sudah dikenal sebelumnya ( spesifik ). Sel-selnya terdiri dari sel-sel limfosit T dan B. Sistem imun spesifik terdiri dari sel limfosit , merupakan kunci pengontrol sistem imun. Sebetulnya sistem ini dapat bekerja sendiri tanpa bantuan sistem imun nonspesifik. Terdapat 2 macam yaitu: sistem imun spesifik humoral ( sel B ), menghasilkan antibodi yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap infeksi ekstraseluler virus dan bakteri, sedangkan sistem imun spesifik seluler ( sel T ) untuk pertahanan terhadap bakteri yang hidup intraseluler, virus, jamur, parasit dan keganasan. 2.2. imonologi dalam kebidanan Kebidanan adalah bagian integral dari sistem kesehatan dan berkaitan dengan segala sesuatu yang menyangkut pendidikan, praktek dan kode etik bidan dimana dalam memberikan pelayanannya meyakini bahwa kehamilan dan persalinan adalah suatu proses fisiologi normal dan bukan merupakan penyakit, walaupun pada beberapa kasus mungkin berkomplikasi sejak awal karena kondisi tertentu atau komplikasi bisa timbul kemudian. Fungsi kebidanan adalah untuk memastikan kesejahteraan ibu dan janin/bayinya, bermitra dengan perempuan, menghormati martabat dan memberdayakan segala potensi yang ada padanya. Dalam memberikan pelayanan dan asuhan kebidanan memiliki tujuan untuk menjamin keselamatan ibu dan bayinya sepanjang siklus reproduksi, mewujudkan keluarga bahagia dan kesehatan ibu masa hamil, persalinan, nifas, bayi setelah lahir, serta program keluarga berencana. Disinalah kaitannya dengan pengaplikasian imunologi dalam bidang kebidanan, dimana dalam menjaga kondisi kesehatan tentunya semua manusia membutuhkan sistem imun yang baik untuk memberikan kekebalan yang baik pula dari berbagai mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit. Aplikasiimunologipadabidangkebidanan 6
  • 7. Beberapaaplikasiimunologidalamhal yang berkaitandalambidangkebidananyaitu : a. Imunologi Pada Janin Perkembangan Imunologi janin Pada kehamilan dimana antibodi yang dihasilkan janin jauh sangat kurang untuk merespon invasi antigen ibu/invasi bakteri. Dari minggu ke 20 kehamilan, respon imun janin terhadap antigen mulai meningkat. Respon janin dibantu oleh pemindahan molekul antibodi dari ibu (asalkan ukurannya tidak terlalu besar) ke janin sehingga memberikan perlindungan pasif yang menetap sampai beberapa minggu. Proses kelahiran sendiri, mulai dari pecahnya kantong amnion yang tersegel dan seterusnya akan membuat janin terpajan dengan mikroorganisme baru. Candida alicans, gonococcus dan herpes virus dapat dijumpai pada vagina. Pada kasus infeksi herpes yang diketahui, pelahiran pervaginaan tidak diperbolehkan. Begitu lahir, bayi cenderung akan bertemu dengan Staphylococcus aureus, suatu mikroorganisme dimana resisten bayi tehadapnya sangat kecil. Untuk mengimbangi status imunologi yang belum berkembang dengan baik pada bayi baru lahir, maka pengawasan antenatal yang cermat, pemeriksaan untuk menyingkirkan kemungkinan infeksi atau terapi untuk mengatasi infeksi, teknik-teknik melahirkan yang aseptik tanpa memasukkan mikroorganisme dan perawatan yang cermat dengan memperhatikan segala aspek dalam penanganan bayi baru lahir, semuanya ini merupakan tindakan yang sangat penting. Sistem Imun Pasif pada Janin Dalam perkembangannya, Janin dapat terlindung dari lingkungan yang berbahaya selama dalam kandungan. Umumnya kuman patogen atau bibit penyakit tidak dapat menembus barier plasenta. Bayi yang baru lahir, tanpa adanya antibodi, akan sangat mudah terinfeksi. Bayi yang mature telah memperoleh antigen dan imunitas pasif dari ibu terhadap jenis-jenis tertentu dalam waktu 6 minggu atau lebih sebelum dilahirkan. Namun demikian, bayi yang meninggalkan lingkungan yang steril untuk kemudian secara tiba-tiba Aplikasiimunologipadabidangkebidanan 7
  • 8. bertemu dengan banyak mikroorganisme dan antigen lainnya. Diperlukan waktu beberapa minggu sebelum imunitas aktif terbentuk. Proses penyaluran imun pasif dari maternal: Sistem imun janin diperkuat oleh penyaluran imunoglobulin menembus plasenta dari ibu kepada janinnya melalui aliran darah yang membawa antibodi serta penyaluran melalui air susu. Profil imunoglobulin yang disalurkan melalui plasenta dan disekresikan melalui air susu bergantung pada mekanisme transportasi spesif ik untuk berbagai kelas imunoglobulin. IgG ibu menembus plasenta ke dalam sirkulasi janin melalui mekanisme aktif spesifik, yang efektif dari sekitar usia gestasi 20 minggu, tetapi aktivitasnya meningkat pesat sejak usia gestasi 34 minggu. Ibu akan menghasilkan respons imun terhadap antigen yang ia temui dengan menghasilkan IgG, yang dapat melewati plasenta. Bahkan kadar IgG ibu rendah, IgG akan tetap di salurkan melalui plasenta. Hal ini berarti janin akan mendapat imunisasi pasif terhadap patogen yang besar ditemukan di lingkungan setelah lahir. Imunitas pasif ini memberikan perlindungan temporer penting pascanatal sampai sistem bayi sendiri matang dan menghasilkan sendiri antibodi. b. Sel-Sel Imun Di Uterus Uterus sebagai organ tempat kehamilan akan berlangsung tentu memiliki peranan penting dalam proses penerimaan embrio. Lapisan endometrium dapat dianggap sebagai jaringan limfoid tersier setelah jaringan limfoid primer pada sumsum tulang dan timus serta jaringan limfoid sekunder pada kelenjar getah bening, limpa, dan Gut Associated Lymphoid Tissue (GALT). Hal ini disebabkan leukosit ditemukan jumlahnya cukup banyak baik pada daerah stroma maupun epitel Dari lapisan endometrium. sejumlah sel leukosit didapatkan baik secara tersebar maupun berkelompok bersebelahan dengan kelenjar endometrium pada stratum fungsional akan sangat berbeda pada setiap fase dari siklus haid. Yang paling menonjol adalah perubahan pada jumlah sel NK. Jumlah sel NK akan meningkat secara bermakna pascaovulasi dan jumlahnya akan tetap banyak pada lapisan desidua saat usia kehamilan dini. Aplikasiimunologipadabidangkebidanan 8
  • 9. c. Hipotesis Mengenai Keberhasilan Kehamilan Terkait Dengan Respons Imun Dalam kehamilan jaringan plasentalah yang akan langsung mengadakan kontak dengan sistem sistem imun maternal. Hal ini disebabkan ole karena sel-sel trofoblas akan menginvasi hingga ke pembuluh darah maternal. Respons imun yang terjadi ternyata tidak sesuai dengan hukum transplantasi dimana seharusnya terjadi reaksi penolakan, karena sel-sel trofoblas yang berasal dari janin seharusnya juga memiliki HLA paternal. Namun, ada hal-hal yang harus dipertimbangkan bahwa sel-sel trofoblas itu berbeda dengan sel-sel somatik lainnya. Oleh karena itu, respons imun yang ditimbulkannya tentu akan sangat berbeda. 1. Hipotesis Mengenai Ekspresi HLA-G Di Sel-Sel Trofoblas Sel-sel sinsisiotrofoblas yang merupakan lapisan terluar dari jaringan janin dan akan berkontak dengan sistem imun maternal ternyata tidak mengekspresikan HLA-LA dan HLA-B dan hanya sedikit mengekspresikan HLA-C. Sebaliknya, sel-sel sinsisiotrofoblas tersebut mengekspresikan salah satu HLA nonklasik, yaitu HLA-G. HLA-G tampaknya berinteraksi dengan KIR seperti layaknya jenisjenis HLA yang lain dan akan menekan aktivitas sitotoksitas dari sel NK. Diperkirakan inhibisi terhadap aktivit6as sel NK tersebut akan memicu toleransi sistem imun maternal pada embrio. HLA-G yang bersifat monomorfik tampaknya menunjukkan bahwa inhibisi terhadap sel NK berlaku secara umum tidak terkait dengan genom paternalnya. HLA-G dapat ditemukan dalam 2 bentuk, yaitu yang ada pada permukaan sel dan yang bersifat solubel (sHLA-G). 2. Hipotesis Mengenai Leukimia Inhibitor Factor (LIF) Dan Reseptor Lapisan endometrium uterus tampaknya menghasilkan suatu molekul yang bersifat hidrosoluber, yang disebut sebagai Leukimia Inhibitor Factor (LIF) salama siklus haid terkait dengan kadar progesteron. Sementara di sisi lain blastokista juga akan menghasilkan LIF-reseptor. Selama periode Aplikasiimunologipadabidangkebidanan 9
  • 10. implantasi lapisan desidua bersama dengan limfosit-limfosit Th2 akan menghasilkan LIF, dan sel-sel sinsiotrofoblas akan menghasilkan reseptor LIF. Diperkirakan ekspresi LIF pada desidua san reseptor LIF pada blastokista akan memfasilitasi proses implantasi. Selain itu, interaksi antara LIF dan reseptornya juga terbukti dapat memicu pertumbuhan dan diferensiasi sel-sel trofoblas. 3. Hipotesisi Mengenai Indoleamine 2,3-Dioksigenase (IDO) IDO adalah suatu protein enzimatik yang berfungsi untuk katabolisme tripofan. Enzim tersebut telah dibuktikan dapat dihasilkan oleh sel-sel sinsiotrofoblas. Diperkirakan IDO yang dihasilkan oleh sel-sel sinsiotrofoblas akan merusak triptofan pada lapisan desidua yang dibutuhkan oleh proliferasi sel-sel imun di lapisan desidua sehingga dapat memicu toleransi dari sel-sel imun maternal terhadap embrio. 4. Hipoteis mengenai keseimbangan Th1-Th2 Sel helper (CD4+) naïve (Th0) saat mengenali antigen yang dipresentasikan oleh APC dapat berdiferensiasi menjadi Th1 apabila mendapat sinyal serupa IL-12 dan IFN, atau menjadi Th2 apabila mendapat sinyal serupa IL-4. Pada penelitian-penelitian sebelumnya ditunjukkan bahwa dominasi sitokin-sitokin proinflamasi yang dihasilkan oleh Th1 akan berkolerasi dengan peningkatan kejadian keguguran. Oleh karena itu, yang dianggap sebagai sitokin yang akan mempertahankan kehamilan adalah sitokin-sitokin yang dihasilkan ole sel-sel imun saja, tetapi juga oleh sel-sel trofoblas. 5. Hipotesis Mengenai Makrofag Supresor Tampaknya ada jenis makrofag lain selain makrofag yang telah dikenal secara klasik akan teraktivasi setelah terstimulasi oleh IFN atau lipoposakarida (LPS), dan kemudian akan menghasilkan sitokin-sitokin proinflamasi. Makrofag supresor ini diperkirakan akan menjaga rahim tetap sebagai tempat yang bersifat immuno-privileged, dengan cara menghasilkan sitokin-sitokin yang bersifat non-imflamasi seperti IL-10 atau antagonis Aplikasiimunologipadabidangkebidanan 10
  • 11. reseptor IL-1 dan juga menghasilkan turunan oksigen bebas yang minimal atau tidak sama sekali. 6. Hipotesis Mengenai Hormon Beberapa jenis sitokin dan hormone telah terbukti dapat dihasilkan oleh plasenta. Hormon yang cukup penting yang dihasilkan oleh plasenta adalah progesteron, di mana pada beberapa penelitian menunjukkan progesteron terbukti akan memicu produksi LIF pada emdometrium, dan juga akan memodulasi sistem imun maternal sehingga keseimbangan Th1 dan Th2 akan bergerak ke arah dominasi th2. selain progesteron tampaknya hormone pertumbuhan juga akan memegang peranan dalam mmemodulasi sistem imun, meski saat ini baru terbukti pada spesies Roden. Dalam masa kehamilan plasenta akan menghasilkan placental Growth Hormone (pGH) yang memiliki perbedaan 13 asam amino dibandingkan dengan Growth Hormone (GH) yang dihasilakn oleh hipofisis. pGH akan menggantikan GH dalam sirkulasi maternal pada trimester kedua dan diperkirakan dapat pula memodulasi sistem imun maternal. 7. Hipotesis Mengenai Cd95 Dan Ligannya (Cd95l) Interaksi antara CD95L dan ligannya yaitu CD95 telah lama dikenal dalam bidang imunologi yang berperan untuk memicu reaksi apoptosis.Mekanisme interaksi CD95-CD95L umumnya digunakan untuk menjelaskan pengaturan pergantian sel, pemusnahan sel sel tumor, respons antiviral, dan yang terpenting adalah untuk melindungi organ organ tertentu dari aktifitas sel sel imun , contohnya pada organ organ yang harus dilindungi seperti mata dan testis(organ organ yang bersifat immune privileged).Mekanismenya adalah sel sel imun memiliki ekspresi CD95, sehungga apabila sel sel imun mengadakan kontak akan terjadi interaksi CD95-CD95L yang akan memicu apoptosis sel sel imun tersebut sehingga organ organ tersebut akan dilindungi. Dalam penelitian-penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa sel sel trofoblas Mampu menghasilkan CD95 dan dalam medium kultur mampu memicu apoptosis pada sel sel limfosit T yang mengekspresikan Aplikasiimunologipadabidangkebidanan 11
  • 12. CD95L.Oleh karena itu, dapat diambil kesimpulan bahwa sel sel trofoblas mampu memicu apoptosis sel sel imun maternal apabila sel sel imun mencoba untuk melakukan kontak dengan sel sel trofoblas. 8. Hipotesis Mengenai Aneksin II Aneksin II adalah anggota keluarga dari glikoprotein yang dapat berikatan dengan fosfolipid bermuatan negatif.Aneksin adalah membrane associated protein yang umunya dihasilkan baik oleh sel sel normal maupun sel sel tumor.Namun, telah dibuktikan plasenta juga mampu untuk menhasilkan aneksin.Dalam suatu penelitian telah dibuktikan bahwa aneksinII dapat menghambat poliferasi sel sel limfosit dan juga menghambat produksi antibody IgG ataupun IgM oleh sel sel imun maternal.Oleh karena itu, molekul ini ditengarai juga memiliki peran dalam hal memicu toleransi sistem imun maternal pada embrio. 9. Hipotesis Mengenai Rendahnya Aktifitas Komplemen Dalam system imun innate, komplemen memegang peranan yang cukup penting dalam menghasilkan sel sel tumor atau asing dengan cara bekerjasama dengan antibodi.Antibodi akan mengenali antigen asing pada permukaan sel tersebut dan selanjutnya antibodi akan bergabung dengan komplemen untuk menghasilkan Membrane Attack Complex (MAC) yang mampu melubangi permukaan sel yang memiliki antigen asing tersebut sehingga sel tersebut akan mengalami kehancuran.Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat menghambat mekanisme penghancuran tersebut, diantaranya adalah Membrane Complement Protein (MCP) yang akan menduduki tempat berikatannya antibodi dengan komplemen sehingga tidak dapat terjadi interaksi antara antibodi dan komplemen atau terdapatnya peningkatan Decary Accelerating Factor(DAF), Dimana factor tersebut dapat meningkatkan tingkat penghancuran complement. 10. Hipotesis Mengenai Penyembunyian Antigen Trofoblas Hipotesis ini masih bersifat spekulatif.Diperkirakan antigen antigen paternal pada permukaan sel trofoblas dikamuflase oleh suatu blocking antibodi dan materi materi fibrin atau lapisan sialomusin.Selain itu ada pula teori mengenai antigen paternal pada sel sel trofoblas, sehingga antibodi tersebut tidak dapat Aplikasiimunologipadabidangkebidanan 12
  • 13. mengaktivasi sistem imun lainnya.Hal-hal tersebut akan menyembunyikan ekspresi antigen paternal pada janin sehingga dapat memicu reaksi toleransi dari sistem imun maternal. Aplikasiimunologipadabidangkebidanan 13
  • 14. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Sistem imun adalah suatu organisasi yang terdiri atas sel sel dan molekul molekul yang memiliki peranan khusus dalam menciptakan suatu system pertahanan tubuh terhadap infeksi atau benda asing. 2. Penerapan sel imun diuterus adalah Uterus sebagai organ tempat kehamilan akan berlangsung tentu memiliki peranan penting dalam proses penerimaan embrio. Lapisan endometrium dapat dianggap sebagai jaringan limfoid tersier setelah jaringan limfoid primer pada sumsum tulang dan timus serta jaringan limfoid sekunder pada kelenjar getah bening, limpa, dan Gut Associated Lymphoid Tissue (GALT). Hal ini disebabkan leukosit ditemukan jumlahnya cukup banyak baik pada daerah stroma maupun epitel. 3. Beberapa Hipotesis Mengenai Keberhasilan Kehamilan Terkait Dengan Respons Imun yaitu : 1. Hipotesis mengenai ekspresi HLA-G di sel-sel trofoblas 2. Hipotesis mengenai Leukimia Inhibitor Factor (LIF) dan reseptor 3. Hipotesis mengenai Indoleamine 2,3-dioksigenase (IDO) 4. Hipotesis mengenai keseimbangan Th1-Th2 5. Hipotesis Mengenai Makrofag Supresor 6. Hipotesis Mengenai Hormon 7. Hipotesis mengenai cd95 dan ligannya (cd95l) 8. Hipotesis mengenai aneksin ii 9. Hipotesis mengenai rendahnya aktifitas komplemen 10. Hipotesis mengenai penyembunyian antigen trofoblas Aplikasiimunologipadabidangkebidanan 14
  • 15. B. Saran Mempelajariimunologi di kebidanandalammemberikanpelayanankebidanansangatpentingdalampemberi aninformasi-informasidanpengetahuanpadakliententangsistemimun( sistemkekebalantubuh ), agar ibuhamil menjaga kehamilannya agar tetap sehat hingga neonatus maka sistem imunologi dalam tubuh harus disertai dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi dan sehat untuk janin dan ibu. Aplikasiimunologipadabidangkebidanan 15
  • 16. DAFTAR PUSTAKA Klein J, Sato A.The HLA system.N Engl J Med. 2000;343:702-9 Prawirohardjo, Sarwono(2008).ilmu kebidanan.Jakarta:Penerbit PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Chaouat G.Fetal-Maternal immunological relationship.Encyclopedia of Life Sciences.2001:1-7 Aplikasiimunologipadabidangkebidanan 16
  • 17. TugasMikrobiologi Dosen : La Haino, s,pd.,M.pd “AplikasiImunologiPadaBidangK ebidanan “ DisusunOleh : Nama :MudmainnaAksan NIS : PSW.B.2013.IB.0075 Kelas : IB AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA TAHUN 2013/2014 Aplikasiimunologipadabidangkebidanan 17