serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
Ilmiah Urologi 22-28 November 2021d.pptx
1. Oleh :
Monika Tessalonika H. M. P.
(G992108044)
Hana Ayu Shafira
(G992102029)
Syahidah Nabila M. S.
(G992102115)
Rahmah Hasanah Putri
(G992102104)
Periode:
22 - 28 November 2021
Ilmiah Urologi
Pembimbing:
dr. Syaeful Agung Wibowo, Sp. U
4. 4
01
05
06
02
03
Meringankan retensi urin akut
maupun kronis.
Mendapatkan sampel urin.
Drainase urin pada bayi dengan
neurogenik/disfungsi/retensi
pada kandung kemih.
Menentukan jumlah post void
residual urine.
Mendapatkan pengukuran urin
output yang akurat.
04
Mengevaluasi atau
menyingkirkan adanya obstruksi
TUJUAN KATETERISASI
5. Berdasarkan metode insersinya, kateter dibagi menjadi 3:
1. Kateter Eksternal = menempel pada genitalia eksterna pada pria, atau
daerah pubis pada wanita. Berguna untuk manajemen inkontinensia urin.
2. Kateter Uretral = kateter yang masuk melalui uretra, dengan ujung
kateter berada di dasar buli.
3. Kateter Suprapubik = kateter yang dimasukkan ke buli melalui prosedur
pembedahan dari suprapubik.
5
JENIS-JENIS KATETER
6. Berdasarkan bahannya, kateter dibagi menjadi:
a. Latex Catheter
b. Silicone Catheter = digunakan pada pasien dengan alergi latex. Kateter ini
memiliki lumen drainase dengan diameter yang lebih besar.
c. Polyvinylchloride (PVC) Catheter = digunakan dalam kateter Nelaton.
Kateter ini dapat keras, tetapi melunak pada suhu tubuh.
6
JENIS-JENIS KATETER
7. STRAIGHT NELATON CATHETER / ONE WAY
CATHETER
● Hanya memiliki 1 lumen dan tidak ada balon.
● Digunakan untuk kateterisasi intermiten.
● Tidak dimaksudkan untuk penggunaan jangka
panjang.
● Dapat juga digunakan untuk dilatasi striktur
uretra, studi urodinamik dan untuk memasukkan
obat-obatan intravesikal.
7
TIPE
KATETER
8. TWO-WAY FOLEY CATHETER
● Digunakan untuk kateterisasi indwelling.
● Memiliki lumen ganda = 1 untuk mengeluarkan
urin, dan yang lainnya untuk mengembangkan
balon air untuk memfiksasi kateter di buli.
THREE-WAY FOLEY CATHETER
● Memiliki 3 lumen
● Dapat digunakan untuk pengeluaran urin dari
buli dan medikasi.
● Digunakan biasanya pasca operasi urologi atau
pada pasien dengan hematuria.
8
TIPE
KATETER
9. UKURAN KATETER
01 Kateter memiliki ukuran dengan
satuan Charriere (Ch) atau French
gauge ( Fg atau Fr) dan
menunjukkan diameter eksternal 1
mm= 3Ch
02 Panduan Umum:
● 6-10 Fg : Pediatri
● 12-14 Fg : Wanita
● 14-18 Fg : Laki-laki
● 14-20 Fg : Suprapubik
● 18-22 Fg : Hematuria
(The Australia and New Zealand Urological Nurses Society Inc [ANZUNS], 2013)
Ukuran kateter harus disesuaikan per individu dan dipilih
ukuran terkecil yang dapat men-drainage dengan baik
10. PANJANG KATETER
01 Terdapat tiga ukuran panjang kateter:
Standard :41-45cm
Female :20-25cm
Paediatric: 30cm
02 Kateter ukuran panjang standard dapat digunakan baik
oleh laki-laki maupun perempuan
Kateter ukuran panjang female menyediakan
keleluasaan dan kenyamanan untuk kateterisasi jangka
panjang pada wanita, namun tidak tepat digunakan pada
pasien wanita yang bedridden atau obese
Kateter dengan ukuran panjang female tidak boleh
digunakan pada kateterisasi pria karena risiko trauma
uretra
(The Australia and New Zealand Urological Nurses Society Inc [ANZUNS], 2013)
11. 11
Retensi Urin Akut
Retensi urin kronis pada
pasien yang bergejala
Monitoring urine output
pada gagal ginjal akut dan
pasien sakit kritis
drainage bladder pre dan
post operative
Kebutuhan untuk
monitoring intra-
operative selama operasi
INDIKASI PEMASANGAN KATETER URETRA
(The Australia and New Zealand Urological Nurses Society Inc [ANZUNS], 2013)
12. 12
Alat bantu diagnostik
(pengambilan sampel
urinalisis, studi
urodinamik)
Irigasi bladder pada
pasien dengan gross
hematuria
Pasien dengan gangguan
neurologis yang
menyebabkan paralisis
atau hilangnya sensasi
untuk berkemih
INDIKASI PEMASANGAN KATETER URETRA
(The Australia and New Zealand Urological Nurses Society Inc [ANZUNS], 2013)
13. 1. Prostatitis Akut
2. Suspek Trauma
Uretra ( biasanya
pada kondisi
fraktur pelvis)
13
KONTRAINDIKASI PEMASANGAN KATETER URETRA
3. Infeksi uretra
(The Australia and New Zealand Urological Nurses Society Inc [ANZUNS], 2013)
4. Penolakan pasien
Haider MZ, Annamaraju P. Bladder Catheterization. [Updated 2021 Aug 22]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from:
14. 1. Retensi urin akut atau kronis
yang gagal dengan katerisasi
uretral
2. Pilihan sesuai dengan
kebutuhan pasien
(seperti pasien dengan
kursi roda)
7. Kenyamanan
pasien
14
INDIKASI PEMASANGAN KATETER SUPRAPUBIK
3. Drainase bladder
jangka panjang untuk
pasien dengan penyakit
neurologis
4. Masalah anatomi pada
uretra seperti striktur,
obstruksi, trauma
5. Suspek trauma pelvis
atau uretra
6. Prostatitis Akut
(The Australia and New Zealand Urological Nurses Society Inc [ANZUNS], 2013)
15. 15
1.Riwayat operasi abdomen
bagian bawah dengan jaringan
parut/adhesi
2. Hematuria yang tidak
ketahui penyebabnya
(unexplained hematuria)
3. Kanker pelvis dengan
atau tanpa radiasi dengan
peningkatan risiko adhesi
4. Obesitas
5. Kehamilan
6. Suspek kista ovrii
7. Ascites
8. Terapi anti koagulan
atau gangguan
pembekuan darah
(The Australia and New Zealand Urological Nurses Society Inc [ANZUNS], 2013)
KONTRAINDIKASI PEMASANGAN KATETER SUPRAPUBIK
17. Peralatan
● Sarung tangan steril
● Sarung tangan non steril
● Sterile water 10-30cc
● Xylocaine jelly
● Kateter dengan ukuran yang sesuai
● Urine bag
● Underpad
● Larutan antiseptik
● Spuit 10 cc (2)
● Duk steril
● Plester untuk fiksasi
18. 1. Menjelaskan prosedur yang akan dilaksanakan dan
mendapatkan persetujuan inform consent dari pasien
1. Memastikan tempat pemasangan kateter memiliki
pencahayaan yang baik dan tertutup, sehingga privasi
pasien terjaga.
1. Memposisikan pasien dengan posisi terlentang (bagi pria) &
posisi litotomi (pada wanita) diatas underpad yang telah
diletakkan dibawah bokong pasien.
1. Siapkan seluruh peralatan yang akan digunakan untuk
menunjang prosedur pemasangan kateter.
1. Setelah melakukan tindakan aseptik, Buka kateter set
dengan teknik aseptik. Siapkan larutan pembersih serta
spuit berisi Aquades untuk mengembangkan balon.
1. Lakukan hand hygiene serta gunakan sarung tangan steril
sebelum melaksanakan tindakan.
Persiapan
(The Australia and New Zealand Urological Nurses Society Inc [ANZUNS], 2013)
19. Pemasangan Kateter Uretra Pria
(The Australia and New Zealand Urological Nurses Society Inc [ANZUNS], 2013)
19
Melakukan hand hygiene
dan gunakan sarung
tangan non-steril.Tarik
preputium lakukan
disinfeksi glans penis
dengan gerakan melingkar
dari meatus ke luar hingga
pangkal penis.
Lepas sarung
tangan non-steril,
cuci tangan dan
gunakan sarung
tangan steril.
Kemudian pasang
duk steril.
Masukkan xylocaine
jelly ke dalam OUE.
Pegang penis dengan
tangan yang tidak
dominan, dibagian
bawah glans penis,
dan diposisikan
membentuk sudut 90º
terhadap tubuh
Masukkan kateter
sampai terasa tahanan
(pada sfingter uretra
eksterna), perintahkan
pasien untuk
mengambil napas
dalam supaya sfingter
uretra eksterna relaks
Kateter terus didorong
masuk ke buli sampai
percabangan kateter
menyentuh meatus
uretra eksterna
Kembangkan balon
kateter dengan spuit
berisi aquades 10-30
cc.
Tarik kateter secara
perlahan sampai
terasa adanya
resistensi
Fiksasi kateter
menggunakan plester
di daerah inguinal
atau paha bagian
proksimal
20. Kateter Uretra Wanita
Lepas sarung tangan non-
steril, cuci tangan, pasang
sarung tangan steril.
Kemudian lubrikasi
kateter dan meatus uretra
dengan gel,
1
Setelah melakukan hand
hygiene (mencuci tangan
dan menggunakan sarung
tangan non-steril), lakukan
disinfeksi pada daerah
labia dan uretra, daerah
genitalia dipersempit
dengan duk steril.
2 3
Masukkan kateter ke
Orifisium Uretera Eksterna
secara perlahan, kateter
didorong hingga sampai ke
buli-buli yang ditandai
dengan keluarnya urin dari
lubang kateter (sebaiknya
didorong lagi kurang lebih
2 inchi)
Perlahan kembangkan
balon kateter dengan
menggunakan sebanyak
kurang lebih 5-10 cc air
steril. Pastikan sudah
terasa tahanan saat
kateter terpasang.
4 5
Kateter difiksasi di daerah
inguinal atau di paha
bagian proksimal. Pastikan
bahwa kateter tidak
menjadi kencang saat
pasien melakukan
mobilisasi.
(The Australia and New Zealand Urological Nurses Society Inc [ANZUNS], 2013)
21. ● Posisi pemasangan kateter yang salah → ruptur
uretra, pendarahan
● Catheter-Associated Urinary Tract Infections →
pada pemakaian kateter jangka panjang
● Luka kronis yang terjadi pada pemasangan
kateter → Striktur uretra
● Masalah pada kateter → alergi terhadap bahan
kateter, kebocoran urin, obstruksi kateter
● Kegagalan kulit preputium kembali ke posisi
awal setelah pemasangan kateter
→ parafimosis
● Berkemih disertai nyeri dan kebocoran urin
diluar kateter → Spasme Vesica Urinaria
21
Risiko Komplikasi
(Shlamovitz, 2021; Cravens, 2000)
22. - Australia and New Zealand Urological Nurses Society Catheterisation Guideline Working Party. 2013. Catheterisation
Clinical Guidelines. ANZUNS: Victoria
- Cravens, D. 2000. Urinary Catheter Management. Dapat diakses di https://www.aafp.org/afp/2000/0115/p369.html.
Diakses pada 26 November 2021.
- Shlamovitz, GZ. 2021. Urethral Catheterization in Men. Dapat diakses di https://emedicine.medscape.com/article/80716-
oveview. Diakses pada 26 November 2021.
- Haider MZ, Annamaraju P. Bladder Catheterization. [Updated 2021 Aug 22]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL):
StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560748/.
22
DAFTAR PUSTAKA
(The Australia and New Zealand Urological Nurses Society Inc [ANZUNS], 2013)
https://www.anzuns.org/wp-content/uploads/2015/03/ANZUNS-Guidelines_Catheterisation-Clinical-Guidelines.pdf
(The Australia and New Zealand Urological Nurses Society Inc [ANZUNS], 2013)
https://www.anzuns.org/wp-content/uploads/2015/03/ANZUNS-Guidelines_Catheterisation-Clinical-Guidelines.pdf
(The Australia and New Zealand Urological Nurses Society Inc [ANZUNS], 2013)
https://www.anzuns.org/wp-content/uploads/2015/03/ANZUNS-Guidelines_Catheterisation-Clinical-Guidelines.pdf
The standard length is for both male and female use. The female length provides more discretion and comfort for the ambulant, long term catheterised female. They are not appropriate if the female is bedridden or obese as they can pull on the bladder neck and also cause skin irritations. Female length catheters MUST NEVER BE USED IN MALE CATHETERISATION as the risk of trauma to the urethra due to inappropriately positioned balloon inflation is high [4,7].
Chronic urinary retention in the symptomatic patient (e.g. renal impairment orurinary tract infection) when intermittent self-catheterisation (ISC) is not an optionand retention cannot be corrected medically or surgically
Chronic urinary retention in the symptomatic patient (e.g. renal impairment orurinary tract infection) when intermittent self-catheterisation (ISC) is not an optionand retention cannot be corrected medically or surgically
If resistance is felt at the external sphincter:- Consider second tube of lubricant- Apply gentle steady pressure on thecatheter- Ask the patient to take a deep breath- Ask the patient to cough or bear down- Ask the patient to try to pass urine- Gently rotate the catheter