1. 1
Program Kesehatan Dasar Puskesmas dalam Penanggulangan Diare
Amira Yasmine*(102015060)
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta 11510
email : amira.2015fk060@civitas.ukrida.ac.id
Pendahuluan
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja
melembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar (BAB) lebih dari
biasanya (umumnya tiga kali atau lebih dalam sehari).Angka kejadian diare di sebagian besar
wilayah Indonesia hingga saat ini masih tinggi,sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun
atau sekitar 460 balita setiap harinya. Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di
Indonesia, diare merupakan penyebab kematian nomor 2 pada balita dan nomor 3 bagi bayi serta
nomor 5 bagi semua umur. Meskipun pada akhir Repelita IV angka kematian sudah berhasil
diturunkan yaitu angka kematian bayi telah turun dari 90 menjadi 58 per 1000 kelahiran hidup
dan angka kematian anak balita dari 17,8 menjadi 10,6 per 1000 anak balita, namun diperkirakan
pada awal Repelita IV masih terdapat kematian balita karena diare murni sebesar 5 per 1000
balita atau sekurang-kurangnya 135.000 kematian bayi dan anak balita karena diare murni setiap
tahunnya. Berarti rata-rata setiap 4 menit seorang balita meninggal karena diare.Masih tingginya
angka kesakitan dan angka kematian tersebut di atas disebabkan karena kesehatan lingkungan
yang masih belum memadai, disamping pengaruh factor-faktor lainnya seperti keadaan gizi, dan
perilaku masyarakat yang secara langsung ataupun tidak langsung mempengaruhi keadaan
penyakit diare ini.1
Upaya pelayanan puskesmas
Untuk tercapainya visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas, yakni terwujudnya
Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan
2. 2
upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari
sistem kesehatan nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Upaya kesehatan
tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni:1
1. Program kesehatan dasar
adalah program minimal yang harus dilaksanakan oleh tiap Puskesma yang
dikemas dalam ‘basic six’.1
Tabel 1.Program Kesehatan Dasar Puskesmas.1
Program
Pokok
Kegiatan
Promosi
kesehatan
(Promkes)
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM), Sosialisasi Program
Kesehatan, Survey Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),
Penilaian Strata Posyandu.
Program
Kesehatan
Lingkungan
Pengawasan Kesehatan Lingkungan : SPAL (saluran pembuangan
air limbah), SAMI-JAGA (sumber air minum-jamban keluarga),
Pemeriksaan Sanitasi : TTU (tempat-tempat umum), Institusi
Perkantoran, Survey Jentik Nyamuk (SJN).
Program
Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA)
,KB
ANC (Antenatal Care), PNC (Post Natal Care), Pertolongan
Persalinan, Rujukan Ibu Hamil Risiko Tinggi, Pelayanan Neonatus,
KemitraanDukun Bersalin, Manajemen Terpadu Balita Sakit
(MTBS), Imunisasi
Keluarga berencana (KB) : Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR), Imunisasi Calon Pengantin (TT Catin), Pelayanan KB
Pasangan Usia Subur (PUS), Penyuluhan KB.
Program Surveilens Terpadu Penyakit (STP), Pelacakan Kasus: TBC, Kusta,
3. 3
Pemberantasan
Penyakit
Menular (P2M)
DBD, Malaria, Flu Burung, Infeksi Saluran Peranafasan Akut
(ISPA), Diare, Infeksi Menular Seksual (IMS), Penyuluhan Penyakit
Menular.
Program
Perbaikan Gizi
Penimbangan Bayi Balita, Pelacakan dan Perawatan Gizi Buruk,
Stimulasi dan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak, Penyuluhan
Gizi,Pemantauan Status Gizi (PSG),Distribusi Vit A/Fe/Cap
Yodium.
Pengobatan Pengobatan Dalam Gedung : Poli Umum, Poli Gigi (Rawat Jalan),
Apotek,, Unit Gawat Darurat (UGD), Perawatan Penyakit (Rawat
Inap), Pertolongan Persalinan (Kebidanan)
Pengobatan Luar Gedung : Rujukan Kasus, Pelayanan Puskesmas
Keliling (Puskel).
Skenario 10
Seorang anak berumur 14 bulan, mengeluh sering sakit batuk pilek dan demam, perut
membuncit, sering diare. Riwayat hamil anak ke 4, ANC tidak teratur, mendapat ASI hanya
sampai 3 bulan, seterusnya makanan padat lainnya. Imunisasi tidak lengkap karena sering sakit-
sakitan, hasil penimbangannya seperti pada lampiran KMS dibawah ini.
5. 5
Latar Belakang
Angka Kematian Ibu dan Bayi masih sangat tinggi di negara Indonesia dibanding dengan
ASEAN lainnya. Menurut SDKI 2007, AKI 2008 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 34 per 1000
kelahiran hidup, Angka Kematian Neonatus 19 per 1000 kelahiran hidup. Upaya penurunan AKI
harus difokuskan pada penyebab langsung kematian ibu pada saat persalinan yaitu terjadinya
perdarahan 28%, eklamsia 24%, infeksi 11%, abortus 5%, trauma obstetric 5%, emboli 3%, dan
lain-lain 11%.
Pengertian Kematian Maternal
Umumnya ukuran yang dipakai untuk menilai baik atau buruknya pelayanan kebidanan
(maternity care) dalam suatu Negara atau daerah ialah kematian maternal (maternal mortality).
WHO mendefinisikan kematian maternal sebagai kematian seorang wanita saat hamil atau dalam
42 hari setelah terminasi kehamilan,terlepas dari durasi dan tempat kehamilan, dari setiap
penyebab yang berhubungan dengan kehamilan, definisi ini memungkinkan identifikasi kematian
ibu, berdasarkan penyebabnya, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Kematian ibu
secara langsung adalah akibat komplikasi pada waktu kehamilan, persalinan, dan nifas,
intervensi, kelalaian, Kematian akibat komplikasi misalnya perdarahan obstetrik atau gangguan
hipertensi pada kehamilan, atau mereka karena komplikasi anestesi atau operasi caesar, ini
diklasifikasikan sebagai kematian dengan penyebab secara langsung. Kematian ibu secara tidak
langsung adalah mereka yang mati diakibatkan dari penyakit yang sudah ada sebelumnya, atau
dari penyakit yang berkembang selama kehamilan.
Komplikasi persalinan sebagian besar dapat dicegah, bila kesehatan ibu selama hamil
selalu terjaga melalui pemeriksaan antenatal care yang teratur dan pertolongan persalinan yang
6. 6
bersih dan aman. Dalam mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) pada dasarnya
mengacu pada intervensi strategis “Empat Pilar Safe Mother Hood” yaitu;
1) Keluarga berencana,
2) Pelayanan antenatal care,
3) Persalinan yang aman,
4) Pelayanan obstetric essensial.
Pilar yang kedua yaitu pelayanan antenatal care yang tujuan utamanya mencegah komplikasi
obstetri dan memastikan bahwa komplikasi dideteksi sedini mungkin serta ditangani secara
memadai. Selain itu ada faktor penyebab tidak langsung yaitu 3 Terlambat : (1) terlambat
mengenali tanda bahaya persalinan (2) Terlambat di rujuk ke RS dan (3) terlambat ditangani oleh
petugas kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Dan faktor 4 terlalu : (1) terlalu tua hamil
>35tahun (27%), (2) terlalu muda untuk hamil < 20 tahun (2,6%), (3) terlalu banyak jumlah
>4anak (11,8%), dan (4) terlalu dekat jarak kelahiran kurang dari 2 tahun.
Program Puskesmas:
Program wajib yang telah standar dilakukan sesuai pengamatan dan pengalaman penulis,
antara lain:
Promosi Kesehatan (Promkes)
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
Sosialisasi Program Kesehatan
7. 7
Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
Pencegahan Penyakit Menular (P2M) :
Surveilens Epidemiologi
Pelacakan Kasus : TBC, Kusta, DBD, Malaria, Flu Burung, ISPA, Diare, IMS (Infeksi Menular
Seksual), Rabies
Program Pengobatan :
Rawat Jalan Poli Umum
Rawat Jalan Poli Gigi
Unit Rawat Inap : Keperawatan, Kebidanan
Kesehatan Ibu dan anak
Pemeriksaan kehamilan / Antenatal care ( ANC) K1 K4
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan 4 kali selama kehamilan yaitu:
Pemeriksaan kehamilan di lakukan berulang-ulang dengan ketentuan sebagai berikut :
satu bulan.
8. 8
sebelum sampai kehamilan 7 bulan.
-keluhan.
Jenis Pemeriksaan yang dilakukan dalam antenatal care
Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan fisik umum
Tinggi badan
Berat badan, TTV : Tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu
2) Kepala dan leher
Edema pada wajah
Ikterus pada mata
Mulut pucat
Leher, pembesaran kelenjar tiroid
3) Tangan dan kaki
Edema di ujung jari
Kuku jari pucat
Varices vena
9. 9
Reflek/patella resiko atau tidak
4) Payudara
Ukuran simetris
Puting susu menonjol atau masuk
Keluarnya kolustrum atau cairan lain
Massa, ada/tidak ada
Nodul axilla
5) Abdomen
Luka bekas operasi
Tinggi fundus uteri (jika > 12 minggu)
Letak presentasi, posisi dan penurunan kepala (kalau > 36 minggu)
Denyut jantung janin (DJJ) jika > 18 minggu
6) Genetalia Luar (Eksternal)
Varices
Perdarahan
Luka
Cairan yang keluar
Pengeluaran dari uretra dan skene
Kelenjar bartholin, bengkak (massa), cairan yang keluar
10. 10
7) Genetalia Dalam (Internal)
Serviks meliputi cairan yang keluar, luka (lesi), kelunakan, posisi mobilitas, tertutup atau
terbuka.
Vagina meliputi cairan yang keluar
Ukuran adneksa, bentuk, posisi, mobilitas, kelunakan massa (pada trimester pertama)
Jadwal Pemeriksaan Antenatal care3
Memperhatikan batasan dan tujuan pelayanan antenatal care, maka jadwal pemeriksaan
sebagai berikut
1) Pemeriksaan pertama
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid atau tidak
menstruasi.
2) Pemeriksaan ulang
Pemeriksaan ulang dilakukan setiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan, setiap 2
minggu sekali sampai usia kehamilan 9 bulan dan setiap 1 minggu sekali sejak usia
kehamilan 9 bulan sampai melahirkan.
3) Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan khusus dilakukan bila ada keluhan tertentu yang dirasakan oleh ibu hamil
Sesuai dengan kebijakan program saat ini kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling
sedikit 4 kali selama kehamilan yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali pada
11. 11
trimester kedua dan dua kali trimester tiga.
Risiko Kehamilan3,4
Faktor risiko ialah setiap faktor yang berhubungan dengan meningkatnya kesakitan dan kematian
ibu (maternal) dan bayi. Faktor risiko di bagi 3, yaitu risiko rendah, sedang,tinggi.
1) Faktor risiko rendah = keadaan normal
2) Faktor risiko sedang
Faktor risiko sedang ialah faktor yang tidak langsung menimbulkan kematian, yaitu:
a) tinggi badan kurang dari 145cm
b) pendidikan ibu rendah
c) tingkat sosial ekonomi rendah
d) Hb kurang dari 8 g%
e) Tensi systole 130 – 160 diastole 85-100
f) Jarak usia anak kurang dari 2 tahun
g) Anak lebih dari 5
h) Primigravida kurang dari 20 tahun
i) Primi tua lebih dari 35 tahun
3) Faktor risiko tinggi
Faktor risiko tinggi merupakan penyebab yang erat kaitannya dengan kematian ibu atau
12. 12
bayi, yaitu:
a) perdarahan antepartum
b) hipertensi lebih dari 160/95
c) pre- eklampsia berat
d) eklampsia
e) letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 38 minggu
f) letak sungsang pada primigravida
g) berat janin lebih dari 4 kg
h) penyakit jantung
i) ketuban pecaah dini
j) infeksi berat/sepsis
k) partus preterm
l) gemelli
m) riwayat obstetric buruk: Haemorrhagic Post Partum (HPP),Sectio Caesarum, dan
sebagainya. 4-5
Kematian ibu juga diakibatkan beberapa faktor risiko keterlambatan (Tiga Terlambat), di
antaranya
1) terlambat dalam pemeriksaan kehamilan,
13. 13
2) 2) terlambat dalam memperoleh pelayanan persalinan dari tenaga kesehatan,
3) 3) dan terlambat sampai di fasilitas kesehatan pada saat dalam keadaan emergensi.
4) Salah satu upaya pencegahannya adalah melakukan persalinan yang ditolong oleh
5) tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan
Imunisasi TT
Tetanus khususnya beresiko pada bayi-bayi yang dilahirkan dengan bantuan dukun bayi
di rumah dengan peralatan yang tidak steril. Mereka juga beresiko ketika alat-alat yang tidak
bersih digunakan untuk memotong tali pusar dan olesan-olesan tradisional atau abu digunakan
untuk menutup luka bekas potongan. Upaya pencegahan tetanus neonatorum dilakukan dengan
memberikan imunisasi TT (Tetanus Toksoid) pada ibu hamil. Konsep imunisasi TT adalah life
long imunization yaitu pemberian imunisasi imunisasi TT 1 sampai dengan TT 5. Skema life
long immunization adalah
sebagai berikut:
TT 0, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi.
TT 1, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi.
TT 2, dilakukan pada saat imunisasi dasar pada bayi.
TT 3, dilalukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) pada kelas satu.
TT 4, dilalukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) pada kelas dua.
TT 5, dilalukan pada saat BIAS (bulan imunisasi anak sekolah) pada kelas tiga.
Manfaat Imunisasi TT
1. Melindungi bayi baru lahir dari tetanus neonatorum. Tetanus neonatorum adalah penyakit
tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh
clostridium tetani, yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistem saraf
pusat
14. 14
2. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka
Waktu pemberian Imunisasi TT
Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan untuk mendapatkan imunisasi TT
lengkap. TT 1 dapat diberikan sejak diketahui positif hamil dimana biasanya diberikan pada
kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan.
Tablet Fe
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekati 800 mg. Kebutuhan ini terdiri
dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk
meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan
lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8–10
mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20–25 mg
zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan
zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil.
kebutuhan ibu hamil akan Fe meningkat ketika melahirkan dan 840 mg sisanya hilang. Sebanyak
300 mg Fe ditransfer ke janin, dengan 50-75 mg untuk pembentukan plasenta, 450 mg
untuk menambah jumlah darah merah, dan 200 mg lenyap ketika melahirkan. Hal ini disebabkan
karena pada trimester pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi
15. 15
menstruasi dan pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester kedua hingga ketiga,
volume darah dalam tubuh wanita akan meningkat , ini ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk
memproduksi sel-sel darah merah. Sel darah merah harus mengangkut oksigen lebih banyak
untuk janin. Sedangkan saat melahirkan, perlu tambahan besi 300 – 350 mg akibat kehilangan
darah. Sampai saat melahirkan, wanita hamil butuh zat besi sekitar 40 mg per hari atau dua kali
lipat kebutuhan kondisi tidak hamil. Penyerapan besi dipengaruhi oleh banyak faktor. Protein
hewani dan vitamin C meningkatkan penyerapan. Kopi, teh, garam kalsium, magnesium dan fitat
dapat mengikat Fe sehingga mengurangi jumlah serapan. Karena itu sebaiknya tablet Fe ditelan
bersamaan dengan makanan yang dapat memperbanyak jumlah serapan, sementara makanan
yang mengikat Fe sebaiknya dihindarkan, atau tidak dimakan dalam waktu bersamaan.
Disamping itu, penting pula diingat, tambahan besi sebaiknya diperoleh dari makanan, karena
tablet Fe terbukti dapat menurunkan kadar seng dalam serum. Pemberian preparat 60 mg/hari
dapat menaikan kadar Hb sebanyak 1 gr%/ bulan. Saat ini program nasional menganjurkan
kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram asam folat untuk profilaksis anemia. Pada setiap kali
kunjungan mintalah ibu untuk meminum tablet Fe yang cukup.
Penolong persalinan
ada beberapa jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada masyarakat.
Jenis tenaga tersebut adalah :
a. Tenaga profesional, meliputi : dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, perawat bidan.
b. Dukun bayi, dibedakan menjadi :
1) Dukun terlatih : ialah dukun bayi yang telah mendapatkan pelatihan oleh tenaga kesehatan
dan dinyatakan lulus.
16. 16
2) Dukun tidak terlatih : ialah dukun bayi yang belum pernah dilatih oleh tenaga kesehatan
atau dukun bayi yang sedang dilatih dan belum dinyatakan lulus.
klasifikasi materi yang di berikan untuk melakukan pembinaan dukun:
1. Promosi Bidan Siaga
Salah satu cara untuk melakukan promosi bidan siaga, yaitu dengan melakukan pendekatan
dengan dukun bayi yang ada di desa untuk bekerja sama dalam pertolongan persalinan.
Bidan dapat memberikan imbalan jasa yang sasuai apabila dukun menyerahkan ibu hamil
untuk bersalin ke tempat bidan. Dukun bayi dapat di libatkan dalam perawatan bayi baru
lahir. Apabila cara tersebut dapat di lakukan dengan baik, maka dengan kesadaran, dukun
akan memberitaukan ibu hamil untuk melakukan persalinan di tenaga kesehatan (bidan). Ibu
dan bayi selamat, derajat kesehatan ibu dan bayi di wilayah tersebut semakin meningkat.
2. Pengenalan Tanda Bahaya Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Rujukan
Dukun perlu mendapatkan peningkatan pengetahuan tentang perawatan pada ibu hamil,
sehingga materi tentang pengenalan terhadap ibu hamil yang beresiko tinggi, tanda bahaya
kehamilan, persalinan, nifas, dan rujukan merupakan materi yang harus di berikan, agar
dukun bayi dapat melakukan deteksi dini kegawatan atau tanda bahaya pada ibu hamil,
bersalin, nifas dan segera mendapatkan rujukan cepat dan tepat.
Berikut ini adalah materi-materi dalam pelaksanaan pembinaan dukun:
17. 17
a. Pengenalan golongan resiko tinggi
Ibu yang termasuk dalam golongan resiko tinggi adalah ibu dengan umur terlalu muda
(kurang 16 tahun) atau terlalu tua (lebih 35 tahun), tinggi badan kurang dari 145 cm,
jarak antara kehamilan terlalu dekat (kurang dari 2 tahun) atau terlalu lama (lebih dari
10 tahun), ibu hamil dengan anemia, dan ibu dengan riwayat persalinan buruk
(perdarahan, operasi, dan lain-lain)
b. Pengenalan tanda-tanda bahaya pada kehamilan
Pengenalan tanda-tanda bahaya pada kehamilan meliputi perdarahan pada kehamilan
sebelum waktunya; ibu demam tinggi; bengkak pada kaki, tangan dan wajah; sakit
kepala atau kejang; keluar air ketuban sebelum waktunya; frekuensi gerakan bayi
kurang atau bayi tidak bergerak; serta ibu muntah terus menerus; dan tidak mau makan
c. Pengenalan tanda-tanda bahaya pada persalinan
Tanda-tanda bahaya pada persalinan, yaitu bayi tidak lahir dalam 12 jam sejak ibu
merasakan mulas, perdarahan melalui jalan lahir, tali pusat atau tangan bayi keluar dari
jalan lahir, ibu tidak kuat mengejan atau mengalami kejang, air ketuban keruh dan
berbau, plasenta tidak keluar setelah bayi lahir, dan ibu gelisah atau mengalami
kesakitan yang hebat.
d. Pengenalan tanda-tanda kelainan pada nifas
18. 18
Tanda-tanda kelainan pada nifas meliputi: perdarahan melalui jalan lahir; keluarnya
cairan berbau dari jalan lahir; demam lebih dari dua hari; bengkak pada muka, kaki atau
tangan; sakit kepala atau kejang-kejang; payudara bengkak disertai rasa sakit; dan ibu
mengalami gangguan jiwa.
Keluarga Berencana
Pengertian
Keluarga berencana adalah perencanaan kehamlan,sehingga kehamilan hanya terjadi
pada waktu yang diinginkan.Jarak antara kelahiran diperpanjang,dan kelahiran
selanjutnya dapat dicegah apabila jumlah anak telah mencapai yang dikehendaki,untuk
membina kesehatan seluruh anggota keluarga dengan sebaik-baiknya, menuju norma
Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera.
Kegiatan KB tidak hanya berupa penjarangan dan mengatur kehamilan,tetapi termasuk
kegiatan untuk meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan keluarga secara
menyeluruh.
Perencaan program keluarga berencana
a. Petugas puskesmas bersama-sama dengan petugas dinas kesehatan kabupaten
19. 19
yang bersangkutan hendaknya membuat suatu rencana program secara
menyeluruh.
b. Petugas puskesmas hendaknya membicarakan rencana tersebut dengan pemuka
masyarakat dan pemuka-pemuka agama setempat dan membuat jadwal
pelaksanaan rencana tersebut
c. Petugas puskesma bersama-sama dengan petugas dinas kesehatan kabupaten
hendaknya membuat suatu rencana kerja yang terperinci untuk kegiatan keluarga
berencana,dengan memperhitungkan hal-hal sebagai berikut :
1. Fasilitas pelayanan yang ada,baik di puskesmas,maupun di sekitarnya
yang diselenggarakan oleh badan-badan lain (misalnya oleh PKBI danlainlain).
2. Sasaran pelayanan yaitu siapa-siapa yang membutuhkan pelayanan
keluarga berencana dan beberapa jumlah mereka.
3. Penjelasan-penjelasan tentang kegiatan dan carakeluarga berencana yang
akan diberikan.
4. Macam dan cara pelayanan yang akan diberikan.
Sarana dan kesempatan keluarga berencana
a. Pasangan yang seharusnya diberi pelayanan keluarga berencana
1. Mereka yang ingin mencegah kehamilan karena alsan pribadi.
2. Mereka yang ingin menjarangkan kelahiran.Demi kesehatan ibu dan
20. 20
anak,jarak kelahiran yang baik adalah tidak kurang dari 3 tahun
3. Mereka yang ingin membatasi jumlah anak
4. Keluarga seperti tersebut di bawah ini hendaknya dianjurkan
menggunakan kontrasepsi dan diberi semua penerangan yang diperlukan.
a. Ibu yang menderita penyakit mendadak atau menahun (akut atau kronis).
b. Ibu berusia kurangdari 20 atau di atas 30 tahun.
c. Ibu yang mempunyai lebih dari 5 orang anak
d. Ibu yang mempunyai riwayat kesukaran dalam persalinan,misalnya lahir-mati
berulang kali,operasi seksio sesarea dan lain-lain komplikasi.
e. Keluarga dengan anka-anak bergizi buruk
f. Ibu yang telah mengalamii keguguran berulang kali
g. Kepala-keluarganya tidak mempunyai pekerjaan tetap
h. Keluarga dengan rumah tinggal yang sempit
i. Keluarga yang taraf pendidikannya rendah,sedikit sekali pengertiannya tentang
pemeliharaan kesehatan.
5. Manfaat sebesar-besarnya akan tercapai,bila pasangan muda menggunakan kontrasepsi
sejak saat perkawinan dan sesudah mereka mempunyai satu atau dua orang anak.
b. Penentuan orang-orang yang memerlukan penerangan dan pelayanan keluarga
21. 21
berencana.
Siapkan suatu peta dari tiap desa yang menunjukan rumah setiap pasangan yang
memenuhi syarta-syarat seperti di atas.
c. Kesempatan untuk memberikan penerangan dan pelayanan keluarga berencana
Tiap petugas kesehatan hendaknya mempergunakan setiap kesempatan untuk
memajukan keluarga berencana,mislanya pada waktu :
1. Perawat sedang merawat seorang bayi
2. Penderita sedang menunggu di klinik
3. Petugas sanitasi/P3M mengunjungi orang-orang di suatu daerah
4. Dokter mengobati seorang ibu dnegan kelainan berat,mislanya penyakit
jantung,paru,dan lain-lain.
d. Tempat-tempat yang terbaik digunakan untuk memajukan program keluarga
berencana adalah :puskesma,BKIA,klinik hamil,nifas dan penyakit
kandungan,ruang berslain rumah skait,dan pada waktu kunjungan rumah.
Kegiatan pelayanan keluarga berencana
Secara besar kegiatan pelayanan keluarga berencana meliputi :
a. Komunikasi informasi dan edukasi (KIE)
b. Pelayanan kontrasepsi
1. Metode pelayanan kontrasepsi
22. 22
2.. Metode sederhana
3. Metode efektif
4. Metode mantap dengan operasi
c. Tempat pelayanan
a. Pelayanan kontrasepsi melalui klinik
b. Pembinaan dan pengayoman medis kontrasepsi peserta keluarga
berencana
c. Pelayanan rujukan keluarga berencana
d. Pencatatan dan pelaporan
Pola perencanaan keluarga
Untuk menyelamatkan ibu dan anak akibat melahirkan pada usia muda,jarak kelahiran
yang terlalu dekat dan melahirkan pada usia tua perlu dibuat suatu perencanaan keluarga
menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Perencanaan keluarga menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera dibagi atas 3 masa
menurut usia reproduksi istri sebagai berikut :
a. Masa menunda kewhamlan bagi pasangan usia subur dengan istri usia dibawah 20
tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya.
b. Masa mengatur kesuburan (menjarangkan kehamilan ) periode usia istri antara 20-
23. 23
30 tahun merupakan periode usia yang paling baik untuk melahirkan dnegan
jumlah anak dua orang dan jarak kelahiran anak ke I dan anak ke II adalah 3
sampai 4 tahun.
c. Masa mengakhiri kesuburan (tidak hamil lagi) periode usia istri di atas 20 tahun
sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai dua orang anak.
Pola dasar penggunaan kontrasepsi
Untuk dapat mewujudkan pelaksanaan pola perencanaan keluarga tersebut di atas dengan
baik maka diperlukan penggunaan kontrasepsi yang rasional ( menurut ilmu kesehatan)
yang sifat-sifatnya sesuai dengan ciri-ciri setiap amsa (periode ) perencanaan keluarga
tersebut.
• Masa menunda kehamilan/kesuburan:
1. Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :
a. Reversibilitas yang tinggi,artinya kembalinya kesuburan dapat
terjamin hamper 100%.Hal ini penting karena periode ini akseptor
belum mempunyai anak.
b. Efektivitas ytang relative tinggi.Hal ini penting karena kegagalan
akan menyeybabkan terjadinya kehamilan dnegan resiko tinggi,dan
kegagalan ini merupakan kegagalan program.
24. 24
2. Kontrasepsi yang cocok
Sesuai dnegan ciri-ciri yang diperlukan maka prioritas pertama kontrasepsi
yang disarankan adalah pil disusul AKDR mini dan kemudian cara
sederhana.
3. Alasan :
a. Umur dibawah 20 tahun adalah usia sebaiknya tidak mempunyai
anak dulu karena berbagai alsan.
b. Prioritas penggunaan kontrasepsi oral,karena peserta masih muda.
c. Penggunaan kondom kurang menguntungkan ,karena pasangan
muda masih sering bersenggama (frekuensi tinggi),sehingga akan
mempunyai kegagalan tinggi.
d. Penggunaan AKDR mini bagi yang belum mempunyai anak pada
masa ini dapat dianjurkan,terlebih bagi calon peserta dengan
kontraindikasi terhadap pil oral.
• Masa mengatur kesuburan/menjarangkan kehamilan
1. Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan :
a. Efektivitas cukup tinggi
b. Reversibilitas cukup tinggi,karena akseptor masih mengharapkan
punya anak.
25. 25
18
c. Dapat dipakai 3 sampai 4 tahun,yaitu sesuai dengan jarak kelahiran
yang direncanakan.
d. Tidak menghambat produksi air susu ibu (ASI).
Ini penting karena ASI adalah makanan yang terbaik unutk bayi
sampai umur 2 tahun.penggunaan ASI akan mempengaruhi angka
kesuburan dan kematian anak.
2. Kontrasepsi yang cocok
Sesuai dengan ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan,maka prioritas pertama
kontrasepsi yang disarankan pada periode ini adalah AKDR disusul pil,sun
tikan,cara sederhana,suusk KB,kontrasepsi mantap.
3. Alasan :
a. Umur antara 20-30 tahun merupakan usia yang terbaik untuk
mengandung dan melahirkan.
b. Segera setelah anak pertama lahir,maka dianjurkan untuk memakai
AKDR sebagai pilihan utama.
c. Kegagalan yang menyebabkan kehamilan cukup tinggi,namun disini
tidak/kurang berbahaya karena yang bersangkutan berada pada usia
mengandung dan melahirkan yang baik.
26. 26
d.disini kegagalan kontrasepsi bukanlah kegagalan program.
c. Masa mengakhiri kesuburan (tidak hamil lagi)
1. Ciri-ciri kontrasepsi yang diperlukan
a. Efektivitas sangat tinggi
Kegagalan menyebabkan terjadinya kehamilan dnegan resiko tinggi bagi
ibu dan anak,disamping itu akseptor memang tidak mengharapkan punya
anak lagi.
b.Reversibiitas rendah
c.Dapat dipakai untuk jangka panjang.
d.Tidak menambah kelainan yang sudah ada.
Pada masa tua,kelainan seperti penyakit jantung,darah tinggi,keganasan dan gangguan
metabolic meningkat,oleh karena itu sebaiknya tidak diberikan obat kontrasepsi yang
menambah kelainan tersebut.
19
2. Kontrasepsi yang cocok
Prioritas pertama kontrasepsi yang disarankan pada masa ini,adalah kontrasepsi
mantap (tubektomi/vasektomi),disusul susuk KB,AKDR suntukan,pil dan cara
sederhana.
3.Alasan
27. 27
a. Ibu-ibu dnegan usia diatas 30 tahun dianjurkan untuk tidakhamil/tidakpunya
anak lagi,karena alas an medis dan alas an lainnya.
b. Pilihan utama adalah kontrasepsi mantap.
Susuk KB dan AKDR bias merupakan pilihan berikutnya belum bersedia dengan
kontrasepsi mantap.
c.Dalam kondisi darurat,maka kontap cocok dipakai dan relative lebih baik
dibandingkan dnegan susuk KB,AKDR maupun suntikan dalam arti mengakhiri
kesuburan.
d.Pil kuramg dianjurkan karena usia ibu yang relative tua dan mempunyai
kemungkinan timbulnya akibat smapingan dan komplikasi.
Macam – macam alat kontrasepsi
28. 28
Kontrasepsi berasal dari dua kata, yaitu kontra dan konsepsi. Kontra berarti menolak, konsepsi
berarti pertemuan antara sel telur wanita (ovum) yang sudah matang dengan sel mani pria
(sperma) sehingga terjadi pembuahan dan kehamilan. Dengan demikian kontrasepsi adalah
mencegah bertemunya sel telur yang matang dengan sel mani pada waktu bersenggama,
sehingga tidak akan terjadi pembuahan dan kehamilan (Farrer, 2001).
Cara Kerja
Pada dasarnya prinsip kerja kontrasepsi adalah meniadakan pertemuan antara sel telur (ovum)
dengan sel mani (sperma) dengan cara :
29. 29
1. Menekan keluarnya sel telur (ovum)
2. Menghalangi masuknya sperma ke dalam alat kelamin wanita sampai mencapai ovum
3. Mencegah nidasi
20
Jenis
1. METODE ALAMI
a. Koitus Interuptus (Sanggama Terputus)
Metode ini dapat mencegah terjadinya pembuahan yang berujung pada kehamilan.
Coitus Interruptus dapat diartikan sebagai senggama terputus atau dalam artian penis
dikeluarkan dari vagina sesaat seblum ejakulasi terjadi. Membutuhkan partisipasi yang
besar dari pasangan Anda.
Cara kerja
Dengan cara ini diharapkan cairan sperma tidak akan masuk kedalam rahim serta
mengecilkan kemungkinan bertemunya sperma dengan sel telur yang dapat mengakibatkan
terjadinya pembuahan.
b. Sistem Kelender (Pantang Berkala/ogino-knaus )
Metode ini disebut juga dengan The Rhythm Method.
Jika cara ini jadi pilihan maka pengetahuan kita tentang masa subur atau fertility
awareness harus tinggi. kita harus mengetahui dengan tepat masa subur atau saat yang paling
30. 30
memungkinkan kita mengalami kehamilan. Bila kita emang ingin menunda kehamilan, maka
pada saat tubuh memasuki masa subur tundalah keinginan berhubungan intim dengan pasangan.
Atau kita tetap melakukan hubungan seksual tapi menggunakan kondom. dianjurkan untuk
memperhatikan terlebih dahulu siklus mentruasi kita selama 3 bulan kalau perlu 6 bulan guna
mendapatkan perhitungan waktu siklus mentruasi yang tepat, secara umum masa "aman" seorang
wanita adalah 2 hari setelah mentruasi hingga 20 hari menjelang mentruasi berikutnya buat yang
memiliki siklus haid pendek. Jika siklus menstruasi kita panjang, maka masa "aman" 2 hari
setelah haid hingga 16 hari menjelang menstruasi yang akan datang. Namun perlu di ingat
sebenarnya masa subur sangat sulit ditebak dengan pasti jadi masih ada kemungkinan Anda
mengalami "kebobolan"
c. Metode Amenore Laktasi
Metode kontrasepsi yang digunakan dengan cara menyusui bayinya secara eksklusif selama 6bln
tanpa tambahan makanan apapun dengan syarat ibu belum kembali kesuburannya (menstruasi)
Cara Kerja
Cara kerja dari MAL yaitu menghambat ovulasi
Syarat yang boleh menggunakan MAL
- Klien yang belum mendapatkan haid setelah melahirkan
- Umur bayi kurang dari 6 bulan
31. 31
- Menyusui Eksklusif
2. METODE PERLINDUNGAN (Barrier)
a. Kondom
Kondom digunakan pada fenis pria untuk mencegah sperma bertemu sel telur ketika terjadi
ejakulasi.
Cara Kerja
Mencegah masuknya sperma ke alat kelamin wanita sampai ke ovum
b. Spermatisida
Bahan atau substansi yang dapat me-non-aktifkan sperma sebelum sperma masuk ke rongga
rahim. Sediaannya ada dalam berbagai bentuk : cream, gel, busa, film, suppositoria dan tablet.
Umumnya mengandung bahan kimia yang dinamakan nonoxynol-9, yang bisa membunuh
sperma.
Efektitas
Efektifitasnya jika dipakai tanpa kombinasi sekitar 71 %, artinya dari 100, yang gagal (menjadi
hamil) sekitar 29% dalam pemakaiannya selama setahun.
c. Vagina Diafragma / Kap serviks ( cervical cap)
Lingkaran cincin dilapisi karet fleksibel ini akan menutup mulut rahim bila dipasang dalam liang
32. 32
vagina 6 jam sebelum senggama.
Cara Kerja
Diafragma atau cervical cap berguna untuk menutupi uterus sehingga mencegah sperma
membuahi sel telur.
d. IUD (Intrauterine Device) = AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
Teknik kontrasepsi ini adalah dengan cara memasukkan alat yang terbuat dari tembaga kedalam
rahim.
Cara Kerja
Menimbulkan reaksi keradangan lokal dalam endometrium kavum uteri sehingga menghambat
terjadinya penempelan sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim.
IUD diduga juga menghambat motilitas tuba sehingga memaksa sperma "berenang" melawan
arus.
3. METODE HORMONAL
a. Pil KB
Jenis pil dan Pengertian
a) Minipil yaitu alat kontrasepsi jenis pil yang hanya mengandung hormon progesteron. Pil ini
cocok untuk ibu menyusui.
b) Pil Kombinasi yaitu alat kontrasepsi yang mengandung hormon estrogen dan progesteron.
33. 33
Cara Kerja
- mencegah pelepasan sel telur
- mengentalkan lendir sehingga sperma sulit bertemu dengan sel telur
23
b. Suntik KB
Pengertian Alat kontrasepsi suntik yang hanya mengandung hormon progesteron yan di berikan
setian 3 bulan sekali / 12 minggu sekali.
Cara Kerja
- mencegah pelepasan sel telur
- mengentalkan lendir sehingga sperma sulit bertemu dengan sel telur
c. Susuk KB Implant/susuk KB
PengertianAlat kontrasepsi dengan cara memasukkan tabung kecil di bawah kulit pada bagian
tangan yang dilakukan oleh dokter Anda.
Cara Kerja
- Mengentalkan lendir serviks
- Mengurangi proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi
- Menekan ovulasi
4) Jenis Implan
- Norplant : terdiri dari 6 batang dan lama kerja 5 tahun
34. 34
- Implanont : terdiri dari 1 batang lama kerja 3 tahun
- Indoplant dan Jadena : terdiri dari 2 batang dengan lama kerja 3 tahun.
4. METODE KONTRASEPSI PERMANEN (KONTRASEPSI MANTAP=KONTAP)
a. Sterilisasi
Saluran telur pada wanita disumbat dengan cara diikat, dipotong atau dilaser.
Sterilisasi pada wanita ini juga bisa dilakukan dengan pengangkatan rahim.
Cara kontrasepsi ini bersifat permanent Sedangkan pada kaum pria, sterilisasi dilakukan dengan
cara memotong saluran sperma. Jika kita ingin jalani kontrasepsi ini, sebaiknya usia anak bungsu
Anda telah melewati masa balita. hal ini sekedar berjaga-jaga jika suatu saat Anda masih berniat
untuk hamil kembali.
Penyuluhan
Penyuluhan Gizi dan KB
a. Gizi pada ibu hamil.
Ø Ibu hamil makan makanan yang bergizi yang mengandung empat sehat lima
sempurna.
Ø Makan satu piring lebih banyak dari sebelum hamil.
Ø Untuk menambah tenaga, makan makanan selingan pagi dan sore hari seperti kolak,
kacang hijau, kue-kue dan lain-lain.
35. 35
Ø Tidak ada pantangan makan selama hamil.
Ø Minum 1 tablet tambah darah selama hamil dan nifas.
b. Gizi pada bayi
1) Usia 0-6 bulan
Ø Beri ASI setiap kali bayi menginginkan sedikitnya 8 kali sehari, pagi, siang, sore
maupun malam.
Ø Jangan beikan makanan atau minuman lain selain ASI (ASI eksklusif).
Ø Susui/teteki bayi dengan payudara kanan dan kiri secara bergantian
2) Usia 6-9 bulan
Selain ASI dikenalkan makanan pendamping ASI dalam bentukm lumat dimulai dari bubur
susu sampai nasi tim lumat
3) Usia 9-12 bulan.
Ø Selain ASI diberi MP-ASI yang lebih padat dan kasar seperti bubur nasi, nasi tim dan
nasi lembik.
Ø Pada makanan pendamping ASI ditambahkan telur ayam, ikan, tahu, tempe, daging sapi,
wortel, bayam atau minyak.
Ø Beri makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan seperti bubur kacang hijau,
36. 36
pisang, biskuit, nagasari dan lain- lain.
Ø Beri buah-buahan atau sari buah seperti air jeruk manis, air tomat saring
Penyuluhan KB
Pentingnya ikut program KB setelah persalinan agar Ibu punya waktu untuk menyusui dan
merawat bayi, menjaga kesehatan ibu serta mengurus keluarga, Mengatur jarak kehamilan tidak
terlalu dekat yaitu lebih dari 2 tahun, Macam alat kontrasepsi antara lain :
1) Untuk suami : Kondom dan Vasektomi
2) Untuk istri : pil, suntik, spiral, implant, spiral, tubektomi.
Posyandu
Tujuan posyandu antara lain:
dan nifas.
peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan kesehatan dan KB
serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.
37. 37
Tingkatan Posyandu :
• Pratama, kegiatan posyandu strata ini belum mantap dan belum teratur tiap bulannya,
jugaterbatas jumlah kader.2.
26
• Madya, kegiatan posyandu strata ini delapan kali dalam satu tahun, mempunyai kadersebanyak
5 orang dengan cakupan yang masih rendah dengan adanya sehat.3.
• Purnama, kegiatan posyandu strata ini lebih dari delapan kali dalam setahun dengan kaderlebih
dari 5 orang dengan cakupan baik dan telah memiliki dana sehat.4.
• Mandiri, kegiatan posyandu strata ini sebanyak dua belas kali dalam setahun, jumlahkader lebih
dari 5 orang, cakupan baik dan dana sehat sudah tersedia lebih dari 50% KK.
Kegiatan Pokok Posyandu
Pelaksanaan Layanan Posyandu
Pada hari buka posyandu dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 meja yaitu:
Meja I : Pendaftaran
38. 38
Meja II : Penimbangan
Meja III : Pengisian KMS
Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS
Meja V : Pelayanan kesehatan berupa:
Pemberian vitamin A dosis tinggi.
Petugas pada meja I dan IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan meja V merupakan meja
pelayanan medis.
27
Keberhasilan Posyandu
Keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN.
S : Semua balita di wilayah kerja posyandu.
K : Semua balita yang memiliki KMS.
D : Balita yang ditimbang.
N : Balita yang Berat Badannya naik
Keberhasilan Posyandu berdasarkan:
39. 39
1. D Baik/ kurangnya peran serta masyarakat.
2. N Berhasil tidaknya program posyandu.
Kegiatan Posyandu
1. Jenis Pelayanan Minimal Kepada Anak
terhadap anak yang selama ini 3 kali tidak melakukan penimbangan, pertumbuhannya
tidak cukup baik sesuai umurnya dan anak yang pertumbuhannya berada di bawah garis
merah KMS.
bulan) dan anak yang berat badannya berada di bawah garis merah KMS.
-tanda lumpuh layu.
2. Pelayanan Tambahan yang Diberikan
1. Pelayanan bumil dan menyusui.
2. Program Pengembangan Anak Dini Usia (PADU) yang diintegenerasikan dengan
program Bina Keluarga Balita (BKB) dan kelompok bermain lainnya.
3. Program dana sehat atau JPKM dan sejenisnya, seperti tabulin, tabunus dan sebagainya.
40. 40
4. Program penyuluhan dan penyakit endemis setempat.
5. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman.
6. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).
7. Program diversifikasi pertanian tanaman pangan.
8. Program sarana air minum dan jamban keluarga (SAMIJAGA) dan perbaikan lingkungan
pemukiman.
9. Pemanfaatan pekarangan.
10. Kegiatan ekonomis produktif, seperti usaha simpan pinjam dan lain-lain.
11. Dan kegiatan lainnya seperti: TPA, pengajian, taman bermain.
Manfaat Posyandu
Posyandu memberikan layanan kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi, gizi, penanggulangan
diare.
1. Kesehatan ibu dan anak
Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil penambah darah,
Imunisasi TT untuk ibu hamil.
(Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007). Akibat dari kurangnya
vitamin A adalah menurunnya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit. (Dinas
41. 41
Kesehatan RI. 2006: 95)
Kesehatan RI. 2006: 95). Penimbangan secara rutin di posyandu untuk pemantauan
pertumbuhan dan mendeteksi sedini mungkin penyimpangan pertumbuhan balita. Dari
penimbangan yang kemudian dicatat di KMS, dari data tersebut dapat diketahui status
pertumbuhan balita (Dinas Kesehatan RI. 2006: 54), apabila penyelenggaraan posyandu
baik maka upaya untuk pemenuhan dasar pertumbuhan anak akan baik pula.
Peran Serta Masyarakat Tentang Upaya (UKBM)
1. Wujud Peran Serta Masyarakat
Dari pengamatan pada masyarakat selama ini ada beberapa wujud peran serta masyarakat
dalam pembangunan kesehatan pada khususnya dan pemabangunan nasional pada
umumnya. Bentuk-bentuk tersebut adalah sebagai berikut
a. Sumber Daya Manusia
setiap insan dapat berpartisipasi aktif dalam pembanguanan masyarakat. Wujud insan yang
menunjukkan peran serta masyarakat dibidang kesehatan antara lain sebagai berikut.
1) Pemimpin masyarakat yang berwawsan kesehatan
2) Tokoh masyarakat yang berwawasan kesehatan, baik tokoh agama, politisi, cendikiawan,
42. 42
artis/seniman, budayaan, pelawak dan lain-lain.
3) Kader Kesehatan, yang sekarang banyak sekali ragamnya misalnya : kader Posyandu,
kader lansia, kader kesehatan lingkungan, kader kesehatan gigi, kader KB, dokter kecil, saka
bakti husada, santri husada, taruna husada, dan lain-lain.
b. Institusi/lembaga/organisasi masyarakat
bentuk lain peran serta masyarakat adalah semua jenis institusi, lembaga atau kelompok
kegiatan masyarakat yang mempunyai aktifitas dibidang kesehatan. Beberapa contohnya
adalah sebagai berikut.
1) Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM). Yaitu segala bentuk kegiatan
kesehatan yang bersifat dari, oleh dan untuk masyarakat, seperti :
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)
Pos Obat Desa (POD)
Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
Pos kesehatan di Pondok Pasantren (Pokestren)
Pemberantasan Penyakit Menular dengan Pendekatan PKMD (P2M-PKMD)
Penyehatan Lingkungan Pemungkiman dengan Pendekatan PKMD (PLp-PKMD) sering
disebut dengan desa pencontohan kesehatan lingkungan (DPKL).
Suka Bakti Husada (SBH)
Taman Obat Keluarga (TOGA)
43. 43
Bina Keluarga Balita (BKB)
Pondok Bersalin Desa (Polindes)
Pos Pembinaan Terpadu lanjut usia (Posbindu Lansia/Posyandu Usila)
Pemantau dan Stimulasi Perkembangan Balita (PSPB)
Keluarga Mandiri
Upaya Kesehatan Mesjid
2) Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang mempunyai kegiatan dibidang kesehatan.
Banyak sekali LSM yang berkiprah dibidang kesehatan, aktifitas mereka beragam sesuai dengan
peminatannya.
3) Organisasi Swasta yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, ruamh
bersalin, balai kesehatan Ibu dan anak, balai pengobatan, dokter praktik, klinik 24 jam, dan
sebagainya.
c. Dana
Wujud lain partisipasi masyarakat adalah dalam bentuk pembiayaan kesehatan seperti dana
sehat, asuransi kesehatan, jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat, dan berbagai bentuk
asuransi dibidang kesehatan. Secara umum jenis-jenis partisipasi pemberdayaan kesehatan
masyarakat adalah sebagai berikut;
1) Berbagai bentuk dana sehat seperti dana sehat pola PKMD (Pembangunan Kesehatan
Masyarakat Desa), dana sehat pola UKS< (Upaya Kesehatana Sekolah), dana sehat
44. 44
pondok pasantren, dana sehat pola KUD (Koperasi Unit Desa), dana sehat yang
dikembangkan oleh LSM, dan dana sehat organisasi/kelompok lainnya (Supir angkot,
tukang becak dan lain-lain);
2) Asuransi kesehatan oleh PT Asuransi Kesehatan Indonesia, dengan sasaran para
pengawai negeri sipil, pensiunan, dan sebagaian karyawan swasta atau pengawai pabrik;
3) Jaminan sosial tenaga kerja (termasuk pemiliharaan kesehatan) khusunya bagi para
pekerja Perusahaan swasta;
4) Asuransi kesehatn swasta atau badan penyelenggara jaminan pemeliharaan kesehatan
Masyarakat (Bapel JPKM0), seperti asuransi kesehatan yang dikelola PT tugu mandiri,
PT Bintang Jasa, dan lain-lain.
Wujud Lain
Masih ada bentuk peran serta masyarakat selain di atas, antara lain :
1) Jasa Tenaga
2) Jasa Pelayanan
3) Subsidi silang
Lingkup Peran Serta Masyarakat
Ruang lingkup peran serta masyarakat (PSM) menjadi sangat luas bahkan tidak terbatas. Namun
demikian, untuk memudahkan dalam pembinaan, lingkup PSM dapat dikelompokkan menjadi
45. 45
a. Upaya Kesehatana Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh
masyarakat umum.
b. Upaya Kesehatan Tradisional (UKESTRA)
c. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)
d. Upaya Kesehatan Dasar Swasta (UKDS)
e. Kemitaraan LSM dan dunia usaha.
f. Dan sehat/jaminan pemeliharaan kesehatan Masyarakat (JPKM)
g. Peran wanita pembangunan kesehatan
h. Peran generasi muda dalam pembangunan keseahatan
i. Kader kesehatan.
3. prinsip Penggerakan Peran Serta Masyarakat
Kesehatan merupakan kebutuahn setiap orang. Oleh karena itu kesehatan seharusnya
tercermin dalam kegiatan setiap insan. Peran serta masyarakat dibidang kesehatan di arahkan
melalui tiga macam utama, sebagai berikut.
a. Kepemimpinan
b. Pengorganisasian
c. Pendanaan
Dengan demikian, tujuan akhir yang hendak dicapai dalam peningkatan peran serta
masyarakat di bidang kesehatan adalah sebagai berikut6,7.
46. 46
a. Setiap pemimpin kelompok masyarakat baik formal maupun imformal mempunyai
wawasan kesuma (kesehatan untuk semua).
b. Setiap kelompok masyarakat baik ditingkat kewilayahan maupun organisasi, mempunyai
bentuk UKBM yang merupakan wujud partisipasi mereka dalam menanggulangi masalah
kesehatan yang mereka hadapi, dengan kualitas yang baik.
32
c. Setiap kelompok masyarakat mengembangkan dana sehat menggunakn pola yang sesuai
dengan karakteristik masyarakat setempat, dengan kualitas yang memadai. Dana sehat
pola PKMD untuk masyarakat perdesaan, dana sehat pola KUD untuk masyarakat anggota
KUD, dana sehat pada UKS untuk para murid sekolah dan lain-lain
4. Manajemen Pembinaan Peran Serta Masyarakat
Peran serta masyarakat di bidang kesehatan mempunyai kekhususan seabagai berikut
a. Meskipun kesehatan berdampingan dengan kedoktoran, implementasi program kesehatan
masyarakatnya berbeda jauh dengan dunia kedokteran. Keseahtan masyarakat sangat erat
kaitannya dengan aspek sosial budaya masyarakat yang bersangkutan.
b. Bidang gerak serta masyarakat amat luas dan sangat bervariasi sehingga tidak mungkin
menerapkan suatu harusan yang sifatnya mutlak.
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang menyangkut
47. 47
pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta
anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA masyarakat dalam upaya mengatasi
situasi gawat darurat dari aspek non klinik terkait kehamilan dan persalinan. Sistem kesiagaan
merupakan sistem tolong-menolong, yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, dalam hal
penggunaan alat tranportasi atau komunikasi (telepon genggam, telepon rumah), pendanaan,
pendonor darah, pencacatan pemantauan dan informasi KB. Dalam pengertian ini tercakup pula
pendidikan kesehatan kepada masyarakat, pemuka masyarakat serta menambah keterampilan
para dukun bayi serta pembinaan kesehatan di taman kanak-kanak. Tujuan Program Kesehatan
Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat
kesehatan yang optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh
kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Diare
Diare dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:
Keadaan lingkungan
Perilaku masyarakat
Pelayanan masyarakat
Gizi
Kependudukan
Pendidikan
Keadaan sosial ekonomi
48. 48
Sekitar lima juta anak di seluruh dunia meninggal karena diare akut. Di Indonesia, pada tahun
1970 hingga 1980-an prevalensi diare sekitar 200-400 per 1000 penduduk per tahunnya. Dari
angka tersebut 70-80% menyerang anak di bawah usia lima tahun (balita). Golongan umur ini
mengalami dua hingga tiga kali episode diare setiap tahun. Diperkirakan kematian anak akibat
diare sekitar 200-250 ribu setiap tahunnya.Angka Case Fatality Rate (CFR) diare turun daru
tahun ke tahun, pada tahun 1975 CFR sebesar 40-50%, tahun 1980-an CFR sebesar 15%, tahun
1990 CFR sebesar 12% dan diharapkan pada tahun 1999 akan menjadi 9%.Di Indonesia, laporan
yang masuk ke departemen kesehatan menunjukkan bahwa setiap anak mengalami diare
sebanyak 1,6-2 kali setahun. Angka kesakitan dan kematian akibat diare mengalami penurunan
dari tahun ke tahun.4
Etiologi
Beberapa penyebab diare dapat dibagi menjadi :
1. Infeksi Enteral
a. Bakteri : Shigella sp, Vibrio cholera, Salmonella sp, E. Coli (ETEC), Bacillus cereus,
Clostridium perfringens, Staphylococcus aureus, Campylobacter jejuni.
b. Virus : Rotavirus, Adenovirus, Norwalk virus, Norwalk like virus, CMV, virus HIV.
c. Parasit : Protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Balantidium coli,
Cryptosporodium), Cacing ( Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, cacing tambang),
jamur (candida).
2. Infeksi Parenteral : Otitis Media Akut (OMA), pneumonia. Makanan :
Intoksikasi makanan : makanan beracun atau mengandung logam berat, makanan
mengandung bakteri/toksin : Clostridium perfringens, B. cereus, S.aureus, dll.
Alergi : susu sapi, makanan tertentu.
Malabsorpsi/maldigesti : karbohidrat : monosakarida (glukosa, laktosa, galaktosa),
disakarida (sakarosa, laktosa), lemak : rantai panjang trigliserida, protein : asam
amino tertentu, celiacsprue gluten malabsorption, protein intolerance, cows milk,
vitamin dan mineral.
3. Immunodefisiensi : hipogamaglobulinemia, panhipogamaglobulinemia, penyakit
granulomatose kronik, defisiensi IgA, imunodefisiensi IgA heavycombination.
49. 49
4. Terapi obat : antibiotic, kemoterapi, antacid, dll
5. Tindakan tertentu seperti gastrektomi, gastroenterostomi, dosis tinggi terapi radiasi.
6. Lain-lain : Sindrom Zollinger-Ellison, neuropati autonomic ( neuropati diabetic).5
Penularan diare
Tujuh puluh lima persen penyakit diare yang terjadi disebabkan oleh virus dan bakteri.
Penularannya melalui orofekal, yaitu:4
1. Melalui air yang merupakan media penularan utama. Diare dapat terjadi bila seorang
menggunakan air minum yang sudah tercemar. Baik tercemar dari sumbernya, atau
selama perjalanan sampai ke rumah-rumah, atau tercemar saat disimpan di rumah.
Pencemaran di rumah terjadi bila tempat penyimpanan air tidak tertutup atau apabila
tangan yang tercemar menyentuh air saat mengambil air dari tempat penampungan air
terebut.
2. melalui tinja terinfeksi. Tinja yang terinfeksi mengandung virus atau bakteri dalam
jumlah besar. Bila tinja dihinggapi oleh serangga yang menjadi vektor penularan
penyakit, dan setelah hinggap di tinja vektor tersebut menginggapi makanan, maka
makanan tersebut dapat menularkan diare kepada orang yang memakannya. 3
Beberapa faktor yang meningkatkan resiko terjadinya diare adalah:4
1. Pada usia empat bulan, bayi sudah tidak mendapatkan air susu ibu (ASI) eksklusif
lagi. Hal ini akan meningkatkan resiko kesakitan dan kematian akibat diare, karena
ASI mengandung banyak zat-zat kekebalan yang dapat melindungi anak dari
infeksi.
2. Pemberian susu formula dalam botol. Dengan memberikan susu formula yang
diisikan ke dalam botol, penularan diare menjadi lebih beresiko apabila botol yang
digunakan tercemar dan tidak higienis untuk bayi. Pemakaian botol meningkatkan
resiko pencemaran oleh kuman dan susu akan terkontaminasi kuman dari botol.
50. 50
Ditambah lagi, susu menjadi media untuk perkembangan kuman apabila tidak
segera diminum.
3. Penyimpanan makanan pada suhu kamar. Keadaan ini menyebabkan makanan
berkontak lebih lama dengan peralatan makan yang merupakan media yang baik
untuk perkembangan mikroba.
4. Kebersihan diri yang kurang. Tidak terbiasanya mencuci tangan sebelum makan,
sebelum memasak dan setelah buang air besar (BAB) akan memungkinkan
terjadinya kontaminasi langsung dan dapat meningkatkan resiko penularan diare.3
PENANGGULANGAN LINTAS PROGRAM
Pengobatan diare dilakukan berdasarkan derajat dari dehidrasi pasien.4
1) Pasien tanpa dehidrasi
Pada keadaan ini, BAB terjadi 3-4 kali sehari. Anak yang mengalami kondisi ini masih
lincah dan masih mau makan dan minum seperti biasa. Pengobatan dapat dilakukan di
rumah oleh ibu atau anggota keluarga lain dengan memberikan makanan dan minuman
seperti air kelapa, larutan gula garam, air tajin, air teh, maupun oralit untuk mengatasi
ketidak seimbangan elektrolitnya.
Terdapat tiga cara pemberian cairan yang dapat dilakukan, yaitu:
a. Memberikan cairan lebih
b. Memberikan makanan terus menerus
c. Membawa ke petugas kesehatan bila tidak membaik dalam tiga hari.
2) Pasien dengan dehidrasi ringan atau sedang
Diare dengan dehidrasi ringan ditandai dengan hilangnya cairan sampai 5% dari berat
badan. Sedangkan pada diare sedang terjadi kehilangan cairan 6-10% dari berat badan.
Untuk mengobati penyakit diare ini, digunakan terapi sebagai berikut:
51. 51
a) Umur <1 tahun, jumlah oralit yang diberikan= 300 mL
b) Umur 1-4 tahun, jumlah oralit yang diberikan= 600 mL
c) Umur >5 tahun, jumlah oralit yang diberikan= 1200 mL
Setelah itu, tambahkan setiap kali mencret:
a) Umur <1 tahun, ditambahkan 100 mL
b) Umur 1-4 tahun, ditambahkan 200 mL
c) Umur >5 tahun, ditambahkan 400 mL
3) Pasien dengan dehidrasi berat
Diare dengan dehidrasi berat ditandai dengan mencret terus menerus, biasanya lebih
dari 10 kali BAB dan disertai muntah. Kehilangan cairan mencapai 10% berat badan.
Diatasi dengan perawatan di puskesmas atau rumah sakit dengan pemberian infus
ringer laktat
4) Teruskan pemberian makan
Permberian makan seperti semula diberikan sedini mungkin dan disesuaikan dengan
kebutuhan. Makanan tambahan diperlukan pada masa penyembuhan, untuk bayi, ASI
tetap diberikan bila sebelumnya sudah diberikan. Bila sebelumnya tidak diberi ASI,
dapat diteruskan dengan susu formula.
5) Antibiotik bila perlu
Sebagian besar penyebab diare adalah rotavirus yang tidak membutuhkan antibiotik.
Karena pemberian tidak bermanfaat dan efek samping merugikan pasien.4
Program pemberantasan diare
52. 52
Beberapa strategi yang digunakan adalah: 4
a. Tata laksana pasien di rumah
Meningkatkan pemberian cairan rumah tangga seperti air tajin, larutan gula
garam, dan air kelapa
Meneruskan pemberian makanan lunak dan tidak bersifat merangsang lambung
dan ditambah dengan makanan ekstra setelah diare.
Membawa pasien ke sarana kesehatan apabila dalam keadaan:
o BAB makin banyak dan sering
o Makin kehausan
o Tidak dapat makan atau minum
o Demam
o Adanya darah pada tinja
o Kondisi memburuk setelah 24 jam
b. Tata laksana penderita di sarana kesehatan
Rehidrasi oral
Infus ringer laktat
Penggunaan obat tradisional
Memberi nasihat tentang makanan, rujukan dan pencegahan.
c. Pencegahan penyakit
Menanamkan higiene pribadi (perilaku hidup bersih dan sehat/PHBS)
Merebus air minum sebelum digunakan
53. 53
Menjaga kebersihan lingkungan. 3
Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk mencapai tujuan diatas meliputi:
a. Kerjasama lintas program dan lintas sektor
b. Pelatihan atau penyegaran tentang diare
c. Pemantapan manajemen serta pencatatan dan pelaporan kasus diare
d. Pemantapan manajemen persediaan oralit
e. Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi.
Kegiatan-kegiatan
a. Penemuan dan pengobatan pasien sedini mungkin
- Penemuan pasien oleh sarana kesehatan (penemuan pasif)
- Penemuan pasien oleh kader dan petugas (penemuan aktif)
- Pemberian oralit kepada pasien oleh kader6
PENANGGULANGAN LINTAS SEKTORAL
1. Pengertian
Untuk menggalang kerjasama lintas sektorial terutama dalam membina peran serta
masyarakat di tingkat kecamatan, perlu dirumuskan bersama secara jelas tentang peran
yang harus dilakukan masing-masing sektor dan mekanisme kerjanya. Dengan
perkembangan kebijaksanaan pembangunan kesehatan selama Pelita V, dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan dan mutu hidup keluarga, sasaran utamanya adalah
penurunan angka kematian bayi dan anak balita, angka kematian ibu melahirkan serta
angka kelahiran , dengan pendekatan keterpaduan KB – Kesehatan, kerjasama dengan
sektor lain, ahli teknologi serta ahli kelola kepada masyarakat, dengan mengembangkan
peran serta masyarakat dalam bentuk penyelenggaraan posyandu. Oleh karena itu,
54. 54
penggalangan kerjasama lintas sektorial pada saat ini diarahkan untuk merumuskan
kerjasama dalam membina upaya peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.2
1. Tujuan
Tujuan Umum
Terjalinnya kerjasama lintas sektorial dalam rangka pembinaan peran serta masyarakat
secara baik.7
Tujuan Khusus
Adanya saling mengetahui dan saling mengenal program pembinaan peran serta
masyarakat masing-masing sektor terkait di tingkat Kecamatan. Adanya saling
mengetahui peran masing-masing sektor yang saling mendukung, untuk membina peran
serta masyarakat dalam bidang kesehatan. Terumuskannya rencana kerja tribulanan
masing-masing sektor pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan secara
terpadu.7
2. Pentahapan Pelaksanaan
Tahapan Pelaksanaan Penggalangan Kerjasama Lintas Sektorial :2
Pertemuan dalam rangka penggalangan kerjasama lintas sektorial diselenggarakan oleh
Camat bekerjasama dengan Tim Pembina PKK kecamatan dan dibantu sepenuhnya oleh
Puskesmas.
Secara garis besar, acara penggalangan kerjasama lintas sektorial adalah sebagai berikut :
Dinamika kelompok,untuk menanamkan motivasi kerjasama dalam tim dilakukan
proses dinamika kelompok dengan menggunakan “Broken T” yang dapat
mengungkapkan pada peserta tentang pentingnya kerjasama secara tim dalam
melaksanakan suatu program.
Penjelasan dari sektor-sektor,masing-masing sektor menjelaskan kegiatannya
dalam rangka pembinaan peran serta masyarakat.
Penjelasan tentang POA
Penyajian hasil-hasil kesepakatan kerjasama lintas sektorial
55. 55
Inventarisasi peranan saling mendukung dari masing sektor
Analisa peranan masing-masing sektor
Merumuskan masing-masing sektor dalam pembinaan peran serta masyarakat
Membuat rencana kerja tribulan masing-masing sector
EVALUASI PROGRAM DENGAN SISTEM PENDEKATAN
LINGKUNGAN
MASUKAN PROSES KELUARAN DAMPAK
UMPAN BALIK
Evaluasi program Pemberantasan dan Pencegahan Diare di Puskesmas menggunakan
pendekatan sistem, yaitu merupakan suatu penerapan dari cara berpikir yang sistematis dan logis
dalam membahas dan mencari pemecahan dari suatu masalah atau keadaanyang dihadapi.8
Unsur-unsur sistem terdiri dari:7
1. Masukan (input)
Masukan adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan
diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut.Dalam sistem pelayanan kesehatan,
masukan terdiri dari tenaga (man), dana (money), metode (method), sarana/material
(material).
56. 56
Pada komponen masukan, sumber daya manusia termasuk di dalamnya adalah
dokter, perawat, tenaga administrasi dan kader, dana yang tersedia, sarana medis dan non
medis, sarana penyuluhan, sarana pojok oralit dan metode yang digunakan dapat menjadi
penyebab masalah. Agar program ini dapat berfungsi dan berjalan secara optimal maka
dibutuhkan tenaga kerja minimal seorang dokter, seorang perawat dan seorang petugas
administrasi.
Sarana medis dan sarana non medis (penyuluhan) juga harus dipenuhi. Demikian
juga dengan adanya sarana khusus pojok oralit.
2.Proses (process)
Proses adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem dan yang
berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang direncanakan.Dalam sistem
pelayanan kesehatan terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pelaksanaan (actuating), dan penilaian (evaluating).
Salah satu komponen proses yaitu pengorganisasian, dapat didapatkan masalah
berupa petugas pelaksana program tidak optimal dalam melaksanakan tugasnya. Pada
pelaksanaan terdapat beberapa masalah, yakni pemberian jumlah oralit yang tidak sesuai
dengan standart yang telah ditentukan, tidak adanya penyuluhan ke masyarakat, tidak
adanya pembinaan,pelatihan,dan pelayanan kader. Pencatatan dan pelaporan terhadap
program yang sedang berjalan juga dirasa kurang optimal. Pencatatan dilakukan secara
periodik setiap bulan dan tahunan. Dengan adanya pencatatan danpelaporan pada tiap-
tiap periode diharapkan dapat membantu mengidentifikasi masalah yang muncul saat
berjalannya program agar dapat segera ditindaklanjuti.
3. Keluaran (output)
57. 57
Keluaran adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.Keluaran dari suatu sistem kesehatan adalah
terselenggaranya pelayanan kesehatan.
4. Umpan Balik (feed back)
Umpan balik adalah kumpulan dari bagian atau elemen yang merupakan keluaran dari
sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem tersebut.
Puskesmas yang telah melakukan pencatatan dan pelaporan sudah dilakukan secara
periodik. Data- data tersebut dapat digunakan sebagai masukan untuk menyusun program
di periode selanjutnya sehingga diharapkan adanya perbaikan dari masalah-masalah yang
ditemukan sebelumnya.
1. Dampak (impact)
Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.Dampak yang
diinginkan dari suatu sistem kesehatan adalah meningkatnya derajat kesehatan dengan
memenuhi need dan demand.
6. Lingkungan (environment)
Lingkungan adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh sistem tetapi
mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.Tingkat pendidikan sosial ekonomi dan akses
berpotensi menjadi penyebab masalah. Tingkat pendidikan masyarakat yang sebagian
besar rendah-menengah mempunyai peran terhadap kurangnya pengetahuan mengenai
diare, oleh karena itu dibutuhkan penyuluhan yang dilakukan terus-menerus agar
pemahaman dan perhatian masyarakat terhadap permasalahan diare ini dapat meningkat
sehingga tujuan dari program Diare dapat tercapai. Demikian halnya dengan tingkat
58. 58
sosial ekonomi masyarakat yang mayoritas berpendapatan rendah-menengah juga dapat
mempengaruhi kemauan masyarakat untuk mendapatkan layanan kesehatan kurang.5,6
POLA TRANSMISI
1. Penyebaran kuman (agent) yang menyebabkan diare
Faktor agent dapat bersifat biologis (vektor, bakteri, protozoa, virus), kimia (insektisida),
yang bersifat fisik (iklim, dingin, panas), yang berbentuk makanan (makanan basi, makanan
berlemak dan sebagainya).5
Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fekal – oral, yaitu melalui makanan
atau minuman yang tercemar tinja dan atau kontak langsung dengan tinja penderita. Beberapa
perilaku dapat menyebabkan penyebaran kuman enterik dan meningkatkan risiko terjadinya
diare. Perilaku tersebut antara lain:5
- Tidak memberikan air susu ibu (ASI) secara penuh pada 4 hingga 6 bulan pertama
kehidupan. Pada bayi yang tidak diberi ASI terjadi peningkatan risiko menderita diare
dan kemungkinan menderita dehidrasi yang lebih berat.
- Menggunakan botol susu yang higienenya kurang terjaga.
- Menyimpan makanan masak pada suhu kamar, sehingga dalam beberapa jam akan
tercemar oleh kuman yang mudah berkembang biak.
- Menggunakan air minum yang tercemar.
- Tidak mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum
makan, dan sebelum menyuapi anak.
- Tidak membuang tinja (termasuk tinja bayi dan tinja binatang) dengan benar.
1. Faktor pejamu (host) yang meningkatkan kerentanan terhadap diare
Faktor host dapat meliputi : umur, jenis kelamin, ras, agama, keturunan, kepribadian,
perilaku, gizi dan sebagainya.5
59. 59
Faktor-faktor tersebut adalah:
a. Tidak memberikan ASI sampai 2 tahun, sehingga anak kekurangan antibodi yang
penting untuk melindungi tubuh dari berbagai bakteri, misalnya Shigella sp. atau
V. cholera.
b. Status gizi kurang dan gizi buruk.
c. Campak, di mana terjadi penurunan imunitas tubuh sehingga lebih rentan
terhadap diare dan disentri.
d. Kondisi imunodefisiensi atau imunosupresi, misalnya pada pasien dengan AIDS
(Acquired Immunodeficiency Syndrome).
e. Secara proporsional, diare lebih banyak (55%) terjadi pada golongan balita.
2. Faktor lingkungan
Lingkungan dibagi menjadi lingkungan fisik dan lingkungan non fisik. Lingkungan fisik
yaitu terbagi menjadi tanah, air, udara sedangkan lingkungan non fisik terdiri dari sosial budaya,
yang dapat turut mempengaruhi keadaan penyakit.4,5
Jika di tanah terdapat tinja yang mengandung parasit, bakteri, virus, cacing dapat
menyebabkan terjadinya diare, dan juga pada air jika air tersebut tidak bersih. Dua faktor yang
dominan adalah tidak cukup tersedianya sarana air bersih dan tidak ada/kurangnya sarana MCK
(mandi,cuci,kakus). Kedua faktor ini saling berinteraksi dengan perilaku manusia.4,5Pada sosial
budaya, jika orang yang berpendidikan rendah, tidak tahu cara transmisi dan juga gejala-gejala
diare dapat menyebabkan dan memperburuk terjadinya diare serta jika orang yang
berpenghasilan rendah juga mempunyai sarana yang terbatas (tidak adanya jamban, air bersih)
sehingga dapat menimbulkan diare.6
PERENCANAAN TAHUNAN
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk mengatasi
masalah kesehatan diwilayah kerja Puskesmas. Rencana tahunan Puskesmas dibedakan atas dua
60. 60
macam. Pertama, rencana tahunan upaya kesehatan wajib. Kedua, rencana tahunan upaya
kesehatan pengembangan.7
KEGIATAN PERENCANAAN TAHUNAN
Pada perencanaan tahunan, setelah kita mengetahui penyebabnya. Kita lakukan berbagai
macam hal yang dapat kita lakukan seperti :7
a. Pojok oralit
Pojok oralit didirikan sebagai upaya terobosan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku masyarakat/ibu rumah tangga, kader, petugas kesehatan dalam tatalaksana penderita
diare. Pojok oralit juga merupakan sarana rujukan penderita diare, baik yang berasal dari kader
maupun masyarakat. Fungsi :
mempromosikan upaya-upaya rehidrasi oral (URO)
memberi pelayanan penderita diare
memberikan pelatihan kader (Posyandu).
Tempat
Pojok oralit adalah bagian dari suatu ruangan di Puskesmas (di sudut ruangan tunggu
pasien) dengan 1-2 meja kecil. Seorang petugas puskesmas dapat mempromosikan RO Gizi
buruk, jika ada ibu-ibu yang sedang menunggu giliran untuk suatu pemeriksaan. Bila seseorang
penderita memerlukan URO, maka penderita tersebut dapat duduk di kursi dibantu oleh
ibu/keluarganya untuk melarutkan dan meminum oralit selama waktu observasi 3 jam.
Kegiatan Pojok Oralit :
1. Penyuluhan URO
Memberikan demonstrasi tentang bagaimana mencampur larutan oralit dan bagaimana
cara memberikannya.
61. 61
Menjelaskan cara mengatasi kesulitan dalam memberikan larutan oralit bila ada muntah.
Memberikan dorongan bila ada Gizi buruk, meminta ibu untuk memulai memberikan
makanan pada anak atau ASI pada bayi (Puskesmas perlu memberikan makanan pada
anak yang tinggal sementara di fasilitas pelayanan).
Mengajari ibu mengenai bagaimana meneruskan pengobatan selama anaknya di rumah
dan mentukan indikasi kapan anaknya dibawa kembali ke Puskesmas.
Petugas kesehatan perlu memberikan penyuluhan Gizi buruk kepada pengunjung
Puskesmas dengan menjelaskan tatalaksana penderita diare di rumah serta cara
pencegahan diare.
2. Pelayanan penderita
Setelah penderita diperiksa, tentukan diagnosis dan derajat rehidrasi di ruang pengobatan,
tentukan jumlah cairan yang diberikan dalam 3 jam selanjutnya dan bawalah ibu ke Pojok URO
untuk menunggu selama diobservasi serta :
Jelaskan manfaat oralit dan ajari ibu membuat larutan oralit.
Perhatikan ibu waktu memberikan oralit
Perhatikan penderita secara periodik dan catat keadaannya (pada catatan klinik penderita
diare rawat jalan) setiap 1-2 jam sampai penderita teratasi rehidrasinya (3-6 jam)
Catat/ hitung jumlah oralit yang diberikan.
Berikan pengobatan terhadap gejala lainnya seperti penurunan panas dan antibiotika
untuk mengobati disentri dan kolera
b. Penanggulangan sampah
Mengintruksikan masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya, karena sampah
dapat menjadi sumber penularan/penyakit. Ibu dianjurkan untuk membuang dengan baik kotoran
anaknya.
c. Hygiene seseorang
62. 62
Dilakukan penyuluhan agar setiap orang dapat menjaga kebersihan dirinya. Baik melalui
mencuci tangan sebelum makan dan mengerjakan segala sesuatu, memotong kuku agar tidak
menjadi sumber penularan khususnya bagi anak-anak.
d. Lingkungan
Pemerintah atau camat setempat berusaha sedemikian rupa agar tersedianya air bersih. 7
Tatalaksana
Jika sudah terjadi diare, Terapi diare akut terdiri dari rehidrasi, nutrisi, terapi simtomatik dan
terapi terhadap etiologi
1. Rehidrasi
Metode pemberian oralit, diberikan
Oral : pada pasien diare akut tanpa komplikasi ( dehidrasi ringan ) dan bisa minum.
Enteral ( dengan pipa nasogastrik) : pada pasien yang terus menerus muntah dan tidak bisa
mentolerir pemberian cairan per oral.
Parenteral : diberikan pada diare akut dengan dehidrasi sedang-berat atau komplikasi lain.
Jumlah cairan rehidrasi berdasarkan derajat dehidrasi
Dehidrasi Minimal ( hilangnya cairan<3% BB)
Kebutuhan cairan (mL) : 103% x 30-40 cc/KgBB/hari
Dehidrasi Ringan-Sedang ( hilangnya cairan 3-9% BB )
Kebutuhan cairan (mL) : 109% x 30-40 cc/KgBB/hari
63. 63
Dehidrasi Berat ( hilangnya cairan>9% BB)
Kebutuhan cairan (mL) : 112% x 30-40cc/KgBB)
1. Nutrisi
Pemberian makanan harus langsung dimulai setelah 4 jam rehidrasi makanan diberikan dalam
bentuk small and frequent feeding dibagi menjadi 6x makan sehari, diet terdiri dari menu tinggi
kalori dan mikronutrien seperti nasi, gandum, daging, sayur dan buah segar. Susu sapi, buah-
buah kaleng, kafein dihindari dulu karena dapat memicu diare.
2. Simtomatik
Antimotilitas : diberikan loperamid 4mg dosis awal dilanjutkan 2 mg tiap diare maksimal 16
mg/24 jam. Kontraindikasi pada diare inflamatorik disertai diare berdarah
Antisekretorik : Bismuth subsalisilat, kontraindikasi pada kolera
Antispasmodik : Papaverin 30-60 mg 3 kali sehari
Pengeras feses : Atalpugit 2 tablet @630 mg tiap diare maksimal 12 tablet/hari.
Cairan Elekrolit.³
Diare akut dapat menyebabkan kehilangan elektrolit tubuh. Air merupakan konstuten utama
tubuh sekitar 60%, total cairan tubuh dibagi menjadi dua kompartemen yaitu
1. Ekstraseluler (25-45%) terbagi menjadi cairan intravaskular (25%), intersisial (75%),
partikel terbanyak adalah ion Na.
Intraseluler (55-75%), partikel terbanyak adalah ion Kalium.
64. 64
KESIMPULAN
Diare merupakan salah satu masalah yang sering terjadi di Indonesia ini. Hal yang pertama
dapat dilakukan adalah pencatatan dan pelaporan dan harus tetap dilakukan upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitative. Untuk mengevaluasi kasus diare ini, maka kita harus
mengetahui pola transmisinya. Dapat dari host, agent, dan lingkungan. Pada perencanaan
tahunan, kita dapat merencanakan untuk melakukan apa sehingga dapat mencegah terjadinya
kejadian yang banyak dari diare ini. Pada skenario tersebut seorang anak berumur 14 bulan,
mengeluh sering sakit batuk pilek dan demam, perut membuncit, sering diare. Riwayat
hamil anak ke 4, ANC tidak teratur, mendapat ASI hanya sampai 3 bulan, seterusnya makanan
padat lainnya. Imunisasi tidak lengkap karena sering sakit-sakitan sebenarnya dapat dicegah
dengan ANC yang benar sesuai peraturan, dan tanda gizi buruk perut membuncit diatasi dengan
pemberian gizi yang tepat sesuai usia sehingga bayi tersebut tidak mengalami sakit-sakitan, serta
pemantauan KMS secara berkala.
65. 65
DAFTAR PUSTAKA
1. Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 128/MENKES/SK/II/2004. Kebijakan
Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta :Departemen Kesehatan Republik
Indonesia; 2014
2. Anonim. Ruang lingkup penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi kesehatan;
2010. Diunduh dari http://www.surveilans.org/about_us.php?tpl=id. 14 Juli 2017
3. Bustan M N. Ukuran Epidemiologi. Pengantar epidemiologi.Cetakan ke-2. Jakarta.
Rineka Cipta;2010.
4. Widoyono. Diare. .Penyakit tropis,epidemiologi,penularan,pencegahan dan
pemberantasan. Jakarta. Erlangga; 2008
5. Pemberantasan penanggulangan diare. Diunduh dari
http://pmkdinaskesehatan.2016/07/12.
6. Penyakit Diare. Edisi September 2015. Diunduh dari www.scribd.com, 12 Juli 2018
7. Muninjaya G. Manajemen Kesehatan Edisi 2. Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta :
EGC; 2014.h.176-7
8. Anonim. World organization five stars doctor; 2009. Diunduh dari
http://www.scribd.com/ doc/26053078/Kompetensi-WONCA-World-Organization-
Five-Stars-Doctor. 12 juli 2018.