SlideShare a Scribd company logo
1
LAPORAN PRAKTIKUM
IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA
JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBIS
JOSUA CRYSTOVEL
150320160005
Dosen:
Yusuf Hidayat, S.P., M.Phill., Ph.D
PASCASARJANA AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2016
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................2
PENDAHULUAN .....................................................................................................................3
Latar Belakang .......................................................................................................................3
Tujuan.....................................................................................................................................4
METODOLOGI.........................................................................................................................5
Lokasi dan Waktu Praktikum.................................................................................................5
Alat dan Bahan.......................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
Hasil Praktikum......................................................................................................................6
Aphididae ...............................................................................................................................6
Identifikasi Foto Menggunakan Mikroskop...........................................................................8
Kutu Daun Myzus Persicae..................................................................................................10
Morfologi/Bioekologi.......................................................................................................10
Gejala Serangan................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
3
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kutu daun menyerang berbagai macam tanaman termasuk kubis dengan cara
menghisap cairan daun sehingga mengakibatkan daun keriput, berwarna kekuningan, dan
terpuntir. Akibat lebih jauh adalah dapat mengakibatkan kerdilnya pertumbuhan tanaman.
Hama kutu daun merupakan vektor yang dapat menularkan penyakit, yaitu embun jelaga dan
virus, serta dapat mengundang dsemut. Pengendalian dapat dilakukan dengan penyemprotan
insektisida yang berbahan aktif imidakloprid, fipronil, dan protiofos secara bergantian. Kutu
daun persik memiliki alat tusuk isap, biasanya kutu ini ditemukan dipucuk dan daun muda
tanaman kubis. Ia mengisap cairan daun, pucuk tangkai bunga dan bagian tanaman yang lain
sehingga daun jadi keriting dan kecil warnanya berlang kekuningan, layu dan akhirnya mati.
Melalui angin kutu ini menyebar menyebar keareal kebun. Efek dari kutu ini menyebabkan
tanaman kerdil, pertumbuhan terhambat, daun mengecil. Kutu ini mengeluarkan cairan manis
yang dapat menutupi permukaan daun akan ditumbuhi cendawan hitam jelaga sehingga
menghambat proses fotosintesis. Kutu ini juga ikut andil dalam penyebaran virus.
Kutu (Aphids) mengeluarkan cairan manis yang disebut (honeydew) yakni zat lengket
seperti gula (mirip pada buah melon). Untuk memenuhi kebutuhan protein, si kutu menyerap
sejumlah besar getah (tanaman) dan mengeluarkan kelebihan karbohidratnya. Maka dari itu
sangat dianjurkan tidak memberikan pupuk tanaman secara berlebihan, supaya kutu tidak bisa
dapat makanan.
Sedikitnya ada 4.400 spesies dari 10 keluarga kutu (Aphid) yang telah diketahui. Secara
historis, keluarganya jauh lebih sedikit, karena sebagian besar species termasuk ke dalam
keluarga Aphidae. Sekitar 250 spesies merupakan hama serius bagi pertanian dan hutan.
Hasil survai di beberapa lokasi sentra sayur kota Palembang menunjukkan bahwa kutu daun
dapat menyebabkan tanaman kerdil, daun keriting, menggulung dan mozaik. Pada kasus yang
ekstrim, kutu daun yang berkoloni dapat mengugurkan daun dan buah .
Konservasi agen-agen biologi kontrol pada tanaman pangan monokultur semusim sulit
dilakukan, karena lingkungan habitat musuh alami seperti predator terganggu. Perubahan
pola tanam dengan pertanian organik dapat membantu konservasi musuh alami. Faktor yang
mempengaruhi perkembangan populasi Kutu daun adalah keberadaan musuh alami seperti
predator, parasitoid dan entomopatogen. Sebaiknya mempertahankan musuh alami kutu daun
diperantarai dengan cara memanipulasi habitat sekitar tanaman budidaya. Keanekaragam
4
tumbuhan yang berada di sekitar tanaman budidaya mempengaruhi kehadiran predator dan
parasitoid kutu daun (Hochberg dan Ives, 2000).
Kutu daun dapat menusukkan bagian mulutnya ke daun, tunas dan batang, lalu
mengisap nutrisi tumbuhan inang. Tunas-tunas yang dimakan daunnya menjadi terganggu.
Pada kepadatan yang tinggi, kutu daun dapat menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan layu.
Kerusakan pada ujung tumbuhan dapat mengurangi jumlah bunga. Kutu daun tidak hanya
mengisap sari makanan tanaman, tetapi juga sebagai agen penyebar penyakit virus.
Penggunaan insektisida oleh petani menyebabkan kutu daun menjadi resisten dan mematikan
musuh alaminya. Agroekosistem yang baik, yaitu banyak ditemukan musuh alami kutu daun,
namun karena tanaman semusim konservasi musuh alami di agroekosistem sayur sulit
dilakukan.
Tujuan
Tujuan pengamatan praktikum ini dengan materi “Identifikasi dan taksonomi serangga
jenis kutu daun pada tanaman kubis” adalah:
• Menambah wawasan tentang pemahaman secara langsung jenis apa kutu daun yang
menyerang dan terdapat pada tanaman kubis.
• Untuk mengetahui lebih jelas perbedaan masing-masing bagian tubuh lebih spesifik
serangga (kepala, dada, sayap, perut, dan kaki) sehingga memudahkan
penglasifikasian/identifikasi di lapangan mengenai kutu daun.
• Mengenali gejala secara langsung akibat jenis-jenis serangga yang bersifat
merugikan bagi tanaman kubis yang disebabkan kutu daun.
5
METODOLOGI
Lokasi dan Waktu Praktikum
Kegiatan Praktikum ini dilaksanakan di Laboratium Entomologi, Fakultas Pertanian,
Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat pada hari Sabtu, 3 Desember
2016.
Alat dan Bahan
Pengamatan dilakukan secara menggunakan peralatan dan bahan cukup sederhana di
Ruangan Laboratium Entomologi, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran yaitu:
a. Alat :
- Mikroskop
- Gelas
- Potongan Kertas
- Buku Identifikasi
Aphids on the World's Crops: An Identification and Information Guide, 2nd Edition
(Blackman and Eastop, 2000)
- Buku
- Kuas
- Alat Tulis
- Kamera Handphone
b. Bahan :
- Air Panas
- Potongan daun Kubis yang terdapat serangga kutu daun
6
PEMBAHASAN
Hasil Praktikum
Gambar 1. Buku yang identifikasi yang digunakan saat praktikum
Identifikasi serangga kutu daun menggunakan buku acuan Aphids Of The World’s
Crops (Blackman and Eastop, 2000) dan beberapa literatur lain. Identifikasi dilakukan
dengan cara mencocokan sampel yang diperoleh di lapangan dengan gambar spesies yang
terdapat pada buku referensi di atas.
Kegiatan Praktikum ini dilaksanakan di Laboratium Entomologi pada hari Sabtu
tanggal 3 Desember 2016. Berikut adalah foto identifikasi kutu daun menggunakan
mikroskop:
Gambar 2. Serangga kutu daun jenis Famili Aphididae daun kubis
Aphididae
Ciri-cirinya :
Pada Famili Aphididae tubuh lunak berbentuk buah pear, panjang tubuh 4-8 mm.
Umumnya berwarna hijau. Antena panjang, 3-7 ruas, tidak aktif. Kaki panjang dan ramping,
tidak untuk melompat, mempunyai bangunan seperti tanduk sangat kecil di ujung abdomen.
7
Ada yang bersayap dan ada yang tidak. Ditemukan di batang, daun, bunga dan kadang-
kadang kulit buah berbagai tanaman (khususnya yang muda). Nimfa yang baru lahir langsung
menghisap cairan tanaman secara bergerombol.
Buku Panduan:
Cabbage Brassica oleracea
Six aphid species recorded form cabbage are inciud in the key:
Brevicoryne brassicae Pemphighus populitrabsversus
Lipaphis pseudobrassicae Smynthurodes betae
Myzus ascolonicus. M. Persicae
[Aphsi gssypii has been occasionally recorded form cabbage, but is not included inthe key.]
1. Terminal process of anntena longer than base of last antennal segment. Siphunculi
present. (on aerial parts)
- Terminal process of antenna much shorter than base of last anntennal segment (figs
18.,b). Siphunculi absent. (On roots)
2. Siphunchuli pale, more than 1.5 times longer than cauda. Antennal tubercles well-
developed (e.g. Fig f, g)
- Siphunculi dusky or dark, less than 1.5 times longer than cauda. Antennal
tuberclespoorly developed (e.g. Fig. 5c)
3. Siphunculi a little longer than antennal segment III, with minimum diameter of
proximal part greater than midlle diameter of hind tibia (Fig. 18d). Antennal tubercles
with inner faces converegent in dorsal view (e.g. Fig. 23b)
Myzus persicae
- Siphunculi shoter than antennal segment III, an minimum diameter of proximal part a
litlle less than midlle diameter of hind tibia (Fig. 18e) inner faces of antennal tubercles
nearly parrarel in dorsal view ( Fig. 23a)
Myzus ascolonicus
4. Cauda broadly triangular in dorsal view (Fig. 18f). Antennal segment III 2.5-3.7 times
longer than siphunchulus
Brevicoryne brassicae
8
- Cauda tongue-shaped (Fig. 18g). Antennal segment III 1.2-1.7 times longer than
shipunchulus
Lipaphis pseudobrassicae
5. Body and appendages with numerous hairs. Wax pore-plates on posteriorabdominal
segments (Fig. 18h)
Pemphighus populitrabsversus
Gambar 3. Buku panduan dari bentuk siphunculi dan kauda serangga
Identifikasi Foto Menggunakan Mikroskop
Gambar 4. Identifikasi panjang antena dan bentuk antena
9
Gambar 5. Identifikasi bentuk kepala dan antena serangga
Gambar 6. Identifikasi bentuk shipunculi
Gambar 7. Identifikasi bentuk dan warna kauda
Hasil kecocokan identifikasi buku acuan Aphids Of The World’s Crops (Blackman and
Eastop, 2000):
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Hemiptera
Famili : Aphididae
Genus : Myzus
Spesies : Myzus persicae
10
Kutu Daun Myzus Persicae
Kutu Daun Myzus Persicae merupakan hama utama pada tanaman, bersifat polyfag,
hampir semua jenis tumbuhan terserang oleh serangga ini. Tingkat kerusakan yang
ditimbulkan mulai dari sedang hingga tinggi. Pada serangan berat, bisa mengakibatkan gagal
panen. Kutu Daun Myzus Persicae merupakan serangga vektor penular berbagai jenis virus
pada tanaman, sehingga keberadaannya sangat membahayakan petani.
Anggota family Aphididae ini selalu berwarna hijau ketika fase bersayap (dewasa).
Sedangkan pada fase aptarae bisa berwarna kuning, hijau atau merah. Keturunannya
mengikuti warna induknya. Siklus hidupnya identik dengan family aphididae lain (Kutu Daun
Aphis Gossypii). Serangga betina bersifat partenogenesis, mampu menghasilkan keturunan
meskipun tanpa kehadiran serangga jantan. Kutu betina bagaikan mesin, akan menghasilkan
keturunan setiap 20 menit. Kutu Daun Myzus Persicae menjadi momok bagi petani, terutama
petani hortikultura.
Resiko kerugian akibat serangan hama ini sangat tinggi, karena menjadi penular virus.
Jika populasi tidak terkendali, area pertanaman bisa habis tertular virus. Beberapa jenis
tanaman terserang antara lain kentang, tembakau, cabe, tomat, terung, jagung, kacang
panjang, buncis, semangka, melon, timun, anggrek, jambu, jeruk, dll.
Morfologi/Bioekologi
Di Indonesia serangga ini tidak bertelur tetapi melahirkan nimfa (kutu daun
muda/pradewasa). Kutu daun umumnya hidup dalam koloni pada bagian tanaman yang masih
muda. Kutu daun tinggal pada bagian bawah daun, batang bunga, bakal bunga dan dalam
lipatan daun yang keriting. Kerusakan terjadi karena nimfa dan imago mengisap cairan daun.
Tubuh nimfa berwarna kuning pucat, hijau, merah jambu, atau merah yang biasanya
bercampur di dalam suatu koloni dengan panjang tubuh instar terakhir 0,8 –1,0 mm. Fase
dewasa kutu daun ada dua bentuk, yaitu bentuk bersayap/alatae dan bentuk tidak
bersayap/apterae. Imago bersayap biasanya muncul kalau populasi sudah padat dan
sumberdaya yang ada tidak mendukung lagi. Mereka berperan untuk melakukan pemencaran.
Tubuh imago bersayap berwarna hitam atau abu – abu gelap, sementara yang tidak
bersayap berwarna merah, kuning atau hijau. Panjang tubuh 2 mm; pada fase dewasa kutu
daun ini panjang antena = panjang tubuh. Tubuh imago tidak bersayap berwarna hijau
keputihan, kuning hijau pucat, abu - abu hijau, agak hijau, merah atau hampir hitam. Warna
tubuh hampir seragam dan tidak mengkilap. Imago bersayap memiliki bercak pada bagian
11
punggunggnya, ukuran panjang tubuh antara 1,2 – 2,1 mm. Siklus hidup 7 – 10 hari, dan
seekor kutu dapat menghasilkan keturunan 50 ekor. Lama hidup kutu dewasa dapat mencapai
2 bulan.
Gejala Serangan
Biasanya terdapat sekumpulan serangga terutama pada daun muda. Pertumbuhan tunas
akan terganggu, daun mengerupuk, tanaman tampak mengerdil. Serangan pada bunga dapat
mengakibatkan kerontokkan. Serangga ini tergolong sangat rakus, bagian tanaman yang
sudah terpotong tetap dihisap cairannya. Biasanya bersembunyi pada permukaan daun bagian
bawah atau pada lipatan tunas yang baru tumbuh. Pada tanaman kentang, kutu daun lebih
berperan sebagai pembawa virus daripada sebagai serangga hama.
Dampak langsung serangan : Gejala awal berupa bercak kering pada daun dan
menyebabkan tanaman mengering, keriput, tumbuh kerdil, warna daun kekuningan,
terpelintir, layu dan mati. Kutu biasanya berkelompok di bawah permukaan daun, menusuk
dan menghisap cairan daun muda serta bagian tanaman yang masih muda (pucuk). Eksudat
yang dikeluarkan kutu mengandung madu, sehingga mendorong tumbuhnya cendawan
embun jelaga pada daun yang dapat menghambat proses fotosintesa. Kerugian yang
ditimbulkan oleh kutu daun persik sebagai hama langsung maupun sebagai vektor virus dapat
mencapai 25 – 90%.
Dampak secara tidak langung : kutu daun merupakan vektor lebih dari 150 strain virus,
terutama penyakit virus menggulung daun kentang (PLRV) dan PVY (Potato Virus Y).
Hama ini bersifat polifag, dengan lebih dari 40 famili yang berbeda yang menjadi
inangnya, antara lain famili Brassicaceae, Solanaceae, Poaceae, Leguminosae, Cyperaceae,
Convolvulaceae, Chenopodiaceae, Compositae, Cucurbitaceae and Umbelliferae. Inang
lainnya selain kentang antara lain kubis, tomat, tembakau, petsai, sawi, terung, ketimun,
buncis, semangka, jagung, jeruk, dan kacang – kacangan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Auclair, J. L. 1963. Aphid’s fedding and nutrition. Ann. Rev. Entomology.
Blackman, R.L and V.F. Eastop. 1985. Aphids on The World’s Crops. Departemen of
Entomology. British Museun Natural History. New York.
Herlinda, S., Irwanto, T., Adam, T. dan Irsan, T. 2009. Perkembangan populasi
Aphisgossypii Glover (Homoptera: Aphididae) dan kumbang lembing pada
tanamancabai merah dan rawit di Inderalaya. Makalah Seminar Nasional
PerlindunganTanaman, Bogor, 5-6 Agustus 2009.
Hochberg, M.E., Ives, A.R. 2000. Parasitoid population biology. Princeton UniversityPress
Princeton and Oxford. New Jersey. United Kingdom.
Jumar. 2000. Etomology Pertanian. Jakarta. Rineka Cipta.
Mau. F. L. Ronald and Jaima L. Martin Kessing: Myzus persicae Sulzer http://www. Extento.
Hawai. Edu/ Kbase/Crop/Type/ myzus.
Pracaya. 1991. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta. 418 hal.
Tjahjadi, N. 1989. Hama dan Penyakit Tanaman. Kanisius. Yogyakarta 147 hal.
Untung, K. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta. 273 hal

More Related Content

What's hot

Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah SeranggaSiklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Google
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringan
Potpotya Fitri
 
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMANSERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
Josua Sitorus
 
Ulat hongkong
Ulat hongkongUlat hongkong
Ulat hongkong
Sungonlegowo
 
Makalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunan
Makalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunanMakalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunan
Makalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunan
Bondan the Planter of Palm Oil
 
hama dan penyakit
hama dan penyakithama dan penyakit
hama dan penyakit
Agus Adipura
 
Teknis perbanyakan agens hayati
Teknis perbanyakan  agens hayatiTeknis perbanyakan  agens hayati
Teknis perbanyakan agens hayati
pandirambo900
 
INTERAKSI PATOGEN DENGAN TANAMAN - JAMUR
INTERAKSI PATOGEN DENGAN TANAMAN - JAMURINTERAKSI PATOGEN DENGAN TANAMAN - JAMUR
INTERAKSI PATOGEN DENGAN TANAMAN - JAMUR
Josua Sitorus
 
Laporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasiLaporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasi
Tidar University
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
Tidar University
 
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYAPENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
diana novitasari
 
3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit
3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit
3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit
sat rahayuwati
 
Biopestisida
BiopestisidaBiopestisida
Biopestisida
Neli Narulita
 
Karantina pertanian benteng terdepan pertanian Indonesia
Karantina pertanian benteng terdepan pertanian IndonesiaKarantina pertanian benteng terdepan pertanian Indonesia
Karantina pertanian benteng terdepan pertanian Indonesia
Wahono Diphayana
 
Mengenal tanaman bahan pestisida nabati
Mengenal tanaman bahan pestisida nabatiMengenal tanaman bahan pestisida nabati
Mengenal tanaman bahan pestisida nabatiwika_wibowo
 
patogen pada jamur bulai jagung
patogen pada jamur bulai jagungpatogen pada jamur bulai jagung
patogen pada jamur bulai jagung
Desti Diana Putri
 
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman karet
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman karetPengendalian hama dan penyakit pada tanaman karet
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman karet
home
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI  LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
RiaAnggun
 
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian OrganikPermentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik
Achmad Wahid
 

What's hot (20)

Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah SeranggaSiklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
Siklus Hidup dan Sistem Peredaran Darah Serangga
 
Kultur jaringan
Kultur jaringanKultur jaringan
Kultur jaringan
 
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMANSERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA SEBAGAI VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
 
Ulat hongkong
Ulat hongkongUlat hongkong
Ulat hongkong
 
Makalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunan
Makalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunanMakalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunan
Makalah_68 praktikum 10 opt tanaman perkebunan
 
hama dan penyakit
hama dan penyakithama dan penyakit
hama dan penyakit
 
Teknis perbanyakan agens hayati
Teknis perbanyakan  agens hayatiTeknis perbanyakan  agens hayati
Teknis perbanyakan agens hayati
 
INTERAKSI PATOGEN DENGAN TANAMAN - JAMUR
INTERAKSI PATOGEN DENGAN TANAMAN - JAMURINTERAKSI PATOGEN DENGAN TANAMAN - JAMUR
INTERAKSI PATOGEN DENGAN TANAMAN - JAMUR
 
Laporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasiLaporan praktikum isolasi
Laporan praktikum isolasi
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
 
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYAPENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
 
3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit
3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit
3 Penyakit Bibit Kelapa Sawit
 
Biopestisida
BiopestisidaBiopestisida
Biopestisida
 
Karantina pertanian benteng terdepan pertanian Indonesia
Karantina pertanian benteng terdepan pertanian IndonesiaKarantina pertanian benteng terdepan pertanian Indonesia
Karantina pertanian benteng terdepan pertanian Indonesia
 
Mengenal tanaman bahan pestisida nabati
Mengenal tanaman bahan pestisida nabatiMengenal tanaman bahan pestisida nabati
Mengenal tanaman bahan pestisida nabati
 
patogen pada jamur bulai jagung
patogen pada jamur bulai jagungpatogen pada jamur bulai jagung
patogen pada jamur bulai jagung
 
Nozzle & sprayer
Nozzle & sprayerNozzle & sprayer
Nozzle & sprayer
 
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman karet
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman karetPengendalian hama dan penyakit pada tanaman karet
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman karet
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI  LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN ABSORBSI DAN TRANSPIRASI
 
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian OrganikPermentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik
Permentan No 64 Tahun 2013 tentang Sistem Pertanian Organik
 

Viewers also liked

Profil Fakultas Perikanan dan Kelautan - Universitas Airlangga
Profil Fakultas Perikanan dan Kelautan - Universitas AirlanggaProfil Fakultas Perikanan dan Kelautan - Universitas Airlangga
Profil Fakultas Perikanan dan Kelautan - Universitas Airlangga
Nanda Danu Lukita
 
Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2
Septian Muna Barakati
 
Resume praktikum 5__linked_list
Resume praktikum 5__linked_listResume praktikum 5__linked_list
Resume praktikum 5__linked_list
Deprilana Ego Prakasa
 
Maarten Verschuere - A perfect storm: when market research and data science meet
Maarten Verschuere - A perfect storm: when market research and data science meetMaarten Verschuere - A perfect storm: when market research and data science meet
Maarten Verschuere - A perfect storm: when market research and data science meet
BAQMaR
 
Makalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamurMakalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamur
Septian Muna Barakati
 
PENGARUH UNSUR FE (BESI) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
PENGARUH UNSUR FE (BESI) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMANPENGARUH UNSUR FE (BESI) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
PENGARUH UNSUR FE (BESI) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
Josua Sitorus
 
Struktur Integumen Insecta
Struktur Integumen InsectaStruktur Integumen Insecta
Struktur Integumen Insecta
alias makayasa
 
SPONGOSPORA DAN POLYMYXA
SPONGOSPORA DAN POLYMYXASPONGOSPORA DAN POLYMYXA
SPONGOSPORA DAN POLYMYXA
Josua Sitorus
 
Ikhtiologi
IkhtiologiIkhtiologi
Ikhtiologi
Retno Kusumasuci
 
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGARESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
Josua Sitorus
 
ALIMENTARY CANAL SERANGGA
ALIMENTARY CANAL SERANGGAALIMENTARY CANAL SERANGGA
ALIMENTARY CANAL SERANGGA
Josua Sitorus
 
Sistem Sirkulasi Serangga
Sistem Sirkulasi SeranggaSistem Sirkulasi Serangga
Sistem Sirkulasi Serangga
Josua Sitorus
 
PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP PATOGEN
PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP PATOGENPERTAHANAN TANAMAN TERHADAP PATOGEN
PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP PATOGEN
Josua Sitorus
 
IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS LALAT BUAH Bactrocera umbrosa (Fabr...
IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS LALAT BUAH Bactrocera umbrosa (Fabr...IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS LALAT BUAH Bactrocera umbrosa (Fabr...
IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS LALAT BUAH Bactrocera umbrosa (Fabr...
Josua Sitorus
 
SERANGGA VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA VEKTOR PENYAKIT TANAMANSERANGGA VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
Josua Sitorus
 
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikanLaporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
Azizah Kuswardini
 
Kunci determinasi
Kunci determinasiKunci determinasi
Kunci determinasi
Indah Indull
 
IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS LALAT BUAH
IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS LALAT BUAHIDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS LALAT BUAH
IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS LALAT BUAH
Josua Sitorus
 
Gambar Jenis Jamur Mikologi Tumbuhan
Gambar Jenis Jamur Mikologi TumbuhanGambar Jenis Jamur Mikologi Tumbuhan
Gambar Jenis Jamur Mikologi Tumbuhan
Josua Sitorus
 
Theories Of Host Plant Selection
Theories Of Host Plant SelectionTheories Of Host Plant Selection
Theories Of Host Plant Selection
Josua Sitorus
 

Viewers also liked (20)

Profil Fakultas Perikanan dan Kelautan - Universitas Airlangga
Profil Fakultas Perikanan dan Kelautan - Universitas AirlanggaProfil Fakultas Perikanan dan Kelautan - Universitas Airlangga
Profil Fakultas Perikanan dan Kelautan - Universitas Airlangga
 
Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2
 
Resume praktikum 5__linked_list
Resume praktikum 5__linked_listResume praktikum 5__linked_list
Resume praktikum 5__linked_list
 
Maarten Verschuere - A perfect storm: when market research and data science meet
Maarten Verschuere - A perfect storm: when market research and data science meetMaarten Verschuere - A perfect storm: when market research and data science meet
Maarten Verschuere - A perfect storm: when market research and data science meet
 
Makalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamurMakalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamur
 
PENGARUH UNSUR FE (BESI) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
PENGARUH UNSUR FE (BESI) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMANPENGARUH UNSUR FE (BESI) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
PENGARUH UNSUR FE (BESI) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN
 
Struktur Integumen Insecta
Struktur Integumen InsectaStruktur Integumen Insecta
Struktur Integumen Insecta
 
SPONGOSPORA DAN POLYMYXA
SPONGOSPORA DAN POLYMYXASPONGOSPORA DAN POLYMYXA
SPONGOSPORA DAN POLYMYXA
 
Ikhtiologi
IkhtiologiIkhtiologi
Ikhtiologi
 
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGARESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
RESISTENSI PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
 
ALIMENTARY CANAL SERANGGA
ALIMENTARY CANAL SERANGGAALIMENTARY CANAL SERANGGA
ALIMENTARY CANAL SERANGGA
 
Sistem Sirkulasi Serangga
Sistem Sirkulasi SeranggaSistem Sirkulasi Serangga
Sistem Sirkulasi Serangga
 
PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP PATOGEN
PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP PATOGENPERTAHANAN TANAMAN TERHADAP PATOGEN
PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP PATOGEN
 
IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS LALAT BUAH Bactrocera umbrosa (Fabr...
IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS LALAT BUAH Bactrocera umbrosa (Fabr...IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS LALAT BUAH Bactrocera umbrosa (Fabr...
IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS LALAT BUAH Bactrocera umbrosa (Fabr...
 
SERANGGA VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA VEKTOR PENYAKIT TANAMANSERANGGA VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
SERANGGA VEKTOR PENYAKIT TANAMAN
 
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikanLaporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
Laporan Ikhtiologi : Acara 1 identifikasi ikan
 
Kunci determinasi
Kunci determinasiKunci determinasi
Kunci determinasi
 
IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS LALAT BUAH
IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS LALAT BUAHIDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS LALAT BUAH
IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS LALAT BUAH
 
Gambar Jenis Jamur Mikologi Tumbuhan
Gambar Jenis Jamur Mikologi TumbuhanGambar Jenis Jamur Mikologi Tumbuhan
Gambar Jenis Jamur Mikologi Tumbuhan
 
Theories Of Host Plant Selection
Theories Of Host Plant SelectionTheories Of Host Plant Selection
Theories Of Host Plant Selection
 

Similar to IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBIS

SISTEM INTEGUMENT SERANGGA
SISTEM INTEGUMENT SERANGGASISTEM INTEGUMENT SERANGGA
SISTEM INTEGUMENT SERANGGA
Josua Sitorus
 
14bookcabe
14bookcabe14bookcabe
14bookcabe
Andrew Hutabarat
 
PESTISIDA nabati pada hama gudang
PESTISIDA nabati pada hama gudangPESTISIDA nabati pada hama gudang
PESTISIDA nabati pada hama gudang
Posma Andri Octavia Siagian
 
Jurnal DDPT Lepidoptera
Jurnal DDPT LepidopteraJurnal DDPT Lepidoptera
Jurnal DDPT Lepidoptera
Surya Agus
 
Pedoman praktikum (autosaved) (autosaved) 1
Pedoman praktikum (autosaved) (autosaved) 1Pedoman praktikum (autosaved) (autosaved) 1
Pedoman praktikum (autosaved) (autosaved) 1
zaidan p negara
 
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
AgathaHaselvin
 
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 1 divisio pinophyta
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 1 divisio pinophytaLaporan praktikum botani tumbuhan tinggi 1 divisio pinophyta
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 1 divisio pinophyta
Maedy Ripani
 
Jurnal DDPT Diptera
Jurnal DDPT DipteraJurnal DDPT Diptera
Jurnal DDPT Diptera
Surya Agus
 
Outline bejo
Outline bejoOutline bejo
Pekerti gitam adura
Pekerti gitam aduraPekerti gitam adura
Pekerti gitam adura
Herman Yuliandoko
 
Jurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraJurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT Hemiptera
Surya Agus
 
PKM PE: Studi Habitat dan Fenetik Taksonomi Mudskipper Sebagai Upaya Konserva...
PKM PE: Studi Habitat dan Fenetik Taksonomi Mudskipper Sebagai Upaya Konserva...PKM PE: Studi Habitat dan Fenetik Taksonomi Mudskipper Sebagai Upaya Konserva...
PKM PE: Studi Habitat dan Fenetik Taksonomi Mudskipper Sebagai Upaya Konserva...
UNESA
 
Identifikasi Serangga Tanaman Cabai
Identifikasi Serangga Tanaman CabaiIdentifikasi Serangga Tanaman Cabai
Identifikasi Serangga Tanaman Cabai
Josua Sitorus
 
Buku10
Buku10Buku10
Buku10
Zacky Zacky
 
Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar AgronomiLaporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Putrimian Hairani
 
Jurnal
JurnalJurnal
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Ankardiansyah Pandu Pradana
 
Teknis budidaya kentang
Teknis budidaya kentangTeknis budidaya kentang
Teknis budidaya kentang
sujononasa
 
Makalah fungi
Makalah fungiMakalah fungi
Makalah fungi
Mara Sutan Siregar
 

Similar to IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBIS (20)

SISTEM INTEGUMENT SERANGGA
SISTEM INTEGUMENT SERANGGASISTEM INTEGUMENT SERANGGA
SISTEM INTEGUMENT SERANGGA
 
14bookcabe
14bookcabe14bookcabe
14bookcabe
 
PESTISIDA nabati pada hama gudang
PESTISIDA nabati pada hama gudangPESTISIDA nabati pada hama gudang
PESTISIDA nabati pada hama gudang
 
Jurnal DDPT Lepidoptera
Jurnal DDPT LepidopteraJurnal DDPT Lepidoptera
Jurnal DDPT Lepidoptera
 
Laporan kjt
Laporan kjtLaporan kjt
Laporan kjt
 
Pedoman praktikum (autosaved) (autosaved) 1
Pedoman praktikum (autosaved) (autosaved) 1Pedoman praktikum (autosaved) (autosaved) 1
Pedoman praktikum (autosaved) (autosaved) 1
 
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
118587-ID-analisis-perbandingan-bentuk-jaringan-pe.pdf
 
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 1 divisio pinophyta
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 1 divisio pinophytaLaporan praktikum botani tumbuhan tinggi 1 divisio pinophyta
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 1 divisio pinophyta
 
Jurnal DDPT Diptera
Jurnal DDPT DipteraJurnal DDPT Diptera
Jurnal DDPT Diptera
 
Outline bejo
Outline bejoOutline bejo
Outline bejo
 
Pekerti gitam adura
Pekerti gitam aduraPekerti gitam adura
Pekerti gitam adura
 
Jurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT HemipteraJurnal DDPT Hemiptera
Jurnal DDPT Hemiptera
 
PKM PE: Studi Habitat dan Fenetik Taksonomi Mudskipper Sebagai Upaya Konserva...
PKM PE: Studi Habitat dan Fenetik Taksonomi Mudskipper Sebagai Upaya Konserva...PKM PE: Studi Habitat dan Fenetik Taksonomi Mudskipper Sebagai Upaya Konserva...
PKM PE: Studi Habitat dan Fenetik Taksonomi Mudskipper Sebagai Upaya Konserva...
 
Identifikasi Serangga Tanaman Cabai
Identifikasi Serangga Tanaman CabaiIdentifikasi Serangga Tanaman Cabai
Identifikasi Serangga Tanaman Cabai
 
Buku10
Buku10Buku10
Buku10
 
Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar AgronomiLaporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
 
Teknis budidaya kentang
Teknis budidaya kentangTeknis budidaya kentang
Teknis budidaya kentang
 
Makalah fungi
Makalah fungiMakalah fungi
Makalah fungi
 

More from Josua Sitorus

Jamur dan bakteri entomopatogen ppt
Jamur dan bakteri entomopatogen pptJamur dan bakteri entomopatogen ppt
Jamur dan bakteri entomopatogen ppt
Josua Sitorus
 
Jamur dan bakteri Entomopatogen ppt
Jamur dan bakteri Entomopatogen pptJamur dan bakteri Entomopatogen ppt
Jamur dan bakteri Entomopatogen ppt
Josua Sitorus
 
Enzym Toxicity Tanaman
Enzym Toxicity TanamanEnzym Toxicity Tanaman
Enzym Toxicity Tanaman
Josua Sitorus
 
JAWABAN UJIAN IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA
JAWABAN UJIAN IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGAJAWABAN UJIAN IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA
JAWABAN UJIAN IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA
Josua Sitorus
 
Ganoderma  Armillaria Fomes
Ganoderma  Armillaria FomesGanoderma  Armillaria Fomes
Ganoderma  Armillaria Fomes
Josua Sitorus
 
Penicillium Paecilomyces Aspergillus
Penicillium Paecilomyces AspergillusPenicillium Paecilomyces Aspergillus
Penicillium Paecilomyces Aspergillus
Josua Sitorus
 
PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGAPERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
Josua Sitorus
 
INTERAKSI HAMA LALAT BUAH IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIANNYA
INTERAKSI HAMA LALAT BUAH IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIANNYAINTERAKSI HAMA LALAT BUAH IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIANNYA
INTERAKSI HAMA LALAT BUAH IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIANNYA
Josua Sitorus
 

More from Josua Sitorus (8)

Jamur dan bakteri entomopatogen ppt
Jamur dan bakteri entomopatogen pptJamur dan bakteri entomopatogen ppt
Jamur dan bakteri entomopatogen ppt
 
Jamur dan bakteri Entomopatogen ppt
Jamur dan bakteri Entomopatogen pptJamur dan bakteri Entomopatogen ppt
Jamur dan bakteri Entomopatogen ppt
 
Enzym Toxicity Tanaman
Enzym Toxicity TanamanEnzym Toxicity Tanaman
Enzym Toxicity Tanaman
 
JAWABAN UJIAN IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA
JAWABAN UJIAN IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGAJAWABAN UJIAN IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA
JAWABAN UJIAN IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA
 
Ganoderma  Armillaria Fomes
Ganoderma  Armillaria FomesGanoderma  Armillaria Fomes
Ganoderma  Armillaria Fomes
 
Penicillium Paecilomyces Aspergillus
Penicillium Paecilomyces AspergillusPenicillium Paecilomyces Aspergillus
Penicillium Paecilomyces Aspergillus
 
PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGAPERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
PERTAHANAN TANAMAN TERHADAP SERANGGA
 
INTERAKSI HAMA LALAT BUAH IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIANNYA
INTERAKSI HAMA LALAT BUAH IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIANNYAINTERAKSI HAMA LALAT BUAH IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIANNYA
INTERAKSI HAMA LALAT BUAH IDENTIFIKASI DAN PENGENDALIANNYA
 

Recently uploaded

Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Sosdiklihparmassdm
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
nasrudienaulia
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
irvansupriadi44
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
YuristaAndriyani1
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Mutia Rini Siregar
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
Annisa Syahfitri
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 

Recently uploaded (20)

Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptxPembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
Pembentukan-Pantarlih-Pilkada-Kabupaten-Tapin.pptx
 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
 
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdekaKKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
KKTP Kurikulum Merdeka sebagai Panduan dalam kurikulum merdeka
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Informatika Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdfMODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
MODUL P5 FASE B KELAS 4 MEMBUAT COBRICK.pdf
 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdfTokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
Tokoh Pendidikan Universitas Negeri Jakarta.pdf
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPALANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
ANALISIS PENCEMARAN UDARA AKIBAT PABRIK ASPAL
 
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi KomunikasiMateri Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
Materi Feedback (umpan balik) kelas Psikologi Komunikasi
 

IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBIS

  • 1. 1 LAPORAN PRAKTIKUM IDENTIFIKASI DAN TAKSONOMI SERANGGA JENIS KUTU DAUN PADA DAUN KUBIS JOSUA CRYSTOVEL 150320160005 Dosen: Yusuf Hidayat, S.P., M.Phill., Ph.D PASCASARJANA AGRONOMI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN SUMEDANG 2016
  • 2. 2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI..............................................................................................................................2 PENDAHULUAN .....................................................................................................................3 Latar Belakang .......................................................................................................................3 Tujuan.....................................................................................................................................4 METODOLOGI.........................................................................................................................5 Lokasi dan Waktu Praktikum.................................................................................................5 Alat dan Bahan.......................................................................................................................5 PEMBAHASAN........................................................................................................................6 Hasil Praktikum......................................................................................................................6 Aphididae ...............................................................................................................................6 Identifikasi Foto Menggunakan Mikroskop...........................................................................8 Kutu Daun Myzus Persicae..................................................................................................10 Morfologi/Bioekologi.......................................................................................................10 Gejala Serangan................................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12
  • 3. 3 PENDAHULUAN Latar Belakang Kutu daun menyerang berbagai macam tanaman termasuk kubis dengan cara menghisap cairan daun sehingga mengakibatkan daun keriput, berwarna kekuningan, dan terpuntir. Akibat lebih jauh adalah dapat mengakibatkan kerdilnya pertumbuhan tanaman. Hama kutu daun merupakan vektor yang dapat menularkan penyakit, yaitu embun jelaga dan virus, serta dapat mengundang dsemut. Pengendalian dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida yang berbahan aktif imidakloprid, fipronil, dan protiofos secara bergantian. Kutu daun persik memiliki alat tusuk isap, biasanya kutu ini ditemukan dipucuk dan daun muda tanaman kubis. Ia mengisap cairan daun, pucuk tangkai bunga dan bagian tanaman yang lain sehingga daun jadi keriting dan kecil warnanya berlang kekuningan, layu dan akhirnya mati. Melalui angin kutu ini menyebar menyebar keareal kebun. Efek dari kutu ini menyebabkan tanaman kerdil, pertumbuhan terhambat, daun mengecil. Kutu ini mengeluarkan cairan manis yang dapat menutupi permukaan daun akan ditumbuhi cendawan hitam jelaga sehingga menghambat proses fotosintesis. Kutu ini juga ikut andil dalam penyebaran virus. Kutu (Aphids) mengeluarkan cairan manis yang disebut (honeydew) yakni zat lengket seperti gula (mirip pada buah melon). Untuk memenuhi kebutuhan protein, si kutu menyerap sejumlah besar getah (tanaman) dan mengeluarkan kelebihan karbohidratnya. Maka dari itu sangat dianjurkan tidak memberikan pupuk tanaman secara berlebihan, supaya kutu tidak bisa dapat makanan. Sedikitnya ada 4.400 spesies dari 10 keluarga kutu (Aphid) yang telah diketahui. Secara historis, keluarganya jauh lebih sedikit, karena sebagian besar species termasuk ke dalam keluarga Aphidae. Sekitar 250 spesies merupakan hama serius bagi pertanian dan hutan. Hasil survai di beberapa lokasi sentra sayur kota Palembang menunjukkan bahwa kutu daun dapat menyebabkan tanaman kerdil, daun keriting, menggulung dan mozaik. Pada kasus yang ekstrim, kutu daun yang berkoloni dapat mengugurkan daun dan buah . Konservasi agen-agen biologi kontrol pada tanaman pangan monokultur semusim sulit dilakukan, karena lingkungan habitat musuh alami seperti predator terganggu. Perubahan pola tanam dengan pertanian organik dapat membantu konservasi musuh alami. Faktor yang mempengaruhi perkembangan populasi Kutu daun adalah keberadaan musuh alami seperti predator, parasitoid dan entomopatogen. Sebaiknya mempertahankan musuh alami kutu daun diperantarai dengan cara memanipulasi habitat sekitar tanaman budidaya. Keanekaragam
  • 4. 4 tumbuhan yang berada di sekitar tanaman budidaya mempengaruhi kehadiran predator dan parasitoid kutu daun (Hochberg dan Ives, 2000). Kutu daun dapat menusukkan bagian mulutnya ke daun, tunas dan batang, lalu mengisap nutrisi tumbuhan inang. Tunas-tunas yang dimakan daunnya menjadi terganggu. Pada kepadatan yang tinggi, kutu daun dapat menyebabkan tanaman menjadi kerdil dan layu. Kerusakan pada ujung tumbuhan dapat mengurangi jumlah bunga. Kutu daun tidak hanya mengisap sari makanan tanaman, tetapi juga sebagai agen penyebar penyakit virus. Penggunaan insektisida oleh petani menyebabkan kutu daun menjadi resisten dan mematikan musuh alaminya. Agroekosistem yang baik, yaitu banyak ditemukan musuh alami kutu daun, namun karena tanaman semusim konservasi musuh alami di agroekosistem sayur sulit dilakukan. Tujuan Tujuan pengamatan praktikum ini dengan materi “Identifikasi dan taksonomi serangga jenis kutu daun pada tanaman kubis” adalah: • Menambah wawasan tentang pemahaman secara langsung jenis apa kutu daun yang menyerang dan terdapat pada tanaman kubis. • Untuk mengetahui lebih jelas perbedaan masing-masing bagian tubuh lebih spesifik serangga (kepala, dada, sayap, perut, dan kaki) sehingga memudahkan penglasifikasian/identifikasi di lapangan mengenai kutu daun. • Mengenali gejala secara langsung akibat jenis-jenis serangga yang bersifat merugikan bagi tanaman kubis yang disebabkan kutu daun.
  • 5. 5 METODOLOGI Lokasi dan Waktu Praktikum Kegiatan Praktikum ini dilaksanakan di Laboratium Entomologi, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat pada hari Sabtu, 3 Desember 2016. Alat dan Bahan Pengamatan dilakukan secara menggunakan peralatan dan bahan cukup sederhana di Ruangan Laboratium Entomologi, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran yaitu: a. Alat : - Mikroskop - Gelas - Potongan Kertas - Buku Identifikasi Aphids on the World's Crops: An Identification and Information Guide, 2nd Edition (Blackman and Eastop, 2000) - Buku - Kuas - Alat Tulis - Kamera Handphone b. Bahan : - Air Panas - Potongan daun Kubis yang terdapat serangga kutu daun
  • 6. 6 PEMBAHASAN Hasil Praktikum Gambar 1. Buku yang identifikasi yang digunakan saat praktikum Identifikasi serangga kutu daun menggunakan buku acuan Aphids Of The World’s Crops (Blackman and Eastop, 2000) dan beberapa literatur lain. Identifikasi dilakukan dengan cara mencocokan sampel yang diperoleh di lapangan dengan gambar spesies yang terdapat pada buku referensi di atas. Kegiatan Praktikum ini dilaksanakan di Laboratium Entomologi pada hari Sabtu tanggal 3 Desember 2016. Berikut adalah foto identifikasi kutu daun menggunakan mikroskop: Gambar 2. Serangga kutu daun jenis Famili Aphididae daun kubis Aphididae Ciri-cirinya : Pada Famili Aphididae tubuh lunak berbentuk buah pear, panjang tubuh 4-8 mm. Umumnya berwarna hijau. Antena panjang, 3-7 ruas, tidak aktif. Kaki panjang dan ramping, tidak untuk melompat, mempunyai bangunan seperti tanduk sangat kecil di ujung abdomen.
  • 7. 7 Ada yang bersayap dan ada yang tidak. Ditemukan di batang, daun, bunga dan kadang- kadang kulit buah berbagai tanaman (khususnya yang muda). Nimfa yang baru lahir langsung menghisap cairan tanaman secara bergerombol. Buku Panduan: Cabbage Brassica oleracea Six aphid species recorded form cabbage are inciud in the key: Brevicoryne brassicae Pemphighus populitrabsversus Lipaphis pseudobrassicae Smynthurodes betae Myzus ascolonicus. M. Persicae [Aphsi gssypii has been occasionally recorded form cabbage, but is not included inthe key.] 1. Terminal process of anntena longer than base of last antennal segment. Siphunculi present. (on aerial parts) - Terminal process of antenna much shorter than base of last anntennal segment (figs 18.,b). Siphunculi absent. (On roots) 2. Siphunchuli pale, more than 1.5 times longer than cauda. Antennal tubercles well- developed (e.g. Fig f, g) - Siphunculi dusky or dark, less than 1.5 times longer than cauda. Antennal tuberclespoorly developed (e.g. Fig. 5c) 3. Siphunculi a little longer than antennal segment III, with minimum diameter of proximal part greater than midlle diameter of hind tibia (Fig. 18d). Antennal tubercles with inner faces converegent in dorsal view (e.g. Fig. 23b) Myzus persicae - Siphunculi shoter than antennal segment III, an minimum diameter of proximal part a litlle less than midlle diameter of hind tibia (Fig. 18e) inner faces of antennal tubercles nearly parrarel in dorsal view ( Fig. 23a) Myzus ascolonicus 4. Cauda broadly triangular in dorsal view (Fig. 18f). Antennal segment III 2.5-3.7 times longer than siphunchulus Brevicoryne brassicae
  • 8. 8 - Cauda tongue-shaped (Fig. 18g). Antennal segment III 1.2-1.7 times longer than shipunchulus Lipaphis pseudobrassicae 5. Body and appendages with numerous hairs. Wax pore-plates on posteriorabdominal segments (Fig. 18h) Pemphighus populitrabsversus Gambar 3. Buku panduan dari bentuk siphunculi dan kauda serangga Identifikasi Foto Menggunakan Mikroskop Gambar 4. Identifikasi panjang antena dan bentuk antena
  • 9. 9 Gambar 5. Identifikasi bentuk kepala dan antena serangga Gambar 6. Identifikasi bentuk shipunculi Gambar 7. Identifikasi bentuk dan warna kauda Hasil kecocokan identifikasi buku acuan Aphids Of The World’s Crops (Blackman and Eastop, 2000): Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Kelas : Insekta Ordo : Hemiptera Famili : Aphididae Genus : Myzus Spesies : Myzus persicae
  • 10. 10 Kutu Daun Myzus Persicae Kutu Daun Myzus Persicae merupakan hama utama pada tanaman, bersifat polyfag, hampir semua jenis tumbuhan terserang oleh serangga ini. Tingkat kerusakan yang ditimbulkan mulai dari sedang hingga tinggi. Pada serangan berat, bisa mengakibatkan gagal panen. Kutu Daun Myzus Persicae merupakan serangga vektor penular berbagai jenis virus pada tanaman, sehingga keberadaannya sangat membahayakan petani. Anggota family Aphididae ini selalu berwarna hijau ketika fase bersayap (dewasa). Sedangkan pada fase aptarae bisa berwarna kuning, hijau atau merah. Keturunannya mengikuti warna induknya. Siklus hidupnya identik dengan family aphididae lain (Kutu Daun Aphis Gossypii). Serangga betina bersifat partenogenesis, mampu menghasilkan keturunan meskipun tanpa kehadiran serangga jantan. Kutu betina bagaikan mesin, akan menghasilkan keturunan setiap 20 menit. Kutu Daun Myzus Persicae menjadi momok bagi petani, terutama petani hortikultura. Resiko kerugian akibat serangan hama ini sangat tinggi, karena menjadi penular virus. Jika populasi tidak terkendali, area pertanaman bisa habis tertular virus. Beberapa jenis tanaman terserang antara lain kentang, tembakau, cabe, tomat, terung, jagung, kacang panjang, buncis, semangka, melon, timun, anggrek, jambu, jeruk, dll. Morfologi/Bioekologi Di Indonesia serangga ini tidak bertelur tetapi melahirkan nimfa (kutu daun muda/pradewasa). Kutu daun umumnya hidup dalam koloni pada bagian tanaman yang masih muda. Kutu daun tinggal pada bagian bawah daun, batang bunga, bakal bunga dan dalam lipatan daun yang keriting. Kerusakan terjadi karena nimfa dan imago mengisap cairan daun. Tubuh nimfa berwarna kuning pucat, hijau, merah jambu, atau merah yang biasanya bercampur di dalam suatu koloni dengan panjang tubuh instar terakhir 0,8 –1,0 mm. Fase dewasa kutu daun ada dua bentuk, yaitu bentuk bersayap/alatae dan bentuk tidak bersayap/apterae. Imago bersayap biasanya muncul kalau populasi sudah padat dan sumberdaya yang ada tidak mendukung lagi. Mereka berperan untuk melakukan pemencaran. Tubuh imago bersayap berwarna hitam atau abu – abu gelap, sementara yang tidak bersayap berwarna merah, kuning atau hijau. Panjang tubuh 2 mm; pada fase dewasa kutu daun ini panjang antena = panjang tubuh. Tubuh imago tidak bersayap berwarna hijau keputihan, kuning hijau pucat, abu - abu hijau, agak hijau, merah atau hampir hitam. Warna tubuh hampir seragam dan tidak mengkilap. Imago bersayap memiliki bercak pada bagian
  • 11. 11 punggunggnya, ukuran panjang tubuh antara 1,2 – 2,1 mm. Siklus hidup 7 – 10 hari, dan seekor kutu dapat menghasilkan keturunan 50 ekor. Lama hidup kutu dewasa dapat mencapai 2 bulan. Gejala Serangan Biasanya terdapat sekumpulan serangga terutama pada daun muda. Pertumbuhan tunas akan terganggu, daun mengerupuk, tanaman tampak mengerdil. Serangan pada bunga dapat mengakibatkan kerontokkan. Serangga ini tergolong sangat rakus, bagian tanaman yang sudah terpotong tetap dihisap cairannya. Biasanya bersembunyi pada permukaan daun bagian bawah atau pada lipatan tunas yang baru tumbuh. Pada tanaman kentang, kutu daun lebih berperan sebagai pembawa virus daripada sebagai serangga hama. Dampak langsung serangan : Gejala awal berupa bercak kering pada daun dan menyebabkan tanaman mengering, keriput, tumbuh kerdil, warna daun kekuningan, terpelintir, layu dan mati. Kutu biasanya berkelompok di bawah permukaan daun, menusuk dan menghisap cairan daun muda serta bagian tanaman yang masih muda (pucuk). Eksudat yang dikeluarkan kutu mengandung madu, sehingga mendorong tumbuhnya cendawan embun jelaga pada daun yang dapat menghambat proses fotosintesa. Kerugian yang ditimbulkan oleh kutu daun persik sebagai hama langsung maupun sebagai vektor virus dapat mencapai 25 – 90%. Dampak secara tidak langung : kutu daun merupakan vektor lebih dari 150 strain virus, terutama penyakit virus menggulung daun kentang (PLRV) dan PVY (Potato Virus Y). Hama ini bersifat polifag, dengan lebih dari 40 famili yang berbeda yang menjadi inangnya, antara lain famili Brassicaceae, Solanaceae, Poaceae, Leguminosae, Cyperaceae, Convolvulaceae, Chenopodiaceae, Compositae, Cucurbitaceae and Umbelliferae. Inang lainnya selain kentang antara lain kubis, tomat, tembakau, petsai, sawi, terung, ketimun, buncis, semangka, jagung, jeruk, dan kacang – kacangan.
  • 12. 12 DAFTAR PUSTAKA Auclair, J. L. 1963. Aphid’s fedding and nutrition. Ann. Rev. Entomology. Blackman, R.L and V.F. Eastop. 1985. Aphids on The World’s Crops. Departemen of Entomology. British Museun Natural History. New York. Herlinda, S., Irwanto, T., Adam, T. dan Irsan, T. 2009. Perkembangan populasi Aphisgossypii Glover (Homoptera: Aphididae) dan kumbang lembing pada tanamancabai merah dan rawit di Inderalaya. Makalah Seminar Nasional PerlindunganTanaman, Bogor, 5-6 Agustus 2009. Hochberg, M.E., Ives, A.R. 2000. Parasitoid population biology. Princeton UniversityPress Princeton and Oxford. New Jersey. United Kingdom. Jumar. 2000. Etomology Pertanian. Jakarta. Rineka Cipta. Mau. F. L. Ronald and Jaima L. Martin Kessing: Myzus persicae Sulzer http://www. Extento. Hawai. Edu/ Kbase/Crop/Type/ myzus. Pracaya. 1991. Hama dan Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta. 418 hal. Tjahjadi, N. 1989. Hama dan Penyakit Tanaman. Kanisius. Yogyakarta 147 hal. Untung, K. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 273 hal