SlideShare a Scribd company logo
RADIASI SURYA
Pancaran Radiasi Surya







Radiasi surya (surya = matahari) sumber energi
utama untuk proses-proses fisika atmosfer yang
menentukan keadaan cuaca dan iklim di
atmosfer bumi.
Permukaan matahari bersuhu 6000 K, dengan
jarak dari bumi 150 juta Km
Radiasi yang sampai di puncak atmosfer 1360
Wm2, yang sampai ke permukaan bumi
setengah dari yang diterima di puncak atmosfer.
Rata-rata 30% radiasi yang sampai
dipermukaan bumi dipantulkan kembali ke
angkasa luar.
Karakteristik Radiasi Surya dan Bumi


Setiap benda di alam yang bersuhu 0 K (-273
o C) memancarkan radiasi berbanding lurus
dengan pangkat empat suhu permukaannya
(Hukum Stefan – Boltzman)

F = ε σ T4

F = Pancaran RAdiasi (Wm2)
ε = emisivitas permukaan, bernilai satu untuk
benda hitam (black body radiation),
sedangkan untuk benda-benda alam berkisar
0.9-1.0)
σ = tetapan Stefan – Boltzman (5.67 10-8 Wm2)
T = Suhu permukaan (K)
Sistem Kesetimbangan Panas di Bumi
Kenaikan suhu rata-rata bumi
selama 157 tahun terakhir
Radiasi Gelombang pendek
dan panjang








Panjang gelombang semakin pendek bila suhu
permukaan yang memancarkan radiasi tersebut
lebih tinggi
Matahari (suhu 6000 K) mempunyai kisaran
panjang gelombang antara 0.3 – 4.0 μ m
Bumi suhu 300 K (27oC) memancarkan radiasi
dengan panjang gelombang 4 – 120 μ m,
Karena panjang gelombang radiasi surya relatif
pendek dibandingkan benda-benda alam lainnya
maka disebut radiasi gelombang pendek.
Radiasi bumu/benda-benda yang ada dibumi
disebut radiasi gelombang panjang.
Penerimaan Radiasi Surya di
Permukaan Bumi
 Bervariasi

menurut tenpat dan

Waktu
 Skala makro menurut tempat
ditentukan oleh letak lintang dan
keadaan atmosfer terutama awan
 Skala mikro arah lereng
menentukan jumlah radiasi surya
yang diteima
Faktor yang mempengaruhi penerimaan
radiasi surya secara makro

 Jarak antara matahari dan Bumi
 Panjang hari dan sudut datang
 Pengaruh atmosfer bumi
Neraca Energi pada Permukaan Bumi
 Neraca energi pada permukaan bumi

Qn = Qs + Ql – Qs – Ql
Qn = Radiasi Netto (Wm2)
Qs dan Qs = radiasi surya yang datang dan keluar ( Wm2)
Ql dan Ql = radiasi gelombang panjang yang datang dan keluar (Wm2)
 Radiasi surya (Qs) bernilai 0 pada malam hari, radiasi netto (Qn)
bernilai negatif.
 Siang hari Qs jauh lebih besar sehingga Qn positif.
 Qn yang positif akan digunakan untuk memanaskan udara (H),
penguapan (λE), pemanasan tanah/lautan (G) dan kurang dari 5 %
untuk fotosintesis (berlakiu bila tidak ada adveksi
panas/pemindahan panas secara horisontal)
Konsentrasi beberapa gas rumah kaca
selama 2000 tahun terakhir
Komponen radiative
forcing dari manusia
dan alam
(radiasi matahari).








Perbandingan antara radiasi gelombang pendek (surya)
yang dipantulkan dengan yang datang disebut albedo
permukaan
Di Atmosfer, uap air dan CO2 adalah penyerap radiasi
gelombang panjang utama. Energi radiasi yang diserap
oleh kedua gas tersebut dipancarkan kembali ke
permukaan bumi diiringi dengan peningkatan suhu udara
(efek rumah kaca = green house effect).
Seperti rumah kaca, radiasi surya mampu menembus
atap kaca karena energinya besar, sedangkan radiasi
gelombang panjang dari dalam rumah kaca tidak mampu
menembus atap kaca sehingga terjadi penimbunan
energi yang berlebihan dalam rumah kaca tersebut yang
meningkatkan suhu udara.
Gas Rumah Kaca (GRK) = uap air, CO2 dan methane)
dapat menyebabkan pemanasan global
Model iklim dengan dan tanpa memasukkan
faktor manusia
Pengukur Radiasi Matahari
 Sunshine Pyranometer - SPN1
•Global (Total) and Diffuse irradiance in W.m-2
•WMO sunshine threshold: 120 W.m-2 direct
beam
•No moving parts, shade rings or motorised
tracking
The new Sunshine Pyranometer is a patented,
meteorological class instrument for measuring
global and diffuse radiation and sunshine
duration
Cahaya
 Faktor

esensial pertumbuhan dan
perkembangan tanaman
 Cahaya memegang peranan
penting dalam proses fisiologis
tanaman, terutama fotosintesis,
respirasi, dan transpirasi
 Fotosintesis : sebagai sumber
energi bagi reaksi cahaya,
fotolisis air menghasilkan daya
asimilasi (ATP dan NADPH2)
 Cahaya matahari ditangkap daun sebagai

foton
 Tidak semua radiasi matahari mampu
diserap tanaman, cahaya tampak, dg
panjang gelombang 400 s/d 700 nm
 Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi
yang sampai ke bumi: sudut datang,
panjang hari, komposis atmosfer
 Cahaya yang diserap daun 1-5% untuk
fotosintesis, 75-85% untuk memanaskan
daun dan transpirasi
 Peranan

cahaya dalam respirasi,
fotorespirasi, menaikkan suhu
 Peranan cahaya dalam transpirasi,
transpirasi stomater, mekanisme
bukaan stomata
 Kebutuhan intensitas cahaya
berbeda untuk setiap jenis
tanaman, dikenal tiga tipe tanaman
C3, C4, CAM
 C3 memiliki titik kompensasi
cahaya rendah, dibatasi oleh
tingginya fotorespirasi
 C4 memiliki titik kompensasi cahaya

tinggi, sampai cahaya terik, tidak dibatasi
oleh fotorespirasi
 Besaran yang menggambarkan banyak
sedikitnya radiasi matahari yang mampu
diserap tanaman:ild
 ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik
menyebabkan pertumbuhan tanaman 90%
maksimum. ILD optimum menyebabkan
pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum







ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda
tergantung morfologi daun
Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild
optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan
tanaman) maupun sistem tanam
Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang
diserap dan nilai ILD optimum, melalui efek
penaungan (mutual shading)
Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak
merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap
fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR
rendah, CGR rendah, telah tercapai titik
kompensasi cahaya, ILD telah melampaui nilai
optimumnya
 Kaitannya dengan ILD optimum setiap

jenis tanaman perlu dilakukan kajian
mengenai jarak tanam yang menyebabkan
tercapainya ILD optimum tersebut.
Pengaturan jarah tanam ditentukan oleh
tingkat kesuburan lahan maupun habitus
tanaman (morfologi tanaman)
 Penentuan kerapatan tanaman
dipengaruhi juga oleh hasil ekonomis yang
akan diambil dari pertanaman.




Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk
reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub
antara kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk
parabolik, ada nilai LAI optimum. Peningkatan
kerapatan tanaman setelah LAI optimum,
menimbulkan penurunan hasil. Hasil fotosintesis
digunakan lebih banyak untuk keperluan
vegetatif
Hasil ekonomis tanaman berupa bagian
vegetatif tanaman, grafik hub antara kerapatan
dengan hasil berbentuk asimtotik. Jarak tanam
dibuat serapat mungkin supaya penyerapan
radiasi maksimum cepat tercapai, dapat
dikatakan tidak ada LAI optimum
Faktor yang Menentukan Besarnya
Radiasi Matahari ke Bumi
 Sudut datang matahari (dari suatu titik

tertentu di bumi)
 Panjang hari
 Keadaan atmosfer (kandungan debu dan
uap air)
 Panjang hari sering menjadi faktor

pembatas pertumbuhan di daerah subtropik
 Keberadaan radiasi, sering terbatas di
sub-tropik pada musim tertentu, sehingga
kekurangan radiasi matahari merupakan
kendala utama pertanian di sub-tropik
 Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu
menimbulkan masalah (bukan faktor
pembatas), relatif konstan, 12 jam/hari
 Yang sering menjadi faktor pembatas
adalah masalah kelebihan radiasi
(intensitas matahari)
Naungan
 Merupakan salah satu alternatif untuk

mengatasi intensitas cahaya yang terlalu
tinggi.
 Pemberian naungan dilakukan pada
budidaya tanaman yang umumnya
termasuk kelompok C3 maupun dalam
fase pembibitan
 Pada fase bibit, semua jenis tanaman
tidak tahan IC penuh, butuh 30-40%,
diatasi dengan naungan
 Pada tanaman kelompok C3, naungan

tidak hanya diperlukan pada fase bibit
saja, tetapi sepanjang siklus hidup
tanaman
 Meskipun dengan semakin dewasa umur
tanaman, intensitas naungan semakin
dikurangi
 Naungan selain diperlukan untuk
mengurangi intensitas cahaya yang
sampai ke tanaman pokok, juga
dimanfaatkan sebagai salah satu metode
pengendalian gulma
 Di bawah penaung, bersih dari gulma

terutama rumputan
 Semakin jauh dari penaung, gulma mulai
tumbuh semakin cepat
 Titik kompensasi gulma rumputan dapat
ditentukan sama dengan IC pada batas
mulai ada pertumbuhan gulma
 Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih
tinggi dari titik kompensasi (sebelum
tercapai titik jenuh), hasil fotosintesis
cukup untuk respirasi dan sisanya untuk
pertumbuhan
Dampak pemberian naungan
terhadap iklim mikro
 Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%
 Mengurangi aliran udara disekitar tajuk
 Kelembaban udara disekitar tajuk lebih

stabil (60-70%)
 Mengurangi laju evapotranspirasi
 Terjadi keseimbangan antara
ketersediaan air dengan tingkat transpirasi
tanaman
Hasil penelitian pada tembakau
Dampak pemberian naungan pada
pertanaman tembakau :
 Laju transpirasi tanaman tembakau
menurun sebesar 45,6%
 Evapotranspirasi tanah menurun sebesar
60%
 Kadar air daun meningkat
 Total luas daun tembakau meningkat 40%
Tanaman muda





Memerlukan intensitas cahaya
relatif rendah
IC terlalu rendah aktifitas
fotosintesis menurun, suplai KH
dan auxin untuk pertumbuhan
akar menurun, bibit yang
kekurangan IC memiliki
perakaran yang tidak
berkembang
IC terlalu tinggi : fotooksidasi
meningkat, suhu tinggi,
kelembaban rendah, kematian
daun (daun terbakar)
 Penelitian pada penyetekan kakao: stek

kakao mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih
rendah dari IC penuh (stek kakao diberi
naungan dengan intensitas sedang)
 Penelitian pada pembibitan karet: bibit
karet mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 50%
 Penelitian pada penyetekan vanili: bibit
vanili mampu berakar dengan baik kalau
mendapatkan IC 30%-50%
 Naungan dapat menghindari fluktuasi

temperatur yang tinggi dan kadar air tanah
 Naungan dapat digunakan sebagai
saranan konservasi tanah, karena
meningkatkan jumlah pori penyedia air
tanah (melalui pengaturan temperatur dan
evaporasi)
 Besar kecilnya fotosintesis tergantung
pada temperatur, suplai air, unsur-unsur
hara, sifat morfologis tanaman. Puncak
fotosintesis terkait dengan besarnya sinar
dan temperatur
Kekurangan Air Diatasi dg
naungan
 Naungan mengurangi volume kecepatan

aliran permukaan dan meningkatkan air
tersedia bagi tanaman
Pengaruh lingkungan (Tekanan)
 Pengaruh merusak yang dipaksakan,

dikendalikan oleh lingkungan
 Respon adaptasi, dikendalikan oleh
tanaman
 Kerusakan: kematian sebagian organ

maupun keseluruhan tanaman, penurunan
pertumbuhan karena kelainan fisiologis
 Kerusakan: resistensi tanaman terhadap
tekanan lingkungan berkurang
 Respon beradaptasi, merupakan
pengendali yang halus terhadap resistensi
 Resistensi bisa elastis (terbalikkan)
maupun plastis (tidak terbalikkan)
 Resistensi elastis, efek mekanisme

fisiologis (lebih besifat fisiologis)
 Resistensi plastis, efek adaptasi
morfologis
 Tekanan cahaya bisa menimbulkan
respon fisiologis (dalam aktivitas
fotosintesis) maupun respon morfologis
(berubahnya ukuran daun dll)
 Kedua respon tsb memerlukan fleksibilitas
fenotipe
Respon Morfologi







Makromorfologi: tinggi tanaman, diameter
tanaman, sudut percabangan, jumlah daun, luas
daun dll
Mikromorfologi: kandungan klorofil daun,
ketebalan daun dll
Tinggi tanaman lebih cepat naik di tempat teduh,
diameter tanaman lebih cepat naik di tempat
tanpa naungan, sudut percabangan lebih besar
ditempat ternaungi, luas daun lebih besar di
tempat ternaungi, begitu juga dengan jumlah
daun
Kandungan klorofil lebih tinggi di tempat terang,
ketebalan daun lebih tinggi di tempat terang

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiGoogle
 
Materi Tentang Samudera, Arus Laut, Sirkulasi Laut & Salinitas
Materi Tentang Samudera, Arus Laut, Sirkulasi Laut & SalinitasMateri Tentang Samudera, Arus Laut, Sirkulasi Laut & Salinitas
Materi Tentang Samudera, Arus Laut, Sirkulasi Laut & SalinitasSatriyo Unggul Wicaksono
 
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 pslBagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 pslPurwandaru Widyasunu
 
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanDasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanPurwandaru Widyasunu
 
Laporan Pembentukan Asal Vulkanik
Laporan Pembentukan Asal VulkanikLaporan Pembentukan Asal Vulkanik
Laporan Pembentukan Asal Vulkanik'Oke Aflatun'
 
4. SUHU UDARA, TEKANAN UDARA, DAN ANGIN.pptx
4. SUHU UDARA, TEKANAN UDARA, DAN ANGIN.pptx4. SUHU UDARA, TEKANAN UDARA, DAN ANGIN.pptx
4. SUHU UDARA, TEKANAN UDARA, DAN ANGIN.pptxssuserdf29f0
 
Buku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahan
Buku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahanBuku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahan
Buku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahanDanur Qahari
 
Laporan praktikum agroklimatologi angin
Laporan praktikum agroklimatologi anginLaporan praktikum agroklimatologi angin
Laporan praktikum agroklimatologi anginFerli Dian SAputra
 
1. RUANG LINGKUP AGROKLIMATOLOGI.ppt
1. RUANG LINGKUP AGROKLIMATOLOGI.ppt1. RUANG LINGKUP AGROKLIMATOLOGI.ppt
1. RUANG LINGKUP AGROKLIMATOLOGI.pptboyrizajuanda
 
Laprak TI Smt 1: ArcGIS Analisis Kesesuaian Lahan
Laprak TI Smt 1: ArcGIS Analisis Kesesuaian LahanLaprak TI Smt 1: ArcGIS Analisis Kesesuaian Lahan
Laprak TI Smt 1: ArcGIS Analisis Kesesuaian LahanLaras Kun Rahmanti Putri
 
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanamanBab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanamanPurwandaru Widyasunu
 
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatAndi Azizah
 
Evapotranspirasi
EvapotranspirasiEvapotranspirasi
EvapotranspirasiRahma Rizky
 
Agroklimatologi Tekanan udara dan angin
Agroklimatologi Tekanan udara dan anginAgroklimatologi Tekanan udara dan angin
Agroklimatologi Tekanan udara dan anginJoel mabes
 
Geografi-Materi Tentang Suhu Udara
Geografi-Materi Tentang Suhu UdaraGeografi-Materi Tentang Suhu Udara
Geografi-Materi Tentang Suhu UdaraStefannnnny
 

What's hot (20)

Dasar klimatologi
Dasar klimatologiDasar klimatologi
Dasar klimatologi
 
suhu tanah
suhu tanahsuhu tanah
suhu tanah
 
Laporan kunjungan bmkg
Laporan kunjungan bmkgLaporan kunjungan bmkg
Laporan kunjungan bmkg
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasi
 
Materi Tentang Samudera, Arus Laut, Sirkulasi Laut & Salinitas
Materi Tentang Samudera, Arus Laut, Sirkulasi Laut & SalinitasMateri Tentang Samudera, Arus Laut, Sirkulasi Laut & Salinitas
Materi Tentang Samudera, Arus Laut, Sirkulasi Laut & Salinitas
 
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 pslBagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
Bagian 1 survei pemetaan dan evaluasi lahan d3 psl
 
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanDasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
 
Laporan Pembentukan Asal Vulkanik
Laporan Pembentukan Asal VulkanikLaporan Pembentukan Asal Vulkanik
Laporan Pembentukan Asal Vulkanik
 
4. SUHU UDARA, TEKANAN UDARA, DAN ANGIN.pptx
4. SUHU UDARA, TEKANAN UDARA, DAN ANGIN.pptx4. SUHU UDARA, TEKANAN UDARA, DAN ANGIN.pptx
4. SUHU UDARA, TEKANAN UDARA, DAN ANGIN.pptx
 
Buku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahan
Buku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahanBuku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahan
Buku ajar-klasifikasi-tanah-dan-kesesuaian-lahan
 
Laporan praktikum agroklimatologi angin
Laporan praktikum agroklimatologi anginLaporan praktikum agroklimatologi angin
Laporan praktikum agroklimatologi angin
 
1. RUANG LINGKUP AGROKLIMATOLOGI.ppt
1. RUANG LINGKUP AGROKLIMATOLOGI.ppt1. RUANG LINGKUP AGROKLIMATOLOGI.ppt
1. RUANG LINGKUP AGROKLIMATOLOGI.ppt
 
Laprak TI Smt 1: ArcGIS Analisis Kesesuaian Lahan
Laprak TI Smt 1: ArcGIS Analisis Kesesuaian LahanLaprak TI Smt 1: ArcGIS Analisis Kesesuaian Lahan
Laprak TI Smt 1: ArcGIS Analisis Kesesuaian Lahan
 
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanamanBab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
 
Siklus hidrologi
Siklus hidrologiSiklus hidrologi
Siklus hidrologi
 
Ppt sinar matahari (klh)
Ppt sinar matahari (klh)Ppt sinar matahari (klh)
Ppt sinar matahari (klh)
 
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
 
Evapotranspirasi
EvapotranspirasiEvapotranspirasi
Evapotranspirasi
 
Agroklimatologi Tekanan udara dan angin
Agroklimatologi Tekanan udara dan anginAgroklimatologi Tekanan udara dan angin
Agroklimatologi Tekanan udara dan angin
 
Geografi-Materi Tentang Suhu Udara
Geografi-Materi Tentang Suhu UdaraGeografi-Materi Tentang Suhu Udara
Geografi-Materi Tentang Suhu Udara
 

Viewers also liked

DIRECT TORQUE CONTROL OF THREE PHASE INDUCTION MOTOR USING FOUR SWITCH THREE ...
DIRECT TORQUE CONTROL OF THREE PHASE INDUCTION MOTOR USING FOUR SWITCH THREE ...DIRECT TORQUE CONTROL OF THREE PHASE INDUCTION MOTOR USING FOUR SWITCH THREE ...
DIRECT TORQUE CONTROL OF THREE PHASE INDUCTION MOTOR USING FOUR SWITCH THREE ...smadhumitha
 
Speed control of dc motor by fuzzy controller
Speed control of dc motor by fuzzy controllerSpeed control of dc motor by fuzzy controller
Speed control of dc motor by fuzzy controllerMurugappa Group
 
Multilevel Inverters for PV Applications
Multilevel Inverters for PV ApplicationsMultilevel Inverters for PV Applications
Multilevel Inverters for PV ApplicationsEhab Al hamayel
 
variable frequency drive (VFD) installation
variable frequency drive (VFD) installationvariable frequency drive (VFD) installation
variable frequency drive (VFD) installationSakshi Vashist
 
Radiasi surya dan pertumbuhan tanaman
Radiasi surya dan pertumbuhan tanamanRadiasi surya dan pertumbuhan tanaman
Radiasi surya dan pertumbuhan tanamanIndri Eljawiiy
 
Model simulasi antrian gtr
Model simulasi antrian gtrModel simulasi antrian gtr
Model simulasi antrian gtrGusti Rusmayadi
 
cascaded multilevel inverter project
cascaded multilevel inverter projectcascaded multilevel inverter project
cascaded multilevel inverter projectShiva Kumar
 
Performance Modules Solar Power Meter (Solar-100)
Performance Modules Solar Power Meter (Solar-100)Performance Modules Solar Power Meter (Solar-100)
Performance Modules Solar Power Meter (Solar-100)NYCCTfab
 
Multilevel inverter
Multilevel  inverterMultilevel  inverter
Multilevel inverterSyed Lateef
 
Peran klimatologi dalam tip dan peternakan gtr
Peran klimatologi dalam tip dan peternakan gtrPeran klimatologi dalam tip dan peternakan gtr
Peran klimatologi dalam tip dan peternakan gtrGusti Rusmayadi
 
design of VFD for speed control in single phase induction motor
design of VFD for speed control in single phase induction motordesign of VFD for speed control in single phase induction motor
design of VFD for speed control in single phase induction motorNITHIN JOSEPH
 
karakteristik Over load relay
karakteristik Over load relaykarakteristik Over load relay
karakteristik Over load relayMelanda Kucing
 
Variable frequency drives for industrial applications
Variable frequency drives for industrial applicationsVariable frequency drives for industrial applications
Variable frequency drives for industrial applicationsNaila Syed
 
Pengaturan kecepatan dan posisi motor ac 3 phasa.
Pengaturan kecepatan dan posisi motor ac 3 phasa.Pengaturan kecepatan dan posisi motor ac 3 phasa.
Pengaturan kecepatan dan posisi motor ac 3 phasa.Benny Yusuf
 
speed control of three phase induction motor
speed control of three phase induction motorspeed control of three phase induction motor
speed control of three phase induction motorAshvani Shukla
 
Variable frequency drives
Variable frequency drivesVariable frequency drives
Variable frequency drivesNaveen Sihag
 

Viewers also liked (20)

DIRECT TORQUE CONTROL OF THREE PHASE INDUCTION MOTOR USING FOUR SWITCH THREE ...
DIRECT TORQUE CONTROL OF THREE PHASE INDUCTION MOTOR USING FOUR SWITCH THREE ...DIRECT TORQUE CONTROL OF THREE PHASE INDUCTION MOTOR USING FOUR SWITCH THREE ...
DIRECT TORQUE CONTROL OF THREE PHASE INDUCTION MOTOR USING FOUR SWITCH THREE ...
 
Speed control of dc motor by fuzzy controller
Speed control of dc motor by fuzzy controllerSpeed control of dc motor by fuzzy controller
Speed control of dc motor by fuzzy controller
 
Multilevel Inverters for PV Applications
Multilevel Inverters for PV ApplicationsMultilevel Inverters for PV Applications
Multilevel Inverters for PV Applications
 
variable frequency drive (VFD) installation
variable frequency drive (VFD) installationvariable frequency drive (VFD) installation
variable frequency drive (VFD) installation
 
Radiasi surya dan pertumbuhan tanaman
Radiasi surya dan pertumbuhan tanamanRadiasi surya dan pertumbuhan tanaman
Radiasi surya dan pertumbuhan tanaman
 
Model simulasi antrian gtr
Model simulasi antrian gtrModel simulasi antrian gtr
Model simulasi antrian gtr
 
cascaded multilevel inverter project
cascaded multilevel inverter projectcascaded multilevel inverter project
cascaded multilevel inverter project
 
Performance Modules Solar Power Meter (Solar-100)
Performance Modules Solar Power Meter (Solar-100)Performance Modules Solar Power Meter (Solar-100)
Performance Modules Solar Power Meter (Solar-100)
 
Radiasi surya
Radiasi suryaRadiasi surya
Radiasi surya
 
Multilevel inverter
Multilevel  inverterMultilevel  inverter
Multilevel inverter
 
3 radiasi matahari gtr
3 radiasi matahari gtr3 radiasi matahari gtr
3 radiasi matahari gtr
 
Peran klimatologi dalam tip dan peternakan gtr
Peran klimatologi dalam tip dan peternakan gtrPeran klimatologi dalam tip dan peternakan gtr
Peran klimatologi dalam tip dan peternakan gtr
 
20020501
2002050120020501
20020501
 
design of VFD for speed control in single phase induction motor
design of VFD for speed control in single phase induction motordesign of VFD for speed control in single phase induction motor
design of VFD for speed control in single phase induction motor
 
karakteristik Over load relay
karakteristik Over load relaykarakteristik Over load relay
karakteristik Over load relay
 
Variable frequency drives for industrial applications
Variable frequency drives for industrial applicationsVariable frequency drives for industrial applications
Variable frequency drives for industrial applications
 
Pengaturan kecepatan dan posisi motor ac 3 phasa.
Pengaturan kecepatan dan posisi motor ac 3 phasa.Pengaturan kecepatan dan posisi motor ac 3 phasa.
Pengaturan kecepatan dan posisi motor ac 3 phasa.
 
M.E. Project PPT
M.E. Project PPTM.E. Project PPT
M.E. Project PPT
 
speed control of three phase induction motor
speed control of three phase induction motorspeed control of three phase induction motor
speed control of three phase induction motor
 
Variable frequency drives
Variable frequency drivesVariable frequency drives
Variable frequency drives
 

Similar to Radiasi surya

6 Hubungan Cahaya Tanaman
6 Hubungan Cahaya Tanaman6 Hubungan Cahaya Tanaman
6 Hubungan Cahaya Tanamangueste104141
 
6 Hubungan Cahaya Tanaman
6 Hubungan Cahaya Tanaman6 Hubungan Cahaya Tanaman
6 Hubungan Cahaya Tanamangueste104141
 
6 Hubungan Cahaya Tanaman
6 Hubungan Cahaya Tanaman6 Hubungan Cahaya Tanaman
6 Hubungan Cahaya Tanamangueste104141
 
powerpoint,persentase,blog
powerpoint,persentase,blogpowerpoint,persentase,blog
powerpoint,persentase,blogsamsicbi
 
powerpoint,persentase,blog
powerpoint,persentase,blogpowerpoint,persentase,blog
powerpoint,persentase,blogguestaec05c4
 
powerpoint,persentase,blog
powerpoint,persentase,blogpowerpoint,persentase,blog
powerpoint,persentase,blogguestaec05c4
 
6 Hubungan Cahaya Tanaman
6 Hubungan Cahaya Tanaman6 Hubungan Cahaya Tanaman
6 Hubungan Cahaya Tanamanguestaec05c4
 
Laporan Klimatologi Acara 2 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Klimatologi Acara 2 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Klimatologi Acara 2 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Klimatologi Acara 2 Shinta Rebecca NaibahoShinta R Naibaho
 
produktivitas tanaman tropis terkait dengan cahaya
produktivitas tanaman tropis terkait dengan cahayaproduktivitas tanaman tropis terkait dengan cahaya
produktivitas tanaman tropis terkait dengan cahayaPuan Habibah
 
Efek rumah kaca_terhadap_iklim_mikro
Efek rumah kaca_terhadap_iklim_mikroEfek rumah kaca_terhadap_iklim_mikro
Efek rumah kaca_terhadap_iklim_mikroRendy Rinaldi
 
5.rangkuman meteorologi
5.rangkuman meteorologi5.rangkuman meteorologi
5.rangkuman meteorologiAnang Gobel
 
Atmosfer Kelas X Semester 2
Atmosfer Kelas X Semester 2Atmosfer Kelas X Semester 2
Atmosfer Kelas X Semester 2fadillahsalsa
 
bahan kuliah metklim bahasan Atmosfer
bahan kuliah metklim bahasan Atmosferbahan kuliah metklim bahasan Atmosfer
bahan kuliah metklim bahasan Atmosfersabah16
 
pengaruh cahaya terhadap tumbuhan
pengaruh cahaya terhadap tumbuhanpengaruh cahaya terhadap tumbuhan
pengaruh cahaya terhadap tumbuhanlalurangga
 

Similar to Radiasi surya (20)

6 Hubungan Cahaya Tanaman
6 Hubungan Cahaya Tanaman6 Hubungan Cahaya Tanaman
6 Hubungan Cahaya Tanaman
 
6 Hubungan Cahaya Tanaman
6 Hubungan Cahaya Tanaman6 Hubungan Cahaya Tanaman
6 Hubungan Cahaya Tanaman
 
6 Hubungan Cahaya Tanaman
6 Hubungan Cahaya Tanaman6 Hubungan Cahaya Tanaman
6 Hubungan Cahaya Tanaman
 
powerpoint,persentase,blog
powerpoint,persentase,blogpowerpoint,persentase,blog
powerpoint,persentase,blog
 
powerpoint,persentase,blog
powerpoint,persentase,blogpowerpoint,persentase,blog
powerpoint,persentase,blog
 
powerpoint,persentase,blog
powerpoint,persentase,blogpowerpoint,persentase,blog
powerpoint,persentase,blog
 
6 Hubungan Cahaya Tanaman
6 Hubungan Cahaya Tanaman6 Hubungan Cahaya Tanaman
6 Hubungan Cahaya Tanaman
 
Laporan Klimatologi Acara 2 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Klimatologi Acara 2 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Klimatologi Acara 2 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Klimatologi Acara 2 Shinta Rebecca Naibaho
 
produktivitas tanaman tropis terkait dengan cahaya
produktivitas tanaman tropis terkait dengan cahayaproduktivitas tanaman tropis terkait dengan cahaya
produktivitas tanaman tropis terkait dengan cahaya
 
Radiasi matahari
Radiasi matahariRadiasi matahari
Radiasi matahari
 
Efek rumah kaca_terhadap_iklim_mikro
Efek rumah kaca_terhadap_iklim_mikroEfek rumah kaca_terhadap_iklim_mikro
Efek rumah kaca_terhadap_iklim_mikro
 
5.rangkuman meteorologi
5.rangkuman meteorologi5.rangkuman meteorologi
5.rangkuman meteorologi
 
Slide 3 kapita hortikultura
Slide 3 kapita hortikulturaSlide 3 kapita hortikultura
Slide 3 kapita hortikultura
 
Atmosfer Kelas X Semester 2
Atmosfer Kelas X Semester 2Atmosfer Kelas X Semester 2
Atmosfer Kelas X Semester 2
 
Agroklimatologi
AgroklimatologiAgroklimatologi
Agroklimatologi
 
bahan kuliah metklim bahasan Atmosfer
bahan kuliah metklim bahasan Atmosferbahan kuliah metklim bahasan Atmosfer
bahan kuliah metklim bahasan Atmosfer
 
radiasi balance
radiasi balanceradiasi balance
radiasi balance
 
Geografi
GeografiGeografi
Geografi
 
pengaruh cahaya terhadap tumbuhan
pengaruh cahaya terhadap tumbuhanpengaruh cahaya terhadap tumbuhan
pengaruh cahaya terhadap tumbuhan
 
Atmosfer
AtmosferAtmosfer
Atmosfer
 

Radiasi surya

  • 2. Pancaran Radiasi Surya     Radiasi surya (surya = matahari) sumber energi utama untuk proses-proses fisika atmosfer yang menentukan keadaan cuaca dan iklim di atmosfer bumi. Permukaan matahari bersuhu 6000 K, dengan jarak dari bumi 150 juta Km Radiasi yang sampai di puncak atmosfer 1360 Wm2, yang sampai ke permukaan bumi setengah dari yang diterima di puncak atmosfer. Rata-rata 30% radiasi yang sampai dipermukaan bumi dipantulkan kembali ke angkasa luar.
  • 3. Karakteristik Radiasi Surya dan Bumi  Setiap benda di alam yang bersuhu 0 K (-273 o C) memancarkan radiasi berbanding lurus dengan pangkat empat suhu permukaannya (Hukum Stefan – Boltzman) F = ε σ T4 F = Pancaran RAdiasi (Wm2) ε = emisivitas permukaan, bernilai satu untuk benda hitam (black body radiation), sedangkan untuk benda-benda alam berkisar 0.9-1.0) σ = tetapan Stefan – Boltzman (5.67 10-8 Wm2) T = Suhu permukaan (K)
  • 5. Kenaikan suhu rata-rata bumi selama 157 tahun terakhir
  • 6. Radiasi Gelombang pendek dan panjang      Panjang gelombang semakin pendek bila suhu permukaan yang memancarkan radiasi tersebut lebih tinggi Matahari (suhu 6000 K) mempunyai kisaran panjang gelombang antara 0.3 – 4.0 μ m Bumi suhu 300 K (27oC) memancarkan radiasi dengan panjang gelombang 4 – 120 μ m, Karena panjang gelombang radiasi surya relatif pendek dibandingkan benda-benda alam lainnya maka disebut radiasi gelombang pendek. Radiasi bumu/benda-benda yang ada dibumi disebut radiasi gelombang panjang.
  • 7.
  • 8. Penerimaan Radiasi Surya di Permukaan Bumi  Bervariasi menurut tenpat dan Waktu  Skala makro menurut tempat ditentukan oleh letak lintang dan keadaan atmosfer terutama awan  Skala mikro arah lereng menentukan jumlah radiasi surya yang diteima
  • 9. Faktor yang mempengaruhi penerimaan radiasi surya secara makro  Jarak antara matahari dan Bumi  Panjang hari dan sudut datang  Pengaruh atmosfer bumi
  • 10. Neraca Energi pada Permukaan Bumi  Neraca energi pada permukaan bumi Qn = Qs + Ql – Qs – Ql Qn = Radiasi Netto (Wm2) Qs dan Qs = radiasi surya yang datang dan keluar ( Wm2) Ql dan Ql = radiasi gelombang panjang yang datang dan keluar (Wm2)  Radiasi surya (Qs) bernilai 0 pada malam hari, radiasi netto (Qn) bernilai negatif.  Siang hari Qs jauh lebih besar sehingga Qn positif.  Qn yang positif akan digunakan untuk memanaskan udara (H), penguapan (λE), pemanasan tanah/lautan (G) dan kurang dari 5 % untuk fotosintesis (berlakiu bila tidak ada adveksi panas/pemindahan panas secara horisontal)
  • 11. Konsentrasi beberapa gas rumah kaca selama 2000 tahun terakhir
  • 12. Komponen radiative forcing dari manusia dan alam (radiasi matahari).
  • 13.     Perbandingan antara radiasi gelombang pendek (surya) yang dipantulkan dengan yang datang disebut albedo permukaan Di Atmosfer, uap air dan CO2 adalah penyerap radiasi gelombang panjang utama. Energi radiasi yang diserap oleh kedua gas tersebut dipancarkan kembali ke permukaan bumi diiringi dengan peningkatan suhu udara (efek rumah kaca = green house effect). Seperti rumah kaca, radiasi surya mampu menembus atap kaca karena energinya besar, sedangkan radiasi gelombang panjang dari dalam rumah kaca tidak mampu menembus atap kaca sehingga terjadi penimbunan energi yang berlebihan dalam rumah kaca tersebut yang meningkatkan suhu udara. Gas Rumah Kaca (GRK) = uap air, CO2 dan methane) dapat menyebabkan pemanasan global
  • 14. Model iklim dengan dan tanpa memasukkan faktor manusia
  • 15. Pengukur Radiasi Matahari  Sunshine Pyranometer - SPN1 •Global (Total) and Diffuse irradiance in W.m-2 •WMO sunshine threshold: 120 W.m-2 direct beam •No moving parts, shade rings or motorised tracking The new Sunshine Pyranometer is a patented, meteorological class instrument for measuring global and diffuse radiation and sunshine duration
  • 16.
  • 17. Cahaya  Faktor esensial pertumbuhan dan perkembangan tanaman  Cahaya memegang peranan penting dalam proses fisiologis tanaman, terutama fotosintesis, respirasi, dan transpirasi  Fotosintesis : sebagai sumber energi bagi reaksi cahaya, fotolisis air menghasilkan daya asimilasi (ATP dan NADPH2)
  • 18.  Cahaya matahari ditangkap daun sebagai foton  Tidak semua radiasi matahari mampu diserap tanaman, cahaya tampak, dg panjang gelombang 400 s/d 700 nm  Faktor yang mempengaruhi jumlah radiasi yang sampai ke bumi: sudut datang, panjang hari, komposis atmosfer  Cahaya yang diserap daun 1-5% untuk fotosintesis, 75-85% untuk memanaskan daun dan transpirasi
  • 19.  Peranan cahaya dalam respirasi, fotorespirasi, menaikkan suhu  Peranan cahaya dalam transpirasi, transpirasi stomater, mekanisme bukaan stomata  Kebutuhan intensitas cahaya berbeda untuk setiap jenis tanaman, dikenal tiga tipe tanaman C3, C4, CAM  C3 memiliki titik kompensasi cahaya rendah, dibatasi oleh tingginya fotorespirasi
  • 20.  C4 memiliki titik kompensasi cahaya tinggi, sampai cahaya terik, tidak dibatasi oleh fotorespirasi  Besaran yang menggambarkan banyak sedikitnya radiasi matahari yang mampu diserap tanaman:ild  ILD kritik dan ILD optimum, ILD kritik menyebabkan pertumbuhan tanaman 90% maksimum. ILD optimum menyebabkan pertumbuhan tanaman (CGR) maksimum
  • 21.     ILD optimum setiap jenis tanaman berbeda tergantung morfologi daun Faktor eksternal juga mempengaruhi nilai ild optimum, misalnya jarak tanam (kerapatan tanaman) maupun sistem tanam Faktor eksternal mempengaruhi radiasi yang diserap dan nilai ILD optimum, melalui efek penaungan (mutual shading) Penaungan: distribusi cahaya dalam tajuk tidak merata, ada daun yang bersifat parasit terhadap fotosintat yang dihasilkan daun yang lain, NAR rendah, CGR rendah, telah tercapai titik kompensasi cahaya, ILD telah melampaui nilai optimumnya
  • 22.  Kaitannya dengan ILD optimum setiap jenis tanaman perlu dilakukan kajian mengenai jarak tanam yang menyebabkan tercapainya ILD optimum tersebut. Pengaturan jarah tanam ditentukan oleh tingkat kesuburan lahan maupun habitus tanaman (morfologi tanaman)  Penentuan kerapatan tanaman dipengaruhi juga oleh hasil ekonomis yang akan diambil dari pertanaman.
  • 23.   Hasil ekonomis tanaman berupa biji (produk reproduktif yang lain). Kalo dibuat grafik hub antara kerapatan dengan hasil, kurve berbentuk parabolik, ada nilai LAI optimum. Peningkatan kerapatan tanaman setelah LAI optimum, menimbulkan penurunan hasil. Hasil fotosintesis digunakan lebih banyak untuk keperluan vegetatif Hasil ekonomis tanaman berupa bagian vegetatif tanaman, grafik hub antara kerapatan dengan hasil berbentuk asimtotik. Jarak tanam dibuat serapat mungkin supaya penyerapan radiasi maksimum cepat tercapai, dapat dikatakan tidak ada LAI optimum
  • 24. Faktor yang Menentukan Besarnya Radiasi Matahari ke Bumi  Sudut datang matahari (dari suatu titik tertentu di bumi)  Panjang hari  Keadaan atmosfer (kandungan debu dan uap air)
  • 25.  Panjang hari sering menjadi faktor pembatas pertumbuhan di daerah subtropik  Keberadaan radiasi, sering terbatas di sub-tropik pada musim tertentu, sehingga kekurangan radiasi matahari merupakan kendala utama pertanian di sub-tropik  Panjang hari di daerah tropik tidak terlalu menimbulkan masalah (bukan faktor pembatas), relatif konstan, 12 jam/hari  Yang sering menjadi faktor pembatas adalah masalah kelebihan radiasi (intensitas matahari)
  • 26. Naungan  Merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi intensitas cahaya yang terlalu tinggi.  Pemberian naungan dilakukan pada budidaya tanaman yang umumnya termasuk kelompok C3 maupun dalam fase pembibitan  Pada fase bibit, semua jenis tanaman tidak tahan IC penuh, butuh 30-40%, diatasi dengan naungan
  • 27.  Pada tanaman kelompok C3, naungan tidak hanya diperlukan pada fase bibit saja, tetapi sepanjang siklus hidup tanaman  Meskipun dengan semakin dewasa umur tanaman, intensitas naungan semakin dikurangi  Naungan selain diperlukan untuk mengurangi intensitas cahaya yang sampai ke tanaman pokok, juga dimanfaatkan sebagai salah satu metode pengendalian gulma
  • 28.  Di bawah penaung, bersih dari gulma terutama rumputan  Semakin jauh dari penaung, gulma mulai tumbuh semakin cepat  Titik kompensasi gulma rumputan dapat ditentukan sama dengan IC pada batas mulai ada pertumbuhan gulma  Tumbuhan tumbuh ditempat dg IC lebih tinggi dari titik kompensasi (sebelum tercapai titik jenuh), hasil fotosintesis cukup untuk respirasi dan sisanya untuk pertumbuhan
  • 29. Dampak pemberian naungan terhadap iklim mikro  Mengurangi IC di sekitar sebesar 30-40%  Mengurangi aliran udara disekitar tajuk  Kelembaban udara disekitar tajuk lebih stabil (60-70%)  Mengurangi laju evapotranspirasi  Terjadi keseimbangan antara ketersediaan air dengan tingkat transpirasi tanaman
  • 30. Hasil penelitian pada tembakau Dampak pemberian naungan pada pertanaman tembakau :  Laju transpirasi tanaman tembakau menurun sebesar 45,6%  Evapotranspirasi tanah menurun sebesar 60%  Kadar air daun meningkat  Total luas daun tembakau meningkat 40%
  • 31. Tanaman muda    Memerlukan intensitas cahaya relatif rendah IC terlalu rendah aktifitas fotosintesis menurun, suplai KH dan auxin untuk pertumbuhan akar menurun, bibit yang kekurangan IC memiliki perakaran yang tidak berkembang IC terlalu tinggi : fotooksidasi meningkat, suhu tinggi, kelembaban rendah, kematian daun (daun terbakar)
  • 32.  Penelitian pada penyetekan kakao: stek kakao mampu berakar dengan baik kalau mendapatkan intensitas cahaya 20% lebih rendah dari IC penuh (stek kakao diberi naungan dengan intensitas sedang)  Penelitian pada pembibitan karet: bibit karet mampu berakar dengan baik kalau mendapatkan IC 50%  Penelitian pada penyetekan vanili: bibit vanili mampu berakar dengan baik kalau mendapatkan IC 30%-50%
  • 33.  Naungan dapat menghindari fluktuasi temperatur yang tinggi dan kadar air tanah  Naungan dapat digunakan sebagai saranan konservasi tanah, karena meningkatkan jumlah pori penyedia air tanah (melalui pengaturan temperatur dan evaporasi)  Besar kecilnya fotosintesis tergantung pada temperatur, suplai air, unsur-unsur hara, sifat morfologis tanaman. Puncak fotosintesis terkait dengan besarnya sinar dan temperatur
  • 34. Kekurangan Air Diatasi dg naungan  Naungan mengurangi volume kecepatan aliran permukaan dan meningkatkan air tersedia bagi tanaman
  • 35. Pengaruh lingkungan (Tekanan)  Pengaruh merusak yang dipaksakan, dikendalikan oleh lingkungan  Respon adaptasi, dikendalikan oleh tanaman
  • 36.  Kerusakan: kematian sebagian organ maupun keseluruhan tanaman, penurunan pertumbuhan karena kelainan fisiologis  Kerusakan: resistensi tanaman terhadap tekanan lingkungan berkurang  Respon beradaptasi, merupakan pengendali yang halus terhadap resistensi  Resistensi bisa elastis (terbalikkan) maupun plastis (tidak terbalikkan)
  • 37.  Resistensi elastis, efek mekanisme fisiologis (lebih besifat fisiologis)  Resistensi plastis, efek adaptasi morfologis  Tekanan cahaya bisa menimbulkan respon fisiologis (dalam aktivitas fotosintesis) maupun respon morfologis (berubahnya ukuran daun dll)  Kedua respon tsb memerlukan fleksibilitas fenotipe
  • 38. Respon Morfologi     Makromorfologi: tinggi tanaman, diameter tanaman, sudut percabangan, jumlah daun, luas daun dll Mikromorfologi: kandungan klorofil daun, ketebalan daun dll Tinggi tanaman lebih cepat naik di tempat teduh, diameter tanaman lebih cepat naik di tempat tanpa naungan, sudut percabangan lebih besar ditempat ternaungi, luas daun lebih besar di tempat ternaungi, begitu juga dengan jumlah daun Kandungan klorofil lebih tinggi di tempat terang, ketebalan daun lebih tinggi di tempat terang