Dokumen ini membahas tentang identifikasi dan asesmen kesulitan belajar matematika khususnya berhitung pada peserta didik SD inklusif. Ia menjelaskan pengertian identifikasi dan asesmen, tujuan asesmen, langkah-langkah menyusun asesmen, karakteristik diskalkulia, dan contoh soal asesmen berhitung/matematika. Dokumen berisi panduan bagi guru untuk mengidentifikasi dan menilai kesulitan siswa d
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta SusantiSchool
A Latar Belakang
Banyak orang menyatakan bahwa perkembangan dan pertumbuhan itu sama, akan tetapi pada dasarnya keduanya berbeda. Meskipun memiliki hubungan yang saling terkait, keduanya dapat dipisahkan dan tidak dapat berdiri dengan sendirinya. Dalam ilmu psikologi yang menjadi objek di dalamnya adalah perkembangan manusia sebagai pribadi (sebagai perilakunya). Pada hakikatnya perkembangan adalah suatu perubahan psikologis atau mental yang dialami oleh suatu individu dalam proses menuju kedewasaan. Selain itu faktor lingkunganpun sangatlah berpengaruh terhadap perilaku perkembangan atau perilaku seorang anak karena dengan itulah baik buruknya seseorang dapat ditentukan oleh bawaan atau lingkungan tersebut.
PPT ini berisi pengantar untuk mengenal tentang siapa anak usia dini, batasan anak dalam UU Perlindungan Anak, masa penting dalam rentangan usia dini, satuan lembaga PAUD, pentingnya PAUD, tujuan PAUD, dan prinsip PAUD
Laporan Perkembangan Perilaku Anak Usia 4-6 Tahun - Dewinta SusantiSchool
A Latar Belakang
Banyak orang menyatakan bahwa perkembangan dan pertumbuhan itu sama, akan tetapi pada dasarnya keduanya berbeda. Meskipun memiliki hubungan yang saling terkait, keduanya dapat dipisahkan dan tidak dapat berdiri dengan sendirinya. Dalam ilmu psikologi yang menjadi objek di dalamnya adalah perkembangan manusia sebagai pribadi (sebagai perilakunya). Pada hakikatnya perkembangan adalah suatu perubahan psikologis atau mental yang dialami oleh suatu individu dalam proses menuju kedewasaan. Selain itu faktor lingkunganpun sangatlah berpengaruh terhadap perilaku perkembangan atau perilaku seorang anak karena dengan itulah baik buruknya seseorang dapat ditentukan oleh bawaan atau lingkungan tersebut.
PPT ini berisi pengantar untuk mengenal tentang siapa anak usia dini, batasan anak dalam UU Perlindungan Anak, masa penting dalam rentangan usia dini, satuan lembaga PAUD, pentingnya PAUD, tujuan PAUD, dan prinsip PAUD
PPT ini mencakup pembahasan tentang arti kognisi, aspek kognisi, pentingnya pengembangan kognitif, faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif, klasifikasi pengembangan kognitif, dan teori pengembangan kognitif Piaget & Vygotsky
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Rima Trianingsih
I. Perkembangan Moral Menurut Jean Piaget
Perkembangan moral dapat pula dipahami melalui pendekatan kognitif. Piaget (dalam Slavin, 2006:51) bahkan mempercayai bahwa struktur kognitif dan kemampuan kognitif anak adalah dasar dari pengembangan moralnya. Kemampuan kognitif itulah yang kemudian akan membantu anak untuk mengembangkan penalaran yang berkaitan dengan masalah sosial. Untuk mempelajari penalaran moral anak-anak, Piaget menghabiskan waktu yang panjang untuk mengamati anak-anak yang sedang bermain kelereng dan menanyakan kepada mereka tentang aturan permainan yang digunakan. Dalam permainan kelereng tersebut Piaget menemukan beberapa hal yaitu anak di bawah usia 6 tahun pada kenyataannya belum mengenal aturan permainan, sedangkan anak mulai usia 6 tahun sudah mengenal adanya aturan dalam permainan, meskipun mereka belum menerapkannya dengan baik dalam permainan. Anak usia 10-12 tahun , anak-anak sudah mampu mengikuti aturan permainan yang berlaku dan mereka sadar bahwa aturan tersebut dibuat untuk menghindari pertikaian antar pemain.
Piaget kemudian membagi tahap perkembangan moral anak menjadi dua tahapan, yaitu tahap heteronomous dan tahap autonomous.
II. Perkembangan Moral Menurut Lawrence Kohlberg
Mengembangkan teori dari Piaget, Lawrence Kohlberg membagi perkembangan moral menjadi tiga tingkatan, yaitu tingkat prekonvensional, tingkat konvensional, dan tingkat postkonvensional (Slavin, 2006:54). Menurut pandangan Kohlberg dari tiga tingkatan tersebut, anak harus melewati enam tahap dalam dirinya. Setiap tahap memberikan jalan untuk menuju ke tahap selanjutnya ketika anak mampu menemukan ‘aturan’ pada tahap itu, kemudian anak harus meninggalkan penalaran moral dari tahap awal menuju ke tahap berikutnya. Dengan cara tersebut, penalaran moral anak berkembang melalui tiga tingkat yang berbeda meskipun tidak semua anak mampu menguasainya (Manning, 1977:108).
Tahapan-tahapan perkembangan moral yang dikemukakan Kohlberg jauh lebih kompleks dibanding dengan tahapan-tahapan perkembangan moral dalam teori Piaget.
menjelaskan tentang perkembangan anak usia 3-5 tahun (balita) dari berbagai aspek, penjelasan lebih lanjut dapat menghubungi e-mail saya di indah_ulis@yahoo.com
PPT ini mencakup pembahasan tentang arti kognisi, aspek kognisi, pentingnya pengembangan kognitif, faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif, klasifikasi pengembangan kognitif, dan teori pengembangan kognitif Piaget & Vygotsky
Teori teori perkembangan moral (piaget & kohlberg)Rima Trianingsih
I. Perkembangan Moral Menurut Jean Piaget
Perkembangan moral dapat pula dipahami melalui pendekatan kognitif. Piaget (dalam Slavin, 2006:51) bahkan mempercayai bahwa struktur kognitif dan kemampuan kognitif anak adalah dasar dari pengembangan moralnya. Kemampuan kognitif itulah yang kemudian akan membantu anak untuk mengembangkan penalaran yang berkaitan dengan masalah sosial. Untuk mempelajari penalaran moral anak-anak, Piaget menghabiskan waktu yang panjang untuk mengamati anak-anak yang sedang bermain kelereng dan menanyakan kepada mereka tentang aturan permainan yang digunakan. Dalam permainan kelereng tersebut Piaget menemukan beberapa hal yaitu anak di bawah usia 6 tahun pada kenyataannya belum mengenal aturan permainan, sedangkan anak mulai usia 6 tahun sudah mengenal adanya aturan dalam permainan, meskipun mereka belum menerapkannya dengan baik dalam permainan. Anak usia 10-12 tahun , anak-anak sudah mampu mengikuti aturan permainan yang berlaku dan mereka sadar bahwa aturan tersebut dibuat untuk menghindari pertikaian antar pemain.
Piaget kemudian membagi tahap perkembangan moral anak menjadi dua tahapan, yaitu tahap heteronomous dan tahap autonomous.
II. Perkembangan Moral Menurut Lawrence Kohlberg
Mengembangkan teori dari Piaget, Lawrence Kohlberg membagi perkembangan moral menjadi tiga tingkatan, yaitu tingkat prekonvensional, tingkat konvensional, dan tingkat postkonvensional (Slavin, 2006:54). Menurut pandangan Kohlberg dari tiga tingkatan tersebut, anak harus melewati enam tahap dalam dirinya. Setiap tahap memberikan jalan untuk menuju ke tahap selanjutnya ketika anak mampu menemukan ‘aturan’ pada tahap itu, kemudian anak harus meninggalkan penalaran moral dari tahap awal menuju ke tahap berikutnya. Dengan cara tersebut, penalaran moral anak berkembang melalui tiga tingkat yang berbeda meskipun tidak semua anak mampu menguasainya (Manning, 1977:108).
Tahapan-tahapan perkembangan moral yang dikemukakan Kohlberg jauh lebih kompleks dibanding dengan tahapan-tahapan perkembangan moral dalam teori Piaget.
menjelaskan tentang perkembangan anak usia 3-5 tahun (balita) dari berbagai aspek, penjelasan lebih lanjut dapat menghubungi e-mail saya di indah_ulis@yahoo.com
Adalah tes inteligensi yang dikembangkan oleh Robert Amthauer di Frankfurt/Main Jerman tahun 1953
Inteligensi dipandang sebagai suatu gestalt yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan secara bermakna (struktur)
Dipercaya bahwa struktur inteligensi tertentu menggambarkan pola kerja yang tertentu yang akan cocok dengan tuntutan pekerjaan/profesi tertentu pula.
Dikonstruksi untuk usia 14 tahun sampai 60 tahun setelah melalui ujicoba terhadap + 4000 orang
Matematika Untuk SD Dan MI Kelas 2 | Dian Permana, Bambang Irianto | Edisi 2009 | Buku Sekolah Elektronik | Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
1. IDENTIFIKASI & ASESMEN
Oleh:
Dr. Achyar, M.Pd
DIKLAT ONLINE PENANGANAN KESULITAN
BEELAJAR BERHITUNG BAGI PESERTA DIDIK SD
INKLUSIF
2. PENGERTIAN IDENTIFIKASI
Identifikasi problema belajar
merupakan suatu proses menandai
suatu gejala atau ciri-ciri yang ada
pada seseorang mengenai sesuatu
yang berkaitan dengan timbulnya
problema belajar yang akan dijadikan
dasar untuk mengambil langkah
selanjutnya.
3. PENGERTIAN ASESMEN
Asesmen adalah proses yang
sistematis dalam mengumpulkan data
seseorang anak yang berfungsi untuk
melihat kemampuan dan kesulitan
yang dihadapi seseorang saat itu.
4. TUJUAN ASESMEN :
membuat keputusan mengenai siswa
memberi umpan balik kepada siswa,
umpan balik mengenai kemajuan yang
dicapai beserta kekuatan dan
kelemahannya
menilai efektifitas pengajaran
membuat kebijakan pendidikan
7. KARAKTERISTIK
DISKALKULIA
Gangguan Hubungan Keruangan
Konsep hubungan keruangan seperti atas-bawah,
puncak-dasar, jauh-dekat, tinggi-rendah, depan-
belakang, dan awal-akhir.
Abnormalitas Persepsi Visual
Anak berkesulitan belajar matematika sering mengalami
kesulitan untuk melihat berbagai obyek dalam
hubungannya dengan kelompok atau set.
8. KARAKTERISTIK
DISKALKULIA
Asosiasi Visual-Motor
Anak berkesulitan belajar matematika sering tidak
dapat menghitung benda-benda secara berurutan
sambil meyebutkan bilangannya “Satu, dua, tiga,
empat, lima.”
Perseverasi
Ada anak yang perhatiannya melekat pada suatu
obyek saja dalam jangka waktu yang relatif lama.
10. BAGAIMANA MENGIDENTIFIKASI ANAK
PENGINDAP DISKALKULIA?
1. Penderita tidak mengerti dan memahami angka-
angka, tidak mengetahui fungsi penjumlahan,
pengurangan, pembagian dan perkalian
2. Tidak bisa membaca nomor berurutan, misalnya
angka 57 akan dibaca 75.
3. Tidak memahami angka yang lebih besar atau
lebih kecil, misalnya 12 dan 16.
4. Bingung dengan angka yang mirip , misalnya 6 dan
9.
5. Tidak dapat membaca tabel.
11. BAGAIMANA MENGIDENTIFIKASI ANAK
PENGINDAP DISKALKULIA?
6. Tidak dapat menentukan kanan atau kiri.
7. Tidak dapat menentukan arah mata angin
walaupun sudah diberi kompas.
8. Mengalami kesulitan dalam membaca jam
terutama jam digital.
9. Kesulitan memahami konsep waktu dan arah.
10.Memberikan jawaban yang berubah-ubah
(inkonsisten) saat diberi pertanyaan penjumlahan,
pengurangan, perkalian atau pembagian
11. Kesulitan menentukan letak seperti lokasi sebuah
negara, kota, jalan dan sebagainya
12. ASESMEN BERHITUNG/MATEMATIKA
1. Menyebutkan atau menunjukkan lambang
bilangan
2 5 3 8 1
9 7 6 10 4
2. Menulis lambang bilangan
a) Tulislah lambang bilangan 1!
b) Tulislah lambang bilangan 5!
c) Tulislah lambang bilamgan 3
d) Tulislah lambang bilangan 2
13. ASESMEN BERHITUNG/MATEMATIKA
3. Mengurutkan
Isilah titik di bawah ini dengan
lambang bilangan yang tepat!
a) 1, …, 3, …, 5, …, 7, …, 9, ….
b) 1, …, 3, 4, …, 6,…, 8, …, 10
c) …, 4, …, …, 7, …
d) 10, …, 8, 7, 6, …, 4, …., 2, …
14. ASESMEN BERHITUNG/MATEMATIKA
4. Simbol Operasi Hitung (+, -, x, :, <, dan >)
Isilah titik-titik di bawah ini!
1) Tuliskan lambang perkalian! …
2) Tuliskan lambang lebih kecil! …
3) Tulislah lambang penjumlahan! …
4) Tulislah lambang lebih besar! …
5) Tulislah lambang pembagian! …
6) Tuliskan lambang pengurangan! …
16. ASESMEN BERHITUNG/MATEMATIKA
5. Nilai Tempat
Nilai tempat satuan, puluhan, ratusan, dan
ribuan
14 = ..........puluhan
..........satuan
24 = ...........puluhan
...........satuan
17. ASESMEN BERHITUNG/MATEMATIKA
5. Nilai Tempat
Nilai tempat satuan, puluhan, ratusan,
dan ribuan
125 = ......... ratusan
.......... puluhan
.......... satuan
905 =........... ratusan
........... puluhan
........... satuan
18. ASESMEN BERHITUNG/MATEMATIKA
6. Operasi hitung
Jumlahkan bilangan-bilangan di bawah
ini !
1 + 1 =............
3 + 2 =............
15 + 2 = …......
74 + 6 = …......
19. ASESMEN BERHITUNG/MATEMATIKA
6. Operasi hitung
Kurangilah bilangan-bilangan di bawah
ini !
4 – 5 =..........
23 – 12 =............
Kerjakan soal-soal perkalian di bawah
ini!
2 x 3 = …........
1 x 10 = …......
4 x 3 = ….......
20. PENAFSIRAN
Anak sudah mampu menyelesaikan soal
operasi hitung penjumlahan dengan hasil di
bawah 10, tapi anak masih kesulitan dalam
penjumlahan dengan teknik menyimpan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Anak masih belum paham dengan simbol <
dan >.
Jadi kebutuhan belajarnya adalah
membutuhkan materi dasar penjumlahan
dengan teknik menyimpan, pengurangan,
perkalian, dan pembagian, serta konsep
dasar simbol < dan >.
21. TUGAS KELOMPOK
Susunlah instrumen identifikasi dan
asesmen yang dapat mengukur
semua operasi hitung untuk siswa
SDLB
Hasil diskusi dituliskan pada plastik
transparan
Setiap kelompok mempresentasikan
hasil kerjanya untuk ditanggapi