Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara minat belajar matematika dan prestasi belajar matematika siswa SMA Negeri 4 Takengon. Hipotesis penelitian adalah terdapat hubungan positif antara minat belajar matematika dan prestasi belajar matematika. Metode penelitian menggunakan skala minat belajar dan nilai rata-rata matematika untuk mengukur variabel, serta analisis korelasi produk moment untuk menganalisis hubungan k
1. ABSTRAK
Fakultas Psikologi Universitas Medan Area
Hubungan Antara Minat Belajar Matematika dengan Prestasi Belajar Matematika Di SMA Negeri 4 Takengon
Oleh
Mangi Fristi Nova
Farida Hanum Siregar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara minat belajar Matematika dengan prestasi belajar Matematika pada siswa SMA Negeri 4 Takengon. Hipotesis yang di ajukan adalah adanya hubungan posistif antara minat belajar matematika dengan prestasi belajar matematika pada siswa. Semakin tinggi minat belajar siswa maka akan semakin tinggi prestasi belajar pada siswa. Dan sebaliknya semakin rendah minat belajar siswa maka semakin rendah prestasi belajar pada siswa. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 66 siswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala minat belajar yang di susun berdasarkan skala likert, sedangkan prestasi belajar dilihat dari nilai rata-rata mata pelajaran matematika. Minat belajar di susun berdasarkan aspek-aspek yaitu latihan kebiasaan, kebutuhan, kepuasan rangsang dari objek itu sendiri. Dalam upaya membuktikan hipotesis di atas, maka digunakan teknik analisis product moment. Teknik ini digunakan untuk menganalisis kedua variabel X – Y. Hasil penelitian ini diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa SMA Negeri 4 Takengon, maka hipotesis yang diajukan diterima. Hal ini ditunjukan dengan koefisien rxy= 0,766 dimana P=0,000 selain itu diperoleh juga sumbangan minat belajar Matematika dengan Prestasi Belajar Matematika sebesar 58,7%. Maka dapat dinyatakan bahwa masih terdapat 41,3% prestasi belajar disebabkan oleh faktor lain yang dalam penelitian ini tidak diteliti. Hubungan antara minat belajar Matematika dengan prestasi belajar Matematika pada siswa SMA Negeri 4 Takengon tergolong tinggi karena mean hipotetik (77,5) lebih kecil dari mean empirik (95,1970).
Kata kunci : Minat BelajarMatematika (X), Prestasi Belajar Matematika
2. PENDAHULUAN
Kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar. Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Menurut Hamalik (2008), siswa adalah suatu organisme yang hidup, didalam dirinya beraneka ragam kemungkinan dan potensi yang hidup yang sedang berkembang. Sistem pendidikan di Indonesia menurut Undang-undang No. 23 tahun 2003, adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya yaitu manusia yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan (UU Sisdiknas, 2003).
Pendidikan di setiap negara sangatlah penting dan sangat erat kaitannya dengan prestasi belajar siswa, di mana prestasi belajar yang di raih oleh setiap siswa sangat menentukan kualitas pendidikan di suatu negara. Masing-masing negara termasuk Indonesia memiliki standar atau aturan dalam mencapai tujuan pendidikan sekolah. Pendidikan di Indonesia selalu mengacu pada kurikulum yang telah ditetapkan. Dalam kurikulum ini diberlakukan standar nasional pendidikan yang berkenaan dengan standar isi, proses dan kompetensi kelulusan.
Salah satu pelajaran yang menjadi dasar kurikulum wajib pada setiap sekolah ialah mata pelajaran Matematika. Dalam sistem pendidikan di Indonesia, Matematika merupakan satu-satunya bidang studi yang dipelajari secara eksplisit mulai dari tingkat taman kanak- kanak hingga perguruan tinggi. Di tingkat taman kanak-kanak, para siswa sudah diperkenalkan dengan konsep perhitungan sederhana, khususnya pengenalan simbol angka dan nilai dari angka tersebut. Di tingkat SD, siswa dikenalkan dengan konsep operasi bilangan, aritmetika, aljabar, dan geometri sederhana, dan seterusnya. Semakin tinggi tingkat
3. pendidikan yang dijalani, siswa akan mendapatkan fakta bahwa Matematika merupakan ilmu yang sulit sehingga ketika menempuh pendidikan di tingkat SMA, banyak siswa yang mengalami kejenuhan dalam belajar Matematika. Banyak faktor yang menjadi pemicu kejenuhan ini, salah satu diantaranya adalah kurangnya pemahaman siswa tentang aplikasi ilmu Matematika yang mereka pelajari dalam persoalan sehari-hari. Akibatnya, minat siswa SMA untuk melanjutkan pendidikan tinggi di bidang Matematika relatif sedikit dibandingkan jurusan-jurusan lain di perguruan tinggi (http://f- adikusumo.staff.ugm.ac.id/math/index.php/2011/05/peran-matematika-dalam-pembangunan- bangsa/).
Masalah utama dalam dunia pendidikan kita adalah rendahnya penguasaan siswa terhadap materi pelajaran terutama pelajaran matematika. Kurang mampunya siswa dalam memahami materi pelajaran matematika ini terlihat dari rendahnya prestasi belajar matematika yang dicapai oleh siswa. Sebagaimana hasil observasi pada SMA Negeri 4 Takengon, yaitu secara umum prestasi belajar matematika siswa pada sekolah tersebut masih di bawah harapan.
Prestasi belajar sangat penting didalam pendidikan karena seseorang mampu mencapai perubahan didalam belajar. Setiap siswa yang sedang mengikuti proses pembelajaran di sekolah tentu mempunyai harapan bagi siswa untuk memiliki prestasi belajar yang baik. Siswa bisa mengetahui seberapa jauh hasil yang sudah dicapai dalam penguasaan tugas-tugas atau materi pelajaran yang diterima didalam waktu tertentu. Banyak siswa memiliki prestasi belajar yang tinggi dikarenakan siswa aktif dalam memecahkan masalah yang ada didalam kelas, serta sebagian siswa memiliki minat belajar tinggi sehingga mendapatkan prestasi belajar yang tinggi pula.
Prestasi belajar ialah proses belajar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil belajarnya sendiri didalam
4. pendidikan. Prestasi belajar sangat penting untuk diperhatikan karena dengan adanya prestasi siswa bisa melihat perubahan-perubahan yang telah dialami oleh siswa. Prestasi belajar sangat penting untuk dicapai karena orang yang berprestasi adalah orang yang mendapatkan keberhasilan atas usahanya. Prestasi seorang siswa diwujudkan dalam perolehan nilai hasil belajar yang baik atau kelulusan dengan nilai yang baik. Siswa yang berprestasi meyakini bahwa hasil yang diperoleh sesuai harapan dan keinginannya, dan siswa yang mendapatkan hasil sesuai harapan berarti memperoleh keberhasilan atau kesuksesan.
Secara garis besar, prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa (internal) dan faktor yang berasal dari luar siswa. (eksternal). Faktor internal, terdiri dari faktor jasmaniah dan faktor psikologis. Faktor jasmaniah meliputi, faktor kesehatan, cacat tubuh. Faktor psikologis meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan. Sedangkan faktor eksternal, terdiri dari faktor keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat. Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah. Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, bentuk kehidupan masyarakat. Apabila faktor internal dan eksternal tersebut dimaksimalkan fungsinya, maka prestasi belajar yang dicapai dapat tinggi.
Minat merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang, minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar. Karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak
5. sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya, ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Pentingnya minat dalam belajar juga ditegaskan oleh Dalyono (2005) yang menyatakan bahwa minat merpakan faktor yang utama dalam penentuan keberhasilan belajar siswa.
Minat juga berkaitan dengan perasaan seseorang tentang suka atau senang terhadap suatu objek atau aktivitas. Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (2006), minat atau keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat merupakan masalah yang penting dalam pendidikan, apa lagi dikaitkan dengan prestasi belajar. Minat yang ada pada diri seseorang akan memberikan gambaran dalam mencapai prestasi yang baik. Di dalam belajar banyak siswa yang kurang berminat dan yang berminat terhadap pelajaran termasuk didalamnya adalah pelajaran Matematika. Sebagian siswa tidak memiliki minat belajar matematika dan siswa mengalami kesulitan belajar. Seperti pendapat Abu Ahmad (2004) Tidak adanya minat seseorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar.
Demikian halnya pada siswa-siswi di SMA Negeri 4 Takengon yang diharapkan mampu mencapai prestasi belajar yang baik. Siswa di tuntut untuk memiliki kemampuan perubahan belajar ke arah yang lebih baik. Namun, pada kenyataannya tidak jarang siswa yang berada di SMA Negeri 4 Takengon memiliki prestasi belajar yang rendah terutama di mata pelajaran Matematika. Siswa yang memiliki prestasi belajar rendah tersebut disebabkan karena sebagian siswa tidak memiliki minat terhadap pelajaran Matematika yang diberikan oleh guru. Minat sebagai salah satu faktor internal mempunyai peranan dalam menunjang prestasi belajar siswa, siswa yang tidak berminat terhadap bahan pelajaran akan menunjukkan sikap yang kurang simpatik, malas dan tidak bergairah mengikuti proses belajar mengajar. Untuk merangsang perhatian siswa setiap guru dituntut harus mampu menciptakan suasana proses belajar mengajar sedemikian rupa sehingga mampu menarik perhatian siswa terhadap apa
6. yang diberikan. Suatu keadaan yang menarik perhatian siswa diharapkan dapat menimbulkan minat belajar siswa. Apabila anak didik menunjukkan minat belajar yang rendah adalah tugas pendidik disamping orang tua untuk meningkatkan minat tersebut, sebab jika pendidik mengabaikan minat belajar anak akan mengakibatkan tidak berhasilnya dalam proses belajar mengajar. Sejalan dengan uraian tersebut, Slameto (2003) mengemukakan bahwa salah satu faktor intern yang sangat besar pengaruhnya terhadap proses belajar siswa adalah minat siswa itu sendiri, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Sebaliknya bila bahan pelajaran itu sesuai dengan minat siswa maka akan lebih mudah mempelajarinya karena minat menambah frekuensi kegiatan belajar.
Berdasarkan observasi sebagian dari siswa ada yang mengaku senang dengan pelajaran matematika dan sebagian siswa mengaku tidak senang dengan pelajaran matematika. Tidak jarang siswa yang memandang matematika sebagai mata pelajaran yang sulit, bahkan ada siswa yang menganggap bahwa matematika adalah kegiatan pembelajaran yang membosankan. Hal ini menunjukkan bahwa minat belajar matematika siswa masih kurang. Perhatian siswa terhadap bahan pelajaran Matematika belum menunjukkan adanya minat yang positif. Hal ini menyebabkan prestasi belajar siswa belum dapat mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). KKM pada mata pelajaran Matematika di SMA Negeri 4 Takengon ini yaitu 70, sedangkan siswa-siswi yang mengikuti pelajaran Matematika rata-rata mendapatkan nilai 60-70. Hal ini dinyatakan bahwa siswa belum mencapai KKM.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar perlu untuk diteliti karena dengan mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh positif maka pihak-pihak yang terkait seperti siswa dan guru dapat meningkatkan faktor-faktor tersebut, sehingga prestasi belajar yang dicapai akan tinggi. Minat belajar siswa merupakan faktor yang dapat mempengaruhi prestasi
7. belajar. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Hubungan Antara Minat Belajar dengan Prestasi Belajar pada Siswa pada Mata Pelajaran Matematika di SMA Negeri 4 Takengon”. Dari latar belakang yang telah dikemukakan dapat diidentifikasikan beberapa masalah, sebagai berikut :
1. Hasil belajar Matematika siswa masih tergolong rendah
2. Minat belajar Matematika yang rendah Banyaknya faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, masalah pada penelitian ini dibatasi pada minat belajar siswa. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 155 siswa. Ada pun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendapat khasanah ilmu, khususnya dalam bidang psikologi pendidikan mengenai hubungan antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dan hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat sebagai refrensi untuk peneliti-peneliti selanjutnya. 2. Manfaat Praktis
Dengan dilakukannya penelitian ini, hasilnya di harapkan bermanfaat bagi lembaga pendidikan, orang tua dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam meningkatkan prestasi belajar siswa melalui pengembangan minat belajar siswa.
Menurut Slameto (2003) dalam bukunya Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya bahwa belajar ialah suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Sedangkan minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan
8. tersebut, semakin besar minat. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal yang lainnya, dapat pula di manisfestasikan melalui partisifasi dalam suatu aktivitas. Slameto (2010).
METODE
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tipe penelitian kuantitatif. Identifikasi variable penelitian digunakan untuk menguji hipotesa penelitian. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang digunakan yaitu :
1. Variabel Bebas : Minat Belajar Matematika
2. Variabel Terikat : Prestasi Belajar Matematika
Minat belajar Matematika merupakan kecenderungan seseorang yang berasal dari luar maupun dalam sanubari yang mendorongnya untuk merasa tertarik terhadap suatu hal sehingga mengarahkan perbuatannya kepada suatu hal tersebut dan menimbulkan perasaan senang. Variabel ini akan diukur dengan menggunakan skala minat belajar yang disusun peneliti berdasarkan aspek-aspek minat belajar menurut Ahmadi (2002) yaitu latihan kebiasaan, kebutuhan, dan kepuasan rangsang dari objek itu sendiri. Semakin tinggi skor yang diperoleh seseorang dalam skala minat belajar artinya semakin tinggi tingkat minat belajar yang dimiliki, yang menunjukkan semakin tinggi kemungkinan ataupun potensinya menampilkan perilaku tersebut. Sebaliknya semakin rendah skor yang diperoleh dalam skala minat belajar, maka semakin rendah tingkat minat belajar yang dimiliki, yang menunjukkan semakin rendah kemungkinan atau potensi siswa menampilkan perilaku tersebut.Prestasi belajar merupakan hasil kegiatan belajar yang dicapai oleh individu dalam memperoleh nilai berdasarkan atas pengukuran tertentu.
Prestasi belajar Matematika ini diungkap dengan menggunakan data sekunder yaitu diukur dengan menggunakan nilai rapot. Dalam skala ini dapat dilihat apabila siswa tidak pernah mengalami remedial dan nilai raport diatas KKM maka prestasi belajar siswa dapat dikatakan
9. baik. Sebaliknya apabila siswa mengalami remedial dan nilai raport dibawah KKM maka prestasi belajar siswa dapat dikatakan kurang baik.
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Teknik purposive samplingyaitu teknik dimana semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi subjek penelitian (Hadi, 2000).Menurut Arikunto (2002), apabila jumlah populasi kurang dari 100 maka untuk sampel penelitian, peneliti dapat mengambil seluruh jumlah populasi, tetapi apabila jumlah sampel lebih dari 100 maka peneliti dapat mengambil 10-15% atau 20-25%. Jumlah sampel yang diambil di dalam penelitian ini adalah 96 siswa. Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan sampel purposive, dimana setiap anggota populasi diberikan kesempatan yang sama untuk diikutsertakan atau dipilih kedalam sampel selama memenuhi karakteristik yang dibuat peneliti. Berdasarkan teknik pengambilan sampel yang akan digunakan yaitu teknik purposive maka karakteristik sampel yang akan digunakan adalah:
1. Siswa kelas 2 baik jurusan IPA atau IPS
2. Siswa yang mengikuti pelajaran Matematika dengan guru yang sama
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala minat belajar yang disusun menurut aspek-aspek yang dikemukakan oleh Ahmadi (2002). Yaitu latihan kebiasaan, kebutuhan, dan kepuasan rangsang dari objek itu sendiri. Model skala minat belajar ini selanjutnya dikembangkan dengan menggunakan model Likert yang terdiri dari 30butir pernyataan. Aitem – aitem dalam skala ini merupakan pernyataan dengan 4 pilihan jawaban, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Skala ini disajikan dalam bentuk pernyataan mendukung (favourable) dan tidak mendukung (unfavorable). Nilai yang diberikan bergerak dari 1 sampai 4. Bobot penilaian untuk
10. pernyataan favorable (mendukung), yaitu : SS = 4, S = 3, TS = 2, STS = 1, sedangkan untuk pernyataan unfavorable (tidak mendukung) adalah SS = 1, S = 2, TS = 3, STS = 4.
Metode dokumentasi merupakan metode yang sering digunakan dalam suatu penelitian. Dokumentasi disini dapat diartikan sebagai catatan-catatan atau keterangan tertulis, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya. (Arikunto, 2000). Demikian pula hanya yang dikemukakan oleh Singarimbun dan Efendi (1991) bahwa dokumentasi diartikan sebagai suatu metode yang digunakan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui data prestasi belajar siswa, dimana prestasi belajar ini dilihat dari nilai raport masing-masing siswa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Analisis Korelasi Product Moment. Hal ini dilakukan sesuai dengan judul penelitian dan identifikasi variabel-variabelnya, dimana Analisis Korelasi Poduct Moment digunakan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel bebas dengan satu variabel terikat.
Namun sebelum dianalisis dengan teknik Analisis Korelasi Product Moment, trelebih dahulu dilakukan uji asumsi terhadap variabel yang menjadi pusat perhatian, yaitu data variabel terikat prestasi belajar, yang meliputi uji normalitas sebaran, dan uji linearitas hubungan.
Uji normalitas sebaran dilakukan untuk membuktikan bahwa penyebaran dan penelitian yang menjadi pusat perhatian, menyebar berdasarkan prinsip kurve normal. Uji normalitas sebaran dianalisis dengan menggunakan uji One Kolmogorov - Smirnov. Berdistribusi sesuai dengan prinsip kurva normal sebagai kriterianya apabila p > 0,050 maka sebarannya dinyatakan normal, sebaliknya apabila p < 0,050 sebarannya dinyatakan tidak normal
11. (Nisfiannoor, 2009). Tabel berikut ini merupakan rangkuman hasil perhitungan uji normalitas sebaran.
Tabel 3. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Normalitas Sebaran
Variabel
RERATA
SD
K-S
P
Keterangan
Prestasi belajar
71,4242
2,94075
0,103
0,080
Normal
Berdasarkan hasil perhitungan Analisis Korelasi Product Moment, diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif antara minat belajar Matematika dengan prestasi belajar Matematika yang ditunjukkan oleh koefisien rxy = 0,290 dengan p < 0,050. Artinya semakin tinggi minat belajar Matematika siswa maka akan semakin meningkatkan prestasi belajar Matematikanya. Sebaliknya semakin rendah minat belajar Matematika siswa maka akan semakin rendah prestasi belajar Matematikanya. Dari hasil penelitian ini, maka hipotesis yang diajukan dinyatakan diterima.
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Daryanto (2010), yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah minat belajar siswa. Selanjutnya Slameto (2003), minat besar pengaruhnya terhadap pelajaran, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar denga sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar dan dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
Individu yang memiliki minat belajar Matematika tinggi menganggap kegagalan sebagai akibat dari kurangnya minat, usaha yang keras, pengetahuan, dan keterampilan. Salah satu aspek minat belajar yaitu latihan kebiasaan yakni terkait dengan suatu latihan dan keterampilan individu terhadap keyakinannya dan cenderung pantang menyerah dalam meningkatkan usahanya walaupun menghadapi rintangan, hal ini akan mengurangi rendahnya
12. prestasi belajar Matematika seperti nilai dibawah rata-rata. Individu yang kurang minat belajar Matematika dan ragu akan kemampuan mereka akan menjauhi tugas-tugas yang sulit karena tersebut dipandang sebagai ancaman bagi mereka. Individu seperti ini memiliki aspirasi yang rendah serta komitmen yang rendah dalam mencapai tujuan yang mereka pilih atau mereka tetapkan. Prestasi belajar yang dimiliki individu berdasarkan hasil penelitian ini diketahui dipengaruhi oleh minat belajar 58,7%. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa masih terdapat 41,3% pengaruh dari faktor-faktor lain terhadap prestasi belajar. Faktor-faktor lain tersebut antara lain adalah faktor intellegensi, perhatian, bakat, motif, kematangan dan persiapan.
Individu yang memiliki minat belajar Matematika yang tinggi, besar kemungkinan dapat mencapai prestasi belajar Matematika yang tinggi. Siswa akan lebih berminat untuk mengerjakan soal-soal Matematika.
Berdasarkan hasil uji asumsi linieritas dalam penelitian ini terbukti bahwa hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat menunjukan adanya penyebaran data yang linier. Berdasarkan hasil uji asumsi normalitas data penelitian terhadap variabel minat belajar Matematika dengan prestasi belajar Matematika mengikuti kata yang normal. Kebutuhan akan pemahaman dan penerapan konsep-konsep Matematika dalam berbagai lapangan kehidupan ini belum disadari dengan baik, karena kenyataan menunjukkan bahwa minat dalam pelajaran Matematika relatif rendah sehingga sangat jarang ditemukan siswa yang memahami konsep dan peranan Matematika dengan baik. Salah satu rendahnya minat siswa untuk mempelajari Matematika adalah bahan pelajaran dan sikap guru. Combs (dalam Denni, 2008) bahwa orang berprestasi belajar rendah cenderung untuk lebih banyak mengekspresikan perasaan diri yang negatif dibanding dengan orang berprestasi belajar yang tinggi.
13. Hasil penelitian menunjukan bahwa minat bealajar sangat berpengaruh penting terhadap prestasi bealajar. Sebagian dari siswa ada yang mengaku senang dengan pelajaran Matematika dan ada sebagian siswa mengaku tidak senang dengan pelajaran Matematika. Tidak jarang siswa yang memandang Matematika sebagai mata pelajaran yang sulit, bahkan ada siswa yang menganggap bahwa Matematika adalah kegiatan pembelajaran yang membosankan, dengan hal itu siswa jaranf mempunyai minat untuk belajar Matematika.
Hasil lain yang diperoleh dari penelitian ini, diketahui bahwa minat belajar yang dimiliki oleh siswa SMA Negeri 4 Takengon tergolong tinggi. Hal ini didasarkan pada nilai rata-rata empirik yang diperoleh yaitu 95,1970 menjauhi nilai rata-rata hipotetik yaitu 77,5, dengan selisih yang melebihi nilai SD atau SB yang besarnya 11,84544.
14. SIMPULAN
Berpedoman pada hasil-hasil yang telah diperoleh dan melalui pembahasan yang telah dibuat, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan positif yang signifikan anatara minat belajar dengan prestasi belajar, dimana rxy = 0,290 ; p = 0,000 < 0,050. Artinya semakin tinggi minat belajar siswa maka prestasi belajar siswa semakin tinngi. Sebaliknya semakin rendah minat belajar siswa makan prestasi belajar siswa juga rendah. Dari hasil penelitian ini, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dinyatakan diterima.
2. Sumbangan yang diberikan oleh variabel minat belajar dengan prestasi belajar adalah sebesar 58,7% maka terlihat bahwa masih terdapat 41,3% pengaruh dari faktor-faktor lain terhadap prestasi belajar. Faktor-faktor lain tersebut antara lain faktor intellegensi, perhatian, bakat, motif, kematangan dan persiapan.
3. Secara umum minat belajar yang dimiliki siswa SMA Neegeri 4 Takengon tergolong tinggi, sebab nilai rata-rata empirik yang diperoleh yaitu 95,1970 lebih besar dari rata- rata hipotetik yaitu 77,5 dengan selisih melebihi nilai SD atau SB yang besarnya 11,84544.
.
15. DAFTAR PUSTAKA
Admin (2010). Pengertian minat. [0nline]. http://eprints.uny.ac.id/9511/3/bab%202- 06209241010.pdf. Diakses pada tanggal 23 februari 2014.
Ahmad (2004). Pengertian minat. [online]. http://eprints.uny.ac.id/7633/3/BAB%202%20- %2008601244086.pdf
Anwar (2004). Hubungan efektivitas cara mengajar guru dan minat belajar dengan prestasi belajar pada siswa-siswi SMA swasta prayatna medan. Skripsi. Universitas Medan Area.
Arikunto, S. Prof. Dr. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Baharudin (2007). Pengertian minat. [online].http://eprints.uny.ac.id/9511/3/bab%202- 06209241010.pdf. Diakses pada tanggal 23 februari 2014.
Barokah (2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar. [online]. http://eprints.uny.ac.id/7781/3/bab%202%20-%2008108249137.pdf. Diakses 24 februari 2014.
Daryanto (2010). Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Garner, Ormrod (2003). [omlime]. http://eprints.uny.ac.id/9511/3/bab%202-06209241010.pdf. Diakses pada tanggal 23 februari 2014.
Hidi dan Derson, Ormrod, (2003). [omlime]. http://eprints.uny.ac.id/9511/3/bab%202- 06209241010.pdf. Diakses pada tanggal 23 februari 2014.
Hurlock (2007). Ciri-ciri minat belajar. [online] (http://cyber.unissula.ac.id/journal/dosen/penelitian/211313015/1935BAB_II.pdf). Diakses pada tanggal 23 februari 2013.
Kamus Besar bahasa Indonesia (2006). Pengertian siswa
Purwadarminta (2007). Pengertian minat. [online].http://eprints.uny.ac.id/9511/3/bab%202- 06209241010.pdf. Diakses pada tanggal 23 februari 2014.
Purwaningsi (2013). Perbedaan Disipilin Diri Ditinjau dari Siswa yang Sekolah di Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah dengan Sekolah Non Pesantren. Skripsi tidak diterbitkan.
Sardiman (2001). Pengertian prestasi. [online].
http://definisipengertian.com/2012/pengertian-definisi-prestasi-menurut-para-ahli/
Slameto (2010). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi. Jakarta. Rineka cipta
Syah (2000). Pengertian belajar. [online]. http://eprints.uny.ac.id/8772/3/bab%202%20- %2008402244010.pdf
16. Sukadi (2006). Cara mengembangkan minat. [online]. http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/10/jhptump-a-ferryanggr-482-2-babii.pdf. Diakses pada tanggal 23 februari 2014.
Sukmadinata (2004). Pengertian prestasi.
http://fatekunima.blogspot.com/2013/07/pengertian-lengkap-prestasi-belajar.html
Undang-Undang no 23 tahun 2003. Tentang sistem pendidikan di Indonesia. [online] : (http://fadikusumo.staff.ugm.ac.id/math/index.php/2011/05/peran-matematika-dalam- pembangunan-bangsa/).