Dokumen tersebut membahas latar belakang masalah mengenai hubungan antara motivasi belajar dan lingkungan belajar dengan hasil belajar siswa di SMP Negeri 3 Raha. Rumusan masalah penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara motivasi belajar, lingkungan belajar, dan keduanya secara bersama-sama dengan hasil belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tersebut secar
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
agar berperan aktif dan positif dalam kehidupan sekarang dan yang akan
dating. Pendidikan nasional merupakan pendidikan yang berakar pada
pencapaian tujuan pembangunan nasional Indonesia. Pendidikan nasional
bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab (Anonim, 2003: 7).
Tujuan pendidikan nasional dapat dicapai melalui suatu proses
pendidikan yang bermutu akan memberikan kesempatan kepada peserta
didik dalam mengembangkan potensi dirinya dengan didukung oleh
lingkungan belajar yang kondusif dan motivasi belajar tinggi. Hal tersebut
diciptakan melalui upaya sinergis dari berbagai pihak terkait dan
berkepentingan dalam penyelengaraan pendidikan.
Secara umum, tolok ukur keberhasilan proses pendidikan di sekolah
baik di tingkat sekolah dasar maupun tingkat sekolah menengah dapat
dilihat dari hasil belajar siswa yang berada di sekolah tersebut, hal ini
2. 2
disebabkan karena hasil belajar yang dicapai oleh siswa menunjukkan
tingkat penguasaan siswa terhadap suatu materi pelajaran.
Belajar merupakan proses psikologis yang terjadi dalam diri
seseorang. Terjadinya proses belajar dalam diri seseorang ditandai dengan
adanya perubahan tingkah laku atau perolehan kemampuan baru pada orang
yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Slameto
(2003: 2) bahwa belajar adalah proses yang dilakukan untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Terdapat banyak faktor yang berhubungan dengan keberhasilan
seseorang dalam belajar. Faktor tersebut terdiri dari dua yaitu (1) faktor
interen dan (2) faktor eksteren. Faktor interen adalah faktor yang berasal
dari dalam diri seseorang yang belajar seperti intelegensi, sikap, motivasi,
minat, persepsi, kepercayaan diri, kesehatan mental, sedangkan faktor
eksteren adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang yang belajar
seperti lingkungan belajar, sarana pra-saran belajar, dukungan biaya,
dukungan/bimbingan orang lain seperti guru, dan lain-lain.
Salah satu faktor internal yang dianggap berhubungan dengan hasil
belajar siswa adalah motivasi belajar siswa. Orang yang memiliki motivasi
belajar tinggi, pada umumnya memiliki harapan sukses yang lebih besar
dibanding dengan rasa takutnya akan mengalami kegagalan. Orang yang
motivasi tinggi akan selalu merasa optimis dalam mengerjakan setiap
3. 3
pekerjaan yang dihadapi, termasuk tugas belajar sehingga selalu termotivasi
untuk mencapai tujuan. Motivasi belajar merupakan salah satu motivasi
yang penting dalam psikologi pendidikan. Motivasi belajar menunjukkan
adanya upaya keras untuk memperoleh pengetahuan dan untuk memperoleh
sesuatu sesuai dengan tujuan (Slavin, 2006: 329).
Motivasi belajar siswa adalah keseluruhan daya penggerak psikis
berupa keinginan dan dorongan yang menimbulkan kegiatan belajar demi
mencapai suatu tujuan yakni prestasi belajar yang baik. Siswa yang
mempunyai motivasi belajar tinggi, pada umumnya memiliki harapan
sukses yang lebih besar dibanding dengan rasa takutnya akan mengalami
kegagalan. Siswa yang motivasi belajarnya tinggi akan selalu merasa
optimis dalam mengerjakan setiap pekerjaan yang dihadapi sehingga selalu
termotivasi untuk mencapai tujuan, hal ini sebagaimana dikemukakan oleh
Sardiman (2006: 75) bahwa dalam kegiatan belajar, motivasi dapat
dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan
belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan
yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.
Motivasi belajar merupakan suatu dorongan dari dalam diri individu
untuk mencapai suatu kesuksesan yang tinggi. Nilai kesuksesan tersebut
pemacu dari kegiatan belajar dan akhirnya menjadi pembeda dengan suatu
keberhasilan atas penyelesaian masalah yang pernah diraih oleh individu
4. 4
maupun berupa keberhasilan individu lain yang dianggap mengandung suatu
nilai kehormatan. Motivasi belajar terdiri atas dorongan-dorongan dari dalam
diri indvidu untuk dapat mencapai tujuan belajar dan mejadi pendorong
untuk mengatasi kesulitan tau rintangan yang dihadapi.
Motivasi mendorong seseorang siswa untuk mengungguli siswa
lainnya berdasarkan ukuran seperangkat standar. Dengan kata lain motivasi
mendorong seseorang siswa untuk selalu sukses dalam melakukan suatu
kegiatan belajar. Kebutuhan akan kekuasaan membuat seseorang siswa
untuk berperilaku dengan suatu cara tertentu dimana orang lain tidak dapat
berperilaku seperti itu. Siswa yang memiliki motivasi belajar memiliki ciriciri atau indikator: (1) tekun menghadapi tugas, (2) ulet menghadapi
kesulitan, (3) sering membaca dan memecahkan masalah dari masalah, (4)
lebih sering bekerja sendiri, (5) cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin
(hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja sehingga kurang
kreatif), (6) dapat mempertahankan pendapat.
Faktor ekternal lainnya yang turut menentukan berhasilan belajar
siswa adalah lingkungan belajar yang meliputi lingkungan fisik dan
lingkungan sosial. Namun sejauh mana keterkaitan antara berbagai faktor
tersebut masih memerlukan pembuktian secara empiris. Oleh karena
lingkungan belajar merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan belajar maka lingkungan belajar perlu ditata untuk
5. 5
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung proses
belajarnya siswa, sehingga siswa dapat belajar secara efektif.
Lingkungan belajar yang kondusif memberikan motivasi kepada
siswa untuk dapat belajar dalam situasi yang kondusif. Lingkungan belajar
merupakan segala sesuatu yang diciptakan untuk mendukung kegiatan
belajar, seperti kondisi ruang fisik belajar, tata letak ruang belajar, kondisi
alat-alat belajar, aturan dan kedisiplinan, suasana tempat belajar, serta
hubungan antara siswa dengan siswa maupun antara siswa dengan guru.
Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan belajar yang didesain
untuk membantu siswa meningkatkan produktivitas belajarnya, sehingga
proses belajar mengajar dapat tercapai sesuai harapan. Dalam lingkungan
belajar yang efektif siswa dapat menjadi lebih produktif, hal ini dapat
tergambar dengan kemudahan siswa dalam berpikir, berkreasi dan juga
mampu belajar secara aktif dikarenakan lingkungan belajar yang
mendukung sehingga timbul ketertarikan dan kenyamanan pada saat proses
pembelajaran berlangsung.
Hasil pra penelitian di kelas VIII SMP Negeri 3 Raha menunjukkan
siswa yang masuk di SMP Negeri 3 Raha adalah siswa yang tidak diteriman
masuk di SMP Negeri 1 Raha dan siswa yang tidak diteriman masuk di
SMP Negeri 2 Raha. Demikian pula dengan lingkungan belajar, siswa di
SMP Negeri 1 Raha dan siswa di SMP Negeri 2 Raha secara rill memiliki
lingkungan belajar yang lebih baik dibanding dengan siswa di SMP Negeri
6. 6
3 Raha karena dihalaman SMP Negeri 3 lintasi sungai yang oleh
masyarakat menganggap itu membahayakan anak-anak mereka jika
bersekolah di SMP Negeri 3. Dilihat dari aspek lingkungan belajar di
rumah, 25% diantara siswa yang bersekolah di SMP Negeri 3 Raha,
memiliki lingkungan belajar yang kurang baik karena berasal dari keluarga
yang bermasalah seperti (boken home) sehingga mereka tidak mendapatkan
perhatian dan pengawasan dalam belajar. Selain itu siswa yang bersekolah
di SMP Negeri 3 Raha sekitar 30% berasal dari keluarga ekonomi lemah
sehingga fasilitas belajar mereka di rumah sangat terbatas.
Dengan kondisi belajar yang berada di bawa SMP Negeri 1 dan SMP
Negeri 2 Raha, tidak berarti SMP Negeri 3 Raha juga memiliki prestasi di
bawa SMP Negeri 1 dan SMP Negeri 2 Raha, hal ini dibuktikan dengan
berhasilnya SMP Negeri 3 Raha mewakili Provinsi Sulawesi tenggara
dalam Olimpiade Sains tingkat Nasional sebanyak 7 (tujuh) kali yaitu sejak
tahun 2005. Dilihat dari rata-rata hasil berlajar siswa, dari 5 (lima)
rombongan belajar dikelas VIII, maka nilai rata-rata hasil belajar IPS setiap
kelas adalah berdistribusi dari nilai 77,90 sampai dengan nilai rata-rata
84,52.
Berdasarkan kenyataan tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian mengenai hasil belajar siswa di SMP Negeri 3 Raha
dengan mengambil judul ”Hubungan antara motivasi belajar dan
lingkunagan belajar dengan hasil belajar siswa di SMP Negeri 3 Raha”.
7. 7
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.
1.
Apakah ada hubungan signifikan antara motivasi belajar dengan
hasil belajar siswa di SMP Negeri 3 Raha?
2.
Apakah ada hubungan signifikan antara lingkungan belajar dengan
hasil belajar siswa di SMP Negeri 3 Raha?
3.
Apakah ada hubungan signifikan antara motivasi belajar siswa dan
lingkungan belajar siswa secara bersama-sama dengan hasil belajar
siswa di SMP Negeri Raha?
C.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah untuk menganalisis
1.
Hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar siswa di SMP
Negeri 3 Raha.
2.
Hubungan antara lingkungan belajar dengan hasil belajar siswa di
SMP Negeri 3 Raha.
3.
Hubungan antara motivasi belajar dan lingkungan belajar secara
bersama-sama dengan hasil belajar siswa di SMP Negeri 3 Raha.
8. 8
D.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang diharapkan dapat diperoleh dengan adanya
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.
Sebagai bahan masukan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten
Muna,
guna mengetahui hubungan antara motibasi belajar dan
lingkungan belajar dengan hasil belajar siswa di SMP Negeri 3 Raha,
baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama.
2.
Sebagai bahan masukan kepada kepala sekolah dan guru di SMP
Negeri 3 Raha, guna mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan
lingkungan belajar siswa dengan hasil belajar siswa di SMP Negeri 3
Raha, baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama.
3.
Sebagai bahan masukan kepada Komite sekolah dan pihak-pihak
yang peduli dengan pendidikan di SMP Negeri 3 Raha,
guna
mengetahui hubungan antara motivasi belajar dan lingkungan belajar
dengan hasil belajar siswa di SMP Negeri 3 Raha, baik secara sendirisendiri maupun secara bersama-sama.
4.
Sebagai bahan kepustakaan kepada para peneliti lain yang akan
melakukan penelitian yang sama, baik di SMP Negeri 3 Rasha maupun
di sekolah lain, guna mengungkap secara lebih dalam mengenai
variabel-variabel yang berhubungan dengan hasil belajar siswa.
9. 9
2. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis yang diharapkan dapat diperoleh dengan adanya
penelitian ini adalah menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang
pendidikan, karena temuan yang diperoleh dari penelitian ini adalah temuan
yang telah didukung oleh kerangka teoritis dan fakta empiris yang diuji
dengan menggunakan metode ilmiah.
10. 9
2. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis yang diharapkan dapat diperoleh dengan adanya
penelitian ini adalah menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang
pendidikan, karena temuan yang diperoleh dari penelitian ini adalah temuan
yang telah didukung oleh kerangka teoritis dan fakta empiris yang diuji
dengan menggunakan metode ilmiah.