SlideShare a Scribd company logo
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perjalanan sejarah bangsa-bangsa di dunia menunjukkan bahwa kualitas sumber daya
manusia terbukti sangat menentukan kemajuan dan keberhasilan pembangunan suatu negara-
bangsa. Terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang
sehat, cerdas, dan produktif ditentukan oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang sangat
esensial adalah terpenuhinya kebutuhan pangan yang bergizi.
Permintaan pangan yang tumbuh lebih cepat dari produksinya akan terus berlanjut. Akibatnya,
akan terjadi kesenjangan antara kebutuhan dan produksi pangan domestik yang makin lebar.
Penyebab utama kesenjangan itu adalah adanya pertumbuhan penduduk yang masih relatif
tinggi, dengan jumlah besar dan penyebaran yang tidak merata.
Dampak lain dari masalah kependudukan ini adalah meningkatnya kompetisi pemanfaatan
sumber daya lahan dan air disertai dengan penurunan kualitas sumber daya tersebut. Hal ini
dapat menyebabkan kapasitas produksi pangan nasional dapat terhambat pertumbuhannya.
Rendahnya konsumsi pangan atau tidak seimbangnya gizi makanan yang dikonsumsi
mengakibatkan terganggunya pertumbuhan organ dan jaringan tubuh, lemahnya daya tahan
tubuh terhadap serangan penyakit, serta menurunnya aktivitas dan produktivitas kerja.1
Asam urat (AU) telah diidentifikasi lebih dari 2 abad yang lalu, namun beberapa aspek
patofisiologi dari hiperurisemia tetap belum dipahami dengan baik. Selama beberapa tahun
hiperurisemia telah diidentifikasi bersama-sama atau dianggap sama dengan gout, namun
sekarang AU telah diidentifikasi sebagai marker untuk sejumlah kelainan metabolik dan
hemodinamik.
2
Salah satu masalah kesehatan yang berkaitan dengan gizi di Indonesia adalah penyakit asam urat.
Asam Urat sering dialami oleh banyak orang sekarang ini. Bahkan, orang yang masih tergolong
muda juga sering ditimpa penyakit ini. Sebenarnya, seperti apa penyakit ini? Apa saja gejala,
penyebab, dan solusinya? Serta makanan apa yang menjadi pantangan? Berikut kita akan
membahasnya.
B.Tujuan
1. Merealisasikan tugas yang diberikan oleh dosen yang bersangkutan
2.Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan
penyakit asam urat itu, gejala, penyebab, dan solusi dari pengobatan asam urat ini, serta
makanan apasaja yang menjadi pantangan bagi penderita.
C. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang dibahas pada askep ini yaitu mengenai konsep penyakit
dan konsep askep gout.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. KONSEP PENYAKIT
A. Pengertian
Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristal
asam urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi sebagai akibat dari hyperuricemia yang
berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkn karena penumpukan purin atau ekresi
asam urat yang kurang dari ginjal. Gout mungkin primer atau sekunde
Pirai atau gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang dari
artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul
di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia).
B. Etiologi
Gout disebabkan oleh adanya kelainan metabolik dalam pembentukan purin atau ekresi
asam urat yang kurang dari ginjal yang menyebakan hyperuricemia. Hyperuricemia pada
penyakit ini disebabakan oleh pembentukan asam urat yang berlebih.
Gout primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang bertambah.
4
Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih karana
penyakit lain, seperti leukemia,Kurang asam urat melalui ginjal.
Gout primer renal terjadi karena ekresi asam urat di tubulus distal ginjal yang
sehat. Penyabab tidak diketahui
Gout sekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal, misalnya
glumeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik..
D. Patofisiologi
Banyak faktor yng berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah satunya yang telah
diketahui peranannya adalah kosentrasi asam urat dalam darah. Mekanisme serangan gout akut
berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan.
1. Presipitasi kristal monosodium urat.
Presipitasi monosodium urat dapat terjadi di jaringan bila kosentrasi dalam plasma lebih
dari 9 mg/dl. Presipitasi ini terjadi di rawan, sonovium, jaringan para- artikuler misalnya bursa,
tendon, dan selaputnya. Kristal urat yang bermuatan negatif akan dibungkus (coate) oleh
berbagai macam protein. Pembungkusan dengan IgG akan merangsang netrofil untuk berespon
terhadap pembentukan kristal.
2. Respon leukosit polimorfonukuler (PMN)
Pembentukan kristal menghasilkan faktor kemotaksis yang menimbulkan respon leukosit
PMN dan selanjutnya akan terjadi fagositosis kristal oleh leukosit.
3. Fagositosis
Kristal difagositosis olah leukosit membentuk fagolisosom dan akhirnya membram
vakuala disekeliling kristal bersatu dan membram leukositik lisosom.
5
4. Kerusakan lisosom
Terjadi kerusakn lisosom, sesudah selaput protein dirusak, terjadi ikatan hidrogen antara
permukan kristal membram lisosom, peristiwa ini menyebabkan robekan membram dan
pelepasan enzim-enzim dan oksidase radikal kedalam sitoplasma.
5. Kerusakan sel
Setelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosom dilepaskan kedalam cairan sinovial,
yang menyebabkan kenaikan intensitas inflamasi dan kerusakan jaringan.
E. Manifestasi klinis
a. Hiperuresemia
b. Tterdapat Kristal urat yang khas dalam cairan sendi
c. Telah terjadi lebih dari satu serangan akut
d. Adanya serangan pada satu sendi terutama pada MTP I
e. Pembekakan asimetris pada satu sendi
f. Sendi terlihat kemerahan
g. Pembekakan asimetris pada satu sendi
h. Tidak ditemukan bakteri pada saat serangn dan implamasi
i. Nyeri hebat , bengkak , merah dan teraba panas dan sangat akan terasa pada waktu bangun
tidur dipagi hari
6
f. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan penderita dibagi atas:
1.Pengobatan fase akut:
colchicine
indometosin
fenilbutason
kortikostropin
2. Pengobatan hiperuresemia dibagi menjadi 2 golongan ;
golongan uroko surik :prubeneseid,sulfinpirazon
alupiranol
3. Penatalaksanaan makanan dengan persyaratan :
pembatasan makanan tinggi purin,normalnya 100-150mg/hari
cukup kalor sesuai kebutuhan tubuh
tinggi karbohidrat
rendah protein yang bersumber hewani tapi disarankan bersumber dari nabati
tinggi cairan
tanpa alcohol
G. Pemeriksaan Penunjang
aspirasi sendi terdapat asam urat
asam urat dalam darah dan sendi
sel darah putih meningkat
rontgen
H. Komplikasi
a. topus
b. deformitas sendi
c. nefropati gout
7
B.KONSEP ASKEP
1. Pengkajian
A. Pengumpulan Data
 Aktifitas istirahat
gejala:- klien mengatakan nyeri ketika berjalan/melakukan aktifitas
tanda: - tampak adanya keterbatasan rentang gerak
-deformitas sendi
 Sirkulasi
gejala:- klien mengatakan adanya kemerahan pada sendiiu jari kaki
-klien mengatakan sendi ibu jari kaki bengkak
Tanda:- Nampak kemerahan pada sendidan terinflamasi
-nampak adanya pembekakan
 Nyeri / ketidaknyamanan
gejala:- klien mengatakan nyeri pada sendi yang terinflamasi
-klien mengatakan nyeri meningkat pada pagi hari
Tanda:- ekspresi wajah meringis
-skala nyeri 3(0-5)
-nampak berhati-hatibila berjalan
 Integritas ego
gejala:- klien mengatakan takut dengan keadaanya sekarang
-klien mengatakan cemas dengan keadaanya
Tanda:- klien Nampak cemas
-klien Nampak bingung bila ditanya tentang penyakitnya
8
B. Pengelompokan Data
DS:
klien mengatakan nyeri ketika berjalan /melakukan aktivitas
klien mengatakan adanya kemerahan pada sendi ibu jari kaki
klien mengatakan sendi ibu jari kaki bengkak
klien mengatakan nyeri pada sendi yang terinflamasi
klien mengatakan nyeri meningkat pada pagi hari
klien mengatakan takut dengan keadaan sekarang
klien mengatakan cemas dengan keadaanya
DO:
Nampak adanya keterbatasan rentang gerak
Deformitas sendi
Nampak adanya kemerahan
Namak adanya pembekakan
Ekspresi wajah meringis
Skala nyeri 3 (0-5)
Nampak berhati –hati dalam berjalan
Klien Nampak cemas
Klien Nampak bingung bila ditanya tentang penyakitnya
9
C. Analisa Data
NO SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM
1 DS:
 Klien mengatakan
adanya kemerahan
pada sendi ibu jari
kaki
 Klien mengatakan
sendi ibu jari kaki
Bengkak
 Klien mengatakan
nyeri pada sendi yang
terinflamasi
 Klien mengatakan
nyeri meningkat pada
pagi hari
DO:
 Nampak adanya
kemerahan
 Nampak adanya
pembekakan
 Ekspresi wajah
meringisNampak hata-
hati dalam perjalanan
Adanya factor penyebap
↓
Meningkatnya monosodium
urat dalam darah
↓
Menendap pada jaringan sendi
terutama sendi ibu jari kaki
↓
Terjadi proses fagositosis
↓
Prosesperadangan
↓
Pembentukan mediator kimia
(histamine , bradikinin ,
prostaglandin )
↓
Merangsang saraf eferens
↓
Hipotalamus
↓
Korteks serebri
↓
nyeri
nyeri
10
2 DS:
 Klien mengatakan
nyeri ketika berjalan
/beraktifitas
DO:
 Nampak adanya
keterbatasan rentan
gerak
 Deformitas sendi
Adanya factor penyebap
↓
Meningkatkan MSU dalam serum
↓
Mengendap pada jaringan sendi
↓
Terjadi pembentukan topus pada
persendian
↓
Kesulitan dalam menggerakan
sendi
↓
Gangguan mobilitas sendi
Gangguan mobilitas
fisik
2 DS:
 Klien mengatakan
takut dengan
keadaannya
 Klien mengatakan
cemas dengan
keadaannya
DO:
 Klien Nampak
cemas
 Klien Nampak
bingung bila di
Tanya tentang
penyakitnya
Adanya factor penyebab
↓
Perubahan status perubahan
↓
Kurang terpapar info tentang
penyakit
↓
Stress
Psikologi
↓
Ansietas
ansietas
11
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi yang ditandai :
DS :
 Klien mengatakan adanya kemerahan
 klien mengatakan nyeri ketika berjalan /melakukan aktivitas
 klien mengatakan adanya kemerahan pada sendi ibu jari kaki
 klien mengatakan sendi ibu jari kaki bengkak
 klien mengatakan nyeri pada sendi yang terinflamasi
 klien mengatakan nyeri meningkat pada pagi hari
DO:
 klien mengatakan nyeri ketika berjalan /melakukan aktivitas
 klien mengatakan adanya kemerahan pada sendi ibu jari kaki
 klien mengatakan sendi ibu jari kaki bengkak
 klien mengatakan nyeri pada sendi yang terinflamasi
 klien mengatakan nyeri meningkat pada pagi hari
Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya topus pada persendian :
DS :
 Klien mengatakan nyeri ketika berjalan atau beraktifitas.
DO :
 Nampak adanya keterbatasan rentang gerak
 Deformitas sendi
Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang proses penyakitnya ditanda
dengan:
DS :
 klien mengatakan takut dengan keadaan sekarang
 klien mengatakan cemas dengan keadaanya
DO:
 Klien Nampak cemas
 Klien Nampak bingung bila ditanya tentang penyakitnya
12
3.RENCANA KEPERAWATAN
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1 Tupan:
setelah diberikan tindakan
keperawatan selama
±5 hari nyeri teratasi
Tupen:
setelah diberikan tindakan
keperawatan selama
±2 harinyeri berangsur – angsur
membaik dengan criteria:
Ekspresi wajah Nampak
tenang
Sendi tidak merah dan
bengkak lagi
1. Kaji TTV
2. Kaji skala
intensitas dan
sifat nyeri
3. Sendi yang nyeri
diistirahatkan
dan di beri
bantalan
4. Berikan kompres
panas atau dingin
5. Kolaborasi dalam
pemberian obat
analgetik dan
kolkisin
1. Untuk mengetahui
keadaan umum klien
2. Untuk mengetahui
tingkatan nyeri dan
menentukan intervvensi
selanjutnya
3. Istirahat sdengan
menentukan metabolism
setempat dan
mengurangi pergerakan
sendi
4. Dapat mengurangi
kemerahan dan
pembekakan serta nyeri
pada daerah sendi
5. Dapat memblok pusat
nyeri dan menurunkan
kadar MSU
13
2 Tupan:
setelah diberikan tindakan
keperawatan selama
±3 hari ansietas teratasi
Tupen:
setelah diberikan tindakan
keperawatan selama
±2 hari gangguan mobilitas
fisik berangsur –angsur
membaik dengan criteria:
Nyeri hilang ketika
berjalan
Keterbatasan rentang
gerak mulai membaik
1. Observasi
tingkat mobilitas
gerakan
persendian
2.Tingkatkan
aktivitas klien
bila nyeri dan
bengkak telah
berkurang
3. Lakukan latihan
ROM secara
berhati- hati.
4. Kolaborasi dalam
pemberian obat
hiperuresemia
1. Sebagai acuan
untuk menentukan
tindakan
selanjutnya.
2. Untuk
memandirikan
pasien dalam
memenuhi aktivitas
dan
mempertahankan
rentang gerak
sendi.
3. Mempertahankan
ataumeningkatkan
rentang gerak
sendi.
4. Untuk menurunkan
kadar asam urat
dalam darah .
3. Tupan:
setelah diberikan tindakan
keperawatan selama
±3 hari ansietas teratasi
Tupen:
setelah diberikan tindakan
keperawatan selama
±24 jam ansietas berangsur-
angsur membaik dengan criteria
klien tidak cemas lagi
1. Kaji tingkat
kecemasan klien
2. Bina hubungan
saling
percayaantara
klien dan
perawat
3. Berikan
penjelasan
tentang penyakit
1. Untuk menentukan
intervensi
selanjutnya.
2. Hubungan saling
percaya antara
klien dan perawat
dapat menurunkan
kecemasan klien .
3. Rasa cemas dan
ketidak tahuan
diperkecil dengan
14
dan prosedur
keperawatan
sesuai kebutuhan
informasi
/pengetahuan yang
diberikan .
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristal
asam urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi sebagai akibat dari hyperuricemia yang
berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkn karena penumpukan purin atau ekresi
asam urat yang kurang dari ginjal. Gout mungkin primer atau sekunde
Pirai atau gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang dari
artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul
di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia).
B. SARAN
Dalam penulisan askep ini masih kurang dari kesempurnaan karena kurangnya referensi
yang kami dapatkan. Jadi, kritik dan saran yang sifatnya membangun khususnya dari dosen
pembimbing maupun dari rekan-rekan pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan
askep ini kedepannya.
16
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddath. Buku Ajar Bedah Medikal Bedah. Vol 3. Penerbit Buku Kedokteran. EGC.
Jakarta. 2001.
Engram, Barbara. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Vol.2. Penerbit Buku
Kedokteran. EGC. Jakarta. 199.
Long, Barbara C. Keperawatan Medikal Bedah 3. Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan Padjajaran. Bandung. 1996.
Price, Sylvia Anderson. Patologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 2. Penerbit Buku
Kedokteran. Jakarta. EGC. 1990.
Soeparman. Waspadji, Sarwono. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 1998
Staf Pengajar Bagian Patologik Akademik. Patologi. Fakultas Kedokteran UI.
Jakarta. 1994.

More Related Content

What's hot

Pathways diabetes
Pathways diabetesPathways diabetes
Pathways diabetes
Yabniel Lit Jingga
 
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
Sinta Sari
 
Diagnosa keperawatan dan kasus
Diagnosa keperawatan dan kasusDiagnosa keperawatan dan kasus
Diagnosa keperawatan dan kasusRirinisahawaitun
 
Asuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan MeningitisAsuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan Meningitis
Fransiska Oktafiani
 
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anAsuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anRismayanti Hairil
 
Askep dermatitis
Askep dermatitisAskep dermatitis
Askep dermatitis
Sulai Sulaiman
 
pathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhfpathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhf
Desy Trisnasari
 
Asuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAsuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan Infeksi
Amee Hidayat
 
askep diabetes melitus
askep diabetes melitusaskep diabetes melitus
askep diabetes melitus
So Ra
 
Deni lp eliminasi
Deni lp eliminasiDeni lp eliminasi
Deni lp eliminasi
nissaicha2
 
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttaAsuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttasaharwakumoro
 
Ulkus diabetikum
Ulkus diabetikumUlkus diabetikum
Ulkus diabetikum
Army Of God
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfﱞﱞ ﱞﱞ ﱞﱞ
 
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien AnemiaAsuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
andalizah
 

What's hot (20)

Pathways diabetes
Pathways diabetesPathways diabetes
Pathways diabetes
 
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
Asuhan Keperawatan GOUT (Asam Urat)
 
Ii. askep hipertensi
Ii. askep hipertensiIi. askep hipertensi
Ii. askep hipertensi
 
Diagnosa keperawatan dan kasus
Diagnosa keperawatan dan kasusDiagnosa keperawatan dan kasus
Diagnosa keperawatan dan kasus
 
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
 
Asuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan MeningitisAsuhan Keperawatan Meningitis
Asuhan Keperawatan Meningitis
 
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada anAsuhan keperawatan kejang demam pada an
Asuhan keperawatan kejang demam pada an
 
Askep dermatitis
Askep dermatitisAskep dermatitis
Askep dermatitis
 
Analisa data batu saluran kemih ella
Analisa data batu saluran kemih ellaAnalisa data batu saluran kemih ella
Analisa data batu saluran kemih ella
 
pathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhfpathway dhfPathway dhf
pathway dhfPathway dhf
 
Askep diare bu arma print lengkap
Askep diare bu arma print lengkapAskep diare bu arma print lengkap
Askep diare bu arma print lengkap
 
Asuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan InfeksiAsuhan Keperawatan Infeksi
Asuhan Keperawatan Infeksi
 
Askep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppokAskep pada pasien ppok
Askep pada pasien ppok
 
askep diabetes melitus
askep diabetes melitusaskep diabetes melitus
askep diabetes melitus
 
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
Askep hipertermi AKPER PEMDA MUNA
 
Deni lp eliminasi
Deni lp eliminasiDeni lp eliminasi
Deni lp eliminasi
 
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttaAsuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
 
Ulkus diabetikum
Ulkus diabetikumUlkus diabetikum
Ulkus diabetikum
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien AnemiaAsuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
Asuhan Keperawatan dengan Klien Anemia
 

Viewers also liked

Askep keluarga ispa
Askep keluarga ispaAskep keluarga ispa
Askep keluarga ispa
Faris Andrianto
 
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doaKelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
Mahasiswa
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
rinanurulazmi
 
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2NJL
 

Viewers also liked (14)

Bab iv.pdf
Bab iv.pdfBab iv.pdf
Bab iv.pdf
 
Bab 1 artritis gout uap.pdf
Bab 1 artritis gout uap.pdfBab 1 artritis gout uap.pdf
Bab 1 artritis gout uap.pdf
 
Dislokasi AKPER PEMKAB MUNA
Dislokasi  AKPER PEMKAB MUNA Dislokasi  AKPER PEMKAB MUNA
Dislokasi AKPER PEMKAB MUNA
 
Leafleat gout.pdf
Leafleat gout.pdfLeafleat gout.pdf
Leafleat gout.pdf
 
Askep gout
Askep goutAskep gout
Askep gout
 
Askep gout
Askep goutAskep gout
Askep gout
 
Askep keluarga ispa
Askep keluarga ispaAskep keluarga ispa
Askep keluarga ispa
 
Bab ii uap artritis gout.pdf
Bab ii uap artritis gout.pdfBab ii uap artritis gout.pdf
Bab ii uap artritis gout.pdf
 
Arthiritis gout
Arthiritis goutArthiritis gout
Arthiritis gout
 
Kasus gout
Kasus goutKasus gout
Kasus gout
 
asuhan keperawatan keluarga
asuhan keperawatan keluargaasuhan keperawatan keluarga
asuhan keperawatan keluarga
 
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doaKelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
Kelompok 11 dr. atthariq muskulo jadi+doa
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
PEmbahasaan PBL Sistem Digestive Kelompok 2
 

Similar to Askep gout (asam urat)

Gouth Athritis (Asam Urat)
Gouth Athritis (Asam Urat)Gouth Athritis (Asam Urat)
Gouth Athritis (Asam Urat)
Rahma Setya
 
asuhan keperawatan pada pasien GOUT
asuhan keperawatan pada pasien GOUTasuhan keperawatan pada pasien GOUT
asuhan keperawatan pada pasien GOUTefridorkerinci
 
Artritis Gout
Artritis GoutArtritis Gout
Artritis Gout
Dian Sheila Aprilia
 
Gout arhtritis
Gout arhtritis Gout arhtritis
Gout arhtritis
firdha aulia
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
Septian Muna Barakati
 
Bab 1 askep gout
Bab 1 askep goutBab 1 askep gout
Bab 1 askep gout
efridorkerinci
 
Gout
GoutGout
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus  AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan diabetes mellitus  AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Laporan Kasus EDH.pptx
Laporan Kasus EDH.pptxLaporan Kasus EDH.pptx
Laporan Kasus EDH.pptx
AnggiOsvianty
 

Similar to Askep gout (asam urat) (20)

Gout (asam urat) AKPER PEMKAB MUNA
Gout (asam urat) AKPER PEMKAB MUNA Gout (asam urat) AKPER PEMKAB MUNA
Gout (asam urat) AKPER PEMKAB MUNA
 
Gouth Athritis (Asam Urat)
Gouth Athritis (Asam Urat)Gouth Athritis (Asam Urat)
Gouth Athritis (Asam Urat)
 
asuhan keperawatan pada pasien GOUT
asuhan keperawatan pada pasien GOUTasuhan keperawatan pada pasien GOUT
asuhan keperawatan pada pasien GOUT
 
Askep sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
Askep sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA Askep sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
Askep sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
 
Artritis Gout
Artritis GoutArtritis Gout
Artritis Gout
 
Gout arhtritis
Gout arhtritis Gout arhtritis
Gout arhtritis
 
Bab i gout AKPER PEMKAB MUNA
Bab i gout AKPER PEMKAB MUNA Bab i gout AKPER PEMKAB MUNA
Bab i gout AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep sindrom nefrotik
Askep sindrom nefrotikAskep sindrom nefrotik
Askep sindrom nefrotik
 
Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
Sindrom nefrotik AKPER PEMKAB MUNA
 
Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotikSindrom nefrotik
Sindrom nefrotik
 
Nefrotik sindrom kecil
Nefrotik sindrom kecilNefrotik sindrom kecil
Nefrotik sindrom kecil
 
Bab i gout AKPER PEMKAB MUNA
Bab i gout AKPER PEMKAB MUNA Bab i gout AKPER PEMKAB MUNA
Bab i gout AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronikMakalah gagal ginjal kronik
Makalah gagal ginjal kronik
 
Askep glomerulonefritis akut
Askep glomerulonefritis akutAskep glomerulonefritis akut
Askep glomerulonefritis akut
 
Bab 1 askep gout
Bab 1 askep goutBab 1 askep gout
Bab 1 askep gout
 
Gout
GoutGout
Gout
 
ASKEP Diabetes mellitus
ASKEP Diabetes mellitusASKEP Diabetes mellitus
ASKEP Diabetes mellitus
 
Askep glomerulonefritis AKPER PEMDA MUNA
Askep glomerulonefritis AKPER PEMDA MUNA Askep glomerulonefritis AKPER PEMDA MUNA
Askep glomerulonefritis AKPER PEMDA MUNA
 
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus  AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan diabetes mellitus  AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan diabetes mellitus AKPER PEMKAB MUNA
 
Laporan Kasus EDH.pptx
Laporan Kasus EDH.pptxLaporan Kasus EDH.pptx
Laporan Kasus EDH.pptx
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Operator Warnet Vast Raha
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
Operator Warnet Vast Raha
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
Operator Warnet Vast Raha
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
Operator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Askep gout (asam urat)

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjalanan sejarah bangsa-bangsa di dunia menunjukkan bahwa kualitas sumber daya manusia terbukti sangat menentukan kemajuan dan keberhasilan pembangunan suatu negara- bangsa. Terbentuknya sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif ditentukan oleh berbagai faktor. Salah satu faktor yang sangat esensial adalah terpenuhinya kebutuhan pangan yang bergizi. Permintaan pangan yang tumbuh lebih cepat dari produksinya akan terus berlanjut. Akibatnya, akan terjadi kesenjangan antara kebutuhan dan produksi pangan domestik yang makin lebar. Penyebab utama kesenjangan itu adalah adanya pertumbuhan penduduk yang masih relatif tinggi, dengan jumlah besar dan penyebaran yang tidak merata. Dampak lain dari masalah kependudukan ini adalah meningkatnya kompetisi pemanfaatan sumber daya lahan dan air disertai dengan penurunan kualitas sumber daya tersebut. Hal ini dapat menyebabkan kapasitas produksi pangan nasional dapat terhambat pertumbuhannya. Rendahnya konsumsi pangan atau tidak seimbangnya gizi makanan yang dikonsumsi mengakibatkan terganggunya pertumbuhan organ dan jaringan tubuh, lemahnya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit, serta menurunnya aktivitas dan produktivitas kerja.1 Asam urat (AU) telah diidentifikasi lebih dari 2 abad yang lalu, namun beberapa aspek patofisiologi dari hiperurisemia tetap belum dipahami dengan baik. Selama beberapa tahun hiperurisemia telah diidentifikasi bersama-sama atau dianggap sama dengan gout, namun sekarang AU telah diidentifikasi sebagai marker untuk sejumlah kelainan metabolik dan hemodinamik.
  • 2. 2 Salah satu masalah kesehatan yang berkaitan dengan gizi di Indonesia adalah penyakit asam urat. Asam Urat sering dialami oleh banyak orang sekarang ini. Bahkan, orang yang masih tergolong muda juga sering ditimpa penyakit ini. Sebenarnya, seperti apa penyakit ini? Apa saja gejala, penyebab, dan solusinya? Serta makanan apa yang menjadi pantangan? Berikut kita akan membahasnya. B.Tujuan 1. Merealisasikan tugas yang diberikan oleh dosen yang bersangkutan 2.Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan penyakit asam urat itu, gejala, penyebab, dan solusi dari pengobatan asam urat ini, serta makanan apasaja yang menjadi pantangan bagi penderita. C. Rumusan masalah Adapun rumusan masalah yang dibahas pada askep ini yaitu mengenai konsep penyakit dan konsep askep gout.
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN 1. KONSEP PENYAKIT A. Pengertian Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi sebagai akibat dari hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkn karena penumpukan purin atau ekresi asam urat yang kurang dari ginjal. Gout mungkin primer atau sekunde Pirai atau gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia). B. Etiologi Gout disebabkan oleh adanya kelainan metabolik dalam pembentukan purin atau ekresi asam urat yang kurang dari ginjal yang menyebakan hyperuricemia. Hyperuricemia pada penyakit ini disebabakan oleh pembentukan asam urat yang berlebih. Gout primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang bertambah.
  • 4. 4 Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih karana penyakit lain, seperti leukemia,Kurang asam urat melalui ginjal. Gout primer renal terjadi karena ekresi asam urat di tubulus distal ginjal yang sehat. Penyabab tidak diketahui Gout sekunder renal disebabkan oleh karena kerusakan ginjal, misalnya glumeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik.. D. Patofisiologi Banyak faktor yng berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah satunya yang telah diketahui peranannya adalah kosentrasi asam urat dalam darah. Mekanisme serangan gout akut berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan. 1. Presipitasi kristal monosodium urat. Presipitasi monosodium urat dapat terjadi di jaringan bila kosentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl. Presipitasi ini terjadi di rawan, sonovium, jaringan para- artikuler misalnya bursa, tendon, dan selaputnya. Kristal urat yang bermuatan negatif akan dibungkus (coate) oleh berbagai macam protein. Pembungkusan dengan IgG akan merangsang netrofil untuk berespon terhadap pembentukan kristal. 2. Respon leukosit polimorfonukuler (PMN) Pembentukan kristal menghasilkan faktor kemotaksis yang menimbulkan respon leukosit PMN dan selanjutnya akan terjadi fagositosis kristal oleh leukosit. 3. Fagositosis Kristal difagositosis olah leukosit membentuk fagolisosom dan akhirnya membram vakuala disekeliling kristal bersatu dan membram leukositik lisosom.
  • 5. 5 4. Kerusakan lisosom Terjadi kerusakn lisosom, sesudah selaput protein dirusak, terjadi ikatan hidrogen antara permukan kristal membram lisosom, peristiwa ini menyebabkan robekan membram dan pelepasan enzim-enzim dan oksidase radikal kedalam sitoplasma. 5. Kerusakan sel Setelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosom dilepaskan kedalam cairan sinovial, yang menyebabkan kenaikan intensitas inflamasi dan kerusakan jaringan. E. Manifestasi klinis a. Hiperuresemia b. Tterdapat Kristal urat yang khas dalam cairan sendi c. Telah terjadi lebih dari satu serangan akut d. Adanya serangan pada satu sendi terutama pada MTP I e. Pembekakan asimetris pada satu sendi f. Sendi terlihat kemerahan g. Pembekakan asimetris pada satu sendi h. Tidak ditemukan bakteri pada saat serangn dan implamasi i. Nyeri hebat , bengkak , merah dan teraba panas dan sangat akan terasa pada waktu bangun tidur dipagi hari
  • 6. 6 f. Penatalaksanaan Medis Pengobatan penderita dibagi atas: 1.Pengobatan fase akut: colchicine indometosin fenilbutason kortikostropin 2. Pengobatan hiperuresemia dibagi menjadi 2 golongan ; golongan uroko surik :prubeneseid,sulfinpirazon alupiranol 3. Penatalaksanaan makanan dengan persyaratan : pembatasan makanan tinggi purin,normalnya 100-150mg/hari cukup kalor sesuai kebutuhan tubuh tinggi karbohidrat rendah protein yang bersumber hewani tapi disarankan bersumber dari nabati tinggi cairan tanpa alcohol G. Pemeriksaan Penunjang aspirasi sendi terdapat asam urat asam urat dalam darah dan sendi sel darah putih meningkat rontgen H. Komplikasi a. topus b. deformitas sendi c. nefropati gout
  • 7. 7 B.KONSEP ASKEP 1. Pengkajian A. Pengumpulan Data  Aktifitas istirahat gejala:- klien mengatakan nyeri ketika berjalan/melakukan aktifitas tanda: - tampak adanya keterbatasan rentang gerak -deformitas sendi  Sirkulasi gejala:- klien mengatakan adanya kemerahan pada sendiiu jari kaki -klien mengatakan sendi ibu jari kaki bengkak Tanda:- Nampak kemerahan pada sendidan terinflamasi -nampak adanya pembekakan  Nyeri / ketidaknyamanan gejala:- klien mengatakan nyeri pada sendi yang terinflamasi -klien mengatakan nyeri meningkat pada pagi hari Tanda:- ekspresi wajah meringis -skala nyeri 3(0-5) -nampak berhati-hatibila berjalan  Integritas ego gejala:- klien mengatakan takut dengan keadaanya sekarang -klien mengatakan cemas dengan keadaanya Tanda:- klien Nampak cemas -klien Nampak bingung bila ditanya tentang penyakitnya
  • 8. 8 B. Pengelompokan Data DS: klien mengatakan nyeri ketika berjalan /melakukan aktivitas klien mengatakan adanya kemerahan pada sendi ibu jari kaki klien mengatakan sendi ibu jari kaki bengkak klien mengatakan nyeri pada sendi yang terinflamasi klien mengatakan nyeri meningkat pada pagi hari klien mengatakan takut dengan keadaan sekarang klien mengatakan cemas dengan keadaanya DO: Nampak adanya keterbatasan rentang gerak Deformitas sendi Nampak adanya kemerahan Namak adanya pembekakan Ekspresi wajah meringis Skala nyeri 3 (0-5) Nampak berhati –hati dalam berjalan Klien Nampak cemas Klien Nampak bingung bila ditanya tentang penyakitnya
  • 9. 9 C. Analisa Data NO SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM 1 DS:  Klien mengatakan adanya kemerahan pada sendi ibu jari kaki  Klien mengatakan sendi ibu jari kaki Bengkak  Klien mengatakan nyeri pada sendi yang terinflamasi  Klien mengatakan nyeri meningkat pada pagi hari DO:  Nampak adanya kemerahan  Nampak adanya pembekakan  Ekspresi wajah meringisNampak hata- hati dalam perjalanan Adanya factor penyebap ↓ Meningkatnya monosodium urat dalam darah ↓ Menendap pada jaringan sendi terutama sendi ibu jari kaki ↓ Terjadi proses fagositosis ↓ Prosesperadangan ↓ Pembentukan mediator kimia (histamine , bradikinin , prostaglandin ) ↓ Merangsang saraf eferens ↓ Hipotalamus ↓ Korteks serebri ↓ nyeri nyeri
  • 10. 10 2 DS:  Klien mengatakan nyeri ketika berjalan /beraktifitas DO:  Nampak adanya keterbatasan rentan gerak  Deformitas sendi Adanya factor penyebap ↓ Meningkatkan MSU dalam serum ↓ Mengendap pada jaringan sendi ↓ Terjadi pembentukan topus pada persendian ↓ Kesulitan dalam menggerakan sendi ↓ Gangguan mobilitas sendi Gangguan mobilitas fisik 2 DS:  Klien mengatakan takut dengan keadaannya  Klien mengatakan cemas dengan keadaannya DO:  Klien Nampak cemas  Klien Nampak bingung bila di Tanya tentang penyakitnya Adanya factor penyebab ↓ Perubahan status perubahan ↓ Kurang terpapar info tentang penyakit ↓ Stress Psikologi ↓ Ansietas ansietas
  • 11. 11 2. DIAGNOSA KEPERAWATAN Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi yang ditandai : DS :  Klien mengatakan adanya kemerahan  klien mengatakan nyeri ketika berjalan /melakukan aktivitas  klien mengatakan adanya kemerahan pada sendi ibu jari kaki  klien mengatakan sendi ibu jari kaki bengkak  klien mengatakan nyeri pada sendi yang terinflamasi  klien mengatakan nyeri meningkat pada pagi hari DO:  klien mengatakan nyeri ketika berjalan /melakukan aktivitas  klien mengatakan adanya kemerahan pada sendi ibu jari kaki  klien mengatakan sendi ibu jari kaki bengkak  klien mengatakan nyeri pada sendi yang terinflamasi  klien mengatakan nyeri meningkat pada pagi hari Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan adanya topus pada persendian : DS :  Klien mengatakan nyeri ketika berjalan atau beraktifitas. DO :  Nampak adanya keterbatasan rentang gerak  Deformitas sendi Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang proses penyakitnya ditanda dengan: DS :  klien mengatakan takut dengan keadaan sekarang  klien mengatakan cemas dengan keadaanya DO:  Klien Nampak cemas  Klien Nampak bingung bila ditanya tentang penyakitnya
  • 12. 12 3.RENCANA KEPERAWATAN NO TUJUAN INTERVENSI RASIONAL 1 Tupan: setelah diberikan tindakan keperawatan selama ±5 hari nyeri teratasi Tupen: setelah diberikan tindakan keperawatan selama ±2 harinyeri berangsur – angsur membaik dengan criteria: Ekspresi wajah Nampak tenang Sendi tidak merah dan bengkak lagi 1. Kaji TTV 2. Kaji skala intensitas dan sifat nyeri 3. Sendi yang nyeri diistirahatkan dan di beri bantalan 4. Berikan kompres panas atau dingin 5. Kolaborasi dalam pemberian obat analgetik dan kolkisin 1. Untuk mengetahui keadaan umum klien 2. Untuk mengetahui tingkatan nyeri dan menentukan intervvensi selanjutnya 3. Istirahat sdengan menentukan metabolism setempat dan mengurangi pergerakan sendi 4. Dapat mengurangi kemerahan dan pembekakan serta nyeri pada daerah sendi 5. Dapat memblok pusat nyeri dan menurunkan kadar MSU
  • 13. 13 2 Tupan: setelah diberikan tindakan keperawatan selama ±3 hari ansietas teratasi Tupen: setelah diberikan tindakan keperawatan selama ±2 hari gangguan mobilitas fisik berangsur –angsur membaik dengan criteria: Nyeri hilang ketika berjalan Keterbatasan rentang gerak mulai membaik 1. Observasi tingkat mobilitas gerakan persendian 2.Tingkatkan aktivitas klien bila nyeri dan bengkak telah berkurang 3. Lakukan latihan ROM secara berhati- hati. 4. Kolaborasi dalam pemberian obat hiperuresemia 1. Sebagai acuan untuk menentukan tindakan selanjutnya. 2. Untuk memandirikan pasien dalam memenuhi aktivitas dan mempertahankan rentang gerak sendi. 3. Mempertahankan ataumeningkatkan rentang gerak sendi. 4. Untuk menurunkan kadar asam urat dalam darah . 3. Tupan: setelah diberikan tindakan keperawatan selama ±3 hari ansietas teratasi Tupen: setelah diberikan tindakan keperawatan selama ±24 jam ansietas berangsur- angsur membaik dengan criteria klien tidak cemas lagi 1. Kaji tingkat kecemasan klien 2. Bina hubungan saling percayaantara klien dan perawat 3. Berikan penjelasan tentang penyakit 1. Untuk menentukan intervensi selanjutnya. 2. Hubungan saling percaya antara klien dan perawat dapat menurunkan kecemasan klien . 3. Rasa cemas dan ketidak tahuan diperkecil dengan
  • 15. 15 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi sebagai akibat dari hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkn karena penumpukan purin atau ekresi asam urat yang kurang dari ginjal. Gout mungkin primer atau sekunde Pirai atau gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia). B. SARAN Dalam penulisan askep ini masih kurang dari kesempurnaan karena kurangnya referensi yang kami dapatkan. Jadi, kritik dan saran yang sifatnya membangun khususnya dari dosen pembimbing maupun dari rekan-rekan pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan askep ini kedepannya.
  • 16. 16 DAFTAR PUSTAKA Brunner & Suddath. Buku Ajar Bedah Medikal Bedah. Vol 3. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta. 2001. Engram, Barbara. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah Vol.2. Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta. 199. Long, Barbara C. Keperawatan Medikal Bedah 3. Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Padjajaran. Bandung. 1996. Price, Sylvia Anderson. Patologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 2. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta. EGC. 1990. Soeparman. Waspadji, Sarwono. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 1998 Staf Pengajar Bagian Patologik Akademik. Patologi. Fakultas Kedokteran UI. Jakarta. 1994.