SlideShare a Scribd company logo
G A Y A
DWI RATNA
Setelah proses pembelajaran, peserta didik
diharapkan:
1. Memahami pengertian gaya
2. Memahami cara menyusun gaya secara
grafis maupun analitis
3. Memahami pengertian penjumlahan gaya
4. Memahami pengertian momen dan kopel
5. Dapat menyelesaikan soal-soal yang
berhubungan dengan gaya
Gaya adalah sesuatu sebab yang mengubah
keadaan benda dari diam menjadi bergerak,
atau sebaliknya, yaitu dari bergerak menjadi
diam.
Gaya ditentukan oleh 3 Faktor:
1. Besar Gaya
2. Arah Gaya
3. Titik Tangkap Gaya
 Pada Sistem Satuan Standar Internasional,
untuk menyatakan besarnya gaya adalah
NEWTON (N)
 Besarnya gaya (P) ditentukan oleh panjang
garis yang diperoleh dengan skala tertentu.
Misalnya: 1 cm mewakili 10 N, 1 cm mewakili
1 N, dsb.
Garis Kerja gayaA BP
X
Arah suatu gaya ditentukan oleh sebuah
anak panah yang dibuat pada ujung garis
gaya.
P
Arah gaya ke kanan
P
Arah gaya ke kiri
Titik tangkap gaya merupakan titik
atau tempat gaya tersebut mulai
bekerja.
A
Titik A adalah Titik Tangkap Gaya
Menyusun gaya adalah mengganti beberapa
buah gaya menjadi sebuah gaya.
Sebuah Gaya yang menggantikan beberapa
buah gaya disebut gaya pengganti atau
Resultan ( R ).
Gaya–gaya yang digantikan disebut komponen
gaya.
P1
P2
R
Menyusun Gaya :
1. Cara Grafis (melukis)
a. Dua buah gaya atau lebih pada satu garis kerja
dan arahnya sama
b. Dua buah gaya atau lebih dengan arah
berlawanan pada satu garis kerja
c. Dua buah gaya dengan titik tangkap yang sama
dan arahnya berbeda
d. Menyusun gaya dengan metode poligon gaya
2. Cara Analitis (menghitung)
a. Dua buah gaya dengan satu garis kerja dan
arahnya sama
b. Dua buah gaya dengan satu garis kerja dan
arahnya berlawanan
c. Dua buah gaya yang saling tegak lurus sesamanya
d. Dua buah gaya yang bekerja pada satu titik
tangkap, arahnya berbeda dan membentuk sudut α
a. Dua buah gaya atau lebih pada satu garis
kerja dan arahnya sama.
Dari gambar di atas, resultan P1, P2 dan P3
adalah jumlah dari ketiga gaya tersebut,
R=P1+P2+P3
P1
P2
P3
R
P1 P2 P3
b. Dua buah gaya atau lebih dengan arah
berlawanan pada satu garis kerja
Besarnya resultan (R) dari dua gaya yang
berlawanan arah adalah selisih dari kedua gaya
tersebut, dan arah resultan mengikuti arah gaya
yang lebih besar.
P2 P1
P2 P1
R
Besar resultan gaya P1 dan P2 adalah
R = P1 – P2
c. Dua buah gaya dengan titik tangkap yang
sama dan arahnya berbeda
Untuk menjumlahkan 2 gaya P1 dan P2 yang
mempunyai titik tangkap sama dan arahnya berlainan
dilakukan dengan lukisan jajaran genjang dua gaya
tersebut, dan resultannya adalah diagonal pada
jajaran genjang itu (hukum jajaran genjang)
P1
𝞪
𝞪
P2
P1
P2
R
Menentukan jumlah 2 vektor / gaya dengan
cara Hukum Segitiga
P1
P2
P1 P2
R
P2
P1
R
𝞪
𝞪
𝞪
d. Menyusun gaya dengan metode poligon gaya
Yaitu dengan cara memindahkan gaya-gaya
yang berikutnya ke ujung gaya yang
sebelumnya.
P1
P2
P3
P5
P4
P1
P2
P3
P4
P5
R
𝞪1
𝞪2
𝞪3
𝞪4
𝞪1
𝞪2
𝞪3
𝞪4
a. Dua buah gaya dengan satu garis kerja dan
arahnya sama
Resultan dari dua buah gaya ini adalah jumlah
kedua gaya tersebut dan arah sama, sedangkan
titik tangkapnya terletak pada garis kerja gaya-
gaya tersebut.
R = P1 + P2
b. Dua buah gaya dengan satu garis kerja dan
arahnya berlawanan
Resultan dari dua buah gaya ini adalah selisih dari
kedua gaya tersebut dan arahnya mengikuti gaya
yang lebih besar.
c. Dua buah gaya yang saling tegak lurus
sesamanya
Gaya P1 tegak lurus dengan P2, maka resultannya
Arah gaya membentuk sudut:
R = P1 - P2
d. Dua buah gaya yang bekerja pada satu titik
tangkap, arahnya berbeda dan membentuk
sudut α
1 .Dua gaya P1 = 8 N dan P2 = 3 N dengan arah yg sama, bekerja
pada garis gaya yang sama. Tentukan besar resultan (R) secara
grafis dan analitis!
2. Dua gaya P1 = 7 N dan P2 = 3 N dengan arah yg berlawanan,
bekerja pada garis gaya yang sama. Tentukan besar resultan
(R) secara grafis dan analitis!
3. Dua gaya titik tangkapnya sama membuat sudut 90° satu sama
lain, apabila P1 = 5 N, P2 = 7 N, tentukan besarnya Resultan
(R), a. Secara Grafis
b. Secara Analitis
4. Dua gaya titik tangkap sama membuat sudut 30° satu sama
lain, berapa besar Resultan (R) apabila P1 = 7 N, P2 = 8 N.
5. Dua gaya titik tangkap sama membuat sudut 60° satu sama
lain, berapa besar Resultan (R) apabila P1 = 4 N, P2 = 5 N.
1. Dua buah gaya P1=6N, P2=5N bekerja pada titik tangkap
yang sama dan membentuk sudut 60°.
Tentukan resultannya:
a. Dengan metode jajaran genjang (Parallelogram)
b. Dengan metode segitiga
2. Dua buah gaya P1=4N, P2=8N bekerja pada titik tangkap
yang sama dan membentuk sudut 45°.
Tentukan resultannya:
a. Dengan metode jajaran genjang (Parallelogram)
b. Dengan metode segitiga

More Related Content

What's hot

05 momen inersia 2
05   momen inersia 205   momen inersia 2
05 momen inersia 2
tekpal14
 
Kerja dan Energi
Kerja dan EnergiKerja dan Energi
Kerja dan Energi
jajakustija
 
Barchart dan Penjadwalan proyek
Barchart dan Penjadwalan proyekBarchart dan Penjadwalan proyek
Barchart dan Penjadwalan proyekNurul Angreliany
 
Materi kuliah rekayasa_gempa
Materi kuliah rekayasa_gempaMateri kuliah rekayasa_gempa
Materi kuliah rekayasa_gempa
yuni helmi
 
Gaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cair
Gaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cairGaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cair
Gaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cair
Ganisa Elsina Salamena
 
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2
MOSES HADUN
 
MEKANIKA TEKNIK 1- BALOK GERBER
MEKANIKA TEKNIK 1- BALOK GERBERMEKANIKA TEKNIK 1- BALOK GERBER
MEKANIKA TEKNIK 1- BALOK GERBER
MOSES HADUN
 
Modul mekanika teknik 1
Modul mekanika teknik 1Modul mekanika teknik 1
Modul mekanika teknik 1Ibrahim Husain
 
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
MOSES HADUN
 
Bab 8 kerangka dasar pemetaan poligon
Bab 8 kerangka dasar pemetaan poligonBab 8 kerangka dasar pemetaan poligon
Bab 8 kerangka dasar pemetaan poligonHendra Supriyanto
 
Getaran mekanik 7
Getaran mekanik 7Getaran mekanik 7
Getaran mekanik 7
Hendri Atmoko
 
9 penjadwalan proyek dengan cpm
9 penjadwalan proyek dengan cpm9 penjadwalan proyek dengan cpm
9 penjadwalan proyek dengan cpm
Simon Patabang
 
Modul 1-pengertian-dasar-statika
Modul 1-pengertian-dasar-statikaModul 1-pengertian-dasar-statika
Modul 1-pengertian-dasar-statika
MOSES HADUN
 
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar
MOSES HADUN
 
Kuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkapKuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkap
Wildan Noer Fargiant
 
KESETIMBANGAN
KESETIMBANGANKESETIMBANGAN
KESETIMBANGANDwi Ratna
 
[10] shear force diagram & bending moment diagram
[10] shear force diagram & bending moment diagram[10] shear force diagram & bending moment diagram
[10] shear force diagram & bending moment diagramSyahrir Qoim
 
Modul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASAR
Modul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASARModul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASAR
Modul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASAR
MOSES HADUN
 

What's hot (20)

05 momen inersia 2
05   momen inersia 205   momen inersia 2
05 momen inersia 2
 
Kerja dan Energi
Kerja dan EnergiKerja dan Energi
Kerja dan Energi
 
Barchart dan Penjadwalan proyek
Barchart dan Penjadwalan proyekBarchart dan Penjadwalan proyek
Barchart dan Penjadwalan proyek
 
Materi kuliah rekayasa_gempa
Materi kuliah rekayasa_gempaMateri kuliah rekayasa_gempa
Materi kuliah rekayasa_gempa
 
Gaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cair
Gaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cairGaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cair
Gaya yang ditimbulkan oleh pancaran zat cair
 
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2
STRUKTUR STATIS TAK TENTU METODE CLAPEYRON- CONTINUOUS BEAM-2
 
MEKANIKA TEKNIK 1- BALOK GERBER
MEKANIKA TEKNIK 1- BALOK GERBERMEKANIKA TEKNIK 1- BALOK GERBER
MEKANIKA TEKNIK 1- BALOK GERBER
 
Mekanika teknik
Mekanika teknikMekanika teknik
Mekanika teknik
 
Modul mekanika teknik 1
Modul mekanika teknik 1Modul mekanika teknik 1
Modul mekanika teknik 1
 
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
 
Bab 8 kerangka dasar pemetaan poligon
Bab 8 kerangka dasar pemetaan poligonBab 8 kerangka dasar pemetaan poligon
Bab 8 kerangka dasar pemetaan poligon
 
Getaran mekanik 7
Getaran mekanik 7Getaran mekanik 7
Getaran mekanik 7
 
9 penjadwalan proyek dengan cpm
9 penjadwalan proyek dengan cpm9 penjadwalan proyek dengan cpm
9 penjadwalan proyek dengan cpm
 
Modul 1-pengertian-dasar-statika
Modul 1-pengertian-dasar-statikaModul 1-pengertian-dasar-statika
Modul 1-pengertian-dasar-statika
 
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar
 
C.tegangan dan-regangan1
C.tegangan dan-regangan1C.tegangan dan-regangan1
C.tegangan dan-regangan1
 
Kuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkapKuliah dinamika-lengkap
Kuliah dinamika-lengkap
 
KESETIMBANGAN
KESETIMBANGANKESETIMBANGAN
KESETIMBANGAN
 
[10] shear force diagram & bending moment diagram
[10] shear force diagram & bending moment diagram[10] shear force diagram & bending moment diagram
[10] shear force diagram & bending moment diagram
 
Modul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASAR
Modul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASARModul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASAR
Modul 1-pengertian-dasar-statika, STATIKA DAN MEKANIKA DASAR
 

Similar to GAYA

Materi garis pada pembelajaran matematika
Materi garis pada pembelajaran matematikaMateri garis pada pembelajaran matematika
Materi garis pada pembelajaran matematika
RickyJho1
 
PPT MATEMATIKA MODUL 8 TRIGONKMETRI.pptx
PPT MATEMATIKA MODUL 8 TRIGONKMETRI.pptxPPT MATEMATIKA MODUL 8 TRIGONKMETRI.pptx
PPT MATEMATIKA MODUL 8 TRIGONKMETRI.pptx
DwiMeiliyanti1
 
Gaya, momen gaya dan momen kopel
Gaya, momen gaya dan momen kopelGaya, momen gaya dan momen kopel
Gaya, momen gaya dan momen kopel
Hettyk Sari
 
Mekanika Teknik_Penyusunan Gaya Gaya Gedung
Mekanika Teknik_Penyusunan Gaya Gaya GedungMekanika Teknik_Penyusunan Gaya Gaya Gedung
Mekanika Teknik_Penyusunan Gaya Gaya Gedung
MasRozi4
 
garis dan sudut by chamim nurhuda
garis dan sudut by chamim nurhudagaris dan sudut by chamim nurhuda
garis dan sudut by chamim nurhudacmem
 
Geometri dimensi dua
Geometri dimensi dua Geometri dimensi dua
Geometri dimensi dua
Josua Sitorus
 
BAHAN AJAR VEKTOR
BAHAN AJAR VEKTORBAHAN AJAR VEKTOR
BAHAN AJAR VEKTOR
MAFIA '11
 
Vektor.pptx
Vektor.pptxVektor.pptx
Vektor.pptx
AlyaBachri1223
 
tugas matematika peminatan sma ypi tunas bangsa palembang
tugas matematika peminatan  sma ypi tunas bangsa palembangtugas matematika peminatan  sma ypi tunas bangsa palembang
tugas matematika peminatan sma ypi tunas bangsa palembang
miftahul jannah
 
Bab 4 ruang berdimensi dua
Bab 4 ruang berdimensi duaBab 4 ruang berdimensi dua
Bab 4 ruang berdimensi duaEko Supriyadi
 
PPT Garis dan Sudut Kelas 7 Semester 2
PPT Garis dan Sudut Kelas 7 Semester 2PPT Garis dan Sudut Kelas 7 Semester 2
PPT Garis dan Sudut Kelas 7 Semester 2
Kevin Arthur
 
Bab iii fisika i
Bab iii fisika iBab iii fisika i
Bab iii fisika ikikitama
 
dokumen.tips_2a-menyusun-gaya-grafis.ppt
dokumen.tips_2a-menyusun-gaya-grafis.pptdokumen.tips_2a-menyusun-gaya-grafis.ppt
dokumen.tips_2a-menyusun-gaya-grafis.ppt
DenyEzz
 
PENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by Sakri
PENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by SakriPENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by Sakri
PENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by Sakri
rezarahadiaan1
 
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01Irwandaniin
 
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01Irwandaniin
 
Mekanika teknik II
Mekanika teknik IIMekanika teknik II
Mekanika teknik II
Sylvester Saragih
 
Penjumlahan vektor bagian 1
Penjumlahan vektor bagian 1Penjumlahan vektor bagian 1
Penjumlahan vektor bagian 1
Taufiq Fariz
 

Similar to GAYA (20)

Materi garis pada pembelajaran matematika
Materi garis pada pembelajaran matematikaMateri garis pada pembelajaran matematika
Materi garis pada pembelajaran matematika
 
PPT MATEMATIKA MODUL 8 TRIGONKMETRI.pptx
PPT MATEMATIKA MODUL 8 TRIGONKMETRI.pptxPPT MATEMATIKA MODUL 8 TRIGONKMETRI.pptx
PPT MATEMATIKA MODUL 8 TRIGONKMETRI.pptx
 
Gaya, momen gaya dan momen kopel
Gaya, momen gaya dan momen kopelGaya, momen gaya dan momen kopel
Gaya, momen gaya dan momen kopel
 
Mekanika Teknik_Penyusunan Gaya Gaya Gedung
Mekanika Teknik_Penyusunan Gaya Gaya GedungMekanika Teknik_Penyusunan Gaya Gaya Gedung
Mekanika Teknik_Penyusunan Gaya Gaya Gedung
 
garis dan sudut by chamim nurhuda
garis dan sudut by chamim nurhudagaris dan sudut by chamim nurhuda
garis dan sudut by chamim nurhuda
 
Geometri dimensi dua
Geometri dimensi dua Geometri dimensi dua
Geometri dimensi dua
 
BAHAN AJAR VEKTOR
BAHAN AJAR VEKTORBAHAN AJAR VEKTOR
BAHAN AJAR VEKTOR
 
Vektor.pptx
Vektor.pptxVektor.pptx
Vektor.pptx
 
Bab 1 trigonometri
Bab 1 trigonometriBab 1 trigonometri
Bab 1 trigonometri
 
TRIGONOMETRI
TRIGONOMETRITRIGONOMETRI
TRIGONOMETRI
 
tugas matematika peminatan sma ypi tunas bangsa palembang
tugas matematika peminatan  sma ypi tunas bangsa palembangtugas matematika peminatan  sma ypi tunas bangsa palembang
tugas matematika peminatan sma ypi tunas bangsa palembang
 
Bab 4 ruang berdimensi dua
Bab 4 ruang berdimensi duaBab 4 ruang berdimensi dua
Bab 4 ruang berdimensi dua
 
PPT Garis dan Sudut Kelas 7 Semester 2
PPT Garis dan Sudut Kelas 7 Semester 2PPT Garis dan Sudut Kelas 7 Semester 2
PPT Garis dan Sudut Kelas 7 Semester 2
 
Bab iii fisika i
Bab iii fisika iBab iii fisika i
Bab iii fisika i
 
dokumen.tips_2a-menyusun-gaya-grafis.ppt
dokumen.tips_2a-menyusun-gaya-grafis.pptdokumen.tips_2a-menyusun-gaya-grafis.ppt
dokumen.tips_2a-menyusun-gaya-grafis.ppt
 
PENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by Sakri
PENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by SakriPENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by Sakri
PENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by Sakri
 
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01
 
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01
Mekanikateknikia 121008071844-phpapp01
 
Mekanika teknik II
Mekanika teknik IIMekanika teknik II
Mekanika teknik II
 
Penjumlahan vektor bagian 1
Penjumlahan vektor bagian 1Penjumlahan vektor bagian 1
Penjumlahan vektor bagian 1
 

More from Dwi Ratna

HUKUM NEWTON
HUKUM NEWTONHUKUM NEWTON
HUKUM NEWTON
Dwi Ratna
 
TURBIN AIR
TURBIN AIRTURBIN AIR
TURBIN AIR
Dwi Ratna
 
Bab 2 (motor bakar)
Bab 2 (motor bakar)Bab 2 (motor bakar)
Bab 2 (motor bakar)
Dwi Ratna
 
PRINSIP DASAR LISTRIK
PRINSIP DASAR LISTRIKPRINSIP DASAR LISTRIK
PRINSIP DASAR LISTRIK
Dwi Ratna
 
TURBIN PELTON
TURBIN PELTONTURBIN PELTON
TURBIN PELTON
Dwi Ratna
 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
Dwi Ratna
 
TEGANGAN
TEGANGANTEGANGAN
TEGANGAN
Dwi Ratna
 
Bab 1 mesin konversi energi
Bab 1 mesin konversi energiBab 1 mesin konversi energi
Bab 1 mesin konversi energi
Dwi Ratna
 

More from Dwi Ratna (8)

HUKUM NEWTON
HUKUM NEWTONHUKUM NEWTON
HUKUM NEWTON
 
TURBIN AIR
TURBIN AIRTURBIN AIR
TURBIN AIR
 
Bab 2 (motor bakar)
Bab 2 (motor bakar)Bab 2 (motor bakar)
Bab 2 (motor bakar)
 
PRINSIP DASAR LISTRIK
PRINSIP DASAR LISTRIKPRINSIP DASAR LISTRIK
PRINSIP DASAR LISTRIK
 
TURBIN PELTON
TURBIN PELTONTURBIN PELTON
TURBIN PELTON
 
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESINMACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
MACAM-MACAM SAMBUNGAN PADA KONSTRUKSI MESIN
 
TEGANGAN
TEGANGANTEGANGAN
TEGANGAN
 
Bab 1 mesin konversi energi
Bab 1 mesin konversi energiBab 1 mesin konversi energi
Bab 1 mesin konversi energi
 

GAYA

  • 1. G A Y A DWI RATNA
  • 2. Setelah proses pembelajaran, peserta didik diharapkan: 1. Memahami pengertian gaya 2. Memahami cara menyusun gaya secara grafis maupun analitis 3. Memahami pengertian penjumlahan gaya 4. Memahami pengertian momen dan kopel 5. Dapat menyelesaikan soal-soal yang berhubungan dengan gaya
  • 3. Gaya adalah sesuatu sebab yang mengubah keadaan benda dari diam menjadi bergerak, atau sebaliknya, yaitu dari bergerak menjadi diam. Gaya ditentukan oleh 3 Faktor: 1. Besar Gaya 2. Arah Gaya 3. Titik Tangkap Gaya
  • 4.  Pada Sistem Satuan Standar Internasional, untuk menyatakan besarnya gaya adalah NEWTON (N)  Besarnya gaya (P) ditentukan oleh panjang garis yang diperoleh dengan skala tertentu. Misalnya: 1 cm mewakili 10 N, 1 cm mewakili 1 N, dsb. Garis Kerja gayaA BP X
  • 5. Arah suatu gaya ditentukan oleh sebuah anak panah yang dibuat pada ujung garis gaya. P Arah gaya ke kanan P Arah gaya ke kiri
  • 6. Titik tangkap gaya merupakan titik atau tempat gaya tersebut mulai bekerja. A Titik A adalah Titik Tangkap Gaya
  • 7. Menyusun gaya adalah mengganti beberapa buah gaya menjadi sebuah gaya. Sebuah Gaya yang menggantikan beberapa buah gaya disebut gaya pengganti atau Resultan ( R ). Gaya–gaya yang digantikan disebut komponen gaya. P1 P2 R
  • 8. Menyusun Gaya : 1. Cara Grafis (melukis) a. Dua buah gaya atau lebih pada satu garis kerja dan arahnya sama b. Dua buah gaya atau lebih dengan arah berlawanan pada satu garis kerja c. Dua buah gaya dengan titik tangkap yang sama dan arahnya berbeda d. Menyusun gaya dengan metode poligon gaya 2. Cara Analitis (menghitung) a. Dua buah gaya dengan satu garis kerja dan arahnya sama b. Dua buah gaya dengan satu garis kerja dan arahnya berlawanan c. Dua buah gaya yang saling tegak lurus sesamanya d. Dua buah gaya yang bekerja pada satu titik tangkap, arahnya berbeda dan membentuk sudut α
  • 9. a. Dua buah gaya atau lebih pada satu garis kerja dan arahnya sama. Dari gambar di atas, resultan P1, P2 dan P3 adalah jumlah dari ketiga gaya tersebut, R=P1+P2+P3 P1 P2 P3 R P1 P2 P3
  • 10. b. Dua buah gaya atau lebih dengan arah berlawanan pada satu garis kerja Besarnya resultan (R) dari dua gaya yang berlawanan arah adalah selisih dari kedua gaya tersebut, dan arah resultan mengikuti arah gaya yang lebih besar. P2 P1 P2 P1 R Besar resultan gaya P1 dan P2 adalah R = P1 – P2
  • 11. c. Dua buah gaya dengan titik tangkap yang sama dan arahnya berbeda Untuk menjumlahkan 2 gaya P1 dan P2 yang mempunyai titik tangkap sama dan arahnya berlainan dilakukan dengan lukisan jajaran genjang dua gaya tersebut, dan resultannya adalah diagonal pada jajaran genjang itu (hukum jajaran genjang) P1 𝞪 𝞪 P2 P1 P2 R
  • 12. Menentukan jumlah 2 vektor / gaya dengan cara Hukum Segitiga P1 P2 P1 P2 R P2 P1 R 𝞪 𝞪 𝞪
  • 13. d. Menyusun gaya dengan metode poligon gaya Yaitu dengan cara memindahkan gaya-gaya yang berikutnya ke ujung gaya yang sebelumnya. P1 P2 P3 P5 P4 P1 P2 P3 P4 P5 R 𝞪1 𝞪2 𝞪3 𝞪4 𝞪1 𝞪2 𝞪3 𝞪4
  • 14. a. Dua buah gaya dengan satu garis kerja dan arahnya sama Resultan dari dua buah gaya ini adalah jumlah kedua gaya tersebut dan arah sama, sedangkan titik tangkapnya terletak pada garis kerja gaya- gaya tersebut. R = P1 + P2
  • 15. b. Dua buah gaya dengan satu garis kerja dan arahnya berlawanan Resultan dari dua buah gaya ini adalah selisih dari kedua gaya tersebut dan arahnya mengikuti gaya yang lebih besar. c. Dua buah gaya yang saling tegak lurus sesamanya Gaya P1 tegak lurus dengan P2, maka resultannya Arah gaya membentuk sudut: R = P1 - P2
  • 16. d. Dua buah gaya yang bekerja pada satu titik tangkap, arahnya berbeda dan membentuk sudut α
  • 17.
  • 18. 1 .Dua gaya P1 = 8 N dan P2 = 3 N dengan arah yg sama, bekerja pada garis gaya yang sama. Tentukan besar resultan (R) secara grafis dan analitis! 2. Dua gaya P1 = 7 N dan P2 = 3 N dengan arah yg berlawanan, bekerja pada garis gaya yang sama. Tentukan besar resultan (R) secara grafis dan analitis! 3. Dua gaya titik tangkapnya sama membuat sudut 90° satu sama lain, apabila P1 = 5 N, P2 = 7 N, tentukan besarnya Resultan (R), a. Secara Grafis b. Secara Analitis 4. Dua gaya titik tangkap sama membuat sudut 30° satu sama lain, berapa besar Resultan (R) apabila P1 = 7 N, P2 = 8 N. 5. Dua gaya titik tangkap sama membuat sudut 60° satu sama lain, berapa besar Resultan (R) apabila P1 = 4 N, P2 = 5 N.
  • 19. 1. Dua buah gaya P1=6N, P2=5N bekerja pada titik tangkap yang sama dan membentuk sudut 60°. Tentukan resultannya: a. Dengan metode jajaran genjang (Parallelogram) b. Dengan metode segitiga 2. Dua buah gaya P1=4N, P2=8N bekerja pada titik tangkap yang sama dan membentuk sudut 45°. Tentukan resultannya: a. Dengan metode jajaran genjang (Parallelogram) b. Dengan metode segitiga