Dokumen tersebut membahas tentang vektor dan cara-cara menjumlahkan vektor secara grafis dan analitis. Secara grafis ada metode polygon dan jajargenjang, sedangkan secara analitis menggunakan rumus cosinus atau menguraikan vektor menjadi komponen-komponennya.
Mata kuliah Listrik Magnet membahas tentang medan elektrostatik, muatan listrik, hukum Coulomb, medan listrik, hukum Gauss, potensial listrik, energi elektrostatik, dan dipol listrik. Mata kuliah ini memberikan pemahaman dasar tentang konsep-konsep elektrostatika yang digunakan dalam berbagai masalah fisika.
Dokumen tersebut merangkum sejarah dan teori tentang superkonduktor. Superkonduktor pertama kali ditemukan pada tahun 1911 oleh Heike Kamerlingh Onnes ketika ia menemukan bahwa resistansi merkuri menjadi nol pada suhu 4,2 Kelvin. Sejak itu, berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan fenomena superkonduktivitas, termasuk Teori BCS tahun 1957. Dokumen juga membahas berbagai sifat
kumpulan soal pilihan ganda teori kinetik gas fisikaBella Andreana
1. Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat gas ideal dan hukum-hukum yang berlaku pada gas ideal. Di antaranya adalah gas selalu bergerak acak, tidak saling tarik menarik, dan bertumbukan sempurna.
2. Beberapa soal membahas hubungan antara tekanan, suhu, volume, dan jumlah molekul pada gas ideal berdasarkan hukum gas ideal.
3. Secara umum dokumen tersebut membahas sifat
1. Bab ini membahas energetika gelombang, termasuk penjabaran persamaan gelombang berdasarkan hukum kekekalan energi, rapat energi dan intensitas gelombang, serta pemantulan dan transmisi gelombang.
Mata kuliah Listrik Magnet membahas tentang medan elektrostatik, muatan listrik, hukum Coulomb, medan listrik, hukum Gauss, potensial listrik, energi elektrostatik, dan dipol listrik. Mata kuliah ini memberikan pemahaman dasar tentang konsep-konsep elektrostatika yang digunakan dalam berbagai masalah fisika.
Dokumen tersebut merangkum sejarah dan teori tentang superkonduktor. Superkonduktor pertama kali ditemukan pada tahun 1911 oleh Heike Kamerlingh Onnes ketika ia menemukan bahwa resistansi merkuri menjadi nol pada suhu 4,2 Kelvin. Sejak itu, berbagai teori telah dikembangkan untuk menjelaskan fenomena superkonduktivitas, termasuk Teori BCS tahun 1957. Dokumen juga membahas berbagai sifat
kumpulan soal pilihan ganda teori kinetik gas fisikaBella Andreana
1. Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat gas ideal dan hukum-hukum yang berlaku pada gas ideal. Di antaranya adalah gas selalu bergerak acak, tidak saling tarik menarik, dan bertumbukan sempurna.
2. Beberapa soal membahas hubungan antara tekanan, suhu, volume, dan jumlah molekul pada gas ideal berdasarkan hukum gas ideal.
3. Secara umum dokumen tersebut membahas sifat
1. Bab ini membahas energetika gelombang, termasuk penjabaran persamaan gelombang berdasarkan hukum kekekalan energi, rapat energi dan intensitas gelombang, serta pemantulan dan transmisi gelombang.
Praktikum ini bertujuan untuk menganalisis bentuk grafik dan perbandingan tegangan output terhadap variasi frekuensi pada rangkaian RC integral dan diferensial. Percobaan dilakukan dengan manipulasi frekuensi 25 Hz, 50 Hz, dan 100 Hz pada kedua rangkaian. Hasilnya menunjukkan bahwa pada rangkaian integral, tegangan output berkurang seiring kenaikan frekuensi dan periode berkurang. Sedangkan pada rangkaian diferensial, tegangan output
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas teori atom modern yang dikembangkan oleh Erwin Schrodinger dan Werner Heisenberg, termasuk persamaan Schrodinger dan model atom mekanika gelombang.
2. Model atom modern menggambarkan elektron sebagai awan kemungkinan di sekitar inti atom, bukan orbit yang tetap seperti model Bohr.
3. Persamaan Schrodinger digunakan untuk menghitung fungsi gelombang elektron
Dokumen tersebut membahas struktur dan sifat inti atom, mulai dari penemuan inti atom oleh Rutherford hingga perkembangan berbagai model inti seperti model gas Fermi, model kulit, model tetes cairan, model rotasional, vibrasional, dan Nilsson yang mempertimbangkan sifat independen atau kolektif nukleon dalam inti.
Sumber tegangan dapat dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan arah arusnya, yaitu arus bolak balik (AC) seperti generator dan arus searah (DC) seperti baterai. Sumber tegangan juga dapat dikelompokkan menjadi primer yang tidak dapat diisi ulang dan sekunder yang dapat diisi ulang seperti akumulator. Contoh sumber tegangan primer adalah elemen Volta yang menggunakan reaksi kimia antara logam
Teori Medan Elektromagnet (1 - 2) gelombang_elektromagnetikjayamartha
Dokumen ini membahas tentang gelombang elektromagnetik, yaitu gelombang yang dapat merambat di ruang hampa tanpa memerlukan medium. Teori gelombang elektromagnetik dikembangkan berdasarkan hipotesis Maxwell mengenai hubungan antara medan listrik dan medan magnet. Gelombang elektromagnetik memiliki berbagai sifat seperti dapat dipantulkan, dibiaskan, dan mengalami interferensi.
3.1 Pengertian Dasar Vektor dan OperasInyaDiah Fitriani
Kelompok 2 terdiri dari 8 anggota dan 1 guru pembimbing yang membahas tentang notasi vektor, operasi vektor seperti penjumlahan dan perkalian vektor dengan skalar, serta tafsiran geometri kedudukan dua vektor atau lebih seperti vektor posisi dan titik-titik segaris.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang polarisasi cahaya, yaitu sifat cahaya yang bergerak dengan arah tertentu sebagai gelombang elektromagnetik transversal. Juga dibahas macam-macam polarisasi seperti linier, sirkuler, dan eliptis serta penggunaan lempeng penghambat untuk mengubah arah polarisasi cahaya.
1. Elektrodinamometer adalah alat ukur arus bolak-balik yang penting, sering digunakan sebagai voltmeter dan ohmmeter akurat untuk frekuensi jaringan listrik maupun frekuensi audio rendah. 2. Elektrodinamometer bekerja dengan menghasilkan medan magnet menggunakan arus yang diukur, bukan magnet permanen seperti gerak d'Arsonval. 3. Besarnya torsi yang dihasilkan berbanding kuadrat dengan besar arusnya,
Praktikum ini bertujuan untuk menganalisis bentuk grafik dan perbandingan tegangan output terhadap variasi frekuensi pada rangkaian RC integral dan diferensial. Percobaan dilakukan dengan manipulasi frekuensi 25 Hz, 50 Hz, dan 100 Hz pada kedua rangkaian. Hasilnya menunjukkan bahwa pada rangkaian integral, tegangan output berkurang seiring kenaikan frekuensi dan periode berkurang. Sedangkan pada rangkaian diferensial, tegangan output
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas teori atom modern yang dikembangkan oleh Erwin Schrodinger dan Werner Heisenberg, termasuk persamaan Schrodinger dan model atom mekanika gelombang.
2. Model atom modern menggambarkan elektron sebagai awan kemungkinan di sekitar inti atom, bukan orbit yang tetap seperti model Bohr.
3. Persamaan Schrodinger digunakan untuk menghitung fungsi gelombang elektron
Dokumen tersebut membahas struktur dan sifat inti atom, mulai dari penemuan inti atom oleh Rutherford hingga perkembangan berbagai model inti seperti model gas Fermi, model kulit, model tetes cairan, model rotasional, vibrasional, dan Nilsson yang mempertimbangkan sifat independen atau kolektif nukleon dalam inti.
Sumber tegangan dapat dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan arah arusnya, yaitu arus bolak balik (AC) seperti generator dan arus searah (DC) seperti baterai. Sumber tegangan juga dapat dikelompokkan menjadi primer yang tidak dapat diisi ulang dan sekunder yang dapat diisi ulang seperti akumulator. Contoh sumber tegangan primer adalah elemen Volta yang menggunakan reaksi kimia antara logam
Teori Medan Elektromagnet (1 - 2) gelombang_elektromagnetikjayamartha
Dokumen ini membahas tentang gelombang elektromagnetik, yaitu gelombang yang dapat merambat di ruang hampa tanpa memerlukan medium. Teori gelombang elektromagnetik dikembangkan berdasarkan hipotesis Maxwell mengenai hubungan antara medan listrik dan medan magnet. Gelombang elektromagnetik memiliki berbagai sifat seperti dapat dipantulkan, dibiaskan, dan mengalami interferensi.
3.1 Pengertian Dasar Vektor dan OperasInyaDiah Fitriani
Kelompok 2 terdiri dari 8 anggota dan 1 guru pembimbing yang membahas tentang notasi vektor, operasi vektor seperti penjumlahan dan perkalian vektor dengan skalar, serta tafsiran geometri kedudukan dua vektor atau lebih seperti vektor posisi dan titik-titik segaris.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang polarisasi cahaya, yaitu sifat cahaya yang bergerak dengan arah tertentu sebagai gelombang elektromagnetik transversal. Juga dibahas macam-macam polarisasi seperti linier, sirkuler, dan eliptis serta penggunaan lempeng penghambat untuk mengubah arah polarisasi cahaya.
1. Elektrodinamometer adalah alat ukur arus bolak-balik yang penting, sering digunakan sebagai voltmeter dan ohmmeter akurat untuk frekuensi jaringan listrik maupun frekuensi audio rendah. 2. Elektrodinamometer bekerja dengan menghasilkan medan magnet menggunakan arus yang diukur, bukan magnet permanen seperti gerak d'Arsonval. 3. Besarnya torsi yang dihasilkan berbanding kuadrat dengan besar arusnya,
Dokumen tersebut membahas tentang vektor, yang merupakan besaran yang mempunyai nilai dan arah seperti perpindahan, kecepatan, dan percepatan. Ia juga menjelaskan penjumlahan vektor menggunakan metode segitiga, jajargenjang, dan poligon. Metode poligon dapat digunakan untuk menjumlahkan dua vektor atau lebih.
Dokumen ini membahas tentang vektor, termasuk pengertian vektor, menggambar vektor dalam bidang datar, contoh soal, dan penjumlahan serta pengurangan vektor menggunakan berbagai metode seperti segitiga, jajargenjang, dan polygon. Dibahas pula tentang menentukan besar dan arah vektor hasil penjumlahan menggunakan rumus kosinus dan sinus.
1. Vektor adalah besaran fisika yang memiliki besar dan arah. Vektor dapat dijumlahkan menggunakan metode jajar genjang atau polygon.
2. Penjumlahan vektor dapat dilakukan secara grafis maupun analitis dengan menggunakan rumus penjumlahan vektor.
3. Komponen-komponen vektor dapat diuraikan menjadi vektor-vektor komponen yang saling tegak lurus untuk mempermudah penye
1. Modul ini membahas konsep vektor dan operasi-operasi matematika pada vektor seperti penjumlahan dan perkalian vektor.
2. Terdapat berbagai metode untuk menjumlahkan vektor seperti metode jajar genjang dan metode polygon.
3. Penjumlahan vektor dapat dilakukan secara analitis menggunakan rumus penjumlahan vektor atau menggunakan komponen-komponen vektor.
Vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah. Terdapat berbagai cara untuk menjumlahkan dan mengurangkan vektor, seperti metode segitiga, jajaran genjang, dan poligon. Rumus kosinus dan sinus digunakan untuk menentukan besar dan arah vektor hasil penjumlahan atau pengurangan beberapa vektor.
Dokumen tersebut membahas tentang penjumlahan vektor, termasuk karakteristik vektor, penggambaran vektor dan resultan vektor, serta rumus-rumus untuk menentukan besar dan arah resultan dua vektor menggunakan aturan sinus dan cosinus.
Vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah. Dokumen menjelaskan tentang besaran skalar dan vektor, representasi grafis dan analitis vektor, operasi penjumlahan dan pengurangan vektor secara grafis dan analitis.
2. A. Besaran Vektor
Berdasarkan nilai dan arahnya besaran fisika, terbagi dua juga yaitu
besaran skalar dan besaran vektor.
Besaran skalar diartikan sebagai besaran yang hanya memiliki nilai saja.
Contoh: massa, energi, suhu, jarak, kelajuan, dll
Besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah.
Contoh: perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, tekanan, medan dll
3. B. Simbol Vektor
Simbol besaran vektor dinyatakan dengan huruf cetak tebal atau huruf
cetak tipis yang diberi tanda panah di atasnya.
Misalnya vektor gaya dapat dituliskan dengan simbol F atau 𝐹⃗ , tetapi
jika menyatakan besar atau nilainya saja (tidak menyertakan arahnya)
disimbolkan dengan huruf cetak tebal atau huruf cetak tipis bertanda
panah di atasnya yang diberi tanda garis mutlak atau cukup huruf cetak
tipis.
• Misalnya ada pernyataan “benda diberi gaya 5 N ke timur” dituliskan
dengan F = 5 N ke timur atau 𝐹⃗= 5 N ke timur
• Misalnya ada pernyataan “benda diberi gaya 5 N” (tanpa menyebut
arah) dituliskan dengan 𝐹= 5 N atau |𝐹⃗| = 5 N atau |𝑭| = 5 N
4. Sebuah vektor digambarkan sebagai
sebuah ruas garis berarah (panah)
yang mempunyai titik tangkap (titik
pangkal) sebagai tempat permulaan
vektor.
Panjang garis menunjukkan nilai
vektor dan arah panah menunjukkan
arah vektor.
Gaya F1 yang besarnya 10 N dengan
arah 60o dari barat ke utara dan gaya
F2 besarnya 20 N dengan arah ke
timur.
Gaya yang lebih besar harus digambar
dengan garis panah yang lebih
panjang.
Gambar 1. Penggambaran vektor
5. C. Penjumlahan Vektor
Penjumlahan besaran vektor dapat ditentukan dengan metode grafis
dan analitis.
Cara grafis dibagi menjadi dua metode yaitu metode polygon dan
metode jajaran genjang.
Metode analitis juga terbagi 2 yaitu metode rumus cosinus dan metode
urai vektor.
Vektor hasil penjumlahan disebut dengan vektor resultan
6. 1. Metode Grafis
Untuk menentukan hasil penjumahan vektor menggunakan metode
grafis dibutuhkan alat ukur yaitu mistar dan busur derajat. Mistar
digunakan untuk mengukur panjang garis panah yang menggambarkan
nilai/besarnya vektor dan busur digunakan untuk menentukan arah
vektor.
Misalkan sebuah balok diberi gaya seperti pada gambar berikut:
Tentukan berapakah resultan vektor atau gaya total yang dialami balok?
7. a. Metode Polygon
Metode Polygon/segi banyak/ujung-pangkal.
Perhatikan langkah-langkah nenentukan resultan verktor dengan metode
polygon berikut:
1. Tetapkan skala, misalkan dengan skala 1 : 1 berarti gaya 3 N digambarkan
dengan anak panah sepanjang 3 cm atau misalkan dengan skala 1 : 2
berarti gaya 3 N digambar dengan anak panah sepanjang 1,5 cm.
2. Gambar vektor F1 terlebih dahulu kemudian gambar pangkal (titik
tangkap) vektor F2 berhimpit dengan dengan ujung vektor F1. Jika
banyaknya vektor yang dijumlahkan lebih dari dua, maka pangkal vektor
berikutnya dihimpitkan dengan vektor sebelumnya sampai selesai.
3. Gambarkan vektor resultan dengan membuat garis panah dari pangkal
vektor pertama ke ujung vektor terakhir. Langkah-langkah di atas jika
kalian lakukan akan dihasilkan gambar seperti berikut
8. Langkah-langkah di atas jika kalian lakukan akan dihasilkan gambar seperti
berikut:
Gambar 3. Menggambar vector metode polygon
Dengan mengukur panjang FR, maka didapatkan besarnya besarnya vektor
resultan dan untuk mengetahui arah vektor resultan terhadap garis
mendatar dilakukan dengan mengukur sudut θ. Praktikkan langkah di atas,
maka akan kalian dapatkan FR = 6,08 cm ≈ 6,1 cm dan θ≈ 35o. Dari
penyelesaian di atas dapat disimpulkan, jika dua vektor dijumlahkan dengan
metode polygon menghasilkan segitiga. Jika 3 vektor dijumlahkan akan
menghasilkan segi empat, jika 7 vektor dijumlahkan pasti hasilnya segi 8.
Maka metode ini dikenal pula dengan metode segi banyak.
11. b. Metode Jajargenjang
Metode Jajaran genjang/satu-pangkal
Perhatikan langkah-langkah nenentukan resultan verktor dengan
metode jajaran berikut:
1. Langkah pertama metode ini sama dengan metode polygon
2. Gambar vektor F1 terlebih dahulu kemudian gambar vektor F2
dengan pangkal vektor menyatu dengan pangkal vektor F1
3. Lukis bayangan F1 pada ujung vector F2 dengan panjang dan
arah yang sama dengan F1, beri nama F1’. Selanjutnya Lukis
bayangan F2 pada ujung vector F1 dengan panjang dan arah
yang sama dengan F2, beri nama F2’
4. Buat garis panah membentuk diagonal jajaran genjang dari pangkal
menuju garis perpotongan bayangan F1’ dan F2’. Beri nama garis
diagonal ini dengan nama resultan vector R
13. NOTE
Metode jajar genjang merupakan metode untuk menggambar vector
dimana pangkal vector saling berhimpit. Resultan vector diperoleh
dari pangkal hingga perpotongan resultan bayangan
Menggambar vector dengan metode jajargenjang tidak selalu
menghasilkan gambar bidang berbentuk jajargenjang.
Gambar jajargenjang terbentuk jika kedua vector membentuk sudut
(00 < ϴ < 900) dan (900 < ϴ < 1800) atau selain 00, 900, dan 1800
14. 2. Metode Analisis
Menentukan resultan beberapa vektor dapat
lakukan dengan metode analisis, yaitu dengan
cara perhitungan bukan pengukuran.
Ada dua metode analitis yaitu menggunakan
rumus cosinus dan urai vektor. Untuk
menggunakan metode analitis, kalian harus
memiliki pengetahuan dasar tentang
trigonometri.
15. a. Rumus Aturan Kosinus dan Sinus
Rumus Cosinus dan Sinus
Rumus cosinus digunakan untuk menentukan besar vektor resultan
sedangkan rumus sinus untuk menghitung arah vektor resultannya.
Perhatikan dua vektor (v1 dan v2) dan resultannya (FR) yang digambar
dengan menggunakan metode jajaran genjang berikut:
16. Jika diketahui besarnya vektor v1 dan v2 dan sudut apit
keduanya α, maka besarnya vektor resultan vR dapat ditentukan
dengan rumus cosinus
dan arah vektor resultan θ1 atau θ2 dapat ditentukan dengan
rumus sinus
17. b. Penguraian Vektor
Sebuah vektor dapat diuraikan menjadi dua buah vektor saling tegak lurus yang disebut
vektor komponen. Mengurai vektor dapat dilakukan dengan memproyeksikan vektor
tersebut pada sumbu koordinat X dan Y. Hasil proyeksi (uraian) vektor pada sumbu Y di
sebut komponen vektor sumbu Y demikian halnya pada sumbu X, disebut komponen vektor
sumbu X.
Berdasarkan gambar di atas didapatkan bahwa:
Komponen vektor S pada sumbu x (Sx) besarnya = 2 m
Komponen vektor S pada sumbu y (Sy) besarnya = 5 m
18. Untuk menentukan besarnya vektor komponen, kalian juga harus ingat
konsep dasar trigonometri, yaitu:
ϴ
B
A
C
19. Dengan menerapkan konsep trigonometri, dapat ditentukan besar
masing-masing vector komponen arah sumbu x dan y
ϴ
ϴ
sin 𝜃 =
𝑆𝑖𝑠𝑖 𝐷𝑒𝑝𝑎𝑛
𝑆𝑖𝑠𝑖 𝑀𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔
sin 𝜃 =
𝑆𝑦
𝑆
𝑆𝑦 = S sin 𝜃
cos 𝜃 =
𝑆𝑖𝑠𝑖 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔
𝑆𝑖𝑠𝑖 𝑀𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔
cos 𝜃 =
𝑆𝑥
𝑆
𝑆𝑥 = S cos 𝜃
21. Menjumlahkan Vektor dengan Metode Urai
Vektor
Pada kegiatan pembelajaran 1 telah diuraiakan bagaimana menentukan hasil
penjumlahan vektor, diantaranya yaitu dengan rumus cosinus. Rumus cosinus terbatas
unruk menentukan hasil penjumlahan 2 vektor. Untuk menjumlahkan vektor yang
lebih dari dua lebih efektif menggunakan metode urai vektor. Prosedur menentukan
hasil jumlah vektor menggunakan metode urai vektor adalah:
1) Gambarkan semua vektor yang akan dijumlahkan pada kooordinat sumbu X dan Y
dan letakkan semua titik tangkap vektor (pangkal vektor) di pusat koordinat.
2) Uraikan vektor yang tidak berhimpit dengan sumbu X atau Y, selanjutnya tentukan
nilai tiap komponennya.
3) Tentukan resultan vektor pada sumbu X dan resultan vektor pada sumbu Y
4) Tentukan besar dan arah resultan akhirnya. Untuk memudahkan, gambar terlebih
dahulu resultan vektor pada sumbu X dan resultan vektor pada sumbu Y yang
didapatkan pada langkah ke-3.