SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Download to read offline
STATIKA I
MODUL 1
PENGERTIAN DASAR STATIKA
Dosen Pengasuh :
Ir. Thamrin Nasution
Materi Pembelajaran :
1. Pengertian Dasar Statika.
 Gaya.
 Pembagian Gaya Menurut Macamnya.
 Gaya terpusat.
 Gaya terbagi rata.
 Gaya Momen, Torsi.
 Menyusun Dan Menguraikan Gaya.
 Metode Analitis.
 Metode Grafis.
2. Gaya-gaya Dalam.
 Pengertian.
 Gaya Normal.
 Gaya Lintang Geser.
 Momen Lentur.
3. Perletakan/Tumpuan.
 Tumpuan Sendi.
 Tumpuan Rol.
 Tumpuan Jepit.
 Aplikasi.
 Perjanjian Tanda.
Tujuan Pembelajaran :
 Mahasiswa memahami dan mengetahui tentang gaya-gaya, menyusun dan menguraikan
gaya, gaya-gaya dalam serta perletakan.
DAFTAR PUSTAKA
a) Soemono, Ir., “STATIKA 1”, Edisi kedua, Cetakan ke-4, Penerbit ITB, Bandung, 1985.
thamrinnst.wordpress.com
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
pemilik hak cipta photo-photo, buku-buku rujukan dan artikel, yang terlampir
dalam modul pembelajaran ini.
Semoga modul pembelajaran ini bermanfaat.
Wassalam
Penulis
Thamrin Nasution
thamrinnst.wordpress.com
thamrin_nst@hotmail.co.id
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
1
PENGERTIAN DASAR STATIKA
A. GAYA
Dalam mekanika teknik, gaya dapat diartikan sebagai muatan yang bekerja pada suatu
konstruksi.
1. SIFAT GAYA.
a. Mempunyai besaran (kg, ton dsb).
b. Mempunyai arah.
c. Mempunyai titik tangkap.
Semua gaya yang garis kerjanya terletak pada satu bidang datar disebut KOPLANAR.
Semua gaya yang garis kerjanya berpotongan pada satu titik disebut gaya
KONKUREN (bertitik pegang tunggal).
2. PEMBAGIAN GAYA MENURUT MACAMNYA.
a. Gaya Terpusat (point load).
- Akibat berat orang.
- Berat kolom.
- Roda kenderaan.
- Dll.
b. Gaya Terbagi Rata (distributed load).
- Akibat berat lantai, balok pada bangunan, dsb.
- Angin pada dinding ataupun atap bangunan.
- Air pada bendungan.
c. Gaya Momen.
- Momen lentur
- Momen Torsi (puntir).
(momen = gaya x lengan gaya).
q ton/m’
Bidang datar
Gaya Koplanar
Gaya Konkuren
P ton
P1
P2
P1
P2
P3
X
Z
Y
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
2
B. MENYUSUN DAN MENGURAIKAN GAYA
PADA BIDANG DATAR.
Tujuan : Mencari besar, arah dan letak titik tangkap resultan gaya.
1. METODE ANALITIS.
Sejumlah gaya dapat digantikan oleh satu gaya yang disebut RESULTAN GAYA.
a. Gaya Konkuren.
Perhatikan gambar kumpulan gaya berikut yang terletak pada bidang X-Y,
K1x = K1 cos  K2x = K2 cos 
K1y = K1 sin  K2y = K2 sin 
Perjanjian tanda,
- arah gaya kekanan dan keatas bertanda positip (+),
- arah gaya kekiri dan kebawah bertanda negatip (-).
Besar resultan gaya,
- pada sumbu X,
Rx =  Kx = K1x - K2x = K1 cos  - K2 cos 
- pada sumbu Y,
Ry =  Ky = K1y + K2y = K1 sin  + K2 sin 
Momen lentur
Ml
Momen torsi
Y
X
K1
K2
K1 sin 
K2 sin 

K2 cos  K1 cos O
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
3
Maka resultan gaya,
2Ry2RxR 
Resultan ini bekerja melalui titik O.
Arah resultan gaya,
Rx
Ry
γtan 
b. Gaya Tidak Konkuren.
Perhatikan gambar kumpulan gaya berikut yang terletak pada bidang X-Y,
Komponen gaya pada sumbu X dan Y,
K1x = K1 cos 1 K1y = K1 sin 1
K2x = K2 cos 2 K2y = K2 sin 2
Rx =  Kx = K1x + K2x = K1 cos 1 + K2 cos 2
Ry =  Ky = K1y + K2y = K1 sin 1 + K2 sin 2
Resultan,
2Ry2RxR 
Letak titik tangkap gaya resultan.
Untuk mencari letak titik tangkap resultan R adalah dengan menghitung momen Mx
dan My terhadap titik O (pusat sumbu X-Y), dimana momen sama dengan gaya dikali lengan
gaya seperti berikut,
Y
X
Ry
Rx
R

Ry
Rx
R

Rx (+) Rx (-)
1
2
K1y
xs
ys
Ry
K2
K2y
K2x
y2
x2
K1x
K1
Rx
R
x1
y1
0
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
4
Mx = K1x . y1 + K2x . y2 =  Kx . y
My = K1y . x1 + K2y . x2 =  Ky . x
Titik tangkap resultan R dinamakan titik (s) dengan koordinat (xs,ys), maka momen
akibat resultan gaya,
Mx = Rx . ys ; My = Ry . xs
Rx
Mx
ys  ;
Ry
My
xs 
Substitusikan (1) kedalam (2),
Ry
x.Ky
xs

 ;
Rx
y.Kx
ys


Arah resultan,
Rx
Ry
γtan 
Contoh soal :
1).
Diketahui : Gaya-gaya seperti tergambar, K1 = 6 ton, K2 = 8 ton, K3 = 3 ton dengan
koordinat titik tangkap gaya-gaya (2,2), (4,4) dan (5,3). Arah masing-masing gaya 1 = 140o
,
2 = 20o
dan 3 = 300o
.
.......................(1)
.......................(2)
20
o
K1
K2
140
o
300
o
K3
0
R
5,740
1,419
Y
X
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
5
Ditanya : Besar resultan gaya, letak titik tangkap resultan dan arahnya.
Penyelesaian :
- Resultan pada sumbu X,
Rx =  Kx = K1 cos 1 + K2 cos 2 + K3 cos 3
= (6).cos 140o
+ (8).cos 20o
+ (3).cos 300o
= - 4,596 + 7,518 + 1,500
Rx = + 4,422 ton (kekanan).
- Resultan pada sumbu Y,
Ry =  Ky = K1 sin 1 + K2 sin 2 + K2 sin 2
= (6).sin 140o
+ (8).sin 20o
+ (3).sin 300o
= 3,857 + 2,736 – 2,598
Ry = + 3,995 ton (keatas)
- Resultan total,
2222
)995,3()422,4(RyRxR  = 5,959 ton
- Arah resultan,
422,4
995,3
Rx
Ry
γtan  = 0,90344
 = arc tan (0,90344) = 42o
05’ 45”
- Letak titik tangkap gaya resultan pada sumbu X dan Y.
Momen terhadap sumbu X,
Mx = K1x . y1 + K2x . y2 + K3x . y3
= (6).cos 140o
.(2) + (8).cos 20o
.(4) + (3).cos 300o
.(3)
= - 9,193 + 30,070 + 4,500
Mx = 25,378 t.m’.
Momen terhadap sumbu Y,
My = K1y . x1 + K2y . x2 + K3y . x3
= (6).sin 140o
.(2) + (8).sin 20o
.(4) + (3).sin 300o
.(5)
= 7,713 + 10,945 – 12,990
My = 5,668 t.m’.
Mx = Rx . ys
422,4
378,25
Rx
Mx
ys  = 5,740 m.
My = Ry . xs
995,3
668,5
Ry
My
xs  = 1,419 m.
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
6
2). Tentukan besar dan letak titik tangkap gaya resultan berikut.
Penyelesaian :
- Besar resultan,
R = P1 + P2 + P3
- Letak titik tangkap gaya resultan,
x . R = P1 . a1 + P2 . a2 + P3 . a3
R
a3.P3a2.P2a1.P1
x


atau
P3P2P1
a3.P3a2.P2a1.P1
x



Apabila,
P1 = 1 ton ; P2 = 2 ton ; P3 = 3 ton dan
a1 = 1 meter ; a2 = 3 meter ; a3 = 6 meter
maka,
t)3()t2(t)1(
(6).t)(3m)(3.t)(2m)(1.t)(1
x



x = 4,167 meter (dari sb-Y).
3). Mencari letak titik berat luasan.
P1 P2 P3
a2
a1
a3
x
R = P1 + P2 + P3
Y
X
F1 F2 F3
a1
a3
x
Ftotal = F1 + F2 + F3
Y
X
a2
o
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
7
- Besar resultan,
R = Ftotal = F1 + F2 + F3
- Letak titik tangkap gaya resultan,
x . R = F1 . a1 + F2 . a2 + F3 . a3
R
a3.F3a2.F2a1.F1
x


atau
F3F2F1
a3.F3a2.F2a1.F1
x


 (dari sumbu Y).
2. METODE GRAFIS.
A). POLIGON GAYA.
Apabila terdapat dua gaya K1 dan K2 seperti gambar berikut,
Maka resultan dapat dicari dengan cara, menarik garis yang paralel dengan gaya K1 dan K2,
kemudian ditarik garis dari titik O ketitik perpotongan kedua garis tadi, hasil ini disebut
paralelogram gaya. Untuk mempercepat proses pekerjaan dapat digambarkan sebagai berikut,
a. Gaya bersifat konkuren.
Apabila terdapat gaya seperti gambar berikut, maka resultan R dapat dicari seperti cara
grafis diatas yaitu,
Untuk menggambarkan gaya-gaya K1...K5 harus dilakukan dengan skala sehingga
menghasilkan gambar b) diatas yang disebut poligon gaya.
R’ = -R


//
//
K1
K2
R
K2
K1
O O
a) b)
K1
K2 K2
K1
O
O
a) b)R
R’ = mengimbangi R
K1
K2K3
K4
K5
K1
K2
K3K4
K5
R
K1
K2K3
K4
K5
R
R’
POLIGON GAYA
a) b) c)
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
8
b. Gaya tidak konkuren.
Sebagai contoh gaya tidak konkuren, ambil contoh soal pada cara analitis sebelumnya.
Maka penyelesaian grafis adalah sebagai berikut,
K2
K1
K3
R
R’
K1
K3
R R’
K2
cara pertama cara kedua
20
o
K1
K2
140
o
300
o
K3
0
R
5,740
1,419
Y
X
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
9
B). POLIGON BATANG.
Pada cara ini resultan R dari gaya-gaya yang tidak konkuren dapat dicari beserta titik
tangkapnya, lihat contoh-contoh berikut.
1). Gaya-gaya paralel secara vertikal, besar dan letaknya sembarang.
Langkah-langkah penyelesaian grafis mencari resultan R adalah dengan menggambarkan
pertama kali diagram kutubnya (dengan memakai skala gaya), yaitu :
a. Susunlah gaya-gaya K1...K5 seperti terlihat pada gambar b).
b. Buat titik sembarang S.
c. Tarik garis yang menghubungkan titik S dengan ujung atas gaya K1 dan selanjutnya
dinamakan garis 0.
d. Kemudian hubungkan pula titik S dengan ujung gaya K2, dinamakan garis 1, dan
seterusnya sampai dengan garis 5.
e. Setelah diagram kutub selesai, buat gambar a), dengan cara menarik garis yang sejajar
(//) dengan garis 0 memotong gaya K1 pada titik sembarang.
f. Pada titik perpotongan ini (yaitu pada gaya K1), tarik garis sejajar (//) dengan garis 1
sampai memotong gaya K2. Dan seterusnya digambarkan sampai dengan garis yang
sejajar garis 5 yang memotong gaya K5.
g. Perpanjanglah garis 0 dan garis 5 sampai keduanya saling berpotongan satu sama lain.
Titik potong ini adalah merupakan titik tangkap gaya resultan R.
4
5
K1
K2
K3 K4
K5
K1
K2
K3
K4
K5
a)
b) diagram kutub
S
1
2
3
0 0
5
R
1
05
S titik sembarang
titik sembarang
4
R
2
3
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
10
2). Gaya-gaya tidak paralel, tidak konkuren, besar dan letaknya sembarang.
K1
K2
K3
K4
K5 K1
K2
K3
K4
K5
R
R
0
1
2
3
4
5
0
1
2
3 4
5
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
12
3).Gambar/lukisan tidak simetris.
Mencari letak titik berat poligon batang.
C. KEADAAN SEIMBANG.
Jika benda dibebani dengan gaya-gaya dan ternyata benda tersebut tidak bergerak
maka benda tersebut dikatakan dalam keadaan seimbang statis, artinya gaya-gaya yang
bekerja dalam keadaan seimbang statis antara gaya aksi dan reaksi.
Contoh gaya konkuren berikut,
Gaya-gaya seimbang apabila,
Rx =  Kx = 0
Ry =  Ky = 0
2Ry2RxR 
F1
F2
F3
F1
F2
F3
F3
F1
F2
F2
F3
F1
F1F2F3
K1
K2
K3
K4 Y
X
0
123
0
1
23
0
0
1
2
31
2
0
3
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
13
Dalam bentuk aplikasi pada jembatan seperti berikut,
Balok diatas dua tumpuan (A dan B), dalam keadaan seimbang statis terdapat gaya-gaya,
Ra + Rb = P1 + P2 + P3
Ra
P1
A
P2
P3
B
Rb
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
14
GAYA-GAYA DALAM
1. PENGERTIAN.
Gaya yang dipikul suatu konstruksi akan disalurkan ke setiap bagian dari konstruksi.
Gaya yang disalurkan ini disebut gaya dalam. Gaya dalam ini menimbuljan perobahan bentuk
(deformasi) pada bagian konstruksi, yang dilawan oleh tegangan didalamnya, sehingga
keseimbangan dalam tercapai. Gaya-gaya dalam ini berupa GAYA NORMAL, GAYA
LINTANG/GESER, GAYA MOMEN LENTUR dan MOMEN TORSI.
2. Gaya Normal.
Gaya normal dapat berupa tekan atau tarik seperti berikut,
3. Gaya Lintang/Geser.
Dimana,
P = gaya luar
RA = gaya reaksi pada perletakan/tumpuan A.
RB = gaya reaksi pada perletakan/tumpuan B.
Q = gaya lintang (gaya/perlawanan dalam).
NNN
NN N
N
N
A B
RA RB
I
I
II
II
P
Q+
Q+
Q-
Q-
Pot. I Pot. II
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
15
Potongan I.
Akibat gaya reaksi RA elemen balok sebelah kiri terangkat keatas, oleh gaya dalam
(gaya lintang) dikembalikan kebentuk semula, pada keadaan ini disebut gaya lintang positip
(Q+).
Potongan II.
Identik dengan peristiwa diatas (pot. I), elemen sebelah kanan yang terangkat keatas,
sehingga menghasilkan gaya lintang negatip (Q-).
4. Momen Lentur.
Akibat gaya luar P maka balok akan melentur, oleh gaya dalam momen lentur kondisi ini
akan dilawan sehingga terdapat keseimbangan dalam.
5. Momen Torsi.
BAB III
Tampang balok me-
nahan momen torsi/
puntir sebesar,
M torsi = P . z
Garis lentur
A B
RA RB
I
P
Pot. I
Pot. I
Momen lentur
garis lentur
P
RA
RB
A B BA
RA RB
PM+
M-
P
z M torsi = P . z
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
16
PERLETAKAN / TUMPUAN
Semua bangunan (konstruksi) terletak diatas tumpuan/perletakan. Fungsi tumpuan
adalah menyalurkan gaya-gaya luar yang bekerja pada konstruksi dan berat konstruksi itu
sendiri ke bagian bawahnya. Sehingga terdapat reaksi-reaksi yang mengimbangi gaya-gaya
luar tadi dan berat konstruksi.
Jenis-Jenis Tumpuan.
1. Tumpuan Sendi.
Gaya-gaya yang dapat/tidak dapat bekerja pada sendi,
V = gaya vertikal tidak sama dengan nol.
V  0 (dapat memikul gaya vertikal).
H = gaya-gaya horisontal tidak sama dengan nol.
H  0 (tidak dapat bergeser kesamping, dapat memikul gaya horisontal).
M = momen sama dengan nol.
M = 0 (tidak dapat memikul momen, karena sendi dapat perputar pada
porosnya).
2. Tumpuan Rol.
Gaya-gaya yang dapat/tidak dapat bekerja pada rol,
V = gaya vertikal tidak sama dengan nol.
V  0 (dapat memikul gaya vertikal).
H = gaya-gaya horisontal sama dengan nol.
H = 0 (dapat bergeser kesamping, tidak dapat memikul gaya horisontal).
M = momen sama dengan nol.
M = 0 (tidak dapat memikul momen, karena sendi dapat perputar pada
porosnya).
Konstruksi sendi
Simbol
V  0
H  0
Konstruksi rol
Simbol
V  0
H = 0
M = 0
M = 0
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
17
3. Tumpuan Jepit.
Gaya-gaya yang dapat/tidak dapat bekerja pada perletakan jepit,
V = gaya vertikal tidak sama dengan nol.
V  0 (dapat memikul gaya vertikal).
H = gaya-gaya horisontal tidak sama dengan nol.
H  0
M = momen sama dengan nol.
M  0 (dapat memikul momen)
4. Aplikasi,
Gaya-gaya P1 dan P2 yang bekerja pada konstruksi dan reaksi-reaksi dari tumpuan
sendi (RAH, RAV) dan tumpuan rol (RBV) berada dalam keadaan seimbang statis. Dalam
Penyelesaian digunakan syarat seimbang pada gaya koplanar, yaitu
 gaya-gaya vertikal = 0 (V = 0),
 gaya-gaya horisontal = 0 (H = 0),
 momen pada tumpuan sendi = 0 (MA = 0),
 momen pada tumpuan rol = 0 (MB = 0).
A
B
RAV RBV
P2
RAH
P1
Konstruksi perletakan jepit
beton
S i m b o l
balok
V  0
H  0
M  0
Gaya-gaya yang bekerja
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
18
Jadi ada empat persamaan dengan tiga variabel yang tidak diketahui, yaitu RAH, RAV
dan RBV, oleh karena itu struktur disebut Statis tertentu.
Apabila perletakan rol B diganti dengan sendi, maka variabel yang tidak diketahui
menjadi 4 (empat) yaitu RAH, RAV, RBH dan RBV dengan empat persamaan, struktur ini
menjadi Statis tidak tertentu.
5. Perjanjian Tanda.
Dalam perhitungan statika dipakai perjanjian tanda seperti berikut :
a. Gaya-gaya vertikal yang arahnya menuju keatas dianggap positip, sedangkan gaya-
gaya vertikal yang arahnya menuju kebawah dianggap negatip.
b. Gaya-gaya horisontal yang arahnya menuju kekanan dianggap positip, sedangkan
gaya-gaya horisontal yang arahnya menuju kekiri dianggap negatip.
c. Momen yang menyebabkan serat sebelah atas balok tertekan dan serat bawah tertarik
dianggap positip, sedangkan momen yang menyebabkan serat balok sebelah atas
tertarik dan bawah tertekan dianggap negatip.
d. Gaya normal tekan bertanda negatip, dan gaya normal tarik bertanda positip.
e. Gaya lintang bertanda positip apabila reaksi perletakan kiri menekan balok kearah atas
dan gaya luar menekan balok kearah bawah, kebalikan dari peristiwa ini gaya lintang
bertanda negatip.
f. Jumlah aljabar momen pada tumpuan/perletakan bertanda positip apabila arah putaran
momen searah jarum jam, sebaliknya jumlah aljabar momen pada perletakan bertanda
negatip bila arah putaran berlawanan jarum jam.
WORKSHOP/PELATIHAN
Diketahui penampang dengan ukuran-ukuran seperti tergambar. Tentukanlah letak pusat pusat berat
dengan cara analitis dan grafis terhadap sb-X dan sb-Y.
Penyelesian :
CARA ANALITIS
X = -1
b1 = 9 cm ; b2 = 1,5 cm ; b3 = 4 cm ; h1 = 0,5 cm ; h2 = 10 cm ; h3 = 3,5 cm
a). Luas.
F1 = b1 . h1 = (9 cm) . (0,5 cm) = 4,5 cm
2
.
F2 = b2 . h2 = (1,5 cm) . (10 cm) = 15,0 cm
2
.
b1 b2 b3
h1
h2
h3
1
2
3
b1 = 10 cm + X
b2 = 2 cm + X/2
b3 = 5 cm + X
h1 = 1 cm + X/2
h2 = 11 cm + X
h3 = 4 cm + X/2
Catatan :
X = satu angka terakhir
No.Stb.
X
Y
5 cm
3 cm
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
19
F3 = b3 . h3 = (4 cm) . (3,5 cm) = 14,0 cm
2
.
Jumlah Ftotal = 33,5 cm
2
.
b). Letak Pusat Berat Penampang Terhadap sb-X dan sb-Y.
x1 = (5 cm) + ½ b1 = 1/2 (9 cm) + (5 cm) = 9,5 cm.
x2 = (5 cm) + b1 + ½ b2 = (5 cm) + (9 cm) + 1/2 (1,5 cm) = 14,75 cm.
x3 = (5 cm) + b1 + b2 + ½ b3 = (5 cm) + (9 cm) + (1,5 cm) + 1/2 (4 cm) = 17,5 cm.
y1 = (3 cm) + h2 – ½ h1 = (3 cm) + (10 cm) –1/2 (0,5 cm) = 12,75 cm.
y2 = (3 cm) + ½ h2 = (3 cm) + 1/2 (10 cm) = 8 cm.
y3 = (3 cm) + ½ h3 = (3 cm) + 1/2 (3,5 cm) = 4,75 cm.
Mx1 = F1 . y1 = (4,5 cm
2
) . (12,75 cm) = 57,375 cm
3
.
Mx2 = F2 . y2 = (15 cm
2
) . (8 cm) = 120,000 cm
3
.
Mx3 = F3 . y3 = (14 cm
2
) . (4,75 cm) = 66,500 cm
3
.
Jumlah Mx = 243,875 cm
3
.
My1 = F1 . x1 = (4,5 cm
2
) . ( 9,5 cm) = 42,750 cm
3
.
My2 = F2 . x2 = (15 cm
2
) . (14,75 cm) = 221,250 cm
3
.
My3 = F3 . x3 = (14 cm
2
) . (17,5 cm) = 245,000 cm
3
.
Jumlah My = 509,000 cm
3
.
5,33
000,509

Ftotal
My
X = 15,19 cm dari sumbu Y.
5,33
875,243

Ftotal
Mx
Y = 7,28 cm dari sumbu X.
Kunci Jawaban
No. b1 b2 b3 h1 h2 h3 F1 F2 F3 Ftotal x1 x2 x3
Stb. cm cm cm cm cm cm cm
2
cm
2
cm
2
cm
2
cm cm cm
-1 9.0 1.5 4.0 0.5 10.0 3.5 4.5 15.0 14.0 33.5 9.5 14.75 17.50
0 10.0 2.0 5.0 1.0 11.0 4.0 10.0 22.0 20.0 52.0 10.0 16.00 19.50
1 11.0 2.5 6.0 1.5 12.0 4.5 16.5 30.0 27.0 73.5 10.5 17.25 21.50
2 12.0 3.0 7.0 2.0 13.0 5.0 24.0 39.0 35.0 98.0 11.0 18.50 23.50
3 13.0 3.5 8.0 2.5 14.0 5.5 32.5 49.0 44.0 125.5 11.5 19.75 25.50
4 14.0 4.0 9.0 3.0 15.0 6.0 42.0 60.0 54.0 156.0 12.0 21.00 27.50
5 15.0 4.5 10.0 3.5 16.0 6.5 52.5 72.0 65.0 189.5 12.5 22.25 29.50
6 16.0 5.0 11.0 4.0 17.0 7.0 64.0 85.0 77.0 226.0 13.0 23.50 31.50
7 17.0 5.5 12.0 4.5 18.0 7.5 76.5 99.0 90.0 265.5 13.5 24.75 33.50
8 18.0 6.0 13.0 5.0 19.0 8.0 90.0 114.0 104.0 308.0 14.0 26.00 35.50
9 19.0 6.5 14.0 5.5 20.0 8.5 104.5 130.0 119.0 353.5 14.5 27.25 37.50
y1 y2 y3 Mx1 Mx2 Mx3 My1 My2 My3
cm cm cm cm
3
cm
3
cm
3
cm
3
cm
3
cm
3
12.75 8.0 4.75 57.375 120.000 66.500 42.750 221.250 245.000
13.50 8.5 5.00 135.000 187.000 100.000 100.000 352.000 390.000
14.25 9.0 5.25 235.125 270.000 141.750 173.250 517.500 580.500
15.00 9.5 5.50 360.000 370.500 192.500 264.000 721.500 822.500
15.75 10.0 5.75 511.875 490.000 253.000 373.750 967.750 1122.000
16.50 10.5 6.00 693.000 630.000 324.000 504.000 1260.000 1485.000
17.25 11.0 6.25 905.625 792.000 406.250 656.250 1602.000 1917.500
18.00 11.5 6.50 1152.000 977.500 500.500 832.000 1997.500 2425.500
18.75 12.0 6.75 1434.375 1188.000 607.500 1032.750 2450.250 3015.000
19.50 12.5 7.00 1755.000 1425.000 728.000 1260.000 2964.000 3692.000
Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution
Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI.
20
20.25 13.0 7.25 2116.125 1690.000 862.750 1515.250 3542.500 4462.500
Mx My X Y
cm
3
cm
3
cm cm
243.875 509.000 15.19 7.28
422.000 842.000 16.19 8.12
646.875 1271.250 17.30 8.80
923.000 1808.000 18.45 9.42
1254.875 2463.500 19.63 10.00
1647.000 3249.000 20.83 10.56
2103.875 4175.750 22.04 11.10
2630.000 5255.000 23.25 11.64
3229.875 6498.000 24.47 12.17
3908.000 7916.000 25.70 12.69
4668.875 9520.250 26.93 13.21

More Related Content

What's hot

Modul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasar
Modul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasarModul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasar
Modul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasarMOSES HADUN
 
Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1WSKT
 
titik buhul dan cremona
titik buhul dan cremonatitik buhul dan cremona
titik buhul dan cremonaWahh Yudi
 
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar MOSES HADUN
 
METODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANG
METODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANGMETODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANG
METODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANGMOSES HADUN
 
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)MOSES HADUN
 
05 momen inersia 2
05   momen inersia 205   momen inersia 2
05 momen inersia 2tekpal14
 
Modul 1- mekanika teknik, statika dan mekanika dasar
Modul 1-  mekanika teknik, statika dan mekanika dasarModul 1-  mekanika teknik, statika dan mekanika dasar
Modul 1- mekanika teknik, statika dan mekanika dasarMOSES HADUN
 
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipil
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipilMateri vektor dalam aplikasi teknik sipil
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipilRizky Islami
 
Modul mekanika teknik 1
Modul mekanika teknik 1Modul mekanika teknik 1
Modul mekanika teknik 1Ibrahim Husain
 
Modul 2- balok terjepit sebelah
Modul 2- balok terjepit sebelahModul 2- balok terjepit sebelah
Modul 2- balok terjepit sebelahMOSES HADUN
 
Modul 5-muatan tidak langsung, pada statika dan mekanika dasar
Modul 5-muatan tidak langsung, pada statika dan mekanika dasarModul 5-muatan tidak langsung, pada statika dan mekanika dasar
Modul 5-muatan tidak langsung, pada statika dan mekanika dasarMOSES HADUN
 
MEKANIKA TEKNIK 1- BALOK GERBER
MEKANIKA TEKNIK 1- BALOK GERBERMEKANIKA TEKNIK 1- BALOK GERBER
MEKANIKA TEKNIK 1- BALOK GERBERMOSES HADUN
 
Modul 7-bangunan portal
Modul 7-bangunan portalModul 7-bangunan portal
Modul 7-bangunan portalMOSES HADUN
 
Contoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutupContoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutupEqi Arzaqi
 
Kesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda TegarKesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda TegarBayulibels
 
MEKANIKA REKAYASA 3 (METODE DALIL 3 MOMEN DAN METODE CROSS)
MEKANIKA REKAYASA 3 (METODE DALIL 3 MOMEN DAN METODE CROSS)MEKANIKA REKAYASA 3 (METODE DALIL 3 MOMEN DAN METODE CROSS)
MEKANIKA REKAYASA 3 (METODE DALIL 3 MOMEN DAN METODE CROSS)Sumarno Feriyal
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekanIndah Rosa
 
Hitungan Ilmu Ukur Tanah
Hitungan Ilmu Ukur TanahHitungan Ilmu Ukur Tanah
Hitungan Ilmu Ukur Tanahyulika usman
 

What's hot (20)

Modul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasar
Modul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasarModul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasar
Modul 6- garis pengaruh, Garis pengaruh, statika dan mekanika dasar
 
Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1Alinemen vertikal-teks1
Alinemen vertikal-teks1
 
titik buhul dan cremona
titik buhul dan cremonatitik buhul dan cremona
titik buhul dan cremona
 
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar Modul 7-bangunan portal ,  statika dan mekanika dasar
Modul 7-bangunan portal , statika dan mekanika dasar
 
METODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANG
METODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANGMETODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANG
METODE RITTER PADA STRUKTUR RANGKA BATANG
 
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
METODE GARIS PENGARUH STRUKTUR RANGKA BATANG(1)
 
05 momen inersia 2
05   momen inersia 205   momen inersia 2
05 momen inersia 2
 
Modul 1- mekanika teknik, statika dan mekanika dasar
Modul 1-  mekanika teknik, statika dan mekanika dasarModul 1-  mekanika teknik, statika dan mekanika dasar
Modul 1- mekanika teknik, statika dan mekanika dasar
 
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipil
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipilMateri vektor dalam aplikasi teknik sipil
Materi vektor dalam aplikasi teknik sipil
 
Modul mekanika teknik 1
Modul mekanika teknik 1Modul mekanika teknik 1
Modul mekanika teknik 1
 
Modul 2- balok terjepit sebelah
Modul 2- balok terjepit sebelahModul 2- balok terjepit sebelah
Modul 2- balok terjepit sebelah
 
Modul 5-muatan tidak langsung, pada statika dan mekanika dasar
Modul 5-muatan tidak langsung, pada statika dan mekanika dasarModul 5-muatan tidak langsung, pada statika dan mekanika dasar
Modul 5-muatan tidak langsung, pada statika dan mekanika dasar
 
MEKANIKA TEKNIK 1- BALOK GERBER
MEKANIKA TEKNIK 1- BALOK GERBERMEKANIKA TEKNIK 1- BALOK GERBER
MEKANIKA TEKNIK 1- BALOK GERBER
 
Modul 7-bangunan portal
Modul 7-bangunan portalModul 7-bangunan portal
Modul 7-bangunan portal
 
Contoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutupContoh kasus poligon tertutup
Contoh kasus poligon tertutup
 
Kesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda TegarKesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda Tegar
 
Portal 3 sendi
Portal 3 sendiPortal 3 sendi
Portal 3 sendi
 
MEKANIKA REKAYASA 3 (METODE DALIL 3 MOMEN DAN METODE CROSS)
MEKANIKA REKAYASA 3 (METODE DALIL 3 MOMEN DAN METODE CROSS)MEKANIKA REKAYASA 3 (METODE DALIL 3 MOMEN DAN METODE CROSS)
MEKANIKA REKAYASA 3 (METODE DALIL 3 MOMEN DAN METODE CROSS)
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekan
 
Hitungan Ilmu Ukur Tanah
Hitungan Ilmu Ukur TanahHitungan Ilmu Ukur Tanah
Hitungan Ilmu Ukur Tanah
 

Viewers also liked

Statika dan mekanika dasar- PORTAL
Statika dan mekanika dasar- PORTALStatika dan mekanika dasar- PORTAL
Statika dan mekanika dasar- PORTALMOSES HADUN
 
Statika dan mekanika dasar- GERBER,
Statika dan mekanika dasar- GERBER,Statika dan mekanika dasar- GERBER,
Statika dan mekanika dasar- GERBER,MOSES HADUN
 
Modul 8-bangunan portal dengan rasuk gerber
Modul 8-bangunan portal dengan rasuk gerberModul 8-bangunan portal dengan rasuk gerber
Modul 8-bangunan portal dengan rasuk gerberMOSES HADUN
 
Analisa Struktur 2 Bab 1 Golongan Struktur
Analisa Struktur 2 Bab 1 Golongan StrukturAnalisa Struktur 2 Bab 1 Golongan Struktur
Analisa Struktur 2 Bab 1 Golongan StrukturHendro Agung Setiawan
 
Pemrograman Python untuk Pemula
Pemrograman Python untuk PemulaPemrograman Python untuk Pemula
Pemrograman Python untuk PemulaOon Arfiandwi
 
Mkbi menulis, LANJUTAN TEKNIK SIPIL MATAKULIAH SEMESTER 1
Mkbi menulis, LANJUTAN TEKNIK SIPIL MATAKULIAH SEMESTER 1Mkbi menulis, LANJUTAN TEKNIK SIPIL MATAKULIAH SEMESTER 1
Mkbi menulis, LANJUTAN TEKNIK SIPIL MATAKULIAH SEMESTER 1MOSES HADUN
 
Modul 3-balok diatas dua perletakan
Modul 3-balok diatas dua perletakanModul 3-balok diatas dua perletakan
Modul 3-balok diatas dua perletakanMOSES HADUN
 
MATAKULIAH Bahasa indonesi SEMESTER 1, TEKNIK SIPIL
MATAKULIAH Bahasa indonesi SEMESTER 1,  TEKNIK SIPIL MATAKULIAH Bahasa indonesi SEMESTER 1,  TEKNIK SIPIL
MATAKULIAH Bahasa indonesi SEMESTER 1, TEKNIK SIPIL MOSES HADUN
 
Modul 4-balok menganjur diatas dua perletakan
Modul 4-balok menganjur diatas dua perletakanModul 4-balok menganjur diatas dua perletakan
Modul 4-balok menganjur diatas dua perletakanMOSES HADUN
 
TUGAS MENGGAMBAR TEKNIK- Cara memberikan ukuran DAN DIMENSI
TUGAS MENGGAMBAR TEKNIK- Cara memberikan ukuran DAN DIMENSITUGAS MENGGAMBAR TEKNIK- Cara memberikan ukuran DAN DIMENSI
TUGAS MENGGAMBAR TEKNIK- Cara memberikan ukuran DAN DIMENSIMOSES HADUN
 
FISIKA- Gerak melingkar BERATURAN
FISIKA- Gerak melingkar BERATURANFISIKA- Gerak melingkar BERATURAN
FISIKA- Gerak melingkar BERATURANMOSES HADUN
 
Fisika dasar IPA
Fisika dasar IPAFisika dasar IPA
Fisika dasar IPAMOSES HADUN
 
AFA XtransCell | BigHill | Gaya Hidup Sihat | Stem Cell Semulajadi
AFA XtransCell | BigHill | Gaya Hidup Sihat | Stem Cell SemulajadiAFA XtransCell | BigHill | Gaya Hidup Sihat | Stem Cell Semulajadi
AFA XtransCell | BigHill | Gaya Hidup Sihat | Stem Cell SemulajadiAFA XtranssCeLL
 
Memberikan ukuran pada_gambar_kerja
Memberikan ukuran pada_gambar_kerjaMemberikan ukuran pada_gambar_kerja
Memberikan ukuran pada_gambar_kerjaMOSES HADUN
 
Fisika teknik- PENGUKURAN, SATUAN, DAN DIMENSI
Fisika teknik- PENGUKURAN, SATUAN, DAN DIMENSIFisika teknik- PENGUKURAN, SATUAN, DAN DIMENSI
Fisika teknik- PENGUKURAN, SATUAN, DAN DIMENSIMOSES HADUN
 
Gambar teknik standar kertas dan tata letak
Gambar teknik   standar kertas dan tata letakGambar teknik   standar kertas dan tata letak
Gambar teknik standar kertas dan tata letakMOSES HADUN
 
1 kuliah-pertama-statika
1 kuliah-pertama-statika1 kuliah-pertama-statika
1 kuliah-pertama-statikasentupz
 
Dasar pemograman java
Dasar pemograman javaDasar pemograman java
Dasar pemograman javahandexcel
 
Diktat Algoritma Pemrograman Java
Diktat Algoritma Pemrograman JavaDiktat Algoritma Pemrograman Java
Diktat Algoritma Pemrograman JavaMuhammad Yunus
 
Media pendidikan media pembelajaran dua dimensi non proyeksi
Media pendidikan media pembelajaran dua dimensi non proyeksiMedia pendidikan media pembelajaran dua dimensi non proyeksi
Media pendidikan media pembelajaran dua dimensi non proyeksiMOSES HADUN
 

Viewers also liked (20)

Statika dan mekanika dasar- PORTAL
Statika dan mekanika dasar- PORTALStatika dan mekanika dasar- PORTAL
Statika dan mekanika dasar- PORTAL
 
Statika dan mekanika dasar- GERBER,
Statika dan mekanika dasar- GERBER,Statika dan mekanika dasar- GERBER,
Statika dan mekanika dasar- GERBER,
 
Modul 8-bangunan portal dengan rasuk gerber
Modul 8-bangunan portal dengan rasuk gerberModul 8-bangunan portal dengan rasuk gerber
Modul 8-bangunan portal dengan rasuk gerber
 
Analisa Struktur 2 Bab 1 Golongan Struktur
Analisa Struktur 2 Bab 1 Golongan StrukturAnalisa Struktur 2 Bab 1 Golongan Struktur
Analisa Struktur 2 Bab 1 Golongan Struktur
 
Pemrograman Python untuk Pemula
Pemrograman Python untuk PemulaPemrograman Python untuk Pemula
Pemrograman Python untuk Pemula
 
Mkbi menulis, LANJUTAN TEKNIK SIPIL MATAKULIAH SEMESTER 1
Mkbi menulis, LANJUTAN TEKNIK SIPIL MATAKULIAH SEMESTER 1Mkbi menulis, LANJUTAN TEKNIK SIPIL MATAKULIAH SEMESTER 1
Mkbi menulis, LANJUTAN TEKNIK SIPIL MATAKULIAH SEMESTER 1
 
Modul 3-balok diatas dua perletakan
Modul 3-balok diatas dua perletakanModul 3-balok diatas dua perletakan
Modul 3-balok diatas dua perletakan
 
MATAKULIAH Bahasa indonesi SEMESTER 1, TEKNIK SIPIL
MATAKULIAH Bahasa indonesi SEMESTER 1,  TEKNIK SIPIL MATAKULIAH Bahasa indonesi SEMESTER 1,  TEKNIK SIPIL
MATAKULIAH Bahasa indonesi SEMESTER 1, TEKNIK SIPIL
 
Modul 4-balok menganjur diatas dua perletakan
Modul 4-balok menganjur diatas dua perletakanModul 4-balok menganjur diatas dua perletakan
Modul 4-balok menganjur diatas dua perletakan
 
TUGAS MENGGAMBAR TEKNIK- Cara memberikan ukuran DAN DIMENSI
TUGAS MENGGAMBAR TEKNIK- Cara memberikan ukuran DAN DIMENSITUGAS MENGGAMBAR TEKNIK- Cara memberikan ukuran DAN DIMENSI
TUGAS MENGGAMBAR TEKNIK- Cara memberikan ukuran DAN DIMENSI
 
FISIKA- Gerak melingkar BERATURAN
FISIKA- Gerak melingkar BERATURANFISIKA- Gerak melingkar BERATURAN
FISIKA- Gerak melingkar BERATURAN
 
Fisika dasar IPA
Fisika dasar IPAFisika dasar IPA
Fisika dasar IPA
 
AFA XtransCell | BigHill | Gaya Hidup Sihat | Stem Cell Semulajadi
AFA XtransCell | BigHill | Gaya Hidup Sihat | Stem Cell SemulajadiAFA XtransCell | BigHill | Gaya Hidup Sihat | Stem Cell Semulajadi
AFA XtransCell | BigHill | Gaya Hidup Sihat | Stem Cell Semulajadi
 
Memberikan ukuran pada_gambar_kerja
Memberikan ukuran pada_gambar_kerjaMemberikan ukuran pada_gambar_kerja
Memberikan ukuran pada_gambar_kerja
 
Fisika teknik- PENGUKURAN, SATUAN, DAN DIMENSI
Fisika teknik- PENGUKURAN, SATUAN, DAN DIMENSIFisika teknik- PENGUKURAN, SATUAN, DAN DIMENSI
Fisika teknik- PENGUKURAN, SATUAN, DAN DIMENSI
 
Gambar teknik standar kertas dan tata letak
Gambar teknik   standar kertas dan tata letakGambar teknik   standar kertas dan tata letak
Gambar teknik standar kertas dan tata letak
 
1 kuliah-pertama-statika
1 kuliah-pertama-statika1 kuliah-pertama-statika
1 kuliah-pertama-statika
 
Dasar pemograman java
Dasar pemograman javaDasar pemograman java
Dasar pemograman java
 
Diktat Algoritma Pemrograman Java
Diktat Algoritma Pemrograman JavaDiktat Algoritma Pemrograman Java
Diktat Algoritma Pemrograman Java
 
Media pendidikan media pembelajaran dua dimensi non proyeksi
Media pendidikan media pembelajaran dua dimensi non proyeksiMedia pendidikan media pembelajaran dua dimensi non proyeksi
Media pendidikan media pembelajaran dua dimensi non proyeksi
 

Similar to Modul 1-pengertian-dasar-statika

statika gaya dan momen
statika gaya dan momenstatika gaya dan momen
statika gaya dan momentangkeallo11
 
Modulmekanikateknik1 121101215953-phpapp01
Modulmekanikateknik1 121101215953-phpapp01Modulmekanikateknik1 121101215953-phpapp01
Modulmekanikateknik1 121101215953-phpapp01frans2014
 
Modulmekanikateknik1 121101215953-phpapp01
Modulmekanikateknik1 121101215953-phpapp01Modulmekanikateknik1 121101215953-phpapp01
Modulmekanikateknik1 121101215953-phpapp01Frans Pelleng
 
Materi torsi
Materi torsiMateri torsi
Materi torsitriya3
 
Modul 5-muatan tidak langsung
Modul 5-muatan tidak langsungModul 5-muatan tidak langsung
Modul 5-muatan tidak langsungMOSES HADUN
 
mekanika-teknik-1.pdf
mekanika-teknik-1.pdfmekanika-teknik-1.pdf
mekanika-teknik-1.pdfNurlailah34
 
PENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by Sakri
PENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by SakriPENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by Sakri
PENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by Sakrirezarahadiaan1
 
Makalah Transformasi Geometri
Makalah Transformasi GeometriMakalah Transformasi Geometri
Makalah Transformasi Geometrirenna yavin
 
Soal un matematika ips sma tahun 2014 13
Soal un matematika ips sma tahun 2014 13Soal un matematika ips sma tahun 2014 13
Soal un matematika ips sma tahun 2014 13SMPN 3 TAMAN SIDOARJO
 
T r a n s f o r m a s i
T r a n s f o r m a s iT r a n s f o r m a s i
T r a n s f o r m a s ikusnadiyoan
 
Pedomanpenskoranuasxfisika 121210081848-phpapp01 (1)
Pedomanpenskoranuasxfisika 121210081848-phpapp01 (1)Pedomanpenskoranuasxfisika 121210081848-phpapp01 (1)
Pedomanpenskoranuasxfisika 121210081848-phpapp01 (1)Uswatun Hasanah
 
Kesetimbangan dinamika-rotasi-dan-titik-berat
Kesetimbangan dinamika-rotasi-dan-titik-beratKesetimbangan dinamika-rotasi-dan-titik-berat
Kesetimbangan dinamika-rotasi-dan-titik-beratdwika Dz
 
Handout mer iv d iii
Handout mer iv d iiiHandout mer iv d iii
Handout mer iv d iiiJunaida Wally
 

Similar to Modul 1-pengertian-dasar-statika (20)

statika gaya dan momen
statika gaya dan momenstatika gaya dan momen
statika gaya dan momen
 
Modulmekanikateknik1 121101215953-phpapp01
Modulmekanikateknik1 121101215953-phpapp01Modulmekanikateknik1 121101215953-phpapp01
Modulmekanikateknik1 121101215953-phpapp01
 
Modul mekanika teknik 1
Modul mekanika teknik 1Modul mekanika teknik 1
Modul mekanika teknik 1
 
Modulmekanikateknik1 121101215953-phpapp01
Modulmekanikateknik1 121101215953-phpapp01Modulmekanikateknik1 121101215953-phpapp01
Modulmekanikateknik1 121101215953-phpapp01
 
Materi torsi
Materi torsiMateri torsi
Materi torsi
 
Modul 5-muatan tidak langsung
Modul 5-muatan tidak langsungModul 5-muatan tidak langsung
Modul 5-muatan tidak langsung
 
mekanika-teknik-1.pdf
mekanika-teknik-1.pdfmekanika-teknik-1.pdf
mekanika-teknik-1.pdf
 
Modul kd.3.24
Modul kd.3.24Modul kd.3.24
Modul kd.3.24
 
PENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by Sakri
PENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by SakriPENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by Sakri
PENDAHULUAN BAB 1 Mekanika Rekayaasa.docx by Sakri
 
Makalah Transformasi Geometri
Makalah Transformasi GeometriMakalah Transformasi Geometri
Makalah Transformasi Geometri
 
Soal un matematika ips sma tahun 2014 13
Soal un matematika ips sma tahun 2014 13Soal un matematika ips sma tahun 2014 13
Soal un matematika ips sma tahun 2014 13
 
Dinamika rotasi
Dinamika rotasiDinamika rotasi
Dinamika rotasi
 
T r a n s f o r m a s i
T r a n s f o r m a s iT r a n s f o r m a s i
T r a n s f o r m a s i
 
Modul statika pdf Kelas X SMK
Modul statika pdf Kelas X SMKModul statika pdf Kelas X SMK
Modul statika pdf Kelas X SMK
 
Modul statika pdf edit
Modul statika pdf editModul statika pdf edit
Modul statika pdf edit
 
Pedomanpenskoranuasxfisika 121210081848-phpapp01 (1)
Pedomanpenskoranuasxfisika 121210081848-phpapp01 (1)Pedomanpenskoranuasxfisika 121210081848-phpapp01 (1)
Pedomanpenskoranuasxfisika 121210081848-phpapp01 (1)
 
RPS_Fisika.docx
RPS_Fisika.docxRPS_Fisika.docx
RPS_Fisika.docx
 
Kesetimbangan dinamika-rotasi-dan-titik-berat
Kesetimbangan dinamika-rotasi-dan-titik-beratKesetimbangan dinamika-rotasi-dan-titik-berat
Kesetimbangan dinamika-rotasi-dan-titik-berat
 
tryout fisika 1
tryout fisika 1tryout fisika 1
tryout fisika 1
 
Handout mer iv d iii
Handout mer iv d iiiHandout mer iv d iii
Handout mer iv d iii
 

More from MOSES HADUN

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4MOSES HADUN
 
SAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBAR
SAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBARSAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBAR
SAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBARMOSES HADUN
 
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan MOSES HADUN
 
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadunBISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadunMOSES HADUN
 
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG MOSES HADUN
 
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)MOSES HADUN
 
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasiPpt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasiMOSES HADUN
 
Tugas besar konstruksi baja 1
Tugas besar konstruksi baja 1Tugas besar konstruksi baja 1
Tugas besar konstruksi baja 1MOSES HADUN
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1MOSES HADUN
 
Modul batang tekan
Modul batang tekanModul batang tekan
Modul batang tekanMOSES HADUN
 
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIAPERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIAMOSES HADUN
 
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkanPenentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkanMOSES HADUN
 
Bentuk batu alam
Bentuk batu alamBentuk batu alam
Bentuk batu alamMOSES HADUN
 
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATAN
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATANJENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATAN
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATANMOSES HADUN
 
Bahan bangunan ramah lingkungan
Bahan bangunan ramah lingkunganBahan bangunan ramah lingkungan
Bahan bangunan ramah lingkunganMOSES HADUN
 
BAGIAN-BAGIAN KAYU
BAGIAN-BAGIAN KAYUBAGIAN-BAGIAN KAYU
BAGIAN-BAGIAN KAYUMOSES HADUN
 
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNGTEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNGMOSES HADUN
 
Statika per portal
Statika per portal Statika per portal
Statika per portal MOSES HADUN
 

More from MOSES HADUN (20)

LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA PINTU AIR BAB 1-4
 
SAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBAR
SAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBARSAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBAR
SAMBUNG LAPORAN PRAKTIKUM HIDROLIKA LAMPIRAN GAMBAR
 
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan
Tugas POSTER analisa lingkungan bangunan
 
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadunBISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
BISNIS PLAN Tugas kewirausahaan moses hadun
 
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
RENCANA INDUK JARINGAN JALAN KOTA MALANG
 
Business plan
Business planBusiness plan
Business plan
 
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)
 
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasiPpt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
Ppt tugas kelompok sistem bangunan irigasi
 
Tugas besar konstruksi baja 1
Tugas besar konstruksi baja 1Tugas besar konstruksi baja 1
Tugas besar konstruksi baja 1
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
 
Modul batang tekan
Modul batang tekanModul batang tekan
Modul batang tekan
 
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIAPERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
PERATURAN PERENCANAAN KONSTRUKSI BAJA DI INDONESIA
 
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkanPenentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
 
Bentuk batu alam
Bentuk batu alamBentuk batu alam
Bentuk batu alam
 
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATAN
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATANJENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATAN
JENIS-JENIS BATU ALAM DAN BATU BUATAN
 
Bahan bangunan ramah lingkungan
Bahan bangunan ramah lingkunganBahan bangunan ramah lingkungan
Bahan bangunan ramah lingkungan
 
BAGIAN-BAGIAN KAYU
BAGIAN-BAGIAN KAYUBAGIAN-BAGIAN KAYU
BAGIAN-BAGIAN KAYU
 
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNGTEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
TEKNIS RUMAH DAN BANGUNAN GEDUNG
 
Vektor
VektorVektor
Vektor
 
Statika per portal
Statika per portal Statika per portal
Statika per portal
 

Recently uploaded

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfssuser40d8e3
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 

Recently uploaded (9)

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 

Modul 1-pengertian-dasar-statika

  • 1. STATIKA I MODUL 1 PENGERTIAN DASAR STATIKA Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution Materi Pembelajaran : 1. Pengertian Dasar Statika.  Gaya.  Pembagian Gaya Menurut Macamnya.  Gaya terpusat.  Gaya terbagi rata.  Gaya Momen, Torsi.  Menyusun Dan Menguraikan Gaya.  Metode Analitis.  Metode Grafis. 2. Gaya-gaya Dalam.  Pengertian.  Gaya Normal.  Gaya Lintang Geser.  Momen Lentur. 3. Perletakan/Tumpuan.  Tumpuan Sendi.  Tumpuan Rol.  Tumpuan Jepit.  Aplikasi.  Perjanjian Tanda. Tujuan Pembelajaran :  Mahasiswa memahami dan mengetahui tentang gaya-gaya, menyusun dan menguraikan gaya, gaya-gaya dalam serta perletakan. DAFTAR PUSTAKA a) Soemono, Ir., “STATIKA 1”, Edisi kedua, Cetakan ke-4, Penerbit ITB, Bandung, 1985.
  • 2. thamrinnst.wordpress.com UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pemilik hak cipta photo-photo, buku-buku rujukan dan artikel, yang terlampir dalam modul pembelajaran ini. Semoga modul pembelajaran ini bermanfaat. Wassalam Penulis Thamrin Nasution thamrinnst.wordpress.com thamrin_nst@hotmail.co.id
  • 3. Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI. 1 PENGERTIAN DASAR STATIKA A. GAYA Dalam mekanika teknik, gaya dapat diartikan sebagai muatan yang bekerja pada suatu konstruksi. 1. SIFAT GAYA. a. Mempunyai besaran (kg, ton dsb). b. Mempunyai arah. c. Mempunyai titik tangkap. Semua gaya yang garis kerjanya terletak pada satu bidang datar disebut KOPLANAR. Semua gaya yang garis kerjanya berpotongan pada satu titik disebut gaya KONKUREN (bertitik pegang tunggal). 2. PEMBAGIAN GAYA MENURUT MACAMNYA. a. Gaya Terpusat (point load). - Akibat berat orang. - Berat kolom. - Roda kenderaan. - Dll. b. Gaya Terbagi Rata (distributed load). - Akibat berat lantai, balok pada bangunan, dsb. - Angin pada dinding ataupun atap bangunan. - Air pada bendungan. c. Gaya Momen. - Momen lentur - Momen Torsi (puntir). (momen = gaya x lengan gaya). q ton/m’ Bidang datar Gaya Koplanar Gaya Konkuren P ton P1 P2 P1 P2 P3 X Z Y
  • 4. Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI. 2 B. MENYUSUN DAN MENGURAIKAN GAYA PADA BIDANG DATAR. Tujuan : Mencari besar, arah dan letak titik tangkap resultan gaya. 1. METODE ANALITIS. Sejumlah gaya dapat digantikan oleh satu gaya yang disebut RESULTAN GAYA. a. Gaya Konkuren. Perhatikan gambar kumpulan gaya berikut yang terletak pada bidang X-Y, K1x = K1 cos  K2x = K2 cos  K1y = K1 sin  K2y = K2 sin  Perjanjian tanda, - arah gaya kekanan dan keatas bertanda positip (+), - arah gaya kekiri dan kebawah bertanda negatip (-). Besar resultan gaya, - pada sumbu X, Rx =  Kx = K1x - K2x = K1 cos  - K2 cos  - pada sumbu Y, Ry =  Ky = K1y + K2y = K1 sin  + K2 sin  Momen lentur Ml Momen torsi Y X K1 K2 K1 sin  K2 sin   K2 cos  K1 cos O
  • 5. Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI. 3 Maka resultan gaya, 2Ry2RxR  Resultan ini bekerja melalui titik O. Arah resultan gaya, Rx Ry γtan  b. Gaya Tidak Konkuren. Perhatikan gambar kumpulan gaya berikut yang terletak pada bidang X-Y, Komponen gaya pada sumbu X dan Y, K1x = K1 cos 1 K1y = K1 sin 1 K2x = K2 cos 2 K2y = K2 sin 2 Rx =  Kx = K1x + K2x = K1 cos 1 + K2 cos 2 Ry =  Ky = K1y + K2y = K1 sin 1 + K2 sin 2 Resultan, 2Ry2RxR  Letak titik tangkap gaya resultan. Untuk mencari letak titik tangkap resultan R adalah dengan menghitung momen Mx dan My terhadap titik O (pusat sumbu X-Y), dimana momen sama dengan gaya dikali lengan gaya seperti berikut, Y X Ry Rx R  Ry Rx R  Rx (+) Rx (-) 1 2 K1y xs ys Ry K2 K2y K2x y2 x2 K1x K1 Rx R x1 y1 0
  • 6. Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI. 4 Mx = K1x . y1 + K2x . y2 =  Kx . y My = K1y . x1 + K2y . x2 =  Ky . x Titik tangkap resultan R dinamakan titik (s) dengan koordinat (xs,ys), maka momen akibat resultan gaya, Mx = Rx . ys ; My = Ry . xs Rx Mx ys  ; Ry My xs  Substitusikan (1) kedalam (2), Ry x.Ky xs   ; Rx y.Kx ys   Arah resultan, Rx Ry γtan  Contoh soal : 1). Diketahui : Gaya-gaya seperti tergambar, K1 = 6 ton, K2 = 8 ton, K3 = 3 ton dengan koordinat titik tangkap gaya-gaya (2,2), (4,4) dan (5,3). Arah masing-masing gaya 1 = 140o , 2 = 20o dan 3 = 300o . .......................(1) .......................(2) 20 o K1 K2 140 o 300 o K3 0 R 5,740 1,419 Y X
  • 7. Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI. 5 Ditanya : Besar resultan gaya, letak titik tangkap resultan dan arahnya. Penyelesaian : - Resultan pada sumbu X, Rx =  Kx = K1 cos 1 + K2 cos 2 + K3 cos 3 = (6).cos 140o + (8).cos 20o + (3).cos 300o = - 4,596 + 7,518 + 1,500 Rx = + 4,422 ton (kekanan). - Resultan pada sumbu Y, Ry =  Ky = K1 sin 1 + K2 sin 2 + K2 sin 2 = (6).sin 140o + (8).sin 20o + (3).sin 300o = 3,857 + 2,736 – 2,598 Ry = + 3,995 ton (keatas) - Resultan total, 2222 )995,3()422,4(RyRxR  = 5,959 ton - Arah resultan, 422,4 995,3 Rx Ry γtan  = 0,90344  = arc tan (0,90344) = 42o 05’ 45” - Letak titik tangkap gaya resultan pada sumbu X dan Y. Momen terhadap sumbu X, Mx = K1x . y1 + K2x . y2 + K3x . y3 = (6).cos 140o .(2) + (8).cos 20o .(4) + (3).cos 300o .(3) = - 9,193 + 30,070 + 4,500 Mx = 25,378 t.m’. Momen terhadap sumbu Y, My = K1y . x1 + K2y . x2 + K3y . x3 = (6).sin 140o .(2) + (8).sin 20o .(4) + (3).sin 300o .(5) = 7,713 + 10,945 – 12,990 My = 5,668 t.m’. Mx = Rx . ys 422,4 378,25 Rx Mx ys  = 5,740 m. My = Ry . xs 995,3 668,5 Ry My xs  = 1,419 m.
  • 8. Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI. 6 2). Tentukan besar dan letak titik tangkap gaya resultan berikut. Penyelesaian : - Besar resultan, R = P1 + P2 + P3 - Letak titik tangkap gaya resultan, x . R = P1 . a1 + P2 . a2 + P3 . a3 R a3.P3a2.P2a1.P1 x   atau P3P2P1 a3.P3a2.P2a1.P1 x    Apabila, P1 = 1 ton ; P2 = 2 ton ; P3 = 3 ton dan a1 = 1 meter ; a2 = 3 meter ; a3 = 6 meter maka, t)3()t2(t)1( (6).t)(3m)(3.t)(2m)(1.t)(1 x    x = 4,167 meter (dari sb-Y). 3). Mencari letak titik berat luasan. P1 P2 P3 a2 a1 a3 x R = P1 + P2 + P3 Y X F1 F2 F3 a1 a3 x Ftotal = F1 + F2 + F3 Y X a2 o
  • 9. Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI. 7 - Besar resultan, R = Ftotal = F1 + F2 + F3 - Letak titik tangkap gaya resultan, x . R = F1 . a1 + F2 . a2 + F3 . a3 R a3.F3a2.F2a1.F1 x   atau F3F2F1 a3.F3a2.F2a1.F1 x    (dari sumbu Y). 2. METODE GRAFIS. A). POLIGON GAYA. Apabila terdapat dua gaya K1 dan K2 seperti gambar berikut, Maka resultan dapat dicari dengan cara, menarik garis yang paralel dengan gaya K1 dan K2, kemudian ditarik garis dari titik O ketitik perpotongan kedua garis tadi, hasil ini disebut paralelogram gaya. Untuk mempercepat proses pekerjaan dapat digambarkan sebagai berikut, a. Gaya bersifat konkuren. Apabila terdapat gaya seperti gambar berikut, maka resultan R dapat dicari seperti cara grafis diatas yaitu, Untuk menggambarkan gaya-gaya K1...K5 harus dilakukan dengan skala sehingga menghasilkan gambar b) diatas yang disebut poligon gaya. R’ = -R // // K1 K2 R K2 K1 O O a) b) K1 K2 K2 K1 O O a) b)R R’ = mengimbangi R K1 K2K3 K4 K5 K1 K2 K3K4 K5 R K1 K2K3 K4 K5 R R’ POLIGON GAYA a) b) c)
  • 10. Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI. 8 b. Gaya tidak konkuren. Sebagai contoh gaya tidak konkuren, ambil contoh soal pada cara analitis sebelumnya. Maka penyelesaian grafis adalah sebagai berikut, K2 K1 K3 R R’ K1 K3 R R’ K2 cara pertama cara kedua 20 o K1 K2 140 o 300 o K3 0 R 5,740 1,419 Y X
  • 11. Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI. 9 B). POLIGON BATANG. Pada cara ini resultan R dari gaya-gaya yang tidak konkuren dapat dicari beserta titik tangkapnya, lihat contoh-contoh berikut. 1). Gaya-gaya paralel secara vertikal, besar dan letaknya sembarang. Langkah-langkah penyelesaian grafis mencari resultan R adalah dengan menggambarkan pertama kali diagram kutubnya (dengan memakai skala gaya), yaitu : a. Susunlah gaya-gaya K1...K5 seperti terlihat pada gambar b). b. Buat titik sembarang S. c. Tarik garis yang menghubungkan titik S dengan ujung atas gaya K1 dan selanjutnya dinamakan garis 0. d. Kemudian hubungkan pula titik S dengan ujung gaya K2, dinamakan garis 1, dan seterusnya sampai dengan garis 5. e. Setelah diagram kutub selesai, buat gambar a), dengan cara menarik garis yang sejajar (//) dengan garis 0 memotong gaya K1 pada titik sembarang. f. Pada titik perpotongan ini (yaitu pada gaya K1), tarik garis sejajar (//) dengan garis 1 sampai memotong gaya K2. Dan seterusnya digambarkan sampai dengan garis yang sejajar garis 5 yang memotong gaya K5. g. Perpanjanglah garis 0 dan garis 5 sampai keduanya saling berpotongan satu sama lain. Titik potong ini adalah merupakan titik tangkap gaya resultan R. 4 5 K1 K2 K3 K4 K5 K1 K2 K3 K4 K5 a) b) diagram kutub S 1 2 3 0 0 5 R 1 05 S titik sembarang titik sembarang 4 R 2 3
  • 12. Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI. 10 2). Gaya-gaya tidak paralel, tidak konkuren, besar dan letaknya sembarang. K1 K2 K3 K4 K5 K1 K2 K3 K4 K5 R R 0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5
  • 13.
  • 14. Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI. 12 3).Gambar/lukisan tidak simetris. Mencari letak titik berat poligon batang. C. KEADAAN SEIMBANG. Jika benda dibebani dengan gaya-gaya dan ternyata benda tersebut tidak bergerak maka benda tersebut dikatakan dalam keadaan seimbang statis, artinya gaya-gaya yang bekerja dalam keadaan seimbang statis antara gaya aksi dan reaksi. Contoh gaya konkuren berikut, Gaya-gaya seimbang apabila, Rx =  Kx = 0 Ry =  Ky = 0 2Ry2RxR  F1 F2 F3 F1 F2 F3 F3 F1 F2 F2 F3 F1 F1F2F3 K1 K2 K3 K4 Y X 0 123 0 1 23 0 0 1 2 31 2 0 3
  • 15. Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI. 13 Dalam bentuk aplikasi pada jembatan seperti berikut, Balok diatas dua tumpuan (A dan B), dalam keadaan seimbang statis terdapat gaya-gaya, Ra + Rb = P1 + P2 + P3 Ra P1 A P2 P3 B Rb
  • 16. Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI. 14 GAYA-GAYA DALAM 1. PENGERTIAN. Gaya yang dipikul suatu konstruksi akan disalurkan ke setiap bagian dari konstruksi. Gaya yang disalurkan ini disebut gaya dalam. Gaya dalam ini menimbuljan perobahan bentuk (deformasi) pada bagian konstruksi, yang dilawan oleh tegangan didalamnya, sehingga keseimbangan dalam tercapai. Gaya-gaya dalam ini berupa GAYA NORMAL, GAYA LINTANG/GESER, GAYA MOMEN LENTUR dan MOMEN TORSI. 2. Gaya Normal. Gaya normal dapat berupa tekan atau tarik seperti berikut, 3. Gaya Lintang/Geser. Dimana, P = gaya luar RA = gaya reaksi pada perletakan/tumpuan A. RB = gaya reaksi pada perletakan/tumpuan B. Q = gaya lintang (gaya/perlawanan dalam). NNN NN N N N A B RA RB I I II II P Q+ Q+ Q- Q- Pot. I Pot. II
  • 17. Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI. 15 Potongan I. Akibat gaya reaksi RA elemen balok sebelah kiri terangkat keatas, oleh gaya dalam (gaya lintang) dikembalikan kebentuk semula, pada keadaan ini disebut gaya lintang positip (Q+). Potongan II. Identik dengan peristiwa diatas (pot. I), elemen sebelah kanan yang terangkat keatas, sehingga menghasilkan gaya lintang negatip (Q-). 4. Momen Lentur. Akibat gaya luar P maka balok akan melentur, oleh gaya dalam momen lentur kondisi ini akan dilawan sehingga terdapat keseimbangan dalam. 5. Momen Torsi. BAB III Tampang balok me- nahan momen torsi/ puntir sebesar, M torsi = P . z Garis lentur A B RA RB I P Pot. I Pot. I Momen lentur garis lentur P RA RB A B BA RA RB PM+ M- P z M torsi = P . z
  • 18. Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI. 16 PERLETAKAN / TUMPUAN Semua bangunan (konstruksi) terletak diatas tumpuan/perletakan. Fungsi tumpuan adalah menyalurkan gaya-gaya luar yang bekerja pada konstruksi dan berat konstruksi itu sendiri ke bagian bawahnya. Sehingga terdapat reaksi-reaksi yang mengimbangi gaya-gaya luar tadi dan berat konstruksi. Jenis-Jenis Tumpuan. 1. Tumpuan Sendi. Gaya-gaya yang dapat/tidak dapat bekerja pada sendi, V = gaya vertikal tidak sama dengan nol. V  0 (dapat memikul gaya vertikal). H = gaya-gaya horisontal tidak sama dengan nol. H  0 (tidak dapat bergeser kesamping, dapat memikul gaya horisontal). M = momen sama dengan nol. M = 0 (tidak dapat memikul momen, karena sendi dapat perputar pada porosnya). 2. Tumpuan Rol. Gaya-gaya yang dapat/tidak dapat bekerja pada rol, V = gaya vertikal tidak sama dengan nol. V  0 (dapat memikul gaya vertikal). H = gaya-gaya horisontal sama dengan nol. H = 0 (dapat bergeser kesamping, tidak dapat memikul gaya horisontal). M = momen sama dengan nol. M = 0 (tidak dapat memikul momen, karena sendi dapat perputar pada porosnya). Konstruksi sendi Simbol V  0 H  0 Konstruksi rol Simbol V  0 H = 0 M = 0 M = 0
  • 19. Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI. 17 3. Tumpuan Jepit. Gaya-gaya yang dapat/tidak dapat bekerja pada perletakan jepit, V = gaya vertikal tidak sama dengan nol. V  0 (dapat memikul gaya vertikal). H = gaya-gaya horisontal tidak sama dengan nol. H  0 M = momen sama dengan nol. M  0 (dapat memikul momen) 4. Aplikasi, Gaya-gaya P1 dan P2 yang bekerja pada konstruksi dan reaksi-reaksi dari tumpuan sendi (RAH, RAV) dan tumpuan rol (RBV) berada dalam keadaan seimbang statis. Dalam Penyelesaian digunakan syarat seimbang pada gaya koplanar, yaitu  gaya-gaya vertikal = 0 (V = 0),  gaya-gaya horisontal = 0 (H = 0),  momen pada tumpuan sendi = 0 (MA = 0),  momen pada tumpuan rol = 0 (MB = 0). A B RAV RBV P2 RAH P1 Konstruksi perletakan jepit beton S i m b o l balok V  0 H  0 M  0 Gaya-gaya yang bekerja
  • 20. Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI. 18 Jadi ada empat persamaan dengan tiga variabel yang tidak diketahui, yaitu RAH, RAV dan RBV, oleh karena itu struktur disebut Statis tertentu. Apabila perletakan rol B diganti dengan sendi, maka variabel yang tidak diketahui menjadi 4 (empat) yaitu RAH, RAV, RBH dan RBV dengan empat persamaan, struktur ini menjadi Statis tidak tertentu. 5. Perjanjian Tanda. Dalam perhitungan statika dipakai perjanjian tanda seperti berikut : a. Gaya-gaya vertikal yang arahnya menuju keatas dianggap positip, sedangkan gaya- gaya vertikal yang arahnya menuju kebawah dianggap negatip. b. Gaya-gaya horisontal yang arahnya menuju kekanan dianggap positip, sedangkan gaya-gaya horisontal yang arahnya menuju kekiri dianggap negatip. c. Momen yang menyebabkan serat sebelah atas balok tertekan dan serat bawah tertarik dianggap positip, sedangkan momen yang menyebabkan serat balok sebelah atas tertarik dan bawah tertekan dianggap negatip. d. Gaya normal tekan bertanda negatip, dan gaya normal tarik bertanda positip. e. Gaya lintang bertanda positip apabila reaksi perletakan kiri menekan balok kearah atas dan gaya luar menekan balok kearah bawah, kebalikan dari peristiwa ini gaya lintang bertanda negatip. f. Jumlah aljabar momen pada tumpuan/perletakan bertanda positip apabila arah putaran momen searah jarum jam, sebaliknya jumlah aljabar momen pada perletakan bertanda negatip bila arah putaran berlawanan jarum jam. WORKSHOP/PELATIHAN Diketahui penampang dengan ukuran-ukuran seperti tergambar. Tentukanlah letak pusat pusat berat dengan cara analitis dan grafis terhadap sb-X dan sb-Y. Penyelesian : CARA ANALITIS X = -1 b1 = 9 cm ; b2 = 1,5 cm ; b3 = 4 cm ; h1 = 0,5 cm ; h2 = 10 cm ; h3 = 3,5 cm a). Luas. F1 = b1 . h1 = (9 cm) . (0,5 cm) = 4,5 cm 2 . F2 = b2 . h2 = (1,5 cm) . (10 cm) = 15,0 cm 2 . b1 b2 b3 h1 h2 h3 1 2 3 b1 = 10 cm + X b2 = 2 cm + X/2 b3 = 5 cm + X h1 = 1 cm + X/2 h2 = 11 cm + X h3 = 4 cm + X/2 Catatan : X = satu angka terakhir No.Stb. X Y 5 cm 3 cm
  • 21. Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI. 19 F3 = b3 . h3 = (4 cm) . (3,5 cm) = 14,0 cm 2 . Jumlah Ftotal = 33,5 cm 2 . b). Letak Pusat Berat Penampang Terhadap sb-X dan sb-Y. x1 = (5 cm) + ½ b1 = 1/2 (9 cm) + (5 cm) = 9,5 cm. x2 = (5 cm) + b1 + ½ b2 = (5 cm) + (9 cm) + 1/2 (1,5 cm) = 14,75 cm. x3 = (5 cm) + b1 + b2 + ½ b3 = (5 cm) + (9 cm) + (1,5 cm) + 1/2 (4 cm) = 17,5 cm. y1 = (3 cm) + h2 – ½ h1 = (3 cm) + (10 cm) –1/2 (0,5 cm) = 12,75 cm. y2 = (3 cm) + ½ h2 = (3 cm) + 1/2 (10 cm) = 8 cm. y3 = (3 cm) + ½ h3 = (3 cm) + 1/2 (3,5 cm) = 4,75 cm. Mx1 = F1 . y1 = (4,5 cm 2 ) . (12,75 cm) = 57,375 cm 3 . Mx2 = F2 . y2 = (15 cm 2 ) . (8 cm) = 120,000 cm 3 . Mx3 = F3 . y3 = (14 cm 2 ) . (4,75 cm) = 66,500 cm 3 . Jumlah Mx = 243,875 cm 3 . My1 = F1 . x1 = (4,5 cm 2 ) . ( 9,5 cm) = 42,750 cm 3 . My2 = F2 . x2 = (15 cm 2 ) . (14,75 cm) = 221,250 cm 3 . My3 = F3 . x3 = (14 cm 2 ) . (17,5 cm) = 245,000 cm 3 . Jumlah My = 509,000 cm 3 . 5,33 000,509  Ftotal My X = 15,19 cm dari sumbu Y. 5,33 875,243  Ftotal Mx Y = 7,28 cm dari sumbu X. Kunci Jawaban No. b1 b2 b3 h1 h2 h3 F1 F2 F3 Ftotal x1 x2 x3 Stb. cm cm cm cm cm cm cm 2 cm 2 cm 2 cm 2 cm cm cm -1 9.0 1.5 4.0 0.5 10.0 3.5 4.5 15.0 14.0 33.5 9.5 14.75 17.50 0 10.0 2.0 5.0 1.0 11.0 4.0 10.0 22.0 20.0 52.0 10.0 16.00 19.50 1 11.0 2.5 6.0 1.5 12.0 4.5 16.5 30.0 27.0 73.5 10.5 17.25 21.50 2 12.0 3.0 7.0 2.0 13.0 5.0 24.0 39.0 35.0 98.0 11.0 18.50 23.50 3 13.0 3.5 8.0 2.5 14.0 5.5 32.5 49.0 44.0 125.5 11.5 19.75 25.50 4 14.0 4.0 9.0 3.0 15.0 6.0 42.0 60.0 54.0 156.0 12.0 21.00 27.50 5 15.0 4.5 10.0 3.5 16.0 6.5 52.5 72.0 65.0 189.5 12.5 22.25 29.50 6 16.0 5.0 11.0 4.0 17.0 7.0 64.0 85.0 77.0 226.0 13.0 23.50 31.50 7 17.0 5.5 12.0 4.5 18.0 7.5 76.5 99.0 90.0 265.5 13.5 24.75 33.50 8 18.0 6.0 13.0 5.0 19.0 8.0 90.0 114.0 104.0 308.0 14.0 26.00 35.50 9 19.0 6.5 14.0 5.5 20.0 8.5 104.5 130.0 119.0 353.5 14.5 27.25 37.50 y1 y2 y3 Mx1 Mx2 Mx3 My1 My2 My3 cm cm cm cm 3 cm 3 cm 3 cm 3 cm 3 cm 3 12.75 8.0 4.75 57.375 120.000 66.500 42.750 221.250 245.000 13.50 8.5 5.00 135.000 187.000 100.000 100.000 352.000 390.000 14.25 9.0 5.25 235.125 270.000 141.750 173.250 517.500 580.500 15.00 9.5 5.50 360.000 370.500 192.500 264.000 721.500 822.500 15.75 10.0 5.75 511.875 490.000 253.000 373.750 967.750 1122.000 16.50 10.5 6.00 693.000 630.000 324.000 504.000 1260.000 1485.000 17.25 11.0 6.25 905.625 792.000 406.250 656.250 1602.000 1917.500 18.00 11.5 6.50 1152.000 977.500 500.500 832.000 1997.500 2425.500 18.75 12.0 6.75 1434.375 1188.000 607.500 1032.750 2450.250 3015.000 19.50 12.5 7.00 1755.000 1425.000 728.000 1260.000 2964.000 3692.000
  • 22. Modul kuliah “STATIKA 1” , Modul 1 Sesi 1, 2012 Ir. Thamrin Nasution Departemen Teknik Sipil, FTSP. ITMI. 20 20.25 13.0 7.25 2116.125 1690.000 862.750 1515.250 3542.500 4462.500 Mx My X Y cm 3 cm 3 cm cm 243.875 509.000 15.19 7.28 422.000 842.000 16.19 8.12 646.875 1271.250 17.30 8.80 923.000 1808.000 18.45 9.42 1254.875 2463.500 19.63 10.00 1647.000 3249.000 20.83 10.56 2103.875 4175.750 22.04 11.10 2630.000 5255.000 23.25 11.64 3229.875 6498.000 24.47 12.17 3908.000 7916.000 25.70 12.69 4668.875 9520.250 26.93 13.21