literasi sains dalam pembelajaran IPAS disekolah dasar sebagai bentuk litarasi sanis dalam pengembangakn pembelajaran IPAS di sekolah dasar sesuai dengan hakikat pembelajaran sains
2. Literasi sains merupakan kemampuan
menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi
pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan
buktibukti, dalam rangka memahami serta
membuat keputusan berkenaan dengan alam dan
perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui
aktivitas manusia (OECD, 2003)
Literasi Sains
3. IPA sering disebut juga dengan sains. Sains merupakan terjemahan
dari kata science yang berarti masalah kealaman (nature). Sains
adalah pengetahuan yang kebenarannya sudah diuji cobakan secara
empiris melalui metode ilmiah (Toharrudin, Hendrawati, &
Rustaman, 2011).
pembelajaran IPA adalah proses pembelajaran yang terdiri atas 3
unsur utama. Ketiga unsur tersebut yaitu produk, proses ilmiah, dan
pemupukan sikap. IPA bukan hanya pengetahuan tentang alam
yang disajikan dalam bentuk fakta, konsep, prinsip atau hukum
(IPA sebagai produk), tetapi sekaligus cara atau metode untuk
mengetahui dan memahami gejala-gejala alam (IPA sebagai proses
ilmiah) serta upaya pemupukan sikap ilmiah (IPA sebagai sikap).
Pembelajaran IPAS
di Sekolah Dasar
4. Pembelajaran IPA di SD ditujukan untuk memberi kesempatan
siswa memupuk rasa ingin tahu secara alamiah, mengembangkan
kemampuan bertanya dan mencari jawaban atas fenomena alam
berdasarkan bukti, serta mengembangkan cara berpikir ilmiah.
Pada dasarnya tujuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah untuk
mendidik dan membekali untuk mengembangkan keterampilan-
keterampilan dalam memperoleh dan menerapkan konsep-konsep
IPA, serta memberikan bekal pengetahuan dasar siswa untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi maupun untuk
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu
pembelajaran IPA sangat penting diajarkan di sekolah dasar (SD),
Tujuan Pembelajaran IPAS
di Sekolah Dasar
5. Penerapan literasi sains di sekolah dasar sejalan dengan empat pilar
pendidikan universal yang dirumuskan UNESCO yaitu learning to
know, learning to do, learning to be dan learning to live.
Pembelajran yang diharapkan di tingkat Sekolah Dasar adalah
penekanan pada pembelajaran salingtemas (sains,
lingkungan, teknologi dan masyarakat).
Pembelajaran ini lebih diarahkan pada pengalaman belajar untuk
merancang suatu karya melalui penerapan konsep IPA. Adapun
untuk metode dan pendekatan yang digunakan
dalam pembelajaran tidak dibatasi, artinya guru bebas
menggunakan metode apapun dengan penekanan tujuan
utama literasi sains tetap tercapai. Tujuan utama tersebut
merupakan hasil pembelajaran interaksi guru dengan
siswa, yaitu pengembangan dan penguasaan sikap ilmiah serta
ketarampilan proses sains
Literasi Sains di Sekolah Dasar
7. LITERASI SAINS DALAM PEMBELAJARAN IPA
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 3 No.2 Edisi Juli 2017
Yuyu Yulitia, Universitas Majalengka, e-ISSN: 2579-4442
Jurnal ini membahas terkait
Kemampuan Literasi merupakan hal fundamental yang harus dimiliki oleh peserta didik
dalam menghadapi era global untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup dalam berbagai
situasi. Literasi sains merupakan kemampuan untuk memahami sains, mengkomunikasikan
sains, serta menerapkan kemampuan sains untuk memecahkan masalah. Untuk
meningkatkan kemampuan literasi sains disamping memerlukan motivasi peserta didik, guru
juga perlu mempertimbangkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan potensi
peserta didik yang mana pada proses pembelajarannya menitik beratkan pada pemberian
pengalaman langsung dan pengaplikasian hakikat sains.
8. PENERAPAN LITERASI SAINS
DALAM PEMBELAJARAN IPA
Indonesian Journal of Natural Science Education (IJNSE)
Volume 03, Nomor 02, 2020, pp: 366 ~ 371
Nuryunita Dewantaria) , Suwito Singgih, Universitas Tidar
Jurnal ini membahas terkait
dalam meningkatkan kemampuan literasi sains peserta didik yaitu dengan menerapkan
pembelajaran sains yang mengedepankan pada pengembangan sikap, gagasan dan
keterampilan proses sains, yang menekankan pada kegiatan inkuiri ilmiah. Pembelajaran
tersebut akan mampu meningkatkan minat peserta didik terhadap sains dan kepekaan serta
kepeduliaan terhadap lingkungan sekitarnya.
Pembelajaran berbasis inkuiri mampu menempatkan peserta didik agar lebih banyak belajar
secara mandiri dalam memecahkan masalah. Peserta didik berperan sebagai subyek belajar
dan pendidik berperan sebagai pembimbing dan fasilitator dalam proses pembelajaran. model
pembelajaran yang sering digunakan adalah inquiry-based life-cycle thinking project
9. Implementasi Literasi Sains
dalam Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
JURNAL BASICEDU
Volume 5 Nomor 6 Tahun 2021 Halaman 5631 - 5639
Irsan, Universitas Muhammadiyah Buton, Indonesia
Jurnal ini membahas terkait
Penerapan literasi sains di sekolah dasar sejalan dengan empat pilar pendidikan universal yang
dirumuskan UNESCO yaitu learning to know, learning to do, learning to be dan learning to live.
Pembelajran yang diharapkan di tingkat Sekolah Dasar adalah penekanan pada pembelajaran
salingtemas (sains, lingkungan, teknologi dan masyarakat). Pembelajaran ini lebih diarahkan pada
pengalaman belajar untuk merancang suatu karya melalui penerapan konsep IPA. Adapun untuk
metode dan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran tidak dibatasi, yang penting
menitikberatkan pada pemberian pengalaman langsung dan pengaplikasi hakikat sains. metode
pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran sains seperti, problem based learning, project
based learning, inquiry dan discovery learning.
10. STUDI LITERATUR
LITERASI SAINS DI SEKOLAH DASAR
JuDha_PGSD: Jurnal Dharma PGSD
Volume 1 No 2 –2021ISSN: 2775-1562
Nofriza Efendi1, Nelvianti2, Refli Surya Barkara3
Jurnal ini membahas terkait
Permasalahan pada penelitian ini terkait dengan penerapan literasi sains di Sekolah Dasar (SD)
dan kendala dalam penerapannya. Penelitian ini menggunakan studi literatur dari artikel
penelitian sebelumnya. Penelusuran data dilakukan dengan melakukan penelusuran di Google
Scholar atau Google Cendekia dengan kata kunci literasi sains di sekolah dasar. Dari hasil
penelusuran ditemukan 20 artikel jurnal dan prosiding yang memenuhi kriteria. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan literasi sains di sekolah dasar sejalan dengan 4 pilar pendidikan
UNESCO dan diterapkan melalui pendekatan, model atau metode pembelajaran yang cocok dengan
pembelajaran sains. Kendala yang dihadapi dalam penerapannya yakni menuntut kemampuan
siswa dan guru, siswa yang belum mampu berpikir kritis dan guru yang belum mengetahui cara
penerapannya yang baik dan benar
11. MODEL PEMBELAJARAN
BERBASIS MASALAH (PBL) TERHADAP LITERASI SAINS
SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR
Jurnal Pendidikan Dasar Flobamorata. Vol 1 (1) hal 1-5
Ummu Aiman & Rizqy A.R Ahmad (2020)
Jurnal ini membahas terkait
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan literasi sains siswa yang
menerapkan model PBL dan menerapkan metode ekspositori.
Dari analisis data yang dihasilkan, model PBL memperoleh hasil meningkat dibandingkan
pembelajaran ekspositori maka Adanya perbedaan kedua model tersebut diartikan bahwa model
PBL berpengaruh besar terhadap literasi sain siswa.
Model PBL lebih pada ke tahap pemecahan masalah dan model Ekspositori lebih kepada menjelaskan
materi sehingga pola pikir siswa melewati tahap perkembangan yang berbeda dan memiliki sudut
pandang yang berbeda dalam menyelaikan masalah’
12. Scientific Literacy of Students Learned Through Guided Inquiry
Melalui Literasi Ilmiah Siswa Dipelajari
Penyelidikan Terpandu
International Journal of Research and Review
E-ISSN: 2349-9788; P-ISSN: 2454-2237
Rizhal Hendi Ristanto1 , Siti Zubaidah2 , Mohamad Amin2 , Fatchur Rohman3
Jurnal ini membahas terkait
Model pembelajaran yang diperlukan untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan
berkreasi dalam menggunakan pengetahuan secara tepat berdasarkan bukti-bukti ilmiah, terutama
dalam kehidupan sehari-hari, dan kemampuan diri dalam memecahkan masalah serta mengambil
keputusan ilmiah secara bersama dan ddan dapat dipertanggungjawabkan adalah salah satu jenis
model pembelajaran inquiry terbimbing (Guided Inquiry) .
Dalam suatu proses pembelajaran diperlukan suatu kegiatan yang dapat mengubah siswa dalam
menemukan suatu konsep melalui kreativitas langsung, maka pembelajaran inkuiri terbimbing
diharapkan dapat meningkatkan literasi sains sehingga Melalui proses inkuiri, literasi sains dapat
ditingkatkan.
13. Implementation of an Inquiry Learning Model with Science Literacy to Improve
Student Critical Thinking Skills
Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri dengan Literasi Sains
untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
International Journal of Instruction, 14 (2). pp. 117-138. ISSN 1694-609X; 1308-1470
Sutiani, Ani (2021)
Jurnal ini membahas terkait
Pengembangan sumber belajar yang baik pada model pembelajaran inkuiri dengan lliterasi sains
sebagai strategi untuk memfasilitasi pembelajaran aktif telah menjadi tren pendidikan.
Kemampuan berpikir kritis diperlukan sebagai strategi untuk membangun siswakompetensi
pemecahan masalah dan penemuan yang dibutuhkan dalam pembelajaran IPA. Penelitian ini
bertujuan untuk mengembangkan perangkat pembelajaran pada pembelajaran berbasis inkuiri
dengan literasi sains untuk pengajaran kinetika Kimia yang dapat meningkat kemampuan berpikir
kritis siswa dan prestasi belajar siswa. Penelitian sedang dilakukan melalui pengembangan model
pembelajaran inkuiri dengan literasi sains, standardisasi, dan penerapan model pembelajaran
sebagai sumber pengajaran di dalam kelas
14. Using a Cognitive Style-Based Learning Strategy to Improve Students'
Environmental Knowledge and Scientific Literacy
Pemanfaatan Strategi Pembelajaran Berbasis Gaya Kognitif untuk Meningkatkan
Pengetahuan Lingkungan dan Literasi Sains Siswa
International Journal of Instruction, v14 n4 p791-808 Oct 2021
Sholahuddin, Arif; Susilowati, Eko; Prahani, Binar Kurnia; Erman, Erman
Jurnal ini membahas terkait
Literasi sains adalah kemampuan menjelaskan fenomena dan memecahkan masalah dengan
menggunakan pengetahuan ilmiah. dalam penelitian ini dijelaskan bahwa mampu meningkatkan
pengetahuan lingkungan dan literasi sains siswa. Selain itu, strategi pembelajaran mendukung
gaya kognitif siswa yang berbeda (Field Independent/FI dan Field Dependent/FD, meskipun
scaffolding masih diperlukan untuk tugastugas yang memerlukan pemikiran yang lebih kompleks
seperti literasi sains, khususnya untuk FD. Penelitian ini menunjukkan bahwa CSBLS memiliki
potensi untuk meningkatkan pengetahuan lingkungan dan literasi sains siswa sepanjang proses
pembelajaran.
15. IMPLEMENTATION OF PROJECT-BASED LEARNING (PjBL) MODEL IN GROWTH AND DEVELOPMENT
LEARNING TO INCREASE THE STUDENTS' SCIENCE LITERACY AND CRITICAL THINKING SKILLS
IMPLEMENTASI MODEL PROJECT BASED LEARNING (PjBL).
DALAM BELAJAR PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN UNTUK MENINGKATKAN
LITERASI ILMU PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA
IJAEDU- International E-Journal of Advances in Education, Vol. VI, Issue 16, April, 2020
Muhibbuddin 1 *, Nanda Yustina2 , & Safrida3
Jurnal ini membahas terkait
Literasi sains dan berpikir kritis merupakan keterampilan yang sangat penting bagi siswa.
Beberapa penelitian menunjukkan rendahnya kemampuan literasi sains dan berpikir kritis siswa.
dalam penelitian ini menjelaskan bahwa Adanya hubungan positif antara kemampuan literasi sains
dan kemampuan berpikir kritis yang menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran PjBL
dapat meningkatkan kemampuan literasi sains dan kemampuan berpikir kritis siswa. Siswa yang
memiliki kemampuan literasi yang baik juga akan memiliki kemampuan berpikir kritis yang lebih
baik. Setiap siswa mempunyai potensi kemampuan berpikir kritis yang dapat diukur, dilatih, dan
dikembangkan melalui penerapan model pembelajaran PjBL.
16. The Development of Problem-Based Learning Model with Scientific Literacy
Approach in Elementary School
Pengembangan Pembelajaran Berbasis Masalah
Model dengan Pendekatan Literasi Ilmiah pada Sekolah dasar
1st International Conference on Social Sciences and Interdisciplinary Studies (ICSSIS 2018)
Nurhairani, Fahrur Rozi, Septian Prawijaya
Jurnal ini membahas terkait
Model pembelajaran PBL berbasis sains dapat diterapkan oleh guru dalam pembelajaran sekolah
dasar untuk mengembangkan literasi sains. Pemilihan model pembelajaran PBL berbasis literasi
sains memperhatikan karakteristik materi dan karakteristik siswa. Pembelajaran Berbasis Masalah
merupakan suatu proses pembelajaran yang mempertemukan siswa dihadapkan pada suatu
masalah nyata yang memacu siswa untuk meneliti, menguraikan, dan mencari solusi Pembelajaran
berbasis masalah erat kaitannya dengan realitas kehidupan nyata siswa, sehingga siswa belajar
tidak hanya pada bidang pengetahuan saja tetapi juga pengalaman dan perasaan.
Model pembelajaran berbasis masalah mempunyai beberapa keunggulan jika diterapkan yaitu
realistis terhadap kehidupan siswa, konsep sesuai kebutuhan siswa, menumbuhkan sifat inkuiri
siswa, retensi konsep menjadi menumbuhkan dan kemampuan pemecahan masalah yang kuat.
Model pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran berbasis sains
17. Pusat Perhatian Literasi Sains
Pusat perhatian utama adalah literasi sains
dalam pembelajaran IPAS di Sekolah Dasar
literasi sains merupakan proses pengumpulan
buktibukti, dalam rangka memahami serta
membuat keputusan berkenaan dengan alam dan
perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui
aktivitas manusia
Persamaan jurnal
Pembelajaran sains Analisis Hasil belajar
Fokus penelitian yaitu mengukur
dampak dari pembelajaran literasi sains
pada pembelajaran IPAS di sekolah
Dasar
Pembelajaran sains menuntut siswa untuk belajar
aktif yang terimplikasikan dalam kegiatan secara
fisik ataupun mental, tidak hanya mencakup
aktivitas hands-on tetapi juga minds-onn
18. Perbedaan Jurnal
Model Literasi Sains
Fokus pada literasi sains dalam pembelajaran
IPAS dengan berbagai model pembelajaran
seperti PBL, Guided Quiry, Inquiry learning di
sesuaikan dengan materi dan karatetisk peserta
didik
Pendekatan yang bertujuan untuk memahami
fenomena ilmiah dalam konteks lingkungan
sekitar yang dapat menunjang proses
pembelajaran