Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Filsafat 6
1. TEORI KEBENARAN
1. Teori Corespondence Idea yang ada dalam
pikiran seseorang
kemudian dilahirkan dalam
bentuk “pernyataan”
(proposisi), yang mana
pernyataan itu sesuai
dengan realitas atau fakta.
2. Teori Consistency Teori ini dapat juga
dinamakan teori justifikasi
tentang kebenaran, karena
menurut teori ini suatu
putusan dianggap benar
apabila mendapat justifikasi
putusan-putusan lainnya
yang terdahulu yang sudah
dikatahui kebenarannya.
2. TEORI KEBENARAN
3. Teori Pragmatisme Suatu kebenaran atau
suatu pernyataan diukur
dengan kriteria apakah
apakah pernyataan
tersebut bersifat fungsional
dalam kehidupan manusia.
4. Kebenaran Religius Bahasa agama-agama
mesti dipahami sebagai
kebenaran mitologis.
Artinya bahasa agama-
agama itu tidak benar
secara harafiah; tetapi
secara instrumental /
fungsional, yakni
mengekspresikan dan
menimbulkan sikap yang
benar terhadap Yang
Mahatinggi, sebagai subyek
dari mitos itu.
3. Dengan kata lain bahwa kebenaran itu adalah realitas yang
ada, dari situlah diambil apa yang di katakan sebagai fakta-
fakta. Makanya sangat keliru bila fakta hanya sebagai
pembuktian dari sebuah proposisi (kebenaran). Atau
dengan kata lain dari realitas itulah manusia bisa
mendapatkan gambaran-gambaran sebagai bahan mentah
dari proposisi. Adanya realitas itu diwujudkan oleh zat,
bentuk dan sifat. Juga pada sisi lain termasuk ruang dan
waktu. Pada bentuk terdapat model tampilan, ukuran atau
warna. Maka kalau pada penyataan “salju berwarna putih”
itu berarti salah satu fakta sebagai indikator dari bentuk
salju yakni warna salju, sementara pada bagian lain salju
itu ada zatnya dan ada pula sifatnya. Perlu juga di
tambahkan “ada”-nya sesuatu boleh jadi telah berlalu
waktunya atau akan datang.
Oleh sebab itu yang dikatakan kebenaran itu bukan
pendapat-pendapat atau pernyataan-pernyataan
seseorang. Makanya terhadap kebenaran yang datangnya
dari Tuhanmu, yakni apa yang ada di alam raya ini sebagai
ciptaanNya, oleh sebab itu janganlah kamu ragu atau tidak
percaya.