BERIKUT ADALAH RANGKUMAN MATERI DARI KELOMPOK 1 YANG TERDIRI DARI
1. CELINA HARTI (1211700065)
2. BENEDICTUS FEBRIAN PURNAMA (1211508599)
3. RIRIN ANGGRAINI (1211900003)
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Rangkuman seluruh ppt_kelompok 1_pengantar filsafat ilmu_kelas s
1. TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
TOPIK 1 :
FILSAFAT KEBENARAN
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec Oleh
Kelompok : 1 (satu)
MHS SMT 4 KELAS S
1.Celina Harti (1211700065)
1.Benedictus Febrian Purnama (1211508599)
2.Ririn Anggraini (1211900003)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
JUNI 2021
2. Kelompok 1
1. Celina Harti (1211700065)
2. BenedictusFebrian Purnama (1211508599)
3. Ririn Anggraini (1211900003)
FILSAFAT KEBENARAN
3. Seorang murid Plato bernama Aristoteles, menjawab pertanyaan suhunya ini dengan pendapat
bahwa kebenaran itu subjektif sifatnya, artinya kebenaran bagi seseorang adalah tidak benar bagi
yang lain, sehingga kemudian lahirlah kebenaran relatif dan kebenaran mutlak. Sekarang agar
penelitian cenderung (ebih objektif, maka seorang peneliti yang bertanya kepada seorang
responden yang berpendapat subjektif, perlu ditanyakan kepada beberapa responden lain
yang memenuhi syarat agar valid (dalam Islam disebut dengan shahih) itupun harus diuji
kebenarannya, bahkan terkadang dalam kurun waktu tertentu kebenaran itu berubah sesuai
corak berpikir manusia (paradigma)..
Topik 1
FILSAFAT KEBENARAN
4. 1. Teori Kebenaran Korespondensi.
2. Teori Kebenaran Koherensi.
3. Teori Kebenaran Pragmatis.
4. Teori Kebenaran Sintaksis.
5. Teori Kebenaran Semantis.
6. Teori Kebenaran Non Deskripsi.
7. Teori Kebenaran Logika yang Berlebihan.
8. Teori Kebenaran Performatif:
9. Teori Kebenaran Paradigmatik.
10. Teori Kebenaran Proposisi.
5. YANG MAHA BENAR
Puncak kebenaran itu sendiri sebenarnya adalah
Allah Yang Maha Benar (AI Haq), itulah
sebabnya para pedzikir senantiasa
mengucapkan"Alhamdulillah"(Segala Puji Bagi
Allah) pada setiap penyelesaian Penemuan
itmiahnya, ataupun ketika selesai
Melaksanakan Shalat Fardhu sebanyak tiga
puluh tiga kali.
6. PROPOSISI SUATU PERNYATAAN YANG
BENAR
Sesungguhnya tidak dapat mengatakan bahwa sesuatu
pemyataan benar. Kadang-kadang pemyataan diartikan
sama sepenuhnya dengan proposisi, dan kalau demikian
halnya, maka perkataan benar dapat diterapkan kepada
keduanya. Kadang-kadang perkataan 'pernyataan' juga
dipakai, sementara yang dimaksudkan ialah proposisi, dan
dalam hal ini pun perkataan 'benar' dapat diterapkan.
Tetapi sebaiknya kedua ,acarn segi tersebut tetap kita
pisahkan, setidak-tidaknya pada kesempatan ini.
7. KEBENARAN BERSIFAT
SEMANTIK
Kebenaran' menunjukkan bahwa makna suatu
pernyataan artinya"proposisinya - sungguh-
sungguh merupakan halnya.Bila proposisinya
tidak merupakan halnya, maka kita mengatakan
bahwa proposisi itu 'sesat'. Kadang-kadang orang
juga memakai istilah-istilah yang lain.Misalnya,
bila suatu proposisi mengandung kontradiksi,
maka kita
dapat mengatakan bahwa proposisi itu 'mustahil',
8. Ukuran kebenaran sesungguhnya tergantung pada apakah
sebenarnya yang diberikan kepada kita oleh metode-metode
untuk memperoleh pengetahuan. Jika apa yang dapat kita
ketahui ialah ide-ide kita, maka pengetahuan hanya dapat terdiri dari
ide-ide yang dihubungkan secara tepat; dan kebenaran merupakan
keadaan-saling-berhubungan (coherence) di antara ide-ide tersebut atau
keadaan saling berhubungan di antara proposisi-proposisi. Jika
sebaliknya, kita dengan suatu cara tertentu mengetahui
kenyataan, maka pengetahuan atau ide-ide yang benar terdiri dari –
seperti yang dikatakan oleh Spinoza - kejumbuhan antara ide dengan
ideatum-nya, atau selanjutnya kesesuaian (correspodence) antara ide-
ide dengan apa yang diwakilinya
10. K. Rogers, seorang
penganut realisme kritis
di Amerika, menunjukkan
bahwa kita perlu
rnengadakan perbedaan
antara dua segi dari
makna
Kata dan Makna Yang
Sesuai
Suatu bentuk kata dikatakan
benar, jika seseorang yang
mengetahui makna kata
tersebut berada dalam situasi
yang demikian rupa sehingga
menyebabkan dia
mengucapkan kata-kata yang
sama dalam keadaan-keadaan
itu.
Menggunakan
Perantara Simbol
Kiranya penting untuk
membahas kesulitan
yang terdapat dalam
suatu paham
korespondensi yang
langsung.
Kesulitan ini dihadapi oleh
sejumlah penganut realisme
11. ALLAH LAH YANG
MAHA BENAR
Puncak kebenaran itu sendiri sebenarnya
adalah Allah Yang Maha Benar (AI Haq),
itulah sebabnya para pedzikir senantiasa
mengucapkan "Alhamdulillah" (Segala Puji
Bagi Allah) pada setiap penyelesaian penemuan
itmiahnya, ataupun ketika selesai melaksanakan
Shalat Fardhu sebanyak tiga puluh tiga kali.
13. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU
TOPIK 2 :
PENALARAN
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec Oleh
Kelompok : 2 (Dua)
MHS SMT 4 KELAS S
1.Celina Harti (1211700065)
2.Benedictus Febrian Purnama (1211508599)
3.Ririn Anggraini (1211900003)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
JUNI 2021
15. Pendahulu
an
ARGUMENTASI adalah suatu bentuk retorika yang
berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat
orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya
bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
penulis atau pembicara. Melalui argumentasi penulis
berusaha merangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa,
sehingga ia mampu menunjukkan apakah suatu
pendapat atau suatu hal tertentu itu benar atau tidak.
16. Proposisi
Proposisi selalu berbentuk kalimat, tetapi tidak semua
kalimat adalah proposisi. Hanya kalimat deklaratif yang
dapat mengandung proposisi, karena hanya kalimat
semacam itulah yang dapat dibuktikan atau disangkal
kebenarannya. Kalimat-kalimat tanya, perintah, harapan,
dan keinginan (desideratif) tidak pernah mengandung
proposisi. Apa yang dapat dibuktikan dari kalimat seperti:
"Siapa yang mengambil buku itu?", "Pergilah dari sini
secepatnya!", atau "Mudah-mudahan kamu selalu bahagia
seumur hidupmu!"
17. Inferensi dan implikasi
Kata inferensi berasal dari
kata Latin inferre yang
berarti menarik
kesimpulan. Kata implikasi
juga berasal dari bahasa
Latin, yaitu dari kata
implicare yang berarti
melibat atau merangkum.
Dalam logika, juga dalam
bidang ilmiah lainnya, kata
inferensi adalah
kesimpulan yang
diturunkan dari apa yang
ada atau dari fakta-fakta
yang ada.
Wujud Evidensi
Dalam wujudnya yang
paling rendah evidensi itu
berbentuk data atau
informasi. Yang dimaksud
dengan data atau informasi
adalah bahan keterangan
yang diperoleh dari suatu
sumber tertentu. Biasanya
semua bahan informasi
berupa statistik, dan
keterangan-keterangan
yang dikumpulkan atau
diberikan oleh orang-orang
kepada .seseorang,
semuanya dimasukkan
dalam pengertian data (apa
yang diberikan) dan
informasi (bahan
keterangan).
Cara Menguji Data
Supaya data dan
informasi dapat
dipergunakan dalam
penalaran data dan
informasi itu harus
merupakan fakta. Dalam
kedudukannya yang
pasti sebagai fakta,
bahan-bahan itu siap
digunakan sebagai
evidensi
18. Observasi
Fakta-fakta yang diajukan sebagai
evidensi mungkin belum memuaskan
seorang pengarang atau penulis
Kesaksian
dipergunakan untuk menguji
fakta dalam usaha menyusun
evidensi adalah meminta
pendapat dari suatu autoritas,
yakni pendapat dari seorang ahli,
atau mereka yang telah
menyelidiki fakta-fakta itu
dengan cermat, memperhatikan
semua kesaksian, menilai semua
fakta kemudian memberikan
pendapat mereka sesuai dengan
keahlian mereka dalam bidang itu
Autoritas
dipergunakan untuk menguji fakta dalam usaha menyusun
evidensi adalah meminta pendapat dari suatu autoritas,
yakni pendapat dari seorang ahli, atau mereka yang telah
menyelidiki fakta-fakta itu dengan cermat, memperhatikan
semua kesaksian, menilai semua fakta kemudian
memberikan pendapat mereka sesuai dengan keahlian
mereka dalam bidang itu
beberapa cara yang dapat dipergunakan untuk
mengadakan pengujian tersebut.
0
1
0
3
0
2
19. Cara MengujiFakta
Konsistensi
Dasar pertama yang dipakai untuk menetapkan fakta
mana yang akan dipakai sebagai evidensi adalah
kekonsistenan. Sebuah argumentasi akan kuat dan
mempunyai tenaga persuasif yang tinggi, kalau
evidensi-evidensinya bersifat konsisten, tidak ada satu
evidensi bertentangan atau melemahkan evidensi yang
lain.
Koherensi
Dasar kedua yang dapat dipakai untuk mengadakan
penilaian fakta mana yang dapat dipergunakan sebagai
evidensi adalah masalah koherensi.
20. Cara Menilai
Autoritas
Seorang penulis yang baik dan obyektif selalu akan
menghindari semua desas-de- sus, atau kesaksian dari tangan
kedua. Penulis yang baik akan membedakan pula apa yang
hanya merupakan pendapat saja, atau pendapat yang
sungguh-sungguh didasarkan atas penelitian atau data-data
eksperimental
untuk menemukan tulisan-tulisan hasil penelitiannya
akan memberi keyakinan pada penulis tentang
autoritasnya:
a. Kemashuran danPrestise
Faktor ketiga yang harus diperhatikan oleh penulis
untuk menilai autoritas adalah meneliti apakah
pernyataan atau pendapat yang akan dikutip sebagai
autoritas itu hanya sekadar bersembunyi di balik
kemashuran dan prestise pribadi di bidang lain.
b. Koherensi denganKemajuan
Hal keempat yang perlu diperhatikan
penulis argumentasi adalah apakah
pendapat yang diberikan autoritas itu
sejalan dengan perkembangan dan
kemajuan jaman, atau koheren dengan
pendapat atau sikap terakhir dalam
bidang itu.
22. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR
FILSAFAT ILMU
TOPIK 3 :
BERPIKIR SECARA FILSAFAT MENUJU KEPASTIAN
DAN KEBENARAN ILMIAH
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec Oleh
Kelompok : 1 (Satu)
MHS SMT 4 KELAS S
1.Celina Harti (1211700065)
1.Benedictus Febrian Purnama (1211508599)
2.Ririn Anggraini (1211900003)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
JUNI 2021
24. Mengapa Harus Berpikir
Secara Filsafat
Sebagian orang beranggapan bahwa filsafat adalah
sesuatu hal yang tidak penting, bahkan sesuatu hal yang
tabu untuk diperbincangkan. Pada dasarnya filsafat
bukanlah hal yang buruk, karena filsafat itu sebenarnya
adalah berpikir secara mendasar (radikal), menyeluruh
(holistik), dan spekulatif.
25. Berpikir adalah proses yang intens
untuk memecahkan masalah, dengan
menghubungkan satu hal dengan
yang lain, sehingga mendapatkan
pemecahan. Hal-hal yang akan
dihubungkan tersebut belum tentu
ada atau hadir di benak kita. Oleh
karena itu, berpikir melibatkan
kemampuan untuk membayangkan
atau menyajikan objek-objek yang
tidak ada secara fisik atau kejadian-
kejadian yang tidak sedang
berlangsung.
Manusia adalah satu-
satunya makhluk yang
memiliki kemampuan
untuk berpikir (homo
thinking), makhluk yang
mampu membangun atau
mengembangkan potensi
rasa dan karsa (emotional
quotion), dan makhluk
yang mampu membangun
kualitas kedekatan pada
Tuhan (spiritual.quotionl
27. Karakteristik berpikir filsafat adalah
sifat menyeluruh, sifat mendasar dan
sifat spekulatif. Orang yang berpikir
filsafati berarti orang tersebut
membongkar tempat berpijak secara
fundamental. Dia tidak percaya begitu
raja bahwa ilmu itu benar. Mengapa
ilmu dapat disebut benar? Bagaimana
proses penilaian berdasarkan kriteria
tersebut dilakukan? Lalu benar itu apa?
Pertanyaan itu melingkar sebagai sebuah
lingkaran yang untuk menyusunnya,
harus dimulai dari sebuah titik, sebagai
awal sekaligus sebagai akhir.
Filsafat merupakan dasar paling
luas untuk berpartisipasi secara
kritis dalam kehidupan intelektual
bangsa pada umumnya dan
khususnya dalam kehidupan
intelektual di universitas-
universitas dan lingkungan
akademis. Filsafat dapat berfungsi
sebagai interdisipliner sistem,
tempat bertemunya berbagai
disiplin ilmu pengetahuan
29. Pertama, Konsepsional. Perenungan filsafat
berusaha untuk menyusun suatu bagian
konsepsional.
Kedua, Koheren. Perenungan kefilsafatan
berusaha untuk menyusun suatu bagan yang
koheren yang konsepsional
Ketiga, Memburu kebenaran. Filsuf adalah
pemburu kebenaran, kebenaran yang
diburunya adalah kebenaran hakiki tentang
seluruh realitas dan setiap hal yang dapat
dipersoalkan.
Keempat, Radikal. Berfilsafat berarti berpikir
radikal. Filsuf adalah pemikir yang radikal.
Kelima, Rasional. Perenungan kefilsafatan
berusaha menyusun suatu bahan
konsepsional yang bersifat rasional
Keenam, Menyeluruh. Perenungan
kefilsafatan berusaha menyusun suatu bagan
konsepsional yang memadai untuk dunia
tempat kita hidup maupun diri kita sendiri
Dari penjabaran tentang filsafat
tersebut di SAMPING, konsep
penting yang perlu dipahami
tentang hakikat makna filsafat
antara lain: (a) filsafat adalah
mendorong manusia untuk
berpikir secara kritis; (b)
berpikir filsafat adalah berpikir
dalam bentuk yang sistematis;
(c) filsafat harus menghasilkan
sesuatu yang runtut; (d)
berpikir filsafat adalah berpikir
secara rasional dan logis; dan
(e) proses berpikir filsafat harus
bersifat mendalam dan
komprehensif.
30. beberapa teori
mengenai
kebenararr.
Kebenaran sebagai Persesuaian (the
correspondent theory of truth).
Kebenaran sebagai Keteguhan (the
coherent theory of truth
Teori Pragmatis tentang Kebenaran (the
pragmatic theory of truth).
Teori Kebenaran Performatif
(Performative theory of truth).
Teori Kebenaran Historis.
Sifat-Sifat Kebenaran Ilmiah
Struktur kebenaran ilmiah bersifat
rasional-logis (berdasarkan kesimpulan
yang logis-rasional dari premis-premis
tertentu).
Isi empiris: kebenaran ilmiah perlu
diuji dengan kenyataan yang ada
(empiris).
Sifat pragmatis mau menggabungkan
dua sifat kebenaran di atas. Pernyataan
itu logis dan empiris, maka harus juga
berguna dalam hidup manusia.
31. Kepastian dan
Kebenaran
Dari sudut pengetahuan kita mengenal
apa yang disebut evidensi dan
kepastian. Dalam hubungan S dan 0,
evidensi terletak pada pihak obyek.
Sedangkan kepastian ada pada pihak
subyek. Evidensi adalah terang atau
daya obyek yang menampakkan diri,
sedangkan kepastian ialah keyakinan
dalam diri subyek bahwa apa yang
dikenalnya sungguh adalah obyek
yang ingin diketahuinya
Taraf Kepastian Ilmu
Empiris dan Ilmu
Eksakta
Kepercayaan adalah ciri khas hipotesis
ilmiah. Hipotesis ini justru ada pada pihak
subyek. Kepercayaan hipotesis bisa Iemah,
bisa kuat, tetapi ini tergantung pada mutu dan
jumlah data empiris yang dapat diterangkan.
Bila data empiris ini dirumuskan dalam
serangkaian pernyataan ilmiah P, maka
kepercayaan p dari hipotesis H tertentu (p
(H,P) dapat diberi nilai kuantitatif antara 0
dan 1. 0 berarti tidak ada kepercayaan (kalah
atau hipotesis yang tidak bisa diperiksa
secara empiris). Angka 1 adalah kuat
33. Menurut Francis Bacon (Soetriono dan SRDm Rita Hanafie:
2007), mempertegas variasi kondisi untuk mencapai hikikat induktif,
yaitu: (1) tabulasi atau pencatatan ciri-ciri positif yaitu pencatatan
mengenai apa yang terjadi dalam suatu kondisi; (2) tabulasi atau
pencatatan ciri-ciri negatif yaitu pencatatan kondisi mana suatu
kejadian tidak timbul dan: (3) tabulasi atau pencatatan variasi kondisi
yaitu pencatatan ada tidaknya perubahan ciri-ciri pada kondisi yang
berubah-ubah. Dari ketiga tabulasi atau pencatatan tersebut barulah
dapat ditetapkan ciri-ciri sifat atau unsur-unsur mana yang harus ada,
yang tidak dapat dipisahkan dari fenomena itu.
Kebalikan dari berpikir induktif ialah berpikir deduktif.
Bekerjanya berangkat dari hal yang umum (dari
induksi/teori/dalil/hukum) kepada hal-hal yang khusus (particular).
Prinsip dasarnya ialah "segala yang dipandang benar pada semua
peristiwa dalam situ kelas atau jenis,
35. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR FILSAFAT
ILMU
TOPIK III :
FILSAFAT MANUSIA
HAKEKAT MANUSIA DILIHAT DARI SISI FILSAFAT
ILMU
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
Oleh Kelompok : 1
MHS SMT 4 KELAS S
1. Celina Harti (1211700065)
2. Benedictus Febrian Purnama (1211508599)
3. Ririn Anggraini (1211900003)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17
AGUSTUS 1945 SURABAYA
JUNI 2021
36. FILSAFAT MANUSIA
HAKEKAT MANUSIA DILIHAT DARI SISI FILSAFAT ILMU
1.PENGERTIAN FILSAFAT MANUSIA
Filsafat manusia adalah cabang filsafat khusus yang
secara spesifik mempelajari hakekat/esensi manusia. Filsafat
adalah metode pemikiran yang membahas tentang sifat dasar
dan hakikat kebenaran yang ada di dunia ini. Filsafat manusia
adalah bagian filsafat yang membahas apa arti manusia sendiri
secara mendetail. Filsafat manusia terus berkembang karena
manusia adalah objek yang penuh dengan misteri. Titik tolak
filsafat manusia adalah pengetahuan dan pengalaman
manusia, serta dunia yang melingkupinya. Dalam sejarah ada
beberapa istilah yang mendahului filsafat manusia, yaitu
psikologi filsafat, psikologi rasional, eksperimental dan
empiris.
37. Ada beberapa pandangan para ahli tentang
filsafat manusia ini, yaitu:
1. Manusia juga memiliki karya yang dihasilkan
sehingga berbeda dengan mahluk yang lain.
2. Berbicara tentang manusia maka yang tergambar
dalam fikiran adalah berbagai macam perspektif.
Ada
3. Ada yang lain menilai tentang manusia adalah
sebagai homo feber dimana manusia adalah
hewan yang melakukan pekerjaan dan dapat gila
terhadap kerja.
4. Marx menunjukan perbedaan antara manusia
dengan binatang tentang kebutuhannya
5. Menurut Paulo Freire manusia merupakan satu-
satunya mahluk yang memiliki hubungan dengan
dunia.
38. HAKEKAT MANUSIA
Hakekat manusia selalu berkaitan dengan unsur pokok yang
membentuknya, seperti dalam pandangan monoteisme, yang mencari
unsur pokok yang menentukan yang bersifat tunggal, yakni materi
dalam pandangan materialisme, atau unsur rohani dalam pandangan
spritualisme, atau dualisme yang memiliki pandangan yang
menetapkan adanya dua unsur pokok sekaligus yang keduanya tidak
saling menafikan yaitu materi dan rohani, yakni pandangan pluralisme
yang menetapkan pandangan pada adanya berbagai unsur pokok yang
pada dasarnya mencerminkan unsur yang ada dalam marco kosmos
atau pandangan mono dualis yang menetapkan manusia pada
kesatuannya dua unsur, ataukah mono pluralisme yang meletakkan
hakekat pada kesatuannya semua unsur yang membentuknya
39. KEDUDUKAN FILSAFAT MANUSIA
DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
1. Memberikan pengertian dan kesadaran
kepada manusia akan arti pengetahuan
tentang kenyataan yang diberikan oleh
filfafat. Berdasarkan atas dasar hasil-hasil
kenyataan itu, maka filsafat memberikan
pedoman hidup kepada manusia
2. Pedoman itu mengenai sesuatu yang
terdapat di sekitar manusia sendiri, seperti
kedudukan dalam hubungannyadengan
yang lain. Kita juga mengetahui bahwa
alat-alat kewajiban manusia meliputi akal,
rasa, dan kehendak.
40. HUBUNGAN FILSAFAT MANUSIA DENGAN
DISIPLIN ILMU LAIN TENTANG MANUSIA
1.Psikologi membahas objek materi yakni manusia. Ilmu ini
hanya membahas manusia dan segi psikis yang dapat diperoleh dan
melihat perilaku manusia, menjelaskan gejala-gejala jiwa dan mental,
bagaimana pengalaman manusia dapat mempengaruhi kehidupan
selanjutnya dan menjelaskan perkembangan manusia dari masa prenatal
hingga menjelang kematian.
2. Sosiologi juga membahas objek materi yakni
manusia. Namun, ilmu ini membatasi din untuk
mencoba menjawab perilaku manusia dari ruang
lingkup sosialnya, menjelaskan status sosial, pranata
sosial, dan menjelaskan bahwa manusia sebagai
makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri
41. ESENSI DAN EKSISTENSI FILSAFAT MANUSIA
SERTA PERANAN MANUSIA
Model esensi adalah pendekatan dalam
filsafat kepada suatu objek dengan cars
yang abstrak. Model ini memandang
manusia terlepas dan situasi dan
perkembangannya. Model esensi hanya
memperhatikan kodrat yang menentukan
manusia sebagai manusia. Sementara
Esensi Manusia Menurut
Sejumlah Aliran dalam Filsafat:
1. Materialisme
2. Idealisme
3. Dualisme
4. Vitalisme
5. Eksistensialisme
6. Strukturalisme
7. Postmodernisme
42. 1. Secara praktis
Siapa sesungguhnya manusia? Hal ini membutuhkan pemahaman manusia
secara menyeluruh, sehingga memudahkan mengambil keputusan-keputusan
praktis/menjalankan aktivitas hidup sehari-hari.
Secara teoritis
Pemahaman manusia secara yang esensial sehingga kits dapat meninjau secara
kritis asumsi-asumsi yang tersembunyi di balik teori-teori antropologi dan
psikologi dan ilmu-ilmu tentang manusia.
Manfaat lain:
Mencari menemukan jawaban tentang siapakah sesunguhnya manusia itu,
masalah-masalah terkait manusia sangat kompleks sehingga persoalan tentang
manusia tidak habis untuk dibicarakan.
Essensi manusia pada prinsipnya adalah sebuah misteri.
MANFAAT DAN TUJUAN MEMPELAJARI FILSAFAT
MANUSIA MANFAAT
43. Ekstensif: dapat kita saksikan dari
luasnya jangkauan atau menyeluruhnya
objek kajian yang di geluti oleh filsafat.
Intensif (mendasar): filsafat adalah
kegiatan intelektual yang hendak
menggali inti hakikat (esensi), akar, atau
struktur dasar, yang melandasi segenap
Masalah manusia adalah terpenting
dari semua masalah. Peradaban
hari ini didasarkan atas
humanisme, martabat manusia
serta pemujaan terhadap manusia..
Ciri — Ciri Filsafat
Manusia
Esensi Manusia
Hakekat
Manusia
•Materialisme
Materialisme adalah paham filsafat yang
meyakini bahwa esensi kenyataan,
termasuk esensi manusia bersifat
material atau fisik
Idealisme
Kebalikan dari materialisme adalah
idealisme. Menurut aliran ini, kenyataan
sejati adalah bersifat spiritual (oleh
sebab itu, aliran ini sering disebut juga
spiritualisme
44. Manfaat
Mempelajari
Filsafat Manusia
Manfaat mempelajari filsafat manusia
berguna untuk mengetahui apa dan siapa
manusia secara menyeluruh. Selain itu, untuk
mengetahui siapakah sesungguhnya did manusia
didalam pemahaman manusia yang menyeluruh
itu. Abidin (2007/3). Maksud dari menyeluruh
ialah tidak hanya mempelajari dad segi fisik dan
mental, tetapi semua aspek yang berkaitan
tentang din manusia.
45. Kesimpulan
Filsafat Manusia adalah cabang filsafat yang
hendak secara khusus merefleksikan hakekat atau
esensi dari manusia. Filsafat Manusia sering juga
disebut sebagai Antropologi Filosofis. Filsafat
Manusia memiliki kedudukan yang setara dengan
cabang-cabang filsafat lainnya, seperti etika,
epistemologi, kosmologi, dll. Akan tetapi Filsafat
Manusia juga memiliki kedudukan yang istimewa,
karena semua persoalan filsafat itu berawal dan
berakhir tentang pertanyaan mengenai esensi dari
manusia, yang merupakan terra utama refleksi
Filsafat Manusia.
47. TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR FILSAFAT ILMU
TOPIK 5 :
FILSAFAT ETIKA DAN MORAL
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec Oleh
Kelompok : 1(Satu)
MHS SMT 4 KELAS S
1.Celina Harti (1211700065)
2.Benedictus Febrian Purnama (1211508599)
3. Ririn Anggraini (1211900003)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
JUNI 2021
49. Hakikat Etika
Pengertian etika (etimologi) berasal dari bahasa Yunani, yaitu
"ethos", yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom).
Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan
istilah dari bahasa Latin, yaitu "mos" dan dalam bentuk jamaknya
"mores," yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang
dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari
hal-hal tindakan yang buruk.
Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi
dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau
moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika
yaitu untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Istilah lain yang
identik dengan etika, yaitu: usila (Sanskerta), lebih menunjiikkan
kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su)
50. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika diartikan sebagai:
(1) ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak
dan kewajiban moral (akhlak);
(2) kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak; dan
(3) nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat.
Sementara itu, Bertens (1993: 6) mengartikan etika
sejalan dengan arti dalam kamus tersebut. Pertama, etika diartikan
sebagai nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan
bagi seseorang atau sekelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Dengan kata lain, etika di sini diartikan sebagai sistem nilai yang
dianut oleh sekelompok masyarakat dan sangat memengaruhi
tingkah lakunya. Sebagai contoh, etika Hindu, etika Protestan, dan
etika Masyarakat Badui. Kedua, etika diartikan sebagai kumpulan
asas atau nilai moral, atau biasa disebut kode etik
51. Etika dan Moral
Moral /moralitas untuk penalaran perbuatan yag dilakukan sedangkan
etika yaitu untuk pengkajian system nilai. Nilai yang berlaku istila
lain yang identik dengan etika yaitu : usia (saskerta) lebih
menunjukan kepada dasar-dasar prisip,aturan hidup (skala) yang lebih
baik,dan yang kedua yaitu akhlak (arab) berarti moral dan etika
berarti ilmu akhlak
52. Nilai itu Objektif
Nilai itu objektif atau subjektif sangat bergantung dari hasil
pandangan yang muncul dari filsafat. Nilai akan menjadi subjektif
apabila subjek sangat berperan dalam segala hal, kesadaran manusia
menjadi tolok ukur segalanya, atau eksistensinya, maknanya dan
validitasnya tergantung pada reaksi subjek yang melakukan penilaian
tanpa mempertimbangkan apakah ini bersifat fisik atau psikis.
Dengan demikian, nilai subjektif akan selalu memperhatikan
berbagai pandangan yang dimiliki akal budi manusia, seperti perasaan,
intelektualitas, dan hasil nilai subjektif selalu akan mengarah kepada
suka atau tidak suka, senang atau tidak senang.
53. ● Nilai itu objektif jika is tidak tergantung pada subjek atau kesadaran yang
menilai. Nilai objektif muncul karena adanya pandangan dalam filsafat
tentang objektivisme. Objektivisme ini beranggapan pada tolok ukur suatu
gagasan berada pada objeknya, sesuatu yang memiliki kadar secara realitas
benar-benar ada sesuai dengan objek sesungguhnya.
54. ● Makna etika dipakai dalam dua bentuk yang pertama, yaitu etika merupakan
suatu kumpulanpengetahuan mengenai penilain terhadap perbuatan
manusia,kedua merupakan suatu predikat yang dipakai untuk membedakan
hal-hal,perbuatan, atau manusia lainya.Yang artinya objek formal etika
meliputi norma kesusliaan manusia,dan mempelajari tingkah laku manusia
baik buruknya adapun etika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman
kendelian yang dinilai oleh manusia terhadap lingkungan dan fenomena di
sekelilingnya.
55. ● Didalam etika sejajar artinya dengan moral etika kelimuan
merupakan etika yang normative yang merumuskan prinsip-
prinsip etis yang dapat dipertanggung jawabkan secara rasional
dan dapat diterapkan dalam ilmu pengetahuan.Tujuan Etika
keilmuan yaitu agar seseorang ilmuan dapat menerapkan prinsip-
prinsip moral,yaitu yang baikdan menghindari dari yang buruk
dalam perilaku keilmuanya
56. HAKIKAT MORAL VERSUS ILMU
● Secara etimologis, kata moral berasal dari kata mos dalam bahasa Latin,
bentuk jamaknya mores, yang artinya tata cara atau adat istiadat. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, moral diartikan sebagai akhlak, budi
pekerti, atau susila. Secara terminologis, terdapat berbagai rumusan
pengertian moral yang dari segi substantif materielnya tidak ada perbedaan,
akan tetapi bentuk formalnya berbeda.
57. ● Bambang Daroeso (1986), merumuskan pengertian moral
secara lebih komprehensif rumusan formalnya sebagai berikut:
1. Moral sebagai perangkat ide tentang tingkah laku hidup, dengan
warna dasar tertentu yang dipegang oleh sekelompok manusia di
dalam lingkungan tertentu.
2. Moral adalah ajaran tentang laku hidup yang baik berdasarkan
pandangan hidup atau agama tertentu.
3. Moral sebagai tingkah laku hidup manusia, yang mendasarkan
pada kesadaran, bahwa is terikat oleh keharusan untuk mencapai
yang baik, sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam
lingkungan- nya.
58. ● Erliana Hasan (2011) memahami ilmu merupakan pengetahuan yang
mempunyai karakteristik tersendiri. Pengetahuan mempunyai berbagai
cabang pengetahuan, dan ilmu merupakan salah satu cabang pengetahuan
itu. Karakteristik keilmuan itulah yang mencirikan hakikat keilmuan dan
sekaligus membedakan ilmu dari berbagai cabang pengetahuan lainnya, atau
dengan perkataan lain karakteristik keilmuan menjadikan ilmu merupakan
suatu pengetahuan yang bersifat ilmiah.
59. Erliana (2011) mengatakan ada tiga kemampuan besar
manusia:
● Pertama, kemampuan kognitif, yakni kemampuan untuk mengetahui dalam
arti kata yang lebih dalam berupa mengerti, memahami, menghayati, dan
mengingat apa yang diketahui itu. Landasan kognitif yaitu rasio atau akal
dan kemampuan ini bersifat netral.
● Kedua, kemampuan afektif, yakni kemampuan untuk merasakan tentang
apa yang di- ketahuinya, yaitu rasa cinta dan rasa indah. Bila kemampuan
kognitif bersifat netral, maka kemampuan afektif tidak bersifat netral lagi.
Rasa cinta dan rasa indah, keduanya merupakan kontinum yang berujung
pada sifat poller. Landasan afeksi yaitu rasa atau kalbu atau disebut juga
hati nurani.
● Ketiga, kemampuan konatif, yaitu kemampuan untuk mencapai apa yang
dirasakan itu. Konasi antara lain kemauan, keinginan, hasrat, yakni daya
dorong untuk mencapai atau menjauhi segala apa yang didiktekan oleh rasa.
60. ASPEK DAN SIFAT MORAL DALAM ILMU
PENGETAHUAN
● Menurut Kurtines dan Gerwitz (1992), timbulnya perbedaan pandangan tentang
sifat moral. sebagaimana dikemukakan itu tak terlepas dari sejarah perkembangan
intelektual Barat yang dibagi dalam tiga periode, yaitu zaman Abad Klasik, Abad
Pertengahan, dan Abad Modern. Sejarah ide dunia Barat dimulai sejak zaman
Yunani Kuno sekitar abad ke-5 SM, dengan ahli pikirnya yang sangat terkenal,
yaitu Socrates, Plato, dan Aristoteles. Ketiga pemikir terbesar Abad Klasik ini
berpandangan bahwa prinsip moral itu bersifat objektivistik, naturalistik, dan
rasional. Maksudnya, meskipun bersifat objektif sebagaimana yang telah
dikemukakan, akan tetapi moral itu merupakan bagian dari kehidupan duniawi
(natural) dan dapat dipahami melalui proses penalaran atau peng- gunaan akal
budi (rasional).
61. HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN DAN
KEMANUSIAAN
● Sejatinya ilmu pengetahuan yaitu mengarahkan kecerdasan menuju
kebahagiaan dunia dan akhirat tanpa mengharapkan keuntungan materi,
melakukan pengkajian tak kenal lelah dan terperinci tentang alam semesta
untuk menemukan kebenaran mutlak yang mendasarinya, dan mengikuti
metode yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu, maka ketiadaan hal-hal
ini memiliki anti bahwa ilmu pengetahuan tidak dapat memenuhi harapan
kita.
62. ETIKA DAN MORAL DALAM ILMU PENGETAHUAN
● Kemampuan manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan telah melahirkan temuan-
temuan barn yang belum ada sebelumnya, atas penemuan itu manusia mendapatkan manfaat
secara langsung. Namun selain memberikan manfaat bagi kehidupan manusia, ditemukannya
halhal Baru itu telah melahirkan kesadaran akan adanya beragam karya sebagai olah pikir dan
rasa manusia. Pada Abad Kuno, telah banyak karya cipta yang dihasilkan masyarakat saat itu.
● Karya cipta yang dihasilkan dianggap sebagai hal biasa dari eksistensinya, dan tidak ada
perlindungan khusus atas mereka. Namun demikian, mereka mengembangankan keilmuan
tetap dilandasi oleh etika dan moral, sehingga dengan cara itulah mereka dapat
mempertahankan idenya sebagai ilmuwan. Bahkan ada di antara mereka yang mengorbankan
nyawanya untuk mempertahankan ide dan gagasannya yang telah menyatu dengan sejati
dirinya
63. Ada empat macam hidup dalam masyarakat menurut
teori hukum kodrat:
a. Abstinentia alieni (hindarkan diri dari milik orang lain).
b. Oblagatio implendorum promissorum (penuhilah janji).
c. Damni culpa dati reparatio (bayarlah kerugian yang disebabkan
kesalahan sendiri).
d. Poenae inter humanies meratum (berilah hukum yang setimpal).
64. ● Menurut Magnis Suseno (1987), etika khusus dibagi menjadi dua yaitu etika
individual dan etika sosial, yang keduanya berkaitan dengan tingkah laku
manusia sebagai warga masyarakat. Etika individual membahas kewajiban
manusia terhadap diri sendiri dalam kaitannya dengan dengan kedudukan
manusia sebagai warga masyarakat.
● Etika sosial membicarakan tentang kewajiban manusia sebagai anggota
masyarakat atau umat manusia. Dalam masalah ini etika individual tidak dapat
dipisahkan dengan etika sosial, karena kewajiban terhadap diri sendiri dan
sebagai anggota masyarakat atau umat manusia sating berkaitan dan tidak
dapat dipisahkan
66. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU
TOPIK 6 :
PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT BANGSA INDONESIA
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec Oleh
Kelompok : 2 (Dua)
MHS SMT 4 KELAS S
1.Celina Harti (1211700065)
2.Benedictus Febrian Purnama (1211508599)
3.Ririn Anggraini (1211900003)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
JUNI 2021
67. PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT
BANGSA INDONESIA
Kelompok 1:
1. Celina Harti (1211700065)
2. Benedictus Febrian Purnama (1211508599)
3. Ririn Anggraini (1211900003)
68. Setiap negara atau bangsa di dunia ini mempunyai
sistem nilai (filsafat) tertentu yang menjadi pegangan bagi
anggota masyarakat dalam menjalankan kehidupan dan
pemerintahannya. Filsafat negara merupakan pandangan
hidup bangsa yang diyakini kebenarannnya dan
diaplikasikan dalam kehidupan masyarakat yang mendiami
negara tersebut. Pandangan hidup bangsa merupakan nilai-
nilai yang dimiliki oleh setiap bangsa. Nilai-nilai tersebut
akan mempengaruhi segala aspek suatu bangsa
69. BEBERAPA PENDAPAT BAHWA PANCASILAADALAH SUATU FILSAFAT
1. Pendapat Muh. Yamin
Dalam bukunya Naskah Persiapan Undang-undang Dasar 1945, menyebutkan
bahwa ajaran Pancasila adalah tersusun secara harmonis dalam suatu sistem
filsafat
2. Pendapat Soediman Kartohadiprodjo
Dalam bukunya yang berjudul Beberapa Pikiran sekitar Pancasila, beliau
mengemukakan bahwa pancasila itu disajikan sebagai pidato untuk
memenuhi permintaan memberikan dasar fiilsafat negara, maka disajikannya
Pancasila sebagai filsafat.
3. Pendapat Drijrkoro
Dalam seminar Pancasila beliau berpendapat bahwa filsafat ada di dalam
lingkungan ilmu pengetahuan dan Weltanschauung didalam lingkungan
hidup. Dengan belajar filsafat orang tidak dengan sendirinya mempelajari
Weltanscauung
70. Pengertian Filsafat Dan Dasar Filsafat Pancasila
Filsafat dalam arti proses dan filsafat dalam arti produk.
Selain itu, ada pengertian lain, yaitu filsafat sebagai ilmu dan
filsafat sebagai pandangan hidup. Disamping itu, dikenal pula
filsafat dalam arti teoritis dan filsafat dalam arti praktis.
Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk,
filsafat sebagai pandangan hidup, dan filsafat dalam arti praktis
71. Ada beberapa dasar yang menjadikan pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia yaitu
:
1. Landasan Ontologis Pancasila
Ontologi, menurut Aristoteles adalah ilmu yang menyelidiki hakikat sesuatu atau tentang
ada, keberadaan atau eksistensi dan disamakan artinya dengan metafisika
2. Landasan Epistemologis Pancasila
Epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki asal, syarat, susunan, metode, dan
validitas ilmu pengetahuan.
3. Landasan Aksiologis Pancasila
72. 2
.
PANCASILA SEBAGI FILSAFAT
Pancasila sebagai dasar filsafat negara
adalah sama dan mutlak bagi seluruh
tumpah darah Indonesia. Tidak ada tempat
bagi warga negara Indonesia yang pro dan
kontra, karena Pancasila sudah ditetapkan
sebagai filsafat bangsa Indonesia.
73. Fungsi Filsafat Pancasila:
1. Memberi jawaban atas pernyataan yang bersifat
fundamental atau mendasar dalam kehidupan bernegara.
Segala aspek yang erat kaitannya dengan kehidupan
masyarakat bangsa tersebut dan yang berkaitan dengan
kelangsungan hidup dari negara bersangkutan
2. Filsafat Pancasila mampu memberikan dan mencari
kebenaran yang substansi tentang hakikat negara, ide
negara, dan tujuan negara.
3. Pancasila sebagi filsafat bangsa harus mampu menjadi
perangkat dan pemersatu dari berbagai ilmu yang
dikembangkan di Indonesia.
74. PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
Di dalam Pancasila tercakup filsafat hidup dan cita-cita luhur bangsa Indonesia tentang
hubunagan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan sesame manusia, hubungan manusia
dengan lingkungannya. Menurut Driyakarya, Pancasila memperoleh dasarnya pada eksistensi
manusia sebagai manusia, lepas dari keadaan hidupnya yang tertentu. Pancasila merupakan filsafat
tentang kodrat manusia. Dalam pancasila tersimpul hal-hal yang asasi tentang manusia. Oleh karena
itu pokok-pokok Pancasila bersifat universal.
75. Bangsa Indonesia melaksanakan kehidupan bersama
berlandaskan kepada dasar filsafat Pancasila sebagai
asas persatuan dan kesatuan sebagai perwujudan hakikat
kodrat manusia. Pada saat mendirikan Negara
Indonesia, para pendiri sepakat untuk mendirikan
Negara Indonesia yang sesuai dengan keistimewaan
sifat dan corak masyarakat Indonesia,yaitu Negara yang
berdasar atas aliran pikiran Negara (staatsidee) negara
yang integralistik, negara yang bersatu dengan seluruh
rakyatnya, yang mengatasi seluruh golongan dalam
bidang apapun
76. Kedudukan Dan Pandangan Integralistik P
ancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila merupakan suatu sistem filsafat. Dalam sistem itu
masing-masing silanya saling kait mengkait merupakan satu
kesatuan yang menyeluruh. Di dalam Pancasila tercakup
filsafat hidup dan cita-cita luhur bangsa Indonesia tentang
hubunagan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia
dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan
lingkunganny
77. Dalam kenyataannya, bangsa Indonesia itu terdiri dari
berbagai suku bangsa, adat istiadat, kebudayaan
dan agama yang berbeda. Dan diantara perbedaan yang ada
sebenarnya juga terdapat kesamaan.
Secara hakiki, bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan-
perbedaan itu juga memiliki kesamaan,.bangsa Indonesia
berasal dari keturunan nenek moyang yang sama, jadi dapat
dikatakan memiliki kesatuan darah. Dapat diungkapkan pula
bahwa bangsa Indonesia yang memiliki perbedaan itu juga
mempunya
79. TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR FILSAFAT ILMU
TOPIK 1 :
HAKEKAT MANUSIA DILIHAT DARI SISI FILSAFAT ILMU
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec Oleh
Kelompok : 1(SATU)
MHS SMT 4 KELAS S
1.Celina Harti (1211700065)
2.Benedictus Febrian Purnama (1211508599)
3.Ririn Anggraini (1211900003)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
JUNI 2021
80. HAKEKAT MANUSIA DILIHAT
DARI SISI FILSAFAT ILMU
Kelompok 1:
1. Celina Harti (1211700065)
2. Benedictus Febrian Purnama (1211508599)
3. Ririn Anggraini (1211900003)
81. Manusia secara bahasa disebut juga insan, yang dalam bahasa arabnya
berasal dari kata `nasiya' yang berarti lupa. Dan jika dilihat dari kata
dasar 'al-uns' yang berarti jinak. Kata insan dipakai untuk menyebut
manusia, karena manusia memiliki sifat lupa dan jinak artinya manusia
Selalu menyesuaikan din dengan keadaan yang barni sekitarnya.
Manusia memiliki cara keberadaan yang sekaligus membedakannya
secara nyata dengan mahluk yang lain. Seperti dalam kenyataan
mahluk yang berjalan diatas dua kaki, kemampuan berfikir, dan berfikir
tersebut yang menentukan manusia pada hakekat manusia.
82. Hakekat manusia selalu berkaitan dengan unsur pokok yang
membentuknya, seperti dalam pandangan monoteisme, yang
mencari unsur pokok yang menentukan yang bersifat tunggal,
yakni materi dalam pandangan materialisme, atau unsur rohani dalam
pandangan spritualisme, atau dualisme yang memiliki pandangan yang
menetapkan adanya dua unsur pokok sekaligus yang keduanya tidak
saling menafikan yaitu materi dan rohani, yakni pandangan pluralisme
yang menetapkan pandangan pada adanya berbagai unsur pokok yang
pada dasarnya mencerminkan unsur yang ada dalam marco kosmos
atau pandangan mono dualis yang menetapkan manusia pada
kesatuannya dua unsur, ataukah mono pluralisme yang meletakkan
hakekat pada kesatuannya semua unsur yang membentuknya
83. Tuhan diwujudkan sebagai objek pengabdian
makhluk di dalam agama. Sebagai orang yang
percaya adanya Tuhan, mansia dituntut untuk
mampu berinteraksi dengannya melalui ajaran
spiritual kepercayaan masing-masing yang dianut.
Antara satu agama dengan yang lain ternyata mempunyai
kesamaan di tiga tititk simbiolis tersebut di atas. Islam,
Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu sebagai
agama yang dibenarkan di dalam Indonesia masing
masing memiliki metode tersendiri.
84. Hakekat manusia hares dilihat pada tahapannya nafs, keakuan,
diri, ego dimana pada tahap ini semua unsur membentuk
keatuan din yang aktual, kekinian dan dinamik, dan aktualisasi
kekinian yang dinamik yang bearada dalam perbuatan dan
amalnya. Secara subtansial dan moral manusia lebih jelek dari
pada iblis, tetapi secara konseptual manusia lebih baik karena
manusia memiliki kemampuan kreatif. Tahapan nafs hakekat
manusia ditentukan oleh aural, karya dan perbuatannya, sedangkan
pada kotauhid hakekat manusai dan fungsinya manusia sebagai `adb
dan khalifah dan kekasatuan aktualisasi sebagai kesatuan jasad dan ruh
yang membentuk pada tahapan nafs secara aktual. (Musa Asy'ari,
Filsafat Islam, 1999)
85. Ciri-ciri filsafat manusia secara umum dianataranya :
1. Ekstensif: dapat kita saksikan dari luasnya jangkauan atau menyeluru
hnya objek kajian yang di geluti oleh filsafat.
3. Intensif (mendasar): filsafat adalah kegiatan intelektual yang hendak
menggali inti hakikat (esensi), akar, atau struktur dasar, yang meland
asi segenap kenyataan.
4. Kritis: karena tujuan filsafat manusia pada taraf akhir tidak lain adala
h untuk memahami din sendiri maka hal apa saja yang secara langsu
ng maupun tidak langsung berhubungan dengan pemahaman din ma
nusia, tidak luput dari kritik filsafat.
86. Di dalam filsafat manusia terdapat beberapa aliran. Tiap-tiap alira
n memiliki pandangan tentang hakikat atau esensi manusia yan
g berbeda-beda. Dan sekian banyak aliran, terdapat dua aliran t
ertua dan terbesar, yaitu materialisme dan idealisme. Adapun p
enjelasannya sebagai berikut :
1. Materialisme
2. Idealisme
87. Filsafat manusia juga dapat membantu memberikan
makna pada apa yang tengah kita alami,menentukan
tujuan hidup, dan sebagainya. Secara teoritis,
filsafat manusia dapat membantu kita meninjau
secara kritis asumsi-asumsi yang tersembunyi di
dalam teori-teori tentang manusia yang terdapat di dalam
ilmu pengetahuan. Mufida,(2012). Manfaat lainnya
dalalm mempelajari filsafat manusia yaitu memberikan
pemahaman esensial tentang manusia dan hakikat tujuan
hidup manusia agar lebih bermakna.
88. Kemudian ciri lain dari filsafat manusia adalah penjelasan yang inten
sif (mendasar). filsafat adalah kegiatan intelektual yang hendak men
ggali inti hakikat (esensi), akar, atau struktur dasar, yang melandasi s
egenap kenyataan. Orang bisa menggugat ciri intensif filsafat iM, mi
salnya dengan menyatakan bahwa ilmu pun pada prinsifnya hendak
mencari dasar atau akar (sebab) dibalik gejala atau kejadian tertentu
(akibat). Dan ciri kritis dari filsafat manusia ialah peka terhadap apa
yang digelutinya atau terhadap objek yang dikajinya. Filsafat manus
ia hendak memahami manusia secara intensif dan ekstensif, maka ia
tidak puss terhadap pengetahuan atau informasi yang bersifat sempit
, dangkal dan simplistic tentang manusia.
90. TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR FILSAFAT
ILMU
TOPIK I : 12
SARANA BERFIKIR ILMIAH DAN FILSAFAT SEBAGAI
BERFIKIR ILMIAH
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
Oleh Kelompok : Satu
MHS SMT 3 KELAS S
1. Celina Harti (1211700065)
2. Benedictus Febrian Purnama (1211508599)
3. Ririn Anggraini (1211900003)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
JUNI 2021
91. Berpikir merupakan sebuah proses yang membuahkan p
engetahuan. Proses inimerupakan serangkaian gerak p
emikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu ya
ng akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang ber
upa pengetahuan. Berpikir ilmiah adalah kegiatan aka
l yang menggabungkan induksi dan deduksi.
Definisi Sarana Berpikir Ilmiah
92. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari sarana
berpikir ilmiah adalah :
Sarana berpikir ilmiah bukanlah ilmu, melainkan kumpulan
pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah.
Tujuan mempelajari metode ilmiah adalah untuk memungkinkan kita mela
kukan penelaahan ilmiah secara baik.
Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik
maka diperlukan sarana berpikir ilmiah yaitu bahasa,
matematika, dan statistika.
Fungsi sarana berpikir ilmiah
93. a. Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai d
alam seluruh proses berpikir ilmiah. Definisi bahasa menu
rut Jujun Suparjan Suriasumantri menyebut bahasa
sebagai serangkaian bunyi dan lambang yang membentuk
makna
b. Matematika
c. Statistika
Sarana Berpikir Ilmiah
94. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan i
nduksi dan deduksi. Induksi adalah cara berpikir yang di dal
amnya kesimpulan yang bersifat umum ditarik dari pernyata
an-pernyataan atau kasus-kasus yang bersifat khusus, sedan
gkan, deduksi ialah cara berpikir yang di dalamnya kesimpu
lan yang bersifat khusus ditarik dari pernyataan-pernyataan
yang bersifat umum.
DEFINISI HAKIKAT SARANA BERFIKIR ILMIAH
95. Menurut Salam (1997:139): Berfikir ilmiah adalah proses atau aktivitas manusia untu
k menemukan/mendapatkan ilmu. Berfikir ilmiah adalah proses berpikir untuk samp
ai pada suatu kesimpulan yang berupa pengetahuan.
Menurut Jujun S.Suriasumantri. Berpikir merupakan kegiatan akal untuk memperoleh p
engetahuan yang benar. Berpikir ilmiah adalah kegiatan akal yang menggabungkan i
nduksi dan deduksi.
Menurut Kartono (1996, dalam Khodijah 2006:118). Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dala
m hubungan yang luas dengan pengertian yang lebih komplek disertai pembuktian-p
embuktian.
Menurut Eman Sulaeman. Berfikir ilmiah merupakan proses berfikir/pengembangan pik
iran yang tersusun secara sistematis yang berdasarkan pengetahuan-pengetahuan ilm
iah yang sudah ada.
Pengertian Sarana Berfikir Ilmiah menurut para ahli :
96. • Pengalaman.
• Otoritas .
• Cara berfikir deduktif.
• Cara berfikir induktif .
• Berfikir ilmiah (pendekatan ilmiah).
Sumber-sumber pengetahuan manusia dikelompokkan atas:
97. • Sarana berfikir ilmiah bukanlah ilmu melainka
n kumpulan pengetahuan yang didapatkan berd
asarkan metode ilmu.
• Tujuan mempelajari metode ilmiah adalah untu
k memungkinkan kita melakukan penelaahan il
miah secara baik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dari sarana berpikir ilmiah adalah :
98. • Sumber pengetahuan
Berfikir ilmiah menyandarkan sumber pengetahuan pada rasio da
n pengalaman manusia, sedangkan berfikir non-ilmiah (intuisi dan
wahyu) mendasarkan sumber pengetahuan pada perasaan man
usia.
• Ukuran kebenaran
Berfikir ilmiah mendasarkan ukuran kebenarannya pada logis dan
analitisnya suatu pengetahuan, sedangkan berfikir non-ilmiah (int
uisi dan wahyu) mendasarkan kebenaran suatu pengetahuan pad
a keyakinan semata.
Perbedaan berfikir ilmiah dari berfikir non-ilmiah memiliki perbedaan dalam
dua faktor mendasar yaitu:
99. • Bahasa merupakan alat komunikasi verbal yang dipakai dalam seluruh pros
es berpikir ilmiah. Definisi bahasa menurut Jujun Suparjan Suriasumantri
menyebut bahasa sebagai serangkaian bunyi dan lambang yang membentuk
makna
• Kelemahan bahasa dalam menghambat komunikasi ilmiah yaitu
:
Bahasa mempunyai multifungsi (ekspresif, konatif, representasional, infor
matif, deskriptif, simbolik, emotif, afektif) yang dalam praktiknya sukar unt
uk dipisah-pisahkan. Akibatnya, ilmuwan sukar untuk membuang faktor e
motif dan afektifnya ketika mengomunikasikan pengetahuan informatifnya.
PERAN BAHASA DALAM SARANA BERFIKIR ILMIAH
100. • Matematika adalah bahasa yang melamba
ikan serangkaian makna dari pernyataan y
ang ingin kita sampaikan. Lambang-lamba
ng matematika bersifat artificial yang baru
mempunyai arti setelah sebuah makna dib
erikan kepadanya
PERAN MATEMATIKA DALAM BERFIKIR ILMIAH
101. • Menggunakan algoritma.
• Melakukan manupulasi secara matematika.
• Mengorganisasikan data.
• Memanfaatkan symbol, table dan grafik.
• Mengenal dan menenukan pola.
• Menarik kesimpulan.
• Membuat kalimat atau model matematika.
• Membuat interpretasi bangun geometri.
Peranan Matematiki sebagai sarana berfikir ilmiah dapat menggunakan
alat-alat yang mempunyai kemampuan sebagai berikut:
102. • Statistika mempunyai peranan penting dalam b
erpikir induktif. Konsep statistika sering dikait
kan dengan distribusi variabel yang ditelaah da
lam suatu populasi tertentu. Statistika memberi
kan cara untuk dapat menarik kesimpulan yang
bersifat umum dengan jalan mengamati hanya
sebagian dari populasi yang bersangkutan
PERAN STATISKA DALAM BERFIKIR ILMIAH
103. • Bahasa pada hakikatnya mempunyai dua fungsi utama yakn
i, pertama, sebagai sarana komunikasi antar manusia, dan ke
dua, sebagai sarana budaya yang mempersatukan kelompok
manusia yang mempergunakan bahasa tersebut. Bahasa adal
ah unsur yang berpadu dengan unsur-unsur lain di dalam jar
ingan kebudayaan. Pada waktu yang sama bahasa merupaka
n sarana pengungkapan nilai-nilai budaya, pikiran, dan nilai
-nilai kehidupan kemasyarakatan
Kesimpulan
105. TUGAS MEMBUAT SLIDE
PENGANTAR FILSAFAT
ILMU
TOPIK I : 12
Berpikir Secara Filsafat Menuju Kepastian dan Kebenaran Ilmiah
Dosen Pengampu : DR. Sigit Sardjono, M.Ec
Oleh Kelompok : Satu
MHS SMT 3 KELAS S
1. Celina Harti (1211700065)
2. Benedictus Febrian Purnama (1211508599)
3. Ririn Anggraini (1211900003)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SURABAYA
106. Berpikir Secara Filsafat Menuju
Kepastian dan Kebenaran Ilmiah
Kelompok 1:
1. Celina Harti (1211700065)
2. Benedictus Febrian Purnama (1211508599)
3. Ririn Anggraini (1211900003)
107. Mengapa Harus Berpikir
Secara Filsafat
Sebagian orang beranggapan bahwa filsafat adalah sesuatu hal
yang tidak penting, bahkan sesuatu hal yang tabu untuk
diperbincangkan. Pada dasarnya filsafat bukanlah hal yang buruk,
karena filsafat itu sebenarnya adalah berpikir secara mendasar (radikal),
menyeluruh (holistik), dan spekulatif. Perkembangan globalisasi dewasa
ini menuntut seseorang, pemikir, cendekiawan, atau ilmuwan untuk
dapat mengkaji permasalahan-permasalahan secara luas atau dari sudut
pandang yang berbeda-beda. Kenyataan yang sering ditemui adalah
pikiran manusia hanya terfokus atau terspesialisasi pada bidang-bidang
kehidupan atau keilmuan tertentu.
108. Bagian terpenting Dalam Proses Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Di antara bagian terpenting dalam proses pengembangan ilmu
pengetahuan adalah lemampuan manusia untuk menalar'. Dari kemampuan
menalar itulah manusia dapat; pertama, mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi secara maksimal; kedua, memilih dan membedakan sesuatu itu
benar atau salah, sesuatu itu baik atau tidak baik; ketiga, memilih beragam
alternatif pilihan jalan hidup yang benar atau tidak benar, bermanfaat atau
tidak bermanfaat; dan keempat, tents melakukan inovasi diberbagai bidang
kehidupan dengan pola perubahan yang bersifat progress of change.
109. Mengapa Filsafat Digaleri Merupakan Dari Semua Ilmu
Karena filsafat merupakan induk dari semua ilmu.
Beberapa manfaat berpikir filsafat, di antaranya mengajarkan
cara berpikir kritis, sebagai dasar dalam mengambil keputusan,
menggunakan akal secara proporsional, membuka wawasan
berpikir menuju ke arah penghayatan, dan masih banyak lagi.
Itulah sebabnya mengapa pentingnya untuk selalu berpikir
filsafat kapanpun, di manapun, dan dalam situasi apapun is
berada.
110. Berfilsafat Adalah Berpikir
Ini tidak berarti bahwa berpikir adalah berfilsafat. Kalau dikatakan berfils
fat adalah berpikir, hal ini dimaksudkan bahwa berfilsafat termasuk kegiatan berpikir. Berpikir adalah
berbicara dengan dirinya sendiri di dalam batin. Sedangkan berpikir dengan benar mengandung pengertian
mempertimbangkan, merenungkan, menganalisis, membuktikan sesuatu, menunjukkan alasan alasan,
meneliti suatu jalan pikiran, mencari bagaimana berbagai hal berhubungan satu sama lain, menarik
kesimpulan, mengapa atau untuk apa sesuatu terjadi dan membahasakan suara realitas.
111. 2
Filsafat Membawa Kita Berpikir Secara Mendalam
Maksudnya untuk mencari kebenaran
substansial atau kebenaran yang
sebenarnya dan mempertimbangkan semua
aspek, serta menuntun kita untuk
mendapatkan pemahaman yang lengkap.
112. Karakteristik berpikir filsafat adalah sifat
menyeluruh, sifat mendasar dan sifat spekulatif. Orang
yang berpikir filsafati berarti orang tersebut membongkar
tempat berpijak secara fundamental. Dia tidak percaya
begitu raja bahwa ilmu itu benar. Mengapa ilmu dapat
disebut benar? Bagaimana proses penilaian berdasarkan
kriteria tersebut dilakukan? Lalu benar itu apa? Pertanyaan
itu melingkar sebagai sebuah lingkaran yang untuk
menyusunnya, harus dimulai dari sebuah titik, sebagai
awal sekaligus sebagai akhir
Mengukur Berpikir Filsafat
113. Ciri-Ciri Berpikir Filsafat
01 02
03
04
05
06
Konsepsional. Perenungan filsafat
berusaha untuk menyusun suatu
bagian konsepsional.
Menyeluruh. Perenungan
kefilsafatan berusaha
menyusun suatu bagan
konsepsional yang memadai
untuk dunia tempat kita hidup
maupun diri kita sendiri.
Rasional. Perenungan kefilsafatan
berusaha menyusun suatu bahan
konsepsional yang bersifat
rasional.
Memburu kebenaran. Filsuf
adalah pemburu kebenaran
kebenaran yang diburunya
adalah kebenaran hakiki
tentang seluruh realitas dan
setiap hal yang dapat
dipersoalkan.
Radikal.ia tidak akan pernah
berhenti hanya pada suatu
wujud realitas tertentu.
Koheren. Perenungan kefilsafatan
berusaha untuk menyusun suatu bagan
yang koheren yang konsepsional.
114. Konsep Penting Yang Perlu Dipahami Tentang Hakikat Makna Filsafat
1
2
3 Filsafat harus menghasilkan sesuatu yang
runtut;
4 Berpikir filsafat adalah berpikir secara rasio
nal dan logis
Filsafat adalah mendorong manusia untuk berpikir
secara kritis;
Berpikir filsafat adalah berpikir dalam bentuk
yang sistematis
116. Yang Dimaksud Dengan Kepastian Dalam Ilmu-Ilmu Empiris
a).Kepastian tentang Explans dari gejala-gejala
yang di selidiki terutama menyangkut
kebenaran
b) Kepastian mengenai kesimpulan yanh
dapat dari suatu hukum yang berlaku
117. Berpikir Induktif dan
Deduktif
Induktif (menginduksi) Dapatlah dikatakan bahwa pekerjaan induktif ini
dimulai dari hal-hal yang khusus (particular) yang terpikirkan sebagai
kelas dari suatu fenomena.
Penalaran deduktif biasanya mempergunakan silogisme dalam
menyimpulkan. Proposisi yang pertama disebut premis mayor, yang
kedua disebut premis minor, dan yang ketiga disebut konklusi/
konsekuen/kesimpulan.