3. A.Teori Konsistensi/Koherensi (Teori Keteguhan)
• Menurut teori konsistensi untuk menetapkan suatu
kebenaran bukanlah didasarkan atas hubungan subyek
dengan realitas obyek. Sebab apabila didasarkan atas
hubungan subyek (ide, kesan dan comprehension-nya)
dengan obyek, pastilah ada subyektivitasnya. Oleh
karena itu, pemahaman subyek yang satu tentang
sesuatu realitas akan mungkin berbeda dengan apa yang
di dalam pemahaman subyek lain.
4. 2. Teori Korespondensi (Teori Persesuaian)
• berdasarkan teori korespondensi suatu pernyataan
adalah benar jika materi pengetahuan yang dikandung
pernyataan itu berkores- pondensi (berhubungan) dengan
obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
• Menurut teori korespondensi, ada atau tidaknya
keyakinan tidak mempunyai hubungan langsung terhadap
kebenaran atau kekeliruan, oleh karena itu kekeliruan
tergantung kepada kondisi yang sudah ditetapkan atau
diingkari.
5. 3. Teori positivisme
• Positivisme dirintis oleh August Comte (1798-1857)
• Positivisme adalah cara pandang dalam memahami dunia
dengan berdasarkan sains.
• teori ini menganggap bahwa yang dapat diselidiki atau
dipelajari hanyalah “data-data yang nyata/empiric”, atau
yang mereka namakan positif.
6. 4. Teori Pragmatisme
• Teori pragmatik dicetuskan oleh Charles S. Peirce (1839-
1914) dalam sebuah makalah yang terbit pada tahun
1878 yang berjudul “How to Make Ideals Clear”
• pragmatisme adalah suatu aliran yang mengajarkan
bahwa yang benar ialah apa yang membuktikan dirinya
sebagai benar dengan perantaraan akibat-akibatnya yang
bermanfaat secara praktis.
7. 5. Teori esensialisme
• Esensialisme adalah pendidikan yang didasarkan kepada
nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal
peradaban umat manusia.
• Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus
berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan
lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih
yang mempunyai tata yang jelas.
• Esensialisme berpendapat bahwa dunia ini dikuasai oleh
tata yang tiada cela yang mengatur dunia beserta isinya
dengan tiada cela pula.
8. 6. Teori konstruktivisme
• didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat
generative, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari
apa yang dipelajari.
• Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan
yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama
ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman
demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang
mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.
9. 7. Teori religiusme
• Teori religiusme memaparkan bahwa manusia bukanlah
semata-mata makhluk jasmaniah, tetapi juga makhluk
rohaniah. Oleh karena itu, muncullah teori religius ini yang
kebenaran secara ontologis dan aksiologis bersumber
dari sabda Tuhan yang disampaikan melalui wahyu.