SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
HUJAN ES
1. Pengertian
2. Penyebab Terjadinya
3. Proses Terjadinya
4. Tanda-tanda Terjadinya
5. Fenomena Hujan Es di
Santoso
11.190051
Meteorologi 2B
1. PENGERTIAN
Hujan es ini dalam ilmu meteorologi disebut juga dengan hail.
Hail atau hujan es ini adalah presipitasi yang terdiri atas bola-bola es. Salah satu
pembentukan dari bola- bola es ini adalah melalui kondensasi uap air lewat proses
pendinginan di atmosfer pada sebuah lapisan yang terdapat di atas level beku.
Perlu diketahui, hujan es ini tidak hanya bisa turun di daerah subtropis saja, namun
hujan es ini juga dapat terjadi di daerah sekitar garis ekuator atau daerah
pembagian musim tropis, termasuk di Indonesia.
2. PENYEBAB TERJADINYA
Jika kita mengamati proses terjadinya hujan air, maka kita akan mengetahui bahwa
hujan air bisa terjadi karena adanya penguapan air laut yang kemudian menjadi
awan yang mengandung air, dan kemudian air tersebut turun menjadi jatuhan-
jatuhan air yang disebut dengan hujan.
Salah satu yang menyebabkan terjadinya hujan es adalah pembekuan.
Dimana pada kondisi ini, uap air lewat dingin tertarik ke permukaan benih-benih es.
Kemudian karena terjadi pengembunan yang mendadak, maka terjadi pembentukan
es dengan ukuran yang sangat besar.
Hujan es ini terjadi dengan durasi yang sangat singkat, antara 3 hingga 5 menit.
Hujan es yang paling lama adalah dengan durasi 10 menit, dan itupun sangat
jarang terjadi, maka biasanya hujan es ini sifatnya lokal dan tidak merata.
3. PROSES TERJADINYA
BERIKUT ADALAH PROSES TERJADINYA :
1. Air yang banyak tersebut tersimpan dalam satu wadah yang dinamakan samudera, laut, sungai,
danau, rawa, dan lain sebagainya. Kemudian akan mengalami penguapan atau disebut dengan
evaporasi melalui bantuan sinar matahari. Termasuk air yang berada di dedaunan tumbuh-
tumbuhan atau di permukaan tanah.
2. Proses penguapan air (khususnya dari tumbuh-tumbuhan) dinamakan transpirasi. Uap air yang
dihasilkan dari penguapan tersebut akan mengalami pemadatan atau kondensasi yang kemudian
menjadi awan. Kemudian awan- awan tersebut bergerak sendiri-sendiri ke tempat yang berbeda-beda
dengan bantuan angin, baik angin yang berhembus vertikal maupun horisontal.
3. Lalu awan yang mengandung uap air tersebut tertiup dan sampailah pada tempat yang suhunya
lebih dingin dan mencapai dew point atau titik embun, lalu mengembun, dan karena beratnya embun
ini maka turunlah menjadi titik-titik hujan.
4. Ketika telah mengembun menjadi air, dan tertiup oleh angin thermis yang naik, ke ketinggian yang
memiliki temperatur dibawah titik beku, embun tersebut akan berubah menjadi es yang akan jatuh
ke bawah. Ikatan antar molekul es ini lebih kuat daripada antar molekul air, karena es merupakan
benda padat. Hal itu menyebabkan es tersebut jatuh ke bawah dengan bentuk yang tidak rapi
teratur, bisa seukuran kerikil, namun ada juga yang hingga seukuran kepalan tangan.
4. TANDA-TANDA TERJADINYA
 Hujan es yag disertai dengan angin kencang ini biasa terjadi pada saat peralihan iklim di Indonesia pada musim
kemarau ke musim penghujan. Sehingga pada waktu pancaroba potensi terjadinya hujan es lebih besar bila
dibandingkan waktu-waktu yang lainnya.
 Hujan es lebih sering terjadi pada saat siang atau sore hari, tidak menutup kemungkinan terjadi pada malam hari.
Hanya saja pada saat siang atau sore hari lebih berpotensi terjadinya hujan es ini.
 Satu hari sebelum hujan es turun, udara pada pagi hingga malam hari terasa sangat panas, dan pengap. Hal ini
yang kemungkinan menyebabkan terjadinya penggumpalan awan hingga terbentuk awan yang berlapis-lapis
sehingga akan menyebabkan terjadinya hujan es.
 Apabila sekitar pukul 10.00 terlihat awan yang berlapis lapis atau cumulus, dan di antra awan tersebut terlihat
satu jenis awan yang batas tepinya berwarna abu-abu jelas dan menjulang tinggi seperti bunga kol, lalu kemudian
awan tersebut berubah warna menjadi hitam gelap dengan durasi yang cepat. Jika terlihat indikasi seperti ini,
maka bisa diprediksi bahwa akan terjadi hujan es dan disertai dengan angin kencang.
 Apabila dahan dan rantingnya mulai bergoyang-goyang karena tertiup angin, maka itu tandanya hujan dan angin
kencang akan segera tiba.
 Udara yang ada di sekitar kita mulai terasa dingin yang membuat merinding.
 Hujan es biasanya saat hujan pertama kali datang adalah hujan yang tiba- tiba deras. Apabila hujan yang turun
pertama kali dengan gerimis, maka hal itu mengindikasikan bahwa angin sudah menjauh dari tempat kita berada.
 Jika kita mendengar adanya sambaran petir yang cukup keras, maka ada kemungkinan bahwa hujan lebat disertai
petir dan angin kencang akan terjadi.
 Apabila saat memasuki musim penghujan, 1 hingga 3 hari tidak terjadi hujan, maka kemungkinan hujan pertama
kali yang turun adalah hujan yang lebat dan disertai dengan angin kencang.
5. FENOMENA HUJAN ES DI
INDONESIA
Hujan es ini dapat melanda daerah-daerah yang dilalui garis ekuator atau khatulistiwa, dan memiliki
iklim tropis.
Salah satunya adalah Indonesia. Hujan es ini bukanlah fenomena yang aneh dan langka di Indonesia.
Beberapa hujan es telah terjadi di wilayah Indonesia, seperti Bandung, Banjarnegara, Medan, Madiun,
Sumatera Barat, serta daerah daerah lainnya.
Hujan es ini dapat terjadi Indonesia karena beberapa sebab, sebabnya karena adanya faktor- faktor
yang mendukung terjadinya hujan es tersebut ada di wilayah Indonesia. Hujan es ini jika ukurannya
tidak terlalu besar, sebenarnya tidak berbahaya, namun jika hujan yang turun mempunyai ukuran
yang besar sebesar bongkahan es, ini yang akan membahayakan. Hal ini karena ukuran yang begitu
besarnya dan jatuh dimana- mana maka akan menjadi berbahaya dan dapat bersifat merusak.
Seperti halnya fenomena yang terjadi di Sumatera Barat bulan Mei 2014, hujan es yang turun
menyebabkan puluhan rumah rusak.
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

PowerPoint Pemanasan Global (Global Warming) kelas 11
PowerPoint Pemanasan Global (Global Warming) kelas 11PowerPoint Pemanasan Global (Global Warming) kelas 11
PowerPoint Pemanasan Global (Global Warming) kelas 11Thasya Riesthiara Putri
 
Proses pembuatan semen - bahan galian industri
Proses pembuatan semen - bahan galian industriProses pembuatan semen - bahan galian industri
Proses pembuatan semen - bahan galian industriBonita Susimah
 
Bab 4 Dinamika Planet Bumi Sebagai ruang kehidupan
Bab 4 Dinamika Planet Bumi Sebagai ruang kehidupanBab 4 Dinamika Planet Bumi Sebagai ruang kehidupan
Bab 4 Dinamika Planet Bumi Sebagai ruang kehidupanjopiwildani
 
Makalah Siklus Carnot dan Reversibilitas
Makalah Siklus Carnot dan ReversibilitasMakalah Siklus Carnot dan Reversibilitas
Makalah Siklus Carnot dan ReversibilitasMaulida Rahmi Sagala
 
KARAKTERISTIK LAPISAN DINGDING
KARAKTERISTIK LAPISAN DINGDINGKARAKTERISTIK LAPISAN DINGDING
KARAKTERISTIK LAPISAN DINGDINGshufisalsabila
 
Hukum Newton : Percepatan benda pd sistem katrol dan bidang miring
Hukum Newton : Percepatan benda pd sistem katrol dan bidang miringHukum Newton : Percepatan benda pd sistem katrol dan bidang miring
Hukum Newton : Percepatan benda pd sistem katrol dan bidang miringSMA Negeri 9 KERINCI
 
Jenis jenis tanah
Jenis jenis tanahJenis jenis tanah
Jenis jenis tanahMame Indy
 
Tugas ~kenampakan alam eksogen
Tugas ~kenampakan alam eksogenTugas ~kenampakan alam eksogen
Tugas ~kenampakan alam eksogenDIANITA ARDI
 
Prinsip Kerja Anemometer Mangkuk
Prinsip Kerja Anemometer MangkukPrinsip Kerja Anemometer Mangkuk
Prinsip Kerja Anemometer MangkukPuspawijaya Putra
 
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Ariefman Fajar
 
Transfer kalor(power point)
Transfer kalor(power point)Transfer kalor(power point)
Transfer kalor(power point)nuelsitohang
 
Pengaruh suhu terhadap benda
Pengaruh suhu terhadap bendaPengaruh suhu terhadap benda
Pengaruh suhu terhadap bendaMame Indy
 
Peta konsep fisek termo
Peta konsep fisek termoPeta konsep fisek termo
Peta konsep fisek termoakmal_zaida
 

What's hot (20)

PowerPoint Pemanasan Global (Global Warming) kelas 11
PowerPoint Pemanasan Global (Global Warming) kelas 11PowerPoint Pemanasan Global (Global Warming) kelas 11
PowerPoint Pemanasan Global (Global Warming) kelas 11
 
Proses pembuatan semen - bahan galian industri
Proses pembuatan semen - bahan galian industriProses pembuatan semen - bahan galian industri
Proses pembuatan semen - bahan galian industri
 
Bab 4 Dinamika Planet Bumi Sebagai ruang kehidupan
Bab 4 Dinamika Planet Bumi Sebagai ruang kehidupanBab 4 Dinamika Planet Bumi Sebagai ruang kehidupan
Bab 4 Dinamika Planet Bumi Sebagai ruang kehidupan
 
Makalah Siklus Carnot dan Reversibilitas
Makalah Siklus Carnot dan ReversibilitasMakalah Siklus Carnot dan Reversibilitas
Makalah Siklus Carnot dan Reversibilitas
 
KARAKTERISTIK LAPISAN DINGDING
KARAKTERISTIK LAPISAN DINGDINGKARAKTERISTIK LAPISAN DINGDING
KARAKTERISTIK LAPISAN DINGDING
 
Hukum Newton : Percepatan benda pd sistem katrol dan bidang miring
Hukum Newton : Percepatan benda pd sistem katrol dan bidang miringHukum Newton : Percepatan benda pd sistem katrol dan bidang miring
Hukum Newton : Percepatan benda pd sistem katrol dan bidang miring
 
Jenis jenis tanah
Jenis jenis tanahJenis jenis tanah
Jenis jenis tanah
 
Tugas ~kenampakan alam eksogen
Tugas ~kenampakan alam eksogenTugas ~kenampakan alam eksogen
Tugas ~kenampakan alam eksogen
 
Presentasi pasir besi (9)
Presentasi pasir besi (9)Presentasi pasir besi (9)
Presentasi pasir besi (9)
 
Prinsip Kerja Anemometer Mangkuk
Prinsip Kerja Anemometer MangkukPrinsip Kerja Anemometer Mangkuk
Prinsip Kerja Anemometer Mangkuk
 
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
Laporan praktikum pembuatan pupuk kompos organik menggunakan bioaktivator em4
 
Transfer kalor(power point)
Transfer kalor(power point)Transfer kalor(power point)
Transfer kalor(power point)
 
Siklus Karbon
Siklus KarbonSiklus Karbon
Siklus Karbon
 
Pengaruh suhu terhadap benda
Pengaruh suhu terhadap bendaPengaruh suhu terhadap benda
Pengaruh suhu terhadap benda
 
2.semen proses
2.semen proses2.semen proses
2.semen proses
 
Bentuk muka bumi
Bentuk muka bumiBentuk muka bumi
Bentuk muka bumi
 
Tektonisme
TektonismeTektonisme
Tektonisme
 
Batu bara
Batu baraBatu bara
Batu bara
 
Cuaca & iklim
Cuaca & iklimCuaca & iklim
Cuaca & iklim
 
Peta konsep fisek termo
Peta konsep fisek termoPeta konsep fisek termo
Peta konsep fisek termo
 

Similar to Hujan Es Ekstrem

Laporan 7
Laporan 7Laporan 7
Laporan 7isanuri
 
PRESIPITASI HIDROLOGI DHAR B KELOMPOK SAWIT.pptx
PRESIPITASI HIDROLOGI DHAR B KELOMPOK SAWIT.pptxPRESIPITASI HIDROLOGI DHAR B KELOMPOK SAWIT.pptx
PRESIPITASI HIDROLOGI DHAR B KELOMPOK SAWIT.pptxSMPranata
 
modul media pembelajaran siklus hujan
modul media pembelajaran  siklus hujanmodul media pembelajaran  siklus hujan
modul media pembelajaran siklus hujannirmaratulebah
 
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca NaibahoShinta R Naibaho
 
Pengaruh El-Nino terhadap Perubahan Cuaca dan Iklim Global
Pengaruh El-Nino terhadap Perubahan Cuaca dan Iklim GlobalPengaruh El-Nino terhadap Perubahan Cuaca dan Iklim Global
Pengaruh El-Nino terhadap Perubahan Cuaca dan Iklim GlobalNurfaizatul Jannah
 
Laporan praktikum klimatologi awan
Laporan praktikum klimatologi awanLaporan praktikum klimatologi awan
Laporan praktikum klimatologi awanFerli Dian SAputra
 
Laporan 8
Laporan 8Laporan 8
Laporan 8isanuri
 
Presipitasi Geografi
Presipitasi GeografiPresipitasi Geografi
Presipitasi GeografiNilam Briv
 
Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferliLaporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferliFerli Dian SAputra
 
PENGANTAR KOMPUTER _BIO KELOMPOK.pptx
PENGANTAR KOMPUTER _BIO KELOMPOK.pptxPENGANTAR KOMPUTER _BIO KELOMPOK.pptx
PENGANTAR KOMPUTER _BIO KELOMPOK.pptxItoBabu
 
Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)
Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)
Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)VAINHADRAMIHAMID
 
Bab15 kerpasan
Bab15 kerpasanBab15 kerpasan
Bab15 kerpasanNe Qiela
 
Pembentukan awan dan kerpasan
Pembentukan awan dan kerpasanPembentukan awan dan kerpasan
Pembentukan awan dan kerpasanharalhaj
 

Similar to Hujan Es Ekstrem (20)

Laporan 7
Laporan 7Laporan 7
Laporan 7
 
Chintia
ChintiaChintia
Chintia
 
Teks Eksplanasi
Teks EksplanasiTeks Eksplanasi
Teks Eksplanasi
 
My modul
My modulMy modul
My modul
 
My modul
My modulMy modul
My modul
 
PRESIPITASI HIDROLOGI DHAR B KELOMPOK SAWIT.pptx
PRESIPITASI HIDROLOGI DHAR B KELOMPOK SAWIT.pptxPRESIPITASI HIDROLOGI DHAR B KELOMPOK SAWIT.pptx
PRESIPITASI HIDROLOGI DHAR B KELOMPOK SAWIT.pptx
 
modul media pembelajaran siklus hujan
modul media pembelajaran  siklus hujanmodul media pembelajaran  siklus hujan
modul media pembelajaran siklus hujan
 
Proses terjadinya hujan
Proses terjadinya hujanProses terjadinya hujan
Proses terjadinya hujan
 
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
 
Pengaruh El-Nino terhadap Perubahan Cuaca dan Iklim Global
Pengaruh El-Nino terhadap Perubahan Cuaca dan Iklim GlobalPengaruh El-Nino terhadap Perubahan Cuaca dan Iklim Global
Pengaruh El-Nino terhadap Perubahan Cuaca dan Iklim Global
 
Laporan praktikum klimatologi awan
Laporan praktikum klimatologi awanLaporan praktikum klimatologi awan
Laporan praktikum klimatologi awan
 
Proses terjadinya hujan
Proses terjadinya hujanProses terjadinya hujan
Proses terjadinya hujan
 
PPT TENTANG FOG (KABUT)
PPT TENTANG FOG (KABUT)PPT TENTANG FOG (KABUT)
PPT TENTANG FOG (KABUT)
 
Laporan 8
Laporan 8Laporan 8
Laporan 8
 
Presipitasi Geografi
Presipitasi GeografiPresipitasi Geografi
Presipitasi Geografi
 
Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferliLaporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli
 
PENGANTAR KOMPUTER _BIO KELOMPOK.pptx
PENGANTAR KOMPUTER _BIO KELOMPOK.pptxPENGANTAR KOMPUTER _BIO KELOMPOK.pptx
PENGANTAR KOMPUTER _BIO KELOMPOK.pptx
 
Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)
Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)
Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)
 
Bab15 kerpasan
Bab15 kerpasanBab15 kerpasan
Bab15 kerpasan
 
Pembentukan awan dan kerpasan
Pembentukan awan dan kerpasanPembentukan awan dan kerpasan
Pembentukan awan dan kerpasan
 

More from Ahmad Dzakiyyurayhan Huda (9)

Fenomena Siklon Tropis
Fenomena Siklon TropisFenomena Siklon Tropis
Fenomena Siklon Tropis
 
ANGIN GUNUNG & ANGIN LEMBAH
ANGIN GUNUNG & ANGIN LEMBAHANGIN GUNUNG & ANGIN LEMBAH
ANGIN GUNUNG & ANGIN LEMBAH
 
FENOMENA CUACA STORM SURGE
FENOMENA CUACA STORM SURGEFENOMENA CUACA STORM SURGE
FENOMENA CUACA STORM SURGE
 
ANGIN DARAT & ANGIN LAUT
ANGIN DARAT & ANGIN LAUTANGIN DARAT & ANGIN LAUT
ANGIN DARAT & ANGIN LAUT
 
FENOMENA CUACA COLD SURGE
FENOMENA CUACA COLD SURGEFENOMENA CUACA COLD SURGE
FENOMENA CUACA COLD SURGE
 
PROSES PEMBENTUKAN AWAN CB
PROSES PEMBENTUKAN AWAN CBPROSES PEMBENTUKAN AWAN CB
PROSES PEMBENTUKAN AWAN CB
 
PUTING BELIUNG
PUTING BELIUNGPUTING BELIUNG
PUTING BELIUNG
 
FRONT
FRONTFRONT
FRONT
 
FOG (Kabut)
FOG (Kabut)FOG (Kabut)
FOG (Kabut)
 

Recently uploaded

LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxIKLASSENJAYA
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaAnggrianiTulle
 

Recently uploaded (11)

LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptxMateri Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
Materi Makna alinea pembukaaan UUD .pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannyaModul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
 

Hujan Es Ekstrem

  • 1. HUJAN ES 1. Pengertian 2. Penyebab Terjadinya 3. Proses Terjadinya 4. Tanda-tanda Terjadinya 5. Fenomena Hujan Es di Santoso 11.190051 Meteorologi 2B
  • 2. 1. PENGERTIAN Hujan es ini dalam ilmu meteorologi disebut juga dengan hail. Hail atau hujan es ini adalah presipitasi yang terdiri atas bola-bola es. Salah satu pembentukan dari bola- bola es ini adalah melalui kondensasi uap air lewat proses pendinginan di atmosfer pada sebuah lapisan yang terdapat di atas level beku. Perlu diketahui, hujan es ini tidak hanya bisa turun di daerah subtropis saja, namun hujan es ini juga dapat terjadi di daerah sekitar garis ekuator atau daerah pembagian musim tropis, termasuk di Indonesia.
  • 3. 2. PENYEBAB TERJADINYA Jika kita mengamati proses terjadinya hujan air, maka kita akan mengetahui bahwa hujan air bisa terjadi karena adanya penguapan air laut yang kemudian menjadi awan yang mengandung air, dan kemudian air tersebut turun menjadi jatuhan- jatuhan air yang disebut dengan hujan. Salah satu yang menyebabkan terjadinya hujan es adalah pembekuan. Dimana pada kondisi ini, uap air lewat dingin tertarik ke permukaan benih-benih es. Kemudian karena terjadi pengembunan yang mendadak, maka terjadi pembentukan es dengan ukuran yang sangat besar. Hujan es ini terjadi dengan durasi yang sangat singkat, antara 3 hingga 5 menit. Hujan es yang paling lama adalah dengan durasi 10 menit, dan itupun sangat jarang terjadi, maka biasanya hujan es ini sifatnya lokal dan tidak merata.
  • 5. BERIKUT ADALAH PROSES TERJADINYA : 1. Air yang banyak tersebut tersimpan dalam satu wadah yang dinamakan samudera, laut, sungai, danau, rawa, dan lain sebagainya. Kemudian akan mengalami penguapan atau disebut dengan evaporasi melalui bantuan sinar matahari. Termasuk air yang berada di dedaunan tumbuh- tumbuhan atau di permukaan tanah. 2. Proses penguapan air (khususnya dari tumbuh-tumbuhan) dinamakan transpirasi. Uap air yang dihasilkan dari penguapan tersebut akan mengalami pemadatan atau kondensasi yang kemudian menjadi awan. Kemudian awan- awan tersebut bergerak sendiri-sendiri ke tempat yang berbeda-beda dengan bantuan angin, baik angin yang berhembus vertikal maupun horisontal. 3. Lalu awan yang mengandung uap air tersebut tertiup dan sampailah pada tempat yang suhunya lebih dingin dan mencapai dew point atau titik embun, lalu mengembun, dan karena beratnya embun ini maka turunlah menjadi titik-titik hujan. 4. Ketika telah mengembun menjadi air, dan tertiup oleh angin thermis yang naik, ke ketinggian yang memiliki temperatur dibawah titik beku, embun tersebut akan berubah menjadi es yang akan jatuh ke bawah. Ikatan antar molekul es ini lebih kuat daripada antar molekul air, karena es merupakan benda padat. Hal itu menyebabkan es tersebut jatuh ke bawah dengan bentuk yang tidak rapi teratur, bisa seukuran kerikil, namun ada juga yang hingga seukuran kepalan tangan.
  • 6. 4. TANDA-TANDA TERJADINYA  Hujan es yag disertai dengan angin kencang ini biasa terjadi pada saat peralihan iklim di Indonesia pada musim kemarau ke musim penghujan. Sehingga pada waktu pancaroba potensi terjadinya hujan es lebih besar bila dibandingkan waktu-waktu yang lainnya.  Hujan es lebih sering terjadi pada saat siang atau sore hari, tidak menutup kemungkinan terjadi pada malam hari. Hanya saja pada saat siang atau sore hari lebih berpotensi terjadinya hujan es ini.  Satu hari sebelum hujan es turun, udara pada pagi hingga malam hari terasa sangat panas, dan pengap. Hal ini yang kemungkinan menyebabkan terjadinya penggumpalan awan hingga terbentuk awan yang berlapis-lapis sehingga akan menyebabkan terjadinya hujan es.  Apabila sekitar pukul 10.00 terlihat awan yang berlapis lapis atau cumulus, dan di antra awan tersebut terlihat satu jenis awan yang batas tepinya berwarna abu-abu jelas dan menjulang tinggi seperti bunga kol, lalu kemudian awan tersebut berubah warna menjadi hitam gelap dengan durasi yang cepat. Jika terlihat indikasi seperti ini, maka bisa diprediksi bahwa akan terjadi hujan es dan disertai dengan angin kencang.  Apabila dahan dan rantingnya mulai bergoyang-goyang karena tertiup angin, maka itu tandanya hujan dan angin kencang akan segera tiba.  Udara yang ada di sekitar kita mulai terasa dingin yang membuat merinding.  Hujan es biasanya saat hujan pertama kali datang adalah hujan yang tiba- tiba deras. Apabila hujan yang turun pertama kali dengan gerimis, maka hal itu mengindikasikan bahwa angin sudah menjauh dari tempat kita berada.  Jika kita mendengar adanya sambaran petir yang cukup keras, maka ada kemungkinan bahwa hujan lebat disertai petir dan angin kencang akan terjadi.  Apabila saat memasuki musim penghujan, 1 hingga 3 hari tidak terjadi hujan, maka kemungkinan hujan pertama kali yang turun adalah hujan yang lebat dan disertai dengan angin kencang.
  • 7. 5. FENOMENA HUJAN ES DI INDONESIA Hujan es ini dapat melanda daerah-daerah yang dilalui garis ekuator atau khatulistiwa, dan memiliki iklim tropis. Salah satunya adalah Indonesia. Hujan es ini bukanlah fenomena yang aneh dan langka di Indonesia. Beberapa hujan es telah terjadi di wilayah Indonesia, seperti Bandung, Banjarnegara, Medan, Madiun, Sumatera Barat, serta daerah daerah lainnya. Hujan es ini dapat terjadi Indonesia karena beberapa sebab, sebabnya karena adanya faktor- faktor yang mendukung terjadinya hujan es tersebut ada di wilayah Indonesia. Hujan es ini jika ukurannya tidak terlalu besar, sebenarnya tidak berbahaya, namun jika hujan yang turun mempunyai ukuran yang besar sebesar bongkahan es, ini yang akan membahayakan. Hal ini karena ukuran yang begitu besarnya dan jatuh dimana- mana maka akan menjadi berbahaya dan dapat bersifat merusak. Seperti halnya fenomena yang terjadi di Sumatera Barat bulan Mei 2014, hujan es yang turun menyebabkan puluhan rumah rusak.