Modul ajar IPAS Kls 4 materi wujud benda dan perubahannya
Hujan Es Ekstrem
1. HUJAN ES
1. Pengertian
2. Penyebab Terjadinya
3. Proses Terjadinya
4. Tanda-tanda Terjadinya
5. Fenomena Hujan Es di
Santoso
11.190051
Meteorologi 2B
2. 1. PENGERTIAN
Hujan es ini dalam ilmu meteorologi disebut juga dengan hail.
Hail atau hujan es ini adalah presipitasi yang terdiri atas bola-bola es. Salah satu
pembentukan dari bola- bola es ini adalah melalui kondensasi uap air lewat proses
pendinginan di atmosfer pada sebuah lapisan yang terdapat di atas level beku.
Perlu diketahui, hujan es ini tidak hanya bisa turun di daerah subtropis saja, namun
hujan es ini juga dapat terjadi di daerah sekitar garis ekuator atau daerah
pembagian musim tropis, termasuk di Indonesia.
3. 2. PENYEBAB TERJADINYA
Jika kita mengamati proses terjadinya hujan air, maka kita akan mengetahui bahwa
hujan air bisa terjadi karena adanya penguapan air laut yang kemudian menjadi
awan yang mengandung air, dan kemudian air tersebut turun menjadi jatuhan-
jatuhan air yang disebut dengan hujan.
Salah satu yang menyebabkan terjadinya hujan es adalah pembekuan.
Dimana pada kondisi ini, uap air lewat dingin tertarik ke permukaan benih-benih es.
Kemudian karena terjadi pengembunan yang mendadak, maka terjadi pembentukan
es dengan ukuran yang sangat besar.
Hujan es ini terjadi dengan durasi yang sangat singkat, antara 3 hingga 5 menit.
Hujan es yang paling lama adalah dengan durasi 10 menit, dan itupun sangat
jarang terjadi, maka biasanya hujan es ini sifatnya lokal dan tidak merata.
5. BERIKUT ADALAH PROSES TERJADINYA :
1. Air yang banyak tersebut tersimpan dalam satu wadah yang dinamakan samudera, laut, sungai,
danau, rawa, dan lain sebagainya. Kemudian akan mengalami penguapan atau disebut dengan
evaporasi melalui bantuan sinar matahari. Termasuk air yang berada di dedaunan tumbuh-
tumbuhan atau di permukaan tanah.
2. Proses penguapan air (khususnya dari tumbuh-tumbuhan) dinamakan transpirasi. Uap air yang
dihasilkan dari penguapan tersebut akan mengalami pemadatan atau kondensasi yang kemudian
menjadi awan. Kemudian awan- awan tersebut bergerak sendiri-sendiri ke tempat yang berbeda-beda
dengan bantuan angin, baik angin yang berhembus vertikal maupun horisontal.
3. Lalu awan yang mengandung uap air tersebut tertiup dan sampailah pada tempat yang suhunya
lebih dingin dan mencapai dew point atau titik embun, lalu mengembun, dan karena beratnya embun
ini maka turunlah menjadi titik-titik hujan.
4. Ketika telah mengembun menjadi air, dan tertiup oleh angin thermis yang naik, ke ketinggian yang
memiliki temperatur dibawah titik beku, embun tersebut akan berubah menjadi es yang akan jatuh
ke bawah. Ikatan antar molekul es ini lebih kuat daripada antar molekul air, karena es merupakan
benda padat. Hal itu menyebabkan es tersebut jatuh ke bawah dengan bentuk yang tidak rapi
teratur, bisa seukuran kerikil, namun ada juga yang hingga seukuran kepalan tangan.
6. 4. TANDA-TANDA TERJADINYA
Hujan es yag disertai dengan angin kencang ini biasa terjadi pada saat peralihan iklim di Indonesia pada musim
kemarau ke musim penghujan. Sehingga pada waktu pancaroba potensi terjadinya hujan es lebih besar bila
dibandingkan waktu-waktu yang lainnya.
Hujan es lebih sering terjadi pada saat siang atau sore hari, tidak menutup kemungkinan terjadi pada malam hari.
Hanya saja pada saat siang atau sore hari lebih berpotensi terjadinya hujan es ini.
Satu hari sebelum hujan es turun, udara pada pagi hingga malam hari terasa sangat panas, dan pengap. Hal ini
yang kemungkinan menyebabkan terjadinya penggumpalan awan hingga terbentuk awan yang berlapis-lapis
sehingga akan menyebabkan terjadinya hujan es.
Apabila sekitar pukul 10.00 terlihat awan yang berlapis lapis atau cumulus, dan di antra awan tersebut terlihat
satu jenis awan yang batas tepinya berwarna abu-abu jelas dan menjulang tinggi seperti bunga kol, lalu kemudian
awan tersebut berubah warna menjadi hitam gelap dengan durasi yang cepat. Jika terlihat indikasi seperti ini,
maka bisa diprediksi bahwa akan terjadi hujan es dan disertai dengan angin kencang.
Apabila dahan dan rantingnya mulai bergoyang-goyang karena tertiup angin, maka itu tandanya hujan dan angin
kencang akan segera tiba.
Udara yang ada di sekitar kita mulai terasa dingin yang membuat merinding.
Hujan es biasanya saat hujan pertama kali datang adalah hujan yang tiba- tiba deras. Apabila hujan yang turun
pertama kali dengan gerimis, maka hal itu mengindikasikan bahwa angin sudah menjauh dari tempat kita berada.
Jika kita mendengar adanya sambaran petir yang cukup keras, maka ada kemungkinan bahwa hujan lebat disertai
petir dan angin kencang akan terjadi.
Apabila saat memasuki musim penghujan, 1 hingga 3 hari tidak terjadi hujan, maka kemungkinan hujan pertama
kali yang turun adalah hujan yang lebat dan disertai dengan angin kencang.
7. 5. FENOMENA HUJAN ES DI
INDONESIA
Hujan es ini dapat melanda daerah-daerah yang dilalui garis ekuator atau khatulistiwa, dan memiliki
iklim tropis.
Salah satunya adalah Indonesia. Hujan es ini bukanlah fenomena yang aneh dan langka di Indonesia.
Beberapa hujan es telah terjadi di wilayah Indonesia, seperti Bandung, Banjarnegara, Medan, Madiun,
Sumatera Barat, serta daerah daerah lainnya.
Hujan es ini dapat terjadi Indonesia karena beberapa sebab, sebabnya karena adanya faktor- faktor
yang mendukung terjadinya hujan es tersebut ada di wilayah Indonesia. Hujan es ini jika ukurannya
tidak terlalu besar, sebenarnya tidak berbahaya, namun jika hujan yang turun mempunyai ukuran
yang besar sebesar bongkahan es, ini yang akan membahayakan. Hal ini karena ukuran yang begitu
besarnya dan jatuh dimana- mana maka akan menjadi berbahaya dan dapat bersifat merusak.
Seperti halnya fenomena yang terjadi di Sumatera Barat bulan Mei 2014, hujan es yang turun
menyebabkan puluhan rumah rusak.