SlideShare a Scribd company logo
1 of 63
SEJARAH PERKERASAN JALAN
1. SEBELUM MENGENAL HEWAN SEBAGAI
ALAT ANGKUTAN
2. SETELAH MENGENAL HEWAN SEBAGAI
ALAT ANGKUTAN
Manusia sudah mengenal konstruksi jalan.
* Bentuk jalan bertangga – tangga sudah dibuat
lebih mendatar.
* Batu – batu yang ditempatkan jarang – jarang
ditempat yang jelek sudah dibuat lebih kerap.
3. SETELAH MENGENAL KENDARAAN
BERODA
KONSTRUKSI
1. Jalan Tanah : adalah jalan yang bahan
perkerasannya tanah, yang didapat dari
meratakan muka tanah, apakah itu
diperlukan penggalian atau timbunan.
Timbunan :
Jalur LL
Sal. Pembuang
Antara 10 – 20 m
Tanggul
Galian :
2. Jalan Kerikil
a.
Jalur LL
Muka Tanah
Berm
Batu Kerikil
4 – 6 cm
Berm
Batu Kerikil
Batu pinggir batu kali 10/15
3. Jalan Batu Pecah
a.
4. JALAN SISTEM TELFORD
Bahan dasar untuk lapisan cengkam yang dipakai adalah batu kali
Pasir Kasar Batu Pecah 6/7
Batu Kerikil (Permulaan)
Batu Pinggir
Batu Kali / Pecah
b.
4 – 8 cm
Pasir Aspal → lap. aus
Batu Kali 5 / 7
Batu Kali 15 / 20 – 25 / 30
Pasir Urug 10 – 20 cm
P
Prinsip : Desak mendesak
Batu Pinggir
Batu Kali
10 / 15 – 15 / 25
5. JALAN SISTEM MAC. ADAM
Batu Pecah
Prinsip : Tumpang Tindih
5. JALAN PENETRASI
2 / 3
15 / 20
Pasir Urug
3 / 5
7. JALAN BUTAS
Aspal Beton
15 / 20
Pasir Urug
8. JALAN ASPAL BETON
15 / 20
Pasir Urug
Aspal Beton
Aspal Lama
5 / 7
Pembuatan Jalan :
 Jalan Baru
 Peningkatan Jalan / Highway Betterment
Konstruksi saat ini yang banyak kita pakai dengan urutan sebagai berikut :
1. Badan Jalan
2. Sub. Base Course
3. Base Course
4. a. Asphalt Concrete
b. TBST
Pekerjaan yang akan kita kerjakan :
1. REKONSTRUKSI
Melaksanakan kons. yang dikehendaki, adakalanya dari Embankment atau
hanya dari Sub Grade Preparation saja.
2. RE-SURFACE: Pekerjaan penambahan sub base saja, baik lebar
maupun tebalnya.
3. OVERLAY : Pada umumnya kita menambah lapisan aspal ( AC )
langsung diatas aspal/ jalan lama.
Ilmu tentang konstruksi jalan raya dapat dibedakan menjadi 3 bagian :
1. Perhitungan tebal perkerasan
2. Konstruksi perkerasan
3. Perencanaan geometrik
Perkembangan cara perhitungan tebal perkerasan dapat dibagi
3 bagian :
1. Menitik beratkan pada pengalaman dilapangan
2. Menitik beratkan pada teori dan analisa
3. Mengembangkan rumus teoritis tsb. Dengan percobaan –
percobaan yang intensif di lab.
RUMUS EMPIRIS :
1. Berdasarkan Klas Jalan dan Keadaan Tanah Dasar
h = k1 . P
dimana :
h = tebal perkerasan ( cm )
P = klas jalan ( ton ) ( ESAL )
k1= suatu koeffisien ( cm/ton ) tergantung tanah dasarnya.
Tabel 1. Klas Jalan di Indonesia yang Masih Berlaku
No.
Klas Jalan Tek. Gandar Tunggal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Klas I
Klas II
Klas III
Klas IIIa
Klas IV
Klas VI
7 ton
5 ton
3,5 ton
2,75 ton
2 ton
1,5 ton
Tabel 2. Nilai Koefisien k
No. Koef.Tanah Dasar Jenis Tanah Dasar Nilai k1
1 Tanah Bagus * Tanah Pasir Berkerikil 2,5 (cm/ton)
* Tanah Pasir Berbatu
2 Tanah Baik * Tanah Pasir 5 (cm/ton)
3 Tanah Sedang * Tanah Liat/ Silt 7,5 (cm/ton)
4 Tanah Jelek * Tanah Liat Mengandung Organik 10 (cm/ton)
Contoh : Hitung tebal perkerasan jalan kelas I di tanah baik.
h = k1 . P = 5 x 7 = 35 cm.
2. Berdasarkan Jumlah Tonase Kendaraan yang Lewat dan Keadaan
Tanah Dasar.
h = k2. ∑P
dimana : h = tebal perkerasan ( cm )
∑P = P1 + P2 + P3 + ......
= jumlah tonase kend. Yg lewat.
k2 = suatu koef. ( cm/ 100 ton )
Tabel 3. Nilai k2 dan Tebal Minimum
No
.
Klasifikasi
Tanah Dasar
Nilai k2 Tebal Minimum
Perkerasan
1.
2.
3.
4.
Bagus
Baik
Sedang
Jelek
1 cm/100 t
2,5 cm/100 t
3 cm/100 t
4 cm/100 t
10 cm
20 cm
30 cm
40 cm
PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN
DENGAN METHODE TANPA BAHAN PENGIKAT
( UNBOUND METHODE )
σα = (σtnh ) σα = tek.dari atas akibat muatan kend.
σtnh = Daya dukung tanah dasar yang
diijinkan.
Pada konstruksi perkerasan yang konvensional
ada 3 lapisan :
1. Lapisan teratas ( surface ) dibuat dari beton aspal ( AC )
2. Lapisan tengah ( base ) dibuat dari batu pecah kualitas
baik.
3. Lapisan bawah ( sub base ) dibuat dari batu pecah
kualitas sedang atau
P
W = ½ P
t
r = h
h
45o
h = tebal perkerasan
P = tekanan gandar ( statis ) maksimum
W = ½ P = tekanan roda statis
t = kekuatan tanah dasar
 = koef. Keamanan untuk kejut dan untuk getaran karena
lalu lintas.
P dinamis = .P  = 1,25 – 4 ( tergantung lalu lintasnya)
HUKUM KESEIMBANGAN :
Gaya muatan atas karena W harus sama dengan gaya dukung
dari tanah dasar karena t.
W = luas daerah tekanan x t
½ P =  r2 x t
=  . h2 . t
jadi : h = ( statis )......1.
h = ( dinamis ) ........ 1a
t
P

.
2
t
P



.
2
.
Hubungan antara CBR, E ( modulus Elastisitas ) dari tanah dan t.
Rumus umum : t =  . E
Menurut Yeuffroy’s,  = 0,008
Menurut Heukolom, E = ± 110 CBR ( % )
Menurut Darmon, E = ± 100 CBR ( % )
Untuk tanah diambil E = 100 CBR
Sehingga didapat : t =  . E
= 0,008 x 100 CBR
t = 0,8 CBR
Harga t ini dimasukkan ke rumus 1a :
h = = =
SISTIM CBR
t
P



.
.
2
.
CBR
P
8
,
0
.
2
.


CBR
P
.
.
6
,
1
.


Harga koef. Kejut menurut Asphalt Institute :
a = 4 : lalu lintas sangat padat
b = 3,085 : lalu lintas padat
c = 2,170 : lalu lintas sedang
d = 1,25 : lalu lintas jarang
Bila koef. Tersebut dimasukkan rumus 1a, maka :
Ha = 28 ; Hc = 20 ;
Hb = 25 ; Hd = 16 ;
CBR
P
CBR
P
CBR
P
CBR
P
Jalan lingkar selatan direncanakan untuk jalan klas II dengan muatan
gandar maksimum 14,0 ton dengan lalu lintas padat. CBR tanah liat /
pasir laut yang dipadatkan untuk tanah dasar diambil 5 %.
H = 25 = 25 = 41,8  42 cm
CONTOH SOAL
CBR
P
5
14
4 Surface (Stabilitas Marshall 
1500)
8 Binder (Stabilitas Marshall 
800)
20 Base CBR 80 %
10 Sub. Base CBR 20 %
Gambar Rencana Konstruksi :
Menurut Kerkhoven dan Darmon :
* Pada muatan titik tidak berulang : t =  . E
* Pada muatan titik berulang n kali : t =
Bila dimasukkan ke rumus 1 : h =
Akibat muatan berulang :
h =
h = .........1b
n
E
log
7
,
0
1
.


FAKTOR LALU LINTAS
t
P

.
2
n
E
P
log
7
,
0
1
.
2



E
P
n
.
2
)
log
7
,
0
1
(


dari 1a: h =
h =
Dari 1a dan 1b dapat dibandingkan bahwa :
 = 1 + 0,7 log n
lalu : t =  . E = 0,008 . E = 0,8 CBR
dimasukkan ke rumus 1b :
h =
h =
t
P



.
2
.
E
P
.
.
2
.



CBR
P
n
.
8
,
0
.
2
)
log
7
,
0
1
(


CBR
n
P )
log
7
,
0
1
(
14

P = Pmaks., kalau dijadikan Po ( tonase klas jalan ), maka :
P = 2Po → h = 14
h = 20
CBR
n
Po )
log
7
,
0
1
(
2 
CBR
n
Po )
log
7
,
0
1
( 
Bila dicocokkan dengan nilai  yang dulu :  = 1 + 0,7 log n
No.
Kod
e
Klasifikasi
Lalu lintas
Nilai n
maks.
 yg sekarang
(=1+0,7log n
)
 yang
dulu
a
b
c
d
LL sangat Padat
LL padat
LL sedang
LL jarang
10.000
1.000
100
10
3,8
3,1
2,4
1,7
4
3,085
2,170
1,25
Menghitung Tebal Lapisan – Lapisan D1, D2, D3
htd = tinggi konst. Sampai sub grade
htd = tinggi konst. Sampai sub base
htd = tinggi konst. Sampai base
Rumus – Rumus :
a. hb = D1 =
b. hsb = D2 =
c. htd = D3 =
CBRbase
n
Po )
log
7
,
0
1
(
20

CBRsubbase
n
Po )
log
7
,
0
1
(
20

e
CBRsubgrad
n
Po )
log
7
,
0
1
(
20

Bila faktor – faktor regional diperhitungkan, maka faktor LL ( n ) diganti
dengan no, dimana :
no =  .  . n
 = faktor keadaan drainase setempat
 = faktor curah hujan setempat
n = LL ekivalen rencana
no = LL ekivalen yang diperhitungkan.
Nilai Ekivalen Tebal Lapisan ( a )
RUMUS ANALITIS DENGAN BAHAN PENGIKAT
( BOUND METHOD )
45
o
I II
D1
D2
D3
Jadi sesungguhnya, h = D1 tg α1 + D2 tg α2 + D3 tg α3
Bila h = heq, maka : tg α1 = a1
tg α2 = a2
tg α3 = a3
Sehingga : heq = a1D1 + a2D2 + a3D3
heq =
CBR
n
Po )
log
7
,
0
1
(
20

Beberapa Contoh Kombinasi Konstruksi :
a. Kombinasi :
- D1 = Surface dari aspal beton klas A
- D2 = Base dari batu pecah dengan CBR  80
- D3 = Sub base dari sirtu dengan CBR  30
Rumus : heq = 2 D1 + D2 + 0,75 D3
b. Kombinasi :
- D1 = Surface dari aspal beton klas B
- D2 = Base dari batu pecah dengan CBR  80
- D3 = Sub base dari sirtu dengan CBR  30
Rumus : heq = 1,5 D1 + D2 = 0,75 D3
c. Kombinasi :
- D1 = Surface dari aspal beton klas C
- D2 = Base dari batu pecah dengan CBR  80
- D3 = Sub base dari sirtu dengan CBR  30
Rumus : heq = D1 + D2 + 0,75 D3
Lamanya air tertahan didalam konstruksi perkerasan/ tanah dasar
sangat dipengaruhi :
a. Keadaan drainase.
b. Lamanya atau banyaknya curah hujan didaerah tsb.
c. Sifat tanah menahan air.
Rumus umum : heq =
no = u.  .  . n
heq =
FAKTOR REGIONAL
CBR
n
Po )
log
7
,
0
1
(
20

CBR
n
u
Po )
.
.
.
log
7
,
0
1
(
20



heq = a1D1 + a2D2 + a3D3
dimana :
no = LL ekivalen yang diperhitungkan
u = UR ( tahun )
 = faktor keadaan drainase lingkungan
 = faktor curah hujan dan P.I bahan/ tanah dasar
n = LL ekivalen yang direncanakan
No. Klasifikasi Air Tanah Jenis Tanah 
1.
2.
3.
4.
Bagus
Baik
Sedang
Jelek
Dalam
Dalam
Tinggi
Tinggi
Berbutir kasar
Berbutir halus
Berbutir kasar
Berbutir halus
1,0 – 1,5
1,5 – 2,5
2,5 – 3,5
3,5 – 5,0
Tabel 4. Faktor Drainase (  )
Tabel 5. Faktor Curah Hujan ( )
No. PI  10 PI = 10 - 20 PI = 20 - 30
1.
2.
3.
Jarang
Sedang
Banyak
=1,25-1,75
=1,75-2,50
=2,50-4,00
=2,00-2,50
=2,50-4,00
=4,00-7,00
=2,50-3,00
=3,00-6,00
=6,00-12,5
Tabel 6. Faktor Lalu Lintas
No.
Klasifikasi
Kepadatan
LL
LER ( n ) D1+D2 min
( cm )
D1 min
( cm )
1
2
3
4
Sangat Padat
Padat
Sedang
Jarang
> 1000
100– 1.000
10 – 100
1 - 10
25
20
15
12,5
9 -10
7 – 8
7 – 8
4 – 5
Jenis Tanah
Curah Hujan
MACAM – MACAM PERKERASAN
1. Flexible Pavement
2. Rigid Pavement
3. Composite Pavement
1. FLEXIBLE PAVEMENT
Bahan perkerasan terdiri dari : Bahan ikat ( aspal ), batu.
Umumnya terdiri dari 3 lapis atau lebih.
TEBAL PERKERASAN
BASE COARSE
SUB BASE COARSE
SURFACE COARSE
SUB GRADE
P TON
2. RIGID PAVEMENT
Bahan perkerasan terdiri dari : Bahan ikat ( PC ), batu.
Base Coarse
Tebal
Slab Beton
Joint Joint
Sub Grade
3. COMPOSITE PAVEMENT
Merupakan kombinasi antara Rigid dan Flexible Pavement.
Flexible
Rigid
Perencanaan Perkerasan, Meliputi :
a. Structural Pavement Design
Yaitu menentukan tebal dari pavement dan komponennya.
Misal : Tebal flexible pavement dan perinciannya untuk ketebalan
surface, base dan sub base.
b. Paving Mixture Design
Yaitu menentukan jenis dan kualitas bahan yang digunakan beserta
bagian-bagiannya.
Misal : kualitas beton, perbandingan campuran antara semen, pasir
dan kerikil.
ASPAL
Macam-macam aspal :
a. Aspal alam, terdapat di alam, misalnya :
- Lake Asphalt : Trinidad, Bermuda
- Rock Asphalt : P. Buton
b. Aspal Buatan, diperoleh dari distilasi minyak tanah mentah.
Ada 2 macam : * Aspal keras ( asphalt cement – AC )
* Aspal cair ( cutback asphalt ) termasuk
juga aspal emulsi.
ASPAL KERAS ( AC )
Ada beberapa jenis aspal keras, missal :
AC.40-50; AC.50-60; AC.60-80 dll.
BAHAN PERKERASAN
Syarat umum AC :
* AC berasal dari hasil minyak bumi
* Kadar parafin dalam aspal tidak melebihi 2 %
* Tidak mengandung air dan tidak berbusa jika dipanaskan
sampai 175o
C.
ASPAL CAIR
Dibuat dengan mencampur AC dan hasil penyulingan minyak mentah.
AC + gasoline → RC
AC + kerosen → MC
AC + diesel oil → SC
2. BATU PECAH ( AGREGATE )
Terdiri atas agregat alam maupun buatAgregat dapat dinyatakan
dengan mengukur  butiran. Untuk mengetahui  butiran, dikenal
beberapa ukuran saringan :
 1 ¼” no.8 – 2,36 mm no.80 – 0,177 mm
 1” no.10 – 2,00 mm no.100 – 0,150 mm
 ¾” no.30 – 0,60 mm no.120 – 0,120 mm
 ½” no.40 – 0,42 mm no.140 – 0,105 mm
no. 4 – 4,76 mm no.60 – 0,25 mm no.200 – 0,074 mm
Macam – macam agregat berdasarkan ukuran butirannya :
* Agregat Kasar, butiran yang tinggal diatas  4.
* Agregat Halus, butiran yang terletak  4 -  200
* Agregat Pengisi, butiran yang lolos  200.
Pada pekerjaan jalan, penggunaan agregat biasanya ditunjukkan
dengan menuliskan gradasi dari agregat yang akan digunakan.
Contoh : agregat untuk base coarse dituliskan gradasinya sbb :
Saringan 1 ½ “ 1 “ ½ “ No. 4 No. 200
% butiran lolos 100 75 - 95 35 - 65 30 - 40 0 - 7
Contoh pencampuran beberapa agregat dengan gradasi yang berbeda
sebagai berikut :
* Agregat A dan B dengan gradasi yang berbeda harus dicampur
sehingga mendapatkan campuran yang memenuhi limit spesifikasi C.
% Lolos
 A B C
2”
1 ½ “
¾ “
no.4
no.10
no.200
100
100
65
25
15
3
100
95
85
50
40
7
100
90 –100
65 – 80
30 – 40
20 – 35
0 – 5
Penyelesaian :
1. Gradasi agregat A digambarkan pada sisi kiri.
2. Gradasi agregat B digambarkan pada sisi kanan.
3. Titik pada gradasi A dan B yang mempunyai  butiran/ ayakan yg
sama saling dihubungkan.
4. Gambarkan pada garis – garis hubung tersebut batas – batas
gradasi agregat C untuk nomor ayakan yang sama.
5. Tentukan daerah/ garis yang masuk dalam batasan tersebut dan
dengan demikian akan didapat perbandingan campuran A dan B
yang memenuhi gradasi agregat C.
Analisa Saringan untuk 3 Fraksi
% Saringan No. ¾” 3/8” No.4 No.8 No.30 No.50 No.200
L
O
Limit Spesifikasi 100/95 85/65 70/45 55/ 30 30/15 20/10 10/4
L Agg. Fraksi I 95 40 10 2.4 1.0 0.7 0.4
O Agg. Fraksi II 98 95 70 30 10 5 3
S Agg. Fraksi III 100 96 90 80 35 25 10
Saringan No. ¾” 3/8” No.4 No.8 No.30 No.50 No.200
Spesifikasi
Ideal 97.5 75 57.5 42.5 22.5 15 7
Agg. Fraksi I
( 36 % ) 34.2 14.4 3.6 0.9 0.4 0.3 0.1
Agg. Fraksi II
( 26 % ) 25.5 24.7 18.2 7.8 2.6 1.3 0.8
Agg. Fraksi III
( 38 % ) 38 36.5 34.2 30.4 13.3 9.5 3.8
Saringan No. ¾” 3/8” No.4 No.8 No.30 No.50 No.200
Agg. Fraksi I
( 22,6 )
21.5 9.0 2.3 0.5 0.2 0.2 0.1
Agg. Fraksi II
( 16,4 )
16.0 15.6 11.5 4.9 1.6 0.8 0.5
Agg. Fraksi III
( 61 % )
61 58.6 54.9 48.8 21.4 15.3 6.1
Limit Spesifikasi 100/95 85/65 70/45 55/ 30 30/15 20/10 10/4
Campuran 98.5 83.2 68.7 54.2 23.2 16.3 6.7
1. Rencanakan : Tebal perkerasan untuk jalan 2 jalur 2 arah, data lalu lintas
tahun 2005 seperti dibawah ini, dengan umur rencana :
a. 10 tahun b. 15 tahun.
2. Data – Data :
* Kendaraan ringan 2 ton ( 1 + 1 ) = 3500 kend.
* Bus 8 ton ( 3 + 5 ) = 1750 kend.
* Truk 2 as 13 ton ( 5 + 8 ) = 450 kend.
* Truk 3 as 20 ton ( 6 + 7.7 ) = 120 kend.
* Truk 5 as 30 ton ( 6 + 7.7 + 5 + 5 ) = 80 kend.
LHR2005 = 5.900 kend/hr/2 jalur
Jalan akan dibuka tahun 2008 ( awal umur rencana ) dengan i = 4 %,
perkembangan lalu lintas ( i ) = untuk 10 th = 6% dan untuk 15 th = 5%.
CBR tanah dasar = 3,4 % ; IP = 2,0 ; FR = 1,0
Bahan – Bahan Perkerasan :
→ Asbuton ( MS. 744 )
→ Batu Pecah ( CBR 100 )
→ Sirtu ( CBR 60
LALU LINTAS TINGGI
3. Penyelesaian :
LHR pada tahun 2008 ( awal UR ) dengan rumus ( 1 + i )n
* Kend. Ringan 2 t = 3937 kend.
* Bus 8 t = 1968 kend.
* Truk 2 as 13 t = 506 kend.
* Truk 3 as 20 t = 135 kend.
* Truk 5 as 30 t = 90 kend.
LHR pada tahun ke 10
* Kend. Ringan 2 t = 7051 kend.
* Bus 8 t = 3525 kend.
* Truk 2 as 13 t = 906 kend.
* Truk 3 as 20 t = 241 kend.
* Truk 5 as 30 t = 161 kend.
LHR pada tahun ke 15
* Kend. Ringan 2 t = 8185 kend.
* Bus 8 t = 4091 kend.
* Truk 2 as 13 t = 1052 kend.
* Truk 3 as 20 t = 282 kend.
* Truk 5 as 30 t = 187 kend.
Setelah dihitung, angka ekivalen ( E ) masing-masing kend. sbb :
* Kend. Ringan 2 t = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004
* Bus 8 t = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593
* Truk 2 as 13 t = 0,1410 + 0,9238 = 1,0648
* Truk 3 as 20 t = 0,2923 + 0,7452 = 1,0375
* Truk 5 as 30 t = 1,0375 + 2 (0,1410) = 1,3195
MENGHITUNG LEP :
* Kend. Ringan 2 t = 0,50 x 3937 x 0,0004 = 0,7874
* Bus 8 t = 0,50 x 1968 x 0,1593 = 156,75
* Truk 2 as 13 t = 0,50 x 506 x 1,0648 = 268,39
* Truk 3 as 20 t = 0,50 x 135 x 1,0375 = 70,03
* Truk 5 as 30 t = 0,50 x 90 x 1,3195 = 59,38
LEP = 556,34
MENGHITUNG LEA 10 TAHUN :
* Kend. Ringan 2 t = 0,50 x 7051 x 0,0004 = 1,4102
* Bus 8 t = 0,50 x 3525 x 0,1593 = 280,77
* Truk 2 as 13 t = 0,50 x 906 x 1,0648 = 482,35
* Truk 3 as 20 t = 0,50 x 241 x 1,0375 = 125,02
* Truk 5 as 30 t = 0,50 x 161 x 1,3195 = 106,22
LEA10 = 995,77
MENGHITUNG LEA 15 TAHUN :
* Kend. Ringan 2 t = 0,50 x 8185 x 0,0004 = 1,637
* Bus 8 t = 0,50 x 4091 x 0,1593 = 325,85
* Truk 2 as 13 t = 0,50 x 1052 x 1,0648 = 560,08
* Truk 3 as 20 t = 0,50 x 280 x 1,0375 = 145,25
* Truk 5 as 30 t = 0,50 x 187 x 1,3195 = 123,37
LEA15 = 1156,19
MENGHITUNG LET :
LET10 = ½ ( LEP + LEA10 ) = ½ ( 556,34 + 995,77 )
= 776,06
LET15 = ½ ( LEP + LEA15 ) = ½ ( 556,34 + 1156,19 )
= 1284,41
MENGHITUUNG LER :
LER10 = LET10 x UR/10 = 776,06 x 10/10 = 776,06
LER15 = LET15 x UR/15 = 1284,41 x 15/10 = 1926,62
MENCARI ITP :
CBR tanah dasar = 3,4 % ; DDT = 4 ; IP = 2,0 : FR = 1,0
LER10 = 776,06 → ITP10 = 10 ( IP0 = 3,9 – 3,5 )
LER15 = 1926,62 → ITP15 = 11 ( IP0 = 3,9 – 3,5 )
MENETAPKAN TEBAL PERKERASAN
* UR = 10 TAHUN
ITP = a1D1 + a2D2 + a3D3
10 = 0,35D1 + 0,14. 20 + 0,12. 10
10 = 0,35D1 + 4
D1 = 17,14  17,5 cm
* UR = 15 TAHUN
ITP = a1D1 + a2D2 + a3D3
11 = 0,35D1 + 0,14. 20 + 0,12. 10
11 = 0,35D1 + 4
D1 = 20 cm
1. Rencanakan :
Tebal perkerasan untuk jalan 2 jalur, data-data lalu lintas
tahun 2005 seperti dibawah ini, dan umur rencana : ( 5 + 5 )
Jalan dibuka tahun 2008 ( i selama pelaksanaan = 3,2 %
per tahun ) FR = 1,0 dan data CBR tanah dasar = 3,4 %.
2. Data – Data Lalu Lintas :
* Kendaraan ringan 2 ton ( 1 + 1 ) = 4785
* Bus 8 ton ( 3 + 5 ) = 2580
* Truk 2 as 13 ton ( 5 + 8 ) = 1875
* Truk 3 as 20 ton ( 6 + 7.7 ) = 925
* Truk 5 as 30 ton ( 6 + 7.7 + 5 + 5 ) = 70
LHR 2005 = 10.235 kend/hr/2 jurusan
Perkembangan Lalu Lintas ( i ) = 3,8 %
Bahan – Bahan Perkerasan :
* Laston ( MS.590 )
* Batu Pecah Klas A
* Sirtu Klas B
PERENCANAAN KONSTRUKSI BERTAHAP
* PENYELESAIAN :
LHR pada tahun 2008 ( awal umur rencana ) : i = 3,2 %
Rumus : LHR ( 1 + i ) n
* Kendaraan ringan 2 ton ( 1 + 1 ) = 5259,2
* Bus 8 ton ( 3 + 5 ) = 2835,6
* Truk 2 as 13 ton ( 5 + 8 ) = 2060,8
* Truk 3 as 20 ton ( 6 + 7.7 ) = 1016,6
* Truk 5 as 30 ton ( 6 + 7.7 + 5 + 5 ) = 76,9
LHR pada tahun ke 5, 10 ( Akhir Umur Rencana ) : i = 3,8 %
5 tahun 10 tahun
* Kendaraan ringan 2 ton = 6337,3 7636,9
* Bus 8 ton = 3417,0 4117,4
* Truk 2 as 13 ton = 2483,2 2992,3
* Truk 3 as 20 ton = 1225,0 1476,2
* Truk 5 as 30 ton = 92,7 111,7
Angka Ekivalen ( E )
* Kendaraan ringan 2 ton = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004
* Bus 8 ton = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593
* Truk 2 as 13 ton = 0,1410 + 0,9238 = 1,0648
* Truk 3 as 20 ton = 0,2923 + 0,7452 = 1,0375
* Truk 5 as 30 ton = 1,0372 +2(0,1410) = 1,3195
Menghitung LEP : Rumus C x LHR x E
* Kendaraan ringan 2 ton = 0,50 x 5259,2 x 0,0004 = 0,0518
* Bus 8 ton = 0,50 x 2835,6 x 0,1593 = 225,9
* Truk 2 as 13 ton = 0,50 x 2060,8 x 1,0648 = 1097,1
* Truk 3 as 20 ton = 0,50 x 1016,0 x 1,0375 = 527,4
* Truk 5 as 30 ton = 0,50 x 76,9 x 1,3195 = 50,8
LEP = 1901,25
Menghitung LEA : Rumus C x LHR x E
- 5 Tahun
* Kendaraan ringan 2 ton = 0,50 x 6337,3 x 0,0004 = 1,2674
* Bus 8 ton = 0,50 x 3417,0 x 0,1593 = 272,16
* Truk 2 as 13 ton = 0,50 x 2483,2 x 1,0648 = 1322,1
* Truk 3 as 20 ton = 0,50 x 1225,0 x 1,0375 = 635,51
* Truk 5 as 30 ton = 0,50 x 92,7 x 1,3195 = 61,165
LEA5 = 2292,21
- 10 Tahun
* Kendaraan ringan 2 ton = 0,50 x 5259,2 x 0,0004 = 0,0518
* Bus 8 ton = 0,50 x 2835,6 x 0,1593 = 225,9
* Truk 2 as 13 ton = 0,50 x 2060,8 x 1,0648 = 1097,1
* Truk 3 as 20 ton = 0,50 x 1016,0 x 1,0375 = 527,4
* Truk 5 as 30 ton = 0,50 x 76,9 x 1,3195 = 50,8
LEA10= 2762,12
Menghitung LET
LET5 = ½ ( LEP + LEA5 )
= ½ ( 1901,25 + 2292,21 ) = 2096,73
LET10 = ½ ( LEA5 + LEA10 )
= ½ ( 2292,21 + 2762,12 ) = 2527,17
Menghitung LER :
LER5 = LET5 x UR/10 = 2096,73 x 5/10 = 1048,37
LER10 = LET10 x UR/10 = 2527,17 x 10/10 = 2527,17
Mencari ITP :
CBR = 3,4 ; DDT = 4 ; IP = 2,0 ; FR = 1,0 ; IP0 = 3,9 – 3,5
1,67 LER5 =1750,78 ITP5 =
2,5 LER10 = 6317,93 ITP10 =
Menetapkan Tebal Perkerasan :
* UR = ( 5 + 5 ) tahun
ITP5 = a1D1 + a2D2 + a3D3
= 0,35 D1 + 0,13 . 20 + 0,11 . 10
= 0,35 D1 + 3,7
0,35 D1 =
D1 =
ITP10 = a1D1 + a2D2 + a3D3
= 0,35 D1 + 0,13 . 20 + 0,11 . 10
= 0,35 D1 + 3,7
0,35 D1 =
D1 =
 Susunan Perkerasan 5 Tahun
Laston MS 590 =
Batu Pecah Klas A = 20 cm
Sirtu Klas B = 10 cm
 Susunan Perkerasan 10 Tahun
Laston MS 590 =
Batu Pecah Klas A = 20 cm
Sirtu Klas B = 10 cm
1. Rencanakan
Tebal lapisan tambahan lama 2 jalur, data lalu lintas tahun 2000
seperti di bawah ini, dan umur rencana adalah :
a. 5 tahun b. 10 tahun
Susunan perkerasan jalan lama :
* Asbuton ( MS 744 ) = 10,5 cm
* Batu Pecah ( CBR 100 ) = 20 cm
* Sirtu ( CBR 50 ) = 10 cm
Hasil penilaian kondisi jalan menunjukkan bahwa pada lapis
permukaan Asbuton terlihat crack sedang, beberapa deformasi pada
jalur roda akibat jumlah lalu lintas yang melebihi perkiraan semula.
FR = 1,0
PELAPISAN TAMBAHAN
2. Data – data :
* Kendaraan ringan 2 ton ( 1 + 1 ) = 2000 kendaraan
* Bus 8 ton ( 3 + 5 ) = 600 kendaraan
* Truk 2 as 13 ton ( 5 + 8 ) = 100 kendaraan
* Truk 3 as 20 ton ( 6 + 7.7 ) = 60 kendaraan
* Truk 5 as 30 ton ( 6 + 7.7 + 5 + 5 ) = 20 kendaraan
LHR2000 = 2780 kend./ hari/ 2 jurusan
* Perkembangan lalu lintas ( i ) :
untuk 5 tahun = 8 %
untuk 15 tahun= 6 %
* Bahan lapis tambahan Asbuton ( MS 744 )
3. Penyelesaian
LHR pada tahun ke 5, rumus ( 1 + i )n
:
* Kendaraan ringan 2 ton = 2938,6 kendaraan
* Bus 8 ton = 881,6 kendaraan
* Truk 2 as 13 ton = 146,9 kendaraan
* Truk 3 as 20 ton = 88,2 kendaraan
* Truk 5 as 30 ton = 29,4 kendaraan
LHR pada tahun ke 15, ( akhir umur rencana ), rumus ( 1 + 1 )n
:
* Kendaraan ringan 2 ton = 4793,1 kendaraan
* Bus 8 ton = 1437,9 kendaraan
* Truk 2 as 13 ton = 239,7 kendaraan
* Truk 3 as 20 ton = 143,8 kendaraan
* Truk 5 as 30 ton = 47,9 kendaraan
Setelah dihitung angka ekivalen ( E ) masing – masing kendaraan
sebagai berikut :
* Kendaraan ringan 2 ton ( 1 + 1 ) = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004
* Bus 8 ton ( 3 + 5 ) = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593
* Truk 2 as 13 ton ( 5 + 8 ) = 0,1410 + 0,9238 = 1,0648
* Truk 3 as 20 ton ( 6 + 7.7 ) = 0,2923 + 0,7452 = 1,0375
* Truk 5 as 30 ton ( 6 + 7.7 ) + 5 + 5 = 1,0375 + 2 (1,3195) = 1,3195
Menghitung LEP :
* Kendaraan ringan 2 ton = 0,50 x 2000 x 0,0004 = 0,400
* Bus 8 ton = 0,50 x 600 x 0,1593 = 47,790
* Truk 2 as 13 ton = 0,50 x 100 x 1,0648 = 53,240
* Truk 3 as 20 ton = 0,50 x 60 x 1,0375 = 31,125
* Truk 5 as 30 ton = 0,50 x 20 x 1,3195 = 13,194
LEP = 145,759
Menghitung LEA :
 5 Tahun
* Kendaraan ringan 2 ton = 0,50 x 2938,6 x 0,0004 = 0,588
* Bus 8 ton = 0,50 x 881,6 x 0,1593 = 70,219
* Truk 2 as 13 ton = 0,50 x 146,9 x 1,0648 = 78,210
* Truk 3 as 20 ton = 0,50 x 88,2 x 1,0375 = 45,754
* Truk 5 as 30 ton = 0,50 x 29,4 x 1,3195 = 19,395
LEA5 = 145,759
 15 Tahun
* Kendaraan ringan 2 ton = 0,50 x 4793,1 x 0,0004 = 0,959
* Bus 8 ton = 0,50 x 1437,9 x 0,1593 = 114,529
* Truk 2 as 13 ton = 0,50 x 239,7 x 1,0648 = 127,616
* Truk 3 as 20 ton = 0,50 x 143,8 x 1,0375 = 74,596
* Truk 5 as 30 ton = 0,50 x 47,9 x 1,3195 = 31,600
LEA15 = 349,300
Menghitung LET :
• LET5 = ½ ( LEP + LEA5 ) = ½ ( 145,749 + 214,166 )
= 180
• LET15 = ½ ( LEP + LEA15 ) = ½ ( 145,749 + 249,300 )
= 248
Menghitung LER :
• LER5 = LET5 x UR / 10 = 180 x 5 / 10 = 90
• LER15 = LET15 x UR / 10 = 248 x 10 / 10 = 372
Mencari ITP :
• CBR tanah dasar = 3,4 % ; DDT = 4
• IP = 2,0
• FR = 1,0
LER5 = 90 ITP5 = 7,1 ( IP0 = 3,9 – 3,5 )
LER15 = 372 ITP15 = 8,8 ( IP0 = 3,9 – 3,5 )
Menetapkan tebal lapis tambahan :
 Kekuatan tebal lapis tambahan :
Asbuton ( MS 744 ) 10,5 cm = 60 % x 10,5 x 0,35 = 2,2
Batu Pecah ( CBR 100 ) 20 cm = 100 % x 20 x 0,14 = 2,8
Sirtu ( CBR 50 ) 10 cm = 100 % x 10 x 0,12 = 1,2
ITP ada = 6,2
UR = 5 tahun
ITP = ITP5 - ITP ada = 7,1 – 6,2 = 0,9
0,9 = 0,35 . D1
D1 = 2,6 = 3 cm Asbuton ( MS 744 )
UR = 15 tahun
ITP = ITP5 - ITP ada = 8,8 – 6,2 = 2,6
2,6 = 0,35 . D1
D1 = 7,4 ≈ 7,5 cm Asbuton ( MS 744 )
Tabel 8.1 Nilai Kondisi Perkerasan Jalan
1. Lapis Permukaan
• Umumnya tidak crack, hanya sedikit deformasi pada
jalur roda.
• Terlihat crack halus, sedikit deformasi pada jalur
roda namun masih tetap stabil.
• Crack sedang, beberapa deformasi pada jalur roda,
pada dasarnya masih menunjukkan kestabilan.
• Crack banyak, demikian juga deformasi pada jalur
roda, menunjukkan gejala ketidakstabilan.
90 % - 100 %
70 % - 90 %
50 % - 70 %
30 % - 70 %
2. Lapis Pondasi
a. Pondasi aspal beton atau penetrasi macadam
• Umumnya tidak crack
• Terlihat crack halus, namun masih stabil
• Crack sedang, pada dasarnya masih
menunjukkan kestabilan
• Crack banyak, menunjukkan gejala
ketidakstabilan
b. Stabilisasi tanah dengan semen atau kapur :
• Plastisitas Index ( PI ) ≤ 10
c. Pondasi makadam atau batu pecah :
• Plastisitas Index ( PI ) ≤ 6
90 % - 100 %
70 % - 90 %
50 % - 70 %
30 % - 50 %
70 % - 100 %
60 % - 100 %
3. Lapis Pondasi Bawah
• Plastisitas Index ( IP ) ≤ 6
• Plastisitas Index ( IP ) ≤ 10
90 % - 100 %
70 % - 100 %
ANGKA EKIVALEN
BEBAN SATU SUMBU ANGKA EKIVALEN
Kg Lbs SUMBU TUNGGAL SUMBU GANDA
1000 2.025 0.0002 -
2000 4.409 0.0036 0.0003
3000 6.614 0.0183 0.0016
4000 8.818 0.0577 0.0050
5000 11.023 0.1410 0.0121
6000 13.228 0.2923 0.0251
7000 15.432 0.5415 0.0466
8000 17.637 0.9238 0.0794
8160 18.000 1.0000 0.0860
9000 19.841 1.4798 0.1273
10.000 22.046 2.2555 0.1940
11.000 24.251 3.3022 0.2840
12.000 26.455 4.6670 0.4022
13.000 28.660 6.4419 0.5540
14.000 30.864 8.6647 0.7452
15.000 33.069 11.4194 0.9820
16.000 32.276 14.7815 1.2712

More Related Content

Similar to fdokumen.com_materi-perkerasan-jalan-raya.ppt

Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendungironsand2009
 
hidrolika saluran terbuka untuk drainase perkotaan
hidrolika saluran terbuka untuk drainase perkotaanhidrolika saluran terbuka untuk drainase perkotaan
hidrolika saluran terbuka untuk drainase perkotaanwong949618676
 
AliranSeragam rekayasa irigasi lingkungan_2.pdf
AliranSeragam rekayasa irigasi lingkungan_2.pdfAliranSeragam rekayasa irigasi lingkungan_2.pdf
AliranSeragam rekayasa irigasi lingkungan_2.pdfArvinJunior
 
5 kuliah-rangka-batang-dasar2-statika-2009-compatibility-mode
5 kuliah-rangka-batang-dasar2-statika-2009-compatibility-mode5 kuliah-rangka-batang-dasar2-statika-2009-compatibility-mode
5 kuliah-rangka-batang-dasar2-statika-2009-compatibility-modeMaman Asep
 
Penyaliran Tambang
Penyaliran TambangPenyaliran Tambang
Penyaliran Tambangheny novi
 
PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR STTST copy.ppt
PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR STTST copy.pptPERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR STTST copy.ppt
PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR STTST copy.pptdarmadi27
 
sondir bbm batu licin kalsel 2009
sondir bbm batu licin kalsel 2009sondir bbm batu licin kalsel 2009
sondir bbm batu licin kalsel 2009Albino Vilanova
 
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)afifsalim
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMarfizal Marfizal
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) NitaMewaKameliaSiman
 
jurnal bendungan ok
jurnal bendungan okjurnal bendungan ok
jurnal bendungan okalam luas
 
Jemb. baja
Jemb. bajaJemb. baja
Jemb. bajamargiono
 
137505049 56203026-stripping-ratio
137505049 56203026-stripping-ratio137505049 56203026-stripping-ratio
137505049 56203026-stripping-ratioSylvester Saragih
 

Similar to fdokumen.com_materi-perkerasan-jalan-raya.ppt (20)

Perencanaan bendung
Perencanaan bendungPerencanaan bendung
Perencanaan bendung
 
hidrolika saluran terbuka untuk drainase perkotaan
hidrolika saluran terbuka untuk drainase perkotaanhidrolika saluran terbuka untuk drainase perkotaan
hidrolika saluran terbuka untuk drainase perkotaan
 
AliranSeragam rekayasa irigasi lingkungan_2.pdf
AliranSeragam rekayasa irigasi lingkungan_2.pdfAliranSeragam rekayasa irigasi lingkungan_2.pdf
AliranSeragam rekayasa irigasi lingkungan_2.pdf
 
5 kuliah-rangka-batang-dasar2-statika-2009-compatibility-mode
5 kuliah-rangka-batang-dasar2-statika-2009-compatibility-mode5 kuliah-rangka-batang-dasar2-statika-2009-compatibility-mode
5 kuliah-rangka-batang-dasar2-statika-2009-compatibility-mode
 
Penyaliran Tambang
Penyaliran TambangPenyaliran Tambang
Penyaliran Tambang
 
pondasix DALAM.pptx
pondasix DALAM.pptxpondasix DALAM.pptx
pondasix DALAM.pptx
 
pondasi DALAM.pptx
pondasi DALAM.pptxpondasi DALAM.pptx
pondasi DALAM.pptx
 
PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR STTST copy.ppt
PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR STTST copy.pptPERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR STTST copy.ppt
PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN LENTUR STTST copy.ppt
 
sondir bbm batu licin kalsel 2009
sondir bbm batu licin kalsel 2009sondir bbm batu licin kalsel 2009
sondir bbm batu licin kalsel 2009
 
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)
IRIGASI DAN BANGUNAN AIR (TUGAS S1 TEKNIK SIPIL UNTAG SEMARANG, MAT KUL : IRBA2)
 
Stabilitas lereng
Stabilitas lerengStabilitas lereng
Stabilitas lereng
 
Stabilitas lereng
Stabilitas lerengStabilitas lereng
Stabilitas lereng
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
 
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja) Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
Pembebanan jembatan rangka (revisi profil baja)
 
2124 3757-1-sm
2124 3757-1-sm2124 3757-1-sm
2124 3757-1-sm
 
jurnal bendungan ok
jurnal bendungan okjurnal bendungan ok
jurnal bendungan ok
 
Rekayasa pondasi i haridan
Rekayasa pondasi i haridanRekayasa pondasi i haridan
Rekayasa pondasi i haridan
 
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
Tugas Perencanaan Pelabuhan Kelompok 2
 
Jemb. baja
Jemb. bajaJemb. baja
Jemb. baja
 
137505049 56203026-stripping-ratio
137505049 56203026-stripping-ratio137505049 56203026-stripping-ratio
137505049 56203026-stripping-ratio
 

Recently uploaded

perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxMas PauLs
 
Materi Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptx
Materi Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptxMateri Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptx
Materi Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptxRezaWahyuni6
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxWulanEnggarAnaskaPut
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfssuser29a952
 
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptputrisari631
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptxErikaPutriJayantini
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANGilangNandiaputri1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
NOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptx
NOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptxNOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptx
NOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptxNURULATIQAHBINTIABDG
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptParulianGultom2
 
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...walidumar
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxcupulin
 
MATERI TENTANG SUMBER ENERGI KELAS 4 TEMA 2 K13
MATERI TENTANG SUMBER ENERGI KELAS 4 TEMA 2 K13MATERI TENTANG SUMBER ENERGI KELAS 4 TEMA 2 K13
MATERI TENTANG SUMBER ENERGI KELAS 4 TEMA 2 K13ZulfiWahyudiAsyhaer1
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...Kanaidi ken
 
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkungPenyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkungSemediGiri2
 

Recently uploaded (20)

perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptxperwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
perwalian IKLIM SEKOLAH AMAN Mencegah Intoleransi.pptx
 
Materi Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptx
Materi Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptxMateri Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptx
Materi Pertemuan 3 Bagian 2Materi Pertemuan 3 Bagian 2.pptx
 
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
 
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
443016507-Sediaan-obat-PHYCOPHYTA-MYOPHYTA-dan-MYCOPHYTA-pptx.pptx
 
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEANIPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
IPS - karakteristik geografis, sosial, budaya, dan ekonomi di ASEAN
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
NOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptx
NOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptxNOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptx
NOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptx
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
 
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
 
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptxAKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
 
MATERI TENTANG SUMBER ENERGI KELAS 4 TEMA 2 K13
MATERI TENTANG SUMBER ENERGI KELAS 4 TEMA 2 K13MATERI TENTANG SUMBER ENERGI KELAS 4 TEMA 2 K13
MATERI TENTANG SUMBER ENERGI KELAS 4 TEMA 2 K13
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar IPAS Kelas 4 Fase B Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
 
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkungPenyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
Penyuluhan_pHIV_AIDS (1).ppt pada tahun 2024 di klungkung
 

fdokumen.com_materi-perkerasan-jalan-raya.ppt

  • 1. SEJARAH PERKERASAN JALAN 1. SEBELUM MENGENAL HEWAN SEBAGAI ALAT ANGKUTAN 2. SETELAH MENGENAL HEWAN SEBAGAI ALAT ANGKUTAN Manusia sudah mengenal konstruksi jalan. * Bentuk jalan bertangga – tangga sudah dibuat lebih mendatar. * Batu – batu yang ditempatkan jarang – jarang ditempat yang jelek sudah dibuat lebih kerap. 3. SETELAH MENGENAL KENDARAAN BERODA
  • 2. KONSTRUKSI 1. Jalan Tanah : adalah jalan yang bahan perkerasannya tanah, yang didapat dari meratakan muka tanah, apakah itu diperlukan penggalian atau timbunan. Timbunan : Jalur LL Sal. Pembuang Antara 10 – 20 m Tanggul
  • 3. Galian : 2. Jalan Kerikil a. Jalur LL Muka Tanah Berm Batu Kerikil 4 – 6 cm
  • 4. Berm Batu Kerikil Batu pinggir batu kali 10/15 3. Jalan Batu Pecah a.
  • 5. 4. JALAN SISTEM TELFORD Bahan dasar untuk lapisan cengkam yang dipakai adalah batu kali Pasir Kasar Batu Pecah 6/7 Batu Kerikil (Permulaan) Batu Pinggir Batu Kali / Pecah b. 4 – 8 cm Pasir Aspal → lap. aus Batu Kali 5 / 7 Batu Kali 15 / 20 – 25 / 30 Pasir Urug 10 – 20 cm P Prinsip : Desak mendesak Batu Pinggir Batu Kali 10 / 15 – 15 / 25
  • 6. 5. JALAN SISTEM MAC. ADAM Batu Pecah Prinsip : Tumpang Tindih 5. JALAN PENETRASI 2 / 3 15 / 20 Pasir Urug 3 / 5
  • 7. 7. JALAN BUTAS Aspal Beton 15 / 20 Pasir Urug 8. JALAN ASPAL BETON 15 / 20 Pasir Urug Aspal Beton Aspal Lama 5 / 7
  • 8. Pembuatan Jalan :  Jalan Baru  Peningkatan Jalan / Highway Betterment Konstruksi saat ini yang banyak kita pakai dengan urutan sebagai berikut : 1. Badan Jalan 2. Sub. Base Course 3. Base Course 4. a. Asphalt Concrete b. TBST Pekerjaan yang akan kita kerjakan : 1. REKONSTRUKSI Melaksanakan kons. yang dikehendaki, adakalanya dari Embankment atau hanya dari Sub Grade Preparation saja.
  • 9. 2. RE-SURFACE: Pekerjaan penambahan sub base saja, baik lebar maupun tebalnya. 3. OVERLAY : Pada umumnya kita menambah lapisan aspal ( AC ) langsung diatas aspal/ jalan lama. Ilmu tentang konstruksi jalan raya dapat dibedakan menjadi 3 bagian : 1. Perhitungan tebal perkerasan 2. Konstruksi perkerasan 3. Perencanaan geometrik Perkembangan cara perhitungan tebal perkerasan dapat dibagi 3 bagian : 1. Menitik beratkan pada pengalaman dilapangan 2. Menitik beratkan pada teori dan analisa 3. Mengembangkan rumus teoritis tsb. Dengan percobaan – percobaan yang intensif di lab.
  • 10. RUMUS EMPIRIS : 1. Berdasarkan Klas Jalan dan Keadaan Tanah Dasar h = k1 . P dimana : h = tebal perkerasan ( cm ) P = klas jalan ( ton ) ( ESAL ) k1= suatu koeffisien ( cm/ton ) tergantung tanah dasarnya. Tabel 1. Klas Jalan di Indonesia yang Masih Berlaku No. Klas Jalan Tek. Gandar Tunggal 1. 2. 3. 4. 5. 6. Klas I Klas II Klas III Klas IIIa Klas IV Klas VI 7 ton 5 ton 3,5 ton 2,75 ton 2 ton 1,5 ton
  • 11. Tabel 2. Nilai Koefisien k No. Koef.Tanah Dasar Jenis Tanah Dasar Nilai k1 1 Tanah Bagus * Tanah Pasir Berkerikil 2,5 (cm/ton) * Tanah Pasir Berbatu 2 Tanah Baik * Tanah Pasir 5 (cm/ton) 3 Tanah Sedang * Tanah Liat/ Silt 7,5 (cm/ton) 4 Tanah Jelek * Tanah Liat Mengandung Organik 10 (cm/ton) Contoh : Hitung tebal perkerasan jalan kelas I di tanah baik. h = k1 . P = 5 x 7 = 35 cm.
  • 12. 2. Berdasarkan Jumlah Tonase Kendaraan yang Lewat dan Keadaan Tanah Dasar. h = k2. ∑P dimana : h = tebal perkerasan ( cm ) ∑P = P1 + P2 + P3 + ...... = jumlah tonase kend. Yg lewat. k2 = suatu koef. ( cm/ 100 ton ) Tabel 3. Nilai k2 dan Tebal Minimum No . Klasifikasi Tanah Dasar Nilai k2 Tebal Minimum Perkerasan 1. 2. 3. 4. Bagus Baik Sedang Jelek 1 cm/100 t 2,5 cm/100 t 3 cm/100 t 4 cm/100 t 10 cm 20 cm 30 cm 40 cm
  • 13. PERHITUNGAN TEBAL PERKERASAN DENGAN METHODE TANPA BAHAN PENGIKAT ( UNBOUND METHODE ) σα = (σtnh ) σα = tek.dari atas akibat muatan kend. σtnh = Daya dukung tanah dasar yang diijinkan. Pada konstruksi perkerasan yang konvensional ada 3 lapisan : 1. Lapisan teratas ( surface ) dibuat dari beton aspal ( AC ) 2. Lapisan tengah ( base ) dibuat dari batu pecah kualitas baik. 3. Lapisan bawah ( sub base ) dibuat dari batu pecah kualitas sedang atau
  • 14. P W = ½ P t r = h h 45o h = tebal perkerasan P = tekanan gandar ( statis ) maksimum W = ½ P = tekanan roda statis t = kekuatan tanah dasar  = koef. Keamanan untuk kejut dan untuk getaran karena lalu lintas. P dinamis = .P  = 1,25 – 4 ( tergantung lalu lintasnya)
  • 15. HUKUM KESEIMBANGAN : Gaya muatan atas karena W harus sama dengan gaya dukung dari tanah dasar karena t. W = luas daerah tekanan x t ½ P =  r2 x t =  . h2 . t jadi : h = ( statis )......1. h = ( dinamis ) ........ 1a t P  . 2 t P    . 2 .
  • 16. Hubungan antara CBR, E ( modulus Elastisitas ) dari tanah dan t. Rumus umum : t =  . E Menurut Yeuffroy’s,  = 0,008 Menurut Heukolom, E = ± 110 CBR ( % ) Menurut Darmon, E = ± 100 CBR ( % ) Untuk tanah diambil E = 100 CBR Sehingga didapat : t =  . E = 0,008 x 100 CBR t = 0,8 CBR Harga t ini dimasukkan ke rumus 1a : h = = = SISTIM CBR t P    . . 2 . CBR P 8 , 0 . 2 .   CBR P . . 6 , 1 .  
  • 17. Harga koef. Kejut menurut Asphalt Institute : a = 4 : lalu lintas sangat padat b = 3,085 : lalu lintas padat c = 2,170 : lalu lintas sedang d = 1,25 : lalu lintas jarang Bila koef. Tersebut dimasukkan rumus 1a, maka : Ha = 28 ; Hc = 20 ; Hb = 25 ; Hd = 16 ; CBR P CBR P CBR P CBR P
  • 18. Jalan lingkar selatan direncanakan untuk jalan klas II dengan muatan gandar maksimum 14,0 ton dengan lalu lintas padat. CBR tanah liat / pasir laut yang dipadatkan untuk tanah dasar diambil 5 %. H = 25 = 25 = 41,8  42 cm CONTOH SOAL CBR P 5 14 4 Surface (Stabilitas Marshall  1500) 8 Binder (Stabilitas Marshall  800) 20 Base CBR 80 % 10 Sub. Base CBR 20 % Gambar Rencana Konstruksi :
  • 19. Menurut Kerkhoven dan Darmon : * Pada muatan titik tidak berulang : t =  . E * Pada muatan titik berulang n kali : t = Bila dimasukkan ke rumus 1 : h = Akibat muatan berulang : h = h = .........1b n E log 7 , 0 1 .   FAKTOR LALU LINTAS t P  . 2 n E P log 7 , 0 1 . 2    E P n . 2 ) log 7 , 0 1 (  
  • 20. dari 1a: h = h = Dari 1a dan 1b dapat dibandingkan bahwa :  = 1 + 0,7 log n lalu : t =  . E = 0,008 . E = 0,8 CBR dimasukkan ke rumus 1b : h = h = t P    . 2 . E P . . 2 .    CBR P n . 8 , 0 . 2 ) log 7 , 0 1 (   CBR n P ) log 7 , 0 1 ( 14 
  • 21. P = Pmaks., kalau dijadikan Po ( tonase klas jalan ), maka : P = 2Po → h = 14 h = 20 CBR n Po ) log 7 , 0 1 ( 2  CBR n Po ) log 7 , 0 1 (  Bila dicocokkan dengan nilai  yang dulu :  = 1 + 0,7 log n No. Kod e Klasifikasi Lalu lintas Nilai n maks.  yg sekarang (=1+0,7log n )  yang dulu a b c d LL sangat Padat LL padat LL sedang LL jarang 10.000 1.000 100 10 3,8 3,1 2,4 1,7 4 3,085 2,170 1,25
  • 22. Menghitung Tebal Lapisan – Lapisan D1, D2, D3 htd = tinggi konst. Sampai sub grade htd = tinggi konst. Sampai sub base htd = tinggi konst. Sampai base Rumus – Rumus : a. hb = D1 = b. hsb = D2 = c. htd = D3 = CBRbase n Po ) log 7 , 0 1 ( 20  CBRsubbase n Po ) log 7 , 0 1 ( 20  e CBRsubgrad n Po ) log 7 , 0 1 ( 20 
  • 23. Bila faktor – faktor regional diperhitungkan, maka faktor LL ( n ) diganti dengan no, dimana : no =  .  . n  = faktor keadaan drainase setempat  = faktor curah hujan setempat n = LL ekivalen rencana no = LL ekivalen yang diperhitungkan.
  • 24. Nilai Ekivalen Tebal Lapisan ( a ) RUMUS ANALITIS DENGAN BAHAN PENGIKAT ( BOUND METHOD ) 45 o I II D1 D2 D3 Jadi sesungguhnya, h = D1 tg α1 + D2 tg α2 + D3 tg α3 Bila h = heq, maka : tg α1 = a1 tg α2 = a2 tg α3 = a3 Sehingga : heq = a1D1 + a2D2 + a3D3 heq = CBR n Po ) log 7 , 0 1 ( 20 
  • 25. Beberapa Contoh Kombinasi Konstruksi : a. Kombinasi : - D1 = Surface dari aspal beton klas A - D2 = Base dari batu pecah dengan CBR  80 - D3 = Sub base dari sirtu dengan CBR  30 Rumus : heq = 2 D1 + D2 + 0,75 D3 b. Kombinasi : - D1 = Surface dari aspal beton klas B - D2 = Base dari batu pecah dengan CBR  80 - D3 = Sub base dari sirtu dengan CBR  30 Rumus : heq = 1,5 D1 + D2 = 0,75 D3 c. Kombinasi : - D1 = Surface dari aspal beton klas C - D2 = Base dari batu pecah dengan CBR  80 - D3 = Sub base dari sirtu dengan CBR  30 Rumus : heq = D1 + D2 + 0,75 D3
  • 26. Lamanya air tertahan didalam konstruksi perkerasan/ tanah dasar sangat dipengaruhi : a. Keadaan drainase. b. Lamanya atau banyaknya curah hujan didaerah tsb. c. Sifat tanah menahan air. Rumus umum : heq = no = u.  .  . n heq = FAKTOR REGIONAL CBR n Po ) log 7 , 0 1 ( 20  CBR n u Po ) . . . log 7 , 0 1 ( 20   
  • 27. heq = a1D1 + a2D2 + a3D3 dimana : no = LL ekivalen yang diperhitungkan u = UR ( tahun )  = faktor keadaan drainase lingkungan  = faktor curah hujan dan P.I bahan/ tanah dasar n = LL ekivalen yang direncanakan No. Klasifikasi Air Tanah Jenis Tanah  1. 2. 3. 4. Bagus Baik Sedang Jelek Dalam Dalam Tinggi Tinggi Berbutir kasar Berbutir halus Berbutir kasar Berbutir halus 1,0 – 1,5 1,5 – 2,5 2,5 – 3,5 3,5 – 5,0 Tabel 4. Faktor Drainase (  )
  • 28. Tabel 5. Faktor Curah Hujan ( ) No. PI  10 PI = 10 - 20 PI = 20 - 30 1. 2. 3. Jarang Sedang Banyak =1,25-1,75 =1,75-2,50 =2,50-4,00 =2,00-2,50 =2,50-4,00 =4,00-7,00 =2,50-3,00 =3,00-6,00 =6,00-12,5 Tabel 6. Faktor Lalu Lintas No. Klasifikasi Kepadatan LL LER ( n ) D1+D2 min ( cm ) D1 min ( cm ) 1 2 3 4 Sangat Padat Padat Sedang Jarang > 1000 100– 1.000 10 – 100 1 - 10 25 20 15 12,5 9 -10 7 – 8 7 – 8 4 – 5 Jenis Tanah Curah Hujan
  • 29. MACAM – MACAM PERKERASAN 1. Flexible Pavement 2. Rigid Pavement 3. Composite Pavement 1. FLEXIBLE PAVEMENT Bahan perkerasan terdiri dari : Bahan ikat ( aspal ), batu. Umumnya terdiri dari 3 lapis atau lebih. TEBAL PERKERASAN BASE COARSE SUB BASE COARSE SURFACE COARSE SUB GRADE P TON
  • 30. 2. RIGID PAVEMENT Bahan perkerasan terdiri dari : Bahan ikat ( PC ), batu. Base Coarse Tebal Slab Beton Joint Joint Sub Grade 3. COMPOSITE PAVEMENT Merupakan kombinasi antara Rigid dan Flexible Pavement. Flexible Rigid
  • 31. Perencanaan Perkerasan, Meliputi : a. Structural Pavement Design Yaitu menentukan tebal dari pavement dan komponennya. Misal : Tebal flexible pavement dan perinciannya untuk ketebalan surface, base dan sub base. b. Paving Mixture Design Yaitu menentukan jenis dan kualitas bahan yang digunakan beserta bagian-bagiannya. Misal : kualitas beton, perbandingan campuran antara semen, pasir dan kerikil.
  • 32. ASPAL Macam-macam aspal : a. Aspal alam, terdapat di alam, misalnya : - Lake Asphalt : Trinidad, Bermuda - Rock Asphalt : P. Buton b. Aspal Buatan, diperoleh dari distilasi minyak tanah mentah. Ada 2 macam : * Aspal keras ( asphalt cement – AC ) * Aspal cair ( cutback asphalt ) termasuk juga aspal emulsi. ASPAL KERAS ( AC ) Ada beberapa jenis aspal keras, missal : AC.40-50; AC.50-60; AC.60-80 dll. BAHAN PERKERASAN
  • 33. Syarat umum AC : * AC berasal dari hasil minyak bumi * Kadar parafin dalam aspal tidak melebihi 2 % * Tidak mengandung air dan tidak berbusa jika dipanaskan sampai 175o C. ASPAL CAIR Dibuat dengan mencampur AC dan hasil penyulingan minyak mentah. AC + gasoline → RC AC + kerosen → MC AC + diesel oil → SC
  • 34. 2. BATU PECAH ( AGREGATE ) Terdiri atas agregat alam maupun buatAgregat dapat dinyatakan dengan mengukur  butiran. Untuk mengetahui  butiran, dikenal beberapa ukuran saringan :  1 ¼” no.8 – 2,36 mm no.80 – 0,177 mm  1” no.10 – 2,00 mm no.100 – 0,150 mm  ¾” no.30 – 0,60 mm no.120 – 0,120 mm  ½” no.40 – 0,42 mm no.140 – 0,105 mm no. 4 – 4,76 mm no.60 – 0,25 mm no.200 – 0,074 mm Macam – macam agregat berdasarkan ukuran butirannya : * Agregat Kasar, butiran yang tinggal diatas  4. * Agregat Halus, butiran yang terletak  4 -  200 * Agregat Pengisi, butiran yang lolos  200. Pada pekerjaan jalan, penggunaan agregat biasanya ditunjukkan dengan menuliskan gradasi dari agregat yang akan digunakan. Contoh : agregat untuk base coarse dituliskan gradasinya sbb : Saringan 1 ½ “ 1 “ ½ “ No. 4 No. 200 % butiran lolos 100 75 - 95 35 - 65 30 - 40 0 - 7
  • 35. Contoh pencampuran beberapa agregat dengan gradasi yang berbeda sebagai berikut : * Agregat A dan B dengan gradasi yang berbeda harus dicampur sehingga mendapatkan campuran yang memenuhi limit spesifikasi C. % Lolos  A B C 2” 1 ½ “ ¾ “ no.4 no.10 no.200 100 100 65 25 15 3 100 95 85 50 40 7 100 90 –100 65 – 80 30 – 40 20 – 35 0 – 5
  • 36. Penyelesaian : 1. Gradasi agregat A digambarkan pada sisi kiri. 2. Gradasi agregat B digambarkan pada sisi kanan. 3. Titik pada gradasi A dan B yang mempunyai  butiran/ ayakan yg sama saling dihubungkan. 4. Gambarkan pada garis – garis hubung tersebut batas – batas gradasi agregat C untuk nomor ayakan yang sama. 5. Tentukan daerah/ garis yang masuk dalam batasan tersebut dan dengan demikian akan didapat perbandingan campuran A dan B yang memenuhi gradasi agregat C. Analisa Saringan untuk 3 Fraksi % Saringan No. ¾” 3/8” No.4 No.8 No.30 No.50 No.200 L O Limit Spesifikasi 100/95 85/65 70/45 55/ 30 30/15 20/10 10/4 L Agg. Fraksi I 95 40 10 2.4 1.0 0.7 0.4 O Agg. Fraksi II 98 95 70 30 10 5 3 S Agg. Fraksi III 100 96 90 80 35 25 10
  • 37.
  • 38. Saringan No. ¾” 3/8” No.4 No.8 No.30 No.50 No.200 Spesifikasi Ideal 97.5 75 57.5 42.5 22.5 15 7 Agg. Fraksi I ( 36 % ) 34.2 14.4 3.6 0.9 0.4 0.3 0.1 Agg. Fraksi II ( 26 % ) 25.5 24.7 18.2 7.8 2.6 1.3 0.8 Agg. Fraksi III ( 38 % ) 38 36.5 34.2 30.4 13.3 9.5 3.8
  • 39.
  • 40. Saringan No. ¾” 3/8” No.4 No.8 No.30 No.50 No.200 Agg. Fraksi I ( 22,6 ) 21.5 9.0 2.3 0.5 0.2 0.2 0.1 Agg. Fraksi II ( 16,4 ) 16.0 15.6 11.5 4.9 1.6 0.8 0.5 Agg. Fraksi III ( 61 % ) 61 58.6 54.9 48.8 21.4 15.3 6.1 Limit Spesifikasi 100/95 85/65 70/45 55/ 30 30/15 20/10 10/4 Campuran 98.5 83.2 68.7 54.2 23.2 16.3 6.7
  • 41. 1. Rencanakan : Tebal perkerasan untuk jalan 2 jalur 2 arah, data lalu lintas tahun 2005 seperti dibawah ini, dengan umur rencana : a. 10 tahun b. 15 tahun. 2. Data – Data : * Kendaraan ringan 2 ton ( 1 + 1 ) = 3500 kend. * Bus 8 ton ( 3 + 5 ) = 1750 kend. * Truk 2 as 13 ton ( 5 + 8 ) = 450 kend. * Truk 3 as 20 ton ( 6 + 7.7 ) = 120 kend. * Truk 5 as 30 ton ( 6 + 7.7 + 5 + 5 ) = 80 kend. LHR2005 = 5.900 kend/hr/2 jalur Jalan akan dibuka tahun 2008 ( awal umur rencana ) dengan i = 4 %, perkembangan lalu lintas ( i ) = untuk 10 th = 6% dan untuk 15 th = 5%. CBR tanah dasar = 3,4 % ; IP = 2,0 ; FR = 1,0 Bahan – Bahan Perkerasan : → Asbuton ( MS. 744 ) → Batu Pecah ( CBR 100 ) → Sirtu ( CBR 60 LALU LINTAS TINGGI
  • 42. 3. Penyelesaian : LHR pada tahun 2008 ( awal UR ) dengan rumus ( 1 + i )n * Kend. Ringan 2 t = 3937 kend. * Bus 8 t = 1968 kend. * Truk 2 as 13 t = 506 kend. * Truk 3 as 20 t = 135 kend. * Truk 5 as 30 t = 90 kend. LHR pada tahun ke 10 * Kend. Ringan 2 t = 7051 kend. * Bus 8 t = 3525 kend. * Truk 2 as 13 t = 906 kend. * Truk 3 as 20 t = 241 kend. * Truk 5 as 30 t = 161 kend. LHR pada tahun ke 15 * Kend. Ringan 2 t = 8185 kend. * Bus 8 t = 4091 kend. * Truk 2 as 13 t = 1052 kend. * Truk 3 as 20 t = 282 kend. * Truk 5 as 30 t = 187 kend.
  • 43. Setelah dihitung, angka ekivalen ( E ) masing-masing kend. sbb : * Kend. Ringan 2 t = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004 * Bus 8 t = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593 * Truk 2 as 13 t = 0,1410 + 0,9238 = 1,0648 * Truk 3 as 20 t = 0,2923 + 0,7452 = 1,0375 * Truk 5 as 30 t = 1,0375 + 2 (0,1410) = 1,3195 MENGHITUNG LEP : * Kend. Ringan 2 t = 0,50 x 3937 x 0,0004 = 0,7874 * Bus 8 t = 0,50 x 1968 x 0,1593 = 156,75 * Truk 2 as 13 t = 0,50 x 506 x 1,0648 = 268,39 * Truk 3 as 20 t = 0,50 x 135 x 1,0375 = 70,03 * Truk 5 as 30 t = 0,50 x 90 x 1,3195 = 59,38 LEP = 556,34
  • 44. MENGHITUNG LEA 10 TAHUN : * Kend. Ringan 2 t = 0,50 x 7051 x 0,0004 = 1,4102 * Bus 8 t = 0,50 x 3525 x 0,1593 = 280,77 * Truk 2 as 13 t = 0,50 x 906 x 1,0648 = 482,35 * Truk 3 as 20 t = 0,50 x 241 x 1,0375 = 125,02 * Truk 5 as 30 t = 0,50 x 161 x 1,3195 = 106,22 LEA10 = 995,77 MENGHITUNG LEA 15 TAHUN : * Kend. Ringan 2 t = 0,50 x 8185 x 0,0004 = 1,637 * Bus 8 t = 0,50 x 4091 x 0,1593 = 325,85 * Truk 2 as 13 t = 0,50 x 1052 x 1,0648 = 560,08 * Truk 3 as 20 t = 0,50 x 280 x 1,0375 = 145,25 * Truk 5 as 30 t = 0,50 x 187 x 1,3195 = 123,37 LEA15 = 1156,19
  • 45. MENGHITUNG LET : LET10 = ½ ( LEP + LEA10 ) = ½ ( 556,34 + 995,77 ) = 776,06 LET15 = ½ ( LEP + LEA15 ) = ½ ( 556,34 + 1156,19 ) = 1284,41 MENGHITUUNG LER : LER10 = LET10 x UR/10 = 776,06 x 10/10 = 776,06 LER15 = LET15 x UR/15 = 1284,41 x 15/10 = 1926,62 MENCARI ITP : CBR tanah dasar = 3,4 % ; DDT = 4 ; IP = 2,0 : FR = 1,0 LER10 = 776,06 → ITP10 = 10 ( IP0 = 3,9 – 3,5 ) LER15 = 1926,62 → ITP15 = 11 ( IP0 = 3,9 – 3,5 )
  • 46. MENETAPKAN TEBAL PERKERASAN * UR = 10 TAHUN ITP = a1D1 + a2D2 + a3D3 10 = 0,35D1 + 0,14. 20 + 0,12. 10 10 = 0,35D1 + 4 D1 = 17,14  17,5 cm * UR = 15 TAHUN ITP = a1D1 + a2D2 + a3D3 11 = 0,35D1 + 0,14. 20 + 0,12. 10 11 = 0,35D1 + 4 D1 = 20 cm
  • 47. 1. Rencanakan : Tebal perkerasan untuk jalan 2 jalur, data-data lalu lintas tahun 2005 seperti dibawah ini, dan umur rencana : ( 5 + 5 ) Jalan dibuka tahun 2008 ( i selama pelaksanaan = 3,2 % per tahun ) FR = 1,0 dan data CBR tanah dasar = 3,4 %. 2. Data – Data Lalu Lintas : * Kendaraan ringan 2 ton ( 1 + 1 ) = 4785 * Bus 8 ton ( 3 + 5 ) = 2580 * Truk 2 as 13 ton ( 5 + 8 ) = 1875 * Truk 3 as 20 ton ( 6 + 7.7 ) = 925 * Truk 5 as 30 ton ( 6 + 7.7 + 5 + 5 ) = 70 LHR 2005 = 10.235 kend/hr/2 jurusan Perkembangan Lalu Lintas ( i ) = 3,8 % Bahan – Bahan Perkerasan : * Laston ( MS.590 ) * Batu Pecah Klas A * Sirtu Klas B PERENCANAAN KONSTRUKSI BERTAHAP
  • 48. * PENYELESAIAN : LHR pada tahun 2008 ( awal umur rencana ) : i = 3,2 % Rumus : LHR ( 1 + i ) n * Kendaraan ringan 2 ton ( 1 + 1 ) = 5259,2 * Bus 8 ton ( 3 + 5 ) = 2835,6 * Truk 2 as 13 ton ( 5 + 8 ) = 2060,8 * Truk 3 as 20 ton ( 6 + 7.7 ) = 1016,6 * Truk 5 as 30 ton ( 6 + 7.7 + 5 + 5 ) = 76,9 LHR pada tahun ke 5, 10 ( Akhir Umur Rencana ) : i = 3,8 % 5 tahun 10 tahun * Kendaraan ringan 2 ton = 6337,3 7636,9 * Bus 8 ton = 3417,0 4117,4 * Truk 2 as 13 ton = 2483,2 2992,3 * Truk 3 as 20 ton = 1225,0 1476,2 * Truk 5 as 30 ton = 92,7 111,7
  • 49. Angka Ekivalen ( E ) * Kendaraan ringan 2 ton = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004 * Bus 8 ton = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593 * Truk 2 as 13 ton = 0,1410 + 0,9238 = 1,0648 * Truk 3 as 20 ton = 0,2923 + 0,7452 = 1,0375 * Truk 5 as 30 ton = 1,0372 +2(0,1410) = 1,3195 Menghitung LEP : Rumus C x LHR x E * Kendaraan ringan 2 ton = 0,50 x 5259,2 x 0,0004 = 0,0518 * Bus 8 ton = 0,50 x 2835,6 x 0,1593 = 225,9 * Truk 2 as 13 ton = 0,50 x 2060,8 x 1,0648 = 1097,1 * Truk 3 as 20 ton = 0,50 x 1016,0 x 1,0375 = 527,4 * Truk 5 as 30 ton = 0,50 x 76,9 x 1,3195 = 50,8 LEP = 1901,25
  • 50. Menghitung LEA : Rumus C x LHR x E - 5 Tahun * Kendaraan ringan 2 ton = 0,50 x 6337,3 x 0,0004 = 1,2674 * Bus 8 ton = 0,50 x 3417,0 x 0,1593 = 272,16 * Truk 2 as 13 ton = 0,50 x 2483,2 x 1,0648 = 1322,1 * Truk 3 as 20 ton = 0,50 x 1225,0 x 1,0375 = 635,51 * Truk 5 as 30 ton = 0,50 x 92,7 x 1,3195 = 61,165 LEA5 = 2292,21 - 10 Tahun * Kendaraan ringan 2 ton = 0,50 x 5259,2 x 0,0004 = 0,0518 * Bus 8 ton = 0,50 x 2835,6 x 0,1593 = 225,9 * Truk 2 as 13 ton = 0,50 x 2060,8 x 1,0648 = 1097,1 * Truk 3 as 20 ton = 0,50 x 1016,0 x 1,0375 = 527,4 * Truk 5 as 30 ton = 0,50 x 76,9 x 1,3195 = 50,8 LEA10= 2762,12
  • 51. Menghitung LET LET5 = ½ ( LEP + LEA5 ) = ½ ( 1901,25 + 2292,21 ) = 2096,73 LET10 = ½ ( LEA5 + LEA10 ) = ½ ( 2292,21 + 2762,12 ) = 2527,17 Menghitung LER : LER5 = LET5 x UR/10 = 2096,73 x 5/10 = 1048,37 LER10 = LET10 x UR/10 = 2527,17 x 10/10 = 2527,17 Mencari ITP : CBR = 3,4 ; DDT = 4 ; IP = 2,0 ; FR = 1,0 ; IP0 = 3,9 – 3,5 1,67 LER5 =1750,78 ITP5 = 2,5 LER10 = 6317,93 ITP10 =
  • 52. Menetapkan Tebal Perkerasan : * UR = ( 5 + 5 ) tahun ITP5 = a1D1 + a2D2 + a3D3 = 0,35 D1 + 0,13 . 20 + 0,11 . 10 = 0,35 D1 + 3,7 0,35 D1 = D1 = ITP10 = a1D1 + a2D2 + a3D3 = 0,35 D1 + 0,13 . 20 + 0,11 . 10 = 0,35 D1 + 3,7 0,35 D1 = D1 =  Susunan Perkerasan 5 Tahun Laston MS 590 = Batu Pecah Klas A = 20 cm Sirtu Klas B = 10 cm  Susunan Perkerasan 10 Tahun Laston MS 590 = Batu Pecah Klas A = 20 cm Sirtu Klas B = 10 cm
  • 53. 1. Rencanakan Tebal lapisan tambahan lama 2 jalur, data lalu lintas tahun 2000 seperti di bawah ini, dan umur rencana adalah : a. 5 tahun b. 10 tahun Susunan perkerasan jalan lama : * Asbuton ( MS 744 ) = 10,5 cm * Batu Pecah ( CBR 100 ) = 20 cm * Sirtu ( CBR 50 ) = 10 cm Hasil penilaian kondisi jalan menunjukkan bahwa pada lapis permukaan Asbuton terlihat crack sedang, beberapa deformasi pada jalur roda akibat jumlah lalu lintas yang melebihi perkiraan semula. FR = 1,0 PELAPISAN TAMBAHAN
  • 54. 2. Data – data : * Kendaraan ringan 2 ton ( 1 + 1 ) = 2000 kendaraan * Bus 8 ton ( 3 + 5 ) = 600 kendaraan * Truk 2 as 13 ton ( 5 + 8 ) = 100 kendaraan * Truk 3 as 20 ton ( 6 + 7.7 ) = 60 kendaraan * Truk 5 as 30 ton ( 6 + 7.7 + 5 + 5 ) = 20 kendaraan LHR2000 = 2780 kend./ hari/ 2 jurusan * Perkembangan lalu lintas ( i ) : untuk 5 tahun = 8 % untuk 15 tahun= 6 % * Bahan lapis tambahan Asbuton ( MS 744 )
  • 55. 3. Penyelesaian LHR pada tahun ke 5, rumus ( 1 + i )n : * Kendaraan ringan 2 ton = 2938,6 kendaraan * Bus 8 ton = 881,6 kendaraan * Truk 2 as 13 ton = 146,9 kendaraan * Truk 3 as 20 ton = 88,2 kendaraan * Truk 5 as 30 ton = 29,4 kendaraan LHR pada tahun ke 15, ( akhir umur rencana ), rumus ( 1 + 1 )n : * Kendaraan ringan 2 ton = 4793,1 kendaraan * Bus 8 ton = 1437,9 kendaraan * Truk 2 as 13 ton = 239,7 kendaraan * Truk 3 as 20 ton = 143,8 kendaraan * Truk 5 as 30 ton = 47,9 kendaraan
  • 56. Setelah dihitung angka ekivalen ( E ) masing – masing kendaraan sebagai berikut : * Kendaraan ringan 2 ton ( 1 + 1 ) = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004 * Bus 8 ton ( 3 + 5 ) = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593 * Truk 2 as 13 ton ( 5 + 8 ) = 0,1410 + 0,9238 = 1,0648 * Truk 3 as 20 ton ( 6 + 7.7 ) = 0,2923 + 0,7452 = 1,0375 * Truk 5 as 30 ton ( 6 + 7.7 ) + 5 + 5 = 1,0375 + 2 (1,3195) = 1,3195 Menghitung LEP : * Kendaraan ringan 2 ton = 0,50 x 2000 x 0,0004 = 0,400 * Bus 8 ton = 0,50 x 600 x 0,1593 = 47,790 * Truk 2 as 13 ton = 0,50 x 100 x 1,0648 = 53,240 * Truk 3 as 20 ton = 0,50 x 60 x 1,0375 = 31,125 * Truk 5 as 30 ton = 0,50 x 20 x 1,3195 = 13,194 LEP = 145,759
  • 57. Menghitung LEA :  5 Tahun * Kendaraan ringan 2 ton = 0,50 x 2938,6 x 0,0004 = 0,588 * Bus 8 ton = 0,50 x 881,6 x 0,1593 = 70,219 * Truk 2 as 13 ton = 0,50 x 146,9 x 1,0648 = 78,210 * Truk 3 as 20 ton = 0,50 x 88,2 x 1,0375 = 45,754 * Truk 5 as 30 ton = 0,50 x 29,4 x 1,3195 = 19,395 LEA5 = 145,759  15 Tahun * Kendaraan ringan 2 ton = 0,50 x 4793,1 x 0,0004 = 0,959 * Bus 8 ton = 0,50 x 1437,9 x 0,1593 = 114,529 * Truk 2 as 13 ton = 0,50 x 239,7 x 1,0648 = 127,616 * Truk 3 as 20 ton = 0,50 x 143,8 x 1,0375 = 74,596 * Truk 5 as 30 ton = 0,50 x 47,9 x 1,3195 = 31,600 LEA15 = 349,300
  • 58. Menghitung LET : • LET5 = ½ ( LEP + LEA5 ) = ½ ( 145,749 + 214,166 ) = 180 • LET15 = ½ ( LEP + LEA15 ) = ½ ( 145,749 + 249,300 ) = 248 Menghitung LER : • LER5 = LET5 x UR / 10 = 180 x 5 / 10 = 90 • LER15 = LET15 x UR / 10 = 248 x 10 / 10 = 372 Mencari ITP : • CBR tanah dasar = 3,4 % ; DDT = 4 • IP = 2,0 • FR = 1,0 LER5 = 90 ITP5 = 7,1 ( IP0 = 3,9 – 3,5 ) LER15 = 372 ITP15 = 8,8 ( IP0 = 3,9 – 3,5 )
  • 59. Menetapkan tebal lapis tambahan :  Kekuatan tebal lapis tambahan : Asbuton ( MS 744 ) 10,5 cm = 60 % x 10,5 x 0,35 = 2,2 Batu Pecah ( CBR 100 ) 20 cm = 100 % x 20 x 0,14 = 2,8 Sirtu ( CBR 50 ) 10 cm = 100 % x 10 x 0,12 = 1,2 ITP ada = 6,2 UR = 5 tahun ITP = ITP5 - ITP ada = 7,1 – 6,2 = 0,9 0,9 = 0,35 . D1 D1 = 2,6 = 3 cm Asbuton ( MS 744 ) UR = 15 tahun ITP = ITP5 - ITP ada = 8,8 – 6,2 = 2,6 2,6 = 0,35 . D1 D1 = 7,4 ≈ 7,5 cm Asbuton ( MS 744 )
  • 60. Tabel 8.1 Nilai Kondisi Perkerasan Jalan 1. Lapis Permukaan • Umumnya tidak crack, hanya sedikit deformasi pada jalur roda. • Terlihat crack halus, sedikit deformasi pada jalur roda namun masih tetap stabil. • Crack sedang, beberapa deformasi pada jalur roda, pada dasarnya masih menunjukkan kestabilan. • Crack banyak, demikian juga deformasi pada jalur roda, menunjukkan gejala ketidakstabilan. 90 % - 100 % 70 % - 90 % 50 % - 70 % 30 % - 70 %
  • 61. 2. Lapis Pondasi a. Pondasi aspal beton atau penetrasi macadam • Umumnya tidak crack • Terlihat crack halus, namun masih stabil • Crack sedang, pada dasarnya masih menunjukkan kestabilan • Crack banyak, menunjukkan gejala ketidakstabilan b. Stabilisasi tanah dengan semen atau kapur : • Plastisitas Index ( PI ) ≤ 10 c. Pondasi makadam atau batu pecah : • Plastisitas Index ( PI ) ≤ 6 90 % - 100 % 70 % - 90 % 50 % - 70 % 30 % - 50 % 70 % - 100 % 60 % - 100 %
  • 62. 3. Lapis Pondasi Bawah • Plastisitas Index ( IP ) ≤ 6 • Plastisitas Index ( IP ) ≤ 10 90 % - 100 % 70 % - 100 %
  • 63. ANGKA EKIVALEN BEBAN SATU SUMBU ANGKA EKIVALEN Kg Lbs SUMBU TUNGGAL SUMBU GANDA 1000 2.025 0.0002 - 2000 4.409 0.0036 0.0003 3000 6.614 0.0183 0.0016 4000 8.818 0.0577 0.0050 5000 11.023 0.1410 0.0121 6000 13.228 0.2923 0.0251 7000 15.432 0.5415 0.0466 8000 17.637 0.9238 0.0794 8160 18.000 1.0000 0.0860 9000 19.841 1.4798 0.1273 10.000 22.046 2.2555 0.1940 11.000 24.251 3.3022 0.2840 12.000 26.455 4.6670 0.4022 13.000 28.660 6.4419 0.5540 14.000 30.864 8.6647 0.7452 15.000 33.069 11.4194 0.9820 16.000 32.276 14.7815 1.2712