Bioavailabilitas (ketersediaan hayati) ialah jumlah relatif (persentase) dari obat yang masuk ke sirkulasi sistemik sesudah pemberian obat dalam sediaan tertentu, serta kecepatan peningkatan kadar obat dalam sirkulasi sistemik. Sedangkan studi bioekivalensi dilakukan karena banyak produk obat yang dianggap ekivalen farmasetik tidak memberi efek terapetik yang sebanding pada penderita.
Menurut FI edisi III
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus dalam suatu cangkang kapsul keras dan lunak.
Menurut FI edisi IV
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras dan lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
Â
Absorpsi obat adaah peran yang terpenting untuk akhirnya menentukan efektifitas obat. Sebelum obat diabsorpsi,terlebih dahulu obat itu larut dalam cairan biologis. Kelarutan (serta cepat lambatnya melarut) menentukan banyaknya obat terabsorpsi.
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
Â
Aerosol Farmasetik adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif terapetik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan.
Bioavailabilitas (ketersediaan hayati) ialah jumlah relatif (persentase) dari obat yang masuk ke sirkulasi sistemik sesudah pemberian obat dalam sediaan tertentu, serta kecepatan peningkatan kadar obat dalam sirkulasi sistemik. Sedangkan studi bioekivalensi dilakukan karena banyak produk obat yang dianggap ekivalen farmasetik tidak memberi efek terapetik yang sebanding pada penderita.
Menurut FI edisi III
Kapsul adalah bentuk sediaan obat terbungkus dalam suatu cangkang kapsul keras dan lunak.
Menurut FI edisi IV
Kapsul adalah sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras dan lunak yang dapat larut. Cangkang umumnya terbuat dari gelatin, tetapi dapat juga dibuat dari pati atau bahan lain yang sesuai.
Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Abso...Surya Amal
Â
Absorpsi obat adaah peran yang terpenting untuk akhirnya menentukan efektifitas obat. Sebelum obat diabsorpsi,terlebih dahulu obat itu larut dalam cairan biologis. Kelarutan (serta cepat lambatnya melarut) menentukan banyaknya obat terabsorpsi.
BIOFARMASI SEDIAAN YANG DIBERIKAN MELALUI PARU : AEROSOLSurya Amal
Â
Aerosol Farmasetik adalah sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif terapetik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
4. Resep
ï‚— Resep adalah permintaan tertulis dari dokter kepada
apoteker pengelola apotik untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi penderita sesuai Undang Undang
yang berlaku.
ï‚— Menurut Permenkes No. 26/Menkes/Per/1/1981, resep
harus dirahasiakan dan disimpan di apotik selama 3 tahun.
ï‚— Yang berhak untuk menulis resep adalah dokter yang telah
memiliki Surat Izin Praktek.
ï‚— Untuk dokter Gigi diberi izin menulis resep segala macam
obat per oral, parental atau cara pemakaian lain khusus
untuk mengobati penyakit gigi dan mulut saja.
ï‚— Untuk Dokter Hewan hanya terbatas untuk mengobati
hewan.
5. Syarat Resep
ï‚— Ada nama Dr, Surat Izin Praktek, Alamat
Praktek.
ï‚— Tempat dan tanggal penulisan resep.
ï‚— Kata R Recipe Ambillah.
ï‚— Nama obat, Jumlah obat, Kekuatan sediaan.
ï‚— Macam sediaan yang harus dibuat.
ï‚— Signatura / aturan pakai.
ï‚— Paraf Dr / Tanda tangan Dr.
ï‚— Nama Pasien, Umur, Berat Badan, Alamat.
ï‚— Iter/ Tidak ada perintah lain
6. Resep Narkotika
ï‚— Ditulis tersendiri dan tidak boleh diulangi ( Ne Iter / NI ).
ï‚— Ditulis nama pasien, tidak boleh untuk pemakaian
sendiri ( Mihi Ipsi ).
ï‚— Alamat Pasien dan Signatura harus jelas, tidak boleh
sudah diketahui ( Usus Cognitus ).
ï‚— Harus Resep Asli ( Tidak boleh salinan resep ).
7. Pengolahan Resep
ï‚— Resep harus dirahasiakan dan disimpan menurut urutan
tanggal dan nomor penerimaan.
ï‚— Resep yang mengandung Narkotika harus dipisahkan dari
resep lain dan digaris merah di bawah nama obatnya.
ï‚— Resep yang telah disimpan selama 3 tahun dapat .
dimusnahkan.
ï‚— Pemusnahan Resep dapat dilakukan oleh farmasis
pengelola apotik bersama dengan petugas apotik dan
pihak berwenang.
ï‚— Pada saat pemusnahan Resep dengan mencantumkan hari
dan tanggal terawal dan terakhir dari resep dan berat resep
dalam Kg.
8. Resep yang bertanda ini harus
didahulukan pengerjannya.
Resep tidak boleh diulangi bila diberi
tanda ni (ne iteretur) atau resep yang
mengandung narkotika atau bahan
obat lain yang ditetapkan Men Kes.
Resep dapat diulangi bila terdapat tanda
iter/ iteretur (diulangi)
9. Bahasa Resep
Bahasa yang digunakan di dalam resep umumnya
adalah bahasa latin karena :
ï‚— Bahasa latin merupakan
ï‚— bahasa baku dimana pokok kalimatnya tidak berubah.
ï‚— dimengerti oleh ahli farmasi dan dokter di seluruh
dunia.
ï‚— merupakan bahasa exsact dan mempunyai arti
tertentu
ï‚— dan bisa mencegah pasien membaca resep dengan
mudah.
10. Dr. Siti Zuleha, SpA
SIP No : 678/DS/1995
Jl. Jend. Sudirman No. 23 Telp 0711-65297
Palembang
Palembang, 19 September 07
R/ Paracetamol syrup fls I
S t dd Cth I
R/ Aminofilin 0,100
Efedrin HCl 10 mg
Klorfeniramina maleat 3 mg
Lactosa 150 mg
M f pulv d t d No. XX
S t dd p I
Pro : Anton
Umur : 12 th
11. Keterangan :
R : Recipe / ambilah
M f : misce fac / campur buatlah
Pulv : pulveres / serbuk
No. : nomero/ sebanyak
D t d : da tales doses/ berikan sekian takaran
S t dd p I : signa ter di die pulveres unum /tandai
tiga kali sehari satu bungkus.
Cth : cochlear thea / sendok teh
Pro : untuk
Fls : fles/ botol
12. Penulisan bahan obat pada bagian
prescriptio ada tiga tipe :
ï‚— Berdasarkan Formula magistralis adalah formula yang
disusun oleh dokter penulis resep
ï‚— Berdasarkan Formula officinalis adalah formula/ obat
yang terdapat pada buku resmi. Seperti Formularium
Nasional, Farmakope, ISO Indonesia, CMN, FMN, dll
ï‚— Kombinasi dari dua formula diatas.
13. Jenis dan fungsi bahan yang terdapat pada
bagian Prescriptio/Formula medicae
1. Remedium Cardinale : bahan obat utama
2.Remedium adjuvans : bahan obat yang membantu
menambah khasiat bahan
obat utama.
3.Corrigens actions : bahan obat yang berguna
untuk memperbaiki atau
mencegah efek samping
bahan obat utama.
14. 4. Corrigens odoris, saporis, coloris dan solubilisasi :
bahan untuk memberikan bau, rasa, warna yang
menarik serta menambah kelarutan bahan utama
5. Constituen: bahan tambahan/ bahan pengisi yaitu
bahan yang bersifat inert secara farmakologis
15. Yang Berhak Meracik Obat
ï‚— Farmasis (apoteker)
ï‚— Dokter yang mendapat izin menyelenggarakan apotik
sendiri di daerah yang belum ada apotik.
ï‚— Ahli Farmasis muda/ madya di bawah pengawasan
seorang farmasis.
16. Salinan resep memuat semua keterangan
yang terdapat pada resep asli
ï‚— Nama dan alamat apotik
ï‚— Nama APA dan No SIPF, SIA
ï‚— Tanda tangan/paraf Farmasis Pengelola Apotik
ï‚— Tanda det (detur) untuk obat yang telah diserahkan
dan Ne det untuk obat yang belum di serahkan.
ï‚— Nomor resep dan tanggal pembuatan
17. Salinan Resep Hanya Diberikan
Kepada :
ï‚— Pasien
ï‚— Dokter penulis resep
ï‚— Badan yang menanggung biaya pengobatan
ï‚— Instansi/petugas berkepentingan
18. APOTIK NADYA
PENGELOLA : DRS. KURNIA, Apt
SIA No : 095/sumsel/1999
Jl. Jend. Veteran No. 123 Telp 0711-37299
Palembang
Dokter : Dr.Siti Zaleha,SpA
Pasien : Anton (12 th)
Tgl Resep : 19 September 07
No.Resep : 085
R/ Paracetamol syrup fls I
S t dd Cth I
Ne det
R/ Aminofilin 0,100
Efedrin HCl 10 mg
Klorfeniramina maleat 3 mg
Lactosa 150 mg
M f pulv d t d No. XX
S t dd p I
det
pro copie conform
Cap apotik
PARAF Drs. Kurnia, Apt
19. Singkatan2 Latin
ï‚— R/ = recipe = ambillah
ï‚— Simm = signa in manus medici=serahkan kepada dokter
ï‚— Mdspulv = misce da signa pulveres = campur dan buatlah
serbuk
ï‚— Dtd = da tales dosis = terbagi dalam dosis
ï‚— Da in caps. = da in capsullae = masukkan ke dalam kapsul
ï‚— Tdd = ter de die = 3 kali sehari
ï‚— Bdd = bis de die = 2 kali sehari
ï‚— Qdd = quartier/quinque de die = 4/5 kali sehari
ï‚— 1dd = unum de die = 1 kali sehari
ï‚— Ac = ante coenam = sebelum makan
ï‚— Dc = durante coenam = selama makan
ï‚— Pc = post coenam = sesudah makan
ï‚— Hs = hora somni = sebelum tidur
ï‚— PP= pro paupere=untuk si miskin
ï‚— Suc= signa usus cognitus=pakailah seperlunya
20. ï‚— Gtt = guttae = tetes
ï‚— Supp = suppositoria
ï‚— Sol = solutio
ï‚— Syr = syrup
ï‚— Inh =inhaler = obat semprot hidung
ï‚— Neb = nebulizer = obat sedot hidung
ï‚— Inj = injectio = injeksi
ï‚— Sue=signa usus externus=pakailah bagian luar dari badan
ï‚— Cream=cream
ï‚— Zalf=salep
ï‚— Pot=potio=obat kocok
ï‚— PCC=pro copy conform=sesuai dengan aslinya
ï‚— Iter=iteretur=diulang
ï‚— Dcf=da cum formula=berikan dengan formulanya
ï‚— Ad lib=ad libitum=diminum secukupnya
21. ï‚— Det = detur = sudah diberikan
ï‚— Nedet = nedetur = nedetur est = belum diberikan
ï‚— Pp = pro paupere = untuk di miskin
 S 0 – 1 – 0 = aturan pakai 1 kali sehari pada siang hari
 S 1 – 1 – 0 = aturan pakai 2 kali sehari pagi dan siang
hari
 S 0 – 0 – 1 = aturan pakai 1 kali sehari pada malam hari
22. Nama Obat
ï‚— Nama kimia :nama obat yang berdasar struktur
kimianya
ï‚— Nama generik : n
ï‚— ama obat menurut pemberian nama dari
INNïƒ international nonpropietary name dikeluarkan
oleh WHO.
ï‚— Nama paten ; nama obat yang berasal dari pabrik
yang menemukan obat tersebut
ï‚— Branded generic : obat generic yang dikeluarkan
oleh pabrik tertentu, diberi nama khas sesuai
dengan keinginan pabrik tersebut (propietary name).
23. Tanda-tanda Pada Resep
Cito (segera) Urgent (penting)
Statim (segera
sekali)
Pim=periculum in mora
(berbahaya bila ditunda)