SlideShare a Scribd company logo
FARMAKOGNOSI DASAR
Anatomi tumbuhan
EPIDERMIS
* Epidermis merupakan lapisan sel terluar pada daun, daun
bunga, buah dan biji serta pada batang dan akar sebelum
tumbuhan mengalami penebalan sekunder
* Ada yang berkembang menjadi sel rambut, sel penutup pada
stomata, serta sel lain
* Tediri dari satu lapisan sel, tetapi ada yang berlapis banyak
hasil dari pembelahan : misal sel protoderm pada daun
http://www.sbs.utexas.edu/mauseth/weblab/webchap3par/chapter_3.htmsaa
EPIDERMIS
Susunan Sel Epidermis
• Memiliki protoplas hidup dan dapat menyimpan berbagai
hasil metabolisme
• Mengandung plastid yang mengandung pati dan protein, tidak
memiliki klorofil. Vakuola mengandung antosian
• Mengandung tanin, lendir dan kristal
• Dinding sel beragam tebalnya, ada yang sangat tebal serta
berlignin
• Di bagian luar terdapat kutikula yang dibentuk oleh kutin,
suatu senyawa bersifat lemak
EPIDERMIS
Stomata
Stomata merupakan celah dalam sel epidermis yang dibatasi
oleh dua sel epidermis khusus yang disebut sel penutup
Sel penutup dapat berubah bentuknya sehingga terjadi
pelebaran dan penyempitan celah
Sel yang mengelilingi stomata dapat berbentuk sama atau
berbeda dengan sel epidrmis. Yang berbeda disebut sel tk
lengkung tetangga
Sel penutup dapat berbentuk lengkung seperti biji kacang
merah atau ginjal----- pada dikotil
EPIDERMIS
Pada monokotil sel penutup memiliki struktur yang khusus dan
seragam, ramping di tengah dan menggelembung di ujung
EPIDERMIS
Tipe-tipe stomata
1. Jenis anomositik atau jenis Ranunculaceae. Sel penutup dikelilingi
oleh sejumlah sd yang tidak berbeda ukuran dan bentuknya dan sel
epidermis lainnya. Jenis ini umum terdapat pada Ranuncu!aceae,
Capparidaceae, Cucurbitaceae, Malvaceae,
2. Jenis anisositik atau jenis Cruciferae. Sd penutup dikelilingi tiga
buah sel tetangga yang tak sama besar. Jenis mi umum terdapat
pada Cruciferae, Nicotiana, Solanum,
3. Jenis parasitik atau jenis Rubiaceae. Setiap sel penutup diiringi
sebuah sel tetangga atau lebih dengan sumbu panjang sel tetangga
itu sejajar sumbu sel penutup serta celah. Jenis mi umum terdapat
pada Rubiaceae, Magnoliaceae, kebanyakan spesies Convol
vulaceae, Mimosaceae,
4. Jenis diasitik atau jenis Caryophyllaceae. Setiap stoma dikelilingi
dua seT tetangga. Dinding bersama dad kedua sel tetangga itu
tegak lurus terhadap sumbu melalui panjang seT penutup serta
celah. Jenis mi umum terdapat pada Caryophyllaceae, Acanthaceae.
EPIDERMIS
1. Tipe-tipe stomata
EPIDERMIS
Sel penutup dapat dibagi atas 3 kategori (berdasarkan proses
pembentuknya)
1. Mesogen ---- sel penutup dan sel didekatnya yang dapat
berkembang atau tidak berkembang menjadi sel tetangga
2. perigen — sel tetangga atau sel di dekat stoma yang tidak
memiliki asal yang sama dengan sel penutup
3. Mesoperigen — sedikitnya satu sel tetangga atau sel di
sebelahnya yang memiliki hubungan langsung dengan
stoma, sementara sel yang lain tidak.
EPIDERMIS
Rambut atau trikoma (jamak: trikomata)
Kegunaan trikomata dalam taksonomi cukup dikenal. Kadang-
kadang famili tertentu dapat dikenal dengan mudah dain macam
rambutnya.
Trikoma dapat dibagi menjadi beberapa jenis:
1. Trikoma yang tidak menghasilkan sekret
a. Rambut bersel satu atau bersel banyak dan tidak pipih,
misalnya pada Lauraceae, Moraceae, Triticum, Pelargonium
dan Gossypium. Path Gos5ypium, serat kapas merupakan
rambut epidermis bersel satu dan kulit biji dan dapat mencapai
panjang 6 cm (gambar 8.7).
b. Rambut sisik yang memipih dan bersel banyak, ditemukan
tanpa tangkai (sesil) pada daun duren Durio zibethinus) atau
bertangkai pada Olea.
EPIDERMIS
Rambut atau trikoma (jamak: trikomata)
c. Rambut bercabang, bersel banyak. Bentuknya dapat seperti
bintang, misalnya rambut di bagian bawah daun waru
(Hibiscus) atau seperti tempat lilin pada Verbascum.
d. Rambut akar merupakan pemanjangan sel epidermis dalam
bidang yang tegak lurus permukaan akar. Set berbentuk bulat
panjang, mencapai panjang 80 — 1500 dengan garis tengah 5
— 17 .tm. Rambut akar memihiki vakuola besar dan biasanya
berdinding tipis.
2. Trikoma sekresi (yang menghasilkan sekret) atau kelenjar
Trikoma sekresi dapat bersel salu, bersel bantyak, atau berupa
sisik. Trikoma bersel banyak yang sederhana terdini dan tangkai
dengan kepala bersel satu atau bersel banyak. Tnikoma seperti
itu terdapat misalnya pada daun tembakau.
Trikoma kelenjar yang menghasilkan sekret yang kental dan
lengket, dan yang biasanya terdiri dan tangkai dan kepala bersel
banyak dinamakan koleter.
EPIDERMIS
PARENKIM
* Parenkim merupakan bagian utama sistem jaringan dasar dan
terdapat pada berbagai organ sebagai jaringan yang
sinambung seperti pada korteks dan empulur batang,
korteks akar, serta jaringan dasar pada tangkai daun dan
mesofil daun.
* Pada tubuh primer, parenkim berkembang dari meristem
dasar. Di samping itu, ada pula parenkim yang menjadi
bagian dan jaringan pembuluh dan berkembang dan
prokambium; pada tubuh sekunder berkembang dari
kambium pembuluh serta kambium gabus.
* Parenkim terdiri dan sel hidup yang bermacam-macam
bentuk, sesuai dengan fungsinya yang berbeda-beda pula.
Parenkim biasanya berupa jaringan yang selnya tidak banyak
menunjukkan spesialisasi dan dapat terlibat dalam berbagai
fungsi fisiologi tumbuhan.
PARENKIM
Bentuk dan susunan sel parenkim
Banyak sel parenkim bersegi banyak dan garis tengahnya
dalam berbagai arah bidang hampir sama. Sel parenkim yang
panjang terdapat sebagai sel palisade pada daun; yang
berbentuk benang terdapat pada batang tumbuhan yang
memiliki ruang antarsel yang mencolok besarnya
http://www.sbs.utexas.edu/mauseth/weblab/webchap3par/chapter_3.htmsaa
Parenkim dari kentang bersama-sama dengan pati
PARENKIM
Bentuk dan susunan sel parenkim
Ruang antarsel dapat terjadi secara sizogen alan lisigen.
Pembentukan ruang antarsel sizogen terjadi: pada saat
dinding primer dibentuk di antara dua sel anak yang
baru,
Ruang antarsel lisigen dibentuk dengan merusak sel
utuh. Contohnya adalah ruang antarsel pada batang
tumbuhan air
PARENKIM
KOLENKIM
Kolenkim, seperti halnya sklerenkim, merupakan jaringan
mekanik yang bertugas menyokong tumbuhan.
Kolenkim terbentuk oleh sejumlah sel memanjang yang
menyerupai sel prokambium dan berkembang dalam stadium
awal promeristem.
Sel hidup, bentuknya sedikit memanjang, dan pada umumnya
memiliki dinding yang tak teratur penebalannya.
Berbeda dengan sel sklerenkim yang memiliki dinding
sekunder, sel kolenkim hanya memiliki dinding primer, lunak,
lentur tak berlignin. Sebaliknya, dinding sekunder pada
skierenkim, bersama dengan dinding primernya, dapat
berlignin (mengandung zat kayu) dan karenanya menjadi
keras dam kaku.
KOLENKIM
Kolenkim dapat ditemukan pada batang, daun, serta pada
bagian bunga dan buah. Pada akar, kolenkim bisa dibentuk,
terutama bila akar didedahkan kepada cahaya. Di banyak
monokotil tak ditemukan kolenkim jika sklerenkim dibentuk
sejak tanaman muda. Biasanya kolenkim terdapat langsung di
bawah epidermis. Pada batang, kolenkim bisa membentuk
silinder penuh atau tersusun menjadi berkas yang
KOLENKIM
Menurut penebalan dindingnya, dibedakan tiga jenis utama:
1. Kolenkim sudut, dengan penebalan memanjang pada sudut
sd. Pada penampang melintang, penebalan sudut terlihat di
tempat pertemuan tiga sd atau Iebih. Contohnya pada batang
Solanum tuberosum dan pada Salvia
2. Kolenkim papan, dengan penebalan terutama pada dinding
tangensial. Contohnya pada korteks batang Sambucus nigra.
3. Kolenkim lakuna, yang mirip kolenkim sudut, namun banyak
mengandung ruang antarsel. Penebalan dinding terjadi di
sekitar ruang antarsel itu. Contohnya pada batang Ambrosia.
KOLENKIM
SKLERNKIM
Sklerenkim adalah jaringan yang terdiri dan sel dengan dinding
sekunder yang tebal, yang dapat berlignin atau tidak. Fungsi utama
skierenkim adalah penyokong dan kadang-kadang juga pelindung. Sel
skierenkim memiliki sifat kenyal (etastis), tidak seperti kolenkim yang
memiliki sifat liat (plastis).
Macam sel sklerenkim
A. Sklereid
Sklereid terdapat di berbagai tempat dalam tubuh tumbuhan. Sering
sklereid berhimpun menjadi kelompok sel keras di antara sel parenkim
sekelilingnya. Tempurung kelapa, misalnya, hampir seluruhnya terdiri
dan skiereid. Sering pula sklereid terdapat sebagai idioblas, yakni sel
yang segera dapat dibedakan dan sel sekelilingnya karena berbeda
ukuran, bentuk, dan tebal dindingnya
SKLERNKIM
Sklereid dapat dibagi menjadi 4 macam:
(1)brakisklereid atau sel batu yang bentuknya hampir
isodiametrik, misalnya floem kulit kayu pohon
(2)makrosklereid yang berbentuk batang senng ditemukan
dalam kuhit biji, misalnya pada Leguminosae
(3)osteosklereid yang berbentuk tulang dengan ujung-
ujungnya yang membesar kadang-kadang sedikit
bercabang
(4)asterosklereid yang bercabang-cabang dan berbentuk
bintang sering terdapat pada daun.
SKLERNKIM
B. Serat
Serat terdapat di berbagai tempat dalam tubuh tumbuhan.
Serat dapat ditemukan sendiri-sendiri sebagai idioblas,
misalnya dalam anak daun Cycas (pakis haji).
Serat lebih sering ditemukan sebagai berkas, jalinan, atau
berupa silinder berongga. Serat paling sering ditemukan di
antara jaringan pembuluh, namun di sejumlah besar tumbuhan
juga terdapat dalam jaringan dasar. Menurut tempatnya dalam
tubuh, dibedakan serat xilem dan serat ekstra xilem (luar-
xilem).
SKLERNKIM
Serat floern di kulit kayu pada dikotil merupakan serat yang
diperdagangkan. Serat tersebut digolongkan ke dalam serat
lunak karena meskipun berlignin atau tidak benlignin,
senantiasa lunak dan lemas atau lentur.
Beberapa contoh sumber serat kulit yang terkenal serta banyak
kegunaannya adalah jute (Corchorus capsularis) yang dipakal
sebagai tali temali dan tekstil kasar, linen (Linum
usitatissimum) menghasilkan kain linen dan benang, dan rami
(Boehineria zivea) yang meughasilkan tali dan tekstil.
SKLERNKIM
SKLERNKIM
XILEM
Xilem primer terdiri dari :
• protoxilem yang lebih dulu selesai pembentukannya
• metaxilem yang pembentukan serta pendewasaannya selesai
kemudian. Pada sejumlah besar tumbuhan terdapat kambium pembuluh
yang menghasilkan jaringan pembuluh sekunder. Xilem yang
dihasilkannya disebut xilem sekunder atau kayu.
•Selain berfungsi utama dalam pengangkutan air, xilem juga berperan
dalam pengokohan serta kadang-kadang dalam penyimpanan cadangan
makanan. Sebab itu xilem terdiri dan beberapa jenis sel yang bentuknya
berbeda menurut fungsi, namun tetap memiliki asal yang sama.
XILEM
XILEM
Unsur trakeal
Unsur trakeal merupakan sel xilem yang paling tinggi spesialisasinya,
dan bertugas dalam pengangkutan air beserta zat yang terlarut di
dalamnya. Setnya memanjang dan pada waktu bertugas tidak memiliki
protoplas, jadi merupakan set mati. Dindingnya berlignin dan terdapat
penebalan sekunder dengan macam-macam noktah.
XILEM
Unsur trakeal
Unsur trakeal terdiri dan dua macam sel trakeal, yakni trakeid
dan komponen trakea.
Trakeid adalah set panjang dengan ujung yang runcing.
Trakea juga disebut pembuluh kayu: dan terdini dan deretan
sel yang tersusun memanjang dan bersambungan pada ujung
dan pangkalnya. Sel penyusun trakea yang panjangnya
sampai 50 sel dinamakan komponen trakea atau komponen
pembuluh kayu. Perbedaan utama antara kedua macam sel
itu adalah bahwa trakeid merupakan sel yang ujungnya
runcing tanpa lubang, sedangkan sel komponen trakea
memiliki lubang, biasanya pada kedua dinding ujungnya.
XILEM
Gambar Jenis sal pada xilem sekunder seperti dtunjukkan oleh unsur kayu Quercus yang terlepas. Berbagai
noktah tampak pada dinding sel. A-C, komponen pembuluh kayu yang lebar, D-F, komponen pembuluh kayu
yang sempit. G, trakeid. H, serat trakeid. I, serat libriform, J, sal parenkim jari-jari empulur. K, berkas parenkim
xilem (aksial). (dan Carpenter & Leney, 1952, dalam Esau, 1976)
XILEM
Xilem primer terdiri dari jenis sel yang sama dengan pada xilem sekunder
yakni unsur trakeal (trakea dan trakeid), serat dan sel parenkim
Dari segi perkembangannya, xilem primer terdiri dan bagian yang
berkembang di saat awal, yakni protoxilem dan bagian yang berkembang
kemudian, yakni metaxilem. Meskipun kedua bagian itu menunjukkan sifat
yang berbeda, tampak bahwa strukturnya dapat saling menimpa sehingga
pembatasan kedua xilem primer ini tidak bisa dilakukan dengan tajam.
XILEM
Gambar 9.4 Jenis penebalari dinding sekunder pada unsur trakeal. A, penebalan cincin. B, penebalari spiral. C,
penebalan spiral yang rapat. D, penebalan skalarllorm E, penebalan jala. F, sebagian unsur trakeal yang tersayat
memánjang untuk memperlihatkan penebalan dinding seperti spiral dan keping ramping yang melekatkannya pads
dinding primer. D, seperti pada F, namun di sini penebalan spiral beralur dalam. (dan Fahn, 1989>
FLOEM
Berbeda dengan xilem, yang berfungsi dalam pengangkutan
setelah isi selnya mati, floem harus ada dalam keadaan hidup agar
dapat berfungsi. Di sini, zat hara tidak secara pasif ditarik dalam
pembuluh seperti pada xilem sebab gula dan zat hara lain dipompa
ke dalam pembuluh oleh pompa molekul dalam plasmalema. Di
beberapa tempat tertentu, yakni pada sumber zat hara, molekul
tertentu dipaksa masuk floem, sedangkan di tempat lain, yakni
pada wadah, molekul dikeluarkan. Jadi, gerakan dalam floem
bersifat amat dinamis dan dikendalikan oleh tumbuhan.
FLOEM
Sel yang bertugas dalam pengangkutan adalah
unsur tapis yang terdiri dari sel tapis dan
komponen pembuluh tapis. Di dekat sel tapis
sering ditemukan sel albumin, sedangkan
komponen pembuluh tapis diiringi oleh sel
pengantar. Selain itu, terdapat pula parenkim
floem, parenkim jari-jari empulur floem, serat
floem dan sklereid floem. Sama dengan xilem
sekunder, untuk mengenal macam-macam jenis
sel floem yang ditemukan, dapat dipelajari floem
sekunder.
FLOEM
Jenis sel floem dan fungsi utamanya
Jenis sel Fungsi utama
Sistem Aksial Angkutari jarak jauh
Unsur tapis bagi bahan makanan
Sel tapis
Komponen pembuluh tapis
(dengan sel pengantar)
Sel sklerenkim Pengokoh, kadang-kadang
Serat juga penyimpan cadangan
Sklereid makanan
Sel Parenkim
Sistem radial
Sel parenkim jari-jari empulur Penyimpanan cadangan
makanan translokasi
radialnya
FLOEM
Gambar A-M, Jenis sel pada floem sekunder suatu dikotil, Robinia pseudoacacia. A-E, sayatan
memanjang. F-J, sayatan melintang. A,J, serat. B, komponen pembuluh tapis. F, papan tapis. C,G,
sel parenkim floem (pada C, berupa untai). D,H, set parenkim floem mengandung kristal. E,I,
skiereid. K,L,M, sel jari-jari empulur floem dalam penampang tangensiat (K), radial (L), dan
melintang (M). N, sel tapis. (A-M dati Esau, 1976; N dad Mauseth, 1988)
FLOEM
Gambar A-D, bagan perkembangan dan pendewasaan papan tapis. A, tahap dini, memperlihatkan penampakan
keping kalosa di kedua ujung plasmodesmata yang berhadapan. B, kalosa menggantikan
Dinding selulosa dalam daerah pori yang berkembang. Lamela tengah belum menghilang. C, pori dewasa dilapisi
oleh lender kalosa yang cukup tebal. D, papan tapis yang dilapisi kalosa pada seluruh permukaannya E-H,
komponen pembuluh tapis pada Vitis EF, penampang memanjang melalui papan tapis E, selt dalam keadaan
dorman dan papan tapis tertutup tapisan kalosa yang tebal, lika kemudian sel tersebut tidak bekerja lagi, make
kalosa disebut kalosa definitif. F. set aktif kembali setelah kalosa hilang. Titik-titik rapat menunjukkan lendir yang
mongisi daerah tapis. G, dua papan tapis tampak dua buah papan tapis majemuk (A-D den Fshn, 1989; E-G dart
Esau, 1948, d&am Fahn, 1989)
PERIDERM
Periderm adalah jaringan pelindung yang dibentuk secara sekunder dan
menggantikan epidermis pata batang dan akar yang telah menebal akibat
pertumbuhan sekunder. Daun tidak menghasilkan periderm, kecuali pada
sisik pelindung tunas istirahat. Pada dikotil basah, periderm terdapat
terutama di bagian tertua pada batang dan akar. Pada beberapa monokotil
ditemukan periderm, pada monokotil lain ditemukan jenis jaringan
pelindung sekunder yang berbeda.
‘Kulit kayu’ adalah semua jaringan di luar kambium pembuluh. Pada
stadium pertumbuhan sekunder, kulit kayu mencakup floem sekunder,
jaringan primer yang mungkin masih ada di sebelah luar floem sekunder,
serta periderm dan jaringan mati di sebelah luar periderm. Jika tumbuhan
masih berada pada stadium primer, kulit kayu mencakup hanya floem
primer, korteks, dan epidermis. Pada akar primer
PERIDERM
Struktur periderm
Periderm terdiri dan felogen (kambium gabus), yaitu meristem yang
nembentuk periderm; felem (sering disebut gabus), yakni jaringan
pelindung yang dibentuk oleh felogen ke arah luar; dan feloderm, yakni
jaringan parenkim yang dibentuk oleh felogen ke arah dalam. Jaringan di
luar periderm akan mati akibat sisipan jaringan gabus (felem) di antara
jaringan itu dengan jaringan di bagian dalam yang masih hidup
Dibandingkan dengan kambium pembuluh, felogen terdiri dati satu macam
sel saja. Sel felogen memiliki vakuola dan dapat pula berisi kloroplas
maupun tanin pada periode tertentu. Pada penampang melintang, sel
felogen tersusun dalam lapisan sel tangensial yang sinambung membentuk
silinder (juga disebut meristem lateral) namun ada pula yang tidak
sinambung
PERIDERM
Gambar 12.1 Periderm. A.B.C. sayatan
melintang melalui lapisan sel di permukaan
ranting. D,E, sayatan melintang dan radial
dari lapisan sel yang terletak lebih dalam. A,
pada ranting Papulus deltoides. Felogen
terbentuk pada lapisan korteks terluar dan
telah menghasilkan empat lapisan sel felem
dan satu lapisan sel feloderm; felem
tertutup oleh sel epidermis yang telah mati
dan berisi tanin. B, pada ranting Solanum
dulcamara; felogen terbentuk dalam
epidermis, bagian luar sel epidermis telah
menjadi sel felem yang khas den tertutup
oleh lapisan kutikula; feloderm tidak
dihasilkan. C.pada buah Malus pumila: sel
di sebelah luar telah renggang, periderm
menjadi bersisik. D, E, dalam floem
sekunder Salix alba varvitellina. Semua sel
feloderm sedikit kurang teratur. (dan Eames
& MeDaniels, 1947)
PERIDERM
Lentisel
Lentisel adalah sebagian periderm yang felogen lebih aktif
daripada periderm di tempat lain dan menghasilkan jaringan yang
berbeda dengan felem, banyak mengandung ruang antarsel.
Felogen lentisel juga memiliki ruang antarsel, dan sinambung
dengan felogen periderm di sebelahnya. Karena susunannya
terbuka, lentisel dianggap sebagai struktur yang memungkinkan
udara masuk lewat periderm.
Lentisel umum ditemukan pada periderm batang dan akar.
Ukurannya berkisar antara yang kecil yang hampir tak kasat mata
sampai yang sepanjang satu senti meter. Lentisel tersusun dalam
deretan atau ditemukan sendiri-sendiri secara terpisah.
PERIDERM
STRUKTUR SEKRESI
Sekresi adalah peristiwa pemisahan sejumlah zat dan protoplas atau
isolasinya dalam sebagian protoplas. Zat yang disekresikan dapat
berupa ion berlebih yang dipisahkan berk garam, kelebihan hasil
asimilasi yang dikeluarkan sebagai gula, atau pun senyawa dalam
dinding sel.
Zat yang disimpan dalam dinding sel atau di permukaan antara lain
zat seperti lignin, suberin, kutin, dan malam. Selain itu juga termasuk
senyawa yang merupakan hasil akhir atau bukan merupakan hasil
akhir metaboIisme, namun tak dapat digunakan atau hanya separuh
yang dapat digunakan
secara fisiologis (alkaloid, tanin, terpen, harsa, bermacam kristal).
pula zat yang memiliki fungsi fisiologis sesudah disekresikan (enzim,
hormon)
STRUKTUR SEKRESI
Sekret yang dihasilkan oleh suatu kelenjar amat beragam. Beberapa
kelenjar (hidatoda, kelenjar lendir, nektanium, kelenjar garam)
mensekresikan zat hidrofilik, sementara kelenjar lain (kelenjar minyak,
sel epitelium pada saluran harsa) melepaskan zat lipofilik. Struktur-
uttra kedua macam kelenjar seperti itu menunjukkan bahwa sekresi
zat hidrofilik terjadi seiring dengan kehadiran sejumlah besar
mitokondria, retikulum endoplasma, atau diktiosom. Pada kelenjar
minyak tampaknya sekresi berkaitan dengan penguraian protoplas
yang semula padat.
STRUKTUR SEKRESI
AKAR
Akar merupakan bagian bawah dari suatu tanaman dan biasanya
berkembang di bawah permukaan tanah, meskipun ada pula akar yang
tumbuh di luar tanah. Akar pertama pada tumbuhan berbiji
berkembang dari meristem apeks di ujung akar embrio dalam biji yang
berkecambah. Akar embrio juga dinamakan radikula.
Pada Gymnospermae dan dikotil, akar tersebut berkembang dan
membesar menjadi akar primer dengan cabang yang berukuran lebih
kecil. Sistem akar seperti itu disebut akar tunggang.
Pada monokotil, akar primer tidak lama bertahan dalam kehidupan
tanaman dan segera mengering. Dan dekat pangkalnya atau di
dekatnya akan nauncul akar baru yang disebut akar tambahan atau
akar adventif. Keseluruhan akar adventif seperti itu dinamakan
susunan akar serabut.
AKAR
Sistem akar tunggang umumnya dapat menembus tanah lebih dalam
dibandingkan dengan akar serabut, namun akar serabut melekat lebih
baik pada lapisan atas tanah. Dalam sistem akar tunggang, akar
primer dan cabangnya yang besar akan mengalami penebalan
sekunder, namun akar cabang kecil, yang berguna dalam penyerapan,
tetap dalam keadaan primer dan sering tak lama hidupnya.
Akar tunggang dan akar serabut umumnya ditemukan pada tumbuhan
berbiji. Gunanya untuk nielekatkan tananian pada substrat, menyerap
air dan berbagai garam mineral, dan berperan sebagai organ
penyimpan dan untuk konduksi.
AKAR
AKAR
Tudung akar terdapat di ujung akar dan melindungi promeristem
akar serta membantu penembusan tanah oleh akar. Tudung akar
terdiri atas sel hidup yang sering mengandung pati. Sel kadang-
kadang tersusun dalam deretan radial yang berasal dan pemula
tudung akar. Pada banyak tumbuhan, sd sentral di tudung akar
AKAR
Eksodermis
Pada sejumlah besar tumbuhan, dinding sel pada lapisan sel terluar
korteks akan memembentuk gabus, sehingga terjadi jaringan
pelindung baru, yakni eksodermis yang akan menggantikan
epidermis. Struktur dan sifat sitokimiawi sel eksodermis mirip sel
epidermis
AKAR
Mikoriza
Epidermis dan korteks pada sejumlah besar tumbuhan sering berasosiasi
dengan fungi (jamur) tanah. Asosiasi antara hifa jamur dan akar muda
tumbuhan tinggi dikenal dengan nama mikoriza (Yunani: mykes, jamur;
rhiza, akar). Biasanya hubungan ini suatu simbiosis: baik tumbuhan
tinggi maupun jamur memperoleh keuntungan dan asosiasi ini.
Penyerapan air dan zat hara oleh akar akan meningkat dan jamur
memperoleh senyawa organik. Korteks yang ditembus oleh jamur yang
bersangkutan, tidak rnenunjukkan gejaia sakit dan tetap hidup terus.
AKAR
Bintil akar
Bintil akar merupakan asosiasi akar dengan bakteri penambat nitrogen
udara (Rhizobium) yang berguna bagi tumbuhan. Bintil akar yang
diakibatkannya merupakan ciri khas bagi Fabaceae. Bakteri memasuki
akar terutama melalui rambut akar, dan dengan memperbanyak diri,
membentuk benang infeksi. Caranya adalah dengan menyelubungi
seludang yang terdiri dan bahan seperti gum. Benang ini amat dalam
menembus akar dan merangsang proliferasi sel (pembelahan sel secara
cepat dan banyak menghasilkan sel) pada lapisan korteks sebelah
dalam. Hasil proliferasi mi, yang menyerupai bakal akar cabang, akan
menjadi bintil
AKAR
Perkembangan akar
Peristiwa utama pada awal pembentukan akar adalah penyusunan
meristem apeksnya. Saat biji berkecambah, promeristem di ujung
akar embrio membentuk akar primer. Sementara akar primer tumbuh,
meristem apeks memperoleh bentuk tertentu. Kini dikenal dua
macam jenis susunan sel pada meristem apeks akar. Pada jenis
pertama, silinder pembuluh, korteks, dan tudung akar, masing-
masing dapat dirunut asalnya pada lapisan terpisah pada meristem
apeks; ketiganya memiliki sel pemula sendiri-sendiri. Dalam hal ini
epidermis berdiferensiasi dan lapisan korteks paling luar atau dari
lapisan tudung akar paling dalam. Pada jenis kedua, semua lapisan
sel dihasilkan oleh sekelompok sel di titik tumbuh akar. Jadi, sel di
semua daerah akar memiliki pemula bersama.
AKAR
AKAR
AKAR
Pada beberapa jarak tertentu dar promeristem, sel membesar dan
berkembang menjadi sel terspesialisasi. Hal itu melibatkan masa
pemanjangan sebagian besar sel yang terjadi di belakang pelebaran
awal dari ujung akar. Batas epidermis, korteks, dan silinder pusat
tampak dekat di belakang promeristem. Rambut akar berdiferensiasi
dan sel epidermis, dan akar menjadi dewasa di belakang daerah
pemanjangan akar.
Korteks bertambah lebar karena pembelahan periklinal serta
pembesaran sel dalam arah radial. Lapisan paling dalam
berdiferensiasi menjadi endodernmis. Pada silinder pembuluh, yang
paling dahulu tampak adalah perisikel. Sel metaxilem membesar dan
menghasilkan vakuola besar. Kemudian, sel floem yang pertama-tama
akan menjadi dewasa. Sesudah itu, elemen protoxilem di dekat
perisikel menjadi dewasa mendahului metaxilem yang ada di tengah,
sehingga pendewasaan xilem primer berarah sentripetal atau eksark.
AKAR
AKAR
Akar lateral berkembang pada jarak tertentu di belakang mersitem
apeks akar. Pada Gymnospermae dan Angiopsermae, akar lateral
umumnya dibentuk dalam perisikel. Lokasi (situs) akar lateral terhadap
berkas xilem dan akar induknya berbeda-beda menurut pola jaringan
pembuluh induknya. Pada akar diark, akar lateral tumbuh di tempat di
antara xilem dan floem. Pada akar triark, tetrark, dan seterusnya. Akar
lateral muncul di hadapan berkas xilem. Pada akar poliark, akar lateral
berkembang di hadapan berkas floem
.

More Related Content

What's hot

metamorfosis akar, batang. daun
metamorfosis akar, batang. daunmetamorfosis akar, batang. daun
metamorfosis akar, batang. daunAulliya silfiana
 
Botani pendahuluan 2016 ubp
Botani pendahuluan 2016 ubpBotani pendahuluan 2016 ubp
Botani pendahuluan 2016 ubp
Dokter Tekno
 
Biji
BijiBiji
Anatomi batang
Anatomi batangAnatomi batang
Anatomi batang
ditaayuwulandari
 
Destilasi uap air(1)
Destilasi uap air(1)Destilasi uap air(1)
Destilasi uap air(1)
Marzella Dea R
 
MAKALAH BOTANI
MAKALAH BOTANI MAKALAH BOTANI
MAKALAH BOTANI
Dilla Fadillah
 
morfologi tumbuhan-Batang
morfologi tumbuhan-Batangmorfologi tumbuhan-Batang
morfologi tumbuhan-Batang
Rafika Nur Handayani
 
Membran sel
Membran selMembran sel
Membran sel
Sherlyn Sense
 
anatomi tumbuhan Batang sekunder
anatomi tumbuhan Batang sekunderanatomi tumbuhan Batang sekunder
anatomi tumbuhan Batang sekunder
naviaekas
 
ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN PENGANGKUT
ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN PENGANGKUTANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN PENGANGKUT
ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN PENGANGKUTNia Hardianti
 
Ppt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya firman ahyuda
Ppt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya  firman ahyudaPpt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya  firman ahyuda
Ppt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya firman ahyuda
firmanahyuda
 
Pertemuan 5 (perkembangan buah)
Pertemuan 5 (perkembangan buah)Pertemuan 5 (perkembangan buah)
Pertemuan 5 (perkembangan buah)f' yagami
 
Laporan Praktikum I Daun (Folium)
Laporan Praktikum I Daun (Folium)Laporan Praktikum I Daun (Folium)
Laporan Praktikum I Daun (Folium)
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
 
4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga
Nike Triwahyuningsih
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
TUMBUHAN THALLOPHYTA DAN TRACHEOPHYTA
TUMBUHAN THALLOPHYTA DAN TRACHEOPHYTATUMBUHAN THALLOPHYTA DAN TRACHEOPHYTA
TUMBUHAN THALLOPHYTA DAN TRACHEOPHYTA
Budi Setiyawan
 
Morfologi Batang
Morfologi BatangMorfologi Batang
Morfologi Batang
Abulkhair Abdullah
 
Macam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan LarutanMacam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan Larutan
Yulinda Kartika
 

What's hot (20)

metamorfosis akar, batang. daun
metamorfosis akar, batang. daunmetamorfosis akar, batang. daun
metamorfosis akar, batang. daun
 
Botani pendahuluan 2016 ubp
Botani pendahuluan 2016 ubpBotani pendahuluan 2016 ubp
Botani pendahuluan 2016 ubp
 
Biji
BijiBiji
Biji
 
Anatomi batang
Anatomi batangAnatomi batang
Anatomi batang
 
Destilasi uap air(1)
Destilasi uap air(1)Destilasi uap air(1)
Destilasi uap air(1)
 
MAKALAH BOTANI
MAKALAH BOTANI MAKALAH BOTANI
MAKALAH BOTANI
 
Praktikum Botani Farmasi
Praktikum Botani FarmasiPraktikum Botani Farmasi
Praktikum Botani Farmasi
 
morfologi tumbuhan-Batang
morfologi tumbuhan-Batangmorfologi tumbuhan-Batang
morfologi tumbuhan-Batang
 
Membran sel
Membran selMembran sel
Membran sel
 
anatomi tumbuhan Batang sekunder
anatomi tumbuhan Batang sekunderanatomi tumbuhan Batang sekunder
anatomi tumbuhan Batang sekunder
 
ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN PENGANGKUT
ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN PENGANGKUTANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN PENGANGKUT
ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN PENGANGKUT
 
Ppt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya firman ahyuda
Ppt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya  firman ahyudaPpt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya  firman ahyuda
Ppt bagian organel sel tumbuhan berserta fungsinya firman ahyuda
 
Pertemuan 5 (perkembangan buah)
Pertemuan 5 (perkembangan buah)Pertemuan 5 (perkembangan buah)
Pertemuan 5 (perkembangan buah)
 
Laporan Praktikum I Daun (Folium)
Laporan Praktikum I Daun (Folium)Laporan Praktikum I Daun (Folium)
Laporan Praktikum I Daun (Folium)
 
4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga
 
Suspensi
SuspensiSuspensi
Suspensi
 
TUMBUHAN THALLOPHYTA DAN TRACHEOPHYTA
TUMBUHAN THALLOPHYTA DAN TRACHEOPHYTATUMBUHAN THALLOPHYTA DAN TRACHEOPHYTA
TUMBUHAN THALLOPHYTA DAN TRACHEOPHYTA
 
Morfologi Batang
Morfologi BatangMorfologi Batang
Morfologi Batang
 
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora) GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
GERAK REFLEKS PADA SPINAL KATAK SAWAH (Fejervarya cancrivora)
 
Macam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan LarutanMacam-Macam Sediaan Larutan
Macam-Macam Sediaan Larutan
 

Viewers also liked

Ppt tik lita
Ppt tik litaPpt tik lita
Ppt tik litalita93
 
Bab 2 jaringan tumbuhan
Bab 2 jaringan tumbuhanBab 2 jaringan tumbuhan
Bab 2 jaringan tumbuhanKevin Simbolon
 
81546802 jaringan-pengangkut-floem
81546802 jaringan-pengangkut-floem81546802 jaringan-pengangkut-floem
81546802 jaringan-pengangkut-floemTengku Sholihah
 
Kuliah 10 dunia tumbuhan
Kuliah 10 dunia tumbuhanKuliah 10 dunia tumbuhan
Kuliah 10 dunia tumbuhanMeilisa Meii
 
Floem
FloemFloem
Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkutJaringan pengangkut
Jaringan pengangkutRizky Anhar
 
Bulbus, cormus, lignum, caulis, tuber
Bulbus, cormus, lignum, caulis, tuberBulbus, cormus, lignum, caulis, tuber
Bulbus, cormus, lignum, caulis, tuberSri Ariesty
 
Bulbus, cormus, tuber, caulis, lignum
Bulbus, cormus, tuber, caulis, lignumBulbus, cormus, tuber, caulis, lignum
Bulbus, cormus, tuber, caulis, lignumSri Ariesty
 
Sekresi
SekresiSekresi
Sekresi
Angely Putry
 
Cdf5 Pengangkutan
Cdf5 PengangkutanCdf5 Pengangkutan
Cdf5 Pengangkutanmiaceh
 
Bab jaringan tumbuhan
Bab jaringan tumbuhanBab jaringan tumbuhan
Bab jaringan tumbuhanYanto Musadi
 
Sokongan dan gerakan Tingkatan Dua
Sokongan dan gerakan Tingkatan DuaSokongan dan gerakan Tingkatan Dua
Sokongan dan gerakan Tingkatan Dua
cikgushidahmohd
 
Bab 2 biologi ting 5
Bab 2 biologi ting 5Bab 2 biologi ting 5
Bab 2 biologi ting 5diya303
 
8.2 sistem sokongan dalam tumbuhan
8.2 sistem sokongan dalam tumbuhan8.2 sistem sokongan dalam tumbuhan
8.2 sistem sokongan dalam tumbuhan
Ong Chee Kiong
 
Bab 1 biologi ting.5
Bab 1 biologi ting.5Bab 1 biologi ting.5
Bab 1 biologi ting.5diya303
 
Topik 1 nota pengangkutan
Topik 1  nota pengangkutanTopik 1  nota pengangkutan
Topik 1 nota pengangkutan
smktsj2
 
Topik 2 pergerakan dan sokongan
Topik 2   pergerakan dan sokonganTopik 2   pergerakan dan sokongan
Topik 2 pergerakan dan sokongan
smktsj2
 

Viewers also liked (18)

Ppt tik lita
Ppt tik litaPpt tik lita
Ppt tik lita
 
Jarinngan sekresi
Jarinngan sekresiJarinngan sekresi
Jarinngan sekresi
 
Bab 2 jaringan tumbuhan
Bab 2 jaringan tumbuhanBab 2 jaringan tumbuhan
Bab 2 jaringan tumbuhan
 
81546802 jaringan-pengangkut-floem
81546802 jaringan-pengangkut-floem81546802 jaringan-pengangkut-floem
81546802 jaringan-pengangkut-floem
 
Kuliah 10 dunia tumbuhan
Kuliah 10 dunia tumbuhanKuliah 10 dunia tumbuhan
Kuliah 10 dunia tumbuhan
 
Floem
FloemFloem
Floem
 
Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkutJaringan pengangkut
Jaringan pengangkut
 
Bulbus, cormus, lignum, caulis, tuber
Bulbus, cormus, lignum, caulis, tuberBulbus, cormus, lignum, caulis, tuber
Bulbus, cormus, lignum, caulis, tuber
 
Bulbus, cormus, tuber, caulis, lignum
Bulbus, cormus, tuber, caulis, lignumBulbus, cormus, tuber, caulis, lignum
Bulbus, cormus, tuber, caulis, lignum
 
Sekresi
SekresiSekresi
Sekresi
 
Cdf5 Pengangkutan
Cdf5 PengangkutanCdf5 Pengangkutan
Cdf5 Pengangkutan
 
Bab jaringan tumbuhan
Bab jaringan tumbuhanBab jaringan tumbuhan
Bab jaringan tumbuhan
 
Sokongan dan gerakan Tingkatan Dua
Sokongan dan gerakan Tingkatan DuaSokongan dan gerakan Tingkatan Dua
Sokongan dan gerakan Tingkatan Dua
 
Bab 2 biologi ting 5
Bab 2 biologi ting 5Bab 2 biologi ting 5
Bab 2 biologi ting 5
 
8.2 sistem sokongan dalam tumbuhan
8.2 sistem sokongan dalam tumbuhan8.2 sistem sokongan dalam tumbuhan
8.2 sistem sokongan dalam tumbuhan
 
Bab 1 biologi ting.5
Bab 1 biologi ting.5Bab 1 biologi ting.5
Bab 1 biologi ting.5
 
Topik 1 nota pengangkutan
Topik 1  nota pengangkutanTopik 1  nota pengangkutan
Topik 1 nota pengangkutan
 
Topik 2 pergerakan dan sokongan
Topik 2   pergerakan dan sokonganTopik 2   pergerakan dan sokongan
Topik 2 pergerakan dan sokongan
 

Similar to farmakognosi dasar 1

PPT_jaringan_dan_organ_ppt.ppt
PPT_jaringan_dan_organ_ppt.pptPPT_jaringan_dan_organ_ppt.ppt
PPT_jaringan_dan_organ_ppt.ppt
OktaFarhanSyahendra
 
Struktur dan fungsi jaringan tumbuha1
Struktur dan fungsi jaringan tumbuha1Struktur dan fungsi jaringan tumbuha1
Struktur dan fungsi jaringan tumbuha1
Uji Wardoyo
 
Epidermis
EpidermisEpidermis
Epidermis
twelve1212
 
Sel, Jaringan dan Organ dari Hewan dan Tumbuhan
Sel, Jaringan dan Organ dari Hewan dan TumbuhanSel, Jaringan dan Organ dari Hewan dan Tumbuhan
Sel, Jaringan dan Organ dari Hewan dan Tumbuhan
Iqbal Ziharsya
 
jaringan tumbuhan.pptx
jaringan tumbuhan.pptxjaringan tumbuhan.pptx
jaringan tumbuhan.pptx
DekaMuliya1
 
ANATOMI TUMBUHAN - AKAR
ANATOMI TUMBUHAN - AKARANATOMI TUMBUHAN - AKAR
ANATOMI TUMBUHAN - AKARNia Hardianti
 
Botani farmasi (3 dan 4)
Botani farmasi (3 dan 4)Botani farmasi (3 dan 4)
Botani farmasi (3 dan 4)
Ade Maria Ulfa
 
ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN EPIDERMIS
ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN EPIDERMISANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN EPIDERMIS
ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN EPIDERMISNia Hardianti
 
Jaringan tumbuhan
Jaringan tumbuhanJaringan tumbuhan
Jaringan tumbuhan
Jihan Nabilah
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
darma wati
 
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan.pptxBab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan.pptx
avita12
 
Jaringan Tumbuhan
Jaringan TumbuhanJaringan Tumbuhan
Jaringan Tumbuhan
Deybi Wasida
 
MATERI JARINGAN TUMBUHAN KELAS XI SMA
MATERI JARINGAN TUMBUHAN KELAS XI SMAMATERI JARINGAN TUMBUHAN KELAS XI SMA
MATERI JARINGAN TUMBUHAN KELAS XI SMANita Sulistyawati
 
Jaringan Dan Organ Tumbuhan
Jaringan Dan Organ TumbuhanJaringan Dan Organ Tumbuhan
Jaringan Dan Organ Tumbuhanvanessaclarista
 
Struktur dan Letak Jaringan Tumbuhan
Struktur dan Letak Jaringan TumbuhanStruktur dan Letak Jaringan Tumbuhan
Struktur dan Letak Jaringan TumbuhanDwinita Murbarani
 
Struktur dan fungsi jaringan akar
Struktur dan fungsi jaringan akarStruktur dan fungsi jaringan akar
Struktur dan fungsi jaringan akar
Adi Suwarno
 
Jaringan tumbuhan
Jaringan tumbuhanJaringan tumbuhan
Jaringan tumbuhan
YusufPhoenix2
 
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan.pptxBab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan.pptx
DekaMuliya1
 
Bab 2 Jaringan Tumbuhan
Bab 2 Jaringan TumbuhanBab 2 Jaringan Tumbuhan
Bab 2 Jaringan Tumbuhan
Resma Puspitasari
 
ANATOMI_BATANG_AKAR_DAN_DAUN_TUMBUHAN.pptx
ANATOMI_BATANG_AKAR_DAN_DAUN_TUMBUHAN.pptxANATOMI_BATANG_AKAR_DAN_DAUN_TUMBUHAN.pptx
ANATOMI_BATANG_AKAR_DAN_DAUN_TUMBUHAN.pptx
FadilPutra8
 

Similar to farmakognosi dasar 1 (20)

PPT_jaringan_dan_organ_ppt.ppt
PPT_jaringan_dan_organ_ppt.pptPPT_jaringan_dan_organ_ppt.ppt
PPT_jaringan_dan_organ_ppt.ppt
 
Struktur dan fungsi jaringan tumbuha1
Struktur dan fungsi jaringan tumbuha1Struktur dan fungsi jaringan tumbuha1
Struktur dan fungsi jaringan tumbuha1
 
Epidermis
EpidermisEpidermis
Epidermis
 
Sel, Jaringan dan Organ dari Hewan dan Tumbuhan
Sel, Jaringan dan Organ dari Hewan dan TumbuhanSel, Jaringan dan Organ dari Hewan dan Tumbuhan
Sel, Jaringan dan Organ dari Hewan dan Tumbuhan
 
jaringan tumbuhan.pptx
jaringan tumbuhan.pptxjaringan tumbuhan.pptx
jaringan tumbuhan.pptx
 
ANATOMI TUMBUHAN - AKAR
ANATOMI TUMBUHAN - AKARANATOMI TUMBUHAN - AKAR
ANATOMI TUMBUHAN - AKAR
 
Botani farmasi (3 dan 4)
Botani farmasi (3 dan 4)Botani farmasi (3 dan 4)
Botani farmasi (3 dan 4)
 
ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN EPIDERMIS
ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN EPIDERMISANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN EPIDERMIS
ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN EPIDERMIS
 
Jaringan tumbuhan
Jaringan tumbuhanJaringan tumbuhan
Jaringan tumbuhan
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan.pptxBab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan.pptx
 
Jaringan Tumbuhan
Jaringan TumbuhanJaringan Tumbuhan
Jaringan Tumbuhan
 
MATERI JARINGAN TUMBUHAN KELAS XI SMA
MATERI JARINGAN TUMBUHAN KELAS XI SMAMATERI JARINGAN TUMBUHAN KELAS XI SMA
MATERI JARINGAN TUMBUHAN KELAS XI SMA
 
Jaringan Dan Organ Tumbuhan
Jaringan Dan Organ TumbuhanJaringan Dan Organ Tumbuhan
Jaringan Dan Organ Tumbuhan
 
Struktur dan Letak Jaringan Tumbuhan
Struktur dan Letak Jaringan TumbuhanStruktur dan Letak Jaringan Tumbuhan
Struktur dan Letak Jaringan Tumbuhan
 
Struktur dan fungsi jaringan akar
Struktur dan fungsi jaringan akarStruktur dan fungsi jaringan akar
Struktur dan fungsi jaringan akar
 
Jaringan tumbuhan
Jaringan tumbuhanJaringan tumbuhan
Jaringan tumbuhan
 
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan.pptxBab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan dan Hewan.pptx
 
Bab 2 Jaringan Tumbuhan
Bab 2 Jaringan TumbuhanBab 2 Jaringan Tumbuhan
Bab 2 Jaringan Tumbuhan
 
ANATOMI_BATANG_AKAR_DAN_DAUN_TUMBUHAN.pptx
ANATOMI_BATANG_AKAR_DAN_DAUN_TUMBUHAN.pptxANATOMI_BATANG_AKAR_DAN_DAUN_TUMBUHAN.pptx
ANATOMI_BATANG_AKAR_DAN_DAUN_TUMBUHAN.pptx
 

Recently uploaded

1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
asepridwan50
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
GuneriHollyIrda
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptxRESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
ABDULRASIDSANGADJI1
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
OcitaDianAntari
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
DinaSetiawan2
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Eldi Mardiansyah
 
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMKModul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
WinaldiSatria
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
PreddySilitonga
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.pptPERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
EkaPuspita67
 
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
VenyHandayani2
 

Recently uploaded (20)

1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptxRESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos ValidasiAksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
Aksi Nyata Merdeka Belajar Lolos Validasi
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
 
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMKModul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
 
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
ATP Kimia Fase E Kelas X bisa deigunakan ditahun ajaran 2024/2025
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.pptPERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
PERILAKU MENYIMPANG DAN PENGENDALIAN SOSIAL.ppt
 
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
 

farmakognosi dasar 1

  • 2. EPIDERMIS * Epidermis merupakan lapisan sel terluar pada daun, daun bunga, buah dan biji serta pada batang dan akar sebelum tumbuhan mengalami penebalan sekunder * Ada yang berkembang menjadi sel rambut, sel penutup pada stomata, serta sel lain * Tediri dari satu lapisan sel, tetapi ada yang berlapis banyak hasil dari pembelahan : misal sel protoderm pada daun http://www.sbs.utexas.edu/mauseth/weblab/webchap3par/chapter_3.htmsaa
  • 3. EPIDERMIS Susunan Sel Epidermis • Memiliki protoplas hidup dan dapat menyimpan berbagai hasil metabolisme • Mengandung plastid yang mengandung pati dan protein, tidak memiliki klorofil. Vakuola mengandung antosian • Mengandung tanin, lendir dan kristal • Dinding sel beragam tebalnya, ada yang sangat tebal serta berlignin • Di bagian luar terdapat kutikula yang dibentuk oleh kutin, suatu senyawa bersifat lemak
  • 4. EPIDERMIS Stomata Stomata merupakan celah dalam sel epidermis yang dibatasi oleh dua sel epidermis khusus yang disebut sel penutup Sel penutup dapat berubah bentuknya sehingga terjadi pelebaran dan penyempitan celah Sel yang mengelilingi stomata dapat berbentuk sama atau berbeda dengan sel epidrmis. Yang berbeda disebut sel tk lengkung tetangga Sel penutup dapat berbentuk lengkung seperti biji kacang merah atau ginjal----- pada dikotil
  • 5. EPIDERMIS Pada monokotil sel penutup memiliki struktur yang khusus dan seragam, ramping di tengah dan menggelembung di ujung
  • 6. EPIDERMIS Tipe-tipe stomata 1. Jenis anomositik atau jenis Ranunculaceae. Sel penutup dikelilingi oleh sejumlah sd yang tidak berbeda ukuran dan bentuknya dan sel epidermis lainnya. Jenis ini umum terdapat pada Ranuncu!aceae, Capparidaceae, Cucurbitaceae, Malvaceae, 2. Jenis anisositik atau jenis Cruciferae. Sd penutup dikelilingi tiga buah sel tetangga yang tak sama besar. Jenis mi umum terdapat pada Cruciferae, Nicotiana, Solanum, 3. Jenis parasitik atau jenis Rubiaceae. Setiap sel penutup diiringi sebuah sel tetangga atau lebih dengan sumbu panjang sel tetangga itu sejajar sumbu sel penutup serta celah. Jenis mi umum terdapat pada Rubiaceae, Magnoliaceae, kebanyakan spesies Convol vulaceae, Mimosaceae, 4. Jenis diasitik atau jenis Caryophyllaceae. Setiap stoma dikelilingi dua seT tetangga. Dinding bersama dad kedua sel tetangga itu tegak lurus terhadap sumbu melalui panjang seT penutup serta celah. Jenis mi umum terdapat pada Caryophyllaceae, Acanthaceae.
  • 8. EPIDERMIS Sel penutup dapat dibagi atas 3 kategori (berdasarkan proses pembentuknya) 1. Mesogen ---- sel penutup dan sel didekatnya yang dapat berkembang atau tidak berkembang menjadi sel tetangga 2. perigen — sel tetangga atau sel di dekat stoma yang tidak memiliki asal yang sama dengan sel penutup 3. Mesoperigen — sedikitnya satu sel tetangga atau sel di sebelahnya yang memiliki hubungan langsung dengan stoma, sementara sel yang lain tidak.
  • 9. EPIDERMIS Rambut atau trikoma (jamak: trikomata) Kegunaan trikomata dalam taksonomi cukup dikenal. Kadang- kadang famili tertentu dapat dikenal dengan mudah dain macam rambutnya. Trikoma dapat dibagi menjadi beberapa jenis: 1. Trikoma yang tidak menghasilkan sekret a. Rambut bersel satu atau bersel banyak dan tidak pipih, misalnya pada Lauraceae, Moraceae, Triticum, Pelargonium dan Gossypium. Path Gos5ypium, serat kapas merupakan rambut epidermis bersel satu dan kulit biji dan dapat mencapai panjang 6 cm (gambar 8.7). b. Rambut sisik yang memipih dan bersel banyak, ditemukan tanpa tangkai (sesil) pada daun duren Durio zibethinus) atau bertangkai pada Olea.
  • 10. EPIDERMIS Rambut atau trikoma (jamak: trikomata) c. Rambut bercabang, bersel banyak. Bentuknya dapat seperti bintang, misalnya rambut di bagian bawah daun waru (Hibiscus) atau seperti tempat lilin pada Verbascum. d. Rambut akar merupakan pemanjangan sel epidermis dalam bidang yang tegak lurus permukaan akar. Set berbentuk bulat panjang, mencapai panjang 80 — 1500 dengan garis tengah 5 — 17 .tm. Rambut akar memihiki vakuola besar dan biasanya berdinding tipis. 2. Trikoma sekresi (yang menghasilkan sekret) atau kelenjar Trikoma sekresi dapat bersel salu, bersel bantyak, atau berupa sisik. Trikoma bersel banyak yang sederhana terdini dan tangkai dengan kepala bersel satu atau bersel banyak. Tnikoma seperti itu terdapat misalnya pada daun tembakau. Trikoma kelenjar yang menghasilkan sekret yang kental dan lengket, dan yang biasanya terdiri dan tangkai dan kepala bersel banyak dinamakan koleter.
  • 12. PARENKIM * Parenkim merupakan bagian utama sistem jaringan dasar dan terdapat pada berbagai organ sebagai jaringan yang sinambung seperti pada korteks dan empulur batang, korteks akar, serta jaringan dasar pada tangkai daun dan mesofil daun. * Pada tubuh primer, parenkim berkembang dari meristem dasar. Di samping itu, ada pula parenkim yang menjadi bagian dan jaringan pembuluh dan berkembang dan prokambium; pada tubuh sekunder berkembang dari kambium pembuluh serta kambium gabus. * Parenkim terdiri dan sel hidup yang bermacam-macam bentuk, sesuai dengan fungsinya yang berbeda-beda pula. Parenkim biasanya berupa jaringan yang selnya tidak banyak menunjukkan spesialisasi dan dapat terlibat dalam berbagai fungsi fisiologi tumbuhan.
  • 13. PARENKIM Bentuk dan susunan sel parenkim Banyak sel parenkim bersegi banyak dan garis tengahnya dalam berbagai arah bidang hampir sama. Sel parenkim yang panjang terdapat sebagai sel palisade pada daun; yang berbentuk benang terdapat pada batang tumbuhan yang memiliki ruang antarsel yang mencolok besarnya http://www.sbs.utexas.edu/mauseth/weblab/webchap3par/chapter_3.htmsaa Parenkim dari kentang bersama-sama dengan pati
  • 14. PARENKIM Bentuk dan susunan sel parenkim Ruang antarsel dapat terjadi secara sizogen alan lisigen. Pembentukan ruang antarsel sizogen terjadi: pada saat dinding primer dibentuk di antara dua sel anak yang baru, Ruang antarsel lisigen dibentuk dengan merusak sel utuh. Contohnya adalah ruang antarsel pada batang tumbuhan air
  • 16. KOLENKIM Kolenkim, seperti halnya sklerenkim, merupakan jaringan mekanik yang bertugas menyokong tumbuhan. Kolenkim terbentuk oleh sejumlah sel memanjang yang menyerupai sel prokambium dan berkembang dalam stadium awal promeristem. Sel hidup, bentuknya sedikit memanjang, dan pada umumnya memiliki dinding yang tak teratur penebalannya. Berbeda dengan sel sklerenkim yang memiliki dinding sekunder, sel kolenkim hanya memiliki dinding primer, lunak, lentur tak berlignin. Sebaliknya, dinding sekunder pada skierenkim, bersama dengan dinding primernya, dapat berlignin (mengandung zat kayu) dan karenanya menjadi keras dam kaku.
  • 17. KOLENKIM Kolenkim dapat ditemukan pada batang, daun, serta pada bagian bunga dan buah. Pada akar, kolenkim bisa dibentuk, terutama bila akar didedahkan kepada cahaya. Di banyak monokotil tak ditemukan kolenkim jika sklerenkim dibentuk sejak tanaman muda. Biasanya kolenkim terdapat langsung di bawah epidermis. Pada batang, kolenkim bisa membentuk silinder penuh atau tersusun menjadi berkas yang
  • 18. KOLENKIM Menurut penebalan dindingnya, dibedakan tiga jenis utama: 1. Kolenkim sudut, dengan penebalan memanjang pada sudut sd. Pada penampang melintang, penebalan sudut terlihat di tempat pertemuan tiga sd atau Iebih. Contohnya pada batang Solanum tuberosum dan pada Salvia 2. Kolenkim papan, dengan penebalan terutama pada dinding tangensial. Contohnya pada korteks batang Sambucus nigra. 3. Kolenkim lakuna, yang mirip kolenkim sudut, namun banyak mengandung ruang antarsel. Penebalan dinding terjadi di sekitar ruang antarsel itu. Contohnya pada batang Ambrosia.
  • 20. SKLERNKIM Sklerenkim adalah jaringan yang terdiri dan sel dengan dinding sekunder yang tebal, yang dapat berlignin atau tidak. Fungsi utama skierenkim adalah penyokong dan kadang-kadang juga pelindung. Sel skierenkim memiliki sifat kenyal (etastis), tidak seperti kolenkim yang memiliki sifat liat (plastis). Macam sel sklerenkim A. Sklereid Sklereid terdapat di berbagai tempat dalam tubuh tumbuhan. Sering sklereid berhimpun menjadi kelompok sel keras di antara sel parenkim sekelilingnya. Tempurung kelapa, misalnya, hampir seluruhnya terdiri dan skiereid. Sering pula sklereid terdapat sebagai idioblas, yakni sel yang segera dapat dibedakan dan sel sekelilingnya karena berbeda ukuran, bentuk, dan tebal dindingnya
  • 21. SKLERNKIM Sklereid dapat dibagi menjadi 4 macam: (1)brakisklereid atau sel batu yang bentuknya hampir isodiametrik, misalnya floem kulit kayu pohon (2)makrosklereid yang berbentuk batang senng ditemukan dalam kuhit biji, misalnya pada Leguminosae (3)osteosklereid yang berbentuk tulang dengan ujung- ujungnya yang membesar kadang-kadang sedikit bercabang (4)asterosklereid yang bercabang-cabang dan berbentuk bintang sering terdapat pada daun.
  • 22. SKLERNKIM B. Serat Serat terdapat di berbagai tempat dalam tubuh tumbuhan. Serat dapat ditemukan sendiri-sendiri sebagai idioblas, misalnya dalam anak daun Cycas (pakis haji). Serat lebih sering ditemukan sebagai berkas, jalinan, atau berupa silinder berongga. Serat paling sering ditemukan di antara jaringan pembuluh, namun di sejumlah besar tumbuhan juga terdapat dalam jaringan dasar. Menurut tempatnya dalam tubuh, dibedakan serat xilem dan serat ekstra xilem (luar- xilem).
  • 23. SKLERNKIM Serat floern di kulit kayu pada dikotil merupakan serat yang diperdagangkan. Serat tersebut digolongkan ke dalam serat lunak karena meskipun berlignin atau tidak benlignin, senantiasa lunak dan lemas atau lentur. Beberapa contoh sumber serat kulit yang terkenal serta banyak kegunaannya adalah jute (Corchorus capsularis) yang dipakal sebagai tali temali dan tekstil kasar, linen (Linum usitatissimum) menghasilkan kain linen dan benang, dan rami (Boehineria zivea) yang meughasilkan tali dan tekstil.
  • 26. XILEM Xilem primer terdiri dari : • protoxilem yang lebih dulu selesai pembentukannya • metaxilem yang pembentukan serta pendewasaannya selesai kemudian. Pada sejumlah besar tumbuhan terdapat kambium pembuluh yang menghasilkan jaringan pembuluh sekunder. Xilem yang dihasilkannya disebut xilem sekunder atau kayu. •Selain berfungsi utama dalam pengangkutan air, xilem juga berperan dalam pengokohan serta kadang-kadang dalam penyimpanan cadangan makanan. Sebab itu xilem terdiri dan beberapa jenis sel yang bentuknya berbeda menurut fungsi, namun tetap memiliki asal yang sama.
  • 27. XILEM
  • 28. XILEM Unsur trakeal Unsur trakeal merupakan sel xilem yang paling tinggi spesialisasinya, dan bertugas dalam pengangkutan air beserta zat yang terlarut di dalamnya. Setnya memanjang dan pada waktu bertugas tidak memiliki protoplas, jadi merupakan set mati. Dindingnya berlignin dan terdapat penebalan sekunder dengan macam-macam noktah.
  • 29. XILEM Unsur trakeal Unsur trakeal terdiri dan dua macam sel trakeal, yakni trakeid dan komponen trakea. Trakeid adalah set panjang dengan ujung yang runcing. Trakea juga disebut pembuluh kayu: dan terdini dan deretan sel yang tersusun memanjang dan bersambungan pada ujung dan pangkalnya. Sel penyusun trakea yang panjangnya sampai 50 sel dinamakan komponen trakea atau komponen pembuluh kayu. Perbedaan utama antara kedua macam sel itu adalah bahwa trakeid merupakan sel yang ujungnya runcing tanpa lubang, sedangkan sel komponen trakea memiliki lubang, biasanya pada kedua dinding ujungnya.
  • 30. XILEM Gambar Jenis sal pada xilem sekunder seperti dtunjukkan oleh unsur kayu Quercus yang terlepas. Berbagai noktah tampak pada dinding sel. A-C, komponen pembuluh kayu yang lebar, D-F, komponen pembuluh kayu yang sempit. G, trakeid. H, serat trakeid. I, serat libriform, J, sal parenkim jari-jari empulur. K, berkas parenkim xilem (aksial). (dan Carpenter & Leney, 1952, dalam Esau, 1976)
  • 31. XILEM Xilem primer terdiri dari jenis sel yang sama dengan pada xilem sekunder yakni unsur trakeal (trakea dan trakeid), serat dan sel parenkim Dari segi perkembangannya, xilem primer terdiri dan bagian yang berkembang di saat awal, yakni protoxilem dan bagian yang berkembang kemudian, yakni metaxilem. Meskipun kedua bagian itu menunjukkan sifat yang berbeda, tampak bahwa strukturnya dapat saling menimpa sehingga pembatasan kedua xilem primer ini tidak bisa dilakukan dengan tajam.
  • 32. XILEM Gambar 9.4 Jenis penebalari dinding sekunder pada unsur trakeal. A, penebalan cincin. B, penebalari spiral. C, penebalan spiral yang rapat. D, penebalan skalarllorm E, penebalan jala. F, sebagian unsur trakeal yang tersayat memánjang untuk memperlihatkan penebalan dinding seperti spiral dan keping ramping yang melekatkannya pads dinding primer. D, seperti pada F, namun di sini penebalan spiral beralur dalam. (dan Fahn, 1989>
  • 33. FLOEM Berbeda dengan xilem, yang berfungsi dalam pengangkutan setelah isi selnya mati, floem harus ada dalam keadaan hidup agar dapat berfungsi. Di sini, zat hara tidak secara pasif ditarik dalam pembuluh seperti pada xilem sebab gula dan zat hara lain dipompa ke dalam pembuluh oleh pompa molekul dalam plasmalema. Di beberapa tempat tertentu, yakni pada sumber zat hara, molekul tertentu dipaksa masuk floem, sedangkan di tempat lain, yakni pada wadah, molekul dikeluarkan. Jadi, gerakan dalam floem bersifat amat dinamis dan dikendalikan oleh tumbuhan.
  • 34. FLOEM Sel yang bertugas dalam pengangkutan adalah unsur tapis yang terdiri dari sel tapis dan komponen pembuluh tapis. Di dekat sel tapis sering ditemukan sel albumin, sedangkan komponen pembuluh tapis diiringi oleh sel pengantar. Selain itu, terdapat pula parenkim floem, parenkim jari-jari empulur floem, serat floem dan sklereid floem. Sama dengan xilem sekunder, untuk mengenal macam-macam jenis sel floem yang ditemukan, dapat dipelajari floem sekunder.
  • 35. FLOEM Jenis sel floem dan fungsi utamanya Jenis sel Fungsi utama Sistem Aksial Angkutari jarak jauh Unsur tapis bagi bahan makanan Sel tapis Komponen pembuluh tapis (dengan sel pengantar) Sel sklerenkim Pengokoh, kadang-kadang Serat juga penyimpan cadangan Sklereid makanan Sel Parenkim Sistem radial Sel parenkim jari-jari empulur Penyimpanan cadangan makanan translokasi radialnya
  • 36. FLOEM Gambar A-M, Jenis sel pada floem sekunder suatu dikotil, Robinia pseudoacacia. A-E, sayatan memanjang. F-J, sayatan melintang. A,J, serat. B, komponen pembuluh tapis. F, papan tapis. C,G, sel parenkim floem (pada C, berupa untai). D,H, set parenkim floem mengandung kristal. E,I, skiereid. K,L,M, sel jari-jari empulur floem dalam penampang tangensiat (K), radial (L), dan melintang (M). N, sel tapis. (A-M dati Esau, 1976; N dad Mauseth, 1988)
  • 37. FLOEM Gambar A-D, bagan perkembangan dan pendewasaan papan tapis. A, tahap dini, memperlihatkan penampakan keping kalosa di kedua ujung plasmodesmata yang berhadapan. B, kalosa menggantikan Dinding selulosa dalam daerah pori yang berkembang. Lamela tengah belum menghilang. C, pori dewasa dilapisi oleh lender kalosa yang cukup tebal. D, papan tapis yang dilapisi kalosa pada seluruh permukaannya E-H, komponen pembuluh tapis pada Vitis EF, penampang memanjang melalui papan tapis E, selt dalam keadaan dorman dan papan tapis tertutup tapisan kalosa yang tebal, lika kemudian sel tersebut tidak bekerja lagi, make kalosa disebut kalosa definitif. F. set aktif kembali setelah kalosa hilang. Titik-titik rapat menunjukkan lendir yang mongisi daerah tapis. G, dua papan tapis tampak dua buah papan tapis majemuk (A-D den Fshn, 1989; E-G dart Esau, 1948, d&am Fahn, 1989)
  • 38. PERIDERM Periderm adalah jaringan pelindung yang dibentuk secara sekunder dan menggantikan epidermis pata batang dan akar yang telah menebal akibat pertumbuhan sekunder. Daun tidak menghasilkan periderm, kecuali pada sisik pelindung tunas istirahat. Pada dikotil basah, periderm terdapat terutama di bagian tertua pada batang dan akar. Pada beberapa monokotil ditemukan periderm, pada monokotil lain ditemukan jenis jaringan pelindung sekunder yang berbeda. ‘Kulit kayu’ adalah semua jaringan di luar kambium pembuluh. Pada stadium pertumbuhan sekunder, kulit kayu mencakup floem sekunder, jaringan primer yang mungkin masih ada di sebelah luar floem sekunder, serta periderm dan jaringan mati di sebelah luar periderm. Jika tumbuhan masih berada pada stadium primer, kulit kayu mencakup hanya floem primer, korteks, dan epidermis. Pada akar primer
  • 39. PERIDERM Struktur periderm Periderm terdiri dan felogen (kambium gabus), yaitu meristem yang nembentuk periderm; felem (sering disebut gabus), yakni jaringan pelindung yang dibentuk oleh felogen ke arah luar; dan feloderm, yakni jaringan parenkim yang dibentuk oleh felogen ke arah dalam. Jaringan di luar periderm akan mati akibat sisipan jaringan gabus (felem) di antara jaringan itu dengan jaringan di bagian dalam yang masih hidup Dibandingkan dengan kambium pembuluh, felogen terdiri dati satu macam sel saja. Sel felogen memiliki vakuola dan dapat pula berisi kloroplas maupun tanin pada periode tertentu. Pada penampang melintang, sel felogen tersusun dalam lapisan sel tangensial yang sinambung membentuk silinder (juga disebut meristem lateral) namun ada pula yang tidak sinambung
  • 40. PERIDERM Gambar 12.1 Periderm. A.B.C. sayatan melintang melalui lapisan sel di permukaan ranting. D,E, sayatan melintang dan radial dari lapisan sel yang terletak lebih dalam. A, pada ranting Papulus deltoides. Felogen terbentuk pada lapisan korteks terluar dan telah menghasilkan empat lapisan sel felem dan satu lapisan sel feloderm; felem tertutup oleh sel epidermis yang telah mati dan berisi tanin. B, pada ranting Solanum dulcamara; felogen terbentuk dalam epidermis, bagian luar sel epidermis telah menjadi sel felem yang khas den tertutup oleh lapisan kutikula; feloderm tidak dihasilkan. C.pada buah Malus pumila: sel di sebelah luar telah renggang, periderm menjadi bersisik. D, E, dalam floem sekunder Salix alba varvitellina. Semua sel feloderm sedikit kurang teratur. (dan Eames & MeDaniels, 1947)
  • 41. PERIDERM Lentisel Lentisel adalah sebagian periderm yang felogen lebih aktif daripada periderm di tempat lain dan menghasilkan jaringan yang berbeda dengan felem, banyak mengandung ruang antarsel. Felogen lentisel juga memiliki ruang antarsel, dan sinambung dengan felogen periderm di sebelahnya. Karena susunannya terbuka, lentisel dianggap sebagai struktur yang memungkinkan udara masuk lewat periderm. Lentisel umum ditemukan pada periderm batang dan akar. Ukurannya berkisar antara yang kecil yang hampir tak kasat mata sampai yang sepanjang satu senti meter. Lentisel tersusun dalam deretan atau ditemukan sendiri-sendiri secara terpisah.
  • 43. STRUKTUR SEKRESI Sekresi adalah peristiwa pemisahan sejumlah zat dan protoplas atau isolasinya dalam sebagian protoplas. Zat yang disekresikan dapat berupa ion berlebih yang dipisahkan berk garam, kelebihan hasil asimilasi yang dikeluarkan sebagai gula, atau pun senyawa dalam dinding sel. Zat yang disimpan dalam dinding sel atau di permukaan antara lain zat seperti lignin, suberin, kutin, dan malam. Selain itu juga termasuk senyawa yang merupakan hasil akhir atau bukan merupakan hasil akhir metaboIisme, namun tak dapat digunakan atau hanya separuh yang dapat digunakan secara fisiologis (alkaloid, tanin, terpen, harsa, bermacam kristal). pula zat yang memiliki fungsi fisiologis sesudah disekresikan (enzim, hormon)
  • 44. STRUKTUR SEKRESI Sekret yang dihasilkan oleh suatu kelenjar amat beragam. Beberapa kelenjar (hidatoda, kelenjar lendir, nektanium, kelenjar garam) mensekresikan zat hidrofilik, sementara kelenjar lain (kelenjar minyak, sel epitelium pada saluran harsa) melepaskan zat lipofilik. Struktur- uttra kedua macam kelenjar seperti itu menunjukkan bahwa sekresi zat hidrofilik terjadi seiring dengan kehadiran sejumlah besar mitokondria, retikulum endoplasma, atau diktiosom. Pada kelenjar minyak tampaknya sekresi berkaitan dengan penguraian protoplas yang semula padat.
  • 46. AKAR Akar merupakan bagian bawah dari suatu tanaman dan biasanya berkembang di bawah permukaan tanah, meskipun ada pula akar yang tumbuh di luar tanah. Akar pertama pada tumbuhan berbiji berkembang dari meristem apeks di ujung akar embrio dalam biji yang berkecambah. Akar embrio juga dinamakan radikula. Pada Gymnospermae dan dikotil, akar tersebut berkembang dan membesar menjadi akar primer dengan cabang yang berukuran lebih kecil. Sistem akar seperti itu disebut akar tunggang. Pada monokotil, akar primer tidak lama bertahan dalam kehidupan tanaman dan segera mengering. Dan dekat pangkalnya atau di dekatnya akan nauncul akar baru yang disebut akar tambahan atau akar adventif. Keseluruhan akar adventif seperti itu dinamakan susunan akar serabut.
  • 47. AKAR Sistem akar tunggang umumnya dapat menembus tanah lebih dalam dibandingkan dengan akar serabut, namun akar serabut melekat lebih baik pada lapisan atas tanah. Dalam sistem akar tunggang, akar primer dan cabangnya yang besar akan mengalami penebalan sekunder, namun akar cabang kecil, yang berguna dalam penyerapan, tetap dalam keadaan primer dan sering tak lama hidupnya. Akar tunggang dan akar serabut umumnya ditemukan pada tumbuhan berbiji. Gunanya untuk nielekatkan tananian pada substrat, menyerap air dan berbagai garam mineral, dan berperan sebagai organ penyimpan dan untuk konduksi.
  • 48. AKAR
  • 49. AKAR Tudung akar terdapat di ujung akar dan melindungi promeristem akar serta membantu penembusan tanah oleh akar. Tudung akar terdiri atas sel hidup yang sering mengandung pati. Sel kadang- kadang tersusun dalam deretan radial yang berasal dan pemula tudung akar. Pada banyak tumbuhan, sd sentral di tudung akar
  • 50. AKAR Eksodermis Pada sejumlah besar tumbuhan, dinding sel pada lapisan sel terluar korteks akan memembentuk gabus, sehingga terjadi jaringan pelindung baru, yakni eksodermis yang akan menggantikan epidermis. Struktur dan sifat sitokimiawi sel eksodermis mirip sel epidermis
  • 51. AKAR Mikoriza Epidermis dan korteks pada sejumlah besar tumbuhan sering berasosiasi dengan fungi (jamur) tanah. Asosiasi antara hifa jamur dan akar muda tumbuhan tinggi dikenal dengan nama mikoriza (Yunani: mykes, jamur; rhiza, akar). Biasanya hubungan ini suatu simbiosis: baik tumbuhan tinggi maupun jamur memperoleh keuntungan dan asosiasi ini. Penyerapan air dan zat hara oleh akar akan meningkat dan jamur memperoleh senyawa organik. Korteks yang ditembus oleh jamur yang bersangkutan, tidak rnenunjukkan gejaia sakit dan tetap hidup terus.
  • 52. AKAR Bintil akar Bintil akar merupakan asosiasi akar dengan bakteri penambat nitrogen udara (Rhizobium) yang berguna bagi tumbuhan. Bintil akar yang diakibatkannya merupakan ciri khas bagi Fabaceae. Bakteri memasuki akar terutama melalui rambut akar, dan dengan memperbanyak diri, membentuk benang infeksi. Caranya adalah dengan menyelubungi seludang yang terdiri dan bahan seperti gum. Benang ini amat dalam menembus akar dan merangsang proliferasi sel (pembelahan sel secara cepat dan banyak menghasilkan sel) pada lapisan korteks sebelah dalam. Hasil proliferasi mi, yang menyerupai bakal akar cabang, akan menjadi bintil
  • 53. AKAR Perkembangan akar Peristiwa utama pada awal pembentukan akar adalah penyusunan meristem apeksnya. Saat biji berkecambah, promeristem di ujung akar embrio membentuk akar primer. Sementara akar primer tumbuh, meristem apeks memperoleh bentuk tertentu. Kini dikenal dua macam jenis susunan sel pada meristem apeks akar. Pada jenis pertama, silinder pembuluh, korteks, dan tudung akar, masing- masing dapat dirunut asalnya pada lapisan terpisah pada meristem apeks; ketiganya memiliki sel pemula sendiri-sendiri. Dalam hal ini epidermis berdiferensiasi dan lapisan korteks paling luar atau dari lapisan tudung akar paling dalam. Pada jenis kedua, semua lapisan sel dihasilkan oleh sekelompok sel di titik tumbuh akar. Jadi, sel di semua daerah akar memiliki pemula bersama.
  • 54. AKAR
  • 55. AKAR
  • 56. AKAR Pada beberapa jarak tertentu dar promeristem, sel membesar dan berkembang menjadi sel terspesialisasi. Hal itu melibatkan masa pemanjangan sebagian besar sel yang terjadi di belakang pelebaran awal dari ujung akar. Batas epidermis, korteks, dan silinder pusat tampak dekat di belakang promeristem. Rambut akar berdiferensiasi dan sel epidermis, dan akar menjadi dewasa di belakang daerah pemanjangan akar. Korteks bertambah lebar karena pembelahan periklinal serta pembesaran sel dalam arah radial. Lapisan paling dalam berdiferensiasi menjadi endodernmis. Pada silinder pembuluh, yang paling dahulu tampak adalah perisikel. Sel metaxilem membesar dan menghasilkan vakuola besar. Kemudian, sel floem yang pertama-tama akan menjadi dewasa. Sesudah itu, elemen protoxilem di dekat perisikel menjadi dewasa mendahului metaxilem yang ada di tengah, sehingga pendewasaan xilem primer berarah sentripetal atau eksark.
  • 57. AKAR
  • 58. AKAR Akar lateral berkembang pada jarak tertentu di belakang mersitem apeks akar. Pada Gymnospermae dan Angiopsermae, akar lateral umumnya dibentuk dalam perisikel. Lokasi (situs) akar lateral terhadap berkas xilem dan akar induknya berbeda-beda menurut pola jaringan pembuluh induknya. Pada akar diark, akar lateral tumbuh di tempat di antara xilem dan floem. Pada akar triark, tetrark, dan seterusnya. Akar lateral muncul di hadapan berkas xilem. Pada akar poliark, akar lateral berkembang di hadapan berkas floem .