SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan
Kali ini kita akan membahas tentang Struktur dan Fungsi Jaringan
Tumbuhan. Langsung saja ke postingan kita, cekidot.
Jaringan Tumbuhan
Tumbuhan tersusun atas banyak sel. Sel-sel itu pada tempat tertentu
membentuk jaringan. Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai
struktur dan fungsi yang sama dan terikat oleh bahan antarsel membentuk
suatu kesatuan.
Seiring tahap perkembangannya, jaringan penyusun tubuh tumbuhan dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa.
1. Jaringan Meristem
Jaringan meristem adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat
embrional, artinya mampu secara terus-menerus membelah diri untuk
menambah jumlah sel tubuh. Sel meristem biasanya merupakan sel muda
dan belum mengalami diferensiasi dan spesialisasi. Ciri-ciri sel meristem
biasanya berdinding tipis, banyak mengandung protoplasma, vakuola kecil,
inti besar, dan plastida belum matang. Bentuk sel meristem umumnya sama
ke segala arah, misalnya seperti kubus.
Berdasarkan letaknya dalam tumbuhan, ada 3 macam meristem,
yaitumeristem apikal, meristem lateral, dan meristem interkalar. Meristem
apikal terdapat di ujung batang dan ujung akar.
Jaringan Meristem
Meristem interkalar merupakan bagian dari meristem apikal yang terpisah dari
ujung (apeks) selama pertumbuhan. Meristem interkalar (antara) terdapat di
antara jaringan dewasa, misalnya di pangkal ruas batang rumput. Meristem
lateral terdapat pada kambium pembuluh dan kambium gabus.
Berdasarkan asal terbentuknya, meristem dibedakan menjadi meristem primer
dan meristem sekunder.
a. Meristem Primer
Meristem primer adalah meristem yang berkembang dari sel embrional.
Meristem primer terdapat misalnya pada kuncup ujung batang dan ujung akar.
Meristem primer menyebabkan pertumbuhan primer pada tumbuhan.
Pertumbuhan primer memungkinkan akar dan batang bertambah panjang.
Dengan demikian, tumbuhan bertambah tinggi.
Meristem primer dapat dibedakan menjadi daerah-daerah dengan tingkat
perkembangan sel yang berbeda-beda. Pada ujung batang terdapat meristem
apikal. Di dekat meristem apikal ada promeristem dan ujung meristematik lain
yang terdiri dari sekelompok sal yang telah mengalami diferensiasi sampai
tingkat tertentu.
Daerah meristematik di belakang promeristem mempunyai tiga jaringan
meristem, yaitu protoderma, prokambium, dan meristem dasar. Protoderma
akan membentuk epidermis, prokambium akan membentuk jaringan ikatan
pembuluh (xilem primer dan floem primer) dan kambium. Meristem dasar
akan membentuk jaringan dasar tumbuhan yang mengisi empelur dan korteks
seperti parenkima, kolenkima, dan sklerenkima. Tumbuhan monokotil hanya
memiliki jaringan primer dan tidak memiliki jaringan sekunder. Pada tumbuhan
dikotil terdapat jaringan primer dan jaringan sekunder.
b. Meristem Sekunder
Meristem sekunder adalah meristem yang berkembang dari jaringan dewasa
yang telah mengalami diferensiasi dan spesialisasi (sudah terhenti
pertumbuhannya) tetapi kembali bersifat embrional. Contoh meristem
sekunder adalah kambium gabus yang terdapat pada batang dikotil dan
Gymnospermae, yang dapat terbentuk dari sel-sel korteks di bawah
epidermis.
Jaringan kambium yang terletak di antara berkas pengangkut (xilem dan
floem) pada batang dikotil merupakan meristem sekunder. Sel kambium aktif
membelah, ke arah dalam membentuk xilem sekunder dan ke luar
membentukfloem sekunder. Akibatnya, batang tumbuhan dikotil bertambah
besar. Sebaliknya batang tumbuhan monokotil tidak mempunyai meristem
sekunder sehingga tidak mengalami pertumbuhan sekunder. Itulah mengapa
batang monokotil tidak dapat bertambah besar.
2. Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa merupakan jaringan yang terbentuk dari diferensiasi dan
spesialisasi sel-sel hasil pembelahan jaringan meristem. Diferensiasi adalah
perubahan bentuk sel yang disesuaikan dengan fungsinya, sedangkan
spesialisasi adalah pengkhususan sel untuk mendukung suatu fungsi tertentu.
Jaringan dewasa pada umumnya sudah tidak mengalami pertumbuhan lagi
atau sementara berhenti pertumbuhannya. Jaringan dewasa ini ada yang
disebut sebagai jaringan permanen. Jaringan permanen adalah jaringan yang
telah mengalami diferensiasi yang sifatnya tak dapat balik (irreversibel). Pada
jaringan permanen sel-selnya tidak lagi mengalami pembelahan. Jaringan
dewasa meliputi jaringan epidermis, gabus parenkima, xilem, dan floem.
Selain itu ada bagian tumbuhan tertentu yang memiliki jaringan kolenkima dan
sklerenkima.
a. Epidermis
Jaringan epidermis ini berada paling luar pada alat-alat tumbuhan primer
seperti akar, batang daun, bunga, buah, dan biji. Epidermis tersusun atas satu
lapisan sel saja. Bentuknya bermacam-macam, misalnya isodiametris yang
memanjang, berlekuk-lekuk, atau menampakkan bentuk lain. Epidermis
tersusun sangat rapat sehingga tidak terdapat ruangan-ruangan antarsel.
Epidermis merupakan sel hidup karena masih mengandung protoplas,
walaupun dalam jumlah sedikit. Terdapat vakuola yang besar di tengah dan
tidak mengandung plastida.
Jaringan Epidermis
1. Jaringan epidermis daun
Jaringan epidermis daun terdapat pada permukaan atas dan bawah daun.
Jaringan tersebut tidak berklorofil kecuali pada sel penjaga (sel penutup)
stomata. Pada permukaan atas daun terdapat penebalan dinding luar yang
tersusun atas zat kuting (turunan senyawa lemak) yang dikenal sebagai
kutikula, misalnya pada daun nangka. Selain itu ada yang membentuk lapisan
lilin untuk melindungi daun dari air, misalnya pada daun pisang dan daun
keladi. Ada pula yang membentuk bulu-bulu halus di permukaan bawah
sebagai alat perlindungan, misalnya pada daun durian. Sekelompok sel
epidermis membentuk stomata atau mulut daun. Stomata merupakan suatu
celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup atau sel penjaga.
Melalui mulut daun ini terjadi pertukaran gas.
2. Jaringan epidermis batang
Seperi halnya jaringan epidermis daun, jaringan epidermis batang ada yang
mengalami modifikasi membentuk lapisan tebal yang dikenal sebagai kutikula,
membentuk bulu sebagai alat perlindungan.
3. Jaringan epidermis akar
Jaringan epidermis akar berfungsi sebagai pelindung dan tempat terjadinya
difusi dan osmosis. Epidermis akar sebagian bermodifikasi membentuk
tonjolan yang disebut rambut akar dan berfungsi untuk menyerap air tanah.
Stomata adalah celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan. Pada
semua tumbuhan yang berwarna hijau, lapisan epidermis mengandung
stomata paling banyak pada daun. Stomata terdiri atas bagian-bagian yaitu
sel penutup, bagian celah, sel tetangga, dan ruang udara dalam. Sel tetangga
berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup
yang mengatur lebar celah. Sel penutup dapat terletak sama tinggi dengan
permukan epidermis (panerofor) atau lebih rendah dari permukaan epidermis
(kriptofor) dan lebih tinggi dari permukaan epidermis (menonjol). Pada
tumbuhan dikotil, sel penutup biasanya berbentuk seperti ginjal bila dilihat dari
atas. Sedangkan pada tumbuhan rumput-rumputan memiliki struktur khusus
dan seragam dengan sel penutup berbentuk seperti halter dan dua sel
tetangga terdapat masing-masing di samping sebuah sel penutup.
b. Jaringan Gabus
Jaringan gabus atau periderma adalah jaringan pelindung yang dibentuk
untuk menggantikan epidermis batang dan akar yang telah menebal akibat
pertumbuhan sekunder. Jaringan gabus tampak jelas pas tetumbuhan dikotil
dan Gymnospermae.
Struktur jaringan gabus terdiri atas felogen (kambium gabus) yang akan
membentuk felem (gabus) ke arah luar dan feloderma ke arah dalam. Felogen
dapat dihasilkan oleh epidermis, parenkima di bawah epidermis, kolenkima,
perisikel, atau parenkima floem, tergantung spesies tumbuhannya. Pada
penampang memanjang, sel-sel felogen berbentuk segi empat atau segi
banyak dan bersifat meristematis. Sel-sel gabus (felem) dewasa berbentuk
hampir prisma, mati, dan dinding selnya berlapis suberin, yaitu sejenis
selulosa yang berlemak. Sel-sel feloderma menyerupai sel parenkima,
berbentuk kotak dan hidup. Jaringan gabus berfungsi sebagai pelindung
tumbuhan dari kehilangan air. Pada tumbuhan gabus (Quercus suber),
lapisan gabus dapat bernilai ekonomi, misalnya untuk tutup botol.
c. Parenkima
Di sebelah dalam epidermis terdapat jaringan parenkima. Jaringan ini terdapat
mulai dari sebelah dalam epidermis hingga ke empulur. Parenkima tersusun
atas sel-sel bersegi banyak. Antara sel yang satu dengan sel yang lain
terdapat ruang antarsel.
Parenkima disebut juga jaringan dasar karena menjadi tempat bagi jaringan-
jaringan yang lain. Parenkima terdapat pada akar, batang, dan daun,
mengitari jaringan lainnya. Misalnya pada xilem dan floem.
Selain sebagai jaringan dasar, jaringan parenkima berfungsi sebagai jaringan
penghasil dan penyimpan cadangan makanan. Contoh parenkima penghasil
makanan adalah parenkima daun yang memiliki kloroplas dan dapat
melakukan fotosintesis. Parenkima yang memiliki kloroplas
disebutsklerenkima. Hasil-hasil fotosintesis berupa gula diangkut ke
parenkima batang atau akar. Di parenkima batang atau akar, hasil-hasil
fotosintesis tersebut disusun menjadi bahan organik lain yang lebih kompleks,
misalnya tepung, protein, atau lemak. Parenkima batang dan akar pada
beberapa tumbuhan berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan,
misalnya pada ubi jalar (Ipomoea batatas). Ada pula sel parenkima yang
menyimpan cadangan makanan pada katiledon (daun lembaga biji) seperti
pada kacang buncis (Phaseolus vulgaris).
d. Jaringan Penguat
untuk memperkokoh tubuhnya, tumbuhan memerlukan jaringan penguat atau
penunjang yang disebut juga sebagai jaringan mekanik. Ada dua macam
jaringan penguat pegat yang menyusun tubuh tumbuhan,
yaitu kolenima dansklerenkima. Kolenkima mengandung protoplasma dan
dindingnya tidak mengalami signifikasi. Sklerenkima berbeda dari kolenkima,
karena sklerenkima tidak mempunyai protoplasma dan dindingnya mengalami
penebalan dan zat lignin (lignifikasi).
1. Kolenkima
Sel kolenkima merupakan sel hidup dan mempunyai sifat mirip parenkima.
Sel-selnya ada Yat mengandung kloroplas. Kolenkima umumnya terletak di
dekat perukaan dan di bawah epidermis pada batang, tangkai daun, tangkai
bunga, dan ibu tulang daun. Kolenkima jarang terdapat pada akar. Sel
kolenkima biasanya memanjang sejajar dengan pusat organ tempat
kolenkima itu terdapat.
Dinding sal kolenkima mengandung selulosa, pektin, dan hemiselulosa.
Dinding sel kolenkima mengalami penebalan yang tidak merata. Penebalan
itu terjadi pada sudut-sudut sel, dan disebut kolenkima sudut.
Fungsi jaringan kolenkima adalah sebagai penyokong pada bagian tumbuhan
muda yang sedang tumbuh dan pada tumbuhan herba.
2. Sklerenkima
Jaringan sklerenkima terdiri atas sel-sel mati. Dinding sel sklerenkima sangat
kuat, tebal, dan mengandung lignin (komponen utama kayu). Dinding sel
mempunyai penebalan primer dan kemudian penebalan sekunder oleh zat
lignin. Menurut bentuknya, sklerenkima dibagi menjadi dua, yaitu serabut
sklerenkima yang berbentuk seperti benang panjang, dan sklereid (sel batu).
Sklereid terdapat pada berkas pengangkut, di antara sel-sel parenkima,
korteks batang, tangkai daun, akar, buah, dan biji. Pada biji, sklereid sering
kali merupakan suatu lapisan yang turut menyusun kulit biji.
Fungsi sklerenkima adalah menguatkan bagian tumbuhan yang sudah
dewasa. Sklerenkima juga melindungi bagian-bagian lunak yang lebih dalam,
seperti pada kulit biji jarak, biji kenari dan tempurung kelapa.
e. Jaringan Pengangkut
1. Xilem
Xilem berfungsi untuk menyalurkan air dan mineral dari akar ke daun. Elemen
xilem terdiri dari unsur pembuluh, serabut xilem, dan parenkima xilem. Unsur
pembuluh ada dua, yaitu pembuluh kayu (trakea) dan trakeid. Trakea dan
trakeid merupakan sel mati, tidak memiliki sitoplasma dan hanya tersisa
dinding selnya. Sel-sel tersebut bersambungan sehingga membentuk
pembuluh kapiler yang berfungsi sebagai pengangkut air dan mineral. Oleh
karena pembuluh yang membentuk berkas, maka dikatakan sebagai berkas
pembuluh. Diameter xilem bervariasi tergantung pada spesies tumbuhan,
tetapi biasanya 20-700 µm. Dinding xilem mengalami penebalan zat lignin.
Xilem
Trakea merupakan bagian yang terpenting pada xilem tumbuhan bunga,
trakea terdiri atas sel-sel berbentuk tabung yang berdinding tebal karena
adanya lapisan selulosa sekunder dan diperkuat lignin, sebagai bahan
pengikat. Diameter trakea biasanya lebih besar daripada diameter trakeid.
Ujung selnya yang terbuka disebut perforasi atau lempeng perforasi. Trakea
hanya terdapat pada Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup) dan tidak
terdapat pada Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) kecuali anggota
Gnetaceae (golongan melinjo).
Perbedaan Sel Tumbuhan dan Sel Hewan
Bagian trakeid dapat dibedakan dari trakea karena ukurannya lebih kecil,
walaupun dinding selnya juga tebal dan berkayu. Rata-rata diameter trakeid
ialah 30 µm dan panjangnya mencapai beberapa milimeter. Trakeid terdapat
pada semua tumbuhan Spermatophyta. Pada ujung sel trakeid terdapat
lubang seperti saringan.
Trakeid dan Trakea
2. Floem
Floem berfungsi menyalurkan zat makanan hasil fotosintesis
dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Pada umumnya elemen
floem disusun oleh unsur-unsur tapis, sel pengiris, serabut
floem, sklereid, dan parenkima floem. Unsur utama adalah
pembuluh tapis dan parenkima floem. Parenkima floem
berfungsi menyimpan cadangan makanan. Persebaran serabut
floem sering kali sangat luas dan berfungsi untuk memberi
sokongan pada tubuh tumbuhan.
Pembuluh tapis terdiri atas sel-sel berbentuk silindris dengan
diameter 25 µm dan panjang 100-500 µm. Pembuluh tapis
mempunyai sitoplasma tanpa inti. Dinding sel komponen
pembuluh tapis tidak berlignin sehingga lebih tipis daripada
trakea. Pembuluh tapis adalah pembuluh angkut utama pada
jaringan floem. Pembuluh ini bersambungan dan meluas dari
pangkal sampai ke ujung tumbuhan
Sifat Bahan & Pemanfaatannya dalam Kehidupan
Dalam bab ini akan dibahas sifat bahan-bahan di sekitar kita dan
pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.
A. Bahan Serat
Istilah serat sering dikaitkan dengan sayur-sayuran, buah-buahan, dan tekstil
(bahan pembuat pakaian).
Secara kimiawi serat adalah suatu polimer.
Berdasarkan asal bahan penyusunnya serat dikelompokkan menjadi serat
alami (polimer alami) dan serat sintetis (polimer sintetis).
1) Serat Alami
Bahan serat alami diperoleh dari tumbuhan, hewan, dan mineral.
 Serat tumbuhan diperoleh dari selulosa tumbuhan, misalnya dari kapas,
kapuk, dan rami. Contoh tekstil dari selulosa adalah katun dan linen.
 Serat hewan berupa serat protein dapat diperoleh dari rambut domba,
benang jala yang dihasilkan oleh laba laba, dan kepompong ulat sutera.
Contoh tekstil dari serat protein yaitu wol dan sutera.
 Serat mineral, umumnya dibuat dari mineral asbetos.
2) Serat Sintetis
Serat sintetis merupakan serat yang dibuat oleh manusia, bahan dasarnya tidak
tersedia secara langsung dari alam. Contoh kain yang terbuat dari serat sintetis
adalah :
 Rayon
 Polyester
 Dakron
 Nilon
3) Serat Campuran
Penggunaan bahan-bahan alami dan sintetis dapat dicampurkan untuk
memperbaiki kualitas bahan. Contoh tekstil dari bahan serat campuran adalah :
 TC (Tetoron Cotton) campuran dari polyester dan katun.
 TR (Tetoron Rayon) campuran dari polyester dan rayon.
Pemanfaatan tekstil dari berbagai macam serat didasarkan pada ciri-ciri
seratnya antara lain kehalusan, kekuatan, daya serap, dan kemuluran atau
elastisitas. Salah satu cara untuk menentukan ciri dari bahan serat dapat
dilakukan dengan analisis pembakaran.
Karakteristik bahan serat :
1. Serat kapas dari selulosa (kapas) memiliki karakteristik bahan terasa
dingin dan sedikit kaku, mudah kusut, mudah menyerap keringat, rentan
terhadap jamur dan mudah terbakar. Kalau terbakar nyalanya berjalan
terus, berbau seperti kertas, dan meninggalkan abu berwarna kelabu.
2. Serat linen dibandingkan dengan katun mempunyai ciri lebih halus, lebih
kuat, berkilau lembut, kurang elastis, mudah kusut, tidak tahan seterika
panas. Serat linen mudah terbakar, bila terbakar nyalanya berjalan terus,
berbau seperti kertas terbakar, dan meninggalkan abu berwarna kelabu.
3. Serat sutera mempunyai ciri-ciri berkilau, sangat bagus dan lembut, tidak
mudah kusut, sangat halus, kekuatannya tinggi, dan kurang tahan
terhadap sinar matahari. Mempunyai daya serap cukup tinggi, tidak
mudah berjamur, sukar terbakar, cepat padam, berbau seperti rambut
terbakar, bekas pembakaran berbentuk abu hitam, bulat, dan mudah
dihancurkan.
4. Serat wool, mempunyai ciri agak kuat, tidak berkilau, keriting, kekenyalan
tinggi, elastisitas tinggi, dan merupakan penahan panas yang baik, tahan
terhadap jamur dan bakteri. Pada pembakaran terbentuk gumpalan hitam
dan berbau rambut terbakar.
5. Serat asbes umumnya mempunyai kekuatan tarik yang tinggi, daya
mulurnya sangat rendah, hanya sedikit menyerap air, sangat tahan panas
dan api, dan tahan cuaca. Serat asbes merupakan penghantar listrik dan
panas yang jelek, sehingga mineral asbes banyak dimanfaatkan untuk
pelapis kabel listrik, sarung tangan, dan tirai.
6. Serat nilon mempunyai ciri sangat kuat, ringan dan berkilau, elastisitas
sangat kuat, tidak mudah kusut, tahan terhadap serangan jamur dan
bakteri. Nilon tidak tahan panas, mudah terbakar, meleleh bila dibakar,
berbau khas, serta meninggalkan bentuk pinggiran keras yang berwarna
cokelat.
7. Serat polyester mempunyai ciri elastisitasnya tinggi sehingga tidak mudah
kusut, tahan terhadap sinar matahari, tahan suhu tinggi, daya serap air
yang rendah, tahan terhadap jamur, bakteri, dan serangga. Apabila
dibakar polyester mudah terbakar, tetapi apinya cepat padam,
meninggalkan tepi yang keras dan berwarna cokelat muda.
8. TC (Tetoron Cotton) dan TR (Tetoron Rayon) mempunyai ciri kurang
dapat menyerap keringat dan agak panas di badan, tidak susut dan
mengembang, apabila dibakar akan menghasilkan abu dan arang.
B. Bahan Karet
Karet dihasilkan oleh pohon karet (Hevea brasiliensis) berupa getah seperti susu
yang disebut lateks.
Lateks diperoleh dengan cara menyadap, yaitu dengan menyayat kulit pohon
atau pada bagian kortek tumbuhan tersebut.
Secara kimiawi karet alam adalah senyawa hidrokarbon yang merupakan
polimer alam hasil penggumpalan lateks alam dan merupakan
makromolekul poliisoprena (C5H8)n.
Karet sintetis terbuat dari bahan baku yang berasal dari minyak bumi, batu
bara, minyak, gas alam, dan acetylene. Banyak dari karet sintetis
adalah kopolimer, yaitu polimer yang terdiri dari lebih dari satu jenis monomer.
Karet sintetis dapat diubah susunannya sehingga diperoleh sifat yang sesuai
dengan kegunaannya.
Berikut beberapa jenis karet sintetis dengan sifat dan kegunaannya.
1. NBR (Nytrile Butadiene Rubber). NBR memiliki ketahanan yang tinggi
terhadap minyak, digunakan dalam pembuatan pipa karet untuk bensin
dan minyak, membran, seal, gaskot, serta peralatan lain yang banyak
dipakai dalam kendaraan bermotor.
2. CR (Chloroprene Rubber), CR dengan ciri tahan terhadap nyala api,
digunakan sebagai bahan pipa karet, pembungkus kabel, seal, gaskot,
dan sabuk pengangkut.
3. IIR (Isobutene Isoprene Rubber), IRR mempunyai sifat kedap air,
digunakan untuk bahan ban bermotor, pembalut kawat listrik, pelapis
bagian dalam tangki, tempat penyimpan lemak dan minyak.
C. Bahan Tanah Liat dan Keramik
Tanah liat merupakan bahan dasar yang dipakai dalam pembuatan keramik.
Secara kimiawi tanah liat termasuk hidrosilikat alumina.
Sifat fisik tanah liat yaitu plastis bila keadaan basah, keras bila kering, dan bila
dibakar menjadi padat dan kuat.
Secara umum barang-barang yang dibuat dari tanah liat dinamakan keramik.
Namun, saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat.
Keramik dibedakan menjadi dua kelompok yaitu :
1) Keramik tradisional.
Keramik tradisional bahan bakunya dari tanah liat.
Berdasarkan komposisi tanah liat dan suhu pembakarannya, keramik tradisional
dibedakan menjadi tembikar (terakota), gerabah (earthenware), keramik batu
(stoneware), dan porselen (porcelain).
 Terakota atau tembikar adalah produk yang bahan bakunya dari tanah liat
dengan pembakaran sekitar 1000o
C.
 Gerabah adalah produk yang bahan bakunya dari tanah liat dengan
pembakaran 1200o
C.
 Keramik batu adalah tanah liat dengan campuran bahan lain diantaranya
kuarsa dan air, dibakar sampai suhu 1200o
C-2000o
C.
 Porselin dibuat dari bahan yang mirip dengan keramik tetapi baru mulai
matang pada pembakaran 15000o
C.
2) Keramik halus
Keramik halus atau keramik teknik yang bahan bakunya dari oksida-oksida
logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO, dan lainnya).
Keramik halus ini penggunaanya sebagai elemen pemanas, semikonduktor,
komponen turbin, dan pada bidang medis.
Peralatan yang diperlukan untuk membuat keramik, antara lain :
 Mixer (untuk mengaduk bahan keramik)
 Glasir (berfungsi mengkilapkan)
 Cetakan gypsum
 Penggiling glasir
 Rak pengering
 Pencelup glasir
 Oven atau tungku pemanas
Teknik Pembuatan Keramik
Pembuatan keramik umumnya dilakukan dengan tiga teknik pembentukan
keramik, yaitu:
 Pembentukan tangan langsung (hand building).
 Teknik putar (throwing), dan
 Teknik cetak (casting).
Langkah-langkah pembuatan keramik sebagai berikut :
Tahap pembentukan, yaitu tahap pengubahan tanah liat plastis menjadi benda-
benda yang dikehendaki.
1. Pengeringan, bertujuan untuk menghilangkan air yang terikat pada badan
keramik.
2. Pembakaran, yaitu proses mengubah bahan yang rapuh menjadi bahan
yang padat, keras, dan kuat.
3. Glasir, untuk melapisi permukaan keramik melalui proses pengeringan.
Glasir merupakan material yang terdiri atas beberapa bahan tanah atau
batuan silikat yang akan membuat permukaan keramik seperti gelas yang
mengkilap.
4. Tahap pelukisan untuk memberikan hiasan dengan motif-motif yang
menarik.
5. Pembakaran kembali dalam oven dengan suhu lebih kurang 800o C.
6. Pengemasan sesuai permintaan.
D. Bahan Gelas
Bahan gelas dan kaca yang digunakan oleh masyarakat prasejarah berasal dari
kaca alami yang disebut obsidian.
Obsidian adalah produk sampingan alami dari letusan gunung berapi berupa
benda yang tajam, mengkilap dengan warna hitam, orange, abu-abu, atau hijau.
Menurut catatan sejarah, kaca sudah diproduksi sejak tahun 4 SM (Sebelum
Masehi) yaitu dengan bahan pasir kuarsit yang dipanaskan sampai meleleh
kemudian dibiarkan dingin, dan terbentuklah benda keras yang tembus
pandang.
Bahan baku pembuatan kaca ada dua kelompok yaitu :
1. Bahan yang dibutuhkan dalam jumlah besar meliputi pasir silika, soda
abu, batu kapur,feldspar dan pecahan gelas (cullet).
2. Bahan yang dibutuhkan dalam jumlah kecil meliputi natrium
sulfat, natrium bikromat,selenium dan arang. Pasir silika, batu kapur dan
feldspar sangat melimpah di Indonesia.
Gelas aman digunakan sebagai kemasan karena beberapa sifat unggul
berikut :
 Kedap terhadap air, gas, bau-bauan dan mikroorganisme.
 Tidak dapat bereaksi dengan barang yang dikemas (bahan kimia).
 Dapat didaur ulang.
 Dapat ditutup kembali setelah dibuka.
 Tembus pandang sehingga isinya dapat dilihat.
 Memberikan nilai tambah bagi produk (nilai estetika).
 Kaku dan kuat sehingga dapat ditumpuk tanpa mengalami kerusakan.
 Gelas dapat disimpan dalam jangka waktu panjang tanpa mengalami
kerusakan.
Jenis kaca berbeda memiliki karakteristik fisik yang berbeda. Salah satu sifat
fisik kaca adalah densitas atau kepadatan. Kepadatan adalah massa persatuan
volume.
Keterangan :
ρ = Massa Jenis (kg/m3
atau g/cm3
)
m = Massa benda (kg atau gram)
v = Volume benda (m3
atau cm3
)
E. Bahan Kayu
Tumbuhan di sekitar kita terdiri atas kelompok tumbuhan batang basah yang
disebutherbaceus dan tumbuhan batang berkayu yang disebut lignosus.
Selanjutnya, kelompok tumbuhan batang berkayu dibedakan antara perdu dan
pohon. Pada umumnya kayu yang digunakan sebagai bahan untuk berbagai
keperluan diperoleh dari kelompok tumbuhan berkayu berupa pohon.
Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari peralatan masak seperti
sendok kayu, perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka
atap), bahan kertas, alat transportasi (perahu), dan banyak lagi. Kayu juga
dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga, aksesoris, dan cindera
mata.
Kayu dimanfaatkan untuk berbagai keperluan karena mengandung komponen
penting yaitu selulosa, lignin, dan senyawa ekstraktif (senyawa tertentu yang
dapat diambil dari kayu).
 Selulosa merupakan senyawa polimer turunan dari glukosa, dapat
mencapai 70% dari berat kayu. Selulosa merupakan bahan utama
pembuatan kertas dan tekstil.
 Lignin merupakan komponen pembentuk kayu, meliputi 18-28% berat
kayu. Secara kimiawi, kayu keras dan kayu lunak dibedakan pada jumlah
dan jenis lignin yang terkandung di dalamnya.
 Senyawa ekstraktif dapat berupa zat warna, getah, resin, lilin, dan
lainnya, yang jumlah dan jenisnya tergantung spesies pohonnya.
Senyawa ekstraktif ini memiliki manfaat seperti melindungi kayu dari
hama. Senyawa ekstraktif merupakan salah satu dari hasil hutan
nonkayu.
Pemanfaatan kayu disesuaikan dengan sifat-sifatnya. Kayu dari jenis pohon
yang berbeda mempunyai sifat yang berbeda. Pengenalan atas sifat-sifat akan
sangat membantu dalam menentukan jenis-jenis kayu untuk tujuan pengunaan
tertentu.
Berikut beberapa sifat kayu :
1) Bobot dan Berat Jenis
Bobot suatu jenis kayu bergantung pada kandungan zat kayu, jumlah poripori,
zat ekstraktif, dan kadar air. Bobot kayu ditunjukkan dengan berat jenis (BJ)
kayu, dan dipakai sebagai patokan kualitas kayu. Berdasarkan berat jenisnya,
kayu digolongkan menjadi empat, yaitu: sangat berat dengan BJ > 90; berat
dengan BJ 0,75-0,90; sedang dengan BJ 0,60-0,75; dan ringan dengan BJ <60.
Berat jenis berhubungan dengan kekuatan kayu. Pada umumnya makin tinggi BJ
kayu, kayu tersebut semakin kuat pula.
2) Keawetan
Keawetan adalah daya tahan kayu terhadap serangan hama dan penyakit
perusak kayu, misalnya serangga dan jamur. Keawetan kayu disebabkan
kandungan senyawa ekstraktif di dalam kayu. Kayu jati memiliki senyawa
ekstraktif tectoquinon, kayu ulin mengandung silika. Kedua jenis kayu tersebut
memiliki tingkat keawetan yang tinggi.
3) Warna
Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam
kayu yang berbeda-beda. Warna kayu juga dipengaruhi oleh posisinya dalam
batang, umur pohon dan lingkungan. Kayu dari pohon yang tua warnanya lebih
gelap dari kayu yang masih muda meskipun jenisnya sama. Kayu kering
warnanya berbeda dengan kayu basah.
4) Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif serat kayu, yang teksturnya kasar, sedang, dan
halus. Arah serat adalah alur-alur yang terdapat pada permukaan kayu terhadap
sumbu batang. Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu,
serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat miring).
5) Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu
(kasar, halus, licin, dingin, berminyak, dan lainnya). Kesan raba tiap jenis kayu
berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air, dan kadar zat ekstraktif
dalam kayu.
6) Bau dan Rasa
Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka.
Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang. Untuk menyatakan bau
kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal
misalnya bau bawang (kayu kulim) dan bau zat penyamak (kayu jati).
7) Nilai Dekoratif
Nilai dekoratif berhubungan dengan keindahan. Nilai dekoratif kayu tergantung
dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemunculan pola-pola
tertentu.
8) Kekerasan atau Densitas
Kekerasan kayu berhubungan langsung dengan bobot kayu. Kayu-kayu yang
keras juga termasuk kayu yang berat. Kayu-kayu yang ringan termasuk kayu
yang lunak.
Berdasarkan kekerasannya kayu digolongkan menjadi dua, yaitu kayu lunak
(soft wood) dan kayu keras (hard wood).
 Kayu lunak yaitu kayu yang yang berasal dari tumbuhan yang berdaun
seperti jarum misalnya pinus. Ciri fisik kayu lunak memiliki lubang pori-
pori besar.
 Kayu keras berasal dari tumbuhan yang daunnya lebar misalnya jati dan
mahoni. Ciri fisik kayu keras adalah serat kayunya berbentuk bulat telur
atau spiral, dan ikatan antarpori-porinya lebih kuat.
Densitas diukur dalam satuan kg/m3
.
Rata-rata densitas kayu yang ada adalah sekitar 320 - 720 kg/m3
.
Ada beberapa jenis kayu yang sangat lunak hingga 160 kg/m3
dan paling tinggi
kekerasan kayu pada level 1.000 kg/m3
.

More Related Content

What's hot

Struktur dan fungsi jaringan akar
Struktur dan fungsi jaringan akarStruktur dan fungsi jaringan akar
Struktur dan fungsi jaringan akarAdi Suwarno
 
Materi biologi x bab 2 struktur dan fungsi tumbuhan
Materi biologi x  bab 2 struktur dan fungsi tumbuhanMateri biologi x  bab 2 struktur dan fungsi tumbuhan
Materi biologi x bab 2 struktur dan fungsi tumbuhaneli priyatna laidan
 
Ppt jaringan parenkim copy
Ppt jaringan parenkim   copyPpt jaringan parenkim   copy
Ppt jaringan parenkim copyElmisa Subama
 
2.1 jaringan tumbuhan
2.1 jaringan tumbuhan2.1 jaringan tumbuhan
2.1 jaringan tumbuhanwiks121
 
Jaringan tumbuhan
Jaringan tumbuhanJaringan tumbuhan
Jaringan tumbuhanTiaraMay01
 
Bab 2 xi jJaringan dan Organ tTumbuhan
Bab 2  xi jJaringan dan Organ tTumbuhanBab 2  xi jJaringan dan Organ tTumbuhan
Bab 2 xi jJaringan dan Organ tTumbuhangreycats_media
 
ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN EPIDERMIS
ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN EPIDERMISANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN EPIDERMIS
ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN EPIDERMISNia Hardianti
 
Struktur fungsi organ tumbuhan solo
Struktur fungsi organ tumbuhan soloStruktur fungsi organ tumbuhan solo
Struktur fungsi organ tumbuhan soloaw222
 
Tugas BIOLOGI KELAS XI SEMESTER 1 - Jaringan Epidermis
Tugas BIOLOGI KELAS XI SEMESTER 1 - Jaringan Epidermis Tugas BIOLOGI KELAS XI SEMESTER 1 - Jaringan Epidermis
Tugas BIOLOGI KELAS XI SEMESTER 1 - Jaringan Epidermis Rahmita Rmdhnty
 
Power Poin Jaringan Tumbuhan
Power Poin Jaringan TumbuhanPower Poin Jaringan Tumbuhan
Power Poin Jaringan TumbuhanFirdika Arini
 
Bab jaringan tumbuhan
Bab jaringan tumbuhanBab jaringan tumbuhan
Bab jaringan tumbuhanYanto Musadi
 

What's hot (20)

Struktur dan fungsi jaringan akar
Struktur dan fungsi jaringan akarStruktur dan fungsi jaringan akar
Struktur dan fungsi jaringan akar
 
Materi biologi x bab 2 struktur dan fungsi tumbuhan
Materi biologi x  bab 2 struktur dan fungsi tumbuhanMateri biologi x  bab 2 struktur dan fungsi tumbuhan
Materi biologi x bab 2 struktur dan fungsi tumbuhan
 
Jaringan periderm
Jaringan peridermJaringan periderm
Jaringan periderm
 
Power Point Meristem
Power Point MeristemPower Point Meristem
Power Point Meristem
 
Ppt jaringan parenkim copy
Ppt jaringan parenkim   copyPpt jaringan parenkim   copy
Ppt jaringan parenkim copy
 
2.1 jaringan tumbuhan
2.1 jaringan tumbuhan2.1 jaringan tumbuhan
2.1 jaringan tumbuhan
 
Jaringan tumbuhan 4
Jaringan tumbuhan 4Jaringan tumbuhan 4
Jaringan tumbuhan 4
 
Jaringan tumbuhan
Jaringan tumbuhanJaringan tumbuhan
Jaringan tumbuhan
 
Bab 2 xi jJaringan dan Organ tTumbuhan
Bab 2  xi jJaringan dan Organ tTumbuhanBab 2  xi jJaringan dan Organ tTumbuhan
Bab 2 xi jJaringan dan Organ tTumbuhan
 
Jaringan tumbuhan
Jaringan tumbuhanJaringan tumbuhan
Jaringan tumbuhan
 
ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN EPIDERMIS
ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN EPIDERMISANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN EPIDERMIS
ANATOMI TUMBUHAN - JARINGAN EPIDERMIS
 
jaringan pada tumbuhan
jaringan pada tumbuhanjaringan pada tumbuhan
jaringan pada tumbuhan
 
Jaringan Parenkim
Jaringan ParenkimJaringan Parenkim
Jaringan Parenkim
 
"Jaringan"
"Jaringan""Jaringan"
"Jaringan"
 
Struktur fungsi organ tumbuhan solo
Struktur fungsi organ tumbuhan soloStruktur fungsi organ tumbuhan solo
Struktur fungsi organ tumbuhan solo
 
Jaringan Tumbuhan
Jaringan TumbuhanJaringan Tumbuhan
Jaringan Tumbuhan
 
Tugas BIOLOGI KELAS XI SEMESTER 1 - Jaringan Epidermis
Tugas BIOLOGI KELAS XI SEMESTER 1 - Jaringan Epidermis Tugas BIOLOGI KELAS XI SEMESTER 1 - Jaringan Epidermis
Tugas BIOLOGI KELAS XI SEMESTER 1 - Jaringan Epidermis
 
Epidermis
EpidermisEpidermis
Epidermis
 
Power Poin Jaringan Tumbuhan
Power Poin Jaringan TumbuhanPower Poin Jaringan Tumbuhan
Power Poin Jaringan Tumbuhan
 
Bab jaringan tumbuhan
Bab jaringan tumbuhanBab jaringan tumbuhan
Bab jaringan tumbuhan
 

Viewers also liked

RICHARD ERIC BALMORES-NGrid
RICHARD ERIC BALMORES-NGridRICHARD ERIC BALMORES-NGrid
RICHARD ERIC BALMORES-NGridRichard Balmores
 
Jobs & education
Jobs & educationJobs & education
Jobs & educationAsphri457
 
Oracle apex training
Oracle apex trainingOracle apex training
Oracle apex trainingVasudha India
 
Farmakoloji terimleri-sozluğu
Farmakoloji terimleri-sozluğuFarmakoloji terimleri-sozluğu
Farmakoloji terimleri-sozluğuSema Atasever
 
PROYECTO SEVILLA AMANDA
PROYECTO SEVILLA AMANDAPROYECTO SEVILLA AMANDA
PROYECTO SEVILLA AMANDAmjluquino
 
Paul Biya - Président du Cameroun - Mot du capitaine des Lions Indomptables l...
Paul Biya - Président du Cameroun - Mot du capitaine des Lions Indomptables l...Paul Biya - Président du Cameroun - Mot du capitaine des Lions Indomptables l...
Paul Biya - Président du Cameroun - Mot du capitaine des Lions Indomptables l...Paul Biya
 
Nick Hofer Resume
Nick Hofer ResumeNick Hofer Resume
Nick Hofer ResumeNick Hofer
 
Medio ambiente tania
Medio ambiente taniaMedio ambiente tania
Medio ambiente taniaRosmeryrobles
 
Presentation4
Presentation4Presentation4
Presentation4king126
 
Merchandise smarter with Rately
Merchandise smarter with RatelyMerchandise smarter with Rately
Merchandise smarter with RatelyDigital Scientists
 
Acórdão possibilidade de conversão de período especial após 1998
Acórdão   possibilidade de conversão de período especial após 1998Acórdão   possibilidade de conversão de período especial após 1998
Acórdão possibilidade de conversão de período especial após 1998Waldemar Ramos Junior
 
TAME-Test Automation Made Easy
TAME-Test Automation Made EasyTAME-Test Automation Made Easy
TAME-Test Automation Made EasyAnmol Bagga
 

Viewers also liked (20)

RICHARD ERIC BALMORES-NGrid
RICHARD ERIC BALMORES-NGridRICHARD ERIC BALMORES-NGrid
RICHARD ERIC BALMORES-NGrid
 
Jobs & education
Jobs & educationJobs & education
Jobs & education
 
Liliana kimmy
Liliana kimmyLiliana kimmy
Liliana kimmy
 
Oracle apex training
Oracle apex trainingOracle apex training
Oracle apex training
 
Farmakoloji terimleri-sozluğu
Farmakoloji terimleri-sozluğuFarmakoloji terimleri-sozluğu
Farmakoloji terimleri-sozluğu
 
PROYECTO SEVILLA AMANDA
PROYECTO SEVILLA AMANDAPROYECTO SEVILLA AMANDA
PROYECTO SEVILLA AMANDA
 
öYkü istanbul
öYkü istanbul öYkü istanbul
öYkü istanbul
 
Paul Biya - Président du Cameroun - Mot du capitaine des Lions Indomptables l...
Paul Biya - Président du Cameroun - Mot du capitaine des Lions Indomptables l...Paul Biya - Président du Cameroun - Mot du capitaine des Lions Indomptables l...
Paul Biya - Président du Cameroun - Mot du capitaine des Lions Indomptables l...
 
Nick Hofer Resume
Nick Hofer ResumeNick Hofer Resume
Nick Hofer Resume
 
Medio ambiente tania
Medio ambiente taniaMedio ambiente tania
Medio ambiente tania
 
Presentation4
Presentation4Presentation4
Presentation4
 
ITIL Certificate
ITIL CertificateITIL Certificate
ITIL Certificate
 
Merchandise smarter with Rately
Merchandise smarter with RatelyMerchandise smarter with Rately
Merchandise smarter with Rately
 
CfP NMI 2010
CfP NMI 2010CfP NMI 2010
CfP NMI 2010
 
Altar de muertos 30 de octubre 2013
Altar de muertos 30 de octubre 2013Altar de muertos 30 de octubre 2013
Altar de muertos 30 de octubre 2013
 
Loco profit
Loco profitLoco profit
Loco profit
 
Regulamento ef 12 13
Regulamento ef 12 13Regulamento ef 12 13
Regulamento ef 12 13
 
20161118141037 4
20161118141037 420161118141037 4
20161118141037 4
 
Acórdão possibilidade de conversão de período especial após 1998
Acórdão   possibilidade de conversão de período especial após 1998Acórdão   possibilidade de conversão de período especial após 1998
Acórdão possibilidade de conversão de período especial após 1998
 
TAME-Test Automation Made Easy
TAME-Test Automation Made EasyTAME-Test Automation Made Easy
TAME-Test Automation Made Easy
 

Similar to Jaringan Tumbuhan

Jaringan Dan Organ Tumbuhan
Jaringan Dan Organ TumbuhanJaringan Dan Organ Tumbuhan
Jaringan Dan Organ Tumbuhanvanessaclarista
 
NOVIA ANUGRAH_091404046.pptx
NOVIA ANUGRAH_091404046.pptxNOVIA ANUGRAH_091404046.pptx
NOVIA ANUGRAH_091404046.pptxNoviaAnugrah2
 
Struktur dan Letak Jaringan Tumbuhan
Struktur dan Letak Jaringan TumbuhanStruktur dan Letak Jaringan Tumbuhan
Struktur dan Letak Jaringan TumbuhanDwinita Murbarani
 
JARINGAN_TUMBUHAN_dan_HEWAN.pptx
JARINGAN_TUMBUHAN_dan_HEWAN.pptxJARINGAN_TUMBUHAN_dan_HEWAN.pptx
JARINGAN_TUMBUHAN_dan_HEWAN.pptxsaputri24
 
STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN.pptx
STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN.pptxSTRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN.pptx
STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN.pptxHaifaAzizzah
 
Botani farmasi (3 dan 4)
Botani farmasi (3 dan 4)Botani farmasi (3 dan 4)
Botani farmasi (3 dan 4)Ade Maria Ulfa
 
5. Anatomi Tumbuhan; Jaringan 2.pptx
5. Anatomi Tumbuhan; Jaringan 2.pptx5. Anatomi Tumbuhan; Jaringan 2.pptx
5. Anatomi Tumbuhan; Jaringan 2.pptxRUSEWID
 
Bab 2 jaringan tumbuhan dan hewan
Bab 2 jaringan tumbuhan dan hewanBab 2 jaringan tumbuhan dan hewan
Bab 2 jaringan tumbuhan dan hewanAnisah Riza Safana
 
Jaringan tumbuhan
Jaringan tumbuhanJaringan tumbuhan
Jaringan tumbuhanArina Eska
 
farmakognosi dasar 1
farmakognosi dasar 1farmakognosi dasar 1
farmakognosi dasar 1Sri Ariesty
 
Biologi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
Biologi   struktur dan fungsi jaringan tumbuhanBiologi   struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
Biologi struktur dan fungsi jaringan tumbuhanReedha Williams
 
Biologi-organ tumbuhan
Biologi-organ tumbuhanBiologi-organ tumbuhan
Biologi-organ tumbuhanrisyerestu
 
Organ Tumbuhan Dikotil dan Monokotil
Organ Tumbuhan Dikotil dan MonokotilOrgan Tumbuhan Dikotil dan Monokotil
Organ Tumbuhan Dikotil dan Monokotildiah ayu
 
Bab 2 Jaringan Tumbuhan.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan.pptxBab 2 Jaringan Tumbuhan.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan.pptxRatihRahmaliaaz
 
fungsi jaringan ada tumbuhan.pptx
fungsi jaringan  ada tumbuhan.pptxfungsi jaringan  ada tumbuhan.pptx
fungsi jaringan ada tumbuhan.pptxxixixixi9
 
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daunSofyan Dwi Nugroho
 
3.-Pertemuan-3-Struktur-dan-Fungsi-Jaringan-Tumbuhan.ppt
3.-Pertemuan-3-Struktur-dan-Fungsi-Jaringan-Tumbuhan.ppt3.-Pertemuan-3-Struktur-dan-Fungsi-Jaringan-Tumbuhan.ppt
3.-Pertemuan-3-Struktur-dan-Fungsi-Jaringan-Tumbuhan.pptErikaPuspita10
 
Struktur dan Fungsi Jaringan Pada Daun
Struktur dan Fungsi Jaringan Pada DaunStruktur dan Fungsi Jaringan Pada Daun
Struktur dan Fungsi Jaringan Pada DaunDeandra Zahra
 

Similar to Jaringan Tumbuhan (20)

Jaringan Dan Organ Tumbuhan
Jaringan Dan Organ TumbuhanJaringan Dan Organ Tumbuhan
Jaringan Dan Organ Tumbuhan
 
NOVIA ANUGRAH_091404046.pptx
NOVIA ANUGRAH_091404046.pptxNOVIA ANUGRAH_091404046.pptx
NOVIA ANUGRAH_091404046.pptx
 
Struktur dan Letak Jaringan Tumbuhan
Struktur dan Letak Jaringan TumbuhanStruktur dan Letak Jaringan Tumbuhan
Struktur dan Letak Jaringan Tumbuhan
 
Bab 2 Jaringan Tumbuhan
Bab 2 Jaringan TumbuhanBab 2 Jaringan Tumbuhan
Bab 2 Jaringan Tumbuhan
 
PPT_jaringan_dan_organ_ppt.ppt
PPT_jaringan_dan_organ_ppt.pptPPT_jaringan_dan_organ_ppt.ppt
PPT_jaringan_dan_organ_ppt.ppt
 
JARINGAN_TUMBUHAN_dan_HEWAN.pptx
JARINGAN_TUMBUHAN_dan_HEWAN.pptxJARINGAN_TUMBUHAN_dan_HEWAN.pptx
JARINGAN_TUMBUHAN_dan_HEWAN.pptx
 
STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN.pptx
STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN.pptxSTRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN.pptx
STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN.pptx
 
Botani farmasi (3 dan 4)
Botani farmasi (3 dan 4)Botani farmasi (3 dan 4)
Botani farmasi (3 dan 4)
 
5. Anatomi Tumbuhan; Jaringan 2.pptx
5. Anatomi Tumbuhan; Jaringan 2.pptx5. Anatomi Tumbuhan; Jaringan 2.pptx
5. Anatomi Tumbuhan; Jaringan 2.pptx
 
Bab 2 jaringan tumbuhan dan hewan
Bab 2 jaringan tumbuhan dan hewanBab 2 jaringan tumbuhan dan hewan
Bab 2 jaringan tumbuhan dan hewan
 
Jaringan tumbuhan
Jaringan tumbuhanJaringan tumbuhan
Jaringan tumbuhan
 
farmakognosi dasar 1
farmakognosi dasar 1farmakognosi dasar 1
farmakognosi dasar 1
 
Biologi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
Biologi   struktur dan fungsi jaringan tumbuhanBiologi   struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
Biologi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan
 
Biologi-organ tumbuhan
Biologi-organ tumbuhanBiologi-organ tumbuhan
Biologi-organ tumbuhan
 
Organ Tumbuhan Dikotil dan Monokotil
Organ Tumbuhan Dikotil dan MonokotilOrgan Tumbuhan Dikotil dan Monokotil
Organ Tumbuhan Dikotil dan Monokotil
 
Bab 2 Jaringan Tumbuhan.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan.pptxBab 2 Jaringan Tumbuhan.pptx
Bab 2 Jaringan Tumbuhan.pptx
 
fungsi jaringan ada tumbuhan.pptx
fungsi jaringan  ada tumbuhan.pptxfungsi jaringan  ada tumbuhan.pptx
fungsi jaringan ada tumbuhan.pptx
 
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
 
3.-Pertemuan-3-Struktur-dan-Fungsi-Jaringan-Tumbuhan.ppt
3.-Pertemuan-3-Struktur-dan-Fungsi-Jaringan-Tumbuhan.ppt3.-Pertemuan-3-Struktur-dan-Fungsi-Jaringan-Tumbuhan.ppt
3.-Pertemuan-3-Struktur-dan-Fungsi-Jaringan-Tumbuhan.ppt
 
Struktur dan Fungsi Jaringan Pada Daun
Struktur dan Fungsi Jaringan Pada DaunStruktur dan Fungsi Jaringan Pada Daun
Struktur dan Fungsi Jaringan Pada Daun
 

Jaringan Tumbuhan

  • 1. Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan Kali ini kita akan membahas tentang Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan. Langsung saja ke postingan kita, cekidot. Jaringan Tumbuhan Tumbuhan tersusun atas banyak sel. Sel-sel itu pada tempat tertentu membentuk jaringan. Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama dan terikat oleh bahan antarsel membentuk suatu kesatuan. Seiring tahap perkembangannya, jaringan penyusun tubuh tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa. 1. Jaringan Meristem Jaringan meristem adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional, artinya mampu secara terus-menerus membelah diri untuk menambah jumlah sel tubuh. Sel meristem biasanya merupakan sel muda dan belum mengalami diferensiasi dan spesialisasi. Ciri-ciri sel meristem biasanya berdinding tipis, banyak mengandung protoplasma, vakuola kecil, inti besar, dan plastida belum matang. Bentuk sel meristem umumnya sama ke segala arah, misalnya seperti kubus. Berdasarkan letaknya dalam tumbuhan, ada 3 macam meristem, yaitumeristem apikal, meristem lateral, dan meristem interkalar. Meristem apikal terdapat di ujung batang dan ujung akar.
  • 2. Jaringan Meristem Meristem interkalar merupakan bagian dari meristem apikal yang terpisah dari ujung (apeks) selama pertumbuhan. Meristem interkalar (antara) terdapat di antara jaringan dewasa, misalnya di pangkal ruas batang rumput. Meristem lateral terdapat pada kambium pembuluh dan kambium gabus. Berdasarkan asal terbentuknya, meristem dibedakan menjadi meristem primer dan meristem sekunder. a. Meristem Primer Meristem primer adalah meristem yang berkembang dari sel embrional. Meristem primer terdapat misalnya pada kuncup ujung batang dan ujung akar. Meristem primer menyebabkan pertumbuhan primer pada tumbuhan. Pertumbuhan primer memungkinkan akar dan batang bertambah panjang. Dengan demikian, tumbuhan bertambah tinggi. Meristem primer dapat dibedakan menjadi daerah-daerah dengan tingkat perkembangan sel yang berbeda-beda. Pada ujung batang terdapat meristem apikal. Di dekat meristem apikal ada promeristem dan ujung meristematik lain yang terdiri dari sekelompok sal yang telah mengalami diferensiasi sampai tingkat tertentu.
  • 3. Daerah meristematik di belakang promeristem mempunyai tiga jaringan meristem, yaitu protoderma, prokambium, dan meristem dasar. Protoderma akan membentuk epidermis, prokambium akan membentuk jaringan ikatan pembuluh (xilem primer dan floem primer) dan kambium. Meristem dasar akan membentuk jaringan dasar tumbuhan yang mengisi empelur dan korteks seperti parenkima, kolenkima, dan sklerenkima. Tumbuhan monokotil hanya memiliki jaringan primer dan tidak memiliki jaringan sekunder. Pada tumbuhan dikotil terdapat jaringan primer dan jaringan sekunder. b. Meristem Sekunder Meristem sekunder adalah meristem yang berkembang dari jaringan dewasa yang telah mengalami diferensiasi dan spesialisasi (sudah terhenti pertumbuhannya) tetapi kembali bersifat embrional. Contoh meristem sekunder adalah kambium gabus yang terdapat pada batang dikotil dan Gymnospermae, yang dapat terbentuk dari sel-sel korteks di bawah epidermis. Jaringan kambium yang terletak di antara berkas pengangkut (xilem dan floem) pada batang dikotil merupakan meristem sekunder. Sel kambium aktif membelah, ke arah dalam membentuk xilem sekunder dan ke luar membentukfloem sekunder. Akibatnya, batang tumbuhan dikotil bertambah besar. Sebaliknya batang tumbuhan monokotil tidak mempunyai meristem sekunder sehingga tidak mengalami pertumbuhan sekunder. Itulah mengapa batang monokotil tidak dapat bertambah besar. 2. Jaringan Dewasa Jaringan dewasa merupakan jaringan yang terbentuk dari diferensiasi dan spesialisasi sel-sel hasil pembelahan jaringan meristem. Diferensiasi adalah perubahan bentuk sel yang disesuaikan dengan fungsinya, sedangkan spesialisasi adalah pengkhususan sel untuk mendukung suatu fungsi tertentu.
  • 4. Jaringan dewasa pada umumnya sudah tidak mengalami pertumbuhan lagi atau sementara berhenti pertumbuhannya. Jaringan dewasa ini ada yang disebut sebagai jaringan permanen. Jaringan permanen adalah jaringan yang telah mengalami diferensiasi yang sifatnya tak dapat balik (irreversibel). Pada jaringan permanen sel-selnya tidak lagi mengalami pembelahan. Jaringan dewasa meliputi jaringan epidermis, gabus parenkima, xilem, dan floem. Selain itu ada bagian tumbuhan tertentu yang memiliki jaringan kolenkima dan sklerenkima. a. Epidermis Jaringan epidermis ini berada paling luar pada alat-alat tumbuhan primer seperti akar, batang daun, bunga, buah, dan biji. Epidermis tersusun atas satu lapisan sel saja. Bentuknya bermacam-macam, misalnya isodiametris yang memanjang, berlekuk-lekuk, atau menampakkan bentuk lain. Epidermis tersusun sangat rapat sehingga tidak terdapat ruangan-ruangan antarsel. Epidermis merupakan sel hidup karena masih mengandung protoplas, walaupun dalam jumlah sedikit. Terdapat vakuola yang besar di tengah dan tidak mengandung plastida. Jaringan Epidermis
  • 5. 1. Jaringan epidermis daun Jaringan epidermis daun terdapat pada permukaan atas dan bawah daun. Jaringan tersebut tidak berklorofil kecuali pada sel penjaga (sel penutup) stomata. Pada permukaan atas daun terdapat penebalan dinding luar yang tersusun atas zat kuting (turunan senyawa lemak) yang dikenal sebagai kutikula, misalnya pada daun nangka. Selain itu ada yang membentuk lapisan lilin untuk melindungi daun dari air, misalnya pada daun pisang dan daun keladi. Ada pula yang membentuk bulu-bulu halus di permukaan bawah sebagai alat perlindungan, misalnya pada daun durian. Sekelompok sel epidermis membentuk stomata atau mulut daun. Stomata merupakan suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup atau sel penjaga. Melalui mulut daun ini terjadi pertukaran gas. 2. Jaringan epidermis batang Seperi halnya jaringan epidermis daun, jaringan epidermis batang ada yang mengalami modifikasi membentuk lapisan tebal yang dikenal sebagai kutikula, membentuk bulu sebagai alat perlindungan. 3. Jaringan epidermis akar Jaringan epidermis akar berfungsi sebagai pelindung dan tempat terjadinya difusi dan osmosis. Epidermis akar sebagian bermodifikasi membentuk tonjolan yang disebut rambut akar dan berfungsi untuk menyerap air tanah. Stomata adalah celah yang terdapat pada epidermis organ tumbuhan. Pada semua tumbuhan yang berwarna hijau, lapisan epidermis mengandung stomata paling banyak pada daun. Stomata terdiri atas bagian-bagian yaitu sel penutup, bagian celah, sel tetangga, dan ruang udara dalam. Sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup yang mengatur lebar celah. Sel penutup dapat terletak sama tinggi dengan
  • 6. permukan epidermis (panerofor) atau lebih rendah dari permukaan epidermis (kriptofor) dan lebih tinggi dari permukaan epidermis (menonjol). Pada tumbuhan dikotil, sel penutup biasanya berbentuk seperti ginjal bila dilihat dari atas. Sedangkan pada tumbuhan rumput-rumputan memiliki struktur khusus dan seragam dengan sel penutup berbentuk seperti halter dan dua sel tetangga terdapat masing-masing di samping sebuah sel penutup. b. Jaringan Gabus Jaringan gabus atau periderma adalah jaringan pelindung yang dibentuk untuk menggantikan epidermis batang dan akar yang telah menebal akibat pertumbuhan sekunder. Jaringan gabus tampak jelas pas tetumbuhan dikotil dan Gymnospermae. Struktur jaringan gabus terdiri atas felogen (kambium gabus) yang akan membentuk felem (gabus) ke arah luar dan feloderma ke arah dalam. Felogen dapat dihasilkan oleh epidermis, parenkima di bawah epidermis, kolenkima, perisikel, atau parenkima floem, tergantung spesies tumbuhannya. Pada penampang memanjang, sel-sel felogen berbentuk segi empat atau segi banyak dan bersifat meristematis. Sel-sel gabus (felem) dewasa berbentuk hampir prisma, mati, dan dinding selnya berlapis suberin, yaitu sejenis selulosa yang berlemak. Sel-sel feloderma menyerupai sel parenkima, berbentuk kotak dan hidup. Jaringan gabus berfungsi sebagai pelindung tumbuhan dari kehilangan air. Pada tumbuhan gabus (Quercus suber), lapisan gabus dapat bernilai ekonomi, misalnya untuk tutup botol. c. Parenkima Di sebelah dalam epidermis terdapat jaringan parenkima. Jaringan ini terdapat mulai dari sebelah dalam epidermis hingga ke empulur. Parenkima tersusun atas sel-sel bersegi banyak. Antara sel yang satu dengan sel yang lain terdapat ruang antarsel.
  • 7. Parenkima disebut juga jaringan dasar karena menjadi tempat bagi jaringan- jaringan yang lain. Parenkima terdapat pada akar, batang, dan daun, mengitari jaringan lainnya. Misalnya pada xilem dan floem. Selain sebagai jaringan dasar, jaringan parenkima berfungsi sebagai jaringan penghasil dan penyimpan cadangan makanan. Contoh parenkima penghasil makanan adalah parenkima daun yang memiliki kloroplas dan dapat melakukan fotosintesis. Parenkima yang memiliki kloroplas disebutsklerenkima. Hasil-hasil fotosintesis berupa gula diangkut ke parenkima batang atau akar. Di parenkima batang atau akar, hasil-hasil fotosintesis tersebut disusun menjadi bahan organik lain yang lebih kompleks, misalnya tepung, protein, atau lemak. Parenkima batang dan akar pada beberapa tumbuhan berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan, misalnya pada ubi jalar (Ipomoea batatas). Ada pula sel parenkima yang menyimpan cadangan makanan pada katiledon (daun lembaga biji) seperti pada kacang buncis (Phaseolus vulgaris). d. Jaringan Penguat untuk memperkokoh tubuhnya, tumbuhan memerlukan jaringan penguat atau penunjang yang disebut juga sebagai jaringan mekanik. Ada dua macam jaringan penguat pegat yang menyusun tubuh tumbuhan, yaitu kolenima dansklerenkima. Kolenkima mengandung protoplasma dan
  • 8. dindingnya tidak mengalami signifikasi. Sklerenkima berbeda dari kolenkima, karena sklerenkima tidak mempunyai protoplasma dan dindingnya mengalami penebalan dan zat lignin (lignifikasi). 1. Kolenkima Sel kolenkima merupakan sel hidup dan mempunyai sifat mirip parenkima. Sel-selnya ada Yat mengandung kloroplas. Kolenkima umumnya terletak di dekat perukaan dan di bawah epidermis pada batang, tangkai daun, tangkai bunga, dan ibu tulang daun. Kolenkima jarang terdapat pada akar. Sel kolenkima biasanya memanjang sejajar dengan pusat organ tempat kolenkima itu terdapat. Dinding sal kolenkima mengandung selulosa, pektin, dan hemiselulosa. Dinding sel kolenkima mengalami penebalan yang tidak merata. Penebalan itu terjadi pada sudut-sudut sel, dan disebut kolenkima sudut. Fungsi jaringan kolenkima adalah sebagai penyokong pada bagian tumbuhan muda yang sedang tumbuh dan pada tumbuhan herba. 2. Sklerenkima Jaringan sklerenkima terdiri atas sel-sel mati. Dinding sel sklerenkima sangat kuat, tebal, dan mengandung lignin (komponen utama kayu). Dinding sel mempunyai penebalan primer dan kemudian penebalan sekunder oleh zat lignin. Menurut bentuknya, sklerenkima dibagi menjadi dua, yaitu serabut sklerenkima yang berbentuk seperti benang panjang, dan sklereid (sel batu). Sklereid terdapat pada berkas pengangkut, di antara sel-sel parenkima, korteks batang, tangkai daun, akar, buah, dan biji. Pada biji, sklereid sering kali merupakan suatu lapisan yang turut menyusun kulit biji.
  • 9. Fungsi sklerenkima adalah menguatkan bagian tumbuhan yang sudah dewasa. Sklerenkima juga melindungi bagian-bagian lunak yang lebih dalam, seperti pada kulit biji jarak, biji kenari dan tempurung kelapa. e. Jaringan Pengangkut 1. Xilem Xilem berfungsi untuk menyalurkan air dan mineral dari akar ke daun. Elemen xilem terdiri dari unsur pembuluh, serabut xilem, dan parenkima xilem. Unsur pembuluh ada dua, yaitu pembuluh kayu (trakea) dan trakeid. Trakea dan trakeid merupakan sel mati, tidak memiliki sitoplasma dan hanya tersisa dinding selnya. Sel-sel tersebut bersambungan sehingga membentuk pembuluh kapiler yang berfungsi sebagai pengangkut air dan mineral. Oleh karena pembuluh yang membentuk berkas, maka dikatakan sebagai berkas pembuluh. Diameter xilem bervariasi tergantung pada spesies tumbuhan, tetapi biasanya 20-700 µm. Dinding xilem mengalami penebalan zat lignin.
  • 10. Xilem Trakea merupakan bagian yang terpenting pada xilem tumbuhan bunga, trakea terdiri atas sel-sel berbentuk tabung yang berdinding tebal karena adanya lapisan selulosa sekunder dan diperkuat lignin, sebagai bahan pengikat. Diameter trakea biasanya lebih besar daripada diameter trakeid. Ujung selnya yang terbuka disebut perforasi atau lempeng perforasi. Trakea hanya terdapat pada Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup) dan tidak terdapat pada Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) kecuali anggota Gnetaceae (golongan melinjo). Perbedaan Sel Tumbuhan dan Sel Hewan Bagian trakeid dapat dibedakan dari trakea karena ukurannya lebih kecil, walaupun dinding selnya juga tebal dan berkayu. Rata-rata diameter trakeid ialah 30 µm dan panjangnya mencapai beberapa milimeter. Trakeid terdapat pada semua tumbuhan Spermatophyta. Pada ujung sel trakeid terdapat lubang seperti saringan.
  • 11. Trakeid dan Trakea 2. Floem Floem berfungsi menyalurkan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Pada umumnya elemen floem disusun oleh unsur-unsur tapis, sel pengiris, serabut floem, sklereid, dan parenkima floem. Unsur utama adalah pembuluh tapis dan parenkima floem. Parenkima floem berfungsi menyimpan cadangan makanan. Persebaran serabut floem sering kali sangat luas dan berfungsi untuk memberi sokongan pada tubuh tumbuhan.
  • 12. Pembuluh tapis terdiri atas sel-sel berbentuk silindris dengan diameter 25 µm dan panjang 100-500 µm. Pembuluh tapis mempunyai sitoplasma tanpa inti. Dinding sel komponen pembuluh tapis tidak berlignin sehingga lebih tipis daripada trakea. Pembuluh tapis adalah pembuluh angkut utama pada jaringan floem. Pembuluh ini bersambungan dan meluas dari pangkal sampai ke ujung tumbuhan
  • 13. Sifat Bahan & Pemanfaatannya dalam Kehidupan Dalam bab ini akan dibahas sifat bahan-bahan di sekitar kita dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari. A. Bahan Serat Istilah serat sering dikaitkan dengan sayur-sayuran, buah-buahan, dan tekstil (bahan pembuat pakaian). Secara kimiawi serat adalah suatu polimer. Berdasarkan asal bahan penyusunnya serat dikelompokkan menjadi serat alami (polimer alami) dan serat sintetis (polimer sintetis). 1) Serat Alami Bahan serat alami diperoleh dari tumbuhan, hewan, dan mineral.  Serat tumbuhan diperoleh dari selulosa tumbuhan, misalnya dari kapas, kapuk, dan rami. Contoh tekstil dari selulosa adalah katun dan linen.  Serat hewan berupa serat protein dapat diperoleh dari rambut domba, benang jala yang dihasilkan oleh laba laba, dan kepompong ulat sutera. Contoh tekstil dari serat protein yaitu wol dan sutera.  Serat mineral, umumnya dibuat dari mineral asbetos. 2) Serat Sintetis Serat sintetis merupakan serat yang dibuat oleh manusia, bahan dasarnya tidak tersedia secara langsung dari alam. Contoh kain yang terbuat dari serat sintetis adalah :  Rayon  Polyester  Dakron  Nilon
  • 14. 3) Serat Campuran Penggunaan bahan-bahan alami dan sintetis dapat dicampurkan untuk memperbaiki kualitas bahan. Contoh tekstil dari bahan serat campuran adalah :  TC (Tetoron Cotton) campuran dari polyester dan katun.  TR (Tetoron Rayon) campuran dari polyester dan rayon. Pemanfaatan tekstil dari berbagai macam serat didasarkan pada ciri-ciri seratnya antara lain kehalusan, kekuatan, daya serap, dan kemuluran atau elastisitas. Salah satu cara untuk menentukan ciri dari bahan serat dapat dilakukan dengan analisis pembakaran. Karakteristik bahan serat : 1. Serat kapas dari selulosa (kapas) memiliki karakteristik bahan terasa dingin dan sedikit kaku, mudah kusut, mudah menyerap keringat, rentan terhadap jamur dan mudah terbakar. Kalau terbakar nyalanya berjalan terus, berbau seperti kertas, dan meninggalkan abu berwarna kelabu. 2. Serat linen dibandingkan dengan katun mempunyai ciri lebih halus, lebih kuat, berkilau lembut, kurang elastis, mudah kusut, tidak tahan seterika panas. Serat linen mudah terbakar, bila terbakar nyalanya berjalan terus, berbau seperti kertas terbakar, dan meninggalkan abu berwarna kelabu. 3. Serat sutera mempunyai ciri-ciri berkilau, sangat bagus dan lembut, tidak mudah kusut, sangat halus, kekuatannya tinggi, dan kurang tahan terhadap sinar matahari. Mempunyai daya serap cukup tinggi, tidak mudah berjamur, sukar terbakar, cepat padam, berbau seperti rambut terbakar, bekas pembakaran berbentuk abu hitam, bulat, dan mudah dihancurkan. 4. Serat wool, mempunyai ciri agak kuat, tidak berkilau, keriting, kekenyalan tinggi, elastisitas tinggi, dan merupakan penahan panas yang baik, tahan terhadap jamur dan bakteri. Pada pembakaran terbentuk gumpalan hitam dan berbau rambut terbakar. 5. Serat asbes umumnya mempunyai kekuatan tarik yang tinggi, daya mulurnya sangat rendah, hanya sedikit menyerap air, sangat tahan panas dan api, dan tahan cuaca. Serat asbes merupakan penghantar listrik dan panas yang jelek, sehingga mineral asbes banyak dimanfaatkan untuk pelapis kabel listrik, sarung tangan, dan tirai. 6. Serat nilon mempunyai ciri sangat kuat, ringan dan berkilau, elastisitas sangat kuat, tidak mudah kusut, tahan terhadap serangan jamur dan bakteri. Nilon tidak tahan panas, mudah terbakar, meleleh bila dibakar, berbau khas, serta meninggalkan bentuk pinggiran keras yang berwarna cokelat. 7. Serat polyester mempunyai ciri elastisitasnya tinggi sehingga tidak mudah kusut, tahan terhadap sinar matahari, tahan suhu tinggi, daya serap air yang rendah, tahan terhadap jamur, bakteri, dan serangga. Apabila dibakar polyester mudah terbakar, tetapi apinya cepat padam, meninggalkan tepi yang keras dan berwarna cokelat muda. 8. TC (Tetoron Cotton) dan TR (Tetoron Rayon) mempunyai ciri kurang dapat menyerap keringat dan agak panas di badan, tidak susut dan mengembang, apabila dibakar akan menghasilkan abu dan arang.
  • 15. B. Bahan Karet Karet dihasilkan oleh pohon karet (Hevea brasiliensis) berupa getah seperti susu yang disebut lateks. Lateks diperoleh dengan cara menyadap, yaitu dengan menyayat kulit pohon atau pada bagian kortek tumbuhan tersebut. Secara kimiawi karet alam adalah senyawa hidrokarbon yang merupakan polimer alam hasil penggumpalan lateks alam dan merupakan makromolekul poliisoprena (C5H8)n. Karet sintetis terbuat dari bahan baku yang berasal dari minyak bumi, batu bara, minyak, gas alam, dan acetylene. Banyak dari karet sintetis adalah kopolimer, yaitu polimer yang terdiri dari lebih dari satu jenis monomer. Karet sintetis dapat diubah susunannya sehingga diperoleh sifat yang sesuai dengan kegunaannya. Berikut beberapa jenis karet sintetis dengan sifat dan kegunaannya. 1. NBR (Nytrile Butadiene Rubber). NBR memiliki ketahanan yang tinggi terhadap minyak, digunakan dalam pembuatan pipa karet untuk bensin dan minyak, membran, seal, gaskot, serta peralatan lain yang banyak dipakai dalam kendaraan bermotor. 2. CR (Chloroprene Rubber), CR dengan ciri tahan terhadap nyala api, digunakan sebagai bahan pipa karet, pembungkus kabel, seal, gaskot, dan sabuk pengangkut. 3. IIR (Isobutene Isoprene Rubber), IRR mempunyai sifat kedap air, digunakan untuk bahan ban bermotor, pembalut kawat listrik, pelapis bagian dalam tangki, tempat penyimpan lemak dan minyak. C. Bahan Tanah Liat dan Keramik Tanah liat merupakan bahan dasar yang dipakai dalam pembuatan keramik. Secara kimiawi tanah liat termasuk hidrosilikat alumina. Sifat fisik tanah liat yaitu plastis bila keadaan basah, keras bila kering, dan bila dibakar menjadi padat dan kuat. Secara umum barang-barang yang dibuat dari tanah liat dinamakan keramik. Namun, saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Keramik dibedakan menjadi dua kelompok yaitu : 1) Keramik tradisional. Keramik tradisional bahan bakunya dari tanah liat.
  • 16. Berdasarkan komposisi tanah liat dan suhu pembakarannya, keramik tradisional dibedakan menjadi tembikar (terakota), gerabah (earthenware), keramik batu (stoneware), dan porselen (porcelain).  Terakota atau tembikar adalah produk yang bahan bakunya dari tanah liat dengan pembakaran sekitar 1000o C.  Gerabah adalah produk yang bahan bakunya dari tanah liat dengan pembakaran 1200o C.  Keramik batu adalah tanah liat dengan campuran bahan lain diantaranya kuarsa dan air, dibakar sampai suhu 1200o C-2000o C.  Porselin dibuat dari bahan yang mirip dengan keramik tetapi baru mulai matang pada pembakaran 15000o C. 2) Keramik halus Keramik halus atau keramik teknik yang bahan bakunya dari oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO, dan lainnya). Keramik halus ini penggunaanya sebagai elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis. Peralatan yang diperlukan untuk membuat keramik, antara lain :  Mixer (untuk mengaduk bahan keramik)  Glasir (berfungsi mengkilapkan)  Cetakan gypsum  Penggiling glasir  Rak pengering  Pencelup glasir  Oven atau tungku pemanas Teknik Pembuatan Keramik Pembuatan keramik umumnya dilakukan dengan tiga teknik pembentukan keramik, yaitu:  Pembentukan tangan langsung (hand building).  Teknik putar (throwing), dan  Teknik cetak (casting). Langkah-langkah pembuatan keramik sebagai berikut : Tahap pembentukan, yaitu tahap pengubahan tanah liat plastis menjadi benda- benda yang dikehendaki. 1. Pengeringan, bertujuan untuk menghilangkan air yang terikat pada badan keramik. 2. Pembakaran, yaitu proses mengubah bahan yang rapuh menjadi bahan yang padat, keras, dan kuat. 3. Glasir, untuk melapisi permukaan keramik melalui proses pengeringan. Glasir merupakan material yang terdiri atas beberapa bahan tanah atau
  • 17. batuan silikat yang akan membuat permukaan keramik seperti gelas yang mengkilap. 4. Tahap pelukisan untuk memberikan hiasan dengan motif-motif yang menarik. 5. Pembakaran kembali dalam oven dengan suhu lebih kurang 800o C. 6. Pengemasan sesuai permintaan. D. Bahan Gelas Bahan gelas dan kaca yang digunakan oleh masyarakat prasejarah berasal dari kaca alami yang disebut obsidian. Obsidian adalah produk sampingan alami dari letusan gunung berapi berupa benda yang tajam, mengkilap dengan warna hitam, orange, abu-abu, atau hijau. Menurut catatan sejarah, kaca sudah diproduksi sejak tahun 4 SM (Sebelum Masehi) yaitu dengan bahan pasir kuarsit yang dipanaskan sampai meleleh kemudian dibiarkan dingin, dan terbentuklah benda keras yang tembus pandang. Bahan baku pembuatan kaca ada dua kelompok yaitu : 1. Bahan yang dibutuhkan dalam jumlah besar meliputi pasir silika, soda abu, batu kapur,feldspar dan pecahan gelas (cullet). 2. Bahan yang dibutuhkan dalam jumlah kecil meliputi natrium sulfat, natrium bikromat,selenium dan arang. Pasir silika, batu kapur dan feldspar sangat melimpah di Indonesia. Gelas aman digunakan sebagai kemasan karena beberapa sifat unggul berikut :  Kedap terhadap air, gas, bau-bauan dan mikroorganisme.  Tidak dapat bereaksi dengan barang yang dikemas (bahan kimia).  Dapat didaur ulang.  Dapat ditutup kembali setelah dibuka.  Tembus pandang sehingga isinya dapat dilihat.  Memberikan nilai tambah bagi produk (nilai estetika).  Kaku dan kuat sehingga dapat ditumpuk tanpa mengalami kerusakan.  Gelas dapat disimpan dalam jangka waktu panjang tanpa mengalami kerusakan. Jenis kaca berbeda memiliki karakteristik fisik yang berbeda. Salah satu sifat fisik kaca adalah densitas atau kepadatan. Kepadatan adalah massa persatuan volume.
  • 18. Keterangan : ρ = Massa Jenis (kg/m3 atau g/cm3 ) m = Massa benda (kg atau gram) v = Volume benda (m3 atau cm3 ) E. Bahan Kayu Tumbuhan di sekitar kita terdiri atas kelompok tumbuhan batang basah yang disebutherbaceus dan tumbuhan batang berkayu yang disebut lignosus. Selanjutnya, kelompok tumbuhan batang berkayu dibedakan antara perdu dan pohon. Pada umumnya kayu yang digunakan sebagai bahan untuk berbagai keperluan diperoleh dari kelompok tumbuhan berkayu berupa pohon. Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari peralatan masak seperti sendok kayu, perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, alat transportasi (perahu), dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga, aksesoris, dan cindera mata. Kayu dimanfaatkan untuk berbagai keperluan karena mengandung komponen penting yaitu selulosa, lignin, dan senyawa ekstraktif (senyawa tertentu yang dapat diambil dari kayu).  Selulosa merupakan senyawa polimer turunan dari glukosa, dapat mencapai 70% dari berat kayu. Selulosa merupakan bahan utama pembuatan kertas dan tekstil.  Lignin merupakan komponen pembentuk kayu, meliputi 18-28% berat kayu. Secara kimiawi, kayu keras dan kayu lunak dibedakan pada jumlah dan jenis lignin yang terkandung di dalamnya.  Senyawa ekstraktif dapat berupa zat warna, getah, resin, lilin, dan lainnya, yang jumlah dan jenisnya tergantung spesies pohonnya. Senyawa ekstraktif ini memiliki manfaat seperti melindungi kayu dari hama. Senyawa ekstraktif merupakan salah satu dari hasil hutan nonkayu. Pemanfaatan kayu disesuaikan dengan sifat-sifatnya. Kayu dari jenis pohon yang berbeda mempunyai sifat yang berbeda. Pengenalan atas sifat-sifat akan sangat membantu dalam menentukan jenis-jenis kayu untuk tujuan pengunaan tertentu. Berikut beberapa sifat kayu : 1) Bobot dan Berat Jenis Bobot suatu jenis kayu bergantung pada kandungan zat kayu, jumlah poripori, zat ekstraktif, dan kadar air. Bobot kayu ditunjukkan dengan berat jenis (BJ) kayu, dan dipakai sebagai patokan kualitas kayu. Berdasarkan berat jenisnya, kayu digolongkan menjadi empat, yaitu: sangat berat dengan BJ > 90; berat dengan BJ 0,75-0,90; sedang dengan BJ 0,60-0,75; dan ringan dengan BJ <60. Berat jenis berhubungan dengan kekuatan kayu. Pada umumnya makin tinggi BJ kayu, kayu tersebut semakin kuat pula.
  • 19. 2) Keawetan Keawetan adalah daya tahan kayu terhadap serangan hama dan penyakit perusak kayu, misalnya serangga dan jamur. Keawetan kayu disebabkan kandungan senyawa ekstraktif di dalam kayu. Kayu jati memiliki senyawa ekstraktif tectoquinon, kayu ulin mengandung silika. Kedua jenis kayu tersebut memiliki tingkat keawetan yang tinggi. 3) Warna Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda. Warna kayu juga dipengaruhi oleh posisinya dalam batang, umur pohon dan lingkungan. Kayu dari pohon yang tua warnanya lebih gelap dari kayu yang masih muda meskipun jenisnya sama. Kayu kering warnanya berbeda dengan kayu basah. 4) Tekstur Tekstur adalah ukuran relatif serat kayu, yang teksturnya kasar, sedang, dan halus. Arah serat adalah alur-alur yang terdapat pada permukaan kayu terhadap sumbu batang. Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat miring). 5) Kesan Raba Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu (kasar, halus, licin, dingin, berminyak, dan lainnya). Kesan raba tiap jenis kayu berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air, dan kadar zat ekstraktif dalam kayu. 6) Bau dan Rasa Bau dan rasa kayu mudah hilang bila kayu lama tersimpan di udara terbuka. Beberapa jenis kayu mempunyai bau yang merangsang. Untuk menyatakan bau kayu tersebut, sering digunakan bau sesuatu benda yang umum dikenal misalnya bau bawang (kayu kulim) dan bau zat penyamak (kayu jati). 7) Nilai Dekoratif Nilai dekoratif berhubungan dengan keindahan. Nilai dekoratif kayu tergantung dari pola penyebaran warna, arah serat, tekstur, dan pemunculan pola-pola tertentu. 8) Kekerasan atau Densitas Kekerasan kayu berhubungan langsung dengan bobot kayu. Kayu-kayu yang keras juga termasuk kayu yang berat. Kayu-kayu yang ringan termasuk kayu yang lunak. Berdasarkan kekerasannya kayu digolongkan menjadi dua, yaitu kayu lunak (soft wood) dan kayu keras (hard wood).
  • 20.  Kayu lunak yaitu kayu yang yang berasal dari tumbuhan yang berdaun seperti jarum misalnya pinus. Ciri fisik kayu lunak memiliki lubang pori- pori besar.  Kayu keras berasal dari tumbuhan yang daunnya lebar misalnya jati dan mahoni. Ciri fisik kayu keras adalah serat kayunya berbentuk bulat telur atau spiral, dan ikatan antarpori-porinya lebih kuat. Densitas diukur dalam satuan kg/m3 . Rata-rata densitas kayu yang ada adalah sekitar 320 - 720 kg/m3 . Ada beberapa jenis kayu yang sangat lunak hingga 160 kg/m3 dan paling tinggi kekerasan kayu pada level 1.000 kg/m3 .