SlideShare a Scribd company logo
OLEH

KELOMPOK VII
A. Faringitis
 Pengertian

Faringitis (dalam bahasa Latin; pharyngitis), adalah
suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok
atau faring yang disebabkan oleh bakteri atau virus
tertentu. Kadang juga disebut sebagai radang
tenggorok.
 Etiologi

Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri.
Virus penyebab adalah :
·
Common cold
·
Flu
·
Adenovirus
·
Mononucleosis
·
HIV
Bakteri yang menyebabkan faringitis adalah :
·
streptokokus grup A,
·
korinebakterium,
·
arkanobakterium,
·
Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia pneumoniae
 Patofisiologi

Penularan terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi
lapisan epitel kemudian bila epitel terkikis maka jaringan
limfoid superficial bereaksi terjadi pembendungan radang
dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada stadium
awal terdapat hiperemi, kemudian edema dan sekresi yang
meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi
menebal dan cenderung menjadi kering dan dapat melekat
pada dinding faring. Dengan hiperemi, pembuluh darah
dinding faring menjadi lebar. Bentuk sumbatan yang
berwarna kuning, putih, atau abu-abu terdapat pada folikel
atau jaringan limfoid.Tampak bahwa folikel limfoid dan
bercak-bercak pada dinding faring posterior atau terletak
lebih ke lateral menjadi meradang dan membengkak
sehingaa timbul radang pada tenggorok atau faringitis.
 Manifestasi Klinis
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Mengeluh rasa kering / gatal pada tenggorok.
Malaise dan sakit kepala
Suhu tubuh meningkat
Nyeri
Disfagia
Suara parau
Batuk
Edema Faring
 1. Faringtis Virus
 Tanda awal: Demam, malaise, anoreksia dengan nyeri










tenggorokan sedang
Suara parau, batuk dan rinitis
Pada kasus berat dapat terbentuk ulkus kecil pada palatum
lunak dan dinding faring posterior.
Eksudat.
2. Faringitis Streptokokus
Pada anak umur lebih dari 2 tahun: Nyeri kepala, nyeri
perut, muntah.
Demam 40oC kadang tidak tampak
Pembesaran tonsil dan tampak eksudat dan eritema faring
Disfagia
Kemerahan difus pada tonsil dan dinding penyangga tonsil
dengan bintik-bintik petekie palatum lunak, limfadenitis
atau eksudasi folikuler.
 Komplikasi
 Otitis media purulenta bakterialis

Daerah telinga tengah normalnya adalah steril. Bakteri
masuk melalui tube eustacius akibat kontaminasi
sekresi dalam nasofaring.
 Abses Peritonsiler
Sumber infeksi berasal dari penjalaran
faringitis/tonsilitis akut yang mengalami supurasi,
menembus kapsul tonsil.
 Glomerulus Akut
Infeksi Streptokokus pada daerah faring masuk ke
peredaran darah, masuk ke ginjal. Proses autoimun
kuman streptokokus yang nefritogen dalam tubuh
meimbulkan bahan autoimun yang merusak
glomerulus.
 Demam Reumatik

Lanjutan…

infeksi streptoceal yang awalnya ditandai dengan luka pada
tenggorok akan menyebabkan peradangan dan
pembentukan jaringan parut pada katup-katup jantung,
terutama pada katup mitral dan aorta.
 Sinusitis
Sinusitis adalah radang sinus yang ada disekitar hidung
dapat berupa sinusitis maksilaris / frontalis. Sinusitis
maksilaris disebabkan oleh komplikasi peradangan jalan
napas bagian atas (salah satunya faringitis), dibantu oleh
adanya faktor predisposisi. Penyakit ini dapat disebabkan
oleh kuman tunggal dan dapat juga campuran seperti
streptokokus, pneumokokus, hemophilus influenza dan
kleb siella pneumoniae.
 Meningitis
Infeksi bakteri padadaerah faring yang masuk ke peredaran
darah, kemudian masuk ke meningen dapat menyebabkan
meningitis.Akan tetapi komplikasi meningitis akibat
faringitis jarang terjadi.
 Penatalaksanaan

1. Antibiotik golongan penicilin atau sulfanomida
a. Faringitis streptokokus paling baik diobati peroral
dengan penisilin (125-250 mg penisilin V tiga kali sehari
selama 10 hari)
b. Bila alergi penisilin dapat diberikan eritromisin (125 mg/6
jam untuk usia 0-2 tahun dan 250 mg/6 jam untuk usia 2-8

tahun) atau klindamisin.
2. Tirah Baring
3. Pemberian cairan yang adekuat

4. Diit ringan
5.

Obat kumur hangat (Adams, 1997; 330)
 Pemeriksaan Penunjang

1. Pada pemeriksaan dengan mempergunakan spatel lidah,
tampak tonsil membengkak, hiperemis, terdapat detritus,
berupa bercak (folikel, lakuna, bahkan membran). Kelenjar
submandibula membengkak dan nyeri tekan, terutama pada
anak.
2. Pemeriksaan Biopsi
Contoh jaringan untuk pemeriksaan dapat diperoleh dari
saluran pernapasan (sekitar faring) dengan menggunakan teknik
endoskopi. Jaringan tersebut akan diperiksa dengan mikroskop
untuk mengetahui adanya peradangan akibat bakteri atau virus
Lanjutan…
3. Pemeriksaan Sputum
Pemeriksaan sputum makroskopik, mikroskopik atau
bakteriologik penting dalam diagnosis etiologi penyakit.
Warna bau dan adanya darah merupakan petunjuk yang
berharga.
4. Pemeriksaan Laboratorium
a. Sel darah putih (SDP)

Peningkatan komponen sel darah putih dapat
menunjukkan adanya infeksi atau inflamasi.
B. Tonsilitis
 DEFINISI
 Tonsil merupakan kumpulan besar jaringan limfoid di belakang

faring yang memiliki keaktifan munologik (Ganong, 1998).
Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar ke
seluruh tubuh dengan cara menahan kuman memasuki tubuh
melalui mulut, hidung dan tenggorokan, oleh karena itu, tidak

jarang tonsil mengalami peradangan.
 Tonsilitis adalah infeksi atau peradangan pada tonsil. Tonsilitis

akut merupakan inveksi tonsil yang sifatnya akut, sedangkan

tonsillitis kronik merupakan tonsillitis yang terjadi berulang kali
(Sjamsuhidayat & Jong, 1997).
 ETIOLOGI

Tonsilitis disebabkan oleh infeksi bakteri
Streptococcus beta hemolyticus, Streptococcuc,
viridans dan Streptococcuc pyrogen sebagai penyebab
terbanyak, selain itu dapat juga disesbabkan oleh
Corybacterium diphteriae, namun dapat juga
disebabkan oleh virus (Mansyjoer, 2001).
 Patofisiologi

Penyebab terserang tonsilitis akut adalah streptokokus beta
hemolitikus grup A. Bakteri lain yang juga dapat menyebabkan
tonsilitis akut adalah Haemophilus influenza dan bakteri dari
golongan pneumokokus dan stafilokokus. Virus juga kadang – kadang
ditemukan sebagai penyebab tonsilitis akut.
1.Pada Tonsilitis Akut
Penularan terjadi melalui droplet dimana kuman menginfiltrasi
lapisan Epitel kemudian bila Epitel ini terkikis maka jaringan Umfold
superkistal bereaksi dimana terjadi pembendungan radang dengan

infiltrasi leukosit polimorfo nuklear.
2. Pada Tonsilitif Kronik
Terjadi karena proses radang berulang maka Epitel mukosa
dan jaringan limpold terkikis, sehingga pada proses
penyembuhan jaringan limpold, diganti oleh jaringan
parut. Jaringan ini akan mengerut sehingga ruang antara
kelompok melebar (kriptus) yang akan di isi oleh detritus
proses ini meluas hingga menembus kapsul dan akhirnya
timbul purlengtan dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris.
Jadi tonsil meradang dan membengkak, terdapat bercak
abu – abu atau kekuningan pada permukaannya, dan jika
berkumpul maka terbentuklah membran. Bercak – bercak
tersebut sesungguhnya adalah penumpukan leukosit, sel
epitel yang mati, juga kuman – kuman baik yang hidup
maupun yang sudah mati
 Manisfestasi Klinis

Keluhan pasien biasanya berupa nyeri tenggorokan, sakit
menelan, dan kadang – kadang pasien tidak mau minum atau
makan lewat mulut. Penderita tampak loyo dan mengeluh sakit
pada otot dan persendian. Biasanya disertai demam tinggi dan
napas yang berbau, yaitu :
• Suhu tubuh naik sampai 40 oC.
• Rasa gatal atau kering ditenggorokan.
• Lesu.
• Nyeri sendi, odinofagia.
• Anoreksia dan otolgia.
• Bila laring terkena suara akan menjadi serak.
• Tonsil membengkak.
• Pernapasan berbau.
 Komplikasi

• Otitis media akut.
• Abses parafaring.
• Abses peritonsil.
• Bronkitis,
• Nefritis akut, artritis, miokarditis.
• Dermatitis.
• Pruritis.
• Furunkulosis.
 Pemeriksaan Penunjang
• Kultur dan uji resistensi bila perlu.
• Kultur dan uji resistensi kuman dari sediaan apus
tonsil.
 Penatalaksanaan Medis

Sebaiknya pasien tirah baring. Cairan harus diberikan
dalam jumlah yang cukup, serta makan – makanan
yang berisi namun tidak terlalu padat dan merangsang
tenggorokan. Analgetik diberikan untuk menurunkan
demam dan mengurangi sakit kepala. Di pasaran
banyak beredar analgetik (parasetamol) yang sudah
dikombinasikan dengan kofein, yang berfungsi untuk
menyegarkan badan.
Jika penyebab tonsilitis adalah bakteri maka antibiotik
harus diberikan. Obat pilihan adalah penisilin.
Kadang – kadang juga digunakan eritromisin.
Idealnya, jenis antibiotik yang diberikan sesuai dengan
hasil biakan. Antibiotik diberikan antara 5 sampai 10
hari
Lanjutan…
 Jika melalui biakan diketahui bahwa sumber infeksi adalah

Streptokokus beta hemolitkus grup A, terapi antibiotik
harus digenapkan 10 hari untuk mencegah kemungkinan
komplikasi nefritis dan penyakit jantung rematik. Kadang
– kadang dibutuhkan suntikan benzatin penisilin 1,2 juta
unit intramuskuler jika diperkirakan pengobatan orang
tidak adekuat.
• Terapi obat lokal untuk hegiene mulut dengan obat
kumur atau obat isap.
• Antibiotik golongan penisilin atau sulfonamida selama 5
hari.
• Antipiretik.
• Obat kumur atau obat isap dengan desinfektan.
• Bila alergi pada penisilin dapat diberikan eritromisin atau
klindamigin.
TERIMA KASIH

RAHA 27 SEPTEMBER 2012

More Related Content

What's hot

128974523 fimosis-parafimosis
128974523 fimosis-parafimosis128974523 fimosis-parafimosis
128974523 fimosis-parafimosis
kas mulyadi
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
Septian Muna Barakati
 
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraAsuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Nola Hastuti
 
PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI
PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASIPBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI
PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI
Rindang Abas
 
Lp faringitis
Lp faringitisLp faringitis
Lp faringitis
maelmery
 
Anatomi & Fisiologi Telinga Tengah
Anatomi & Fisiologi Telinga Tengah Anatomi & Fisiologi Telinga Tengah
Anatomi & Fisiologi Telinga Tengah Putu Wijaya Kandhi
 
Hand foot mouth disease - flu singapur
Hand foot mouth disease - flu singapurHand foot mouth disease - flu singapur
Hand foot mouth disease - flu singapur
Fadel Muhammad Garishah
 
Asma
AsmaAsma
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
Ariesta Mp
 
Abses leher dalam
Abses leher dalamAbses leher dalam
Abses leher dalam
Abdelrahman M. S. Alnweiri
 
Pneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpointPneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpointDwika Marbun
 
Hernia 2
Hernia 2Hernia 2
Hernia 2
rara818181
 
Makalah furunkel
Makalah furunkelMakalah furunkel
Makalah furunkel
Warnet Raha
 

What's hot (20)

Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
128974523 fimosis-parafimosis
128974523 fimosis-parafimosis128974523 fimosis-parafimosis
128974523 fimosis-parafimosis
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi PleuraAsuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
Asuhan Keperawatan pada Pasien Tuberkulosis Paru dan Efusi Pleura
 
Patologi sistem respirasi
Patologi sistem respirasiPatologi sistem respirasi
Patologi sistem respirasi
 
PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI
PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASIPBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI
PBL MODUL SESAK BLOK RESPIRASI
 
Lp faringitis
Lp faringitisLp faringitis
Lp faringitis
 
Anatomi & Fisiologi Telinga Tengah
Anatomi & Fisiologi Telinga Tengah Anatomi & Fisiologi Telinga Tengah
Anatomi & Fisiologi Telinga Tengah
 
Hand foot mouth disease - flu singapur
Hand foot mouth disease - flu singapurHand foot mouth disease - flu singapur
Hand foot mouth disease - flu singapur
 
Asma
AsmaAsma
Asma
 
Dermatofitosis
DermatofitosisDermatofitosis
Dermatofitosis
 
Herpes
HerpesHerpes
Herpes
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
Abses leher dalam
Abses leher dalamAbses leher dalam
Abses leher dalam
 
Pneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpointPneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpoint
 
Tonsilitis akut
Tonsilitis akutTonsilitis akut
Tonsilitis akut
 
Hernia 2
Hernia 2Hernia 2
Hernia 2
 
Gonorrhea
GonorrheaGonorrhea
Gonorrhea
 
Makalah furunkel
Makalah furunkelMakalah furunkel
Makalah furunkel
 
Rhinitis alergi
Rhinitis alergi Rhinitis alergi
Rhinitis alergi
 

Viewers also liked

Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttaAsuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttasaharwakumoro
 
Proses keperawatan pada anak dengan bronkitis
Proses keperawatan pada anak dengan bronkitisProses keperawatan pada anak dengan bronkitis
Proses keperawatan pada anak dengan bronkitis
kristanto djuwahir
 
Asuhan keperawatan pada anak tbc
Asuhan keperawatan pada anak tbcAsuhan keperawatan pada anak tbc
Asuhan keperawatan pada anak tbcwhenny
 
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumoniaAsuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
kristanto djuwahir
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaYesi Tika
 

Viewers also liked (7)

Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shintttttaAsuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
Asuhan keperawatan klien dengan faringitis shinttttta
 
Askepfaringitis
AskepfaringitisAskepfaringitis
Askepfaringitis
 
Askep faringitis
Askep faringitisAskep faringitis
Askep faringitis
 
Proses keperawatan pada anak dengan bronkitis
Proses keperawatan pada anak dengan bronkitisProses keperawatan pada anak dengan bronkitis
Proses keperawatan pada anak dengan bronkitis
 
Asuhan keperawatan pada anak tbc
Asuhan keperawatan pada anak tbcAsuhan keperawatan pada anak tbc
Asuhan keperawatan pada anak tbc
 
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumoniaAsuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada anak dengan bronkopneumonia
 
Asuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumoniaAsuhan keperawatan pneumonia
Asuhan keperawatan pneumonia
 

Similar to Faringitis dan tonsilitis AKPER PEMKAB MUNA

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)Betari Wanda Saskia
 
PPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).ppt
PPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).pptPPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).ppt
PPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).ppt
farmasipkcpesanggrah
 
JUDUL
JUDULJUDUL
Solusi cepat atasi amandel
Solusi cepat atasi amandelSolusi cepat atasi amandel
Solusi cepat atasi amandel
obatamandel
 
Tonsilitis kronis
Tonsilitis kronisTonsilitis kronis
Tonsilitis kronisAmir Zakwan
 
FARINGITIS.pptx
FARINGITIS.pptxFARINGITIS.pptx
FARINGITIS.pptx
jonathan9410
 
TONSILITIS marsya.ppt
TONSILITIS marsya.pptTONSILITIS marsya.ppt
TONSILITIS marsya.ppt
Amiratulhusna1
 
Bronkopneum onia & faringitis
Bronkopneum onia & faringitisBronkopneum onia & faringitis
Bronkopneum onia & faringitis
aaanin
 
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
Infeksi Saluran Pernafasan AtasInfeksi Saluran Pernafasan Atas
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
soroylardo2
 

Similar to Faringitis dan tonsilitis AKPER PEMKAB MUNA (20)

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
 
PPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).ppt
PPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).pptPPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).ppt
PPT FARMAKOTERAPI KELOMPOK 1 INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (1).ppt
 
Tonsilits AKPER PEMKAB MUNA
Tonsilits AKPER PEMKAB MUNA Tonsilits AKPER PEMKAB MUNA
Tonsilits AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA
Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA
Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep kmb 1(musriani) AKPER PEMKAB MUNA
Askep kmb 1(musriani) AKPER PEMKAB MUNA Askep kmb 1(musriani) AKPER PEMKAB MUNA
Askep kmb 1(musriani) AKPER PEMKAB MUNA
 
AA
AAAA
AA
 
JUDUL
JUDULJUDUL
JUDUL
 
AA
AAAA
AA
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Solusi cepat atasi amandel
Solusi cepat atasi amandelSolusi cepat atasi amandel
Solusi cepat atasi amandel
 
Tonsilitis kronis
Tonsilitis kronisTonsilitis kronis
Tonsilitis kronis
 
FARINGITIS.pptx
FARINGITIS.pptxFARINGITIS.pptx
FARINGITIS.pptx
 
TONSILITIS marsya.ppt
TONSILITIS marsya.pptTONSILITIS marsya.ppt
TONSILITIS marsya.ppt
 
Bronkopneum onia & faringitis
Bronkopneum onia & faringitisBronkopneum onia & faringitis
Bronkopneum onia & faringitis
 
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
Infeksi Saluran Pernafasan AtasInfeksi Saluran Pernafasan Atas
Infeksi Saluran Pernafasan Atas
 
Pneumoni1
Pneumoni1Pneumoni1
Pneumoni1
 
Pneumoni1
Pneumoni1Pneumoni1
Pneumoni1
 
Present ispa
Present ispaPresent ispa
Present ispa
 
makalah tonsilitis
makalah  tonsilitis makalah  tonsilitis
makalah tonsilitis
 

More from Operator Warnet Vast Raha

Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Operator Warnet Vast Raha
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
Operator Warnet Vast Raha
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
Operator Warnet Vast Raha
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
Operator Warnet Vast Raha
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
Operator Warnet Vast Raha
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
Operator Warnet Vast Raha
 

More from Operator Warnet Vast Raha (20)

Stiker kk bondan
Stiker kk bondanStiker kk bondan
Stiker kk bondan
 
Proposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bolaProposal bantuan sepak bola
Proposal bantuan sepak bola
 
Surat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehatSurat pernyataan nusantara sehat
Surat pernyataan nusantara sehat
 
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajarSurat pernyataan nusantara sehat fajar
Surat pernyataan nusantara sehat fajar
 
Halaman sampul target
Halaman sampul targetHalaman sampul target
Halaman sampul target
 
Makalah seni kriya korea
Makalah seni kriya koreaMakalah seni kriya korea
Makalah seni kriya korea
 
Makalah makromolekul
Makalah makromolekulMakalah makromolekul
Makalah makromolekul
 
126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul126895843 makalah-makromolekul
126895843 makalah-makromolekul
 
Kafer akbid paramata
Kafer akbid paramataKafer akbid paramata
Kafer akbid paramata
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Mata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budayaMata pelajaran seni budaya
Mata pelajaran seni budaya
 
Lingkungan hidup
Lingkungan hidupLingkungan hidup
Lingkungan hidup
 
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga penggantiPermohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
Permohonan untuk diterima menjadi tenaga pengganti
 
Odher scout community
Odher scout communityOdher scout community
Odher scout community
 
Surat izin keramaian
Surat izin keramaianSurat izin keramaian
Surat izin keramaian
 
Makalah keganasan
Makalah keganasanMakalah keganasan
Makalah keganasan
 
Perilaku organisasi
Perilaku organisasiPerilaku organisasi
Perilaku organisasi
 
Makalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetikaMakalah penyakit genetika
Makalah penyakit genetika
 
Undangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepaUndangan kecamatan lasalepa
Undangan kecamatan lasalepa
 
Bukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajakBukti registrasi pajak
Bukti registrasi pajak
 

Faringitis dan tonsilitis AKPER PEMKAB MUNA

  • 2. A. Faringitis  Pengertian Faringitis (dalam bahasa Latin; pharyngitis), adalah suatu penyakit peradangan yang menyerang tenggorok atau faring yang disebabkan oleh bakteri atau virus tertentu. Kadang juga disebut sebagai radang tenggorok.
  • 3.  Etiologi Faringitis bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri. Virus penyebab adalah : · Common cold · Flu · Adenovirus · Mononucleosis · HIV Bakteri yang menyebabkan faringitis adalah : · streptokokus grup A, · korinebakterium, · arkanobakterium, · Neisseria gonorrhoeae atau Chlamydia pneumoniae
  • 4.  Patofisiologi Penularan terjadi melalui droplet. Kuman menginfiltrasi lapisan epitel kemudian bila epitel terkikis maka jaringan limfoid superficial bereaksi terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada stadium awal terdapat hiperemi, kemudian edema dan sekresi yang meningkat. Eksudat mula-mula serosa tapi menjadi menebal dan cenderung menjadi kering dan dapat melekat pada dinding faring. Dengan hiperemi, pembuluh darah dinding faring menjadi lebar. Bentuk sumbatan yang berwarna kuning, putih, atau abu-abu terdapat pada folikel atau jaringan limfoid.Tampak bahwa folikel limfoid dan bercak-bercak pada dinding faring posterior atau terletak lebih ke lateral menjadi meradang dan membengkak sehingaa timbul radang pada tenggorok atau faringitis.
  • 5.  Manifestasi Klinis 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Mengeluh rasa kering / gatal pada tenggorok. Malaise dan sakit kepala Suhu tubuh meningkat Nyeri Disfagia Suara parau Batuk Edema Faring
  • 6.  1. Faringtis Virus  Tanda awal: Demam, malaise, anoreksia dengan nyeri          tenggorokan sedang Suara parau, batuk dan rinitis Pada kasus berat dapat terbentuk ulkus kecil pada palatum lunak dan dinding faring posterior. Eksudat. 2. Faringitis Streptokokus Pada anak umur lebih dari 2 tahun: Nyeri kepala, nyeri perut, muntah. Demam 40oC kadang tidak tampak Pembesaran tonsil dan tampak eksudat dan eritema faring Disfagia Kemerahan difus pada tonsil dan dinding penyangga tonsil dengan bintik-bintik petekie palatum lunak, limfadenitis atau eksudasi folikuler.
  • 7.  Komplikasi  Otitis media purulenta bakterialis Daerah telinga tengah normalnya adalah steril. Bakteri masuk melalui tube eustacius akibat kontaminasi sekresi dalam nasofaring.  Abses Peritonsiler Sumber infeksi berasal dari penjalaran faringitis/tonsilitis akut yang mengalami supurasi, menembus kapsul tonsil.  Glomerulus Akut Infeksi Streptokokus pada daerah faring masuk ke peredaran darah, masuk ke ginjal. Proses autoimun kuman streptokokus yang nefritogen dalam tubuh meimbulkan bahan autoimun yang merusak glomerulus.
  • 8.  Demam Reumatik Lanjutan… infeksi streptoceal yang awalnya ditandai dengan luka pada tenggorok akan menyebabkan peradangan dan pembentukan jaringan parut pada katup-katup jantung, terutama pada katup mitral dan aorta.  Sinusitis Sinusitis adalah radang sinus yang ada disekitar hidung dapat berupa sinusitis maksilaris / frontalis. Sinusitis maksilaris disebabkan oleh komplikasi peradangan jalan napas bagian atas (salah satunya faringitis), dibantu oleh adanya faktor predisposisi. Penyakit ini dapat disebabkan oleh kuman tunggal dan dapat juga campuran seperti streptokokus, pneumokokus, hemophilus influenza dan kleb siella pneumoniae.  Meningitis Infeksi bakteri padadaerah faring yang masuk ke peredaran darah, kemudian masuk ke meningen dapat menyebabkan meningitis.Akan tetapi komplikasi meningitis akibat faringitis jarang terjadi.
  • 9.  Penatalaksanaan 1. Antibiotik golongan penicilin atau sulfanomida a. Faringitis streptokokus paling baik diobati peroral dengan penisilin (125-250 mg penisilin V tiga kali sehari selama 10 hari) b. Bila alergi penisilin dapat diberikan eritromisin (125 mg/6 jam untuk usia 0-2 tahun dan 250 mg/6 jam untuk usia 2-8 tahun) atau klindamisin. 2. Tirah Baring 3. Pemberian cairan yang adekuat 4. Diit ringan 5. Obat kumur hangat (Adams, 1997; 330)
  • 10.  Pemeriksaan Penunjang 1. Pada pemeriksaan dengan mempergunakan spatel lidah, tampak tonsil membengkak, hiperemis, terdapat detritus, berupa bercak (folikel, lakuna, bahkan membran). Kelenjar submandibula membengkak dan nyeri tekan, terutama pada anak. 2. Pemeriksaan Biopsi Contoh jaringan untuk pemeriksaan dapat diperoleh dari saluran pernapasan (sekitar faring) dengan menggunakan teknik endoskopi. Jaringan tersebut akan diperiksa dengan mikroskop untuk mengetahui adanya peradangan akibat bakteri atau virus
  • 11. Lanjutan… 3. Pemeriksaan Sputum Pemeriksaan sputum makroskopik, mikroskopik atau bakteriologik penting dalam diagnosis etiologi penyakit. Warna bau dan adanya darah merupakan petunjuk yang berharga. 4. Pemeriksaan Laboratorium a. Sel darah putih (SDP) Peningkatan komponen sel darah putih dapat menunjukkan adanya infeksi atau inflamasi.
  • 12. B. Tonsilitis  DEFINISI  Tonsil merupakan kumpulan besar jaringan limfoid di belakang faring yang memiliki keaktifan munologik (Ganong, 1998). Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar ke seluruh tubuh dengan cara menahan kuman memasuki tubuh melalui mulut, hidung dan tenggorokan, oleh karena itu, tidak jarang tonsil mengalami peradangan.  Tonsilitis adalah infeksi atau peradangan pada tonsil. Tonsilitis akut merupakan inveksi tonsil yang sifatnya akut, sedangkan tonsillitis kronik merupakan tonsillitis yang terjadi berulang kali (Sjamsuhidayat & Jong, 1997).
  • 13.  ETIOLOGI Tonsilitis disebabkan oleh infeksi bakteri Streptococcus beta hemolyticus, Streptococcuc, viridans dan Streptococcuc pyrogen sebagai penyebab terbanyak, selain itu dapat juga disesbabkan oleh Corybacterium diphteriae, namun dapat juga disebabkan oleh virus (Mansyjoer, 2001).
  • 14.  Patofisiologi Penyebab terserang tonsilitis akut adalah streptokokus beta hemolitikus grup A. Bakteri lain yang juga dapat menyebabkan tonsilitis akut adalah Haemophilus influenza dan bakteri dari golongan pneumokokus dan stafilokokus. Virus juga kadang – kadang ditemukan sebagai penyebab tonsilitis akut. 1.Pada Tonsilitis Akut Penularan terjadi melalui droplet dimana kuman menginfiltrasi lapisan Epitel kemudian bila Epitel ini terkikis maka jaringan Umfold superkistal bereaksi dimana terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit polimorfo nuklear.
  • 15. 2. Pada Tonsilitif Kronik Terjadi karena proses radang berulang maka Epitel mukosa dan jaringan limpold terkikis, sehingga pada proses penyembuhan jaringan limpold, diganti oleh jaringan parut. Jaringan ini akan mengerut sehingga ruang antara kelompok melebar (kriptus) yang akan di isi oleh detritus proses ini meluas hingga menembus kapsul dan akhirnya timbul purlengtan dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris. Jadi tonsil meradang dan membengkak, terdapat bercak abu – abu atau kekuningan pada permukaannya, dan jika berkumpul maka terbentuklah membran. Bercak – bercak tersebut sesungguhnya adalah penumpukan leukosit, sel epitel yang mati, juga kuman – kuman baik yang hidup maupun yang sudah mati
  • 16.  Manisfestasi Klinis Keluhan pasien biasanya berupa nyeri tenggorokan, sakit menelan, dan kadang – kadang pasien tidak mau minum atau makan lewat mulut. Penderita tampak loyo dan mengeluh sakit pada otot dan persendian. Biasanya disertai demam tinggi dan napas yang berbau, yaitu : • Suhu tubuh naik sampai 40 oC. • Rasa gatal atau kering ditenggorokan. • Lesu. • Nyeri sendi, odinofagia. • Anoreksia dan otolgia. • Bila laring terkena suara akan menjadi serak. • Tonsil membengkak. • Pernapasan berbau.
  • 17.  Komplikasi • Otitis media akut. • Abses parafaring. • Abses peritonsil. • Bronkitis, • Nefritis akut, artritis, miokarditis. • Dermatitis. • Pruritis. • Furunkulosis.  Pemeriksaan Penunjang • Kultur dan uji resistensi bila perlu. • Kultur dan uji resistensi kuman dari sediaan apus tonsil.
  • 18.  Penatalaksanaan Medis Sebaiknya pasien tirah baring. Cairan harus diberikan dalam jumlah yang cukup, serta makan – makanan yang berisi namun tidak terlalu padat dan merangsang tenggorokan. Analgetik diberikan untuk menurunkan demam dan mengurangi sakit kepala. Di pasaran banyak beredar analgetik (parasetamol) yang sudah dikombinasikan dengan kofein, yang berfungsi untuk menyegarkan badan. Jika penyebab tonsilitis adalah bakteri maka antibiotik harus diberikan. Obat pilihan adalah penisilin. Kadang – kadang juga digunakan eritromisin. Idealnya, jenis antibiotik yang diberikan sesuai dengan hasil biakan. Antibiotik diberikan antara 5 sampai 10 hari
  • 19. Lanjutan…  Jika melalui biakan diketahui bahwa sumber infeksi adalah Streptokokus beta hemolitkus grup A, terapi antibiotik harus digenapkan 10 hari untuk mencegah kemungkinan komplikasi nefritis dan penyakit jantung rematik. Kadang – kadang dibutuhkan suntikan benzatin penisilin 1,2 juta unit intramuskuler jika diperkirakan pengobatan orang tidak adekuat. • Terapi obat lokal untuk hegiene mulut dengan obat kumur atau obat isap. • Antibiotik golongan penisilin atau sulfonamida selama 5 hari. • Antipiretik. • Obat kumur atau obat isap dengan desinfektan. • Bila alergi pada penisilin dapat diberikan eritromisin atau klindamigin.
  • 20. TERIMA KASIH RAHA 27 SEPTEMBER 2012