SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
TONSILITIS AKUT

   Nathania Longkutoy
        11011032
PENDAHULUAN

Penyakit pada tonsil palatina (tonsil)merupakan permasalahan yang umum ditemukan
padaanak.Penderita tonsilitis merupakan pasien yang sering datang pada praktek dokter ahli
bagian telinga hidung tenggorok–bedah kepala dan leher (THT-KL), dokter anak, maupun
tempat pelayanan kesehatan lainnya.
Tonsilitis dapat disebabkan oleh bakteri, virus,dan penyebab infeksi maupun non infeksi
lainnya.Penatalaksanaan medikamentosa tonsilitis memerlukan pengetahuan yang baik
terhadap organisme penyebab infeksi.Menurut Hascelik dkk seperti dikutip Shaikh dkk,
Infeksi tonsilitis rekuren maupun tonsilitis kronis kebanyakan berasal dari bakteri yang
terdapat di parenkim tonsil dibanding dengan permukaan tonsil, sehingga swab dari
permukaan tonsil saja dapat menjadi keliru.Bakteri patogen di permukaan tonsil dapat
menyerang tonsil namun tidak dapat memprediksi bakteri patogen yang menginfeksi di dalam
inti tonsil.Walaupun sulit dijelaskan peranan bakteri anaerob pada tonsilitis, namun perlu
dipertimbangkan dalam penatalaksanaan tonsilitis.
Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman streptococcus beta
hemolyticus, streptococcus viridans dan streptococcus pyogenes, dapat juga disebabkan oleh
virus (Mansjoer, 2000).




                                             1
ISI

    A. ANATOMI TONSIL
    Amandel atau tonsil merupakan kumpulan jaringan
limfoid yang banyak mengandung limfosit dan merupakan
pertahanan        terhadap   infeksi.Tonsil    terletak   pada
kerongkongan di belakang kedua ujung lipatan belakang
mulut. Ia juga bagian dari struktur yang disebut Ring of Waldeyer ( cincin waldeyer ). Kedua
tonsil terdiri juga atas jaringan limfe, letaknya di antara lengkung langit-langit dan mendapat
persediaan limfosit yang melimpah di dalam cairan yang ada pada permukaan dalam sel-sel
tonsil.3
    Tonsil terdiri atas:
    1. Tonsil fariengalis, agak menonjol keluar dari atas faring dan terletak di belakang koana
    2. Tonsil palatina, dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk.
    3. Tonsil linguais, epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk
    Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar ke seluruh tubuh dengan cara
menahan kuman memasuki tubuh melalui mulut, hidung, dan kerongkongan, oleh karena itu
tidak jarang tonsil mengalami peradangan. Peradangan pada tonsil disebut dengan tonsilitis,
penyakit ini merupakan salah satu gangguan Telinga Hidung & Tenggorokan ( THT ).
Kuman yang dimakan oleh imunitas seluler tonsil dan adenoid terkadang tidak mati dan tetap
bersarang disana serta menyebabkan infeksi amandel yang kronis dan berulang (Tonsilitis
kronis). Infeksi yang berulang ini akan menyebabkan tonsil dan adenoid bekerja terus dengan
memproduksi sel-sel imun yang banyak sehingga ukuran tonsil dan adenoid akan membesar
dengan cepat melebihi ukuran yang normal.3
    Tonsil mendapat pendarahan dari cabang-cabang A. karotis eksterna, melalui cabang-
cabangnya,yaitu :2
                 A. maksilaris eksterna (A. fasialis) dengan cabangnyatonsilaris dan A. palatina
           asenden.
                 A. maksilaris interna dengan cabangnya A. palatinadesenden.
                 A. lingualis dengan cabangnya A. lingualis dorsal.
                 A. faringeal asenden.




                                                 2
Sumber perdarahan daerah kutub bawah tonsil:
              Anterior : A. lingualis dorsal.
              Posterior : A. palatina asenden.
              Diantara keduanya: A. tonsilaris.
    Sumber perdarahan daerah kutub atas tonsil:
              faringeal asenden
              palatina desenden.
    Arteri tonsilaris berjalan ke atas pada bagian
luar otot konstriktor superior dan memberikan
cabang untuk tonsil dan palatum mole.Arteri palatina asenden, mengirimkan cabang-
cabangnya melalui otot konstriktor faring posterior menuju tonsil.Arteri faringeal asenden
juga memberikan cabangnya ke tonsil melalui bagian luar otot konstriktor faring
superior.Arteri lingualis dorsal naik ke pangkal lidah dan mengirim cabangnya ke tonsil,
plika anterior dan plika posterior.Arteri palatine desenden atau a. palatina posterior memberi
perdarahan tonsil dan palatum mole dari atas dan membentuk anastomosis dengan a. palatina
asenden. Vena-vena dari tonsil membentuk pleksus yang bergabung dengan pleksus dari
faring.2
    Aliran getah bening dari daerah tonsil mengalir menuju rangkaian getah bening servikal
profunda (deep jugular node) bagian superior di bawah otot sternokleidomastoideus.Aliran
ini selanjutnya ke kelenjar toraks dan berakhir menuju duktus torasikus.Tonsil hanya
mempunyai pembuluh getah bening eferan dan tidak memiliki pembuluh getah bening aferen.
    Persarafan tonsil bagian atas mendapat sensasi dari serabut saraf ke V melalui ganglion
sfenopalatina dan bagian bawah dari saraf glosofaringeus.2




    B. HISTOLOGI
    Secara mikroskopis tonsil memiliki tiga komponen yaitu jaringan ikat, jaringan
interfolikuler,jaringan germinativum.Jaringan ikat berupa trabekula yang berfungsi sebagai
penyokong tonsil.Trabekula merupakan perluasan kapsul tonsil ke parenkim tonsil.Jaringan
ini mengandung pembuluh darah, saraf, saluran limfatik efferent. Permukaan bebas tonsil
ditutupi oleh epitel statified squamous.2
    Jaringan germinativum terletak dibagian tengah jaringan tonsil, merupakan sel induk
pembentukan sel-sel limfoid. Jaringan interfolikel terdiri dari jaringan limfoid dalam berbagai
tingkat pertumbuhan.2
                                                  3
C. ETIOLOGI
   Tonsilitis bacterial supuratifa akut paling sering disebabkan oleh streptokokus beta
hemolitikus grup A, meskipun pneumokokus, stafilokokus dan Haemophilus Influenzae juga
virus pathogen yang dapat dilibatkan. Kadang-kadang streptokokus non hemolitikus atau
streptococcus viridans ditemukan dalam biakan, biasanya dalam kasus-kasus berat.
Streptokokus non hemolitikus dan streptococcus viridans mungkin dibiakkan dari
tenggorokan orang yang sehat, khususnya dalam bulan-bulan musim dingin, dan pada saat
epidemic infeksi pernapasan akut, streptokokus hemolitikus dapat ditemukan dalam
tenggorokan orang yang kelihatannya sehat.5




   D. PATOFISIOLOGI
   Bakteri atau virus memasuki tubuh melalui hidung atau mulut.Amandel atau tonsil
berperan sebagai filter, menyelimuti organisme yang berbahaya tersebut. Hal ini akan
memicu tubuh untuk membentuk antibody terhadap infeksi yang akan datang akan tetapi
kadang-kadang amandel sudah kelelahan menahan infeksi atau virus.3
   Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, bila epitel terkikis maka jaringan limfoid superficial
mengadakan reaksi.Terdapat pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit poli
morfonuklear.Proses ini secara klinik tampak pada korpus tonsil yang berisi bercak kuning
yang disebut detritus. Detritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri dan epitel yang
terlepas, suatu tonsillitis akut dengan detritus disebut tonsillitis falikularis, bila bercak
detritus berdekatan menjadi satu maka terjadi tonsillitis lakunaris.Tonsilitis dimulai dengan
gejala sakit tenggorokan ringan hingga menjadi parah.Pasien hanya mengeluh merasa sakit
tenggorokannya sehingga berhenti makan. Tonsilitis dapat menyebabkan kesukaran menelan,
panas, bengkak, dan kelenjar getahbening melemah didalam daerah sub mandibuler, sakit
pada sendi dan otot, kedinginan, seluruh tubuh sakit, sakit kepala dan biasanya sakit pada
telinga. Sekresi yang berlebih membuat pasien mengeluh sukar menelan, belakang
tenggorokan akan terasa mengental. Hal-hal yang tidak menyenangkan tersebut biasanya
berakhir setelah 72 jam.3
   Bila bercak melebar,       lebih besar     lagi   sehingga terbentuk    membrane     semu
(Pseudomembran), sedangkan pada tonsillitis kronik terjadi karena proses radang berulang
maka epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis. Sehingga pada proses penyembuhan,
jaringan limfoid diganti jaringan parut. Jaringan ini akanmengkerut sehingga ruang antara
                                              4
kelompok melebar (kriptus) yang akan diisi oleh detritus, proses inimeluas sehingga
menembus kapsul dan akhirnya timbul perlengketan dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris.
Pada anak proses ini disertai dengan pembesaran kelenjar limfe submandibula.3




   E. KLASIFIKASI
   Tonsilitis akut berdasarkan penyebab infeksi, yaitu:
   1. Tonsilitis Viral
   Tonsilitis yang disebabkan oleh virus.Gejala lebih menyerupai common cold yang
disertai rasa nyeri tenggorok.Penyebab yang sering Epstein Barr, influenza, para influenza,
coxasakie, echovirus, rhinovirus.Douglas seperti dikutip Kornbult menemukan bahwa
kebanyakan tonsilitis virus terjadi pada usia prasekolah sedangkan infeksi bakteri terjadi pada
anak yang lebih besar.1
   2. Tonsilitis Bakterial
   Tonsilitis akut bakterial paling banyak disebabkan Streptococcus β hemoliticus. Lebih
kurang 30%-40% tonsilitis akut disebabkan oleh Streptococcus β hemoliticus grup A. Brook
menyatakan dalam mendiagnosis tonsilitis keterlibatan Streptococcus β hemoliticus grup A
harus tetap dipertimbangkan disamping bakteri lain yang juga dapat ditemukan pada
pemeriksaan bakteriologi.1
   Infiltrasi bakteri ke dalam jaringan tonsil akanmenimbulkan reaksi radang berupa
keluarnya   leukosit     polimorfonuklear   sehingga   terbentuk   eksudat   dikenal   dengan
detritus.Eksudat yang terbentuk biasanya tidak melengket ke jaringan di bawahnya.Bentuk
tonsilitis akut dengan eksudat yang jelas disebut dengan tonsilitis folikularis. Bila eksudat
yangterbentuk membentuk alur-alur maka akan terjadi tonsilitis lakunaris.Infeksi tonsil dapat
juga melibatkan faring, seluruh jaringan limfoid tenggorok. Terlihat lidah kotor dan juga
lapisan mukosa tipis di rongga mulut.1




   F. MANIFESTASI KLINIS
   Tanda dan gejala Tonsilitis menurut( Smeltzer& Bare, 2000) ialah sakit tenggorokan,
demam, ngorok, dan kesulitan menelan. Sedangkan menurut Effiaty Arsyad Soepardi,dkk (
2007 ) tanda dan gejala yang timbul yaitu nyeri tenggorok, tidak nafsu makan, nyeri menelan,
kadang-kadang disertai otalgia, demam tinggi, serta pembesaran kelenjar submandibuler dan
nyeri tekan.1
                                               5
G. DIAGNOSIS
   Penderita tonsilitis akut awalnya mengeluh rasa kering di tenggorok.Kemudian berubah
menjadi rasa nyeri di tenggorok dan rasa nyeri saat menelan.Makin lama rasa nyeri ini
semakin bertambah nyeri sehingga anak menjadi tidak mau makan. Nyeri hebat ini dapat
menyebar sebagai referred pain ke sendi-sendi dan telinga. Nyeri pada telinga (otalgia)
tersebut tersebar melalui nervus glossofaringeus (IX).6
   Keluhan lainnya berupa demam yang suhunya dapat sangat tinggi sampai menimbulkan
kejang pada bayi dan anak-anak.Rasa nyeri kepala, badan lesu dan nafsu makan berkurang
sering menyertai pasien tonsilitis akut.Suara pasien terdengar seperti orang yang mulutnya
penuh terisi makanan panas.Keadaan ini disebut plummy voice. Mulut berbau busuk (foetor
ex ore) dan ludah menumpuk dalam kavum oris akibat nyeri telan yang hebat (ptialismus).6
   Pemeriksaan tonsilitis akut ditemukan tonsil yang udem, hiperemis dan terdapat detritus
yang memenuhi permukaan tonsil baik berbentuk folikel, lakuna, atau pseudomembran.Ismus
fausium tampak menyempit.Palatum mole, arkus anterior dan arkus posterior juga tampak
edema dan hiperemis. Kelenjar submandibula yang terletak di belakang angulus mandibula
terlihat membesar dan ada nyeri tekan.6




   H. DIAGNOSIS BANDING
         Infeksi Mononukleosis1
Dasar penyokong: ada gejala demam, nyeri tenggorokan, gejala disfagia dan badan terasa
lemah.
Dasar penolakan: tidak ada gejala bau mulut, tampilan faringoskopi normal, gambaran darah
yang khas terdapat leukosit mononukleus dalam jumlah besar dan etiologi dari virus Epstein
Barr.
         Angina Plaut Vincent (stomatitis ulsero membranosa)1
Dasar penyokong: ada nyeri tenggorokan, bau mulut, serta badan yang terasa lemah.
Dasar penolakan: tidak ada disfagia, tampilan faringoskopi mukosa tonsil tampak putih
keabu-abuan dan tidak ada edema.




                                              6
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
       Tes Laboratorium3
   Tes laboratorium ini digunakan untuk menentukan apakah bakteri yang ada dalam tubuh
pasien dengan tonsilitis merupakan bakterigrup A, kemudian pemeriksaan jumlah leukosit
dan hitung jenisnya, serta laju endap darah. Persiapan pemeriksaan yang perlu sebelum
tonsilektomi adalah :
1) Rutin : Hemoglobine, lekosit, urine.
2) Reaksi alergi, gangguan perdarahan, pembekuan.
3) Pemeriksaan lain atas indikasi (Rongten foto, EKG, gula darah, elektrolit, dan sebagainya
       Kultur3
Kultur dan uji resistensi bila diperlukan.




   J. PENATALAKSANAAN
   Pada umumnya, penderita dengan tonsillitis akut serta demam sebaiknya tirah baring,
pemberian cairan yang adekuat, dan diet ringan.Aplikasi local seperti obat tenggorokan,
dianggap mempunyai arti yang relative kecil. Analgesic oral efektif dalam mengendalikan
rasa tidak enak.5
   Terapi Antibiotik. Penisilin masih menjadi obat pilihan, kecuali kalau organismenya
resisten atau penderita sansitif terhadap penisilin.Pada kasus tersebut, eritromisin atau
antibiotic spesifik yang efektif melawan organisme sebaiknya digunakan.Pengobatan
sebaiknya dilanjutkan untuk seluruh perjalanan klinis – antara 5-10 hari. Suntikan dosis
tunggal 1,2 juta unit benzantine penisilin intramuscular juga efektif dan disukai jika terdapat
keraguan bahwa penderita telah menyelesaikan seluruh terapi antibiotic oral. Antipiretik, dan
obat kumur yang mengandung desinfektan juga bisa dipakai untuk terapi.5




   K. KOMPLIKASI
       Abses pertonsil1
   Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole, abses ini terjadi
beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya disebabkan oleh streptococcus group A.




                                              7
Otitis media akut1
   Infeksi dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba auditorius (eustochi) dan dapat
mengakibatkan otitis media yang dapat mengarah pada ruptur spontan gendang telinga
       Mastoiditis akut1
   Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan infeksi ke dalam sel-sel mastoid
       Laringitis3
   Merupakn proses peradangan dari membran mukosa yang membentuk larynx. Peradangan
ini mungkin akut atau kronis yang disebabkan bisa karena virus, bakter, lingkungan, maupun
karena alergi
       Sinusitis3
   Merupakan suatu penyakit inflamasi atau peradangan pada satu atau lebih dari sinus
paranasal. Sinus adalah merupakan suatu rongga atauruangan berisi udara dari dinding yang
terdiri dari membran mukosa
       Rhinitis3
   Merupakan penyakit inflamasi membran mukosa dari cavum nasal dan nasopharynx




   L. PROGNOSIS
   Gejala tonsilitis akibat radang biasanya menjadi lebih baik sekitar 2 atau 3 hari setelah
pemberian antibiotik. Dapat berulang hingga menjadi kronis bila faktor predisposisi tidak
dihindari.4




                                             8
PENUTUP

KESIMPULAN
   Tonsilitis akut maupun kronis merupakan permasalahan kesehatan yang sering dijumpai
padapraktek dokter maupun pelayanan kesehatan lainnya.Tonsilitis disebabkan oleh berbagai
bakteri. Bakteri penyebab terbanyak dari berbagai literatur dikatakan adalah streptococcus β
haemolyticus group A, namun bisa juga disebabkan oleh pneumokokus, stafilokokus dan
Haemophilus Influenzae. Pemilihan antibiotik dalam penatalaksanaan tonsilitis perlu
memperhatikan bakteri penyebab sesuai dengan bukti empiris yang ada.Gejala tonsilitis
akibat radang biasanya menjadi lebih baik sekitar 2 atau 3 hari setelah pemberian antibiotik.




                                              9
DAFTAR PUSTAKA

1. Rusmarjono, Soepardi EA. Faringitis, tonsilitis, dan hipertrofi adenoid. Dalam:
   Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD editors. Buku ajar ilmu
   kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher. Edisi 6. Balai Penerbit FKUI
   Jakarta 2008: h. 217-25.
2. http://tht.fk.unand.ac.id/makalah/133-mikrobiologi-tonsilitis-kronis.html
3. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-sriwulansa-6326-2-babii.pdf
4. Mansjoer Arif, dkk, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1, Penerbit Media Aesculapius
   Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 2001.
5. Adam GL. Penyakit-penyakit nasofaring danorofaring. Dalam: Adam GL, Boies LR
   Jr, Higler PAeditors. Boies Buku ajar penyakit THT. Edisi BahasaIndonesia, Alih
   bahasa Wijaya C. Jakarta EGC.1997;320-55.
6. dr. Sri Herawati JPB, SpTHT & dr. Sri Rukmini, SpTHT. Penyakit Telinga Hidung
   Tenggorok dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok untuk
   Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi. drg. Lilian Juwono (editor). Jakarta : EGC.
   2003.




                                            10

More Related Content

What's hot (20)

Bronkiektasis dechy
Bronkiektasis dechyBronkiektasis dechy
Bronkiektasis dechy
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
Trauma Buli-Buli (Vesika Urinaria)
 
Bronkiektasis
BronkiektasisBronkiektasis
Bronkiektasis
 
Tonsilitis kronis
Tonsilitis kronisTonsilitis kronis
Tonsilitis kronis
 
Case Report Meningitis
Case Report MeningitisCase Report Meningitis
Case Report Meningitis
 
Otitis media akut
Otitis media akutOtitis media akut
Otitis media akut
 
OMA OMSK
OMA OMSKOMA OMSK
OMA OMSK
 
Modul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokan
Modul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokanModul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokan
Modul 4 kb1 pemeriksaan telinga hidung tenggorokan
 
Pielonefritis
PielonefritisPielonefritis
Pielonefritis
 
PPT Efusi Pleura
PPT Efusi Pleura PPT Efusi Pleura
PPT Efusi Pleura
 
Inflamasi akut
Inflamasi akutInflamasi akut
Inflamasi akut
 
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hati
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu HatiAspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hati
Aspek Anamnesis Pasien Nyeri Ulu Hati
 
P 3b kolesistitis
P 3b kolesistitisP 3b kolesistitis
P 3b kolesistitis
 
Gnaps farmasi 2017
Gnaps farmasi 2017Gnaps farmasi 2017
Gnaps farmasi 2017
 
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
225881539 appendisitis-akut-laporan-kasus
 
Ppt osteomielitis
Ppt osteomielitisPpt osteomielitis
Ppt osteomielitis
 
Peritonitis generalisata
Peritonitis generalisataPeritonitis generalisata
Peritonitis generalisata
 
CBD otitis eksterna
CBD otitis eksternaCBD otitis eksterna
CBD otitis eksterna
 

Similar to TONSILITIS AKUT

Similar to TONSILITIS AKUT (20)

TONSILITIS marsya.ppt
TONSILITIS marsya.pptTONSILITIS marsya.ppt
TONSILITIS marsya.ppt
 
makalah tonsilitis
makalah  tonsilitis makalah  tonsilitis
makalah tonsilitis
 
Faringitis dan tonsilitis AKPER PEMKAB MUNA
Faringitis dan tonsilitis AKPER PEMKAB MUNAFaringitis dan tonsilitis AKPER PEMKAB MUNA
Faringitis dan tonsilitis AKPER PEMKAB MUNA
 
Faringitis dan tonsilitis AKPER PEMKAB MUNA
Faringitis dan tonsilitis AKPER PEMKAB MUNA Faringitis dan tonsilitis AKPER PEMKAB MUNA
Faringitis dan tonsilitis AKPER PEMKAB MUNA
 
Tonsilits AKPER PEMKAB MUNA
Tonsilits AKPER PEMKAB MUNA Tonsilits AKPER PEMKAB MUNA
Tonsilits AKPER PEMKAB MUNA
 
REFERAT TONSILITIS tht.pptx
REFERAT TONSILITIS tht.pptxREFERAT TONSILITIS tht.pptx
REFERAT TONSILITIS tht.pptx
 
JUDUL
JUDULJUDUL
JUDUL
 
AA
AAAA
AA
 
AA
AAAA
AA
 
Tonsilitis kronis
Tonsilitis kronisTonsilitis kronis
Tonsilitis kronis
 
Solusi cepat atasi amandel
Solusi cepat atasi amandelSolusi cepat atasi amandel
Solusi cepat atasi amandel
 
Tonsilitis Kronik.pptx
Tonsilitis Kronik.pptxTonsilitis Kronik.pptx
Tonsilitis Kronik.pptx
 
Tonsilitis Kronik.pptx
Tonsilitis Kronik.pptxTonsilitis Kronik.pptx
Tonsilitis Kronik.pptx
 
abses peritonsil pembahasan THT
abses peritonsil pembahasan THT abses peritonsil pembahasan THT
abses peritonsil pembahasan THT
 
Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA
Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA
Askep tonsilitis) AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep kmb 1(musriani) AKPER PEMKAB MUNA
Askep kmb 1(musriani) AKPER PEMKAB MUNA Askep kmb 1(musriani) AKPER PEMKAB MUNA
Askep kmb 1(musriani) AKPER PEMKAB MUNA
 
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
 
Askep pada otitis eksterna atau furunkel
Askep pada otitis eksterna atau furunkelAskep pada otitis eksterna atau furunkel
Askep pada otitis eksterna atau furunkel
 
Otitis media supuratif akut ok
Otitis media supuratif akut okOtitis media supuratif akut ok
Otitis media supuratif akut ok
 
Tugas ipa kelompok 3
Tugas ipa kelompok 3Tugas ipa kelompok 3
Tugas ipa kelompok 3
 

TONSILITIS AKUT

  • 1. TONSILITIS AKUT Nathania Longkutoy 11011032
  • 2. PENDAHULUAN Penyakit pada tonsil palatina (tonsil)merupakan permasalahan yang umum ditemukan padaanak.Penderita tonsilitis merupakan pasien yang sering datang pada praktek dokter ahli bagian telinga hidung tenggorok–bedah kepala dan leher (THT-KL), dokter anak, maupun tempat pelayanan kesehatan lainnya. Tonsilitis dapat disebabkan oleh bakteri, virus,dan penyebab infeksi maupun non infeksi lainnya.Penatalaksanaan medikamentosa tonsilitis memerlukan pengetahuan yang baik terhadap organisme penyebab infeksi.Menurut Hascelik dkk seperti dikutip Shaikh dkk, Infeksi tonsilitis rekuren maupun tonsilitis kronis kebanyakan berasal dari bakteri yang terdapat di parenkim tonsil dibanding dengan permukaan tonsil, sehingga swab dari permukaan tonsil saja dapat menjadi keliru.Bakteri patogen di permukaan tonsil dapat menyerang tonsil namun tidak dapat memprediksi bakteri patogen yang menginfeksi di dalam inti tonsil.Walaupun sulit dijelaskan peranan bakteri anaerob pada tonsilitis, namun perlu dipertimbangkan dalam penatalaksanaan tonsilitis. Tonsilitis akut adalah radang akut yang disebabkan oleh kuman streptococcus beta hemolyticus, streptococcus viridans dan streptococcus pyogenes, dapat juga disebabkan oleh virus (Mansjoer, 2000). 1
  • 3. ISI A. ANATOMI TONSIL Amandel atau tonsil merupakan kumpulan jaringan limfoid yang banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi.Tonsil terletak pada kerongkongan di belakang kedua ujung lipatan belakang mulut. Ia juga bagian dari struktur yang disebut Ring of Waldeyer ( cincin waldeyer ). Kedua tonsil terdiri juga atas jaringan limfe, letaknya di antara lengkung langit-langit dan mendapat persediaan limfosit yang melimpah di dalam cairan yang ada pada permukaan dalam sel-sel tonsil.3 Tonsil terdiri atas: 1. Tonsil fariengalis, agak menonjol keluar dari atas faring dan terletak di belakang koana 2. Tonsil palatina, dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. 3. Tonsil linguais, epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk Tonsil berfungsi mencegah agar infeksi tidak menyebar ke seluruh tubuh dengan cara menahan kuman memasuki tubuh melalui mulut, hidung, dan kerongkongan, oleh karena itu tidak jarang tonsil mengalami peradangan. Peradangan pada tonsil disebut dengan tonsilitis, penyakit ini merupakan salah satu gangguan Telinga Hidung & Tenggorokan ( THT ). Kuman yang dimakan oleh imunitas seluler tonsil dan adenoid terkadang tidak mati dan tetap bersarang disana serta menyebabkan infeksi amandel yang kronis dan berulang (Tonsilitis kronis). Infeksi yang berulang ini akan menyebabkan tonsil dan adenoid bekerja terus dengan memproduksi sel-sel imun yang banyak sehingga ukuran tonsil dan adenoid akan membesar dengan cepat melebihi ukuran yang normal.3 Tonsil mendapat pendarahan dari cabang-cabang A. karotis eksterna, melalui cabang- cabangnya,yaitu :2  A. maksilaris eksterna (A. fasialis) dengan cabangnyatonsilaris dan A. palatina asenden.  A. maksilaris interna dengan cabangnya A. palatinadesenden.  A. lingualis dengan cabangnya A. lingualis dorsal.  A. faringeal asenden. 2
  • 4. Sumber perdarahan daerah kutub bawah tonsil:  Anterior : A. lingualis dorsal.  Posterior : A. palatina asenden.  Diantara keduanya: A. tonsilaris. Sumber perdarahan daerah kutub atas tonsil:  faringeal asenden  palatina desenden. Arteri tonsilaris berjalan ke atas pada bagian luar otot konstriktor superior dan memberikan cabang untuk tonsil dan palatum mole.Arteri palatina asenden, mengirimkan cabang- cabangnya melalui otot konstriktor faring posterior menuju tonsil.Arteri faringeal asenden juga memberikan cabangnya ke tonsil melalui bagian luar otot konstriktor faring superior.Arteri lingualis dorsal naik ke pangkal lidah dan mengirim cabangnya ke tonsil, plika anterior dan plika posterior.Arteri palatine desenden atau a. palatina posterior memberi perdarahan tonsil dan palatum mole dari atas dan membentuk anastomosis dengan a. palatina asenden. Vena-vena dari tonsil membentuk pleksus yang bergabung dengan pleksus dari faring.2 Aliran getah bening dari daerah tonsil mengalir menuju rangkaian getah bening servikal profunda (deep jugular node) bagian superior di bawah otot sternokleidomastoideus.Aliran ini selanjutnya ke kelenjar toraks dan berakhir menuju duktus torasikus.Tonsil hanya mempunyai pembuluh getah bening eferan dan tidak memiliki pembuluh getah bening aferen. Persarafan tonsil bagian atas mendapat sensasi dari serabut saraf ke V melalui ganglion sfenopalatina dan bagian bawah dari saraf glosofaringeus.2 B. HISTOLOGI Secara mikroskopis tonsil memiliki tiga komponen yaitu jaringan ikat, jaringan interfolikuler,jaringan germinativum.Jaringan ikat berupa trabekula yang berfungsi sebagai penyokong tonsil.Trabekula merupakan perluasan kapsul tonsil ke parenkim tonsil.Jaringan ini mengandung pembuluh darah, saraf, saluran limfatik efferent. Permukaan bebas tonsil ditutupi oleh epitel statified squamous.2 Jaringan germinativum terletak dibagian tengah jaringan tonsil, merupakan sel induk pembentukan sel-sel limfoid. Jaringan interfolikel terdiri dari jaringan limfoid dalam berbagai tingkat pertumbuhan.2 3
  • 5. C. ETIOLOGI Tonsilitis bacterial supuratifa akut paling sering disebabkan oleh streptokokus beta hemolitikus grup A, meskipun pneumokokus, stafilokokus dan Haemophilus Influenzae juga virus pathogen yang dapat dilibatkan. Kadang-kadang streptokokus non hemolitikus atau streptococcus viridans ditemukan dalam biakan, biasanya dalam kasus-kasus berat. Streptokokus non hemolitikus dan streptococcus viridans mungkin dibiakkan dari tenggorokan orang yang sehat, khususnya dalam bulan-bulan musim dingin, dan pada saat epidemic infeksi pernapasan akut, streptokokus hemolitikus dapat ditemukan dalam tenggorokan orang yang kelihatannya sehat.5 D. PATOFISIOLOGI Bakteri atau virus memasuki tubuh melalui hidung atau mulut.Amandel atau tonsil berperan sebagai filter, menyelimuti organisme yang berbahaya tersebut. Hal ini akan memicu tubuh untuk membentuk antibody terhadap infeksi yang akan datang akan tetapi kadang-kadang amandel sudah kelelahan menahan infeksi atau virus.3 Kuman menginfiltrasi lapisan epitel, bila epitel terkikis maka jaringan limfoid superficial mengadakan reaksi.Terdapat pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit poli morfonuklear.Proses ini secara klinik tampak pada korpus tonsil yang berisi bercak kuning yang disebut detritus. Detritus merupakan kumpulan leukosit, bakteri dan epitel yang terlepas, suatu tonsillitis akut dengan detritus disebut tonsillitis falikularis, bila bercak detritus berdekatan menjadi satu maka terjadi tonsillitis lakunaris.Tonsilitis dimulai dengan gejala sakit tenggorokan ringan hingga menjadi parah.Pasien hanya mengeluh merasa sakit tenggorokannya sehingga berhenti makan. Tonsilitis dapat menyebabkan kesukaran menelan, panas, bengkak, dan kelenjar getahbening melemah didalam daerah sub mandibuler, sakit pada sendi dan otot, kedinginan, seluruh tubuh sakit, sakit kepala dan biasanya sakit pada telinga. Sekresi yang berlebih membuat pasien mengeluh sukar menelan, belakang tenggorokan akan terasa mengental. Hal-hal yang tidak menyenangkan tersebut biasanya berakhir setelah 72 jam.3 Bila bercak melebar, lebih besar lagi sehingga terbentuk membrane semu (Pseudomembran), sedangkan pada tonsillitis kronik terjadi karena proses radang berulang maka epitel mukosa dan jaringan limfoid terkikis. Sehingga pada proses penyembuhan, jaringan limfoid diganti jaringan parut. Jaringan ini akanmengkerut sehingga ruang antara 4
  • 6. kelompok melebar (kriptus) yang akan diisi oleh detritus, proses inimeluas sehingga menembus kapsul dan akhirnya timbul perlengketan dengan jaringan sekitar fosa tonsilaris. Pada anak proses ini disertai dengan pembesaran kelenjar limfe submandibula.3 E. KLASIFIKASI Tonsilitis akut berdasarkan penyebab infeksi, yaitu: 1. Tonsilitis Viral Tonsilitis yang disebabkan oleh virus.Gejala lebih menyerupai common cold yang disertai rasa nyeri tenggorok.Penyebab yang sering Epstein Barr, influenza, para influenza, coxasakie, echovirus, rhinovirus.Douglas seperti dikutip Kornbult menemukan bahwa kebanyakan tonsilitis virus terjadi pada usia prasekolah sedangkan infeksi bakteri terjadi pada anak yang lebih besar.1 2. Tonsilitis Bakterial Tonsilitis akut bakterial paling banyak disebabkan Streptococcus β hemoliticus. Lebih kurang 30%-40% tonsilitis akut disebabkan oleh Streptococcus β hemoliticus grup A. Brook menyatakan dalam mendiagnosis tonsilitis keterlibatan Streptococcus β hemoliticus grup A harus tetap dipertimbangkan disamping bakteri lain yang juga dapat ditemukan pada pemeriksaan bakteriologi.1 Infiltrasi bakteri ke dalam jaringan tonsil akanmenimbulkan reaksi radang berupa keluarnya leukosit polimorfonuklear sehingga terbentuk eksudat dikenal dengan detritus.Eksudat yang terbentuk biasanya tidak melengket ke jaringan di bawahnya.Bentuk tonsilitis akut dengan eksudat yang jelas disebut dengan tonsilitis folikularis. Bila eksudat yangterbentuk membentuk alur-alur maka akan terjadi tonsilitis lakunaris.Infeksi tonsil dapat juga melibatkan faring, seluruh jaringan limfoid tenggorok. Terlihat lidah kotor dan juga lapisan mukosa tipis di rongga mulut.1 F. MANIFESTASI KLINIS Tanda dan gejala Tonsilitis menurut( Smeltzer& Bare, 2000) ialah sakit tenggorokan, demam, ngorok, dan kesulitan menelan. Sedangkan menurut Effiaty Arsyad Soepardi,dkk ( 2007 ) tanda dan gejala yang timbul yaitu nyeri tenggorok, tidak nafsu makan, nyeri menelan, kadang-kadang disertai otalgia, demam tinggi, serta pembesaran kelenjar submandibuler dan nyeri tekan.1 5
  • 7. G. DIAGNOSIS Penderita tonsilitis akut awalnya mengeluh rasa kering di tenggorok.Kemudian berubah menjadi rasa nyeri di tenggorok dan rasa nyeri saat menelan.Makin lama rasa nyeri ini semakin bertambah nyeri sehingga anak menjadi tidak mau makan. Nyeri hebat ini dapat menyebar sebagai referred pain ke sendi-sendi dan telinga. Nyeri pada telinga (otalgia) tersebut tersebar melalui nervus glossofaringeus (IX).6 Keluhan lainnya berupa demam yang suhunya dapat sangat tinggi sampai menimbulkan kejang pada bayi dan anak-anak.Rasa nyeri kepala, badan lesu dan nafsu makan berkurang sering menyertai pasien tonsilitis akut.Suara pasien terdengar seperti orang yang mulutnya penuh terisi makanan panas.Keadaan ini disebut plummy voice. Mulut berbau busuk (foetor ex ore) dan ludah menumpuk dalam kavum oris akibat nyeri telan yang hebat (ptialismus).6 Pemeriksaan tonsilitis akut ditemukan tonsil yang udem, hiperemis dan terdapat detritus yang memenuhi permukaan tonsil baik berbentuk folikel, lakuna, atau pseudomembran.Ismus fausium tampak menyempit.Palatum mole, arkus anterior dan arkus posterior juga tampak edema dan hiperemis. Kelenjar submandibula yang terletak di belakang angulus mandibula terlihat membesar dan ada nyeri tekan.6 H. DIAGNOSIS BANDING Infeksi Mononukleosis1 Dasar penyokong: ada gejala demam, nyeri tenggorokan, gejala disfagia dan badan terasa lemah. Dasar penolakan: tidak ada gejala bau mulut, tampilan faringoskopi normal, gambaran darah yang khas terdapat leukosit mononukleus dalam jumlah besar dan etiologi dari virus Epstein Barr. Angina Plaut Vincent (stomatitis ulsero membranosa)1 Dasar penyokong: ada nyeri tenggorokan, bau mulut, serta badan yang terasa lemah. Dasar penolakan: tidak ada disfagia, tampilan faringoskopi mukosa tonsil tampak putih keabu-abuan dan tidak ada edema. 6
  • 8. I. PEMERIKSAAN PENUNJANG Tes Laboratorium3 Tes laboratorium ini digunakan untuk menentukan apakah bakteri yang ada dalam tubuh pasien dengan tonsilitis merupakan bakterigrup A, kemudian pemeriksaan jumlah leukosit dan hitung jenisnya, serta laju endap darah. Persiapan pemeriksaan yang perlu sebelum tonsilektomi adalah : 1) Rutin : Hemoglobine, lekosit, urine. 2) Reaksi alergi, gangguan perdarahan, pembekuan. 3) Pemeriksaan lain atas indikasi (Rongten foto, EKG, gula darah, elektrolit, dan sebagainya Kultur3 Kultur dan uji resistensi bila diperlukan. J. PENATALAKSANAAN Pada umumnya, penderita dengan tonsillitis akut serta demam sebaiknya tirah baring, pemberian cairan yang adekuat, dan diet ringan.Aplikasi local seperti obat tenggorokan, dianggap mempunyai arti yang relative kecil. Analgesic oral efektif dalam mengendalikan rasa tidak enak.5 Terapi Antibiotik. Penisilin masih menjadi obat pilihan, kecuali kalau organismenya resisten atau penderita sansitif terhadap penisilin.Pada kasus tersebut, eritromisin atau antibiotic spesifik yang efektif melawan organisme sebaiknya digunakan.Pengobatan sebaiknya dilanjutkan untuk seluruh perjalanan klinis – antara 5-10 hari. Suntikan dosis tunggal 1,2 juta unit benzantine penisilin intramuscular juga efektif dan disukai jika terdapat keraguan bahwa penderita telah menyelesaikan seluruh terapi antibiotic oral. Antipiretik, dan obat kumur yang mengandung desinfektan juga bisa dipakai untuk terapi.5 K. KOMPLIKASI Abses pertonsil1 Terjadi diatas tonsil dalam jaringan pilar anterior dan palatum mole, abses ini terjadi beberapa hari setelah infeksi akut dan biasanya disebabkan oleh streptococcus group A. 7
  • 9. Otitis media akut1 Infeksi dapat menyebar ke telinga tengah melalui tuba auditorius (eustochi) dan dapat mengakibatkan otitis media yang dapat mengarah pada ruptur spontan gendang telinga Mastoiditis akut1 Ruptur spontan gendang telinga lebih jauh menyebarkan infeksi ke dalam sel-sel mastoid Laringitis3 Merupakn proses peradangan dari membran mukosa yang membentuk larynx. Peradangan ini mungkin akut atau kronis yang disebabkan bisa karena virus, bakter, lingkungan, maupun karena alergi Sinusitis3 Merupakan suatu penyakit inflamasi atau peradangan pada satu atau lebih dari sinus paranasal. Sinus adalah merupakan suatu rongga atauruangan berisi udara dari dinding yang terdiri dari membran mukosa Rhinitis3 Merupakan penyakit inflamasi membran mukosa dari cavum nasal dan nasopharynx L. PROGNOSIS Gejala tonsilitis akibat radang biasanya menjadi lebih baik sekitar 2 atau 3 hari setelah pemberian antibiotik. Dapat berulang hingga menjadi kronis bila faktor predisposisi tidak dihindari.4 8
  • 10. PENUTUP KESIMPULAN Tonsilitis akut maupun kronis merupakan permasalahan kesehatan yang sering dijumpai padapraktek dokter maupun pelayanan kesehatan lainnya.Tonsilitis disebabkan oleh berbagai bakteri. Bakteri penyebab terbanyak dari berbagai literatur dikatakan adalah streptococcus β haemolyticus group A, namun bisa juga disebabkan oleh pneumokokus, stafilokokus dan Haemophilus Influenzae. Pemilihan antibiotik dalam penatalaksanaan tonsilitis perlu memperhatikan bakteri penyebab sesuai dengan bukti empiris yang ada.Gejala tonsilitis akibat radang biasanya menjadi lebih baik sekitar 2 atau 3 hari setelah pemberian antibiotik. 9
  • 11. DAFTAR PUSTAKA 1. Rusmarjono, Soepardi EA. Faringitis, tonsilitis, dan hipertrofi adenoid. Dalam: Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD editors. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung tenggorok kepala & leher. Edisi 6. Balai Penerbit FKUI Jakarta 2008: h. 217-25. 2. http://tht.fk.unand.ac.id/makalah/133-mikrobiologi-tonsilitis-kronis.html 3. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-sriwulansa-6326-2-babii.pdf 4. Mansjoer Arif, dkk, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1, Penerbit Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 2001. 5. Adam GL. Penyakit-penyakit nasofaring danorofaring. Dalam: Adam GL, Boies LR Jr, Higler PAeditors. Boies Buku ajar penyakit THT. Edisi BahasaIndonesia, Alih bahasa Wijaya C. Jakarta EGC.1997;320-55. 6. dr. Sri Herawati JPB, SpTHT & dr. Sri Rukmini, SpTHT. Penyakit Telinga Hidung Tenggorok dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok untuk Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi. drg. Lilian Juwono (editor). Jakarta : EGC. 2003. 10