Dokumen tersebut membahas tiga pendekatan untuk menguji reliabilitas tes hasil belajar, yaitu: 1) Tes-retest menggunakan satu seri tes yang diberikan dua kali kepada sama subyek dengan tenggang waktu, 2) Alternate form menggunakan dua seri tes paralel yang diberikan sekaligus, 3) Korelasi antara hasil kedua pendekatan digunakan untuk menentukan reliabilitas tes.
4. Sugiharto dan Situnjak (2006) menyatakan
bahwa reliabilitas menunjuk pada suatu
pengertian bahwa instrumen yang digunakan
dalam penelitian untuk memperoleh informasi
yang digunakan dapat dipercaya sebagai alat
pengumpulan data dan mampu mengungkap
informasi yang sebenarnya dilapangan.
1. Pengertian Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata reliability.
Pengertian dari reliability (rliabilitas) adalah
keajegan pengukuran (Walizer, 1987).
5. Reliabilitas, atau keandalan, adalah
konsistensi dari serangkaian pengukuran atau
serangkaian alat ukur.
Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat
ukur yang sama (tes dengan tes ulang) akan
memberikan hasil yang sama, atau untuk
pengukuran yang lebih subjektif, apakah dua
orang penilai memberikan skor yang mirip
(reliabilitas antar penilai).
6. 2. Tes Hasil Belajar Bentuk Obyektif dengan
Menggunakan Pendekatan Tes-Retest (Single test -
Double Trial)
Single test - Double Trial atau pendekatan Tes-
Retest, yang juga sering dikenal dengan istilah
pendekatan bentuk ulangan, maka penentuan
realibilitas test dilakukan dengan menggunakan
teknik ulangan, dimana tester hanya menggunakan
satu seri tes, tetapi pencobaannya dilakukan
sebanyak dua kali. Itulah sebabnya mengapa
pendekatan ini sering dikenal dengan istilah Single
test - Double Trial Method.
7. Apabila seorang staf pengajar ingin menguji reliabilitas tes dari tes hasil
belajar yang disusunnya, maka pengujian reliabilitas tes itu dilakukan
dengan jalan memberikan satu seri tes kepada sekelompok subyek
(testee) dalam dua kesempatan yang berbeda. Misalnya, tes hasil
belajar bidang studi pendidikan agama islam diberikan kepada para
siswa kelas III SMA Negeri pada tanggal 1 November 1994. Dua minggu
kemudian, yaitu pada tanggal 15 November 1994 tes tersebut
dikenakan lagi kepada siswa yang sama, akan tetapi dengan
memperhatikan syarat-syarat tertentu, yaitu :
Pertama : bahwa dalam jangka waktu antara penyelenggaraan
tes pertama dengan penyelenggaraan tes kedua, guru sama sekali
tidak boleh menyinggung-nyinggung atau memberikan angin atau
semacam petunjuk mengenai tes yang pertama.
Kedua : testing dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang
sama. Artinya, harus diusahakan agar situasi dan kondisi pelaksanaan
tes kedua itu tidak berbeda dengan situasi dan kondisi se-waktu tes
pertama berlangsung.
8. Selanjutnya, setelah tes selesai skor-skor hasil tes
pertama dikorelasikan dengan skor-skor tes kedua.
Jika terdapat korelasi positf yang signifkan antara skor-skor hasil tes
pertama dengan skor-skor hasil tes kedua, maka tes hasil bidang
studi pendidikan agama islam itu dapat dinyatakan sebagai tes hasil
belajar yang reliabel, sebab antara skor-skor hasil tes pertama
dengan skor-skor hasil tes kedua memperlihatkan adanya
kesetabilan.
9. Penentuan reliabilitas tes dengan menggunakan pendekatan
alternate form ini sering dikenal dengan istilah pendekatan bentuk
paralel. Dalam pelaskanaan pengujian reliabilitas tes dengan
menggunakan pendekatan alternate form atau bentuk paralel ini,
skor yang diperoleh dari kedua seri tes tadi dicari korelasinya.
Apabila terdapat korelasi postif yang signifikan maka dapat dikatakan
bahwa tes hasil belajar tersebut dapat dikatakan reliabel. Teknik
korelasi yang dipergunakan bisa dipilih antara teknik korelasi yang
dipergunakan bisa dipilih antara teknik korelasi.
3. Pengujian Reliabilitas Test Hasil Belajar Bentuk Obyek-tif
dengan Menggunakan Pendekatan Alternate Form
(Double Test – Double Trial)
Berbeda dengan pendekatan test-retest, maka dalam
rangka mengetahui apakah tes hasil belajar telah memiliki
reliabilitas yang tinggi ataukah belum, dipergunakan dua
buah tes yang diberikan kepada sekelompok subyek tanpa
adanya tenggang waktu.