2. 2
• Reliability analysis adalah analisis yang banyak
digunakan untuk mengetahui keajekan atau
konsistesi alat ukur yang menggunakan skala,
kuesioner, atau angket.
• Maksudnya untuk mengetahui apakah alat ukur
tersebut akan mendapatkan pengukuran yang
tetap konsisten jika pengukuran diulang
kembali.
3. 3
• Selain itu analisis ini bergunan untuk mengukur
validitas item butir pertanyaan dengan teknik
CORRECTED ITEM TOTAL CORRELATION, yaitu
mengkorelasikan antara skor item dengan total
item, kemudian melakukan korelasi terhadap
nilai koefisien korelasi.
• Ada beberapa model analisis reliabilitas yaitu
Cronbach Alpha, Split Half Guttman, Parallel,
dan Strict Parallel.
4. • Suatu questionare disebut reliabel/handal jika
jawaban-jawaban seseorang konsisten.
• Contoh pertanyaan:
• Apakah gaji/upah yang diterima memuaskan?
Jawab: memuaskan
• Apakah yang krusial untuk diatasi? Jawab:
Kenaikan upah.
• Ini menunjukkan ketidak konsistenan pertanyaan
dalam mengungkap sikap atau pendapat
responden.
Uji Reliabilitas
5. • Reliabilitas dapat diukur dengan jalan mengulang
pertanyaan yang mirip pada nomor-nomor berikutnya,
atau dengan jalan melihat konsistensinya (diukur dengan
korelasi) dengan pertanyaan lain.
6. • “A reliable measure inone that provides consistent and
stable indicationof the characteristic being investigated”.
• Hal-hal yang banyak mempengaruhi hasil tes banyak sekali
namun secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi 3
hal:
a. Hal yang berhubungan dengan tes itu sendiri,yaitu panjang
tes dan kualitas butir-butir soalnya
• Tes yang terdiri dari banyak butir, tentu saja lebih valid
dibandingkan dengan tes yang hanya terdiri dari beberapa
butir soal. Tinggi rendahnya validitas menunjukkan tinggi
rendahnya reliabilitas tes. Semakin panjang tes,maka
reliabilitasnya semakin tinggi.
• Rumus untuk menghitung besarnya reliabilitas berhubung
dengan banyaknya butirsoal dalam tes adalah rumusyang
diberikan oleh Spearman dan Brown dikenal dengan rumus
Spearman-Brown
7. • Rumusnya adalah :
nr
rnn =
1 + (n – 1)r
dimana :
rnn = besarnya koefisein reliabilitas sesudah tes tsb ditambah
butir soal baru
n = berapa kali butir-butir soal itu ditambah
r = besarnya koefisein reliabilitas sebelum butir-butir soalnya
di tambah
• Contoh :
Suatu tes terdiri atas 40 butir soal, mempunyai koefisien reliabilitas
0,70. kemudian butir-butir soal itu ditambahmenjadi 60 butir soal.
Maka koefisien reliabilitas baru adalah :
8. nr 1,5 x 0,70
rnn = =
1 + (n – 1)r 1 + (1,5 – 1)x 0,70
1,05
= = 0,79
1,35
• Dengan demikian makapenambahan sebanyak 20 butir soal dari
40 butir, memperbesar koefisien reliabilitas sebesar 0,09. Akan
tetapi penambahan butir-butir soal tes adakalanya tidak berarti
bahkan adakalanya merugikan, hal ini disebabkan karena :
1) Sampai pada suatu batas tertentu, penambahan banyaknya
butir soal sudah tidak menambah tinggi reliabiltas tes. Remmers
dan Gage menggambarkan antara penambahan butir soal
reliabilitas sbb :
9. • Koefisein Reliabilitas
1,00
0,95
0,90
0,85
0,80
50 100 150 200 250 300
Penambahan butir soal
2) Penambahan tingginya reliabilitas tes tidak sebanding nilainya
dengan waktu, biaya dan tenaga yang dikeluarkan untuk itu.
Misalnya Guru sudah cukup membuat 100 soal bentuk objektif
dan 10 soal bentuk esai sudah cukup mempunyai validitas isi dan
tingkah laku. Guru tsb ingin menambah butir-butir soal-soal
sehingga menjadi 200 dan 20 dengan menambahkan soal-soal
yang paralel. Tentu saja hal ini hanya akan menambah
waktu,biaya, dan tenaga saja tanpa ada keuntungan apa-apa.
10. • Kualitas butir-butir soal ditentukan oleh :
a) Jelas tidaknya rumusan soal
b) Baik-tidaknya pengarahan soal kepadaj awaban sehingga
tidak menimbulkan salah jawab
c) Petunjuknya jelas sehingga mudah dan cepat dikerjakan.
b) Hal yang berhubungan dengan tercoba (testee)
• Suatu tes yang dicobakan kepada kelompok yang terdiri dari
banyak siswa akan mencerminkan keragaman hasil yang
menggambarkan besar-kecilnya reliabilitas tes. Tes yang
dicobakan kepada bukan kelompok terpilih,akan
menunjukkan reliabilitas yang lebih besar daripada yang
dicobakan pada kelompok tertentu yang diambil secara
terpilih.
c) Hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan tes
• Faktor penyelenggaraan tes yang bersifat administratif sangat
menentukan hasil tes.
11. • Contoh :
1) Petunjuk yang diberikan sebelum tes dimulai, akanmemberikan
ketenangan kepada para tes-tes dalam mengerjakan tes, dan
dalam penyelenggaraan tidak akan banyak terdapat
pertanyaan.ketenagaan ini tentu saja akan berpengaruh
terhadap hasil tes.
2) Pengawas yang tertib akan mempengaruhi hasil yang diberikan
oleh siswa terhadap tes. Bagi siswa-siswa tertentu adanya
pengawasan yang terlalu ketat menyebabkan rasa jengkel dan
tidak dapat dengan leluasa mengerjakan tes.
3) Suasana lingkungan dan tempat tes(duduk tidak teratur,suasana
disekelilingnya ramai,dsb) akan mempengaruhi hasil tes.
• Adanya hal-hal yang mempengaruhi hasil tes ini semua.secara
tidak langsung akan mempengaruhi reliabilitas soal tes.
12. • Cara-cara Mencari Besarnya Reliabilitas
• Reliabilitas adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan
kepada subjek yang sama. Untuk mengetahui ketetapan ini
pada dasarnya dilihat dari kesejajaran hasil. Rumus yang
digunakan adalah korelasi product moment untuk mengetahui
validitas,kesejajaran hasil dalam reliabilitas tes.
• Kriterium yang digunakan untuk mengetahui ketetapan ada
yang berada di luar tes (consistency external) dan pada tes
itu sendiri (consistency internal)
a. Metode bentuk paralel (equivalent)
• Tes paralel atau tes equivalen adalah dua buah tes yang
mempunyai kesamaan tujuan, tingkat kesukaran,dan
susunan, tetapi butir-butir soalnya berbeda. Dalam istilah
bahasa Inggris disebut alternate- forms method (paralel
forms)
13. • Dengan metode bentuk paralel ini,dua buah tes yang
paralel, misalnya tes Matematika Seri A yang akan dicari
reliabilitasnya dan tes seri B diteskan kepada kelompok
siswa yang sama,kemudian hasilnya dikorelasikan.
• Koefisien korelasi dari kedua hasil tes itulah yang
menunjukkan koefisien reliabilitas tes Seri A. Jika
koefisiennya tinggi maka tes tsb sudah reliabel dan dapat
digunakan sebagai alat pengetes yang terandalkan.
• Dalammenggunakan metode tes paralel ini pengetes harus
menyiapkan duabuah tes,dan masing-masing dicobakan
pada kelompok siswa yang sama. Oleh karena itu ada
orang yang menyebutkan sebagai double test-double-trial
method.
14. • Penggunaan metode ini baik karena siswa dihadapkan
kepada dua macam tes sehingga tidak ada faktor “masih
ingat soalnya” yang dalam evaluasi disebut adanya
practice-effect dan carry-over effect, artinya ada faktor
yang dibawa oleh pengikut tes karena sudah mengerjakan
soal tsb.
• Kelemahan dari metode ini adalah bahwa pengetes
pekerjaannya berat karena harus menyusun dua seri tes.
Lagi pula harus tersedia waktu yang lama untuk
mencobakan dua kali tes.
b. Metode tes ulang (test-retest method)
• Metode ini dilakukan orang untuk menghindari penyusunan
dua seri tes. Dalam menggunakan teknik ini pengetes hanya
memiliki satu seri tes tetapi dicobakan dua kali.
• Tesnya hanya satu dan dicobakan dua kali, maka metode ini
disebut dengan single-test-double-trial method. Kemudian
hasil dari kedua kali tes tsb dihitung korelasinya.
15. • Tes yang banyak mengungkap pengetahuan (ingatan) dan
pemahaman, cara ini kurang mengena, karena tercoba
akan masih ingat butir-butir soalnya.
• Masalah tenggang waktu antara pemberian tes pertama
dengan kedua menjadi permasalahan tersendiri.
• Pada umumnya hasil tes yang kedua cenderung lebih baik
daripada hasil tes pertama. Hal ini tidak mengapa karena
pengetes harus sadar akan adanya practice effect dan over
effect, yang penting adalah kesejajaran hasil atau
ketetapan hasil yang ditunjukkan oleh koefisien korelasi
yang tinggi.
16. Contoh :
• Walaupun tampak skornya naik,akan tetapi kenaikannya
dialami oleh semua siswa.
• Metode ini disebut self-correlation method (korelasi diri
sendiri) karena mengkorelasikanhasil dari tes yang sama
Siswa Tes Pertama Tes kedua
Skor Ranking Skor Rankin
A
B
C
D
E
15
20
9
18
12
3
1
5
2
4
20
25
15
23
18
3
1
5
2
4
17. c. Metode belah dua atau split-half method
• Kelemahan dari metode pertama dan kedua diatasi dengan
metode ketiga yaitu metode belah dua. Dalam menggunakan
metode ini pengetes hanya menggunakan sebuah tes dan
dicobakan satu kali. Oleh karenaitu, disebut juga single-test-
single-trial method.
• Berbeda dengan metode pertama dan kedua yang setelah
diketemukan koefisien korelasi langsung ditafsirkan itulah
koefisien reliabilitas, maka dengan metode ketiga ini tidak
dapat demikian. Pada waktu membelah dua dan
mengkorelasikan dua belahan, baru diketahui reliabilitas
separo tes.untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes harus
dirumuskan rumus Spearman – Brown.
2 r1/21/2
r1I =
(1 + r1/21/2)
18. • Dimana :
r1/21/2 = korelasi antaraskor-skor setiapbelahan tes
r1I = koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan
Contoh :
Korelasi antara belahan tes = 0,60
2 x 0,60 1,20
Makareliabilitas tes = = = 0,75
1 + 0,60 1,60
• Banyak pemakai metodeini salah membelah hasiltes pada
waktu, menganalisis. Yang mereka lakukan adalah
mengelompokkan hasil separo subjek peserta tes dan
separo yang lain kemudian hasil kedua kelompok ini
dikorelasikan .
19. • Yang benar adalah membelah item atau butir soal. Tidak akan
keliru kiranya bagi pemakai metode ini harus ingat bahwa
banyaknya butir soal harus genap agar dapat dibelah.
• Ada dua cara membelah butir soal ini yaitu :
1) Membelah atas item-item genap dan item-item ganjil yang
selanjutnya disebut belahan ganjil-genap
2) Membelah atas item-item awal dan item-item akhir yaitu
separo jumlah pada nomor-nomor awal dan separo pada
nomor-nomor akhir yang selanjutnya disebut belahan awal-
akhir.
Contoh perhitungan reliabilitas dengan metode belah dua
1. Mengadakan analisis butir soal yang lebih terkenal dengan
nama analisis item.
2. Item yang dapat dijawab dengan benar diberi skor 1 dan bagi
yang salah diberi skor 0.
3. Skor-skor untuk seluruh subjek dan seluruh item ini diterakan
dalam tabel analisi sbb :
21. 1) Pembelahan ganjil-genap
Tabel persiapan perhitungan reliabilitas dengan belah dua ganjil-
genap adalah sbb :
ΣX = 25 ΣX2 = 93
ΣY = 22 ΣY2 = 76
ΣXY = 63
• Setelah dihitung dengan rumuskorelasi product moment dengan
angkakasardiketahui bahwa rxy = - 0,3786
No Nama Item ganjil
(1,3,5,7,9)
(X)
Item genap
(2,4,6,8,10)
(Y)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Hartati
Yoyok
Oktav
Wendi
Diana
Paul
Susana
Helen
5
3
0
3
3
4
4
3
3
2
4
2
3
0
3
5
22. • Harga tsb menunjukkan reliabilitas separo tes. Oleh karena itu
rxy untuk belahan ini disebut dengan istilah r1/21/2 atau rgg
singkatan dari rganjil-genap.
• Jika koefisien reliabilitas separo tes ini dimasukkan ke dalam
rumus:
2 r1/21/2
r1I =
(1 + r1/21/2)
2 x -0,3786 -0,7572
= = =-
0,5493
1 + (-0,3786) 1,3786
24. • Mencari reliabilitas tes bentuk uraian
• Reliabilitas yang dibahas adalah hanya meliputi uraian
mengenai reliabilitas tes bentuk objektif,yaitu soal yang
terdiri dari butir-butir soal yang dinilai hanya “benar”atau
“salah”.
• Menilai soal bentuk uraian tidak dapat dilakukan seperti ini.
Sesuatu butir soal uraian menghendaki gradualisasi
penilaian.barangkali butir soal nomor 1 penilaian terendah 0
tertinggi 8, tetapi butir soal nomor 2 nilai tertinggi hanya
5,dan butir soal nomor 3 sampai 10 dsb.
• Untuk keperluan mencari reliabilitas soal keseluruhan perlu
juga dilakukanan alisis butir soal seperti halnya soal bentuk
objektif. Skor untuk masing-masing butir soal dicantumkan
pada kolom item menurut apa adanya.
28. • Variansi butir ke-2 sampai ke-5 dapat dihitung dengan
cara yang sama seperti menghitung variansi butir I
sehingga total variansi butir :
b
2 = 0,61 + 0,45 + 0,45 + 0,84 + 0,16
= 2,51
31. Misal: Kepuasan Upah disurvai dengan 5 pertanyaan
• Buka file yang akan diuji
• Klik Analyze Scale dan pilih Reliability Analysis
• Masukkan 5 pertanyaan yang diuji
• Pilih pada box model Alpha
• Klik Statistics dan pilih scale if item deleted (lihat
gambar)
Langkah uji Reliabilitas dengan menggunakan
SPSS.
32.
33. • Nilai-nilai untuk pengujian reliabilitas berasal dari skor-
skor item angket yang valid. Item yang tidak valid tidak
dilibatkan dalam pengujian reliabilitas.
• Instrumen yang memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi
jika nilai koefisien yang diperoleh lebih dari 0,60 (secara
kasar).
• Baik buruknya reliabilitas instrumen dapat dibandingkan
dengan tabel yang tergantung pada n dan tingkat
signifikansi (untuk n=10 dan = 5 % diperoleh batas
0,632).
Untuk Menjadi Perhatian
34. • Karena koefisien Cronbach diperoleh 0,581 sehingga
tidak signifikan berarti reliabilitas instrumen buruk atau
data hasil instrumen kuesioner/angket kurang dapat
dipercaya.