Rencontre Annuelle Institut G9+ 2017 "le futur du travail"Purpose4Good
Quel que soit l’espace-temps, le monde du travail a toujours été bouleversé par l’apparition de nouvelles technologies qui n’avaient pour objectif premier que d’accroitre l’efficacité dans les tâches, et le pouvoir sur la nature et les hommes. Mais jusqu’à présent les transformations technologiques se faisaient sur des temps suffisamment longs pour pouvoir les intégrer culturellement, économiquement et socialement.
Avec la révolution numérique qui s’exerce actuellement, la transformation est globale. Culturelle et sociétale, économique et sociale. Et le rythme de cette révolution ne cesse de s’accélérer : il ne s’agit plus de résister mais d’accompagner ce changement, de comprendre « en courant ». Les entreprises doivent revoir leur organisation en fonction de modèles d’affaire en mutation. Cela change leur Métier (leur raison d’être), mais aussi leurs métiers (les salariés). Cela change les relations entre acteurs de l’entreprise, les modes de travail évoluent vers le collaboratif et de nouveaux métiers apparaissent et viennent s’insérer dans des organisations en transformation.
Cette conférence annuelle va donc s’intéresser aux conséquences macro-économiques, sociétales et sociales de l’impact des nouvelles technologies qui portent la révolution numérique.
Kebijakan umum dirat dikdasmen ypia tahun pelajaran 2017/2018 oleh drs. nuri muhammadi disampaikan ketika raker kepala sekolah se Al Azhar Indonesia 27 Februari sampai dengan 1 Maret 2017
Overview of foodomics applications using high resolution mass spectrometry including profiling of natural products, dietary intake studies and an introduction of REIMS direct analysis.
Sekolah/madrasah tidak lagi menjalankan kebijakan yang berpusat sentralistik dan pengambilan keputusan terpusat, akan tetapi bergeser ke arah desentralistik dan manajemen partisipatif berdasarkan pola manajemen berbasis sekolah.
Sekolah bebas mengelola sekolah/madrasah berdasarkan permendiknas nomor 19 tahun 2007 tentang standart pengelolaan pendidikan. Akreditasi sekolah/madrasah merupakan pelaksanaan supervise dan evaluasi standar pengelolaan pendidikan. Standar pengelolaan pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah pada dasarnya merupakan konsep dasar terlaksananya pendidikan di Negara Indonesia. Dengan adanya standar pengelolaan pendidikan ini masing-masing sekolah mempunyai konsep yang berbeda-beda tetapi tetap dalam koridor Peraturan Menteri Pendidikan Nasional.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. TEMUAN CATATAN PERBAIKAN/PENINGKATAN
DI JENJANG SD
1. Penggunaan metode baca Alquran beragam (target belum tercapai
maximal), ada kesenjangan antar unit sekolah.
2. Tadarus pagi belum mencapai target kelas. Kendala kompetensi guru
pembimbing dan komitmen/rutinitas kegiatan.
3. Kurikulum Alqur’an belum bisa memaximalkan kemampuan membaca
sesuai target kelas.
4. Program tahfidz berjalan baik, focus peningkatan target pada kelas 6
sebagai syarat kelulusan 2017/2018. Kendala program muroja’ah kurang
sehingga hafalan sebelumnya kurang kuat.
3. Lanjutan…
5. Program terjemah belum berjalan maximal. Strategi penerapan masuk jam
pelajaran belum efektif. Metode pembelajaran tidak diterapkan utuh pada
pelatihan pertama.
6. Manajemen pelaksanaan sholat dhuha belum efektif cenderung mengurangi
jadual pelajaran.
7. Komitmen guru dalam pengawasan wudhu murid belum menyeluruh
dilaksanakan oleh semua guru masih banyak mengandalkan guru
agama/alquran.
8. Belum adanya keseragaman dalam penanganan murid menjelang
pelaksanaan sholat dhuhur (bacaan, dzikir, hafalan,…..?)
9. Ketertiban murid dalam sholat jum’at dengan jama’ah umum.
4. Masukan peningkatan program:
Program Tahsin alquran bagi guru
Penguatan progam terjemah Alquran (tamyiz 1 dan 2/ lanjutan)
Pembinaan keagamaan/Islamic study
Membangun komitmen bersama antara pimpinan, guru, dan karyawan
Pemetaan murid kemampuan baca
Sistem mentoring pada program tahfidz
Kajian metode membaca yang sesuai dengan sekolah
(Iqro’/Tilawati/Qiroati/Umi, Musyrif)
5. TEMUAN CATATAN PERBAIKAN/PENINGKATAN
DI JENJANG SMP/SMA
1. Perlu adanya kurikulum development. Melalui proses pemahaman kurikulum,
penyusunan kurikulum yang komprehensif, dan evaluasi kurikulum secara
berkala.
2. Kurikulum PAI kita 90 % dari Diknas. Pada kurikulum PAI kelas 7 cetakan baru ada
pengurangan materi surat Anisa yang seharusnya tdk dikurangi sebagai suplemen
dari Al Azhar.
3. Konten keagamaan bisa dibuatkan materinya dalam bentuk aplikasi digital.
Seperti di Palembang memiliki aplikasi ibadah.
4. Agar ditetapkan untuk kurikulum keagamaan mana yang wajib dan mana yang
sunah. Seperti dalam pelaksanaan sholat dhuha apakah tiap hari? Apakah harus
ada kelas tahfidz?dsb.
5. Di sekolah program tahfidz dan tahsin masih banyak kendala, sehingga harus
menghadirkan guru dari luar oleh yayasan setempat.
6. TEMUAN CATATAN PERBAIKAN/PENINGKATAN
DI JENJANG SMP/SMA
6. Program tahfidz juz 29 di SMP sangat berat, karena untuk juz 30 saja masih
belum kuat. Hal tersebut juga karena sebagaian murid bukan dari dalam Al
Azhar.
7. Program tahsin menjadi lebih diutamakan daripada tahfidz. Kendala
kemampuan SDM di lapangan kurang mendukung kompetensinya untuk
pembinaan terhadap anak.
8. Sebagian sekolah berharap antara program tahsin dan tahfidz jangan saling
dilemahkan. Karena dua-duanya menjadi tuntutan kurikulum yang harus
diajarkan.
9. Pendidikan karakter mudah diucapkan tapi implementasi di sekolah sulit,
masa ada kendala komitmen dan paradigm SDM yang belum mendukung.
10. Program keagamaan yang sudah baik masuk dalam PKT, hendaknya didukung
dengan pendanaan yang cukup jadi program tersebut dapat dilaksanakan.
7. TEMUAN CATATAN PERBAIKAN/PENINGKATAN
DI JENJANG SMP/SMA
11. Target hafalan anak SMA juz 29, tetapi yang dilombakan dalam UKA juz 30,
mengapa demikian.
12. Program tahfidz yang berjalan baik, bisa karena dukungan yayasan yang
maximal terhadap program tersebut spt di Kemandoran. Progress per Januari
100% anak sudah hafal juz 30.
13. Orientasi sekolah di SMA cenderung focus pada UN, sehingga masalah
keagamaan dan akhlaq kurang menjadi perhatian.
14. Orientasi anak terbawa pada sekedar nilai yang harus diperoleh dalam bidang
keagamaan, tetapi tidak membekas pada implementasi akhlaq.
15. Kerawanan pelaksanaan sholat ketika jam ekskul, seperti waktu sholat ashar
yang bersamaan masih berlangsung ekskul.
8. 16. Pada sekolah tertentu yang membuka program kelas bervariasi, spt: kelas IT,
bilingual, dan tahfidz, maka untuk peminat kelas tahfidz berkurang dan anak
yang masuk cenderung karena tidak diterima di kelas IT.
17. Ada juga sekolah membuka program kelas tahifdz hanya sekedar jalan dan
kurang persiapan. Baik pada guru maupun system seleksi muridnya.
18. Perlu adanya pedoman standar program pelaksanaan kelas tahfidz.
19. Masih ada beberapa sekolah dalam praktek ibadah terkendala karena belum
memiliki masjid. Spt mengajarkan sholat tahiyyatul masjid bukan di masjid.
Ada juga jadual sholat dhuhur dilaksankan jam 2 karena bergantian.
20. Pembinaan anak dalam berpakaian perlu ditingkatkan, terutama pada
seragam ekskul basket, atau olahraga yang lain.
TEMUAN CATATAN PERBAIKAN/PENINGKATAN
DI JENJANG SMP/SMA
9. 21. Kegiatan sekolah spt pentas mengundang bintang tamu kafir yang tidak sesuai
karakter islam. Dan juga masih ada kegiatan-kegiatan murid yang kontra
produktif dengan pembinaan akhlaq di sekolah, spt: kegiatan pro night, dll.
22. Hendaknya kegiatan keagamaan “ menjadi panglima di sekolah” bukan
dinomor sekian, karena sebagai pembentukan akhlaqul karimah murid.
23. Belum semua sekolah memanfaatkan kegiatan kemuridan sebagai pembinaan
karakter/akhlaq spt: program KPI di sekolah kurang hidup.
24. Ghirah kegiatan keagamaan di sekolah (beberapa sekolah) belum masiv
berjalan karena ada masalah kurang perhatianya dari pimpinan maupun guru
senior.
25. Di salah satu sekolah pembinaan akhlaq masih memprihatinkan karena masih
ada banyak tindikan bullying dan kasus anak pacaran di sekolah.
TEMUAN CATATAN PERBAIKAN/PENINGKATAN
DI JENJANG SMP/SMA