Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Kurikulum 2013 memiliki kelebihan seperti pendekatan tematik dan penambahan unsur Pancasila di PPKn, namun juga kelemahan seperti jumlah jam pelajaran yang terlalu banyak dan penghapusan muatan lokal; (2) Untuk menjalankan kurikulum 2013 dengan baik, perlu menunda pelaksanaannya, merevisi draft secara lengkap, uji coba, dan pelatihan guru secara k
Landasan historis rasional kurikulum 2013 membahas tentang dasar pandangan sejarah yang rasionalis tentang perubahan kurikulum pendidikan Indonesia, yaitu KUurikulum 2013
En forelesning som tar utgangspunkt i Service Dominant Logic som en real utfordrer til nye serviceprodukter som forbrukere omfavner. Artikkelbasert undervisning.
Landasan historis rasional kurikulum 2013 membahas tentang dasar pandangan sejarah yang rasionalis tentang perubahan kurikulum pendidikan Indonesia, yaitu KUurikulum 2013
En forelesning som tar utgangspunkt i Service Dominant Logic som en real utfordrer til nye serviceprodukter som forbrukere omfavner. Artikkelbasert undervisning.
4 ACOUSTIC brand gives a complete scope of expert sound items, for example, Active/Passive Line Array Speakers, Full Range Speakers, Sub woofers and Digital System Controllers. Each solid framework and also numerous gear parts from 4-Acoustic are outlined and built by experienced specialists in Germany before generation begins with our affirmed permit industrial facility in Asia.
Pengembangan model pembelajaran tematik integratifImam Makruf
Artikel ini berisi tentang hasil penelitian tentang pengembangan model pembelajaran tematik integratif dalam pembentukan kompetensi lulusan program studi pendidikan bahasa arab (PBA). Analisis yang digunakan mengacu pada impelemtasi kurikulum 2013.
1. UAS PEMBELAJARAN IPS, PKn, dan BAHASA INDONESIA
Nama : Parwita Dian Iswari
No. Reg : 7526130998
Program : Pendidikan Dasar Non Reguler
Dosen Pengampu : Dr. Hj. Etin Solihatin, M.Pd
1. a. Kelebihan kurikulum 2013
Pendekatan tematik dilanjutkan ke kelas IV – VI SD. Penetapan ini tepat karena
siswa usia SD masih berpikir holistik dan dampaknya adalah penghematan waktu
dan tenaga serta pengurangan pengulangan dan tumpang tindih. Hanya harus
diingat: Tetap ada mata pelajaran tersendiri karena tidak semua kompetensi dasar
(KD) dapat seutuhnya diajarkan melalui pendekatan tematik. Mata pelajaran
tersendiri, terutama Bahasa Indonesia dan Matematika harus diajarkan tersendiri
juga karena tidak semua KD dapat seutuhnya diajarkan melalui pendekatan
tematik. Jika semua KD diajarkan melalui pendekatan tematik, akan terjadi
pendangkalan penguasaan kompetensi, terutama kompetensi membaca dan
menulis siswa akan lemah. Inilah pelajaran atau hikmah dari implementasi KTSP
2006 yang melalaikan pelajaran tersendiri terutama untuk Bahasa Indonesia dan
Matematika.
Ditambahkannya unsur Pancasila sehingga Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
pada KTSP berubah nama menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn).
Imbauan dan dorongan melaksanakan kurikulum melalui belajar aktif karena
kurikulum ini menekankan proses. Jadi siswa dituntut untuk aktif mencari
informasi agar tidak ketinggalan materi pelajaran.
b. Kelemahan kurikulum 2013
Penekanan pengembangan karakter siswa melalui pembelajaran. Padahal yang
paling efektif melalui proses peneladanan dan pembiasaan, bukan melalui proses
pembelajaran. Betapa pun, hal ini cukup baik agar guru tak lupa memperhatikan
pengembangan karakter siswa.
Jumlah jam pelajaran masih banyak. Dikurangi tapi mengapa jumlah jam per
minggu ditambah menjadi tertinggi di dunia? Di SD jumlah mata pelajaran
dikurangi dari 10 menjadi 8 tapi jumlah jam per minggu ditambah dari 32 menjadi
36 jam (ditambah 4 jam di kelas IV, V, dan VI). Kalau tambahan 4 jam ini
dikonversi dengan patokan 1 mata pelajaran 2 jam per minggu, jadinya jumlah
mata pelajaran dalam pelaksanaan konkret di lapangan ditambah 2 mata pelajaran
sehingga sama saja dengan 10 mata pelajaran dalam KTSP 2006. Jadinya
2. bertambah 2 mata pelajaran dari sudut pandang waktu dalam Kurikulum 2013.
Apakah dengan belajar lebih lama akan membuat anak menjadi pintar?
Dengan dihapuskannya muatan lokal pada Kurikulum SD 2013, jam muatan lokal
yang biasa diisi dengan pelajaran bahasa Inggris kehilangan kavling. Ini adalah
satu kemunduran karena semakin banyak negara di dunia telah memasukkan
pelajaran bahasa Inggris sejak SD, seperti Korea Selatan, Jepang, RRC, Arab
Saudi, Suriah, Israel, Belanda, Prancis, dan Jerman.
Dari segi jumlah KD pada KTSP 2006 dalam Kurikulum 2013 terjadi
“pembengkakan” jumlah KD. Jumlah KD total menjadi bertambah sebagai akibat
digantikannya standar kompetensi dengan 4 kompetensi inti.
Di SD penggabungan IPA ke Bahasa Indonesia dan IPS ke PPKn di kelas I – III
bermasalah karena mengurangi penguasaan kompetensi siswa dalam mata
pelajaran IPA dan IPS. Pengintegrasian semua mata pelajaran ke dalam tema-tema
dengan menganut pendekatan tematik dari kelas I s.d. VI baik untuk mengurangi
pengulangan dan tumpang tindih KD yang tak perlu. Namun, karena pemilihan
tema dilakukan Pusat dan tema-tema yang dipilih masih umum serta tema-tema
itu dituangkan ke dalam buku pelajaran, adaptasi dengan tema-tema dari
lingkungan sekitar siswa menjadi terhambat. Padahal, di berbagai Negara
pemilihan tema konkret dilakukan guru kelas atau guru mata pelajaran.
Pendekatan komunikatif pembelajaran bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sejak
Kurikulum 1994 sampai dengan KTSP 2006 diganti dengan pendekatan teks,
padahal pendekatan teks itu adalah satu bagian dari pendekatan komunikatif.
Dampaknya adalah penguasaan keterampilan-keterampilan berbahasa akan
menurun. Padahal, di berbagai negara yang maju di bidang pendidikan,
pendekatan komunikatif tetap dipakai.
Silabus kembali disusun oleh Pusat dalam pengembangan Kurikulum. Mengapa
tugas guru mengembangkan silabus diambil alih oleh Pusat? Padahal, pada
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2003 dan KTSP 2006 telah 10 tahun guru
dibiasakan. Di berbagai negara yang maju di dunia silabus tidak disusun Pusat tapi
diserahkan kepada guru agar disesuaikan dengan kemampuan dan konteks siswa.
guru kesulitan membuat dan mengembangkan instrument penilaian pembelajaran
yang memuat 4 (empat) muatan Kompetensi Inti (Aspek Spritual, Aspek Sikap
Sosial, Aspek Pengetahuan/kognitif dan Aspek keterampilan/psikomotorik) hal ini
diakibatkan oleh pihak pembuat kurikulum yaitu kemendikbud hanya
mengeluarkan instrument penilaian mentah untuk semua pembelajaran secara
umum, sementara itu guru dengan sendiri-sendiri mengembangkan 4 (empat)
kompetensi inti tersebut sesuai kondisi pembelajaran di sekolah masing-masing.
Fakta ini menjadi sebuah momok bagi sekolah dan akan berakibat diluar
konteksnya interpretasi penilaian oleh guru terhadap 4 kompetensi inti tersebut,
sehingga mengakibatkan penilaian terhadap prestasi belajar siswa tidak tepat dan
akurat sesuai tujuan pembelajaran.
3. 2. Yang harus dilakukan agar kurikulum 2013 dapat berjalan dengan baik:
Sebaiknya pelaksanaan kurikulum 2013 itu ditunda dulu. Pemerintah tidak perlu
terburu buru dan tergesa-gesa tapi dikaji secara mendalam sehingga bisa menjawab
kebutuhan generasi masa depan. Pemerintah menyusun kurikulumnya dulu secara
lengkap (membuat buku draft kurikulum yang lengkap) kemudian draft itu diuji oleh
para pakar dan masyarakat. Draft kemudian disempurnakan sesuai saran-saran pakar.
Setelah lolos uji pakar, barulah diperkenalkan pada guru-guru sehingga setiap guru
memahami kurikulum baru tersebut dengan baik. Dibuat pelatihan-pelatihan guru (in
house training) secara komprehensif untuk memahami dengan baik kurikulum tersebut
sebelum mereka melaksanakannya. Sehingga pada pelaksanaannya nanti guru benar-
benar siap dan matang.