Teori perkembangan Kognitif Vygotsky
Teori konstruktivisme vygotsky
kelebihan dan kekurangan teori vygotsky
implikasi teori vygotsky dalam pembelajaran matematika
Makalah Teori Belajar - Pemrosesan InformasiDedy Wiranto
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa mempelajari sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadan alam, benda-benda atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar.
Teori perkembangan Kognitif Vygotsky
Teori konstruktivisme vygotsky
kelebihan dan kekurangan teori vygotsky
implikasi teori vygotsky dalam pembelajaran matematika
Makalah Teori Belajar - Pemrosesan InformasiDedy Wiranto
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa mempelajari sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadan alam, benda-benda atau hal-hal yang dijadikan bahan belajar.
6 Modul Literasi Budaya dan Kewargaan.pdfArifSantoso34
Literasi budaya dan kewargaan merupakan satu dari enam literasi dasar yang penting diberikan di
tingkat keluarga, sekolah, dan masyarakat. Literasi budaya dan kewargaan tidak hanya
menyelamatkan dan mengembangkan budaya nasional, tetapi juga membangun dan melestarikan
identitas bangsa Indonesia di tengah masyarakat global. Oleh karena itu, literasi budaya dan
kewargaan di keluarga, sekolah, dan masyarakat erat kaitannya dengan kearifan lokal yang ada di
lingkungan tersebut. Ragam kearifan lokal diharapkan dapat diimplementasikan oleh guru dalam
wujud berbagai aktivitas atau kegiatan di sekolah
Membaca Bersama Anak
Kita semua senang mendengar "Tolong bacakan ini untuk saya!" karena itu artinya anak-anak tertarik
dengan buku. Akan tetapi, apakah Anda terkadang bertanya-tanya apakah ada cara yang dapat Anda
lakukan untuk meningkatkan waktu-kesenangan-membaca Anda bersama anak-anak?
Hal yang paling penting adalah Anda menikmati kesenangan apa yang Anda baca karena itu milik Anda,
anak-anak juga akan belajar bahwa membaca adalah kegiatan yang menyenangkan. Jadi, sementara tidak
ada cara yang benar atau salah dalam berbagi buku dengan anak.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Esai melek literasi
1. ESAI
MELEK KECAKAPAN LITERASI BACA-TULIS ABAD KE-21
Oleh Popon Nuraeni, M.Pd
SMPN 1 Sukalarang-Kab. Sukabumi
Literasi tidak terpisahkan dari dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana siswa
dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya di bangku sekolah.
Literasi juga terkait dengan kehidupan siswa, baik di rumah maupun di lingkungan
sekitarnya untuk menumbuhkan budi pekerti mulia. Literasi pada awalnya dimaknai
'keberaksaraan' dan selanjutnya dimaknai 'melek' atau 'keterpahaman'. Pada langkah awal,
“melek baca dan tulis" ditekankan karena kedua keterampilan berbahasa ini merupakan dasar
bagi pengembangan melek dalam berbagai hal abad ke-21
Hasil penelitian Programme for Internasional Student Assesment (PISA)
menunjukkan bahwa tingkat literasi di kalangan pelajar sangat rendah. Pada tahun 2012
Indonesia berada di urutan ke-64 dari 65 negara, Indonesia menempati peringkat kedua
terendah dibandingkan negara-negara lainnya. Sangat memprihatinkan betapa kemampuan
siswa Indonesia dalam baca tulis amatlah rendah dibandingkan negara-negara lainnya. Dalam
bidang menulis Taufik Ismail pernah melaporkan dalam sebuah harian surat kabar,
membandingkan pengajaran sastra dan mengarang bahasa di 13 negara, Indonesia termasuk
yang paling memprihatinkan Padahal menurut Taufik pada dasarnya tujuan akhir
pengajaran, sama yakni siswa terampil berbahasa tanpa melupakan penguasaan unsur dan
kaidah tata bahasa dan memiliki kegemaran apresiasi sastra. (Buletin Pusat Perbukuan).
Untuk itu, pemerintah melalui Permendikbud nomor 23 tahun 2015 tentang
penumbuhan budi pekerti, mengimplementasi GLS (Gerakan Literasi Sekolah) sebagai solusi
dari permasalahn di atas. Gerakan literasi sekolah ini meliputi tiga tahapan yang harus
dilaksanakan antara lain, tahap pembiasaan membaca buku nonteks selama 15 menit sebelum
pembelajaran dimulai, tahap pengembangan, dan tahap pembelajaran. Ada enam jenis literasi
dasar, yaitu:
a. Literasi baca tulis
b. Literasi numerasi
c. Literasi finansial
d. Literasi sains
e. Literasi budaya dan kewarganegaraan
2. f. Literasi informasi dan komunikasi
Gerakan literasi sekolah merupakan sebuah solusi meliteratkan anak bangsa
merupakan sebuah proses untuk memaknai pentingnya literasi baca-tulis abad ke-21.
Akhirnya literat menjadi kultur atau budaya yang dimiliki individu atau sekolah tersebut.
Saat ini kegiatan di sekolah ditenggarai belum optimal mengembangkan kemampuan literasi
warga sekolah khususnya guru dan siswa. Hal ini disebabkan antara lain oleh minimnya
kemampuan literasi dalam kehidupan mereka. Menurut pandangan umum jika terjadi
kekurangan pada siswa maka orang yang pertama dituding adalah para pendidik atau gurulah
yang harus bertanggungjawab. Dalam hal ini tentu guru pengajaran yang relevan dengan
permasalahn tersebut yakni guru pengajar bahasa dan sastra Indonesia.
Untuk itu banyak faktor-faktor dari para pendidik yang menyebabkan minimnya
ketertarikan siswa untuk berliterasi. Ini bisa dijadikan introsfeksi sehingga dicari
permasalahan dan menemukan alternatif penanggulangan dalam masalah tersebut. Faktor-
faktor dari pengajar yang secara relevan ikut andil dengan fenomena minimnya ketertarikan
siswa untuk berliterasi. Sementara dorongan kepada hal-hal yang spesifik apalagi mendorong
minat siswa untuk berproduksi menghasilkan karya hanya segelintir orang saja yang paham
akan pentingnya proses berkreasi.
Sebuah terobosan yang baik apabila pemerintah menggiatkan lagi proses baca tulis dari
mulai usia sekolah dasar sampai jenjang yang lebih tinggi. Bagaimanapun juga lierasi
sangat erat dengan kehidupan sehari-hari sebagai dasar dari semua kegiatan, maka hal yang
paling ditekankan adalah kegiatan baca tulis. Hal ini dikarenakan modal dasar meliterasi
apapun maka baca tulislah sebagai dasar dalam melitersai, tak terbayangkan bagaimana
halnya abad 21 tanpa adanya kompetensi baca-tulis, karena apa yang harus dipenuhi dalam
kecakapan pembelajaran abad 21 antara lain:
a. Kemampuan berpikir krtis (critical thingking)
b. Kreativitas (creativity)
c. Komunikasi (communication)
d. Kolaborasi (collaboration)
Penulis berharap pemerintah dan segenap bangsa Indonesaia baha-membahu
mengembangkan literasi baca-tulis ditekankan pada hal-hal sebagai berikut:
a. Menggali kompetensi dalam bidang menulis dan membaca.
b. Mengatasi faktor-faktor apa saja yang menyebabkan minimnya seseorang untuk
menulis dan memabaca
3. c. Meningkatkan minat seseorang untuk berkarya dalam bidang menulis. Untuk
mencari pemecahan masalah/alternatif dari permasalahan minimnya ketertarikan
seseorang untuk menulis dan membaca
d. Mengembangan kemampuan literasi di sekolah akan membantu meningkatkan
kemampuan belajar siswa, kegiatan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan literasi siswa dalam menulis dan membaca
e. Menjadikan karakter lebih baik dengan kepribadian yang bagus baik di sekolah
maupun di masyarakat lewat pemahaman baca tulis
f. Menjadikan baca tulis sebagai budaya literat yang melekat dalam kehidupan
g. Melalui kompetensi baca tulis bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat
Indonesia.
Terdapat beberapa faktor penyebab yang menjadikan seseotrang tidak tertarik untuk
berliterasi. Faktor-faktor tersebut bisa dari diri sendiri atau di luar Selain itu faktor
lingkungan keluarga pun sangat berperan untuk menunjang kreativitas anaknya sendiri.
Faktor kurangnya pengetahun dan pembiasaan membaca dan menulis merupakan
faktor utama yang menyebabkan menjadi malas atau tidak tertarik. Dengan pembiasaan
membaca dan menulis yang rutin dari hal-hal yang kecil dan sederhana, apa yang dilihat dan
dirasakan diharapkan menjadi salah satu pemecahan atau alternatif untuk mendorong tertarik
berliterasi.
Sarana lingkungan pun tidak kalah penting untuk menjembatani ketertarikan
seseorang menjadi sosok literat, sebagai wadah ajang kreativitas dalam persaingan global
abad ke-21. Diharapkan pemerintah menyediakan hal-hal yang berupa penyediaan fasilitas
misalnya perpustakaan menyediakan buku-buku, atau adanya wadah dalam menuangkan
kreativitasnya.
Pemerintah sebagai penanggung jawab keberhasilan pendidikan harus turut andil
menyikapi permasalahan ini. Untuk mencetak generasi unggul dan produktif. Kebijakan-
kebijakan pemerintah harus lebih fokus ke arah bagaimana caranya menggali manusia
Indonesia untuk berpotensi dan berkarya sehingga menghasilkan peneruis bangsa yang
berani bersaing dan berkualitas di mata internasional. Maka peran serta pemerintah dalam hal
ini sangat besar pengaruhnya.
Memenuhi sarana bacaan buku sastra di perpustakaan juga sebagai pemicu seseorang
untuk menyenangi dalam dunia baca tulis, dan sangat disadari tuntutan zaman berubah
seiring berjalannya waktu, maka pentingnya literasi baca tulis untuk dikembangkan
4. pemerintah sebagai jawaban dalam permasalahan semua segi kehidupan. Mari bersinergi
untuk menciptakan generasi bangsa yang berliterat dan cinta baca-tulis abad ke-21
5. Daftar Pustaka/Sumber Referensi
Departemen Pendidikan Nasional. 1999.Buletin Pusat Pebukuan. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Tarigan, Henri Guntur, Harras, A. Kholid. 1993. Sastra dan Perkembangan Insani
Anak-anak.Bandung : Mimbar Pendidikan Bahasa da Seni.
Abdul Rani, Supratman. Maryani, Yani. 2004. Intisari Sastra Indonesia. Bandung:
Pustaka Setia.
Semi, M. Atar .1989.Rancangan Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Bandung: Angkasa.
Basuki, Imam Agus. dkk. 1994. VOKAL, Telaah bahasa, Sastra dan
Pengajarannya.Surabaya : FPBS IKIP Malang.
6. BIOGRAFI PENULIS
P. Nuraeni dilahirkan di Sumedang, tinggal dan bekerja di Sukabumi.
Mengenyam Pendidikan teraskhir S2, kini tercatat sebagai pengajar Bahasa dan
sastra Indonesia di SMPN 1 Sukalarang Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. .
Penulis telah menghasilkan berbagai karya sastra berupa buku Novel, buku
kumpulan puisi, kumpulan sajak Sunda, catatan harian, karya tulis ilmiah.
Pencapaian dalam bidang sastra:Lolos kurasi mengikuti Festival Ubud
Writers Internasional dengan, pada tahun 2017. Meraih juara 3 (tiga) dalam Lomba
Puisi Literasi untuk umum dan mahasiswa yang diselenggarakan UIN SGD Bandung
dengan tema Anti Kekerasan Perempuan dan Anak pada tahun 2017. Lolos kurasi
mengikuti Kemah Sastra Nasional di Banyuwangi dengan tema Senyuman Lembah
Ijen pada tahun 2018. Lolos kurasi Antologi puisi Kembang Wangian KONPEN
Malaysia 2018. Lolos kurasi Antologi Puisi Kunanti Di Kampar Kiri, HPI Pekan Baru
Riau 2018. Lolos kurasi dan mengikuti Hari Puisi Internasional Banjarmasin 2018.
Lolos kurasi sebagai Guru Asean Menulis Puisi dengan anugrah MURI 2018 Mengikuti
wisata puisi ke Brunai Darussalam 2018. Mengikuti gebyar Hari Puisi Indonesia
2018. Lolos kurasa puisi Tifa Nusantara 4, 2018. Lolos kurasi puisi Sabah Gapena
Malaysia 2018. Lolos kurasi puisi Binjai Sumatera Utara 2019. Lolos kurasi dan
mengikuti Festifal Sastra Internasional Gunung Bintan (FISGB) 2019. Lolos kurasi
Puisi Pasaman Asia Tenggara. Sumatera Barat 2019. Karya-karya puisinya pernah
dimuat di majalah atau tablod.