Dokumen ini membahas epidemiologi penyakit stroke pada seorang pasien laki-laki berumur 60 tahun. Pasien mengalami stroke ringan sejak 4 tahun lalu yang disebabkan oleh tingginya kolesterol dan hipertensi yang tidak terkendali. Pengobatan yang dilakukan pasien lebih banyak menggunakan pengobatan alternatif tanpa hasil yang jelas.
3. Disusun oleh:
Deti Diantari
Ine Dwi Juniar Kurniawati
Kadarismah
Lusiana
Robby Ridwan Ramdan
4.
5.
6. Definisi
Stroke adalah disfungsi neurologis akut yang disebabkan oleh
gangguan pembuluh darah dan timbul secara mendadak (dalam
beberapa detik) atau cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala-
gejala dan tanda-tanda yang sesuai dengan daerah fokal otak yang
terganggu.
Pada umumnya disfungsi itu berupa hemiparalisis atau
hemiparesis yang disertai dengan defisit sensorik dengan atau
tanpa gangguan fungsi luhur. Di dalam praktek, stroke (bahasa
inggris) umum di gunakan sebagai sinonim Cerebrow Vascular
Disease (CVD) dan Kurikilum Inti Pendidikan Dokter di
Indonesia (KIPDI) mengistilahkan stroke sebagai penyakit akibat
gangguan peredaran darah otak (GPDO).
11. Data Pribadi
Nama : Katman
TTL : Kuningan, 02 Juli
1957
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 60 tahun
Alamat : Desa Lengkong
RT/RW 011/004 Kec.
Garawangi Kab.Kuningan
Riwayat Penyakit: Stroke
Ringan
Lama Penyakit:
Sejak 2014 (4 tahun)
12. Kronologis Penyakit
Ditandai dengan gejala awal
lengan yang sulit digerakkan
yaitu saat pasien sedang
memasang pintu rumah dan
sulit untuk mengangkat palu.
Gejala tersebut berulang
setelah beberapa hari pasien
sudah berobat ke dokter dan
sembuh, yaitu ketika akan
menunaikan sholat ashar
Setelah gejala berulang, pasien
berobat ke Japara. Saat itu pasien
bisa berjalan seperti biasa.
Namun kondisi pasien semakin
parah setelah melakukan 3 kali
pengobatan di Japara.
Ketika kali ke-4 akan berobat,
pasien yang biasanya duduk di
dalam mobil bak terbuka bagian
depan menjadi duduk di belakang
(di bagian yang terbuka) karena
bagian depan sudah terisi.
Setelah melakukan pengobatan
di Japara, kodisi pasien
semakin memburuk sampai
kehilangan kemampuan untuk
berjalan.
Lalu pasien melakukan CT-scan
dan segala pengobatan di Rumah
Sakit Wijaya dan dirawat inap
selama 4 hari tanpa ada
perkembangan yang signifikan.
Lalu dokter menyarankan untuk
pulang
1 2
3
4
5
6
13. Kronologis Penyakit
Pasien dirawat di Jatinunggal
selama 15 hari, dan mengalami
perkembangan yang signifikan
yaitu mulai bisa berjalan
selangkah demi selangkah.
Berobat di Ayong
Pengobatan cina dan sudah
di berikan vitamin otak dan
sebagainya.
Lalu berobat ke Cihiru 2 kali, dan
sudah dilakukan pengukuran pinggul
dan mencapai perkembangan yang
cukup baik. Pasien sudah mulai bisa
berjalan pelan-pelan, meskipun agak
sedikit kaku.
Pasien menggunakan
penyangga lengan yang sangat
membantu proses penyembuhan
karena mengurasi rasa kakuPasien juga sering menjalani terapi
mandiri di rumah dengan
menggunakan berbagai alat terapi
seperti, sandal listrik, dan alat
yang ditempelkan di pinggang.
Hingga sekarang pasien masih sering
melakukan pengobatan herbal dengan
meminum air rebusan daun karet kebo
dan air kelapa hijau yang dipercaya
dapat membuang racun dari obat-
obatan yang mengandung zat kimia.
7 8
9
10
11
12
14. Hasil identifikasi
Pasien mengalami stroke iskemik yang disebabkan adanya penyumbatan kolesterol
di salah satu pembuluh arteri yang membawa oksigen ke jantung dengan
kemungkinan tipe stroke iskemik trombotik karena tidak disertai adanya fibrilasi
atrium atau gangguan ritme jantung.
Penyebab utama stroke yang dialami pasien ialah tingginya kadar kolesterol dan
adanya hipertensi yang tidak terkendali
Faktor Risiko Pasien
Umur : Pasien sudah berumur 61 tahun, rentang terhadap penyakit stroke
karena semakin bertambah umur seseorang, maka meningkatnya penyakit
stroke.
Jenis Kelamin : Menurut berbagai survei, laki-laki memiliki angka prevalensi
stroke lebih tinggi.
Riwayat Penyakit Keluarga : Pasien tidak riwayat penyakit stroke di
keluarganya.
Gaya Hidup : Sering mengkonsumsi makanan yang mengandung kolestrol.
15. Pasien sudah menjalani pengobatan dengan diagnosis dini yaitu melakukan CT-scan
dan berbagai pemeriksaan dirumah sakit walaupun kurang tanggap dalam
penanganannya, karena pemeriksaan tersebut baru dilakukan setelah kondisi pasien
memburuk.
Pengobatan yang pasien lakukan lebih banyak berfokus pada pengobatan alternatif
yang kemungkinan membaiknya 50:50 karena berdasarkan kronologis penyakit
dapat disimpulkan bahwa pada pengobatan alternative pertama yaitu di Japara tidak
berhasil dan malah memperburuk kondisi pasien. Pengobatan alternative terlihat
keberhasilannya ketika kali kedua yaitu di pengobatan herbal Jatinunggal.
Pasien juga mengonsumsi air rebusan daun karet kebo dan air kelapa hijau yang
dipercaya dapat menetralisis racun di dalam tubuh.
Pasien kurang kooperatif saat melakukan diet penyakit karena mengeluh bosan
dengan mengonsumsi makanan rebusan.
16. Saran dan Rekomendasi
Penatalaksanaan yang cocok untuk pasien tersebut adalah melaksanakan diet
penyakit untuk mengontrol asupan kolesterol ke dalam tubuh, lalu mengontrol emosi
dengan baik dan menghilangkan pemicu stress agar tidak mempengaruhi tekanan
darah dan kondisi lainnya.
Usaha pasien dalam melakukan pengobatan alternatif dan herbal sudah baik namun
sangat disayangkan bahwa pengobatan tersebut tidak tuntas dan pasien lebih
memilih mencoba melakukan berbagai terapi tanpa hasil yang jelas dan memiliki
kemungkinan kecil untuk sembuh. Maka dari itu lebih baik jika melakukan salah
satu terapi saja yang dirasa cocok dan melakukannya hingga tuntas agar dapat
tercapai hasil yang memuaskan juga.
Dan juga berbagai terapi tersebut harus didukung oleh pemeriksaan yang rutin agar
pasien dan keluarga dapat mengetahui kejelasan penyakit tanpa menerka lagi dan
agar dapat memilih terapi mana yang lebih cocok untuk kondisi pasien.