SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
ARTI EMANSIPASI DI ERA MODERN
Untuk pengarustamaan Gender
Disampaikan pada kegiatan
KPK - KOMUNITAS PENGGIAT NILAI-NILAI KEBANGSAAN
Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur
oleh
Dr. H. Djoko Adi Walujo,S.T.,MM*)
PENGANTAR:
Terminologi emansipasi kaum perempuan secara harfiah adalah kesetaraan hak dan
gender. Emansipasi kaumperempuan memiliki makana, atau bisa diartikan sebagai
suatu usaha untuk menuntut persamaan hak-hak kaum perempuan terhadap hak-
hak kaum pria di segala lini kehidupan kehidupan. Emansipasi kaum perempuan
bertujuan memberi kesempatan bekerja, belajar, dan berkarya seperti halnya para
pria, tentunya seimbang dengan kemampuannya, dan bukan pembnerian gratis
semata. Pengertian laiinya adalah mempersepsikan pada kata sejajar karena tidak
mungkin dinyatakan sebagai sama persis atau sama dan sebangun karena
sesungguhnya jelas ada yang berbeda.
Perbedaan itu bisa dilihat dari kondisi fisik, sisi emosional, sifat-sifat bawaan
(personality traits) Secara fisiologis, misalnya, kaum perempuan mengalami
mesntruasi hingga berkonsekuensi berbeda pada hukum-hukum yang dibebankan
atasnya. Sementara dari kejiwaan, sedangkan kaum pria umumnya lebih
mengedepankan akalnya sehingga lebih bijak, sementara perempuan cenderung
mengedepankan emosinya. Namun dengan emosi yang menonjol itu, perempuan
patut menjadi ibu yang memilki kekuatan dahsyat yakni jalianan ikatan yang kuat
anatara ibu dan anak.
Sehingga secara praksis dapat dinyatakan bahwa kaum perempuan dalam
emansipasi adalah memperjuangkan agar kaum perempuan bisa memilih dan
menentukan nasibnya sendiri dan mampu membuat majdi dirinya sendiri.
Kemudian dikaitkan dengan era modern, yang sarwa penuh dengan kemajuan
teknologi, kaum perempuan harus masuk disetiap tataran kemajuan itu. Modernisasi
akan mengikis asumsis, atau persepsi bahwa perempuan itu dilahirkan hanya untuk
wilayah domestik. Ke depan peremuan harus berani menyatakan bahawa kedialan
ARTI EMANSIPASI DI ERA MODERN
Disampaiakan pada KPK- KOMONITAS PENGGERAK NILAI_NILAI KEBANGSAAN
DINAS PENDIDIKAN PROPINSI JAWA TIMUR
HOTEL SINAR I JUANDA - SURABAYA
djoko adi walujo
2
gender itu bukan pemberian, tapi adalah hasil perjuangan. Makna pemberdayaan
perempuan bukan menganggap perempuan sebagai obyek, namun lebih dario itu,
perempuan adalah bunyek, bahkan bisa dikatakan “suma subjectiva”. Sebuah
adigium yang menyatakan bahwa perempuan adalah sumber kehidupan.
PENDIDIKAN DAN KEADILAN GENDER
Sudah mendarah daging di lingkup budaya kita yakni sebuah tataran
“patriakhis”, sebuah tataran masyarakat yang memandang sebelah mata terhadap
eksistensi wanita. Keadaan ini mengusik hak-hak perempuan, yang kadangkala
justru disemaikan oleh kaum perempuan itu sendiri. Paternalistik ini menyeruak
kesegenap kehidupan dan sengaja dimunculkan dengan tujuan akhir melalui model-
model penjinakaan.
Dunia periklanan sejak lama telah melakukan penjinakan terhadap peran wanita.
sebagai contoh bila kita cermat melihat disepanjang jalan besar di Nusantara ini
bahkan mendunia, papan reklame selalu melakukan ekplotasi peranan wanita.
Wanita dijadikan obyek, dengan kecantikannya hanya dipasangkan dengan Produk
sebuah Ban Mobil. Iklan ini menempatkan wanita hanya pada tataran “seksis”,
karena tidak ada korelasi sedikitpun antara ban mobil dengan kecantikan orang.
Bila kita melihatnya kurang cermat, iklan-iklan yang menyertakan wanita tadi
dianggap sebagai keunggulan wanita yang berperan didunia media, namun secara
hati-hati dapat dicermati bahwa ini adalah pembunuhan karakter dan peran. Sisi
lain terdapat gula-gula yang justru melibas peran wanita yang paling hakiki, yakni
sebuah jabatan hadiah. Seorang isteri walikota menjadi ketua penggerak PKK tingkat
kota dan kabupaten, dengan jabatan hadiah ini sudah identik gambaran sebuah
penomorduaan wanita (subordinasi), dianggap penomorduaan karena untuk
menduduki suatu jabatan startegis dikarenakan menjadi isteri seorang pejabat.
Menerima jabatan bukan karena kehebatan dan prestasi yang dimilikinya,
melainkan hadiah dari sang suami. Ini bentuk ketidakadilan yang tercipta secara
terselebung, karena jabatan-jabatan hadiah merupakan startegi penjinakan peran,
dengan peran baru tersebut, maka jaminan untuk menjadi alat legitimasi kekuasaan
akan semakin kental. Artinya tidak mungkin terjadi sebuah kritik tajam muncul dari
lembaga yang dipimpin oleh sang isteri, meskipun terjadi ketidakadilan gender.
Upaya untuk mengakhiri babak ketidakadilan terhadap wanita, yang masih bisa
diharapkan adalah peranan institusi pendidikan dan media.
Pendidikan satu-satunya wahana yang diharapkan untuk menjadi wasit adil
terhadap peranan gender, yakni sebuah peranan yang meletakkan pada proporsi
yang sebenarnya, sebuah keadilan yang diterima sesuai dengan apa yang dilakukan
“ Justitia Comutativa”.
Kita sadar bahwa pendidikan adalah wahana cultural yang perannya untuk
memberikan kontribusi dalam meningkatkan harkat dan martabat wanita, ternyata
dengan tidak sengaja justru menjadi muara nuasa ketidakadilan.
ARTI EMANSIPASI DI ERA MODERN
Disampaiakan pada KPK- KOMONITAS PENGGERAK NILAI_NILAI KEBANGSAAN
DINAS PENDIDIKAN PROPINSI JAWA TIMUR
HOTEL SINAR I JUANDA - SURABAYA
djoko adi walujo
3
INSTUSI PENDIDIKAN DAN MEDIA MASA MENGKREASI
KETIDAKADILAN
Tulisan Achmad Muthali’in dalam bukunya “Bias Gender dalam
Pendidikan” sangat tajam menyoroti ketidakadilan itu.
Ternyata banyak kreasi-kreasi yang menjinakan peran
wanita dalam dunia pendidikan. Seperti juga yang
tertulis dalam buku “Potret Kesadaran Gender Orang
Media” terbitan PSW- Pusat Studi Wanita Unair, yang
menyoroti ketidak adilan orang media dalam melihat
sosok wanita. Pada akhir tahun 2000 jumlah
wartawan dari total jumlah wartawan di
Indonesia hanya 12 %, ini adalah statistik yang
mengambarkan realitas empirik yang perlu
penelahaan. Dari sekian banyak penelitian yang
dilaksanakan beberapa serpihan ketidakadilan
dijumpai dalam penempatan peran. Barangkali
dilatari pikiran bahwa wanita diberikan peran pada sektor
domestik, maka untuk peran wartawan pos kriminal mengundang
banyak kekawatiran. Pos-pos kriminal apalagi terkait dengan
lembaga pemasyarakatan, dan pelacuran harus dihindari dari sentuhan wartawan
wanita. Ketika pendidikan dan media masa menjadi harapan dan realitanya justru
memiliki kontribusi yang kuat untuk menkreasi ketidakadilan gender, maka
pupuslah harapan ini.
Sungguh merupakan ancaman bagi wanita untuk menutut kesamaan hak yang
semestinya kalau kedua institusi ini melakukan kreasi sesat. Melalui pendidikan
akan terbangun proses internalisasi, apalagi bila diawali sejak usia dini, maka akan
menjadi sebuah keyakinan yang akut. Suatu kenyataan yang tidak terbantah bahwa
banyak buku-buku teks pelajaran yang secara lugas mencipta ketidakadilan. Sebagai
contoh seperti Tesis Achmad Muthalin yang telah menemukan bukti terdapat buku-
buku SD yang menggambarkan ketidakadilan tersebut dalam visualisasinya. Juga
diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh oleh Astuti, Indarti, dan Sasriyani
(1999), bahwa bias Gender juga terjadi dalam Buku Pelajaran Bahasa Indonesia.
Penelitian ini menemukan dalam buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia yang
dipergunakan di SD, SLTP dan di SMU.
PERAN YANG SEHARUSNYA.
Mengawali suatu niatan yang terfocus agar ketidakdilan gender dapat dieliminasi
adalah membangun pola pikir baru dalam dunia pendidikan, meredifinisikan
kembali bahwa pendidikan tidak pernah membelah hak antara pria dan wanita.
Pendidikan mengangkat persamaan hak dan bergerak atas nama kejujuran.
Penormorduaan [subordinasi] terhadap wanita, justru melanggar “Pekem”
pendidikan yang menempatkan pembebasan sebagai supremasinya, dari sikap dasar
pendidikan ini, maka penelaahan terhadap produk-produk pendidikan harus
ARTI EMANSIPASI DI ERA MODERN
Disampaiakan pada KPK- KOMONITAS PENGGERAK NILAI_NILAI KEBANGSAAN
DINAS PENDIDIKAN PROPINSI JAWA TIMUR
HOTEL SINAR I JUANDA - SURABAYA
djoko adi walujo
4
dilakukan tera ulang. Mulai dari kurikulum sampai produk derivasinya, dilihat
secara cermat adakah serpihan yang senagaja, terselubung, atau lainnya memilki
nuansa ketidakadilan gender. Institusi pendidikan harus mengedepankan peran
wanita pada porsi yang sebenarnya, bukan “paranoid latah” secara menggebu untuk
membuat studi wanita tanpa tataran yang rasional. Upaya ini harus diawali dari
perguruan tinggi seharusnya telah tumbuh lembaga studi yang menfocuskan pada
persoalan-persoalan wanita, dengan berbagai renik-reniknya. Dengan studi yang
mengkhususkan pada persoalan wanita diharapkan akan lebih memunculkan pola
sikap yang lebih arif, disamping akan memperoleh informasi yang lebih akurat
berbegai potensi wanita.
Terkait dengan konstelasi kependudukan di Indonesia yang mayoritas adalah
penduduk wanita, maka sudah seharusnya porsi wanita dalam setiap kesempatan
memperoleh proporsi yang sebenarnya, namun tidak harus karena lebih mayoritas.
Sungguh kurang bijak bila dari kalangan wanita menuntuk suatu qouta untuk
anggota parlemen. Akan lebih bijak bila kalangan wanita secara terhormat
membangun prestasi-prestasi yang hakiki untuk measuk ke araena yang bebes dari
ketidakadilan.
NILAI –NILAI KEADILAN YANG YANG SETARA UNTUK KAUM WANITA
 Justitia Commutativa. Keadilan atau keadilan tukar menukar, yaitu
memberikan kepada masing-masing haknya atau bagiannya atas dasar
kesamaan. Sebuah prestasi akan seharga dengan kontra prestasinya, jasa
sesuai dengan balas jasanya.
 Justitia Distributiva. Keadilan membagi, yakni memberikan kepada
masing-masing haknya atau bagiannya atas dasar perbedaan yang
didasarkan pada tingkat kesetaraan mutu/kualitas.
 Justitia Vindicativa. Keadilan proporsional, yakni memberikan kepada
masing-masing haknya, atau bagiannya atas dasar proporsi masing-masing.
Termasuk berat atau ringannya suatu pelanggaran.
 Justitia Creativa. Keadilan mencipta, yakni memberikan kepada masing-
masing hak kebebasan untuk mencipta sesuai dengan daya ciptanya dalam
bidang Ilmu Pengatahuan teknologi dan seni budaya
 Justitia Protectiva. Keadilan perlindungan, yakni memberikan kepada
masing-masing hak perlindungan.Kekuasaan yang ada di tangan manusia
dan dikenakan terhadap sesama manusia harus dibatasi dan diawasi.
ARTI EMANSIPASI DI ERA MODERN
Disampaiakan pada KPK- KOMONITAS PENGGERAK NILAI_NILAI KEBANGSAAN
DINAS PENDIDIKAN PROPINSI JAWA TIMUR
HOTEL SINAR I JUANDA - SURABAYA
djoko adi walujo
5
 Justitia legalis. Keadilan Hukum, yakni memberikan kepada masing-
masing haknya atau bagiannya yang telah ditentukan oleh undang-undang
dan peraturan negara dalam rangka mewujudkan keserjahteraan umum.
BIAS GENDER DAN HAK ASASI MANUSIA
ias gender sering terjadi di masyarakat, yang
mendeskrispsikan bahwa hak-hak perempuan hanya
berada dalam wilayah domistikasi, secara akut menjadi
sebuah kepercayaan, bahwa seorang perempuan memiliki
keterbatasan. Selanjutnya keadaan ini lebih diperparah, dan disalah artikan sebagai
budaya yang harus disepakati, dalam implementasinya muncul anggapan bahwa
peran wanita yang berlebihan telah melanggar kaidah budaya. Pada hakikatnya
dalam kehidupan ini, tatanan kehidupaan berasal dari kemuaman menjalin harmoni,
“bagaimana kita hidup bersama, dan bekerjasama dengan orang lain. [how to live
and work together with other].
Bias gender yang acapkali dimainkan adalah memberikan peran perempuan pada
wilayah terbatas yang implementasinya berupa pelanggaran Hak Asasi Manusia:
 Penomorduaan peran [sub ordination]
 Beban kerja yang tak terbatas [burden]
 Pemiskinan [marginalisasi]
 Label negative [stereotype]
 KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) [Violence]
Penorduaan [sub ordinasi] :
Sering praktik penorduaan terhadap peran perempuan terjadi, dan digambarkan
seorang pemimpin harus laki-laki, ketua adalah laki-laki, perempuan tidak layak
menjadi pemimimpin dan kurang panas.
Seorang perempuan yang pantas menduduki jabatan sekretaris, dan dijadikan
budaya bahwa jabatan sekretaris adalah jabatan “feminim”, sedngakan ketua adalah
jabatan “maskulin”.
Beban kerja tak terbatas [burden]:
Perempuan digamabarkan sebagai manusia ang lemah lembut, sehingga tidak
selayaknya menjadi seorang pemimpin. Realitas sebenarnya justru terbalik, bahwa
perempuan memiliki kapasitas kerja yang lebih, bahkan justru berlebihan.
Seakan-akan ada “supertisi” atau di sakralkan perempuan itu tidak baik bila
diberikan beban yang berlebihan, misalnya tidak pantas seorang perempuan
B
ARTI EMANSIPASI DI ERA MODERN
Disampaiakan pada KPK- KOMONITAS PENGGERAK NILAI_NILAI KEBANGSAAN
DINAS PENDIDIKAN PROPINSI JAWA TIMUR
HOTEL SINAR I JUANDA - SURABAYA
djoko adi walujo
6
memegang jabatan pemimpin, karena menjadi pemimpin identik menanggung
bebabn yang berat.
Pemiskinan dan marginalisasi]:
Marginalisasi adalah gambaran buruk dan sering dialami seorang perempuan,
seakan seorang perempuan harus pasrah menerima peran yang terpinggirkan.
Karirpun harus dibatasi, ketika perannya bagus acapkali dijinakkan, agar mimilih
posisi domistik.
Terdapat fenomena yang menyesatkan yakni mengangkat sebuah mitologi yang
mengambarkan seolah-olah perempuan adalah ibu sejati yang pengabdian
terhormatnya hanyalah menjadi ibu rumah tangga.
Labeling negatif:
Peran seorang perempuan dilabelkan negative, digambarkan serorang yang lemah
lembut,emosional dan kurang rasional.
Sehingga dinyatakan tidak akan mampu mengemban tugas sebagai seorang
pemimpin. Labeling negative kadang dimunculkan dengan gambaran yang amat
menyedihkan [ maaf: perempuan adalah sumber gossip “rasan-rasan Jawa”,
banyak mulut], masih banyak lagi label negative yang merugikan.
KDRT – Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Violence).
Kadang tidak disadari bahwa hak asasi bagi wanita terampas, dan ketika dianggap
lemah sering menjadi sasaran KDRT-Kekerasan dalam rumah tangga. Hal ini sangat
disayangkan karena ketika terjadi kekekerasan dalam rumah tangga berakibat fatal
menyentuh ketahanan keluarga. KDRT adalah contoh pelanggaran hak asasi di
dalam rumah tangga.
* djoko adi walujo: Adalah Alumni Universitas Negeri Surabaya (UNESA- Dahulu IKIP SURABAYA), doctor business
administration di JOSÈRIZAL UNIVERSITY OF PHILIPPINA, Salah satu anggota dewan pendidikan propinsi jawa timur, mantan
anggota dewan Pembina perpustakaan masjid propinsi jawa timur, mantan wakil ketua PGRI propinsi jawa timur, mantan
Gugus Pemikir Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan (YPLP-PGRI) pusat, sekretaris ISPI- Ikatan Sarjana Pendidikan
Indonesia propinsi jawa timur, sekretaris badan penyelenggara Universitas Adi Buana Surabaya,. Memiliki International
Certificated untuk pelatihan guru-guru zone Asia-Pacific (EI-Edication International), Certificate “Leadership in Higher
Education” – University Technolofy of Sydney-Australia

More Related Content

Viewers also liked

pembangunan modal sosial
pembangunan modal sosialpembangunan modal sosial
pembangunan modal sosialNandya Guvita
 
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatanTugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatansiti aisah
 
Pembentukan per uu (nindya)
Pembentukan per uu (nindya)Pembentukan per uu (nindya)
Pembentukan per uu (nindya)Nandya Guvita
 
Pemberdayaan masnyarakat
Pemberdayaan masnyarakatPemberdayaan masnyarakat
Pemberdayaan masnyarakatmilalvy
 
Peran dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan Daerah
Peran dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan DaerahPeran dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan Daerah
Peran dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Kuliah 4 pendekatan sosiologi
Kuliah 4 pendekatan sosiologiKuliah 4 pendekatan sosiologi
Kuliah 4 pendekatan sosiologiMukhrizal Effendi
 
Teori pembangunan klasik dan neo-klasik (modernis)
Teori pembangunan klasik dan neo-klasik (modernis)Teori pembangunan klasik dan neo-klasik (modernis)
Teori pembangunan klasik dan neo-klasik (modernis)nalarkritis
 
Kuliah 9 gender and development
Kuliah 9 gender and developmentKuliah 9 gender and development
Kuliah 9 gender and developmentMukhrizal Effendi
 
Mata kuliah teori dan isu pembangunan modul 123
Mata kuliah teori dan isu pembangunan modul 123Mata kuliah teori dan isu pembangunan modul 123
Mata kuliah teori dan isu pembangunan modul 123dayattaufik21
 
Teori pembangunan adam smith
Teori pembangunan adam smithTeori pembangunan adam smith
Teori pembangunan adam smithdesy_susanti90
 
Masalah-masalah Pembangunan dan cara mengatasinya
Masalah-masalah Pembangunan dan cara mengatasinyaMasalah-masalah Pembangunan dan cara mengatasinya
Masalah-masalah Pembangunan dan cara mengatasinyaMagdalena Palma Renia
 

Viewers also liked (20)

Ekdes 1
Ekdes 1Ekdes 1
Ekdes 1
 
pembangunan modal sosial
pembangunan modal sosialpembangunan modal sosial
pembangunan modal sosial
 
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatanTugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
Tugas 6.kemiskinan dan kesenjangan pendapatan
 
Pembentukan per uu (nindya)
Pembentukan per uu (nindya)Pembentukan per uu (nindya)
Pembentukan per uu (nindya)
 
Ekdes 5
Ekdes 5Ekdes 5
Ekdes 5
 
Pemberdayaan masnyarakat
Pemberdayaan masnyarakatPemberdayaan masnyarakat
Pemberdayaan masnyarakat
 
Peran dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan Daerah
Peran dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan DaerahPeran dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan Daerah
Peran dan Fungsi DPRD dalam Pembangunan Daerah
 
Ekdes 4
Ekdes 4Ekdes 4
Ekdes 4
 
Kapita selekta sjns
Kapita selekta sjnsKapita selekta sjns
Kapita selekta sjns
 
Manajemen pembangunan
Manajemen pembangunanManajemen pembangunan
Manajemen pembangunan
 
Kuliah 4 pendekatan sosiologi
Kuliah 4 pendekatan sosiologiKuliah 4 pendekatan sosiologi
Kuliah 4 pendekatan sosiologi
 
Makalah urbanisasi
Makalah urbanisasiMakalah urbanisasi
Makalah urbanisasi
 
Kuliah 1 sosiologi
Kuliah 1 sosiologiKuliah 1 sosiologi
Kuliah 1 sosiologi
 
Teori pembangunan klasik dan neo-klasik (modernis)
Teori pembangunan klasik dan neo-klasik (modernis)Teori pembangunan klasik dan neo-klasik (modernis)
Teori pembangunan klasik dan neo-klasik (modernis)
 
Pengertian pembangunan menurut para ahli
Pengertian pembangunan menurut para ahliPengertian pembangunan menurut para ahli
Pengertian pembangunan menurut para ahli
 
Kuliah 9 gender and development
Kuliah 9 gender and developmentKuliah 9 gender and development
Kuliah 9 gender and development
 
Mata kuliah teori dan isu pembangunan modul 123
Mata kuliah teori dan isu pembangunan modul 123Mata kuliah teori dan isu pembangunan modul 123
Mata kuliah teori dan isu pembangunan modul 123
 
Teori pembangunan adam smith
Teori pembangunan adam smithTeori pembangunan adam smith
Teori pembangunan adam smith
 
Ekdes 12 & 13 a
Ekdes 12 & 13 aEkdes 12 & 13 a
Ekdes 12 & 13 a
 
Masalah-masalah Pembangunan dan cara mengatasinya
Masalah-masalah Pembangunan dan cara mengatasinyaMasalah-masalah Pembangunan dan cara mengatasinya
Masalah-masalah Pembangunan dan cara mengatasinya
 

Similar to Emanispasi Perempuan di Era Modern

Bagaimana berkarya dan bekerja dalam mencapai kesetaraan gender (monita)
Bagaimana berkarya dan bekerja dalam mencapai kesetaraan gender (monita)Bagaimana berkarya dan bekerja dalam mencapai kesetaraan gender (monita)
Bagaimana berkarya dan bekerja dalam mencapai kesetaraan gender (monita)monitariama
 
Konstruksi Gender Dalam Realitas Sosial
Konstruksi Gender Dalam Realitas SosialKonstruksi Gender Dalam Realitas Sosial
Konstruksi Gender Dalam Realitas SosialSuhadi Rembang
 
PPT PROPOSAL NOVELIA.pptx
PPT PROPOSAL NOVELIA.pptxPPT PROPOSAL NOVELIA.pptx
PPT PROPOSAL NOVELIA.pptxNoveliaOleAwa
 
Tor lkk kota bogor
Tor lkk kota bogorTor lkk kota bogor
Tor lkk kota bogorYunda Wiedya
 
POLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdf
POLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdfPOLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdf
POLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdfHauraSyafa1
 
EMANSIPASI WANITA.ppt
EMANSIPASI WANITA.pptEMANSIPASI WANITA.ppt
EMANSIPASI WANITA.pptLuluMarjan9
 
Kapita Selekta Pendidikan Islam (Gender dalam Perspektif Pendidikan Islam)
Kapita Selekta Pendidikan Islam (Gender dalam Perspektif Pendidikan Islam)Kapita Selekta Pendidikan Islam (Gender dalam Perspektif Pendidikan Islam)
Kapita Selekta Pendidikan Islam (Gender dalam Perspektif Pendidikan Islam)aidadwiinizuka.blogspot.com
 
PPT_PENDIDIKAN dan KESETARAAN GENDER.pptx
PPT_PENDIDIKAN dan KESETARAAN GENDER.pptxPPT_PENDIDIKAN dan KESETARAAN GENDER.pptx
PPT_PENDIDIKAN dan KESETARAAN GENDER.pptxZizahWildan
 
11897580.ppt
11897580.ppt11897580.ppt
11897580.pptagus war
 

Similar to Emanispasi Perempuan di Era Modern (20)

Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Bagaimana berkarya dan bekerja dalam mencapai kesetaraan gender (monita)
Bagaimana berkarya dan bekerja dalam mencapai kesetaraan gender (monita)Bagaimana berkarya dan bekerja dalam mencapai kesetaraan gender (monita)
Bagaimana berkarya dan bekerja dalam mencapai kesetaraan gender (monita)
 
Konstruksi Gender Dalam Realitas Sosial
Konstruksi Gender Dalam Realitas SosialKonstruksi Gender Dalam Realitas Sosial
Konstruksi Gender Dalam Realitas Sosial
 
PPT PROPOSAL NOVELIA.pptx
PPT PROPOSAL NOVELIA.pptxPPT PROPOSAL NOVELIA.pptx
PPT PROPOSAL NOVELIA.pptx
 
Tor lkk kota bogor
Tor lkk kota bogorTor lkk kota bogor
Tor lkk kota bogor
 
POLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdf
POLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdfPOLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdf
POLICY BRIEF KEJAHATAN SEKSUAL.pdf
 
Tugas makalah gender
Tugas makalah genderTugas makalah gender
Tugas makalah gender
 
GENDER
GENDER GENDER
GENDER
 
Modul 9 kb 3
Modul 9 kb 3Modul 9 kb 3
Modul 9 kb 3
 
10178 27513-1-sm
10178 27513-1-sm10178 27513-1-sm
10178 27513-1-sm
 
Hirarki Gender dalam Media
Hirarki Gender dalam MediaHirarki Gender dalam Media
Hirarki Gender dalam Media
 
Makalah "Kesetaraan Gender"
Makalah "Kesetaraan Gender"Makalah "Kesetaraan Gender"
Makalah "Kesetaraan Gender"
 
Gender
GenderGender
Gender
 
EMANSIPASI WANITA.ppt
EMANSIPASI WANITA.pptEMANSIPASI WANITA.ppt
EMANSIPASI WANITA.ppt
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
1. istilah
1. istilah1. istilah
1. istilah
 
Kapita Selekta Pendidikan Islam (Gender dalam Perspektif Pendidikan Islam)
Kapita Selekta Pendidikan Islam (Gender dalam Perspektif Pendidikan Islam)Kapita Selekta Pendidikan Islam (Gender dalam Perspektif Pendidikan Islam)
Kapita Selekta Pendidikan Islam (Gender dalam Perspektif Pendidikan Islam)
 
PPT_PENDIDIKAN dan KESETARAAN GENDER.pptx
PPT_PENDIDIKAN dan KESETARAAN GENDER.pptxPPT_PENDIDIKAN dan KESETARAAN GENDER.pptx
PPT_PENDIDIKAN dan KESETARAAN GENDER.pptx
 
11897580.ppt
11897580.ppt11897580.ppt
11897580.ppt
 
Review buku mpki
Review buku mpkiReview buku mpki
Review buku mpki
 

More from Djoko Adi Walujo

Koleksi Memorabilia Perkemahaman Wirakarya 68
Koleksi Memorabilia Perkemahaman Wirakarya 68Koleksi Memorabilia Perkemahaman Wirakarya 68
Koleksi Memorabilia Perkemahaman Wirakarya 68Djoko Adi Walujo
 
Peran Mahasiswa dan Pendidik
Peran Mahasiswa dan Pendidik Peran Mahasiswa dan Pendidik
Peran Mahasiswa dan Pendidik Djoko Adi Walujo
 
Peningkatan Kompetensi dan Kinerja SMA ITP Surabaya
Peningkatan Kompetensi dan Kinerja SMA ITP Surabaya Peningkatan Kompetensi dan Kinerja SMA ITP Surabaya
Peningkatan Kompetensi dan Kinerja SMA ITP Surabaya Djoko Adi Walujo
 
SEJARAH PERJUANGAN PGRI PASCA REFORMASI - DJOKO AW
SEJARAH PERJUANGAN PGRI PASCA REFORMASI - DJOKO AW SEJARAH PERJUANGAN PGRI PASCA REFORMASI - DJOKO AW
SEJARAH PERJUANGAN PGRI PASCA REFORMASI - DJOKO AW Djoko Adi Walujo
 
SEJARAH PGRI SEBELUM KEMERDEKAAN
SEJARAH PGRI SEBELUM KEMERDEKAANSEJARAH PGRI SEBELUM KEMERDEKAAN
SEJARAH PGRI SEBELUM KEMERDEKAANDjoko Adi Walujo
 
Bela Negara untuk Pembina Osis - Djoko AW
Bela Negara untuk Pembina Osis - Djoko AWBela Negara untuk Pembina Osis - Djoko AW
Bela Negara untuk Pembina Osis - Djoko AWDjoko Adi Walujo
 
SUKSES BELAJAR DI ERA DIGITAL - Djoko AW
SUKSES BELAJAR DI ERA DIGITAL - Djoko AWSUKSES BELAJAR DI ERA DIGITAL - Djoko AW
SUKSES BELAJAR DI ERA DIGITAL - Djoko AWDjoko Adi Walujo
 
Trend Pembelajaran di Era Pandemi Covid 19
Trend Pembelajaran di Era Pandemi Covid 19 Trend Pembelajaran di Era Pandemi Covid 19
Trend Pembelajaran di Era Pandemi Covid 19 Djoko Adi Walujo
 
Manfaat Penerapan Sistem Manajemen K3
Manfaat Penerapan Sistem Manajemen K3Manfaat Penerapan Sistem Manajemen K3
Manfaat Penerapan Sistem Manajemen K3Djoko Adi Walujo
 
Terminilogi Biaya Dalam Mata Kuliah Analisis Estimasi Biaya-djokoaw
Terminilogi Biaya Dalam Mata Kuliah Analisis Estimasi Biaya-djokoawTerminilogi Biaya Dalam Mata Kuliah Analisis Estimasi Biaya-djokoaw
Terminilogi Biaya Dalam Mata Kuliah Analisis Estimasi Biaya-djokoawDjoko Adi Walujo
 
Pertemuan Kontrak Belajar Mahasiswa
Pertemuan Kontrak Belajar Mahasiswa Pertemuan Kontrak Belajar Mahasiswa
Pertemuan Kontrak Belajar Mahasiswa Djoko Adi Walujo
 
Pancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbukaPancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbukaDjoko Adi Walujo
 
Berdaring Ria bersama Djoko Aw
Berdaring Ria bersama Djoko AwBerdaring Ria bersama Djoko Aw
Berdaring Ria bersama Djoko AwDjoko Adi Walujo
 
Seminar Teknik 2017 Universitas Adi Buana - Djoko AW
Seminar Teknik 2017 Universitas Adi Buana - Djoko AWSeminar Teknik 2017 Universitas Adi Buana - Djoko AW
Seminar Teknik 2017 Universitas Adi Buana - Djoko AWDjoko Adi Walujo
 
Visi dan misi adi buana - Djoko Aw
Visi dan misi adi buana - Djoko AwVisi dan misi adi buana - Djoko Aw
Visi dan misi adi buana - Djoko AwDjoko Adi Walujo
 
Instruktur PLPG Universitas Adi Buana - Djoko Aw
Instruktur PLPG Universitas Adi Buana - Djoko AwInstruktur PLPG Universitas Adi Buana - Djoko Aw
Instruktur PLPG Universitas Adi Buana - Djoko AwDjoko Adi Walujo
 
Keynote ICETA Adi Buana 2017 Djoko Aw
Keynote ICETA Adi Buana 2017 Djoko AwKeynote ICETA Adi Buana 2017 Djoko Aw
Keynote ICETA Adi Buana 2017 Djoko AwDjoko Adi Walujo
 
PRAMUKA PERGURUAN TINGGI POLTEKKES SURABAYA - DJOKO AW
PRAMUKA PERGURUAN TINGGI POLTEKKES SURABAYA - DJOKO AWPRAMUKA PERGURUAN TINGGI POLTEKKES SURABAYA - DJOKO AW
PRAMUKA PERGURUAN TINGGI POLTEKKES SURABAYA - DJOKO AWDjoko Adi Walujo
 

More from Djoko Adi Walujo (20)

Koleksi Memorabilia Perkemahaman Wirakarya 68
Koleksi Memorabilia Perkemahaman Wirakarya 68Koleksi Memorabilia Perkemahaman Wirakarya 68
Koleksi Memorabilia Perkemahaman Wirakarya 68
 
Peran Mahasiswa dan Pendidik
Peran Mahasiswa dan Pendidik Peran Mahasiswa dan Pendidik
Peran Mahasiswa dan Pendidik
 
Peningkatan Kompetensi dan Kinerja SMA ITP Surabaya
Peningkatan Kompetensi dan Kinerja SMA ITP Surabaya Peningkatan Kompetensi dan Kinerja SMA ITP Surabaya
Peningkatan Kompetensi dan Kinerja SMA ITP Surabaya
 
SEJARAH PERJUANGAN PGRI PASCA REFORMASI - DJOKO AW
SEJARAH PERJUANGAN PGRI PASCA REFORMASI - DJOKO AW SEJARAH PERJUANGAN PGRI PASCA REFORMASI - DJOKO AW
SEJARAH PERJUANGAN PGRI PASCA REFORMASI - DJOKO AW
 
SEJARAH PGRI SEBELUM KEMERDEKAAN
SEJARAH PGRI SEBELUM KEMERDEKAANSEJARAH PGRI SEBELUM KEMERDEKAAN
SEJARAH PGRI SEBELUM KEMERDEKAAN
 
Bela Negara untuk Pembina Osis - Djoko AW
Bela Negara untuk Pembina Osis - Djoko AWBela Negara untuk Pembina Osis - Djoko AW
Bela Negara untuk Pembina Osis - Djoko AW
 
MEDIA UNTUK AUTIS
MEDIA UNTUK AUTISMEDIA UNTUK AUTIS
MEDIA UNTUK AUTIS
 
SUKSES BELAJAR DI ERA DIGITAL - Djoko AW
SUKSES BELAJAR DI ERA DIGITAL - Djoko AWSUKSES BELAJAR DI ERA DIGITAL - Djoko AW
SUKSES BELAJAR DI ERA DIGITAL - Djoko AW
 
PPKN MENGAJARKAN TOLERAN
PPKN MENGAJARKAN TOLERANPPKN MENGAJARKAN TOLERAN
PPKN MENGAJARKAN TOLERAN
 
Trend Pembelajaran di Era Pandemi Covid 19
Trend Pembelajaran di Era Pandemi Covid 19 Trend Pembelajaran di Era Pandemi Covid 19
Trend Pembelajaran di Era Pandemi Covid 19
 
Manfaat Penerapan Sistem Manajemen K3
Manfaat Penerapan Sistem Manajemen K3Manfaat Penerapan Sistem Manajemen K3
Manfaat Penerapan Sistem Manajemen K3
 
Terminilogi Biaya Dalam Mata Kuliah Analisis Estimasi Biaya-djokoaw
Terminilogi Biaya Dalam Mata Kuliah Analisis Estimasi Biaya-djokoawTerminilogi Biaya Dalam Mata Kuliah Analisis Estimasi Biaya-djokoaw
Terminilogi Biaya Dalam Mata Kuliah Analisis Estimasi Biaya-djokoaw
 
Pertemuan Kontrak Belajar Mahasiswa
Pertemuan Kontrak Belajar Mahasiswa Pertemuan Kontrak Belajar Mahasiswa
Pertemuan Kontrak Belajar Mahasiswa
 
Pancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbukaPancasila sebagai ideologi terbuka
Pancasila sebagai ideologi terbuka
 
Berdaring Ria bersama Djoko Aw
Berdaring Ria bersama Djoko AwBerdaring Ria bersama Djoko Aw
Berdaring Ria bersama Djoko Aw
 
Seminar Teknik 2017 Universitas Adi Buana - Djoko AW
Seminar Teknik 2017 Universitas Adi Buana - Djoko AWSeminar Teknik 2017 Universitas Adi Buana - Djoko AW
Seminar Teknik 2017 Universitas Adi Buana - Djoko AW
 
Visi dan misi adi buana - Djoko Aw
Visi dan misi adi buana - Djoko AwVisi dan misi adi buana - Djoko Aw
Visi dan misi adi buana - Djoko Aw
 
Instruktur PLPG Universitas Adi Buana - Djoko Aw
Instruktur PLPG Universitas Adi Buana - Djoko AwInstruktur PLPG Universitas Adi Buana - Djoko Aw
Instruktur PLPG Universitas Adi Buana - Djoko Aw
 
Keynote ICETA Adi Buana 2017 Djoko Aw
Keynote ICETA Adi Buana 2017 Djoko AwKeynote ICETA Adi Buana 2017 Djoko Aw
Keynote ICETA Adi Buana 2017 Djoko Aw
 
PRAMUKA PERGURUAN TINGGI POLTEKKES SURABAYA - DJOKO AW
PRAMUKA PERGURUAN TINGGI POLTEKKES SURABAYA - DJOKO AWPRAMUKA PERGURUAN TINGGI POLTEKKES SURABAYA - DJOKO AW
PRAMUKA PERGURUAN TINGGI POLTEKKES SURABAYA - DJOKO AW
 

Recently uploaded

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxmuhammadkausar1201
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 

Recently uploaded (20)

Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptxMateri IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
Materi IPAS Kelas 1 SD Bab 3. Hidup Sehat.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 

Emanispasi Perempuan di Era Modern

  • 1. ARTI EMANSIPASI DI ERA MODERN Untuk pengarustamaan Gender Disampaikan pada kegiatan KPK - KOMUNITAS PENGGIAT NILAI-NILAI KEBANGSAAN Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Timur oleh Dr. H. Djoko Adi Walujo,S.T.,MM*) PENGANTAR: Terminologi emansipasi kaum perempuan secara harfiah adalah kesetaraan hak dan gender. Emansipasi kaumperempuan memiliki makana, atau bisa diartikan sebagai suatu usaha untuk menuntut persamaan hak-hak kaum perempuan terhadap hak- hak kaum pria di segala lini kehidupan kehidupan. Emansipasi kaum perempuan bertujuan memberi kesempatan bekerja, belajar, dan berkarya seperti halnya para pria, tentunya seimbang dengan kemampuannya, dan bukan pembnerian gratis semata. Pengertian laiinya adalah mempersepsikan pada kata sejajar karena tidak mungkin dinyatakan sebagai sama persis atau sama dan sebangun karena sesungguhnya jelas ada yang berbeda. Perbedaan itu bisa dilihat dari kondisi fisik, sisi emosional, sifat-sifat bawaan (personality traits) Secara fisiologis, misalnya, kaum perempuan mengalami mesntruasi hingga berkonsekuensi berbeda pada hukum-hukum yang dibebankan atasnya. Sementara dari kejiwaan, sedangkan kaum pria umumnya lebih mengedepankan akalnya sehingga lebih bijak, sementara perempuan cenderung mengedepankan emosinya. Namun dengan emosi yang menonjol itu, perempuan patut menjadi ibu yang memilki kekuatan dahsyat yakni jalianan ikatan yang kuat anatara ibu dan anak. Sehingga secara praksis dapat dinyatakan bahwa kaum perempuan dalam emansipasi adalah memperjuangkan agar kaum perempuan bisa memilih dan menentukan nasibnya sendiri dan mampu membuat majdi dirinya sendiri. Kemudian dikaitkan dengan era modern, yang sarwa penuh dengan kemajuan teknologi, kaum perempuan harus masuk disetiap tataran kemajuan itu. Modernisasi akan mengikis asumsis, atau persepsi bahwa perempuan itu dilahirkan hanya untuk wilayah domestik. Ke depan peremuan harus berani menyatakan bahawa kedialan
  • 2. ARTI EMANSIPASI DI ERA MODERN Disampaiakan pada KPK- KOMONITAS PENGGERAK NILAI_NILAI KEBANGSAAN DINAS PENDIDIKAN PROPINSI JAWA TIMUR HOTEL SINAR I JUANDA - SURABAYA djoko adi walujo 2 gender itu bukan pemberian, tapi adalah hasil perjuangan. Makna pemberdayaan perempuan bukan menganggap perempuan sebagai obyek, namun lebih dario itu, perempuan adalah bunyek, bahkan bisa dikatakan “suma subjectiva”. Sebuah adigium yang menyatakan bahwa perempuan adalah sumber kehidupan. PENDIDIKAN DAN KEADILAN GENDER Sudah mendarah daging di lingkup budaya kita yakni sebuah tataran “patriakhis”, sebuah tataran masyarakat yang memandang sebelah mata terhadap eksistensi wanita. Keadaan ini mengusik hak-hak perempuan, yang kadangkala justru disemaikan oleh kaum perempuan itu sendiri. Paternalistik ini menyeruak kesegenap kehidupan dan sengaja dimunculkan dengan tujuan akhir melalui model- model penjinakaan. Dunia periklanan sejak lama telah melakukan penjinakan terhadap peran wanita. sebagai contoh bila kita cermat melihat disepanjang jalan besar di Nusantara ini bahkan mendunia, papan reklame selalu melakukan ekplotasi peranan wanita. Wanita dijadikan obyek, dengan kecantikannya hanya dipasangkan dengan Produk sebuah Ban Mobil. Iklan ini menempatkan wanita hanya pada tataran “seksis”, karena tidak ada korelasi sedikitpun antara ban mobil dengan kecantikan orang. Bila kita melihatnya kurang cermat, iklan-iklan yang menyertakan wanita tadi dianggap sebagai keunggulan wanita yang berperan didunia media, namun secara hati-hati dapat dicermati bahwa ini adalah pembunuhan karakter dan peran. Sisi lain terdapat gula-gula yang justru melibas peran wanita yang paling hakiki, yakni sebuah jabatan hadiah. Seorang isteri walikota menjadi ketua penggerak PKK tingkat kota dan kabupaten, dengan jabatan hadiah ini sudah identik gambaran sebuah penomorduaan wanita (subordinasi), dianggap penomorduaan karena untuk menduduki suatu jabatan startegis dikarenakan menjadi isteri seorang pejabat. Menerima jabatan bukan karena kehebatan dan prestasi yang dimilikinya, melainkan hadiah dari sang suami. Ini bentuk ketidakadilan yang tercipta secara terselebung, karena jabatan-jabatan hadiah merupakan startegi penjinakan peran, dengan peran baru tersebut, maka jaminan untuk menjadi alat legitimasi kekuasaan akan semakin kental. Artinya tidak mungkin terjadi sebuah kritik tajam muncul dari lembaga yang dipimpin oleh sang isteri, meskipun terjadi ketidakadilan gender. Upaya untuk mengakhiri babak ketidakadilan terhadap wanita, yang masih bisa diharapkan adalah peranan institusi pendidikan dan media. Pendidikan satu-satunya wahana yang diharapkan untuk menjadi wasit adil terhadap peranan gender, yakni sebuah peranan yang meletakkan pada proporsi yang sebenarnya, sebuah keadilan yang diterima sesuai dengan apa yang dilakukan “ Justitia Comutativa”. Kita sadar bahwa pendidikan adalah wahana cultural yang perannya untuk memberikan kontribusi dalam meningkatkan harkat dan martabat wanita, ternyata dengan tidak sengaja justru menjadi muara nuasa ketidakadilan.
  • 3. ARTI EMANSIPASI DI ERA MODERN Disampaiakan pada KPK- KOMONITAS PENGGERAK NILAI_NILAI KEBANGSAAN DINAS PENDIDIKAN PROPINSI JAWA TIMUR HOTEL SINAR I JUANDA - SURABAYA djoko adi walujo 3 INSTUSI PENDIDIKAN DAN MEDIA MASA MENGKREASI KETIDAKADILAN Tulisan Achmad Muthali’in dalam bukunya “Bias Gender dalam Pendidikan” sangat tajam menyoroti ketidakadilan itu. Ternyata banyak kreasi-kreasi yang menjinakan peran wanita dalam dunia pendidikan. Seperti juga yang tertulis dalam buku “Potret Kesadaran Gender Orang Media” terbitan PSW- Pusat Studi Wanita Unair, yang menyoroti ketidak adilan orang media dalam melihat sosok wanita. Pada akhir tahun 2000 jumlah wartawan dari total jumlah wartawan di Indonesia hanya 12 %, ini adalah statistik yang mengambarkan realitas empirik yang perlu penelahaan. Dari sekian banyak penelitian yang dilaksanakan beberapa serpihan ketidakadilan dijumpai dalam penempatan peran. Barangkali dilatari pikiran bahwa wanita diberikan peran pada sektor domestik, maka untuk peran wartawan pos kriminal mengundang banyak kekawatiran. Pos-pos kriminal apalagi terkait dengan lembaga pemasyarakatan, dan pelacuran harus dihindari dari sentuhan wartawan wanita. Ketika pendidikan dan media masa menjadi harapan dan realitanya justru memiliki kontribusi yang kuat untuk menkreasi ketidakadilan gender, maka pupuslah harapan ini. Sungguh merupakan ancaman bagi wanita untuk menutut kesamaan hak yang semestinya kalau kedua institusi ini melakukan kreasi sesat. Melalui pendidikan akan terbangun proses internalisasi, apalagi bila diawali sejak usia dini, maka akan menjadi sebuah keyakinan yang akut. Suatu kenyataan yang tidak terbantah bahwa banyak buku-buku teks pelajaran yang secara lugas mencipta ketidakadilan. Sebagai contoh seperti Tesis Achmad Muthalin yang telah menemukan bukti terdapat buku- buku SD yang menggambarkan ketidakadilan tersebut dalam visualisasinya. Juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh oleh Astuti, Indarti, dan Sasriyani (1999), bahwa bias Gender juga terjadi dalam Buku Pelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian ini menemukan dalam buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia yang dipergunakan di SD, SLTP dan di SMU. PERAN YANG SEHARUSNYA. Mengawali suatu niatan yang terfocus agar ketidakdilan gender dapat dieliminasi adalah membangun pola pikir baru dalam dunia pendidikan, meredifinisikan kembali bahwa pendidikan tidak pernah membelah hak antara pria dan wanita. Pendidikan mengangkat persamaan hak dan bergerak atas nama kejujuran. Penormorduaan [subordinasi] terhadap wanita, justru melanggar “Pekem” pendidikan yang menempatkan pembebasan sebagai supremasinya, dari sikap dasar pendidikan ini, maka penelaahan terhadap produk-produk pendidikan harus
  • 4. ARTI EMANSIPASI DI ERA MODERN Disampaiakan pada KPK- KOMONITAS PENGGERAK NILAI_NILAI KEBANGSAAN DINAS PENDIDIKAN PROPINSI JAWA TIMUR HOTEL SINAR I JUANDA - SURABAYA djoko adi walujo 4 dilakukan tera ulang. Mulai dari kurikulum sampai produk derivasinya, dilihat secara cermat adakah serpihan yang senagaja, terselubung, atau lainnya memilki nuansa ketidakadilan gender. Institusi pendidikan harus mengedepankan peran wanita pada porsi yang sebenarnya, bukan “paranoid latah” secara menggebu untuk membuat studi wanita tanpa tataran yang rasional. Upaya ini harus diawali dari perguruan tinggi seharusnya telah tumbuh lembaga studi yang menfocuskan pada persoalan-persoalan wanita, dengan berbagai renik-reniknya. Dengan studi yang mengkhususkan pada persoalan wanita diharapkan akan lebih memunculkan pola sikap yang lebih arif, disamping akan memperoleh informasi yang lebih akurat berbegai potensi wanita. Terkait dengan konstelasi kependudukan di Indonesia yang mayoritas adalah penduduk wanita, maka sudah seharusnya porsi wanita dalam setiap kesempatan memperoleh proporsi yang sebenarnya, namun tidak harus karena lebih mayoritas. Sungguh kurang bijak bila dari kalangan wanita menuntuk suatu qouta untuk anggota parlemen. Akan lebih bijak bila kalangan wanita secara terhormat membangun prestasi-prestasi yang hakiki untuk measuk ke araena yang bebes dari ketidakadilan. NILAI –NILAI KEADILAN YANG YANG SETARA UNTUK KAUM WANITA  Justitia Commutativa. Keadilan atau keadilan tukar menukar, yaitu memberikan kepada masing-masing haknya atau bagiannya atas dasar kesamaan. Sebuah prestasi akan seharga dengan kontra prestasinya, jasa sesuai dengan balas jasanya.  Justitia Distributiva. Keadilan membagi, yakni memberikan kepada masing-masing haknya atau bagiannya atas dasar perbedaan yang didasarkan pada tingkat kesetaraan mutu/kualitas.  Justitia Vindicativa. Keadilan proporsional, yakni memberikan kepada masing-masing haknya, atau bagiannya atas dasar proporsi masing-masing. Termasuk berat atau ringannya suatu pelanggaran.  Justitia Creativa. Keadilan mencipta, yakni memberikan kepada masing- masing hak kebebasan untuk mencipta sesuai dengan daya ciptanya dalam bidang Ilmu Pengatahuan teknologi dan seni budaya  Justitia Protectiva. Keadilan perlindungan, yakni memberikan kepada masing-masing hak perlindungan.Kekuasaan yang ada di tangan manusia dan dikenakan terhadap sesama manusia harus dibatasi dan diawasi.
  • 5. ARTI EMANSIPASI DI ERA MODERN Disampaiakan pada KPK- KOMONITAS PENGGERAK NILAI_NILAI KEBANGSAAN DINAS PENDIDIKAN PROPINSI JAWA TIMUR HOTEL SINAR I JUANDA - SURABAYA djoko adi walujo 5  Justitia legalis. Keadilan Hukum, yakni memberikan kepada masing- masing haknya atau bagiannya yang telah ditentukan oleh undang-undang dan peraturan negara dalam rangka mewujudkan keserjahteraan umum. BIAS GENDER DAN HAK ASASI MANUSIA ias gender sering terjadi di masyarakat, yang mendeskrispsikan bahwa hak-hak perempuan hanya berada dalam wilayah domistikasi, secara akut menjadi sebuah kepercayaan, bahwa seorang perempuan memiliki keterbatasan. Selanjutnya keadaan ini lebih diperparah, dan disalah artikan sebagai budaya yang harus disepakati, dalam implementasinya muncul anggapan bahwa peran wanita yang berlebihan telah melanggar kaidah budaya. Pada hakikatnya dalam kehidupan ini, tatanan kehidupaan berasal dari kemuaman menjalin harmoni, “bagaimana kita hidup bersama, dan bekerjasama dengan orang lain. [how to live and work together with other]. Bias gender yang acapkali dimainkan adalah memberikan peran perempuan pada wilayah terbatas yang implementasinya berupa pelanggaran Hak Asasi Manusia:  Penomorduaan peran [sub ordination]  Beban kerja yang tak terbatas [burden]  Pemiskinan [marginalisasi]  Label negative [stereotype]  KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) [Violence] Penorduaan [sub ordinasi] : Sering praktik penorduaan terhadap peran perempuan terjadi, dan digambarkan seorang pemimpin harus laki-laki, ketua adalah laki-laki, perempuan tidak layak menjadi pemimimpin dan kurang panas. Seorang perempuan yang pantas menduduki jabatan sekretaris, dan dijadikan budaya bahwa jabatan sekretaris adalah jabatan “feminim”, sedngakan ketua adalah jabatan “maskulin”. Beban kerja tak terbatas [burden]: Perempuan digamabarkan sebagai manusia ang lemah lembut, sehingga tidak selayaknya menjadi seorang pemimpin. Realitas sebenarnya justru terbalik, bahwa perempuan memiliki kapasitas kerja yang lebih, bahkan justru berlebihan. Seakan-akan ada “supertisi” atau di sakralkan perempuan itu tidak baik bila diberikan beban yang berlebihan, misalnya tidak pantas seorang perempuan B
  • 6. ARTI EMANSIPASI DI ERA MODERN Disampaiakan pada KPK- KOMONITAS PENGGERAK NILAI_NILAI KEBANGSAAN DINAS PENDIDIKAN PROPINSI JAWA TIMUR HOTEL SINAR I JUANDA - SURABAYA djoko adi walujo 6 memegang jabatan pemimpin, karena menjadi pemimpin identik menanggung bebabn yang berat. Pemiskinan dan marginalisasi]: Marginalisasi adalah gambaran buruk dan sering dialami seorang perempuan, seakan seorang perempuan harus pasrah menerima peran yang terpinggirkan. Karirpun harus dibatasi, ketika perannya bagus acapkali dijinakkan, agar mimilih posisi domistik. Terdapat fenomena yang menyesatkan yakni mengangkat sebuah mitologi yang mengambarkan seolah-olah perempuan adalah ibu sejati yang pengabdian terhormatnya hanyalah menjadi ibu rumah tangga. Labeling negatif: Peran seorang perempuan dilabelkan negative, digambarkan serorang yang lemah lembut,emosional dan kurang rasional. Sehingga dinyatakan tidak akan mampu mengemban tugas sebagai seorang pemimpin. Labeling negative kadang dimunculkan dengan gambaran yang amat menyedihkan [ maaf: perempuan adalah sumber gossip “rasan-rasan Jawa”, banyak mulut], masih banyak lagi label negative yang merugikan. KDRT – Kekerasan Dalam Rumah Tangga (Violence). Kadang tidak disadari bahwa hak asasi bagi wanita terampas, dan ketika dianggap lemah sering menjadi sasaran KDRT-Kekerasan dalam rumah tangga. Hal ini sangat disayangkan karena ketika terjadi kekekerasan dalam rumah tangga berakibat fatal menyentuh ketahanan keluarga. KDRT adalah contoh pelanggaran hak asasi di dalam rumah tangga. * djoko adi walujo: Adalah Alumni Universitas Negeri Surabaya (UNESA- Dahulu IKIP SURABAYA), doctor business administration di JOSÈRIZAL UNIVERSITY OF PHILIPPINA, Salah satu anggota dewan pendidikan propinsi jawa timur, mantan anggota dewan Pembina perpustakaan masjid propinsi jawa timur, mantan wakil ketua PGRI propinsi jawa timur, mantan Gugus Pemikir Yayasan Pembina Lembaga Pendidikan (YPLP-PGRI) pusat, sekretaris ISPI- Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia propinsi jawa timur, sekretaris badan penyelenggara Universitas Adi Buana Surabaya,. Memiliki International Certificated untuk pelatihan guru-guru zone Asia-Pacific (EI-Edication International), Certificate “Leadership in Higher Education” – University Technolofy of Sydney-Australia