Mansoer, Hamdan, dkk. 2004. Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni Dalam Islam. Jakarta: Departemen Agama RI.
Aminuddin, dkk. 2005. Islam Pengetahuan dan Teknologi. Bandung: PT. Ghalia Indonesia.
Imtihana, Aida, dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi umum. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Faridi. 2002. Agama Jalan Kedamaian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Bakhtiar, Amsal. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Mansoer, Hamdan, dkk. 2004. Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni Dalam Islam. Jakarta: Departemen Agama RI.
Aminuddin, dkk. 2005. Islam Pengetahuan dan Teknologi. Bandung: PT. Ghalia Indonesia.
Imtihana, Aida, dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi umum. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Faridi. 2002. Agama Jalan Kedamaian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Bakhtiar, Amsal. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Secara etimologis ideologi berasal dari kata
idea = gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita
logos = ilmu.
Jadi secara harafiah ideologi berarti ilmu tentang pengertian dasar, ide atau cita-cita.
Cita-cita yang dimaksudkan adalah cita-cita yang tetap sifatnya dan harus dapat dicapai sehingga cita-cita itu sekaligus merupakan dasar, pandangan, paham.
Ideologi Negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi suatu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas kerokhanian yang memiliki ciri sebagai berikut :
a. Mempunyai derajad tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan
b.Oleh karena itu mewujudkan asas kerokhanian, pandangan dunia, pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada generasi berikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan kesediaan berkorban.
makalah pendidikan pacasila
model model penanaman nilai nilai pancasila
moh arrizanul akbar
nim 160604848071 ikor 2016 B
pendidikan kesehatan dan rekreasi
universitas negeri surabaya
Similar to Eksistensi pancasila di era kebebasan publik (20)
Fundamental gerakan pramuka merupakan dasar dasar apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka meliputi :
1. Definisi dari istilah Pramuka, Pendidikan Kepramukaan, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka
2. Tujuan Gerakan Pramuka ( Karakter, Keterampilan, Kebangsaan)
3. Kurikulum Pendidikan Kepramukaan ( SKU, SKK, SPG )
4. PDK dan MK (PDK= Prinsip Dasar Kepramukaan , MK= Metode Kepramukaan )
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
6. Pengembangan Karakter SESOSIF
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
8. Indikator Ketercapaian Tujuan ( Happy, Healthy, Helpful, Handycraft )
9. Tujuan Akhir (Hidup Bahagia, Mati Bahagia )
Tentang Fundamental Gerakan Pramuka tersebut dapat dijabarkan sbb :
1. Definisi
a. Pramuka adalah setiap warga negara Indonesia yang secara sukarela aktif dalam pendidikan Kepramukaan serta berusaha mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
b. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
c. Kepramukaan adalah proses pendidikan nonformal di luar lingkungan sekolah dan diluar linkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka denga Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK Kwarnas No. 231 Tahun 2017)
d. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan
b. 8 MK (Metode Kepramukaan), meliputi:
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
2. Belajar sambil melakukan;
3. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
4. Kegiatan yang menarik dan menantang;
5. Kegiatan di alam terbuka;
6. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
7. Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
8. Satuan terpisah antara putra dan putri.
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan digunakan Sistem Among.
Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.
Sistem Among memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri dengan bimbingan orang dewasa melalui prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan; dan
Tutwuri handayani maksudnya di belakang memberi dorongan ke arah kemandirian yang lebih baik.
. Pengembangan Karakter SESOSIF
Di dalam SKU, SKK, dan SPG mengandung inti SESOSIF, yaitu : Spiritual, Emosional, Sosial, Intelektual, dan Fisik.
Yang kesemuanya itu ditumbuhkembangkan dalam diri seorang pramuka. Keterpaduan kelima area pengembangan diri itu akan mengantarkan sang Pramuka menjadi generasi bangsa yang unggul.
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. Mela Priyanti
5113414046
Rombel 4
Eksistensi Pancasila di Tengah Era Kebebasan Publik
Pancasila lahir sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia berdiri. Artinya adalah
bahwa mendirikan sebuah negara hanya semata-mata untuk mewujudkan sebuah tatanan
masyarakat yang sejahtera, makmur dan sentosa. Bahwa tujuan tersebut adalah “kotrak
sosial” antara Negara dengan rakyatnya, dan Negara sebagai organisasi yang mengatur,
berkewajiban untuk membawa rakyatnya kepada tujuan yang dimaksud, tanpa
menghilangkan hak-hak rekayatnya sebagai pemegang kedaulatan tertinggi, karena rakyatlah
yang memiliki negara, bukan negara yang memiliki rakyat.
Ketika negara sudah dapat berjalan dengan berpijak di atas Pancasila secara baik dan
benar, maka akan terwujud sebuah tatanan orang-orang yang pacasilais di negeri ini. Bahwa
seorang pancasilais adalah orang yang bisa menghargai antara pemeluk keyakinan, seorang
panasilais adalah orang yang bersaing tanpa harus membuat duka oramg lain, seorang
pancasilais adalah orang yang tidak mengagung-agungkan kejahatan dan kebejatan, seorang
pancasilais adalah orang yang turut merasakan kepedihan ketika saudara sebangsanya
merasakan kepedihan, seorang pancasialin adalah orang yang menjungjung tinggi kebenaran
dan keadilan, seorang pancasilain adalah orang bekerja dengan gigih mengembangkan
seluruh potensinya, seorang pancailais adalah orang yang kritis terhadap kebijakan Negara
yang tidak berpihak kepadanya. Kita tahu bahwa Pancasila adalah sebuah identitas negara
Indonesia yang kini sedikit demi sedikit mulai lenyap dimakan waktu. Pancasila adalah
pedoman Negara ini, dimana pedoman umtuk mengarahkan negara ini menuju masyarakat
yang sejahtera.
Pancasila sebagai landasan ideal bagi bangsa Indonesia dan ditempatkannya teks
Pancasila dalam pembukaan UUD 1945, menimbulkan dampak besar bagi seluruh segi
kehidupan bangsa Indonesia. Dari sudut pandang yuridis hal ini bisa kita wujudkan dengan
sinkronisasi segala bentuk peraturan perundang-undangan di bawah Uud agar maksud dan
tujuan Pancasila dapat tercapai melalui bentuk penjabaran norma-norma hukum. Namun,
sinkronisasi jika Pancasila yang dijabarkan dalam norma-norma hukum itu masih menyimpan
banyak persoalan tentang eksistensi Pancasila dalam kehidupan nyata bangsa Indonesia.
Sebagai suatu norma kita akui Pancasila haruslah menjadi pedoman bagi segala bentuk
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara di Bumi Pertiwi ini
Kondisi Pancasila di era global yang bebas sangatlah terkontaminasi dari adanya
berbagai macam aspek yang membuat Pancasila tersebut menjadi tidak seperti yang
seharusnya. Dilihat dari melencengnya nilai- nilai Pancasila yang selama ini telah ditanamkan
oleh para pendiri bangsa ini, sebagai contoh ialah terjadinya dis-integrasi bangsa yang telah
jelas-jelas melanggar sila ke-3 yaitu persatuan Indonesia, atau masih banyak yang lainnya.
Dan jika dilihat lagi dari berbagai aspek masalah yang sedang dihadapi bangsa
indonesia, kita seharusnya kembali menerapkan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila
tersebut. karena pancasilalah yang merupakan pondasi bangsa indonesia untuk menghadapi
bebagai masalah khususnya di era bebas seperti saat ini, yang membuat rentan sekali nilai-nilai
pancasila tersebut memudar dikarenakan perubahan zaman oleh adanya globalisasi yang
bebas.
2. Seharusnya Pancasila sanggup menjawab berbagai tantangan di era kebebasan, karena
dari implikasi dari dijadikannya Pancasila sebagai pandangan hidup. Setidaknya ada dua
alasan yang menyebabkan suatu ideologi tetap eksis. Pertama adalah jumlah penganut atau
pengikut. Semakin banyak pengikut dari suatu ideologi, maka ideologi tersebut akan semakin
kuat. Pancasila merupakan ideologi yang diikuti oleh seluruh rakyat Indonesia. Secara
konseptual, Pancasila adalah ideologi yang kokoh. Pancasila tidak akan musnah sepanjang
masih ada pengikut yang memperjuangkannya. Kedua adalah seberapa besar pengikut
tersebut mempercayai dan menjadikan ideologi sebagai bagian dari kehidupannya. Semakin
kuat kepercayaan seseorang, maka semakin kuat posisi ideologi tersebut. Sebaliknya,
walaupun banyak pengikut, tetapi apabila pengikut tersebut sudah tidak menjadikan ideologi
sebagai bagian dari kehidupannya, maka ideologi dikatakan lemah.
Posisi Pancasila di era Kebebasan Publik sangat rawan terhadap gangguan. Secara
formal, Pancasila tetap diakui oleh seluruh bangsa Indonesia sebagai ideologi mereka.
Namun di tataran aplikatif, prilaku masyarakat banyak yang mengalami pergeseran nilai.
Secara tidak langsung pergeseran nilai tersebut membuat masyarakat perlahan-lahan
melupakan Pancasila. Salah satu alasan pancasila masih tetap eksis adalah karena pancasila
digali dari nilai-nilai yang ada di masyarakat seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan dan keadilan. Ada atau tidak adanya Pancasila, nilai-nilai tersebut memang sudah
ada di masyarakat sehingga tetap berlaku di masyarakat.
Jika masyarakat melaksanakan nilai dan norma yang berkembang, secara otomatis
masyarakat juga mengamalkan Pancasila. Sebagai contoh ketika umat islam beribadah. Dasar
mereka melakukan ibadah adalah ketaatan terhadap ajaran agama, bukan karena Pancasila.
Namun melaksanakan ibadah secara tidak langsung mengamalkan sila pertama Pancasila.
Demikian pula dengan sila-sila yang lain, masyarakat pada dasarnya tidak mengamalkan
pancasila secara langsung. Mereka hanya mengikuti tata nilai dan hukum adat masing-masing.
Tetapi karena nilai- nilai itu terangkum dalam Pancasila, maka secara tidak langsung
masyarakat juga menjalankan pancasila.
Dengan demikian eksis dan tidaknya Pancasila di era Kebebasan sangat tergantung
dari nilai- nilai masyarakat. Jika nilai- nilai tersebut tetap tumbuh dan berkembang, maka
Pancasila juga akan terus eksis. Sebaliknya jika nilai tersebut mengalami pergeseran, besar
kemungkinan Pancasila juga akan mengalami pergeseran. Jika globalisa si mampu menggeser
nilai- nilai di masyarakat dan mengganti dengan tatanan nilai yang baru, maka besar
kemungkinan Eksistensi pancasila akan runtuh. Oleh karena itu, perlu adanya pemahaman
nilai- nilai Pancasila sebagai dasar, pandangan hidup, dan ideologi sekaligus sebagai benteng
diri dan filterisasi terhadap nilai- nilai yang masuk sebagai dampak dari globalisasi
Daftar Pustaka:
http://anggertriwibowo.blogspot.com/2009/10
www.wikipedia.org
http://irmabk.blogspot.com/2012/06