Dokumen tersebut memberikan petunjuk pencegahan penularan COVID-19 bagi petugas kesehatan di berbagai setting pelayanan kesehatan seperti tempat praktik, triase, IGD, ruang prosedur/operasi, dan ruang rawat biasa dengan menekankan pentingnya menjaga jarak, menggunakan APD seperti masker dan sarung tangan, serta menerapkan protokol kebersihan yang ketat.
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit. Tujuannya adalah menurunkan angka kejadian infeksi dengan mempertimbangkan efisiensi biaya, dengan sasaran pada pasien, staff, pengunjung, dan warga sekitar rumah sakit. Komite pencegahan dan pengendalian infeksi terdiri dari perawat spesialis infeksi, dokter spesialis infeksi, perawat hubungan, dan staf hubungan
Dokumen ini menjelaskan standar prosedur operasional penggunaan alat pelindung diri (APD) di RS X. Dokumen ini mendefinisikan APD, tujuan penggunaannya untuk melindungi tenaga kesehatan dan pasien dari transmisi infeksi, serta kebijakan wajib menggunakan APD secara benar. Diberikan pula prosedur penggunaan berbagai APD seperti masker, kacamata, gaun, sarung tangan, penutup kepal
Dokumen tersebut membahas tentang pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit. Tujuannya adalah menurunkan angka kejadian infeksi dengan mempertimbangkan efisiensi biaya, dengan sasaran pada pasien, staff, pengunjung, dan warga sekitar rumah sakit. Komite pencegahan dan pengendalian infeksi terdiri dari perawat spesialis infeksi, dokter spesialis infeksi, perawat hubungan, dan staf hubungan
Dokumen ini menjelaskan standar prosedur operasional penggunaan alat pelindung diri (APD) di RS X. Dokumen ini mendefinisikan APD, tujuan penggunaannya untuk melindungi tenaga kesehatan dan pasien dari transmisi infeksi, serta kebijakan wajib menggunakan APD secara benar. Diberikan pula prosedur penggunaan berbagai APD seperti masker, kacamata, gaun, sarung tangan, penutup kepal
Dokumen tersebut membincangkan tentang amalan kebersihan dalam perubatan untuk mencegah penyebaran penyakit. Ia meliputi prosedur pencucian dan pembersihan peralatan, pengurusan sisa klinikal, penggunaan alat perlindungan diri, dan teknik aseptik untuk mengekalkan steriliti peralatan semasa prosedur perubatan. Teknik cucian tangan yang betul juga ditekankan untuk mencegah penyebaran jang
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang berbagai peralatan klinik seperti alat ukur tekanan darah, stetoskop, mesin vakum, dan prosedur penggunaannya seperti pemberian nebulizer, dressing luka, dan memasukkan suppositori rektal.
Dokumen tersebut membahas tentang pengkajian gawat darurat yang terdiri dari pengkajian primer (ABCD) dan sekunder. Pengkajian primer meliputi penilaian terhadap jalan nafas, pernafasan, peredarah darah, tingkat kesadaran dan paparan. Sedangkan pengkajian sekunder meliputi pengukuran vital sign lengkap dan pemberian tindakan kenyamanan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prosedur pemasangan Nasogastric Tube (NGT) pada pasien. NGT digunakan untuk memberikan nutrisi, mengeluarkan isi lambung, atau tujuan diagnostik. Prosedur pemasangan NGT meliputi persiapan peralatan, pengukuran panjang selang, pemasangan selang ke lambung, dan tindak lanjut setelah pemasangan. Prosedur harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan komplik
Prosedur suctioning digunakan untuk membersihkan saluran napas dengan mengeluarkan sekret menggunakan kateter yang dihisap. Tindakan ini dilakukan untuk pasien yang tidak dapat membersihkan sendiri saluran napasnya. Prosedur meliputi persiapan pasien dan alat, melakukan hisapan secara hati-hati ke saluran napas sambil memberikan oksigen, dan membersihkan alat setelah selesai.
Nasopharyngeal Airway (NPA) merupakan salah satu alat bantu pernapasan yang dapat membantu menjaga terbukanya saluran napas pasien meski masih memiliki refleks batuk atau muntah. NPA memiliki beberapa keunggulan dibandingkan alat bantu pernapasan lainnya seperti dapat dipasang pada pasien dengan trauma maksilofasial dan tidak menutupi mulut sehingga lebih nyaman dipakai. Namun penggunaan NPA juga mem
1. Dokumen tersebut membahas panduan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi petugas kesehatan di rumah sakit untuk mencegah penularan infeksi dan menjaga keselamatan kerja. 2. APD seperti sarung tangan, gaun, masker, dan respirator digunakan sesuai situasi paparan bahaya tertentu untuk melindungi dari kontak darah atau cairan tubuh pasien. 3. Pedoman penggunaan APD mencakup cara mengen
Ada 4 jenis penyuntikan obat, yaitu intramuskular, intravena, subkutan, dan intrakutan. Masing-masing jenis memiliki lokasi dan sudut penyuntikan yang berbeda-beda, sesuai dengan jaringan sasaran. Spuit dan ukuran jarum juga bervariasi tergantung jenis penyuntikan.
Dokumen tersebut membahas tentang injeksi sebagai cara pemberian obat yang dilakukan dengan menyuntikkan obat ke dalam tubuh melalui kulit atau jaringan. Termasuk jenis-jenis injeksi, prosedur pemberian injeksi secara steril, dan pencegahan terjadinya infeksi.
1. Petunjuk lengkap tentang cara memakai dan melepas alat pelindung diri (APD) secara benar dan tepat oleh tenaga kesehatan dalam melakukan tindakan pembedahan pasien positif COVID-19.
2. Prosedur operasi pasien positif COVID-19 mulai dari persiapan, pelaksanaan hingga tindak lanjut untuk mencegah penularan serta menjaga kelancaran pelayanan.
3. Langkah-langkah penggunaan dan pembong
Dokumen tersebut membincangkan tentang amalan kebersihan dalam perubatan untuk mencegah penyebaran penyakit. Ia meliputi prosedur pencucian dan pembersihan peralatan, pengurusan sisa klinikal, penggunaan alat perlindungan diri, dan teknik aseptik untuk mengekalkan steriliti peralatan semasa prosedur perubatan. Teknik cucian tangan yang betul juga ditekankan untuk mencegah penyebaran jang
Dokumen tersebut memberikan ringkasan singkat tentang berbagai peralatan klinik seperti alat ukur tekanan darah, stetoskop, mesin vakum, dan prosedur penggunaannya seperti pemberian nebulizer, dressing luka, dan memasukkan suppositori rektal.
Dokumen tersebut membahas tentang pengkajian gawat darurat yang terdiri dari pengkajian primer (ABCD) dan sekunder. Pengkajian primer meliputi penilaian terhadap jalan nafas, pernafasan, peredarah darah, tingkat kesadaran dan paparan. Sedangkan pengkajian sekunder meliputi pengukuran vital sign lengkap dan pemberian tindakan kenyamanan.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai prosedur pemasangan Nasogastric Tube (NGT) pada pasien. NGT digunakan untuk memberikan nutrisi, mengeluarkan isi lambung, atau tujuan diagnostik. Prosedur pemasangan NGT meliputi persiapan peralatan, pengukuran panjang selang, pemasangan selang ke lambung, dan tindak lanjut setelah pemasangan. Prosedur harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan komplik
Prosedur suctioning digunakan untuk membersihkan saluran napas dengan mengeluarkan sekret menggunakan kateter yang dihisap. Tindakan ini dilakukan untuk pasien yang tidak dapat membersihkan sendiri saluran napasnya. Prosedur meliputi persiapan pasien dan alat, melakukan hisapan secara hati-hati ke saluran napas sambil memberikan oksigen, dan membersihkan alat setelah selesai.
Nasopharyngeal Airway (NPA) merupakan salah satu alat bantu pernapasan yang dapat membantu menjaga terbukanya saluran napas pasien meski masih memiliki refleks batuk atau muntah. NPA memiliki beberapa keunggulan dibandingkan alat bantu pernapasan lainnya seperti dapat dipasang pada pasien dengan trauma maksilofasial dan tidak menutupi mulut sehingga lebih nyaman dipakai. Namun penggunaan NPA juga mem
1. Dokumen tersebut membahas panduan penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi petugas kesehatan di rumah sakit untuk mencegah penularan infeksi dan menjaga keselamatan kerja. 2. APD seperti sarung tangan, gaun, masker, dan respirator digunakan sesuai situasi paparan bahaya tertentu untuk melindungi dari kontak darah atau cairan tubuh pasien. 3. Pedoman penggunaan APD mencakup cara mengen
Ada 4 jenis penyuntikan obat, yaitu intramuskular, intravena, subkutan, dan intrakutan. Masing-masing jenis memiliki lokasi dan sudut penyuntikan yang berbeda-beda, sesuai dengan jaringan sasaran. Spuit dan ukuran jarum juga bervariasi tergantung jenis penyuntikan.
Dokumen tersebut membahas tentang injeksi sebagai cara pemberian obat yang dilakukan dengan menyuntikkan obat ke dalam tubuh melalui kulit atau jaringan. Termasuk jenis-jenis injeksi, prosedur pemberian injeksi secara steril, dan pencegahan terjadinya infeksi.
1. Petunjuk lengkap tentang cara memakai dan melepas alat pelindung diri (APD) secara benar dan tepat oleh tenaga kesehatan dalam melakukan tindakan pembedahan pasien positif COVID-19.
2. Prosedur operasi pasien positif COVID-19 mulai dari persiapan, pelaksanaan hingga tindak lanjut untuk mencegah penularan serta menjaga kelancaran pelayanan.
3. Langkah-langkah penggunaan dan pembong
APD diperlukan untuk melindungi petugas dari risiko paparan infeksi saat memberikan perawatan kepada pasien. Pemakaian APD yang tepat seperti sarung tangan, masker, dan gaun bergantung pada jenis tindakan yang dilakukan untuk mencegah penularan penyakit. Pemilihan dan pemakaian APD secara benar dapat melindungi petugas dan menekan biaya.
Dokumen tersebut membahas rekomendasi WHO untuk tempat kerja dalam mencegah penyebaran COVID-19, termasuk melakukan penilaian risiko bagi pekerja yang berpotensi terpapar, mengembangkan rencana aksi pencegahan dan mitigasi, serta melindungi kesehatan, keselamatan, dan keamanan karyawan. Dokumen tersebut juga membahas pedoman kewaspadaan isolasi seperti menjaga kebersihan tangan dan lingkungan, menggunak
APD digunakan untuk melindungi petugas kesehatan dari risiko pajanan darah dan cairan tubuh pasien. Ada 3 tingkat perlindungan APD yang direkomendasikan WHO untuk pelayanan pasien COVID-19, sesuai dengan tingkat risiko pajanan. Prinsip penggunaan APD meliputi kebersihan tangan, pemilihan ukuran yang tepat, penggunaan sebelum dan sesudah kontak pasien, serta pembuangan atau dekontaminasi yang benar.
Pelatihan ini membahas konsep kewaspadaan isolasi yang terdiri atas kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasarkan transmisi. Kewaspadaan isolasi merupakan bagian dari program pencegahan dan pengendalian infeksi dengan tujuan memutus mata rantai infeksi baik pada pasien yang sudah terinfeksi maupun yang diduga terinfeksi. Penerapan kewaspadaan isolasi mencakup pengelolaan lingkungan, alat kesehatan, dan penanganan
5.5.5 EP 2 monitoring-dan-evaluasi-transmisi.docdodowidarda
Dokumen tersebut memberikan pedoman untuk mencegah penularan infeksi melalui kontak, droplet, dan udara pada pasien yang diisolasi. Pedoman tersebut mencakup penempatan pasien di ruangan terpisah atau dengan jarak lebih dari 1 meter, membatasi transportasi pasien, menggunakan alat pelindung diri seperti masker dan sarung tangan, serta membersihkan peralatan sebelum digunakan untuk pasien lain.
APD digunakan untuk melindungi tubuh dari bahaya di tempat kerja. Terdapat 3 tingkatan APD bergantung pada tingkat risiko pekerjaan: (1) masker bedah dan sarung tangan untuk risiko rendah, (2) masker N95 dan gaun untuk risiko sedang, (3) masker N95 lengkap dan sepatu khusus untuk risiko tinggi seperti operasi.
Dokumen tersebut membahas penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang tepat dalam pencegahan penularan infeksi, termasuk COVID-19. APD harus dipilih dan digunakan dengan benar sesuai prosedur untuk melindungi petugas kesehatan dan pasien serta mencegah kontaminasi silang."
Dokumen tersebut membahas program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di fasilitas pelayanan kesehatan, meliputi konsep dasar infeksi, kewaspadaan standar, dan langkah-langkah pencegahan seperti kebersihan tangan, penggunaan alat pelindung diri, dan penempatan pasien."
Dokumen tersebut membahas tentang kesiapan kamar operasi dan anestesi pada masa pandemi COVID-19, mencakup enam sasaran keselamatan pasien, prinsip pelayanan anestesi dan bedah untuk pasien COVID-19, serta adaptasi kebiasaan baru seperti skrining, perlindungan tenaga kesehatan, pencegahan infeksi, dan peningkatan kompetensi staf."
Dokumen tersebut membahas tentang orientasi pencegahan dan pengendalian infeksi bagi dokter internship. Tujuannya adalah memahami prinsip-prinsip PPI dan menerapkannya di fasyankes. Dokumen ini menjelaskan konsep dasar infeksi, ruang lingkup program PPI, kewaspadaan isolasi, penanganan limbah, dan prinsip-prinsip lainnya untuk mencegah penularan infeksi.
Kewaspadaan isolasi merupakan bagian penting dari program pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dengan tujuan memutus mata rantai infeksi. Terdiri dari kewaspadaan standar dan kewaspadaan berdasarkan cara transmisi penyakit melalui kontak, droplet, atau udara. Kewaspadaan standar mencakup kebersihan tangan, penggunaan alat pelindung diri, penanganan limbah, dan lingkungan bersih.
Similar to Edaran Petunjuk Pencegahan Penularan Covid 19 untuk Petugas Kesehatan (20)
Peraturan Gubernur Jawa Barat menetapkan pedoman pembatasan sosial berskala besar secara proporsional sesuai dengan level kewaspadaan setiap kabupaten/kota di Jawa Barat dalam mempersiapkan pelaksanaan adaptasi kebiasaan baru untuk mencegah penyebaran Covid-19 serta mendukung perekonomian masyarakat.
SE nomor 5 tahun 2020 Tentang Perubahan Atas Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 ...Aulia Risyda Fauzi
SE nomor 5 tahun 2020 Tentang Perubahan Atas Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Kriteria Pembatasan Perjalanan Orang dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid 19
Keputusan Menteri Kesehatan menetapkan pembatasan sosial berskala besar di Jawa Barat untuk menekan penyebaran Covid-19. Pembatasan berlaku selama masa inkubasi terpanjang dan dapat diperpanjang. Pemerintah provinsi Jawa Barat wajib melaksanakan pembatasan dan mengoordinasikan persiapan sosial untuk masyarakat.
Peraturan Gubernur Jawa Timur ini menetapkan pedoman pembatasan sosial berskala besar dalam penanganan COVID-19 di wilayah Surabaya Raya. Pedoman tersebut mencakup pelaksanaan pembatasan aktivitas luar rumah, pembelajaran jarak jauh di sekolah dan institusi pendidikan, serta pembatasan aktivitas bekerja di tempat kerja selama masa PSBB selama 14 hari.
This document is a statement of account from the World Health Organization (WHO) to the United States, detailing assessed contributions, rescheduled assessments, accounts receivable aging, and on-account contributions received in advance for the years 2016-2020. It shows amounts owed and paid in US dollars and Swiss francs on various due dates. As of January 31, 2020, the outstanding balance for assessed contributions was $28.7 million US dollars.
This document contains accounting information for assessed contributions and receivables from China. It shows contribution amounts owed for years 2016 through 2020, receipts received against those amounts, and an outstanding balance of $28.7 million as of January 2020. It provides bank payment details, a statement of the transaction history and current balance, and notes the need to verify any reported changes to payment details.
This document provides accounting information for assessed contributions and receivables for an organization. It includes tables showing amounts owed and received in different years in USD and CHF currencies. As of January 2020, the total assessed contributions receivable was $99,168,375 and the total rescheduled assessment receivable was also $99,128,271. It notes that future bank payment details should be reconfirmed in writing with a contact to mitigate fraud risk.
Kebijakan Pembatasan Arus Orang Dalam Penanganan Covid-19Aulia Risyda Fauzi
Dokumen tersebut membahas strategi Pemerintah Indonesia dalam menangani pandemi Covid-19 melalui pembatasan aktivitas, testing, tracing, isolasi, dan peningkatan fasilitas kesehatan. Beberapa opsi kebijakan yang diusulkan antara lain karantina wilayah di Pulau Jawa, kota-kota tertentu, atau hanya di Jabodetabek untuk menekan penyebaran virus sambil terus meningkatkan tes, pelacakan kontak, dan fasilitas rumah
Peraturan Menteri Kesehatan ini mengatur tentang pedoman pembatasan sosial berskala besar dalam rangka percepatan penanganan COVID-19. Pembatasan sosial berskala besar dapat ditetapkan jika suatu wilayah memenuhi kriteria peningkatan kasus dan penyebaran COVID-19 secara signifikan. Gubernur/bupati/walikota dapat mengajukan permohonan penetapan kepada Menteri Kesehatan dengan disertai data epidemiolog
Fatwa tentang penyelenggaraan ibadah dalam situasi wabah COVID-19 menyarankan langkah-langkah keagamaan untuk mencegah penyebaran virus, seperti membatasi kehadiran jamaah di masjid dan meminta umat Islam tetap melaksanakan ibadah dari rumah masing-masing dengan penuh ketakwaan kepada Allah.
Peraturan Pemerintah ini menetapkan kebijakan keuangan negara dan stabilitas sistem keuangan dalam rangka penanganan pandemi COVID-19 dan ancaman yang membahayakan perekonomian dan stabilitas sistem keuangan. Kebijakan tersebut meliputi penyesuaian defisit anggaran, penggunaan sumber pembiayaan, kebijakan perpajakan seperti penurunan tarif pajak penghasilan badan, dan kebijakan di bidang keuangan daer
Keputusan Presiden menetapkan bahwa penyebaran COVID-19 telah menjadi kedaruratan kesehatan masyarakat di Indonesia. Kedaruratan ini ditetapkan untuk memfasilitasi upaya penanggulangan penyakit sesuai peraturan perundang-undangan. Presiden juga menetapkan COVID-19 sebagai penyakit yang menimbulkan kedaruratan kesehatan masyarakat.
4. 1
Petunjuk
Pencegahan
Penularan
COVID-‐19
untuk
Petugas
Kesehatan
Petunjuk
Pencegahan
Penularan
COVID-‐19
di
Tempat
Praktik
• Seluruh
pasien
memakai
masker
bedah
karena
kita
tidak
tahu
apakah
seseorang
sudah
terinfeksi
atau
dalam
masa
inkubasi
atau
sudah
terjangkit
COVID-‐19.
Dengan
memakai
masker
bedah,
maka
droplet
akan
tertahan
dan
diserap
oleh
masker
sehingga
petugas
kesehatan
yang
berada
di
sekitarnya
relatif
aman.
• Dokter/petugas
kesehatan
memakai
masker
bedah
saat
memeriksa
pasien
dan
tidak
perlu
memakai
gaun
pelindung.
• Dokter
tidak
perlu
menggunakan
sneli/jas
dokter.
• Pada
saat
melakukan
anamnesis,
pasien
dan
dokter
berjarak
minimal
1
meter.
• Jika
melakukan
pemeriksaan
fisik
harus
memakai
sarung
tangan,
bila
perlu
sensasi
yang
harus
tidak
pakai
sarung
tangan,
cuci
tangan
sebelum
dan
sesudah
tindakan.
• Jika
ada
tindakan
yang
perlu
membuka
mulut
pasien,
petugas
medis
wajib
menggunakan
masker
N95.
• Jika
ada
tindakan
yang
menghasilkan
aerosol,
wajib
menggunakan
masker
N95,
memakai
gaun,
dan
sepatu
atau
sandal
khusus
di
tempat
praktik
dan
pelindung
mata.
• Cuci
tangan
sebelum
dan
sesudah
melakukan
pemeriksaan
fisis.
• Setelah
praktik
selesai,
bersihkan
benda-‐benda
sekitar
dengan
desinfektan.
• Dokter/petugas
kesehatan
diharapkan
membawa
baju
ganti
dan
mengganti
baju
sebelum
pulang
ke
rumah.
Petunjuk
Pencegahan
Penularan
COVID-‐19
di
Triase
• Setiap
pasien
yang
mendaftar
ditanyakan
apakah
ada
keluhan
demam
atau
batuk
atau
sesak
napas.
• Pasien
bergejala
infeksi
saluran
pernapasan
dipisahkan
dengan
pasien
umum
lainnya.
• Bila
pasien
datang
sudah
terkonfirmasi
COVID-‐19:
o Minta
pasien
segera
memakai
masker.
o Jaga
jarak
>
1
meter
dari
pasien
lain.
o Petugas
memakai
N95,
gaun
pelindung
dan
sarung
tangan.
o Segerakan
pasien
untuk
dirujuk
ke
rumah
sakit
rujukan
atau
sementara
di
ruang
isolasi
sampai
mendapat
rujukan.
o Petugas
medis
di
ruang
isolasi
memakai
APD
sesuai
dengan
ketentuan
Pengendalian
&
Pencegahan
Infeksi
(PPI)
di
ruang
isolasi.
5. 2
Petunjuk
Pencegahan
Penularan
COVID-‐19
di
IGD
• Pisahkan
pelayanan
pasien
bergejala
infeksi
saluran
napas
dengan
pasien
umum
lainnya.
• Seluruh
pasien
memakai
masker
bedah.
• Dokter/petugas
kesehatan
memakai
masker
bedah
saat
anamnesis
maupun
saat
melakukan
pemeriksaan
dengan
jarak
minimal
1
meter.
• Dokter
tidak
perlu
menggunakan
sneli/jas
dokter.
• Untuk
pemeriksaan
yang
membuat
jarak
dokter/petugas
kesehatan
dengan
pasien
<1
meter
maka
dokter/petugas
kesehatan
yang
memeriksa
memakai
masker
bedah,
sarung
tangan,
gaun
pelindung
dan
sepatu/sandal
RS.
• Untuk
setiap
tindakan/pemeriksaan
yang
mengharuskan
pasien
membuka
mulut
maka
dokter/petugas
kesehatan
yang
memeriksa
memakai
masker
N95,
sarung
tangan,
gaun
pelindung
dan
sepatu/
sandal
RS.
• Bila
ada
pasien
yang
harus
menjalani
inhalasi
dengan
nebulizer,
maka
tempatnya
harus
dipisahkan
di
ruangan
yang
berbeda
dan
sendirian
untuk
menghindari
aerosol
terhirup
oleh
orang
di
sekitarnya.
• Cuci
tangan
sebelum
dan
sesudah
melakukan
pemeriksaan
fisis.
• Dokter/petugas
kesehatan
diharapkan
membawa
baju
ganti
dan
mengganti
baju
sebelum
pulang
ke
rumah.
Petunjuk
Pencegahan
Penularan
COVID-‐19
di
Ruang
Prosedur/Tindakan
Operasi
• Alur
satu
pintu
(pintu
yang
sama
antara
petugas
medis
dan
pasien).
• Sebelum
masuk
dokter/petugas
medis
memakai
APD
lengkap
sesuai
dengan
SOP
kamar
operasi
dengan
dokter
spesialis
anestesiologi,
penata/perawat
anestesi
dan
operator
memakai
masker
N95.
• Pasien
masuk
OK
sudah
memakai
masker
bedah.
• Jika
pasien
yang
dioperasi
terkonfirmasi
pasien
COVID-‐19,
maka
dokter/petugas
medis
menggunakan
APD
sesuai
dengan
APD
penanganan
pasien
COVID-‐19
di
ruang
isolasi.
• Ketika
intubasi
bila
memungkinkan
menggunakan
blade
disposable,
bila
tidak
ada,
dapat
menggunakan
blade
biasa
dengan
selalu
membersihkan
atau
mendesinfektan
alat
setelah
digunakan
dari
pasien
satu
ke
pasien
selanjutnya.
Teknik
intubasi
dilakukan
dengan
Rapid
Sequence
Intubation
(RSI)
[Teknik
ini
durasi
kurang
3
menit].
6. 3
Petunjuk
Pencegahan
Penularan
COVID-‐19
di
Ruang
Rawat
Biasa/Umum
• Lakukan
edukasi
etika
batuk
dan
bersin
setiap
hari
pada
seluruh
pasien.
• Antisipasi
keluhan
ke
arah
COVID-‐19
setiap
kunjungan
pasien
(visit).
• Saat
melakukan
pemeriksaan
yang
membutuhkan
jarak
antara
pasien
dan
petugas
kesehatan
<
1
meter,
maka
sebaiknya
pasien
memakai
masker
bedah.
• Dokter/petugas
kesehatan
selalu
memakai
masker
bedah
di
setiap
pemeriksaan
dan
mencuci
tangan
sebelum
dan
sesudah
melakukan
pemeriksaan.
• Dokter
tidak
perlu
menggunakan
sneli/jas
dokter.
• Dokter/petugas
kesehatan
diharapkan
membawa
baju
ganti
dan
mengganti
baju
sebelum
pulang
ke
rumah.
Alat
Pelindung
Diri
Analis
Laboratorium
• Pengambilan
darah
menggunakan
masker
bedah,
jas
laboratorium
biasa
dan
sarung
tangan
• Pengambilan
spesimen
swab
nasofaring
dan
orofaring:
APD
lengkap
(Masker
N95,
google,
gaun,
sarung
tangan
biasa,
sarung
tangan
panjang,
sepatu
tertutup).
Bila
masker
N95
tidak
tersedia
dapat
diganti
dengan
masker
bedah
dan
face
shield.
Alat
Pelindung
Diri
Radiografer
• Masker
Bedah
• Jas
radiografer
biasa
Kelompok
lain
–
karyawan:
cleaning
service,
satpam,
petugas
administrasi,
pendamping
orang
sakit
(POS)
• Karyawan
perlu
diberikan
edukasi
mengenai
cara
penularan.
• Karyawan
menggunakan
masker
bedah
ketika
berinteraksi
dengan
pasien
• Karyawan
diharapkan
membawa
baju
ganti
dan
mengganti
baju
sebelum
pulang
ke
rumah.
• Cleaning
service
menggunakan
sarung
tangan
biasa
saat
membersihkan
Pedoman
untuk
Lift
di
Rumah
Sakit
• Jarak
antar
penumpang
1
meter.
• Pembersihan
lift
(dinding
dan
tombol
lift)
dengan
disinfektan
setiap
jam.
Pembersihan
Alat-‐Alat
• Alat-‐alat
medis
seperti
stetoskop
harus
dibersihkan
setiap
selesai
digunakan
dari
satu
pasien
ke
pasien
lain
(seperti
stetoskop,
alat
endoskopi,
dan
lainnya).
• Cairan
pembersih:
Alkohol
70%
atau
perendaman
dalam
cairan
mengandung
klorin.