SlideShare a Scribd company logo
1 of 85
Download to read offline
Update Tatalaksana
Tuberkulosis Anak & Remaja
Rabu, 29 NovemberSelasa, 26 Maret2024
1
Outline
• Kebijakan dan strategi TBC
• Skrining Tuberkulosis & Investigasi Kontak
• TB Sensitif Obat
• TB resisten Obat
2
Peta jalan eliminasiTBC di Indonesiasesuai dengantargetglobal
Target
Nasional
Insidensi turun 50%
163 per 100 ribu penduduk
Insidensi turun 80%
65 per 100 ribu penduduk
Kematian turun menjadi
6 per 100 ribu*
Indikator • Treatmentcoverage 90%
• Success Rate 90%
• Terapi Pencegahan TBC (TPT)
kontak serumah 48%
• Treatmentcoverage 90%
• Success Rate 90%
• Terapi Pencegahan TBC (TPT)
kontak serumah 70%
• Treatmentcoverage ≥ 90%
• Success Rate ≥ 90%
• Terapi Pencegahan TBC (TPT)
kontak serumah ≥ 80%
2022 2025 2030
Catatan:
*PeraturanPresiden No.67Tahun 2021tentang Penanggulangan Tuberkulosis
**Baseline insiden tahun 2015: 325per 100ribupenduduk
Target Global
END TB
Strategy**
• Insidensi turun 50%
• Kematian akibat TBC turun 75%
• Insidensi turun 80%
• Kematian akibat TBC turun 90%
4
Situasi Global Tuberkulosis
Sum
ber: Global Tuberculosis Report, 2023
Di level global, India menyumbang kasusTBC
sebesar 27%,Indonesia 10%,dan Cina 7,1%.
No Negara Estimasi Kematian
1 India 2.820.000 331.000
2 Indonesia 1.060.000 134.000
3 China 748.000 28.000
4 Philippines 737.000 39.000
5 Pakistan 608.000 47.000
6 Nigeria 479.000 88.000
7 Bangladesh 379.000 42.000
8 Congo 314.000 34.000
Indonesia merupakan negara dengan estimasi
kasus dan kematian tertinggi ke-2 di dunia
(2022)
Estimated TB Cases
969.000
Situasi Capaian Program TBC di Indonesia, 2021-2023
TB Cases Notification
2021 2022 2023
443.235 724.309 658.543
TB Cases Notification Coverage
2023
2021 2022
46% 75% 68%
Notification DR TB Cases
2021 2022 2023
8.268 12.531 10.359
Enrollment DR TB Cases
2021 2022 2023
5.082 8.089 6.803
Pediatric TB
2021 2022 2023
42.187 110.881 91.997
TB HIV Cases
2021 2022 2023
8.344 15.375 12.739
Treatment Success Rate (TSR)
2021 2022* 2023**
86% 86% 83%
Coverage of TPT
2021 2022 2023
0,3% 1,3% 1,9%
Sumber:
• Data 2021: Final Data GTR 2022
• Data 2022: update 13 Mar 2023; *cohort 2021
• Data 2023: update 2 Oktober & Data Studio 3 Nov 2023; **cohort 2022
CakupanPenemuanKasusTBCAnakTahun2023154%
Hati-hati dengan terjadinya Overdiagnosis
Sumber : data olah SITB per 2 November 2023
154%
376%
268%
267%
257%
212%
206%
192%
170%
138%
120%
119%
115%
115%
114%
107%
102%
100%
98%
96%
93%
92%
87%
71%
66%
64%
59%
57%
57%
54%
52%
45%
44%
43%
43%
41%
36%
34%
33%
400%
350%
300%
250%
200%
150%
100%
50%
0%
Indonesia
JABAR
PAPUA
TENGAH
PAPUA
SELATAN
BANTEN
JATENG
DIY
DKI
JAKARTA
KALTIM
PAPUA
LAMPUNG
PAPUA…
KALBAR
SUMBAR
KALTARA
JATIM
KALSEL
PAPUA
BARAT…
BABEL
PAPUA
BARAT
KEPRI
KALTENG
JAMBI
MALUKU
BENGKULU
SUMSEL
NTB
RIAU
GORONTALO
SULSEL
SULTENG
SULTRA
SULUT
MALUT
NTT
SUMUT
SULBAR
ACEH
BALI
Target 90%
Target ≥90% 50%–89.9% <50%
7
Sumber : data olah SITB dan SITK per 2 November 2023
Kaskade Investigasi Kontak Tahun 2023
5,1% dari jumlah
kontak yang
diperiksa terduga
174,917
1,305,917 1,288,922
280,892
159,656
8,058 21,025
-
200,000
400,000
1,200,000
1,000,000
800,000
600,000
1,400,000
yang sudah diidentifikasi diinvestigasi
dilakukan IK
Total Kasus Indeks Jumlah Kontak yang Jumlah Kontak yang Jumlah Kontak yang Jumlah kontak yang Jumlah kontak yang
memenuhi syarat diperiksa terduga sakit TBC
rujukan terduga
Jumlah Penerima
TPT
55,587
116,294 113,024
122,910 123,056 123,056 122,909 122,764
1,147 6,082 8,702 7,641
1,989 2,292 6,949 4,961
20%
30%
40%
30%
40%
50%
65%
80%
2.1% 5.2% 7.7% 6.2%
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
-
140,000
120,000
100,000
80,000
60,000
40,000
20,000
2016 2017 2018 2019
1.6%
2020
1.9%
2021
5.7%
2022
CakupanPemberianTerapiPencegahan TuberkulosisAnak <5 TahunpadaTahun2016 s.d.2023 di Indonesia
PerkiraanAnak<5 TahunMemenuhi SyaratDiberikanTPT JumlahAnak<5Tahun DiberikanTPT %Target PemberianTPT
4.0%
2023 (Per 8
November 2023)
%CakupanPemberianTPT
Sumber:Data SITBper8 November2023
4.0%
9.5%
8.8%
7.0%
6.7%
6.4%
6.1%
6.1%
5.9%
5.9%
5.9%
5.2%
3.5%
3.5%
3.4%
3.3%
3.3%
3.1%
2.9%
2.8%
2.5%
2.0%
1.9%
1.9%
1.8%
1.6%
1.4%
1.4%
1.3%
1.0%
0.9%
0.7%
0.7%
0.6%
0.5%
0.3%
0.2%
0.2%
0.0%
CakupanPemberianTPT Anak <5 tahun per Provinsipada Tahun2023 di Indonesia
12.0%
10.0%
8.0%
6.0%
4.0%
2.0%
0.0%
11
Tantangan dan Upaya yg Dilakukan (TBC Anak)
Tantangan Upaya yang Dilakukan
• Keterbatasan logistik OAT TBC anak, karena
adanya kenaikan penemuan kasus TBC anak.
• Adanya kemungkinan overdiagnosis terutama
dengan penegakan diagnosis menggunakan
sistem skoring dan masih adanya tenaga
Kesehatan yang tidak percaya diri memberikan
TPT pada anak yang sehat.
• Kesulitan penegakan diagnosis terkonfirmasi
bakteriologis, karena anak sulit berdahak
• Masih terjadi undetected dan underreporting
penemuan kasus TBC dan pemberian TPT pada
Anak.
• Masih adanya penolakan masyarakat dalam
penerimaan pemberian TPTkarena merasa sehat.
• Pengadaan OAT anak dan distribusi ke Provinsi.
• Telah disusun update dari petunjuk teknis TBC
Anak dan Remaja tahun 2023.
• Pada bulan Oktober dan November 2023 akan
dilakukan dilakukan Sosialisasi Juknis TBC Anak
Remaja tahun 2023 dengan mengundang
pengelola program dan tenaga kesehatan
tingkat provinsi/kabupaten/kota/fasilitas
pelayanan kesehatan.
• Perluasan pemberian TPT tidak terbatas pada
anak kontak <5 tahun melainkan seluruh kontak
yang berkontak dengan pasien TBC.
• Peningkatan akses layanan pengobatan TBC
seperti akses diagnosis dan akses OAT/TPT.
• Penyebar luasan media KIE berupa lembar balik,
video dan kemudahan mengakses informasi
terkait TBC anak dan TPT.
Strategi penanggulangan TBC
Menemukan dan mengobati pasien TBC
APA YANG TERJADI JIKA SESEORANG KONTAK ERAT DENGAN PASIEN TBC ?
PERJALANAN PENYAKIT TB
percik renik atau droplet nucleus
(< 5 µ)
Transmisi :
- Jumlah organisme yg keluar ke udara
- Konsentrasi organisme dalam udara )volume ruang
dan ventilasi)
- Lama paparan
90%
10%
dua tahun pertama pasca-terinfeksi →
kelompok Resti : anak < 5thn dan lansia
Konsep sakit dan infeksi pada TBC
Terinfeksi TB (30-40%)
Tidak TerinfeksiTB (60-70%)
5-10%
90 – 95%
OAT (SO/RO) TPT
14
SpektrumKlinisPenyakitTBC
Sumber: Pai. et al. Tuberculosis. Nature Primer. 2016
15
SkriningTuberkulosis danInvestigasiKontak
WHO Guidelines on Systematic Screening
Pengertian Skrining Sistematis TBC :
Upaya penapisan sistematis terhadap orang-orang yang berisiko
terkena penyakit TBC, pada kelompok sasaran yang telah
ditentukan, melalui penilaian menggunakan tes, pemeriksaan, atau
prosedur lain yang dapat diterapkan dengan cepat.
From the WHO Consolidated Guidelineson Tuberculosis
● Tes skrining harus secara efisien dapat membedakan orang
yang kemungkinan tertular penyakit TBC dengan orang yang
kemungkinan tidak tertular penyakit TBC.
● Pada pasien yang hasil skriningnya positif, diagnosis perlu
ditegakkan melalui evaluasi menggunakan satu atau lebih tes
diagnostik dan penilaian klinis, yang keduanya dilakukan
bersama-sama sehingga memiliki akurasi yang tinggi.
Sasaran Skriningpada Anak & Remaja
Target prioritas skrining untuk menemukan terduga TBC secara aktif adalah anak dan remaja yang berisiko tinggi
untukmenderita TBC atauyang akses layanan kefasilitaskesehatansulit/terbatas,antaralain:
1. Anak dan remajayang berkontakserumah/eratdenganorang yang sakit TBC
Anak (terutama balita) dan remaja adalah populasi rentan untuk sakit TBC, apalagi ditambah dengan
berkontak serumah/erat dengan orang yang sakit TBC akan meningkatkan risiko untuk terinfeksi dan sakit
TBC.
2. Anak dan remajadengan HIV/AIDS(ODHIV)
Anak dan remaja dengan HIV memiliki risiko menjadi sakit TBC berat bahkan kematian apabila diagnosis
terlambat atau terlewatkan. Anak dengan infeksi HIV 3,5 kali lebih berisiko sakit TBC dibandingkan dengan
anak tanpa HIV. Pada remaja dan dewasa dengan HIV, risiko kejadian TBC 18 kali lebih besar daripada orang
tanpa HIV dan sepertiga kematian dari AIDS disebabkan karena TBC. Skrining gejala TBC pada anak dan
remaja dengan HIV seharusnya dilakukan setiap berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan, baik pada saat
berkunjung rutin untuk pengambilan obat ARV maupun pada saat kunjungan karena ada keluhan atau sebab
lainnya.
3. Anak dan remaja yang tinggal di populasi penduduk berisiko penularan tinggi; yang padat dan
miskin di perkotaan, komunitas di daerah terpencil atau terisolasi, dan kelompok rentan atau terpinggirkan
lainnyadenganakses ke fasyankesyangterbatas.
Sosialisasi PetunjukTeknis TBC Anak & Remaja, Tahun2023
Metode Skrining
Dua metode skrining yang direkomendasikan:
1. Skrining Gejala (symptom based screening)
2. Skrining dengan Foto Toraks Xray (Chest Xray based Screening)
▪ Uji kulit tuberkulin atau IGRA tidak dapat digunakan untuk skrining
karena pemeriksaan tersebut tidak dapat membedakan antara infeksi
dan sakit TBC;dan tidak dapat memprediksi terjadinya sakit TBC
▪ Pemeriksaan tes cepat molekuler (TCM) juga tidak direkomendasikan
sebagai alat skrining, tetapi sebagai pemeriksaan untuk penegakan
diagnosis TBC
Investigasi Kontak
• Investigasi kontak (IK) adalah salah satu cara menemukan pasien TBC
secara aktif, yang ditujukan pada orang yang kontak erat dengan
pasien TBC.
• Tujuan IK adalah untuk mengidentifikasi orang yang berisiko sakit TBC
dan belum terdiagnosis, sehingga mencegah keterlambatan
pengobatan dan penularan di masyarakat.. Investigasi kontak juga
bermanfaat untuk mengidentifikasi orang yang yang terpajan atau
terinfeksi TBC untuk diberi obat pencegahan (TPT) supaya tidak
berkembang menjadi sakit TBC.
Sosialisasi PetunjukTeknis TBC Anak & Remaja, Tahun2023
• Sasaran IK
• Semua kontak serumah dan
erat (diprioritaskan pada kontak serumah)
dari kasus indeks baru/kambuh all cases baik
TBC Sensitif Obat maupun TBC Resisten
Obat yang :
• TerkonfirmasiBakteriologis
• TerkonfirmasiKlinis
• TBC Paru dan Ekstra Paru
• TBC Anak di lingkungan rumah tangga
atau tempat-tempatlain
Kontak erat
Orang yang sering melakukan kontak dengan pasien TBC
tetapi tidak serumah.
Contoh : tetangga, rekan kerja, teman sekolah, teman
dekat, sahabat.
Target IK
Target Kontak yang dilakukan IK
Minimal berjumlah 8 orang (sebelumnya 20)
Kontak Serumah
Orang yang tinggal satu rumah
Contoh : suami, istri, anak, nenek, dll.
KEBIJAKAN TERBARU TERKAIT INVESTIGASI
KONTAK SESUAI EDARAN TERBARU
Orang yang tinggal bersama di ruang tinggal tertutup (serumah)
dengan kasus indeks TBC selama ≥1 malam atau sering bertemu di
siang hari dalam 3 bulan sebelum mulai terapi.
21
ManajemenPengelolaanTBCAnak
1. PencegahanTuberkulosis: Pengendalianfaktorresiko TB,
vaksinasiBCG, pemberianTPT
2. TerapiTBCanak(TBSO, TB RO)
22
PencegahanTuberkulosis
• Vaksinasi BCG
• Pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT)
• Pengendalian Infeksi
Kontak dengan
pasien TBC
Terinfeksi
(infeksi laten TBC)
Sakit TB
Sehat
•Gejala (-)
•TST/IGRA (-)
•Rontgen (-)
•BTA /kultur (-)
• Gejala (-)
• TST/IGRA (+)
• Rontgen (-)
•BTA /kultur (-)
• Gejala (+)
•TST/IGRA (+/-)
• Rontgen (+/-)
• BTA /kultur (+/-)
Konsep sakit dan infeksi pada TBC
Vaksinasi BCG
● Sasaran: bayi usia 0-2 bulan,yang lahir dari ibu denganstatusHIVnegatif
ataustatusHIVtidak diketahui.
Kondisikhusus:
a. VaksinasiBCG pada bayi yang lahir dari ibu denganHIV
b. VaksinasiBCG pada bayi/anakdenganHIV
c. VaksinasiBCG pada bayi yang lahir dari Ibu denganTBC
d. Vaksinasi BCG pada bayi/anak yang belum mendapat vaksin BCG
Setelah usia >2 bulan
● Teknis pemberian vaksin BCG
● Reaksi simpangBCG
○ Reaksi ringan
○ Reaksi berat
25
Vaksinasi BCG
Bayi lahir dari ibu HIV Pos (BIHA) & status
bayi belum diketahui
BCG dapat diberikan, dengan syarat :
Tidak terdapat gejala dan tanda klinis
infeksi HIV (tanpa memandang status
pemberian ARV pada ibu)
Bayi/Anak dengan status HIV Positif
• Harus hati – hati karena resiko BCG
diseminata
• Syarat :
1. Anak telah mendapat ARV
2. Kondisi klinis baik : tidak ada IO baru
dan gejala lainnya)
3. Status imunologis stabil (anak <5thn:
kadar CD4 > 25%; anak > 5 thn :
kadar CD4 ≥ 200/mm3)
4. Hasil viral load tidak terdeteksi (jika
tersedia)
26
Vaksinasi BCG
Bayi lahir dari ibu dengan Tuberkulosis
Jika kondisi bayi sehat (tidak ada gejala
TB) → pemberian vaksin BCG ditunda
setelah pemberian TPT selesai
Bayi/anak yang belum mendapat vaksin BCG
setelahusia > 2 bulan
• Dapat diberikan dengan syarat :
1. Tidak ada bukti infeksi TBC (Uji
tuberkulin/TST Negatif)
2. Tidak ada gejala sakit TB
• Jika didapatkan reaksi cepat BCG
(papul kemerahan dalam 7 hari
pertama setelah suntik)
→kemungkinan anak sudah
terinfeksi TBC
27
Sasaran TPT
1. Anak dan remaja dengan HIV/AIDS (ODHIV)
2. Anak dan remaja kontak serumah dengan pasien TBC paru yang
terkonfirmasi bakteriologis
3. Anak dan remaja yang memiliki risiko TBC lainnya:
1. Pasien imunokompromaisselain HIV (misalnya kanker, dialisis, mendapat
kortikosteroidjangkapanjang, persiapan transplantasiorgan)
2. Bersekolah atau tinggal di asrama, di lapas dan rumah singgah, tempat penitipan
anak (daycare),pengguna narkoba,dll.
Terapi Pencegahan Tuberkulosis(TPT)
Langkah 1 • Pastikan tidak sedang sakit TBC
Langkah 2 • Ada bukti infeksi (≥ 5 tahun)
Langkah 3
• Tidak ada Kontra indikasi
pemberian obat TPT
Syarat pemberian TPT
30
2023
31
2023
32
2023
33
Regimen Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT)
Belum jadi pedomandi
Indonesia
Levofloxacin 15 - 20mg/kg/hari
(max 750mg/hr)
Etambutol 15– 25 mg/kg/hari
6H (INH) 3HP (INH & Rifapentin) 3HR (INH & Rifampicin)
Interval pemberian Harian Mingguan Harian
Durasi 6 bulan 3 bulan 3 bulan
Dosis 180 dosis 12 dosis 84 dosis
<10 thn: 10 mg/kg BB
Maksimal300 mg per hari
2-14 thn denganBB:
10-15 kg: INH 300 mg, RPT 300 mg
16-23 kg: INH 500 mg, RPT 450 mg
24-30 kg: INH 600 mg, RPT 600 mg
≥ 31 kg: INH 700 mg, RPT 750 mg
<10 thn: INH 10 mg/kg
BB, RIF 15 mg/kg BB
≥ 10 thn: 5 mg/kg BB
Maksimal300 mg per hari
>14 thn untuk semua BB
≥ 30 kg: INH 900 mg, RPT 900 mg
≥10 thn: INH 5 mg/kg
BB, RIF 10 mg/kg BB
Sediaan 300mg Anak: lepasanRPT 150 mg, INH 300mg
Dewasa: KDT HP 300mg/300 mg
RH 150mg/300 mg
Anak: RH 50/75
Kriteriaumur Semua umur; sesuai utk anakHIV+
yg menerima LPV-RTV,NVP, DTG
≥ 2 tahun Semua umur
InteraksidenganARV Tidakada Semua PIs, NVP/NNRTIs,TAF Semua PIs, NVP/hampir
semua NNRTIs
PrinsippemberianTPT
• Dosis obat disesuaikan dengan kenaikan
berat badan tiap bulan
• Obat dikonsumsi 1x/hari pada waktu
yang sama saat perut kosong
• Obat tetap diberikan walaupun kasus
indeks meninggal/pindah/BTA konversi
negatif
• Pengambilan obat 1x/bulan
• PMO : orang tua/keluarga
• Pemberian Vitamin B6 , Anak dengan gizi
buruk/HIV :
• Dosis INH ≤ 200mg/hari: 10 mg/hari
• Dosis INH > 200mg/hari: 20 mg/hari
(2 dosis)
36
Panduan 6H
→ Lama pemberian 6 bulan (1 bulan = 30 hari
pengobatan, minum setiap hari, total 180 dosis)
Panduan 3HP (INH + Rifapentin)
→Lama pemberian 3 bulan (1 bulan= 4 minggu, minum
1x/minggu, total 12 dosis)
→KI : usia < 2 thn & ibu hamil)
→Rifapentinedpt dikonsumsi dengan dicampur makanan,
tetapitdk boleh dikonsumsi dengan buah)
Panduan 3HR (INH + Rifampisin)
→Lama pemberian 3 bulan (1 bulan = 28
hari, minum obat tiap hari, total 84 dosis)
ALUR PEMILIHAN OBAT TPT TB SO
Terindikasi TPT
Usia < 2
tahun
TersediaRH
RH 3 bulan
Tidak
tersedia RH
INH 6 bulan
Usia ≥ 2
tahun
TersediaHP
HP 3 bulan
Tidak
tersedia
Tersedia
RH*
RH 3 bulan
Tidak
tersedia RH
INH 6 bulan
(*) PasienODHIV tidak direkomendasikanpemberianobat Rifampisin karenarisiko
interaksidengan anti retroviral,pilihanadalah INH 6 bulan
38
DiagnosisTuberkulosis
• Gejala
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan penunjang
• Faktor risiko dan epidemiologi
Gejala TB
Resiko tinggi : Kontak serumah/kontak erat (terutama BTA pos),
usia < 5 tahun, infeksi HIV, gizi buruk TB ekstra paru → gejala
sesuai organ yg terkena
• Balita
• Meningitis TBC
• TBC Milier
• Diatas 5 tahun
• TBC tulang dan sendi
• TBC abdomen
• TBC Ginjal
• Organ lain
• TBC kulit
• TBC mata
• TBC kelenjar
Berat badan turun atau tidak naik
dalam 2 bulan sebelumnyaatau terjadi
gagal tumbuh( failure to thrive) meski
pun telah diberikanUpaya perbaikan
gizi yang baik dalam waktu 1-2 bulan.
Demam lama (≥2 minggu) dan/atau
berulang tanpa sebab yang jelas
(bukan demam tifoid, infeksi saluran
kemih, malaria,dan lain-lain).Demam
umumnya tidak tinggi.
Batuk lama ≥2minggu, batuk bersifat
non-remitting (tidak pernah reda atau
intensitassemakin lama semakin
parah) dan sebab lain batuk telah
dapat disingkirkan.
Gejala lain :
• Hemoptisis
• Sesak nafas
• Lesu/malaise
• Keringat malam (tidak bisa sebagai
gejala Tunggal)
40
41
Pemeriksaan Penunjang
42
Cara mendapatkan spesimen Dahak pada anak
43
INDUKSI SPUTUM
KONTRA INDIKASI
• Pasien asma atau pasien dengan
wheezing
• Terpasang intubasi
• Gangguan pernapasan berat
• Perdarahan: hitung trombosit
rendah, mudah berdarah,
perdarahan hidung yang berat
• Penurunan kesadaran
• Hipoksia
45
ERITEM
INDURASI
Hasil TST Positif jika didapatkan indurasi ≥ 10 mm atau
≥ 5 mm (pada pasien imunokompromais)
False Positif :
- VaksinasiBCG
- Infeksi Mycobacterium
nontuberkulosis
(MOTT/Mycobacteriaother than M.
TBC)
- Kesalahanintepretasi/pengukuran
False Negatif :
- Anergy
- Infeksi TB (8 – 10 minggu)
- Usia sangat muda (< 6 bulan)
- Baru diberikanimunisasi
campak/smallpox
Pemeriksaan TST
46
Foto Rontgen Dada
https://atlaschild.theunion.org/
47
TB Milier
Efusi pleura TB adult type dgn kavitas Penebalan hillus
Konsolidasi
Foto Rontgen Dada
SistemSkoring
48
Penentuan status gizi berdasarkan parameter BB/TB atau BB/U untuk anak usia ≤6 tahun merujuk pada buku KIA Kemenkes 2016, sedangkan
untuk anak usia >6 tahun merujuk pada standar WHO 2005 yaitu grafik IMT/U.
49
Diskusi kasus 1 Diskusi kasus 2
Jangan OVER/UNDERdiagnosis
50
Alur diagnosis TBC paru Sensitif Obat pada anak dan
remaja (TBC SO)
1
2
3
4
5
6
51
Tuberkulosis EkstraParu
o Gejala umum seperti pada TB paru
o Gejala spesifik tergantung organ yang terkena
o Pemeriksaan penunjang = TB paru : TCM non
dahak/jaringan, Imaging, biopsy/histopatologi
o TB ekstra paru :
1. Limfadenitis TB
2. Skrofuloderma
3. TB pleura (biakan dr cairan pleura pos pada 25-
30% kasus)
4. TB Milier
5. TB meningitis
6. TB abdomen
7. TB tulang, vertebrae dan sendi
8. TB pericardial
9. TB Ginjal
52
Tuberkulosis Keadaan Khusus
o TB pada anak dan remaja dengan HIV
→ Setelah menyelesaikan pengobatan TB dilanjutkan dengan pemberian TPT
→ ARV diberikan dalam 2 minggu stlh OAT, kec pada TB meningitis, ARV ditunda 4 – 8 minggu
→ Hati – hati pemberian Rifampisin pada anak yg mendapat regimen ARV nevirapin
o TB pada anak dan remaja dengan DM
o Bayi lahir dari ibu dengan Tuberkulosis
o TB pada remaja
o TP pada anak dengan pneumonia
o TB pada anak dan remaja dengan malnutrisi
53
Tuberkulosis Keadaan Khusus
TB pada anak dan remaja dengan DM
54
Tuberkulosis Keadaan Khusus
Bayi lahir dari ibu dengan Tuberkulosis
a. Gejala TBC kongenital: berat badan lahir rendah, tanda-tandasepsis, distressrespirasi,
hepatosplenomegali, distres pernapasan.
Gejala TBC neonatus: biasanyamulaimuncul minggu ke2-3 setelah kelahiran, seperti: letargi, sulit
minum, kesulitan pertambahan berat badan.
b. Kondisimengancam jiwa, antaralain: distres respirasi, kejang, letargis
c. Uji kulit tuberkulin dilakukan 2 minggu setelah pemberian TPT selesai
Ada 2 kemungkinan :
A. TB Kongenital
TB yang didapatin utero
(melalui sirkulasi
plasenta)/aspirasi/ingesti cairan
amnion/secret servikovaginalis
B. TB neonatal
Didapatstlh lahir, akibattertular
dari pasien TB di sekitarnya
55
Tata laksana TBC Sensitif Obat
56
Jenis dan dosis obat anti TBC sensitif obat
Paduan OAT pada anak dan remaja
Obat lain :
1. Kortikosteroid → pada TB dengan
komplikasi : meningitis TB,
sumbatanjalan nafasakibatTBC
kelenjar & pericarditisTB.
- MP dose 2mg – 4mg/kgBB/hari
(max 60mg/hari) selama 4 mggu
→ tap off 6-8 mggu
- Dexameth 0,3 – 0,6mg/kgBB/hari
2. Vit B6 : malnutrisi berat, HIV on
ARV & DM (0,5-1mg/kgBB/hari)
3. Dukungan Nutrisi
Diberikan Setiap Hari baik pada fase intensif
maupun Fase Lanjutan
57
Tata laksana TBC Sensitif Obat
Dosis OAT kombinasi dosis tetap untuk anak
Dosis OAT KDT dewasa untuk anak dan remaja BB >30 kg (dosis harian)
Jika tidak tersedia KDT harian
dan hanya tersedia KDT intermiten
(R 150 mg/H 150 mg)
fase lanjutannya tetap diberikan
setiap hari, dosis disesuaikan BB
dan dose Maximal per hari
CTh : BB = 50 kg
- INH = 10mg x 50 kg → 500mg
(max per hari 300mg)
- Rif = 15mg x 50 kg → 750mg
(max per hari = 600mg)
JADI diberikanOAT KDT fs
lanjutandewasa 1x2 tab + Rif
300mg
58
Tata laksana TBC Sensitif Obat (Jangka Pendek)
Rejimen TBC paru dan ekstra paru jangka pendek
*Diberikan sesuai dengan ketersediaan logistik di Program TBC Nasional.
P: Rifapentine, M: Moxifloxacin
Dosis: H: 300 mg; M: 400 mg; P: 1200 mg;
Z: berat badan 40-<65 kg: 1500-1600mg; beratbadan ≥65 kg: 2000 mg
Syarat:
• Usia 3 bln – 12 tahun
• Hasil HIV Negatif
• Rontgen torak → hsl TBC tidak berat (TB
KGB intratoraktanpa obstruksi jalan
nafas, kelainanpada 1 sisi paru TANPA
adanya kavitas& gamb millier, TANPA
efusi pleura)
• Hasil TCM/BTA Negatif
• Gejala TB ringan dan tdk perlu rawat
inap
Pemberian rejimen terapi TBC SO jangka pendek hanya boleh dilakukan di FKRTL dan diberikan oleh
dokter spesialis anak.
Saat ini rejimen belum disediakan di program TBC nasional
59
Efek samping Obat & Tatalaksana
Kriteria ADIH adalah jika terdapat salah satu atau lebih dari kondisi berikut:
• SGPT/SGOT ↑ ≥5× nilai batas atas normal tanpa gejala klinis
• SGPT /SGOT↑ ≥3× nilaibatas atas normal disertai dengangejala klinis
• SGPT/SGOT ↑ dengan nilaidi atasnormal sebelum diberikanterapi, disertai denganikterus, anoreksia, nausea,
muntah
• Bilirubintotal(BT) serum ↑ >1,5 mg/dL
Antituberculosis Drug Induced Hepatotoxicity (ADIH)
Tata laksana ADIH :
- Hentikan OAT (RHZ)
- TB berat → pengobatan menggunakan OAT non hepatotoksik
- Cari etiologilain
- Reintroduksi OAT (jika sudah memenuhi syarat)
1. Nilai SGPT <2x normal, mulai RE, setelah R dosis penuh (15mg/kg/hari) → cek SGPT & bilirubin (3-7 hari)
2. Tidak disarankan PZA
3. Liver function tdk bisa di cek → menunggu 2 minggu stlh tdk didapatkan klinis ikterik dan hepatomegali
Dikonsultasikan ke dokter Spesialis Anak
60
Pemantauan Pengobatan
o Pemantauan rutin
- Fase intensif : 2 minggu sekali dan fase lanjutan : tiap bulan
- Luaran terapi ditentukan pada akhir pengobatan
o Perkembangan gejala TB → penambahan berat badan → sesuaikan dosis obat
o Efek samping obat
o Kepatuhan minum obat
o Pemeriksaan dahak untuk BTA
- Pada anak yang terkonfirmasi bakteriologis : 2 bulan setelah mulai terapi dan akhir pengobatan. Jika
BTA fs lanjutan Pos → Kriteria terduga TB RO → lanjutkan pem TB RO
- Pada anak dengan TB klinis, tidak perlu dilakukan, kec respon klinis tidak adekuat (status nutrisi)
o Pemeriksaan ulang rontgen torak : TB Milier (setelah pengobatan 1 bulan) dan efusi pleura (setelah
pengobatan 2 – 4 minggu)
Indikasi untuk merujuk dan perawatan di rumah sakit
- TB berat
- KecurigaanTB RO
- TB – HIV
- Bayi dengan BB < 5kg
- Rawat Inap : malnutrisi berat, pneumonia berat, komorbid (anemia berat, ps dengan tanda bahaya,ADIH)
61
Pemantauan Pengobatan
Tata laksana pengobatan yang terputus pada terapi TBC SO
62
Tuberkulosis Resisten Obat
Perjalanan TBC ResistanObat
Kapan kita mencurigai seorang anak/remajasakit TBC RO ?
(Terduga TBC RO)
Gejala penyakit TB RO = TB SO Pemeriksaan Bakteriologis → Baku emas TB RO
TCM, LPA, Biakan – DST (kepekaan)
63
o Gejala TBC (+)
o Pemeriksaan bakteriologis (+) resisten
o kontak dengan pasien TBC RO
o Ps TB SO secara klinis tdk membaik stlh OAT 2-3 bln
o Anak dengan gej TB & riw kontak dgn ps meninggal
krn TB, gagal pengobatanTB/ps TB kambuh
o Gejala TB (+)
o Rontgen torak sugestif TB
o Bukti infeksi (+)
o Pem Bakteriologis (-)
64
Alur diagnosis dan
tindak lanjut pada
TBC paru RO pada
anak dan remaja
*) Berikan TPTTBC RO jika kontak erat dengan pasien TBC RO
dan uji kulit tuberkulin/IGRA positif
**) Dapat dipertimbangkan tata laksana sebagai TBC RO klinis
jika kontakerat dengan pasien TBC RO dan tidak ada
perbaikan (hasil BTA positif atau tidak ada perbaikan
klinis/radiologis)
***) Ulang pemeriksaan TCM jika berasal dari kriteria terduga
TBC RO “kontakerat dengan pasien TBC SO
yang meninggal, gagal pengobatan atau tidak patuh dalam
pengobatan TBC”
65
Tatalaksana TBC Resisten Obat
PENGELOMPOKAN OBAT ANTI TBC RO
Prinsip pengobatan:
- Panduanobat tanpa suntikan
- Regimen : Fase intensif minimal 4 obat (dapat ditambahkan5 obat) dan minimal 3 obat hingga akhir pengobatan
- Regimen >5 obat (hanyamenambahefek samping)
- Panduan: semua obat grupA + semua obat grupB (jika obat dr grupA + B tdk dpt diberikan,tambahkanobatgrup C)
- Anak curiga TB RO → hasil TCM tdk ada → panduanpengobatan didasarkanpadahasil uji kepekaansumber penularan
- Pemberianobat di depan PMO
66
Tatalaksana TBC Resisten Obat
Pemeriksaanawal yang dilakukan
PemeriksaanFisik
o BB, TB
o Skrining neuropati perifer
o Tes penglihatan
o Pemeriksaan psikiatri
Partisan Bakteriologis
o Pemeriksaan Biakan
o Uji kepekaanObat
PemeriksaanLab, radiologis & penunjang lain
o Darah rutin
o SGOT, SGPT, bilirubin
o Elektrolit
o TSH, T4
o Albumin
o Audiometri (hanya jika terpaksa diberikan obat injeksi)
o Foto rontgen dada
o EKG untuk evaluasi interval QTc (dengan formula Fridericia: QTc = QT/RR1/3)
o HIV (pada anak dengan infeksiHIV, diawal perlu pemeriksaankolesterol, CD4 dan viral
load HIV)
Panduan Anak < 15 thn →
berdasarkan berat/ringannya
penyakit
- Regimen jangka Pendek
(6 bulan) : TB RO tidak berat/TB
RO Klinis
Tidak berat : TB paru, Kavitas(-),
Milier (-), lesi unilateral (tdklbh
dari 1 lobus), limfadenopati
mediastinumtanpa kompresi
sal.nafas, limfadenopati cervical)
- Regimen Jangka Panjang
(9-12 bulan): TB RO berat
- Regimen 12 – 18 bln (TB
meningitis, Osteoartritis, TB
milier/diseminata)
67
Tatalaksana TBC Resisten Obat
Pengobatan Jangka Pendek
o Lama pemberian: 6 bulan
o Indikasi: TBC RO tidak berat (bukan TBC ekstra paru (kecuali limfadenitis TBC), tidak ada kavitas, kerusakan paru tidak
luas/kelainan hanya pada 1 lobus, pembesaran kelenjar getah bening mediastinum tanpa kompresi saluran napas), sensitif
terhadap floroquinolon, tidak pernah mendapat OAT lini kedua yang digunakan pada rejimen jangka pendek sebelumnya selama
>1 bulan (kecuali terbukti obat lini kedua tersebut masih sensitif), dan HIV (-)
o Apabila BTA/biakan tetap positif pada 4 bulan terapi, periksa DST dan pertimbangkan tata laksana menjadi jangka panjang.
# evaluasi ketat efek samping obat
Hh: high-dose Isoniazid
*BPaLM dan BPaL hanya dapat digunakan pada anak usia ≥15 tahun tanpa memandang status HIV, BB ≥35 kg, dapat digunakan pd TB pre-XDR, belum pernah mendapat
obat yang sama dalam regimen tsb
68
Tatalaksana TBC Resisten Obat
Pengobatan Jangka Panjang
**Untuk rejimen jangka panjang dimungkinkan paduan yang diberikan berbeda dengan paduan yang dianjurkan (individual rejimen) tergantung pada kondisi klinis
pasien, hasil uji kepekaan obat, dan ketersediaan obat.
a Saat memberikan delamanid dan cycloserine secara bersamaan, penting memantau efek samping neuropsikiatri
b Etambutol, Pirazinamid, Etionamid, dan PAS (bila DST terbukti masih sensitif) dapat diberikan bila rejimen tidak dapat disusun dengan obat dalam grup A dan B
Durasi tahap awal ditentukan berdasarkan konversi BTA dan biakan dahak.
69
Tatalaksana TBC Resisten Obat
70
Tatalaksana TBC Resisten Obat
Dosis levofloksasindan Moksifloksasin
71
Dosis Bedaquilin
Tatalaksana TBC Resisten Obat
72
Tatalaksana TBC Resisten Obat Dosis Bedaquilin
73
Tatalaksana TBC Resisten Obat
Dosis Linezolid
74
Tatalaksana TBC Resisten Obat
Cofazimine & Sikloserin
75
Tatalaksana TBC Resisten Obat
Etambutol
76
Tatalaksana TBC Resisten Obat
Delamanid
77
Pirazinamid
Tatalaksana TBC Resisten Obat
78
Imipenem-cilastatin,Meropenem,Amikasin,Streptomisin
79
Etionamid & Protionamid
80
P-aminosalicylicacid (PAS)
Tatalaksana TBC Resisten Obat
81
Efek samping obat TBC RO
82
Pemeriksaan awal dan selama
pengobatan TBC RO.
Keterangan:
a) Tes penglihatan yang dilakukan meliputi tes buta warna dan lapang pandang
sederhana.
b) Pemeriksaan BTA dilakukan setiap bulan dengan mengumpulkan 1 (satu) dahak
pagi. Pada bulan ke-4, 5, 6 (rejimen jangka pendek) atau bulan ke-6, 7, 8
(rejimen jangka panjang) dan akhir pengobatan dilakukan pemeriksaan BTA dari
dua (2) dahak pagi berurutan. Pemeriksaan LPA lini dua dan uji kepekaan
fenotipik dapat diulang bila pada bulan ke-4 (rejimen jangka pendek) atau bulan
ke-6 (rejimen jangka panjang) hasil BTA/biakan masih positif.
c) Pemeriksaan EKG dilakukan di awal, minggu ke-2 pengobatan, bulan ke-1
pengobatan, lalu rutin setiap bulan dan atau bila terdapat keluhan terkait
jantung.
d) Pemeriksaan DPL harus dipantau secara ketat untuk pasien yang mendapatkan
obat linezolid.
e) Audiometri hanya dilakukan bila pasien mendapatkan OAT injeksi.
f) Pemeriksaan albumin hanya dilakukan pada pasien yang mendapatkan obat
delamanid.
g) Pemeriksaan dilakukan di awal dan dapat diulang bila ada indikasi
h) Pemeriksaan dilakukan setiap 6 bulan selama 2 tahun pasca pengobatan TBC
RO.
83
Kondisi khusus
84
Pemantauan Pengobatan
a) Alasan perubahan rejimen meliputi: tidak ada respons klinis atau respons bakteriologis, atau keduanya; adanya efek samping obat; adanya bukti resistan pada obat yang terdapat
dalam rejimen yang diberikan.
b) Konversi bakteriologis: suatu keadaan dimana pasien dengan TBC terkonfirmasi bakteriologis yang setidaknya dua biakan berturut-turut (untuk TBC SO dan TBC RO) atau apusan (TBC
SO) dengan hasil negatif pada waktupengambilan spesimen yang berbeda setidaknya 7 hari terpisah;
Reversi bakteriologis: suatu keadaan di mana setidaknya dua biakan berturut-turut (untuk TBC SO dan TBC RO) atau apusan (TBC SO) diambil pada kesempatan berbeda setidaknya 7
hari terpisah dengan hasil positif baik setelah konversibakteriologis atau pada pasien yang sebelumnya tidak terkonfirmasi bakteriologis
c) Termasuk kasus yang pindah ke unit perawatan lain dan hasil perawatannya tidak diketahui, kecuali mereka yang mangkir
Definisi hasil akhir tata laksana TBC SO dan RO
85

More Related Content

Similar to dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf

396382410-strategi-pengendalian-HIV-AIDS.pptx
396382410-strategi-pengendalian-HIV-AIDS.pptx396382410-strategi-pengendalian-HIV-AIDS.pptx
396382410-strategi-pengendalian-HIV-AIDS.pptxSitiNurAsiahmuminin
 
Tiara Pakasi utk PULSE 7.pdf
Tiara Pakasi utk PULSE 7.pdfTiara Pakasi utk PULSE 7.pdf
Tiara Pakasi utk PULSE 7.pdfwisnukuncoro11
 
SEPTEMBER 2023 IDENTIFIKASI MASALAH, USG, FISHBONE, RENCANA.docx
SEPTEMBER 2023 IDENTIFIKASI MASALAH, USG, FISHBONE, RENCANA.docxSEPTEMBER 2023 IDENTIFIKASI MASALAH, USG, FISHBONE, RENCANA.docx
SEPTEMBER 2023 IDENTIFIKASI MASALAH, USG, FISHBONE, RENCANA.docxBertiArizona
 
CAPAIANpuskesmas capaian program PROGRAM TB JAN-JUN 2023.ppt
CAPAIANpuskesmas capaian program  PROGRAM TB JAN-JUN 2023.pptCAPAIANpuskesmas capaian program  PROGRAM TB JAN-JUN 2023.ppt
CAPAIANpuskesmas capaian program PROGRAM TB JAN-JUN 2023.pptHelenNisa1
 
Peran PERAWAT SEBAGAI KONSELOR hiv dan aids.pptx
Peran PERAWAT SEBAGAI KONSELOR hiv dan aids.pptxPeran PERAWAT SEBAGAI KONSELOR hiv dan aids.pptx
Peran PERAWAT SEBAGAI KONSELOR hiv dan aids.pptxIRFANPERMANA7
 
MPD 1 Kebijakan dan Situasi Penangulangan TBC dan ILTB.pdf
MPD 1   Kebijakan  dan Situasi Penangulangan TBC dan ILTB.pdfMPD 1   Kebijakan  dan Situasi Penangulangan TBC dan ILTB.pdf
MPD 1 Kebijakan dan Situasi Penangulangan TBC dan ILTB.pdfImanHartiwarman1
 
Kebijakan dan Situasi TB di Aceh_HTBS Unicef_Edit.pptx
Kebijakan dan Situasi TB di Aceh_HTBS Unicef_Edit.pptxKebijakan dan Situasi TB di Aceh_HTBS Unicef_Edit.pptx
Kebijakan dan Situasi TB di Aceh_HTBS Unicef_Edit.pptxImanMaman
 
Surakarta_Kolaborasi TB-HIV; Lokakarya Penanggulangan AIDS,TB dan KTR 0912202...
Surakarta_Kolaborasi TB-HIV; Lokakarya Penanggulangan AIDS,TB dan KTR 0912202...Surakarta_Kolaborasi TB-HIV; Lokakarya Penanggulangan AIDS,TB dan KTR 0912202...
Surakarta_Kolaborasi TB-HIV; Lokakarya Penanggulangan AIDS,TB dan KTR 0912202...selfierijal
 
Capaian dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Semester I tahun 2015
Capaian dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Semester I tahun 2015Capaian dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Semester I tahun 2015
Capaian dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Semester I tahun 2015Ditjen P2P
 
Kebijakan dan Alur Pemeriksan TBC Menggunakan Kartrid XDR.pdf
Kebijakan dan Alur Pemeriksan TBC Menggunakan Kartrid XDR.pdfKebijakan dan Alur Pemeriksan TBC Menggunakan Kartrid XDR.pdf
Kebijakan dan Alur Pemeriksan TBC Menggunakan Kartrid XDR.pdfarmiza1985
 
PowerPoint Presentation 2 newwwwwwww.pdf
PowerPoint Presentation 2 newwwwwwww.pdfPowerPoint Presentation 2 newwwwwwww.pdf
PowerPoint Presentation 2 newwwwwwww.pdfcovidkemirimuka
 
Kebijakan dan Situasi TB di Aceh_HTBS Unicef.pdf
Kebijakan dan Situasi TB di Aceh_HTBS Unicef.pdfKebijakan dan Situasi TB di Aceh_HTBS Unicef.pdf
Kebijakan dan Situasi TB di Aceh_HTBS Unicef.pdfImanMaman
 
Tinjauan Pembebasan Hog Cholera di Indonesia - BVet Bukittinggi, Pekanbaru, 1...
Tinjauan Pembebasan Hog Cholera di Indonesia - BVet Bukittinggi, Pekanbaru, 1...Tinjauan Pembebasan Hog Cholera di Indonesia - BVet Bukittinggi, Pekanbaru, 1...
Tinjauan Pembebasan Hog Cholera di Indonesia - BVet Bukittinggi, Pekanbaru, 1...Tata Naipospos
 
COVID-19: Antisipasi Lonjakan Kasus Pasca Lebaran
COVID-19: Antisipasi Lonjakan Kasus Pasca LebaranCOVID-19: Antisipasi Lonjakan Kasus Pasca Lebaran
COVID-19: Antisipasi Lonjakan Kasus Pasca LebaranCIkumparan
 
KEBIJAKAN SURVEILANS MALARIA.pptx
KEBIJAKAN SURVEILANS MALARIA.pptxKEBIJAKAN SURVEILANS MALARIA.pptx
KEBIJAKAN SURVEILANS MALARIA.pptxYusindrawati
 
Situasi ispa tw 2 2014
Situasi ispa tw 2 2014Situasi ispa tw 2 2014
Situasi ispa tw 2 2014agus raharjo
 
Presentasi pelayanan tb integrasi dalam anc terpadu 120815 rev
Presentasi pelayanan tb integrasi dalam anc terpadu 120815 revPresentasi pelayanan tb integrasi dalam anc terpadu 120815 rev
Presentasi pelayanan tb integrasi dalam anc terpadu 120815 revDokter Tekno
 

Similar to dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf (20)

396382410-strategi-pengendalian-HIV-AIDS.pptx
396382410-strategi-pengendalian-HIV-AIDS.pptx396382410-strategi-pengendalian-HIV-AIDS.pptx
396382410-strategi-pengendalian-HIV-AIDS.pptx
 
DIAGNOSIS TB MDR.ppt
DIAGNOSIS TB MDR.pptDIAGNOSIS TB MDR.ppt
DIAGNOSIS TB MDR.ppt
 
Materi tb-fkm-2012
Materi tb-fkm-2012Materi tb-fkm-2012
Materi tb-fkm-2012
 
Tiara Pakasi utk PULSE 7.pdf
Tiara Pakasi utk PULSE 7.pdfTiara Pakasi utk PULSE 7.pdf
Tiara Pakasi utk PULSE 7.pdf
 
SEPTEMBER 2023 IDENTIFIKASI MASALAH, USG, FISHBONE, RENCANA.docx
SEPTEMBER 2023 IDENTIFIKASI MASALAH, USG, FISHBONE, RENCANA.docxSEPTEMBER 2023 IDENTIFIKASI MASALAH, USG, FISHBONE, RENCANA.docx
SEPTEMBER 2023 IDENTIFIKASI MASALAH, USG, FISHBONE, RENCANA.docx
 
epidemiologi surveilance
epidemiologi surveilanceepidemiologi surveilance
epidemiologi surveilance
 
CAPAIANpuskesmas capaian program PROGRAM TB JAN-JUN 2023.ppt
CAPAIANpuskesmas capaian program  PROGRAM TB JAN-JUN 2023.pptCAPAIANpuskesmas capaian program  PROGRAM TB JAN-JUN 2023.ppt
CAPAIANpuskesmas capaian program PROGRAM TB JAN-JUN 2023.ppt
 
Peran PERAWAT SEBAGAI KONSELOR hiv dan aids.pptx
Peran PERAWAT SEBAGAI KONSELOR hiv dan aids.pptxPeran PERAWAT SEBAGAI KONSELOR hiv dan aids.pptx
Peran PERAWAT SEBAGAI KONSELOR hiv dan aids.pptx
 
MPD 1 Kebijakan dan Situasi Penangulangan TBC dan ILTB.pdf
MPD 1   Kebijakan  dan Situasi Penangulangan TBC dan ILTB.pdfMPD 1   Kebijakan  dan Situasi Penangulangan TBC dan ILTB.pdf
MPD 1 Kebijakan dan Situasi Penangulangan TBC dan ILTB.pdf
 
Kebijakan dan Situasi TB di Aceh_HTBS Unicef_Edit.pptx
Kebijakan dan Situasi TB di Aceh_HTBS Unicef_Edit.pptxKebijakan dan Situasi TB di Aceh_HTBS Unicef_Edit.pptx
Kebijakan dan Situasi TB di Aceh_HTBS Unicef_Edit.pptx
 
Surakarta_Kolaborasi TB-HIV; Lokakarya Penanggulangan AIDS,TB dan KTR 0912202...
Surakarta_Kolaborasi TB-HIV; Lokakarya Penanggulangan AIDS,TB dan KTR 0912202...Surakarta_Kolaborasi TB-HIV; Lokakarya Penanggulangan AIDS,TB dan KTR 0912202...
Surakarta_Kolaborasi TB-HIV; Lokakarya Penanggulangan AIDS,TB dan KTR 0912202...
 
Capaian dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Semester I tahun 2015
Capaian dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Semester I tahun 2015Capaian dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Semester I tahun 2015
Capaian dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Semester I tahun 2015
 
Kebijakan dan Alur Pemeriksan TBC Menggunakan Kartrid XDR.pdf
Kebijakan dan Alur Pemeriksan TBC Menggunakan Kartrid XDR.pdfKebijakan dan Alur Pemeriksan TBC Menggunakan Kartrid XDR.pdf
Kebijakan dan Alur Pemeriksan TBC Menggunakan Kartrid XDR.pdf
 
PowerPoint Presentation 2 newwwwwwww.pdf
PowerPoint Presentation 2 newwwwwwww.pdfPowerPoint Presentation 2 newwwwwwww.pdf
PowerPoint Presentation 2 newwwwwwww.pdf
 
Kebijakan dan Situasi TB di Aceh_HTBS Unicef.pdf
Kebijakan dan Situasi TB di Aceh_HTBS Unicef.pdfKebijakan dan Situasi TB di Aceh_HTBS Unicef.pdf
Kebijakan dan Situasi TB di Aceh_HTBS Unicef.pdf
 
Tinjauan Pembebasan Hog Cholera di Indonesia - BVet Bukittinggi, Pekanbaru, 1...
Tinjauan Pembebasan Hog Cholera di Indonesia - BVet Bukittinggi, Pekanbaru, 1...Tinjauan Pembebasan Hog Cholera di Indonesia - BVet Bukittinggi, Pekanbaru, 1...
Tinjauan Pembebasan Hog Cholera di Indonesia - BVet Bukittinggi, Pekanbaru, 1...
 
COVID-19: Antisipasi Lonjakan Kasus Pasca Lebaran
COVID-19: Antisipasi Lonjakan Kasus Pasca LebaranCOVID-19: Antisipasi Lonjakan Kasus Pasca Lebaran
COVID-19: Antisipasi Lonjakan Kasus Pasca Lebaran
 
KEBIJAKAN SURVEILANS MALARIA.pptx
KEBIJAKAN SURVEILANS MALARIA.pptxKEBIJAKAN SURVEILANS MALARIA.pptx
KEBIJAKAN SURVEILANS MALARIA.pptx
 
Situasi ispa tw 2 2014
Situasi ispa tw 2 2014Situasi ispa tw 2 2014
Situasi ispa tw 2 2014
 
Presentasi pelayanan tb integrasi dalam anc terpadu 120815 rev
Presentasi pelayanan tb integrasi dalam anc terpadu 120815 revPresentasi pelayanan tb integrasi dalam anc terpadu 120815 rev
Presentasi pelayanan tb integrasi dalam anc terpadu 120815 rev
 

Recently uploaded

Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptxAyu Rahayu
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxPuskesmasTete
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 

Recently uploaded (20)

Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
630542073-PENYULUHAN-PROLANIS-2022-HIPERTENSI-pptx-pptx.pptx
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docxCAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
CAPAIAN KINERJA UKM dalam peningkatan capaian .docx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 

dr. Irma, Sp.A(K) Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja.pdf

  • 1. Update Tatalaksana Tuberkulosis Anak & Remaja Rabu, 29 NovemberSelasa, 26 Maret2024 1
  • 2. Outline • Kebijakan dan strategi TBC • Skrining Tuberkulosis & Investigasi Kontak • TB Sensitif Obat • TB resisten Obat 2
  • 3. Peta jalan eliminasiTBC di Indonesiasesuai dengantargetglobal Target Nasional Insidensi turun 50% 163 per 100 ribu penduduk Insidensi turun 80% 65 per 100 ribu penduduk Kematian turun menjadi 6 per 100 ribu* Indikator • Treatmentcoverage 90% • Success Rate 90% • Terapi Pencegahan TBC (TPT) kontak serumah 48% • Treatmentcoverage 90% • Success Rate 90% • Terapi Pencegahan TBC (TPT) kontak serumah 70% • Treatmentcoverage ≥ 90% • Success Rate ≥ 90% • Terapi Pencegahan TBC (TPT) kontak serumah ≥ 80% 2022 2025 2030 Catatan: *PeraturanPresiden No.67Tahun 2021tentang Penanggulangan Tuberkulosis **Baseline insiden tahun 2015: 325per 100ribupenduduk Target Global END TB Strategy** • Insidensi turun 50% • Kematian akibat TBC turun 75% • Insidensi turun 80% • Kematian akibat TBC turun 90%
  • 4. 4 Situasi Global Tuberkulosis Sum ber: Global Tuberculosis Report, 2023 Di level global, India menyumbang kasusTBC sebesar 27%,Indonesia 10%,dan Cina 7,1%. No Negara Estimasi Kematian 1 India 2.820.000 331.000 2 Indonesia 1.060.000 134.000 3 China 748.000 28.000 4 Philippines 737.000 39.000 5 Pakistan 608.000 47.000 6 Nigeria 479.000 88.000 7 Bangladesh 379.000 42.000 8 Congo 314.000 34.000 Indonesia merupakan negara dengan estimasi kasus dan kematian tertinggi ke-2 di dunia (2022)
  • 5. Estimated TB Cases 969.000 Situasi Capaian Program TBC di Indonesia, 2021-2023 TB Cases Notification 2021 2022 2023 443.235 724.309 658.543 TB Cases Notification Coverage 2023 2021 2022 46% 75% 68% Notification DR TB Cases 2021 2022 2023 8.268 12.531 10.359 Enrollment DR TB Cases 2021 2022 2023 5.082 8.089 6.803 Pediatric TB 2021 2022 2023 42.187 110.881 91.997 TB HIV Cases 2021 2022 2023 8.344 15.375 12.739 Treatment Success Rate (TSR) 2021 2022* 2023** 86% 86% 83% Coverage of TPT 2021 2022 2023 0,3% 1,3% 1,9% Sumber: • Data 2021: Final Data GTR 2022 • Data 2022: update 13 Mar 2023; *cohort 2021 • Data 2023: update 2 Oktober & Data Studio 3 Nov 2023; **cohort 2022
  • 6. CakupanPenemuanKasusTBCAnakTahun2023154% Hati-hati dengan terjadinya Overdiagnosis Sumber : data olah SITB per 2 November 2023 154% 376% 268% 267% 257% 212% 206% 192% 170% 138% 120% 119% 115% 115% 114% 107% 102% 100% 98% 96% 93% 92% 87% 71% 66% 64% 59% 57% 57% 54% 52% 45% 44% 43% 43% 41% 36% 34% 33% 400% 350% 300% 250% 200% 150% 100% 50% 0% Indonesia JABAR PAPUA TENGAH PAPUA SELATAN BANTEN JATENG DIY DKI JAKARTA KALTIM PAPUA LAMPUNG PAPUA… KALBAR SUMBAR KALTARA JATIM KALSEL PAPUA BARAT… BABEL PAPUA BARAT KEPRI KALTENG JAMBI MALUKU BENGKULU SUMSEL NTB RIAU GORONTALO SULSEL SULTENG SULTRA SULUT MALUT NTT SUMUT SULBAR ACEH BALI Target 90% Target ≥90% 50%–89.9% <50%
  • 7. 7
  • 8. Sumber : data olah SITB dan SITK per 2 November 2023 Kaskade Investigasi Kontak Tahun 2023 5,1% dari jumlah kontak yang diperiksa terduga 174,917 1,305,917 1,288,922 280,892 159,656 8,058 21,025 - 200,000 400,000 1,200,000 1,000,000 800,000 600,000 1,400,000 yang sudah diidentifikasi diinvestigasi dilakukan IK Total Kasus Indeks Jumlah Kontak yang Jumlah Kontak yang Jumlah Kontak yang Jumlah kontak yang Jumlah kontak yang memenuhi syarat diperiksa terduga sakit TBC rujukan terduga Jumlah Penerima TPT
  • 9. 55,587 116,294 113,024 122,910 123,056 123,056 122,909 122,764 1,147 6,082 8,702 7,641 1,989 2,292 6,949 4,961 20% 30% 40% 30% 40% 50% 65% 80% 2.1% 5.2% 7.7% 6.2% 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% - 140,000 120,000 100,000 80,000 60,000 40,000 20,000 2016 2017 2018 2019 1.6% 2020 1.9% 2021 5.7% 2022 CakupanPemberianTerapiPencegahan TuberkulosisAnak <5 TahunpadaTahun2016 s.d.2023 di Indonesia PerkiraanAnak<5 TahunMemenuhi SyaratDiberikanTPT JumlahAnak<5Tahun DiberikanTPT %Target PemberianTPT 4.0% 2023 (Per 8 November 2023) %CakupanPemberianTPT Sumber:Data SITBper8 November2023 4.0% 9.5% 8.8% 7.0% 6.7% 6.4% 6.1% 6.1% 5.9% 5.9% 5.9% 5.2% 3.5% 3.5% 3.4% 3.3% 3.3% 3.1% 2.9% 2.8% 2.5% 2.0% 1.9% 1.9% 1.8% 1.6% 1.4% 1.4% 1.3% 1.0% 0.9% 0.7% 0.7% 0.6% 0.5% 0.3% 0.2% 0.2% 0.0% CakupanPemberianTPT Anak <5 tahun per Provinsipada Tahun2023 di Indonesia 12.0% 10.0% 8.0% 6.0% 4.0% 2.0% 0.0%
  • 10. 11 Tantangan dan Upaya yg Dilakukan (TBC Anak) Tantangan Upaya yang Dilakukan • Keterbatasan logistik OAT TBC anak, karena adanya kenaikan penemuan kasus TBC anak. • Adanya kemungkinan overdiagnosis terutama dengan penegakan diagnosis menggunakan sistem skoring dan masih adanya tenaga Kesehatan yang tidak percaya diri memberikan TPT pada anak yang sehat. • Kesulitan penegakan diagnosis terkonfirmasi bakteriologis, karena anak sulit berdahak • Masih terjadi undetected dan underreporting penemuan kasus TBC dan pemberian TPT pada Anak. • Masih adanya penolakan masyarakat dalam penerimaan pemberian TPTkarena merasa sehat. • Pengadaan OAT anak dan distribusi ke Provinsi. • Telah disusun update dari petunjuk teknis TBC Anak dan Remaja tahun 2023. • Pada bulan Oktober dan November 2023 akan dilakukan dilakukan Sosialisasi Juknis TBC Anak Remaja tahun 2023 dengan mengundang pengelola program dan tenaga kesehatan tingkat provinsi/kabupaten/kota/fasilitas pelayanan kesehatan. • Perluasan pemberian TPT tidak terbatas pada anak kontak <5 tahun melainkan seluruh kontak yang berkontak dengan pasien TBC. • Peningkatan akses layanan pengobatan TBC seperti akses diagnosis dan akses OAT/TPT. • Penyebar luasan media KIE berupa lembar balik, video dan kemudahan mengakses informasi terkait TBC anak dan TPT.
  • 11. Strategi penanggulangan TBC Menemukan dan mengobati pasien TBC APA YANG TERJADI JIKA SESEORANG KONTAK ERAT DENGAN PASIEN TBC ?
  • 12. PERJALANAN PENYAKIT TB percik renik atau droplet nucleus (< 5 µ) Transmisi : - Jumlah organisme yg keluar ke udara - Konsentrasi organisme dalam udara )volume ruang dan ventilasi) - Lama paparan 90% 10% dua tahun pertama pasca-terinfeksi → kelompok Resti : anak < 5thn dan lansia
  • 13. Konsep sakit dan infeksi pada TBC Terinfeksi TB (30-40%) Tidak TerinfeksiTB (60-70%) 5-10% 90 – 95% OAT (SO/RO) TPT
  • 14. 14 SpektrumKlinisPenyakitTBC Sumber: Pai. et al. Tuberculosis. Nature Primer. 2016
  • 16. WHO Guidelines on Systematic Screening Pengertian Skrining Sistematis TBC : Upaya penapisan sistematis terhadap orang-orang yang berisiko terkena penyakit TBC, pada kelompok sasaran yang telah ditentukan, melalui penilaian menggunakan tes, pemeriksaan, atau prosedur lain yang dapat diterapkan dengan cepat. From the WHO Consolidated Guidelineson Tuberculosis ● Tes skrining harus secara efisien dapat membedakan orang yang kemungkinan tertular penyakit TBC dengan orang yang kemungkinan tidak tertular penyakit TBC. ● Pada pasien yang hasil skriningnya positif, diagnosis perlu ditegakkan melalui evaluasi menggunakan satu atau lebih tes diagnostik dan penilaian klinis, yang keduanya dilakukan bersama-sama sehingga memiliki akurasi yang tinggi.
  • 17. Sasaran Skriningpada Anak & Remaja Target prioritas skrining untuk menemukan terduga TBC secara aktif adalah anak dan remaja yang berisiko tinggi untukmenderita TBC atauyang akses layanan kefasilitaskesehatansulit/terbatas,antaralain: 1. Anak dan remajayang berkontakserumah/eratdenganorang yang sakit TBC Anak (terutama balita) dan remaja adalah populasi rentan untuk sakit TBC, apalagi ditambah dengan berkontak serumah/erat dengan orang yang sakit TBC akan meningkatkan risiko untuk terinfeksi dan sakit TBC. 2. Anak dan remajadengan HIV/AIDS(ODHIV) Anak dan remaja dengan HIV memiliki risiko menjadi sakit TBC berat bahkan kematian apabila diagnosis terlambat atau terlewatkan. Anak dengan infeksi HIV 3,5 kali lebih berisiko sakit TBC dibandingkan dengan anak tanpa HIV. Pada remaja dan dewasa dengan HIV, risiko kejadian TBC 18 kali lebih besar daripada orang tanpa HIV dan sepertiga kematian dari AIDS disebabkan karena TBC. Skrining gejala TBC pada anak dan remaja dengan HIV seharusnya dilakukan setiap berkunjung ke fasilitas pelayanan kesehatan, baik pada saat berkunjung rutin untuk pengambilan obat ARV maupun pada saat kunjungan karena ada keluhan atau sebab lainnya. 3. Anak dan remaja yang tinggal di populasi penduduk berisiko penularan tinggi; yang padat dan miskin di perkotaan, komunitas di daerah terpencil atau terisolasi, dan kelompok rentan atau terpinggirkan lainnyadenganakses ke fasyankesyangterbatas. Sosialisasi PetunjukTeknis TBC Anak & Remaja, Tahun2023
  • 18. Metode Skrining Dua metode skrining yang direkomendasikan: 1. Skrining Gejala (symptom based screening) 2. Skrining dengan Foto Toraks Xray (Chest Xray based Screening) ▪ Uji kulit tuberkulin atau IGRA tidak dapat digunakan untuk skrining karena pemeriksaan tersebut tidak dapat membedakan antara infeksi dan sakit TBC;dan tidak dapat memprediksi terjadinya sakit TBC ▪ Pemeriksaan tes cepat molekuler (TCM) juga tidak direkomendasikan sebagai alat skrining, tetapi sebagai pemeriksaan untuk penegakan diagnosis TBC
  • 19. Investigasi Kontak • Investigasi kontak (IK) adalah salah satu cara menemukan pasien TBC secara aktif, yang ditujukan pada orang yang kontak erat dengan pasien TBC. • Tujuan IK adalah untuk mengidentifikasi orang yang berisiko sakit TBC dan belum terdiagnosis, sehingga mencegah keterlambatan pengobatan dan penularan di masyarakat.. Investigasi kontak juga bermanfaat untuk mengidentifikasi orang yang yang terpajan atau terinfeksi TBC untuk diberi obat pencegahan (TPT) supaya tidak berkembang menjadi sakit TBC. Sosialisasi PetunjukTeknis TBC Anak & Remaja, Tahun2023
  • 20. • Sasaran IK • Semua kontak serumah dan erat (diprioritaskan pada kontak serumah) dari kasus indeks baru/kambuh all cases baik TBC Sensitif Obat maupun TBC Resisten Obat yang : • TerkonfirmasiBakteriologis • TerkonfirmasiKlinis • TBC Paru dan Ekstra Paru • TBC Anak di lingkungan rumah tangga atau tempat-tempatlain Kontak erat Orang yang sering melakukan kontak dengan pasien TBC tetapi tidak serumah. Contoh : tetangga, rekan kerja, teman sekolah, teman dekat, sahabat. Target IK Target Kontak yang dilakukan IK Minimal berjumlah 8 orang (sebelumnya 20) Kontak Serumah Orang yang tinggal satu rumah Contoh : suami, istri, anak, nenek, dll. KEBIJAKAN TERBARU TERKAIT INVESTIGASI KONTAK SESUAI EDARAN TERBARU Orang yang tinggal bersama di ruang tinggal tertutup (serumah) dengan kasus indeks TBC selama ≥1 malam atau sering bertemu di siang hari dalam 3 bulan sebelum mulai terapi.
  • 21. 21 ManajemenPengelolaanTBCAnak 1. PencegahanTuberkulosis: Pengendalianfaktorresiko TB, vaksinasiBCG, pemberianTPT 2. TerapiTBCanak(TBSO, TB RO)
  • 22. 22 PencegahanTuberkulosis • Vaksinasi BCG • Pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) • Pengendalian Infeksi
  • 23. Kontak dengan pasien TBC Terinfeksi (infeksi laten TBC) Sakit TB Sehat •Gejala (-) •TST/IGRA (-) •Rontgen (-) •BTA /kultur (-) • Gejala (-) • TST/IGRA (+) • Rontgen (-) •BTA /kultur (-) • Gejala (+) •TST/IGRA (+/-) • Rontgen (+/-) • BTA /kultur (+/-) Konsep sakit dan infeksi pada TBC
  • 24. Vaksinasi BCG ● Sasaran: bayi usia 0-2 bulan,yang lahir dari ibu denganstatusHIVnegatif ataustatusHIVtidak diketahui. Kondisikhusus: a. VaksinasiBCG pada bayi yang lahir dari ibu denganHIV b. VaksinasiBCG pada bayi/anakdenganHIV c. VaksinasiBCG pada bayi yang lahir dari Ibu denganTBC d. Vaksinasi BCG pada bayi/anak yang belum mendapat vaksin BCG Setelah usia >2 bulan ● Teknis pemberian vaksin BCG ● Reaksi simpangBCG ○ Reaksi ringan ○ Reaksi berat
  • 25. 25
  • 26. Vaksinasi BCG Bayi lahir dari ibu HIV Pos (BIHA) & status bayi belum diketahui BCG dapat diberikan, dengan syarat : Tidak terdapat gejala dan tanda klinis infeksi HIV (tanpa memandang status pemberian ARV pada ibu) Bayi/Anak dengan status HIV Positif • Harus hati – hati karena resiko BCG diseminata • Syarat : 1. Anak telah mendapat ARV 2. Kondisi klinis baik : tidak ada IO baru dan gejala lainnya) 3. Status imunologis stabil (anak <5thn: kadar CD4 > 25%; anak > 5 thn : kadar CD4 ≥ 200/mm3) 4. Hasil viral load tidak terdeteksi (jika tersedia) 26
  • 27. Vaksinasi BCG Bayi lahir dari ibu dengan Tuberkulosis Jika kondisi bayi sehat (tidak ada gejala TB) → pemberian vaksin BCG ditunda setelah pemberian TPT selesai Bayi/anak yang belum mendapat vaksin BCG setelahusia > 2 bulan • Dapat diberikan dengan syarat : 1. Tidak ada bukti infeksi TBC (Uji tuberkulin/TST Negatif) 2. Tidak ada gejala sakit TB • Jika didapatkan reaksi cepat BCG (papul kemerahan dalam 7 hari pertama setelah suntik) →kemungkinan anak sudah terinfeksi TBC 27
  • 28. Sasaran TPT 1. Anak dan remaja dengan HIV/AIDS (ODHIV) 2. Anak dan remaja kontak serumah dengan pasien TBC paru yang terkonfirmasi bakteriologis 3. Anak dan remaja yang memiliki risiko TBC lainnya: 1. Pasien imunokompromaisselain HIV (misalnya kanker, dialisis, mendapat kortikosteroidjangkapanjang, persiapan transplantasiorgan) 2. Bersekolah atau tinggal di asrama, di lapas dan rumah singgah, tempat penitipan anak (daycare),pengguna narkoba,dll. Terapi Pencegahan Tuberkulosis(TPT)
  • 29. Langkah 1 • Pastikan tidak sedang sakit TBC Langkah 2 • Ada bukti infeksi (≥ 5 tahun) Langkah 3 • Tidak ada Kontra indikasi pemberian obat TPT Syarat pemberian TPT
  • 33. 33 Regimen Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) Belum jadi pedomandi Indonesia Levofloxacin 15 - 20mg/kg/hari (max 750mg/hr) Etambutol 15– 25 mg/kg/hari
  • 34. 6H (INH) 3HP (INH & Rifapentin) 3HR (INH & Rifampicin) Interval pemberian Harian Mingguan Harian Durasi 6 bulan 3 bulan 3 bulan Dosis 180 dosis 12 dosis 84 dosis <10 thn: 10 mg/kg BB Maksimal300 mg per hari 2-14 thn denganBB: 10-15 kg: INH 300 mg, RPT 300 mg 16-23 kg: INH 500 mg, RPT 450 mg 24-30 kg: INH 600 mg, RPT 600 mg ≥ 31 kg: INH 700 mg, RPT 750 mg <10 thn: INH 10 mg/kg BB, RIF 15 mg/kg BB ≥ 10 thn: 5 mg/kg BB Maksimal300 mg per hari >14 thn untuk semua BB ≥ 30 kg: INH 900 mg, RPT 900 mg ≥10 thn: INH 5 mg/kg BB, RIF 10 mg/kg BB Sediaan 300mg Anak: lepasanRPT 150 mg, INH 300mg Dewasa: KDT HP 300mg/300 mg RH 150mg/300 mg Anak: RH 50/75 Kriteriaumur Semua umur; sesuai utk anakHIV+ yg menerima LPV-RTV,NVP, DTG ≥ 2 tahun Semua umur InteraksidenganARV Tidakada Semua PIs, NVP/NNRTIs,TAF Semua PIs, NVP/hampir semua NNRTIs
  • 35.
  • 36. PrinsippemberianTPT • Dosis obat disesuaikan dengan kenaikan berat badan tiap bulan • Obat dikonsumsi 1x/hari pada waktu yang sama saat perut kosong • Obat tetap diberikan walaupun kasus indeks meninggal/pindah/BTA konversi negatif • Pengambilan obat 1x/bulan • PMO : orang tua/keluarga • Pemberian Vitamin B6 , Anak dengan gizi buruk/HIV : • Dosis INH ≤ 200mg/hari: 10 mg/hari • Dosis INH > 200mg/hari: 20 mg/hari (2 dosis) 36 Panduan 6H → Lama pemberian 6 bulan (1 bulan = 30 hari pengobatan, minum setiap hari, total 180 dosis) Panduan 3HP (INH + Rifapentin) →Lama pemberian 3 bulan (1 bulan= 4 minggu, minum 1x/minggu, total 12 dosis) →KI : usia < 2 thn & ibu hamil) →Rifapentinedpt dikonsumsi dengan dicampur makanan, tetapitdk boleh dikonsumsi dengan buah) Panduan 3HR (INH + Rifampisin) →Lama pemberian 3 bulan (1 bulan = 28 hari, minum obat tiap hari, total 84 dosis)
  • 37. ALUR PEMILIHAN OBAT TPT TB SO Terindikasi TPT Usia < 2 tahun TersediaRH RH 3 bulan Tidak tersedia RH INH 6 bulan Usia ≥ 2 tahun TersediaHP HP 3 bulan Tidak tersedia Tersedia RH* RH 3 bulan Tidak tersedia RH INH 6 bulan (*) PasienODHIV tidak direkomendasikanpemberianobat Rifampisin karenarisiko interaksidengan anti retroviral,pilihanadalah INH 6 bulan
  • 38. 38 DiagnosisTuberkulosis • Gejala • Pemeriksaan Fisik • Pemeriksaan penunjang • Faktor risiko dan epidemiologi
  • 39. Gejala TB Resiko tinggi : Kontak serumah/kontak erat (terutama BTA pos), usia < 5 tahun, infeksi HIV, gizi buruk TB ekstra paru → gejala sesuai organ yg terkena • Balita • Meningitis TBC • TBC Milier • Diatas 5 tahun • TBC tulang dan sendi • TBC abdomen • TBC Ginjal • Organ lain • TBC kulit • TBC mata • TBC kelenjar Berat badan turun atau tidak naik dalam 2 bulan sebelumnyaatau terjadi gagal tumbuh( failure to thrive) meski pun telah diberikanUpaya perbaikan gizi yang baik dalam waktu 1-2 bulan. Demam lama (≥2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas (bukan demam tifoid, infeksi saluran kemih, malaria,dan lain-lain).Demam umumnya tidak tinggi. Batuk lama ≥2minggu, batuk bersifat non-remitting (tidak pernah reda atau intensitassemakin lama semakin parah) dan sebab lain batuk telah dapat disingkirkan. Gejala lain : • Hemoptisis • Sesak nafas • Lesu/malaise • Keringat malam (tidak bisa sebagai gejala Tunggal)
  • 40. 40
  • 42. 42 Cara mendapatkan spesimen Dahak pada anak
  • 43. 43
  • 44. INDUKSI SPUTUM KONTRA INDIKASI • Pasien asma atau pasien dengan wheezing • Terpasang intubasi • Gangguan pernapasan berat • Perdarahan: hitung trombosit rendah, mudah berdarah, perdarahan hidung yang berat • Penurunan kesadaran • Hipoksia
  • 45. 45 ERITEM INDURASI Hasil TST Positif jika didapatkan indurasi ≥ 10 mm atau ≥ 5 mm (pada pasien imunokompromais) False Positif : - VaksinasiBCG - Infeksi Mycobacterium nontuberkulosis (MOTT/Mycobacteriaother than M. TBC) - Kesalahanintepretasi/pengukuran False Negatif : - Anergy - Infeksi TB (8 – 10 minggu) - Usia sangat muda (< 6 bulan) - Baru diberikanimunisasi campak/smallpox Pemeriksaan TST
  • 47. 47 TB Milier Efusi pleura TB adult type dgn kavitas Penebalan hillus Konsolidasi Foto Rontgen Dada
  • 48. SistemSkoring 48 Penentuan status gizi berdasarkan parameter BB/TB atau BB/U untuk anak usia ≤6 tahun merujuk pada buku KIA Kemenkes 2016, sedangkan untuk anak usia >6 tahun merujuk pada standar WHO 2005 yaitu grafik IMT/U.
  • 49. 49 Diskusi kasus 1 Diskusi kasus 2 Jangan OVER/UNDERdiagnosis
  • 50. 50 Alur diagnosis TBC paru Sensitif Obat pada anak dan remaja (TBC SO) 1 2 3 4 5 6
  • 51. 51 Tuberkulosis EkstraParu o Gejala umum seperti pada TB paru o Gejala spesifik tergantung organ yang terkena o Pemeriksaan penunjang = TB paru : TCM non dahak/jaringan, Imaging, biopsy/histopatologi o TB ekstra paru : 1. Limfadenitis TB 2. Skrofuloderma 3. TB pleura (biakan dr cairan pleura pos pada 25- 30% kasus) 4. TB Milier 5. TB meningitis 6. TB abdomen 7. TB tulang, vertebrae dan sendi 8. TB pericardial 9. TB Ginjal
  • 52. 52 Tuberkulosis Keadaan Khusus o TB pada anak dan remaja dengan HIV → Setelah menyelesaikan pengobatan TB dilanjutkan dengan pemberian TPT → ARV diberikan dalam 2 minggu stlh OAT, kec pada TB meningitis, ARV ditunda 4 – 8 minggu → Hati – hati pemberian Rifampisin pada anak yg mendapat regimen ARV nevirapin o TB pada anak dan remaja dengan DM o Bayi lahir dari ibu dengan Tuberkulosis o TB pada remaja o TP pada anak dengan pneumonia o TB pada anak dan remaja dengan malnutrisi
  • 53. 53 Tuberkulosis Keadaan Khusus TB pada anak dan remaja dengan DM
  • 54. 54 Tuberkulosis Keadaan Khusus Bayi lahir dari ibu dengan Tuberkulosis a. Gejala TBC kongenital: berat badan lahir rendah, tanda-tandasepsis, distressrespirasi, hepatosplenomegali, distres pernapasan. Gejala TBC neonatus: biasanyamulaimuncul minggu ke2-3 setelah kelahiran, seperti: letargi, sulit minum, kesulitan pertambahan berat badan. b. Kondisimengancam jiwa, antaralain: distres respirasi, kejang, letargis c. Uji kulit tuberkulin dilakukan 2 minggu setelah pemberian TPT selesai Ada 2 kemungkinan : A. TB Kongenital TB yang didapatin utero (melalui sirkulasi plasenta)/aspirasi/ingesti cairan amnion/secret servikovaginalis B. TB neonatal Didapatstlh lahir, akibattertular dari pasien TB di sekitarnya
  • 55. 55
  • 56. Tata laksana TBC Sensitif Obat 56 Jenis dan dosis obat anti TBC sensitif obat Paduan OAT pada anak dan remaja Obat lain : 1. Kortikosteroid → pada TB dengan komplikasi : meningitis TB, sumbatanjalan nafasakibatTBC kelenjar & pericarditisTB. - MP dose 2mg – 4mg/kgBB/hari (max 60mg/hari) selama 4 mggu → tap off 6-8 mggu - Dexameth 0,3 – 0,6mg/kgBB/hari 2. Vit B6 : malnutrisi berat, HIV on ARV & DM (0,5-1mg/kgBB/hari) 3. Dukungan Nutrisi Diberikan Setiap Hari baik pada fase intensif maupun Fase Lanjutan
  • 57. 57 Tata laksana TBC Sensitif Obat Dosis OAT kombinasi dosis tetap untuk anak Dosis OAT KDT dewasa untuk anak dan remaja BB >30 kg (dosis harian) Jika tidak tersedia KDT harian dan hanya tersedia KDT intermiten (R 150 mg/H 150 mg) fase lanjutannya tetap diberikan setiap hari, dosis disesuaikan BB dan dose Maximal per hari CTh : BB = 50 kg - INH = 10mg x 50 kg → 500mg (max per hari 300mg) - Rif = 15mg x 50 kg → 750mg (max per hari = 600mg) JADI diberikanOAT KDT fs lanjutandewasa 1x2 tab + Rif 300mg
  • 58. 58 Tata laksana TBC Sensitif Obat (Jangka Pendek) Rejimen TBC paru dan ekstra paru jangka pendek *Diberikan sesuai dengan ketersediaan logistik di Program TBC Nasional. P: Rifapentine, M: Moxifloxacin Dosis: H: 300 mg; M: 400 mg; P: 1200 mg; Z: berat badan 40-<65 kg: 1500-1600mg; beratbadan ≥65 kg: 2000 mg Syarat: • Usia 3 bln – 12 tahun • Hasil HIV Negatif • Rontgen torak → hsl TBC tidak berat (TB KGB intratoraktanpa obstruksi jalan nafas, kelainanpada 1 sisi paru TANPA adanya kavitas& gamb millier, TANPA efusi pleura) • Hasil TCM/BTA Negatif • Gejala TB ringan dan tdk perlu rawat inap Pemberian rejimen terapi TBC SO jangka pendek hanya boleh dilakukan di FKRTL dan diberikan oleh dokter spesialis anak. Saat ini rejimen belum disediakan di program TBC nasional
  • 59. 59 Efek samping Obat & Tatalaksana Kriteria ADIH adalah jika terdapat salah satu atau lebih dari kondisi berikut: • SGPT/SGOT ↑ ≥5× nilai batas atas normal tanpa gejala klinis • SGPT /SGOT↑ ≥3× nilaibatas atas normal disertai dengangejala klinis • SGPT/SGOT ↑ dengan nilaidi atasnormal sebelum diberikanterapi, disertai denganikterus, anoreksia, nausea, muntah • Bilirubintotal(BT) serum ↑ >1,5 mg/dL Antituberculosis Drug Induced Hepatotoxicity (ADIH) Tata laksana ADIH : - Hentikan OAT (RHZ) - TB berat → pengobatan menggunakan OAT non hepatotoksik - Cari etiologilain - Reintroduksi OAT (jika sudah memenuhi syarat) 1. Nilai SGPT <2x normal, mulai RE, setelah R dosis penuh (15mg/kg/hari) → cek SGPT & bilirubin (3-7 hari) 2. Tidak disarankan PZA 3. Liver function tdk bisa di cek → menunggu 2 minggu stlh tdk didapatkan klinis ikterik dan hepatomegali Dikonsultasikan ke dokter Spesialis Anak
  • 60. 60 Pemantauan Pengobatan o Pemantauan rutin - Fase intensif : 2 minggu sekali dan fase lanjutan : tiap bulan - Luaran terapi ditentukan pada akhir pengobatan o Perkembangan gejala TB → penambahan berat badan → sesuaikan dosis obat o Efek samping obat o Kepatuhan minum obat o Pemeriksaan dahak untuk BTA - Pada anak yang terkonfirmasi bakteriologis : 2 bulan setelah mulai terapi dan akhir pengobatan. Jika BTA fs lanjutan Pos → Kriteria terduga TB RO → lanjutkan pem TB RO - Pada anak dengan TB klinis, tidak perlu dilakukan, kec respon klinis tidak adekuat (status nutrisi) o Pemeriksaan ulang rontgen torak : TB Milier (setelah pengobatan 1 bulan) dan efusi pleura (setelah pengobatan 2 – 4 minggu) Indikasi untuk merujuk dan perawatan di rumah sakit - TB berat - KecurigaanTB RO - TB – HIV - Bayi dengan BB < 5kg - Rawat Inap : malnutrisi berat, pneumonia berat, komorbid (anemia berat, ps dengan tanda bahaya,ADIH)
  • 61. 61 Pemantauan Pengobatan Tata laksana pengobatan yang terputus pada terapi TBC SO
  • 62. 62 Tuberkulosis Resisten Obat Perjalanan TBC ResistanObat Kapan kita mencurigai seorang anak/remajasakit TBC RO ? (Terduga TBC RO) Gejala penyakit TB RO = TB SO Pemeriksaan Bakteriologis → Baku emas TB RO TCM, LPA, Biakan – DST (kepekaan)
  • 63. 63 o Gejala TBC (+) o Pemeriksaan bakteriologis (+) resisten o kontak dengan pasien TBC RO o Ps TB SO secara klinis tdk membaik stlh OAT 2-3 bln o Anak dengan gej TB & riw kontak dgn ps meninggal krn TB, gagal pengobatanTB/ps TB kambuh o Gejala TB (+) o Rontgen torak sugestif TB o Bukti infeksi (+) o Pem Bakteriologis (-)
  • 64. 64 Alur diagnosis dan tindak lanjut pada TBC paru RO pada anak dan remaja *) Berikan TPTTBC RO jika kontak erat dengan pasien TBC RO dan uji kulit tuberkulin/IGRA positif **) Dapat dipertimbangkan tata laksana sebagai TBC RO klinis jika kontakerat dengan pasien TBC RO dan tidak ada perbaikan (hasil BTA positif atau tidak ada perbaikan klinis/radiologis) ***) Ulang pemeriksaan TCM jika berasal dari kriteria terduga TBC RO “kontakerat dengan pasien TBC SO yang meninggal, gagal pengobatan atau tidak patuh dalam pengobatan TBC”
  • 65. 65 Tatalaksana TBC Resisten Obat PENGELOMPOKAN OBAT ANTI TBC RO Prinsip pengobatan: - Panduanobat tanpa suntikan - Regimen : Fase intensif minimal 4 obat (dapat ditambahkan5 obat) dan minimal 3 obat hingga akhir pengobatan - Regimen >5 obat (hanyamenambahefek samping) - Panduan: semua obat grupA + semua obat grupB (jika obat dr grupA + B tdk dpt diberikan,tambahkanobatgrup C) - Anak curiga TB RO → hasil TCM tdk ada → panduanpengobatan didasarkanpadahasil uji kepekaansumber penularan - Pemberianobat di depan PMO
  • 66. 66 Tatalaksana TBC Resisten Obat Pemeriksaanawal yang dilakukan PemeriksaanFisik o BB, TB o Skrining neuropati perifer o Tes penglihatan o Pemeriksaan psikiatri Partisan Bakteriologis o Pemeriksaan Biakan o Uji kepekaanObat PemeriksaanLab, radiologis & penunjang lain o Darah rutin o SGOT, SGPT, bilirubin o Elektrolit o TSH, T4 o Albumin o Audiometri (hanya jika terpaksa diberikan obat injeksi) o Foto rontgen dada o EKG untuk evaluasi interval QTc (dengan formula Fridericia: QTc = QT/RR1/3) o HIV (pada anak dengan infeksiHIV, diawal perlu pemeriksaankolesterol, CD4 dan viral load HIV) Panduan Anak < 15 thn → berdasarkan berat/ringannya penyakit - Regimen jangka Pendek (6 bulan) : TB RO tidak berat/TB RO Klinis Tidak berat : TB paru, Kavitas(-), Milier (-), lesi unilateral (tdklbh dari 1 lobus), limfadenopati mediastinumtanpa kompresi sal.nafas, limfadenopati cervical) - Regimen Jangka Panjang (9-12 bulan): TB RO berat - Regimen 12 – 18 bln (TB meningitis, Osteoartritis, TB milier/diseminata)
  • 67. 67 Tatalaksana TBC Resisten Obat Pengobatan Jangka Pendek o Lama pemberian: 6 bulan o Indikasi: TBC RO tidak berat (bukan TBC ekstra paru (kecuali limfadenitis TBC), tidak ada kavitas, kerusakan paru tidak luas/kelainan hanya pada 1 lobus, pembesaran kelenjar getah bening mediastinum tanpa kompresi saluran napas), sensitif terhadap floroquinolon, tidak pernah mendapat OAT lini kedua yang digunakan pada rejimen jangka pendek sebelumnya selama >1 bulan (kecuali terbukti obat lini kedua tersebut masih sensitif), dan HIV (-) o Apabila BTA/biakan tetap positif pada 4 bulan terapi, periksa DST dan pertimbangkan tata laksana menjadi jangka panjang. # evaluasi ketat efek samping obat Hh: high-dose Isoniazid *BPaLM dan BPaL hanya dapat digunakan pada anak usia ≥15 tahun tanpa memandang status HIV, BB ≥35 kg, dapat digunakan pd TB pre-XDR, belum pernah mendapat obat yang sama dalam regimen tsb
  • 68. 68 Tatalaksana TBC Resisten Obat Pengobatan Jangka Panjang **Untuk rejimen jangka panjang dimungkinkan paduan yang diberikan berbeda dengan paduan yang dianjurkan (individual rejimen) tergantung pada kondisi klinis pasien, hasil uji kepekaan obat, dan ketersediaan obat. a Saat memberikan delamanid dan cycloserine secara bersamaan, penting memantau efek samping neuropsikiatri b Etambutol, Pirazinamid, Etionamid, dan PAS (bila DST terbukti masih sensitif) dapat diberikan bila rejimen tidak dapat disusun dengan obat dalam grup A dan B Durasi tahap awal ditentukan berdasarkan konversi BTA dan biakan dahak.
  • 70. 70 Tatalaksana TBC Resisten Obat Dosis levofloksasindan Moksifloksasin
  • 72. 72 Tatalaksana TBC Resisten Obat Dosis Bedaquilin
  • 73. 73 Tatalaksana TBC Resisten Obat Dosis Linezolid
  • 74. 74 Tatalaksana TBC Resisten Obat Cofazimine & Sikloserin
  • 75. 75 Tatalaksana TBC Resisten Obat Etambutol
  • 76. 76 Tatalaksana TBC Resisten Obat Delamanid
  • 82. 82 Pemeriksaan awal dan selama pengobatan TBC RO. Keterangan: a) Tes penglihatan yang dilakukan meliputi tes buta warna dan lapang pandang sederhana. b) Pemeriksaan BTA dilakukan setiap bulan dengan mengumpulkan 1 (satu) dahak pagi. Pada bulan ke-4, 5, 6 (rejimen jangka pendek) atau bulan ke-6, 7, 8 (rejimen jangka panjang) dan akhir pengobatan dilakukan pemeriksaan BTA dari dua (2) dahak pagi berurutan. Pemeriksaan LPA lini dua dan uji kepekaan fenotipik dapat diulang bila pada bulan ke-4 (rejimen jangka pendek) atau bulan ke-6 (rejimen jangka panjang) hasil BTA/biakan masih positif. c) Pemeriksaan EKG dilakukan di awal, minggu ke-2 pengobatan, bulan ke-1 pengobatan, lalu rutin setiap bulan dan atau bila terdapat keluhan terkait jantung. d) Pemeriksaan DPL harus dipantau secara ketat untuk pasien yang mendapatkan obat linezolid. e) Audiometri hanya dilakukan bila pasien mendapatkan OAT injeksi. f) Pemeriksaan albumin hanya dilakukan pada pasien yang mendapatkan obat delamanid. g) Pemeriksaan dilakukan di awal dan dapat diulang bila ada indikasi h) Pemeriksaan dilakukan setiap 6 bulan selama 2 tahun pasca pengobatan TBC RO.
  • 84. 84 Pemantauan Pengobatan a) Alasan perubahan rejimen meliputi: tidak ada respons klinis atau respons bakteriologis, atau keduanya; adanya efek samping obat; adanya bukti resistan pada obat yang terdapat dalam rejimen yang diberikan. b) Konversi bakteriologis: suatu keadaan dimana pasien dengan TBC terkonfirmasi bakteriologis yang setidaknya dua biakan berturut-turut (untuk TBC SO dan TBC RO) atau apusan (TBC SO) dengan hasil negatif pada waktupengambilan spesimen yang berbeda setidaknya 7 hari terpisah; Reversi bakteriologis: suatu keadaan di mana setidaknya dua biakan berturut-turut (untuk TBC SO dan TBC RO) atau apusan (TBC SO) diambil pada kesempatan berbeda setidaknya 7 hari terpisah dengan hasil positif baik setelah konversibakteriologis atau pada pasien yang sebelumnya tidak terkonfirmasi bakteriologis c) Termasuk kasus yang pindah ke unit perawatan lain dan hasil perawatannya tidak diketahui, kecuali mereka yang mangkir Definisi hasil akhir tata laksana TBC SO dan RO
  • 85. 85