SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
Download to read offline
72 Vol. 3 | No. 1 | Februari 2021 | Jurnal Medical Profession (MedPro)
FRAKTUR TERTUTUP 1/3 MEDIA RADIUS ULNA DEXTRA DAN
VULNUSLACERATUM REGIO FEMUR DEXTRADENGAN MASA RAWAT INAP 22
HARI:LAPORANKASUS
Anugrah Putra Gemilang1
, Tri Setiawati2,3
1
Medical Profession Program, Faculty of Medicine, Tadulako University– Palu, INDONESIA, 94118
2
Department of Biochemistry, Faculty of Medicine, Tadulako University – Palu, INDONESIA, 94118
3
Departement of Tropical Diserses and Traumatology, Faculty of Medicine, Tadulako University – Palu,
INDONESIA, 94118
ABSTRACT
Closed fracture radius ulnar is caused by direct or indirect trauma without penetrate the skin that required
surgical intervention. Based on epidemiological studies, the common causes of trauma are falls and traffic
accidents which Central Sulawesi is above the average prevalence in Indonesia. In this case reports, a 28-
year-old woman hadclosed fracure 1/3 middle radius ulna dextra and vulnuslaceratumregio femur dextra
with decrease of consciousness after a traffic accident had 22 days hospitalization. This happens because
of the optimization of laboratory parameters to realize safe surgical intervention to prevent infection.
Keywords: Fracture, hospitalization, laboratory, complication
ABSTRAK
Fraktur tertutup radius ulna disebabkan oleh trauma langsung atau tidak langsung tanpa adanya penetrasi
kekulit dan memerlukan Tindakan operatif. Berdasarkan studi epidemiologi, penyebab terbanyak cedera
adalah jatuh dan kecelakaan lalulintas dengan prevalensi Sulawesi Tengah berada di atas rata-rata
prevalensi Indonesia. Pada laporankan susini perempuanusia 28 tahun mengalami fraktur tertutup 1/3 media
radius ulna dextra dan vulnus laceratum regio femur dextra dengan keluhan penurunan kesadaran setelah
kecelakaan lalulintas memiliki masa rawatinap sebanyak 22 hari. Hal ini terjadi karena adanya optimalisasi
parameter laboratorium untuk mewujudkan Tindakan operatif yang aman dan diberikan antibiotik yang
adekuat untuk mencegah komplikasi infeksi.
Kata Kunci: Fraktur, rawatinap, laboratorium, komplikasi
PENDAHULUAN
Kecelakaan lalulintas (KLL) merupakan
penyebab kematian kesembilan di dunia
dengan jumlah lebihdari 1,2 juta setiap tahun
dan sekitar 20 – 50 juta orang mengalami
patah tulang dan disabilitas (34%). Di
Indonesia, adanya peningkatan prevalensi
cedera sebanyak 8,2% dengan penyebab
terbanyak adalah jatuh dan kecelakaan
sepeda motor. KLL kebanyakan terjadipada
negara berkembang berdampak pada
kondisifisik, psikologi dan sosial yang
mempengaruhi masa rawatinap.(1,2)Di
Sulawesi Tengah, prevalensi cedera
sebanyak 8,8% sehingga angka ini
lebihtinggi dibandingkan prevalensi rata-
rata Indonesia.(3)Fraktur tertutup radius
ulna adalah adanya diskontinuitas tulang
radius ulna yang disebabkan oleh adanya
cedera pada lengan bawah, baik trauma
langsung maupun tidaklangsung tanpa
adanya hubungan dengan dunia luar dan
memerlukan Tindakan operatif. (4)Laporan
ini bertujuan untuk melaporkan kasus fraktur
tertutup 1/3 media radius ulna dextradan
vulnuslaceratumregio femur dengan masa
rawatinap yang panjang.
LAPORAN KASUS
Pasien perempuan 28 tahun rujukan
dari RS Anutaloko Parigi dengan keluhan
penurunan kesadaran post KLL 1 hari
sebelummasuk RS. Pasien mengendarai
motor memakai helm ditabrak oleh sepeda
motor roda tiga dari arah depan kemudian
pasien terlempar dan masuk ke bawah
Vol. 3 | No. 1 | Februari 2021 | Jurnal Medical Profession (MedPro)
sepeda motor roda tiga. Pada pemeriksaan
fisik, didapatkan Glassgow Coma Scale
(GCS)E2M5V1, tanda vitaldalambatas
normal. Status lokalisdidapatkanedema (+),
tampak deformitas (+), terpasang spalk (+),
nyeri tekan (+), teraba hangat (+), krepitasi
(+), pergerakan terbatas akibat deformitas,
Capillary Refill Time (CRT)<2detik. Pada
pemeriksaan radiologi foto rontgen
Antebrachii dextra AP/Lateral tampak
fraktur 1/3 media radius-ulna dextra.
Pemeriksaan laboratorium darah dalam
batas normal kecualiSGOT: 71 U/I dan
SGPT: 155,9 U/I. Pasiendikonsultasikan
pada bedah saraf terkait hematome
intracerebral dan penyakit dalam terkait
gangguan fungsi hati. Setelah dilakukan
optimalisasi dilakukan Tindakan operatif.
Gambar 1. Gambaran X-Ray Preoperatif
Radius Ulna Dextra
Gambar 2. Debridement VulnusLaceratum
Regio Femur Dextra
DISKUSI
Cedera adalah adanya kerusakan
fisik pada seseorang akibat kekuatan dari
luar yang tidak dapat ditoleransi dan tidak
dapat diduga seperti kecelakaan lalulintas
yang dapat menyebabkan patah tulang.(3)
Cedera langsung fraktur radius ulna
menyebabkan fraktur transversa pada tinggi
yang sama di sepertiga media.(5) Menurut
Pedrazzonidkk, kebanyakan cedera pada
lengan bawah hanya mengenai satu tulang
dengan rawatinap yang rendah dan masa
yang singkat. Hal ini diakibatkan karena
kebanyakan kasus fraktur ditatalaksana
secara konservatif dengan imobilisasi dan
reduksi tertutup.(6)Namun pada kasus,
didapatkan fraktur tertutup radius ulnadi
lakukan tindak anoperatif dengan masa
rawatinap yang lama.
Pemeriksaan fisik pada kasus
fraktur ditemukan adanya nyeri tekan,
pergerakan abnormal dan terbatas dan
terabakrepitasi. Pada kasus didapatkan
adanya deformitas, nyeritekan, edema dan
krepitasi. Pergerakan abnormal dan tidak
adanya perpindahan pergerakan merupakan
tanda pasti adanya fraktur. Krepitasi terjadi
akibat adanya gesekan antar ujung fraktur
dan memberikan sensasi gerak di antara
ujung fraktur.(7)
Penggunaan modalitas dalam
mengevaluasi kelainan tulang dan sendi, dan
pada kasus trauma, digunakan modalitas
radiografi konvensional. Pada sebuah
modalitas radiografi, minimal adanya dua
74 Vol. 3 | No. 1 | Februari 2021 | Jurnal Medical Profession (MedPro)
tampakan tulang yang terlihat dengan sudut
90 derajat dam melibatkan minimal dua
sendi. Hal ini menurunkan resiko kesalahan
pada fraktur, subluksasi, dan/atau dislokasi
pada daerah yang cedera. Biasanya,
radiografi standar membandingkan antara
tampakan anteroposterior dan tampakan
lateral; tampakan oblik kadang dibutuhkan
untuk mengevaluasi struktur kompleks
seperti siku, lengan, kaki dan pelvis.Pada
kasusdilakukanpemeriksaanpenunjangradio
logi x-ray AP dan Lateral. Pada foto
radiologi tampakan anteroposterior, pasien
ini mengalami displacement ke arah lateral
dan pada tampakan lateral pasien ini
mengalami konfigurasi ke arah posterior.
Pada saat pengambilan foto pasien, posisi
antebrachii pasien tidak sesuai dengan posisi
anatomis. Hal ini dapat diakibatkan
beberapa pertimbangan salah satunya
keadaan pasien ataupun kelalaian
radiografernya.(8)
Untuk mewujudkan tindak
anoperatif yang aman, diperlukan evaluasi
preoperatif salah satunya optimalisasi
parameter laboratorium.(9) Namun pada
kasus, didapatkan fraktur tertutup radius
ulna dilakukan tindak anoperatif dengan
masa rawat inap sebanyak 22 hari karena
terkait dengan optimalisasi parameter
laboratorium. Pada kasus ini pasien
mengalami penurunan kesadaran sehingga
dikonsultasikan pada bedah saraf terkait
hematome intracerebralkemudiandilakukan
tindakan konservatif dan dirawat ruang
perawatan intensive care unit (ICU). Pada
pemeriksaandarah didapatkan adanya
gangguan fungsi hati yaitu SGOT dan SGPT
sekitar 2-3 kali peningkatan sehingga
dilakukan konsultasi ke penyakit dalam
terkait gangguan fungsi hati untuk
optimalisasi persiapan Tindakan operatif.
Pasien juga mengalami vulnus
laceratum pada regio femur dextra yang
telah terhecting dan dilakukan tindakan
debridement. Untuk tatalaksana awal,
dilakukan irigasi dan debridement.Pada
kasus ini, didapatkan adanya luka robek
pada regio femur. Untuk tatalaksana vulnus
laceratum pada kasus ini dilakukan tindakan
debridement. Irigasi membantu menurunkan
masuknya bakteri dan mengeluarkan benda
asing dan merupakan tatalaksana rutin pada
luka. Untuk surgical debridement
diindikasikan untuk tatalaksana luka kronik
yang tidak sembuh untuk menghilangkan
debris infeksius atau pemeriksaan kultur
atau patologi terkait pemberian antibiotik.
Untuk mencegah komplikasi yang
ditimbulkan akibat tindakan operatif, maka
diberikan terapi antibiotik.(10)
Tindakan operatif adalah prosedur
yang dilakukan di dalam ruang operasi
termasuk insisi, eksisi, manipulasi atau
penjahitan jaringan dan biasanya
membutuhkan anestesi regional, umum ada
usedasi untuk mengontrolnyeri.(9) Pada
kasus ini dilakukan reduksi terbuka fiksasi
interna (Open Reduction Internal Fixation,
ORIF). Fiksasi interna yang dipakai
Vol. 3 | No. 1 | Februari 2021 | Jurnal Medical Profession (MedPro)
biasanya berupa plate dan sekrup.
Keuntungan ORIF adalah tercapai reposisi
yang sempurna dan fiksasi yang kokoh
sehingga pasca operasi tidak perlu lagi
dipasang gips dan mobil isasi segera biasa
dilakukan. Kerugiannya adalah adanya
resiko infeksitulang. ORIF biasanya
dilakukan pada fraktur femur, tibia, humerus
dan antebrakii.(5) Pedrazzonidkk,
menunjukkan kebanyakan cedera pada
lengan bawah hanya mengenai satu tulang
dengan rawatinap yang rendah dan masa
yang singkat karena kebanyakan kasus
fraktur ditatalaksana secara konservatif
dengan imobilisasi dan reduksi tertutup.
Sekitar 10 tahun belakangan ini, jumlah dan
durasi rawat inap meningkat karena
dilakukan Tindakan operatif dan fiksasi
internal terutama dilakukan pemasangan
fiksasi menggunakan plate dan
sekrup.(6)Pada kasus ini diberikan antibiotik
Meropenem untuk mencegah komplikasi
infeksi karena vulnuslaceratumregio femur
tergolongluas dan tidak cepat ditangani
meskipun belum dilakukan kultur bakteri.
Meropenem digunakan sebagai terapi pada
pasien dengan multidrugs-resisten bakteri
gram negatif, dan untuk terapi akibat adanya
infeksi struktur kulit oleh Staphylococcus
aureus. Meropenem digunakan dengandosis
1-2 gram tiap 8 jam. Sebelum penggunaan
meropenem, dilakukan kultur bakteri untuk
menguji kepekaan atau resistensi
antibiotik.(10)
Komplikasi yang dapat ditimbulkan bila
fraktur ditatalaksana terlambat terbagi dua
yaitu komplikasi jangka pendek dan
komplikasi jangka panjang. Komplikasi jang
kapendek yaitu: (a) Kerusakan arteriakibat
adanya trauma pada pembuluh darah
ditandai dengan tidak adanadi, CRT
menurun, sianosisdistal hematome; (b)
Sindrom kompartementer jadi akibat edema
dan perdarahan sehingga menekanotot,
tulang, saraf dan pembuluhdarah; (c) Fat
Embolism Syndrome(FES) terjadi akibat sel
lemak dari sumsum tulang masuk kealiran
darah sehingga menyebabkan tingkat
oksigen darah rendah yang ditandai dengan
takipnea, takikardia, demam, hipertensi dan
gangguan pernapasan; (d) Infeksi infeksi
dimulai pada kulit (superfisial) dan masuk
kedalam tulang akibatadanya fraktur
terbuka; dan (e) Nekrosis Avaskular terjadi
karena aliran darah ketulang rusak atau
terganggu yang bisa menyebabkan nekrosis
tulang. Sedangkan untuk komplikasi jangka
Panjang yaitu: (a) Malunion adalah
keadaandimana fraktur menyembuh pada
saatnya, tetapi terdapat deformitas yang
berbentuk angulasi, varus/valgus,
kependekan atau union secara menyilang
misalnya pada fraktur radius dan ulna;
(b)Delayed Union adalah fraktur yang tidak
sembuh setelah selang waktu 3 bulan untuk
ekstremitas atas dan 5 bulan untuk
ekstremitas bawah; dan (c) Nonunion
apabila fraktur tidak menyembuh antara 6-8
bulan dan tidak didapatkan konsolidasi
76 Vol. 3 | No. 1 | Februari 2021 | Jurnal Medical Profession (MedPro)
sehingga terdapat pseudoartrosis
(sendipalsu). (5)Setelah dilakukan tindakan
ORIF, keadaan umum telah membaik, dan
terapi antibiotik melalui intravena telah
selesai, pasien dipulangkan pada hari
perawatan post operatif hari ketiga dan
kontrol di poliklinik.
KESIMPULAN
Fraktur tertutup radius ulna dan
vulnuslaceratumregio femur ditatalaksana
dengan cepat agar tidak terjadi komplikasi
sehingga memiliki masa rawatinap yang
relatifsingkat. Namun pada kasus, masa
rawat inap Panjang akibat adanya
optimalisasi parameter laboratorium untuk
mewujudkan Tindakan operatif yang aman
dan diberikan antibiotik yang adekuat untuk
mencegah komplikasi infek.
REFERENSI
1. Mahdian M, Fazel MR, Sehat M,
Khosravi G, Mohammadzadeh M.
Epidemiological Profile of Extremity
Fractures and Dislocations in Road
Traffic Accidents in Kashan, Iran: Arch
Bone Jt Surg. 2017;5(3):7.
2. Tana L. The Contributing Factors to
Injury’s Length of Stay in Hospital
Among Productive Age Workers in
Indonesia. Bul Penelit Sist Kesehat. 2016
Jun 1;19(1).
3. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar.
Kementrian Kesehatan RI; 2013.
4. Oryan A, Monazzah S, Bigham-Sadegh
A. Bone Injury and Fracture Healing
Biology. Biomed Environ Sci. 2018 Aug
24;28(1):57–71.
5. Duckworth T, Blundell CM, Duckworth
T. Lecture notes. Orthopaedics and
fractures. 4th ed. Chichester, UK;
Hoboken, NJ: Wiley-Blackwell; 2010.
245 p. (The lecture notes series).
6. Pedrazzoni M, Verzicco I, Repetti F,
Pedrazzini A, Abbate B, Cervellin G.
Hospital admission rates for distal
forearm fractures: an epidemiological
survey in patients referred to a large
emergency department in Northern Italy.
Arch Osteoporos. 2014 Dec;9(1).
7. Mehra A, Arora A, Saif T. Orthopedics
quick review. 3rd ed. New Delhi: Jaypee
Brothers,Medical Publishers Pvt.
Limited; 2015.
8. Greenspan A, Beltran J. Orthopedic
imaging: a practical approach. Sixth
edition. Philadelphia: Wolters Kluwer;
2015. 1170 p.
9.World Health Organization, Patient
Safety. WHO guidelines for safe surgery
2009: safe surgery saves lives. 2009.
10.Kates S, Borens O, Georg Thieme Verlag
KG. Principles of Orthopedic Infection
Management. New York: George
Thieme Verlag; 2017.
77
Vol. 3 | No. 1 | Februari 2021 | Jurnal Medical Profession (MedPro)

More Related Content

Similar to 682-Article Text-1959-1-10-20221220.pdf

Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Refarat Synostosis Radioulnar fix (1).pptx
Refarat Synostosis Radioulnar fix (1).pptxRefarat Synostosis Radioulnar fix (1).pptx
Refarat Synostosis Radioulnar fix (1).pptx4myeducation
 
Fraktur Galeazzi.docx
Fraktur Galeazzi.docxFraktur Galeazzi.docx
Fraktur Galeazzi.docxFisioOkFisio
 
Meridian_PPT_Frakture Straddle.pptx
Meridian_PPT_Frakture Straddle.pptxMeridian_PPT_Frakture Straddle.pptx
Meridian_PPT_Frakture Straddle.pptxJuwitaRashiLumbantor
 
skripsi kegawatdaruratan
skripsi kegawatdaruratanskripsi kegawatdaruratan
skripsi kegawatdaruratanADRYAN LANGIT
 
M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9ermawijaya
 
Slide_Single_Stage_Reconstruction_with_Titanium_Mesh_for_Compound.pptx
Slide_Single_Stage_Reconstruction_with_Titanium_Mesh_for_Compound.pptxSlide_Single_Stage_Reconstruction_with_Titanium_Mesh_for_Compound.pptx
Slide_Single_Stage_Reconstruction_with_Titanium_Mesh_for_Compound.pptxahmadzaky59
 
10-Article Text-21-2-10-20200930.pdf
10-Article Text-21-2-10-20200930.pdf10-Article Text-21-2-10-20200930.pdf
10-Article Text-21-2-10-20200930.pdfMuhammadSyarif783439
 
temporo mandibular joint
temporo mandibular jointtemporo mandibular joint
temporo mandibular jointAmalia Annisa
 
REFERAT OPERASI KATARAK PADA MATA (JENIS OPERASI DAN INDIKASINYA).pptx
REFERAT OPERASI KATARAK PADA MATA (JENIS OPERASI DAN INDIKASINYA).pptxREFERAT OPERASI KATARAK PADA MATA (JENIS OPERASI DAN INDIKASINYA).pptx
REFERAT OPERASI KATARAK PADA MATA (JENIS OPERASI DAN INDIKASINYA).pptxninikindriyani0
 
Yohan Parulian Sinaga - Pelvic fractures in children (pelvic ring and acetab...
Yohan Parulian Sinaga -  Pelvic fractures in children (pelvic ring and acetab...Yohan Parulian Sinaga -  Pelvic fractures in children (pelvic ring and acetab...
Yohan Parulian Sinaga - Pelvic fractures in children (pelvic ring and acetab...dryohanparulian
 
Use of Negative-pressure Wound Therapy in Orthopaedic Trauma - Yohan Parulian...
Use of Negative-pressure Wound Therapy in Orthopaedic Trauma - Yohan Parulian...Use of Negative-pressure Wound Therapy in Orthopaedic Trauma - Yohan Parulian...
Use of Negative-pressure Wound Therapy in Orthopaedic Trauma - Yohan Parulian...dryohanparulian
 
5D_Kelompok 1_Makalah Tinjauan Teori Katarak.pdf
5D_Kelompok 1_Makalah Tinjauan Teori Katarak.pdf5D_Kelompok 1_Makalah Tinjauan Teori Katarak.pdf
5D_Kelompok 1_Makalah Tinjauan Teori Katarak.pdfIndah12Safitri20
 
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.pptKEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.pptFadlanKhuzaifa
 

Similar to 682-Article Text-1959-1-10-20221220.pdf (20)

JURED BM.pptx
JURED BM.pptxJURED BM.pptx
JURED BM.pptx
 
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
Asuhan Keperawatan pada Klien Amputasi (Laporan Pendahuluan)
 
Refarat Synostosis Radioulnar fix (1).pptx
Refarat Synostosis Radioulnar fix (1).pptxRefarat Synostosis Radioulnar fix (1).pptx
Refarat Synostosis Radioulnar fix (1).pptx
 
Fraktur Galeazzi.docx
Fraktur Galeazzi.docxFraktur Galeazzi.docx
Fraktur Galeazzi.docx
 
Meridian_PPT_Frakture Straddle.pptx
Meridian_PPT_Frakture Straddle.pptxMeridian_PPT_Frakture Straddle.pptx
Meridian_PPT_Frakture Straddle.pptx
 
fraktur
frakturfraktur
fraktur
 
Fraktur
FrakturFraktur
Fraktur
 
skripsi kegawatdaruratan
skripsi kegawatdaruratanskripsi kegawatdaruratan
skripsi kegawatdaruratan
 
M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9M. pbl ( blok 14 ) s.9
M. pbl ( blok 14 ) s.9
 
Slide_Single_Stage_Reconstruction_with_Titanium_Mesh_for_Compound.pptx
Slide_Single_Stage_Reconstruction_with_Titanium_Mesh_for_Compound.pptxSlide_Single_Stage_Reconstruction_with_Titanium_Mesh_for_Compound.pptx
Slide_Single_Stage_Reconstruction_with_Titanium_Mesh_for_Compound.pptx
 
10-Article Text-21-2-10-20200930.pdf
10-Article Text-21-2-10-20200930.pdf10-Article Text-21-2-10-20200930.pdf
10-Article Text-21-2-10-20200930.pdf
 
temporo mandibular joint
temporo mandibular jointtemporo mandibular joint
temporo mandibular joint
 
Fraktur1
Fraktur1Fraktur1
Fraktur1
 
Lp ameloblastoma
Lp ameloblastomaLp ameloblastoma
Lp ameloblastoma
 
REFERAT OPERASI KATARAK PADA MATA (JENIS OPERASI DAN INDIKASINYA).pptx
REFERAT OPERASI KATARAK PADA MATA (JENIS OPERASI DAN INDIKASINYA).pptxREFERAT OPERASI KATARAK PADA MATA (JENIS OPERASI DAN INDIKASINYA).pptx
REFERAT OPERASI KATARAK PADA MATA (JENIS OPERASI DAN INDIKASINYA).pptx
 
Yohan Parulian Sinaga - Pelvic fractures in children (pelvic ring and acetab...
Yohan Parulian Sinaga -  Pelvic fractures in children (pelvic ring and acetab...Yohan Parulian Sinaga -  Pelvic fractures in children (pelvic ring and acetab...
Yohan Parulian Sinaga - Pelvic fractures in children (pelvic ring and acetab...
 
Anestesi lokal
Anestesi lokalAnestesi lokal
Anestesi lokal
 
Use of Negative-pressure Wound Therapy in Orthopaedic Trauma - Yohan Parulian...
Use of Negative-pressure Wound Therapy in Orthopaedic Trauma - Yohan Parulian...Use of Negative-pressure Wound Therapy in Orthopaedic Trauma - Yohan Parulian...
Use of Negative-pressure Wound Therapy in Orthopaedic Trauma - Yohan Parulian...
 
5D_Kelompok 1_Makalah Tinjauan Teori Katarak.pdf
5D_Kelompok 1_Makalah Tinjauan Teori Katarak.pdf5D_Kelompok 1_Makalah Tinjauan Teori Katarak.pdf
5D_Kelompok 1_Makalah Tinjauan Teori Katarak.pdf
 
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.pptKEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
KEGAWATDARURATAN_PADA_SISTEM_MUSKULOSKEL.ppt
 

Recently uploaded

jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologissuser7c01e3
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbSendaUNNES
 
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptxPenyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptxnuri729086
 
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaasuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaAnnisFathia1
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccanangkuniawan
 
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)fifinoktaviani
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptStevenSamuelBangun
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioSafrina Ramadhani
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfaguswidiyanto98
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.pptcels17082019
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybankcsooyoung073
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANfaisalkurniawan12
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptchoukocat
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smearprofesibidan2
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptHenryAdhySantoso
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksihaslinahaslina3
 
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYAPPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYAStarkoko
 

Recently uploaded (17)

jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologijenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
jenis-jenis Data dalam bidang epidemiologi
 
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkbregulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
regulasi tentang kosmetika di indonesia cpkb
 
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptxPenyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
Penyuluhan Kesehatan gigi dan mulut.pptx
 
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencanaasuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
asuhan keperawatan manajemen bencana pada pasien bencana konsep bencana
 
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngccccccccccccccccaskep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
askep hiv dewasa.pptxcvbngcccccccccccccccc
 
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
Tatalaksana Terapi Diabetes Mellitus (farmasi klinis)
 
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.pptParasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
Parasitologi-dan-Mikrobiologi-Pertemuan-4.ppt
 
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratioIMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
IMR, MMR, ASDR infertility fertility sex ratio
 
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdfPPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
PPT Kebijakan Regulasi RME - Dir 28 -29 Feb 2024 s.d 1 Maret.pdf
 
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
468660424-Kuliah-5-CDOB-upkukdate-ppt.ppt
 
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank MaybankUNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
UNIKBET Situs Slot Habanero Deposit Bisa Pakai Bank Maybank
 
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHANKONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
KONSEP DASAR LUKA DAN PENANGANANNYA, PROSES PENYEMBUHAN
 
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.pptpartograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
partograf. pencatatan proses kelahiran.ppt
 
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smeardokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
dokumen.tips_pap-smear-ppt-final.pptx_iva pap smear
 
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.pptPPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
PPT Antibiotik amoxycillin, erytromycin.ppt
 
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksiTM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
TM 6_KESPRO REMAJA.ppt kesehatan reproduksi
 
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYAPPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
PPT LAPORAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA
 

682-Article Text-1959-1-10-20221220.pdf

  • 1. 72 Vol. 3 | No. 1 | Februari 2021 | Jurnal Medical Profession (MedPro) FRAKTUR TERTUTUP 1/3 MEDIA RADIUS ULNA DEXTRA DAN VULNUSLACERATUM REGIO FEMUR DEXTRADENGAN MASA RAWAT INAP 22 HARI:LAPORANKASUS Anugrah Putra Gemilang1 , Tri Setiawati2,3 1 Medical Profession Program, Faculty of Medicine, Tadulako University– Palu, INDONESIA, 94118 2 Department of Biochemistry, Faculty of Medicine, Tadulako University – Palu, INDONESIA, 94118 3 Departement of Tropical Diserses and Traumatology, Faculty of Medicine, Tadulako University – Palu, INDONESIA, 94118 ABSTRACT Closed fracture radius ulnar is caused by direct or indirect trauma without penetrate the skin that required surgical intervention. Based on epidemiological studies, the common causes of trauma are falls and traffic accidents which Central Sulawesi is above the average prevalence in Indonesia. In this case reports, a 28- year-old woman hadclosed fracure 1/3 middle radius ulna dextra and vulnuslaceratumregio femur dextra with decrease of consciousness after a traffic accident had 22 days hospitalization. This happens because of the optimization of laboratory parameters to realize safe surgical intervention to prevent infection. Keywords: Fracture, hospitalization, laboratory, complication ABSTRAK Fraktur tertutup radius ulna disebabkan oleh trauma langsung atau tidak langsung tanpa adanya penetrasi kekulit dan memerlukan Tindakan operatif. Berdasarkan studi epidemiologi, penyebab terbanyak cedera adalah jatuh dan kecelakaan lalulintas dengan prevalensi Sulawesi Tengah berada di atas rata-rata prevalensi Indonesia. Pada laporankan susini perempuanusia 28 tahun mengalami fraktur tertutup 1/3 media radius ulna dextra dan vulnus laceratum regio femur dextra dengan keluhan penurunan kesadaran setelah kecelakaan lalulintas memiliki masa rawatinap sebanyak 22 hari. Hal ini terjadi karena adanya optimalisasi parameter laboratorium untuk mewujudkan Tindakan operatif yang aman dan diberikan antibiotik yang adekuat untuk mencegah komplikasi infeksi. Kata Kunci: Fraktur, rawatinap, laboratorium, komplikasi PENDAHULUAN Kecelakaan lalulintas (KLL) merupakan penyebab kematian kesembilan di dunia dengan jumlah lebihdari 1,2 juta setiap tahun dan sekitar 20 – 50 juta orang mengalami patah tulang dan disabilitas (34%). Di Indonesia, adanya peningkatan prevalensi cedera sebanyak 8,2% dengan penyebab terbanyak adalah jatuh dan kecelakaan sepeda motor. KLL kebanyakan terjadipada negara berkembang berdampak pada kondisifisik, psikologi dan sosial yang mempengaruhi masa rawatinap.(1,2)Di Sulawesi Tengah, prevalensi cedera sebanyak 8,8% sehingga angka ini lebihtinggi dibandingkan prevalensi rata- rata Indonesia.(3)Fraktur tertutup radius ulna adalah adanya diskontinuitas tulang radius ulna yang disebabkan oleh adanya cedera pada lengan bawah, baik trauma langsung maupun tidaklangsung tanpa adanya hubungan dengan dunia luar dan memerlukan Tindakan operatif. (4)Laporan ini bertujuan untuk melaporkan kasus fraktur tertutup 1/3 media radius ulna dextradan vulnuslaceratumregio femur dengan masa rawatinap yang panjang. LAPORAN KASUS Pasien perempuan 28 tahun rujukan dari RS Anutaloko Parigi dengan keluhan penurunan kesadaran post KLL 1 hari sebelummasuk RS. Pasien mengendarai motor memakai helm ditabrak oleh sepeda motor roda tiga dari arah depan kemudian pasien terlempar dan masuk ke bawah
  • 2. Vol. 3 | No. 1 | Februari 2021 | Jurnal Medical Profession (MedPro) sepeda motor roda tiga. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan Glassgow Coma Scale (GCS)E2M5V1, tanda vitaldalambatas normal. Status lokalisdidapatkanedema (+), tampak deformitas (+), terpasang spalk (+), nyeri tekan (+), teraba hangat (+), krepitasi (+), pergerakan terbatas akibat deformitas, Capillary Refill Time (CRT)<2detik. Pada pemeriksaan radiologi foto rontgen Antebrachii dextra AP/Lateral tampak fraktur 1/3 media radius-ulna dextra. Pemeriksaan laboratorium darah dalam batas normal kecualiSGOT: 71 U/I dan SGPT: 155,9 U/I. Pasiendikonsultasikan pada bedah saraf terkait hematome intracerebral dan penyakit dalam terkait gangguan fungsi hati. Setelah dilakukan optimalisasi dilakukan Tindakan operatif. Gambar 1. Gambaran X-Ray Preoperatif Radius Ulna Dextra Gambar 2. Debridement VulnusLaceratum Regio Femur Dextra DISKUSI Cedera adalah adanya kerusakan fisik pada seseorang akibat kekuatan dari luar yang tidak dapat ditoleransi dan tidak dapat diduga seperti kecelakaan lalulintas yang dapat menyebabkan patah tulang.(3) Cedera langsung fraktur radius ulna menyebabkan fraktur transversa pada tinggi yang sama di sepertiga media.(5) Menurut Pedrazzonidkk, kebanyakan cedera pada lengan bawah hanya mengenai satu tulang dengan rawatinap yang rendah dan masa yang singkat. Hal ini diakibatkan karena kebanyakan kasus fraktur ditatalaksana secara konservatif dengan imobilisasi dan reduksi tertutup.(6)Namun pada kasus, didapatkan fraktur tertutup radius ulnadi lakukan tindak anoperatif dengan masa rawatinap yang lama. Pemeriksaan fisik pada kasus fraktur ditemukan adanya nyeri tekan, pergerakan abnormal dan terbatas dan terabakrepitasi. Pada kasus didapatkan adanya deformitas, nyeritekan, edema dan krepitasi. Pergerakan abnormal dan tidak adanya perpindahan pergerakan merupakan tanda pasti adanya fraktur. Krepitasi terjadi akibat adanya gesekan antar ujung fraktur dan memberikan sensasi gerak di antara ujung fraktur.(7) Penggunaan modalitas dalam mengevaluasi kelainan tulang dan sendi, dan pada kasus trauma, digunakan modalitas radiografi konvensional. Pada sebuah modalitas radiografi, minimal adanya dua
  • 3. 74 Vol. 3 | No. 1 | Februari 2021 | Jurnal Medical Profession (MedPro) tampakan tulang yang terlihat dengan sudut 90 derajat dam melibatkan minimal dua sendi. Hal ini menurunkan resiko kesalahan pada fraktur, subluksasi, dan/atau dislokasi pada daerah yang cedera. Biasanya, radiografi standar membandingkan antara tampakan anteroposterior dan tampakan lateral; tampakan oblik kadang dibutuhkan untuk mengevaluasi struktur kompleks seperti siku, lengan, kaki dan pelvis.Pada kasusdilakukanpemeriksaanpenunjangradio logi x-ray AP dan Lateral. Pada foto radiologi tampakan anteroposterior, pasien ini mengalami displacement ke arah lateral dan pada tampakan lateral pasien ini mengalami konfigurasi ke arah posterior. Pada saat pengambilan foto pasien, posisi antebrachii pasien tidak sesuai dengan posisi anatomis. Hal ini dapat diakibatkan beberapa pertimbangan salah satunya keadaan pasien ataupun kelalaian radiografernya.(8) Untuk mewujudkan tindak anoperatif yang aman, diperlukan evaluasi preoperatif salah satunya optimalisasi parameter laboratorium.(9) Namun pada kasus, didapatkan fraktur tertutup radius ulna dilakukan tindak anoperatif dengan masa rawat inap sebanyak 22 hari karena terkait dengan optimalisasi parameter laboratorium. Pada kasus ini pasien mengalami penurunan kesadaran sehingga dikonsultasikan pada bedah saraf terkait hematome intracerebralkemudiandilakukan tindakan konservatif dan dirawat ruang perawatan intensive care unit (ICU). Pada pemeriksaandarah didapatkan adanya gangguan fungsi hati yaitu SGOT dan SGPT sekitar 2-3 kali peningkatan sehingga dilakukan konsultasi ke penyakit dalam terkait gangguan fungsi hati untuk optimalisasi persiapan Tindakan operatif. Pasien juga mengalami vulnus laceratum pada regio femur dextra yang telah terhecting dan dilakukan tindakan debridement. Untuk tatalaksana awal, dilakukan irigasi dan debridement.Pada kasus ini, didapatkan adanya luka robek pada regio femur. Untuk tatalaksana vulnus laceratum pada kasus ini dilakukan tindakan debridement. Irigasi membantu menurunkan masuknya bakteri dan mengeluarkan benda asing dan merupakan tatalaksana rutin pada luka. Untuk surgical debridement diindikasikan untuk tatalaksana luka kronik yang tidak sembuh untuk menghilangkan debris infeksius atau pemeriksaan kultur atau patologi terkait pemberian antibiotik. Untuk mencegah komplikasi yang ditimbulkan akibat tindakan operatif, maka diberikan terapi antibiotik.(10) Tindakan operatif adalah prosedur yang dilakukan di dalam ruang operasi termasuk insisi, eksisi, manipulasi atau penjahitan jaringan dan biasanya membutuhkan anestesi regional, umum ada usedasi untuk mengontrolnyeri.(9) Pada kasus ini dilakukan reduksi terbuka fiksasi interna (Open Reduction Internal Fixation, ORIF). Fiksasi interna yang dipakai
  • 4. Vol. 3 | No. 1 | Februari 2021 | Jurnal Medical Profession (MedPro) biasanya berupa plate dan sekrup. Keuntungan ORIF adalah tercapai reposisi yang sempurna dan fiksasi yang kokoh sehingga pasca operasi tidak perlu lagi dipasang gips dan mobil isasi segera biasa dilakukan. Kerugiannya adalah adanya resiko infeksitulang. ORIF biasanya dilakukan pada fraktur femur, tibia, humerus dan antebrakii.(5) Pedrazzonidkk, menunjukkan kebanyakan cedera pada lengan bawah hanya mengenai satu tulang dengan rawatinap yang rendah dan masa yang singkat karena kebanyakan kasus fraktur ditatalaksana secara konservatif dengan imobilisasi dan reduksi tertutup. Sekitar 10 tahun belakangan ini, jumlah dan durasi rawat inap meningkat karena dilakukan Tindakan operatif dan fiksasi internal terutama dilakukan pemasangan fiksasi menggunakan plate dan sekrup.(6)Pada kasus ini diberikan antibiotik Meropenem untuk mencegah komplikasi infeksi karena vulnuslaceratumregio femur tergolongluas dan tidak cepat ditangani meskipun belum dilakukan kultur bakteri. Meropenem digunakan sebagai terapi pada pasien dengan multidrugs-resisten bakteri gram negatif, dan untuk terapi akibat adanya infeksi struktur kulit oleh Staphylococcus aureus. Meropenem digunakan dengandosis 1-2 gram tiap 8 jam. Sebelum penggunaan meropenem, dilakukan kultur bakteri untuk menguji kepekaan atau resistensi antibiotik.(10) Komplikasi yang dapat ditimbulkan bila fraktur ditatalaksana terlambat terbagi dua yaitu komplikasi jangka pendek dan komplikasi jangka panjang. Komplikasi jang kapendek yaitu: (a) Kerusakan arteriakibat adanya trauma pada pembuluh darah ditandai dengan tidak adanadi, CRT menurun, sianosisdistal hematome; (b) Sindrom kompartementer jadi akibat edema dan perdarahan sehingga menekanotot, tulang, saraf dan pembuluhdarah; (c) Fat Embolism Syndrome(FES) terjadi akibat sel lemak dari sumsum tulang masuk kealiran darah sehingga menyebabkan tingkat oksigen darah rendah yang ditandai dengan takipnea, takikardia, demam, hipertensi dan gangguan pernapasan; (d) Infeksi infeksi dimulai pada kulit (superfisial) dan masuk kedalam tulang akibatadanya fraktur terbuka; dan (e) Nekrosis Avaskular terjadi karena aliran darah ketulang rusak atau terganggu yang bisa menyebabkan nekrosis tulang. Sedangkan untuk komplikasi jangka Panjang yaitu: (a) Malunion adalah keadaandimana fraktur menyembuh pada saatnya, tetapi terdapat deformitas yang berbentuk angulasi, varus/valgus, kependekan atau union secara menyilang misalnya pada fraktur radius dan ulna; (b)Delayed Union adalah fraktur yang tidak sembuh setelah selang waktu 3 bulan untuk ekstremitas atas dan 5 bulan untuk ekstremitas bawah; dan (c) Nonunion apabila fraktur tidak menyembuh antara 6-8 bulan dan tidak didapatkan konsolidasi
  • 5. 76 Vol. 3 | No. 1 | Februari 2021 | Jurnal Medical Profession (MedPro) sehingga terdapat pseudoartrosis (sendipalsu). (5)Setelah dilakukan tindakan ORIF, keadaan umum telah membaik, dan terapi antibiotik melalui intravena telah selesai, pasien dipulangkan pada hari perawatan post operatif hari ketiga dan kontrol di poliklinik. KESIMPULAN Fraktur tertutup radius ulna dan vulnuslaceratumregio femur ditatalaksana dengan cepat agar tidak terjadi komplikasi sehingga memiliki masa rawatinap yang relatifsingkat. Namun pada kasus, masa rawat inap Panjang akibat adanya optimalisasi parameter laboratorium untuk mewujudkan Tindakan operatif yang aman dan diberikan antibiotik yang adekuat untuk mencegah komplikasi infek. REFERENSI 1. Mahdian M, Fazel MR, Sehat M, Khosravi G, Mohammadzadeh M. Epidemiological Profile of Extremity Fractures and Dislocations in Road Traffic Accidents in Kashan, Iran: Arch Bone Jt Surg. 2017;5(3):7. 2. Tana L. The Contributing Factors to Injury’s Length of Stay in Hospital Among Productive Age Workers in Indonesia. Bul Penelit Sist Kesehat. 2016 Jun 1;19(1). 3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar. Kementrian Kesehatan RI; 2013. 4. Oryan A, Monazzah S, Bigham-Sadegh A. Bone Injury and Fracture Healing Biology. Biomed Environ Sci. 2018 Aug 24;28(1):57–71. 5. Duckworth T, Blundell CM, Duckworth T. Lecture notes. Orthopaedics and fractures. 4th ed. Chichester, UK; Hoboken, NJ: Wiley-Blackwell; 2010. 245 p. (The lecture notes series). 6. Pedrazzoni M, Verzicco I, Repetti F, Pedrazzini A, Abbate B, Cervellin G. Hospital admission rates for distal forearm fractures: an epidemiological survey in patients referred to a large emergency department in Northern Italy. Arch Osteoporos. 2014 Dec;9(1). 7. Mehra A, Arora A, Saif T. Orthopedics quick review. 3rd ed. New Delhi: Jaypee Brothers,Medical Publishers Pvt. Limited; 2015. 8. Greenspan A, Beltran J. Orthopedic imaging: a practical approach. Sixth edition. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015. 1170 p. 9.World Health Organization, Patient Safety. WHO guidelines for safe surgery 2009: safe surgery saves lives. 2009. 10.Kates S, Borens O, Georg Thieme Verlag KG. Principles of Orthopedic Infection Management. New York: George Thieme Verlag; 2017.
  • 6. 77 Vol. 3 | No. 1 | Februari 2021 | Jurnal Medical Profession (MedPro)