Prosedur dan analisis pemutusan pembiayaan di Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate membahas tentang proses pemberian pembiayaan dan pengambilan keputusan pemberian pembiayaan. Tulisan ini bertujuan mengetahui prosedur pembiayaan dan analisis pemutusan pembiayaan di bank tersebut.
1. 18
PROSEDUR DAN ANALISIS PEMUTUSAN PEMBIAYAAN
DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG TERNATE
TUGAS AKHIR
Oleh :
RAFITA BUAMONA
NIM. 13. 139. 047
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA PERBANKAN SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
TERNATE
2016
2. 19
PROSEDUR DAN ANALISIS PEMUTUSAN PEMBIAYAAN
DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG TERNATE
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada
Institut Agama Islam Negeri Ternate
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh
Gelar Ahli Madya Perbankan Syari’ah
Oleh :
RAFITA BUAMONA
NIM. 13. 139. 047
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA PERBANKAN SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TERNATE
2016
3. 20
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya Yang Bertanda Tanggan di Bawah Ini:
Nama : Rafita Buamona
Nim : 13 139 047
Program Studi : D3 Perbankan
Fakultas : Syariah Dan Ekonomi Islam
Judul : Prosedur dan Analisis Pemutusan Pembiayaan Di
Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate
Dengan Ini Saya Menyatakan bahwa Tugas Akhir ini Benar-Benar Karya Tulis
Saya Sendiri. Sepanjang Pengetahuan Saya tidak terdapat Karya yang di Tulis Atau di
Terbitkan Orang Lain KeCuali Sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti Penulisan
Tata Penulisan Karya Ilmiah yang Lazim.
Ternate, September 2016
Penulis
RAFITA BUAMONA
NIM: 13. 139. 047
6. 23
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih, yang
telah memberikan rahmat serta hidaya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,
tak lupa pula salawat dan salam penulis panjatkan kepada Nabi besar Muhammad saw, yang
telah membimbing manusia ke jalan yang benar.
Selama dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menghadapi hambatan dan
kesulitan. Akan tetapi berkat bantuan dari dari berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu, ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-
besarnya penulis sampaikan kepada :
1. Bapak DR. Abd. Rahman I Marasabessy, M.Ag selaku Rektor IAIN Ternate yang dengan
penuh kebijaksanaan dan tanggung jawabnya memimpin Institusi ini sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi.
2. Wakil Rektor I Bapak Drs. Darsis Humah, MH, Wakil Rektor II Bapak Dr. Jubair
Situmorang, M.Ag, Wakil Rektor III Bapak Sahjad M. Aksan, M. Phil atas tanggung
jawabnya bersama Rektor IAIN Ternate dalam memimpin Institusi ini sehingga penulis
dapat menyelesaikan studi.
3. Dekan Fak. Syari’ah dan Ekonomi Islam Bapak Abu Sanmas, MH, Wakil Dekan I Bapak
Drs. Harun Ginoni, M.HI, Wakil Dekan II Ibu Rosita Alting, S. Ag., M. Ag, Wakil Dekan
7. 24
III, Bapak Drs. Zainuddin Arifin, M. Phil atas kerja kerasnya memajukan Fak. Syari’ah dan
Ekonomi Islam.
4. Ketua Jurusan Ekonomi Islam Bapak Abd. Rauf Wajo, SHI, M. Ag. Dan Sekretaris Jurusan
Syariah Ibu Husna, S. Ag, M.Si. yang telah membina dan mengembangkan Jurusan
Ekonomi Islam tempat penulis menimba ilmu pengetahuan selama ini.
5. Bapak Dr.Bahruddin Hi.M.A.Hi abdullah,MH. dan Bapak Abubakar Esa,SE, M,SI masing-
masing sebagai pembimbing satu dan dua yang senantiasa meluangkan waktu, tenaga serta
pikiran guna membimbing, memberikan petunjuk, pengarahan dan saran-saran kepada
penulis sehingga selesainya penulisan ini.
6. PT. Bank Mandiri Syariah (BSM) Cabang Ternate Yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk melakukan penelitian. Semoga bermanfaat buat masa depan saya dan
BSM Cabang Ternate
7. Bapak Dosen dan Asisten Dosen serta seluruh sivitas Akademika pada Jurusan Ekonomi
Islam yang telah membina penulis selama masa perkuliahan.
8. Teristimewa buat Ayahanda Rasyid Buamona dan Ibunda Sumiati Kalesang yang
memberikan sumbangsih yang tak terhingga baik materil maupun imateril, serta keluarga
tercinta yang telah memberikan dorongan atau motivasi dalam menyelesaikan studi di IAIN
Ternate.
9. Kepada yang terhormat teman-temanku seperjuangan yang telah memberikan spirit serta
dorongan dalam pendidikan serta kesempatan yang tak terhingga dalam rangka
menyelesaikan studi.
8. 25
Penulis tidak mampu membalas yang diberikan kecuali memohon dan menyerahkan
sepenuhnya kepada Allah. Untuk memberi ganjaran yang setimpal kepada semua pihak yang
penulis sebutkan di atas.
Akhirnya dengan iringan do’a semoga bantuan dari berbagai pihak tersebut mendapat
imbalan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT, dan tidak lupa penulis mengucapkan
banyak terimah kasih. Penulis mengharapkan semoga dengan adanya skripsi ini dapat
membawa manfaat untuk dijadikan sebagai acuan pembelajaran agama Islam dalam kehidupan
ini.
Wassalam
Ternate, 18 Oktober 2016
Penulis
9. 26
DAFTAR ISI
Sampul Dalam...................................................................................... ii
Persetujuan Pembimbing .................................................................... iii
Pengesahan........................................................................................... iv
Kata Pengantar.................................................................................... v
Daftar Isi .............................................................................................. viii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4
D. Kegunaan Penelitian................................................................ 5
E. Metode Penelitian..................................................................... 5
a. Tempat dan waktu penelitian ............................................... 4
b. Metode pengelola data......................................................... 5
c. Sumber data......................................................................... 5
d. Teknik pengumpulan data.................................................... 6
e. Teknik analisa data .............................................................. 7
F. Definisi Operasional................................................................ 9
BAB II : TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Pembiayaan............................................................ 10
B. Tujuan dan Manfaat Pembiayaan............................................. 11
C. Konsep Perbankan Syariah ...................................................... 14
BAB III : PEMBAHASAN DAN ANALISA
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 17
B. Produk-Produk Pembiayaan BSM Cab. Ternate.......................... 21
10. 27
C. Prosedur Pembiayaan pada BSM Cab. Ternate........................... 26
D. Analisis Pemutusan Pembiayaan pada BSM Cab. Ternate .......... 41
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................ 45
B. Saran.......................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA
11. 28
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang beroperasi tidak ubahnya
seperti perusahaan lainnya, yaitu bertujuan mencari keuntungan. Seluruh pelaku
usaha maupun bukan (karyawan, pensiunan, pelajar dan sebagainya) tidak lepas
dari kebutuhan jasa bank, karena apa pun yang berhubungan dengan uang tidak
terlepas dari kebutuhan jasa bank.
Perbankan Syari’ah adalah alternatif sistem perbankan yang saling
menguntungkan kedua belah pihak (nasabah dan bank), yang di dukung oleh
keanekaragaman produk dan skema keuangan yang lebih fariatif, dan dilakukan
secara transparan agar adil bagi kedua belah pihak. Perbankan Syari’ah merupakan
alternatif sistem perbankan yang kredibel dan menjadi pilihan masyarakat
Indonesia.1
Bank Syari’ah semakin mendapat tempat dihati masyaraka tbanyak. Jumlah
dan pihak ketiga yang terus meningkat, mencerminkan tingginya minat masyarakat
terhadap perbakan Syari’ah. Tak terasa sudah 19 tahun kehadirannya di Indonesia,
jaringan bank Syari’ah sudah tersebar di seluruh pelosok daerah. Sampai dengan
akhir desember 2004 jaringan operasional bank Syaria’ah meliputi 3321 kantor dari
BUS, 23 UUS dan 151 BPRS serta 1277 layanan Syar’ah yang siap melayani dan
1
Malayu S.P. Hasibuan¸ TeoridanPraktekKegiatanOperasional Bank, (Cet. I; Jakarta : PT
Citra Haji Masagung, 1996), h.11
12. 29
dilayani oleh 20.000 SDM perbankan Syari’ah yang siap melayani nasabah dan
calon nasabah bank Syari’ah.2
Sistem bank Syariah, memang tidak khusus diperuntukan untuk sekelompok
orang, namun sesuai landasan Islam yang rahmatan lil ‘alamin, tetapi didirikan
guna melayani masyarakat banyak tanpa membedakan keyakinan yang dianut.Bagi
kaum muslimin, kehadiran bank Syariah adalah memenuhi kebutuhannya, namun
bagi masyarakat lainnya, bank Syari’ah adalah sebagai sebuah alternatif lembaga
jasa keuangan di samping perbankan konvensional yang telah lama ada.3
Salah satu aspek penting dalam Perbankan Syari’ah adalah proses
pembiayaan yang sehat. Proses pembiayaan yang sehat adalah proses pembiayaan
yang berimplikasi kepada investasi yang halal dan baik serta menghasilkan return
sebagaimana yang diharapkan, atau bahkan lebih. Pada Bank Syariah, proses
pembiayaan yang sehat tidak hanya berimplikasi pada peningkatan kinerja sektor
riil yang dibiayai.4
Sebagaimana diketahui bahwa dalam setiap pemberian pembiayaan
diperlukan adanya pertimbangan serta kehatian-hatian agar kepercayaan yang
merupakan unsur utama dalam pembiayaanbenar-benar terwujud sehingga
2
Direktorat Perbankan Syari’ah Bank Indonesia, Laporan perkembangan Perbankan
syariah tahun 2004, (Cet. 1, Jakarta: Bank Indonesia, 2004), h. 6
3
AntonioSyafi’i Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, (Cet. I; Jakarta :PT. Gema Insani,
2001)h. 169.
4
Kasmir. Manajemen Perbankan. (Cet. I; Jakarta : PT Raja Grafindo persada, 2003), h. 145.
13. 30
pembiayaan yang diberikan dapat mengenai sasarannya danterjaminnya
pengembalian pembiayaan tersebut tepat pada waktunya sesuai dengan perjanjian.5
Bank Syari’ah Mandiri (BSM) yang berdiri sejak November 1999, adalah
anak perusahaan PT Bank Mandiri. Dalam perkembangannya, Bank Syari’ah
Mandiri telah memberi kontribusi nyata dalam menunjang perekonomian negara,
sekaligus konsisten menjaga stabilitas keuangan Negara. Sejak hadirnya pada hari
senin pada tanggal 25 Rajab 1420 H atau 1 November 1999 merupakan hari
pertama beroperasinya PT Bank Syariah Mandiri (BSM). BSM hadir sebagai Bank
yang mengkombinasikan idealisme usaha dan nilai-nilai rohani yang melandasi
operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang
menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri (BSM) dalam kipranya
perbankan Indonesia.
Sementara Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate dibuka dan mulai
beroperasi pada tanggal 26 Maret 2010. Pembuakaan ini dilakukan oleh Kepala
Bank Indonesia Ternate dan di hadiri oleh Dreksi Bank Syariah Mandiri, Bapak
Sugiharto. Dalam operasionalnya bank Syari’ah mandiri memiliki Visi : “Menjadi
Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha” dan Misi : 1). Mewujudkan
Pertumbuhan Dan Keuntungan yang Berkesinambungan; 2). Mengutamakan
penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM;
3). Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja
5
MuhammadManajemen Bank Syariah, (Cet. I; Yogyakarta: UUP AMP YKPIY; 2005), h.303
14. 31
yang sehat; 4). Mengembangkan nilai-nilai syariah universal; 5) Menyelenggarakan
operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat.6
Sebagai lembaga keuangan yang berkomitmen membantu pertumbuhan
ekonomi bangsa, Bank Syari’ah Mandiri (BSM) Cabang Ternate berusaha
mengoptimalkan fungsi intermadiarnya untuk memberikan pembiayaan melalui
produk-produk unggulan dan kompetitif.
Berdasarkan uraian di atas, maka karya ilmiah sebagai tugas akhir dalam
penyelesaian studi penulis pada program D3 Perbankan Syaraiah IAIN Ternate ini
disusun dengan judul :Prosedur dan Analisis Pemutusan Pembiayaan di BSM
Cabang Ternate.
B. Rumusan Masalah
Merujuk pada latar belakang yang telah di kembangkan diatas, maka.
Rumusan masalah penuli sankarya ilmiah ini adalah:
1. Bagaimana Prosedur Pembiayaan di BSM Cab. Ternate?
2. Bagaimana Analisis Pemutusan Pembiayaandi BSM Cabang Ternate?
C. TujuanPenelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk Mengetahui Prosedur Pembiayaan di BSM Cab. Ternate?
2. Untuk Mengetahui Analisis Pemutusan Pembiayaandi BSM Cabang
Ternate?
6
PT Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate, Standar Penilaian Kinrja BSM Cab. Ternate,
(Dokumen BSM Cab.Ternate, 2010).
15. 32
D. KegunaanPenelitian
Kegunaan yang dicapai dalam penelitian ini adalah sebagaiberikut :
1. Secarateoritis
Memberikan kontribusi pengetahuan secara serta praktek di bidang
perbankan, dan memberikan sumbangan ilmiah bagi kalangan akademisi yang
mengadakan penelitian berikutnya baik meneruskan maupun mengadakan
riset baru.
2. Secarapraktis
1. Penelitian ini dapat menunjang pengembangan informasi tentang prosedur
pembiayaan bagi hasil terhadap masyarakat.
2. Sebagai salah satu syarat penyelesaian studi penulis pada Program Studi
D3 Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Ternate.
E. MetodePenelitian
Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Bank Mandiri Syariah (BSM) Cabang Ternate.
Pengambilan data dilaksanakan selama 1 (satu) bulan, terhitung pada tanggal
01 sampai dengan 29 September 2016.
2. Metode Pengelolaan Data
Data yang terkumpul di tinjau kembali untuk mengetahui kelengkapan dan
ketepatan data tersebut, kemudian data dikelompokkan berdasarkan masalah
16. 33
penelitian dan kategorinya. Data tersebut kemudian dianalisa secara kualitatif
untuk menggambarkan analisa pembiayaan dalam mengidentifikasi nasabah
pada BSM Cabang Ternate.
3. Sumber Data
1. Data primer; yaitu data langsungatau data yang didapat dari pengamatan
terhadap obyek yang di amati atau sumber yang terlihat langsung dengan
obyek yang diteliti. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari Bank
Mandiri Syariah (BSM) Cabang Ternate, melalui hasil observasi,
wawancara dan dokumentasi.
2. Data sekunder; yaitu data penujang yang terkait dengan variabel
penelitianini, yang diperoleh dari kepustakaan, pihakluar bank dan data-
data dari sumber penunjang lainnya.
4. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan pengamatan langsung pada Bank
Mandiri Syariah (BSM) Cabang Ternate.
2. Wawancara
Yaitu pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
kepada pihak Bank secara langsung mengenai data yang dijadikan
sebagai sumber permasalahan.
3. Dokumentasi
17. 34
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menelaah dari dokumen –
dokumen dari Bank Mandiri Syariah (BSM) Cabang Ternate.
5. Teknik Analisis Data
Metode analisa data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisis data kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan
makna data atau fenomena yang ditangkap oleh peneliti dengan mengajukan
bukti-buktinya baik melalui observasi, wawancara dan dokumen.
Agar data yang dikumpul sesuai dengan kerangka kerja atau fokus
permasalahan peneliti, maka dalam menganalisa data penulis menggunakan tekink
triangulasi data. Teknik ini digunakan untuk menganalisa data hasil wawancara
dengan subjek utama dan subjek penunjang. Dalam mencari data, penulis akan
mengakumulasikan pendapat dari beberapa subjek. Selain itu, teknik ini juga
digunakan untuk membandingkan data yang diperoleh dari wawancara, dengan
data yang diperoleh dari hasil observasi atau dengan melihat dokumen-dokumen
yang ada. Jika terdapat kesamaan terhadap data yang diperoleh, maka dapat
diambil kesimpulan secara langsung. Namua jika, terdapat perbedaan antara
subjek yang satu dengan subjek yang lain dalam suatu masalah tertentu, maka data
tersebut akan dianalisis objektif, sehingga diperoleh data yang valid.
Triangulasi data yang penulis pergunakan tersebut yakni meliputi:
a. Deduksi data
18. 35
Adalah proses memilih, menyerderhanakan, memfokuskan, mengabstraksi
danmengubah data kasar kedalam catatan lapangan. 7
Dalam penelitian yang
penulis lakukan, data yang direduksi adalah data yang terkait dengan sistem kredit
yang diterapkan dalam pada BRI Cabang Ternate.
b. Display data
Adalah suatu cara merangkai data dalam suatu organisasi yang
memudahkan untuk pembuatan kesimpulan dan atau tindakan yang diusulkan.8
Dengan demikian, display data yang dimaksudkan adalah sekumpulan informasi
dalam bentuk teks naratif yang telah disusun, diatur dan diringkas dalam bentuk
kategori-kategori, sehingga makna yang terkandung didalamnya mudah dipahami.
Dalam penelitian, display data adalah data yang terkait dengan tekhnik analisis
yang pakai pihak BRI Cabang Ternate dalam memberikan pembiayaan pada
nasabah.
Adalah menarik kesimpulan. Dari reduksi data dan penyajian data yang
dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, data yang nantinya
penulis peroleh dideskripsikan dalam laporan akhir penelitian ini.
7
Moh. Nasir,Metode Penelitian, (Cet. I; Jakarta : Ghalia Indonesia, 1999),
h. 167
8
Ibid h 168
19. 36
Kemudian setelah pemaparan pada reduksi data, display data dan
konkulasi/kesimpulan dilakukan, maka dibutuhkan deskripsi analisis data. Untuk
melakukan deskripsi analisis data, maka peneliti menggunakan metode berpikir:
a. Induktif, yaitu menguraikan data yang bersifat khusus kemudian berdasarkan data
tersebut diambil kesimpulan yang bersifat umum.
b. Deduktif, yaitu menguraikan data yang bersifat umumkemudian berdasarkan data
tersebut diambil kesimpulan yang bersifat khusus.
c. Komperatif yaitu, menguraikan data yang dimiliki kesamaan dan perbedaan
kemudian diambil kesimpulan.9
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan interpretasi dari judul penulisan tugas
akhir ini, maka penulis mengemukakan definisi operasional sebagai berikut :
1. Prosedur adalah tahapan-tahapan mekanisme pelkasanaan suatu kegiatan yang
memuat di dalamnya system dan aturan yang mengikat sebagai dasar untuk
dipatuhi oleh setiap orang baik secara individu maupun organisasi.
2. Pembiayaan adalah suatu jenis produk pembiayaan yang tewarkan oleh pihak
perbankan dalam hal ini Bank Mandiri Syariah (BSM) dalam memberikan batuan
dan abaik secara konsumtif maupun secara produktif.
9
Ibid, h 169
20. 37
3. Pemutusan pembiayaan adalah proses pemberian persetujuan pembiayaan. Proses
pemberian persetujuan pembiayaan harus didasarkan/memperhatikan analisa dan
rekomendasi persetujuan pembiayaan.Rekomendasi persetujuan pembiayaan
harus disusun secara tertulis berdasarkan hasil analisa pembiayaan yang telah
dilakukan.
21. 38
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan dalam perbankan Syari’ah atau istilah teknisnya aktiva produktif,
menurut ketentuan Bank Indonesia adalah penanaman dana Bank Syari’ah baik dalam
rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan,piutang, qard, surat berharga
syariah, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan
kontijensi pada rekening adminisrtasi serta Sertifikat Wadiah Bank Indonesia.10
Pembiayaan secara luas, berarti financing atau pembelanjaan, yaitu pendanaan
yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan
sendiri maupun dijalankan oleh orang lain.Sedangkan dalam arti sempit, pembiayaan
dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan.11
Pembiayaan sebagai salah satu kegiatan bank dalam rangka pengalokasian dana
yang telah dihimpun dari masyarakat ini tidak bisa dihindari oleh bank, mengingat
dengan pembiayaan ini bank akan dapat mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan
10
Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah, (Cet. I; Yogyakarta : Ekonisia UII; 2004), h.
196
11
Ibid,,.h. 304.
22. 39
mempertahankan tingkat kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas
tetap aman.12
B. Tujuan dan Manfaat Pembiayaan
Pembiayaan pada lembaga perbankan syari’ah merupakan sumber pendapatan
dari Bank Syari’ah itu sendiri.Tujuan pembiayaan yang dilaksanakan Perbankan
Syari’ah terkait dengan stakeholder, sebagai berikut :
1. Pemilik; dari sumber pendapatan di atas, para pemilik mengharapkan akan
memperoleh penghasilan atas dana yang ditanamkan pada bank tersebut.
2. Para pegawai;darisumberpendapatan di atas, para pegawai mengharapkan dapat
memperoleh kesejahteraan dari bank yang dikelolanya.
3. Masyarakat; pemilik dana sebagaimana mereka, mengharapkan dari dana yang
diinvestasikan akan memperoleh bagi hasil.
4. Debitur yang bersangkutan, dengan menyediakan dana baginya, mereka
terbantu guna menjalankan usahanya (sektor produktif) atau pengadaan barang
yang diinginkannya (pembiayaan konsumtif)
5. Masyarakat umumnya (konsumen), mereka dapat memperoleh barang-barang
yang dibutuhkannya.
Sementara manfaat pembiayaan bagi pemerintah dan bank adalah sebagai
berikut :
12
Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, (Cet. II; Jakarta : Bumi Aksara, 1999).
h.93
23. 40
1. Pemerintah; akibat penyediaan pembiayaan, pemerintah terbantu dalam
pembiayaan pembangunan negara, disamping itu akan diperoleh pajak (pajak
penghasilan atas keuntungan yang diperoleh bank dan juga perusahan-
perusahaan).
2. Bank; bagi bank yang bersangkutan, hasil dari penyaluran pembiayaan,
diharapkan bank dapat meneruskan dan mengembankan usahanya agar tetap
survival dan meluas jaringan usahannya, sehingga semakin banyak masyarakat
yang dapat dilayaninya.
3. Masyarakat; dengan adanya pembiayaan ini, akan menunjang tingkat ekonomi
masyarakat melalui dana yang di peroleh dari pihak bank Syari’ah Mandiri
(BSM).
Sedangkan fungsi dari pembiayaan yang diberikan oleh Bank Syari’ah Mandiri
Ternatekepada masyarakat penerima, diantaranya : 13
1) Meningkatkan daya guna uang :para penabung menyimpan uangnya di bank
dalam bentuk giro, tabungan deposito.Uang tersebut dalam presentase tertentu
ditingkatkan kegunaannya oleh bank guna suatu usaha peningkatan
produktivitas.Para pengusaha menikmati pembiayaan dari bank untuk
memperluas/memperbesar usahanya baik untuk peningkatan produksi,
perdagangan maupun untuk usaha-usaha rehabilitasi ataupun memulai usaha
baru. Pada asasnya melalui pembiayaan terdapat suatu usaha peningkatan
13
Muhammad.op cit..,h 197
24. 41
produktifitas secara menyeluruh. Dengan dana yang mengendap di bank (yang
diperoleh dari para penyimpan uang/debitur, selanjutkan dikembangkan untuk
kegiatan pembiayaan yang bersifat produktif).
2) Meningkatkan daya guna barang ;
a) Produsen dengan bantuan pembiayaan bank dapat memprodusir bahan
mentah menjadi bahan jadi sehingga utility dari bahan tersebut meningkat.
b) Produsen dengan bantuan pembiayaan dapat memindahkan barang dari suatu
tempat yang kegunaannya kurang ke tempat yang lebih bermanfaat
3) Meningkatkan peredaran uang ;pembiayaan yang disalurkan via rekening-
rekening koran pengusaha menciptakan pertambahan peredaran uang giral dan
sejenisnya.
4) Menimbulkan kegairahan berusaha;setiap manusia adalah mahluk yang selalu
melakukan kegiatan ekonomi yaitu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya.
Kegiatan usaha sesuai dengan dinamikanya akan selalu meningkat, akan tetapi
peningkatan usaha tidaklah selalu diimbangi dengan peningkatan
kemampuannya yang berhubungan denganmanusia lain yang mempunyai
kemampuan.
5. Stabilitas ekonomi; dalam ekonomi yang kurang sehat, langkah-langkah
stabilisasi pada dasarnya diarahkan pada usaha-usaha untuk antara lain sebagai
pengendalian inflasi, peningkatan ekspor, rehabilitasi prasarana dan pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat.Sebagai jembatan untuk meningkatkan
pendapatan nasional. Sebagai alat hubungan ekonomi internasional, bank
25. 42
sebagai lembaga pembiayaan tidak saja bergerak didalam negeri tapi juga di luar
negeri
C. Konsep Perbankan Syari’ah
1. Pengertian Perbankan Syari’ah
Bank Syari’ah sebagaimana Bank pada umumnya menurut Undang-
undang Nomor : 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Bab I pasal 2 menyebutkan:
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.14
Menurut Muh. Sayyid Tantawy dalam bahasa Arab Bank biasa disebut
dengan istilah “mashraf”, yang berarti tempat berlansungnya saling menukar
harta, baik dengan cara mengambil ataupun menyimpan atau selainnya untuk
melakukan muamalah. Sedangkan menurut Perwaatmaja dan Syafi’i Antonio
bank syari’ah memiliki dua pengertian yaitu : 1). Bank yang beroperasi sesuai
dengan prinsip-prinsip syari’at Islam, 2) Bank yang tatacara pengoperasiannya
mengacu kepada ketentuan-ketentuan al-Qur’an dan al-Hadis.15
2. Prinsip-Prinsip Perbankan Syari’ah
Prinsip dasar utama perbankan syari’ah (Islamic banking) adalah bank
yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi untung dan bagi rugi (profit and
14
Republik Indonesia,Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan(Cet. I;
Jakarta : Sinar Grafindo, 1992). h. 23
15
KarnainPerwaatmajadanMuhmmadSyafi’I Antonio, ApadanBagaimana Bank Islam, (Cet.
Yogyakarta : PT Dana Bhakti Prima Yasa, 1999), h. 1
26. 43
lossharing). Sehingga Bank Islam tidak membebankan bunga sebagaimana
dalam bank konvensional melainkan mengajak partisipasi dalam bidang usaha
yang didanai. Selain itu para deposan juga mendapat bagian dari
keuntunganbank sesuai dengan ratsio yang telah disepakati sebelumnya. Dengan
demikian, maka hal menunjukkan adanya kemitraan antara bank Islam dan para
deposan di satu pihak dan antara Bank Islam dengan para nasabah investasi
sebagai pengelola (mudharib) sumber daya para deposan dalam berbagai usaha
produktif di pihak yang lain.16
3. Dasar Hukum Perbankan Syari’ah
Bank Syariah Mandiri memiliki dasar hukum yang sama dengan Bank
Umum lainya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun
1992 tentang perbankan yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10
tahun 1998 yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah,
termasuk Unit Usaha Syariah dan Kantor Cabang yang melakukan kegitan usaha
berdasarkan prinsip syariah. Unit Usaha Syari’ah (UUS) adalah unit kerja di
Kantor Pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai Kantor Induk
dari Kantor Cabang atau Kantor Cabang Pembantu Bank Konvensional yang
kegiatan usahanya melakukan perhimpunan dana, penyaluran jasa perbankan
16
Mervin K Lewis dan Latifa M. Algaound, Perbankan Syari’ah, Praktek dan Prospek, (Cet.
I; Jakarta : Serambi, 2003). h. 9
27. 44
lainya berdasarkan prinsip syariah dalam rangka persiapan perubahan menjadi
Kantor Cabang Syariah. 17
Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992,
menandai adanya kesepakatan rakyat dan Bangsa Indonesia (BI) atau tepatnya
setelah ada Peraturan Pemerintah (PP) untuk menerapkan Dual System Banking
atau perbankan ganda di Indonesia. Sementara menurut PP Nomor 72/1992,
yang dimaksud dengan bagi hasil adalah bank yang sistem operasinya
berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah. Dalamperkembangannya, untuk lebih
memperjelas legitimasi hukum perbankan syari’ah makadiberlakukannya
Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang
Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan pada tanggal 10 November 1998, dalam
bentuk sebuah bank yang beroperasi dengan sistem bagi hasil (bank syariah).
Sistem bagi hasil adalah sistem perekonomian yang tidak mengenal bunga (riba)
sebagai imbalan melalui sistem pembagian atas manfaat/keuntungan yang
diperoleh. Sebagaimana yang diatur dalam peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 72 tahun 1992 yang berdasarkan pada prinsip muamalah
dalam melakukan kegiatan. menjelaskan tentang prinsi-prinsip bagi hasil sebagai
berikut: 18
17
Kamil Fauzan, Kitab Undang-Undang Perbankan Dan Ekonomi Syariah, (Cet. I; Jakarta:
PT. Kencana Prenada Media Grroup, 2006),h. 157
18
Ibid…, h. 158
28. 45
a. Pasal 1 Ayat 1: yang dimaksud prinsip bagi hasil dalam peraturan
pemerintah ini adalah berdasarkan pada prinsip muamalah dalam melakukan
kegiatan.
b. Pasal 3 : besarnya imbalan yang diberikan pada suatu presentase tentunya
yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan yang dituangkan dalm satu
perjanjian tertulis antara bank dan nasabahnya.
29. 46
BAB III
PEMBAHASAN DAN ANALISA
A. Gambaran UmumLokasiPenelitian
a. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Mandiri
Eksistensi Bank Syariah Mandiri memiliki keterkaitan erat dengan
pertumbuhan perbankan syari’ah secara nasional. Sejak keluarnya Undang-Undang
Nomor 10 tahun 1998, perkembangan Lembaga Bank Syariah cukup pesat.
Perkembangan tersebut, dimulai dengan berdirinya Bank Mandiri Syariah (BSM)
padabulanNovember 1999, yangjugaanak perusahaan Bank Mandiri.Berdirinya
BSM kemudian diikuti oleh berbagai Bank yang membuka Kantor Cabang Syariah.
Bahkan sebuah Bank Asing Global telah membuka unit Syariah di Indonesia, yakni
HongkongShanghai Bank Korp (HSBC). Seiring dengan pertumbuhan lembaga
perbankan Syariah, lembaga keuangan lain berbasis Syariah berkembang pula,
seperti Asuransi Syariah, termasuk asuransi asingsepertiGreat Eastern,
Prudencial,Alianz dan MAA), PegadaianSyari’ah, Reksadana Syariah, serta
berbagai perusahaan besar mengelurkan Obligasi Syariah guna mencari dana bagi
usaha mereka.19
PT Bank Syariah Mandiri (selanjutnya disebut Bank) didirikan pertama
kali dengan PT Bank Industri Nasional yang disingkat dengan PT National
19
Zainul Arifin, Memahami Bank Syari’ah : Lingkup, Peluang Tantangan dan Prospek,
(Cet. III; Jakarta : Alvabet, 2000), h. 126
30. 47
Industrial Banking tertanggal 15 juni 1955 dibuat dihadapan Meester Raden
Soedja, Notaris di Jakarta. Akta mana telah mendapatkan pengesahan dari Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Menteri Kehakiman
Republic Indonesia) berdasarkan surat keputusan No.j.a.5/69/23 Tanggal 16 juli
1955 dan telah didaftarkan pada buku registrasi di Kantor Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan dibawah No. 1810 Tanggal 6 Oktober 1955. Serta telah diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia N0. 37 tanggal 8 Mei 1956, tambahan
No.390. Persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat
keputusan No.16495. HT .0104 TH 1999 Tanggal 16 September 1999 serta
diumumkan dalam Berita Negara Repuplik Indonesia No.87 Tanggal 31 Oktober
2000 Tambahan No.6588, Nama Bank Diubah dari PT Bank Syarih Syakinah
Mandiri Menjadi PT Bank Syariah Mandiri. 20
Secaranasional, tepatnya pada hari senin pada tanggal 25 Rajab 1420 H atau
1 November 1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT Bank Syariah
Mandiri (BSM).Bank Ini hadir sebagai Bank yang mengkombinasikan idealisme
usaha dan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya.Harmoni antara idealisme
usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank
Syariah Mandiri (BSM) dalam kipranya perbankan Indonesia.SedangkanBank
Syariah Mandri Cabang Ternate dibuka dan mulai beroperasi pada tanggal 26
20
PT Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate.Standar Penilaian Kinerja Perbankan Syari’ah,
(Dokumen BSM Cab. Ternate 2010), h. 29
31. 48
Maret 2010. Pembukaan ini dilakukan oleh Kepala Bank Indonesia Ternate dan
dihadiri oleh Dreksi Bank Syariah Mandiri, Bapak Sugiharto.21
b. Visi & Misi Bank Syariah Mandiri
4. Visi
Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha
5. Misi
1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan.
2. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran
pembiayaan pada segmen UMKM.
3. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan
kerja yang sehat.
4. Mengembangkan nilai-nilai Syari’ah universal.
5. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang
sehat.22
c. Nilai-nilai Budaya Bank Syariah Mandiri
1. Excellence
Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu
dan berkesinambungan.
21
EgaGardewa, Kepala Cabang PT Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate, “Wawancara”,
Ternate, tanggal 15 September, 2016
22
Bank Syari’ah Mandiri Cabang Ternate, Standar Kinerja Bank Syari’ah Mandiri, (Ternate :
BSM Cab. Ternete, 2016), h. 25
32. 49
2. Teamwork
Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi.
3. Humanity
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius.
4. Integrity
Menaati kode etik profesi dan berfikir serta berperilaku terpuji.
6. Customer focus
Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk menjadikan
Bank Syariah Mandiri sebagai mitra yang terpercaya dan
menguntungkan.23
d. Prinsip Bagi Hasil Bank Syariah Mandiri Ternate
Sebagailembagaperbankansyari’ah, BSM Ternate sepertihalnya BSM
secaranasionalmemilikiprinsipbagihasil sebagai berikut:
1. Penentuan rasiaio/nisbah bagi hasil ditentukan pada waktu akad
dengan Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan
yang diperoleh.
2. Besaran bagi hasil berdasarkan jumlah Keuntungan proyek yang
dijalankan. Jika, usaha merugi maka akan ditanggung bersama,Jumlah
pembagian bagi hasil meningkat sesuai dengan tingkat keuntungan
danexistensi bagi hasil tidak ada yang meragukan akan keabsahannya.
e. Prinsip Dasar Operasional Bank Syariah Mandiri Ternate.
23
Ibid., h. 28
33. 50
Bank Mandiri Syari’ah Cabang Ternate berkomitmen untuk tetap
konsitensinya sebagai Bank yang memiliki prinsip syari’ah. Untuk itu
secara operasional BSM Cabang Ternate merumuskan prinsip dasar
operasional sebagai berikut :24
1. Prinsip Universalitas yaitu mendukung perkembangan usaha
masyarakat tanpa membedakan suku, agama ras dan antar golongan.
2. Prinsip Keadilan yaitutercermin dari penerapan imbalan atas dasar
bagi hasil dan pengambilan margin keuntungan yang disepakati
bersama antara bank dan nasabah.
3. Prinsip Transparansi adalah diwujudkan melalui laporan keuangan
yang terbuka secara berkesinambungan sehingga nasabah dapat
mengetahui kondisi keuangan dan kualitas manajemen Bank.
4. Prinsip Kemitraan adalah nasabah investor,pengguna dana, dan bank
berada dalam hubungan sejajar sebagai mitra usaha yang saling
menguntungkan dan bertanggung jawab.
B. Produk-ProdukPembiayaan PT Bank Syariah Mandiri Cab. Ternate
a. ProdukPembiayaan Mudharabah BSM Cab. Ternate
Pembiayaan MudharabahBSM Cab. Ternateadalah pembiayaan dimana seluruh
modal kerja yang dibutuhkan nasabah ditanggung oleh bank. Keuntungan yang
24
Ega Gardewa, Kepala Cabang PT Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate,
“Wawancara”,Ternate, tanggal 15 September, 2016
34. 51
diperoleh dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.25
Adapun Manfaatdari
Pembiayaan Mudharabah BSM adalah sebagai berikut:
1. Membiayai total kebutuhan modal usaha nasabah
2. Nisbah bagi hasil tetap antara Bank dan Nasabah
3. Angsuran berubah-ubah sesuai tingkat revenue atau realisasi usaha
nasabah(revenue sharing).
b. Pembiayaan Musyarakah BSM Cab. Ternate
Pembiayaan khusus untuk modal kerja, dimana dana dari bank
merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan keuntungan dibagi sesuai
dengan nisbah yang disepakati.Adapun manfaat dari pembiayaan Musyarakah
BSM adalah sebagai berikut:
1. Lebih menguntungkan karena berdasarkan prinsip bagi hasil
2. Mekanisme pengembalian yang fleksibel sesuai dengan realisasi usaha.
c. Pembiayaan Murabahah BSMCabang Ternate
Pembiayaan Murabahah BSM Cabang Ternate adalah pembiayaan
berdasarkan akad jual beli antara Bank dan nasabah. Bank membeli barang yang
dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar harga pokok ditambah
dengan keuntungan margin yang disepakati.Adapun manfaat dari Pembiayaan
Murabahah BSM Cabang Ternate adalah sebagai berikut :
25
PT Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate…, op cit, h. 48
35. 52
1. Membiayai kebutuhan nasabah dalam hal pengadaan barang konsumsi
2. Seperti rumah, kendaraan atau barang produktif seperti mesin produksi,
pabrik dan lain-lain.
3. Nasabah dapat mengangsur pembayarannya dengan jumlah angsuran yang
tidak akan berubah selama masa perjanjian.
d. Talangan Haji BSM
Talangan Haji BSM merupakan pinjaman dana talangan dari bank kepada
nasabah khusus untuk menutupi kekurangan dana untuk memperoleh kursi/seat
haji dan pada saat pelunasan BPIH.26
AdapunManfaatdariTalangan Haji
BSMadalahsebagaiberikut:
1. Dapat dipenuhinya kebutuhan dana secara mendadak untuk menutupi
2. Kekurangan dana sebagai persyaratan dalam memperoleh porsi haji atau
Pelunasan BPIH
3. Proses pinjaman relatif cepat dan mudah
e. Gadai Emas BSM
Gadai (Rahn) adalah penyerahan barang/harta dari nasabah kepada Bank
sebagai jaminan sebagian atau seluruh hutang.AdapunManfaat Gadai(Rahn)
Emas BSMadalahsebagai membantu nasabah untuk keperluan sosial (seperti
pendidikan, kesehatan), modal kerja atau sebagai pembiayaan untuk keperluan
26
Ibid, h. 48
36. 53
mendesak. ObyekGadai; Emas Merah atau Emas Kuning baik berupa perhiasan
maupun batangan (bukan emas putih). 27
f. BSM Implan
BSM Implan adalah Pemberian fasilitas pembiayaan konsumer kepada
sejumlah karyawan (kolektif) dengan rekomendasi perusahaan/instansi (approve
company), di mana pembayaranangsurannya dikoordinasi oleh
perusahaan/instansi melalui pemotongan gaji langsung.28
g. PKPA
Pembiayaan kepada koperasi karyawan untuk para anggotanya (PKPA)
adalah penyaluran pembiayaan kepada koperasi karyawan untuk pemenuhan
kebutuhan kostumer para anggotanya secara (kolektif) yang mengajukan
pembiayaan kepada koperasi karyawan.29
h. ProdukJasa
1. Kartu /ATM BSM
Kartu / ATM BSM merupakan sarana untuk melakukan transaksi pada
ATM Syariah Mandiri.Kartu/ATM BSM memiliki Manfaat adalah sebagai
berikut :
1. Penarikan tunai dengan cepat
2. Penarikan beberapa kali, juga saat Bank tutup
3. Pemindahbukuan
27
Arianto Muhammad, (Officer Gadai, BSM); “Wawancara”, Ternate, Tanggal 20
September 2016.
28
Ibu Rima, (Administrasi Pembiayaan); “Wawancara” Ternate, 18 September 2016.
29
PT Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate…, op cit, h. 52
37. 54
4. Praktis dan aman
2. BSM Mobile Banking GPRS (BSM MBG)
BSM Mobile Banking GPRS (BSM MBG) adalah layanan transaksi
perbankan (non tunai) melalui mobile phone (handphone) berbasis GPRS.
3. BSM Net Banking
BSM Net Banking adalahlayanan transaksi perbankan (non tunai)
melalui internet.
4. BSM Card
BSM CardadalahKartu yang dapat dipergunakan untuk transaksi
perbankan melalui ATM dan mesin debit (EDC/Electronic Data
Capture).30
BSM Card dapat diperuntukanuntuk;Individu/Perorangan.
I. ProdukJasa Operasional
Beberapa produk jasa sebagaimana di atas, diharapkan dapat memberi
kemudahan bagi nasabah dalam melakukan transaksi. Meskipun demikian, untuk
mempermudah pelayanan jasa perbankan, maka Bank Syariah Mandiri Ternate
memberikan beberapa jasa operasional sebagai berikut :31
1. Setoran Kliring
Setoran Kliring adalah Penagihan warkat bank lain dimana lokasi bank
tertariknya berada dalam satu wilayah kliring.
30
Ibid, h. 53, 56 dan39
31
Muslihul Mulhayam (Back Office BSM Cab. Ternate ) “Wawancara”, TanggalSeptember
2016.
38. 55
2. Inkaso
Inkaso adalah Penagihan warkat Bank lain di mana Bank tertariknya berbeda
wilayah kliring atau berada di luar negeri, hasilnya penagihan akan dikredit
ke rekening nasabah.32
j. RTGS
RTGS adalah transfer dalam rupiah antar peserta didalam negeri yang
penyelesaiaanya dilakukan secara online antar peserta transakasi secara
individual. Nominal pengiriman diatas Rp100.000.000 dengan biaya pengiriman
sebesar 30.000 dengan waktu pengriman 2 jam.33
C. ProsedurPembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri
a. Proses Pembiayaan
Tahap awal proses pembiayaan adalah permohonan pembiayaan secara
formal permohonan pembiayaan dilakukan secara tertulis dari nasabah kepada
Account Officer. Namun pada implementasinya, permohonan dapat dilakukan
secara lisan terlebih dulu untuk kemudiaan ditindaklanjuti dengan permohonan
tertulis jika menurut Accountofficer usaha yang dimaksud layak dibiayai.34
Yang perlu diperhatikan dalam setiap pengajuan proposal suatu pembiayaan
hendaknya berisi keterangan tentang:
33
Muslihul Mulhayam, (Back Office, BSM Cab. Ternate), “Wawancara”, Ternate. September 2016.
34
Kasmir Manajemen Perbankan, (Cet. I;: Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h. 96
39. 56
1. Riwayat perusahaan seperti riwayat hidup perusahaan, jenis bidang usaha,
nama pengurus, latar belakang pendidikan, perkembangan perusahaan serta
wilayah pemasaran produknya.
2. Tujuan pengambilan pembiayaan, dalam hal ini harus jelas tujuan
pengambilan pembiayaan dan untuk memperbesar penjualan atau
meningkatkan kapasitas produksi kemudian perlu mendapat perhatian adalah
untuk kegunaan pembiayaan untuk modal kerja, atau invertasi.
3. Besarnya pembiayaan, dan jangka waktu. Dalam proposal permohonan
menentukan besarnya jumlah pembiayaan yang diinginkan dan jangka waktu
pembiayaan.
4. Cara pemohon mengembalikan pembiayaan maksudnya perlu dijelaskan
secara rinci cara-cara nasabah dalam mengembalikan pembiayaan apakah dari
hasil penjualan atau dengan cara lainnya.
5. Jaminan pembiayaan diberikan dalam bentuk surat atau sertifikat. Dan
penilaian jaminan harus teliti jangan sampai terjadi sengketa, palsu dan
sebagainnya. Biasanya setiap jaminan diikat dengan suatu asuransi tertentu.35
b. Tahap- Tahap Pembiayaan
1. Wawancara Pertama
a. Solicit (penyelidikan)
Merupakan penyidikan kepada calon nasabah dengan cara berhadapan
langsung dengan calon peminjam. Tujuannya adalah untuk
35
Ibid., h. 97
40. 57
mendapatkan keyakinan apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan
lengkap seperti yang bank inginkan. Wawancara juga untuk
mengetahui untuk mengetahui keinginan atau kebutuhan nasabah yang
sebenarnya, Hendaknya dalam wawancara dibuat selireks mungkin
sehingga hasil wawancara akan sesuai dengan tujuan Yang diharapkan.
Pertanyaan yang dilakukan dapat pula dilakukan dengan wawancara
terstruktur, tidak terstruktur atau wawancara stres atau dengan cara
menjebak nasabah.36
b. Peninjauan Kelokasi (On The Spot)
Setelah memperoleh keyakinan atas keabsahan dokumen dari dari hasil
penyelidikan atau wawancara maka langkah selanjutnya adalah
melakukan peninjauan kelokasi yang menjadi obyek pembiayaan.
Kemudian hasil peninjauan dicocokan dengan hasil wawancara
pertama. Pada saat hendak melakukan peninjauan kelokasi hendaknya
jangan diberitahu kepada naasabah, sehingga apa yang dilihat di
lapangan sesuai dengan kondisi yang sebenarya. Tujuan peninjauan
kelapangan adalah untuk memastikan bahwa obyek yang akan dibiayai
benar- benar ada dan sesuai dengan apa yang tertulis dalam proposal.
36
Arianto Muhammad, (Account Officer BSM Cab. Ternate,), “Wawancara”; Ternate,
tanggal12 September 2016.
41. 58
2. Wawancara Kedua
Hasil peninjauan kelapangan dicocokan dengan dokumen yang ada serta
hasil wawancara satu dan wawancara kedua. Wawancara kedua ini
merupakan merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada
kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan peninjauan ke lokasi di
lapangan. Catatan yang ada pada permohonan dan pada saat wawancara
pertama dicocokan dengan pada saat peninjauan kelapangan apakah ada
kesesuaian dan mengandung suatu kebenaran.
c. Analisa Pembiayaan
Analisa pembiayaan dapat dilakukan dengan berbagai metode sesuai
kebijakan Bank. Ada beberapa metode analisa yang digunakan manajemen Bank
Syari’ah Mandiri Cabang Tenate dalam menganalisis pembiayaan nasabaha.
Metode tersebut dikenal dengan istilah (5C) dan (7 P) yang meliputi:37
1. Character (Watak/Kepribadian/Karakter)
Character (watak/kepribadian/karakter) dari pada calon peminjam
merupakan salah satu pertimbangan yang terpenting dalam memutuskan
pemberian pembiayaan. Bank sebagai pemberi pembiayaan harus yakin
bahwa calon peminjam termaksud orang yang bertingkah laku baik, dalam
arti selalu memegang teguh janjinya, selalu berusaha dan bersedia melunasi
utang-utangnya pada waktu yang telah ditetapkan, calon peminjan tidak boleh
37
Ibu Rima, (PembiaayanBSM Cab. Ternate),“Wawancara”;Ternatetanggal22 September
2016.
42. 59
berpredikat: penjudi, pemabuk, pencuri, pemakai narkoba atau penipu.Calon
peminjam harus mempunyai reputasi yang baik. Dalam prakteknya untuk
sampai kepada bahwa calon peminjam tersebut mempunyai watak yang baik
dan memenuhi syarat sebagai peminjam, tidak semudah yang diduga,
terutama untuk peminjam /nasabah debitur yang baru pertama kalinya, oleh
karena itu dalam upaya “penyelidikan” tentak watak ini pihak Bank harus
mengumpulkan data dan informasi - informasi dari pihak yang dipercaya.
Contohnya dalam mengahadapai nasabah baru. Bank biasa meminta
informasi dari Bank Indonesia dan Bank- Bank lain. Sedangkan untuk
nasabah lama yang akan mengulang kreditnya dapat dilihat dari
penampilan/kinerja pembiayaan masa lalu apakah pengembaliannya cukup
lancar atau pernah mengalami hambatan atau kemacetan. Jika semua
informasi telah terkumpul, biasa diambil kesimpulan apakah dari segi
wataknya, calon peminjam memenuhi syarat atau tidak. Jika tidak
permohonan pembiayaan tersebut harus segera ditolak, namun jika memenuhi
syarat, maka masih harus pula memenuhi syarat berikutnya.
2. Capacity (Kapasitas)
Kapasitas calon nasabah sangat penting diketahui untuk memahami
kemampuan seseorang untuk berbisnis. Hal ini dapat dipahami karena watak
yang baik tidak menjamin seseorang mampu dengan berbisnis. Untuk
perorangan, hal ini dapat terindikasi dari referensi ataupun dari curriculum
vitae (CV) yang dimilikinya. Hal ini dapat menggambarkan pengalaman
43. 60
kerja/bisnis yang bersangkutan. Untuk perusahan hal ini dapat terlihat dari
laporan keuangan dan kinerja usaha. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan memenuhi semua kewajibannya termaksud
pembayan pelunasan pembiayaan.
Untuk mengetahui kapasitas nasabah, Bank harus memperhatikan:
a. Angka-angka hasil produksi.
b. Angka- angka penjualan dan pembelian.
c. Perhitungan rugi laba perusahaan saat ini dan proyeksinya .
d. Data financial perusahaan beberapa tahun terakhir yang tercermin dalam
neraca laporan keuangan.
Untuk pembiayaan konsumtif, analisa diarahkan pada kemampuan sumber
penghasilan calon nasabah membiayai seluruh pengeluaran bulanannya,
untuk itu yang perlu di analisa adalah :
a. Perusahaan tempat yang bersangkutan bekerja.
b. Lama bekerja.
c. Penghasil.
3. Capital (modal)
Analis modal diarahkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat
keyakinan calon nasabah terhadap usahanya sendiri. Jikaa nasabah tidak
yakin akan uasahanya, maka orang lain lebih tidak yakin. Untuk mengetahui
hal ini, maka Bank harus melakukan hal- hal sebagai berikut:
a. Melakukan analisa neraca sedikitnya 2 tahun terakhir
44. 61
b. Melakukan analisa rasio untuk mengetahui likuiditas,solvabilitas,dan
rentabilitas, dari perusahaaan yang dimaksud.
4. Condistion (Kondision)
Analisa kondisi sekitar yang secara langsung maupun tidak langsung
berpengaruh terhadap usaha calon nasabah.Kondisi yang harus diperhatikan
Bank antara lain:
a. Keadaan ekonomi yang akan mempengaruhi perkembangan usaha calon
nasabah.
b. Kondisi usaha calon nasabah, perbandingannya dengan usaha sejenis,
dan lokasi lingkungan wilayah usahanya.
c. Keadaan pemasaran dari hasil usaha calon nasabah.
d. Prospek usaha dimasa akan datang.
e. Kebijakan pemerintah yang mempengaruhi prospek industry dimana
perusahaan calon nasabah terkait didalamnya.
5. Collateral (jaminan/agunan)
Analisa ini diarahkan terhadap jaminan yang diberikan. Jaminan
dimaksud harus mampu meng-cover risiko bisnis calon nasabah. Analisa
dilakukan antara lain:
1. Meneliti kepemilikan jaminan yang diserahakan .
2. Mengukur dan memperkirakan stabilitas harga jaminan dimaksud.
3. Memperhatikan kemampuan untuk dijadikan uang dalam waktu relatif
singkat tanpa harus mengurangi nilainya.
45. 62
4. Memperhatikan peningkatannya, sehingga secarpembia legal Bank dapat
dilindungi.
5. Rasio jaminan terhadap jumlah pembiayaan. Semakin tinggi rasio
tersebut, maka semakin tinggi kepercayaan Bank terhadap kesungguhan
calon nasabah.
6. Marketabilitas jaminan. Jenis dan lokasi jaminan sangat menentukan
tingkat marketable suatu jaminan.
Selain metode 5C yang digunakan pihak BSM Cabang Ternate, terdapat
pula metode7P dalam menganalisisi pembiayaan sebagaimana dijelaskan berikut
ini:
1. Personality
Yaitu melihat nasabah dari segi pribadinya atau tingkah lakunya
sehari-hari ataupun masa lalunya. Personality cukup mencakup sikap,
emosi,tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.
2. Party (golongan)
Yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau
golongan -golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.
Sehingga nasabah dapat digolongkan kegolongan tertentu dan akan
mendapatkan fasilitas pembiayaan yang berbeda pula dari bank.
Pembiayaan untuk pengusaha lemah sangat berbeda dengan pembiayaan
46. 63
untuk pengusaha yang kuat modalnya, baik dari segi jumlah, bunga dan
persyaratan lainnya.
3. Perpose ( Tujuan)
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil
pembiayaan, termaksud jenis pembiayaan yang diinginkan nasabah. Tujuan
pengambilan pembiayaan bermacam-macam apakan tujuan untuk konsumtif
atau untuk tujuan produktif atau untuk tujuan perdagangan.
4. Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa akan datang apakah
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospekatau
sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang
dibiayai tanpa mempunyai rospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi
nasabah.
5. Payment (Pembayaran Kembali)
Merupakan ukuran bagaiman cara nasabah mengembalikan
pembiayaan yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk
pengembalian pembiayaan yang diperolehnya. Semakin banyak sumber
penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu
usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya.
47. 64
6. Profitability (Kemampuan Nasabah Untuk Mendapatkan Laba )
Untuk menganalisis bagaiman kemampuan nasabah dalam mencari
laba. Profitability diukur dari periode keperiode apakah akan tetap sama
atau semakin meningkat, apalagi dengan tambahan pembiayaan yang akan
diperolehnya dari bank.
7. Protection (Perlindungan)
Tujuannya adalah bagaimana menjaga pembiayaan yang dikucurkan
oleh Bank namun melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa
jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.38
d. DokumentasiPermohonan
Hal penting yang perlu diperhatikan sebagai syarat untuk dinilai
permohonan pembiayaan adalah kelengkapan dokumen yang telah ditetapkan
oleh pihak BSM Cab Ternate. Beberapadokumentersebutyaitu :
1. Aspek legalitas usaha
a) SIUP- Surat Ijin Usaha Perdagangan
b) TDP-Tanda Daftar Perusahaan
c) SITU- Surat Izin Tempat Usaha
d) NPWP- Nomor Pokok Wajib Pajak
e) KTP- Kartu Tanda Penduduk
38
Kasmir.Manajemen...,op cit., h. 92
48. 65
2. Aspek Administrasi
Hal-hal yang diperhatikan dalam administrasi pembiayaan di Bank Syariah
yaitun aspek Administrasi.Administrasimerupakan suatu aspek penting
dalam proses kegiatan pembiayaan yang dapat memberikan tanda-tanda
melalui sistem informasi untuk mengetahui kualitas/kolektibilitas para
debitur- debiturnya.
e. Persyaratan Standar Bank Syariah Mandiri :
Mengacu pada metode analisa pembiayaan sebagaimana tersebut di atas,
maka BSM Cabang Ternate telah menetapkan persyaratan standar penilaian.
Penetapan persyaratan ini ditetapkan sebagai acuan dalam mempelajari
permohonan pembiayaan, baik atas nama perusahaan maupun perorangan.
Standar yakni tersebut sebagai berikut :39
1. Legalitas usaha diperlukan untuk mengetahui pengakuan pemerintah atas
usaha yang dimaksud. Hal ini dibutuhkan untuk mencegah pembiayaan
terhadap usaha yang dilarang pemerintah seperti usaha barang terlarang,
usaha merusak lingkungan dan lain-lain.40
2. Profil usaha reputasi perusahaan, pengalaman usaha dan kemampuan
mengatasi kesulitan.
3. Aspek Management meliputi :
39
PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate, Produk-Produk Bank Syari’ah Mandiri Cab.
Ternate, (Dokumen BSM Cab. Ternate), 2010, h. 29
40
Ibu Rima, PembiayaanBSM Cab. Ternate);“Wawancara”, Ternate, Tanggal, 22 September
2016.
49. 66
a. Struktur organisasi, kepengurusan, (nama, jabatan, kewarganegaraan).
b. Aspek keuangan antara lain: hal- hal yang harus diperhatikan antara lain
adalah ;
1) Neraca laporan rugi laba
2) Laporan sumber dan penggunaan modal kerja
3) Proyeksi laporan keuangan
4) Perhitungan pertumbuhan pembiayaan
5) Analisa rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage, rasio
profitabilitas, rasio pertumbuhan.
Untuk pembiayaan konsumtif, data yang diperlukan adalah data yang
dapat menggambarkan kempuan nasabah untuk membayar pembiayaan dari
penghasilan tetapnya. Data yang diperlukan antar lain:
1. Untuk calon Nasabah Individu (untuk Pegawai negeri sipil) adalah data
yang diperlukan adalah:
a) Kartu identitas calon nasabah dan istri, kartu tanda penduduk (KTP)
atau paspor.
b) SK- Surat kepegawaian asli,
c) Kartu Kepegawaian (KARPEG),
d) Surat pendapatan gaji tetap,
e) Surat nikah, Kartu keluarga
f) KTP suami/ istri, Slip gaji,
g) Salinan rekening 3 bulan terakhir
50. 67
h) Salinan tagihan telepon dan listrik 3 bulan terakhir
i) Rekening tabungan,
j) Surat rekomendasi atasan,
k) Surat pernyataan dari bendahara
l) ContohperhitunganCash ratio calon nasabah Pegawai Negeri Sipil
sebagaiberikut :
= Maksimal 40% dari total pendapatan atau gaji
= 1.000. 000 x 40% = 400.000
2. Untuk pengusaha
a) Kartu identitas calon nasabah dan istri, kartu tanda penduduk (KTP)
atau paspor.
b) Kartu keluarga, surat nikah
c) Surat izin usaha perdagangan (SIUP)
d) Nomor pokok wajib pajak (NPWP)
e) Salinan rekening 3 bulan terakhir
f) Salinan tagihan telepon dan listrik 3 bulan terakhir
g) Data obyek pembiayaan
h) Data jaminan.
Prinsip penilaian pembiayaan dapat pula dilakukan dengan studi
kekalayakan, terutama untuk pembiayaan dalam jumlah relatif banyak.
Adapun penilaian pembiayaan dengan studi layak atau tidak layak dibiayai
meliputi:
51. 68
1) Analisa Laporan Keuangan
a. Untuk menilai keuangan perusahaan yang dilihat dari laporan
keuangan yaitu Neraca dan laporan Rugi dan Laba 3 tahun terakhir.
b. Analisis keuangan meliputi analisa dengan menggunakan rasio-rasio
keuangan seperti rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio
profitabilitas, dan analisis pulang pokok.
2) Manajemen
Manajemen merupakan aspek untuk menilai sumber daya manusia yang
dimiliki oleh perusahaan, baik dari segi kuantitas maupun segi kualitas
yaitu:41
a) Riwayat hidup atau biodata (secara singkat).
b) Riwayat pendidikannya.
c) Pengalaman kerja.
d) Reputasi. Apakah yang bersangkutan termakusud yang punya nama
baik dimasyarakat atau sebaliknya atau biasa-biasa saja.
e) Bonafiditasnya. Apakah yang bersangkutan dapat dipercaya dalam
hal-hal yang menyangkut “amanat” dan pemenuhan janjinya,
terutama yang menyangkut soal-soal “uang” diantara kawan-kawan
sesama pengusaha dan kepihak-pihak lain.
41
Ibu Rima, PembiayaanBSM Cab. Ternate);“Wawancara”, Ternate, Tanggal, 22 September
2016.
52. 69
f) Cara hidupnya (lifestyle). Apakah yang bersangkutan mempunyai
cara hidup boros, hemat atau sedang-sedang/biasa-biasa saja.
g) Kepemimpinannya. Apakah yang bersangkutan menganut
kepemimpinan otoriter ataukah ataukah ke bapaan yang merupakan
panutan atau teladan yang baik bagi pegawai-pegawai bawahannya.
Bagaimana emosinya, apakah emosional atau stabil/klam, dan
bagaimana kemampuan menggerakan anak buahnya.
h) Kemampuan merencanakan. Bagaimana kemampuannya untuk
melihat kedepan agar perusahaan dapat lebih berkembang atau
sekurang-kurangnya terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.42
i) Kemampuan bekerja sama. Dalam hal ini menyangkut penilaian
tentang kemungkinan kerjasama dengan pihak Bank dalam arti
apakah yang bersangkutan akan patuh terhadap persyaratan-
persyaratan yang diaujukan oleh Bank.
j) Itegritas dan kesungguhannya. Yang bersangkutan benar-benar
serius dalam memimpin dan menjalankan usahanya atau hanya
sekedar hobby atau angan-angan.
k) Pemasaranya
l) Jenis usaha
42
Kasmir. Manajemen.. op cit, h. 93
53. 70
f.Evaluasi dan Pencarian
Setelah nasabah memnuhi standar persyaratan yang ditetapkan pihak Bank
Syari’ah Mandiri Ternate, maka selanjutnya permohonan nasabah dieavluasi
untuk diapstikan layak atau tidak menerima pembiayaan. Lembaga evaluasi dan
pengambilan ketusan pencairan pembiayaan adalah Keputusan Komite
Pembiayaan (KKP) terdiri oleh Komite cabang dan pusat. Adalah komite
operasional yang membantu Direksi dalam mengevaluasi dan/atau memutuskan
permohonan pembiayaan. Setelah disetujui, maka selanjutnya adalah tahapan
proses diadministrasipencairan yang dilakukan melalui pembuatan Surat Proses
Pencairan (SP3) setelah akad perjanjian ditanda tangani.43
D. Analisa Pemutusan Pembiayaan Nasabah pada BSM Cab. Ternate
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia melalui SK DIR. BI NO.
27/162/KEP/DIR tanggal 31 Maret 1995 dan SE BI no. 27/7/UPPB tanggal 31 Maret
1995 perihal Kewajiban Penyusunan dan Pelaksanaan Kebijaksanaan Perkreditan Bank
bagi Bank Umum, maka tahapan setelah analisa pembiayaan dan pembuatan
rekomendasi persetujuan pembiayaan adalah melaksanakan pemutusan pembiayaan.44
43
Ibu Rima, PembiayaanBSM Cab. Ternate);“Wawancara”, Ternate, Tanggal, 22 September
2016..
44
PT Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate, Standar Penilaian Kinerja Perbankan Syari’ah,
(Dokumen BSM Cab. Ternate 2016), h. 23
54. 71
a. Landasan Syari’ah Pemutusan Pembiayaan
Sebagai bank yang beroperasi sesuai prinsip syari’ah, maka bank syari’ah dalam
pengambilan keputusan pembiayaan, mengacu pada dasar hukum syar’i yang
bersumber pada al-Qur’an, landasan tersebut disebutkan pada beberapa surat
dalam al-Qur’an sebagai berikut :
1) Surat Ash-Saf (61) : 4
Terjemahnya:
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berjuang di
jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti
suatu bangunan yang tersusun kokoh”45
2) SuratAl-Anfal(8): 27
Terjemahnya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghianati
Allah dan Rasul (Muhammad) dan janganlah kamu menghianati
amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu
mengetahui”.46
45
Departemen Agama RI; Al-Qur’an Dan Terjemahannya, (Cet. I; Bandung : Yayasan
Penyelenggara Penterjemahan Al-Qur’anDepag RI; 1993)h. 71
46
Ibid., h. 264
55. 72
3) Surat Ali Imran (3):159
Terjemahnya:
“Bermusyawarahlah dalam suatu urusan. Setelah kamu
membulatkan tekad, maka bertawaqallah ke pada Allah”.47
b. Ketentuan Pemutusan Pembiayaan
1. Pengertian
Pemutusan pembiayaan adalah proses pemberian persetujuan pembiayaan.
Proses pemberian persetujuan pembiayaan harus didasarkan/memperhatikan
analisa dan rekomendasi persetujuan pembiayaan.Rekomendasi persetujuan
pembiayaan harus disusun secara tertulis berdasarkan hasil analisa pembiayaan
yang telah dilakukan.Isi rekomendasi persetujuan harus sejalan dengan
kesimpulan analisa pembiayaan.
2. Ketentuan Umum
a) Komite Pembiayaan adalah komite operasional yang membantu Direksi
dalam mengevaluasi dan atau memutuskan permohonan pembiayaan untuk
jumlah dan jenis pembiayaan yang ditetapkan oleh Direksi.
47
Ibid., h.103
56. 73
b) Wewenang memutus Pembiayaanadalah besarnya limit yang diberikan oleh
Direksi kepada anggota Komite Pembiayaan untuk memutus pembiayaan
secara full consencus. Wewenang Memutus Pembiayaan untuk masing-
masing Komite Pembiayaan mengacu pada Surat Keputusan Direksi yang
ditetapkan tersendiri. Tatacara penetapan limit wewenang memutus
pembiayaan ditetapkan dalam surat edaran tersendiri.48
c) Tingkat Komite Pembiayaan Bank
1) Keanggotaan Komite Pembiayaan terdiri atas:
1.1 . Pemutusan Pembiayaan Level 1 Cabang Pembantu
(b) Kepala Cabang Pembantu
(c) Analis Officer atau Asisten Analis Officer atau Asisten Marketing
Officer
1.2. Komite Pembiayaan Level 1, terdiri atas :
(a) Kepala Cabang
(b) Manajer Pemasaran atau Kepala Kantor Cabang Pembantu (dalam
hal pembiayaan merupakan usulan KCP)
(c) Analis Officer Cabang
1.3. Komite Pembiayaan Level 2 Cabang Koordinator:
(a) Kepala Cabang Koordinator
(b) Analis Officer Cabang Koordinator
(c) Kepala Cabang. 49
48
PT Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate…, op cit., h 17
49
Ibid., h 18
57. 74
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Prosedur pembiayaan pada Bank Syari’ah Mandiri (BSM) Cabang Ternate
dilaksanakan dengan beberapa proses. Petama; proses pembiayaan, adalah
permohonan pembiayaan yang dilakukan secara tertulis dari nasabah kepada
Account Offiecer. Namun pada implementasinya, permohonan dapat dilakukan
secara lisan terlebih dulu untuk kemudiaan ditindaklanjuti dengan permohonan
tertulis jika menurut Accountofficer usaha yang dimaksud layak dibiayai. Yang
perlu diperhatikan dalam setiap pengajuan proposal suatu pembiayaan hendaknya
berisi keterangan tentang: riwayat perusahaan; tujuan pengambilan pembiayaan;
besarnya pembiayaan;cara pemohon mengembalikan pembiayaan; danjaminan
pembiayaan.
2. Analisa pembiayaan dan pembuatan rekomendasi persetujuan pembiayaan adalah
melaksanakan pemutusan pembiayaandengan mengacu beberapa hal sebagai :
Pertama : Landasan Syari’ah Pemutusan Pembiayaan, sebagai bank yang
beroperasi sesuai prinsip syari’ah, maka bank syari’ah dalam pengambilan
keputusan pembiayaan, mengacu pada dasar hukum syar’i yang bersumber pada al-
58. 75
Qur’an dan hadis. Kedua, Ketentuan Pemutusan Pembiayaanyaitu : 1).
Rekomendasi persetujuan pembiayaan harus disusun secara tertulis berdasarkan
hasil analisa pembiayaan yang telah dilakukan.Isi rekomendasi persetujuan harus
sejalan dengan kesimpulan analisa pembiayaan, 2). Ketentuan Umumterdiridari;
Komite Pembiayaan adalah komite operasional yang membantu Direksi dalam
mengevaluasi dan atau memutuskan permohonan pembiayaan untuk jumlah dan
jenis pembiayaan yang ditetapkan oleh Direksi. 3). Wewenang memutus
pembiayaanadalah besarnya limit yang diberikan oleh Direksi kepada anggota
Komite Pembiayaan untuk memutus pembiayaan secara full consencus. 4).
Wewenang Memutus Pembiayaan untuk masing-masing Komite Pembiayaan
mengacu pada Surat Keputusan Direksi yang ditetapkan tersendiri. Tatacara
penetapan limit wewenang memutus pembiayaan ditetapkan dalam surat edaran
tersendiri.
A. Saran
Melalui keseluruhan hasil penelitian ini, maka penulis memberikan beberapa
rekomendasi/saran sebagai berikut :
1. Sebagai lembaga keuangan yang memiliki tanggung jawab dalam meningkat
perekonomian masyarakat, maka BSM Syari’ah Mandiri diharapkan tetap
proaktif dalam memberikan pembiayaan bagi nasabah di Maluku Utara
59. 76
2. Analisis kelayakan pemberian nasabah sebagaimana ditentukan di atas telah
menurut penulis sudah konperhensif. Untuk itu diharapkan tidak memberatkan
nasabah penerima pembiayaan pada BSM Cabang Ternate.
3. Melihat kultur masyarakat Maluku Utara, yang kebanyakan memanfaatkan
dana yang diterima lebih besar bukan untuk kegiatan produktif, tetapi justru
lebih untuk kegiatan konsumtif, meskipun tujuan awal permohonan
pembiayaan untuk investasi usaha, untuk itu pihak BSM Cab. Ternate
disarankan lebih cermat dan teliti dalam menganalisis pembiayaan pada
nasabah.
60. 77
DAFTAR PUSAKA
Dahlan, Siamat. Manajemen Lembaga Keuangan. Fakultas Ekonomi Indonesia, Jakarta.
2004
H. Hadi Widjaja dan Rivai Wirasasmita. Analisas Kredit, Bandung: Prioner Jaya, 1990
Indra Bastian, Suhardjono. Akutansi Perbankan. Liberty. Jogjakarta. 2006
Kasmir. Bank Dan Lembaga Keuangan lainnya, PT Raja Graffindo Persada, Jakarta.
2004
Kasmir. Analisis Laporan Keuangan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta 2008.
Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
2004.
Lukman, Dendawijaya, Manajemen Perbankan, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2005.
Nasir, Moh, Metode Penelitian, Cet 1;Jakarta; Ghalia Indonesia, 1991.
Suryani, Tatik, Analisis Pelayanan Mutu Total dan Pengaruhnya Terhadap
Kinerjanyausaha Perbankan di Indonesia, Surabaya : UII Press, 2001
Roine, Kualitas Pelayanan Prima, Cet 1; Jakarta; GramediaUtama, 1991.
S, Munawir, Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat, Liberty, Yogyakarta. 2007
Soedibyono, Reksoprayitno, Prinsip-prinsip Dasar Manajemen Bank Umum
Penerapannya Di Indonesia. Yogjakarta: BPFE Universita Gadja Mada.
1992
Sutojo, Siswanto. Meningkatkan Jumlah dan Mutu pelanggan Seri Manajement
No.7.Jakarta :DamarMuliaPusaka, 2003
The Aman,Edyputra, Kredit Perbankan, Yogjakarta : Liberty, 1989.