SlideShare a Scribd company logo
1 of 60
Download to read offline
18
PROSEDUR DAN ANALISIS PEMUTUSAN PEMBIAYAAN
DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG TERNATE
TUGAS AKHIR
Oleh :
RAFITA BUAMONA
NIM. 13. 139. 047
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA PERBANKAN SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
TERNATE
2016
19
PROSEDUR DAN ANALISIS PEMUTUSAN PEMBIAYAAN
DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG TERNATE
TUGAS AKHIR
Diajukan Kepada
Institut Agama Islam Negeri Ternate
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh
Gelar Ahli Madya Perbankan Syari’ah
Oleh :
RAFITA BUAMONA
NIM. 13. 139. 047
JURUSAN EKONOMI ISLAM
FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM
PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA PERBANKAN SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TERNATE
2016
20
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya Yang Bertanda Tanggan di Bawah Ini:
Nama : Rafita Buamona
Nim : 13 139 047
Program Studi : D3 Perbankan
Fakultas : Syariah Dan Ekonomi Islam
Judul : Prosedur dan Analisis Pemutusan Pembiayaan Di
Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate
Dengan Ini Saya Menyatakan bahwa Tugas Akhir ini Benar-Benar Karya Tulis
Saya Sendiri. Sepanjang Pengetahuan Saya tidak terdapat Karya yang di Tulis Atau di
Terbitkan Orang Lain KeCuali Sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti Penulisan
Tata Penulisan Karya Ilmiah yang Lazim.
Ternate, September 2016
Penulis
RAFITA BUAMONA
NIM: 13. 139. 047
21
22
23
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih, yang
telah memberikan rahmat serta hidaya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini,
tak lupa pula salawat dan salam penulis panjatkan kepada Nabi besar Muhammad saw, yang
telah membimbing manusia ke jalan yang benar.
Selama dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menghadapi hambatan dan
kesulitan. Akan tetapi berkat bantuan dari dari berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu, ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-
besarnya penulis sampaikan kepada :
1. Bapak DR. Abd. Rahman I Marasabessy, M.Ag selaku Rektor IAIN Ternate yang dengan
penuh kebijaksanaan dan tanggung jawabnya memimpin Institusi ini sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi.
2. Wakil Rektor I Bapak Drs. Darsis Humah, MH, Wakil Rektor II Bapak Dr. Jubair
Situmorang, M.Ag, Wakil Rektor III Bapak Sahjad M. Aksan, M. Phil atas tanggung
jawabnya bersama Rektor IAIN Ternate dalam memimpin Institusi ini sehingga penulis
dapat menyelesaikan studi.
3. Dekan Fak. Syari’ah dan Ekonomi Islam Bapak Abu Sanmas, MH, Wakil Dekan I Bapak
Drs. Harun Ginoni, M.HI, Wakil Dekan II Ibu Rosita Alting, S. Ag., M. Ag, Wakil Dekan
24
III, Bapak Drs. Zainuddin Arifin, M. Phil atas kerja kerasnya memajukan Fak. Syari’ah dan
Ekonomi Islam.
4. Ketua Jurusan Ekonomi Islam Bapak Abd. Rauf Wajo, SHI, M. Ag. Dan Sekretaris Jurusan
Syariah Ibu Husna, S. Ag, M.Si. yang telah membina dan mengembangkan Jurusan
Ekonomi Islam tempat penulis menimba ilmu pengetahuan selama ini.
5. Bapak Dr.Bahruddin Hi.M.A.Hi abdullah,MH. dan Bapak Abubakar Esa,SE, M,SI masing-
masing sebagai pembimbing satu dan dua yang senantiasa meluangkan waktu, tenaga serta
pikiran guna membimbing, memberikan petunjuk, pengarahan dan saran-saran kepada
penulis sehingga selesainya penulisan ini.
6. PT. Bank Mandiri Syariah (BSM) Cabang Ternate Yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk melakukan penelitian. Semoga bermanfaat buat masa depan saya dan
BSM Cabang Ternate
7. Bapak Dosen dan Asisten Dosen serta seluruh sivitas Akademika pada Jurusan Ekonomi
Islam yang telah membina penulis selama masa perkuliahan.
8. Teristimewa buat Ayahanda Rasyid Buamona dan Ibunda Sumiati Kalesang yang
memberikan sumbangsih yang tak terhingga baik materil maupun imateril, serta keluarga
tercinta yang telah memberikan dorongan atau motivasi dalam menyelesaikan studi di IAIN
Ternate.
9. Kepada yang terhormat teman-temanku seperjuangan yang telah memberikan spirit serta
dorongan dalam pendidikan serta kesempatan yang tak terhingga dalam rangka
menyelesaikan studi.
25
Penulis tidak mampu membalas yang diberikan kecuali memohon dan menyerahkan
sepenuhnya kepada Allah. Untuk memberi ganjaran yang setimpal kepada semua pihak yang
penulis sebutkan di atas.
Akhirnya dengan iringan do’a semoga bantuan dari berbagai pihak tersebut mendapat
imbalan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT, dan tidak lupa penulis mengucapkan
banyak terimah kasih. Penulis mengharapkan semoga dengan adanya skripsi ini dapat
membawa manfaat untuk dijadikan sebagai acuan pembelajaran agama Islam dalam kehidupan
ini.
Wassalam
Ternate, 18 Oktober 2016
Penulis
26
DAFTAR ISI
Sampul Dalam...................................................................................... ii
Persetujuan Pembimbing .................................................................... iii
Pengesahan........................................................................................... iv
Kata Pengantar.................................................................................... v
Daftar Isi .............................................................................................. viii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4
D. Kegunaan Penelitian................................................................ 5
E. Metode Penelitian..................................................................... 5
a. Tempat dan waktu penelitian ............................................... 4
b. Metode pengelola data......................................................... 5
c. Sumber data......................................................................... 5
d. Teknik pengumpulan data.................................................... 6
e. Teknik analisa data .............................................................. 7
F. Definisi Operasional................................................................ 9
BAB II : TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Pembiayaan............................................................ 10
B. Tujuan dan Manfaat Pembiayaan............................................. 11
C. Konsep Perbankan Syariah ...................................................... 14
BAB III : PEMBAHASAN DAN ANALISA
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 17
B. Produk-Produk Pembiayaan BSM Cab. Ternate.......................... 21
27
C. Prosedur Pembiayaan pada BSM Cab. Ternate........................... 26
D. Analisis Pemutusan Pembiayaan pada BSM Cab. Ternate .......... 41
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................ 45
B. Saran.......................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA
28
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang beroperasi tidak ubahnya
seperti perusahaan lainnya, yaitu bertujuan mencari keuntungan. Seluruh pelaku
usaha maupun bukan (karyawan, pensiunan, pelajar dan sebagainya) tidak lepas
dari kebutuhan jasa bank, karena apa pun yang berhubungan dengan uang tidak
terlepas dari kebutuhan jasa bank.
Perbankan Syari’ah adalah alternatif sistem perbankan yang saling
menguntungkan kedua belah pihak (nasabah dan bank), yang di dukung oleh
keanekaragaman produk dan skema keuangan yang lebih fariatif, dan dilakukan
secara transparan agar adil bagi kedua belah pihak. Perbankan Syari’ah merupakan
alternatif sistem perbankan yang kredibel dan menjadi pilihan masyarakat
Indonesia.1
Bank Syari’ah semakin mendapat tempat dihati masyaraka tbanyak. Jumlah
dan pihak ketiga yang terus meningkat, mencerminkan tingginya minat masyarakat
terhadap perbakan Syari’ah. Tak terasa sudah 19 tahun kehadirannya di Indonesia,
jaringan bank Syari’ah sudah tersebar di seluruh pelosok daerah. Sampai dengan
akhir desember 2004 jaringan operasional bank Syaria’ah meliputi 3321 kantor dari
BUS, 23 UUS dan 151 BPRS serta 1277 layanan Syar’ah yang siap melayani dan
1
Malayu S.P. Hasibuan¸ TeoridanPraktekKegiatanOperasional Bank, (Cet. I; Jakarta : PT
Citra Haji Masagung, 1996), h.11
29
dilayani oleh 20.000 SDM perbankan Syari’ah yang siap melayani nasabah dan
calon nasabah bank Syari’ah.2
Sistem bank Syariah, memang tidak khusus diperuntukan untuk sekelompok
orang, namun sesuai landasan Islam yang rahmatan lil ‘alamin, tetapi didirikan
guna melayani masyarakat banyak tanpa membedakan keyakinan yang dianut.Bagi
kaum muslimin, kehadiran bank Syariah adalah memenuhi kebutuhannya, namun
bagi masyarakat lainnya, bank Syari’ah adalah sebagai sebuah alternatif lembaga
jasa keuangan di samping perbankan konvensional yang telah lama ada.3
Salah satu aspek penting dalam Perbankan Syari’ah adalah proses
pembiayaan yang sehat. Proses pembiayaan yang sehat adalah proses pembiayaan
yang berimplikasi kepada investasi yang halal dan baik serta menghasilkan return
sebagaimana yang diharapkan, atau bahkan lebih. Pada Bank Syariah, proses
pembiayaan yang sehat tidak hanya berimplikasi pada peningkatan kinerja sektor
riil yang dibiayai.4
Sebagaimana diketahui bahwa dalam setiap pemberian pembiayaan
diperlukan adanya pertimbangan serta kehatian-hatian agar kepercayaan yang
merupakan unsur utama dalam pembiayaanbenar-benar terwujud sehingga
2
Direktorat Perbankan Syari’ah Bank Indonesia, Laporan perkembangan Perbankan
syariah tahun 2004, (Cet. 1, Jakarta: Bank Indonesia, 2004), h. 6
3
AntonioSyafi’i Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, (Cet. I; Jakarta :PT. Gema Insani,
2001)h. 169.
4
Kasmir. Manajemen Perbankan. (Cet. I; Jakarta : PT Raja Grafindo persada, 2003), h. 145.
30
pembiayaan yang diberikan dapat mengenai sasarannya danterjaminnya
pengembalian pembiayaan tersebut tepat pada waktunya sesuai dengan perjanjian.5
Bank Syari’ah Mandiri (BSM) yang berdiri sejak November 1999, adalah
anak perusahaan PT Bank Mandiri. Dalam perkembangannya, Bank Syari’ah
Mandiri telah memberi kontribusi nyata dalam menunjang perekonomian negara,
sekaligus konsisten menjaga stabilitas keuangan Negara. Sejak hadirnya pada hari
senin pada tanggal 25 Rajab 1420 H atau 1 November 1999 merupakan hari
pertama beroperasinya PT Bank Syariah Mandiri (BSM). BSM hadir sebagai Bank
yang mengkombinasikan idealisme usaha dan nilai-nilai rohani yang melandasi
operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang
menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri (BSM) dalam kipranya
perbankan Indonesia.
Sementara Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate dibuka dan mulai
beroperasi pada tanggal 26 Maret 2010. Pembuakaan ini dilakukan oleh Kepala
Bank Indonesia Ternate dan di hadiri oleh Dreksi Bank Syariah Mandiri, Bapak
Sugiharto. Dalam operasionalnya bank Syari’ah mandiri memiliki Visi : “Menjadi
Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha” dan Misi : 1). Mewujudkan
Pertumbuhan Dan Keuntungan yang Berkesinambungan; 2). Mengutamakan
penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM;
3). Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja
5
MuhammadManajemen Bank Syariah, (Cet. I; Yogyakarta: UUP AMP YKPIY; 2005), h.303
31
yang sehat; 4). Mengembangkan nilai-nilai syariah universal; 5) Menyelenggarakan
operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat.6
Sebagai lembaga keuangan yang berkomitmen membantu pertumbuhan
ekonomi bangsa, Bank Syari’ah Mandiri (BSM) Cabang Ternate berusaha
mengoptimalkan fungsi intermadiarnya untuk memberikan pembiayaan melalui
produk-produk unggulan dan kompetitif.
Berdasarkan uraian di atas, maka karya ilmiah sebagai tugas akhir dalam
penyelesaian studi penulis pada program D3 Perbankan Syaraiah IAIN Ternate ini
disusun dengan judul :Prosedur dan Analisis Pemutusan Pembiayaan di BSM
Cabang Ternate.
B. Rumusan Masalah
Merujuk pada latar belakang yang telah di kembangkan diatas, maka.
Rumusan masalah penuli sankarya ilmiah ini adalah:
1. Bagaimana Prosedur Pembiayaan di BSM Cab. Ternate?
2. Bagaimana Analisis Pemutusan Pembiayaandi BSM Cabang Ternate?
C. TujuanPenelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk Mengetahui Prosedur Pembiayaan di BSM Cab. Ternate?
2. Untuk Mengetahui Analisis Pemutusan Pembiayaandi BSM Cabang
Ternate?
6
PT Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate, Standar Penilaian Kinrja BSM Cab. Ternate,
(Dokumen BSM Cab.Ternate, 2010).
32
D. KegunaanPenelitian
Kegunaan yang dicapai dalam penelitian ini adalah sebagaiberikut :
1. Secarateoritis
Memberikan kontribusi pengetahuan secara serta praktek di bidang
perbankan, dan memberikan sumbangan ilmiah bagi kalangan akademisi yang
mengadakan penelitian berikutnya baik meneruskan maupun mengadakan
riset baru.
2. Secarapraktis
1. Penelitian ini dapat menunjang pengembangan informasi tentang prosedur
pembiayaan bagi hasil terhadap masyarakat.
2. Sebagai salah satu syarat penyelesaian studi penulis pada Program Studi
D3 Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Ternate.
E. MetodePenelitian
Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Bank Mandiri Syariah (BSM) Cabang Ternate.
Pengambilan data dilaksanakan selama 1 (satu) bulan, terhitung pada tanggal
01 sampai dengan 29 September 2016.
2. Metode Pengelolaan Data
Data yang terkumpul di tinjau kembali untuk mengetahui kelengkapan dan
ketepatan data tersebut, kemudian data dikelompokkan berdasarkan masalah
33
penelitian dan kategorinya. Data tersebut kemudian dianalisa secara kualitatif
untuk menggambarkan analisa pembiayaan dalam mengidentifikasi nasabah
pada BSM Cabang Ternate.
3. Sumber Data
1. Data primer; yaitu data langsungatau data yang didapat dari pengamatan
terhadap obyek yang di amati atau sumber yang terlihat langsung dengan
obyek yang diteliti. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari Bank
Mandiri Syariah (BSM) Cabang Ternate, melalui hasil observasi,
wawancara dan dokumentasi.
2. Data sekunder; yaitu data penujang yang terkait dengan variabel
penelitianini, yang diperoleh dari kepustakaan, pihakluar bank dan data-
data dari sumber penunjang lainnya.
4. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan pengamatan langsung pada Bank
Mandiri Syariah (BSM) Cabang Ternate.
2. Wawancara
Yaitu pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
kepada pihak Bank secara langsung mengenai data yang dijadikan
sebagai sumber permasalahan.
3. Dokumentasi
34
Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menelaah dari dokumen –
dokumen dari Bank Mandiri Syariah (BSM) Cabang Ternate.
5. Teknik Analisis Data
Metode analisa data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
metode analisis data kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan
makna data atau fenomena yang ditangkap oleh peneliti dengan mengajukan
bukti-buktinya baik melalui observasi, wawancara dan dokumen.
Agar data yang dikumpul sesuai dengan kerangka kerja atau fokus
permasalahan peneliti, maka dalam menganalisa data penulis menggunakan tekink
triangulasi data. Teknik ini digunakan untuk menganalisa data hasil wawancara
dengan subjek utama dan subjek penunjang. Dalam mencari data, penulis akan
mengakumulasikan pendapat dari beberapa subjek. Selain itu, teknik ini juga
digunakan untuk membandingkan data yang diperoleh dari wawancara, dengan
data yang diperoleh dari hasil observasi atau dengan melihat dokumen-dokumen
yang ada. Jika terdapat kesamaan terhadap data yang diperoleh, maka dapat
diambil kesimpulan secara langsung. Namua jika, terdapat perbedaan antara
subjek yang satu dengan subjek yang lain dalam suatu masalah tertentu, maka data
tersebut akan dianalisis objektif, sehingga diperoleh data yang valid.
Triangulasi data yang penulis pergunakan tersebut yakni meliputi:
a. Deduksi data
35
Adalah proses memilih, menyerderhanakan, memfokuskan, mengabstraksi
danmengubah data kasar kedalam catatan lapangan. 7
Dalam penelitian yang
penulis lakukan, data yang direduksi adalah data yang terkait dengan sistem kredit
yang diterapkan dalam pada BRI Cabang Ternate.
b. Display data
Adalah suatu cara merangkai data dalam suatu organisasi yang
memudahkan untuk pembuatan kesimpulan dan atau tindakan yang diusulkan.8
Dengan demikian, display data yang dimaksudkan adalah sekumpulan informasi
dalam bentuk teks naratif yang telah disusun, diatur dan diringkas dalam bentuk
kategori-kategori, sehingga makna yang terkandung didalamnya mudah dipahami.
Dalam penelitian, display data adalah data yang terkait dengan tekhnik analisis
yang pakai pihak BRI Cabang Ternate dalam memberikan pembiayaan pada
nasabah.
Adalah menarik kesimpulan. Dari reduksi data dan penyajian data yang
dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, data yang nantinya
penulis peroleh dideskripsikan dalam laporan akhir penelitian ini.
7
Moh. Nasir,Metode Penelitian, (Cet. I; Jakarta : Ghalia Indonesia, 1999),
h. 167
8
Ibid h 168
36
Kemudian setelah pemaparan pada reduksi data, display data dan
konkulasi/kesimpulan dilakukan, maka dibutuhkan deskripsi analisis data. Untuk
melakukan deskripsi analisis data, maka peneliti menggunakan metode berpikir:
a. Induktif, yaitu menguraikan data yang bersifat khusus kemudian berdasarkan data
tersebut diambil kesimpulan yang bersifat umum.
b. Deduktif, yaitu menguraikan data yang bersifat umumkemudian berdasarkan data
tersebut diambil kesimpulan yang bersifat khusus.
c. Komperatif yaitu, menguraikan data yang dimiliki kesamaan dan perbedaan
kemudian diambil kesimpulan.9
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan interpretasi dari judul penulisan tugas
akhir ini, maka penulis mengemukakan definisi operasional sebagai berikut :
1. Prosedur adalah tahapan-tahapan mekanisme pelkasanaan suatu kegiatan yang
memuat di dalamnya system dan aturan yang mengikat sebagai dasar untuk
dipatuhi oleh setiap orang baik secara individu maupun organisasi.
2. Pembiayaan adalah suatu jenis produk pembiayaan yang tewarkan oleh pihak
perbankan dalam hal ini Bank Mandiri Syariah (BSM) dalam memberikan batuan
dan abaik secara konsumtif maupun secara produktif.
9
Ibid, h 169
37
3. Pemutusan pembiayaan adalah proses pemberian persetujuan pembiayaan. Proses
pemberian persetujuan pembiayaan harus didasarkan/memperhatikan analisa dan
rekomendasi persetujuan pembiayaan.Rekomendasi persetujuan pembiayaan
harus disusun secara tertulis berdasarkan hasil analisa pembiayaan yang telah
dilakukan.
38
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan dalam perbankan Syari’ah atau istilah teknisnya aktiva produktif,
menurut ketentuan Bank Indonesia adalah penanaman dana Bank Syari’ah baik dalam
rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan,piutang, qard, surat berharga
syariah, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan
kontijensi pada rekening adminisrtasi serta Sertifikat Wadiah Bank Indonesia.10
Pembiayaan secara luas, berarti financing atau pembelanjaan, yaitu pendanaan
yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan
sendiri maupun dijalankan oleh orang lain.Sedangkan dalam arti sempit, pembiayaan
dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan.11
Pembiayaan sebagai salah satu kegiatan bank dalam rangka pengalokasian dana
yang telah dihimpun dari masyarakat ini tidak bisa dihindari oleh bank, mengingat
dengan pembiayaan ini bank akan dapat mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan
10
Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah, (Cet. I; Yogyakarta : Ekonisia UII; 2004), h.
196
11
Ibid,,.h. 304.
39
mempertahankan tingkat kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas
tetap aman.12
B. Tujuan dan Manfaat Pembiayaan
Pembiayaan pada lembaga perbankan syari’ah merupakan sumber pendapatan
dari Bank Syari’ah itu sendiri.Tujuan pembiayaan yang dilaksanakan Perbankan
Syari’ah terkait dengan stakeholder, sebagai berikut :
1. Pemilik; dari sumber pendapatan di atas, para pemilik mengharapkan akan
memperoleh penghasilan atas dana yang ditanamkan pada bank tersebut.
2. Para pegawai;darisumberpendapatan di atas, para pegawai mengharapkan dapat
memperoleh kesejahteraan dari bank yang dikelolanya.
3. Masyarakat; pemilik dana sebagaimana mereka, mengharapkan dari dana yang
diinvestasikan akan memperoleh bagi hasil.
4. Debitur yang bersangkutan, dengan menyediakan dana baginya, mereka
terbantu guna menjalankan usahanya (sektor produktif) atau pengadaan barang
yang diinginkannya (pembiayaan konsumtif)
5. Masyarakat umumnya (konsumen), mereka dapat memperoleh barang-barang
yang dibutuhkannya.
Sementara manfaat pembiayaan bagi pemerintah dan bank adalah sebagai
berikut :
12
Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, (Cet. II; Jakarta : Bumi Aksara, 1999).
h.93
40
1. Pemerintah; akibat penyediaan pembiayaan, pemerintah terbantu dalam
pembiayaan pembangunan negara, disamping itu akan diperoleh pajak (pajak
penghasilan atas keuntungan yang diperoleh bank dan juga perusahan-
perusahaan).
2. Bank; bagi bank yang bersangkutan, hasil dari penyaluran pembiayaan,
diharapkan bank dapat meneruskan dan mengembankan usahanya agar tetap
survival dan meluas jaringan usahannya, sehingga semakin banyak masyarakat
yang dapat dilayaninya.
3. Masyarakat; dengan adanya pembiayaan ini, akan menunjang tingkat ekonomi
masyarakat melalui dana yang di peroleh dari pihak bank Syari’ah Mandiri
(BSM).
Sedangkan fungsi dari pembiayaan yang diberikan oleh Bank Syari’ah Mandiri
Ternatekepada masyarakat penerima, diantaranya : 13
1) Meningkatkan daya guna uang :para penabung menyimpan uangnya di bank
dalam bentuk giro, tabungan deposito.Uang tersebut dalam presentase tertentu
ditingkatkan kegunaannya oleh bank guna suatu usaha peningkatan
produktivitas.Para pengusaha menikmati pembiayaan dari bank untuk
memperluas/memperbesar usahanya baik untuk peningkatan produksi,
perdagangan maupun untuk usaha-usaha rehabilitasi ataupun memulai usaha
baru. Pada asasnya melalui pembiayaan terdapat suatu usaha peningkatan
13
Muhammad.op cit..,h 197
41
produktifitas secara menyeluruh. Dengan dana yang mengendap di bank (yang
diperoleh dari para penyimpan uang/debitur, selanjutkan dikembangkan untuk
kegiatan pembiayaan yang bersifat produktif).
2) Meningkatkan daya guna barang ;
a) Produsen dengan bantuan pembiayaan bank dapat memprodusir bahan
mentah menjadi bahan jadi sehingga utility dari bahan tersebut meningkat.
b) Produsen dengan bantuan pembiayaan dapat memindahkan barang dari suatu
tempat yang kegunaannya kurang ke tempat yang lebih bermanfaat
3) Meningkatkan peredaran uang ;pembiayaan yang disalurkan via rekening-
rekening koran pengusaha menciptakan pertambahan peredaran uang giral dan
sejenisnya.
4) Menimbulkan kegairahan berusaha;setiap manusia adalah mahluk yang selalu
melakukan kegiatan ekonomi yaitu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya.
Kegiatan usaha sesuai dengan dinamikanya akan selalu meningkat, akan tetapi
peningkatan usaha tidaklah selalu diimbangi dengan peningkatan
kemampuannya yang berhubungan denganmanusia lain yang mempunyai
kemampuan.
5. Stabilitas ekonomi; dalam ekonomi yang kurang sehat, langkah-langkah
stabilisasi pada dasarnya diarahkan pada usaha-usaha untuk antara lain sebagai
pengendalian inflasi, peningkatan ekspor, rehabilitasi prasarana dan pemenuhan
kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat.Sebagai jembatan untuk meningkatkan
pendapatan nasional. Sebagai alat hubungan ekonomi internasional, bank
42
sebagai lembaga pembiayaan tidak saja bergerak didalam negeri tapi juga di luar
negeri
C. Konsep Perbankan Syari’ah
1. Pengertian Perbankan Syari’ah
Bank Syari’ah sebagaimana Bank pada umumnya menurut Undang-
undang Nomor : 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Bab I pasal 2 menyebutkan:
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.14
Menurut Muh. Sayyid Tantawy dalam bahasa Arab Bank biasa disebut
dengan istilah “mashraf”, yang berarti tempat berlansungnya saling menukar
harta, baik dengan cara mengambil ataupun menyimpan atau selainnya untuk
melakukan muamalah. Sedangkan menurut Perwaatmaja dan Syafi’i Antonio
bank syari’ah memiliki dua pengertian yaitu : 1). Bank yang beroperasi sesuai
dengan prinsip-prinsip syari’at Islam, 2) Bank yang tatacara pengoperasiannya
mengacu kepada ketentuan-ketentuan al-Qur’an dan al-Hadis.15
2. Prinsip-Prinsip Perbankan Syari’ah
Prinsip dasar utama perbankan syari’ah (Islamic banking) adalah bank
yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi untung dan bagi rugi (profit and
14
Republik Indonesia,Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan(Cet. I;
Jakarta : Sinar Grafindo, 1992). h. 23
15
KarnainPerwaatmajadanMuhmmadSyafi’I Antonio, ApadanBagaimana Bank Islam, (Cet.
Yogyakarta : PT Dana Bhakti Prima Yasa, 1999), h. 1
43
lossharing). Sehingga Bank Islam tidak membebankan bunga sebagaimana
dalam bank konvensional melainkan mengajak partisipasi dalam bidang usaha
yang didanai. Selain itu para deposan juga mendapat bagian dari
keuntunganbank sesuai dengan ratsio yang telah disepakati sebelumnya. Dengan
demikian, maka hal menunjukkan adanya kemitraan antara bank Islam dan para
deposan di satu pihak dan antara Bank Islam dengan para nasabah investasi
sebagai pengelola (mudharib) sumber daya para deposan dalam berbagai usaha
produktif di pihak yang lain.16
3. Dasar Hukum Perbankan Syari’ah
Bank Syariah Mandiri memiliki dasar hukum yang sama dengan Bank
Umum lainya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun
1992 tentang perbankan yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10
tahun 1998 yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah,
termasuk Unit Usaha Syariah dan Kantor Cabang yang melakukan kegitan usaha
berdasarkan prinsip syariah. Unit Usaha Syari’ah (UUS) adalah unit kerja di
Kantor Pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai Kantor Induk
dari Kantor Cabang atau Kantor Cabang Pembantu Bank Konvensional yang
kegiatan usahanya melakukan perhimpunan dana, penyaluran jasa perbankan
16
Mervin K Lewis dan Latifa M. Algaound, Perbankan Syari’ah, Praktek dan Prospek, (Cet.
I; Jakarta : Serambi, 2003). h. 9
44
lainya berdasarkan prinsip syariah dalam rangka persiapan perubahan menjadi
Kantor Cabang Syariah. 17
Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992,
menandai adanya kesepakatan rakyat dan Bangsa Indonesia (BI) atau tepatnya
setelah ada Peraturan Pemerintah (PP) untuk menerapkan Dual System Banking
atau perbankan ganda di Indonesia. Sementara menurut PP Nomor 72/1992,
yang dimaksud dengan bagi hasil adalah bank yang sistem operasinya
berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah. Dalamperkembangannya, untuk lebih
memperjelas legitimasi hukum perbankan syari’ah makadiberlakukannya
Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang
Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan pada tanggal 10 November 1998, dalam
bentuk sebuah bank yang beroperasi dengan sistem bagi hasil (bank syariah).
Sistem bagi hasil adalah sistem perekonomian yang tidak mengenal bunga (riba)
sebagai imbalan melalui sistem pembagian atas manfaat/keuntungan yang
diperoleh. Sebagaimana yang diatur dalam peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 72 tahun 1992 yang berdasarkan pada prinsip muamalah
dalam melakukan kegiatan. menjelaskan tentang prinsi-prinsip bagi hasil sebagai
berikut: 18
17
Kamil Fauzan, Kitab Undang-Undang Perbankan Dan Ekonomi Syariah, (Cet. I; Jakarta:
PT. Kencana Prenada Media Grroup, 2006),h. 157
18
Ibid…, h. 158
45
a. Pasal 1 Ayat 1: yang dimaksud prinsip bagi hasil dalam peraturan
pemerintah ini adalah berdasarkan pada prinsip muamalah dalam melakukan
kegiatan.
b. Pasal 3 : besarnya imbalan yang diberikan pada suatu presentase tentunya
yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan yang dituangkan dalm satu
perjanjian tertulis antara bank dan nasabahnya.
46
BAB III
PEMBAHASAN DAN ANALISA
A. Gambaran UmumLokasiPenelitian
a. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Mandiri
Eksistensi Bank Syariah Mandiri memiliki keterkaitan erat dengan
pertumbuhan perbankan syari’ah secara nasional. Sejak keluarnya Undang-Undang
Nomor 10 tahun 1998, perkembangan Lembaga Bank Syariah cukup pesat.
Perkembangan tersebut, dimulai dengan berdirinya Bank Mandiri Syariah (BSM)
padabulanNovember 1999, yangjugaanak perusahaan Bank Mandiri.Berdirinya
BSM kemudian diikuti oleh berbagai Bank yang membuka Kantor Cabang Syariah.
Bahkan sebuah Bank Asing Global telah membuka unit Syariah di Indonesia, yakni
HongkongShanghai Bank Korp (HSBC). Seiring dengan pertumbuhan lembaga
perbankan Syariah, lembaga keuangan lain berbasis Syariah berkembang pula,
seperti Asuransi Syariah, termasuk asuransi asingsepertiGreat Eastern,
Prudencial,Alianz dan MAA), PegadaianSyari’ah, Reksadana Syariah, serta
berbagai perusahaan besar mengelurkan Obligasi Syariah guna mencari dana bagi
usaha mereka.19
PT Bank Syariah Mandiri (selanjutnya disebut Bank) didirikan pertama
kali dengan PT Bank Industri Nasional yang disingkat dengan PT National
19
Zainul Arifin, Memahami Bank Syari’ah : Lingkup, Peluang Tantangan dan Prospek,
(Cet. III; Jakarta : Alvabet, 2000), h. 126
47
Industrial Banking tertanggal 15 juni 1955 dibuat dihadapan Meester Raden
Soedja, Notaris di Jakarta. Akta mana telah mendapatkan pengesahan dari Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Menteri Kehakiman
Republic Indonesia) berdasarkan surat keputusan No.j.a.5/69/23 Tanggal 16 juli
1955 dan telah didaftarkan pada buku registrasi di Kantor Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan dibawah No. 1810 Tanggal 6 Oktober 1955. Serta telah diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia N0. 37 tanggal 8 Mei 1956, tambahan
No.390. Persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat
keputusan No.16495. HT .0104 TH 1999 Tanggal 16 September 1999 serta
diumumkan dalam Berita Negara Repuplik Indonesia No.87 Tanggal 31 Oktober
2000 Tambahan No.6588, Nama Bank Diubah dari PT Bank Syarih Syakinah
Mandiri Menjadi PT Bank Syariah Mandiri. 20
Secaranasional, tepatnya pada hari senin pada tanggal 25 Rajab 1420 H atau
1 November 1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT Bank Syariah
Mandiri (BSM).Bank Ini hadir sebagai Bank yang mengkombinasikan idealisme
usaha dan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya.Harmoni antara idealisme
usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank
Syariah Mandiri (BSM) dalam kipranya perbankan Indonesia.SedangkanBank
Syariah Mandri Cabang Ternate dibuka dan mulai beroperasi pada tanggal 26
20
PT Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate.Standar Penilaian Kinerja Perbankan Syari’ah,
(Dokumen BSM Cab. Ternate 2010), h. 29
48
Maret 2010. Pembukaan ini dilakukan oleh Kepala Bank Indonesia Ternate dan
dihadiri oleh Dreksi Bank Syariah Mandiri, Bapak Sugiharto.21
b. Visi & Misi Bank Syariah Mandiri
4. Visi
Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha
5. Misi
1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan.
2. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran
pembiayaan pada segmen UMKM.
3. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan
kerja yang sehat.
4. Mengembangkan nilai-nilai Syari’ah universal.
5. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang
sehat.22
c. Nilai-nilai Budaya Bank Syariah Mandiri
1. Excellence
Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu
dan berkesinambungan.
21
EgaGardewa, Kepala Cabang PT Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate, “Wawancara”,
Ternate, tanggal 15 September, 2016
22
Bank Syari’ah Mandiri Cabang Ternate, Standar Kinerja Bank Syari’ah Mandiri, (Ternate :
BSM Cab. Ternete, 2016), h. 25
49
2. Teamwork
Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi.
3. Humanity
Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius.
4. Integrity
Menaati kode etik profesi dan berfikir serta berperilaku terpuji.
6. Customer focus
Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk menjadikan
Bank Syariah Mandiri sebagai mitra yang terpercaya dan
menguntungkan.23
d. Prinsip Bagi Hasil Bank Syariah Mandiri Ternate
Sebagailembagaperbankansyari’ah, BSM Ternate sepertihalnya BSM
secaranasionalmemilikiprinsipbagihasil sebagai berikut:
1. Penentuan rasiaio/nisbah bagi hasil ditentukan pada waktu akad
dengan Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan
yang diperoleh.
2. Besaran bagi hasil berdasarkan jumlah Keuntungan proyek yang
dijalankan. Jika, usaha merugi maka akan ditanggung bersama,Jumlah
pembagian bagi hasil meningkat sesuai dengan tingkat keuntungan
danexistensi bagi hasil tidak ada yang meragukan akan keabsahannya.
e. Prinsip Dasar Operasional Bank Syariah Mandiri Ternate.
23
Ibid., h. 28
50
Bank Mandiri Syari’ah Cabang Ternate berkomitmen untuk tetap
konsitensinya sebagai Bank yang memiliki prinsip syari’ah. Untuk itu
secara operasional BSM Cabang Ternate merumuskan prinsip dasar
operasional sebagai berikut :24
1. Prinsip Universalitas yaitu mendukung perkembangan usaha
masyarakat tanpa membedakan suku, agama ras dan antar golongan.
2. Prinsip Keadilan yaitutercermin dari penerapan imbalan atas dasar
bagi hasil dan pengambilan margin keuntungan yang disepakati
bersama antara bank dan nasabah.
3. Prinsip Transparansi adalah diwujudkan melalui laporan keuangan
yang terbuka secara berkesinambungan sehingga nasabah dapat
mengetahui kondisi keuangan dan kualitas manajemen Bank.
4. Prinsip Kemitraan adalah nasabah investor,pengguna dana, dan bank
berada dalam hubungan sejajar sebagai mitra usaha yang saling
menguntungkan dan bertanggung jawab.
B. Produk-ProdukPembiayaan PT Bank Syariah Mandiri Cab. Ternate
a. ProdukPembiayaan Mudharabah BSM Cab. Ternate
Pembiayaan MudharabahBSM Cab. Ternateadalah pembiayaan dimana seluruh
modal kerja yang dibutuhkan nasabah ditanggung oleh bank. Keuntungan yang
24
Ega Gardewa, Kepala Cabang PT Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate,
“Wawancara”,Ternate, tanggal 15 September, 2016
51
diperoleh dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.25
Adapun Manfaatdari
Pembiayaan Mudharabah BSM adalah sebagai berikut:
1. Membiayai total kebutuhan modal usaha nasabah
2. Nisbah bagi hasil tetap antara Bank dan Nasabah
3. Angsuran berubah-ubah sesuai tingkat revenue atau realisasi usaha
nasabah(revenue sharing).
b. Pembiayaan Musyarakah BSM Cab. Ternate
Pembiayaan khusus untuk modal kerja, dimana dana dari bank
merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan keuntungan dibagi sesuai
dengan nisbah yang disepakati.Adapun manfaat dari pembiayaan Musyarakah
BSM adalah sebagai berikut:
1. Lebih menguntungkan karena berdasarkan prinsip bagi hasil
2. Mekanisme pengembalian yang fleksibel sesuai dengan realisasi usaha.
c. Pembiayaan Murabahah BSMCabang Ternate
Pembiayaan Murabahah BSM Cabang Ternate adalah pembiayaan
berdasarkan akad jual beli antara Bank dan nasabah. Bank membeli barang yang
dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar harga pokok ditambah
dengan keuntungan margin yang disepakati.Adapun manfaat dari Pembiayaan
Murabahah BSM Cabang Ternate adalah sebagai berikut :
25
PT Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate…, op cit, h. 48
52
1. Membiayai kebutuhan nasabah dalam hal pengadaan barang konsumsi
2. Seperti rumah, kendaraan atau barang produktif seperti mesin produksi,
pabrik dan lain-lain.
3. Nasabah dapat mengangsur pembayarannya dengan jumlah angsuran yang
tidak akan berubah selama masa perjanjian.
d. Talangan Haji BSM
Talangan Haji BSM merupakan pinjaman dana talangan dari bank kepada
nasabah khusus untuk menutupi kekurangan dana untuk memperoleh kursi/seat
haji dan pada saat pelunasan BPIH.26
AdapunManfaatdariTalangan Haji
BSMadalahsebagaiberikut:
1. Dapat dipenuhinya kebutuhan dana secara mendadak untuk menutupi
2. Kekurangan dana sebagai persyaratan dalam memperoleh porsi haji atau
Pelunasan BPIH
3. Proses pinjaman relatif cepat dan mudah
e. Gadai Emas BSM
Gadai (Rahn) adalah penyerahan barang/harta dari nasabah kepada Bank
sebagai jaminan sebagian atau seluruh hutang.AdapunManfaat Gadai(Rahn)
Emas BSMadalahsebagai membantu nasabah untuk keperluan sosial (seperti
pendidikan, kesehatan), modal kerja atau sebagai pembiayaan untuk keperluan
26
Ibid, h. 48
53
mendesak. ObyekGadai; Emas Merah atau Emas Kuning baik berupa perhiasan
maupun batangan (bukan emas putih). 27
f. BSM Implan
BSM Implan adalah Pemberian fasilitas pembiayaan konsumer kepada
sejumlah karyawan (kolektif) dengan rekomendasi perusahaan/instansi (approve
company), di mana pembayaranangsurannya dikoordinasi oleh
perusahaan/instansi melalui pemotongan gaji langsung.28
g. PKPA
Pembiayaan kepada koperasi karyawan untuk para anggotanya (PKPA)
adalah penyaluran pembiayaan kepada koperasi karyawan untuk pemenuhan
kebutuhan kostumer para anggotanya secara (kolektif) yang mengajukan
pembiayaan kepada koperasi karyawan.29
h. ProdukJasa
1. Kartu /ATM BSM
Kartu / ATM BSM merupakan sarana untuk melakukan transaksi pada
ATM Syariah Mandiri.Kartu/ATM BSM memiliki Manfaat adalah sebagai
berikut :
1. Penarikan tunai dengan cepat
2. Penarikan beberapa kali, juga saat Bank tutup
3. Pemindahbukuan
27
Arianto Muhammad, (Officer Gadai, BSM); “Wawancara”, Ternate, Tanggal 20
September 2016.
28
Ibu Rima, (Administrasi Pembiayaan); “Wawancara” Ternate, 18 September 2016.
29
PT Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate…, op cit, h. 52
54
4. Praktis dan aman
2. BSM Mobile Banking GPRS (BSM MBG)
BSM Mobile Banking GPRS (BSM MBG) adalah layanan transaksi
perbankan (non tunai) melalui mobile phone (handphone) berbasis GPRS.
3. BSM Net Banking
BSM Net Banking adalahlayanan transaksi perbankan (non tunai)
melalui internet.
4. BSM Card
BSM CardadalahKartu yang dapat dipergunakan untuk transaksi
perbankan melalui ATM dan mesin debit (EDC/Electronic Data
Capture).30
BSM Card dapat diperuntukanuntuk;Individu/Perorangan.
I. ProdukJasa Operasional
Beberapa produk jasa sebagaimana di atas, diharapkan dapat memberi
kemudahan bagi nasabah dalam melakukan transaksi. Meskipun demikian, untuk
mempermudah pelayanan jasa perbankan, maka Bank Syariah Mandiri Ternate
memberikan beberapa jasa operasional sebagai berikut :31
1. Setoran Kliring
Setoran Kliring adalah Penagihan warkat bank lain dimana lokasi bank
tertariknya berada dalam satu wilayah kliring.
30
Ibid, h. 53, 56 dan39
31
Muslihul Mulhayam (Back Office BSM Cab. Ternate ) “Wawancara”, TanggalSeptember
2016.
55
2. Inkaso
Inkaso adalah Penagihan warkat Bank lain di mana Bank tertariknya berbeda
wilayah kliring atau berada di luar negeri, hasilnya penagihan akan dikredit
ke rekening nasabah.32
j. RTGS
RTGS adalah transfer dalam rupiah antar peserta didalam negeri yang
penyelesaiaanya dilakukan secara online antar peserta transakasi secara
individual. Nominal pengiriman diatas Rp100.000.000 dengan biaya pengiriman
sebesar 30.000 dengan waktu pengriman 2 jam.33
C. ProsedurPembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri
a. Proses Pembiayaan
Tahap awal proses pembiayaan adalah permohonan pembiayaan secara
formal permohonan pembiayaan dilakukan secara tertulis dari nasabah kepada
Account Officer. Namun pada implementasinya, permohonan dapat dilakukan
secara lisan terlebih dulu untuk kemudiaan ditindaklanjuti dengan permohonan
tertulis jika menurut Accountofficer usaha yang dimaksud layak dibiayai.34
Yang perlu diperhatikan dalam setiap pengajuan proposal suatu pembiayaan
hendaknya berisi keterangan tentang:
33
Muslihul Mulhayam, (Back Office, BSM Cab. Ternate), “Wawancara”, Ternate. September 2016.
34
Kasmir Manajemen Perbankan, (Cet. I;: Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h. 96
56
1. Riwayat perusahaan seperti riwayat hidup perusahaan, jenis bidang usaha,
nama pengurus, latar belakang pendidikan, perkembangan perusahaan serta
wilayah pemasaran produknya.
2. Tujuan pengambilan pembiayaan, dalam hal ini harus jelas tujuan
pengambilan pembiayaan dan untuk memperbesar penjualan atau
meningkatkan kapasitas produksi kemudian perlu mendapat perhatian adalah
untuk kegunaan pembiayaan untuk modal kerja, atau invertasi.
3. Besarnya pembiayaan, dan jangka waktu. Dalam proposal permohonan
menentukan besarnya jumlah pembiayaan yang diinginkan dan jangka waktu
pembiayaan.
4. Cara pemohon mengembalikan pembiayaan maksudnya perlu dijelaskan
secara rinci cara-cara nasabah dalam mengembalikan pembiayaan apakah dari
hasil penjualan atau dengan cara lainnya.
5. Jaminan pembiayaan diberikan dalam bentuk surat atau sertifikat. Dan
penilaian jaminan harus teliti jangan sampai terjadi sengketa, palsu dan
sebagainnya. Biasanya setiap jaminan diikat dengan suatu asuransi tertentu.35
b. Tahap- Tahap Pembiayaan
1. Wawancara Pertama
a. Solicit (penyelidikan)
Merupakan penyidikan kepada calon nasabah dengan cara berhadapan
langsung dengan calon peminjam. Tujuannya adalah untuk
35
Ibid., h. 97
57
mendapatkan keyakinan apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan
lengkap seperti yang bank inginkan. Wawancara juga untuk
mengetahui untuk mengetahui keinginan atau kebutuhan nasabah yang
sebenarnya, Hendaknya dalam wawancara dibuat selireks mungkin
sehingga hasil wawancara akan sesuai dengan tujuan Yang diharapkan.
Pertanyaan yang dilakukan dapat pula dilakukan dengan wawancara
terstruktur, tidak terstruktur atau wawancara stres atau dengan cara
menjebak nasabah.36
b. Peninjauan Kelokasi (On The Spot)
Setelah memperoleh keyakinan atas keabsahan dokumen dari dari hasil
penyelidikan atau wawancara maka langkah selanjutnya adalah
melakukan peninjauan kelokasi yang menjadi obyek pembiayaan.
Kemudian hasil peninjauan dicocokan dengan hasil wawancara
pertama. Pada saat hendak melakukan peninjauan kelokasi hendaknya
jangan diberitahu kepada naasabah, sehingga apa yang dilihat di
lapangan sesuai dengan kondisi yang sebenarya. Tujuan peninjauan
kelapangan adalah untuk memastikan bahwa obyek yang akan dibiayai
benar- benar ada dan sesuai dengan apa yang tertulis dalam proposal.
36
Arianto Muhammad, (Account Officer BSM Cab. Ternate,), “Wawancara”; Ternate,
tanggal12 September 2016.
58
2. Wawancara Kedua
Hasil peninjauan kelapangan dicocokan dengan dokumen yang ada serta
hasil wawancara satu dan wawancara kedua. Wawancara kedua ini
merupakan merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada
kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan peninjauan ke lokasi di
lapangan. Catatan yang ada pada permohonan dan pada saat wawancara
pertama dicocokan dengan pada saat peninjauan kelapangan apakah ada
kesesuaian dan mengandung suatu kebenaran.
c. Analisa Pembiayaan
Analisa pembiayaan dapat dilakukan dengan berbagai metode sesuai
kebijakan Bank. Ada beberapa metode analisa yang digunakan manajemen Bank
Syari’ah Mandiri Cabang Tenate dalam menganalisis pembiayaan nasabaha.
Metode tersebut dikenal dengan istilah (5C) dan (7 P) yang meliputi:37
1. Character (Watak/Kepribadian/Karakter)
Character (watak/kepribadian/karakter) dari pada calon peminjam
merupakan salah satu pertimbangan yang terpenting dalam memutuskan
pemberian pembiayaan. Bank sebagai pemberi pembiayaan harus yakin
bahwa calon peminjam termaksud orang yang bertingkah laku baik, dalam
arti selalu memegang teguh janjinya, selalu berusaha dan bersedia melunasi
utang-utangnya pada waktu yang telah ditetapkan, calon peminjan tidak boleh
37
Ibu Rima, (PembiaayanBSM Cab. Ternate),“Wawancara”;Ternatetanggal22 September
2016.
59
berpredikat: penjudi, pemabuk, pencuri, pemakai narkoba atau penipu.Calon
peminjam harus mempunyai reputasi yang baik. Dalam prakteknya untuk
sampai kepada bahwa calon peminjam tersebut mempunyai watak yang baik
dan memenuhi syarat sebagai peminjam, tidak semudah yang diduga,
terutama untuk peminjam /nasabah debitur yang baru pertama kalinya, oleh
karena itu dalam upaya “penyelidikan” tentak watak ini pihak Bank harus
mengumpulkan data dan informasi - informasi dari pihak yang dipercaya.
Contohnya dalam mengahadapai nasabah baru. Bank biasa meminta
informasi dari Bank Indonesia dan Bank- Bank lain. Sedangkan untuk
nasabah lama yang akan mengulang kreditnya dapat dilihat dari
penampilan/kinerja pembiayaan masa lalu apakah pengembaliannya cukup
lancar atau pernah mengalami hambatan atau kemacetan. Jika semua
informasi telah terkumpul, biasa diambil kesimpulan apakah dari segi
wataknya, calon peminjam memenuhi syarat atau tidak. Jika tidak
permohonan pembiayaan tersebut harus segera ditolak, namun jika memenuhi
syarat, maka masih harus pula memenuhi syarat berikutnya.
2. Capacity (Kapasitas)
Kapasitas calon nasabah sangat penting diketahui untuk memahami
kemampuan seseorang untuk berbisnis. Hal ini dapat dipahami karena watak
yang baik tidak menjamin seseorang mampu dengan berbisnis. Untuk
perorangan, hal ini dapat terindikasi dari referensi ataupun dari curriculum
vitae (CV) yang dimilikinya. Hal ini dapat menggambarkan pengalaman
60
kerja/bisnis yang bersangkutan. Untuk perusahan hal ini dapat terlihat dari
laporan keuangan dan kinerja usaha. Hal ini dilakukan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan memenuhi semua kewajibannya termaksud
pembayan pelunasan pembiayaan.
Untuk mengetahui kapasitas nasabah, Bank harus memperhatikan:
a. Angka-angka hasil produksi.
b. Angka- angka penjualan dan pembelian.
c. Perhitungan rugi laba perusahaan saat ini dan proyeksinya .
d. Data financial perusahaan beberapa tahun terakhir yang tercermin dalam
neraca laporan keuangan.
Untuk pembiayaan konsumtif, analisa diarahkan pada kemampuan sumber
penghasilan calon nasabah membiayai seluruh pengeluaran bulanannya,
untuk itu yang perlu di analisa adalah :
a. Perusahaan tempat yang bersangkutan bekerja.
b. Lama bekerja.
c. Penghasil.
3. Capital (modal)
Analis modal diarahkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat
keyakinan calon nasabah terhadap usahanya sendiri. Jikaa nasabah tidak
yakin akan uasahanya, maka orang lain lebih tidak yakin. Untuk mengetahui
hal ini, maka Bank harus melakukan hal- hal sebagai berikut:
a. Melakukan analisa neraca sedikitnya 2 tahun terakhir
61
b. Melakukan analisa rasio untuk mengetahui likuiditas,solvabilitas,dan
rentabilitas, dari perusahaaan yang dimaksud.
4. Condistion (Kondision)
Analisa kondisi sekitar yang secara langsung maupun tidak langsung
berpengaruh terhadap usaha calon nasabah.Kondisi yang harus diperhatikan
Bank antara lain:
a. Keadaan ekonomi yang akan mempengaruhi perkembangan usaha calon
nasabah.
b. Kondisi usaha calon nasabah, perbandingannya dengan usaha sejenis,
dan lokasi lingkungan wilayah usahanya.
c. Keadaan pemasaran dari hasil usaha calon nasabah.
d. Prospek usaha dimasa akan datang.
e. Kebijakan pemerintah yang mempengaruhi prospek industry dimana
perusahaan calon nasabah terkait didalamnya.
5. Collateral (jaminan/agunan)
Analisa ini diarahkan terhadap jaminan yang diberikan. Jaminan
dimaksud harus mampu meng-cover risiko bisnis calon nasabah. Analisa
dilakukan antara lain:
1. Meneliti kepemilikan jaminan yang diserahakan .
2. Mengukur dan memperkirakan stabilitas harga jaminan dimaksud.
3. Memperhatikan kemampuan untuk dijadikan uang dalam waktu relatif
singkat tanpa harus mengurangi nilainya.
62
4. Memperhatikan peningkatannya, sehingga secarpembia legal Bank dapat
dilindungi.
5. Rasio jaminan terhadap jumlah pembiayaan. Semakin tinggi rasio
tersebut, maka semakin tinggi kepercayaan Bank terhadap kesungguhan
calon nasabah.
6. Marketabilitas jaminan. Jenis dan lokasi jaminan sangat menentukan
tingkat marketable suatu jaminan.
Selain metode 5C yang digunakan pihak BSM Cabang Ternate, terdapat
pula metode7P dalam menganalisisi pembiayaan sebagaimana dijelaskan berikut
ini:
1. Personality
Yaitu melihat nasabah dari segi pribadinya atau tingkah lakunya
sehari-hari ataupun masa lalunya. Personality cukup mencakup sikap,
emosi,tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.
2. Party (golongan)
Yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau
golongan -golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.
Sehingga nasabah dapat digolongkan kegolongan tertentu dan akan
mendapatkan fasilitas pembiayaan yang berbeda pula dari bank.
Pembiayaan untuk pengusaha lemah sangat berbeda dengan pembiayaan
63
untuk pengusaha yang kuat modalnya, baik dari segi jumlah, bunga dan
persyaratan lainnya.
3. Perpose ( Tujuan)
Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil
pembiayaan, termaksud jenis pembiayaan yang diinginkan nasabah. Tujuan
pengambilan pembiayaan bermacam-macam apakan tujuan untuk konsumtif
atau untuk tujuan produktif atau untuk tujuan perdagangan.
4. Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa akan datang apakah
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospekatau
sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang
dibiayai tanpa mempunyai rospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi
nasabah.
5. Payment (Pembayaran Kembali)
Merupakan ukuran bagaiman cara nasabah mengembalikan
pembiayaan yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk
pengembalian pembiayaan yang diperolehnya. Semakin banyak sumber
penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu
usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya.
64
6. Profitability (Kemampuan Nasabah Untuk Mendapatkan Laba )
Untuk menganalisis bagaiman kemampuan nasabah dalam mencari
laba. Profitability diukur dari periode keperiode apakah akan tetap sama
atau semakin meningkat, apalagi dengan tambahan pembiayaan yang akan
diperolehnya dari bank.
7. Protection (Perlindungan)
Tujuannya adalah bagaimana menjaga pembiayaan yang dikucurkan
oleh Bank namun melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa
jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.38
d. DokumentasiPermohonan
Hal penting yang perlu diperhatikan sebagai syarat untuk dinilai
permohonan pembiayaan adalah kelengkapan dokumen yang telah ditetapkan
oleh pihak BSM Cab Ternate. Beberapadokumentersebutyaitu :
1. Aspek legalitas usaha
a) SIUP- Surat Ijin Usaha Perdagangan
b) TDP-Tanda Daftar Perusahaan
c) SITU- Surat Izin Tempat Usaha
d) NPWP- Nomor Pokok Wajib Pajak
e) KTP- Kartu Tanda Penduduk
38
Kasmir.Manajemen...,op cit., h. 92
65
2. Aspek Administrasi
Hal-hal yang diperhatikan dalam administrasi pembiayaan di Bank Syariah
yaitun aspek Administrasi.Administrasimerupakan suatu aspek penting
dalam proses kegiatan pembiayaan yang dapat memberikan tanda-tanda
melalui sistem informasi untuk mengetahui kualitas/kolektibilitas para
debitur- debiturnya.
e. Persyaratan Standar Bank Syariah Mandiri :
Mengacu pada metode analisa pembiayaan sebagaimana tersebut di atas,
maka BSM Cabang Ternate telah menetapkan persyaratan standar penilaian.
Penetapan persyaratan ini ditetapkan sebagai acuan dalam mempelajari
permohonan pembiayaan, baik atas nama perusahaan maupun perorangan.
Standar yakni tersebut sebagai berikut :39
1. Legalitas usaha diperlukan untuk mengetahui pengakuan pemerintah atas
usaha yang dimaksud. Hal ini dibutuhkan untuk mencegah pembiayaan
terhadap usaha yang dilarang pemerintah seperti usaha barang terlarang,
usaha merusak lingkungan dan lain-lain.40
2. Profil usaha reputasi perusahaan, pengalaman usaha dan kemampuan
mengatasi kesulitan.
3. Aspek Management meliputi :
39
PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate, Produk-Produk Bank Syari’ah Mandiri Cab.
Ternate, (Dokumen BSM Cab. Ternate), 2010, h. 29
40
Ibu Rima, PembiayaanBSM Cab. Ternate);“Wawancara”, Ternate, Tanggal, 22 September
2016.
66
a. Struktur organisasi, kepengurusan, (nama, jabatan, kewarganegaraan).
b. Aspek keuangan antara lain: hal- hal yang harus diperhatikan antara lain
adalah ;
1) Neraca laporan rugi laba
2) Laporan sumber dan penggunaan modal kerja
3) Proyeksi laporan keuangan
4) Perhitungan pertumbuhan pembiayaan
5) Analisa rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage, rasio
profitabilitas, rasio pertumbuhan.
Untuk pembiayaan konsumtif, data yang diperlukan adalah data yang
dapat menggambarkan kempuan nasabah untuk membayar pembiayaan dari
penghasilan tetapnya. Data yang diperlukan antar lain:
1. Untuk calon Nasabah Individu (untuk Pegawai negeri sipil) adalah data
yang diperlukan adalah:
a) Kartu identitas calon nasabah dan istri, kartu tanda penduduk (KTP)
atau paspor.
b) SK- Surat kepegawaian asli,
c) Kartu Kepegawaian (KARPEG),
d) Surat pendapatan gaji tetap,
e) Surat nikah, Kartu keluarga
f) KTP suami/ istri, Slip gaji,
g) Salinan rekening 3 bulan terakhir
67
h) Salinan tagihan telepon dan listrik 3 bulan terakhir
i) Rekening tabungan,
j) Surat rekomendasi atasan,
k) Surat pernyataan dari bendahara
l) ContohperhitunganCash ratio calon nasabah Pegawai Negeri Sipil
sebagaiberikut :
= Maksimal 40% dari total pendapatan atau gaji
= 1.000. 000 x 40% = 400.000
2. Untuk pengusaha
a) Kartu identitas calon nasabah dan istri, kartu tanda penduduk (KTP)
atau paspor.
b) Kartu keluarga, surat nikah
c) Surat izin usaha perdagangan (SIUP)
d) Nomor pokok wajib pajak (NPWP)
e) Salinan rekening 3 bulan terakhir
f) Salinan tagihan telepon dan listrik 3 bulan terakhir
g) Data obyek pembiayaan
h) Data jaminan.
Prinsip penilaian pembiayaan dapat pula dilakukan dengan studi
kekalayakan, terutama untuk pembiayaan dalam jumlah relatif banyak.
Adapun penilaian pembiayaan dengan studi layak atau tidak layak dibiayai
meliputi:
68
1) Analisa Laporan Keuangan
a. Untuk menilai keuangan perusahaan yang dilihat dari laporan
keuangan yaitu Neraca dan laporan Rugi dan Laba 3 tahun terakhir.
b. Analisis keuangan meliputi analisa dengan menggunakan rasio-rasio
keuangan seperti rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio
profitabilitas, dan analisis pulang pokok.
2) Manajemen
Manajemen merupakan aspek untuk menilai sumber daya manusia yang
dimiliki oleh perusahaan, baik dari segi kuantitas maupun segi kualitas
yaitu:41
a) Riwayat hidup atau biodata (secara singkat).
b) Riwayat pendidikannya.
c) Pengalaman kerja.
d) Reputasi. Apakah yang bersangkutan termakusud yang punya nama
baik dimasyarakat atau sebaliknya atau biasa-biasa saja.
e) Bonafiditasnya. Apakah yang bersangkutan dapat dipercaya dalam
hal-hal yang menyangkut “amanat” dan pemenuhan janjinya,
terutama yang menyangkut soal-soal “uang” diantara kawan-kawan
sesama pengusaha dan kepihak-pihak lain.
41
Ibu Rima, PembiayaanBSM Cab. Ternate);“Wawancara”, Ternate, Tanggal, 22 September
2016.
69
f) Cara hidupnya (lifestyle). Apakah yang bersangkutan mempunyai
cara hidup boros, hemat atau sedang-sedang/biasa-biasa saja.
g) Kepemimpinannya. Apakah yang bersangkutan menganut
kepemimpinan otoriter ataukah ataukah ke bapaan yang merupakan
panutan atau teladan yang baik bagi pegawai-pegawai bawahannya.
Bagaimana emosinya, apakah emosional atau stabil/klam, dan
bagaimana kemampuan menggerakan anak buahnya.
h) Kemampuan merencanakan. Bagaimana kemampuannya untuk
melihat kedepan agar perusahaan dapat lebih berkembang atau
sekurang-kurangnya terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.42
i) Kemampuan bekerja sama. Dalam hal ini menyangkut penilaian
tentang kemungkinan kerjasama dengan pihak Bank dalam arti
apakah yang bersangkutan akan patuh terhadap persyaratan-
persyaratan yang diaujukan oleh Bank.
j) Itegritas dan kesungguhannya. Yang bersangkutan benar-benar
serius dalam memimpin dan menjalankan usahanya atau hanya
sekedar hobby atau angan-angan.
k) Pemasaranya
l) Jenis usaha
42
Kasmir. Manajemen.. op cit, h. 93
70
f.Evaluasi dan Pencarian
Setelah nasabah memnuhi standar persyaratan yang ditetapkan pihak Bank
Syari’ah Mandiri Ternate, maka selanjutnya permohonan nasabah dieavluasi
untuk diapstikan layak atau tidak menerima pembiayaan. Lembaga evaluasi dan
pengambilan ketusan pencairan pembiayaan adalah Keputusan Komite
Pembiayaan (KKP) terdiri oleh Komite cabang dan pusat. Adalah komite
operasional yang membantu Direksi dalam mengevaluasi dan/atau memutuskan
permohonan pembiayaan. Setelah disetujui, maka selanjutnya adalah tahapan
proses diadministrasipencairan yang dilakukan melalui pembuatan Surat Proses
Pencairan (SP3) setelah akad perjanjian ditanda tangani.43
D. Analisa Pemutusan Pembiayaan Nasabah pada BSM Cab. Ternate
Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia melalui SK DIR. BI NO.
27/162/KEP/DIR tanggal 31 Maret 1995 dan SE BI no. 27/7/UPPB tanggal 31 Maret
1995 perihal Kewajiban Penyusunan dan Pelaksanaan Kebijaksanaan Perkreditan Bank
bagi Bank Umum, maka tahapan setelah analisa pembiayaan dan pembuatan
rekomendasi persetujuan pembiayaan adalah melaksanakan pemutusan pembiayaan.44
43
Ibu Rima, PembiayaanBSM Cab. Ternate);“Wawancara”, Ternate, Tanggal, 22 September
2016..
44
PT Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate, Standar Penilaian Kinerja Perbankan Syari’ah,
(Dokumen BSM Cab. Ternate 2016), h. 23
71
a. Landasan Syari’ah Pemutusan Pembiayaan
Sebagai bank yang beroperasi sesuai prinsip syari’ah, maka bank syari’ah dalam
pengambilan keputusan pembiayaan, mengacu pada dasar hukum syar’i yang
bersumber pada al-Qur’an, landasan tersebut disebutkan pada beberapa surat
dalam al-Qur’an sebagai berikut :
1) Surat Ash-Saf (61) : 4
Terjemahnya:
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berjuang di
jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti
suatu bangunan yang tersusun kokoh”45
2) SuratAl-Anfal(8): 27
Terjemahnya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghianati
Allah dan Rasul (Muhammad) dan janganlah kamu menghianati
amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu
mengetahui”.46
45
Departemen Agama RI; Al-Qur’an Dan Terjemahannya, (Cet. I; Bandung : Yayasan
Penyelenggara Penterjemahan Al-Qur’anDepag RI; 1993)h. 71
46
Ibid., h. 264
72
3) Surat Ali Imran (3):159
Terjemahnya:
“Bermusyawarahlah dalam suatu urusan. Setelah kamu
membulatkan tekad, maka bertawaqallah ke pada Allah”.47
b. Ketentuan Pemutusan Pembiayaan
1. Pengertian
Pemutusan pembiayaan adalah proses pemberian persetujuan pembiayaan.
Proses pemberian persetujuan pembiayaan harus didasarkan/memperhatikan
analisa dan rekomendasi persetujuan pembiayaan.Rekomendasi persetujuan
pembiayaan harus disusun secara tertulis berdasarkan hasil analisa pembiayaan
yang telah dilakukan.Isi rekomendasi persetujuan harus sejalan dengan
kesimpulan analisa pembiayaan.
2. Ketentuan Umum
a) Komite Pembiayaan adalah komite operasional yang membantu Direksi
dalam mengevaluasi dan atau memutuskan permohonan pembiayaan untuk
jumlah dan jenis pembiayaan yang ditetapkan oleh Direksi.
47
Ibid., h.103
73
b) Wewenang memutus Pembiayaanadalah besarnya limit yang diberikan oleh
Direksi kepada anggota Komite Pembiayaan untuk memutus pembiayaan
secara full consencus. Wewenang Memutus Pembiayaan untuk masing-
masing Komite Pembiayaan mengacu pada Surat Keputusan Direksi yang
ditetapkan tersendiri. Tatacara penetapan limit wewenang memutus
pembiayaan ditetapkan dalam surat edaran tersendiri.48
c) Tingkat Komite Pembiayaan Bank
1) Keanggotaan Komite Pembiayaan terdiri atas:
1.1 . Pemutusan Pembiayaan Level 1 Cabang Pembantu
(b) Kepala Cabang Pembantu
(c) Analis Officer atau Asisten Analis Officer atau Asisten Marketing
Officer
1.2. Komite Pembiayaan Level 1, terdiri atas :
(a) Kepala Cabang
(b) Manajer Pemasaran atau Kepala Kantor Cabang Pembantu (dalam
hal pembiayaan merupakan usulan KCP)
(c) Analis Officer Cabang
1.3. Komite Pembiayaan Level 2 Cabang Koordinator:
(a) Kepala Cabang Koordinator
(b) Analis Officer Cabang Koordinator
(c) Kepala Cabang. 49
48
PT Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate…, op cit., h 17
49
Ibid., h 18
74
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Prosedur pembiayaan pada Bank Syari’ah Mandiri (BSM) Cabang Ternate
dilaksanakan dengan beberapa proses. Petama; proses pembiayaan, adalah
permohonan pembiayaan yang dilakukan secara tertulis dari nasabah kepada
Account Offiecer. Namun pada implementasinya, permohonan dapat dilakukan
secara lisan terlebih dulu untuk kemudiaan ditindaklanjuti dengan permohonan
tertulis jika menurut Accountofficer usaha yang dimaksud layak dibiayai. Yang
perlu diperhatikan dalam setiap pengajuan proposal suatu pembiayaan hendaknya
berisi keterangan tentang: riwayat perusahaan; tujuan pengambilan pembiayaan;
besarnya pembiayaan;cara pemohon mengembalikan pembiayaan; danjaminan
pembiayaan.
2. Analisa pembiayaan dan pembuatan rekomendasi persetujuan pembiayaan adalah
melaksanakan pemutusan pembiayaandengan mengacu beberapa hal sebagai :
Pertama : Landasan Syari’ah Pemutusan Pembiayaan, sebagai bank yang
beroperasi sesuai prinsip syari’ah, maka bank syari’ah dalam pengambilan
keputusan pembiayaan, mengacu pada dasar hukum syar’i yang bersumber pada al-
75
Qur’an dan hadis. Kedua, Ketentuan Pemutusan Pembiayaanyaitu : 1).
Rekomendasi persetujuan pembiayaan harus disusun secara tertulis berdasarkan
hasil analisa pembiayaan yang telah dilakukan.Isi rekomendasi persetujuan harus
sejalan dengan kesimpulan analisa pembiayaan, 2). Ketentuan Umumterdiridari;
Komite Pembiayaan adalah komite operasional yang membantu Direksi dalam
mengevaluasi dan atau memutuskan permohonan pembiayaan untuk jumlah dan
jenis pembiayaan yang ditetapkan oleh Direksi. 3). Wewenang memutus
pembiayaanadalah besarnya limit yang diberikan oleh Direksi kepada anggota
Komite Pembiayaan untuk memutus pembiayaan secara full consencus. 4).
Wewenang Memutus Pembiayaan untuk masing-masing Komite Pembiayaan
mengacu pada Surat Keputusan Direksi yang ditetapkan tersendiri. Tatacara
penetapan limit wewenang memutus pembiayaan ditetapkan dalam surat edaran
tersendiri.
A. Saran
Melalui keseluruhan hasil penelitian ini, maka penulis memberikan beberapa
rekomendasi/saran sebagai berikut :
1. Sebagai lembaga keuangan yang memiliki tanggung jawab dalam meningkat
perekonomian masyarakat, maka BSM Syari’ah Mandiri diharapkan tetap
proaktif dalam memberikan pembiayaan bagi nasabah di Maluku Utara
76
2. Analisis kelayakan pemberian nasabah sebagaimana ditentukan di atas telah
menurut penulis sudah konperhensif. Untuk itu diharapkan tidak memberatkan
nasabah penerima pembiayaan pada BSM Cabang Ternate.
3. Melihat kultur masyarakat Maluku Utara, yang kebanyakan memanfaatkan
dana yang diterima lebih besar bukan untuk kegiatan produktif, tetapi justru
lebih untuk kegiatan konsumtif, meskipun tujuan awal permohonan
pembiayaan untuk investasi usaha, untuk itu pihak BSM Cab. Ternate
disarankan lebih cermat dan teliti dalam menganalisis pembiayaan pada
nasabah.
77
DAFTAR PUSAKA
Dahlan, Siamat. Manajemen Lembaga Keuangan. Fakultas Ekonomi Indonesia, Jakarta.
2004
H. Hadi Widjaja dan Rivai Wirasasmita. Analisas Kredit, Bandung: Prioner Jaya, 1990
Indra Bastian, Suhardjono. Akutansi Perbankan. Liberty. Jogjakarta. 2006
Kasmir. Bank Dan Lembaga Keuangan lainnya, PT Raja Graffindo Persada, Jakarta.
2004
Kasmir. Analisis Laporan Keuangan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta 2008.
Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
2004.
Lukman, Dendawijaya, Manajemen Perbankan, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2005.
Nasir, Moh, Metode Penelitian, Cet 1;Jakarta; Ghalia Indonesia, 1991.
Suryani, Tatik, Analisis Pelayanan Mutu Total dan Pengaruhnya Terhadap
Kinerjanyausaha Perbankan di Indonesia, Surabaya : UII Press, 2001
Roine, Kualitas Pelayanan Prima, Cet 1; Jakarta; GramediaUtama, 1991.
S, Munawir, Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat, Liberty, Yogyakarta. 2007
Soedibyono, Reksoprayitno, Prinsip-prinsip Dasar Manajemen Bank Umum
Penerapannya Di Indonesia. Yogjakarta: BPFE Universita Gadja Mada.
1992
Sutojo, Siswanto. Meningkatkan Jumlah dan Mutu pelanggan Seri Manajement
No.7.Jakarta :DamarMuliaPusaka, 2003
The Aman,Edyputra, Kredit Perbankan, Yogjakarta : Liberty, 1989.

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

PPT Microsoft office
PPT Microsoft officePPT Microsoft office
PPT Microsoft office
 
Menjaga kebersihan
Menjaga kebersihanMenjaga kebersihan
Menjaga kebersihan
 
PPT Khutbah
PPT KhutbahPPT Khutbah
PPT Khutbah
 
presentasi kewirausahaan kerajinan dari bahan limbah
presentasi kewirausahaan kerajinan dari bahan limbah presentasi kewirausahaan kerajinan dari bahan limbah
presentasi kewirausahaan kerajinan dari bahan limbah
 
Laporan hasil wawancara - Anang
Laporan hasil wawancara - AnangLaporan hasil wawancara - Anang
Laporan hasil wawancara - Anang
 
Makalah troubleshooting masalha pada komputer
Makalah troubleshooting masalha pada komputerMakalah troubleshooting masalha pada komputer
Makalah troubleshooting masalha pada komputer
 
001.al fatiha-pembukaan
001.al fatiha-pembukaan001.al fatiha-pembukaan
001.al fatiha-pembukaan
 
Bersyukur
BersyukurBersyukur
Bersyukur
 
PPT Jenazah
PPT Jenazah PPT Jenazah
PPT Jenazah
 
Surah ali imran (159) dan asy' syura (38)
Surah ali imran (159) dan asy' syura (38)Surah ali imran (159) dan asy' syura (38)
Surah ali imran (159) dan asy' syura (38)
 
Tugas presentasi PEMBUATAN TEMPE
Tugas presentasi PEMBUATAN TEMPETugas presentasi PEMBUATAN TEMPE
Tugas presentasi PEMBUATAN TEMPE
 
Langkah Langkah Perakitan PC
Langkah Langkah Perakitan PCLangkah Langkah Perakitan PC
Langkah Langkah Perakitan PC
 
Format Penilaian TIK dan Media Pembelajaran
Format Penilaian TIK dan Media PembelajaranFormat Penilaian TIK dan Media Pembelajaran
Format Penilaian TIK dan Media Pembelajaran
 
Makalah microsoft
Makalah microsoftMakalah microsoft
Makalah microsoft
 
Tepung batok kelapa
Tepung batok kelapaTepung batok kelapa
Tepung batok kelapa
 
PPT Puasa Ramadhan
PPT Puasa RamadhanPPT Puasa Ramadhan
PPT Puasa Ramadhan
 
PEMANFAATAN GOOGLE DOCS
PEMANFAATAN GOOGLE DOCSPEMANFAATAN GOOGLE DOCS
PEMANFAATAN GOOGLE DOCS
 
PPT SURAT AD-DHUHA DAN KEUTAMAANYA.pptx
PPT SURAT AD-DHUHA DAN KEUTAMAANYA.pptxPPT SURAT AD-DHUHA DAN KEUTAMAANYA.pptx
PPT SURAT AD-DHUHA DAN KEUTAMAANYA.pptx
 
Cara pembuatan tape singkong
Cara pembuatan tape singkongCara pembuatan tape singkong
Cara pembuatan tape singkong
 
gula semut
gula semutgula semut
gula semut
 

Similar to Skipsiku

Analisis perencanaan rekrutmen sdm di bni syariah
Analisis perencanaan rekrutmen sdm di bni syariahAnalisis perencanaan rekrutmen sdm di bni syariah
Analisis perencanaan rekrutmen sdm di bni syariahMasrulElrantaui
 
Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017
Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017
Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017Nasruddin Asnah
 
Inayah fsh
Inayah fshInayah fsh
Inayah fshyona95
 
Bank syariah dan Bank konvensional
Bank syariah dan Bank konvensionalBank syariah dan Bank konvensional
Bank syariah dan Bank konvensionalYunzilAenulIsmi
 
Bank syariah dan Bank konvensional
Bank syariah dan Bank konvensionalBank syariah dan Bank konvensional
Bank syariah dan Bank konvensionalYunzilAenulIsmi
 
PSAK No. 45 Pembukuan Yayasan.pdf
PSAK No. 45 Pembukuan Yayasan.pdfPSAK No. 45 Pembukuan Yayasan.pdf
PSAK No. 45 Pembukuan Yayasan.pdfGTSudjoko
 
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALATPERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALATUofa_Unsada
 
PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...
PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...
PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...Uofa_Unsada
 
Kompilasi-Program-Kerja-PCM-2016.pdf
Kompilasi-Program-Kerja-PCM-2016.pdfKompilasi-Program-Kerja-PCM-2016.pdf
Kompilasi-Program-Kerja-PCM-2016.pdfEriekKurniawan
 
Manajemen Investasi Syariah.pdf
Manajemen Investasi Syariah.pdfManajemen Investasi Syariah.pdf
Manajemen Investasi Syariah.pdfMPashlahN
 
MEISYA DWI PUTRI-FSH.pdf
MEISYA DWI PUTRI-FSH.pdfMEISYA DWI PUTRI-FSH.pdf
MEISYA DWI PUTRI-FSH.pdfOnlineShop15
 
Kuliah Kerja Mahasiswa 14
Kuliah Kerja Mahasiswa 14Kuliah Kerja Mahasiswa 14
Kuliah Kerja Mahasiswa 14Gilang Jupriono
 
SKRIPSI , APEDIUS M. MAGAI
SKRIPSI , APEDIUS M. MAGAISKRIPSI , APEDIUS M. MAGAI
SKRIPSI , APEDIUS M. MAGAIapedius
 
Proposal rkb al muslimun
Proposal rkb al muslimunProposal rkb al muslimun
Proposal rkb al muslimunAli Setiawan
 
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...Warnet Raha
 
6th ib days proposal
6th ib days proposal6th ib days proposal
6th ib days proposaloviwulandari
 
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...yogieardhensa
 

Similar to Skipsiku (20)

Analisis perencanaan rekrutmen sdm di bni syariah
Analisis perencanaan rekrutmen sdm di bni syariahAnalisis perencanaan rekrutmen sdm di bni syariah
Analisis perencanaan rekrutmen sdm di bni syariah
 
Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017
Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017
Laporan Magang Mahasiswa FIAI UNISI 2017
 
Akad 4
Akad 4Akad 4
Akad 4
 
Inayah fsh
Inayah fshInayah fsh
Inayah fsh
 
Bank syariah dan Bank konvensional
Bank syariah dan Bank konvensionalBank syariah dan Bank konvensional
Bank syariah dan Bank konvensional
 
Bank syariah dan Bank konvensional
Bank syariah dan Bank konvensionalBank syariah dan Bank konvensional
Bank syariah dan Bank konvensional
 
PSAK No. 45 Pembukuan Yayasan.pdf
PSAK No. 45 Pembukuan Yayasan.pdfPSAK No. 45 Pembukuan Yayasan.pdf
PSAK No. 45 Pembukuan Yayasan.pdf
 
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALATPERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
 
PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...
PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...
PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...
 
GABUNG.pdf
GABUNG.pdfGABUNG.pdf
GABUNG.pdf
 
Kompilasi-Program-Kerja-PCM-2016.pdf
Kompilasi-Program-Kerja-PCM-2016.pdfKompilasi-Program-Kerja-PCM-2016.pdf
Kompilasi-Program-Kerja-PCM-2016.pdf
 
Manajemen Investasi Syariah.pdf
Manajemen Investasi Syariah.pdfManajemen Investasi Syariah.pdf
Manajemen Investasi Syariah.pdf
 
MEISYA DWI PUTRI-FSH.pdf
MEISYA DWI PUTRI-FSH.pdfMEISYA DWI PUTRI-FSH.pdf
MEISYA DWI PUTRI-FSH.pdf
 
Kuliah Kerja Mahasiswa 14
Kuliah Kerja Mahasiswa 14Kuliah Kerja Mahasiswa 14
Kuliah Kerja Mahasiswa 14
 
SKRIPSI , APEDIUS M. MAGAI
SKRIPSI , APEDIUS M. MAGAISKRIPSI , APEDIUS M. MAGAI
SKRIPSI , APEDIUS M. MAGAI
 
Proposal rkb al muslimun
Proposal rkb al muslimunProposal rkb al muslimun
Proposal rkb al muslimun
 
Kti arun apriliani natasya r.
Kti arun apriliani natasya r.Kti arun apriliani natasya r.
Kti arun apriliani natasya r.
 
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI RUMAH SAKIT UMUM DAER...
 
6th ib days proposal
6th ib days proposal6th ib days proposal
6th ib days proposal
 
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
Analisis perbandingan resiko dan tingkat pengembalian reksa dana syariah dan ...
 

Recently uploaded

20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptxahmadrievzqy
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptxSlaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptxkhairunnizamRahman1
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 

Recently uploaded (6)

20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
20230812 - DSLA - Perbandingan KUHP Lama dan Baru.pptx
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptxSlaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
Slaid Transkrip Temuramah 2 (Falsafah Dalam Kehidupan) (1).pptx
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 

Skipsiku

  • 1. 18 PROSEDUR DAN ANALISIS PEMUTUSAN PEMBIAYAAN DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG TERNATE TUGAS AKHIR Oleh : RAFITA BUAMONA NIM. 13. 139. 047 JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA PERBANKAN SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TERNATE 2016
  • 2. 19 PROSEDUR DAN ANALISIS PEMUTUSAN PEMBIAYAAN DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG TERNATE TUGAS AKHIR Diajukan Kepada Institut Agama Islam Negeri Ternate Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Ahli Madya Perbankan Syari’ah Oleh : RAFITA BUAMONA NIM. 13. 139. 047 JURUSAN EKONOMI ISLAM FAKULTAS SYARI’AH DAN EKONOMI ISLAM PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA PERBANKAN SYARI’AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TERNATE 2016
  • 3. 20 PERNYATAAN KEASLIAN Saya Yang Bertanda Tanggan di Bawah Ini: Nama : Rafita Buamona Nim : 13 139 047 Program Studi : D3 Perbankan Fakultas : Syariah Dan Ekonomi Islam Judul : Prosedur dan Analisis Pemutusan Pembiayaan Di Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate Dengan Ini Saya Menyatakan bahwa Tugas Akhir ini Benar-Benar Karya Tulis Saya Sendiri. Sepanjang Pengetahuan Saya tidak terdapat Karya yang di Tulis Atau di Terbitkan Orang Lain KeCuali Sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti Penulisan Tata Penulisan Karya Ilmiah yang Lazim. Ternate, September 2016 Penulis RAFITA BUAMONA NIM: 13. 139. 047
  • 4. 21
  • 5. 22
  • 6. 23 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih, yang telah memberikan rahmat serta hidaya-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, tak lupa pula salawat dan salam penulis panjatkan kepada Nabi besar Muhammad saw, yang telah membimbing manusia ke jalan yang benar. Selama dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak menghadapi hambatan dan kesulitan. Akan tetapi berkat bantuan dari dari berbagai pihak akhirnya penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu, ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar- besarnya penulis sampaikan kepada : 1. Bapak DR. Abd. Rahman I Marasabessy, M.Ag selaku Rektor IAIN Ternate yang dengan penuh kebijaksanaan dan tanggung jawabnya memimpin Institusi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan studi. 2. Wakil Rektor I Bapak Drs. Darsis Humah, MH, Wakil Rektor II Bapak Dr. Jubair Situmorang, M.Ag, Wakil Rektor III Bapak Sahjad M. Aksan, M. Phil atas tanggung jawabnya bersama Rektor IAIN Ternate dalam memimpin Institusi ini sehingga penulis dapat menyelesaikan studi. 3. Dekan Fak. Syari’ah dan Ekonomi Islam Bapak Abu Sanmas, MH, Wakil Dekan I Bapak Drs. Harun Ginoni, M.HI, Wakil Dekan II Ibu Rosita Alting, S. Ag., M. Ag, Wakil Dekan
  • 7. 24 III, Bapak Drs. Zainuddin Arifin, M. Phil atas kerja kerasnya memajukan Fak. Syari’ah dan Ekonomi Islam. 4. Ketua Jurusan Ekonomi Islam Bapak Abd. Rauf Wajo, SHI, M. Ag. Dan Sekretaris Jurusan Syariah Ibu Husna, S. Ag, M.Si. yang telah membina dan mengembangkan Jurusan Ekonomi Islam tempat penulis menimba ilmu pengetahuan selama ini. 5. Bapak Dr.Bahruddin Hi.M.A.Hi abdullah,MH. dan Bapak Abubakar Esa,SE, M,SI masing- masing sebagai pembimbing satu dan dua yang senantiasa meluangkan waktu, tenaga serta pikiran guna membimbing, memberikan petunjuk, pengarahan dan saran-saran kepada penulis sehingga selesainya penulisan ini. 6. PT. Bank Mandiri Syariah (BSM) Cabang Ternate Yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian. Semoga bermanfaat buat masa depan saya dan BSM Cabang Ternate 7. Bapak Dosen dan Asisten Dosen serta seluruh sivitas Akademika pada Jurusan Ekonomi Islam yang telah membina penulis selama masa perkuliahan. 8. Teristimewa buat Ayahanda Rasyid Buamona dan Ibunda Sumiati Kalesang yang memberikan sumbangsih yang tak terhingga baik materil maupun imateril, serta keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan atau motivasi dalam menyelesaikan studi di IAIN Ternate. 9. Kepada yang terhormat teman-temanku seperjuangan yang telah memberikan spirit serta dorongan dalam pendidikan serta kesempatan yang tak terhingga dalam rangka menyelesaikan studi.
  • 8. 25 Penulis tidak mampu membalas yang diberikan kecuali memohon dan menyerahkan sepenuhnya kepada Allah. Untuk memberi ganjaran yang setimpal kepada semua pihak yang penulis sebutkan di atas. Akhirnya dengan iringan do’a semoga bantuan dari berbagai pihak tersebut mendapat imbalan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT, dan tidak lupa penulis mengucapkan banyak terimah kasih. Penulis mengharapkan semoga dengan adanya skripsi ini dapat membawa manfaat untuk dijadikan sebagai acuan pembelajaran agama Islam dalam kehidupan ini. Wassalam Ternate, 18 Oktober 2016 Penulis
  • 9. 26 DAFTAR ISI Sampul Dalam...................................................................................... ii Persetujuan Pembimbing .................................................................... iii Pengesahan........................................................................................... iv Kata Pengantar.................................................................................... v Daftar Isi .............................................................................................. viii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah.................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4 D. Kegunaan Penelitian................................................................ 5 E. Metode Penelitian..................................................................... 5 a. Tempat dan waktu penelitian ............................................... 4 b. Metode pengelola data......................................................... 5 c. Sumber data......................................................................... 5 d. Teknik pengumpulan data.................................................... 6 e. Teknik analisa data .............................................................. 7 F. Definisi Operasional................................................................ 9 BAB II : TINJAUAN TEORI A. Pengertian Pembiayaan............................................................ 10 B. Tujuan dan Manfaat Pembiayaan............................................. 11 C. Konsep Perbankan Syariah ...................................................... 14 BAB III : PEMBAHASAN DAN ANALISA A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 17 B. Produk-Produk Pembiayaan BSM Cab. Ternate.......................... 21
  • 10. 27 C. Prosedur Pembiayaan pada BSM Cab. Ternate........................... 26 D. Analisis Pemutusan Pembiayaan pada BSM Cab. Ternate .......... 41 BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................ 45 B. Saran.......................................................................................... 46 DAFTAR PUSTAKA
  • 11. 28 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Bank adalah salah satu lembaga keuangan yang beroperasi tidak ubahnya seperti perusahaan lainnya, yaitu bertujuan mencari keuntungan. Seluruh pelaku usaha maupun bukan (karyawan, pensiunan, pelajar dan sebagainya) tidak lepas dari kebutuhan jasa bank, karena apa pun yang berhubungan dengan uang tidak terlepas dari kebutuhan jasa bank. Perbankan Syari’ah adalah alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan kedua belah pihak (nasabah dan bank), yang di dukung oleh keanekaragaman produk dan skema keuangan yang lebih fariatif, dan dilakukan secara transparan agar adil bagi kedua belah pihak. Perbankan Syari’ah merupakan alternatif sistem perbankan yang kredibel dan menjadi pilihan masyarakat Indonesia.1 Bank Syari’ah semakin mendapat tempat dihati masyaraka tbanyak. Jumlah dan pihak ketiga yang terus meningkat, mencerminkan tingginya minat masyarakat terhadap perbakan Syari’ah. Tak terasa sudah 19 tahun kehadirannya di Indonesia, jaringan bank Syari’ah sudah tersebar di seluruh pelosok daerah. Sampai dengan akhir desember 2004 jaringan operasional bank Syaria’ah meliputi 3321 kantor dari BUS, 23 UUS dan 151 BPRS serta 1277 layanan Syar’ah yang siap melayani dan 1 Malayu S.P. Hasibuan¸ TeoridanPraktekKegiatanOperasional Bank, (Cet. I; Jakarta : PT Citra Haji Masagung, 1996), h.11
  • 12. 29 dilayani oleh 20.000 SDM perbankan Syari’ah yang siap melayani nasabah dan calon nasabah bank Syari’ah.2 Sistem bank Syariah, memang tidak khusus diperuntukan untuk sekelompok orang, namun sesuai landasan Islam yang rahmatan lil ‘alamin, tetapi didirikan guna melayani masyarakat banyak tanpa membedakan keyakinan yang dianut.Bagi kaum muslimin, kehadiran bank Syariah adalah memenuhi kebutuhannya, namun bagi masyarakat lainnya, bank Syari’ah adalah sebagai sebuah alternatif lembaga jasa keuangan di samping perbankan konvensional yang telah lama ada.3 Salah satu aspek penting dalam Perbankan Syari’ah adalah proses pembiayaan yang sehat. Proses pembiayaan yang sehat adalah proses pembiayaan yang berimplikasi kepada investasi yang halal dan baik serta menghasilkan return sebagaimana yang diharapkan, atau bahkan lebih. Pada Bank Syariah, proses pembiayaan yang sehat tidak hanya berimplikasi pada peningkatan kinerja sektor riil yang dibiayai.4 Sebagaimana diketahui bahwa dalam setiap pemberian pembiayaan diperlukan adanya pertimbangan serta kehatian-hatian agar kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam pembiayaanbenar-benar terwujud sehingga 2 Direktorat Perbankan Syari’ah Bank Indonesia, Laporan perkembangan Perbankan syariah tahun 2004, (Cet. 1, Jakarta: Bank Indonesia, 2004), h. 6 3 AntonioSyafi’i Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, (Cet. I; Jakarta :PT. Gema Insani, 2001)h. 169. 4 Kasmir. Manajemen Perbankan. (Cet. I; Jakarta : PT Raja Grafindo persada, 2003), h. 145.
  • 13. 30 pembiayaan yang diberikan dapat mengenai sasarannya danterjaminnya pengembalian pembiayaan tersebut tepat pada waktunya sesuai dengan perjanjian.5 Bank Syari’ah Mandiri (BSM) yang berdiri sejak November 1999, adalah anak perusahaan PT Bank Mandiri. Dalam perkembangannya, Bank Syari’ah Mandiri telah memberi kontribusi nyata dalam menunjang perekonomian negara, sekaligus konsisten menjaga stabilitas keuangan Negara. Sejak hadirnya pada hari senin pada tanggal 25 Rajab 1420 H atau 1 November 1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT Bank Syariah Mandiri (BSM). BSM hadir sebagai Bank yang mengkombinasikan idealisme usaha dan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri (BSM) dalam kipranya perbankan Indonesia. Sementara Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate dibuka dan mulai beroperasi pada tanggal 26 Maret 2010. Pembuakaan ini dilakukan oleh Kepala Bank Indonesia Ternate dan di hadiri oleh Dreksi Bank Syariah Mandiri, Bapak Sugiharto. Dalam operasionalnya bank Syari’ah mandiri memiliki Visi : “Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha” dan Misi : 1). Mewujudkan Pertumbuhan Dan Keuntungan yang Berkesinambungan; 2). Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM; 3). Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja 5 MuhammadManajemen Bank Syariah, (Cet. I; Yogyakarta: UUP AMP YKPIY; 2005), h.303
  • 14. 31 yang sehat; 4). Mengembangkan nilai-nilai syariah universal; 5) Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat.6 Sebagai lembaga keuangan yang berkomitmen membantu pertumbuhan ekonomi bangsa, Bank Syari’ah Mandiri (BSM) Cabang Ternate berusaha mengoptimalkan fungsi intermadiarnya untuk memberikan pembiayaan melalui produk-produk unggulan dan kompetitif. Berdasarkan uraian di atas, maka karya ilmiah sebagai tugas akhir dalam penyelesaian studi penulis pada program D3 Perbankan Syaraiah IAIN Ternate ini disusun dengan judul :Prosedur dan Analisis Pemutusan Pembiayaan di BSM Cabang Ternate. B. Rumusan Masalah Merujuk pada latar belakang yang telah di kembangkan diatas, maka. Rumusan masalah penuli sankarya ilmiah ini adalah: 1. Bagaimana Prosedur Pembiayaan di BSM Cab. Ternate? 2. Bagaimana Analisis Pemutusan Pembiayaandi BSM Cabang Ternate? C. TujuanPenelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk Mengetahui Prosedur Pembiayaan di BSM Cab. Ternate? 2. Untuk Mengetahui Analisis Pemutusan Pembiayaandi BSM Cabang Ternate? 6 PT Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate, Standar Penilaian Kinrja BSM Cab. Ternate, (Dokumen BSM Cab.Ternate, 2010).
  • 15. 32 D. KegunaanPenelitian Kegunaan yang dicapai dalam penelitian ini adalah sebagaiberikut : 1. Secarateoritis Memberikan kontribusi pengetahuan secara serta praktek di bidang perbankan, dan memberikan sumbangan ilmiah bagi kalangan akademisi yang mengadakan penelitian berikutnya baik meneruskan maupun mengadakan riset baru. 2. Secarapraktis 1. Penelitian ini dapat menunjang pengembangan informasi tentang prosedur pembiayaan bagi hasil terhadap masyarakat. 2. Sebagai salah satu syarat penyelesaian studi penulis pada Program Studi D3 Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Ternate. E. MetodePenelitian Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Bank Mandiri Syariah (BSM) Cabang Ternate. Pengambilan data dilaksanakan selama 1 (satu) bulan, terhitung pada tanggal 01 sampai dengan 29 September 2016. 2. Metode Pengelolaan Data Data yang terkumpul di tinjau kembali untuk mengetahui kelengkapan dan ketepatan data tersebut, kemudian data dikelompokkan berdasarkan masalah
  • 16. 33 penelitian dan kategorinya. Data tersebut kemudian dianalisa secara kualitatif untuk menggambarkan analisa pembiayaan dalam mengidentifikasi nasabah pada BSM Cabang Ternate. 3. Sumber Data 1. Data primer; yaitu data langsungatau data yang didapat dari pengamatan terhadap obyek yang di amati atau sumber yang terlihat langsung dengan obyek yang diteliti. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari Bank Mandiri Syariah (BSM) Cabang Ternate, melalui hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. 2. Data sekunder; yaitu data penujang yang terkait dengan variabel penelitianini, yang diperoleh dari kepustakaan, pihakluar bank dan data- data dari sumber penunjang lainnya. 4. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Teknik pengumpulan data dengan pengamatan langsung pada Bank Mandiri Syariah (BSM) Cabang Ternate. 2. Wawancara Yaitu pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak Bank secara langsung mengenai data yang dijadikan sebagai sumber permasalahan. 3. Dokumentasi
  • 17. 34 Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menelaah dari dokumen – dokumen dari Bank Mandiri Syariah (BSM) Cabang Ternate. 5. Teknik Analisis Data Metode analisa data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan makna data atau fenomena yang ditangkap oleh peneliti dengan mengajukan bukti-buktinya baik melalui observasi, wawancara dan dokumen. Agar data yang dikumpul sesuai dengan kerangka kerja atau fokus permasalahan peneliti, maka dalam menganalisa data penulis menggunakan tekink triangulasi data. Teknik ini digunakan untuk menganalisa data hasil wawancara dengan subjek utama dan subjek penunjang. Dalam mencari data, penulis akan mengakumulasikan pendapat dari beberapa subjek. Selain itu, teknik ini juga digunakan untuk membandingkan data yang diperoleh dari wawancara, dengan data yang diperoleh dari hasil observasi atau dengan melihat dokumen-dokumen yang ada. Jika terdapat kesamaan terhadap data yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan secara langsung. Namua jika, terdapat perbedaan antara subjek yang satu dengan subjek yang lain dalam suatu masalah tertentu, maka data tersebut akan dianalisis objektif, sehingga diperoleh data yang valid. Triangulasi data yang penulis pergunakan tersebut yakni meliputi: a. Deduksi data
  • 18. 35 Adalah proses memilih, menyerderhanakan, memfokuskan, mengabstraksi danmengubah data kasar kedalam catatan lapangan. 7 Dalam penelitian yang penulis lakukan, data yang direduksi adalah data yang terkait dengan sistem kredit yang diterapkan dalam pada BRI Cabang Ternate. b. Display data Adalah suatu cara merangkai data dalam suatu organisasi yang memudahkan untuk pembuatan kesimpulan dan atau tindakan yang diusulkan.8 Dengan demikian, display data yang dimaksudkan adalah sekumpulan informasi dalam bentuk teks naratif yang telah disusun, diatur dan diringkas dalam bentuk kategori-kategori, sehingga makna yang terkandung didalamnya mudah dipahami. Dalam penelitian, display data adalah data yang terkait dengan tekhnik analisis yang pakai pihak BRI Cabang Ternate dalam memberikan pembiayaan pada nasabah. Adalah menarik kesimpulan. Dari reduksi data dan penyajian data yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa, data yang nantinya penulis peroleh dideskripsikan dalam laporan akhir penelitian ini. 7 Moh. Nasir,Metode Penelitian, (Cet. I; Jakarta : Ghalia Indonesia, 1999), h. 167 8 Ibid h 168
  • 19. 36 Kemudian setelah pemaparan pada reduksi data, display data dan konkulasi/kesimpulan dilakukan, maka dibutuhkan deskripsi analisis data. Untuk melakukan deskripsi analisis data, maka peneliti menggunakan metode berpikir: a. Induktif, yaitu menguraikan data yang bersifat khusus kemudian berdasarkan data tersebut diambil kesimpulan yang bersifat umum. b. Deduktif, yaitu menguraikan data yang bersifat umumkemudian berdasarkan data tersebut diambil kesimpulan yang bersifat khusus. c. Komperatif yaitu, menguraikan data yang dimiliki kesamaan dan perbedaan kemudian diambil kesimpulan.9 F. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan interpretasi dari judul penulisan tugas akhir ini, maka penulis mengemukakan definisi operasional sebagai berikut : 1. Prosedur adalah tahapan-tahapan mekanisme pelkasanaan suatu kegiatan yang memuat di dalamnya system dan aturan yang mengikat sebagai dasar untuk dipatuhi oleh setiap orang baik secara individu maupun organisasi. 2. Pembiayaan adalah suatu jenis produk pembiayaan yang tewarkan oleh pihak perbankan dalam hal ini Bank Mandiri Syariah (BSM) dalam memberikan batuan dan abaik secara konsumtif maupun secara produktif. 9 Ibid, h 169
  • 20. 37 3. Pemutusan pembiayaan adalah proses pemberian persetujuan pembiayaan. Proses pemberian persetujuan pembiayaan harus didasarkan/memperhatikan analisa dan rekomendasi persetujuan pembiayaan.Rekomendasi persetujuan pembiayaan harus disusun secara tertulis berdasarkan hasil analisa pembiayaan yang telah dilakukan.
  • 21. 38 BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Pembiayaan Pembiayaan dalam perbankan Syari’ah atau istilah teknisnya aktiva produktif, menurut ketentuan Bank Indonesia adalah penanaman dana Bank Syari’ah baik dalam rupiah maupun valuta asing dalam bentuk pembiayaan,piutang, qard, surat berharga syariah, penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan kontijensi pada rekening adminisrtasi serta Sertifikat Wadiah Bank Indonesia.10 Pembiayaan secara luas, berarti financing atau pembelanjaan, yaitu pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain.Sedangkan dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan.11 Pembiayaan sebagai salah satu kegiatan bank dalam rangka pengalokasian dana yang telah dihimpun dari masyarakat ini tidak bisa dihindari oleh bank, mengingat dengan pembiayaan ini bank akan dapat mencapai tingkat profitabilitas yang cukup dan 10 Muhammad. Manajemen Dana Bank Syariah, (Cet. I; Yogyakarta : Ekonisia UII; 2004), h. 196 11 Ibid,,.h. 304.
  • 22. 39 mempertahankan tingkat kepercayaan masyarakat dengan menjaga agar posisi likuiditas tetap aman.12 B. Tujuan dan Manfaat Pembiayaan Pembiayaan pada lembaga perbankan syari’ah merupakan sumber pendapatan dari Bank Syari’ah itu sendiri.Tujuan pembiayaan yang dilaksanakan Perbankan Syari’ah terkait dengan stakeholder, sebagai berikut : 1. Pemilik; dari sumber pendapatan di atas, para pemilik mengharapkan akan memperoleh penghasilan atas dana yang ditanamkan pada bank tersebut. 2. Para pegawai;darisumberpendapatan di atas, para pegawai mengharapkan dapat memperoleh kesejahteraan dari bank yang dikelolanya. 3. Masyarakat; pemilik dana sebagaimana mereka, mengharapkan dari dana yang diinvestasikan akan memperoleh bagi hasil. 4. Debitur yang bersangkutan, dengan menyediakan dana baginya, mereka terbantu guna menjalankan usahanya (sektor produktif) atau pengadaan barang yang diinginkannya (pembiayaan konsumtif) 5. Masyarakat umumnya (konsumen), mereka dapat memperoleh barang-barang yang dibutuhkannya. Sementara manfaat pembiayaan bagi pemerintah dan bank adalah sebagai berikut : 12 Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, (Cet. II; Jakarta : Bumi Aksara, 1999). h.93
  • 23. 40 1. Pemerintah; akibat penyediaan pembiayaan, pemerintah terbantu dalam pembiayaan pembangunan negara, disamping itu akan diperoleh pajak (pajak penghasilan atas keuntungan yang diperoleh bank dan juga perusahan- perusahaan). 2. Bank; bagi bank yang bersangkutan, hasil dari penyaluran pembiayaan, diharapkan bank dapat meneruskan dan mengembankan usahanya agar tetap survival dan meluas jaringan usahannya, sehingga semakin banyak masyarakat yang dapat dilayaninya. 3. Masyarakat; dengan adanya pembiayaan ini, akan menunjang tingkat ekonomi masyarakat melalui dana yang di peroleh dari pihak bank Syari’ah Mandiri (BSM). Sedangkan fungsi dari pembiayaan yang diberikan oleh Bank Syari’ah Mandiri Ternatekepada masyarakat penerima, diantaranya : 13 1) Meningkatkan daya guna uang :para penabung menyimpan uangnya di bank dalam bentuk giro, tabungan deposito.Uang tersebut dalam presentase tertentu ditingkatkan kegunaannya oleh bank guna suatu usaha peningkatan produktivitas.Para pengusaha menikmati pembiayaan dari bank untuk memperluas/memperbesar usahanya baik untuk peningkatan produksi, perdagangan maupun untuk usaha-usaha rehabilitasi ataupun memulai usaha baru. Pada asasnya melalui pembiayaan terdapat suatu usaha peningkatan 13 Muhammad.op cit..,h 197
  • 24. 41 produktifitas secara menyeluruh. Dengan dana yang mengendap di bank (yang diperoleh dari para penyimpan uang/debitur, selanjutkan dikembangkan untuk kegiatan pembiayaan yang bersifat produktif). 2) Meningkatkan daya guna barang ; a) Produsen dengan bantuan pembiayaan bank dapat memprodusir bahan mentah menjadi bahan jadi sehingga utility dari bahan tersebut meningkat. b) Produsen dengan bantuan pembiayaan dapat memindahkan barang dari suatu tempat yang kegunaannya kurang ke tempat yang lebih bermanfaat 3) Meningkatkan peredaran uang ;pembiayaan yang disalurkan via rekening- rekening koran pengusaha menciptakan pertambahan peredaran uang giral dan sejenisnya. 4) Menimbulkan kegairahan berusaha;setiap manusia adalah mahluk yang selalu melakukan kegiatan ekonomi yaitu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Kegiatan usaha sesuai dengan dinamikanya akan selalu meningkat, akan tetapi peningkatan usaha tidaklah selalu diimbangi dengan peningkatan kemampuannya yang berhubungan denganmanusia lain yang mempunyai kemampuan. 5. Stabilitas ekonomi; dalam ekonomi yang kurang sehat, langkah-langkah stabilisasi pada dasarnya diarahkan pada usaha-usaha untuk antara lain sebagai pengendalian inflasi, peningkatan ekspor, rehabilitasi prasarana dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok rakyat.Sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional. Sebagai alat hubungan ekonomi internasional, bank
  • 25. 42 sebagai lembaga pembiayaan tidak saja bergerak didalam negeri tapi juga di luar negeri C. Konsep Perbankan Syari’ah 1. Pengertian Perbankan Syari’ah Bank Syari’ah sebagaimana Bank pada umumnya menurut Undang- undang Nomor : 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Bab I pasal 2 menyebutkan: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.14 Menurut Muh. Sayyid Tantawy dalam bahasa Arab Bank biasa disebut dengan istilah “mashraf”, yang berarti tempat berlansungnya saling menukar harta, baik dengan cara mengambil ataupun menyimpan atau selainnya untuk melakukan muamalah. Sedangkan menurut Perwaatmaja dan Syafi’i Antonio bank syari’ah memiliki dua pengertian yaitu : 1). Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syari’at Islam, 2) Bank yang tatacara pengoperasiannya mengacu kepada ketentuan-ketentuan al-Qur’an dan al-Hadis.15 2. Prinsip-Prinsip Perbankan Syari’ah Prinsip dasar utama perbankan syari’ah (Islamic banking) adalah bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi untung dan bagi rugi (profit and 14 Republik Indonesia,Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan(Cet. I; Jakarta : Sinar Grafindo, 1992). h. 23 15 KarnainPerwaatmajadanMuhmmadSyafi’I Antonio, ApadanBagaimana Bank Islam, (Cet. Yogyakarta : PT Dana Bhakti Prima Yasa, 1999), h. 1
  • 26. 43 lossharing). Sehingga Bank Islam tidak membebankan bunga sebagaimana dalam bank konvensional melainkan mengajak partisipasi dalam bidang usaha yang didanai. Selain itu para deposan juga mendapat bagian dari keuntunganbank sesuai dengan ratsio yang telah disepakati sebelumnya. Dengan demikian, maka hal menunjukkan adanya kemitraan antara bank Islam dan para deposan di satu pihak dan antara Bank Islam dengan para nasabah investasi sebagai pengelola (mudharib) sumber daya para deposan dalam berbagai usaha produktif di pihak yang lain.16 3. Dasar Hukum Perbankan Syari’ah Bank Syariah Mandiri memiliki dasar hukum yang sama dengan Bank Umum lainya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, termasuk Unit Usaha Syariah dan Kantor Cabang yang melakukan kegitan usaha berdasarkan prinsip syariah. Unit Usaha Syari’ah (UUS) adalah unit kerja di Kantor Pusat Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai Kantor Induk dari Kantor Cabang atau Kantor Cabang Pembantu Bank Konvensional yang kegiatan usahanya melakukan perhimpunan dana, penyaluran jasa perbankan 16 Mervin K Lewis dan Latifa M. Algaound, Perbankan Syari’ah, Praktek dan Prospek, (Cet. I; Jakarta : Serambi, 2003). h. 9
  • 27. 44 lainya berdasarkan prinsip syariah dalam rangka persiapan perubahan menjadi Kantor Cabang Syariah. 17 Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992, menandai adanya kesepakatan rakyat dan Bangsa Indonesia (BI) atau tepatnya setelah ada Peraturan Pemerintah (PP) untuk menerapkan Dual System Banking atau perbankan ganda di Indonesia. Sementara menurut PP Nomor 72/1992, yang dimaksud dengan bagi hasil adalah bank yang sistem operasinya berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah. Dalamperkembangannya, untuk lebih memperjelas legitimasi hukum perbankan syari’ah makadiberlakukannya Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan pada tanggal 10 November 1998, dalam bentuk sebuah bank yang beroperasi dengan sistem bagi hasil (bank syariah). Sistem bagi hasil adalah sistem perekonomian yang tidak mengenal bunga (riba) sebagai imbalan melalui sistem pembagian atas manfaat/keuntungan yang diperoleh. Sebagaimana yang diatur dalam peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 tahun 1992 yang berdasarkan pada prinsip muamalah dalam melakukan kegiatan. menjelaskan tentang prinsi-prinsip bagi hasil sebagai berikut: 18 17 Kamil Fauzan, Kitab Undang-Undang Perbankan Dan Ekonomi Syariah, (Cet. I; Jakarta: PT. Kencana Prenada Media Grroup, 2006),h. 157 18 Ibid…, h. 158
  • 28. 45 a. Pasal 1 Ayat 1: yang dimaksud prinsip bagi hasil dalam peraturan pemerintah ini adalah berdasarkan pada prinsip muamalah dalam melakukan kegiatan. b. Pasal 3 : besarnya imbalan yang diberikan pada suatu presentase tentunya yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan yang dituangkan dalm satu perjanjian tertulis antara bank dan nasabahnya.
  • 29. 46 BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISA A. Gambaran UmumLokasiPenelitian a. Sejarah Berdirinya Bank Syariah Mandiri Eksistensi Bank Syariah Mandiri memiliki keterkaitan erat dengan pertumbuhan perbankan syari’ah secara nasional. Sejak keluarnya Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998, perkembangan Lembaga Bank Syariah cukup pesat. Perkembangan tersebut, dimulai dengan berdirinya Bank Mandiri Syariah (BSM) padabulanNovember 1999, yangjugaanak perusahaan Bank Mandiri.Berdirinya BSM kemudian diikuti oleh berbagai Bank yang membuka Kantor Cabang Syariah. Bahkan sebuah Bank Asing Global telah membuka unit Syariah di Indonesia, yakni HongkongShanghai Bank Korp (HSBC). Seiring dengan pertumbuhan lembaga perbankan Syariah, lembaga keuangan lain berbasis Syariah berkembang pula, seperti Asuransi Syariah, termasuk asuransi asingsepertiGreat Eastern, Prudencial,Alianz dan MAA), PegadaianSyari’ah, Reksadana Syariah, serta berbagai perusahaan besar mengelurkan Obligasi Syariah guna mencari dana bagi usaha mereka.19 PT Bank Syariah Mandiri (selanjutnya disebut Bank) didirikan pertama kali dengan PT Bank Industri Nasional yang disingkat dengan PT National 19 Zainul Arifin, Memahami Bank Syari’ah : Lingkup, Peluang Tantangan dan Prospek, (Cet. III; Jakarta : Alvabet, 2000), h. 126
  • 30. 47 Industrial Banking tertanggal 15 juni 1955 dibuat dihadapan Meester Raden Soedja, Notaris di Jakarta. Akta mana telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Menteri Kehakiman Republic Indonesia) berdasarkan surat keputusan No.j.a.5/69/23 Tanggal 16 juli 1955 dan telah didaftarkan pada buku registrasi di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dibawah No. 1810 Tanggal 6 Oktober 1955. Serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia N0. 37 tanggal 8 Mei 1956, tambahan No.390. Persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan No.16495. HT .0104 TH 1999 Tanggal 16 September 1999 serta diumumkan dalam Berita Negara Repuplik Indonesia No.87 Tanggal 31 Oktober 2000 Tambahan No.6588, Nama Bank Diubah dari PT Bank Syarih Syakinah Mandiri Menjadi PT Bank Syariah Mandiri. 20 Secaranasional, tepatnya pada hari senin pada tanggal 25 Rajab 1420 H atau 1 November 1999 merupakan hari pertama beroperasinya PT Bank Syariah Mandiri (BSM).Bank Ini hadir sebagai Bank yang mengkombinasikan idealisme usaha dan nilai-nilai rohani yang melandasi operasinya.Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri (BSM) dalam kipranya perbankan Indonesia.SedangkanBank Syariah Mandri Cabang Ternate dibuka dan mulai beroperasi pada tanggal 26 20 PT Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate.Standar Penilaian Kinerja Perbankan Syari’ah, (Dokumen BSM Cab. Ternate 2010), h. 29
  • 31. 48 Maret 2010. Pembukaan ini dilakukan oleh Kepala Bank Indonesia Ternate dan dihadiri oleh Dreksi Bank Syariah Mandiri, Bapak Sugiharto.21 b. Visi & Misi Bank Syariah Mandiri 4. Visi Menjadi Bank Syariah Terpercaya Pilihan Mitra Usaha 5. Misi 1. Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang berkesinambungan. 2. Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran pembiayaan pada segmen UMKM. 3. Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam lingkungan kerja yang sehat. 4. Mengembangkan nilai-nilai Syari’ah universal. 5. Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan yang sehat.22 c. Nilai-nilai Budaya Bank Syariah Mandiri 1. Excellence Berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan yang terpadu dan berkesinambungan. 21 EgaGardewa, Kepala Cabang PT Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate, “Wawancara”, Ternate, tanggal 15 September, 2016 22 Bank Syari’ah Mandiri Cabang Ternate, Standar Kinerja Bank Syari’ah Mandiri, (Ternate : BSM Cab. Ternete, 2016), h. 25
  • 32. 49 2. Teamwork Mengembangkan lingkungan kerja yang saling bersinergi. 3. Humanity Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius. 4. Integrity Menaati kode etik profesi dan berfikir serta berperilaku terpuji. 6. Customer focus Memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan untuk menjadikan Bank Syariah Mandiri sebagai mitra yang terpercaya dan menguntungkan.23 d. Prinsip Bagi Hasil Bank Syariah Mandiri Ternate Sebagailembagaperbankansyari’ah, BSM Ternate sepertihalnya BSM secaranasionalmemilikiprinsipbagihasil sebagai berikut: 1. Penentuan rasiaio/nisbah bagi hasil ditentukan pada waktu akad dengan Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang diperoleh. 2. Besaran bagi hasil berdasarkan jumlah Keuntungan proyek yang dijalankan. Jika, usaha merugi maka akan ditanggung bersama,Jumlah pembagian bagi hasil meningkat sesuai dengan tingkat keuntungan danexistensi bagi hasil tidak ada yang meragukan akan keabsahannya. e. Prinsip Dasar Operasional Bank Syariah Mandiri Ternate. 23 Ibid., h. 28
  • 33. 50 Bank Mandiri Syari’ah Cabang Ternate berkomitmen untuk tetap konsitensinya sebagai Bank yang memiliki prinsip syari’ah. Untuk itu secara operasional BSM Cabang Ternate merumuskan prinsip dasar operasional sebagai berikut :24 1. Prinsip Universalitas yaitu mendukung perkembangan usaha masyarakat tanpa membedakan suku, agama ras dan antar golongan. 2. Prinsip Keadilan yaitutercermin dari penerapan imbalan atas dasar bagi hasil dan pengambilan margin keuntungan yang disepakati bersama antara bank dan nasabah. 3. Prinsip Transparansi adalah diwujudkan melalui laporan keuangan yang terbuka secara berkesinambungan sehingga nasabah dapat mengetahui kondisi keuangan dan kualitas manajemen Bank. 4. Prinsip Kemitraan adalah nasabah investor,pengguna dana, dan bank berada dalam hubungan sejajar sebagai mitra usaha yang saling menguntungkan dan bertanggung jawab. B. Produk-ProdukPembiayaan PT Bank Syariah Mandiri Cab. Ternate a. ProdukPembiayaan Mudharabah BSM Cab. Ternate Pembiayaan MudharabahBSM Cab. Ternateadalah pembiayaan dimana seluruh modal kerja yang dibutuhkan nasabah ditanggung oleh bank. Keuntungan yang 24 Ega Gardewa, Kepala Cabang PT Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate, “Wawancara”,Ternate, tanggal 15 September, 2016
  • 34. 51 diperoleh dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.25 Adapun Manfaatdari Pembiayaan Mudharabah BSM adalah sebagai berikut: 1. Membiayai total kebutuhan modal usaha nasabah 2. Nisbah bagi hasil tetap antara Bank dan Nasabah 3. Angsuran berubah-ubah sesuai tingkat revenue atau realisasi usaha nasabah(revenue sharing). b. Pembiayaan Musyarakah BSM Cab. Ternate Pembiayaan khusus untuk modal kerja, dimana dana dari bank merupakan bagian dari modal usaha nasabah dan keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati.Adapun manfaat dari pembiayaan Musyarakah BSM adalah sebagai berikut: 1. Lebih menguntungkan karena berdasarkan prinsip bagi hasil 2. Mekanisme pengembalian yang fleksibel sesuai dengan realisasi usaha. c. Pembiayaan Murabahah BSMCabang Ternate Pembiayaan Murabahah BSM Cabang Ternate adalah pembiayaan berdasarkan akad jual beli antara Bank dan nasabah. Bank membeli barang yang dibutuhkan dan menjualnya kepada nasabah sebesar harga pokok ditambah dengan keuntungan margin yang disepakati.Adapun manfaat dari Pembiayaan Murabahah BSM Cabang Ternate adalah sebagai berikut : 25 PT Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate…, op cit, h. 48
  • 35. 52 1. Membiayai kebutuhan nasabah dalam hal pengadaan barang konsumsi 2. Seperti rumah, kendaraan atau barang produktif seperti mesin produksi, pabrik dan lain-lain. 3. Nasabah dapat mengangsur pembayarannya dengan jumlah angsuran yang tidak akan berubah selama masa perjanjian. d. Talangan Haji BSM Talangan Haji BSM merupakan pinjaman dana talangan dari bank kepada nasabah khusus untuk menutupi kekurangan dana untuk memperoleh kursi/seat haji dan pada saat pelunasan BPIH.26 AdapunManfaatdariTalangan Haji BSMadalahsebagaiberikut: 1. Dapat dipenuhinya kebutuhan dana secara mendadak untuk menutupi 2. Kekurangan dana sebagai persyaratan dalam memperoleh porsi haji atau Pelunasan BPIH 3. Proses pinjaman relatif cepat dan mudah e. Gadai Emas BSM Gadai (Rahn) adalah penyerahan barang/harta dari nasabah kepada Bank sebagai jaminan sebagian atau seluruh hutang.AdapunManfaat Gadai(Rahn) Emas BSMadalahsebagai membantu nasabah untuk keperluan sosial (seperti pendidikan, kesehatan), modal kerja atau sebagai pembiayaan untuk keperluan 26 Ibid, h. 48
  • 36. 53 mendesak. ObyekGadai; Emas Merah atau Emas Kuning baik berupa perhiasan maupun batangan (bukan emas putih). 27 f. BSM Implan BSM Implan adalah Pemberian fasilitas pembiayaan konsumer kepada sejumlah karyawan (kolektif) dengan rekomendasi perusahaan/instansi (approve company), di mana pembayaranangsurannya dikoordinasi oleh perusahaan/instansi melalui pemotongan gaji langsung.28 g. PKPA Pembiayaan kepada koperasi karyawan untuk para anggotanya (PKPA) adalah penyaluran pembiayaan kepada koperasi karyawan untuk pemenuhan kebutuhan kostumer para anggotanya secara (kolektif) yang mengajukan pembiayaan kepada koperasi karyawan.29 h. ProdukJasa 1. Kartu /ATM BSM Kartu / ATM BSM merupakan sarana untuk melakukan transaksi pada ATM Syariah Mandiri.Kartu/ATM BSM memiliki Manfaat adalah sebagai berikut : 1. Penarikan tunai dengan cepat 2. Penarikan beberapa kali, juga saat Bank tutup 3. Pemindahbukuan 27 Arianto Muhammad, (Officer Gadai, BSM); “Wawancara”, Ternate, Tanggal 20 September 2016. 28 Ibu Rima, (Administrasi Pembiayaan); “Wawancara” Ternate, 18 September 2016. 29 PT Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate…, op cit, h. 52
  • 37. 54 4. Praktis dan aman 2. BSM Mobile Banking GPRS (BSM MBG) BSM Mobile Banking GPRS (BSM MBG) adalah layanan transaksi perbankan (non tunai) melalui mobile phone (handphone) berbasis GPRS. 3. BSM Net Banking BSM Net Banking adalahlayanan transaksi perbankan (non tunai) melalui internet. 4. BSM Card BSM CardadalahKartu yang dapat dipergunakan untuk transaksi perbankan melalui ATM dan mesin debit (EDC/Electronic Data Capture).30 BSM Card dapat diperuntukanuntuk;Individu/Perorangan. I. ProdukJasa Operasional Beberapa produk jasa sebagaimana di atas, diharapkan dapat memberi kemudahan bagi nasabah dalam melakukan transaksi. Meskipun demikian, untuk mempermudah pelayanan jasa perbankan, maka Bank Syariah Mandiri Ternate memberikan beberapa jasa operasional sebagai berikut :31 1. Setoran Kliring Setoran Kliring adalah Penagihan warkat bank lain dimana lokasi bank tertariknya berada dalam satu wilayah kliring. 30 Ibid, h. 53, 56 dan39 31 Muslihul Mulhayam (Back Office BSM Cab. Ternate ) “Wawancara”, TanggalSeptember 2016.
  • 38. 55 2. Inkaso Inkaso adalah Penagihan warkat Bank lain di mana Bank tertariknya berbeda wilayah kliring atau berada di luar negeri, hasilnya penagihan akan dikredit ke rekening nasabah.32 j. RTGS RTGS adalah transfer dalam rupiah antar peserta didalam negeri yang penyelesaiaanya dilakukan secara online antar peserta transakasi secara individual. Nominal pengiriman diatas Rp100.000.000 dengan biaya pengiriman sebesar 30.000 dengan waktu pengriman 2 jam.33 C. ProsedurPembiayaan Pada Bank Syariah Mandiri a. Proses Pembiayaan Tahap awal proses pembiayaan adalah permohonan pembiayaan secara formal permohonan pembiayaan dilakukan secara tertulis dari nasabah kepada Account Officer. Namun pada implementasinya, permohonan dapat dilakukan secara lisan terlebih dulu untuk kemudiaan ditindaklanjuti dengan permohonan tertulis jika menurut Accountofficer usaha yang dimaksud layak dibiayai.34 Yang perlu diperhatikan dalam setiap pengajuan proposal suatu pembiayaan hendaknya berisi keterangan tentang: 33 Muslihul Mulhayam, (Back Office, BSM Cab. Ternate), “Wawancara”, Ternate. September 2016. 34 Kasmir Manajemen Perbankan, (Cet. I;: Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), h. 96
  • 39. 56 1. Riwayat perusahaan seperti riwayat hidup perusahaan, jenis bidang usaha, nama pengurus, latar belakang pendidikan, perkembangan perusahaan serta wilayah pemasaran produknya. 2. Tujuan pengambilan pembiayaan, dalam hal ini harus jelas tujuan pengambilan pembiayaan dan untuk memperbesar penjualan atau meningkatkan kapasitas produksi kemudian perlu mendapat perhatian adalah untuk kegunaan pembiayaan untuk modal kerja, atau invertasi. 3. Besarnya pembiayaan, dan jangka waktu. Dalam proposal permohonan menentukan besarnya jumlah pembiayaan yang diinginkan dan jangka waktu pembiayaan. 4. Cara pemohon mengembalikan pembiayaan maksudnya perlu dijelaskan secara rinci cara-cara nasabah dalam mengembalikan pembiayaan apakah dari hasil penjualan atau dengan cara lainnya. 5. Jaminan pembiayaan diberikan dalam bentuk surat atau sertifikat. Dan penilaian jaminan harus teliti jangan sampai terjadi sengketa, palsu dan sebagainnya. Biasanya setiap jaminan diikat dengan suatu asuransi tertentu.35 b. Tahap- Tahap Pembiayaan 1. Wawancara Pertama a. Solicit (penyelidikan) Merupakan penyidikan kepada calon nasabah dengan cara berhadapan langsung dengan calon peminjam. Tujuannya adalah untuk 35 Ibid., h. 97
  • 40. 57 mendapatkan keyakinan apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang bank inginkan. Wawancara juga untuk mengetahui untuk mengetahui keinginan atau kebutuhan nasabah yang sebenarnya, Hendaknya dalam wawancara dibuat selireks mungkin sehingga hasil wawancara akan sesuai dengan tujuan Yang diharapkan. Pertanyaan yang dilakukan dapat pula dilakukan dengan wawancara terstruktur, tidak terstruktur atau wawancara stres atau dengan cara menjebak nasabah.36 b. Peninjauan Kelokasi (On The Spot) Setelah memperoleh keyakinan atas keabsahan dokumen dari dari hasil penyelidikan atau wawancara maka langkah selanjutnya adalah melakukan peninjauan kelokasi yang menjadi obyek pembiayaan. Kemudian hasil peninjauan dicocokan dengan hasil wawancara pertama. Pada saat hendak melakukan peninjauan kelokasi hendaknya jangan diberitahu kepada naasabah, sehingga apa yang dilihat di lapangan sesuai dengan kondisi yang sebenarya. Tujuan peninjauan kelapangan adalah untuk memastikan bahwa obyek yang akan dibiayai benar- benar ada dan sesuai dengan apa yang tertulis dalam proposal. 36 Arianto Muhammad, (Account Officer BSM Cab. Ternate,), “Wawancara”; Ternate, tanggal12 September 2016.
  • 41. 58 2. Wawancara Kedua Hasil peninjauan kelapangan dicocokan dengan dokumen yang ada serta hasil wawancara satu dan wawancara kedua. Wawancara kedua ini merupakan merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan peninjauan ke lokasi di lapangan. Catatan yang ada pada permohonan dan pada saat wawancara pertama dicocokan dengan pada saat peninjauan kelapangan apakah ada kesesuaian dan mengandung suatu kebenaran. c. Analisa Pembiayaan Analisa pembiayaan dapat dilakukan dengan berbagai metode sesuai kebijakan Bank. Ada beberapa metode analisa yang digunakan manajemen Bank Syari’ah Mandiri Cabang Tenate dalam menganalisis pembiayaan nasabaha. Metode tersebut dikenal dengan istilah (5C) dan (7 P) yang meliputi:37 1. Character (Watak/Kepribadian/Karakter) Character (watak/kepribadian/karakter) dari pada calon peminjam merupakan salah satu pertimbangan yang terpenting dalam memutuskan pemberian pembiayaan. Bank sebagai pemberi pembiayaan harus yakin bahwa calon peminjam termaksud orang yang bertingkah laku baik, dalam arti selalu memegang teguh janjinya, selalu berusaha dan bersedia melunasi utang-utangnya pada waktu yang telah ditetapkan, calon peminjan tidak boleh 37 Ibu Rima, (PembiaayanBSM Cab. Ternate),“Wawancara”;Ternatetanggal22 September 2016.
  • 42. 59 berpredikat: penjudi, pemabuk, pencuri, pemakai narkoba atau penipu.Calon peminjam harus mempunyai reputasi yang baik. Dalam prakteknya untuk sampai kepada bahwa calon peminjam tersebut mempunyai watak yang baik dan memenuhi syarat sebagai peminjam, tidak semudah yang diduga, terutama untuk peminjam /nasabah debitur yang baru pertama kalinya, oleh karena itu dalam upaya “penyelidikan” tentak watak ini pihak Bank harus mengumpulkan data dan informasi - informasi dari pihak yang dipercaya. Contohnya dalam mengahadapai nasabah baru. Bank biasa meminta informasi dari Bank Indonesia dan Bank- Bank lain. Sedangkan untuk nasabah lama yang akan mengulang kreditnya dapat dilihat dari penampilan/kinerja pembiayaan masa lalu apakah pengembaliannya cukup lancar atau pernah mengalami hambatan atau kemacetan. Jika semua informasi telah terkumpul, biasa diambil kesimpulan apakah dari segi wataknya, calon peminjam memenuhi syarat atau tidak. Jika tidak permohonan pembiayaan tersebut harus segera ditolak, namun jika memenuhi syarat, maka masih harus pula memenuhi syarat berikutnya. 2. Capacity (Kapasitas) Kapasitas calon nasabah sangat penting diketahui untuk memahami kemampuan seseorang untuk berbisnis. Hal ini dapat dipahami karena watak yang baik tidak menjamin seseorang mampu dengan berbisnis. Untuk perorangan, hal ini dapat terindikasi dari referensi ataupun dari curriculum vitae (CV) yang dimilikinya. Hal ini dapat menggambarkan pengalaman
  • 43. 60 kerja/bisnis yang bersangkutan. Untuk perusahan hal ini dapat terlihat dari laporan keuangan dan kinerja usaha. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan perusahaan memenuhi semua kewajibannya termaksud pembayan pelunasan pembiayaan. Untuk mengetahui kapasitas nasabah, Bank harus memperhatikan: a. Angka-angka hasil produksi. b. Angka- angka penjualan dan pembelian. c. Perhitungan rugi laba perusahaan saat ini dan proyeksinya . d. Data financial perusahaan beberapa tahun terakhir yang tercermin dalam neraca laporan keuangan. Untuk pembiayaan konsumtif, analisa diarahkan pada kemampuan sumber penghasilan calon nasabah membiayai seluruh pengeluaran bulanannya, untuk itu yang perlu di analisa adalah : a. Perusahaan tempat yang bersangkutan bekerja. b. Lama bekerja. c. Penghasil. 3. Capital (modal) Analis modal diarahkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat keyakinan calon nasabah terhadap usahanya sendiri. Jikaa nasabah tidak yakin akan uasahanya, maka orang lain lebih tidak yakin. Untuk mengetahui hal ini, maka Bank harus melakukan hal- hal sebagai berikut: a. Melakukan analisa neraca sedikitnya 2 tahun terakhir
  • 44. 61 b. Melakukan analisa rasio untuk mengetahui likuiditas,solvabilitas,dan rentabilitas, dari perusahaaan yang dimaksud. 4. Condistion (Kondision) Analisa kondisi sekitar yang secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh terhadap usaha calon nasabah.Kondisi yang harus diperhatikan Bank antara lain: a. Keadaan ekonomi yang akan mempengaruhi perkembangan usaha calon nasabah. b. Kondisi usaha calon nasabah, perbandingannya dengan usaha sejenis, dan lokasi lingkungan wilayah usahanya. c. Keadaan pemasaran dari hasil usaha calon nasabah. d. Prospek usaha dimasa akan datang. e. Kebijakan pemerintah yang mempengaruhi prospek industry dimana perusahaan calon nasabah terkait didalamnya. 5. Collateral (jaminan/agunan) Analisa ini diarahkan terhadap jaminan yang diberikan. Jaminan dimaksud harus mampu meng-cover risiko bisnis calon nasabah. Analisa dilakukan antara lain: 1. Meneliti kepemilikan jaminan yang diserahakan . 2. Mengukur dan memperkirakan stabilitas harga jaminan dimaksud. 3. Memperhatikan kemampuan untuk dijadikan uang dalam waktu relatif singkat tanpa harus mengurangi nilainya.
  • 45. 62 4. Memperhatikan peningkatannya, sehingga secarpembia legal Bank dapat dilindungi. 5. Rasio jaminan terhadap jumlah pembiayaan. Semakin tinggi rasio tersebut, maka semakin tinggi kepercayaan Bank terhadap kesungguhan calon nasabah. 6. Marketabilitas jaminan. Jenis dan lokasi jaminan sangat menentukan tingkat marketable suatu jaminan. Selain metode 5C yang digunakan pihak BSM Cabang Ternate, terdapat pula metode7P dalam menganalisisi pembiayaan sebagaimana dijelaskan berikut ini: 1. Personality Yaitu melihat nasabah dari segi pribadinya atau tingkah lakunya sehari-hari ataupun masa lalunya. Personality cukup mencakup sikap, emosi,tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah. 2. Party (golongan) Yaitu mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau golongan -golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan kegolongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas pembiayaan yang berbeda pula dari bank. Pembiayaan untuk pengusaha lemah sangat berbeda dengan pembiayaan
  • 46. 63 untuk pengusaha yang kuat modalnya, baik dari segi jumlah, bunga dan persyaratan lainnya. 3. Perpose ( Tujuan) Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil pembiayaan, termaksud jenis pembiayaan yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan pembiayaan bermacam-macam apakan tujuan untuk konsumtif atau untuk tujuan produktif atau untuk tujuan perdagangan. 4. Prospect Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa akan datang apakah menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospekatau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai rospek, bukan hanya bank yang rugi akan tetapi nasabah. 5. Payment (Pembayaran Kembali) Merupakan ukuran bagaiman cara nasabah mengembalikan pembiayaan yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian pembiayaan yang diperolehnya. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya.
  • 47. 64 6. Profitability (Kemampuan Nasabah Untuk Mendapatkan Laba ) Untuk menganalisis bagaiman kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode keperiode apakah akan tetap sama atau semakin meningkat, apalagi dengan tambahan pembiayaan yang akan diperolehnya dari bank. 7. Protection (Perlindungan) Tujuannya adalah bagaimana menjaga pembiayaan yang dikucurkan oleh Bank namun melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.38 d. DokumentasiPermohonan Hal penting yang perlu diperhatikan sebagai syarat untuk dinilai permohonan pembiayaan adalah kelengkapan dokumen yang telah ditetapkan oleh pihak BSM Cab Ternate. Beberapadokumentersebutyaitu : 1. Aspek legalitas usaha a) SIUP- Surat Ijin Usaha Perdagangan b) TDP-Tanda Daftar Perusahaan c) SITU- Surat Izin Tempat Usaha d) NPWP- Nomor Pokok Wajib Pajak e) KTP- Kartu Tanda Penduduk 38 Kasmir.Manajemen...,op cit., h. 92
  • 48. 65 2. Aspek Administrasi Hal-hal yang diperhatikan dalam administrasi pembiayaan di Bank Syariah yaitun aspek Administrasi.Administrasimerupakan suatu aspek penting dalam proses kegiatan pembiayaan yang dapat memberikan tanda-tanda melalui sistem informasi untuk mengetahui kualitas/kolektibilitas para debitur- debiturnya. e. Persyaratan Standar Bank Syariah Mandiri : Mengacu pada metode analisa pembiayaan sebagaimana tersebut di atas, maka BSM Cabang Ternate telah menetapkan persyaratan standar penilaian. Penetapan persyaratan ini ditetapkan sebagai acuan dalam mempelajari permohonan pembiayaan, baik atas nama perusahaan maupun perorangan. Standar yakni tersebut sebagai berikut :39 1. Legalitas usaha diperlukan untuk mengetahui pengakuan pemerintah atas usaha yang dimaksud. Hal ini dibutuhkan untuk mencegah pembiayaan terhadap usaha yang dilarang pemerintah seperti usaha barang terlarang, usaha merusak lingkungan dan lain-lain.40 2. Profil usaha reputasi perusahaan, pengalaman usaha dan kemampuan mengatasi kesulitan. 3. Aspek Management meliputi : 39 PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate, Produk-Produk Bank Syari’ah Mandiri Cab. Ternate, (Dokumen BSM Cab. Ternate), 2010, h. 29 40 Ibu Rima, PembiayaanBSM Cab. Ternate);“Wawancara”, Ternate, Tanggal, 22 September 2016.
  • 49. 66 a. Struktur organisasi, kepengurusan, (nama, jabatan, kewarganegaraan). b. Aspek keuangan antara lain: hal- hal yang harus diperhatikan antara lain adalah ; 1) Neraca laporan rugi laba 2) Laporan sumber dan penggunaan modal kerja 3) Proyeksi laporan keuangan 4) Perhitungan pertumbuhan pembiayaan 5) Analisa rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio leverage, rasio profitabilitas, rasio pertumbuhan. Untuk pembiayaan konsumtif, data yang diperlukan adalah data yang dapat menggambarkan kempuan nasabah untuk membayar pembiayaan dari penghasilan tetapnya. Data yang diperlukan antar lain: 1. Untuk calon Nasabah Individu (untuk Pegawai negeri sipil) adalah data yang diperlukan adalah: a) Kartu identitas calon nasabah dan istri, kartu tanda penduduk (KTP) atau paspor. b) SK- Surat kepegawaian asli, c) Kartu Kepegawaian (KARPEG), d) Surat pendapatan gaji tetap, e) Surat nikah, Kartu keluarga f) KTP suami/ istri, Slip gaji, g) Salinan rekening 3 bulan terakhir
  • 50. 67 h) Salinan tagihan telepon dan listrik 3 bulan terakhir i) Rekening tabungan, j) Surat rekomendasi atasan, k) Surat pernyataan dari bendahara l) ContohperhitunganCash ratio calon nasabah Pegawai Negeri Sipil sebagaiberikut : = Maksimal 40% dari total pendapatan atau gaji = 1.000. 000 x 40% = 400.000 2. Untuk pengusaha a) Kartu identitas calon nasabah dan istri, kartu tanda penduduk (KTP) atau paspor. b) Kartu keluarga, surat nikah c) Surat izin usaha perdagangan (SIUP) d) Nomor pokok wajib pajak (NPWP) e) Salinan rekening 3 bulan terakhir f) Salinan tagihan telepon dan listrik 3 bulan terakhir g) Data obyek pembiayaan h) Data jaminan. Prinsip penilaian pembiayaan dapat pula dilakukan dengan studi kekalayakan, terutama untuk pembiayaan dalam jumlah relatif banyak. Adapun penilaian pembiayaan dengan studi layak atau tidak layak dibiayai meliputi:
  • 51. 68 1) Analisa Laporan Keuangan a. Untuk menilai keuangan perusahaan yang dilihat dari laporan keuangan yaitu Neraca dan laporan Rugi dan Laba 3 tahun terakhir. b. Analisis keuangan meliputi analisa dengan menggunakan rasio-rasio keuangan seperti rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan analisis pulang pokok. 2) Manajemen Manajemen merupakan aspek untuk menilai sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan, baik dari segi kuantitas maupun segi kualitas yaitu:41 a) Riwayat hidup atau biodata (secara singkat). b) Riwayat pendidikannya. c) Pengalaman kerja. d) Reputasi. Apakah yang bersangkutan termakusud yang punya nama baik dimasyarakat atau sebaliknya atau biasa-biasa saja. e) Bonafiditasnya. Apakah yang bersangkutan dapat dipercaya dalam hal-hal yang menyangkut “amanat” dan pemenuhan janjinya, terutama yang menyangkut soal-soal “uang” diantara kawan-kawan sesama pengusaha dan kepihak-pihak lain. 41 Ibu Rima, PembiayaanBSM Cab. Ternate);“Wawancara”, Ternate, Tanggal, 22 September 2016.
  • 52. 69 f) Cara hidupnya (lifestyle). Apakah yang bersangkutan mempunyai cara hidup boros, hemat atau sedang-sedang/biasa-biasa saja. g) Kepemimpinannya. Apakah yang bersangkutan menganut kepemimpinan otoriter ataukah ataukah ke bapaan yang merupakan panutan atau teladan yang baik bagi pegawai-pegawai bawahannya. Bagaimana emosinya, apakah emosional atau stabil/klam, dan bagaimana kemampuan menggerakan anak buahnya. h) Kemampuan merencanakan. Bagaimana kemampuannya untuk melihat kedepan agar perusahaan dapat lebih berkembang atau sekurang-kurangnya terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.42 i) Kemampuan bekerja sama. Dalam hal ini menyangkut penilaian tentang kemungkinan kerjasama dengan pihak Bank dalam arti apakah yang bersangkutan akan patuh terhadap persyaratan- persyaratan yang diaujukan oleh Bank. j) Itegritas dan kesungguhannya. Yang bersangkutan benar-benar serius dalam memimpin dan menjalankan usahanya atau hanya sekedar hobby atau angan-angan. k) Pemasaranya l) Jenis usaha 42 Kasmir. Manajemen.. op cit, h. 93
  • 53. 70 f.Evaluasi dan Pencarian Setelah nasabah memnuhi standar persyaratan yang ditetapkan pihak Bank Syari’ah Mandiri Ternate, maka selanjutnya permohonan nasabah dieavluasi untuk diapstikan layak atau tidak menerima pembiayaan. Lembaga evaluasi dan pengambilan ketusan pencairan pembiayaan adalah Keputusan Komite Pembiayaan (KKP) terdiri oleh Komite cabang dan pusat. Adalah komite operasional yang membantu Direksi dalam mengevaluasi dan/atau memutuskan permohonan pembiayaan. Setelah disetujui, maka selanjutnya adalah tahapan proses diadministrasipencairan yang dilakukan melalui pembuatan Surat Proses Pencairan (SP3) setelah akad perjanjian ditanda tangani.43 D. Analisa Pemutusan Pembiayaan Nasabah pada BSM Cab. Ternate Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia melalui SK DIR. BI NO. 27/162/KEP/DIR tanggal 31 Maret 1995 dan SE BI no. 27/7/UPPB tanggal 31 Maret 1995 perihal Kewajiban Penyusunan dan Pelaksanaan Kebijaksanaan Perkreditan Bank bagi Bank Umum, maka tahapan setelah analisa pembiayaan dan pembuatan rekomendasi persetujuan pembiayaan adalah melaksanakan pemutusan pembiayaan.44 43 Ibu Rima, PembiayaanBSM Cab. Ternate);“Wawancara”, Ternate, Tanggal, 22 September 2016.. 44 PT Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate, Standar Penilaian Kinerja Perbankan Syari’ah, (Dokumen BSM Cab. Ternate 2016), h. 23
  • 54. 71 a. Landasan Syari’ah Pemutusan Pembiayaan Sebagai bank yang beroperasi sesuai prinsip syari’ah, maka bank syari’ah dalam pengambilan keputusan pembiayaan, mengacu pada dasar hukum syar’i yang bersumber pada al-Qur’an, landasan tersebut disebutkan pada beberapa surat dalam al-Qur’an sebagai berikut : 1) Surat Ash-Saf (61) : 4 Terjemahnya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berjuang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”45 2) SuratAl-Anfal(8): 27 Terjemahnya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan janganlah kamu menghianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui”.46 45 Departemen Agama RI; Al-Qur’an Dan Terjemahannya, (Cet. I; Bandung : Yayasan Penyelenggara Penterjemahan Al-Qur’anDepag RI; 1993)h. 71 46 Ibid., h. 264
  • 55. 72 3) Surat Ali Imran (3):159 Terjemahnya: “Bermusyawarahlah dalam suatu urusan. Setelah kamu membulatkan tekad, maka bertawaqallah ke pada Allah”.47 b. Ketentuan Pemutusan Pembiayaan 1. Pengertian Pemutusan pembiayaan adalah proses pemberian persetujuan pembiayaan. Proses pemberian persetujuan pembiayaan harus didasarkan/memperhatikan analisa dan rekomendasi persetujuan pembiayaan.Rekomendasi persetujuan pembiayaan harus disusun secara tertulis berdasarkan hasil analisa pembiayaan yang telah dilakukan.Isi rekomendasi persetujuan harus sejalan dengan kesimpulan analisa pembiayaan. 2. Ketentuan Umum a) Komite Pembiayaan adalah komite operasional yang membantu Direksi dalam mengevaluasi dan atau memutuskan permohonan pembiayaan untuk jumlah dan jenis pembiayaan yang ditetapkan oleh Direksi. 47 Ibid., h.103
  • 56. 73 b) Wewenang memutus Pembiayaanadalah besarnya limit yang diberikan oleh Direksi kepada anggota Komite Pembiayaan untuk memutus pembiayaan secara full consencus. Wewenang Memutus Pembiayaan untuk masing- masing Komite Pembiayaan mengacu pada Surat Keputusan Direksi yang ditetapkan tersendiri. Tatacara penetapan limit wewenang memutus pembiayaan ditetapkan dalam surat edaran tersendiri.48 c) Tingkat Komite Pembiayaan Bank 1) Keanggotaan Komite Pembiayaan terdiri atas: 1.1 . Pemutusan Pembiayaan Level 1 Cabang Pembantu (b) Kepala Cabang Pembantu (c) Analis Officer atau Asisten Analis Officer atau Asisten Marketing Officer 1.2. Komite Pembiayaan Level 1, terdiri atas : (a) Kepala Cabang (b) Manajer Pemasaran atau Kepala Kantor Cabang Pembantu (dalam hal pembiayaan merupakan usulan KCP) (c) Analis Officer Cabang 1.3. Komite Pembiayaan Level 2 Cabang Koordinator: (a) Kepala Cabang Koordinator (b) Analis Officer Cabang Koordinator (c) Kepala Cabang. 49 48 PT Bank Syariah Mandiri Cabang Ternate…, op cit., h 17 49 Ibid., h 18
  • 57. 74 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan deskripsi hasil penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Prosedur pembiayaan pada Bank Syari’ah Mandiri (BSM) Cabang Ternate dilaksanakan dengan beberapa proses. Petama; proses pembiayaan, adalah permohonan pembiayaan yang dilakukan secara tertulis dari nasabah kepada Account Offiecer. Namun pada implementasinya, permohonan dapat dilakukan secara lisan terlebih dulu untuk kemudiaan ditindaklanjuti dengan permohonan tertulis jika menurut Accountofficer usaha yang dimaksud layak dibiayai. Yang perlu diperhatikan dalam setiap pengajuan proposal suatu pembiayaan hendaknya berisi keterangan tentang: riwayat perusahaan; tujuan pengambilan pembiayaan; besarnya pembiayaan;cara pemohon mengembalikan pembiayaan; danjaminan pembiayaan. 2. Analisa pembiayaan dan pembuatan rekomendasi persetujuan pembiayaan adalah melaksanakan pemutusan pembiayaandengan mengacu beberapa hal sebagai : Pertama : Landasan Syari’ah Pemutusan Pembiayaan, sebagai bank yang beroperasi sesuai prinsip syari’ah, maka bank syari’ah dalam pengambilan keputusan pembiayaan, mengacu pada dasar hukum syar’i yang bersumber pada al-
  • 58. 75 Qur’an dan hadis. Kedua, Ketentuan Pemutusan Pembiayaanyaitu : 1). Rekomendasi persetujuan pembiayaan harus disusun secara tertulis berdasarkan hasil analisa pembiayaan yang telah dilakukan.Isi rekomendasi persetujuan harus sejalan dengan kesimpulan analisa pembiayaan, 2). Ketentuan Umumterdiridari; Komite Pembiayaan adalah komite operasional yang membantu Direksi dalam mengevaluasi dan atau memutuskan permohonan pembiayaan untuk jumlah dan jenis pembiayaan yang ditetapkan oleh Direksi. 3). Wewenang memutus pembiayaanadalah besarnya limit yang diberikan oleh Direksi kepada anggota Komite Pembiayaan untuk memutus pembiayaan secara full consencus. 4). Wewenang Memutus Pembiayaan untuk masing-masing Komite Pembiayaan mengacu pada Surat Keputusan Direksi yang ditetapkan tersendiri. Tatacara penetapan limit wewenang memutus pembiayaan ditetapkan dalam surat edaran tersendiri. A. Saran Melalui keseluruhan hasil penelitian ini, maka penulis memberikan beberapa rekomendasi/saran sebagai berikut : 1. Sebagai lembaga keuangan yang memiliki tanggung jawab dalam meningkat perekonomian masyarakat, maka BSM Syari’ah Mandiri diharapkan tetap proaktif dalam memberikan pembiayaan bagi nasabah di Maluku Utara
  • 59. 76 2. Analisis kelayakan pemberian nasabah sebagaimana ditentukan di atas telah menurut penulis sudah konperhensif. Untuk itu diharapkan tidak memberatkan nasabah penerima pembiayaan pada BSM Cabang Ternate. 3. Melihat kultur masyarakat Maluku Utara, yang kebanyakan memanfaatkan dana yang diterima lebih besar bukan untuk kegiatan produktif, tetapi justru lebih untuk kegiatan konsumtif, meskipun tujuan awal permohonan pembiayaan untuk investasi usaha, untuk itu pihak BSM Cab. Ternate disarankan lebih cermat dan teliti dalam menganalisis pembiayaan pada nasabah.
  • 60. 77 DAFTAR PUSAKA Dahlan, Siamat. Manajemen Lembaga Keuangan. Fakultas Ekonomi Indonesia, Jakarta. 2004 H. Hadi Widjaja dan Rivai Wirasasmita. Analisas Kredit, Bandung: Prioner Jaya, 1990 Indra Bastian, Suhardjono. Akutansi Perbankan. Liberty. Jogjakarta. 2006 Kasmir. Bank Dan Lembaga Keuangan lainnya, PT Raja Graffindo Persada, Jakarta. 2004 Kasmir. Analisis Laporan Keuangan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta 2008. Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta 2004. Lukman, Dendawijaya, Manajemen Perbankan, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2005. Nasir, Moh, Metode Penelitian, Cet 1;Jakarta; Ghalia Indonesia, 1991. Suryani, Tatik, Analisis Pelayanan Mutu Total dan Pengaruhnya Terhadap Kinerjanyausaha Perbankan di Indonesia, Surabaya : UII Press, 2001 Roine, Kualitas Pelayanan Prima, Cet 1; Jakarta; GramediaUtama, 1991. S, Munawir, Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat, Liberty, Yogyakarta. 2007 Soedibyono, Reksoprayitno, Prinsip-prinsip Dasar Manajemen Bank Umum Penerapannya Di Indonesia. Yogjakarta: BPFE Universita Gadja Mada. 1992 Sutojo, Siswanto. Meningkatkan Jumlah dan Mutu pelanggan Seri Manajement No.7.Jakarta :DamarMuliaPusaka, 2003 The Aman,Edyputra, Kredit Perbankan, Yogjakarta : Liberty, 1989.