2. LATAR BELAKANG
Program KB merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu
khususnya ibu dengan kondisi 4T; terlalu muda melahirkan (di bawah usia 20 tahun), terlalu
sering melahirkan, terlalu dekat jarak melahirkan, dan terlalu tua melahirkan (diatas usia 35
tahun). KB merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan ketahanan
keluarga, kesehatan, dan keselamatan ibu, anak, serta perempuan. Pelayanan KB
menyediakan informasi, pendidikan, dan cara-cara bagi laki-laki dan perempuan untuk
dapat merencanakan kapan akan mempunyai anak, berapa jumlah anak, berapa tahun jarak
usia antara anak, serta kapan akan berhenti mempunyai anak. (Kemenkes RI. 2014 : 84)
Sesuai dengan arah pembangunan Pemerintahan periode 2015- 2019, Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) merupakan salah satu
Kementerian/Lembaga (K/L) yang diberi mandat untuk mewujudkan Agenda Prioritas
Pembangunan (Nawacita), terutama pada Agenda Prioritas nomor 5 (lima) yaitu
“Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia” melalui “Pembangunan Kependudukan
dan Keluarga Berencana”. (BKKBN. 2015 : 1)
Pemilihan kontrasepsi yang efektif sangat diperlukan dan diharapkan, sehingga
dapat terwujudnya tujuan pembangunan dalam rangka ikut mewujudkan kesejahteraan
Indonesia. Sesuai dengan program Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) bahwa
kontrasepsi yang dianjurkan adalah kontrasepsi jangka panjang seperti Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR) atau Intra Uteri Device (IUD). Alat Kontrasepsi Bawah Kulut (AKBK)
/ implan dan Metode Operasi Pria (MOP) / Metode Operasi Wanita (MOW).
3. TUJUAN
Melaksanakan asuhan kebidanan pada akseptor
kontrasepsi AKDR dengan erosi portio di Puskesmas
Rawat Inap Sindangbarang.
MANFAAT
Bagi Puskesmas:
dapat dimanfaatkan sebagai referensi/informasi
dalam meningkatkan pelayanan KB
Bagi Bidan:
sebagai bahan masukan serta informasi dalam
upaya mengembangkan Asuhan Kebidanan pada
akseptor AKDR dengan Erosi Portio
Bagi Akseptor:
memberikan informasi dan pendidikan
kesehatan tentang AKDR dan Erosi Portio.
4. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah
terjadinya kehamilan, upaya itu dapat bersifat
sementara, dapat pula bersifat permanen,
penggunaan konrasepsi merupakan salah satu
variabel yang mempengaruhi fertiliutas
(Haryati,2010).
AKDR disebut juga spiral atau coil adalah
perangkat kontrasepsi berukuran kecil, sering
berbentuk T, mengandung tembaga atau
levonorgestrel, yang dimasukkan kedalam rahim.
5. Erosi portio adalah suatu proses peradangan atau
suatu luka yang terjadi pada daerah porsio
serviks uteri (mulut rahim).
Penyebabnya bisa karena infeksi oleh kuman
atau virus, bisa juga karena rngsangan zat
kimia/alat tertentu; umumnya disebabkan oleh
infeksi.
Gejala erosi portio:
- Rasa sakit dan pendarahan selama atau setelah
berhubungan seksual
- Nyeri atau pendarahan setelah pemeriksaan
panggul
- Keputihan ringan hingga banyak
- Pendarahan diantara menstruasi
6. DATA
SUBYEKTIF
Ny.R 32 tahun
Ibu mengatakan
sakit perut
bagian bawah
sejak seminggu
ini dan
keputihan
berwarna jernih,
sedikit, tidak
berbau, tidak
gatal sejak
sebulan ini
DATA OBYEKTIF
TD :119/70mmhg
Nadi : 80 x/m
Suhu :36,6 C
Respirasi : 22 x/m
Genitalia :
Inspekulo : Vagina
tidak ada benjolan,
terdapat keputihan
sedikit, warna jernih,
portio kemerahan dan
granuler, terdapat
benang AKDR, ada
luka di sekitar mulut
rahim ± 2/3 total area
portio.
ANALISA
Ny.R 32 tahun
P3A0
akseptor
kontrasepsi
AKDR dengan
erosi portio
7. PENATALAKSANAAN
Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa terdapat luka pada
mulut rahim ibu.
Melakukan IVA tes. Portio tetap berwarna kemerahan dan
granuler menunjukkan bahwa ibu tidak mengalami keganasan.
Memberitahu bahwa ibu memerlukan terapi Albothyl pada luka
mulut rahim untuk penyembuhan luka dan mencegah luka lebih
meluas dan infeksi. Ibu merasa khawatir dan bersedia untuk
melakukan terapi. Memberikan terapi Albothyl dengan cara
mengoleskan di sekitar portio yang luka menggunakan kassa
selama 3 menit.
Menyarankan ibu mengatur pola makan dengan makan
makanan bergizi dan menghindari makanan yang memicu
darah tinggi seperti makanan berlemak, makanan berprotein
seperti daging merah dan kuning telur, dan makanan tinggi
kadar garam. Ibu mengerti dan akan melakukannya.
Menyarankan ibu untuk minum air putih 8 gelas sehari. Ibu
mengerti dan akan melakukannya.
Memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan daerah kewanitaan.
Ibu mengerti dan akan melakukannya.
Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan kunjungan rumah
8. SIMPULAN
Pengkajian pada data subyektif, didapatkan pasien
mengatakan sakit perut bagian bawah sejak seminggu ini dan
keputihan berwarna jernih, sedikit, tidak berbau, tidak gatal
sejak sebulan ini. Dalam pengkajian data objektif didapatkan
keputihan sedikit, warna jernih, portio kemerahan dan
granuler, terdapat benang AKDR, ada luka di sekitar mulut
rahim ± 2/3 total area portio.
Berdasarkan hasil pemeriksaan terdapat luka pada mulit rahim.
Berdasarkan pengkajian data subyektif dan obyektif, maka
dirumuskan diagnosaa kebidanan yaitu Ny.R P3A0 umur 32
tahun akseptor kontrasepsi AKDR. Masalah yang dialami
adalah adanya erosi portio.
Kebutuhan yang diperlukan adalah memberikan melakukan
IVA Test, meberikan terapi Albothyl, KIE gizi seimbang, KIE
personal hygiene.
9. SARAN
Bagi Puskesmas :
diharapkan dapat meningkatkan mutu
pelayanan kontrasepsi yang meliputi KIE mengenai
kontrasepsi yg dipilih, KIE tentang kasus yang terjadi
sehingga pasien mengetahui bagimana cara
penangananannya, pemeriksaan IVA Test dan KIE
gizi seimbang.
Bagi Bidan :
sebaiknya mampu memberikan informasi yang
jelas nkepada akseptor. Mamu melakukan IVA Test
Bagi Pasien dan Keluarga :
diharapkan pasien lebih aktif berkonsultasi
seperti bertanya hal-hal yang kurang dimengerti.