Ny. Es mengalami hipertrigliseridemia dengan kadar trigliserida 189 mg/dL. Audit gizi menunjukkan asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat melebihi kebutuhan. Diagnosa gizi meliputi kelebihan asupan makanan dan minuman, perubahan nilai laboratorium terkait lemak, dan pengetahuan yang kurang tentang gizi. Intervensi gizi bertujuan menurunkan trigliserida dan memperbaiki pola makan dengan diet dislipidemia
Diit pada penyakit jantung dan pembuluh darahsusi wartini
Dokumen tersebut membahas tentang diet yang dianjurkan untuk penyakit jantung dan pembuluh darah serta stroke. Diet disarankan untuk menurunkan kadar lemak darah, mengurangi berat badan, dan memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan mempertimbangkan kondisi medis mereka. Diet dibedakan menjadi beberapa tipe tergantung gejala pasien dan disarankan mengandung karbohidrat kompleks, protein, lemak tak jenuh, s
Kasus ini membahas pasien laki-laki berusia 27 tahun dengan diagnosis HIV/AIDS yang mengalami penurunan berat badan dan gejala infeksi. Hasil pemeriksaan menunjukkan kondisi underweight, anemia, dan gangguan fungsi hati. Diagnosis gizi menunjukkan asupan energi dan protein kurang serta gaya hidup tidak sehat. Intervensi gizi dirancang untuk meningkatkan asupan zat gizi dan memotivasi perubahan perilaku.
Dokumen tersebut membahas tentang diet untuk beberapa kondisi kehamilan seperti preeklampsia dan diabetes melitus. Tujuan diet preeklampsia adalah mencapai status gizi optimal, menjaga tekanan darah normal, dan mencegah retensi garam. Terdapat 3 jenis diet preeklampsia yang disesuaikan dengan beratnya kondisi. Diet diabetes bertujuan menjaga kadar glukosa darah dengan menyeimbangkan asupan makanan dan energi.
Ny. Es mengalami hipertrigliseridemia dengan kadar trigliserida 189 mg/dL. Audit gizi menunjukkan asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat melebihi kebutuhan. Diagnosa gizi meliputi kelebihan asupan makanan dan minuman, perubahan nilai laboratorium terkait lemak, dan pengetahuan yang kurang tentang gizi. Intervensi gizi bertujuan menurunkan trigliserida dan memperbaiki pola makan dengan diet dislipidemia
Diit pada penyakit jantung dan pembuluh darahsusi wartini
Dokumen tersebut membahas tentang diet yang dianjurkan untuk penyakit jantung dan pembuluh darah serta stroke. Diet disarankan untuk menurunkan kadar lemak darah, mengurangi berat badan, dan memenuhi kebutuhan gizi pasien dengan mempertimbangkan kondisi medis mereka. Diet dibedakan menjadi beberapa tipe tergantung gejala pasien dan disarankan mengandung karbohidrat kompleks, protein, lemak tak jenuh, s
Kasus ini membahas pasien laki-laki berusia 27 tahun dengan diagnosis HIV/AIDS yang mengalami penurunan berat badan dan gejala infeksi. Hasil pemeriksaan menunjukkan kondisi underweight, anemia, dan gangguan fungsi hati. Diagnosis gizi menunjukkan asupan energi dan protein kurang serta gaya hidup tidak sehat. Intervensi gizi dirancang untuk meningkatkan asupan zat gizi dan memotivasi perubahan perilaku.
Dokumen tersebut membahas tentang diet untuk beberapa kondisi kehamilan seperti preeklampsia dan diabetes melitus. Tujuan diet preeklampsia adalah mencapai status gizi optimal, menjaga tekanan darah normal, dan mencegah retensi garam. Terdapat 3 jenis diet preeklampsia yang disesuaikan dengan beratnya kondisi. Diet diabetes bertujuan menjaga kadar glukosa darah dengan menyeimbangkan asupan makanan dan energi.
Kasus 1: Laki-laki 64 tahun didiagnosis Bronchopneumonia dengan gejala sesak nafas dan batuk. Hasil laboratorium menunjukkan infeksi dan leukosit tinggi. Pola makan kurang seimbang.
Kasus 2: Wanita 74 tahun didiagnosis TB paru dengan gejala sesak nafas dan batuk berdahak. Hasil laboratorium menunjukkan gangguan pernapasan dan anemia. Pola makan kurang variatif.
Kasus 3: Laki-laki 73 t
Pasien berusia 38 tahun dengan diagnosis sirosis hati mengalami asupan oral inadekuat dan underweight. Hasil pemeriksaan lab menunjukkan peningkatan SGPT dan penurunan albumin. Diagnosis gizi mencakup asupan oral inadekuat, underweight, dan perubahan data lab terkait sirosis hati. Tujuan diet adalah mencapai status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati dengan meningkatkan asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat sesuai kebutu
13 Pesan Dasar Gizi Seimbang memberikan informasi penting tentang gizi seimbang meliputi asi eksklusif, sarapan pagi, olahraga, dan pentingnya unsur gizi seperti protein, vitamin, mineral, serta bahaya kekurangan zat besi dan gizi.
Pasien wanita berusia 48 tahun datang untuk konsultasi gizi karena obesitas, hipertensi dan penyakit jantung. Ia memiliki indeks massa tubuh 40,9 dan pola makan yang tidak sehat dengan asupan energi dan lemak melebihi kebutuhan serta jarang berolahraga. Diagnosa awal menunjukkan gangguan asupan zat gizi dan perilaku makan.
STUDY KASUS HT,DISLIPIDEMIA, CKD, ASAM URAT DAN JANTUNGIndri Savitri
Laporan studi kasus manajemen asuhan gizi klinik pada pasien hipertensi, dislipidemia, CKD stadium IV, jantung dan asam urat di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Pasien berusia 80 tahun dengan berat badan 79 kg dan tinggi badan 157 cm sehingga indeks massa tubuhnya 32,11 kg/m2 yang termasuk kategori obesitas. Hasil pemeriksaan biokimia menunjukkan anemia, uremia dan kadar asam urat tinggi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1) Terdapat masalah kegemukan dan obesiti di kalangan rakyat Malaysia, terutamanya kanak-kanak dan dewasa. Kadar penyakit tidak berjangkit seperti diabetes dan hipertensi juga tinggi.
2) Pengambilan buah, sayur, susu dan produk tenusu di kalangan rakyat Malaysia masih belum mencapai tahap yang disyorkan. Ini menyebabkan kekurangan zat makanan.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya mengontrol asupan karbohidrat untuk mengontrol kadar gula darah, dengan menekankan pada jumlah karbohidrat yang dikonsumsi pada setiap waktu makan. Dokumen tersebut juga membahas cara melakukan perencanaan makanan dengan memperhatikan sumber karbohidrat, menghitung gram karbohidrat setiap sajian, serta membaca dan memahami label informasi gizi pada produk makanan.
Dokumen tersebut membahas konsep gizi seimbang, termasuk definisi, faktor-faktor yang mempengaruhinya, pengukuran status gizi, dan perhitungan kebutuhan zat gizi seperti karbohidrat, protein, dan lemak berdasarkan total kebutuhan energi tubuh. Gizi seimbang didefinisikan sebagai pola makan yang bervariasi dan memenuhi kebutuhan zat gizi harian tubuh tanpa kelebihan atau kekurangan. Status giz
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang pola makan sehat bagi penderita diabetes melitus. Terdapat beberapa poin penting yaitu rekomendasi makanan sehat untuk diabetes melitus seperti kacang kenari, kacang polong, cokelat hitam, produk susu olahan, ikan salmon, ikan tuna, oats kaya serat, biji rami, dan selai kacang. Dokumen ini juga menjelaskan tips makan seimbang untuk diabetes melitus seperti membatasi karbohidrat, me
Kasus 1: Laki-laki 64 tahun didiagnosis Bronchopneumonia dengan gejala sesak nafas dan batuk. Hasil laboratorium menunjukkan infeksi dan leukosit tinggi. Pola makan kurang seimbang.
Kasus 2: Wanita 74 tahun didiagnosis TB paru dengan gejala sesak nafas dan batuk berdahak. Hasil laboratorium menunjukkan gangguan pernapasan dan anemia. Pola makan kurang variatif.
Kasus 3: Laki-laki 73 t
Pasien berusia 38 tahun dengan diagnosis sirosis hati mengalami asupan oral inadekuat dan underweight. Hasil pemeriksaan lab menunjukkan peningkatan SGPT dan penurunan albumin. Diagnosis gizi mencakup asupan oral inadekuat, underweight, dan perubahan data lab terkait sirosis hati. Tujuan diet adalah mencapai status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati dengan meningkatkan asupan energi, protein, lemak, dan karbohidrat sesuai kebutu
13 Pesan Dasar Gizi Seimbang memberikan informasi penting tentang gizi seimbang meliputi asi eksklusif, sarapan pagi, olahraga, dan pentingnya unsur gizi seperti protein, vitamin, mineral, serta bahaya kekurangan zat besi dan gizi.
Pasien wanita berusia 48 tahun datang untuk konsultasi gizi karena obesitas, hipertensi dan penyakit jantung. Ia memiliki indeks massa tubuh 40,9 dan pola makan yang tidak sehat dengan asupan energi dan lemak melebihi kebutuhan serta jarang berolahraga. Diagnosa awal menunjukkan gangguan asupan zat gizi dan perilaku makan.
STUDY KASUS HT,DISLIPIDEMIA, CKD, ASAM URAT DAN JANTUNGIndri Savitri
Laporan studi kasus manajemen asuhan gizi klinik pada pasien hipertensi, dislipidemia, CKD stadium IV, jantung dan asam urat di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Pasien berusia 80 tahun dengan berat badan 79 kg dan tinggi badan 157 cm sehingga indeks massa tubuhnya 32,11 kg/m2 yang termasuk kategori obesitas. Hasil pemeriksaan biokimia menunjukkan anemia, uremia dan kadar asam urat tinggi.
Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1) Terdapat masalah kegemukan dan obesiti di kalangan rakyat Malaysia, terutamanya kanak-kanak dan dewasa. Kadar penyakit tidak berjangkit seperti diabetes dan hipertensi juga tinggi.
2) Pengambilan buah, sayur, susu dan produk tenusu di kalangan rakyat Malaysia masih belum mencapai tahap yang disyorkan. Ini menyebabkan kekurangan zat makanan.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya mengontrol asupan karbohidrat untuk mengontrol kadar gula darah, dengan menekankan pada jumlah karbohidrat yang dikonsumsi pada setiap waktu makan. Dokumen tersebut juga membahas cara melakukan perencanaan makanan dengan memperhatikan sumber karbohidrat, menghitung gram karbohidrat setiap sajian, serta membaca dan memahami label informasi gizi pada produk makanan.
Dokumen tersebut membahas konsep gizi seimbang, termasuk definisi, faktor-faktor yang mempengaruhinya, pengukuran status gizi, dan perhitungan kebutuhan zat gizi seperti karbohidrat, protein, dan lemak berdasarkan total kebutuhan energi tubuh. Gizi seimbang didefinisikan sebagai pola makan yang bervariasi dan memenuhi kebutuhan zat gizi harian tubuh tanpa kelebihan atau kekurangan. Status giz
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang pola makan sehat bagi penderita diabetes melitus. Terdapat beberapa poin penting yaitu rekomendasi makanan sehat untuk diabetes melitus seperti kacang kenari, kacang polong, cokelat hitam, produk susu olahan, ikan salmon, ikan tuna, oats kaya serat, biji rami, dan selai kacang. Dokumen ini juga menjelaskan tips makan seimbang untuk diabetes melitus seperti membatasi karbohidrat, me
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya dukungan keluarga dalam pengelolaan diabetes melitus. Keluarga perlu mengatur jenis, jumlah, dan jadwal makan; memberikan dorongan untuk mengkonsumsi obat dan mengontrol gula darah; serta menemani olahraga. Tanpa dukungan keluarga, diabetes akan sulit dikendalikan dan berisiko menimbulkan komplikasi."
DIIT PADA PENDERITA DIABETES Melitus (1).pptnurmiwati
Dokumen tersebut membahas tentang diet yang tepat bagi penderita diabetes melitus. Terdapat beberapa poin penting yaitu pemilihan makanan yang tepat untuk menjaga kadar gula darah, contoh menu makanan pengganti, serta pesan umum tentang gizi seimbang yang dianjurkan bagi penderita diabetes.
Dokumen tersebut membahas tentang diet yang tepat bagi penderita diabetes melitus. Terdapat beberapa poin penting yaitu pemilihan makanan yang tepat untuk menjaga kadar gula darah, contoh menu makanan pengganti, serta pesan umum tentang gizi seimbang yang dianjurkan bagi penderita diabetes.
DIIT PADA PENDERITA DIABETES Melitus.pptNidaNurAmalia
Dokumen tersebut membahas tentang diet yang tepat bagi penderita diabetes melitus. Terdapat beberapa poin penting yaitu pemilihan makanan yang tepat untuk menjaga kadar gula darah, contoh menu makanan pengganti, serta pesan umum tentang gizi seimbang yang dianjurkan bagi penderita diabetes.
Dokumen tersebut membahas tentang diet yang dianjurkan bagi penderita diabetes melitus. Dietnya meliputi asupan karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin, mineral, serta jenis dan jadwal makanan. Diet diabetes melitus menganjurkan makanan kompleks, protein rendah lemak, sayuran dan buah. Sedangkan yang tidak dianjurkan adalah makanan manis, lemak, dan natrium. Penderita diabetes juga harus taat akan aturan 3J: jadwal, jumlah, dan jen
Dokumen tersebut membahas tentang pengaturan diet bagi penderita diabetes mellitus. Prinsip utama pengaturan diet ini adalah mengatur asupan karbohidrat, protein, lemak, serat, garam, dan alkohol sesuai dengan anjuran untuk mencapai kontrol glukosa darah dan berat badan yang optimal. Diet diabetes bertujuan menjaga keseimbangan gizi untuk mencegah komplikasi akut maupun kronis penyakit diabetes.
Dokumen tersebut membahas tentang pengurusan berat badan melalui pemakanan seimbang dan gaya hidup aktif. Topik utama meliputi definisi obesitas, faktor risiko berat badan, penentuan berat badan ideal, piramid makanan, dan pengurusan diet yang seimbang untuk menurunkan berat badan secara beransur-ansur.
Pasien wanita berusia 52 tahun dengan diagnosis diabetes nefrotik, hipertensi, dan dislipidemia memiliki masalah kekurangan pengetahuan tentang gizi seimbang dan pola hidup yang tidak sehat yang ditandai dengan asupan makanan berlebih, nilai lab tidak normal, dan berat badan lebih. Intervensi gizi dirancang untuk meningkatkan pengetahuan gizi pasien dan menyesuaikan pola makan dan gaya hidupnya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang penatalaksanaan gizi pada obesitas, meliputi penjelasan tentang obesitas, patofisiologi obesitas, sindrom metabolik, dan intervensi gizi untuk penanganan obesitas.
Nutrisi Diabetes - Cell Healing Food Therapy Konsep Karnus.pptxRahmatPristiwahyono
Penjelasan Program Pendampingan Sembuh Diabetes KARNUS (PSDK) dengan Penyembuhan berbasis Nutrisi Sel.
Terapi Integratif antara Medis, Nutrisi dan Edukasi Pola Hidup Sehat sesuai arahan PERKENI.
Dari pengalaman Dokter yang berhasil mendampingi pasien sembuh dari diabetes dengan parameter medis, dibuktikan dengan data laborat sebelum dan sesudah mengikuti program.
7 langkah cara menurunkan berat badan yang sehatNas Ramadhan
Dokumen tersebut memberikan panduan lengkap tentang cara menurunkan berat badan secara sehat dengan mengatur pola makan dan aktivitas fisik, serta memperhatikan kebutuhan gizi seimbang. Beberapa poin pentingnya adalah menghitung kalori masukan dan keluaran tubuh, memilih jenis makanan bergizi, serta melakukan olahraga rutin untuk menurunkan berat badan secara aman 0,5-1,5 kg per minggu.
1. Diabetes bukan penyakit baru. Sejak 1552 SM penyakit yang ditandai dengan seringnya buang air
kecil dalam jumlah banyak serta penurunan berat badan yang drastis ini, sudah dikenal dan disebut
dengan istilah Poliuria. Tahun 400 SM, seorang penulis India Sushratha menamainya “penyakit
kencing madu”. Nama diabetes mellitus (diabetes = mengalir terus, mellitus = manis) akhirnya
diberikan oleh Aretaeus sekitar 200 tahun sebelum Masehi.
Mengelola penyakit ini sebenarnya mudah asal penderita bisa mendisiplinkan diri dan melakukan
olahraga secara teratur, menuruti saran dokter, dan tidak mudah patah semangat.
Seseorang dikatakan menderita diabetes bila kadar glukosa dalam darah di atas 120 mg/dl dalam
kondisi berpuasa, dan di atas 200 mg/dl setelah dua jam makan. Tanda lain yang lebih nyata adalah
apabila air seninya positif mengandung gula.
Diabetes muncul lantaran hormon insulin yang dikeluarkan oleh sel-sel beta dari pulau langerhans
(struktur dalam pankreas yang bertugas mengatur kadar gula dalam darah) tidak lagi bekerja normal.
Akibatnya, kadar gula dalam darah meninggi. Bila keadaan ini berlanjut dan melewati ambang batas
ginjal, zat gula akan dikeluarkan melalui air seni.
Sejauh ini dikenal dua kelompok penderita diabetes yakni mereka yang terkena sejak kecil atau
remaja, dan mereka yang terkena ketika sudah dewasa (kebanyakan usia 50 tahun ke atas).
Penderita diabetes sejak muda kebanyakan membutuhkan suntikan insulin, sementara yang dimulai di
usia dewasa tidak.
Sejak ditemukan hormon insulin oleh Banting dan Best dari Kanada pada 1921, penderita diabetes
yang membutuhkan insulin dapat diatasi sehingga angka kematian dan keguguran bayi pada ibu hamil
yang menderita diabetes semakin berkurang. Selain hormon insulin, Franke dan Fuchs (1954)
melakukan uji coba obat antidiabetes dan terbukti banyak menolong para penderita.
Diabetes memang penyakit yang tidak bisa disembuhkan, namun dengan perawatan yang baik, setiap
penderita dapat menjalani kehidupannya secara normal.
Diet dan olahraga
Selain mengontrol kadar gula secara teratur, melakukan diet makanan dan olahraga yang teratur
menjadi kunci sukses pengelolaaan diabetes. Dalam hal makanan misalnya, penderita diabetes harus
memperhatikan takaran karbohidrat. Sebab lebih dari separuh kebutuhan energi diperoleh dari zat ini.
Menurut dr. Elvina Karyadi, M.Sc., ahli gizi dari SEAMEO-Tropmed UI, ada dua golongan karbohidrat
2. yakni jenis kompleks dan jenis sederhana. Yang pertama mempunyai ikatan kimiawi lebih dari satu
rantai glukosa sedangkan yang lain hanya satu. Di dalam tubuh karbohidrat kompleks seperti dalam
roti atau nasi, harus diurai menjadi rantai tunggal dulu sebelum diserap ke dalam aliran darah.
Sebaliknya, karbohidrat sederhana seperti es krim, jeli, selai, sirup, minuman ringan, dan permen,
langsung masuk ke dalam aliran darah sehingga kadar gula darah langsung melejit.
Dari sisi makanan penderita diabetes lebih dianjurkan mengkonsumsi karbohidrat berserat seperti
kacang-kacangan, sayuran, buah segar seperti pepaya, kedondong, apel, tomat, salak, semangka dll.
Sedangkan buah-buahan yang terlalu manis seperti sawo, jeruk, nanas, rambutan, durian, nangka,
anggur, tidak dianjurkan.
Peneliti gizi asal Universitas Airlangga, Surabaya, Prof. Dr. Dr. H. Askandar Tjokroprawiro,
menggolongkan diet atas dua bagian, A dan B. Diet B dengan komposisi 68% karbohidrat, 20%
lemak, dan 12% protein, lebih cocok buat orang Indonesia dibandingkan dengan diet A yang terdiri
atas 40 – 50% karbohidrat, 30 – 35% lemak dan 20 – 25% protein. Diet B selain mengandung
karbohidrat lumayan tinggi, juga kaya serat dan rendah kolesterol. Berdasarkan penelitian, diet tinggi
karbohidrat kompleks dalam dosis terbagi, dapat memperbaiki kepekaan sel beta pankreas.
Sementara itu tingginya serat dalam sayuran jenis A(bayam, buncis, kacang panjang, jagung muda,
labu siam, wortel, pare, nangka muda) ditambah sayuran jenis B (kembang kol, jamur segar, seledri,
taoge, ketimun, gambas, cabai hijau, labu air, terung, tomat, sawi) akan menekan kenaikan kadar
glukosa dan kolesterol darah.
Bawang merah dan putih (berkhasiat 10 kali bawang merah)serta buncis baik sekali jika ditambahkan
dalam diet diabetes karena secara bersama-sama dapat menurunkan kadar lemak darah dan glukosa
darah.
Pola 3J
Ahli gizi lain, dr. Andry Hartono D.A. Nutr., dari RS Panti Rapih, Yogyakarta menyarankan pola 3J:
yakni jumlah kalori, jadwal makan, dan jenis makanan.
Bagi penderita yang tidak mempunyai masalah dengan berat badan tentu lebih mudah untuk
menghitung jumlah kalori sehari-hari. Caranya, berat badan dikalikan 30. Misalnya, orang dengan
berat badan 50 kg, maka kebutuhan kalori dalam sehari adalah 1.500 (50 x 30). Kalau yang
bersangkutan menjalankan olahraga, kebutuhan kalorinya pada hari berolahraga ditambah sekitar
300-an kalori.
3. Jadwal makan pengidap diabetes dianjurkan lebih sering dengan porsi sedang. Maksudnya agar
jumlah kalori merata sepanjang hari. Tujuan akhirnya agar beban kerja tubuh tidak terlampau berat
dan produksi kelenjar ludah perut tidak terlalu mendadak.
Di samping jadwal makan utama pagi, siang, dan malam, dianjurkan juga porsi makanan ringan di
sela-sela waktu tersebut(selang waktu sekitar tiga jam).
Yang perlu dibatasi adalah makanan berkalori tinggi seperti nasi, daging berlemak, jeroan, kuning
telur. Juga makanan berlemak tinggi seperti es krim, ham, sosis, cake, coklat, dendeng, makanan
gorengan. Sayuran berwarna hijau gelap dan jingga seperti wortel, buncis, bayam, caisim bisa
dikonsumsi dalam jumlah lebih banyak, begitu pula dengan buah-buahan segar. Namun, perlu
diperhatikan bila penderita menderita gangguan ginjal, konsumsi sayur-sayuran hijau dan makanan
berprotein tinggi harus dibatasi agar tidak terlalu membebani kerja ginjal.
Diet kalori terbatas
Penderita bisa mengikuti contoh susunan menu diet B untuk 2.100 kalori (Simbardjo dan Indrawati,
B.Sc. dari bagian ilmu gizi RSUD Dr. Sutomo Surabaya) seperti pada Tabel 1. Diet B tinggi serat itu
termasuk diet diabetes umum, yang tidak menderita komplikasi, tidak sedang berpuasa atau pun
sedang hamil.
Menu diet B terdiri dari:
Protein 65.49 g
Lemak 45.89 g
Karbohidrat 377.45 g
Kolesterol 112.5 mg
Makan pagi (pk. 06.30)
Nasi 110 g
4. Daging 25 g
Tempe 25 g
Sayuran A 100 g
Sayuran B 25 g
Minyak 5g
Selingan (09.30)
Pisang 200 g
Makan siang (12.30)
Nasi 150 g
Daging 40 g
Tempe 25 g
Sayuran A 100 g
Sayuran B 50 g
Minyak 10 g
Selingan (15.30)
Pisang/kentang 200 g
5. Pepaya 100 g
Makan malam (18.30)
Nasi 150 g
Daging 25 g
Tempe 25 g
Sayuran A 100 g
Sayuran B 50 g
Minyak 10 g
Selingan (21.30)
Pisang/kentang 200 g
Pepaya 100 g
Sedangkan buku panduan “Perencanaan Makan Penderita Diabetes dengan Sistem Unit” terbitan Klinik
Gizi dan Klinik Edukasi Diabetes RS Tebet, menuliskan tentang prinsip dasar diet diabetes, dengan
pemberian kalori sesuai kebutuhan dasar. Untuk wanita, kebutuhan dasar adalah (Berat Badan Ideal x
25 kalori)ditambah 20% untuk aktivitas. Sedangkan untuk pria, (Berat Badan Ideal x 30 kalori)
ditambah 20% untuk aktivitas. Untuk menentukan berat badan ideal (BBI) bisa diambil patokan: BBI
= Tinggi Badan (cm) – 100 cm – 10%.
Contoh, seorang pria bertinggi badan 164 cm, berat badan 70 kg, maka BBI = 64 kg – 10% = 58 kg.
Kebutuhan kalori dasar = 58 x 30 kalori = 1.740 kalori. Ditambah kalori aktivitas 20% = 2.088 kalori.
Jadi, pria ini memerlukan diet sekitar 2.000 kalori sehari.
6. Namun, rumusan ini tidak mutlak. Bila pasien sedang sakit, aktivitas berubah, atau berat badan jauh
dari ideal, maka kebutuhan kalori akan berubah. Bila berat badan berlebih, jumlah kalori dikurangi
dari kebutuhan dasar. Sebaliknya, bila pasien mempunyai berat badan kurang, jumlah kalori
dilebihkan dari kebutuhan dasar. Begitu berat badan mencapai normal, jumlah kalori disesuaikan
kembali dengan kebutuhan dasar.
Prinsip makan selanjutnya adalah menghindari konsumsi gula dan makanan yang mengandung gula.
Juga menghindari konsumsi hidrat arang olahan yakni hidrat arang hasil dari pabrik berupa tepung
dengan segala produknya. Ditambah lagi mengurangi konsumsi lemak dalam makanan sehari-hari
(lemak binatang, santan, margarin, dll.), sebab tubuh penderita mengalami kelebihan lemak darah.
Yang perlu diperbanyak justru konsumsi serat dalam makanan, khususnya serat yang larut air seperti
pektin (dalam apel), jenis kacang-kacangan, dan biji-bijian (bukan digoreng).
Bila penderita juga mengalami gangguan pada ginjal, yang perlu diperhatikan adalah jumlah konsumsi
protein. Umumnya, digunakan rumus 0,8 g protein per kilogram berat badan. Bila kadar
kolesterol/trigliserida tinggi, disarankan melakukan diet rendah lemak. Bila tekanan darahnya tinggi,
dianjurkan mengurangi konsumsi garam.
Kegagalan berdiet bisa disebabkan karena pasien kurang berdisiplin dalam memilih makanannya atau
tidak mampu mengurangi jumlah kalori makanannya. Bisa juga penderita tidak mempedulikan saran
dokter.
Untuk memudahkan penerapan, dibuat sistem unit 80 kalori. Tabel 2 menyajikan makanan yang
mengandung 80 kalori per unitnya. Misalnya, seorang pasien yang memerlukan 1.600 kalori per
harinya, akan mendapat makanan 20 unit sehari senilai 80 kalori setiap unitnya. Jumlah 20 unit
terbagi atas sarapan empat unit, makanan kecil (pk. 10.00) dua unit, makan siang enam unit,
makanan kecil (pk. 16.00) dua unit, dan makan malam enam unit.
Tabel di bawah ini yang menunjukkan contoh lima kelompok makanan: makanan pokok, lauk pauk,
sayuran, makanan ringan/siap santap, buah-buahan, dan minuman.
Jenis A B C
makanan
7. Makanan nasi roti kentang
pokok goreng
pepes ikan sate
Lauk pauk rendang
sayur lodeh
Sayuran bening buntil
hamburger
Siap santap ketoprak pizza
pisang
Buah- apel anggur
buahan kroket
Makanan lemper lapis legit
es campur
ringan
teh/kopi minuman
Minuman ringan
Makanan dalam kelompok A bisa dibilang berkomposisi paling baik, karena mengandung serat dan
atau rendah hidrat arang olahan serta rendah lemak. Sementara golongan C kurang baik karena
kandungan gulanya tinggi, rendah atau tanpa serat, dan terlalu banyak lemak. Jadi, dianjurkan untuk
memilih A atau B, bukan C. Nasi lebih baik daripada bubur, karena kandungan serat lebih baik
sehingga lebih lama bertahan di usus. Pemanis gula bisa diganti dengan pemanis buatan.
Di sini diberikan pula contoh menu yang dapat diikuti (20 unit atau 1.600 kalori):
Makan pagi
Setangkap roti tawar 1,50 unit
Sebutir telur ayam 1,25 unit
1 sendok teh selai 0,25 unit
1 gls susu skim 0,75 unit
8. Selingan (di kantor):
Arem-arem 2,75 unit
Teh tanpa gula
Makan siang:
Nasi putih 1,25 unit
Daging cah kembang kol 3,00 unit
Sayur bening bayem 0,25 unit
Pepaya 0,50 unit
Selingan sore
Serabi pandan (kue basah) 1,75 unit
1 gls jus melon 0,50 unit
Makan malam
Nasi, sayur, daging, ikan goreng, 3,75 unit
gado-gado
0,25 unit
1 gls jus tomat
Selingan malam
9. 1 pisang ambon 1,25 unit
Dengan melakukan diet yang teratur dan disiplin pasti kadar gula dapat dikendalikan.
Jangan lupa olahraga
Selain memperhatikan pola makan sehari-hari, penderita harus melakukan latihan fisik. Pada
prinsipnya olahraga bagi penderita diabetes tidak berbeda dengan yang untuk orang sehat. Juga
antara penderita baru atau pun lama. Olahraga itu terutama untuk membakar kalori tubuh, sehingga
glukosa darah bisa terpakai untuk energi. Dengan demikian kadar gulanya bisa turun.
“Saya punya banyak pasien diabetes. Hanya dengan latihan olahraga mereka sanggup hidup seperti
orang-orang sehat tanpa obat,” papar dr. Hario Tilarso. Lebih baik menyembuhkan secara alamiah, itu
prinsipnya. Kalau dengan latihan, gula darahnya bisa turun, mengapa harus dengan obat. Obat baru
diberikan kalau penurunannya alot sehingga dikhawatirkan timbul komplikasi macam-macam.
“Pengalaman saya menunjukkan, orang-orang yang tidak tergantung insulin, bisa turun kadar gulanya
hanya denganexercise. Bahkan, ketika menghadiri pesta, penderita diabetes bisa makan banyak.
Tapi, besoknya dia harus lari untuk membakar kalori yang telah masuk,” katanya.
Penderita diabetes yang telah lama dikhawatirkan bisa mengalami arterosklerosis (penyempitan
pembuluh darah). Namun, dengan berolahraga timbunan kolesterol di pembuluh darah akan
berkurang, sehingga risiko terkena penyakit jantung juga menurun.
Menurut dokter olahraga di Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat (BKOM) DKI Jaya ini, sebaiknya
jenis olahraga bagi penderita diabetes dipilih yang memiliki nilai aerobik tinggi, macam jalan cepat,
lari (joging), senam aerobik, renang, dan bersepeda. Jenis olahraga lainnya, tenis, tenis meja, bahkan
sepakbola, pun boleh dilakukan asal dengan perhatian ekstra.
FID (frekuensi, intensitas, dan durasi) olahraga bagi penderita diabetes pada prinsipnya tidak berbeda
dengan yang diterapkan untuk orang sehat. Frekuensi berolah raga adalah 3 – 5 kali seminggu.
“Sebaiknya, dipilih waktu yang tepat karena panas matahari bisa membakar kalori lebih banyak. Ini
berbahaya karena bisa menyebabkan hipoglikemia, kekurangan gula darah,” jelas dr. Hario.
Cuma, penderita yang menggunakan suntikan insulin harus hati-hati. Harus diperhatikan waktu
puncak kerja insulin yang disuntikkan. “Jangan sampai saat puncak insulin bekerja, penderita
10. berolahraga. Saat itu kadar gula darah akan banyak turun. Kalau ditambah latihan, bisa tambah turun
lagi, bisa kena hipoglikemia,” katanya.
Jadi, insulin yang digunakan harus diketahui dulu kerjanya, short acting ataulong acting. Biasanya,
berdasarkan kondisi penderita, dokter menentukan jenis insulin yang diberikan. Nah, jadwal
olahraganya disesuaikan dengan kerja insulin itu.
Intensitasnya berkisar 60 – 75% DSM (denyut nadi maksimal, yang perhitungannya 220 – umur
dalam tahun). Durasinya kira-kira 60 menit setiap kali berolahraga pada zone latihan. Untuk penderita
diabetes yang berbadan gemuk, durasinya bisa ditambah, misal 90 menit. “Dengan penambahan lama
latihan, tidak cuma gula darah yang berkurang, lemak tubuh pun ikut dibakar,” tutur dr. Hario.
Bila kepala melayang
Latihan beban juga dianjurkan untuk penderita diabetes. “Di samping memelihara kadar gula darah,
penderita juga memelihara massa ototnya agar ototnya tetap kokoh, sehingga bisa tetap produksi
seperti yang lain,” katanya.
Khusus yang sudah sangat parah, misalnya saraf kakinya sudah terganggu, dipilih olahraga yang
ringan dan tidak terlalu banyak serta keras benturannya. Misalnya bersepeda. Itu pun harus hati-hati,
terutama kalau sudah sampai terjadi retinopati diabetik (gangguan retina mata), karena kemungkinan
terjadinya perdarahan sangat besar. Bila penyakitnya lebih parah, misalnya dengan kadar gula di atas
400 yang tak memungkinkannya bergerak aktif, penanganannya lebih diserahkan pada dokter
penyakit dalam. “Pilihannya memang agak sulit. Kita harus bekerja secara interdisiplin. Jadi, yang bisa
berolahraga hanya mereka yang betul-betul masih aktif, tidak ada keterbatasan
pada musculuskeletal, tidak ada atritis, dan keterbatasan lainnya.”
Sedangkan penderita diabetes berbadan gemuk, jenis olahraganya dikombinasikan dengan latihan
untuk obesitas. “Biasanya, lamanya tidak satu jam, melainkan dua jam misalnya. Maksudnya, supaya
pembakarannya lebih banyak, gula darahnya turun, dan lemak tubuhnya berkurang. Kalau dia betul-
betul menuruti aturan, semuanya tidak masalah,” katanya.
Dalam melakukan olahraga, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Kadar gula darah penderita
saat melakukan olahraga harus berada pada kisaran 100 – 300 mg/dl. “Lebih dari 300 mg/dl
dikhawatirkan terjadi ketosis (kelebihan keton dalam jaringan), misalnya. Penderita dengan kadar
gula yang terlalu rendah juga dilarang melakukan latihan. Sementara jika kadar gulanya sudah
11. normal lalu melakukan olahraga, ditakutkan malah terjadi hipoglikemia.” Supaya aman, katanya,
penderita harus berolahraga bersama orang lain. Kalau ada apa-apa, ada yang bisa membantu.
Penderita diabetes sebaiknya juga berbekal sedikit makanan atau minuman yang manis-manis. Boleh
roti manis, permen, teh manis. “Kalau kepala sudah mulai melayang, langsung saja makan atau
minum bekal itu secukupnya. Juga bila keringat dingin sudah mulai keluar. Kepala melayang dan
keringat dingin itu menunjukkan gula darahnya sudah turun berlebih,” papar Hario.
Pada penderita diabetes, kalau kebanyakan gula bisa menimbulkan hiperglikemia dan ini bisa
membuat keracunan. Tapi ini efeknya lama. Yang cepat pengaruhnya dan bisa menimbulkan kematian
justru hipoglikemia.
Mereka yang memilih jenis olahraga yang memerlukan waktu lama, macam tenis lapangan atau
sepakbola, sebaiknya setiap 30 menit mengkonsumsi glukosa (makanan atau minuman manis).
Dengan cara itu kadar gula darahnya bisa dijaga agar tidak terlalu turun. Yang perlu diperhatikan pula
saat berolahraga adalah cuaca. Pada cuaca sangat panas, penyerapan insulin banyak sekali. Berarti
gula darah lebih terserap lagi.
Menjaga kebersihan dan kesehatan kaki juga penting dalam berolahraga. Ketika sedang joging atau
jalan, kaki akan bergesekan dengan sepatu. Karena itu, kaus kaki yang dikenakan harus bersih.
Sepatu pun harus yang lunak bagian dalamnya untuk menghindari lecet. Pakailah sepatu sesuai
penggunaannya.
Dengan rajin berolahraga ditambah mengatur menu makanan serta mengontrol kadar gula darah
secara teratur, komplikasi akibat diabetes dapat dihindari. (Nanny Selamihardja/I Gede Agung
Yudana)
Sumber : http://www.indomedia.com