SlideShare a Scribd company logo
1 of 32
• Merupakan komponen utama dari desentralisasi.
• Daerah harus mendapatkan sumber-sumber keuangan
yang berasal dari PAD, BHPBP, Pinjaman, dan
subsidi/bantuan dari pemrintah pusat
• Faktor-faktor pendukung Desentralisasi Fiskal
– Pemerintah Pusat yang mampu melakukan
pengawasan dan enforcement
– SDM yang kuat dari Pemerintah Daerah
– Keseimbangan dan kejelasan dalam pembagian
tanggung jawab dan kewenangan dalam melakukan
kegiatan pungutan pajak dan retribusi daerah
• Kebijaksanaan perimbangan keuangan
antara Pusat dan daerah dilakukan
dengan mengikuti pembagian kewenangan
atau money follows function.
• HKPD dilakukan berdasarkan azas:
– Desentralisasi  pembiayaan atas beban
APBD
– Dekonsentrasi  beban APBN
– Tugas pembantuan  beban anggaran
tingkat pemerintahan yang menugaskan
• Daerah diberikan kewenangan untuk memungut
pajak/retribusi (tax assignment) dan pemberian
bagi hasil penerimaan (revenue sharing) serta
bantuan keuangan (grant).
• Secara umum, sumber dana bagi daerah terdiri
dari:
– Dana perimbangan (Dana Bagi Hasil, DAU, DAK)
– Pinjaman daerah
– Dekonsentrasi
– Tugas pembantuan
• Tiga sumber pertama langsung dikelola oleh Pemda
melalui APBD, yang lainnya dikelola oleh
Pemerintah Pusat melalui kerjasama dengan
Pemerintah Daerah
• “Efek Menyebar/Merembes” antar
daerah (Inter-juridictional Spill Over
Effects)
• Demokratisasi
• Menghilangkan senjang vertikal dan
horisontal
• Mendekatkan pelayanan publik kepada
masyarakat
• Menjelaskan bahwa kinerja pemerintah
daerah untuk memfasilitasi kebutuhan
masyarakat supaya lebih efisien
Aspek Perencanaan: Dominannya pemerintah pusat
Aspek Pelaksanaan: harus tunduk pada juklak/
Juknis dari pemerintah pusat
Aspek Pengawasan: banyaknya institusi
Pengawasan  sering tumpang tindih
Masalah
UU 22/1999
UU 25/1999
UU 32/2004
UU 33/2004
OTONOMI DAERAH
DAN DESENTRALISASI
FISKAL
Pengalihan
Kewenangan
Penataan
Dan Perimbangan
Keuangan Daerah
revisi
mengatur
diikuti
PAD
Penganggaran
PAJAK DAERAH
HASIL PENGELOLAAN
KEKAYAAN DAERAH
YANG DIPISAHKAN
LAIN-LAIN PAD YANG
SAH
RETRIBUSI DAERAH
11
KOMPONEN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD)
Sumber: UU No 28 Tahun 2009
Pajak Provinsi
1. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB)
2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
(BBNKB)
3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor (PBBKB)
4. Pajak Air Permukaan
5. Pajak Rokok
12
Pajak Kabupaten /
Kota
1. Pajak Hotel
2. Pajak Restoran
3. Pajak Hiburan
4. Pajak Reklame
5. Pajak Penerangan Jalan
6. Pajak Mineral Bukan Logam dan
Batuan
7. Pajak Parkir
8. Pajak Air Tanah
9. Pajak Sarang Burung Walet
10. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan
dan Perkotaan
11. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
BangunanSumber: UU No 28 Tahun 2009
Jasa Umum Jasa Usaha Perizinan Tertentu
1. Yan Kesehatan (P/K)
2. Yan Persampahan (P/K)
3. Ganti Biaya Cetak KTP dan
Akta Capil X
4. Yan Pemakaman (K)
5. Yan Parkir di tepi jalan umum
(K)
6. Yan Pasar (K)
7. Pengujian Kendaraan
Bermotor (K)
8. Pemeriksaan Alat Pemadam
Kebakaran (K)
9. Ganti Biaya Cetak Peta (K)
10. Penyediaan dan/atau
Penyedotan Kakus (K)
11. Pengolahan Limbah Cair (K)
12. Yan Tera/Tera Ulang (K)
13. Yan Pendidikan (P/K)
14. Pengendalian Menara
Telekomunikasi (K)
15. Pengend. Lalu Lintas (P/K)
1. Pemakaian Kekayaan Daerah
(P/K)
2. Pasar Grosir/Pertokoan (K)
3. Tempat Pelelangan (K)
4. Terminal (P/K)
5. Tempat Khusus Parkir (P/K)
6. Tempat Penginapan/Villa (P/K)
7. Rumah Potong Hewan (P/K)
8. Kepelabuhanan (P/K)
9. Tempat Rekreasi dan Olahraga
(P/K)
10. Penyeberangan di air (P/K)
11. Penjualan Produksi Usaha
Daerah (P/K)
1. Izin Mendirikan Bangunan (K)
2. Izin Tempat Penjualan Minuman
Beralkohol (K)
3. Izin Gangguan-HO (K)
4. Izin Trayek (P/K)
5. Izin Usaha Perikanan (P/K)
6. Izin Perpanjangan IMTA (P/K)
Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa/pemberian
izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemda untuk kepentingan
orang pribadi atau badan
Tarif retribusi daerah ditinjau paling lama 3 (tiga) tahun sekali, dengan mempertimbangkan perkembangan Indeks
harga serta perkembangan perekonomian. Perubahan tarif retribusi tsb ditetapkan dengan Peraturan Kepala
Daerah.Sumber: UU No 28 Tahun 2009
HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN
14
LABA/
BUMD
PENGANGGARAN LAIN-LAIN PAD YANG SAH
Pendapatan bunga atau jasa giro dari dana cadangan, dianggarkan
pada akun pendapatan, kelompok PAD, jenis Lain-lain PAD Yang Sah,
obyek Bunga atau Jasa Giro Dana Cadangan, rincian obyek Bunga atau
Jasa Giro Dana Cadangan sesuai peruntukannya.
Sumber: UU No 28 Tahun 2009
1. DANA PERIMBANGAN
2. DANA OTONOMI KHUSUS
3. DANA PENYESUAIAN
BELANJA UNTUK DAERAH
Pajak
SDA
PPh WPOPDN dan PPh Ps 21
Pajak Bumi dan Bangunan
Bea Perolehan Hak Atas
Tanah dan Bangunan
Pertambangan Minyak Bumi
Pertambangan Gas Bumi
Pertambangan Umum
Kehutanan
Perikanan
Pertambangan Panas Bumi
DBH
DAK
DAU
Landasan
Kebijakan Dana Perimbangan
1.UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah.
2.PP No. 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan
 Bersumber dari APBN untuk membiayai kebutuhan
daerah
 Tujuan :
Mengurangi kesenjangan fiskal antara Pemerintah
Pusat dan Daerah (vertical imbalance) serta antar
Daerah (horizontal imbalance)
 Meliputi:
 Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak (SDA)
 Dana Alokasi Umum (DAU)
 Dana Alokasi Khusus (DAK)
Sumber: PP No. 55 Tahun 2005
Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka
persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam
rangka pelaksanaan desentralisasi
 Dana Bagi Hasil Pajak
 Dana Bagi Hasil SDA
Sumber: PP No. 55 Tahun 2005
Bagi Hasil Pajak
PBB BPHTB PPh Ps 25 dan 29
Wajib Pajak Orang
Pribadi Dalam Negeri
dan PPh Ps 21
Pusat (10%)
Daerah
(90%)
Provinsi
(16,2%)
Kabupaten/
Kota (64,8%)
Biaya
Pemungutan
(9%)
Dibagi Rata
ke Kab/Kota
(65%)
Insentif Kab/
Kota (35%)
Pusat (20%)
Daerah
(80%)
Provinsi
(16%)
Kabupaten/
Kota (64%)
Dibagi Rata
ke Kab/Kota
Pusat (80%)
Daerah
(20%)
Provinsi
(40%)
Kabupate
n/ Kota
(60%)
Sumber: UU No 33 Tahun 2004
Adalah bagian daerah yang berasal dari
penerimaan sumber daya alam :
 Kehutanan
 Pertambangan Umum
 Perikanan
 Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
 Pertambangan Panas Bumi
Sumber: PP No. 55 Tahun 2005
Bagi Hasil Sumber
Daya Alam
Kehutanan
Pertambangan
Umum
Iuran Hak Penguasaan
Hutan (IHPH)
Provisi Sumber Daya
Hutan (PSDH)
Dana Reboisasi
Pusat (20%)
Pusat (20%)
Daerah (80%)
Daerah (80%)
Pusat (60%)
Daerah (40%)
Provinsi (16%)
Kabupaten/Kota (64%)
Provinsi (16%)
Kabupaten/Kota Penghasil (32%)
Kabupaten/Kota dalam satu provinsi (32%)
Iuran Tetap (Land Rent)
Iuran Eksplorasi dan
Eksploitasi (Royalty)
Pusat (20%)
Daerah (80%)
Pusat (20%)
Daerah (80%)
Provinsi (16%)
Kabupaten/Kota (64%)
Perikanan
Pungutan Pengusahaan
Perikanan
Provinsi (16%)
Kabupaten/Kota Penghasil (32%)
Kabupaten/Kota dalam satu provinsi (32%)
Pungutan Hasil
Perikanan
Pusat (20%)
Kabupaten/Kota (80%)
Pertambangan
Minyak Bumi
Pertambangan
Gas Bumi
Pertambangan
Panas Bumi
Pusat (84,5%)
Daerah (15,5%)
Provinsi (3,1%)
Kabupaten/Kota Penghasil (6,2%)
Kabupaten/Kota dalam satu provinsi (6,2%)
0,1% untuk Anggaran Pendidikan Dasar
Pusat (69,5%)
Daerah (30,5%)
Provinsi (6,1%)
Kabupaten/Kota Penghasil (12,2%)
Kabupaten/Kota dalam satu provinsi (12,2%)Setoran Bagian
Pemerintah
Iuran Tetap dan
Produksi
0,1% untuk Anggaran Pendidikan Dasar
0,2% untuk Anggaran Pendidikan Dasar
0,2% untuk Anggaran Pendidikan Dasar
0,2% untuk Anggaran Pendidikan Dasar
0,2% untuk Anggaran Pendidikan Dasar
Pusat (20%)
Daerah (80%) 16 % Provinsi; 32% Kab/Kota Penghasil; 32% Kab/Kota dalam satu provinsi
Sumber: UU No 33 Tahun 2004
• Penyaluran DBH SDA dilaksanakan berdasarkan
realisasi penerimaan sumber daya alam tahun
anggaran berjalan dan dilaksanakan secara
triwulanan.
• Penyaluran DBH Sumber Daya Alam dilaksanakan
dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Kas
Umum Negara ke Rekening Kas Umum Daerah.
Sumber: PP No. 55 Tahun 2005
 Dana yang bersumber dari Pendapatan APBN yang dialokasikan
dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk
mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
Desentralisasi
 Merupakan instrumen transfer yang bertujuan untuk meminimumkan
ketimpangan fiskal antardaerah, sekaligus memeratakan kemampuan
antardaerah (equalization grant).
 Tolok ukur keberhasilan alokasi DAU adalah tercapainya
pemerataan total penerimaan daerah per kapita secara optimal.
 Penggunaan ditetapkan sesuai dengan prioritas dan kebutuhan
masing-masing daerah (block grant)
Kebutuhan fiskal :
 Jumlah Penduduk,
 Luas Wilayah,
 Indeks Kemahalan Konstruksi,
 Indeks Pembangunan Manusia, dan
 PDRB per Kapita
Kapasitas Fiskal :
 Pendapatan Asli Daerah,
 Dana Bagi Hasil SDA, dan
 Dana Bagi Hasil Pajak.
Sumber: PP No. 55 Tahun 2005
Dana Alokasi Khusus
 Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber
dari Pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah
tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan
khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan
prioritas nasional.
 Daerah tertentu adalah daerah yang memenuhi kriteria yang
ditetapkan. Dengan demikian tidak semua daerah
mendapatkan alokasi DAK.
Sumber: PP No. 55 Tahun 2005
 Diprioritaskan untuk membantu daerah-daerah dengan
kemampuan keuangan dibawah rata-rata nasional, dalam
rangka mendanai kegiatan penyediaan sarana dan
prasarana fisik pelayanan dasar yang sudah merupakan
urusan daerah.
 Menunjang percepatan pembangunan sarana dan
prasarana di wilayah pesisir dan kepulauan, perbatasan
darat dengan negara lain, tertinggal/terpencil, serta
termasuk kategori daerah ketahanan pangan.
ARAH KEBIJAKAN DAK
Sumber: PP No. 55 Tahun 2005
pE
SUMBER : PERDA PROVINSI JAMBI
NO 10 TAHUN 2016
RINGKASAN APBD PROVINSI JAMBI TAHUN 2017
APBD PROV JAMBI
33.5%
66.4%
0.1%
STRUKTUR PENDAPATAN
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH
YANG SAH
DANA PERIMBANGAN
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Dari Grafik di
samping terlihat
bahwa Dana
Perimbangan
penopang
terbesar
Pendapatan
APBD yakni 66
%
55%
45%
PRESENTASE BELANJA
LANGSUNG DAN BELANJA
TIDAK LANGSUNG
BELANJA TIDAK LANGSUNG
BELANJA LANGSUNG
42.35%
0.00%
27.28%
0.00%
23.19%
6.61%
0.51%
0.06%
PRESENTASE BELANJA TIDAK LANGSUNG
BELANJA PEGAWAI
BELANJA SUBSIDI
BELANJA HIBAH
BELANJA BANTUAN SOSIAL
BELANJA BAGI HASIL
BELANJA BANTUAN
KEUANGAN
BELANJA TIDAK TERDUGA
BELANJA BANTUAN KEPADA
PARTAI POLITIK
Dilihat dari struktur APBD Belanja Prov. Jambi TA 2017 dapat dijelaskan
sebagai berikut :
a. Belanja Tidak Langsung (Publik) lebih besar (55 %) dari Belanja Langsung
(45 %) terutama untuk Belanja Barang Jasa dan Belanja Modal
b. Belanja Pegawai mencapai 42 % selanjutnya 27 % untuk Belanja Hibah
untuk Presentase Belanja Tidak Langsung.
9%
40%51%
PRESENTASE BELANJA LANGSUNG
BELANAJA PEGAWAI
BELANJA BARANG DAN
JASA
BELANJA MODAL
Dilihat dari struktur Presentase Belanja Langsung dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Belanja Modal lebih besar (51 %) dan Belanja Barang dan Jasa (40%)
Meskipun masih ada belanja Pegawai di bawah 10% belanja Belanja
Langsung.
• Implementasi desentralisasi telah dilakukan di
indonesia, dengan memberikan dana perimbangan dan
kewenangan pada daerah untuk meningkatkan PAD.
• Dana perimbangan dari tahun ke tahun meningkat
dalam jumlah dan jenisnya, namun pemerintah daerah
belum mampu meningkatkan keuangan daerah secara
maksimal.
• Provinsi jambi dalam pendapatan asli daerahnya belum
mampu optimal dalam membiayai pembangunan. APBD
jambi masih didominasi oleh dana perimbangan dari
pemerintah pusat
• Pemerintah daerah lebih fokus
membelanjakan keuangan daerah pada
penyediaan barang dan jasa dengan skala
ekonomi yang efesien
• Pemda perlu meningkatkan investasi
swasta dan badan perusahaan milik
daerah sebagai pemacu utama
pertumuhan dan peningkstsn ekonomi

More Related Content

What's hot

7 ringkasan perda apbd 2018
7 ringkasan perda apbd 20187 ringkasan perda apbd 2018
7 ringkasan perda apbd 2018pandirambo900
 
KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SETELAH DITETAPKANNYA PMK 125/PMK.07/20...
KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SETELAH DITETAPKANNYA PMK 125/PMK.07/20...KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SETELAH DITETAPKANNYA PMK 125/PMK.07/20...
KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SETELAH DITETAPKANNYA PMK 125/PMK.07/20...Pratiwi Gitomartoyo
 
Desentralisasi fiskal-Pertemuan ke II- MK P4D
Desentralisasi fiskal-Pertemuan ke II- MK P4DDesentralisasi fiskal-Pertemuan ke II- MK P4D
Desentralisasi fiskal-Pertemuan ke II- MK P4DSTISIPOL Raja Haji
 
14 15 ringkasan perda papbd 2019
14 15 ringkasan perda papbd 201914 15 ringkasan perda papbd 2019
14 15 ringkasan perda papbd 2019pandirambo900
 
121338083 pengaruh-pemeriksaan-pajak-daerah-terhadap-penerimaan-pajak-daerah-...
121338083 pengaruh-pemeriksaan-pajak-daerah-terhadap-penerimaan-pajak-daerah-...121338083 pengaruh-pemeriksaan-pajak-daerah-terhadap-penerimaan-pajak-daerah-...
121338083 pengaruh-pemeriksaan-pajak-daerah-terhadap-penerimaan-pajak-daerah-...Operator Warnet Vast Raha
 
Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)
Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)
Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)Mohammad Ramadhan
 
Penganggaran dana kelurahan
Penganggaran dana kelurahanPenganggaran dana kelurahan
Penganggaran dana kelurahanhoyin rizmu
 
Pajak Air Permukaan
Pajak Air Permukaan Pajak Air Permukaan
Pajak Air Permukaan Andes Asmuni
 
3 dok prioritas & plafon 2018
3 dok prioritas & plafon 20183 dok prioritas & plafon 2018
3 dok prioritas & plafon 2018pandirambo900
 
Evaluasi dbh dan sda
Evaluasi dbh dan sdaEvaluasi dbh dan sda
Evaluasi dbh dan sdarusdiman1
 
Kemenkeu djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdagangan
Kemenkeu   djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdaganganKemenkeu   djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdagangan
Kemenkeu djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdaganganOperator Warnet Vast Raha
 
ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH ...
ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH ...ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH ...
ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH ...STIE Mulia Pratama
 
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) pptTinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) pptEnvaPya
 
16 penjabaran papbd 2018
16 penjabaran papbd 201816 penjabaran papbd 2018
16 penjabaran papbd 2018pandirambo900
 

What's hot (20)

7 ringkasan perda apbd 2018
7 ringkasan perda apbd 20187 ringkasan perda apbd 2018
7 ringkasan perda apbd 2018
 
KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SETELAH DITETAPKANNYA PMK 125/PMK.07/20...
KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SETELAH DITETAPKANNYA PMK 125/PMK.07/20...KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SETELAH DITETAPKANNYA PMK 125/PMK.07/20...
KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SETELAH DITETAPKANNYA PMK 125/PMK.07/20...
 
Desentralisasi fiskal-Pertemuan ke II- MK P4D
Desentralisasi fiskal-Pertemuan ke II- MK P4DDesentralisasi fiskal-Pertemuan ke II- MK P4D
Desentralisasi fiskal-Pertemuan ke II- MK P4D
 
14 15 ringkasan perda papbd 2019
14 15 ringkasan perda papbd 201914 15 ringkasan perda papbd 2019
14 15 ringkasan perda papbd 2019
 
121338083 pengaruh-pemeriksaan-pajak-daerah-terhadap-penerimaan-pajak-daerah-...
121338083 pengaruh-pemeriksaan-pajak-daerah-terhadap-penerimaan-pajak-daerah-...121338083 pengaruh-pemeriksaan-pajak-daerah-terhadap-penerimaan-pajak-daerah-...
121338083 pengaruh-pemeriksaan-pajak-daerah-terhadap-penerimaan-pajak-daerah-...
 
Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)
Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)
Optimalisasi dan efektifitas PAD (Pendapatan Asli Daerah)
 
Paparan FGD SHSR
Paparan FGD SHSRPaparan FGD SHSR
Paparan FGD SHSR
 
Modul 8 adpu4333
Modul 8 adpu4333Modul 8 adpu4333
Modul 8 adpu4333
 
Presentasi dak
Presentasi dakPresentasi dak
Presentasi dak
 
Analisis Ksesenjangan Pajak
Analisis Ksesenjangan PajakAnalisis Ksesenjangan Pajak
Analisis Ksesenjangan Pajak
 
Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab V)
Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab V)Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab V)
Nota Keuangan dan RAPBN 2011 (Bab V)
 
Penganggaran dana kelurahan
Penganggaran dana kelurahanPenganggaran dana kelurahan
Penganggaran dana kelurahan
 
Pajak Air Permukaan
Pajak Air Permukaan Pajak Air Permukaan
Pajak Air Permukaan
 
3 dok prioritas & plafon 2018
3 dok prioritas & plafon 20183 dok prioritas & plafon 2018
3 dok prioritas & plafon 2018
 
Evaluasi dbh dan sda
Evaluasi dbh dan sdaEvaluasi dbh dan sda
Evaluasi dbh dan sda
 
Kemenkeu djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdagangan
Kemenkeu   djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdaganganKemenkeu   djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdagangan
Kemenkeu djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdagangan
 
85 pmk.03 2019
85 pmk.03 201985 pmk.03 2019
85 pmk.03 2019
 
ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH ...
ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH ...ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH ...
ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH ...
 
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) pptTinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
Tinjauan atas formula Perhitungan Dana Alokasi Umum (DAU) ppt
 
16 penjabaran papbd 2018
16 penjabaran papbd 201816 penjabaran papbd 2018
16 penjabaran papbd 2018
 

Similar to DESENTRALISASI FISKAL

Pembiayaan-Pembangunan-Pertemuan-8 Pembiayaan-Pembangunan-Pertemuan-8 Pembiay...
Pembiayaan-Pembangunan-Pertemuan-8 Pembiayaan-Pembangunan-Pertemuan-8 Pembiay...Pembiayaan-Pembangunan-Pertemuan-8 Pembiayaan-Pembangunan-Pertemuan-8 Pembiay...
Pembiayaan-Pembangunan-Pertemuan-8 Pembiayaan-Pembangunan-Pertemuan-8 Pembiay...Kavazaf
 
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENJELASKAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) (KASUS: KA...
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENJELASKAN  DANA ALOKASI UMUM (DAU) (KASUS: KA...ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENJELASKAN  DANA ALOKASI UMUM (DAU) (KASUS: KA...
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENJELASKAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) (KASUS: KA...fajrillah
 
3. Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah-Sumule.pptx
3. Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah-Sumule.pptx3. Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah-Sumule.pptx
3. Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah-Sumule.pptxAhmadGozali32
 
3. Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah-Sumule.pptx
3. Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah-Sumule.pptx3. Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah-Sumule.pptx
3. Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah-Sumule.pptxselametuntung
 
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan DaerahStrategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
2015 juli 01_sumardi_analisis keuda_kua ppas_magetan_2016_pendapatan daerah
2015 juli 01_sumardi_analisis keuda_kua ppas_magetan_2016_pendapatan daerah2015 juli 01_sumardi_analisis keuda_kua ppas_magetan_2016_pendapatan daerah
2015 juli 01_sumardi_analisis keuda_kua ppas_magetan_2016_pendapatan daerahSumardi Wiryosumarto
 
Paparan Pedum 2021 LENGKAP edit.pptx
Paparan Pedum 2021 LENGKAP edit.pptxPaparan Pedum 2021 LENGKAP edit.pptx
Paparan Pedum 2021 LENGKAP edit.pptxalpin14
 
Penyusunan APBD 2021.pptx
Penyusunan APBD 2021.pptxPenyusunan APBD 2021.pptx
Penyusunan APBD 2021.pptxJoseRizal53
 
Potensi Pendanaan Program Sanitasi
Potensi Pendanaan Program SanitasiPotensi Pendanaan Program Sanitasi
Potensi Pendanaan Program Sanitasiinfosanitasi
 
MAKALAH KEUANGAN DAERAH
MAKALAH KEUANGAN DAERAHMAKALAH KEUANGAN DAERAH
MAKALAH KEUANGAN DAERAHRAMASYAFARADI
 
Penyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Keuangan Daerah
Penyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Keuangan DaerahPenyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Keuangan Daerah
Penyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Keuangan Daerahinfosanitasi
 

Similar to DESENTRALISASI FISKAL (20)

Pembiayaan-Pembangunan-Pertemuan-8 Pembiayaan-Pembangunan-Pertemuan-8 Pembiay...
Pembiayaan-Pembangunan-Pertemuan-8 Pembiayaan-Pembangunan-Pertemuan-8 Pembiay...Pembiayaan-Pembangunan-Pertemuan-8 Pembiayaan-Pembangunan-Pertemuan-8 Pembiay...
Pembiayaan-Pembangunan-Pertemuan-8 Pembiayaan-Pembangunan-Pertemuan-8 Pembiay...
 
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENJELASKAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) (KASUS: KA...
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENJELASKAN  DANA ALOKASI UMUM (DAU) (KASUS: KA...ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENJELASKAN  DANA ALOKASI UMUM (DAU) (KASUS: KA...
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MENJELASKAN DANA ALOKASI UMUM (DAU) (KASUS: KA...
 
SLIDE_5 SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdf
SLIDE_5  SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdfSLIDE_5  SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdf
SLIDE_5 SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdf
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
3. Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah-Sumule.pptx
3. Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah-Sumule.pptx3. Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah-Sumule.pptx
3. Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah-Sumule.pptx
 
3. Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah-Sumule.pptx
3. Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah-Sumule.pptx3. Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah-Sumule.pptx
3. Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah-Sumule.pptx
 
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan DaerahStrategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
 
APBN dan APBD
APBN dan APBDAPBN dan APBD
APBN dan APBD
 
Keuangan negara
Keuangan negaraKeuangan negara
Keuangan negara
 
Otda Dalam Kerangka NKRI
Otda Dalam Kerangka NKRIOtda Dalam Kerangka NKRI
Otda Dalam Kerangka NKRI
 
APBN Dan APBD
APBN Dan APBD APBN Dan APBD
APBN Dan APBD
 
2015 juli 01_sumardi_analisis keuda_kua ppas_magetan_2016_pendapatan daerah
2015 juli 01_sumardi_analisis keuda_kua ppas_magetan_2016_pendapatan daerah2015 juli 01_sumardi_analisis keuda_kua ppas_magetan_2016_pendapatan daerah
2015 juli 01_sumardi_analisis keuda_kua ppas_magetan_2016_pendapatan daerah
 
Paparan Pedum 2021 LENGKAP edit.pptx
Paparan Pedum 2021 LENGKAP edit.pptxPaparan Pedum 2021 LENGKAP edit.pptx
Paparan Pedum 2021 LENGKAP edit.pptx
 
Penyusunan APBD 2021.pptx
Penyusunan APBD 2021.pptxPenyusunan APBD 2021.pptx
Penyusunan APBD 2021.pptx
 
Potensi Pendanaan Program Sanitasi
Potensi Pendanaan Program SanitasiPotensi Pendanaan Program Sanitasi
Potensi Pendanaan Program Sanitasi
 
Pengelolaan keuangan
Pengelolaan keuanganPengelolaan keuangan
Pengelolaan keuangan
 
Desentralisasi Fiskal
Desentralisasi FiskalDesentralisasi Fiskal
Desentralisasi Fiskal
 
MAKALAH KEUANGAN DAERAH
MAKALAH KEUANGAN DAERAHMAKALAH KEUANGAN DAERAH
MAKALAH KEUANGAN DAERAH
 
Penyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Keuangan Daerah
Penyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Keuangan DaerahPenyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Keuangan Daerah
Penyusunan RPIJM Cipta Karya, Aspek Keuangan Daerah
 

More from Fredo Tiwery

Spi infrastruktur
Spi infrastruktur Spi infrastruktur
Spi infrastruktur Fredo Tiwery
 
Strategi Pembangunan Dan Industrialisasi; Global Value Chain
Strategi Pembangunan Dan Industrialisasi; Global Value ChainStrategi Pembangunan Dan Industrialisasi; Global Value Chain
Strategi Pembangunan Dan Industrialisasi; Global Value ChainFredo Tiwery
 
Pelatihan dan pengembangan sdm kelompok 3
Pelatihan dan pengembangan sdm kelompok 3Pelatihan dan pengembangan sdm kelompok 3
Pelatihan dan pengembangan sdm kelompok 3Fredo Tiwery
 
Fredo. T, UGM- MAP 68- APBD Provinsi Papua 2018
Fredo. T,  UGM- MAP 68- APBD Provinsi Papua 2018Fredo. T,  UGM- MAP 68- APBD Provinsi Papua 2018
Fredo. T, UGM- MAP 68- APBD Provinsi Papua 2018Fredo Tiwery
 
Presentase program dan keg 2018 (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Nabire)...
Presentase program dan keg 2018 (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Nabire)...Presentase program dan keg 2018 (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Nabire)...
Presentase program dan keg 2018 (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Nabire)...Fredo Tiwery
 

More from Fredo Tiwery (8)

Spi infrastruktur
Spi infrastruktur Spi infrastruktur
Spi infrastruktur
 
Strategi Pembangunan Dan Industrialisasi; Global Value Chain
Strategi Pembangunan Dan Industrialisasi; Global Value ChainStrategi Pembangunan Dan Industrialisasi; Global Value Chain
Strategi Pembangunan Dan Industrialisasi; Global Value Chain
 
Pelatihan dan pengembangan sdm kelompok 3
Pelatihan dan pengembangan sdm kelompok 3Pelatihan dan pengembangan sdm kelompok 3
Pelatihan dan pengembangan sdm kelompok 3
 
Msdm-Pertamina
Msdm-Pertamina Msdm-Pertamina
Msdm-Pertamina
 
Chapter 10
Chapter 10Chapter 10
Chapter 10
 
Chapter 5
Chapter 5Chapter 5
Chapter 5
 
Fredo. T, UGM- MAP 68- APBD Provinsi Papua 2018
Fredo. T,  UGM- MAP 68- APBD Provinsi Papua 2018Fredo. T,  UGM- MAP 68- APBD Provinsi Papua 2018
Fredo. T, UGM- MAP 68- APBD Provinsi Papua 2018
 
Presentase program dan keg 2018 (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Nabire)...
Presentase program dan keg 2018 (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Nabire)...Presentase program dan keg 2018 (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Nabire)...
Presentase program dan keg 2018 (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Nabire)...
 

Recently uploaded

UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukumbrunojahur
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 

Recently uploaded (8)

UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 

DESENTRALISASI FISKAL

  • 1.
  • 2. • Merupakan komponen utama dari desentralisasi. • Daerah harus mendapatkan sumber-sumber keuangan yang berasal dari PAD, BHPBP, Pinjaman, dan subsidi/bantuan dari pemrintah pusat • Faktor-faktor pendukung Desentralisasi Fiskal – Pemerintah Pusat yang mampu melakukan pengawasan dan enforcement – SDM yang kuat dari Pemerintah Daerah – Keseimbangan dan kejelasan dalam pembagian tanggung jawab dan kewenangan dalam melakukan kegiatan pungutan pajak dan retribusi daerah
  • 3. • Kebijaksanaan perimbangan keuangan antara Pusat dan daerah dilakukan dengan mengikuti pembagian kewenangan atau money follows function. • HKPD dilakukan berdasarkan azas: – Desentralisasi  pembiayaan atas beban APBD – Dekonsentrasi  beban APBN – Tugas pembantuan  beban anggaran tingkat pemerintahan yang menugaskan
  • 4. • Daerah diberikan kewenangan untuk memungut pajak/retribusi (tax assignment) dan pemberian bagi hasil penerimaan (revenue sharing) serta bantuan keuangan (grant). • Secara umum, sumber dana bagi daerah terdiri dari: – Dana perimbangan (Dana Bagi Hasil, DAU, DAK) – Pinjaman daerah – Dekonsentrasi – Tugas pembantuan • Tiga sumber pertama langsung dikelola oleh Pemda melalui APBD, yang lainnya dikelola oleh Pemerintah Pusat melalui kerjasama dengan Pemerintah Daerah
  • 5. • “Efek Menyebar/Merembes” antar daerah (Inter-juridictional Spill Over Effects) • Demokratisasi • Menghilangkan senjang vertikal dan horisontal • Mendekatkan pelayanan publik kepada masyarakat
  • 6. • Menjelaskan bahwa kinerja pemerintah daerah untuk memfasilitasi kebutuhan masyarakat supaya lebih efisien
  • 7. Aspek Perencanaan: Dominannya pemerintah pusat Aspek Pelaksanaan: harus tunduk pada juklak/ Juknis dari pemerintah pusat Aspek Pengawasan: banyaknya institusi Pengawasan  sering tumpang tindih Masalah UU 22/1999 UU 25/1999 UU 32/2004 UU 33/2004 OTONOMI DAERAH DAN DESENTRALISASI FISKAL Pengalihan Kewenangan Penataan Dan Perimbangan Keuangan Daerah revisi mengatur diikuti
  • 8.
  • 9.
  • 10.
  • 11. PAD Penganggaran PAJAK DAERAH HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN LAIN-LAIN PAD YANG SAH RETRIBUSI DAERAH 11 KOMPONEN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) Sumber: UU No 28 Tahun 2009
  • 12. Pajak Provinsi 1. Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) 2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) 3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) 4. Pajak Air Permukaan 5. Pajak Rokok 12 Pajak Kabupaten / Kota 1. Pajak Hotel 2. Pajak Restoran 3. Pajak Hiburan 4. Pajak Reklame 5. Pajak Penerangan Jalan 6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan 7. Pajak Parkir 8. Pajak Air Tanah 9. Pajak Sarang Burung Walet 10. Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan 11. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan BangunanSumber: UU No 28 Tahun 2009
  • 13. Jasa Umum Jasa Usaha Perizinan Tertentu 1. Yan Kesehatan (P/K) 2. Yan Persampahan (P/K) 3. Ganti Biaya Cetak KTP dan Akta Capil X 4. Yan Pemakaman (K) 5. Yan Parkir di tepi jalan umum (K) 6. Yan Pasar (K) 7. Pengujian Kendaraan Bermotor (K) 8. Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran (K) 9. Ganti Biaya Cetak Peta (K) 10. Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus (K) 11. Pengolahan Limbah Cair (K) 12. Yan Tera/Tera Ulang (K) 13. Yan Pendidikan (P/K) 14. Pengendalian Menara Telekomunikasi (K) 15. Pengend. Lalu Lintas (P/K) 1. Pemakaian Kekayaan Daerah (P/K) 2. Pasar Grosir/Pertokoan (K) 3. Tempat Pelelangan (K) 4. Terminal (P/K) 5. Tempat Khusus Parkir (P/K) 6. Tempat Penginapan/Villa (P/K) 7. Rumah Potong Hewan (P/K) 8. Kepelabuhanan (P/K) 9. Tempat Rekreasi dan Olahraga (P/K) 10. Penyeberangan di air (P/K) 11. Penjualan Produksi Usaha Daerah (P/K) 1. Izin Mendirikan Bangunan (K) 2. Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol (K) 3. Izin Gangguan-HO (K) 4. Izin Trayek (P/K) 5. Izin Usaha Perikanan (P/K) 6. Izin Perpanjangan IMTA (P/K) Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa/pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemda untuk kepentingan orang pribadi atau badan Tarif retribusi daerah ditinjau paling lama 3 (tiga) tahun sekali, dengan mempertimbangkan perkembangan Indeks harga serta perkembangan perekonomian. Perubahan tarif retribusi tsb ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah.Sumber: UU No 28 Tahun 2009
  • 14. HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN 14 LABA/ BUMD PENGANGGARAN LAIN-LAIN PAD YANG SAH Pendapatan bunga atau jasa giro dari dana cadangan, dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok PAD, jenis Lain-lain PAD Yang Sah, obyek Bunga atau Jasa Giro Dana Cadangan, rincian obyek Bunga atau Jasa Giro Dana Cadangan sesuai peruntukannya. Sumber: UU No 28 Tahun 2009
  • 15. 1. DANA PERIMBANGAN 2. DANA OTONOMI KHUSUS 3. DANA PENYESUAIAN BELANJA UNTUK DAERAH Pajak SDA PPh WPOPDN dan PPh Ps 21 Pajak Bumi dan Bangunan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan Pertambangan Minyak Bumi Pertambangan Gas Bumi Pertambangan Umum Kehutanan Perikanan Pertambangan Panas Bumi DBH DAK DAU
  • 16. Landasan Kebijakan Dana Perimbangan 1.UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. 2.PP No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan
  • 17.  Bersumber dari APBN untuk membiayai kebutuhan daerah  Tujuan : Mengurangi kesenjangan fiskal antara Pemerintah Pusat dan Daerah (vertical imbalance) serta antar Daerah (horizontal imbalance)  Meliputi:  Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak (SDA)  Dana Alokasi Umum (DAU)  Dana Alokasi Khusus (DAK) Sumber: PP No. 55 Tahun 2005
  • 18. Dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi  Dana Bagi Hasil Pajak  Dana Bagi Hasil SDA Sumber: PP No. 55 Tahun 2005
  • 19. Bagi Hasil Pajak PBB BPHTB PPh Ps 25 dan 29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Ps 21 Pusat (10%) Daerah (90%) Provinsi (16,2%) Kabupaten/ Kota (64,8%) Biaya Pemungutan (9%) Dibagi Rata ke Kab/Kota (65%) Insentif Kab/ Kota (35%) Pusat (20%) Daerah (80%) Provinsi (16%) Kabupaten/ Kota (64%) Dibagi Rata ke Kab/Kota Pusat (80%) Daerah (20%) Provinsi (40%) Kabupate n/ Kota (60%) Sumber: UU No 33 Tahun 2004
  • 20. Adalah bagian daerah yang berasal dari penerimaan sumber daya alam :  Kehutanan  Pertambangan Umum  Perikanan  Pertambangan Minyak dan Gas Bumi  Pertambangan Panas Bumi Sumber: PP No. 55 Tahun 2005
  • 21. Bagi Hasil Sumber Daya Alam Kehutanan Pertambangan Umum Iuran Hak Penguasaan Hutan (IHPH) Provisi Sumber Daya Hutan (PSDH) Dana Reboisasi Pusat (20%) Pusat (20%) Daerah (80%) Daerah (80%) Pusat (60%) Daerah (40%) Provinsi (16%) Kabupaten/Kota (64%) Provinsi (16%) Kabupaten/Kota Penghasil (32%) Kabupaten/Kota dalam satu provinsi (32%) Iuran Tetap (Land Rent) Iuran Eksplorasi dan Eksploitasi (Royalty) Pusat (20%) Daerah (80%) Pusat (20%) Daerah (80%) Provinsi (16%) Kabupaten/Kota (64%) Perikanan Pungutan Pengusahaan Perikanan Provinsi (16%) Kabupaten/Kota Penghasil (32%) Kabupaten/Kota dalam satu provinsi (32%) Pungutan Hasil Perikanan Pusat (20%) Kabupaten/Kota (80%) Pertambangan Minyak Bumi Pertambangan Gas Bumi Pertambangan Panas Bumi Pusat (84,5%) Daerah (15,5%) Provinsi (3,1%) Kabupaten/Kota Penghasil (6,2%) Kabupaten/Kota dalam satu provinsi (6,2%) 0,1% untuk Anggaran Pendidikan Dasar Pusat (69,5%) Daerah (30,5%) Provinsi (6,1%) Kabupaten/Kota Penghasil (12,2%) Kabupaten/Kota dalam satu provinsi (12,2%)Setoran Bagian Pemerintah Iuran Tetap dan Produksi 0,1% untuk Anggaran Pendidikan Dasar 0,2% untuk Anggaran Pendidikan Dasar 0,2% untuk Anggaran Pendidikan Dasar 0,2% untuk Anggaran Pendidikan Dasar 0,2% untuk Anggaran Pendidikan Dasar Pusat (20%) Daerah (80%) 16 % Provinsi; 32% Kab/Kota Penghasil; 32% Kab/Kota dalam satu provinsi Sumber: UU No 33 Tahun 2004
  • 22. • Penyaluran DBH SDA dilaksanakan berdasarkan realisasi penerimaan sumber daya alam tahun anggaran berjalan dan dilaksanakan secara triwulanan. • Penyaluran DBH Sumber Daya Alam dilaksanakan dengan cara pemindahbukuan dari Rekening Kas Umum Negara ke Rekening Kas Umum Daerah. Sumber: PP No. 55 Tahun 2005
  • 23.  Dana yang bersumber dari Pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi  Merupakan instrumen transfer yang bertujuan untuk meminimumkan ketimpangan fiskal antardaerah, sekaligus memeratakan kemampuan antardaerah (equalization grant).  Tolok ukur keberhasilan alokasi DAU adalah tercapainya pemerataan total penerimaan daerah per kapita secara optimal.  Penggunaan ditetapkan sesuai dengan prioritas dan kebutuhan masing-masing daerah (block grant)
  • 24. Kebutuhan fiskal :  Jumlah Penduduk,  Luas Wilayah,  Indeks Kemahalan Konstruksi,  Indeks Pembangunan Manusia, dan  PDRB per Kapita Kapasitas Fiskal :  Pendapatan Asli Daerah,  Dana Bagi Hasil SDA, dan  Dana Bagi Hasil Pajak. Sumber: PP No. 55 Tahun 2005
  • 25. Dana Alokasi Khusus  Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber dari Pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.  Daerah tertentu adalah daerah yang memenuhi kriteria yang ditetapkan. Dengan demikian tidak semua daerah mendapatkan alokasi DAK. Sumber: PP No. 55 Tahun 2005
  • 26.  Diprioritaskan untuk membantu daerah-daerah dengan kemampuan keuangan dibawah rata-rata nasional, dalam rangka mendanai kegiatan penyediaan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar yang sudah merupakan urusan daerah.  Menunjang percepatan pembangunan sarana dan prasarana di wilayah pesisir dan kepulauan, perbatasan darat dengan negara lain, tertinggal/terpencil, serta termasuk kategori daerah ketahanan pangan. ARAH KEBIJAKAN DAK Sumber: PP No. 55 Tahun 2005
  • 27. pE SUMBER : PERDA PROVINSI JAMBI NO 10 TAHUN 2016 RINGKASAN APBD PROVINSI JAMBI TAHUN 2017
  • 28. APBD PROV JAMBI 33.5% 66.4% 0.1% STRUKTUR PENDAPATAN LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH DANA PERIMBANGAN PENDAPATAN ASLI DAERAH Dari Grafik di samping terlihat bahwa Dana Perimbangan penopang terbesar Pendapatan APBD yakni 66 %
  • 29. 55% 45% PRESENTASE BELANJA LANGSUNG DAN BELANJA TIDAK LANGSUNG BELANJA TIDAK LANGSUNG BELANJA LANGSUNG 42.35% 0.00% 27.28% 0.00% 23.19% 6.61% 0.51% 0.06% PRESENTASE BELANJA TIDAK LANGSUNG BELANJA PEGAWAI BELANJA SUBSIDI BELANJA HIBAH BELANJA BANTUAN SOSIAL BELANJA BAGI HASIL BELANJA BANTUAN KEUANGAN BELANJA TIDAK TERDUGA BELANJA BANTUAN KEPADA PARTAI POLITIK Dilihat dari struktur APBD Belanja Prov. Jambi TA 2017 dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Belanja Tidak Langsung (Publik) lebih besar (55 %) dari Belanja Langsung (45 %) terutama untuk Belanja Barang Jasa dan Belanja Modal b. Belanja Pegawai mencapai 42 % selanjutnya 27 % untuk Belanja Hibah untuk Presentase Belanja Tidak Langsung.
  • 30. 9% 40%51% PRESENTASE BELANJA LANGSUNG BELANAJA PEGAWAI BELANJA BARANG DAN JASA BELANJA MODAL Dilihat dari struktur Presentase Belanja Langsung dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Belanja Modal lebih besar (51 %) dan Belanja Barang dan Jasa (40%) Meskipun masih ada belanja Pegawai di bawah 10% belanja Belanja Langsung.
  • 31. • Implementasi desentralisasi telah dilakukan di indonesia, dengan memberikan dana perimbangan dan kewenangan pada daerah untuk meningkatkan PAD. • Dana perimbangan dari tahun ke tahun meningkat dalam jumlah dan jenisnya, namun pemerintah daerah belum mampu meningkatkan keuangan daerah secara maksimal. • Provinsi jambi dalam pendapatan asli daerahnya belum mampu optimal dalam membiayai pembangunan. APBD jambi masih didominasi oleh dana perimbangan dari pemerintah pusat
  • 32. • Pemerintah daerah lebih fokus membelanjakan keuangan daerah pada penyediaan barang dan jasa dengan skala ekonomi yang efesien • Pemda perlu meningkatkan investasi swasta dan badan perusahaan milik daerah sebagai pemacu utama pertumuhan dan peningkstsn ekonomi