SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
Download to read offline
MENTERIKEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 85 /PMK.03/2019
TENTANG
MEKANISME PENGAWASAN TERHADAP PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN
DAN PENYETORAN PAJAK ATAS BELANJA YANG BERSUMBER DARI
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH
Menirrtang
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
a. bahwa berclasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
64/PMK.05/2013 tentang Mekanisme Pengawasan terhaclap
Pemotongan/Pemungutan clan Penyetoran Pajak yang Dilakukan
oleh Benclahara Pengeluaran Satuan Kerja Perangkat
Daerah/Kuasa Benclahara Umum Daerah, telah cliatur
ketentuan mengenai mekanisme pengawasan terhaclap
pemotongan/pemungutan clan penyetoran pajak yang clilakukan
oleh Benclahara Pengeluaran Satuan Kerja Perangkat Daerah/
Kuasa Benclahara Umum Daerah;
b. bahwa untuk menclorong kepatuhan atas pemotongan/
pemungutan clan penyetoran pajak atas belanja yang bersumber
clari Anggaran Penclapatan clan Belanja Daerah clan
penyampaian Daftar Transaksi Harian Belanja Daerah/
Rekapitulasi Transaksi Harian Belanja Daerah serta
penyesuaian terhaclap perubahan mekanisme pembayaran pajak
secara elektronik, perlu mengganti Peraturan Menteri Keuangan
sebagaimana climaksucl clalam huruf a;
c. bahwa berclasarkan pertimbangan sebagaimana climaksucl
clalam huruf a clan huruf b, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Keuangan tentang Mekanisme Pengawasan terhaclap
Pemotongan/Pemungutan clan Penyetoran Pajak atas Belanja
yang Bersumber clari Anggaran Penclapatan clan Belanja Daerah;
www.jdih.kemenkeu.go.id
Mengingat
- 2 -
1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4999);
2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak
dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3686) sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak
dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 3987);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara
Repulik Indonesia Nomor 4578);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Uang Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 3 -
Indonesia Tahun 2007 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4738);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 162,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5268);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423);
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 242/PMK.03/2014 tentang
Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1973);
10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 32/PMK.05/2014 tentang
Sistem Penerimaan Negara Secara Elektronik sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
115/PMK.05/2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 32/PMK.05/2014 tentang Sistem Penerimaan
Negara Secara Elektronik (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 1135);
11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.07/2016 tentang
Penyelenggaraan Sistem Informasi Keuangan Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 667);
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18/PMK.07/2017 tentang
Konversi Penyaluran Dana Bagi Hasil dan/ atau Dana Alokasi
Umum dalam Bentuk Nontunai (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 287);
13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.07/2017 tentang
Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 225/PMK.07/2017 tentang Perubahan Kedua
atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.07/2017
tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1970);
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 4 -
MEMUTUSKAN:
Menetapkan PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG MEKANISME
PENGAWASAN TERHADAP PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN DAN
PENYETORAN PAJAK ATAS BELANJA YANG BERSUMBER DARI
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan:
1. Pajak adalah pajak Pemerintah Pusat yang dipotong/dipungut
oleh Bendahara Pengeluaran Satuan Kerja Perangkat Daerah
dan Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran Satuan
Kerja Perangkat Daerah atas belanja yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang terdiri dari
Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak
Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana diatur dalam
undang-undang mengenai perpajakan.
2 . Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya
disingkat APBD, adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah
Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah
Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan ditetapkan
dengan Peraturan Daerah.
3. Kepala Daerah adalah gubernur, bupati, atau wali kota.
4. Belanja Daerah adalah kewajiban Pemerintah Daerah yang
diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
5. Dana Bagi Hasil yang selanjutnya disingkat DBH adalah dana
yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada Daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai
kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
6. Dana Alokasi Umum yang selanjutnya disingkat DAU adalah
dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada Daerah dengan tujuan pemerataan kemampuan
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 5 -
keuangan antar Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
7. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah, yang selanjutnya
disingkat SKPKD, adalah perangkat Daerah pada Pemerintah
Daerah selaku pengguna anggaran/barang, yang JUga
melaksanakan pengelolaan Keuangan Daerah.
8. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah, yang selanjutnya disingkat
PPKD, adalah kepala SKPKD yang mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai
Bendahara Umum Daerah.
9. Bendahara Umum Daerah, yang selanjutnya disingkat BUD,
adalah PPKD yang bertindak dalam kapasitas sebagai BUD dan
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah.
10. Kuasa Bendahara Umum Daerah, yang selanjutnya disebut
Kuasa BUD, adalah pejabat di lingkungan SKPKD yang diberi
kuasa untuk melaksanakan sebagian tugas BUD dan
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada BUD.
11. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat
SKPD, adalah perangkat Daerah pada Pemerintah Daerah selaku
pengguna anggaran/barang.
12. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, yang selanjutnya disingkat
PPTK, adalah pejabat pada unit kerja SKPD yang melaksanakan
satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan
bidang tugasnya.
13. Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disingkat PA, adalah
pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran untuk
melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya.
14. Kuasa Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disingkat KPA,
adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian
kewenangan pengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian
tugas dan fungsi SKPD.
15. Bendahara Pengeluaran SKPD adalah pejabat fungsional yang
ditunjuk menenma, menyimpan, membayarkan,
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 6 -
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk
keperluan Belanja Daerah dalam rangka pelaksanaan APBD
pada SKPD.
16. Nomor Pokok Wajib Pajak, yang selanjutnya disingkat NPWP,
adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana
dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai
tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam
melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
17. Surat Ketetapan Pajak adalah surat ketetapan yang meliputi
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak
Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil, atau
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar.
18. Bank Persepsi adalah bank yang ditunjuk oleh Menteri
Keuangan untuk menerima setoran penerimaan negara bukan
dalam rangka impor, yang meliputi penerimaan pajak, cukai
dalam negeri, dan penerimaan negara bukan pajak.
19. Pos Persepsi adalah kantor pos yang ditunjuk oleh Menteri
Keuangan untuk menerima setoran penerimaan negara.
20. Nomor Transaksi Penerimaan Negara, yang selanjutnya disingkat
NTPN, adalah nomor yang tertera pada Bukti Penerimaan Negara
yang diterbitkan melalui Modul Penerimaan Negara.
21. Nomor Transaksi Bank, yang selanjutnya disingkat NTB, adalah
nomor bukti transaksi penyetoran penerimaan negara yang
diterbitkan oleh Bank.
22. Nomor Transaksi Pos, yang selanjutnya disingkat NTP, adalah
nomor bukti transaksi penyetoran penerimaan negara yang
diterbitkan oleh Pos.
23. Bukti Penerimaan Negara, yang selanjutnya disingkat BPN,
adalah dokumen yang diterbitkan oleh Bank/Pos Persepsi atas
transaksi penerimaan negara dengan teraan NTPN dan NTB/ NTP
sebagai sarana administrasi lain yang kedudukannya disamakan
dengan surat setoran.
24. Daftar Transaksi Harian Belanja Daerah, yang selanjutnya
disebut DTH, adalah daftar yang dibuat oleh Bendahara
~
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 7 ·-
Pengeluaran SKPD dan Kuasa BUD yang memuat nncian
transaksi harian Belanja Daerah per Surat Perintah Membayar/
Surat Penyediaan Dana (SPM/SPD) dan Surat Perintah
Pencairan Dana (SP2D).
25. Rekapitulasi Transaksi Harian Belanja Daerah, yang selanjutnya
disebut RTH, adalah daftar yang dibuat oleh Kuasa BUD yang
memuat rekapitulasi dari DTH dalam satu wilayah
Provinsi/Kabupaten/ Kota.
26. Modul Penerimaan Negara, yang selanjutnya disingkat MPN,
adalah modul penerimaan yang memuat serangkaian prosedur
mulai dari penenmaan, penyetoran, pengumpulan data,
pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan yang
berhubungan dengan penerimaan negara dan merupakan bagian
dari Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara.
27. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan
mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan
secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar
pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka
melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
28. Kantor Pelayanan Pajak, yang selanjutnya disingkat KPP, adalah
instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah
dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Pajak.
29. Pemotongan/Pemungutan adalah kegiatan memotong/
memungut Pajak yang terutang yang dilakukan oleh Bendahara
Pengeluaran SKPD dan PA/KPA SKPD sebagai pihak yang diberi
wewenang untuk memotong/memungut Pajak untuk disetorkan
ke Kas Negara berdasarkan ketentuan di bidang perpajakan.
30. Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang
ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum
Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan
untuk membayar seluruh pengeluaran negara.
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 8 -
31. Bukti Pemotongan Pajak, yang selanjutnya disebut Bukti
Pemotongan, adalah dokumen berupa formulir atau dokumen
lain yang dipersamakan, yang dibuat oleh Pemotong Pajak
sebagai bukti atas pemotongan Pajak yang dilakukan dan
menunjukkan besarnya Pajak yang telah dipotong.
32. Bukti Pemungutan Pajak, yang selanjutnya disebut Bukti
Pemungutan, adalah dokumen berupa formulir atau dokumen
lain yang dipersamakan, yang dibuat . oleh Pemungut Pajak
sebagai bukti atas pemungutan Pajak yang dilakukan dan
menunjukkan besarnya Pajak yang telah dipungut.
33. Sistem Billing Direktorat Jenderal Pajak adalah sistem elektronik
yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam rangka
menerbitkan dan mengelola Kode Billing yang merupakan bagian
dari Sistem Penerimaan Negara secara elektronik.
34. Kode Billing adalah kode identifikasi yang diterbitkan melalui
Sistem Billing Direktorat Jenderal Pajak atas suatu jenis
pembayaran atau penyetoran Pajak.
35. Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/ atau Keterangan,
yang selanjutnya disingkat SP2DK, adalah surat yang
diterbitkan oleh Kepala KPP untuk meminta penjelasan atas
data dan/ atau keterangan kepada Wajib Pajak terhadap dugaan
belum dipenuhinya kewajiban perpajakan
ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.
sesuai
di
dengan
bidang
36. Sistem Informasi Keuangan Daerah, yang selanjutnya disingkat
SIKD, adalah suatu sistem yang mendokumentasikan,
mengadministrasikan serta mengolah data pengelolaan
Keuangan Daerah dan data terkait lainnya menjadi informasi
yang disajikan kepada masyarakat dan sebagai bahan
pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan pertanggungjawaban Pemerintah
Daerah.
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 9 -
BAB II
PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN DAN
PENYETORAN PAJAK ATAS BELANJA DAERAH
Pasal 2
(1) Dalam melaksanakan anggaran Belanja Daerah di setiap SKPD,
Bendahara Pengeluaran SKPD dan/atau PPTK mengajukan
permintaan pembayaran atas transaksi pengeluaran kepada
PA/KPA melalui Pejabat Penatausahaan Keuangan.
(2) Pengajuan permintaan pembayaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat dilakukan dengan mekanisme Uang
Persediaan atau mekanisme Pembayaran Langsung.
(3) Berdasarkan permintaan pembayaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), PA/KPA mengajukan perintah membayar kepada
Kuasa BUD.
(4) Berdasarkan perintah membayar sebagaimana dimaksud pada
ayat (3), Kuasa BUD menerbitkan perintah pencairan dana.
Pasal 3
(1) Bendahara Pengeluaran SKPD menghitung dan memotong/
memungut Pajak atas pembayaran dari dana Uang Persediaan
yang dikelolanya.
(2) PA/KPA SKPD menghitung dan memotong/memungut Pajak
atas transaksi pengeluaran yang dibayarkan dengan mekanisme
Pembayaran Langsung.
(3) Dalam memenuhi kewajiban perpajakan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan ayat (2), Bendahara Pengeluaran SKPD dan
PA/KPA SKPD melakukan konfirmasi kebenaran NPWP melalui
sarana yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
Pasal 4
(1) Bendahara Pengeluaran SKPD/ Kuasa BUD menyetorkan hasil
pemotongan/pemungutan Pajak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 3 ke Kas Negara.
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 10 -
(2) Penyetoran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan per
transaksi pengeluaran sesuai dengan ketentuan penyetoran
Pajak yang berlaku, kecuali pengeluaran untuk belanja pegawai.
(3) Penyetoran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan mengenai tata cara
pembayaran clan penyetoran pajak.
Pasal 5
(1) Penyetoran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
dilakukan ke Kas Negara melalui Bank/Pos Persepsi atau sarana
lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang mengatur mengenai pembayaran pajak secara
elektronik dengan mencantumkan Kode Billing.
(2) Untuk mendapatkan Kode Billing:
a. Bendahara Pengeluaran SKPD melakukan perekaman data
pemotongan/pemungutan Pajak pada Sistem Billing
Direktorat Jenderal Pajak atas pembayaran dengan
mekanisme Uang Persediaan;
b. PA/KPA SKPD melakukan perekaman data pemotongan/
pemungutan Pajak pada Sistem Billing Direktorat Jenderal
Pajak atas pembayaran dengan mekanisme Langsung.
(3) Perekaman data sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling
sedikit memuat:
a. NPWP Bendahara Pengeluaran SKPD;
b. NPWP rekanan, dalam hal terdapat pembayaran selain
belanja pegawai;
c. NIK rekanan, dalam hal rekanan merupakan orang pribadi
yang tidak memiliki NPWP;
d. Nomor Seri Faktur Pajak, dalam hal rekanan merupakan
Pengusaha Kena Pajak;
e. Kode SKPD; clan
f. Nomor SPM.
(4) Atas penyetoran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1),
Bendahara Pengeluaran SKPD/ Kuasa BUD menerima bukti
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 11 -
setoran berupa BPN.
(5) BPN sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diperlakukan sebagai
Bukti Pemotongan atau Bukti Pemungutan.
Pasal 6
(1) Direktorat Jenderal Pajak melakukan sosialisasi kepada
Bendahara Pengeluaran SKPD, PA/KPA SKPD, dan Kuasa BUD
mengenai pengawasan pemotongan/pemungutan dan
penyetoran Pajak yang dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran
SKPD dan/atau PA/KPA SKPD.
(2) Dalam melakukan sosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Direktorat Jenderal Pajak dapat melibatkan Direktorat
Jenderal Perimbangan Keuangan.
BAB III
PENGUJIAN KEBENARAN PERHITUNGAN DAN
PENYETORAN PAJAK ATAS BELANJA DAERAH
Pasal 7
(1) DTH harus dibuat oleh:
a. Bendahara Pengeluaran SKPD atas Belanja Daerah yang
pemotongan/pemungutan dan/atau penyetoran pajaknya
dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran SKPD; dan
b. Kuasa BUD atas Belanja Daerah yang penyetoran pajaknya
dilakukan oleh Kuasa BUD.
(2) DTH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk informasi
pada tabel data SIKD yang digunakan sebagai dasar
penyusunan DTH.
(3) DTH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat sesuai dengan
format sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 8
(1) DTH yang dibuat oleh Bendahara Pengeluaran SKPD
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 12 -
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf a
disampaikan kepada Kuasa BUD.
(2) Penyampaian DTH sebagaimana
dilakukan paling lama tanggal
bersangkutan berakhir.
dimaksud pada ayat (1)
10 setelah bulan yang
(3) Dalam hal tanggal 10 setelah bulan yang bersangkutan berakhir
jatuh pada hari libur atau hari kerja yang diliburkan,
penyampaian DTH sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan paling lambat pada hari kerja berikutnya.
Pasal 9
(1) Berdasarkan DTH yang disampaikan oleh Bendahara
Pengeluaran SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(1) clan DTH yang dibuat oleh Kuasa BUD sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf b, Kuasa BUD membuat
RTH.
(2) RTH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat sesuai dengan
format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Pasal 10
(1) Kuasa BUD menyampaikan DTH clan RTH sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) serta informasi pada tabel data
SIKD yang digunakan sebagai dasar penyusunan DTH kepada
Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan melalui SIKD secara
bulanan paling lama tanggal 20 setelah bulan yang
bersangkutan berakhir.
(2) Dalam hal tanggal 20 setelah bulan yang bersangkutan berakhir
jatuh pada hari libur atau hari kerja yang diliburkan,
penyampaian DTH clan RTH sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan paling lambat pada hari kerja berikutnya.
(3) Dalam hal Kuasa BUD tidak menyampaikan DTH clan RTH
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri Keuangan dapat
melakukan penundaan penyaluran DBH atau DAU untuk
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 13 -
periode bulan atau tahap berikutnya.
(4) Penundaan penyaluran DBH atau DAU sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan
yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Perimbangan
Keuangan atas nama Menteri Keuangan.
(5) Penundaan penyaluran DBH atau DAU sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) dikenakan paling tinggi 50% (lima puluh persen)
dari nilai DBH atau DAU tahap penyaluran sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(6) Dalam hal Kuasa BUD sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
telah menyampaikan DTH dan RTH, Menteri Keuangan
menyalurkan kembali DBH atau DAU yang ditunda kepada
Daerah yang bersangkutan.
(7) Penyaluran kembali DBH atau DAU sebagaimana dimaksud
pada ayat (6) ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan
yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Perimbangan
Keuangan atas nama Menteri Keuangan.
Pasal 11
Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan menyampaikan:
a. DTH dan RTH sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1)
pada akhir bulan setelah bulan yang bersangkutan berakhir;
b. data APBD per SKPD per jenis belanja pada bulan Februari
tahun anggaran bersangkutan;
c. data perubahan APBD per SKPD per jenis belanja pada bulan
Agustus tahun anggaran bersangkutan; clan
d . data realisasi APBD per SKPD per jenis belanja per triwulan
pada akhir bulan setelah triwulan yang bersangkutan berakhir
kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Sistem Layanan Data
Kementerian Keuangan.
Pasal 12
(1) KPP melakukan pengujian kebenaran perhitungan clan
penyetoran Pajak berdasarkan:
I
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 14 -
a. hasil perhitungan potensi Pajak atas Belanja Daerah;
b. DTH yang dibuat oleh Bendahara Pengeluaran SKPD;
c. DTH yang dibuat oleh Kuasa BUD;
d. RTH yang dibuat oleh Kuasa BUD; dan
e. BPN.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai perhitungan potensi Pajak atas
Belanja Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
dan tata cara penyetoran Pajak secara elektronik sebagaimana
dimaksud dalam pasal 5 ayat (1) diatur dengan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak.
Pasal 13
Dalam hal terdapat ketidaksesuaian pemotongan/pemungutan
dan/ atau penyetoran Pajak berdasarkan hasil pengujian kebenaran
perhitungan dan penyetoran Pajak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12 ayat (1), KPP melakukan konfirmasi kebenaran
perhitungan dan penyetoran Pajak dengan menyampaikan SP2DK
kepada Kepala SKPD melalui Bendahara Pengeluaran SKPD
dan/atau PA/KPA SKPD.
Pasal 14
(1) Dalam hal hasil pengujian kebenaran perhitungan dan
penyetoran Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
dan/atau konfirmasi kebenaran perhitungan dan penyetoran
Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 masih terdapat
selisih kurang Pajak yang belum dipotong/ dipungut dan/ atau
disetor oleh Bendahara Pengeluaran SKPD dan/ atau PA/KPA
SKPD, KPP dapat melakukan pemeriksaan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
perpajakan.
(2) Berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), KPP dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak atau
meneruskan dengan usulan pemeriksaan bukti permulaan.
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 15 -
BAB IV
PELUNASAN PAJAK TERUTANG
Pasal 15
(1) Dalam hal diterbitkan SKPKB atau SKPKBT berdasarkan hasil
pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Bendahara
Pengeluaran SKPD dan/ atau PA/KPA SKPD menyetor kewajiban
Pajak terutang beserta sanksinya ke Kas Negara.
(2) Pelunasan dan penagihan atas kewajiban Pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan
dalam Undang-Undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan dan Undang-Undang tentang Penagihan Pajak
dengan Surat Paksa.
(3) Apabila Bendahara Pengeluaran SKPD dan/ atau PA/KPA SKPD
tidak menyetor kewajiban Pajak terutang beserta sanksinya ke
Kas Negara dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), Kepala KPP menyampaikan pemberitahuan tertulis
kepada Kepala Daerah.
(4) Berdasarkan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), Kepala KPP menyampaikan laporan kepada Kepala Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak dengan tembusan kepada
Direktur Jenderal Pajak.
(5) Berdasarkan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), Kepala Daerah meminta Bendahara Pengeluaran SKPD
dan/atau PA/KPA SKPD untuk segera menyetor kewajiban Pajak
terutang beserta sanksinya ke Kas Negara.
(6) Berdasarkan tembusan laporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4), Direktur Jenderal Pajak menyampaikan daftar
Bendahara Pengeluaran SKPD dan/atau PA/KPA SKPD yang
tidak menyetor kewajiban Pajak terutang beserta sanksinya ke
Kas Negara kepada menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang keuangan dengan tembusan kepada
menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
dalam negeri.
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 15 -
BABV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 16
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 64/PMK.05/2013 tentang Mekanisme Pengawasan
terhadap Pemotongan/Pemungutan dan Penyetoran Pajak yang
Dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran Satuan Kerja Perangkat
Daerah/ Kuasa Bendahara Umum Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 438), dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Pasal 17
Peraturan Menteri ini mulai berlaku setelah 60 (enam puluh) hari
terhitung sejak tanggal diundangkan.
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 17 -
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 29 Mei 2019
MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
SRI MULYANI INDRAWATI
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 31 Mei 2019
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
WIDODO EKATJAHJANA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2019 NOMOR 619
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Umum
u.b.
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 18 -
LAMPIRAN I
PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 85 /PMK.03/2019
TENTANG
MEKANISME PENGAWASAN TERHADAP PEMOTONGAN/
PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN PAJAK ATAS BELANJA
YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA DAERAH
FORMAT DAFTAR TRANSAKSI HARIAN BELANJA DAERAH
DAFTAR TRANSAKSI HARIAN BELANJA DAERAH (DTH)
PROVINSI/ KABUPATEN/ KOTA... ..... ... (1)......... .
BULAN .... ..... (2) ...... ... .
TAHUN ANGGARAN .......... (3) .. .. ..... .
SKPD/KUASA BUD : ..... .....(4) ..... .... .
KODE SKPD : .... ... ... (5) ......... .
SPM/ SPD SP2D POTONGAN PAJAK
KODE NPWP NAMA
NO.
NILA! NILAI AKUN REKANAN/ REKANAN/ KET
URUT KODE JENIS JUMLAH
NOMOR BELANJA NOMOR BELANJA BELANJA BENDAHARA BENDAHARA
AKUN PAJAK (Rp)
(Rp) (Rp)
(6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Total .. (18) .. ..(19).. ..(20) .. ..(21).. - - - ..(22).. - -
Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa Daftar Transaksi
Harian Belanja Daerah ini dibuat dengan sebenarnya dan saya bertanggung jawab
penuh atas kebenaran data yang tercantum dalam Daftar Transaksi Harian Belanja
Daerah ini.
Mengetahui,
Pengguna Anggaran/BUD
(28)
.. ...... ..(29) ........... ... .
NIP.. .. ... ... (30) ......... .
.......... (23) .........., ..........(24) ......... .
Bendahara Pengeluaran SKPD/Kuasa BUD
(25)
.. ........ (26) ......... ..... .
NIP.......... (27) .... ... .. .
-
www.jdih.kemenkeu.go.id
..:- 19 -
PETUNJUK PENGISIAN
DAFTAR TRANSAKSI HARIAN BELANJA DAERAH (DTH)
NO URAIAN ISIAN
(1) Diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota berkenaan.
(2) Diisi dengan nama bulan DTH.
(3) Diisi dengan tahun anggaran APBD berkenaan.
(4) Diisi dengan nama SKPD/ nama instansi Kuasa BUD.
(5) Diisi denaan kode SKPD berkenaan.
(6) Diisi dengan nomor urut transaksi.
(7) Diisi dengan nomor SPM/SPD berkenaan.
(8) Diisi dengan nilai belanja yang tercantum dalam SPM/SPD berkenaan.
(9) Diisi dengan nomor SP2D berkenaan.
(10) Diisi dengan nilai belanja yang tercantum dalam SP2D berkenaan.
(11) Diisi dengan kode akun belanja yang tercantum dalam SPM/SP2D.
(12) Diisi dengan kode akun potongan pajak yang tercantum dalam SPM / SP2D.
(13) Diisi dengan jenis potongan pajak yang tercantum dalam SPM / SP2D.
(14) Diisi dengan jumlah potongan pajak yang tercantum dalam SPM/ SP2D.
(15) Diisi dengan NPWP rekanan/Bendahara Pengeluaran SKPD.
(16) Diisi dengan nama rekanan/Bendahara Pengeluaran SKPD.
(17) Diisi dengan keterangan yang diperlukan.
(18) Diisi dengan Jumlah SPM/SPD.
(19) Diisi dengan Total Nilai Belanja seluruh SPM/SPD.
(20) Diisi dengan Jumlah SP2D.
(21) Diisi dengan Total Nilai Belanja seluruh SP2D.
(22) Diisi dengan Total Potongan Pajak.
(23) Diisi dengan nama kota tempat dibuatnya DTH.
(24) Diisi dengan tanggal bulan tahun saat dibuatnya DTH.
(25) Diisi dengan tandatangan Bendahara Pengeluaran SKPD/Kuasa BUD berkenaan.
(26) Diisi dengan nama Bendahara Penzeluaran SKPD/Kuasa BUD berkenaan.
(27) Diisi dengan NIP Bendahara Pengeluaran SKPD/Kuasa BUD berkenaan.
Kolom Mengetahui:
•Dalam hal DTH dibuat dan ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran SKPD, maka
kolom mengetahui diisi dan ditandatangani oleh Pengguna Anggaran/Kepala SKPD.
•Dalam hal DTH dibuat dan ditandatangani oleh Kuasa BUD, maka kolom mengetahui
diisi dan ditandatangani oleh BUD/Kepala SKPKD.
(28) Diisi dengan tanda tangan PenggunaAnggaran/Kepala SKPD atau BUD/Kepala
SKPKD berkenaan.
(29) Diisi dengan nama Pengguna Anggaran/Kepala SKPD atau BUD/Kepala SKPKD
berkenaan.
(30) Diisi dengan NIP Pengguna Anggaran/Kepala SKPD atau BUD/Kepala SKPKD
berkenaan.
MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Umum
U-?· ,L~~~,
Kepala Bagian T~ . ~ ··enteJ;I..an
~ '.
/$G;--i ·.,[:'IJl')I',•" t
--___,,,.· ' --· ··~~ ) .,,_,,,., j ..~''J)
- • ,... I
' ) 1?
ARIF BINTAR ~V"'§NQ,_ .··' -:?
NIP 197109121997'03:f'c!JQY1lJP'':i~·~ ..., ..._:::..~ - ___:- ...
ttd.
SRI MULYANI INDRAWATI
'
www.jdih.kemenkeu.go.id
NO.
URUT
(4)
Total
- 20 -
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 85 /PMK.03/2019
TENTANG
MEKANISME PENGAWASAN TERHADAP PEMOTONGAN/
PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN PAJAK ATAS BELANJA
YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA DAERAH
FORMAT REKAPITULASI TRANSAKSI HARIAN BELANJA DAERAH (RTH)
REKAPITULASI TRANSAKSI HARIAN BELANJA DAERAH (RTH)
PROVINSI/KABUPATEN/ KOTA.. ..... ... .(1) .... ..... .
BULAN ..... ....(2) .... ..... .
TAHUN ANGGARAN ..........(3) ...... ....
SPM/SPD SP2D JUMLAH
NAMA
POTONGAN
SKPD/ NILAI BELANJA NILAI BELANJA KET
JUMLAH JUMLAH PAJAK
I<:UASABUD TOTAL TOTAL
TOTAL TOTAL (Rp)
(Rp) (Rp)
(5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
.. (1 2).. ..( 13).. .. (14) .. .. (1 5).. .. (16).. ..(17).. -
Bersama ini terlampir:
a . Daftar Trarisaksi Harian Belanja Daerah yang dibuat oleh Bendahara
Pengeluaran SKPD; dan
b. Daftar Transaksi Harian Belanja Daerah yang dibuat oleh Kuasa BUD;
Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa Rekapitulasi
Transaksi Harian Belanja Daerah ini dibuat dengan sebenarnya dan bertanggung
jawab penuh atas kebenaran data yang tercantum dalam Rekapitulasi Transaksi
Harian Belanja Daerah ini.
Mengetahui,
BUD
(23)
.... ..... .(24) .............. .
NIP.. ... ..... (25)......... .
......... .(18) .. ...... .. , .... .... .. (19) ........ ..
Bendahara Pengeluaran SKPD/Kuasa BUD
(20)
........ .. (21) ....... ... .... .
NIP..........(22) ..... ... ..
www.jdih.kemenkeu.go.id
- 21 -
PETUNJUK PENGISIAN
REKAPITULASI TRANSAKSI HARIAN BELANJA DAERAH (RTH)
NO URAIAN ISIAN
(1) Diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota berkenaan.
(2) Diisi dengan nama bulan RTH .
(3) Diisi dengan tahun anggaran APBD berkenaan.
(4) Diisi dengan nomor urut.
(5) Diisi dengan nama SKPD/Kuasa BUD.
(6) Diisi denganjumlah SPM/SPD SKPD/Kuasa BUD berkenaan.
(7) Diisi denganjumlah belanja pada SPM/SPD SKPD/Kuasa BUD berkenaan.
(8) Diisi denganjumlah SP2D SKPD/Kuasa BUD berkenaan.
(9) Diisi dengan jumlah belanja pada SP2D SKPD/Kuasa BUD berkenaan.
(10) Diisi dengan jumlah potongan pajak SKPD /Kuasa BUD berkenaan.
(11) Diisi dengan keterangan yang diperlukan.
(12) Diisi dengan jumlah SKPD dan Kuasa BUD.
(13) Diisi dengan jumlah total SPM / SPD.
(14) Diisi dengan jumlah nilai belanja total dalam SPM/ SPD.
(15) Diisi dengan jumlah total SP2D.
(16) Diisi dengan jumlah nilai belanja total dalam SP2D.
(17) Diisi dengan jumlah total potongan pajak.
(18) Diisi dengan nama kota tempat dibuatnya RTH.
(19) Diisi dengan tanggal bulan tahun saat dibuatnya RTH.
(20) Diisi dengan tandatangan Kuasa BUD berkenaan.
(21) Diisi dengan nama Kuasa BUD berkenaan.
(22) Diisi dengan NIP Kuasa BUD berkenaan.
(23) Diisi dengan tanda tangan BUD/Kepala SKPKD berkenaan.
(24) Diisi dengan nama BUD/ Kepala SKPKD berkenaan.
(25) Diisi dengan NIP BUD/ Kepala SKPKD berkenaan.
MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
'
ttd.
SRI MULYANI INDRAWATI
www.jdih.kemenkeu.go.id

More Related Content

What's hot

Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 3 tahun 2012 tentang pajak parkir
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 3 tahun 2012 tentang pajak parkirPeraturan daerah kabupaten ketapang nomor 3 tahun 2012 tentang pajak parkir
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 3 tahun 2012 tentang pajak parkirandika_combat
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...iniPurwokerto
 
Permensos 14 tahun 2012 idn journal
Permensos 14 tahun 2012 idn journalPermensos 14 tahun 2012 idn journal
Permensos 14 tahun 2012 idn journalIdnJournal
 
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 11 tahun 2011 tentang pajak restoran
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 11 tahun 2011 tentang pajak restoranPeraturan daerah kabupaten ketapang nomor 11 tahun 2011 tentang pajak restoran
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 11 tahun 2011 tentang pajak restoranandika_combat
 
Laporan BPK APBD Kota Bengkulu Tahun 2010
Laporan BPK APBD Kota Bengkulu Tahun 2010Laporan BPK APBD Kota Bengkulu Tahun 2010
Laporan BPK APBD Kota Bengkulu Tahun 2010Usman Yasin
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MO...
 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MO... PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MO...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MO...iniPurwokerto
 
LKPD Bengkulu Utara 2009
LKPD Bengkulu Utara 2009LKPD Bengkulu Utara 2009
LKPD Bengkulu Utara 2009Usman Yasin
 
Perda retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum (pansus
Perda  retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum (pansusPerda  retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum (pansus
Perda retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum (pansusapotek agam farma
 
Pp 12 tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerah
Pp 12 tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerahPp 12 tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerah
Pp 12 tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerahinggridkhairani
 
Pengembalian Penerimaan TAYL, PFK, dan Valas
Pengembalian Penerimaan TAYL, PFK, dan ValasPengembalian Penerimaan TAYL, PFK, dan Valas
Pengembalian Penerimaan TAYL, PFK, dan ValasAhmad Abdul Haq
 
Permendagri no 21 thn 2011
Permendagri no 21 thn 2011Permendagri no 21 thn 2011
Permendagri no 21 thn 2011Bulan Sabit
 
Permendagri 21 2011 perubahan kedua permendagri 13-2006 (syukriy)
Permendagri 21 2011 perubahan kedua permendagri 13-2006 (syukriy)Permendagri 21 2011 perubahan kedua permendagri 13-2006 (syukriy)
Permendagri 21 2011 perubahan kedua permendagri 13-2006 (syukriy)Syukriy Abdullah
 
LKPD Bengkulu Tengah 2009
LKPD Bengkulu Tengah 2009LKPD Bengkulu Tengah 2009
LKPD Bengkulu Tengah 2009Usman Yasin
 
Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...
Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...
Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...Penataan Ruang
 
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asing
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asingPerda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asing
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asingArifuddin Ali
 
LKPD Bengkulu Selatan 2009
LKPD Bengkulu Selatan 2009LKPD Bengkulu Selatan 2009
LKPD Bengkulu Selatan 2009Usman Yasin
 
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARAPEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARALily Herliana
 
PAJAK HOTEL - PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1...
PAJAK HOTEL - PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1...PAJAK HOTEL - PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1...
PAJAK HOTEL - PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1...inideedee
 
Perda perubahan perda no 11 thn 2011 pajak daerah
Perda perubahan perda no 11 thn 2011 pajak daerahPerda perubahan perda no 11 thn 2011 pajak daerah
Perda perubahan perda no 11 thn 2011 pajak daerahArifuddin Ali.
 

What's hot (20)

Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 3 tahun 2012 tentang pajak parkir
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 3 tahun 2012 tentang pajak parkirPeraturan daerah kabupaten ketapang nomor 3 tahun 2012 tentang pajak parkir
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 3 tahun 2012 tentang pajak parkir
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MOD...
 
Permensos 14 tahun 2012 idn journal
Permensos 14 tahun 2012 idn journalPermensos 14 tahun 2012 idn journal
Permensos 14 tahun 2012 idn journal
 
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 11 tahun 2011 tentang pajak restoran
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 11 tahun 2011 tentang pajak restoranPeraturan daerah kabupaten ketapang nomor 11 tahun 2011 tentang pajak restoran
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 11 tahun 2011 tentang pajak restoran
 
Laporan BPK APBD Kota Bengkulu Tahun 2010
Laporan BPK APBD Kota Bengkulu Tahun 2010Laporan BPK APBD Kota Bengkulu Tahun 2010
Laporan BPK APBD Kota Bengkulu Tahun 2010
 
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MO...
 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MO... PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MO...
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MO...
 
LKPD Bengkulu Utara 2009
LKPD Bengkulu Utara 2009LKPD Bengkulu Utara 2009
LKPD Bengkulu Utara 2009
 
Perda retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum (pansus
Perda  retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum (pansusPerda  retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum (pansus
Perda retribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum (pansus
 
Pp 12 tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerah
Pp 12 tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerahPp 12 tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerah
Pp 12 tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerah
 
Pengembalian Penerimaan TAYL, PFK, dan Valas
Pengembalian Penerimaan TAYL, PFK, dan ValasPengembalian Penerimaan TAYL, PFK, dan Valas
Pengembalian Penerimaan TAYL, PFK, dan Valas
 
Permendagri no 21 thn 2011
Permendagri no 21 thn 2011Permendagri no 21 thn 2011
Permendagri no 21 thn 2011
 
Permendagri 21 2011 perubahan kedua permendagri 13-2006 (syukriy)
Permendagri 21 2011 perubahan kedua permendagri 13-2006 (syukriy)Permendagri 21 2011 perubahan kedua permendagri 13-2006 (syukriy)
Permendagri 21 2011 perubahan kedua permendagri 13-2006 (syukriy)
 
LKPD Bengkulu Tengah 2009
LKPD Bengkulu Tengah 2009LKPD Bengkulu Tengah 2009
LKPD Bengkulu Tengah 2009
 
Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...
Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...
Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...
 
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asing
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asingPerda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asing
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asing
 
LKPD Bengkulu Selatan 2009
LKPD Bengkulu Selatan 2009LKPD Bengkulu Selatan 2009
LKPD Bengkulu Selatan 2009
 
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARAPEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA
PEMERIKSAAN PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN NEGARA
 
PAJAK HOTEL - PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1...
PAJAK HOTEL - PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1...PAJAK HOTEL - PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1...
PAJAK HOTEL - PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1...
 
Perda perubahan perda no 11 thn 2011 pajak daerah
Perda perubahan perda no 11 thn 2011 pajak daerahPerda perubahan perda no 11 thn 2011 pajak daerah
Perda perubahan perda no 11 thn 2011 pajak daerah
 
LKPD Kaur 2009
LKPD Kaur 2009LKPD Kaur 2009
LKPD Kaur 2009
 

Similar to MEKANISME PENGAWASAN PAJAK BELANJA APBD

per_13_pb_2018.pdf
per_13_pb_2018.pdfper_13_pb_2018.pdf
per_13_pb_2018.pdfDodiArifin
 
Pergub 49 th 2012 ttg sistem & prosedur pengelolaan keuangan daerah
Pergub 49 th 2012 ttg sistem & prosedur pengelolaan keuangan daerahPergub 49 th 2012 ttg sistem & prosedur pengelolaan keuangan daerah
Pergub 49 th 2012 ttg sistem & prosedur pengelolaan keuangan daerahrazitakhalyla
 
PERGUB_NOMOR_3_TAHUN_2019_HIBAH_BANSOS.pdf
PERGUB_NOMOR_3_TAHUN_2019_HIBAH_BANSOS.pdfPERGUB_NOMOR_3_TAHUN_2019_HIBAH_BANSOS.pdf
PERGUB_NOMOR_3_TAHUN_2019_HIBAH_BANSOS.pdfKLINIKBUMISEHATLOMBO
 
Perdirjen 66 2005
Perdirjen 66 2005Perdirjen 66 2005
Perdirjen 66 2005rumputeki
 
Perdirjen662005
Perdirjen662005Perdirjen662005
Perdirjen662005akupunya1
 
Permendagri Nomor 28 Tahun 2021.pdf
Permendagri Nomor 28 Tahun 2021.pdfPermendagri Nomor 28 Tahun 2021.pdf
Permendagri Nomor 28 Tahun 2021.pdfMAHMUN SYARIF
 
Perbup No 88 Thn 2018, Tentang Batas Pengajuan Uang Persediaan.pdf
Perbup No 88 Thn 2018, Tentang  Batas Pengajuan Uang Persediaan.pdfPerbup No 88 Thn 2018, Tentang  Batas Pengajuan Uang Persediaan.pdf
Perbup No 88 Thn 2018, Tentang Batas Pengajuan Uang Persediaan.pdfLennyD1
 
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerahPmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerahHerry Prananto
 
Permenkeu Nomor: 40/PMK.07/2020
Permenkeu Nomor: 40/PMK.07/2020Permenkeu Nomor: 40/PMK.07/2020
Permenkeu Nomor: 40/PMK.07/2020Arif Efendi
 
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 240/PMK.07/2020
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 240/PMK.07/2020Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 240/PMK.07/2020
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 240/PMK.07/2020Arif Efendi
 
Buku-Pintar-PP-12-2019.pdf
Buku-Pintar-PP-12-2019.pdfBuku-Pintar-PP-12-2019.pdf
Buku-Pintar-PP-12-2019.pdfazhariajadeh
 
Permendagri 13 dgn_59
Permendagri 13 dgn_59 Permendagri 13 dgn_59
Permendagri 13 dgn_59 Putroe Phang
 
Perwako penyusutan aset
Perwako penyusutan asetPerwako penyusutan aset
Perwako penyusutan asetRis Wandi
 
Permendagri no 13 tahun 2006
Permendagri no 13 tahun 2006Permendagri no 13 tahun 2006
Permendagri no 13 tahun 2006hersu12345
 
50 pmk.07-2017 per.pdf
50 pmk.07-2017 per.pdf50 pmk.07-2017 per.pdf
50 pmk.07-2017 per.pdferisugiartoeri
 
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 205/PMK.07/2019
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 205/PMK.07/2019Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 205/PMK.07/2019
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 205/PMK.07/2019Arif Efendi
 

Similar to MEKANISME PENGAWASAN PAJAK BELANJA APBD (20)

per_13_pb_2018.pdf
per_13_pb_2018.pdfper_13_pb_2018.pdf
per_13_pb_2018.pdf
 
Pergub 49 th 2012 ttg sistem & prosedur pengelolaan keuangan daerah
Pergub 49 th 2012 ttg sistem & prosedur pengelolaan keuangan daerahPergub 49 th 2012 ttg sistem & prosedur pengelolaan keuangan daerah
Pergub 49 th 2012 ttg sistem & prosedur pengelolaan keuangan daerah
 
PERGUB_NOMOR_3_TAHUN_2019_HIBAH_BANSOS.pdf
PERGUB_NOMOR_3_TAHUN_2019_HIBAH_BANSOS.pdfPERGUB_NOMOR_3_TAHUN_2019_HIBAH_BANSOS.pdf
PERGUB_NOMOR_3_TAHUN_2019_HIBAH_BANSOS.pdf
 
Perdirjen 66 2005
Perdirjen 66 2005Perdirjen 66 2005
Perdirjen 66 2005
 
Perdirjen 66 2005
Perdirjen 66 2005Perdirjen 66 2005
Perdirjen 66 2005
 
Perdirjen662005
Perdirjen662005Perdirjen662005
Perdirjen662005
 
2008 pmk-169
 2008 pmk-169 2008 pmk-169
2008 pmk-169
 
Permendagri Nomor 28 Tahun 2021.pdf
Permendagri Nomor 28 Tahun 2021.pdfPermendagri Nomor 28 Tahun 2021.pdf
Permendagri Nomor 28 Tahun 2021.pdf
 
183~PMK.05~2019Per.pdf
183~PMK.05~2019Per.pdf183~PMK.05~2019Per.pdf
183~PMK.05~2019Per.pdf
 
Perbup No 88 Thn 2018, Tentang Batas Pengajuan Uang Persediaan.pdf
Perbup No 88 Thn 2018, Tentang  Batas Pengajuan Uang Persediaan.pdfPerbup No 88 Thn 2018, Tentang  Batas Pengajuan Uang Persediaan.pdf
Perbup No 88 Thn 2018, Tentang Batas Pengajuan Uang Persediaan.pdf
 
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerahPmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
Pmk 165 th 2012 pengalokasian anggaran transfer ke daerah
 
Permenkeu Nomor: 40/PMK.07/2020
Permenkeu Nomor: 40/PMK.07/2020Permenkeu Nomor: 40/PMK.07/2020
Permenkeu Nomor: 40/PMK.07/2020
 
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 240/PMK.07/2020
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 240/PMK.07/2020Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 240/PMK.07/2020
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 240/PMK.07/2020
 
Buku-Pintar-PP-12-2019.pdf
Buku-Pintar-PP-12-2019.pdfBuku-Pintar-PP-12-2019.pdf
Buku-Pintar-PP-12-2019.pdf
 
198_PMK.07_2021Per.pdf
198_PMK.07_2021Per.pdf198_PMK.07_2021Per.pdf
198_PMK.07_2021Per.pdf
 
Permendagri 13 dgn_59
Permendagri 13 dgn_59 Permendagri 13 dgn_59
Permendagri 13 dgn_59
 
Perwako penyusutan aset
Perwako penyusutan asetPerwako penyusutan aset
Perwako penyusutan aset
 
Permendagri no 13 tahun 2006
Permendagri no 13 tahun 2006Permendagri no 13 tahun 2006
Permendagri no 13 tahun 2006
 
50 pmk.07-2017 per.pdf
50 pmk.07-2017 per.pdf50 pmk.07-2017 per.pdf
50 pmk.07-2017 per.pdf
 
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 205/PMK.07/2019
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 205/PMK.07/2019Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 205/PMK.07/2019
Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 205/PMK.07/2019
 

More from Agus Melas Agues

Revie chichi 2020 net + jurnal
Revie chichi 2020 net + jurnalRevie chichi 2020 net + jurnal
Revie chichi 2020 net + jurnalAgus Melas Agues
 
P ph 21-per-31-tahun-2012-pedoman-teknis-pemotongan-penyetoran-pelaporan
P ph 21-per-31-tahun-2012-pedoman-teknis-pemotongan-penyetoran-pelaporanP ph 21-per-31-tahun-2012-pedoman-teknis-pemotongan-penyetoran-pelaporan
P ph 21-per-31-tahun-2012-pedoman-teknis-pemotongan-penyetoran-pelaporanAgus Melas Agues
 
Jabatan pelaksana bagi pegawai negeri sipil sub bagian keuangan dan aset
Jabatan pelaksana bagi pegawai negeri sipil sub bagian keuangan dan asetJabatan pelaksana bagi pegawai negeri sipil sub bagian keuangan dan aset
Jabatan pelaksana bagi pegawai negeri sipil sub bagian keuangan dan asetAgus Melas Agues
 
112905339 surat-perjanjian-sewa-ruangan
112905339 surat-perjanjian-sewa-ruangan112905339 surat-perjanjian-sewa-ruangan
112905339 surat-perjanjian-sewa-ruanganAgus Melas Agues
 
Halaman persetujuan pembuatan artikel
Halaman persetujuan pembuatan artikelHalaman persetujuan pembuatan artikel
Halaman persetujuan pembuatan artikelAgus Melas Agues
 
108967219 contoh-soal-penyelesaian-analisa-regresi-dan-korelasi-jurusan-tekni...
108967219 contoh-soal-penyelesaian-analisa-regresi-dan-korelasi-jurusan-tekni...108967219 contoh-soal-penyelesaian-analisa-regresi-dan-korelasi-jurusan-tekni...
108967219 contoh-soal-penyelesaian-analisa-regresi-dan-korelasi-jurusan-tekni...Agus Melas Agues
 

More from Agus Melas Agues (10)

Revie chichi 2020 net + jurnal
Revie chichi 2020 net + jurnalRevie chichi 2020 net + jurnal
Revie chichi 2020 net + jurnal
 
P ph 21-per-31-tahun-2012-pedoman-teknis-pemotongan-penyetoran-pelaporan
P ph 21-per-31-tahun-2012-pedoman-teknis-pemotongan-penyetoran-pelaporanP ph 21-per-31-tahun-2012-pedoman-teknis-pemotongan-penyetoran-pelaporan
P ph 21-per-31-tahun-2012-pedoman-teknis-pemotongan-penyetoran-pelaporan
 
Jabatan pelaksana bagi pegawai negeri sipil sub bagian keuangan dan aset
Jabatan pelaksana bagi pegawai negeri sipil sub bagian keuangan dan asetJabatan pelaksana bagi pegawai negeri sipil sub bagian keuangan dan aset
Jabatan pelaksana bagi pegawai negeri sipil sub bagian keuangan dan aset
 
112905339 surat-perjanjian-sewa-ruangan
112905339 surat-perjanjian-sewa-ruangan112905339 surat-perjanjian-sewa-ruangan
112905339 surat-perjanjian-sewa-ruangan
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Halaman persetujuan pembuatan artikel
Halaman persetujuan pembuatan artikelHalaman persetujuan pembuatan artikel
Halaman persetujuan pembuatan artikel
 
108967219 contoh-soal-penyelesaian-analisa-regresi-dan-korelasi-jurusan-tekni...
108967219 contoh-soal-penyelesaian-analisa-regresi-dan-korelasi-jurusan-tekni...108967219 contoh-soal-penyelesaian-analisa-regresi-dan-korelasi-jurusan-tekni...
108967219 contoh-soal-penyelesaian-analisa-regresi-dan-korelasi-jurusan-tekni...
 
Proposal penelitian s2
Proposal penelitian s2Proposal penelitian s2
Proposal penelitian s2
 
Materi rakerda
Materi rakerdaMateri rakerda
Materi rakerda
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxsyafnasir
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfmaulanayazid
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasAZakariaAmien1
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSyudi_alfian
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptxTopik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
Topik 1 - Pengenalan Penghayatan Etika dan Peradaban Acuan Malaysia.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdfKelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
Kelompok 1 Bimbingan Konseling Islami (Asas-Asas).pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnasPembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
Pembahasan Soal UKOM gerontik persiapan ukomnas
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPSKisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
Kisi-kisi UTS Kelas 9 Tahun Ajaran 2023/2024 Semester 2 IPS
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 

MEKANISME PENGAWASAN PAJAK BELANJA APBD

  • 1. MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 /PMK.03/2019 TENTANG MEKANISME PENGAWASAN TERHADAP PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN PAJAK ATAS BELANJA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH Menirrtang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa berclasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 64/PMK.05/2013 tentang Mekanisme Pengawasan terhaclap Pemotongan/Pemungutan clan Penyetoran Pajak yang Dilakukan oleh Benclahara Pengeluaran Satuan Kerja Perangkat Daerah/Kuasa Benclahara Umum Daerah, telah cliatur ketentuan mengenai mekanisme pengawasan terhaclap pemotongan/pemungutan clan penyetoran pajak yang clilakukan oleh Benclahara Pengeluaran Satuan Kerja Perangkat Daerah/ Kuasa Benclahara Umum Daerah; b. bahwa untuk menclorong kepatuhan atas pemotongan/ pemungutan clan penyetoran pajak atas belanja yang bersumber clari Anggaran Penclapatan clan Belanja Daerah clan penyampaian Daftar Transaksi Harian Belanja Daerah/ Rekapitulasi Transaksi Harian Belanja Daerah serta penyesuaian terhaclap perubahan mekanisme pembayaran pajak secara elektronik, perlu mengganti Peraturan Menteri Keuangan sebagaimana climaksucl clalam huruf a; c. bahwa berclasarkan pertimbangan sebagaimana climaksucl clalam huruf a clan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Mekanisme Pengawasan terhaclap Pemotongan/Pemungutan clan Penyetoran Pajak atas Belanja yang Bersumber clari Anggaran Penclapatan clan Belanja Daerah; www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 2. Mengingat - 2 - 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang- Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999); 2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3686) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3987); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Repulik Indonesia Nomor 4578); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 3. - 3 - Indonesia Tahun 2007 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4738); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 162, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5268); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423); 9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 242/PMK.03/2014 tentang Tata Cara Pembayaran dan Penyetoran Pajak (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1973); 10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 32/PMK.05/2014 tentang Sistem Penerimaan Negara Secara Elektronik sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 115/PMK.05/2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 32/PMK.05/2014 tentang Sistem Penerimaan Negara Secara Elektronik (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1135); 11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 74/PMK.07/2016 tentang Penyelenggaraan Sistem Informasi Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 667); 12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 18/PMK.07/2017 tentang Konversi Penyaluran Dana Bagi Hasil dan/ atau Dana Alokasi Umum dalam Bentuk Nontunai (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 287); 13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.07/2017 tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 225/PMK.07/2017 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 50/PMK.07/2017 tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1970); www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 4. - 4 - MEMUTUSKAN: Menetapkan PERATURAN MENTER! KEUANGAN TENTANG MEKANISME PENGAWASAN TERHADAP PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN PAJAK ATAS BELANJA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan: 1. Pajak adalah pajak Pemerintah Pusat yang dipotong/dipungut oleh Bendahara Pengeluaran Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Pengguna Anggaran/ Kuasa Pengguna Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah atas belanja yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang terdiri dari Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana diatur dalam undang-undang mengenai perpajakan. 2 . Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya disingkat APBD, adalah rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah. 3. Kepala Daerah adalah gubernur, bupati, atau wali kota. 4. Belanja Daerah adalah kewajiban Pemerintah Daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih. 5. Dana Bagi Hasil yang selanjutnya disingkat DBH adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. 6. Dana Alokasi Umum yang selanjutnya disingkat DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah dengan tujuan pemerataan kemampuan www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 5. - 5 - keuangan antar Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. 7. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPKD, adalah perangkat Daerah pada Pemerintah Daerah selaku pengguna anggaran/barang, yang JUga melaksanakan pengelolaan Keuangan Daerah. 8. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah, yang selanjutnya disingkat PPKD, adalah kepala SKPKD yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah. 9. Bendahara Umum Daerah, yang selanjutnya disingkat BUD, adalah PPKD yang bertindak dalam kapasitas sebagai BUD dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. 10. Kuasa Bendahara Umum Daerah, yang selanjutnya disebut Kuasa BUD, adalah pejabat di lingkungan SKPKD yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian tugas BUD dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada BUD. 11. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD, adalah perangkat Daerah pada Pemerintah Daerah selaku pengguna anggaran/barang. 12. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, yang selanjutnya disingkat PPTK, adalah pejabat pada unit kerja SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya. 13. Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disingkat PA, adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang dipimpinnya. 14. Kuasa Pengguna Anggaran, yang selanjutnya disingkat KPA, adalah pejabat yang diberi kuasa untuk melaksanakan sebagian kewenangan pengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi SKPD. 15. Bendahara Pengeluaran SKPD adalah pejabat fungsional yang ditunjuk menenma, menyimpan, membayarkan, www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 6. - 6 - menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan Belanja Daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada SKPD. 16. Nomor Pokok Wajib Pajak, yang selanjutnya disingkat NPWP, adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya. 17. Surat Ketetapan Pajak adalah surat ketetapan yang meliputi Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil, atau Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar. 18. Bank Persepsi adalah bank yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk menerima setoran penerimaan negara bukan dalam rangka impor, yang meliputi penerimaan pajak, cukai dalam negeri, dan penerimaan negara bukan pajak. 19. Pos Persepsi adalah kantor pos yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk menerima setoran penerimaan negara. 20. Nomor Transaksi Penerimaan Negara, yang selanjutnya disingkat NTPN, adalah nomor yang tertera pada Bukti Penerimaan Negara yang diterbitkan melalui Modul Penerimaan Negara. 21. Nomor Transaksi Bank, yang selanjutnya disingkat NTB, adalah nomor bukti transaksi penyetoran penerimaan negara yang diterbitkan oleh Bank. 22. Nomor Transaksi Pos, yang selanjutnya disingkat NTP, adalah nomor bukti transaksi penyetoran penerimaan negara yang diterbitkan oleh Pos. 23. Bukti Penerimaan Negara, yang selanjutnya disingkat BPN, adalah dokumen yang diterbitkan oleh Bank/Pos Persepsi atas transaksi penerimaan negara dengan teraan NTPN dan NTB/ NTP sebagai sarana administrasi lain yang kedudukannya disamakan dengan surat setoran. 24. Daftar Transaksi Harian Belanja Daerah, yang selanjutnya disebut DTH, adalah daftar yang dibuat oleh Bendahara ~ www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 7. - 7 ·- Pengeluaran SKPD dan Kuasa BUD yang memuat nncian transaksi harian Belanja Daerah per Surat Perintah Membayar/ Surat Penyediaan Dana (SPM/SPD) dan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). 25. Rekapitulasi Transaksi Harian Belanja Daerah, yang selanjutnya disebut RTH, adalah daftar yang dibuat oleh Kuasa BUD yang memuat rekapitulasi dari DTH dalam satu wilayah Provinsi/Kabupaten/ Kota. 26. Modul Penerimaan Negara, yang selanjutnya disingkat MPN, adalah modul penerimaan yang memuat serangkaian prosedur mulai dari penenmaan, penyetoran, pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan yang berhubungan dengan penerimaan negara dan merupakan bagian dari Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara. 27. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. 28. Kantor Pelayanan Pajak, yang selanjutnya disingkat KPP, adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Pajak yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak. 29. Pemotongan/Pemungutan adalah kegiatan memotong/ memungut Pajak yang terutang yang dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran SKPD dan PA/KPA SKPD sebagai pihak yang diberi wewenang untuk memotong/memungut Pajak untuk disetorkan ke Kas Negara berdasarkan ketentuan di bidang perpajakan. 30. Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan untuk membayar seluruh pengeluaran negara. www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 8. - 8 - 31. Bukti Pemotongan Pajak, yang selanjutnya disebut Bukti Pemotongan, adalah dokumen berupa formulir atau dokumen lain yang dipersamakan, yang dibuat oleh Pemotong Pajak sebagai bukti atas pemotongan Pajak yang dilakukan dan menunjukkan besarnya Pajak yang telah dipotong. 32. Bukti Pemungutan Pajak, yang selanjutnya disebut Bukti Pemungutan, adalah dokumen berupa formulir atau dokumen lain yang dipersamakan, yang dibuat . oleh Pemungut Pajak sebagai bukti atas pemungutan Pajak yang dilakukan dan menunjukkan besarnya Pajak yang telah dipungut. 33. Sistem Billing Direktorat Jenderal Pajak adalah sistem elektronik yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam rangka menerbitkan dan mengelola Kode Billing yang merupakan bagian dari Sistem Penerimaan Negara secara elektronik. 34. Kode Billing adalah kode identifikasi yang diterbitkan melalui Sistem Billing Direktorat Jenderal Pajak atas suatu jenis pembayaran atau penyetoran Pajak. 35. Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/ atau Keterangan, yang selanjutnya disingkat SP2DK, adalah surat yang diterbitkan oleh Kepala KPP untuk meminta penjelasan atas data dan/ atau keterangan kepada Wajib Pajak terhadap dugaan belum dipenuhinya kewajiban perpajakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. sesuai di dengan bidang 36. Sistem Informasi Keuangan Daerah, yang selanjutnya disingkat SIKD, adalah suatu sistem yang mendokumentasikan, mengadministrasikan serta mengolah data pengelolaan Keuangan Daerah dan data terkait lainnya menjadi informasi yang disajikan kepada masyarakat dan sebagai bahan pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan pertanggungjawaban Pemerintah Daerah. www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 9. - 9 - BAB II PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN PAJAK ATAS BELANJA DAERAH Pasal 2 (1) Dalam melaksanakan anggaran Belanja Daerah di setiap SKPD, Bendahara Pengeluaran SKPD dan/atau PPTK mengajukan permintaan pembayaran atas transaksi pengeluaran kepada PA/KPA melalui Pejabat Penatausahaan Keuangan. (2) Pengajuan permintaan pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan dengan mekanisme Uang Persediaan atau mekanisme Pembayaran Langsung. (3) Berdasarkan permintaan pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PA/KPA mengajukan perintah membayar kepada Kuasa BUD. (4) Berdasarkan perintah membayar sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Kuasa BUD menerbitkan perintah pencairan dana. Pasal 3 (1) Bendahara Pengeluaran SKPD menghitung dan memotong/ memungut Pajak atas pembayaran dari dana Uang Persediaan yang dikelolanya. (2) PA/KPA SKPD menghitung dan memotong/memungut Pajak atas transaksi pengeluaran yang dibayarkan dengan mekanisme Pembayaran Langsung. (3) Dalam memenuhi kewajiban perpajakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), Bendahara Pengeluaran SKPD dan PA/KPA SKPD melakukan konfirmasi kebenaran NPWP melalui sarana yang disediakan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Pasal 4 (1) Bendahara Pengeluaran SKPD/ Kuasa BUD menyetorkan hasil pemotongan/pemungutan Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ke Kas Negara. www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 10. - 10 - (2) Penyetoran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan per transaksi pengeluaran sesuai dengan ketentuan penyetoran Pajak yang berlaku, kecuali pengeluaran untuk belanja pegawai. (3) Penyetoran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan mengenai tata cara pembayaran clan penyetoran pajak. Pasal 5 (1) Penyetoran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dilakukan ke Kas Negara melalui Bank/Pos Persepsi atau sarana lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang mengatur mengenai pembayaran pajak secara elektronik dengan mencantumkan Kode Billing. (2) Untuk mendapatkan Kode Billing: a. Bendahara Pengeluaran SKPD melakukan perekaman data pemotongan/pemungutan Pajak pada Sistem Billing Direktorat Jenderal Pajak atas pembayaran dengan mekanisme Uang Persediaan; b. PA/KPA SKPD melakukan perekaman data pemotongan/ pemungutan Pajak pada Sistem Billing Direktorat Jenderal Pajak atas pembayaran dengan mekanisme Langsung. (3) Perekaman data sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit memuat: a. NPWP Bendahara Pengeluaran SKPD; b. NPWP rekanan, dalam hal terdapat pembayaran selain belanja pegawai; c. NIK rekanan, dalam hal rekanan merupakan orang pribadi yang tidak memiliki NPWP; d. Nomor Seri Faktur Pajak, dalam hal rekanan merupakan Pengusaha Kena Pajak; e. Kode SKPD; clan f. Nomor SPM. (4) Atas penyetoran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1), Bendahara Pengeluaran SKPD/ Kuasa BUD menerima bukti www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 11. - 11 - setoran berupa BPN. (5) BPN sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diperlakukan sebagai Bukti Pemotongan atau Bukti Pemungutan. Pasal 6 (1) Direktorat Jenderal Pajak melakukan sosialisasi kepada Bendahara Pengeluaran SKPD, PA/KPA SKPD, dan Kuasa BUD mengenai pengawasan pemotongan/pemungutan dan penyetoran Pajak yang dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran SKPD dan/atau PA/KPA SKPD. (2) Dalam melakukan sosialisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Direktorat Jenderal Pajak dapat melibatkan Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan. BAB III PENGUJIAN KEBENARAN PERHITUNGAN DAN PENYETORAN PAJAK ATAS BELANJA DAERAH Pasal 7 (1) DTH harus dibuat oleh: a. Bendahara Pengeluaran SKPD atas Belanja Daerah yang pemotongan/pemungutan dan/atau penyetoran pajaknya dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran SKPD; dan b. Kuasa BUD atas Belanja Daerah yang penyetoran pajaknya dilakukan oleh Kuasa BUD. (2) DTH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk informasi pada tabel data SIKD yang digunakan sebagai dasar penyusunan DTH. (3) DTH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 8 (1) DTH yang dibuat oleh Bendahara Pengeluaran SKPD www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 12. - 12 - sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf a disampaikan kepada Kuasa BUD. (2) Penyampaian DTH sebagaimana dilakukan paling lama tanggal bersangkutan berakhir. dimaksud pada ayat (1) 10 setelah bulan yang (3) Dalam hal tanggal 10 setelah bulan yang bersangkutan berakhir jatuh pada hari libur atau hari kerja yang diliburkan, penyampaian DTH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lambat pada hari kerja berikutnya. Pasal 9 (1) Berdasarkan DTH yang disampaikan oleh Bendahara Pengeluaran SKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1) clan DTH yang dibuat oleh Kuasa BUD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) huruf b, Kuasa BUD membuat RTH. (2) RTH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 10 (1) Kuasa BUD menyampaikan DTH clan RTH sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) serta informasi pada tabel data SIKD yang digunakan sebagai dasar penyusunan DTH kepada Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan melalui SIKD secara bulanan paling lama tanggal 20 setelah bulan yang bersangkutan berakhir. (2) Dalam hal tanggal 20 setelah bulan yang bersangkutan berakhir jatuh pada hari libur atau hari kerja yang diliburkan, penyampaian DTH clan RTH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan paling lambat pada hari kerja berikutnya. (3) Dalam hal Kuasa BUD tidak menyampaikan DTH clan RTH sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri Keuangan dapat melakukan penundaan penyaluran DBH atau DAU untuk www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 13. - 13 - periode bulan atau tahap berikutnya. (4) Penundaan penyaluran DBH atau DAU sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan atas nama Menteri Keuangan. (5) Penundaan penyaluran DBH atau DAU sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dikenakan paling tinggi 50% (lima puluh persen) dari nilai DBH atau DAU tahap penyaluran sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (6) Dalam hal Kuasa BUD sebagaimana dimaksud pada ayat (3) telah menyampaikan DTH dan RTH, Menteri Keuangan menyalurkan kembali DBH atau DAU yang ditunda kepada Daerah yang bersangkutan. (7) Penyaluran kembali DBH atau DAU sebagaimana dimaksud pada ayat (6) ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan yang ditandatangani oleh Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan atas nama Menteri Keuangan. Pasal 11 Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan menyampaikan: a. DTH dan RTH sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) pada akhir bulan setelah bulan yang bersangkutan berakhir; b. data APBD per SKPD per jenis belanja pada bulan Februari tahun anggaran bersangkutan; c. data perubahan APBD per SKPD per jenis belanja pada bulan Agustus tahun anggaran bersangkutan; clan d . data realisasi APBD per SKPD per jenis belanja per triwulan pada akhir bulan setelah triwulan yang bersangkutan berakhir kepada Direktur Jenderal Pajak melalui Sistem Layanan Data Kementerian Keuangan. Pasal 12 (1) KPP melakukan pengujian kebenaran perhitungan clan penyetoran Pajak berdasarkan: I www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 14. - 14 - a. hasil perhitungan potensi Pajak atas Belanja Daerah; b. DTH yang dibuat oleh Bendahara Pengeluaran SKPD; c. DTH yang dibuat oleh Kuasa BUD; d. RTH yang dibuat oleh Kuasa BUD; dan e. BPN. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai perhitungan potensi Pajak atas Belanja Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan tata cara penyetoran Pajak secara elektronik sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 ayat (1) diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak. Pasal 13 Dalam hal terdapat ketidaksesuaian pemotongan/pemungutan dan/ atau penyetoran Pajak berdasarkan hasil pengujian kebenaran perhitungan dan penyetoran Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1), KPP melakukan konfirmasi kebenaran perhitungan dan penyetoran Pajak dengan menyampaikan SP2DK kepada Kepala SKPD melalui Bendahara Pengeluaran SKPD dan/atau PA/KPA SKPD. Pasal 14 (1) Dalam hal hasil pengujian kebenaran perhitungan dan penyetoran Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dan/atau konfirmasi kebenaran perhitungan dan penyetoran Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 masih terdapat selisih kurang Pajak yang belum dipotong/ dipungut dan/ atau disetor oleh Bendahara Pengeluaran SKPD dan/ atau PA/KPA SKPD, KPP dapat melakukan pemeriksaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan. (2) Berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), KPP dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak atau meneruskan dengan usulan pemeriksaan bukti permulaan. www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 15. - 15 - BAB IV PELUNASAN PAJAK TERUTANG Pasal 15 (1) Dalam hal diterbitkan SKPKB atau SKPKBT berdasarkan hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Bendahara Pengeluaran SKPD dan/ atau PA/KPA SKPD menyetor kewajiban Pajak terutang beserta sanksinya ke Kas Negara. (2) Pelunasan dan penagihan atas kewajiban Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dan Undang-Undang tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa. (3) Apabila Bendahara Pengeluaran SKPD dan/ atau PA/KPA SKPD tidak menyetor kewajiban Pajak terutang beserta sanksinya ke Kas Negara dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Kepala KPP menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada Kepala Daerah. (4) Berdasarkan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Kepala KPP menyampaikan laporan kepada Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Pajak. (5) Berdasarkan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Kepala Daerah meminta Bendahara Pengeluaran SKPD dan/atau PA/KPA SKPD untuk segera menyetor kewajiban Pajak terutang beserta sanksinya ke Kas Negara. (6) Berdasarkan tembusan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Direktur Jenderal Pajak menyampaikan daftar Bendahara Pengeluaran SKPD dan/atau PA/KPA SKPD yang tidak menyetor kewajiban Pajak terutang beserta sanksinya ke Kas Negara kepada menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan dengan tembusan kepada menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang dalam negeri. www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 16. - 15 - BABV KETENTUAN PENUTUP Pasal 16 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 64/PMK.05/2013 tentang Mekanisme Pengawasan terhadap Pemotongan/Pemungutan dan Penyetoran Pajak yang Dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran Satuan Kerja Perangkat Daerah/ Kuasa Bendahara Umum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 438), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 17 Peraturan Menteri ini mulai berlaku setelah 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal diundangkan. www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 17. - 17 - Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 29 Mei 2019 MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd. SRI MULYANI INDRAWATI Diundangkan di Jakarta pada tanggal 31 Mei 2019 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. WIDODO EKATJAHJANA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2019 NOMOR 619 Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Umum u.b. www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 18. - 18 - LAMPIRAN I PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 /PMK.03/2019 TENTANG MEKANISME PENGAWASAN TERHADAP PEMOTONGAN/ PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN PAJAK ATAS BELANJA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH FORMAT DAFTAR TRANSAKSI HARIAN BELANJA DAERAH DAFTAR TRANSAKSI HARIAN BELANJA DAERAH (DTH) PROVINSI/ KABUPATEN/ KOTA... ..... ... (1)......... . BULAN .... ..... (2) ...... ... . TAHUN ANGGARAN .......... (3) .. .. ..... . SKPD/KUASA BUD : ..... .....(4) ..... .... . KODE SKPD : .... ... ... (5) ......... . SPM/ SPD SP2D POTONGAN PAJAK KODE NPWP NAMA NO. NILA! NILAI AKUN REKANAN/ REKANAN/ KET URUT KODE JENIS JUMLAH NOMOR BELANJA NOMOR BELANJA BELANJA BENDAHARA BENDAHARA AKUN PAJAK (Rp) (Rp) (Rp) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) Total .. (18) .. ..(19).. ..(20) .. ..(21).. - - - ..(22).. - - Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa Daftar Transaksi Harian Belanja Daerah ini dibuat dengan sebenarnya dan saya bertanggung jawab penuh atas kebenaran data yang tercantum dalam Daftar Transaksi Harian Belanja Daerah ini. Mengetahui, Pengguna Anggaran/BUD (28) .. ...... ..(29) ........... ... . NIP.. .. ... ... (30) ......... . .......... (23) .........., ..........(24) ......... . Bendahara Pengeluaran SKPD/Kuasa BUD (25) .. ........ (26) ......... ..... . NIP.......... (27) .... ... .. . - www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 19. ..:- 19 - PETUNJUK PENGISIAN DAFTAR TRANSAKSI HARIAN BELANJA DAERAH (DTH) NO URAIAN ISIAN (1) Diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota berkenaan. (2) Diisi dengan nama bulan DTH. (3) Diisi dengan tahun anggaran APBD berkenaan. (4) Diisi dengan nama SKPD/ nama instansi Kuasa BUD. (5) Diisi denaan kode SKPD berkenaan. (6) Diisi dengan nomor urut transaksi. (7) Diisi dengan nomor SPM/SPD berkenaan. (8) Diisi dengan nilai belanja yang tercantum dalam SPM/SPD berkenaan. (9) Diisi dengan nomor SP2D berkenaan. (10) Diisi dengan nilai belanja yang tercantum dalam SP2D berkenaan. (11) Diisi dengan kode akun belanja yang tercantum dalam SPM/SP2D. (12) Diisi dengan kode akun potongan pajak yang tercantum dalam SPM / SP2D. (13) Diisi dengan jenis potongan pajak yang tercantum dalam SPM / SP2D. (14) Diisi dengan jumlah potongan pajak yang tercantum dalam SPM/ SP2D. (15) Diisi dengan NPWP rekanan/Bendahara Pengeluaran SKPD. (16) Diisi dengan nama rekanan/Bendahara Pengeluaran SKPD. (17) Diisi dengan keterangan yang diperlukan. (18) Diisi dengan Jumlah SPM/SPD. (19) Diisi dengan Total Nilai Belanja seluruh SPM/SPD. (20) Diisi dengan Jumlah SP2D. (21) Diisi dengan Total Nilai Belanja seluruh SP2D. (22) Diisi dengan Total Potongan Pajak. (23) Diisi dengan nama kota tempat dibuatnya DTH. (24) Diisi dengan tanggal bulan tahun saat dibuatnya DTH. (25) Diisi dengan tandatangan Bendahara Pengeluaran SKPD/Kuasa BUD berkenaan. (26) Diisi dengan nama Bendahara Penzeluaran SKPD/Kuasa BUD berkenaan. (27) Diisi dengan NIP Bendahara Pengeluaran SKPD/Kuasa BUD berkenaan. Kolom Mengetahui: •Dalam hal DTH dibuat dan ditandatangani oleh Bendahara Pengeluaran SKPD, maka kolom mengetahui diisi dan ditandatangani oleh Pengguna Anggaran/Kepala SKPD. •Dalam hal DTH dibuat dan ditandatangani oleh Kuasa BUD, maka kolom mengetahui diisi dan ditandatangani oleh BUD/Kepala SKPKD. (28) Diisi dengan tanda tangan PenggunaAnggaran/Kepala SKPD atau BUD/Kepala SKPKD berkenaan. (29) Diisi dengan nama Pengguna Anggaran/Kepala SKPD atau BUD/Kepala SKPKD berkenaan. (30) Diisi dengan NIP Pengguna Anggaran/Kepala SKPD atau BUD/Kepala SKPKD berkenaan. MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Umum U-?· ,L~~~, Kepala Bagian T~ . ~ ··enteJ;I..an ~ '. /$G;--i ·.,[:'IJl')I',•" t --___,,,.· ' --· ··~~ ) .,,_,,,., j ..~''J) - • ,... I ' ) 1? ARIF BINTAR ~V"'§NQ,_ .··' -:? NIP 197109121997'03:f'c!JQY1lJP'':i~·~ ..., ..._:::..~ - ___:- ... ttd. SRI MULYANI INDRAWATI ' www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 20. NO. URUT (4) Total - 20 - LAMPIRAN II PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 /PMK.03/2019 TENTANG MEKANISME PENGAWASAN TERHADAP PEMOTONGAN/ PEMUNGUTAN DAN PENYETORAN PAJAK ATAS BELANJA YANG BERSUMBER DARI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH FORMAT REKAPITULASI TRANSAKSI HARIAN BELANJA DAERAH (RTH) REKAPITULASI TRANSAKSI HARIAN BELANJA DAERAH (RTH) PROVINSI/KABUPATEN/ KOTA.. ..... ... .(1) .... ..... . BULAN ..... ....(2) .... ..... . TAHUN ANGGARAN ..........(3) ...... .... SPM/SPD SP2D JUMLAH NAMA POTONGAN SKPD/ NILAI BELANJA NILAI BELANJA KET JUMLAH JUMLAH PAJAK I<:UASABUD TOTAL TOTAL TOTAL TOTAL (Rp) (Rp) (Rp) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) .. (1 2).. ..( 13).. .. (14) .. .. (1 5).. .. (16).. ..(17).. - Bersama ini terlampir: a . Daftar Trarisaksi Harian Belanja Daerah yang dibuat oleh Bendahara Pengeluaran SKPD; dan b. Daftar Transaksi Harian Belanja Daerah yang dibuat oleh Kuasa BUD; Yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa Rekapitulasi Transaksi Harian Belanja Daerah ini dibuat dengan sebenarnya dan bertanggung jawab penuh atas kebenaran data yang tercantum dalam Rekapitulasi Transaksi Harian Belanja Daerah ini. Mengetahui, BUD (23) .... ..... .(24) .............. . NIP.. ... ..... (25)......... . ......... .(18) .. ...... .. , .... .... .. (19) ........ .. Bendahara Pengeluaran SKPD/Kuasa BUD (20) ........ .. (21) ....... ... .... . NIP..........(22) ..... ... .. www.jdih.kemenkeu.go.id
  • 21. - 21 - PETUNJUK PENGISIAN REKAPITULASI TRANSAKSI HARIAN BELANJA DAERAH (RTH) NO URAIAN ISIAN (1) Diisi dengan nama provinsi/kabupaten/kota berkenaan. (2) Diisi dengan nama bulan RTH . (3) Diisi dengan tahun anggaran APBD berkenaan. (4) Diisi dengan nomor urut. (5) Diisi dengan nama SKPD/Kuasa BUD. (6) Diisi denganjumlah SPM/SPD SKPD/Kuasa BUD berkenaan. (7) Diisi denganjumlah belanja pada SPM/SPD SKPD/Kuasa BUD berkenaan. (8) Diisi denganjumlah SP2D SKPD/Kuasa BUD berkenaan. (9) Diisi dengan jumlah belanja pada SP2D SKPD/Kuasa BUD berkenaan. (10) Diisi dengan jumlah potongan pajak SKPD /Kuasa BUD berkenaan. (11) Diisi dengan keterangan yang diperlukan. (12) Diisi dengan jumlah SKPD dan Kuasa BUD. (13) Diisi dengan jumlah total SPM / SPD. (14) Diisi dengan jumlah nilai belanja total dalam SPM/ SPD. (15) Diisi dengan jumlah total SP2D. (16) Diisi dengan jumlah nilai belanja total dalam SP2D. (17) Diisi dengan jumlah total potongan pajak. (18) Diisi dengan nama kota tempat dibuatnya RTH. (19) Diisi dengan tanggal bulan tahun saat dibuatnya RTH. (20) Diisi dengan tandatangan Kuasa BUD berkenaan. (21) Diisi dengan nama Kuasa BUD berkenaan. (22) Diisi dengan NIP Kuasa BUD berkenaan. (23) Diisi dengan tanda tangan BUD/Kepala SKPKD berkenaan. (24) Diisi dengan nama BUD/ Kepala SKPKD berkenaan. (25) Diisi dengan NIP BUD/ Kepala SKPKD berkenaan. MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA ' ttd. SRI MULYANI INDRAWATI www.jdih.kemenkeu.go.id