SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
SETELAH DITETAPKANNYA PMK 125/PMK.07/2016
TENTANG PENUNDAAN PENYALURAN SEBAGIAN DAU
TAHUN ANGGARAN 2016
Sumedang, 27 Oktober 2016
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT
APBD KABUPATEN GARUT TAHUN
ANGGARAN 2016
2
Kodrek URAIAN ANGGARAN KET
1 2 3 4
4. PENDAPATAN DAERAH 3,724,083,308,434
4.1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 427,150,331,158
4.1.1. Pendapatan Pajak Daerah 84,263,693,608
4.1.2. Pendapatan Retribusi Daerah 15,554,453,146
4.1.3. Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 5,206,555,533
4.1.4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 322,125,628,871
4.2. DANA PERIMBANGAN 2,779,366,850,000
4.2.1. Dana Bagi Hasil Pajak Bukan Pajak 137,929,781,000
4.2.2. Dana Alokasi Umum 1,808,709,871,000
4.2.3. Dana Alokasi Khusus 832,727,198,000
4.3. LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 517,566,127,276
4.3.3. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah
lainnya
96,550,816,500
4.3.6. Dana Transfer Lainnya 421,015,310,776
JUMLAH PENDAPATAN 3,724,083,308,434
5. BELANJA DAERAH 3,742,883,308,434
5.1. BELANJA TIDAK LANGSUNG 2,390,445,050,928
5.1.1. Belanja Pegawai 1,898,730,595,049
5.1.4. Belanja Hibah 8,045,000,000
5.1.5. Belanja Bantuan Sosial 1,295,590,000
5.1.6. Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan
Pemerintahan Desa
34,081,920
5.1.7. Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota,
Pemerintahan Desa dan Partai Politik
479,339,783,959
5.1.8. Belanja Tidak Terduga 3,000,000,000
Kodrek URAIAN ANGGARAN KET
1 2 3 4
5.2. BELANJA LANGSUNG 1,352,438,257,506
5.2.1. Belanja Pegawai 125,122,519,455
5.2.2. Belanja Barang dan Jasa 695,599,724,451
5.2.3. Belanja Modal 531,716,013,600
JUMLAH BELANJA 3,742,883,308,434
SURPLUS/(DEFISIT) (18,800,000,000)
6. PEMBIAYAAN DAERAH 46,800,000,000
6.1. PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 46,800,000,000
6.1.1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya 46,800,000,000
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya 46,800,000,000
JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN 46,800,000,000
6.2. PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 28,000,000,000
6.2.1. Pembentukan Dana Cadangan 15,000,000,000
6.2.2. Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 10,000,000,000
6.2.3. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri 3,000,000,000
JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN 28,000,000,000
PEMBIAYAAN NETO 18,800,000,000
6.3 SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN BERKENAAN
(SILPA)
-
Kodrek URAIAN APBD 2016 KET
1 2 3 4
4. PENDAPATAN DAERAH 3,724,083,308,434
4.1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 427,150,331,158
4.2. DANA PERIMBANGAN 2,779,366,850,000
4.3. LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 517,566,127,276
JUMLAH PENDAPATAN 3,724,083,308,434
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Kodrek URAIAN APBD 2016 KET
1 2 3 4
4. PENDAPATAN DAERAH 3,724,083,308,434
4.1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 427,150,331,158
4.1.1. Pendapatan Pajak Daerah 84,263,693,608
4.1.2. Pendapatan Retribusi Daerah 15,554,453,146
4.1.3. Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 5,206,555,533
4.1.4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 322,125,628,871
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Kodrek URAIAN APBD 2016 KET
1 2 3 4
4.2. DANA PERIMBANGAN 2,779,366,850,000
4.2.1. Dana Bagi Hasil Pajak Bukan Pajak 137,929,781,000
4.2.2. Dana Alokasi Umum 1,808,709,871,000
4.2.3. Dana Alokasi Khusus 832,727,198,000
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Kodrek URAIAN APBD 2016 KET
1 2 3 4
4.3. LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 517,566,127,276
4.3.3. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya 96,550,816,500
4.3.6. Dana Transfer Lainnya 421,015,310,776
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Kodrek URAIAN APBD 2016 KET
1 2 3 4
5. BELANJA DAERAH 3,742,883,308,434
5.1. BELANJA TIDAK LANGSUNG 2,390,445,050,928
5.2. BELANJA LANGSUNG 1,352,438,257,506
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Kodrek URAIAN APBD 2016 KET
1 2 3 4
5. BELANJA DAERAH 3,742,883,308,434
5.1. BELANJA TIDAK LANGSUNG 2,390,445,050,928
5.1.1. Belanja Pegawai 1,898,730,595,049
5.1.4. Belanja Hibah 8,045,000,000
5.1.5. Belanja Bantuan Sosial 1,295,590,000
5.1.6. Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa 34,081,920
5.1.7. Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota, Pemerintahan Desa
dan Partai Politik
479,339,783,959
5.1.8. Belanja Tidak Terduga 3,000,000,000
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
Kodrek URAIAN APBD 2016 KET
1 2 3 4
5.2. BELANJA LANGSUNG 1,352,438,257,506
5.2.1. Belanja Pegawai 125,122,519,455
5.2.2. Belanja Barang dan Jasa 695,599,724,451
5.2.3. Belanja Modal 531,716,013,600
PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
KEBIJAKAN PENUNDAAN DAU
12
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PMK 125/PMK.07/2016
PMK 125/PMK.07/2016
KEBIJAKAN PENUNDAAN DAU UNTUK 169 DAERAH
DAU YANG DITUNDA SEBESAR Rp 19.418.975.064.500,-
PENENTUAN DAERAH DAN BESARAN PENUNDAAN PENYALURAN DAU,
DIDASARKAN PADA:
1) PERKIRAAN KAPASITAS FISKAL;
2) KEBUTUHAN BELANJA; DAN
3) POSISI SALDO KAS DI DAERAH PADA AKHIR TAHUN 2016
YANG DIKATEGORIKAN SANGAT TINGGI, TINGGI, CUKUP TINGGI, DAN SEDANG.
13
DAU YANG PENYALURANNYA DITUNDA, DIPERHITUNGKAN SEBAGAI
KURANG BAYAR
BERDASARKAN PENUNDAAN DAU, PEMERINTAH DAERAH MELAKUKAN
PENYESUAIAN DAU PADA PENDAPATAN DAN BELANJA TANPA MENUNGGU
PERUBAHAN ATAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016 SESUAI KETENTUAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Kajian Indikator Penundaan Penyaluran Sebagian DAU
POSISI SALDO
KAS DI DAERAH
PADA AKHIR
TAHUN 2016
KAPASITAS
FISKAL
KEBUTUHAN
BELANJA
KABUPATEN GARUT
(penundaan
Rp 327.492.667.052,-)
Kapasitas Fiskal
 Berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor
37/PMK.07/2016 tentang Peta
Kapasitas Fiskal Daerah, bahwa
Kabupaten Garut termasuk
Daerah yang memiliki Indeks
Kapasitas Fiskal suatu Daerah
(IKF) rendah yaitu 0,16.
 Berdasarkan ketentuan Pasal 1
ayat (2) PMK 125/PMK.07/2016,
maka Kabupaten Garut dengan
penundaan penyaluran DAU
setiap bulannya sebesar
Rp 81.873.166.763,- (lebih dari
50% dari pagu anggaran DAU
yang ditransfer setiap bulannya
sebesar Rp 150.725.822.000,)
dikategorikan sebagai Daerah
yang memiliki kapasitas fiskal
sangat tinggi.
Kebutuhan Belanja
 Pemerintah Daerah menyampaikan
perkiraan belanja bulanan melalui aplikasi
SIMPATIK (Permenkeu No.
93/PMK.07/2016) ttg Konversi Penyaluran
Dana Bagi Hasil dan/atau DAU dalam Bentuk
Non Tunai.
 Pada bln. Juni, aplikasi SIMPATIK mengalami
perubahan/updating, sehingga daerah juga
harus melakukan updating sesuai arahan
Dirjen Perimbangan Keuangan.
 Ternyata setelah aplikasi tersebut di update,
ada beberapa fitur yang tidak sinkron
sehingga terdapat beberapa data yang
hilang & tidak dapat ter-upload. Dengan
kondisi ini, operator berusaha untuk
membuat ulang laporan tersebut, namun
aplikasi sudah mengunci, sehingga untuk bln
Juni, pada data pelaporan di DJPK,
diidentifikasi tidak terdapat pengiriman data
belanja.
Posisi Saldo Kas
 Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) PMK
125/PMK.07/2016, salah satu dasar
penundaan penyaluran, adalah posisi saldo
kas pada akhir tahun 2016. Sedangkan
kenyataannya, posisi saldo kas yang
digunakan adalah posisi saldo kas pada
bulan Juni.
 Pelaporan posisi saldo kas di daerah
mengikuti ketentuan PMK No.
93/PMK.07/2016, dimana pelaporan posisi
saldo kas di daerah hanya secara global,
tidak terdapat format laporan yang
mengharuskan Daerah merinci kedalaman
dari saldo tersebut.
 Sedangkan pada kenyataannya, dana yang
berada pada saldo kas tersebut, merupakan
dana yang telah ada peruntukannya atau
dana yang telah diarahkan (earmark).
Kebijakan Penundaan DAU Terhadap
Kebutuhan Gaji Pegawai
15
KABUPATEN GARUT
Rp 81.873.166.763 x 4 bulan
Rp 327.492.667.052
Penundaan Penyaluran
DAU
KEBUTUHAN GAJI PER BULAN
JUMLAH Rp 96.498.898.458
DAU YANG DITERIMA SETELAH
KEBIJAKAN PENUNDAAN
Rp 68.852.655.820/BULAN
DEFISIT PER BULAN
Rp (27.646.242.638)
DEFISIT 4 BULAN
Rp (110.584.970.552)
NO URAIAN PAGU AWAL PERPRES 66 THN 2016 (+/-)
1 DAK FISIK 197.164.850.000,00 184.866.151.000,00 (12.298.699.000,00)
2 DAK NON FISIK 635.562.348.000,00 625.123.726.000,00 (10.438.622.000,00)
3 DBH 137.929.781.000,00 128.275.879.000,00 (9.653.902.000,00)
JUMLAH 970.656.979.000,00 938.265.756.000,00 (32.391.223.000,00)
NO URAIAN PAGU AWAL PMK.125/PMK.07/2016 PENUNDAAN
1 DAU 1.808.709.871.000,00 1.481.217.203.948,00 (327.492.667.052,00)
TIGA KEBIJAKAN PEMERINTAH UNTUK DANA
TRANSFER KE DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016
Dalam Tahun Anggaran 2016, Pemerintah menetapkan 3 (tiga) kebijakan yang berpengaruh
terhadap Dana Transfer ke Daerah, yaitu
NO URAIAN PAGU AWAL SE S−579/PK/2016 (+/-)
1 TPG 567.800.041.000 ,00 454.240.032.800,00 (113.560.008.200,00)
DAMPAK PENUNDAAN PENYALURAN SEBAGIAN DAU
PMK 125/PMK.07/2016
1
• DEFISIT PEMBAYARAN GAJI PEGAWAI
2
• PENUNDAAN PENYALURAN ALOKASI
DANA DESA (ADD)
3
• PENUNDAAN/PENGHENTIAN BELANJA
4
• PENUNDAAN PEMBAYARAN ATAS
PRESTASI KEGIATAN
UPAYA PEMERINTAH DAERAH SETELAH DITETAPKAN
PMK 125/PMK.07/2016
Beberapa upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah
dalam mengatasi dampak penundaan penyaluran
sebagian DAU, antara lain:
1. dilakukan penghapusan pengeluaran pembiayaan sebesar
Rp 16 miliar , meliputi:
a. penghapusan dana cadangan untuk pendanaan
pemilihan kepala daerah tahun 2018, sebesar 13
miliar; dan
b. penghapusan penyertaan modal pada Bank Jabar
Banten sebesar 3 miliar.
BUPATI GARUT
INSTRUKSI BUPATI GARUT
NOMOR 900/2505/DPPKA
TENTANG
LANGKAH−LANGKAH PENGHEMATAN DAN PEMOTONGAN SERTA
PENGHENTIAN BELANJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DALAM
RANGKA TINDAK LANJUT PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR
125/PMK.07/2016 TENTANG PENUNDAAN PENYALURAN SEBAGIAN
DANA ALOKASI UMUM TAHUN ANGGARAN 2016
2. Efisiensi belanja, melalui penghematan dan pemotongan serta penghentian belanja SKPD. Hal tersebut
dilakukan sesuai Instruksi Bupati Garut Nomor 900/2505/DPPKA, bahwa penghematan dan
pemotongan serta penghentian belanja dilakukan utamanya terhadap belanja:
a. perjalanan dinas dan paket meeting;
b. honorarium tim/kegiatan;
c. biaya rapat;
d. iklan dan operasional perkantoran lainnya;
e. pembangunan gedung kantor;
f. pengadaan kendaraan dinas/operasional;
g. swakelola;
h anggaran dari kegiatan yang belum terikat kontrak; dan
i. kegiatan−kegiatan yang tidak mendesak atau dapat dilanjutkan (carry over) ke tahun anggaran
berikutnya.
UPAYA YANG DILAKUKAN PEMDA (Lanjutan……..)
3. Untuk menutup defisit APBD pada Tahun
Anggaran 2016, menetapkan Penerimaan
Pembiayaan yang bersumber dari Sisa Lebih
Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran
2015, sebesar Rp 47.136.082.002,00.
4. Penundaan pembayaran kepada pihak ketiga
terkait dengan pekerjaan yang telah selesai.
5. Penundaan penyaluran Alokasi Dana Desa
kepada Pemerintah Desa.
Kendala yang dihadapi Pemerintah Daerah:
 Penghematan dan pemotongan serta penghentian belanja Satuan Kerja Perangkat Daerah tidak
dilakukan terhadap:
1. Anggaran yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK);
2. Anggaran yang bersumber dari Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat; dan
3. Anggaran yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).
 Penghematan dan pemotongan serta penghentian belanja SKPD, tidak dapat dilakukan secara optimal
pada akhir tahun anggaran (dimana PMK 125/PMK.07/2016 diundangkan pada tanggal 16 Agustus
2016).
 Rencana melakukan pinjaman daerah untuk menutup defisit APBD Tahun Anggaran 2016,
terkendala dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2011 tentang
Pinjaman Daerah.
PINJAMAN DAERAH
Jenis Pinjaman Daerah terdiri atas:
a. Pinjaman Jangka Pendek
 merupakan Pinjaman Daerah dalam jangka waktu
paling lama 1 (satu) tahun anggaran.
 Pinjaman Jangka Pendek digunakan hanya untuk
menutup kekurangan arus kas.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 30 TAHUN 2011
TENTANG
PINJAMAN DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
b. Pinjaman Jangka Pendek
 merupakan Pinjaman Daerah dalam jangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun anggaran.
 Pinjaman Jangka Menengah digunakan untuk membiayai pelayanan publik yang tidak
menghasilkan penerimaan.
c. Pinjaman Jangka Panjang
 merupakan Pinjaman Daerah dalam jangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun anggaran.
 Digunakan untuk membiayai kegiatan investasi prasarana dan/atau sarana dalam rangka
penyediaan pelayanan publik.
Pasal 11 s/d Pasal 14
Pasal 12
 Pinjaman Jangka Pendek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf a
merupakan Pinjaman Daerah dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun
anggaran.
 Yang dimaksud dengan "tahun anggaran yang berkenaan" adalah tahun
anggaran pada saat Pemerintah Daerah melakukan Pinjaman Jangka
Pendek.
 Jangka waktu pelunasan Pinjaman Jangka Pendek tidak dapat melebihi
tahun anggaran berkenaan. Dengan demikian, Pinjaman Jangka Pendek
tidak diperkenankan dilakukan untuk mendanai defisit kas pada akhir tahun
anggaran.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 30 TAHUN 2011
TENTANG
PINJAMAN DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PINJAMAN DAERAH
MENYIKAPI KEBIJAKAN PEMERINTAH PUSAT
22
KEDUDUKAN HUKUM PMK 125/PMK.07/2016
KEBIJAKAN PENETAPAN DAU
Pasal 11 ayat (6) dan ayat (8)
Undang-Undang No. 14 Tahun 2015
tentang APBN Tahun Anggaran 2016
Peraturan Presiden Nomor 137
Tahun 2015 tentang Rincian APBN
Tahun Anggaran 2016
Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun
2016 tentang Rincian APBN T.A 2016
DAU dialokasikan sebesar 27,7% (dua puluh
tujuh koma tujuh persen) dari Pendapatan
Dalam Negeri (PDN) neto atau direncanakan
sebesar Rp 385.360.847.100.000,-
Pasal 11 ayat (8) UU No. 14 Tahun 2015,
mengatur bahwa “Dalam hal terjadi
perubahan APBN menyebabkan PDN neto
bertambah atau berkurang, besaran DAU
tidak mengalami perubahan”.
Dalam Peraturan Presiden, DAU Kabupaten
Garut ditetapkan sebesar
Rp 1.808.709.871.000,-
Dalam PMK 125/PMK.07/2016, DAU
Kabupaten Garut ditunda sebesar
Rp 327.492.667.052,-
Dalam Pasal 3 PMK 125/PMK.07/2016,
Pemerintah Daerah harus melakukan
penyesuaian DAU pada pendapatan dan
belanja.
PMK 125/PMK.07/2016
KEDUDUKAN HUKUM PMK 125/PMK.07/2016
PMK 125/PMK.07/2016 memerintahkan Pemerintah
Daerah melakukan penyesuaian terhadap DAU dalam
pendapatan dan belanja, sedangkan Pasal 11 ayat (6) dan
ayat (8) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015, secara
limitatif menetapkan besaran DAU dan menjamin bahwa
besaran DAU tidak mengalami perubahan.
Alokasi DAU yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden
Nomor 137 Tahun 2015 dan Peraturan Presiden Nomor 66
Tahun 2016 tentang Rincian APBN Tahun Anggaran 2016,
tidak dicabut dan dinyatakan tidak berlaku dengan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi
ataupun sederajat.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 125/PMK.07/2016
tentang Penundaan Penyaluran Sebagian Dana Alokasi
Umum TA 2016, tidak dapat mencabut alokasi DAU yang
ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 137 Tahun
2015 dan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2016,
karena derajat/hierarki nya berada di bawah Peraturan
Presiden.
Tidak terdapat ketentuan peraturan perundang-
undangan yang secara tegas menyatakan alokasi DAU
dalam Peraturan Presiden Nomor 137 Tahun 2015 dan
Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2016 dilakukan
pencabutan seluruhnya atau sebagian.
DASAR PENETAPAN DAERAH DAN BESARAN
PENUNDAAN DAU DALAM PMK 125/PMK.07/2016
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
37/PMK.07/2016 dan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 125/PMK.07/2016, terdapat perbedaan
penetapan kapasitas fiskal daerah.
Pemerintah Pusat tidak melakukan konfirmasi
terhadap posisi saldo kas di daerah pada bulan Juni,
yang pada kenyataannya dana yang berada pada
kas daerah merupakan dana yang telah ada
peruntukannya atau dana yang telah diarahkan
penggunaannya (earmark).
Pemerintah tidak melakukan kajian secara
komprehensif terhadap penetapan kebijakan
strategis yang menyangkut hubungan keuangan
pemerintah pusat dan daerah.
KEBIJAKAN PEMERINTAH UNTUK DANA
TRANSFER KE DAERAH
Ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2016, Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 125/PMK.07/2016 dan Surat Dirjen. Perimbangan Keuangan
Nomor S−579/PK/2016, menuntut Pemerintah Daerah melakukan penyesuaian
terhadap pendapatan dan belanja daerah yang telah dituangkan dalam dokumen
keuangan daerah.
Penyesuaian terhadap pendapatan dan belanja daerah harus dilakukan pada tahun
anggaran berjalan, pada saat program/kegiatan yang ada di SKPD sedang
dilaksanakan dan/atau telah terikat kontrak dengan pihak ketiga.
Pemerintah Daerah masih sangat tergantung terhadap dana transfer yang
diberikan oleh Pemerintah, sehingga beberapa kebijakan tentang dana transfer ke
daerah yang ditetapkan pada tahun anggaran berjalan, sangat menyulitkan
Pemerintah Daerah dalam menjaga stabilitas keuangan daerah.
KAJIAN PENUNDAAN DAU DALAM PERSPEKTIF PERIMBANGAN
KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
PRINSIP KEBIJAKAN PERIMBANGAN KEUANGAN
 Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
dan Pemerintahan Daerah merupakan
subsistem Keuangan Negara sebagai
konsekuensi pembagian tugas antara
Pemerintah dan Pemerintah Daerah.
 Pemberian sumber keuangan Negara kepada
Pemerintahan Daerah dalam rangka
pelaksanaan Desentralisasi didasarkan atas
penyerahan tugas oleh Pemerintah kepada
Pemerintah Daerah dengan memperhatikan
stabilitas dan keseimbangan fiskal.
 Perimbangan Keuangan antara pemerintah
dan Pemerintahan Daerah merupakan suatu
sistem yang menyeluruh dalam rangka
pendanaan penyelenggaraan asas
Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas
Pembantuan.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 33 TAHUN 2004
TENTANG
PERIMBANGAN KEUANGAN
ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
 PAD bertujuan memberikan kewenangan kepada
Pemerintah Daerah untuk mendanai
pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan
potensi Daerah sebagai perwujudan
Desentralisasi.
 Dana Perimbangan bertujuan mengurangi
kesenjangan fiskal antara Pemerintah dan
Pemerintahan Daerah dan antar-Pemerintah
Daerah.
 Pinjaman Daerah bertujuan memperoleh
sumber pembiayaan dalam rangka
penyelenggaraan urusan Pemerintahan Daerah.
 Lain-lain Pendapatan bertujuan memberi
peluang kepada Daerah untuk memperoleh
pendapatan selain pendapatan PAD, Dana
Perimbangan dan Pinjaman Daerah.
Kebijakan Umum Hubungan Keuangan Pusat dan
Daerah
 Perimbangan keuangan dilakukan melalui transfer/hibah dari Pusat kepada Daerah
dan didukung dengan penyerahan sebagian kewenangan perpajakan kepada
daerah.
 Mengingat bahwa kewenangan perpajakan di daerah masih sangat terbatas, maka
dukungan pendanaan daerah melalui transfer masih lebih mendominasi (untuk
saat ini).
 Sesuai esensi otonomi daerah, maka sebagian besar dukungan dana dari APBN
berbentuk block grants (bebas digunakan oleh daerah)
 Block grants juga didukung dengan specific grants, yang berfungsi untuk
mengawal prioritas nasional dan kesetaraan kualitas layanan publik antar daerah.
 Selaras dengan peningkatan kebutuhan pendanaan daerah, Pemerintah Pusat
terus mendorong upaya kemandirian pendanaan melalui penguatan local taxing
power dan transfer diupayakan terus meningkat dari tahun ke tahun.
 Untuk mendorong ekspansi pembangunan daerah guna mendorong
perekonomian, daerah dapat melakukan pinjaman.
29
Hubungan Kebijakan Fiskal Nasional dan Daerah
Kebijakan
Moneter
Kebijakan
Neraca
Pembayaran
Kebijakan
Sektor Riil
Kebijakan
Fiskal
• Kebijakan fiskal daerah
harus sejalan dan
mendukung dengan
keempat kebijakan makro
nasional.
• Seluruh kebijakan makro,
terutama Kebijakan Fiskal
mempengaruhi Kebijakan
Transfer ke Daerah
Interrelasi Kebijakan Makro
30
Melalui
Angg K/L
Belanja
Pemerintah
Pusat
Transfer
Ke Daerah
DaerahPemerintah Pusat
Mendanai
kewenangan
di luar 6 Urusan
Mendanai
kewenangan 6
Urusan
PENDAPATAN
BELANJA
PEMBIAYAAN
APBN
31
Alur Belanja APBN ke Daerah
Dana Vertikal
di Daerah
Hibah
Pinjaman
• Dana Perimbangan
• Dana Otsus dan
Penyesuaian
Dana Dekonsentrasi
Dana Tgs Pembantuan
PNPM dan Jamkesmas
Subsidi dan Bantuan
Masuk APBD
31
Mendanai
kewenangan
Daerah
(Desentralisasi)
MONEY FOLLOWS FUNCTION AND CAPACITY
Melalui
Angg
Non K/L
Sumber: Perpres No.2/2015 ttg RPJMN 2015-2019
32
Kebijakan Umum Transfer ke Daerah
 Pengelolaan transfer ke daerah, dalam era otonomi daerah dan desentralisasi fiskal
perencanaan dan penganggaran diamanatkan mengikuti pembagian kewenangan
pusat dan daerah.
 Pemerintah pusat dan daerah memiliki kewenangan dan tanggung jawab masing-
masing dalam pembangunan.
 Kebijakan transfer ke daerah diarahkan guna:
1. mempercepat pembangunan daerah;
2. meningkatkan kualitas pelayanan publik; dan
3. mengurangi ketimpangan pelayanan publik antar daerah searah dengan
pencapaian sasaran pembangunan nasional.
Catatan:
Dalam RPJMN 2015-2019, diharapkan bahwa dengan meningkatnya kemampuan
fiskal dan kinerja Daerah, maka rata-rata ketergantungan dana transfer
Kabupaten/Kota , dari 72,2 % (tahun 2014) menjadi 70,0 % (tahun 2019).
Transfer ke Daerah
Dana Perimbangan
Dana Insentif Daerah (DID)
Dana Transfer Umum
Dana Transfer Khusus
DBH PBB
DBH PPh
Kehutanan
Mineral dan Batubara
Perikanan
Migas
DBH CHT
DBH Pajak
DBH SDA
Panas Bumi
TRANSFER KE
DAERAH
33
Dana Otonomi Khusus dan
Dana Keistimewaan DIY
Dana Alokasi Umum
(DAU)
DAK Fisik
DAK Non Fisik
DAK Reguler
DAK Infrastruktur Publik Daerah
DAK Afirmasi
Pendidikan
Kesehatan & KB
Infrastruktur Perumahan, Permukiman,
Air Minum dan Sanitasi
Kedaulatan Pangan
Energi Skala Kecil
Kelautan dan Perikanan
Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Transportasi
Sarana Perdagangan, Industri Kecil &
Menengah dan Pariwisata
Sumber: UU No. 14 Thn. 2015 ttg APBN T.A 2016
Prasarana Pemerintahan Daerah
Perbandingan Transfer ke Daerah terhadap Total Pendapatan
 Transfer ke Daerah terdiri dari
transfer dana perimbangan, dana
otonomi khusus dan dana
penyesuaian.
 Rasio transfer terhadap
pendapatan yang tinggi
menunjukkan dalam pembuatan
anggaran pendapatan, Pemerintah
Daerah semakin tergantung pada
besaran transfer pemerintah, dan
semakin kecil rasio tersebut
menunjukkan Pemerintah Daerah
lebih leluasa dalam menentukan
besaran dan penggunaan
pendapatan.
 Dibanding dana transfer, rasio PAD
Kabupaten Garut lebih rendah.
-
10.00
20.00
30.00
40.00
50.00
60.00
70.00
80.00
90.00
2014
2015
2016
PAD KABUPATEN
Dana Transfer ke Daerah
Daerah 2014 2015 2016
Dana Transfer ke Daerah 89.64 85.61 85.94
PAD Kabupaten Garut 7.67 11.60 11.47
Transfer ke Daerah
APBD GARUT 2016

More Related Content

What's hot

2018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 2018
2018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 20182018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 2018
2018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 2018Ahmad Abdul Haq
 
Dana Alokasi Khusus (DAK)
Dana Alokasi Khusus (DAK)Dana Alokasi Khusus (DAK)
Dana Alokasi Khusus (DAK)Joy Irman
 
2018-04-11 (08) Ditjen Perbendaharaan - Mekanisme Penyaluran DAK Fisik dan Da...
2018-04-11 (08) Ditjen Perbendaharaan - Mekanisme Penyaluran DAK Fisik dan Da...2018-04-11 (08) Ditjen Perbendaharaan - Mekanisme Penyaluran DAK Fisik dan Da...
2018-04-11 (08) Ditjen Perbendaharaan - Mekanisme Penyaluran DAK Fisik dan Da...Ahmad Abdul Haq
 
2017-03-03 Penyaluran Dana Desa
2017-03-03 Penyaluran Dana Desa2017-03-03 Penyaluran Dana Desa
2017-03-03 Penyaluran Dana DesaAhmad Abdul Haq
 
2017-08-14 Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
2017-08-14 Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa2017-08-14 Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
2017-08-14 Penyaluran DAK Fisik dan Dana DesaAhmad Abdul Haq
 
2018-03-26 Tugas Fungsi Direktorat Pelaksanaan Anggaran yg Dilimpahkan ke ver...
2018-03-26 Tugas Fungsi Direktorat Pelaksanaan Anggaran yg Dilimpahkan ke ver...2018-03-26 Tugas Fungsi Direktorat Pelaksanaan Anggaran yg Dilimpahkan ke ver...
2018-03-26 Tugas Fungsi Direktorat Pelaksanaan Anggaran yg Dilimpahkan ke ver...Ahmad Abdul Haq
 
2018-05-03 Penyaluran DAK Fisik melalui KPPN
2018-05-03 Penyaluran DAK Fisik melalui KPPN2018-05-03 Penyaluran DAK Fisik melalui KPPN
2018-05-03 Penyaluran DAK Fisik melalui KPPNAhmad Abdul Haq
 
2020-01-11 Pokok-pokok Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.07/2019 tenta...
2020-01-11 Pokok-pokok Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.07/2019 tenta...2020-01-11 Pokok-pokok Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.07/2019 tenta...
2020-01-11 Pokok-pokok Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.07/2019 tenta...Ahmad Abdul Haq
 
2018-05-03 Percepatan Penyaluran Dana Desa
2018-05-03 Percepatan Penyaluran Dana Desa2018-05-03 Percepatan Penyaluran Dana Desa
2018-05-03 Percepatan Penyaluran Dana DesaAhmad Abdul Haq
 
Sambutan Kemenkeu pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Sambutan Kemenkeu pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Panembahan Senopati Sudarmanto
 
2018-04-11 (05) Ditjen Perbendaharaan - RPD Harian DAK Fisik dan Dana Desa
2018-04-11 (05) Ditjen Perbendaharaan - RPD Harian DAK Fisik dan Dana Desa2018-04-11 (05) Ditjen Perbendaharaan - RPD Harian DAK Fisik dan Dana Desa
2018-04-11 (05) Ditjen Perbendaharaan - RPD Harian DAK Fisik dan Dana DesaAhmad Abdul Haq
 
Kebijakan Umum Anggaran (Kua) induk 2017 08nov2016
Kebijakan Umum Anggaran (Kua) induk 2017 08nov2016Kebijakan Umum Anggaran (Kua) induk 2017 08nov2016
Kebijakan Umum Anggaran (Kua) induk 2017 08nov2016Tidore Tidore
 
2018-03-26 Dit Sistem Manajemen Investasi - Profil Penerima Pinjaman
2018-03-26 Dit Sistem Manajemen Investasi - Profil Penerima Pinjaman2018-03-26 Dit Sistem Manajemen Investasi - Profil Penerima Pinjaman
2018-03-26 Dit Sistem Manajemen Investasi - Profil Penerima PinjamanAhmad Abdul Haq
 
2021-01-21 Paparan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 208/PMK.02/2020 tentang T...
2021-01-21 Paparan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 208/PMK.02/2020 tentang T...2021-01-21 Paparan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 208/PMK.02/2020 tentang T...
2021-01-21 Paparan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 208/PMK.02/2020 tentang T...Ahmad Abdul Haq
 
Prin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final edit
Prin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final editPrin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final edit
Prin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final editMohammad Subhan
 
Desentralisasi fiskla arah kebijakan 2014
Desentralisasi fiskla arah kebijakan 2014Desentralisasi fiskla arah kebijakan 2014
Desentralisasi fiskla arah kebijakan 2014Mulyadi Yusuf
 
Manajemen penganggaran
Manajemen penganggaranManajemen penganggaran
Manajemen penganggaranhoyin rizmu
 
Kemendagri kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012
Kemendagri   kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012Kemendagri   kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012
Kemendagri kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012Operator Warnet Vast Raha
 

What's hot (20)

2018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 2018
2018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 20182018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 2018
2018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 2018
 
Dana Alokasi Khusus (DAK)
Dana Alokasi Khusus (DAK)Dana Alokasi Khusus (DAK)
Dana Alokasi Khusus (DAK)
 
Tansfer ke daerah full
Tansfer ke daerah fullTansfer ke daerah full
Tansfer ke daerah full
 
2018-04-11 (08) Ditjen Perbendaharaan - Mekanisme Penyaluran DAK Fisik dan Da...
2018-04-11 (08) Ditjen Perbendaharaan - Mekanisme Penyaluran DAK Fisik dan Da...2018-04-11 (08) Ditjen Perbendaharaan - Mekanisme Penyaluran DAK Fisik dan Da...
2018-04-11 (08) Ditjen Perbendaharaan - Mekanisme Penyaluran DAK Fisik dan Da...
 
2017-03-03 Penyaluran Dana Desa
2017-03-03 Penyaluran Dana Desa2017-03-03 Penyaluran Dana Desa
2017-03-03 Penyaluran Dana Desa
 
2017-08-14 Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
2017-08-14 Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa2017-08-14 Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
2017-08-14 Penyaluran DAK Fisik dan Dana Desa
 
PPAS Tahun 2017
PPAS Tahun 2017PPAS Tahun 2017
PPAS Tahun 2017
 
2018-03-26 Tugas Fungsi Direktorat Pelaksanaan Anggaran yg Dilimpahkan ke ver...
2018-03-26 Tugas Fungsi Direktorat Pelaksanaan Anggaran yg Dilimpahkan ke ver...2018-03-26 Tugas Fungsi Direktorat Pelaksanaan Anggaran yg Dilimpahkan ke ver...
2018-03-26 Tugas Fungsi Direktorat Pelaksanaan Anggaran yg Dilimpahkan ke ver...
 
2018-05-03 Penyaluran DAK Fisik melalui KPPN
2018-05-03 Penyaluran DAK Fisik melalui KPPN2018-05-03 Penyaluran DAK Fisik melalui KPPN
2018-05-03 Penyaluran DAK Fisik melalui KPPN
 
2020-01-11 Pokok-pokok Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.07/2019 tenta...
2020-01-11 Pokok-pokok Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.07/2019 tenta...2020-01-11 Pokok-pokok Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.07/2019 tenta...
2020-01-11 Pokok-pokok Peraturan Menteri Keuangan Nomor 205/PMK.07/2019 tenta...
 
2018-05-03 Percepatan Penyaluran Dana Desa
2018-05-03 Percepatan Penyaluran Dana Desa2018-05-03 Percepatan Penyaluran Dana Desa
2018-05-03 Percepatan Penyaluran Dana Desa
 
Sambutan Kemenkeu pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017Sambutan Kemenkeu  pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
Sambutan Kemenkeu pada Musrenbag Prov Jambi Tahun 2017
 
2018-04-11 (05) Ditjen Perbendaharaan - RPD Harian DAK Fisik dan Dana Desa
2018-04-11 (05) Ditjen Perbendaharaan - RPD Harian DAK Fisik dan Dana Desa2018-04-11 (05) Ditjen Perbendaharaan - RPD Harian DAK Fisik dan Dana Desa
2018-04-11 (05) Ditjen Perbendaharaan - RPD Harian DAK Fisik dan Dana Desa
 
Kebijakan Umum Anggaran (Kua) induk 2017 08nov2016
Kebijakan Umum Anggaran (Kua) induk 2017 08nov2016Kebijakan Umum Anggaran (Kua) induk 2017 08nov2016
Kebijakan Umum Anggaran (Kua) induk 2017 08nov2016
 
2018-03-26 Dit Sistem Manajemen Investasi - Profil Penerima Pinjaman
2018-03-26 Dit Sistem Manajemen Investasi - Profil Penerima Pinjaman2018-03-26 Dit Sistem Manajemen Investasi - Profil Penerima Pinjaman
2018-03-26 Dit Sistem Manajemen Investasi - Profil Penerima Pinjaman
 
2021-01-21 Paparan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 208/PMK.02/2020 tentang T...
2021-01-21 Paparan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 208/PMK.02/2020 tentang T...2021-01-21 Paparan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 208/PMK.02/2020 tentang T...
2021-01-21 Paparan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 208/PMK.02/2020 tentang T...
 
Prin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final edit
Prin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final editPrin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final edit
Prin penganggaran dan pertanggungjawaban apbd kpd pemdes final edit
 
Desentralisasi fiskla arah kebijakan 2014
Desentralisasi fiskla arah kebijakan 2014Desentralisasi fiskla arah kebijakan 2014
Desentralisasi fiskla arah kebijakan 2014
 
Manajemen penganggaran
Manajemen penganggaranManajemen penganggaran
Manajemen penganggaran
 
Kemendagri kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012
Kemendagri   kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012Kemendagri   kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012
Kemendagri kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012
 

Viewers also liked

Tata Cara Bendahara Pengeluaran
Tata Cara Bendahara PengeluaranTata Cara Bendahara Pengeluaran
Tata Cara Bendahara PengeluaranDeddi Nordiawan
 
Tupoksi bendahara
Tupoksi bendaharaTupoksi bendahara
Tupoksi bendaharaInspektorat
 
Pengelolaan keuangan daerah
Pengelolaan keuangan daerahPengelolaan keuangan daerah
Pengelolaan keuangan daerahkomar_adi
 
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpjPembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpjkppnpelaihari
 

Viewers also liked (6)

Tata Cara Bendahara Pengeluaran
Tata Cara Bendahara PengeluaranTata Cara Bendahara Pengeluaran
Tata Cara Bendahara Pengeluaran
 
Sop pengelolaan apbd 2015
Sop pengelolaan apbd 2015Sop pengelolaan apbd 2015
Sop pengelolaan apbd 2015
 
Tupoksi bendahara
Tupoksi bendaharaTupoksi bendahara
Tupoksi bendahara
 
Skp bendahara
Skp bendaharaSkp bendahara
Skp bendahara
 
Pengelolaan keuangan daerah
Pengelolaan keuangan daerahPengelolaan keuangan daerah
Pengelolaan keuangan daerah
 
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpjPembukuan bendahara dan penyusunan lpj
Pembukuan bendahara dan penyusunan lpj
 

Similar to APBD GARUT 2016

14 15 ringkasan perda papbd 2019
14 15 ringkasan perda papbd 201914 15 ringkasan perda papbd 2019
14 15 ringkasan perda papbd 2019pandirambo900
 
14 15 ringkasan perda papbd 2019
14 15 ringkasan perda papbd 201914 15 ringkasan perda papbd 2019
14 15 ringkasan perda papbd 2019pandirambo900
 
16 penjabaran papbd 2019
16 penjabaran papbd 201916 penjabaran papbd 2019
16 penjabaran papbd 2019pandirambo900
 
17. Pejabat pengelola keuangand daerah
17. Pejabat pengelola keuangand daerah17. Pejabat pengelola keuangand daerah
17. Pejabat pengelola keuangand daerahkabupaten_pakpakbharat
 
Dinas koperasi, umkm
Dinas koperasi, umkmDinas koperasi, umkm
Dinas koperasi, umkmpandirambo900
 
7 ringkasan perda apbd 2018
7 ringkasan perda apbd 20187 ringkasan perda apbd 2018
7 ringkasan perda apbd 2018pandirambo900
 
8 ringkasan penjabaran apbd 2018
8 ringkasan penjabaran apbd 20188 ringkasan penjabaran apbd 2018
8 ringkasan penjabaran apbd 2018pandirambo900
 
14 15 ringkasan perda papbd 2018
14 15 ringkasan perda papbd 201814 15 ringkasan perda papbd 2018
14 15 ringkasan perda papbd 2018pandirambo900
 
16 penjabaran papbd 2018
16 penjabaran papbd 201816 penjabaran papbd 2018
16 penjabaran papbd 2018pandirambo900
 
Dinas perumahan rakyat dan kawasan permukiman
Dinas perumahan rakyat dan kawasan permukimanDinas perumahan rakyat dan kawasan permukiman
Dinas perumahan rakyat dan kawasan permukimanpandirambo900
 
INFORMASI RINGKASAN DOKUMEN RKA SKPD TA 2022.pdf
INFORMASI RINGKASAN DOKUMEN RKA SKPD TA 2022.pdfINFORMASI RINGKASAN DOKUMEN RKA SKPD TA 2022.pdf
INFORMASI RINGKASAN DOKUMEN RKA SKPD TA 2022.pdfdiskominfopb1
 
RINGKASAN RKA TA 2021.pdf
RINGKASAN RKA TA 2021.pdfRINGKASAN RKA TA 2021.pdf
RINGKASAN RKA TA 2021.pdfdiskominfopb1
 
Rekapitulasi RKA SKPD Tahun 2023.pdf
Rekapitulasi RKA SKPD Tahun 2023.pdfRekapitulasi RKA SKPD Tahun 2023.pdf
Rekapitulasi RKA SKPD Tahun 2023.pdfdiskominfopb1
 
14 15 ringkasan perda papbd 2020
14 15 ringkasan perda papbd 202014 15 ringkasan perda papbd 2020
14 15 ringkasan perda papbd 2020pandirambo900
 

Similar to APBD GARUT 2016 (20)

14 15 ringkasan perda papbd 2019
14 15 ringkasan perda papbd 201914 15 ringkasan perda papbd 2019
14 15 ringkasan perda papbd 2019
 
14 15 ringkasan perda papbd 2019
14 15 ringkasan perda papbd 201914 15 ringkasan perda papbd 2019
14 15 ringkasan perda papbd 2019
 
16 penjabaran papbd 2019
16 penjabaran papbd 201916 penjabaran papbd 2019
16 penjabaran papbd 2019
 
17. Pejabat pengelola keuangand daerah
17. Pejabat pengelola keuangand daerah17. Pejabat pengelola keuangand daerah
17. Pejabat pengelola keuangand daerah
 
17. Pejabat pengelola keuangan daerah
17. Pejabat pengelola keuangan daerah17. Pejabat pengelola keuangan daerah
17. Pejabat pengelola keuangan daerah
 
Dinas koperasi, umkm
Dinas koperasi, umkmDinas koperasi, umkm
Dinas koperasi, umkm
 
Skpkd
SkpkdSkpkd
Skpkd
 
Skpkd
SkpkdSkpkd
Skpkd
 
7 ringkasan perda apbd 2018
7 ringkasan perda apbd 20187 ringkasan perda apbd 2018
7 ringkasan perda apbd 2018
 
8 ringkasan penjabaran apbd 2018
8 ringkasan penjabaran apbd 20188 ringkasan penjabaran apbd 2018
8 ringkasan penjabaran apbd 2018
 
14 15 ringkasan perda papbd 2018
14 15 ringkasan perda papbd 201814 15 ringkasan perda papbd 2018
14 15 ringkasan perda papbd 2018
 
16 penjabaran papbd 2018
16 penjabaran papbd 201816 penjabaran papbd 2018
16 penjabaran papbd 2018
 
Dinas perumahan rakyat dan kawasan permukiman
Dinas perumahan rakyat dan kawasan permukimanDinas perumahan rakyat dan kawasan permukiman
Dinas perumahan rakyat dan kawasan permukiman
 
5 rka ppkd 2020
5 rka ppkd 20205 rka ppkd 2020
5 rka ppkd 2020
 
INFORMASI RINGKASAN DOKUMEN RKA SKPD TA 2022.pdf
INFORMASI RINGKASAN DOKUMEN RKA SKPD TA 2022.pdfINFORMASI RINGKASAN DOKUMEN RKA SKPD TA 2022.pdf
INFORMASI RINGKASAN DOKUMEN RKA SKPD TA 2022.pdf
 
RINGKASAN RKA TA 2021.pdf
RINGKASAN RKA TA 2021.pdfRINGKASAN RKA TA 2021.pdf
RINGKASAN RKA TA 2021.pdf
 
5 rka ppkd 2019
5 rka ppkd 20195 rka ppkd 2019
5 rka ppkd 2019
 
Rekapitulasi RKA SKPD Tahun 2023.pdf
Rekapitulasi RKA SKPD Tahun 2023.pdfRekapitulasi RKA SKPD Tahun 2023.pdf
Rekapitulasi RKA SKPD Tahun 2023.pdf
 
14 15 ringkasan perda papbd 2020
14 15 ringkasan perda papbd 202014 15 ringkasan perda papbd 2020
14 15 ringkasan perda papbd 2020
 
Lo 2016
Lo 2016Lo 2016
Lo 2016
 

Recently uploaded

Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukumbrunojahur
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 

Recently uploaded (8)

Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 

APBD GARUT 2016

  • 1. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SETELAH DITETAPKANNYA PMK 125/PMK.07/2016 TENTANG PENUNDAAN PENYALURAN SEBAGIAN DAU TAHUN ANGGARAN 2016 Sumedang, 27 Oktober 2016 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT
  • 2. APBD KABUPATEN GARUT TAHUN ANGGARAN 2016 2
  • 3. Kodrek URAIAN ANGGARAN KET 1 2 3 4 4. PENDAPATAN DAERAH 3,724,083,308,434 4.1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 427,150,331,158 4.1.1. Pendapatan Pajak Daerah 84,263,693,608 4.1.2. Pendapatan Retribusi Daerah 15,554,453,146 4.1.3. Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 5,206,555,533 4.1.4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 322,125,628,871 4.2. DANA PERIMBANGAN 2,779,366,850,000 4.2.1. Dana Bagi Hasil Pajak Bukan Pajak 137,929,781,000 4.2.2. Dana Alokasi Umum 1,808,709,871,000 4.2.3. Dana Alokasi Khusus 832,727,198,000 4.3. LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 517,566,127,276 4.3.3. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya 96,550,816,500 4.3.6. Dana Transfer Lainnya 421,015,310,776 JUMLAH PENDAPATAN 3,724,083,308,434 5. BELANJA DAERAH 3,742,883,308,434 5.1. BELANJA TIDAK LANGSUNG 2,390,445,050,928 5.1.1. Belanja Pegawai 1,898,730,595,049 5.1.4. Belanja Hibah 8,045,000,000 5.1.5. Belanja Bantuan Sosial 1,295,590,000 5.1.6. Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa 34,081,920 5.1.7. Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota, Pemerintahan Desa dan Partai Politik 479,339,783,959 5.1.8. Belanja Tidak Terduga 3,000,000,000
  • 4. Kodrek URAIAN ANGGARAN KET 1 2 3 4 5.2. BELANJA LANGSUNG 1,352,438,257,506 5.2.1. Belanja Pegawai 125,122,519,455 5.2.2. Belanja Barang dan Jasa 695,599,724,451 5.2.3. Belanja Modal 531,716,013,600 JUMLAH BELANJA 3,742,883,308,434 SURPLUS/(DEFISIT) (18,800,000,000) 6. PEMBIAYAAN DAERAH 46,800,000,000 6.1. PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 46,800,000,000 6.1.1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya 46,800,000,000 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya 46,800,000,000 JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN 46,800,000,000 6.2. PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 28,000,000,000 6.2.1. Pembentukan Dana Cadangan 15,000,000,000 6.2.2. Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah 10,000,000,000 6.2.3. Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri 3,000,000,000 JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN 28,000,000,000 PEMBIAYAAN NETO 18,800,000,000 6.3 SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN BERKENAAN (SILPA) -
  • 5. Kodrek URAIAN APBD 2016 KET 1 2 3 4 4. PENDAPATAN DAERAH 3,724,083,308,434 4.1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 427,150,331,158 4.2. DANA PERIMBANGAN 2,779,366,850,000 4.3. LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 517,566,127,276 JUMLAH PENDAPATAN 3,724,083,308,434 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
  • 6. Kodrek URAIAN APBD 2016 KET 1 2 3 4 4. PENDAPATAN DAERAH 3,724,083,308,434 4.1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 427,150,331,158 4.1.1. Pendapatan Pajak Daerah 84,263,693,608 4.1.2. Pendapatan Retribusi Daerah 15,554,453,146 4.1.3. Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 5,206,555,533 4.1.4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 322,125,628,871 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
  • 7. Kodrek URAIAN APBD 2016 KET 1 2 3 4 4.2. DANA PERIMBANGAN 2,779,366,850,000 4.2.1. Dana Bagi Hasil Pajak Bukan Pajak 137,929,781,000 4.2.2. Dana Alokasi Umum 1,808,709,871,000 4.2.3. Dana Alokasi Khusus 832,727,198,000 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
  • 8. Kodrek URAIAN APBD 2016 KET 1 2 3 4 4.3. LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 517,566,127,276 4.3.3. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah lainnya 96,550,816,500 4.3.6. Dana Transfer Lainnya 421,015,310,776 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
  • 9. Kodrek URAIAN APBD 2016 KET 1 2 3 4 5. BELANJA DAERAH 3,742,883,308,434 5.1. BELANJA TIDAK LANGSUNG 2,390,445,050,928 5.2. BELANJA LANGSUNG 1,352,438,257,506 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
  • 10. Kodrek URAIAN APBD 2016 KET 1 2 3 4 5. BELANJA DAERAH 3,742,883,308,434 5.1. BELANJA TIDAK LANGSUNG 2,390,445,050,928 5.1.1. Belanja Pegawai 1,898,730,595,049 5.1.4. Belanja Hibah 8,045,000,000 5.1.5. Belanja Bantuan Sosial 1,295,590,000 5.1.6. Belanja Bagi Hasil Kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa 34,081,920 5.1.7. Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota, Pemerintahan Desa dan Partai Politik 479,339,783,959 5.1.8. Belanja Tidak Terduga 3,000,000,000 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
  • 11. Kodrek URAIAN APBD 2016 KET 1 2 3 4 5.2. BELANJA LANGSUNG 1,352,438,257,506 5.2.1. Belanja Pegawai 125,122,519,455 5.2.2. Belanja Barang dan Jasa 695,599,724,451 5.2.3. Belanja Modal 531,716,013,600 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT
  • 13. KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PMK 125/PMK.07/2016 PMK 125/PMK.07/2016 KEBIJAKAN PENUNDAAN DAU UNTUK 169 DAERAH DAU YANG DITUNDA SEBESAR Rp 19.418.975.064.500,- PENENTUAN DAERAH DAN BESARAN PENUNDAAN PENYALURAN DAU, DIDASARKAN PADA: 1) PERKIRAAN KAPASITAS FISKAL; 2) KEBUTUHAN BELANJA; DAN 3) POSISI SALDO KAS DI DAERAH PADA AKHIR TAHUN 2016 YANG DIKATEGORIKAN SANGAT TINGGI, TINGGI, CUKUP TINGGI, DAN SEDANG. 13 DAU YANG PENYALURANNYA DITUNDA, DIPERHITUNGKAN SEBAGAI KURANG BAYAR BERDASARKAN PENUNDAAN DAU, PEMERINTAH DAERAH MELAKUKAN PENYESUAIAN DAU PADA PENDAPATAN DAN BELANJA TANPA MENUNGGU PERUBAHAN ATAS APBD TAHUN ANGGARAN 2016 SESUAI KETENTUAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
  • 14. Kajian Indikator Penundaan Penyaluran Sebagian DAU POSISI SALDO KAS DI DAERAH PADA AKHIR TAHUN 2016 KAPASITAS FISKAL KEBUTUHAN BELANJA KABUPATEN GARUT (penundaan Rp 327.492.667.052,-) Kapasitas Fiskal  Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.07/2016 tentang Peta Kapasitas Fiskal Daerah, bahwa Kabupaten Garut termasuk Daerah yang memiliki Indeks Kapasitas Fiskal suatu Daerah (IKF) rendah yaitu 0,16.  Berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat (2) PMK 125/PMK.07/2016, maka Kabupaten Garut dengan penundaan penyaluran DAU setiap bulannya sebesar Rp 81.873.166.763,- (lebih dari 50% dari pagu anggaran DAU yang ditransfer setiap bulannya sebesar Rp 150.725.822.000,) dikategorikan sebagai Daerah yang memiliki kapasitas fiskal sangat tinggi. Kebutuhan Belanja  Pemerintah Daerah menyampaikan perkiraan belanja bulanan melalui aplikasi SIMPATIK (Permenkeu No. 93/PMK.07/2016) ttg Konversi Penyaluran Dana Bagi Hasil dan/atau DAU dalam Bentuk Non Tunai.  Pada bln. Juni, aplikasi SIMPATIK mengalami perubahan/updating, sehingga daerah juga harus melakukan updating sesuai arahan Dirjen Perimbangan Keuangan.  Ternyata setelah aplikasi tersebut di update, ada beberapa fitur yang tidak sinkron sehingga terdapat beberapa data yang hilang & tidak dapat ter-upload. Dengan kondisi ini, operator berusaha untuk membuat ulang laporan tersebut, namun aplikasi sudah mengunci, sehingga untuk bln Juni, pada data pelaporan di DJPK, diidentifikasi tidak terdapat pengiriman data belanja. Posisi Saldo Kas  Berdasarkan Pasal 1 ayat (2) PMK 125/PMK.07/2016, salah satu dasar penundaan penyaluran, adalah posisi saldo kas pada akhir tahun 2016. Sedangkan kenyataannya, posisi saldo kas yang digunakan adalah posisi saldo kas pada bulan Juni.  Pelaporan posisi saldo kas di daerah mengikuti ketentuan PMK No. 93/PMK.07/2016, dimana pelaporan posisi saldo kas di daerah hanya secara global, tidak terdapat format laporan yang mengharuskan Daerah merinci kedalaman dari saldo tersebut.  Sedangkan pada kenyataannya, dana yang berada pada saldo kas tersebut, merupakan dana yang telah ada peruntukannya atau dana yang telah diarahkan (earmark).
  • 15. Kebijakan Penundaan DAU Terhadap Kebutuhan Gaji Pegawai 15 KABUPATEN GARUT Rp 81.873.166.763 x 4 bulan Rp 327.492.667.052 Penundaan Penyaluran DAU KEBUTUHAN GAJI PER BULAN JUMLAH Rp 96.498.898.458 DAU YANG DITERIMA SETELAH KEBIJAKAN PENUNDAAN Rp 68.852.655.820/BULAN DEFISIT PER BULAN Rp (27.646.242.638) DEFISIT 4 BULAN Rp (110.584.970.552)
  • 16. NO URAIAN PAGU AWAL PERPRES 66 THN 2016 (+/-) 1 DAK FISIK 197.164.850.000,00 184.866.151.000,00 (12.298.699.000,00) 2 DAK NON FISIK 635.562.348.000,00 625.123.726.000,00 (10.438.622.000,00) 3 DBH 137.929.781.000,00 128.275.879.000,00 (9.653.902.000,00) JUMLAH 970.656.979.000,00 938.265.756.000,00 (32.391.223.000,00) NO URAIAN PAGU AWAL PMK.125/PMK.07/2016 PENUNDAAN 1 DAU 1.808.709.871.000,00 1.481.217.203.948,00 (327.492.667.052,00) TIGA KEBIJAKAN PEMERINTAH UNTUK DANA TRANSFER KE DAERAH TAHUN ANGGARAN 2016 Dalam Tahun Anggaran 2016, Pemerintah menetapkan 3 (tiga) kebijakan yang berpengaruh terhadap Dana Transfer ke Daerah, yaitu NO URAIAN PAGU AWAL SE S−579/PK/2016 (+/-) 1 TPG 567.800.041.000 ,00 454.240.032.800,00 (113.560.008.200,00)
  • 17. DAMPAK PENUNDAAN PENYALURAN SEBAGIAN DAU PMK 125/PMK.07/2016 1 • DEFISIT PEMBAYARAN GAJI PEGAWAI 2 • PENUNDAAN PENYALURAN ALOKASI DANA DESA (ADD) 3 • PENUNDAAN/PENGHENTIAN BELANJA 4 • PENUNDAAN PEMBAYARAN ATAS PRESTASI KEGIATAN
  • 18. UPAYA PEMERINTAH DAERAH SETELAH DITETAPKAN PMK 125/PMK.07/2016 Beberapa upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam mengatasi dampak penundaan penyaluran sebagian DAU, antara lain: 1. dilakukan penghapusan pengeluaran pembiayaan sebesar Rp 16 miliar , meliputi: a. penghapusan dana cadangan untuk pendanaan pemilihan kepala daerah tahun 2018, sebesar 13 miliar; dan b. penghapusan penyertaan modal pada Bank Jabar Banten sebesar 3 miliar. BUPATI GARUT INSTRUKSI BUPATI GARUT NOMOR 900/2505/DPPKA TENTANG LANGKAH−LANGKAH PENGHEMATAN DAN PEMOTONGAN SERTA PENGHENTIAN BELANJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DALAM RANGKA TINDAK LANJUT PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 125/PMK.07/2016 TENTANG PENUNDAAN PENYALURAN SEBAGIAN DANA ALOKASI UMUM TAHUN ANGGARAN 2016 2. Efisiensi belanja, melalui penghematan dan pemotongan serta penghentian belanja SKPD. Hal tersebut dilakukan sesuai Instruksi Bupati Garut Nomor 900/2505/DPPKA, bahwa penghematan dan pemotongan serta penghentian belanja dilakukan utamanya terhadap belanja: a. perjalanan dinas dan paket meeting; b. honorarium tim/kegiatan; c. biaya rapat; d. iklan dan operasional perkantoran lainnya; e. pembangunan gedung kantor; f. pengadaan kendaraan dinas/operasional; g. swakelola; h anggaran dari kegiatan yang belum terikat kontrak; dan i. kegiatan−kegiatan yang tidak mendesak atau dapat dilanjutkan (carry over) ke tahun anggaran berikutnya.
  • 19. UPAYA YANG DILAKUKAN PEMDA (Lanjutan……..) 3. Untuk menutup defisit APBD pada Tahun Anggaran 2016, menetapkan Penerimaan Pembiayaan yang bersumber dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran 2015, sebesar Rp 47.136.082.002,00. 4. Penundaan pembayaran kepada pihak ketiga terkait dengan pekerjaan yang telah selesai. 5. Penundaan penyaluran Alokasi Dana Desa kepada Pemerintah Desa. Kendala yang dihadapi Pemerintah Daerah:  Penghematan dan pemotongan serta penghentian belanja Satuan Kerja Perangkat Daerah tidak dilakukan terhadap: 1. Anggaran yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK); 2. Anggaran yang bersumber dari Bantuan Keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat; dan 3. Anggaran yang bersumber dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT).  Penghematan dan pemotongan serta penghentian belanja SKPD, tidak dapat dilakukan secara optimal pada akhir tahun anggaran (dimana PMK 125/PMK.07/2016 diundangkan pada tanggal 16 Agustus 2016).  Rencana melakukan pinjaman daerah untuk menutup defisit APBD Tahun Anggaran 2016, terkendala dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah.
  • 20. PINJAMAN DAERAH Jenis Pinjaman Daerah terdiri atas: a. Pinjaman Jangka Pendek  merupakan Pinjaman Daerah dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun anggaran.  Pinjaman Jangka Pendek digunakan hanya untuk menutup kekurangan arus kas. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, b. Pinjaman Jangka Pendek  merupakan Pinjaman Daerah dalam jangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun anggaran.  Pinjaman Jangka Menengah digunakan untuk membiayai pelayanan publik yang tidak menghasilkan penerimaan. c. Pinjaman Jangka Panjang  merupakan Pinjaman Daerah dalam jangka waktu lebih dari 1 (satu) tahun anggaran.  Digunakan untuk membiayai kegiatan investasi prasarana dan/atau sarana dalam rangka penyediaan pelayanan publik. Pasal 11 s/d Pasal 14
  • 21. Pasal 12  Pinjaman Jangka Pendek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf a merupakan Pinjaman Daerah dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun anggaran.  Yang dimaksud dengan "tahun anggaran yang berkenaan" adalah tahun anggaran pada saat Pemerintah Daerah melakukan Pinjaman Jangka Pendek.  Jangka waktu pelunasan Pinjaman Jangka Pendek tidak dapat melebihi tahun anggaran berkenaan. Dengan demikian, Pinjaman Jangka Pendek tidak diperkenankan dilakukan untuk mendanai defisit kas pada akhir tahun anggaran. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PINJAMAN DAERAH
  • 23. KEDUDUKAN HUKUM PMK 125/PMK.07/2016 KEBIJAKAN PENETAPAN DAU Pasal 11 ayat (6) dan ayat (8) Undang-Undang No. 14 Tahun 2015 tentang APBN Tahun Anggaran 2016 Peraturan Presiden Nomor 137 Tahun 2015 tentang Rincian APBN Tahun Anggaran 2016 Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2016 tentang Rincian APBN T.A 2016 DAU dialokasikan sebesar 27,7% (dua puluh tujuh koma tujuh persen) dari Pendapatan Dalam Negeri (PDN) neto atau direncanakan sebesar Rp 385.360.847.100.000,- Pasal 11 ayat (8) UU No. 14 Tahun 2015, mengatur bahwa “Dalam hal terjadi perubahan APBN menyebabkan PDN neto bertambah atau berkurang, besaran DAU tidak mengalami perubahan”. Dalam Peraturan Presiden, DAU Kabupaten Garut ditetapkan sebesar Rp 1.808.709.871.000,- Dalam PMK 125/PMK.07/2016, DAU Kabupaten Garut ditunda sebesar Rp 327.492.667.052,- Dalam Pasal 3 PMK 125/PMK.07/2016, Pemerintah Daerah harus melakukan penyesuaian DAU pada pendapatan dan belanja. PMK 125/PMK.07/2016
  • 24. KEDUDUKAN HUKUM PMK 125/PMK.07/2016 PMK 125/PMK.07/2016 memerintahkan Pemerintah Daerah melakukan penyesuaian terhadap DAU dalam pendapatan dan belanja, sedangkan Pasal 11 ayat (6) dan ayat (8) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2015, secara limitatif menetapkan besaran DAU dan menjamin bahwa besaran DAU tidak mengalami perubahan. Alokasi DAU yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 137 Tahun 2015 dan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2016 tentang Rincian APBN Tahun Anggaran 2016, tidak dicabut dan dinyatakan tidak berlaku dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi ataupun sederajat. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 125/PMK.07/2016 tentang Penundaan Penyaluran Sebagian Dana Alokasi Umum TA 2016, tidak dapat mencabut alokasi DAU yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 137 Tahun 2015 dan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2016, karena derajat/hierarki nya berada di bawah Peraturan Presiden. Tidak terdapat ketentuan peraturan perundang- undangan yang secara tegas menyatakan alokasi DAU dalam Peraturan Presiden Nomor 137 Tahun 2015 dan Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2016 dilakukan pencabutan seluruhnya atau sebagian.
  • 25. DASAR PENETAPAN DAERAH DAN BESARAN PENUNDAAN DAU DALAM PMK 125/PMK.07/2016 Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 37/PMK.07/2016 dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 125/PMK.07/2016, terdapat perbedaan penetapan kapasitas fiskal daerah. Pemerintah Pusat tidak melakukan konfirmasi terhadap posisi saldo kas di daerah pada bulan Juni, yang pada kenyataannya dana yang berada pada kas daerah merupakan dana yang telah ada peruntukannya atau dana yang telah diarahkan penggunaannya (earmark). Pemerintah tidak melakukan kajian secara komprehensif terhadap penetapan kebijakan strategis yang menyangkut hubungan keuangan pemerintah pusat dan daerah.
  • 26. KEBIJAKAN PEMERINTAH UNTUK DANA TRANSFER KE DAERAH Ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2016, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 125/PMK.07/2016 dan Surat Dirjen. Perimbangan Keuangan Nomor S−579/PK/2016, menuntut Pemerintah Daerah melakukan penyesuaian terhadap pendapatan dan belanja daerah yang telah dituangkan dalam dokumen keuangan daerah. Penyesuaian terhadap pendapatan dan belanja daerah harus dilakukan pada tahun anggaran berjalan, pada saat program/kegiatan yang ada di SKPD sedang dilaksanakan dan/atau telah terikat kontrak dengan pihak ketiga. Pemerintah Daerah masih sangat tergantung terhadap dana transfer yang diberikan oleh Pemerintah, sehingga beberapa kebijakan tentang dana transfer ke daerah yang ditetapkan pada tahun anggaran berjalan, sangat menyulitkan Pemerintah Daerah dalam menjaga stabilitas keuangan daerah.
  • 27. KAJIAN PENUNDAAN DAU DALAM PERSPEKTIF PERIMBANGAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
  • 28. PRINSIP KEBIJAKAN PERIMBANGAN KEUANGAN  Perimbangan Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah merupakan subsistem Keuangan Negara sebagai konsekuensi pembagian tugas antara Pemerintah dan Pemerintah Daerah.  Pemberian sumber keuangan Negara kepada Pemerintahan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi didasarkan atas penyerahan tugas oleh Pemerintah kepada Pemerintah Daerah dengan memperhatikan stabilitas dan keseimbangan fiskal.  Perimbangan Keuangan antara pemerintah dan Pemerintahan Daerah merupakan suatu sistem yang menyeluruh dalam rangka pendanaan penyelenggaraan asas Desentralisasi, Dekonsentrasi, dan Tugas Pembantuan. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2004 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,  PAD bertujuan memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi Daerah sebagai perwujudan Desentralisasi.  Dana Perimbangan bertujuan mengurangi kesenjangan fiskal antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah dan antar-Pemerintah Daerah.  Pinjaman Daerah bertujuan memperoleh sumber pembiayaan dalam rangka penyelenggaraan urusan Pemerintahan Daerah.  Lain-lain Pendapatan bertujuan memberi peluang kepada Daerah untuk memperoleh pendapatan selain pendapatan PAD, Dana Perimbangan dan Pinjaman Daerah.
  • 29. Kebijakan Umum Hubungan Keuangan Pusat dan Daerah  Perimbangan keuangan dilakukan melalui transfer/hibah dari Pusat kepada Daerah dan didukung dengan penyerahan sebagian kewenangan perpajakan kepada daerah.  Mengingat bahwa kewenangan perpajakan di daerah masih sangat terbatas, maka dukungan pendanaan daerah melalui transfer masih lebih mendominasi (untuk saat ini).  Sesuai esensi otonomi daerah, maka sebagian besar dukungan dana dari APBN berbentuk block grants (bebas digunakan oleh daerah)  Block grants juga didukung dengan specific grants, yang berfungsi untuk mengawal prioritas nasional dan kesetaraan kualitas layanan publik antar daerah.  Selaras dengan peningkatan kebutuhan pendanaan daerah, Pemerintah Pusat terus mendorong upaya kemandirian pendanaan melalui penguatan local taxing power dan transfer diupayakan terus meningkat dari tahun ke tahun.  Untuk mendorong ekspansi pembangunan daerah guna mendorong perekonomian, daerah dapat melakukan pinjaman. 29
  • 30. Hubungan Kebijakan Fiskal Nasional dan Daerah Kebijakan Moneter Kebijakan Neraca Pembayaran Kebijakan Sektor Riil Kebijakan Fiskal • Kebijakan fiskal daerah harus sejalan dan mendukung dengan keempat kebijakan makro nasional. • Seluruh kebijakan makro, terutama Kebijakan Fiskal mempengaruhi Kebijakan Transfer ke Daerah Interrelasi Kebijakan Makro 30
  • 31. Melalui Angg K/L Belanja Pemerintah Pusat Transfer Ke Daerah DaerahPemerintah Pusat Mendanai kewenangan di luar 6 Urusan Mendanai kewenangan 6 Urusan PENDAPATAN BELANJA PEMBIAYAAN APBN 31 Alur Belanja APBN ke Daerah Dana Vertikal di Daerah Hibah Pinjaman • Dana Perimbangan • Dana Otsus dan Penyesuaian Dana Dekonsentrasi Dana Tgs Pembantuan PNPM dan Jamkesmas Subsidi dan Bantuan Masuk APBD 31 Mendanai kewenangan Daerah (Desentralisasi) MONEY FOLLOWS FUNCTION AND CAPACITY Melalui Angg Non K/L
  • 32. Sumber: Perpres No.2/2015 ttg RPJMN 2015-2019 32 Kebijakan Umum Transfer ke Daerah  Pengelolaan transfer ke daerah, dalam era otonomi daerah dan desentralisasi fiskal perencanaan dan penganggaran diamanatkan mengikuti pembagian kewenangan pusat dan daerah.  Pemerintah pusat dan daerah memiliki kewenangan dan tanggung jawab masing- masing dalam pembangunan.  Kebijakan transfer ke daerah diarahkan guna: 1. mempercepat pembangunan daerah; 2. meningkatkan kualitas pelayanan publik; dan 3. mengurangi ketimpangan pelayanan publik antar daerah searah dengan pencapaian sasaran pembangunan nasional. Catatan: Dalam RPJMN 2015-2019, diharapkan bahwa dengan meningkatnya kemampuan fiskal dan kinerja Daerah, maka rata-rata ketergantungan dana transfer Kabupaten/Kota , dari 72,2 % (tahun 2014) menjadi 70,0 % (tahun 2019).
  • 33. Transfer ke Daerah Dana Perimbangan Dana Insentif Daerah (DID) Dana Transfer Umum Dana Transfer Khusus DBH PBB DBH PPh Kehutanan Mineral dan Batubara Perikanan Migas DBH CHT DBH Pajak DBH SDA Panas Bumi TRANSFER KE DAERAH 33 Dana Otonomi Khusus dan Dana Keistimewaan DIY Dana Alokasi Umum (DAU) DAK Fisik DAK Non Fisik DAK Reguler DAK Infrastruktur Publik Daerah DAK Afirmasi Pendidikan Kesehatan & KB Infrastruktur Perumahan, Permukiman, Air Minum dan Sanitasi Kedaulatan Pangan Energi Skala Kecil Kelautan dan Perikanan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Transportasi Sarana Perdagangan, Industri Kecil & Menengah dan Pariwisata Sumber: UU No. 14 Thn. 2015 ttg APBN T.A 2016 Prasarana Pemerintahan Daerah
  • 34. Perbandingan Transfer ke Daerah terhadap Total Pendapatan  Transfer ke Daerah terdiri dari transfer dana perimbangan, dana otonomi khusus dan dana penyesuaian.  Rasio transfer terhadap pendapatan yang tinggi menunjukkan dalam pembuatan anggaran pendapatan, Pemerintah Daerah semakin tergantung pada besaran transfer pemerintah, dan semakin kecil rasio tersebut menunjukkan Pemerintah Daerah lebih leluasa dalam menentukan besaran dan penggunaan pendapatan.  Dibanding dana transfer, rasio PAD Kabupaten Garut lebih rendah. - 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 2014 2015 2016 PAD KABUPATEN Dana Transfer ke Daerah Daerah 2014 2015 2016 Dana Transfer ke Daerah 89.64 85.61 85.94 PAD Kabupaten Garut 7.67 11.60 11.47 Transfer ke Daerah