Desain perkerasan jalan untuk jalan arteri dua lajur dua arah dengan umur rencana 20-40 tahun. Lalu lintas harian sebesar 240 kendaraan dan CBR tanah 6. Dilakukan perancangan struktur perkerasan lentur berupa AC-WC modifikasi tebal 40 mm untuk umur 20 tahun, dan perkerasan kaku tebal 340 mm untuk umur 40 tahun. Kedua desain mempertimbangkan kondisi tanah, lalu lintas, dan biaya pemeliharaan.
3. Desain
Perkerasan Lentur
Langkah pertama yang harus di lakukan
1. Penentuan Umur Rencana dapat dilihat pada tabel 2.1.
2. Data jalan :
Jenis jalan : Jalan arteri, 2 lajur, 2 arah
Ur : 20 th (2015-2035 tabel 2.1)
CBR : 6
Tingkat pertmbuhan tahunan : 3,75 % (tabel 4.1)
Traffic Multiplier : 1,9
Jalan 2 lajur 2 arah : faktor distribusi lajur 100
%
4.
5.
6. Lalu Lintas Harian Lokasi Rencana
Jenis Kendaraan VDF4 LHRT
Truk 2 sumbu ringan 0,8 75
Truk 2 Sumbu berat 0,9 50
Truk 4 sumbu trailer 13,6 40
Truk 3 Sumbu sedang 28,1 35
Truk 2 kargo ringan 0,7 25
Truk 5 sumbu trailer 19 15
Total 240
9. Setelah di dapat nilai CESA 5 Ternyata tidak dapat dipergunakan lapis
lentur sehingga kendaran yang lewat pada jalan tersebut harus di
kurangi.
Setelah dilakukan pengurangan di peroleh :
Jenis
Kendaraan
VDF4 LHRT ESA 4 CESA 4 CESA 5
Truk 2
sumbu
ringan
0,8 75 60 635472.3 1207397.37
Truk 2
Sumbu berat
0,9 50 45 476604.225 905548.0275
Truk 4
sumbu
trailer
13,6 40 544 5761615.52 10947069.49
Truk 2 kargo
ringan
0,7 25 17.5 185346.0875 352157.5663
Total 205 951.5 10077531.56 19147309.96
10. 1. Penentuan tipe perkerasan dapat di lihat pada
tabel 3.1 (pemilihan jenis perkerasan).
Data Lanjutan :
a. Tipe perkerasan : AC – WC modifikasi
Alasan penggunaan
1. Cocok untuk umur rencana 20 tahun
2. Cocok diterapkan di indonesia yang memiliki karakteristik muatan
berlebih.
3. Bahan pengikatnya mampu meningkatkan umur pelayanan, serta
ketahanan deformasi akibat LL berat.
11.
12. Diskripsi struktur pondasi
1. tinggi minimum tanah dasar diatas muka air tanah dan muka air
banjir.
2. tinggi tanah dasar diatas muka air tanah = 600 mm
3. tinggi tanah dasar diatas muka air banjir = 500 mm
dapat di lihat pada tabel 9.2 (tinggi minimum tanah dasar diatas
muka air tanah dan muka air banjir)
setelah menentukan muka air tanah dan muka air banjir kita dapat
menentukan tebal perkerasan
dapat di lihat pada (bagan desain 3: desain perkerasan lentur hal
57)
Karena menggunakan ACWC dengan tebal perkerasan 40 mm,
sehingga digunakan struktur perkerasan FF6.
13.
14.
15.
16. CATATAN BAGAN 3A
• FF1 atau FF2 harus lebih diutamakan daripada solusi F1 dan F2 atau dalam
situasi jika HRS berpotensi rutting
• FF3 akan lebih efektif biaya relatif terhadap solusi F4 pada kondisi tertentu
• CTB dan pilihan perkerasan kaku (Bagan Desain 3) dapat lebih efektif biaya
tapi dapat menjadi tidak praktis jika sumber daya yang dibutuhkan tidak
tersedia. Solusi dari FF5-FF9 dapat lebih praktis daripada solusi Bagan desain
3 atau 4 untuk situasi konstruksi tertentu. Contoh jika perkerasan kaku atau
CTB bisa menjadi tidak praktis : pelebaran perkerasan lentur eksisting atau
diatas tanah yang berpotensi konsolidasi atau pergerakan tidak seragam (pada
perkerasan kaku) atau jika sumber daya kontraktor tidak tersedia.
• Faktor reliabilitas 80% digunakan untuk solusi ini.
• Bagan Desain 3A digunakan jika HRS atau CTB sulit untuk
diimplementasikan. Untuk desain perkerasan lentur, lebih diutamakan
menggunakan Bagan Desain 3.
18. Langkah pertama yang harus di lakukan
1. Penentuan Umur Rencana dapat dilihat pada tabel 2.1.
2. Data jalan :
Jenis jalan : Jalan arteri, 2 lajur, 2 arah
Ur : 40 th (2015-2055 tabel 2.1)
CBR : 6
Tingkat pertmbuhan tahunan i : 2,18 % (tabel 4.1)
Jalan 2 lajur 2 arah : faktor distribusi lajur 100 %
19.
20.
21. Lalu Lintas Harian Lokasi Rencana
Jenis Kendaraan VDF4 LHRT
Truk 2 sumbu ringan 0,8 75
Truk 2 Sumbu berat 0,9 50
Truk 4 sumbu trailer 13,6 40
Truk 3 Sumbu sedang 28,1 35
Truk 2 kargo ringan 0,7 25
Truk 5 sumbu trailer 19 15
Total 240
24. 1. Penentuan tipe perkerasan dapat di lihat pada
tabel 3.1 (pemilihan jenis perkerasan).
Data Lanjutan :
a. Tipe perkerasan : Perkerasan kaku lalu lintas berat
Alasan penggunaan
1. Cocok untuk umur rencana 40 tahun.
2. Cocok untuk volume lalu lintas lebih dari 30 juta ESA.
3. Biaya pemeliharaan lebih rendah.
4. Pembuatan campuran yang lebih mudah.
Diskripsi struktur pondasi
1. tinggi minimum tanah dasar diatas muka air tanah dan muka air banjir.
2. tinggi tanah dasar diatas muka air tanah = 600 mm
3. tinggi tanah dasar diatas muka air banjir = 500 mm
dapat di lihat pada tabel 9.2 (tinggi minimum tanah dasar diatas muka air tanah
dan muka air banjir)
setelah menentukan muka air tanah dan muka air banjir kita dapat menentukan
tebal perkerasan
dapat di lihat pada (bagan desain 3: desain perkerasan lentur hal 57)
25.
26.
27. Lapisan Drainase dan Subbase.
1. Ditentukan kondisi lapangan no 4
2. Timbunan dengan tepi permeabilitas rendah dan lapis pondasi
bawah boxed.
3. Tepi jalan drainase lebih dari 500 mm.
4. Solusi alternatif dengan drainase melintang dari sub base pada
jarak < 10 m atau pada titik terendah.
5. Nilai m = 0.9 dapat di lihat pada (tabel 8.1)
Jenis Sambungan
1. pada perkerasan kaku untuk lalu lintas berat digunakan jenis sambungan
dowel.
Jenis bahu jalan
1. jenis bahu jalan yang digunakan adalah bahu beton.
28.
29.
30. Struktur Pondasi Jalan:
1. Karena nilai CBR = 6, kelas kekuatan tanah menggunakan SG 6.
2. Lapis pondasi jalan minimum ditinggikan 100 mm.
3. Diatasnya diberi pondasi LMC 150 mm dan lapis pondasi agregat
kelas A 150 mm.
4. Dapat dilihat bagan desain 4.
Tebal Perkerasan Kaku:
1. Berdasarkan bagan desain 4 didapat tebal perkerasan kakunya
adalah 305 mm (untuk CESA4 <86 juta)
2. Tebal perkerasan dengan faktor drainase.
= = 338,89 = 340 mm
31.
32.
33. Kesimpulan :
Alasan menggunakan perkerasan kaku :
1. Umur layanan lebih lama
2. Lebih tahan pada temperatur yang tinggi
3. Biaya perawatan yang labih murah
4. Cocok untuk kondisi tanah kami
5. kemungkinan settlement lebih rendah