Ringkasan:
1. Dokumen tersebut membahas tentang dermatoterapi topikal dan berbagai jenis sediaan yang dapat digunakan untuk terapi kulit seperti cairan, semi padat, padat, serta bahan aktif yang umum digunakan seperti asam salisilat, sulfur, kortikosteroid.
DVT adalah bekuan darah pada vena dalam yang menghambat aliran darah menuju jantung. DVT disebabkan oleh faktor risiko seperti imobilitas, bed rest, dan kerusakan dinding pembuluh darah. Gejala klinisnya adalah nyeri dan bengkak pada tungkak. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik dan tes seperti USG dan venografi. Penatalaksanaan meliputi istirahat, kompresi, antikoagulasi dengan
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pemeriksaan neurologis yang meliputi penilaian kekuatan otot, penilaian kesadaran, pengujian saraf kranial, tanda-tanda meningeal, refleks fisiologis dan patologis.
Polip hidung adalah massa lunak yang terbentuk akibat inflamasi kronik di rongga hidung. Polip hidung umumnya disebabkan oleh rinitis alergi atau penyakit atopi. Gejalanya berupa hidung tersumbat, rinorea, dan gangguan penciuman. Pemeriksaan menunjukkan massa berwarna pucat yang mudah digerakan di dalam hidung. Penatalaksanaannya meliputi kortikosteroid topikal atau sistemik, serta operasi jika kondis
DVT adalah bekuan darah pada vena dalam yang menghambat aliran darah menuju jantung. DVT disebabkan oleh faktor risiko seperti imobilitas, bed rest, dan kerusakan dinding pembuluh darah. Gejala klinisnya adalah nyeri dan bengkak pada tungkak. Diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik dan tes seperti USG dan venografi. Penatalaksanaan meliputi istirahat, kompresi, antikoagulasi dengan
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai pemeriksaan neurologis yang meliputi penilaian kekuatan otot, penilaian kesadaran, pengujian saraf kranial, tanda-tanda meningeal, refleks fisiologis dan patologis.
Polip hidung adalah massa lunak yang terbentuk akibat inflamasi kronik di rongga hidung. Polip hidung umumnya disebabkan oleh rinitis alergi atau penyakit atopi. Gejalanya berupa hidung tersumbat, rinorea, dan gangguan penciuman. Pemeriksaan menunjukkan massa berwarna pucat yang mudah digerakan di dalam hidung. Penatalaksanaannya meliputi kortikosteroid topikal atau sistemik, serta operasi jika kondis
Pneumotoraks adalah kondisi di mana udara masuk ke ruang pleura yang mengelilingi paru-paru, menyebabkan paru-paru mengempis. Pneumotoraks dapat terjadi secara spontan tanpa cedera atau disebabkan oleh trauma toraks. Gejala umumnya meliputi nyeri dada dan kesulitan bernapas. Diagnosa didukung dengan pemeriksaan radiologi yang menunjukkan adanya udara di ruang pleura. Penatalaksanaan bervariasi mulai dari ok
Dokumen tersebut merupakan daftar pemeriksaan modul neurologi yang mencakup tes-tes untuk menilai kesadaran (GCS), fungsi kortikal tinggi, tanda-tanda meningeal, saraf kranial III, IV, V, dan VII. Pemeriksaan meliputi penilaian motorik, sensorik, dan refleks untuk mendiagnosis gangguan saraf kranial dan sistem saraf pusat.
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan sindrom dalam merangkum gejala duh tubuh vagina. Pendekatan ini dijelaskan sebagai pendekatan yang murah, sederhana dan berguna untuk diagnosis awal penyakit vagina seperti vaginosis bakterial, trikomoniasis, dan kandidiasis. Dokumen ini juga menjelaskan gejala, diagnosis dan penanganan masing-masing penyakit tersebut.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang appendisitis. Appendisitis adalah peradangan pada appendix vermiformis yang dapat menyebabkan nyeri perut dan komplikasi seperti peritonitis. Diagnosa appendisitis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan penunjang seperti USG atau CT scan. Penatalaksanaannya adalah appendiktomi untuk kasus akut dan komplikasinya, sedangkan kasus kronis dapat ditangani secara elektif.
Demam tifoid disebabkan oleh infeksi Salmonella Typhi dan memiliki gejala demam tinggi, lidah berlapis, dan hepatomegali. Diagnosis didasarkan pada trias klinis, kultur darah minggu pertama, dan tes serologi. Pengobatan lini pertama adalah antibiotik seperti kloramfenikol selama 10-14 hari. Pencegahan melalui vaksinasi dan meningkatkan sanitasi dan kebersihan.
Pemberian obat melalui kulit dapat dilakukan dengan mengoleskan berbagai jenis obat seperti krim, losion, dan salep pada permukaan kulit untuk tujuan perawatan kulit atau mengobati infeksi kulit. Prosedur pemberian obat melalui kulit meliputi persiapan pasien, pembersihan daerah kulit, pengolesan obat sesuai indikasi, dan penutupan luka. Jenis obat topikal yang umum dig
Pneumotoraks adalah kondisi di mana udara masuk ke ruang pleura yang mengelilingi paru-paru, menyebabkan paru-paru mengempis. Pneumotoraks dapat terjadi secara spontan tanpa cedera atau disebabkan oleh trauma toraks. Gejala umumnya meliputi nyeri dada dan kesulitan bernapas. Diagnosa didukung dengan pemeriksaan radiologi yang menunjukkan adanya udara di ruang pleura. Penatalaksanaan bervariasi mulai dari ok
Dokumen tersebut merupakan daftar pemeriksaan modul neurologi yang mencakup tes-tes untuk menilai kesadaran (GCS), fungsi kortikal tinggi, tanda-tanda meningeal, saraf kranial III, IV, V, dan VII. Pemeriksaan meliputi penilaian motorik, sensorik, dan refleks untuk mendiagnosis gangguan saraf kranial dan sistem saraf pusat.
Dokumen tersebut membahas tentang pendekatan sindrom dalam merangkum gejala duh tubuh vagina. Pendekatan ini dijelaskan sebagai pendekatan yang murah, sederhana dan berguna untuk diagnosis awal penyakit vagina seperti vaginosis bakterial, trikomoniasis, dan kandidiasis. Dokumen ini juga menjelaskan gejala, diagnosis dan penanganan masing-masing penyakit tersebut.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang appendisitis. Appendisitis adalah peradangan pada appendix vermiformis yang dapat menyebabkan nyeri perut dan komplikasi seperti peritonitis. Diagnosa appendisitis didasarkan pada gejala klinis dan pemeriksaan penunjang seperti USG atau CT scan. Penatalaksanaannya adalah appendiktomi untuk kasus akut dan komplikasinya, sedangkan kasus kronis dapat ditangani secara elektif.
Demam tifoid disebabkan oleh infeksi Salmonella Typhi dan memiliki gejala demam tinggi, lidah berlapis, dan hepatomegali. Diagnosis didasarkan pada trias klinis, kultur darah minggu pertama, dan tes serologi. Pengobatan lini pertama adalah antibiotik seperti kloramfenikol selama 10-14 hari. Pencegahan melalui vaksinasi dan meningkatkan sanitasi dan kebersihan.
Pemberian obat melalui kulit dapat dilakukan dengan mengoleskan berbagai jenis obat seperti krim, losion, dan salep pada permukaan kulit untuk tujuan perawatan kulit atau mengobati infeksi kulit. Prosedur pemberian obat melalui kulit meliputi persiapan pasien, pembersihan daerah kulit, pengolesan obat sesuai indikasi, dan penutupan luka. Jenis obat topikal yang umum dig
Dokumen tersebut membahas tentang definisi, jenis, persyaratan, dan bentuk kosmetika. Kosmetika didefinisikan sebagai bahan atau campuran bahan yang diterapkan pada tubuh manusia untuk membersihkan, memelihara, dan meningkatkan daya tarik, tanpa bertujuan pengobatan penyakit. Dokumen ini juga membedakan kosmetika dengan obat dan menjelaskan berbagai jenis kosmetika seperti tradisional, modern, serta bentuk
Eye shadow dapat dibuat dalam berbagai bentuk seperti krim, stick, larutan, serbuk, atau pressed cake yang digunakan dengan puff atau kuas untuk mewarnai kelopak mata. Komposisi eye shadow terdiri dari bahan seperti lanolin, lilin lebah, ceresin, dan minyak mineral."
Membahas obat-obat yang berkaitan dengan kelainan/ penyakit kulit
Vehikulum
Acne vulgaris
Tabir surya
Antijamur topikal
Antibakteri topikal
Antiparasit topikal
Keratolitik
Emolien
Trikogenik dan antitrikogenik
Steroid topikal
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai penatalaksanaan penyakit kulit secara umum dan khusus. Secara umum mencakup nasehat untuk kesembuhan dan pengobatan sistemik sesuai dengan jenis penyakitnya. Secara khusus membahas pengobatan topikal, pengaruh fisik dan kimiawi, pedoman penggunaan obat topikal, jenis-jenis vehikulum dan bahan aktif yang digunakan.
Dokumen tersebut merangkum studi pustaka tentang formulasi krim kloramfenikol dan hidrokortison asetat, mencakup definisi krim, jenis krim, persyaratan krim sebagai obat luar, metode pembuatan dan pembentukan krim, penyimpanan krim, serta monografi zat aktif dan zat tambahan yang digunakan.
Dokumen tersebut membahas tentang formulasi teknologi sediaan cair dan semi padat seperti salep, termasuk macam-macam basis yang digunakan seperti basis berlemak, basis serap, dan basis yang larut air. Juga dibahas tentang cara pembuatan salep dengan metode pencampuran dan peleburan, serta pengemasan dan penyimpanan salep.
Sediaan semi padat seperti salep memiliki berbagai basis yang digunakan, termasuk basis berlemak, serap, dan larut air. Basis berlemak seperti petrolatum memberikan efek emolien yang baik namun sulit dicuci, sedangkan basis serap seperti lanolin dapat menyerap air namun tidak sebaik basis berlemak. Basis larut air seperti polietilen glikol mudah larut air dan digunakan untuk campuran berair.
Tips Memilih Skincare Demi Kebutuhan Kulit.pptxIrmaDamayanti47
Memilih skincare yang tepat bergantung pada tipe dan kondisi kulit. Produk harus sesuai dengan kebutuhan kulit untuk mencegah masalah dan merawat kulit.
Dokumen tersebut memberikan definisi dan penjelasan tentang salep, termasuk jenis, komposisi, kualitas dasar, dan beberapa contoh inkompatibilitas bahan obat dalam sediaan salep.
Angina pectoris is chest pain due to myocardial ischemia caused by an imbalance between myocardial oxygen supply and demand. There are four main types of angina which differ based on precipitating factors and symptoms. Treatment aims to relieve symptoms, slow disease progression, and reduce future cardiac events. Primary treatment includes nitrates, beta blockers, calcium channel blockers, and other medications to reduce oxygen demand and increase supply.
Gagal ginjal adalah kondisi dimana ginjal tidak dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Gagal ginjal dibagi menjadi gagal ginjal kronik dan akut, yang disebabkan oleh berbagai faktor seperti infeksi, toksin, atau kelainan pada ginjal itu sendiri. Gejalanya meliputi pembengkakan, nyeri, nafsu makan berkurang, dan gangguan fungsi organ lain. Pengobatan tergantung penyebabny
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
2. 2
Pendahuluan
Dermatoterapi topikal
Setelah mendiagnosis dengan tepat
Keberhasilan pengobatan tergantung:
Umur
Pemilihan agen yang tepat
Lokasi tubuh yang terkena, luas
Stadium penyakit, jenis lesi
Konsentrasi bahan aktif dalam vehikulum
Metode aplikasi
Penentuan lama pemakaian obat (maks efektivitas
dan min efek samping)
3. 3
Faktor efikasi terapeutik
terapi topikal kulit
Potensi bahan aktif
Daya obat berpenetrasi pada kulit
Tujuan
Mencapai homeostasis
Menghilangkan gejala
4. 4
Penetrasi obat topikal di kulit
melalui:
Stratum korneum
⇓
Epidermis
⇓
papila dermis
⇓
aliran darah
5. 5
Nasib obat pada kulit
Proses penyerapan obat
Lag phase: di atas kulit, di darah (-)
Rising: di str.korneum ke kapiler dermis darah (+)
Falling: obat habis di str. korneum berkurang
Proses eksfoliasi, terhapus, dan tercuci
→ konsentrasi obat kurang
6. 6
Faktor yang berperan
penyerapan obat
Stratum korneum (sawar kulit untuk obat)
Oklusi
Frekuensi aplikasi
Kuantitas obat yang diaplikasi
Faktor lain
7. 7
Stratum Korneum penyerapan obat
Ketebalan kulit dan lokasi
anatomi
mukosa
skrotum
kelopak mata
muka
dada dan punggung
lengan atas
tungkai bawah
punggung tangan dan
kaki
telapak tangan dan kaki
Kuku
Masih tergantung
kesehatan kulit
8. 8
Oklusi
10-100 X lebih baik penyerapan
obat
Penutup kedap udara, salep berminyak
Meningkatkan penetrasi.
hidrasi/ temperatur↑,
dipercikan air 5’ sebelum aplikasi obat
mencegah terhapusnya obat (gesekan,
usapan, pencucian)
Mempercepat efek samping, infeksi,
folikulitis, miliaria
9. 9
Frekuensi aplikasi penyerapan obat
Kebanyakan obat kortikosteroid topikal
cukup diaplikasi satu kali sehari.
Beberapa emolien, krim protektif
penyerapannya meningkat bila
pemakaiannya berulang (bukan karena
lama kontaknya).
10. 10
Kuantitas aplikasi penyerapan obat
Jumlah pemakaian harus cukup,
pemakaian berlebihan tidak berguna.
Jumlah yang dipakai sesuai dengan luas
permukaan kulit terkena (setiap 3% luas
permukaan kulit membutuhkan 1 gram
krim/salep)
11. 11
Faktor lain penyerapan
obat
Peningkatan penyerapan
menggosokan /memijat
folikel rambut
mengecilkan ukuran partikel obat,
memperbaiki sifat kelarutan obat memperbaiki
penetrasi obat, konsentrasi tepat, viskositas
Menghalangi serap
Kulit kering (lansia)
15. 15
Terapi topikal kulit
Vehikulum
Bahan aktif
Agen tambahan (emulgator, pengawet,
antioksidan, chelating agent)
16. 16
Vehikulum
Preparat pembawa zat aktif kontak ke kulit.
Kegunaan vehikulum non spesifik:
mendinginkan, melindungi, emolien, oklusif
dan astringen
Vehikulum optimal bila stabil (kimia, fisik) dan
tidak menonaktifkan obat.
Nonalergik, noniritan, dapat diterima secara
kosmetik dan mudah dipakai.
21. 21
Semi solid
Mudah menyebar
Proteksi, hidrasi, dan
lubrikasi.
Diklasifikasi menjadi:
Lengket: salep
dasar hidrokarbon (lemak
mineral/ murni)
dasar kemampuan serap
Encer: Krim
emulsi air dalam minyak
emulsi minyak dalam air
dasar larut air.
22. 22
Semi solid
Salep-dasar hidrokarbon
Emolien
Menahan penguapan air
dari kulit
Vaselin album, petrolatum
kuning (menodai pakaian)
Lengket.
Penetrasi baik: dermatosis
tebal, skuama, ulkus bersih
Berfungsi proteksi dipakai
pada ruam popok,
inkontinensia, sariawan,
dan sisi kolostomi.
23. 23
Semi solid
Salep-dasar hidrokarbon
Kontraindikasi:
Radang akut/ eksudatif
Daerah berambut
Daerah lipatan
tidak menyerap air sehingga
tidak dapat dipakai untuk obat larut air
24. 24
Semi solid
Salap -dasar serap/hidrofilik
Dipakai untuk obat larut air bahan emulsi.
Misal: lanolin dan turunannya,
Berfungsi: lubrikasi, emolien, proteksi
Bersifat: lengket namun mudah dibersihkan
misalnya lanolin anhidros dan petrolatum
hidrofilik.
25. 25
Semi solid
Krim-emulsi air dalam minyak
Air < 25% diberikan pengawet
Terdiri dari ≥ 1 cairan tak larut yang
terdispersi pada cairan lainnya, harus
dikocok terlebih dahulu kalau tidak akan
terpisah.
Membutuhkan emulgator
26. 26
Semi solid
Krim-emulsi air dalam minyak
Kurang lengket,
emolien, penetrasi tak
sebaik salep, menyebar
dengan mudah,
protektif, penguapan air
lambat dan
mendinginkan.
27. 27
Semi solid
Krim-emulsi minyak dalam air
Mengandung air >31% - 80%, diberikan
pengawet
Humektan: gliserin, propilen glikol, polietilen
glikol untuk mencegah kekeringan.
Banyak dipilih: tidak lengket, mudah dicuci,
mudah menyebar, tidak mengotori baju.
Setelah aplikasi fase air akan menguap
meninggalkan sejumlah kecil lapisan air-
minyak yang mendeposit obat jenuh.
28. 28
Semi solid
Gel- dasar sediaan larut air
Cair atau semisolid.
Gel (substansi selulosa dan turunannya)
Bening, mudah dipakai, dan dibersihkan,
dapat dipakai pada kulit berambut.
Sifatnya kurang menutup, alkohol atau
propilen mudah kering dan menimbulkan
rasa tersengat.
29. 29
Semi solid
Pasta
Campuran bedak (sampai 50%) dengan
salep dasar hidrokarbon atau emulsi air
dalam minyak
Bedak : zinkoksida, kaolin, kalsium
karbonat dan talkum.
30. 30
Semi solid
Pasta
Fungsi:
membatasi obat
melebar/ proteksi,
mengeringkan
barier impermiabel,
proteksi, atau tabir
surya.
kurang lengket, kurang
menutup, lebih kering
(dibandingkan salep.)
31. 31
Liquid/cairan
Solusio, suspensi (losio) emulsi
Solusio
Disolusi dua atau lebih substansi menjadi larutan
homogen yang bening.
Tinktura: Solusio hidroalkohol 50%
Suspensi (losio) emulsi
Vehikulum: air, hidroalkohol, atau nonakua
(misalnya: alkohol, minyak, propilenglikol) contoh:
sol Burowi.
34. 34
Liquid/cairan
Suspensi (losio)
Dua fase berlainan, tak terlarut yang
terdispersi dalam liquid
Pengocokan sebelum pakai.
Losio kalamin, losio steroid, emolien
urea dan asam laktat.
Aplikasi pada kulit → dingin karena
adanya penguapan komponen air.
Mudah dioleskan, sampai homogen
35. 35
Liquid/cairan
Suspensi (losio)-bedak kocok
1. Losio mengandung bedak untuk memperluas
daerah evaporasi.
2. Efektif untuk mengeringkan kulit yang basah.
3. Mengandung zink oksida, talkum, kalamin,
gliserol, alkohol, dan air, stabilator.
4. Membentuk endapan, harus dikocok
sebelum pakai.
5. air menguap-komponen bedak bergumpal
bersifat abrasif, hilangkan partikel sebelum
pemakaian.
36. 36
Topikal aerosol
Solusio, suspensi, emulsi,
bedak, dan foam.
Dalam propelan (campuran
hidrokarbon nonpolar).
Mendeposit obat dalam
bentuk lapisan tipis, tidak
iritasi untuk kulit abrasi
/eksema, rasa nyeri.
37. 37
Foam
Dalam bentuk emulsi dan foaming agent
(surfaktan),
Sistem solven (misalnya : air, ethanol),
dan propelan.
Foam yang mengandung alkohol
meninggalkan sedikit residu.
38. 38
Stabilator
Pengawet, Paraben efektif untuk menghambat
pertumbuhan jamur, kapang, dan ragi tetapi kurang aktif
untuk bakteri. Stabilator lain : fenol halogenasi, asam
benzoat, formaldehid, sodium benzoat dan timerosal.
Antioksidans dipakai untuk melindungi vehikulum dari
oksidasi, misalnya butil hidroksianisol, asam askorbat,
sulfit, sulfur mengandung asam amino yang dipakai oleh
vehikulum dasar larut air.
Chelating agent dipakai EDTA dan asam sitrat bersama
dengan antioksidan membentuk kompleks dengan logam
berat.
39. 39
Bahan aktif
Asam salsilat
Sulfur
Ter
Asam borat
Kortikosteroid
Antibiotik
antijamur
46. 46
Antibiotik
Indikasi: infeksi bakteri
Prinsip:
Efektif sesuai dengan kuman penyebab
Tidak dipakai sebagai obat sistemik
Tidak menimbulkan sensitisasi
Murah, mudah
47. 47
Antibiotik
Basitrasin: (+)(-) Gram
Mupirosin: (+)(-) Gram
Na Fusidat: terutama stafilokokus
Polimiksin: (-) Gram, kecuali proteus,
serratia
Neomisin: (+)(-) Gram, dapat sensitisasi
49. 49
Toksisitas
Tergantung obat, vehikulum, oklusi, lokasi,
frekuensi, durasi, jenis kelainan kulit, kondisi
renal, hepar
Anak kecil mempunyai ratio obat dipermukaan
kulit lebih besar dibandingkan dewasa.
50. 50
Toksisitas- Efek lokal
Iritasi, alergik, atrofik, komedogenik,
teleangiektasis, pruritus, stinging, dan
nyeri.
proses pengeringan kulit, atau merusak
lapisan kulit epidermis.
51. 51
Toksisitas- Efek sistemik
Penyerapan perkutan (SSP, shok anafilaktik
renal, kardiak,teratogen, dan karsinogen).
Non imunologik dapat terjadi pada keracunan
peptisida.