Dokumen tersebut membahas tentang obat tetes hidung atau guttae nasales, termasuk definisi, komposisi, dan evaluasi sediaannya. Obat tetes hidung bekerja dengan melakukan penyempitan pembuluh darah kapiler di hidung untuk mengurangi pembengkakan dan membantu mengeringkan sekresi. Sediaan umumnya terdiri atas efhedrin, natrium klorida, klorobutanol, propilenglikol, dan air suling. Evaluasi sediaan meliputi pen
Laporan ini membahas tentang pembuatan sediaan eliksir parasetamol. Terdapat tujuan pembuatan yaitu mahasiswa dapat membuat dan mengevaluasi sediaan eliksir parasetamol dengan baik serta membuat kemasannya. Dokumen ini juga menjelaskan teori, bahan, perhitungan, dan penetapan dosis eliksir parasetamol.
Dokumen tersebut membahas tentang formulasi teknologi sediaan suppositoria non steril yang berisi parasetamol. Secara ringkas, dibahas tentang indikasi, farmakokinetik, mekanisme kerja, efek samping, kontraindikasi, peringatan, dan interaksi obat parasetamol. Juga dibahas sifat fisika kimia zat aktif dan bahan tambahan seperti oleum cacao dan cetaceum yang digunakan dalam pembuatan suppositoria. Terakhir
Dalam tiga kalimat atau kurang, dokumen tersebut membahas tentang praktikum penentuan kerapatan dan berat jenis zat padat, cair, dan gas menggunakan piknometer, termasuk definisi kerapatan dan berat jenis, dasar teori, alat dan bahan, cara kerja, hasil percobaan, pembahasan mengenai kegunaan dan faktor yang mempengaruhi penentuan berat jenis.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: Dokumen tersebut membahas berbagai bentuk sediaan farmasi yang umum digunakan beserta keuntungan dan kerugiannya, seperti tablet, kapsul, pil, larutan, salep, krim, gel, pasta, lotion, injeksi, suppositoria, inhaler, serbuk, tetes, emulsi, dan suspensi.
Dokumen tersebut membahas tentang obat tetes hidung atau guttae nasales, termasuk definisi, komposisi, dan evaluasi sediaannya. Obat tetes hidung bekerja dengan melakukan penyempitan pembuluh darah kapiler di hidung untuk mengurangi pembengkakan dan membantu mengeringkan sekresi. Sediaan umumnya terdiri atas efhedrin, natrium klorida, klorobutanol, propilenglikol, dan air suling. Evaluasi sediaan meliputi pen
Laporan ini membahas tentang pembuatan sediaan eliksir parasetamol. Terdapat tujuan pembuatan yaitu mahasiswa dapat membuat dan mengevaluasi sediaan eliksir parasetamol dengan baik serta membuat kemasannya. Dokumen ini juga menjelaskan teori, bahan, perhitungan, dan penetapan dosis eliksir parasetamol.
Dokumen tersebut membahas tentang formulasi teknologi sediaan suppositoria non steril yang berisi parasetamol. Secara ringkas, dibahas tentang indikasi, farmakokinetik, mekanisme kerja, efek samping, kontraindikasi, peringatan, dan interaksi obat parasetamol. Juga dibahas sifat fisika kimia zat aktif dan bahan tambahan seperti oleum cacao dan cetaceum yang digunakan dalam pembuatan suppositoria. Terakhir
Dalam tiga kalimat atau kurang, dokumen tersebut membahas tentang praktikum penentuan kerapatan dan berat jenis zat padat, cair, dan gas menggunakan piknometer, termasuk definisi kerapatan dan berat jenis, dasar teori, alat dan bahan, cara kerja, hasil percobaan, pembahasan mengenai kegunaan dan faktor yang mempengaruhi penentuan berat jenis.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: Dokumen tersebut membahas berbagai bentuk sediaan farmasi yang umum digunakan beserta keuntungan dan kerugiannya, seperti tablet, kapsul, pil, larutan, salep, krim, gel, pasta, lotion, injeksi, suppositoria, inhaler, serbuk, tetes, emulsi, dan suspensi.
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut secara merata dalam pelarut. Kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh faktor seperti polaritas, temperatur, dan keberadaan garam lain. Bentuk sediaan larutan umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan ketelitian.
Dokumen tersebut membahas 9 obat yang umumnya digunakan untuk mengobati asma alergi, yaitu kortikosteroid inhalasi, antagonis reseptor leukotrien, agonis beta short-acting, long-acting agonis beta, antihistamin, omalizumab, imunoterapi, kortikosteroid oral, dan teofilin. Kombinasi 2-3 obat biasanya digunakan untuk mengobati asma yang merupakan penyakit multifaktor.
Dokumen tersebut membahas tentang standar kompetensi dalam bidang farmasetika dasar yang mencakup penggolongan obat, resep, dosis, penyiapan sediaan farmasi, serta pustaka yang relevan. Pokok bahasannya meliputi peraturan penggolongan obat, buku acuan farmasi, serta pedoman kefarmasian Departemen Kesehatan.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai sediaan cair (liquid) yang mencakup definisi, jenis (larutan, suspensi, emulsi), jenis sediaan liquid (obat terlarut, sebagian terlarut, tidak terlarut), keuntungan dan kerugian, metode pembuatan (larutan, suspensi, emulsi), dan contoh formulasi dasar liquid seperti larutan telinga, tetes hidung, kumur, minum, eliksir, sirup.
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumSurya Amal
Dokumen tersebut membahas tentang penyerapan obat yang diberikan melalui rektum, termasuk cara kerja dan faktor yang mempengaruhinya. Pemberian obat melalui rektum dapat mendapatkan efek lokal atau sistemik, tergantung jenis obatnya. Absorpsi terjadi lewat pembuluh darah secara langsung, getah bening, atau tidak langsung, namun bioavailabilitasnya relatif rendah.
Laporan ini membahas formulasi dan evaluasi tablet vitamin C yang dibuat oleh kelompok mahasiswa farmasi. Tablet dibuat dengan metode granulasi basah dan dievaluasi ukuran partikel, bobot, dan waktu hancur tabletnya."
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit asma, termasuk gejalanya, penyebabnya, diagnosis, dan pengobatannya. Asma dapat diobati dengan dua cara, yaitu non-obat dan obat, baik untuk jangka pendek maupun panjang, dengan mempertimbangkan efek sampingnya terutama bagi ibu hamil dan anak-anak.
Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan sirup parasetamol. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang latar belakang parasetamol dan sirup, dasar teori pembuatan sirup, preformulasi parasetamol, analisis permasalahan dalam pembuatan sirup parasetamol, dan pendekatan formula pembuatan sirup parasetamol.
1. Laporan praktikum menguji stabilitas obat parasetamol dengan menentukan orde reaksi penguraian dan energi aktivasi.
2. Hasil menunjukkan reaksi penguraian parasetamol orde satu dengan energi aktivasi 0,433 eV dan waktu kadaluarsa 3 tahun.
21. dr. iit farmakologi obat topikal mataDede Basofi
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang farmakologi obat-obat topikal mata dan penggunaannya, (2) Mencakup faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan hayati obat mata, formulasi, dan farmakokinetik obat topikal mata, (3) Juga membahas penggunaan berbagai jenis obat topikal mata seperti anestesi, anti-glaukoma, antibiotik, antivirus, dan
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang terlarut secara merata dalam pelarut. Kelarutan suatu zat dipengaruhi oleh faktor seperti polaritas, temperatur, dan keberadaan garam lain. Bentuk sediaan larutan umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan ketelitian.
Dokumen tersebut membahas 9 obat yang umumnya digunakan untuk mengobati asma alergi, yaitu kortikosteroid inhalasi, antagonis reseptor leukotrien, agonis beta short-acting, long-acting agonis beta, antihistamin, omalizumab, imunoterapi, kortikosteroid oral, dan teofilin. Kombinasi 2-3 obat biasanya digunakan untuk mengobati asma yang merupakan penyakit multifaktor.
Dokumen tersebut membahas tentang standar kompetensi dalam bidang farmasetika dasar yang mencakup penggolongan obat, resep, dosis, penyiapan sediaan farmasi, serta pustaka yang relevan. Pokok bahasannya meliputi peraturan penggolongan obat, buku acuan farmasi, serta pedoman kefarmasian Departemen Kesehatan.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai sediaan cair (liquid) yang mencakup definisi, jenis (larutan, suspensi, emulsi), jenis sediaan liquid (obat terlarut, sebagian terlarut, tidak terlarut), keuntungan dan kerugian, metode pembuatan (larutan, suspensi, emulsi), dan contoh formulasi dasar liquid seperti larutan telinga, tetes hidung, kumur, minum, eliksir, sirup.
Biofarmasi Sediaan yang Diberikan Melalui RektumSurya Amal
Dokumen tersebut membahas tentang penyerapan obat yang diberikan melalui rektum, termasuk cara kerja dan faktor yang mempengaruhinya. Pemberian obat melalui rektum dapat mendapatkan efek lokal atau sistemik, tergantung jenis obatnya. Absorpsi terjadi lewat pembuluh darah secara langsung, getah bening, atau tidak langsung, namun bioavailabilitasnya relatif rendah.
Laporan ini membahas formulasi dan evaluasi tablet vitamin C yang dibuat oleh kelompok mahasiswa farmasi. Tablet dibuat dengan metode granulasi basah dan dievaluasi ukuran partikel, bobot, dan waktu hancur tabletnya."
Dokumen tersebut membahas tentang penyakit asma, termasuk gejalanya, penyebabnya, diagnosis, dan pengobatannya. Asma dapat diobati dengan dua cara, yaitu non-obat dan obat, baik untuk jangka pendek maupun panjang, dengan mempertimbangkan efek sampingnya terutama bagi ibu hamil dan anak-anak.
Dokumen tersebut membahas tentang pembuatan sirup parasetamol. Secara singkat, dokumen tersebut menjelaskan tentang latar belakang parasetamol dan sirup, dasar teori pembuatan sirup, preformulasi parasetamol, analisis permasalahan dalam pembuatan sirup parasetamol, dan pendekatan formula pembuatan sirup parasetamol.
1. Laporan praktikum menguji stabilitas obat parasetamol dengan menentukan orde reaksi penguraian dan energi aktivasi.
2. Hasil menunjukkan reaksi penguraian parasetamol orde satu dengan energi aktivasi 0,433 eV dan waktu kadaluarsa 3 tahun.
21. dr. iit farmakologi obat topikal mataDede Basofi
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas tentang farmakologi obat-obat topikal mata dan penggunaannya, (2) Mencakup faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan hayati obat mata, formulasi, dan farmakokinetik obat topikal mata, (3) Juga membahas penggunaan berbagai jenis obat topikal mata seperti anestesi, anti-glaukoma, antibiotik, antivirus, dan
Pemberian obat melalui kulit dapat dilakukan dengan mengoleskan berbagai jenis obat seperti krim, losion, dan salep pada permukaan kulit untuk tujuan perawatan kulit atau mengobati infeksi kulit. Prosedur pemberian obat melalui kulit meliputi persiapan pasien, pembersihan daerah kulit, pengolesan obat sesuai indikasi, dan penutupan luka. Jenis obat topikal yang umum dig
Membahas obat-obat yang berkaitan dengan kelainan/ penyakit kulit
Vehikulum
Acne vulgaris
Tabir surya
Antijamur topikal
Antibakteri topikal
Antiparasit topikal
Keratolitik
Emolien
Trikogenik dan antitrikogenik
Steroid topikal
Dokumen tersebut merangkum informasi tentang salep mata, termasuk tujuan, keuntungan, kerugian, indikasi, contoh obat, dosis, efek samping, interaksi obat, kontraindikasi, cara pemakaian, penyimpanan, peringatan, cara mengatasi keracunan, evaluasi sediaan, dan cara pembuangan kemasan.
prinsip dan teknik pemberian obat oral, sublingual, ic, sc dan im4nakmans4
Benar, 6 aspek penting dalam pemberian obat adalah obat, pasien, dosis, cara, waktu, dan pendokumentasian. Semua aspek tersebut harus diperhatikan dengan baik untuk menjamin keamanan dan efektivitas pemberian obat.
Tiga kalimat ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membahas tentang laporan praktikum pembuatan larutan obat tetes mata gentamisin 2% yang mencakup tujuan, tinjauan pustaka, dan cara pembuatan serta evaluasi formula dasar larutan tetes mata tersebut.
Sistem pernafasan terdiri dari saluran udara mulai dari hidung hingga paru-paru. Obat yang bekerja pada saluran pernafasan digunakan untuk mengobati gangguan seperti rhinitis, batuk, dan bronkodilatasi. Rhinitis ditandai dengan bersin, hidung tersumbat dan diobati dengan antihistamin dan dekongestan. Batuk diobati dengan mukolitik, ekspektoran, dan antitusif yang bekerja dengan meredakan irit
1. Dokumen ini membahas berbagai jenis obat anti jamur topikal seperti griseofulvin, imidazole, triazole, tolnaftat, tolsiklat, nistatin, dan beberapa anti jamur topikal lainnya.
2. Mekanisme kerja, indikasi, efek samping, dan sediaan dari masing-masing obat anti jamur topikal dijelaskan secara singkat.
3. Informasi mengenai asal, kimia, aktivitas anti jamur, dan far
Dokumen tersebut membahas berbagai jenis sediaan farmasi yang umum digunakan untuk pengobatan, termasuk cara penggunaan, keuntungan, dan pertimbangan dosis obat untuk berbagai kelompok pasien seperti anak-anak dan ibu hamil.
Tindak pidana korupsi di Indonesia meliputi penggunaan jabatan untuk kepentingan pribadi, penyalahgunaan kekuasaan, penerimaan suap, dan penyelewengan dana negara. Pelaku korupsi dapat dihukum pidana penjara dan denda, pencabutan hak politik, serta kewajiban pengembalian aset negara. Pemerintah terus berupaya memerangi korupsi melalui undang-undang khusus, lembaga seperti KPK,
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang teknik pemberian obat secara subkutan, yang meliputi lokasi yang ideal untuk injeksi (lengan atas, paha, perut), cara melakukan injeksi dengan menyuntikkan jarum menyudut 45 derajat, serta indikasi dan kontraindikasinya seperti tidak alergi lokasi injeksi.
Injeksi subkutan merupakan metode administrasi obat melalui jaringan subkutan dengan jarum kecil untuk menyuntikkan obat secara lambat dan bertahap ke sistem sirkulasi. Metode ini digunakan untuk memberikan insulin, vaksin, dan obat-obatan lainnya seperti morfin dan fentanyl.
Dokumen tersebut membahas tentang antiinflamasi, yang didefinisikan sebagai obat yang dapat menekan atau mengurangi peradangan. Antiinflamasi dibedakan menjadi dua golongan yaitu antiinflamasi nonsteroid dan steroid, dengan mekanisme kerja masing-masing golongan yang berbeda dalam menghambat produksi prostaglandin. Dokumen ini juga membahas indikasi, kontraindikasi, dan efek samping beberapa contoh obat antiinflamasi
Tahapan hubungan interpersonal terdiri dari kontak, keterlibatan, keakraban, kemunduran hubungan, perbaikan, dan pemutusan hubungan. Pergerakan antartahapan bergantung pada keterampilan komunikasi dan kecocokan dalam berbagi informasi pribadi. Peristiwa penting dapat mempercepat atau memperlambat perkembangan hubungan. Semakin dekat hubungan, izin untuk melanggar aturan menjadi lebih besar.
This document lists various medical tools and equipment used in anatomy and surgery, including korentang, artery clamps, forceps, a reflect hammer, anatomical and surgical pinsets, scalpels and scalpel holders, nalpuder, bayonets, stethoscopes, disposable syringes, kidney trays, nose speculums, male and female bedpans, needles, scissors, and urinals.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
1. Pemberian Obat Topikal Pada Kulit,
Mata, Hidung, dan Inhaler
Presented by Al-Fath Khairunnisa
2. Obat topikal adalah jenis obat yang cara
penggunaannya dioleskan langsung pada
permukaan kulit atau selaput lendir.
Berfungsi untuk mengantarkan bahan aktif obat
ke kulit, dengan cara penetrasi secara difusi pasif
melewati stratum korneum.
Obat Topikal
3. Kelebihan Kekurangan
Dapat meningkatkan hidrasi kulit,
meningkatkan absorpsi perkutan,
water resistant, dan biasanya
tanpa preservatif.
Berminyak, mencegah efek
pendinginan melalui evaporasi,
tidak nyaman di iklim yang hangat,
dan dapat menyebabkan
overhidrasi.
4. Obat Topikal Pada Kulit
Sediaan topikal pada kulit berfungsi untuk mengantarkan bahan
aktif obat ke kulit, dengan cara penetrasi secara difusi pasif
melewati stratum korneum.
sediaan topikal untuk kulit yang banyak digunakan antara lain
adalah krim, salep, gel, pasta, lotion, dan bedak.
Pemilihan sediaan ini berdasarkan kondisi dari kelainan kulit
(apakah basah, kering, sedang terjadi inflamasi, atau pecah-pecah),
lokasi terjadinya lesi kulit, dan preferensi.
5. Pilihan Obat
Topikal
Berdasarkan
Area kulit
Telapak tangan dan kaki :
salep atau krim
Lipatan kulit : krim atau
Lation
Area berbulu: lation, tingtur,
gel, dan busa.
Membran mukosa: pilih
bahan yang tidak mengirita
6. Pilihan Obat
Topikal Yang
Cocok Untuk
kulit
Basah atau bernanah: krim
lation, dan pasta.
Kering dan bersisik: salep
dan minyak oles.
Meradang: kompres basah, lalu
menggunakan krim atau salep.
Retak, pecah-pecah, dan luka: gunakan obat oles
yang lunak, hindari jenis obat dengan alkohol dan
bahan-bahan asam.
7. Golongan : Obat bebas dan resep
Kategori : Keratolitik
Manfaat : Menangani kapalan, kutil, kulit bersisik, atau jerawat
Digunakan oleh : Dewasa dan ananak-anak
Indikasi : sebagai agen keratolitik atau keratoplastik pada penyakit kulit
seperti acne vulgaris (jerawat), veruka vulgaris (common warts), kalus, psoriasis,
dan dermatitis
Kontraindikasi : Pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap
salisilat atau komponen lain dalam formulasinya. Asam salisilat dengan
konsentrasi di atas 6% juga dikontraindikasikan pada pasien diabetes, pasien
dengan gangguan sirkulasi perifer, serta pasien dengan gangguan fungsi hati
dan ginjal.
Asam salisilat
8. Obat Topikal Pada Mata
Pemberian obat topikal pada mata sama saja dengan tetes mata yang
diberikan dalam bentuk cairan (tetes mata) atau oritment
Tujuan :
- Untuk mengatasi iritasi lokal
- Untuk mengobati gangguan mata
- Untuk meminyaki kornea dan konjungtiva mata
- Untuk pemberian obat2lokal,khususnya yang mempunyai efektoksikjika
diberikan
secara sistemik
9. Cendo Fenicol Tetes Mata
Golongan: Obat keras
Kelas Terapi: Anti-infeksi dan antiseptik mata
Kandungan: Kloramfenikol 0.25%,
kloramfenikol 0.5%
Bentuk: Tetes mata
Satuan Penjualan: Botol
Kemasan: Botol @15 ml; botol @5 ml
10. Cendo Fenicol Tetes Mata
Indikasi Umum
Obat ini hanya untuk kalangan medis.
Konjungtivitis karena infeksi bakteri gram
positif dan negatif.
Kontra Indikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap
Chloramphenicol
11. Obat Topikal Tetes hidung
Pemberian Obat Topikal Tetes Hidung
Adalah pemberian obat berbentuk cair dengan meneteskannya
pada rongga hidung.
Indikasi :
Peradangan hidung (rhinitis) atau radang pada nasofaring
Tujuan memberikan tetes hidung:
Untuk menyembuhkan infeksi pada rongga hidung atau sinus-sinus
hidung, atau nasopharing
12. Indikasi Umum
Digunakan sebagai obat untuk penderita polip
hidung, rhinitis alergi, asma dan dermatitis
yang diresepkan dokter.
Golongan Produk : Obat Keras (Merah)
Kemasan : Dus, Botol @ 120
FLIXONASE
13. Inhaler
Inhaler merupakan obat hirup yang mengantarkan obat ke paru-paru untuk
meredakan gejala asma.
Tidak diperuntukkan dalam jangka panjang karena kandungan inhaler seperti
campor atau menthol dapat menimbulkan iritasi mukosa kulit hidung yang
dapat menimbulkan peradangan dan infeksi secara lama-kelamaan.
efek samping dari penggunaan inhaler : kegoyahan, detak jantung cepat, sakit
kepala, dan kram otot. Cara kerja Inhaler dengan mengendurkan otot-otot
saluran udara ke paru-paru. Kondisi ini bisa membantu meringankan gejala
sesak napas, batuk .
14. Ventolin Inhaler
Obat dengan kandungan Salbutamol yang
digunakan untuk mengobati penyakit pada
saluran pernafasan seperti asma dan penyakit
paru obstruktif kronik (PPOK).
Bekerja dengan cara merangsang secara selektif
reseptor beta-2 adrenergik terutama pada otot
bronkus. hal ini menyebabkan terjadinya
bronkodilatasi karena otot bronkus mengalami
relaksasi.
15. Indikasi : Meredakan serangan atau pencegahan
asma ringan, sedang atau berat
Kontra Indikasi : hipersensitivitas. Tidak dapat
digunakan utk mengatasi abortus yang
mengancam.
Golongan : Obat keras
Kemasan : Dus, botol 200 dosis
Ventolin Inhaler