1. 1. Definisi Wilayah Pesisir
Sesuai dengan UU No.27 tahun 2007, wilayah pesisir telah didefinisikan sebagai wilayah peralihan antara ekosistem
daratan dan laut yang ditentukan oleh 12 mil batas wilayah ke arah perairan dan batas kabupaten/kota kearah pedalaman.
Menurut Kesepakatan umum di dunia bahwa wilayah pesisir adalah suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan.
2. Pemahaman Arsitektur Pesisir Melalui Budaya Dan Arsitektur
Sejarah menunjukkan bahwa arsitektur di nusantara sejak dahulu telah membuka diri terhadap pengaruh budaya luar.
Proses pencampuran budaya (akulturasi) diawali dengan masuknya pendatang yang mempunyai budaya yang berbeda. Kota-
kota yang berada di kawasan pesisir merupakan kota yang memiliki pelabuhan yang peda masanya berfungsi sebagai kawasan
perdagangan (Antariksa, 2011).
a) Arsitektur Melayu
Dalam budaya Melayu, seni pembangunan rumah tradisional disebut dengan istilah âseni binaâ (Al Mudra,2003:12).
Rumah memiliki arti penting bagi orang Melayu. Rumah bukan saja sebagai tempat tinggal dimana kegiatan kehidupan
dilakukan dengan sebaik-baiknya, tetapi juga menjadi lambang kesempurnaan hidup. sedangkan dari sisi spiritualnya rumah
dapat mendatangkan kebahagiaan, kenyamanan, kedamaian,dan ketentraman. Di dalam membangun rumah tradisional Melayu
syarat agama Islam sangat diperhatikan. Letak ruang kaum lelaki berbeda dengan ruang kaum wanita. Ragam hias ukiran
jarang dibuat dengan motif hewan atau manusia. Tetapi dengan masuknya pengaruh kebudayaan Timur jauh dan negara-negara
tetangga, serta motif-motif yang diperoleh pengukir-pengukir Melayu dari perantauan, maka muncullah ukiran-ukiran yang
bermotif margasatwa berupa gambar naga, ikan, burung atau binatang lain. Bangunan tradisional rumah Melayu adalah suatu
bangunan yang utuh, dapat dijadikan tempat kediaman keluarga, tempat bermusyawarah,tempat beradat keturunan, dan tempat
berlindung siapa saja yang memerlukannya (Al Mudra,2003:13). Kondisi lingkungan dan iklim setempat turut menentukan
bentuk (arsitektur) rumah tradisional Melayu. Hal ini terlihat pada kampung Melayu yang berbentuk memanjang, berbanjar
mengikuti jalur sungai, tepi pantai atau jalur jalan. Pada rumah Melayu yang berada di daratan umumnya memiliki halaman
2. yang luas dan ditumbuhi dengan pohon buah-buahan. Sirkulasi udara dan cahaya matahari harus cukup memasuki setiap
ruangan rumah, sehingga penghuni merasa segar dan nyaman. Rumah tradisional Melayu yang berada di darat maupun tepi
sungai atau tepi pantai umumnya menggunakan bahan kayu berkonstruksi panggung/berkolong. Rumah rumah yang berada
pada lahan basah umumnya menggunakan tiang-tiang tinggi
b) Teori Budaya Kolonial (Belanda)
Menurut Akihari (1990), Handinoto & Soehargo (1996), dan Nix (1994), bahwa arsitektur kolonial Belanda terdiri atas
dua periode, yaitu : ⢠Arsitektur sebelum abad XVIII ⢠Arsitektur setelah abad XVIII Indische Empire Style, adalah suatu gaya
arsitektur kolonial yang berkembang pada abad ke 18 dan 19, sebelum terjadinya âwesternisasiâ pada kota- kota di Indonesia
di awal abad ke 20. Arsitektur kolonial yang berkembang di Indonesia pada abad ke â 18 sampai abad ke â 19 sering disebut
dengan arsitektur Indische Empire Style. Gaya ini merupakan hasil percampuran antara teknologi, bahan bangunan dan iklim
yang ada di Hindia Belanda dengan gaya Empire Style yang sedang berkembang di Perancis. Ciri â ciri umum gaya arsitektur
Indische Empire Style yakni tidak bertingkat, atap perisai, berkesan monumental, halamannya sangat luas, massa bangunannya
terbagi atas bangunan pokok / induk dan bangunan penunjang yang dihubungkan oleh serambi atau gerbang, denah simetris,
serambi muka dan belakang terbuka dilengkapi dengan pilar batu tinggi bergaya Yunani (Orde Corintian, Ionic, Doric), antar
3. serambi dihubungkan oleh koridor tengah, round-roman arch pada gerbang masuk atau koridor pengikat antar massa
bangunan, serta penggunaan lisplank batu bermotif klasik di sekitar atap. Tampak atau muka bangunan simetris mengikuti
denah bangunan yang simetris. Elemen muka bangunan yang memperkuat gaya bangunan Indische Empire Style ini antara lain
bentukan kolom dan material pembentuknya, detail bukaan pada entrance, serta detail pada atap.
1. Berbagai Elemen Bangunan Arsitektur Kolonial Belanda di Indonesia
Elemen-elemen bangunan bercorak Belanda yang banyak digunakan dalam arsitektur kolonial Hindia Belanda (Handinoto,
1996:165-178) antara lain:
ďˇ Gevel (gable) pada tampak depan bangunan
ďˇ Tower
ďˇ Dormer
ďˇ Windwijzer (penunjuk angin)
ďˇ Nok acroterie (hiasan puncak atap)
ďˇ Geveltoppen (hiasan kemuncak atap depan)
ďˇ Ragam hias pada tubuh bangunan
ďˇ Balustrade.
c) Arsitektur china
Bangsa china datang pertama kali pada abad ke-xv, mereka adalah kaum pekerja seperti buruh, petani, nelayan dan
pedagang kemudian menetap dan membuat tempat tinggal.
1. Ciri khas Bangunan Cina (tempat tinggal)
⢠Menurut David G. Khol (1984:22), dalam bukunya âChinese Architecture in The Straits Settlements and Western
Malayaâ, ciri-ciri dari arsitektur orang Tionghoa yang ada terutama di Asia Tenggara adalah sebagai berikut :
⢠Courtyard
⢠Penekanan pada bentuk atap yang khas.
⢠Elemen-elemen struktural yang terbuka (yang kadang-kadang disertai dengan ornamen ragam hias)
4. ⢠Penggunaan warna yang khas.
2. Ciri khas Bangunan ruko.
Ruko yang ada di sepanjang Pecinan digunakan untuk tempat berdagang / berjualan sekaligus tempat tinggal warga Tionghoa.
Bangunan dan rumah yang ada di kawasan Pecinan dapat terlihat dari ciri â ciri fisiknya yang pada umumnya berupa bangunan
berlantai dua. Lantai satu pada umumnya dipakai sebagai tempat usaha, sedangkan lantai dua sebagai tempat tinggal.
3. Pendekatan Teori Budaya Dan Arsitektur
Untuk mengungkap fenomena arsitektur masyarakat kota Pesisir, maka perlu diuraikan paham (isme) yang memberikan
pengaruh signifikan pada perkembangan pengetahuan arsitektur. Dalam telaah teoritik ini, sedikitnya ada dua teori yang patut
dikedepankan (Salura, dalam antariksa 2011) sebagai berikut :
a) Teori Strukturalisme (Budaya dan Arsitektur)
Teori strukturalisme mengkaitkan antara realitas dengan struktur dalam yang terkandung pada seluruh aspek kehidupan
manusia. Pandangan dalam teori ini terdiri dari dua sisi, yakni : struktur dan sistem. Pemikir seperti Ferdinand de Saussure dan
Charles Sanders Peirce telah mengangkat strukturalisme ke dalam tataran epistemologis dan metodologis melalui konsep
yang dikembangkan dengan struktur âdiadicâ (langue-parole dan signifier âsignified) dan âtriadicâ (sign-object-interpretant).
b) Tipomorfo (Arsitektur)
Diyakini bahwa unsur arsitektur selalu terdiri dari : pertama, fungsi yaitu satu jenis atau kumpulan aktivitas; kedua bentuk
yang berupa ruang atau ruangan fisik yang mengakomodasi aktivitas; ketiga makna atau arti yang ditangkap oleh pengamatnya
dari tampilan akitivitas dan bangunan tersebut (Salura, 2010). Tipomorfo yang dikemukakan oleh Quatremere de Quincy dan
dikembangkan oleh Aldo Rosi. Tipologi masuk kedalam kategori teori klasifikasi. Dalam perjalanannya tipologi sering juga
digunakan untuk mengklasifikasikan bentuk fisik atau fungsi bangunan. Argumen ini akan dikembangkan dan dielaborasi lanjut
pada studi ini selai n tipologi fisik serta fungsi bangunan, juga tipologi yang mengabstraksikan bentuk dan kegiatan fisik menjadi
tipe abstrak. Sebagai contoh bentuk arsitektur rumah tinggal dengan gaya kolonial di Kota Pasuruan berdasarkan teori
5. kebudayaan yang ada, khususnya di kawasan kota Pesisir utara Jawa memiliki tipologi bentuk berdasarkan elemen wajah
bangunan, ornamen, gaya dan tahun pembuatannya. Gaya yang dimaksud adalah Indische Empire
Style, Voor 1900, NA 1900 (Antariksa, 2010).
Kesimpulan
Pemahaman tentang arsitektur Pesisir dapat dilakukan melalui pendekatan budaya, budaya yang dimaksud juga
berkenaan dengan sejarah panjang kawasan pesisir yang terbentuk melalui proses percampuran budaya (akulturasi).
Konteks budaya menjadi salah satu unsur yang dapat digunakan untuk menelaah adanya fenomena yang terjadi pada
komunitas masyarakat yang ada di kawasan Pesisir (Antariksa, 2011).
6. No Indicator Keterangan
1
Teori Strukturalisme (Budaya dan Arsitektur)
Teori strukturalisme mengkaitkan antara realitas dengan
struktur dalam yang terkandung pada seluruh aspek kehidupan
manusia. Pandangan dalam teori ini terdiri dari dua sisi, yakni :
struktur dan sistem.
2
Tipomorfo (Arsitektur)
Unsur arsitektur selalu terdiri dari : pertama, fungsi yaitu satu
jenis atau kumpulan aktivitas; kedua bentuk yang berupa ruang
atau ruangan fisik yang mengakomodasi aktivitas; ketiga
makna atau arti yang ditangkap oleh pengamatnya dari
tampilan akitivitas dan bangunan tersebut