Presentasi ini menjelaskan apa itu data sosial dengan menyajikan contohnya dari profil desa peduli gambut milik Badan Restorasi Gambut (BRG). Secara singkat teknik mengumpulkan data sosial juga dibahas dalam presentasi ini.
4. Bab II Gambaran Umum Lokasi
Lokasi Desa
Orbitasi
Batas dan Luas Wilayah
Fasilitas Umum dan Sosial
Bab III Lingkungan Fisik dan Ekosistem Gambut
Topografi
Geomorfologi dan Jenis Tanah
Iklim
Keanekaragaman Hayati
Hidrologi di Lahan Gambut
Kerentanan Ekosistem Gambut
PROFIL DESA PEDULI GAMBUT
Bab IV Kependudukan
Data Umum Penduduk
Laju Pertumbuhan Penduduk
Tingkat Kepadatan Penduduk
Bab V Pendidikan dan Kesehatan
Jumlah Tenaga Pendidikan dan Tenaga Kesehatan
Kondisi Fasilitas Pendidikan dan Fasilitas Kesehatan
Angka Partisipasi Pendidikan
Jumlah Korban Bencana Kebakaran dan Asap Tahun 2015
5. Bab VI Kesejarahan dan Kebudayaan Masyarakat
Sejarah Desa
Etnis, Bahasa, Agama
Legenda
Kesenian Tradisional
Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam
Bab VII Pemerintahan dan Kepemimpinan
Pembentukan Pemerintahan
Struktur Pemerintahan Desa 2018
Kepemimpinan Tradisional
Aktor Berpengaruh
Mekanisme Penyelesaian Sengketa/Konflik Penguasaan Lahan
Mekanisme/Forum Pengambilan Keputusan Desa
Bab VIII Kelembagaan Sosial
Organisasi Sosial Formal
Organisasi Sosial Nonformal
Jejaring Sosial Desa
Bab IX Perekonomian Desa
Pendapatan dan Belanja Desa
Aset Desa
Tingkat Pendapatan Warga
Industri dan Pengolahan di Desa
Potensi dan Masalah dalam Pengelolaan Lahan
Gambut
6. Bab X Penguasaan dan Pemanfaatan Tanah dan Sumber Daya Alam
Pemanfaatan Tanah dan Sumber Daya Alam
Penguasaan Tanah dan Sumber Daya Alam
Penguasaan Lahan Gambut atau Parit/Handil
Peralihan Hak Atas Tanah (termasuk Lahan Gambut)
Sengketa Tanah di Lahan Gambut dan Non-Gambut
Bab XI Proyek Pembangunan Desa
Program Pembangunan Desa
Program Kerjasama dengan Pihak Lain
Bab XII Persepsi terhadap Restorasi Gambut
7. Bab terkait Gambut
Topografi
Jenis dataran bumi di desa tersebut (misalnya: dataran rendah dengan ketinggian
…. Mdpl)
Jelaskan dimana dan bagaimana posisi kubah gambut di desa tersebut.
Geomorfologi dan Jenis Tanah
Jenis (matang atau setengah matang) dan kedalaman gambut dan atau
tanah yang ada di desa tersebut.
Hidrologi di Lahan Gambut
Kondisi, nama, letak, jumlah, tahun pembuatan dan siapa yang mendanai
pembuatan: parit, handil, dan kanal; sekat kanal; sumur bor; embung,
empang, atau beje. (Keterangan: perlu diingat bahwa irigasi sawah di lahan
gambut meskipun disebut irigasi oleh PU itu namanya kanal karena
membocorkan air dari lahan gambut, terutama di daerah transmigrasi).
Kerentanan Ekosistem Gambut
Dinamika kondisi ekosistem gambut di desa tersebut dari awal pembukaan lahan
sampai saat ini (Tahun 2018).
Ancaman ekosistem gambut minimal selama 5 tahun terakhir.
Jumlah titik api pada saat tahun 2015.
Kondisi ekosistem pada saat kebakaran tahun 2015.
Kondisi ekosistem setelah kebakaran tahun 2015.
8. Topografi Dataran bumi di Desa Simpur termasuk dataran rendah dengan
ketinggian 50 meter dari permukaan laut, sementara itu untuk
bagian hulu Desa Simpur termasuk dataran tinggi. Kondisi
lahan Desa Simpur didominasi oleh lahan gambut. Sebagian
besar lahan gambut di Desa Simpur masih berupa hutan dan
rawa yang banyak ditumbuhi oleh galam dan jenis tumbuhan
paku-pakuan. Hasil dari pelapukan tumbuhan tersebut akan
membentuk lapisan gambut yang cembung seperti kubah,
masyarakat Desa Simpur menyebut sebagai kubah gambut.
Letak kubah gambut di desa simpur terletak di pulau pohon
galam (belakang pemukiman bawah) dengan titik kedalaman 6
meter.
Jenis dataran bumi di desa tersebut
Jelaskan dimana dan bagaimana posisi kubah
gambut di desa tersebut.
9. Geomorfologi dan Jenis Tanah Karena wilayah rendah, dan lokasinya dekat dengan Sungai
Kahayan, menjadikan Desa Saka Kajang sebagai wilayah yang
sangat dipengaruhi oleh aliran sungai. Jenis tanah di Desa Saka
Kajang adalah tanah mineral dan gambut. Hampir 60 % dari
desa saka kajang berada di lahan gambut dengan luas ± 3.275
Ha. Lahan gambut yang terdapat di desa saka kajang terdiri
dari 3. 189 Ha lahan gambut dengan kedalaman lebih dari 4
(empat) meter dan 86 Ha merupakan wilayah gambut dengan
kedalaman 1 – 2 meter. Di kawasan pemukiman penduduk jenis
tanah adalah tanah mineral, di sekitaran pemukiman jenis tanah
adalah tanah gambut dengan kedalaman 01 – 05 meter. Tanah
gambut < 1 M di desa saka kajang dimanfaatkan warga untuk
ditanami perkebunan seperti karet, sengon dan jabon. Pada
gambut dalam terdapat tumbuh-tumbuhan sejenis paku-pakuan,
pohon galam, dan jenis tumbuhan lain.
Jenis (matang atau setengah matang) dan kedalaman gambut dan atau
tanah yang ada di desa tersebut.
10. Hidrologi di Lahan
Gambut
Kondisi, nama, letak, jumlah, tahun pembuatan dan siapa yang
mendanai pembuatan: parit, handil, dan kanal; sekat kanal; sumur
bor; embung, empang, atau beje.
Pada tahun 1995 pada masa pemerintahan orde baru
menggagas Pertanian Lahan Gambut (PLG) satu juta hektar di
Kalimantan Tengah. Kanal eks PLG yang berada di sebelah
Selatan desa kini kondisinya tidak digunakan oleh masyarakat
dan dibiarkan begitu saja karena tidak ada masyarakat yang
bercocok tanam. Kanal eks PLG ini mengaliri 3 handil kecil yang
aliran airnya mengarah ke sungai Kahayan.
Sumur bor di desa Tumbang Nusa berjumlah 460 titik yang
tersebar di seluruh lahan desa. Hampir setiap tahun desa
Tumbang Nusa mendapatkan bantuan sumur bor. Walaupun
sudah memiliki jumlah titik sumur bor yang lumayan banyak,
namun menurut masyarakat jumlah tersebut diharapkan bisa
ditambah lagi karena areal lahan desa yang luas ada beberapa
lahan yang tidak dapat dijangkau oleh sumur bor yang ada.
11. Hidrologi di Lahan
Gambut
Kondisi, nama, letak, jumlah, tahun pembuatan dan siapa yang
mendanai pembuatan: parit, handil, dan kanal; sekat kanal; sumur
bor; embung, empang, atau beje.
12. Kerentanan
Ekosistem Gambut
Gambut di wilayah Desa Pilang mengalami kondisi terbakar
sejak tahun 2007. Tercatat 4 kali kejadian terbakar di lokasi
areal bergambut sejak 2007 sampai tahun 2015, yaitu tahun
2007, 2009, 2014 dan 2015 yang merupakan kebakaran besar
yang menyebabkan punahnya vegetasi hutan sekunder, hutan
rawa, perkebunan dan menyebabkan bencana asap yang
merusak kesehatan.
Adanya perusahaan besar sawit yang membuat kanal/saluran
air yang lebih besar sehingga handel menjadi kering sehingga
mendukung terjadinya kebakaran. Pada bulan April tahun 2018
ini ada pihak – pihak yang melakukan penggalian pasir di
Sungai Kahayan yang berada tepat di hulu Desa Saka Kajang,
penggalian ini menyebabkan air sungai menjadi berwarna
coklat atau keruh.
Dinamika kondisi ekosistem gambut di desa tersebut dari awal
pembukaan lahan sampai saat ini (Tahun 2018).
Ancaman ekosistem gambut minimal selama 5 tahun terakhir.
Jumlah titik api pada saat tahun 2015.
Kondisi ekosistem pada saat kebakaran tahun 2015.
Kondisi ekosistem setelah kebakaran tahun 2015.
13. Kebutuhan Data Saat Ini
Profil DPG
Bab III Lingkungan Fisik dan Ekosistem
Gambut
Bab IX Perekonomian Desa
Bab X Penguasaan dan Pemanfaatan Tanah
dan Sumber Daya Alam
Perencanaan Tata Guna Lahan
Bab VIII Kelembagaan Sosial
14. SUMBER DATA
Data didapatkan secara langsung dari
tangan pertama.
Data tidak didapatkan secara
langsung, melainkan dari informasi
yang sudah terdokumentasikan.
darimana data didapatkan?
PRIMER
SEKUNDER
17. PARTICIPATORY RURAL APPRAISAL
Kalender Musim
Hubungan
Kelembagaan
(Diagram Venn)
Analisis Gender
Kecenderungan
Perubahan
termasuk salah satu cara pengumpulan data primer
18. KALENDER MUSIM
Didapatkan melalui FGD
Mengkaji kegiatan kehidupan masyarakat
desa dan keadaan yang terjadi secara
berulang dalam
kurun waktu tertentu (musiman).
Menganalisis hubungan kegiatan masyarakat
dengan alam dari waktu ke waktu
selama satu tahun.
Pola iklim, pola tanam, biaya
usaha pertanian, tingkat produksi, masalah
hama/penyakit tanaman, ketersediaan
tenaga kerja, kerawanan lahan terhadap
kebakaran di wilayah tertentu
19. HUBUNGAN KELEMBAGAAN
Didapatkan melalui FGD
melihat kondisi lembaga-lembaga yang ada di
desa: kedekatan dan manfaatnya di
masyarakat (ditunjukan oleh besar-kecilnya
lingkaran dan jarak lingkaran terhadap
lingkaran masyarakat)
sebagai upaya perbaikan kedepan jika
diperlukan
melihat lembaga mana yang bisa digunakan
sebagai pintu masuk suatu program tertentu
20. ANALISIS GENDER
Didapatkan melalui FGD, wawancara
mendalam, dan observasi
menggambarkan posisi, kedudukan,
pembagian kerja dalam pengelolaan sumber
daya.
melihat pembagian kerja gender dalam
pengambilan keputusan, akses dan kontrol
terhadap sumber daya yang terlihat.
21. ANALISIS GENDER
Membedah alokasi sumberdaya ekonomis
terhadap laki-laki dan perempuan
Aspek yang disorot:
Pembagian waktu kerja antara laki-laki dan
perempuan
Akses, kontrol dan kepemilikan sumberdaya
oleh laki-laki atau perempuan
Gambaran partisipasi sipil dan politik pada
perempuan dan laki-laki
Pola pengambilan keputusan dalam keluarga
22. KECENDERUNGAN
PERUBAHAN
Didapatkan melalui FGD
Menggali informasi mengenai perubahan-
perubahan yang
terjadi dalam masyarakat dan lingkungannya
terutama yang menyangkut kegiatan-
kegiatan pengelola sumber
daya alam.
Memahami kecenderungan yang terjadi
dan memperkirakan hasil atau akibatnya
dikemudian hari.
23. Sebelum memilih teknik pengumpulan
data :
1. Data apa yang akan dicari?
2. Tentukan subjek yang akan ditanyai
berdasarkan data yang ingin kita cari.
3. Siapkan pertanyaan. Ajukan pertanyaan
sesederhana mungkin yang tidak
menimbulkan intrepetasi yang berbeda.
24. TIPS MENULIS PROFIL
• Utamakan bab 3, 9, 10
• Bab 1 (Pendahuluan) dan Bab 13 (Penutup) disusun setelah semua bab lain
telah selesai.
Editor's Notes
Bedah profil dari Riau punya kang Erwin, khususnya 4 bab: bab 3, bab 8, bab 9, bab 10, sandingkan bulak-balik dengan pedoman profil.Penjelasan mengenai: bahwa untuk menyusun perencanaan tata guna lahan sudah semua ada di Profil DPG, khususnya yang akan sangat menjadi modal adalah empat bab ini.