Pengelolaan sumber daya alam yang bertanggung jawab membutuhkan pendekatan kolaboratif dimana semua pihak berada dalam posisi setara untuk mencapai kesepakatan bersama. Hal ini memerlukan analisis gender dan hak-hak masyarakat serta persetujuan mereka sebelum proyek dimulai beserta penyelesaian secara damai apabila terjadi sengketa.
5. Inklusivitas Gender
Jenis Kelamin
Biologis Sosial
SEX GENDER
Fungsi reproduksi =
hewan
Produk budaya yang
menghasilkan fungsi
peran laki-laki dan
peremuan
Tafsiran manusia
terhadap sesuatu
6. Inklusivitas Gender
Yang mengkonstruksi gender:
Agama
Budaya
Politik
Ekonomi/Pasar
Pendidikan
Persepsi
Media
Kekuasaan
Bisnis
Meskipun ini adalah konstruksi gender tapi ada
pemberian nilai yang berbeda.PROBLEM
7. Inklusivitas Gender
SEX
P L
Vagina
Rahim
Sel Telur
Haid
Hamil
Melahirkan
Penis
Testis
Sperma
Kodrat/Given
Peran Gender
P L
Feminin
Domestik
Reproduktif
Maskulin
Publik
Produktif
Menjadi masalah ketika:
budaya lelaki menjadi tolak
ukur; muncul stereotype
Agama
Budaya
Politik
Ekonomi
9. Inklusivitas Gender
Ruang LingkupRuang Lingkup
Konstruksi
Gender
Analisis
Gender
Advokasi
Gender
Kategori sosial, ada pilah data
berdasarkan jenis kelamin
Dimulai dengan stereotype,
bias prasangka
Politik ekologi feminis
10. Perkembangan Model-Model PSDA
Sistem PSDA di Indonesia
Kontrol dengan strategi
teritorialisasi,
bertumpu pada
pengusahaan berskala
luas, formalistik, tidak
menaruh perhatian
pada keberadaan
sistem PSDA
lokal/adat
Tapi banyak masalah,
masyarakat meskipun
partisipatif kalau udah
dideketin perusahaan tetap
aja.
NEGARA KOMUNITAS
Bertumpu pada 1 Pihak Bertumpu pada Semua Pihak
KOLABORASI
Rasa memiliki dan tanggung
jawab bersama.
Para pihak memiliki
kedudukan yang setara.
Menjamin keadilan dan
kelestarian.
11. Land Tenure Study
Subjek Hak Objek Hak
Jenis Hak
Individu, organisasi
sosial, sistem atau
struktur sosial.
Sistem produksi,
konsumsi, dan distribusi.
Dalam satu objek bisa
terdiri dari lebih 1 jenis
hak.
Hak pakai, hak
sewa, hak garap,
hak milik dan
lain-lain.
Bersifat dinamis.
Hak Kepemilikan:
Akses Terbuka,
Milik Privat,
Milik Umum,
Milik Negara
Sistem Hak:
Akses,
Memungut hasil,
Mengelola,
Melarang.
(Ostrom 2000)(Fenny et al 1990, Lynch &
Harwell 2002 )
12. Land Tenure Study
Manfaat LTS dalam Pengelolaan SDA
SEBELUM SETELAH
Terdefinisikannya subjek,
objek, dan jenis hak --
sekuritas bisnis.
Menemukan potensi
dampak yang mungkin
timbul kalau hak berpindah
– mitigasi konflik.
Mengembangkan kebijakan
PSDA yang sensitif akan
hak-hak komunitas sekitar.
Bahan penyelesaian kasus
klaim lahan – sebagai rujukan.
Karena sudah jelas jadi
menekan biaya-biaya sosial
yang tidak perlu.
Hasil keputusan penanganan
konflik diterima oleh pihak
yang berkepentingan secara
langsung.
Meminimalisir penyelesaian
konflik dengan litigasi.
13. Atau biasa disebut AMDAL – dokumennya ANDAL.
Social Impact Assesment
ASUMSI
SUSTAINABLE LIVELIHOOD
Menganalisis dampak yang mungkin dihasilkan dari kegiatan
pengelolaan sumberdaya alam oleh pihak lain (perusahaan atau
pemerintah) terhadap apa yang sudah ada di sana sebelumnya
(masyarakat).
Studi dilakukan:
1.Sebelum Usaha Berjalan – ExAnte = Potensi dampak positif dan
negatif = M I T I G A T I F
2.On Going – Post Ante = dampak yang sedang terjadi = P E N A
N G A N A N
14. Social Impact Assesment
SDA
SDM
SDBSDS
SDE Masyarakat
Pentagonal Assets
InfrastrukturModal sosial
Sumberday
a ekonomi
Sumberdaya
manusia
Sumberdaya
Alam
Alat Analisis Sustainable
Livelihood
Dilihat perubahan fisiknya terus
dicek imbas ke dampak sosialnya
seperti apa.
Misalnya: ketika ada proses
penambangan, air menjadi
tercemar (SDA), menangkap ikan
tidak lagi menjadi pencaharian
utama, pendapatan masyarakat
berkurang (SDE).
Semua perubahan dikaitkan
dengan perubahan ekonomi
yang mungkin muncul.
Semakin dinamis wilayahnya,
semakin harus cepat SIA
dilakukan.
15. Free
Prior
Informed
Consent
Persetujuan atas dasar informasi awal.
Merupakan bentuk pengakuan dan
penghormatan terhadap hak-hak yang
dimiliki masyarakat yang menempati
suatu ruang hidup yang berpotensi
terdampak dari adanya kegiatan usaha
rencana proyek pembangunan.
Setiap sebelum kegiatan usaha dilakukan,
pelaku usaha harus melakukan FPIC.
Di Indonesia FPIC dilakukan setelah
mendapatkan izin lokasi.
Informasi yang diberikan dalam FPIC
adalah dampak POSITIF dan NEGATIF.
16. Free
Prior
Informed
Consent
Prinsip FPIC
Masyarakat setuju tanpa paksaan, intimidasi
dan manipulasi-bukan bujuk rayu tapi fakta-
fakta misalnya melalui proyeksi.
Dilakukan sebelum kegiatan usaha dilakukan,
tersedianya waktu bagi masyarakat untuk
memutuskan.
Informasi yang diberikan komprehensif dari
suatu rencana kegiatan, tidak ada yang
ditutup-tutupi.
Persetujuan dihasilkan dari proses konsultasi
secara kolektif, didasarkan adanya saling
percaya dalam bernegosiasi, transparan, saling
menghargai dan penuh partisipasi.
17. Penyelesaian konflik tanpa proses pengadilan.
Melalui: Negosiasi, Mediasi, Arbitrase, dan
Rekonsialisasi.
Untuk memunculkan win-win solution.
Bukan berarti menang sama besar, melainkan
mendapatkan apa yang sesuai dengan
kepentingannya.
Alternative Dispute Resolution
Mengapa ADR?
Karena: proses pengadilan berbiaya mahal;
ada yang kalah ada yang menang; tidak
bermanfaat bagi perusahaan-tidak efisien;
kalah jadi abu, menang jadi arang; waktu yang
dibutuhkan lama.
18. SYARAT
Alternative Dispute Resolution
Ada kemauan untuk menyelesaikan.
Posisi setara – masyarakat tidak merasa
rendah, perusahaan tidak merasa tinggi.
Ada peluang penyelesaian.
Terbuka.
Tidak berprasangka buruk.
Tujuan sama.
Komitmen
19. Alternative Dispute Resolution
NEGOSIASI
Kedua belah
pihak tidak ada
pihak ketiga.
MEDIASI
Tidak sepakat.
Deadlock.
Mediator disetujui dua pihak.
Situasi memanas.
Mendesak untuk diselesaikan.
Konflik semakin rumit.
Ego tinggi.
Draf MoU:
dampak + hukum
Hukum adat yang ada
jangan sampai
menafikkan
kesepakatan.
Hasil
Mediasi
20. Pengelolaan SDA yang
bertanggungjawab dilakukan secara
kolaboratif, dimana pihak yang
terlibat berada dalam posisi yang
setara, tidak ada yang lebih rendah,
maupun yang lebih tinggi. Untuk
mencapai kolaboratif tersebut
diperlukan analisis atas sensitifitas
gender, hak-hak masyarakat
terdampak, melakukan FPIC, dan
jika konflik terjadi diselesaikan
melalui negosiasi.