Dokumen tersebut membahas sistem surjan dalam perspektif perubahan iklim. Sistem surjan merupakan sistem pertanian yang adaptif dan mitigatif terhadap perubahan iklim melalui teknologi seperti pengelolaan air, penggunaan varietas tahan cuaca ekstrem, dan bahan organik untuk meningkatkan produktivitas tanah serta mengurangi emisi gas rumah kaca. Sistem ini juga mampu mengurangi emisi metana dari lahan rawa dengan pembentuk
1. SISTEM SURJAN DALAM
PERSPEKTIF PERUBAHAN IKLIM
Pertanian V B
Kelompok 5
Annaura, Anggi, Efan, Khairunisa, Relly, Samuel, Sobar, Wahyu
2. DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP SEKTOR
PERTANIAN
continue
Berdasarkan sifat
DISCONTINUE PERMANEN
3. STOK DAN
PADA SISTEM SURJAN
a. Stok karbon dilahan rawa
Sok karbon dilahan rawa paling besar berada pada tanah gambut (dari lapisan
permukaan sampai lapisan dasar gambut). Stok karbon dalam tanah gambut
dipengaruhi oleh ketebalan gambut, tingkat kematangan gambut, dan kadar abu.
Cadangan karbon di lahan rawa lebak tergantung pada ketebalan gambut,
penggunaan lahan dan sisipan tanah mineral
b. Emisi gas rumah kaca dilahan rawa
Pada lahan gambut, GRK yang menjadi sorotan utama adalah gas CO2, CH4, dan
N20. berdasarkan pengukusan Syvasalo et al, emisi pada lahan pertanian digambut
untuk N2O antara 0,5 – 3,7 g/m2/th.
4. Adaptasi dan mitigasi
terhadap perubahan iklim di
lahan rawa
Dalam konteks perubahan iklim, adaptasi adalah kemampuan suatu sistem untuk
menyesuaikan dengan dampak perubahan iklim, mengurangi kerusakan,
memanfaatkan kesempatan dan mengatasi konsekuensinya. Sedangkan mitigasi
adalah tindakan untuk mengurangi intensitas kekuatan radiasi dan potensi
pemanasan global.Komponen teknologi sistem surjan telah beradaptasi terhadap
perubahan iklim sehingga bersifat adaptif. Sistem surjan juga bersifat mitigatif
karena komponen teknologi didalamnya mampu memitigasi gas emisi rumah kaca.
Teknologi adaptasi yang diimplementasikan dilahan rawa adalah a) Penanaman
varietas toleran rendama b) Penanaman varietas toleran kekeringan c) Penanaman
varietas toleran salinitas d) Penanaman varietas tahan OPT e) Penanaman varietas
umur genjah
5. SISTEM SURJAN ADAPTIF
TERHADAP PERUBAHAN
IKLIM
Pengelolaan sistem surjan mengalami berbagai modifikasi dengan mengakomodasi
hasil-hasil penelitian mutakhir seperti pengelolaan air satu arah, minimum tillage,
penggunaan herbisida, varietas unggul baru, dan lain-lain. Sistem surjan beraptasi
terhadap kekeringan, kebanjiran, resiko kemasaman tanah, serangan OPT dan
kegagalan panen. Keuntungan ekonomi sistem surjan lebih tinggi karena menganut
multiguna lahan dan multi komoditas. Petani juga menerapkan pola tanam polikultur
dalam sistem surjan.
6. TEKNOLOGI
MITIGASI
Sektor pertanian mempunyai peluang yang sangat tinggi dalam mitigasi GRK melalui
Carbon sequestration dan penurunan emisi GRK melalui pengelolaan air tanah dan
tanaman. Mitigasi GRK dilahan rawa dapat dilakukan melalui teknologi inovatif :
a. Pengelolaan air
b. Penggunaan mulsa
c. Penggunaan varietas rendah emisi
d. Penggunaan bahan ameliorant baik organik maupun anorganik
7. SISTEM SURJAN MITIGATIF
TERHADAP PERUBAHAN IKLIM
Sistem surjan dapat mengurangi emisi metana dari lahan rawa dengan pembentukan
guludan sehingga gas metana tidak terbentuk karena mikroba pembentuk tanah
tidak aktif. Emisi gas metana juga dapat diturunkan dengan pengelolaan air dengan
cara berseling atau intermittent drainage dan pemberian air macak-macak.
Komponen teknologi dilahan sawah yang mampu meningkatkan hasil gabah dan
menurunkan emisi GRK antara lain :
1. Pengelolaan air irigasi berseling (intermittent drainage) untuk meningkatkan
efisiensi sumber daya air
2. Tanam benih langsung (tabela) untuk menurunkan biaya produksi
3. Tanpa olah tanah untuk menurunkan biaya tenaga kerja
Penggunaan bahan organik yang telah dikomposkan efektif meningkatkan
produktifitas tanah dan menurunkan emisi gas rumah kaca baik gas metana
maupun CO2. bahan organik yang dapat digunakan seperti jerami padi, purun tikus
dan pupuk kandang sapi.